LAPORAN TUGAS AKHIR
SISTEM PAKAR PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Disusun Oleh :
Nama NIM Program Studi
: Arif Wicaksono : A11.2007.03414 : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2012
LAPORAN TUGAS AKHIR
SISTEM PAKAR PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERTANIAN TANAMAN PANGAN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh :
Nama NIM Program Studi
: Arif Wicaksono : A11.2007.03414 : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2012 i
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama Pelaksana
: Arif Wicaksono
NIM
: A11.2007.03414
Program Studi
: Teknik Informatika
Fakultas
: Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir
: Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Pertanian Tanaman Pangan
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 20 Februari 2012
Menyetujui :
Mengetahui :
Pembimbing
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo
Bowo Nurhadiyono, S.Si, M.Kom.
ii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama Pelaksana
: Arif Wicaksono
NIM
: A11.2007.03414
Program Studi
: Teknik Informatika
Fakultas
: Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir
: Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan
Tugas Akhir ini telah di uji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 15 Februari 2012. Menurut pandngan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Semarang, 20 Februari 2012 Dewan Penguji:
Dra. Yuniarsi Rahayu, M.kom
Setia Astuti.,S.si, M.kom
Anggota
Anggota
Dra. Erna Zuni Astuti,M.Kom Ketua Penguji
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Arif Wicaksono Nim
: A11.2007.03414
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul. “SISTEM
PAKAR
PEMANFAATAN
LAHAN
PERTANIAN
UNTUK
TANAMAN
PANGAN” Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal : 3 Februari 2012 Yang Menyatakan
(Arif Wicaksono)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Arif Wicaksono Nim
: A11.2007.03414
Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclisive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul: “SISTEM
PAKAR
PEMANFAATAN
LAHAN
PERTANIAN
UNTUK
TANAMAN
PANGAN” Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal : 3 Februari 2012 Yang Menyatakan
(Arif Wicaksono) v
UCAPAN TERIMAKASIH Dengan memanjatkan puju syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang maha Pengasih dan Maha penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “SISTEM PAKAR
PEMANFAATAN
LAHAN
PERTANIAN
UNTUK
TANAMAN
PANGAN” dapat penulis selesaikan sesuai rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penilis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Dr.Ir. Edi Noersasongko,M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo selaku Dekan Fasilkom. 3. Ayu Pertiwi,S.Kom, MT selaku Ka.Progdi Teknik Informatika. 4. Bowo Nurhadiyono, S.Si, M.Kom. selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehungga penulis dapat menimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 6. Kepada orang tua terutama Ibunda Endang Subekti yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang yang tidak pernah terbatas dan kepada Almarhum Ayahanda Simon Prapto Sudamo yang telah mendidik dan dapat mengenal arti dari hidup, sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk orang tua penulis dan penulis dedikasikan ini semua untuk mereka. 7. Cahyo Nugroho selaku kakak yang telah member dukungan begitu besar dalam semua kehidupan perkuliahan penulis secara moril dan materil.
vi
8. Untuk semua saudara penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang juga membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 9. Kepada kekasih tercinta Dina Maria Nenu yang telah sabar untuk menunggu dan memberikan support yang begitu besar untuk penulis. 10. Tommi Kurnia Saputra dan Ahmad Budhi Haryadi sahabat-sahabat penulis yang selalu membantu dari segala sisi Tugas Akhir ini, terima kasih teman untuk support kalian. Untuk teman-teman dan sahabat yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
11. Untuk semua orang yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah membantu dari segala sisi dan aspek sehingga tugas akhir ini dapat teselesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliaubeliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai mana fungsinya.
Semarang, Februari 2012
Penulis
vii
ABSTRAKSI
Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Pembangunan Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan bertujuan untuk membantu Dinas Pertanian Kota Semarang sebagai evaluator kesesuaian sumber daya lahan yang merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan daerah dan memilih tanaman yang sesuai dengan lahan yang tersedia. Metode yang digunakan adalah Backward Chaining. Metode ini digunakan dalam membuat aturan-aturan untuk mencocokkan kriteria lahan dengan tanaman yang sesuai. Aplikasi Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Untuk Pertanian Tanaman Pangan dapat memberikan informasi yang berguna kepada pemakainya dengan mengetahui kriteria dari lahan mereka, informasi tersebut berupa tanaman yang cocok untuk lahan mereka.. Kata kunci : Sistem Pakar, Pertanian, Backward Chaining xiv + 86 halaman; 39 gambar; 6 tabel Daftar acuan 14: (2002-2011)
viii
EXPERT SYSTEM FOR UTILIZATION OF AGRICULTURAL LAND AND FOOD CROPS
ABSTRACTION Agriculture is a human activity consisting of food crops agriculture, plantation, forestry, horticulture, ranch, and fishery. Indonesian nation's history since the colonial period to the present can't be separated from agriculture and plantations sector, because this sectors has a very important role in the formation of various economic and social realities in different regions in Indonesia. Development of Expert System For Utilization Of Agricultural Land And Food Crops aims to assist the agricultural department of Semarang as evaluators suitability of land resources which is the main activities within the framework of a regional planning and selecting plants that suit the available land. Method used is backward chaining, this method is used in making the rules to match the criteria of land with plants in accordance. Expert System For Utilization Of Agricultural Land And Food Crops can provide useful information to the user by knowing the criteria of their fields, so they can find plants that are suitable for their land. Keywords : Expert System, Agriculture, Backward Chaining xiv + 86 pages; 39 pictures; 6 tables Reference List 14: (2002-2011)
viii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul Dalam ...........................................................................................
i
Halaman Persetujuan ................................................................................................
ii
Halaman Pengesahan .................................................................................................
iii
Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .............................................................
iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ...............................................................
v
Ucapan Terimakasih ..................................................................................................
vi
Halaman Abstrak ......................................................................................................
viii
Halaman Daftar Isi .....................................................................................................
ix
Halaman Daftar Tabel ................................................................................................
xiii
Halaman Daftar Gambar ............................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang .................................................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah .........................................................................................
2
1.3
Batasan Masalah ..............................................................................................
2
1.4
Tujuan Penelitian ..............................................................................................
3
1.5
Manfaat Penelitian ............................................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................
5
2.1
Kecerdasan Buatan ...........................................................................................
5
2.1.1
Definisi Kecerdasan Buatan..................................................................
5
2.1.2
Kecerdasan Alami dan Kecerdasan Buatan.. ........................................
6
2.1.3
Kecerdasan Buatan dan Pemrograman Konvensional ..........................
8
2.1.4
Komponen Kecerdasan Buatan .............................................................
9
2.2 Sistem Pakar ......................................................................................................
10
2.2.1
Konsep Dasar Sistem Pakar .................................................................. ix
11
2.2.2
Fitur-fitur Sistem Pakar ........................................................................
12
2.2.3
Manfaat Sistem Pakar ...........................................................................
12
2.2.4
Kekurangan Sistem Pakar .....................................................................
13
2.2.5
Ciri-ciri Sistem Pakar............................................................................
13
2.2.6
Komponen-komponen Sistem Pakar ....................................................
14
2.2.7
Area Permasalahan Aplikasi Sistem Pakar ...........................................
15
2.3 Mesin Inferensi ..................................................................................................
16
2.3.1
Forward Chaining .................................................................................
16
2.3.2
Backward Chaining...............................................................................
18
2.3.3
Decision Tree ........................................................................................
18
2.4 Konsep Dasar Web ............................................................................................
19
2.5 PHP ....................................................................................................................
20
2.6 MySQL ..............................................................................................................
21
2.7 Pertanian ............................................................................................................
21
2.7.1 Definisi Pertanian ..................................................................................
21
2.7.2 Subjek Usaha Tani .................................................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................
25
3.1
Analisa Kebutuhan User ...................................................................................
25
3.2
Metode Penelitian .............................................................................................
25
3.2.1 Objek Penelitian .....................................................................................
25
3.2.2 Kebutuhan Data .....................................................................................
26
Analisa Sistem.. ................................................................................................
27
3.3.1 Pengguna Sistem ....................................................................................
28
3.3.2 Identifikasi SDM....................................................................................
29
3.3.3. Bagan Alir Sistem Pakar ........................................................................
30
3.4
Akuisisi Pengetahuan ........................................................................................
31
3.5
Representasi Pengetahuan.................................................................................
42
3.6
Perancangan Sistem ..........................................................................................
57
3.3
x
3.6.1 Basis Pengetahuan .................................................................................
57
3.6.1.1 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan .....................................
57
Perancangan Alur Sistem ..................................................................................
59
3.7.1 Diagram Alir Sistem User......................................................................
59
3.7.2 Diagram Alir Manajemen Sistem ..........................................................
61
Perancangan Antar Muka..................................................................................
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................
66
4.1
Evaluasi Sistem .................................................................................................
66
4.2
Pembuatan Program ..........................................................................................
66
4.3
Tampilan Sistem Pengguna ..............................................................................
67
4.3.1
Tampilan Utama Pengguna ...................................................................
67
4.3.2
Menu Home ..........................................................................................
67
4.3.3
Menu Karakteristik ...............................................................................
68
4.3.3.1 Submenu Jenis Tanah .............................................................
68
4.3.3.2 Submenu Ketinggian Daerah ..................................................
69
4.3.3.3 Submenu Iklim Daerah ...........................................................
70
4.3.3.4 Submenu Suhu Daerah............................................................
71
4.3.3.5 Submenu Curah Hujan ............................................................
72
4.3.3.6 Submenu Lereng .....................................................................
73
4.3.3.7 Submenu Drainase ..................................................................
74
4.3.3.8 Submenu Bahan Kasar ............................................................
75
4.3.4
Menu Kepakaran ...................................................................................
76
4.3.5
Output Sistem .......................................................................................
