Tugas Mata Kuliah Konsep Herbal Indonesia
PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL MELALUI KULIT
Oleh: dr. Isabella (1006827234)
Dosen pengajar: Dr. Anna S. Ranti, Apt
PROGRAM STUDI MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2011
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit PENDAHULUAN
MINYAK ESENSIAL Minyak esensial adalah cairan yang diperoleh dari hasil destilasi atau pemanasan bagian tumbuhan (seperti daun, rimpang, batang, biji, buah, akar dan eksudat dari tanaman).
Di Indonesia, minyak esensial atau essential oil ini lebih dikenal
dengan sebutan minyak atsiri. Menurut ahli botani, minyak atsiri adalah sekret dari tanaman dengan bau yang intensif dan dilokalisasi dalam tempat-tempat tertentu. Bau inilah yang ditinggalkan di dalam air dan aqua aromatica, meskipun ia tidak dapat bercampur dengan air.
Minyak esensial tersusun atas komponen-komponen yang kompleks, dimana satu macam minyak esensial dapat terdiri atas 20-60 komponen yang berbeda konsentrasi dan susunan kimiawi yang bermacam-macam seperti hidrokarbon-hidrokarbon, alkohol, keton-keton aldehida-aldehida, eter-eter, oksida-oksida, ester-ester dan lain-lain. Biasanya kharakteristik suatu minyak esensial ditentukan oleh dua atau tiga komponen penyusun utama (20-70%). Sebagai contoh, karvakrol (30%) dan thymol (27%) adalah komponen utama dari minyak esensial Origanum compactum, minyak esensial Coriandrum sativum mengandung
linolol
(68%),
minyak
esensial
Cinnamomum
camphora
mengandung 50% senyawa 1,8-cineole dan minyak esensial Mentha piperita (=Mentha x piperita) mengandung 50% senyawa mentol dan 19% senyawa
dr. Isabella (1006827234)
Page 1
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit mentone. Secara garis besar, komponen penyusun minyak esensial dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu yang tersusun atas terpen dan terpenoid dan kelompok yang tersusun atas senyawa aromatik dan alifatik, dimana semua senyawa ini memiliki berat molekul yang ringan. Komponen inilah yang nantinya akan menentukan khasiat suatu minyak atsiri. Minyak atsiri pada dasarnya tidak berwarna, terutama jika baru diekstraksi. Tetapi setelah penyimpanan, warnanya akan bertambah tua karena proses oksidasi dan resinifikasi (perubahan menjadi resin). Karena itu penyimpanan minyak atsiri yang tepat adalah dalam wadah berbahan dasar kaca gelap (misalnya botol berwarna coklat atau biru gelap) untuk melindungi minyak atsiri dari proses oksidasi oleh oleh sinar matahari dan terisi penuh agar tidak teroksidasi oleh oksigen udara yang dapat terisi bila wadah tidak terisi penuh.
AROMATERAPI Penggunaan minyak esensial murni yang dapat memberikan manfaat untuk seorang individu dikenal dengan istilah aromaterapi. Istilah ini dikenalkan oleh seorang ilmuwan kimia Perancis, R.M. Gattefosse yang menggunakan minyak esensial dalam kosmetik. Aromaterapi dapat memberikan efek terapi baik fisik maupun psikologis. Cara pemakaian aromaterapi dapat dibedakan atas pemakaian: 1. Topikal: aplikasi langsung pada kulit bagian luar, melalui sentuhan (dengan dioles), dengan cara kompres atau berendam dalam bak mandi. Pada pemakaian topikal, minyak esensial akan diabsorpsi melalui kulit. 2. Internal: aplikasi pada mukosa kulit (kulit bagian dalam), melalui mouthwash, douches, pessaries atau supositoria. Pemakaian secara oral melalui kapsul gelatin atau dilarutkan dalam madu, alkohol atau pendispersi (dapat dibeli melalui berbagai perusahaan yang menjual minyak esensial yang bagus). Penggunaan per oral sangat populer diberikan di Perancis oleh dokter dan aromatologis. Pemakaian dosis maksimal adalah tiga tetes tiga kali sehari selama tiga minggu, akan tetapi disesuaikan lagi dengan keadaan pasien dan jenis minyak esensial yang akan digunakan. Yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya waktu istirahat untuk memberi kesempatan pada hati untuk
dr. Isabella (1006827234)
Page 2
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit menghilangkan bahan toksik. Pada pemakaian per rektum atau vagina sediaan minyak esensial berbentuk supositoria dan pesarium. Pemakaiannya lebih ditujukan untuk sindrom gangguan saluran cerna (irritable bowel syndrome), hemorhoid, infeksi vagina dan jamur (candida), maksimum 6 tetes. Untuk minyak esensial yang bersifat toksik maupun iritatif tidak boleh digunakan. 3. Inhalasi: merupakan cara yang paling cepat dan efektif untuk terapi masalah psikologis dan merupakan cara pemakaian yang paling umum. Bau yang dihirup oleh individu akan berikatan dengan gugus steroid dalam kelenjar keringat disebut osmon, yang berpotensi sebagai penenang kimia alami.
