Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
PEMAKAIAN BIODIESEL PADA TRANSPORTASI DAN INDUSTRI MENGURANGI DAMPAK EMISINYA TERHADAP LINGKUNGAN Agung Wijono1 Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gedung 480, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15314 Telp. 021-7563213 e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Minimum obligations on the use of biodiesel blended on transportation and industry will have an impact on the increase in the volume and frequency blending biodiesel into diesel fuel. Required guarantee certainty of biodiesel volume is added to the diesel fuel and the assurance quality of the fuel blending results (B-XX), so that required a special study of the blending of biodiesel and diesel fuel with the properties and characteristics as well as influence the emission produced on the environmental impact incurred. Environmental impact assessment carried out using the method of Life Cycle Assessment (LCA) Cradle to Wheel, which starts from land clearing, plantation (palm oil), production of raw materials (crude palm oil), the production of biodiesel (fatty acid methyl ester), biodiesel blending, the distribution at the gas stations, and the use of biodiesel blends on vehicles transportation and industrial. The purpose of this study was to determine the advantages of the use of biodiesel blends on vehicles transportation and industrial, as well as know how far biodiesel blends can reduce emissions to suppress influence of impact on the environment. The results of this study show any effect of the biodiesel blend quality on the engine performance, exhaust emissions, combustion engines, as well as lubrication. The higher the biodiesel blend, the lower the emissions up to reduce the influence of the environment impact that occurred. Various scenarios of biodiesel blends showed a significant reduction in environmental impacts ranging from B20 to B50. The optimum of biodiesel blends in terms of the economic, technical, and environmental are on B30. The use of B30 to transport without required modifications to the engine. Keywords: Biodiesel blends, transport emissions, environmental impact, alternative fuels, environmentally friendly and sustainable. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan tentang Program Pengembangan Energi Nasional pada tahun 2006, dimana ditargetkan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebesar 5% dalam bauran energi nasional pada tahun 2025. Kementerian ESDM telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PerMen ESDM No.32 Tahun 2008 tentang Penyediaan Pemanfaatan & Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain. Didalamnya dijelaskan percepatan target pentahapan kewajiban minimal dalam pemanfaatan biodiesel. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui keuntungan dari pemakaian campuran biodiesel pada kendaraan transportasi dan industri, serta mengetahui sampai sejauh mana campuran biodiesel bisa mengurangi emisinya untuk menekan pengaruh dampak terhadap lingkungan. Biodiesel (methyl ester) adalah bahan bakar nabati untuk mesin ataupun motor diesel. Biodiesel dapat disintesa dengan mereaksikan 80-90% minyak nabati, 10-20% alkohol dan 0,35-1,5% katalis. Reaksi pembuatan biodiesel tersebut dinamakan transesterifikasi dan bertujuan untuk menurunkan viskositas dari minyak. Sifat dan karakteristik biodiesel sangat bergantung pada sumber dan jenis bahan bakunya, dimana tiap jenis bahan baku memiliki komposisi senyawa asam lemak jenuh dan tidak jenuh yang berbeda. Kecenderungan sifat dan karakteristik biodiesel dengan kandungan mayoritas senyawa jenuh dan senyawa tidak jenuh tunggal menyebabkan biodiesel mempunyai angka setana yang tinggi, viskositas yang tinggi, titik tuang dan titik kabut yang tinggi dan stabilitas oksidasi yang tinggi. Standar dan mutu Biodiesel yang dipasarkan di dalam negeri diatur berdasarkan Keputusan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJ-EBTKE) Nomor 723 K/10/DJE/2013 yang mengacu pada SNI 7182:2012 tentang Biodiesel, yang merupakan revisi dari SNI 7182:2006. C-293