78
Tampilan Sistem Admin ...................................................................................
79
4.4.1
Login Admin .........................................................................................
79
4.4.2
Menu Admin .........................................................................................
80
4.4.2.1
81
3.7
3.8
4.4
Tombol Input Pakar ............................................................... xi
4.4.2.2
Tombol Input Gambar ...........................................................
81
4.4.2.3
Tombol Tampil Pakar ............................................................
82
4.4.2.4
Tombol Tampil Gambar ........................................................
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
85
5.1
Kesimpulan ......................................................................................................
85
5.2
Saran ................................................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
86
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Kecerdasan Buatan Vs Kecerdasan Konvensional .........................................
8
Tabel 3.1
Kode Karakteristik Lahan Dan Kode Jenis Tanaman ....................................
43
Tabel 3.2
Penjelasan Kode Tanaman.............................................................................
45
Tabel 3.3 Tabel Basis Data Karakteristik Lahan (knogledge Base) .................................
57
Tabel 3.4 Tabel Basis Data Admin.................................................................................
58
Tabel 3.5 Tabel Basis Data Gambar ................................................................................
59
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Kecerdasan Buatan Dan Sistem Pakar ........................................................
11
Gambar 3.1
Bagan Alir Sistem Pakar ...........................................................................
30
Gambar 3.2
Pohon Keputusan And Or Untuk Padi ........................................................
46
Gambar 3.3
Pohon Keputusan And Or Untuk Jagung ....................................................
46
Gambar 3.4
Pohon Keputusan And Or Untuk Sorgum...................................................
46
Gambar 3.5
Pohon Keputusan And Or Untuk Gandum..................................................
47
Gambar 3.6
Pohon Keputusan And Or Untuk Ubi Jalar .................................................
47
Gambar 3.7
Pohon Keputusan And Or Untuk Ubi Kayu ................................................
47
Gambar 3.8
Pohon Keputusan And Or Untuk Talas ......................................................
48
Gambar 3.9
Pohon Keputusan And Or Untuk Kedelai ...................................................
48
Gambar 3.10 Pohon Keputusan And Or Untuk Kacang Tanah.........................................
48
Gambar 3.11 Pohon Keputusan And Or Untuk Kacang Hijau..........................................
49
Gambar 3.12 Pohon Keputusan And Or Untuk Iles-iles...................................................
49
Gambar 3.13 Diagram Alir Sistem User ..........................................................................
60
Gambar 3.14 Diagram Alir Manajemen Sistem ...............................................................
61
Gambar 3.15 Diagram Alir Sistem Mode Tambah Data ..................................................
62
Gambar 3.16 Diagram Alir Sistem Mode Tampil dan edit Data .......................................
63
Gambar 3.17 Diagram Alir Sistem Mode Tampil dan Hapus Data ...................................
64
Gambar 3.18 Perancangan Sistem Antar Muka ...............................................................
65
Gambar 4.1
Tampilan Menu Home ...............................................................................
67
Gambar 4.2
Tampilan Menu Karakteristik ....................................................................
68
Gambar 4.3
Tampilan Submenu Jenis Tanah Dari Menu Karakteristik ..........................
69
Gambar 4.4
Tampilan Submenu Ketinggian Daerah Dari Menu Karakteristik ...............
69
Gambar 4.5
Tampilan Submenu Iklim Daerah Dari Menu Karakteristik ........................
70
Gambar 4.6
Tampilan Submenu Suhu Dari Menu Karakteristik ....................................
71
Gambar 4.7
Tampilan Submenu Curah Hujan Dari Menu Karakteristik.........................
72
Gambar 4.8
Tampilan Submenu Lereng Dari Menu Karakteristik .................................
73
Gambar 4.9
Tampilan Submenu Drainase Dari Menu Karakteristik...............................
74
Gambar 4.10 Tampilan Submenu Bahan Kasar Dari Menu Karakteristik.........................
75
Gambar 4.11 Tampilan Menu Kepakaran ........................................................................
77
Gambar 4.12 Hasil Output Sistem ..................................................................................
78
xiv
Gambar 4.13 Halaman Login Admin .............................................................................
79
Gambar 4.14 Halaman Muka Admin..............................................................................
80
Gambar 4.15 Tombol Navigasi Admin...........................................................................
80
Gambar 4.16 Form Input Rule .......................................................................................
81
Gambar 4.17 Form Input Gambar ..................................................................................
82
Gambar 4.18 Tampilan Aturan Sistem Pakar..................................................................
83
Gambar 4.19 Tampilan Edit Sistem Pakar ......................................................................
83
Gambar 4.20 Tampilan Tampil Gambar .........................................................................
84
xv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Kesesuaian lahan (Land Suitability) adalah potensi lahan yang didasarkan atas kesesuaian lahan untuk penggunaan pertanian secara khusus, seperti padi, tnaman palawija, tanaman perkebunan. Kesesuaian lahan juga diartikan sebagai tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk penggunaan tertentu. Untuk pemanfaatan lahan diperlukan kerja evaluasi sumber daya lahan. Evaluasi sumber daya lahan merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan wilayah. Evaluasi sumber daya lahan mendasarkan pada kondisi fisik geografik merupakan masukan dasar dalam proses evaluasi lahan secara keseluruhan. Kondisi geografi yang umum dalam evaluasi sumber daya lahan adalah lereng, jenis tanah, curah hujan, iklim, ketinggian daerah, suhu rata-rata, drainase dan bahan kasar pada tanah.
2
Dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, sehingga digunakan dalam berbagai bidang untuk menunjang berbagai aktivitas kita dalam sehari-hari. Maka penulis membangun “Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Untuk Pertanian Tanaman Pangan” berdasarkan latar belakang diatas. Dengan aplikasi ini kiranya dapat menentukan kesesuaian lahan terhadap penggunaan untuk tanaman tertentu. Kesesuaian lahan pada aplikasi ini dilakukan dengan cara mencocokkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan lahan untuk suatu tanaman tertentu yang dikhususkan untuk tanaman pangan. Dengan sistem ini diharapkan untuk pembuka lahan dapat memanfaatkan lahan yang ada agar dapat meminimalisir kegagalan dalam bertani sehingga dapat menekan tingkat kesalahan.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis dapat membuat suatu perumusan masalah sebagai berikut: “Bagimana merancang sistem yang mempermudah kerja Dinas Pertanian Kota Semarang sebagai evaluator kesesuaian sumber daya lahan yang merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan daerah”.
1.3
Batasan Masalah Mengingat luasnya lingkup masalah maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas, antara lain :
3
1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan menggunakan database MySql. 2. Sistem hanya merekomendasikan dan menyarankan pemilihan jenis tanaman yang cocok. 3. Lingkup yang digunakan dalam materi hanya di Kota Semarang saja.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem yang terkomputerisasi untuk membantu Dinas Pertanian Kota Semarang sebagai evaluator kesesuaian sumber daya lahan yang merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan daerah dan memilih tanaman yang sesuai dengan lahan yang tersedia.
1.5
Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademik Memberikan
sumbangan
bagi
dunia
pendidikan, dan
dimungkinkan untuk dapat menjadi tambahan literatur bagi pihak akademi dan
mahasiswa dalam menyusun Tugas Akhir dan sebagai tambahan
informasi dan bahan pemikiran dalam memecahakan suatu masalah sesuai dengan ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari dan diberikan bagi mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro.
4
2. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana cara membuat sebuah aplikasi pendukung keputusan menggunakan PHP dan dihubungkan ke database menggunakan MySql. 3. Bagi Dinas Pertanian Kota Semarang Dapat membantu dalam mencocokkan sumber daya lahan dengan tanaman yang sesuai sebagai kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan daerah.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kecerdasan Buatan Sketsa Pembukaan mengilustrasikan bahwa dalam beberapa situasi keputusan, dukungan yang ditawarkan hanya oleh manajemen data dan model mungkin tidak cukup. Dukungan tambahan disediakan oleh sistem (ES) untuk mensubtitusi pakar manusia, yakni dengan menyediakan pengetahuan yang diperlukan. Akan tetapi, beberapa teknologi cerdas lain dapat digunakan untuk mendukung situasi keputusan yang memerlukan pakar. Semua teknologi tersebut lebih menggunakan pengetahuan kualitatif ketimbang model matematis, untuk menyediakan dukungan yang disebut sistem berbasisi pengetahuan. Teknologi utama yang mendasari aplikasi ini adalah kecerdasan tiruan.
2.1.1
Definisi Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan berasal dari bahasa Inggris “Artificial Intelligence” atau disingkat AI, yaitu Intelligence adalah kata yang sifat yang berarti cerdas, sedangkatn Artificial artinya buatan. Kecerdasan buatan di sini merujuk pada mesing yang mampu berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan tiruan (AI) adalah area dalam ilmu komputer. Istilah tersebut mencakup banyak definisi (Jackson, 1999; Raynor, 1996), tetapi sebagian besar pakar setuju bahwa AI berkaitan dengan dua ide dasar. Pertama, ide yang melibatkan pembelajaran proses pemikiran manusia (untuk memahami apa yang dimaksud dengan kecerdasan); kedua, berkaitan dengan representasi dan duplikasi
6
proses tersebut dengan melalui mesin (misalnya, komputer dan robot) Satu definisi AI yang dikenal dengan baik adalah : kecerdasan tiruan adalah tingkah laku mesin yang, jika dilakukan oleh
manusia,
akan
disebut
cerdas.
Suatu
definisi
yang
membangkitkan pemikiran dinyatakan oleh Rich dan Knight (1991): “Kecerdasan tiruan dalah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal yang saat itu lebih baik dilakukan oleh manusia.” Aplikasi kecerdasan tiruan yang terkenal adalah Deep Blue, program catur yang dikembangkan oleh tim riset IBM. Program ini mengalahkan juara dunia, Garry Kasparov, dalam suatu pertandingan yang biasanya hanya dapat dimenangkan oleh orang yang cerdas.