KULIT Kulit adalah organ tubuh terluar yang membatasi organ lainnya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa adalah 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utamanya untuk menjamin kelangsungan hidup, ia juga mempunyai arti lain yaitu untuk estetik, ras, indikator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain.
Potongan melintang Kulit
dr. Isabella (1006827234)
Page 3
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL MELALUI KULIT Minyak esensial yang diaplikasikan pada kulit akan diabsorpsi ke dalam pembuluh darah melalui kelenjar keringat dan folikel rambut. Folikel rambut mengandung sebum dan lebih mudah menyerap minyak esensial. Minyak esensial yang sudah diabsorpsi kemudian berdifusi ke dalam aliran darah dan masuk ke dalam aliran limfe dan cairan interstisial, kemudian mengalir ke bagian lain dari tubuh. Penggunaan minyak esensial yang dapat meremajakan kulit dapat membantu pertumbuhan sel baru yang sehat dan menggantikan sel yang mati. Aplikasi minyak esensial melalui kulit dipengaruhi oleh: 1. Faktor internal: -
Luas permukaan kulit Semakin luas daerah yang diolesikan minyak esensial, maka senyawa yang diabsorpsi akan semakin banyak dan memberikan efek yang lebih cepat dan lebih berat. Pada penggunaan satu jenis minyak esensial yang terus menerus pada seluruh tubuh sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan hati. Penggunaan satu jenis minyak esensial terus menerus untuk keperluan facial masih diperbolehkan.
-
Ketebalan dan permeabilitas epidermis
-
Mulut kelenjar dan folikel sebagai tempat masuknya molekul minyak esensial
-
Komposisi penampungan pada jaringan lemak bawah kulit
-
Daya kerja enzim
-
Kesehatan tubuh
-
Sumbatan atau penyakit kulit: kulit yang sehat tidak mudah menyerap minyak esensial jika dibandingkan kulit yang rusak. Akan tetapi, penyerapan kulit sehat terhadap cairan yang mudah menguap dan larut dalam lemak (minyak esensial) lebih mudah diserap daripada air, larutan atau benda padat.
2. Faktor Eksternal: -
Hidrasi Kulit
-
Kandungan Minyak pada Kulit
dr. Isabella (1006827234)
Page 4
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit -
Viskositas yang menurun dan ukuran molekul yang besar akan membuat minyak esensial lebih sulit untuk diserap.
-
Kehangatan kulit, ruangan dan tangan yang merawat akan meningkatkan daya absorpsi minyak esensial.
3. Faktor Biologis Kecepatan aliran darah dapat meningkat dengan bantuan, misalnya oleh pijatan, pemanasan atau penyinaran infra merah. Aliran darah yang meningkat akan diikuti oleh peningkatan distribusi obat ke jaringan.
Cara pemakaian Hampir semua minyak esensial tidak dapat diberikan langsung pada kulit dan harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak pembawa. Pengenceran normal adalah 2.5% dari minyak esensial murni, misalnya untuk 15 tetes (± 1 ml) minyak esensial perlu diencerkan dengan 1 ounce (± 30 ml) minyak pembawa. Sedikit adalah lebih baik, karena khasiat minyak esensial murni sangat kuat. Untuk penggunaan pada wajah, kadar yang aman dan efektif adalah 1-2% larutan minyak esensial dalam larutan standar. Untuk penggunaan pada tubuh dapat mencapai 3% larutan minyak esensial dalam larutan standar. Untuk pemakaian pada waja di dekat daerah sensitif, seperti mata dan bibir atau pada alat genital dimana lapisan kulitnya lebih tipis, maka minyak pembawa perlu ditambahkan lebih banyak.