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Biodiesel merupakan bahan bakar yang stabil, bersifat mengurangi tingkat emisi gas buang, bercampur secara sempurna dengan minyak diesel mineral (solar) dan bekerja dengan baik pada semua jenis mesin diesel. Selain mengurangi emisi keunggulan biodiesel yang utama adalah tidak diperlukan modikasi mesin untuk menjalankan mesin diesel. Biodiesel dapat dituang langsung kedalam tangki bahan bakar kendaraan. Biodiesel biasanya digunakan dalam bentuk campuran dengan minyak diesel. Biodiesel campuran atau BXX merupakan bahan bakar yang terdiri dari XX% biodiesel dan (100-XX)% minyak diesel (solar). Contohnya adalah B100 merupakan biodiesel murni, sedangkan B20 merupakan campuran 20% biodiesel dan 80% minyak diesel (solar). Biodiesel murni maupun campuran dapat digunakan pada semua jenis mesin diesel seperti pada kendaraan diesel untuk penumpang, truk, kereta, kapal, serta peralatan traktor, genset dan mesin industri lainnya. Salah satu keunggulan biodiesel dibanding dengan minyak diesel adalah ramah lingkungan, tidak beracun, dan bebas sulfur. Biodiesel merupakan satu-satunya bahan bakar alternatif yang telah selesai menjalani test health effect yang berat dari persyaratan The Clean Air Act. Biodiesel (100%) telah diteliti mengurangi emisi dibanding minyak diesel sebagai berikut mengurangi emisi partikulat 40-60%, emisi gas karbonmonoksida (CO) 10-50%, emisi gas hidrokarbon (HC) 10-50%, emisi aldehyde-aromatic 13% dan emisi gas beracun polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH, carcinogenic) 70-97%. Beberapa sifat kimia fisika biodiesel telah diidentifikasi memiliki korelasi dengan kandungan emisi gas buang, diantaranya bilangan iodine (kandungan rantai tak jenuh), panjang rantai hidrokarbon, densitas, bilangan setana, viskositas, kandungan oksigen. METODE PENELITIAN Kajian dilakukan memakai metoda Life Cycle Assessment - Cradle to Wheel, yang dimulai dari pembukaan lahan, perkebunan, produksi bahan baku, produksi biodiesel, pencampuran biodiesel, distribusi di SPBU, serta pemakaian campuran biodiesel di kendaraan transportasi dan industri.
Gambar 1. Ruang Lingkup LCA - Cradle to Wheel Biodiesel Sawit 1. Rantai pasok industri biodiesel sawit : perkebunan sawit, transport tandan buah segar sawit (FFB) dari perkebunan ke pabrik kelapa sawit (CPO Mill), proses pengolahan CPO, transport CPO dari CPO Mill ke pabrik biodiesel, proses pengolahan biodiesel, transport biodiesel dari pabrik biodiesel ke blending plant, proses pencampuran biodiesel, transport campuran biodiesel dari blending plant C-294
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