2.1.2
Kecerdasan Alami dan Kecerdasan Buatan Jika dibandingkan dengan kecerdasan alami (kecerdasan yang dimiliki oleh manusia), kecedasan memiliki keuntungan komersial, antara lain (Turban): 1. Kecerdasan bautan lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami akan cepat mengalami perubahan. Kemampuan kecedasan buatan tidak akan pernah berubah selama programnya tidak diubah oleh programer. Berbeda dengan kecerdasan alami. Karena sifat manusa yang subjektif, pelupa, dan makin lama makin tua hingga kemampuan berpikirnya
berkurang
seiring
bertambahnya
waktu,
kemampuan kecerdasan alami cenderung tidak permanen. 2. Kecerdasan buatan lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. 3. Kecerdasan buatan lebih murah dibandingkan kecerdasan alami. Hal ini tergambar seperti dijelaskan dalam nomor 2. 4. Kecerdasan buatan bersifat konsisten. Misalnya saja telah dibuat sistem pakar hakim pengadilan untuk mengadili
7
kasus-kasus pidana di Indonesia. Untuk kasus yang sama, solusi dan keputusan yang dibuat oleh kecerdasan buatan tidak pernah berubah. Berbeda dengan kecedasan alami. Arti kata hakim bisa berubah menjadi “Hubungi Aku Kalau Ingin Menang”. Untuk kasus yang sama, solusi dan keputusan yang dibuat oleh kecerdasan alami bisa berubah-ubah tergantung orang yang terkena kasus telah menghubingi hakim atau tidak. 5. Kecerdasan
buatan
dapat
didokumentasi.
Solusi
dan
keputusan yang dibuat oleh kecerdasan buatan dapat didokumentasi dengan mudah karena disimpan di dalam hard disk dan pencarian datanya relative lebih mudah dilacak. Sedangkan untuk kecedasan alami, hal ini sangat sulit dilakukan. 6. Kecerdasan buatan dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dibanding dengan kecerdasan alami. Tentu saja karena kecepatan berpikir dari sebuah prosesor jauh lebih cepat disbanding kecepatan berpikir otak manusia. 7. Kecerdasan buatan dapat mengerjakan pekerjaan lebih baik disbanding dengan kecerdasan alami. Sementara itu, kecerdasan alami memberikan keuntungan sebagai berikut. 1. Kreafit. Pengetahuan seorang manusia selalu bertambah seiring dengan perkembangn waktu. Sifat bisan manusia pun mengakibatkan ia harus berpikir kretif untuk mencari solusisolusi
terbaru.
Berbeda
dengan
kecerdasan
buatan,
penambahan pengetahuan harus dilakukan pada sistem yang telah dibangun. 2. Kecerdasan alami memungkinkan orang menggunakan pengalaman secara langsung. Sedang pada kecerdasan buatan harus bekerja denga input-input simbolik.
8
3. Pemikiran manusia dapat digunakan secara luas, sedangkan kecerdasan buatan dapat sangat terbatas.
2.1.3
Kecerdasan Buatan dan Pemrograman Konvensional Pada
umumnya
pemrograman
konvensional
hanya
diperuntukan sebagai alat hitung, sedangkan kecerdasan buatan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu, ada beberapa perbedaan yang mendasar antara kecerdasan buatan dan pemrograman konvensional. Tabel 1.1 menunjukkan perbedaan komputasi kecerdasan buatan dengan komputasi pemrograman konvensional.
Tabel 2.1 Kecerdasan Buatan Vs Pemrograman Konvensional Dimensi
Kecerdasan Buatan
Pemrograman Konvensional
Pemrosesan
Mengandung
konsep-konsep Alogritmik
simbolik Sifat input
Bisa tidak Lengkap
Harus Lengkap
Pencarian
Kebanyakan Bersifat Heuristik
Didasarkan
pada
algoritma Keterangan
Disediakan
Biasanya
tidak
disediakan Fokus
Pengetahuan
Struktur
Control
dipisahkan
pengetahuan
Data & informasi dari Control terintegrasi dengan (data)
Sifat output
Kuantitatif
Pemeliharaan Relative murah
Kualitatif Sulit
& update Kemampuan
Ya
Tidak
informasi
9
menalar
2.1.4
Komponen Kecerdasan Buatan Ada lima komponen utama yang ada dalam kecerdasan buatan, yaitu: 1. Pangkalan pengetahuan (knowledge base) Pangkalan pengetahuan berisi fakta-fakta tentang objek dalam domain yang ditentukan dan saling berhubungan satu sama lain. Pangkalan pengetahuan juga dapat berisi tentang pikiran, teori, dan prosedur praktis. Pangkalan pengetahuan membentuk sumber sistem intelegensia dan digunakan oleh mekanisme inferensi untuk melakukan penalaran dan menarik kesimpulan. Pengetahuan juga merupakan informasi terorganisasi dan teranalisa agar lebih mudah dimengerti dan dapat diterapkan pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 2. Kemampuan inferensi (inferencing capability) Kemampuan inferesi adalah suatu rangkaian prosedur yang digunakan untuk menguji pangkalan pengetahuan dengan cara yang sistematik pada saat menjawab pertanyaan, memecahkan persoalan, atau membuat keputusan dalam suatu domain yang telah ditentukan. Kemampuan inferensi melakukan pelacakan melalui pangakalan pengetahuan untuk mencari jawaban dan solusinya. Dengan teknik pelacakan pangkalan
pengetahuan,
untuk
mencari
fakta
dan
hubungannya yang relevan, komputer dapat mencapai satu atau lebih solusi alternative pada masalah yang diberikan. 3. Komputer Adalah bagian penghubung antar program sistempakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dengan pemakai. Program akan mengajukan
10
pertanyaan dalam betuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut maka sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah 4. Masukan (inputs, questions, and problems) Adalah suatu rangkaian pertanyaan dan masalah yang disampaikan
oleh
pemakai
melalui
komputer
yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh sistem pakar. 5. Keluaran (outputs, answers, and solutions) Adalah suatu rangkaian solusi dan jawaban yang diberikan oleh sistem pakar kepada pemakai berdasarkan dari masukkan-masukkan pemakai yang diolah oleh komputer.
2.2
Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik.
Jenis
program
ini
pertama
kali
dikembangkan
oleh
periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
Tergantung
dari
desainnya,
sistem
pakar
juga
mampu
merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu kesimpulan.
11
Gambar 2.1 Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa sistem pakar merupakan bagian dari kecerdasan buatan. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalah tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Jadi hubungan antar Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar adalah dimana kecerdasan seorang ahli di simpan didalam basis data yang diintegrasikan didalam sistem untuk menyelesaikan suatu masalah dalam satu bidang tertentu.
2.2.1
Konsep Dasar Sistem Pakar Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman,
dan
metode
khusus,
serta
kemampuan
untuk
menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan. Adalah tugas pakar untuk menyediakan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas yang akan dijalankan oleh sistem berbasis pengetahuan. Sejauh ini, tidak ada definisi standar untuk pakar, tetapi performa keputusan dan tingkat pengetahuan orang adalah kriteria umum dalam menentukan apakah seseorang adalah pakar. Pakar adalah relatif, pakar pada suatu waktu atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar diwaktu atau wilayah lain. Misalnya, pengacara di New York mungkin bukan pakar resmi di Beijing, Cina.
12
2.2.2
Fitur-Fitur Sistem Pakar Sistem pakar harus memiliki fitur berikut : a. Keahlian: pakar dibedakan berdasarkan tingkat keahlian mereka. Sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan memungkinkan sistem membuat keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan performa pakar dan kekuatan yang cukup. b. Pertimbangan simbolik: dasar pemikiran kecerdasan tiruan adalah
menggunakan
pertimbangan
simbolik
daripada
perhitungan matematis. Hal ini berlaku juga pada sistem pakar. Mekanisme pertimbangan simbolik biasa menyertakan backward chaining dan forward chaining yang akan dideskripsikan pada bagian selanjutnya. c. Deep knowledge (kedalaman pengetahuan): berkaitan dengan tingkat keahlian dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan harus berisi pengetahuan kompleks yang tidak mudah diperoleh nonpakar. d. Self-knowledge:
sistem
pakar
harus
dapat
menganalisis
pertimbangannya sendiri dan menjelaskan mengapa diapai suatu kesimpulan.
Kebanyakan
pakar
memiliki
kemampuan
pembelajaran yang sangat kuat yang memungkinkan mereka memperbarui secara konstan pengetahuannya. 2.2.3
Manfaat Sistem Pakar Sistem pakar menjadi sangat popular karena sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikannya, di antaranya: 1. Meningkatkan produktifitas, karena sistem pakar dapat berkerja lebih cepat dari pada manusia. 2. Membuat seorang yang awam berkerja seperti layaknya seorang pakar. 3. Meningkatkan kulitas, dengan member nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.
13
4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang. 5. Dapat beroperasi di lingkunang yang berbahaya. 6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar. 7. Andal. Sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. 8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi. 9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti. 10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam latihan. 11. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.
2.2.4
Kekurangan Sistem Pakar Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada sistem pakar, diantaranya: 1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya. 2. Sulit
dikembangkan
karena
keterbatasan
keahlian
dan
ketersediaan pakar 3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar
2.2.5
Ciri-Ciri Sistem Pakar Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut: 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu. 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami. 4. Bekerja berdasarkan kaidah/rule tertentu. 5. Mudah dimodifikasi
14
6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah 7. Keluarannya bersifat anjuran. 8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pengguna.