Bagan pengenceran minyak esensial murni*: 1% dari 600 tetes
=
6 tetes
2% dari 600 tetes
=
12 tetes
2.5% dari 600 tetes
=
15 tetes
5% dari 600 tetes
=
30 tetes atau 1.5 ml
10% dari 600 tetes
=
60 tetes atau 3 ml
*
untuk dilarutkan dalam ± 30 ml minyak pembawa.
dr. Isabella (1006827234)
Page 5
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Pemakaian minyak esensial secara topikal ada beberapa metode yang dapat dipilih: Metode kompres: Pengenceran minyak esensial dalam cairan pembawa, baik berupa air maupun minyak (maksimal 6 tetes minyak esensial dalam 100 ml air). Kain (dengan kualitas bahan tertentu) dicelupkan ke dalam larutan minyak esensial, lalu diperas atau bisa juga dengan meneteskan minyak esensial yang telah diencerkan tadi pada kain atau langsung pada daerah yang diinginkan dan dapat didiamkan sampai semalaman. Kain dapat dibasahi berulang kali, sesuai kebutuhan. Kompres
dapat
berupa
kompres panas atau kompres dingin,
sesuai
Kompres
keinginan.
dingin
digunakan
biasa untuk
menghilangkan nyeri, terutama nyeri yang disebabkan oleh cedera atau luka, dan juga untuk
mengurangi
bengkak
atau demam. Kompres panas dapat meningkatkan kecepatan sirkulasi darah, membuka pori-pori dan mengurangi nyeri yang disebabkan karena kondisi internal seperti kramp, arthritis dan gout. Pada kompres dingin, kain harus sering-sering diganti karena temperatur tubuh akan menghilangkan efek dingin dengan cepat. Pada kompres panas, untuk mempertahankan suhu panas yang diinginkan, dapat menggunakan botol air panas yang dibungkus dengan kain tersebut. Baik untuk kompres panas maupun kompres dingin, dapat menggunakan bahan tahan air untuk mencegah daerah di sekitarnya menjadi lembab. Sebagai contoh, beberapa tetes minyak esensial jahe (Zingiber officinalis) dapat ditambahkan ke dalam air hangat (suam-suam kuku) dan diaduk untuk mendispersikan minyak. Sepotong kain dapat dibasahi dengan cairan ini dan ditempatkan pada sendi yang kaku. Dapat diberikan panas tambahan sesuai kebutuhan.
dr. Isabella (1006827234)
Page 6
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Obat kumur atau “gargle”: Tambahkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam air. Campur dan aduk rata, kemudian dapat digunakan sebagai obat kumur. Jangan sampai ditelan. Sebagai contoh, setetes minyak esensial teh hijau diteteskan ke dalam segelas air, kemudian digunakan untuk berkumur untuk menghilangkan nyeri tenggorokan. Obat kumur baik digunakan untuk mengatasi nyeri tenggorokan, menguatkan gusi dan secara umum sebagai mouthwash.
Mandi: 4-6 tetes minyak esensial ditambahkan ke dalam bak mandi yang telah diisi air. Campur dan aduk agar merata (minyak terdispersi dalam air), kemudian masuk ke dalam bak mandi untuk berendam paling tidak selama 10 menit untuk mendapatkan khasiat relaksasi yang sempurna. Pada metode ini, minyak esensial akan diabsorpsi melalui kulit dan juga diinhalasi melalui saluran nafas. Beberapa sendok makan susu full krim dapat digunakan sebagai bahan pendispersi. Untuk kulit yang sensitif, perlu dilakukan pengenceran minyak esensial sebelum dicampurkan ke dalam bak mandi. Dalam hal ini, satu atau lebih minyak esensial dapat dicampur dengan satu sendok teh susu atau dua sendok teh minyak sayur atau minyak pembawa untuk mendapatkan 4-6 tetes minyak esensial untuk dilarutkan dalam air.
dr. Isabella (1006827234)
Page 7
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Minyak esensial memang tidak larut dalam air, maka ia akan mengambang pada permukaan air dan menyebarkan aromanya yang masuk ke tubuh melalui inhalasi. Garam mandi juga dapat digunakan untuk mendispersikan minyak esensial ini. Pada penggunaan shower atau mandi lokal, molekul minyak esensial yang terdispersi dalam air akan diserap melalui pori-pori tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Merendam kaki merupakan alternatif lain untuk mendapatkan khasiat yang diinginkan dari minyak esensial apabila berendam seluruh tubuh tidak praktis untuk dilakukan.