ke SPBU, proses pengisian campuran biodiesel ke kendaraan, pemakaian campuran biodiesel di kendaraan bermesin diesel sesuai Roadmap Biodiesel Nasional. 2. Asumsi input/ output : Hanya input/ output proses utama saja, mulai dari pembukaan lahan sampai dengan pemakaian biodiesel transportasi. 3. Sumber input/ output : Data sekunder dari journal/ buku/ publikasi, selanjutnya diambil yang paling sesuai dengan kondisi di Indonesia (melalui verifikasi dan konsultasi). 4. Emisi Kendaraan Transportasi : Data dari BTMP-BPPT dan data dari disertasi Soni S. Wirawan, keduanya diambil pada nilai maksimum. 5. Campuran Biodiesel Terhadap Emisi : Simulasi dilakukan pada campuran biodiesel B0, B5, B10, B15, B20, B30, B50, dan B100. 6. Kajian LCA diasumsikan dalam jangka waktu selama 25 tahun sesuai dengan road map biodiesel. Kajian diskenariokan untuk berbagai komposisi campuran biodiesel. Komposisi campuran biodiesel yang digunakan adalah B0, B5, B10, B15, B20, B30, B50 dan B100. Untuk setiap komposisi menghasilkan data pengukuran yang berupa emisi gas seperti SO2, NOx, HC, CO, CO2 dan PM. PEMBAHASAN Pengumpulan data dalam metoda LCA dimana sistem produk didefinisikan, bahwa setiap aliran masuk dan keluar dari sistem ditranslasikan menjadi intervensi lingkungan. Ekstraksi dan konsumsi sumber daya alam dan emisi, dan juga proses pertukaran dalam lingkungan pada setiap fase yang relevan dalam siklus hidup produk dikompilasi. Kompilasi dari semua ini disebut Life Cycle Inventory (LCI). LCI digunakan untuk dapat menginterpretasikan indikator dari dampak lingkungan yang potensial. Pengumpulan data dilakukan untuk enam unit bisnis yang dibahas pada rantai suplai industri biodiesel ini, yaitu Perkebunan Kelapa Sawit, CPO Mill, Pabrik Biodiesel, Blending Plant, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan Transportasi kendaraan pengguna biodiesel. Data merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari jurnal, hasil penelitian, serta buku yang berkaitan. Data akan dikumpulkan meliputi LCI pada perkebunan, CPO Mil, pabrik Biodiesel, Blending Plant, SPBU, dan Transportasi. Data yang dibutuhkan untuk transportasi adalah data kendaraan bermotor pengguna biodiesel, kebutuhan bahan bakar, dan data spesifikasi emisi yang sesuai. Sesuai dengan kebutuhan skenario roadmap biodiesel, maka diperlukan data mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2025. Sumber data diantaranya diperoleh dari BPPT, BPS dan disertasi Soni S. Wirawan untuk Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Diesel Tipe Kendaraan liter/100km Passanger car 11,36 Med/small bus/truck 11,83 Big bus 16,89 Big truck 15,82 (sumber : Soni S. Wirawan, 2009)
km/liter 8,80 8,45 5,92 6,32
Tabel 2. Data Kendaraan di Indonesia Tahun
Mobil Penumpang
Bus
Truck
Sepeda Motor
Jumlah
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
3.261.807 3.403.433 3.885.228 4.464.281 5.494.034 6.615.104 8.864.961 9.859.926
687.770 714.222 798.079 933.199 1.184.918 1.511.129 2.103.423 2.583.170
1.759.547 1.865.398 2.047.022 2.315.779 2.920.828 3.541.800 4.845.937 5.146.674
15.492.148 17.002.140 19.976.376 23.055.834 28.556.498 33.413.222 41.955.128 47.683.681
21.201.272 22.985.193 26.706.705 30.769.093 38.156.278 45.081.255 57.769.449 65.273.451
C-295
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
Pertumbuhan (%)
11,49
11,58
10,45
ISSN: 1979-911X
13,33
12,76
(sumber : BPS, 2010) Pemakaian biodiesel di jenis kendaraan dengan koefisien emisi pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Tabel Koefisien Emisi Tiap Jenis Kendaraan
Hasil data input biodiesel/ output emisi sesuai jenis kendaraan diperoleh pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Tabel Input Output Transportasi
Hasil analisis inventori diklasifikasikan pada kategori dampak yang sesuai. Secara umum klasifikasi dampak input/ouput hasil inventarisasi adalah diberikan pada Tabel 5 di bawah ini : C-296
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Tabel 5. Tahap Klasifikasi pada Input/ Output dari Transportasi
Transportasi
Input
Input / Output
Dampak Potensial
Biosolar
-
SO2