2.2.6
Komponen Sistem Pakar Komponen-komponen yang ada dalam sistem pakar adalah: 1. Basis pengetahuan (knowledge base) Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran, teori, prosedur, dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan teranalisa (pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang diinputkan kedalam komputer. 2. Mesin inferensi (inference engine) Berisi teknik-teknik pelacakan knowledge base untuk mencari fakta sesuai dengan inputan yang ada dan mencari hubungan antara keduanya, sehingga dapat menhasilkan keputusan. Dari sini dapat dijelaskan bahwa komputer telah terisi pengetahuanpengetahuan dari seorangpakar yang terususun dalam knowledge base, komputer juga harus mendapatkan inputan-inputan. Adapun teknik inferensi tersebut yaitu forward dan backward chaining. 3. Antar muka pemakai (user interface) Adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antar program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. 4. Pengetahuan pakar (knowledge engineer) Adalah orang yang bertugas menjembatani antara para pakar denga sistem komputer, karena banyak pula pakar yang tidak dapat secara langsung menuangkan kepakarannya kedalam
15
sistem komputer. Knowledge engineer ini bertugas melakukan rekayasa
pengetahuan
yaitu
proses
pengumpulan
dan
pengorganisasinan pengethauan dari seorang atau beberapa pakar.
2.2.7
Area Permasalahan Aplikasi Sistem Pakar Biasanya aplikasi sistem pakar menyentuh beberapa area permasalahan berikut. 1. Interpretasi: menghasilkan deskripsi situasi berdasakan data-data masukan. 2. Prediksi: memperkirakan akibat yang mungkin terjadi dari situasi yang ada. 3. Diagnosis: menyimpulkan suatu keadaan berdasarkan gejalagejala yang diberikan (symptoms). 4. Desain: melakukan perancangan berdasarkan kendala-kendala yang diberikan. 5. Planning: merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan. 6. Monitoring: membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan. 7. Debugging: menentukan penyelesaian dari suatu kesalahan sistem. 8. Reparasi: melaksanakan rencana perbaikan. 9. Instruction: melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging, dan perbaikan kinerja. 10. Kontrol: melakukan control terhadap hasil interpretasi, diagnosis, debugging, monitoring, dan perbaikan tinkah laku sistem.
16
2.3
Mesin Inferensi Dalam keputusan kompleks, pengetahuan pakar sering tidak dapat direpresentasikan dalam aturan tunggal. Sebaliknya, aturan dapat digabungkan secara dinamis untuk mencakup berbagai kondisi. Proses penggabungan banyak aturan berdasarkan data yang tersedia, disebut inferensi. Dua pendekatan yang popular untuk menarik kesimpulan adalah forward chaining dan backward chaining.
2.3.1
Forward Chaining Forward chaining mencari bagian JIKA terlebih dahulu. Setelah semua kondisi JIKA terpenuhi, aturan dipilih untuk mendapatkan kesimpulan. Jika kesimpulan yang diambil dari keadaan pertama, bukan dari yang terakhir, maka ia akan mdigunakan sebagai fakta untuk disesuaikan dengan kondisi JIKA aturan yang lain untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih baik. Proses ini berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir. Contoh metode forward chaining yang melibatkan keputusan investasi: apakah sebaiknya berinvestasi pada saham IBM ?. digunakan variable berikut : A = memiliki $10.000 B = lebih muda dari 30 C = pendidikan setingkat universitas D = perndapatan tahunan minimal $40.000 E = berinvestasi di sekuritas F = berinvestasi pada growth stock G = berinvestasi pada saham IBM (tujuan potensial) Forward chaining adalah pendekatan data-driven. Kita mulai dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, dan kemudian kita mencoba menarik kesimpulan.
17
Sistem pakar menganalisis persoalan dengan mencari fakta yang sesuai dengan bagian jika dari aturan JIKA-MAKA. Misalnya, jika suatu mesin tidak berfungsi, komputer memeriksa aliran listrik ke mesin. Pada saat tiap aturan diuji, program berkerja mengarah ke satu atau lebih kesimpulan. Dengan forward chaining kita akan membuat aturan untuk permasalahan diatas. R1: JIKA A dan C, MAKA E R2: JIKA D dan C, MAKA F R3: JIKA B dan E, MAKA F R4: JIKA B, MAKA C R5: JIKA F, MAKA G Dan faktanya: A benar (investor memiliki $10.000). B benar (investor lebih muda dari 30). Mulai
: Dalam forward chaining, kita mulai dengan fakta yang diketahui dan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang telah diketahui pada sisi JIKA.
Langkah 1 : karena diketahui A dan B benar, ES mulai dengan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang memiliki A dan B pada sisi JIKA. Dengan menggunakan R4, ES mengambil fakta baru C dan menambahkan kedalam assertion base sebagai benar. Langkah 2 : sekarng R1 fire (karena A dan C benar) dan nyatakan E sebagai benar dalam assertion base. Langkah 3 : karena B dan E keduanya benar (berada dalam assertion base), R3 fire dan menetapkan F sebagai benar dalam assertion base. Langkah 4 : sekarang R5 fire (karena F berada dalam sisi JIKA), yang menetapkan
G
sebagai
benar.
Jadi
sistem
pakar
merekomendasikan investasi pada saham IBM. Jika ada
18
lebih dari satu kesimpulan, maka lebih banyak aturan yang dapat fire, tergantung pada prosedur inferensi.
2.3.2
Backward Chaining Backward chaining adalah metode inferensi yang bekerja mundur kearah kondisi awal. Proses diawali dari GOAL (yang berada dibagian THEN dari rule IF-THEN), kemudian pencarian mulai dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan premis-premis di bagian IF. Jika cocok, rule dieksekusi, kemudian hipotesis di bagian THEN ditempatkan di basis data sebagai fakta baru. Jika tidak cocok, simpan premis di bagian IF ke dalam stack sebagai subGoal. Proses berakhir jika Goal ditemukan atau tidak ada rule yang bias membuktikan kebenaran dari subGoal atau Goal.
SUB ATURAN
ATURAN
A=1
TUJUAN
JIKA A=1 dan B=2
B=2
D=4
MAKA C=3 JIKA C=3 MAKA D=4
2.3.3
Decision Tree Decision tree adalah alat pendukung keputusan yang menggunakan
struktur
mengklasifikasikankelas
pohon
berdasarkan
hierarkis serangkaian
untuk pertanyaan.
Decision tree terdiri dari 3 jenis node: 1. Node keputusan – umumnya diwakili oleh kotak. 2. Node kesempatan – umumnya diwakili oleh lingkaran. 3. Node akhir – umumnya diwakili oleh segitiga.
19
Sebagai alat pendukung keputusan, decision tree dapat memberikan keputusan yang efektif karena mempunyai beberapa keuntungan seperti: 1. Mudah untuk dipahami dan ditafsirkan. 2. Memiliki nilai walau hanya denga data yang sedikit. 3. Dapat dipadukan dengan teknik pengambilan keputusan lainnya. 4. Membentangkan semua masalah sehingga kemungkinan dapat diklasifikasikan. 5. Memungkinkan untuk menganalisa dalam mengambil keputusan mengenai kemungkinan dari alternative. 6. Menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengukur hasil dari nilai dan kemungkinan untuk mencapai keputusan. 7. Membantu
untuk
membuat
keputusan
terbaik
berdasarkan informasi yang ada. 2.4
Konsep Dasar Web Saat ini juga orang berbicara tentang internet, yang mereka maksud adalah bagian dari internet yang disebut World Wide Web (WWW). Web adalah bagian yang penting dari internet. Melalui internet kita bisa mengakses informasi yang tidah hanya berupa teks, tetapi juga gambargambar, suara, video, dan lain-lain. Untuk mengakses web dibutuhkan perangkat lunak yang disebut browser. Browser terpopuler saat ini adalah Microsoft Internet Explorer dan Netscape Communicator.
20
2.5
PHP PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya yang dikirim ke klien, tempat pemakai menggunakan browser (Abdul Kadir: 2002). Secara khusu, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, Anda bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya, PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP, Cold Fusion, ataupun Pearl. Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrograman menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTML. Yang menarik, PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang komplek sambil jalan. Pada saat ini , PHP cukup populer sebagai piranti pemrograman web, terutama di lingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows NT, dan Machintosh. Bahkan versi untuk Windows 95/98 pun tersedia. Pada awalnya PHP dirancang dan diintegrasikan dengan web server Apache. Namun, belakangan PHP juga dapat berkerja dengan web server seperti PWS ( Personal Web Server ), IIS ( Internet Information Server ), dan Xitami.
21
Untuk mencoba PHP, Anda tidak perlu menggunakan komputer berkelas server. Dengan hanya sebuah komputer biasa, Anda dapat mempelajari dan mempraktekan PHP.
2.6
MySQL MySql merupakan sebuah server database yang banyak digunakan di internet, karena kehandalannya dan juga sifat yang shareware. SQL ( Structure Query Language ) adalah bahasa standart yang digunakan untuk merngakses server database. Bahasa ini awalnya dikembangkan oleh IBM, namun telah diadopsi dan digunakan sebagai bahasa standart industri. Dengan menggunakan SQL proses akses database menjadi lebih user friendly disbanding dengan menggunakan Dbase atau Clipper yang masih menggunakan perintah pemrograman. SQL server adalah sebuah program yang berfungsi untuk melayani permintaan query database MySql, Microsoft SQL Server, Oracle, Sybase, Infomix, Prostgresql.
2.7
Pertanian 2.7.1
Definisi Pertanian Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
22
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak. 2.7.2
Subjek Usaha Tani Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
23
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan. Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian
berkelanjutan
(sustainable
agriculture).