Massage atau pijat: beberapa tetes minyak esensial ditambahkan ke dalam minyak pembawa dan dioleskan pada kulit yang akan dipijat. Untuk pijat dewasa, minyak esensial yang digunakan tidak boleh melebihi konsentrasi 1% (1 tetes dalam satu sendok teh) jika meliputi penggunaan untuk area yang luas. Untuk pijat anak kecil, minyak esensial yang digunakan tidak boleh melebihi konsentrasi 0.25% pada bayi baru lahir dan 0.5% pada anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun dan 1% untuk anak berusia 2 tahun keatas. Pemilihan jenis minyak esesnsial yang digunakan akan disesuaikan dengan efek terapi yang ingin dicapai.
Prasyarat sebelum menggunakan minyak esensial Uji kepekaan kulit: Sebelum mengaplikasikan minyak esensial pada kulit seseorang, ada baiknya dilakukan uji kepekaan kulit sederhana, khususnya untuk kulit sensitif, atau dilakukan uji tempel (patch test) terlebih dahulu.
dr. Isabella (1006827234)
Page 8
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Uji kepekaan kulit sederhana: campurkan 1 tetes minyak esensial dalam satu sendok penuh minyak pembawa, lalu gosokkan campuran minyak di kulit telinga, lipatan lengan atau pada bagian dalam pergelangan tangan (bagian yang sangat sensitif). Tandai daerah tersebut, kemudian biarkan tanpa ditutup selama 24 jam. Bila tidak ada berkas merah atau gatal, maka minyak tersebut tidak menimbulkan alergi. Uji tempel (Patch test): uji ini lebih dapat dipercaya untuk menguji alergi. Minyak pembawa yang digunakan haruslah yang tidak akan menimbulkan alergi. Caranya dengan mencampur 1 tetes minyak esensial dalam 1 sendok makan minyak pembawa, kemudian gosokkan sebagian kecil minyak di dada bagian atas atau pada lengan bagian bawah. Tutup bagian yang diolesi dengan kain yang tahan air selama 24-48 jam, lalu lihat apakah ada kemerahan atau gatal di daerah tersebut. Jika tidak ada, maka minyak esensial tersebut aman untuk digunakan. Mempelajari sifat dan minyak esensial: misalnya kepekaan minyak esensial terhadap sinar matahari untuk mencegah terjadinya fotosensitivitas,; Pengenceran: minyak esensial banyak yang bersifat iritan, sehingga bila tidak diencerkan terlebih dahulu dapat mengiritasi kulit. Minyak pembawa: jika pemakaian menggunakan minyak mineral seperti baby oil, penetrasi minyak esensial akan menurun karena minyak mineral mempunyai ukuran molekul yang besar.
KONTRAINDIKASI dan PERINGATAN Jauhkan kemasan dari jangkauan anak kecil Hindari penggunaan minyak esensial yang bersifat iritatif pada kulit yang sensitif. Hati-hati penggunaan minyak esensial pada ibu hamil. Beberapa minyak esensial tidak dapat digunakan untuk ibu hamil, terutama pada trimester pertama karena dapat merangsang menstruasi, misalnya chamomile, lavender dan rose.
dr. Isabella (1006827234)
Page 9
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit TOKSISITAS Pada penggunaan tanpa pengenceran, jika digunakan terlalu lama dapat timbul mual dan sakit kepala. Beberapa minyak esensial dapat menyebabkan reaksi kulit yang parah jika terpapar sinar matahari (reaksi fotosensitivitas). Bergamot merupakan salah satunya, untuk penggunaannya dianjurkan menggunakan bergamot FCF dimana konstituen utama penyebab sensitivitas, yaitu bergaptene telah disingkirkan. Pada kulit yang luka, penggunaan Backhousia citriodora dapat menyebabkan nekrosis sel dan vakuolisasi secara histologis. Dermatitis kontak alergi yang timbul karena penggunaan minyak esensial cukup sering ditemukan. Beberapa alergen standar adalah campuran dua atau beberapa minyak esensial dan campuran lakton seskuiterpen, sedangkan alergen lain yang lebih khusus adalah d-limonene, geraniol, citronella, linalool, citral, coumarin, cinnamic alcohol dan lain-lain. Karena itu uji kepekaan kulit sangat penting dilakukan sebelumnya.