Pertanian
berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian
24
berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial. Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya. Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern
(misalnya budidaya alga,
hidroponika) telah
dapat
mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Analisa Kebutuhan User Analisa kebutuhan User adalah bagaimana membuat sistem pakar yang dapat untuk memenuhi kebutuhan si pemakai sistem yang terdiri dari : 1. Membuat sistem pakar yang dapat menyimpulkan tanaman yang sesuai pada suatu daerah tertentu dengan cirri-ciri daerah tersebut. 2. User dapat memilih kriteria atau karakteristik daerah di dalam sistem pakar tersebut. 3. Membuat sistem pakar yang dapat memberikan solusi untuk kesesuaian tanaman yang cocok untuk lahan User. 4. Pakar dapat menambahkan basis pengetahuan yang dimiliki sehingga akuisisi pengetahuannya semakin lengkap.
3.2
Metode Penelitian Tujuan pengumpulan data penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori serta data-data yang lengkap. Tepat, dan akurat sebagai dasar penganalisisan sistem, desain dan implementasi sistem yang akan dibuat. Metode penelitian digunakan dalam penelitian untuk penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari : 3.2.1
Objek Penelitian Objek
penelitian
dalam Tugas
Akhir
ini
adalah
suatu
permasalahan bagaimana menentukan tanaman yang cocok untuk suatu
26
lahan dengan kriteria lahan tertentu guna menekan angka kesalahan penanaman dan kerugian yang disebabkan ketidak cocokannya ciri suatu lahan dengan tanaman yang ditanam sehingga tanaman tersebut kurang berproduksi dan lebih parah lagi tanaman menjadi mati. 3.2.2
Kebutuhan Data Dalam menyusun Tugas Akhir, penulis menggunakan data sebagai berikut : a.
Data Primer, terdiri dari : 1. Wawancara (interview) Teknik wawancara dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung dengan pakar yang ahli dalam bidangnya dalam hal ini Ir. Endang N. W. MM dan Ir. Pracaya. Yang bertugas sebagai pengajar di BPPT Kabupaten Salatiga untuk mendapatkan gambarangambaran mengenai pengklasifikasian tanaman dan karakteristik yang sesuai untuk tanaman di suatu lahan tertentu.
b.
Data Sekunder Data tersebut bukan diusahakan sendiri oleh penulis tetapi diperoleh dengan cara tidak langsung melalui penelitian, peninjauan teori-teori, buku-buku literatur, makalah ilmiah, dan internet yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan diteliti. Data-data yang diperoleh antara lain berupa : 1. Teori dan penjelasan mengenai Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar didapatkan dari : a. Kecerdasan Buatan b. Decision Support System and Intelligent Systems Edisi 7 jilid 2. c. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar
27
2. Teori dan penjelasan mengenai metode Mesin Inferensi (forward chaining dan backward chaining), didapatkan dari: a. Kecerdasan Buatan b. Decision Support System and Intelligent Systems Edisi 7 jilid 2. 3. Teori dan penjelasan yang berkaitan dengan
Web,
didapatkan dari: Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP 4. Teori dan penjelasan yang berkaitan MySQL dan Database, didapat dari : a. Manajemen Database dengan MySQL b. Mengelola Database Server MySQL di Linux dan Windows.
3.3
Analisa Sistem Pada tahap ini, Knowledge-Engineer menentukan karakteristik yang penting dari permasalahan yang dikaji. Beberapa hal yang dilakukan Knowledge-Engineer pada tahap ini adalah menentukan masalah secara umum, memilih pakar, kemudian mendiskusikannya dengan pakar tentang batasan masalah yang dikaji. Tujuan karakteristik Sistem Pakar mendiagnosa tanaman yang sesuai untuk suatu lahan merupakan sebuah sistem berbasis pengetahuan sebagai solusi alternative untuk menekan angka kerugian atau kesalahan dalam penanaman tanaman pada suatu lahan. Sistem pakar ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik atau cirri-ciri dari suatu daerah dan lahan kemudian menyimpulkan dengan cepat tanaman yang sesuai dengan lahan tersebut berserta penjelasan lengkap untuk penanganan tanaman tersebut.
28
Sistem pakar penentuan tanaman untuk pertanian tanaman pangan ini mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu memudahkan dan mempercepat para pembuka lahan mendapatkan hasil tanaman yang cocok untuk lahan mereka, dapat membantu mempermudah para penyuluh pertanian untuk memberikan jawaban yang di berikan oleh orang awam yang akan bertanya, membuat seorang awam bekerja layaknya seorang pakar. Batasan mengenai kerja dari Sistem Pakar ini, adalah tanaman diidentifikasi oleh Sistem Pakar ini adalah jenis tanaman pangan saja. 3.3.1
Pengguna Sistem Orang yang menggunakan sistem pakar ini adalah orang yang mengerti bagaimana mengoperasikan komputer untuk menggunakan Sistem Pakar ini. 1. Masyarakat umum Masyarakat umum yang ingin menggunakan lahannya untuk dijadikan lahan pertanian tanaman pangan. 2. Akademisi Pengajar/Dosen dan
Pelajar/Mahasiswa
yang membutuhkan
referensi untuk pembelajaran atau pengajaran guna menunjang aktivitas belajar mengajar. Karena ilmu tidak hanya bersumber pada buku, salah satunya sistem pakar ini yang mungkin bisa membantu. 3. Dinas Pertanian Mempermudah kerja Dinas Pertanian sebagai evaluator kesesuaian sumber daya lahan yang merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan daerah.
29
3.3.2
Identifikasi SDM SDM berperan dalam pembuatan Sistem Pakar ini adalah sebagai berikut : 1. Programmer adalah pembuat program Sistem Pakar penentuan tanaman untuk pertanian tanaman pangan. 2. User adalah pengguna inferensi hasil akhir program, yaitu Sistem Pakar Penentuan Tanaman Untuk Pertanian Tanaman Pangan yang dibuat seorang programmer antara lain semua pihak yang bergerak dibidang pertanian dan membutuhkan informasi mengenai tanaman pangan. Pakar adalah orang yang mempunyai pengetahuan khusus, pengalaman dan metode sejauh kemampuan menerapkan pengetahuan untuk memberikan saran dan memecahkan masalah.
30
3.3.3
Bagan Alir Sistem
Gambar 3.1 Bagan alir Sistem Pakar
Ada tiga unsur penting dari pengembangan sistem pakar, yaitu : adanya pakar, user, dan sistem. Pakar adalah orang yang mempunyai pengetahuan khusus, pengalaman dan metode sejauh kemampuan menerapkan pengetahuan untuk memberikan saran dan memecahkan masalah. Sedangkan referensi buku merupakan sumber yng tidak kalah pentingnya dalam memperoleh data yang valid. Proses pengumpulan data dilakukan pada akuisisi pengetahuan. Setelah akuisisi pengetahuan dilakukan, maka data-data tersebut selanjutnya disimpan sebagai basis pengetahuan dan basis aturan dalam sebuah database, dimana database yang berisi pengetahuan dan baris aturan berhubungan dengan sistem pakar dan mesin inferensi.
31
Program sistem pakar ini menampilkan antar muka pemakai yang salah satunya berisikan tanya jawab antar sistem dan user, dimana sistem mengajukan pertanyaan dan user menjawab pertanyaan tersebut. Setiap jawaban dari user yang diterima oleh sistem akan dilakukan pengujian dengan metode penelusuran yang telah ditentukan oleh mesin inferensi yang berfungsi untuk mengambil keputusan setiap pengujian yang dilakukan. Setelah diputuskan maka hasil diagnose akan ditampilkan kepada user.
3.4
Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan dalam Tugas Akhir ini adalah menentukan tanaman pangan yang sesuai untuk suatu lahan dan memberikan penjelasan lebih rinci mengenai tanaman tersebut. Berikut beberapa macam tanaman pangan berserta diagnosanya dan penjelasan mengenai tanaman-tanaman tersebut: 1. Padi Karkteristik lahan untuk Padi : a. Tanah regosol b. Tanah latosol c. Tanah grumusol d. Ketinggian 1m-600m dpl e. Ketinggian 600m-1500m dpl f. Ketinggian 1500m-2500m dpl
32
g. Iklim Tropis/Panas h. Iklim Sedang i. Suhu 16-19 derajat celcius j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah hujan 50-200 mm / bulan m. Curah hujan 200-600mm / bulan n. Curah hujan 600-1600 mm / tahun o. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% p. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang. q. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 2. Jagung Karkteristik lahan untuk Jagung : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl
33
g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Iklim Tropis/Panas i. Iklim Sedang j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah hujan 50-200 mm / bulan m. Curah hujan 200-600mm / tahun n. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% o. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang p. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 3. Sorgum Karkteristik lahan untuk Sorgum : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl
34
h. Iklim Tropis/Panas i. Iklim Sedang j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah hujan 200-600 mm / bulan m. Curah hujan 600-1600mm / tahun n. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% o. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang p. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 4. Gandum Karkteristik lahan untuk Gandum : a. Tanah regosol b. Tanah latosol c. Tanah grumusol d. Ketinggian 1m-600m dpl e. Ketinggian 600m-1500m dpl f. Iklim Tropis/Panas g. Iklim Sedang h. Suhu 19-22 derajat celcius
35
i. Suhu 22-30 derajat celcius j. Curah hujan 200-600 mm / bulan k. Curah hujan 600-1600mm / tahun l. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% m. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang n. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 5. Ubi Jalar Karkteristik lahan untuk Ubi Jalar : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Ketinggian 1500m-2500m dpl i. Iklim Tropis/Panas j. Iklim Sedang k. Iklim Sejuk
36
l. Suhu 16-19 derajat celcius m. Suhu 19-22 derajat celcius n. Suhu 22-30 derajat celcius o. Curah hujan 200-600 mm / bulan p. Curah hujan 600-1600mm / tahun q. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% r. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang s. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 6. Ubi Kayu Karkteristik lahan untuk Ubi Kayu : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Ketinggian 1500m-2500m dpl i. Iklim Tropis/Panas
37
j. Iklim Sedang k. Iklim Sejuk l. Suhu 16-19 derajat celcius m. Suhu 19-22 derajat celcius n. Suhu 22-30 derajat celcius o. Curah hujan 200-600 mm / bulan p. Curah hujan 600-1600mm / tahun q. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% r. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang s. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 7. Talas Karkteristik lahan untuk Talas : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl
38
h. Ketinggian 1500m-2500m dpl i. Iklim Tropis/Panas j. Iklim Sedang k. Iklim Sejuk l. Suhu 19-22 derajat celcius m. Suhu 22-30 derajat celcius n. Curah Hujan 50-200 mm / bulan o. Curah hujan 200-600 mm / bulan p. Curah hujan 600-1600mm / tahun q. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% r. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang s. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 8. Kedelai Karkteristik lahan untuk Kedelai : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran
39
f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Iklim Tropis/Panas i. Iklim Sedang j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah hujan 50-200 mm / bulan m. Curah hujan 200-600mm / bulan n. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% o. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang p. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 9. Kacang Tanah Karkteristik lahan untuk Kacang Tanah : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl
40
g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Iklim Tropis/Panas i. Iklim Sedang j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah Hujan 50-200mm / bulan m. Curah hujan 200-600 mm / bulan n. Curah hujan 600-1600mm / tahun o. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% p. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang q. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 10. Kacang Hijau Karkteristik lahan untuk Kacang Hijau : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl
41
g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Ketinggian 1500m-2500m dpl i. Iklim Tropis/Panas j. Iklim Sedang k. Iklim Sejuk l. Suhu 16-19 derajat celcius m. Suhu 19-22 derajat celcius n. Suhu 22-30 derajat celcius o. Curah hujan 50-200 mm / bulan p. Curah hujan 200-600mm / bulan q. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% r. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang s. Bahan Kasar <15% atau 15%-35% 11. Ubi Kayu Karkteristik lahan untuk Ubi Kayu : a. Tanah Aluvial b. Tanah regosol c. Tanah latosol d. Tanah grumusol
42
e. Tanah Mediteran f. Ketinggian 1m-600m dpl g. Ketinggian 600m-1500m dpl h. Iklim Tropis/Panas i. Iklim Sedang j. Suhu 19-22 derajat celcius k. Suhu 22-30 derajat celcius l. Curah Hujan 50-200 mm / bulan m. Curah hujan 200-600 mm / bulan n. Curah hujan 600-1600mm / tahun o. Kemiringan lereng <8% atau 8%-16% p. Drainase Tanah Baik, Agak Terhambat dan Agak cepat, sedang q. Bahan Kasar <15% atau 15%-35%
3.5
Representasi Pengetahuan Basis
pengetahuan
merupakan
sekumpulan
pengetahuan
yang
dihubungkan dengan permasalahan yang digunakan dalam sistem kecerdasan buatan. Basis pengetahuan ini merupakan analisa data yang akan digunakan dalam pembangunan sistem. Dalam basis pengetahuan terdapat 2 pendekatan, dalam pembuatan sistem pakar ini penulis menggunakann penalaran berbasis
43
aturan (Rule Based Reasoning). Pada penalaran berbasis aturan ini dipresentasikan dengan menggunakan IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Pada program ini representasi menggunakan kaidah sistem produksi. Representasi berbasis aturan yang mempunyai pola IF kondisi THEN aksi pada table karakteristik memberikan keuntungan pada berbagai aspek yaitu untuk menambah data, menghapus data dan lain-lain. Berikut adalah kaidah produksi berbasis aturan yang telah disusun: Tabel 3.1 Kode Karakteristik lahan dan kode jenis tanaman jenis tanaman
kode
karakteristik
T1
Tanah aluvial
T2
tanah regosol
T3
A1
A2
A3
O
O
O
O
O
tanah latosol
O
O
T4
tanah grumusol
O
T5
tanah mediteran
K1
1m-600m dpl
K2
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
600m-1500m dpl
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
K3
1500m-2500m dpl
O
O
O
O
C1
tropis/panas
O
O
O
O
O
O
A4
O
O O
O
O
O
44
C2
Sedang
O
O
O
C3
Sejuk
S1
16-19 derajat celcius
O
S2
19-22 derajat celcius
O
O
O
S3
22-30 derajat celcius
O
O
O
CH1
50-200 mm / bulan
O
O
CH2
200-600 mm / bulan
O
O
CH3
600-1600 mm/tahun
O
L1
<8%
O
L2
<8%-16%
L3
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
<16%-30%
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
L4
>30%
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
D1
Baik, Agak Terhambat
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
D2
Agak Cepat, Sedang
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
D3
Terhambat
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
O
O
Sangat Terhambat,
D4
Cepat
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
BK1
<15%
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
BK2
15%-35%
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
45
BK3
35%-55%
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
BK4
>55%
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tabel 3.2 Penjelasan kode jenis tanaman JENIS TANAMAN A1
PADI
A2
JAGUNG
A3
SORGUM
A4
GANDUM
A5
UBI JALAR
A6
UBI KAYU
A7
TALAS
A8
KEDELAI
A9
KACANG TANAH
A10
KACANG HIJAU
A11
ILES-ILES
Dari analisis table keputusan diatas maka dapat dibuat pohon keputusan sebagai berikut:
46
Gambar 3.2 Pohon keputusan AND OR untuk PADI
Gambar 3.3 Pohon keputusan AND OR untuk JAGUNG
Gambar 3.4 Pohon keputusan AND OR untuk SORGUM
47
Gambar 3.5 Pohon keputusan AND OR untuk GANDUM
Gambar 3.6 Pohon keputusan AND OR untuk UBI JALAR
Gambar 3.7 Pohon keputusan AND OR untuk UBI KAYU
48
Gambar 3.8 Pohon keputusan AND OR untuk TALAS
Gambar 3.9 Pohon keputusan AND OR untuk KEDELAI
Gambar 3.10 Pohon keputusan AND OR untuk KACANG TANAH
49
Gambar 3.11 Pohon keputusan AND OR untuk KACANG HIJAU
Gambar 3.12 Pohon keputusan AND OR untuk ILES-ILES Berdasarkan analisis dari table keputusan dan pohon keputusan maka dapat dibuat himpunan kaidah produksi data ciri jenis tanaman yang cocok dengan menggunakan IF-THEN. Dimana IF merupakan informasi masukan sedangkan THEN merupakan kosklusi atau kesimpulan. Himpunan kaidah tersebut adalah sebagai berikut : Kaidah 1 (jenis tanaman Padi) IF([T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl OR [K3] tinggi 1500m-2500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang)
50
AND ([S1] suhu 16-19 derajat celcius OR [S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH1] curah hujan 50-200 mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] curah hujan 600mm-1600 mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A1] tanaman yang cocok adalah PADI
Kaidah 2 (jenis tanaman Jagung) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH1] curah hujan 50-200 mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A2] tanaman yang cocok adalah JAGUNG
51
Kaidah 3 (jenis tanaman Sorgum) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH2] curah hujan 200-600 mm / bulan OR [CH3] 600-1600 mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A3] tanaman yang cocok adalah SORGUM
Kaidah 4 (jenis tanaman Gandum) IF([T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ( [S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] curah hujan 600mm-1600 mm / tahun)
52
AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A4] tanaman yang cocok adalah GANDUM
Kaidah 5 (jenis tanaman Ubi Jalar) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl OR [K3] tinggi 1500m-2500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang OR [C3] iklim sejuk) AND ([S1] suhu 16-19 derajat celcius OR [S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ( [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] 600-1600mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A5] tanaman yang cocok adalah UBI JALAR
53
Kaidah 6 (jenis tanaman UBI KAYU) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl OR [K3] tinggi 1500m-2500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang OR [C3] iklim sejuk) AND ([S1] suhu 16-19 derajat celcius OR [S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ( [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] 600-1600mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A6] tanaman yang cocok adalah UBI KAYU
Kaidah 7 (jenis tanaman Talas) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl OR [K3] tinggi 1500m-2500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius)
54
AND ([CH1] 50-200mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] 6001600mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A7] tanaman yang cocok adalah TALAS
Kaidah 8 (jenis tanaman Kedelai) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH1] 50-200mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A8] tanaman yang cocok adalah KEDELAI
55
Kaidah 9 (jenis tanaman Kacang Tanah) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH1] 50-200mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] 6001600mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A8] tanaman yang cocok adalah KACANG TANAH
Kaidah 10 (jenis tanaman Kacang Hijau) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl OR [K3] tinggi 1500m-2500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang OR [C3] iklim sejuk) AND ([S1] suhu 16-19 derajat celcius OR [S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius)
56
AND ([CH1] 50-200mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A10] tanaman yang cocok adalah KACANG HIJAU
Kaidah 11 (jenis tanaman Iles-iles) IF([T1] tanah alluvial OR [T2] tanah regosol OR [T3] tanah latosol OR [T4] tanah grumusol OR [T5] tanah mediteran) AND ([K1] tinggi 1m-600m dpl OR [K2] tinggi 600m-1500m dpl) AND ([C1] iklim tropis/panas OR [C2] iklim sedang) AND ([S2] suhu 19-22 derajat celcius OR [S3] suhu 22-30 derajat celcius) AND ([CH1] 50-200mm / bulan OR [CH2] 200-600 mm / bulan OR [CH3] 6001600mm / tahun) AND ([L1] lereng <8% OR [L2] lereng 8% - <16%) AND ([D1] drainase baik, agak terhambat OR [D2] agak cepat, sedang) AND ([BK1] bahan kasar <15% OR [BK2] bahan kasar 15%-35%) THEN [A11] tanaman yang cocok adalah ILES-ILES
57
3.6
Perancangan Sistem Perancangan dalam sistem pakar penentuan tanaman untuk pertanian tanaman pangan ini melalui 3 tahapan, yaitu: 1. Tahap perancangan basis pengetahuan 2. Tahap perancangan fungsional sistem 3. Tahap perancangan antar muka
3.6.1
Basis Pengetahuan Basis pengetahuan merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik data pengetahuan maupun data aturan 3.6.1.1 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan a. Tabel Lahan Tabel lahan digunakan untuk menyimpan data kriteria lahan dan sebagai tabel knowledge base yang berisikan aturan-aturan untuk menentukan kesesuaian tanaman dengan lahan tertentu.\ Tabel 3.3 Tabel basis data karakteristik lahan (knowledge base) No
Nama Field
Tipe Data
Keterangan
1
kd_kt
Int(5)
Kode kriteria (primary key)
2
tanah
Varchar (30)
Jenis tanah
58
3
tinggi
Varchar (30)
Ketinggian Tempat
4
iklim
Varchar (30)
Iklim Daerah
5
suhu
Varchar (30)
Tempratur Daerah
6
hujan
Varchar (30)
Curah Hujan
7
lereng
Varchar (20)
Kemiringan lereng
8
drainase
Varchar (50)
Penyerapan tanah
9
bhn_ksr
Varchar(20)
Bahan Kasar
10
hasil
Varchar (20)
Tanaman Yang Cocok
11
keterangan
Text
Keterangan Tanaman
b. Tabel Admin Tabel
admin
digunakan
untuk
menyimpan
data
dari
administrator yaitu data login admin. Field-field tabel admin bias dilihat sebagai berikut. Tabel 3.4 Tabel basis data admin No Nama Field
Tipe Data
Keterangan
1
kodeadmin
Int(11)
Kode administrator (primary key)
2
id_admin
Varchar(12)
Id yang digunakan saat login
3
password
Varchar(20)
Password yang digunakan untuk login
59
c. Tabel Gambar Tabel gambar digunakan untuk menyimpan gambar tanaman yang digunakan sebagai output dari system ini nantinya. Berikut field-field tabel gambar. Tabel 3.5 Tabel basis data Gambar
3.7
No
Nama Field
Tipe Data
Keterangan
1
id
Int(4)
Id gambar (primary key)
2
file_name
Varchar (100)
Nama Gambar
3
mime_type
Varchar (50)
Format gambar
4
file_data
Varchar (30)
Tipe file dan besar file.