Tabel. Minyak esensial dan substansi toksik Tanaman yang relatif toksik untuk manusia Eucalyptus globulus Labill
1,8 cineol
A Woolf C toksikologi 1999 Konvulsi
Foeniculum vulgare Mill
Fenchone
Konvulsi
Hyssopus officinalis L
Pinocamphone, 1,8 cineol
Konvulsi
Mentha pulegium L
Pulegone
Konvulsi
Komponen toksik
Hedeoma pulegioides L
Nekrosis hepatis, DIC
Rosamarinus officinalis L
1,8 cineol, camphor
Konvulsi
Salvia officinalis L
Thujone, camphor, 1,8 cineol Sabinylacetate, camphor, thujone Thujone, camphor, 1.8 cineol Thujone, fenchone, camphor
Konvulsi
Juniperus sabina L Tanacetum vulgare L Thuya occidentalis L
dr. Isabella (1006827234)
Konvulsi Konvulsi Konvulsi
Page 10
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Artemisia absintihium L
Αβ thujone
Epilepsi, demensia
Mentha sp.
Mentol, mentone
Ataxia, mialgia
Nutmeg
Myristacine, eugenol
Halusinasi
DOSIS Dewasa: dapat diberikan dosis sesuai larutan standar diatas, sesuai dengan kadar sesuai ketentuan (wajah 1-2% dan tubuh 3%), kecuali ada indikasi tertentu. Wanita hamil: dapat diberikan larutan standar, setelah lewat trimester pertama. Bayi baru lahir (paling sedikit harus berumur 1 minggu): maksimal diberikan 2 tetes dalam 100 mL minyak pembawa, hanya dapat diberikan minyak esensial lavender dan roman chamomile. Bayi 3-18 bulan: dapat diberikan ¼ dosis orang dewasa. Bayi 18 bulan-7 tahun: dapat diberikan ⅓ – ½ dosis orang dewasa. Anak 7 – 14 tahun: dapat diberikan ½ larutan – kadar larutan maksimal 2-3%, misalnya 15 tetes minyak esensial pada 30 mL pelarut, 25 tetes pada 50 mL pelarut.
BEBERAPA CONTOH MINYAK ESENSIAL Eucalyptus Eucalyptus merupakan salah satu jenis minyak esensial yang banyak digunakan. Minyak ini didapat dari hasi destilasi daun Eucalyptus globulus. Dapat digunakan sebagai antiseptik, ekspektoran, dekongestan serta untuk stimulasi sirkulasi pembuluh darah lokal. Minyak esensial ini dapat digunakan untuk flu, batuk, bronkitis, nyeri otot, nyeri punggung dan juga infeksi kulit.
dr. Isabella (1006827234)
Page 11
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit Lavender Lavender bersifat menenangkan, karena itu banyak dianjurkan untuk insomnia dan anxietas (gangguan cemas). Minyak esensial ini juga mempunyai khasiat sebagai penghilang nyeri, antiseptik, antispasmodik, sedatif untuk saraf dan untuk meremajakan kulit. Aplikasinya pada penyakit seperti nyeri otot, sakit kepala, batuk berdahak dan juga migren.
Rosemary Minyak esensial ini merupakan hasil destilasi dari daun dan bunga Rosmarinus officinalis. Rosemary bersifat menyegarkan, membangkitkan semangat dan meningkatkan
konsentrasi.
Khasiatnya
sebagai
antispasmodik, analgesik, stimulansia sirkulasi lokal, antiseptik dan ekspektoran. Sesuai dengan khasiatnya, maka minyak esensial ini dapat digunakan untuk nyeri, sirkulasi darah yang kurang baik, rematik, merangsang pertumbuhan rambut, flu dan kelelahan.
dr. Isabella (1006827234)
Page 12
KHI – Pemakaian Minyak Esensial Melalui Kulit DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2005). Herbs, spices and essential oils post-harvest operations in developing countries. Vienna: United Nations Industrial Development Organization; Roma, Italia: Food and Agriculture Organization of The United Nations. Bakkali F., Averbeck S., Averbeck D., Idaomar M. (2008). Biological effects of essential oils A review. Food and Chemical Toxicology J. 46(2), 446-475. Buckle, J. (2003). Clinical aromatherapy: Essential oils in practice, 2nd Ed. Edinburgh: Churchill Livingstone. Ebadi M. (2007). Pharmacodynamic Basis Of Herbal Medicine 2nd ed. New York: Taylor and Francis. England, A. (2000). Aromatherapy and massage for mother and baby. Rochester, Vermont: Healing Arts Press. Oktovina D.M. (2006). 20 Ramuan esensial nusantara untuk cantik dan bugar. Jakarta: Erlangga. Price, S. (1997). Aromaterapi bagi profesi kesehatan. Jakarta: EGC. Vigan M. (2010). Essential oils: renewal of interest and toxicity. Eur J Dermatol. 20(6), 685-692.
dr. Isabella (1006827234)
Page 13