Perancangan Alur Sistem Dibawah ini akan ditampilkan diagram alir sistem user serta diagram alir manajemen sistem. 3.7.1
Diagram Alir Sistem User Diagram alir sistem user adalah diagram yang menunjukkan bagaimana aliran proses yang terjadi dalam sistem user. Dari diagram alir pada gambar 3.13, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: Saat user mengakses sistem, user berada pada halaman depan dari sistem ini, kemudian user diberikan pilihan menu-menu. Menumenu tersebut adalah menu Home, menu Karakteristik, dan menu Kepakaran. Menu-menu selain menu kepakaran adalah sebagai refrensi
60
untuk user guna menambah pengetahuan tentang kriteria-kriteria lahan untuk tanaman. Pada menu kepakaran user diminta mengisikan semua data yang diminta oleh pakar, setelah semua data diisikan kemudian data diproses oleh aturan yang terdapat didalam basis pengetahuan dan output yang dihasilkan berupa nama tanaman yang cocok unutk daerah user berserta penjelasan tanaman tersebut.
Gambar 3.13 Diagram Alir Sistem User
61
3.7.2
Diagram Alir Manajemen Sistem Diagram
alir
manajemen
sistem
adalah
diagram
yang
menunjukkan bagaimana aliran proses yang terjadi pada sistem pakar ini.
Gambar 3.14 Diagram Alir Manajemen Sistem
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bagaimana proses sistem ini dirancang. User akan memasukkan data yang diterima oleh sistem sesuai dengan keadaan yang dialami user. Setelah user memasukkan data, sistem akan memproses informasi tersebut dan memberikan solusi berupa jenis tanaman yang cocok dari keadaan yang dialami user. Sedangkan pakar berfungsi untuk memperbarui basis aturan dari sistem. Berikut ini merupakan bagian dari proses memperbarui basis pengetahuan pada sistem. 1. Mode Tambah Data Dari aliran pada gambar dibawah ini, dapat dijelaskan langkahlangkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut : Admin akan menekan tombol input pakar yang telah disediakan, maka akan muncul form untuk menginput basis pengetahuan
62
tersebut. Lalu admin dapat mengisi form tersebut dan menambah kan aturan-aturan baru. Setelah admin menekan tombol OK maka aturan pun akan disimpan kedalam basis data.
Gambar 3.15 Gambar Diagram Alir Sistem Mode Tambah Data 2. Mode Tampil dan Edit Data Pada gambar diagram alir dibawah ini, maka dapat dijelaskan langkah-langkah sebagai berikut: Setelah admin menekan tombol tampil data, maka admin akan melihat daftar rule yang telah dimasukkan. Disebelah paling kanan dari list terdapat tombol untuk mengedit data tersebut. Setelah admin menekan tombol edit, makan akan muncul form untuk mengedit data, disini admin bisa mengedit data sesuai dengan fakta yang diberikan oleh pakar.
63
Gambar 3.16 Gambar Diagram Alir Sistem Mode Tampil dan Edit Data 3. Mode Tampil dan Hapus Data Pada gambar diagram alir dibawah ini, maka dapat dijelaskan langkah-langkah sebgai berikut. Setelah admin menekan tombol tampil data, maka admin akan melihat daftar rule yang telah dimasukkan. Disebelah paling kanan dari list terdapat tombol untuk menghapus data tersebut. Setelah admin menekan tombol hapus, maka data yang dipilih akan dihapus dari basis data dan admin dapat melihat hasilnya.
64
Gambar 3.17 Gambar Diagram Alur Sistem Mode Tampil dan Hapus Data
3.8
Perancangan Antar Muka User interface merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan sebagai media atau alat komunikasi antara pemakai dan sistem. Di dalam antar muka pemakai ini dibedakan menjadi dua pemakai : 1. User User adalah yang menggunakan sistem pakar ini untuk mencari informasi tanaman dari kriteria lahan yang dimiliki oleh pemakai atau sekedar mencari referensi tentang kriteria-kriteria sebuah lahan mulai dari jenis tanah, curah hujan, dan lain-lain.
65
2. Expert Expert adalah pemakai yang bertujuan untuk menjembatani antara User dengan sistem dan bertugas melalukan proses editing, penambahan dan perawatan data di dalam sistem pakar jika diperlukan adanya perubahan. Berikut adalah gambar perancangan sistem.
Gambar 3.18 Gambar Perancangan Sistem Antar Muka
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa hasil dan pembahasan yang terdiri dari pembuatan program dan bentuk tampilannya. Semua tahaptahap tersebut akan dijelaskan berdasarkan cara kerja program serta bentuk tampilan program tersebut.
4.1 Evaluasi Sistem Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu perencana dan pelaksana pertanian dalam menentukan tanaman yang cocok untuk lahan mereka sebelum proses penanaman dan pengolahan lahan dilakukan. Dengan diketahuinya kesesuaian lahan terhadap tanaman sebelum dimulainya proses penanaman dan pengolahan lahan, maka diharapkan dapat meminimalisasikan kesalahan atau ketidak sesuaian anata jenis tanaman dengan lahan yang akan ditanami.
4.2 Pembuatan Program Pembuatan program ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL yang membahasa tentang kesesuain suatu lahan terhadap satu atau lebih tanaman pangan untuk dijadikan lahan pertanian tanaman pangan. Program ini berupa system pakar yang memberikan hasil mengenai tanaman yang cocok untuk sebuah lahan berdasarkan kriteria dari lahan tersbut.
67
4.3 Tampilan Sistem Pengguna
4.3.1 Tampilan Utama Pengguna Pada tampilan ini, pengguna dihadapkan pada 3 menu utama di bagian atas tampilan utama pengguna, yaitu Home, Karakteristik, dan Kepakaran. Menu-menu ini yang akan menavigasikan pengguna untuk menggunakan sistem ini. Berikut adalah penjelasan tampilan-tampilan pada menu utama pengguna.
4.3.2 Menu Home Saat Pengguna memilih menu Home, maka user dapat melihat maksud dari Penulis membuat aplikasi ini. Maksud Penulis membuat aplikasi ini terlihat pada Tujuan Pembuatan Aplikasi pada menu Home ini yaitu, melalui aplikasi ini user mencoba meminalkan kesalahan sebelum proses penanaman dan pengolahan lahan dilakukan melalui aplikasi yang dibuat ini. Serta harapan kepada pengguna dari system ini.
Gambar 4.1 Tampilan Menu Home
68
4.3.3 Menu Karakteristik Menu ini menyediakan informasi-informasi dan penjelasan dari setiap kriteria yang digunakan dalam system pakar ini. Dengan menu ini diharapkan pengguna dapat mengetahui maksud dari tiap kriteria pada saat pengisian form kepakaran pada menu kepakaran nanti. Berikut penjelasan setiap submenu pada menu Karakteristik :
Gambar 4.2 Tampilan Menu Karakteristik
4.3.3.1 Submenu Jenis Tanah Pada submenu ini terdapat lima (5) jenis tanah yang digunakan pada sistempakar ini. Setiap jenis tanah sudah dijelaskan pada menu ini sebagai referensi untuk pengguna dalam menentukan jenis tanah yang terdapat dalam lahan mereka, sehingga kesalahan dalam pemilihan jenis tanah pada saat mengisi form kepakaran dapat diperkecil.
69
Gambar 4.3 Tampilan submenu Jenis Tanah dari menu Karakteristik
4.3.3.2 Submenu Ketinggian Daerah Pada submenu ini terdapat penjelasan tentang apa itu ketinggian daerah yang nantinya juga sebagai kriteria dalam pengisian form kepakaran, melihat faktor ini juga merupakan faktor utama..
Gambar 4.4 Tampilan submenu Ketinggian Daerah dari menu Karakteristik
70
4.3.3.3 Submenu Iklim Daerah Iklim adalah yang sangat mempengaruhi dalam tumbuh kembang tanaman. Maka dalam submenu ini ditampilkan maksud dari iklim tersebut sebagai informasi dan referensi pengguna.
Gambar 4.5 Tampilan submenu Iklim Daerah dari menu Karakteristik
71
4.3.3.4 Submenu Suhu Daerah Submenu ini menampilkan informasi tentang tempratur sebagai bantuan kepada pengguna saat pengisian form kepakaran. Informasi yang terdapat pada menu ini yaitu tentang apa itu tempratur atau suhu suatu daerah.
Gambar 4.6 Tampilan submenu Suhu dari menu Karakteristik
72
4.3.3.5 Submenu Curah Hujan Submenu yang menampilkan tentang curah hujan karena curah hujan itu sendiri sangat dibutuhkan bagi tanaman, sebab tanaman membutuhkan air untuk tumbuh kembangnya. Faktor curah hujan ini adalah faktor utama dalam pertanian. Diharapkan ini dapat menjadi referensi bagi
Gambar 4.7 Tampilan submenu Curah Hujan dari menu Karakteristik
73
4.3.3.6 Submenu Lereng Submenu yang berisikan informasi kemiringan lereng yang baik untuk suatu lahan. Karena lereng yang >40% tidak cocok untuk tanaman pangan. Submenu yang berisikan informasi kemiringan lereng yang baik untuk suatu lahan. Karena Tingkat kemiringan lahan menunjukkan curam atau tidaknya lereng, dimana makin curam lereng yang dimiliki oleh suatu lahan, makin berkurang kesesuaian lahannya. Lahan dengan lereng >40% tidak lagi sesuai untuk daerah pertanian.
Gambar 4.8 Tampilan submenu Lereng dari menu Karakteristik
74
4.3.3.7 Submenu Drainase Submenu yang menampilkan informasi tentang penyerapan tanah atau drainase. Karena tanah yang baik memiliki drainase yang baik. Tanah dengan drainase cepat tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
Gambar 4.9 Tampilan submenu Drainase dari menu Karakteristik
75
4.3.3.8 Submenu Bahan Kasar Berikut adalah tampilan submenu bahan kasar, yaitu menu yang menyajikan persentase bahan kasar yang baik untuk sebuah lahan pertanian karena tanah merupakan media perakaran bagi tumbuhan.
Gambar 4.10 Tampilan submenu Bahan Kasar Dari Menu Karakteristik
76
4.3.4. Menu Kepakaran Ini adalah menu inti dari aplikasi ini. Pada menu ini, pengguna dihadapkan pada delapan buah pertanyaan kepakaran yang masingmasing pertanyaannya terdapat tiga sampai empat buah pilihan. Pengguna harus memilih salah satu pilihan dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam menu ini dan pertanyaan ini harus terisi semua agar bisa memperoleh hasil jawaban berupa tanaman apa yang cocok dengan kriteria lahan yang telah diisikan sebelumnya.
77
Gambar 4.11 Tampilan Menu Kepakaran
78
4.3.5 Output Sistem Ini adalah hasil dari menu kepakaran yang telah diisi sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa tanaman yang cocok dengan kriteria lahan anda yang sebelumnya sudah anda isikan pada form di menu kepakaran.
Gambar 4.12 Hasil Output Sistem
79
4.4. Tampilan Sistem Admin
4.4.1. Login Admin Pada awal tampilan utama halaman admin ini, lembar kerja terdapat form login dan di bagian menu terdapat tombol login dan dua buah inputan yaitu id admin dan passsword. Login ini bertujuan untuk terjaminnya keamanan data dan sistem aplikasi ini.
Gambar 4.13 Halaman Login Admin
Setelah admin berhasil login, dibagian menu utama akan terdapat 5 (Lima) buah tombol navigasi dan lembar kerja menampilkan halaman penginpuitan rule sebagai halaman utama. Empat buah tobol tersebut adalah tombol Logout, tombol Input Pakar, tombol Input Gambar, tombol Tampil Pakar, dan tombol Tampil Gambar.
80
Gambar 4.14 Halaman Muka Admin
4.4.2 Menu Admin Dibawah ini adalah kelima tombol yang sudah dsebutkan diatas. Berikut penjelasan funngsi tiap tombol :
Gambar 4.15 Tombol Navigasi Admin
81
4.4.2.1 Tombol Input Pakar Pada
tombol
navigasi
ini,
lembar
kerja
menampilkan form untuk menambahkan rule dalam aplikasi ini. Berikut gambar form tersebut :
Gambar 4.16 Form Input Rule
Pada form ini terdalat 2 (dua) buah tombol lagi pada bagian bawah kiri. Tombol Lanjutkan berguna untuk menambahkan rule yang telah dimasukkan sedangkan tombol Reset berguna untuk menghilangkan rule yang salah pada saat penginputan.
4.4.2.2 Tombol Input Gambar Tombol ini berfungsi untuk menambahkan gambar jenis tanaman yang nantinya akan digunakan
82
pada proses query agar gambar yang tampil sesuai dengan hasil dari kriteria lahan yang telah diisikan pada menu kepakaran.
Gambar 4.17 Form Input Gambar
Pada bagian ini terdapat 3 (tiga) tombol operasi yang digunakan untuk menyimpan gambar. Tombol Pilih Berkas berfungsi untuk memilih gambar yang dinginkan yang telah disimpan dalam komputer, Tombol simpan berguna untuk menyimpan gambar yang sudah dipilih kedalam database. Tombol Reset berguna untuk mereset gambar terpilih.
4.4.2.3 Tombol Tampil Pakar Tombol ini berfungsi menampilkan seluruh aturan yang telah diinputkan kedalam database. Agar admin dapat meneliti rule yang telah diinputkan untuk mengurai tingkat kesalahan.
83
Gambar 4.18 Tampilan Aturan Sistem Pakar
Pada tampilan ini terdapat 2 (dua) tombol tambahan yaitu Edit dan Hapus. Tombol Edit berguna untuk merubah suatu rule, sedangkan tombol Hapus berfungsi untuk menghapus rule tersebut.
Gambar 4.19 Tampilan Edit Rule
84
4.4.2.4 Tombol Tampil Gambar Tombol ini berguna untuk menampilkan gambar yang
telah
diinputkan
kedalam
database
pengecekan ulang agar tidak terjadi kesalahan.
Gambar 4.20 Tampilan Tampil Gambar
guna
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan implementasi dan analisa program, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. perancangan sistem aplikasi yang berupa Sistem Pakar Pemanfaatan Lahan Untuk Pertanian Tanaman Pangan dapat memberikan informasi yang berguna kepada pemakainya dengan mengetahui kriteria dari lahan mereka. 2. Sistem pakar ini dapat menhasilkan beberapa jenis tanaman sebagai hasil identifikasi dan bersifat rekomendasi. 3. Sistem pakar ini juga menyediakan fasilitas bantuan penjelasan tiap-tiap kriteria agar user dapat mandiri dalam menggunakan aplikasi ini. 5.2 Saran Dari kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran-saran yang akan sangat membantu untuk pengembangan aplikasi ini kedepannya. 1. Perlu
diadakannya
penambahan
data
untuk
kriteria
lahan
berserta
pendeteksiannya dan hasil tanaman yang lebih variatif sehingga informasi yang dimiliki semakin banyak dan luas. 2. Aplikasi yang dirancang oleh penulis belum dapat memenuhi kebutuhan pengguna seutuhnya dan belum dapat diaplikasikan secara optimal. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan lagi menjadi sistem aplikasi yang lebih berkualitas sehingga pengguna dapat merasakan kepuasan saat menggunakan sistem ini.
85
DAFTAR PUSTAKA [1]
Turban, Efrain dkk. (2005). Decision Support System And Intelligent Systems. 7th ed. Yogyakarta: Andi.
[2]
Kadir, Abdul. (2002). Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi.
[3]
Arbi. (2004). Manajemen Database dengan MySQL. Yogyakarta: Andi.
[4]
Utdirartatmo, Firar. (2002). Mengelola Database Server MySQL di Linux dan Windows. Yogyakarta: Andi.
[5]
Sutojo, T., S.si., M.kom dkk. (2011). Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi.
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian, diakses tanggal 13 juli 2011
[7]
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan, diakses tanggal 13 juli 2011
[8]
http://www.docstoc.com/docs/20905808/potensi-pengembangan-tanaman-jagung(Zeanis-L)-sebagai-sumber, diakses tanggal 17 juli 2011
[9]
http://www.peipfi-komdasulsel.org/wp-content/uploads/2011/06/406-409-pembentukancalon-varietas-gandum-tenriI.pdf, diakses tanggal 17 juli 2011
[10]
http://www.scribd.com/doc/38420207/Botani-Sorgum, diakses tanggal 13 juli 2011
[11]
http://id.wikipedia.org/wiki/Iles-iles, diakses tanggal 21 juli 2011
[12]
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu, diakses tanggal 22 juli 2011
[13]
http://okrek.blogdetik.com/arsitektur-tropis-lembab, diakses tanggal 23 juli 2011
[14]
http://cs.nyu.edu/courses/spring02/G22.2560-001/andor.html, diakses tanggal 23 juli
2011
86