Dampak Bahan Beracun pada Manusia Pembentukan Photo-Oxidant Pengasaman Dampak Bahan Beracun pada Manusia Pembentukan Photo-Oxidant Pengasaman Eutrofikasi Perubahan Iklim Pembentukan Photo-Oxidant Pembentukan Photo-Oxidant Perubahan Iklim
Output
NOx
HC PM CO CO2
Hasil perhitungan normalisasi ditunjukkan pada Tabel 6 dan Gambar 2 berikut ini : Tabel 6. Hasil Normalisasi Kategori Dampak Abiotic Climate Human F-water Marine Terrestrial P-oxidant Acidificat Eutrophic Total per Lokasi %
Kebun 1,152E-05 2,282E-02 4,285E-06 2,054E-05 2,478E-10 1,623E-05 5,450E-03 4,150E-04 1,372E-02 4,246E-02 23,450
CPO Mill 4,977E-05 5,432E-03 4,029E-06 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 7,188E-04 3,915E-04 5,983E-04 7,195E-03 3,974
Biodiesel 2,093E-04 3,451E-04 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 2,928E-02 0,000E+00 0,000E+00 2,983E-02 16,478
Blending 3,641E-02 3,755E-04 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 3,679E-02 20,321
SPBU 9,070E-05 7,121E-05 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 1,619E-04 0,089
Transport 0,000E+00 2,029E-02 9,347E-05 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 1,547E-02 2,526E-02 3,496E-03 6,461E-02 35,688
Sebaran Dampak di 6 Lokasi untuk Tiap Kategori (Roadmap) 4,000E-02 3,500E-02 3,000E-02 2,500E-02 2,000E-02 1,500E-02 1,000E-02 5,000E-03 0,000E+00 Kebun
Abiotic 1,152E-05
Climate 2,282E-02
Human 4,285E-06
F-water 2,054E-05
CPO Mill
4,977E-05
Biodiesel
2,093E-04
Marine 2,478E-10
Terrestrial 1,623E-05
P-oxidant 5,450E-03
Acidificat 4,150E-04
Eutrophic 1,372E-02
5,432E-03
4,029E-06
0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00
3,451E-04
0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00
7,188E-04
3,915E-04
5,983E-04
2,928E-02
0,000E+00 0,000E+00
Blending
3,641E-02
3,755E-04
0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00
SPBU
9,070E-05
7,121E-05
0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00
Transport 0,000E+00
2,029E-02
9,347E-05
0,000E+00 0,000E+00 0,000E+00
1,547E-02
2,526E-02
3,496E-03
Gambar 2. Diagram dan Tabel Data per Kategori Dampak di 6 Unit Bisnis Total Dampak per Lokasi Selama 26 Tahun (Roadmap) 7,000E-02 6,000E-02 5,000E-02 4,000E-02 3,000E-02 2,000E-02 1,000E-02 0,000E+00 Total Dampak
Kebun 4,246E-02
CPO Mill 7,195E-03
Biodiesel 2,983E-02
C-297
Blending 3,679E-02
SPBU 1,619E-04
Transport 6,461E-02
Total 3,678E-02 4,934E-02 1,018E-04 2,054E-05 2,478E-10 1,623E-05 5,092E-02 2,607E-02 1,781E-02 1,810E-01 100,000
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Gambar 3. Diagram Akumulasi Dampak Pada Setiap Lokasi Unit Bisnis Dampak Emisi Pada Transportasi Merujuk pada Tabel 6 serta Gambar 2 sampai Gambar 4 maka bisa dinyatakan bahwa emisi transportasi ada dalam range 30% sampai dengan 50% dengan rata-rata sekitar 35%, maka hal tersebut menunjukkan adanya permasalahan yang sangat signifikan. Tiga dampak terbesar di transportasi adalah pada kategori pengasaman, perubahan iklim, dan pembentukan photo-oxidant. Rekapitulasi 9 Dampak per Lokasi (Roadmap) 5,000E-03
4,000E-03
Kebun
3,000E-03
CPO Mill Biodiesel
2,000E-03
Blending SPBU
1,000E-03
Transport
3,000E-18 1995
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
-1,000E-03
Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Dampak Pada Setiap Lokasi Unit Bisnis Semua dampak di transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan yang berupa campuran biodiesel. Besar kecilnya emisi bergantung pada berapa prosen campuran biodiesel, semakin besar campuran biodiesel semakin mengecil dampaknya. Selain itu ada faktor lain lagi yang mempengaruhi besarnya emisi, yaitu jenis mesin kendaraan yang dipakainya. Dampak pengasaman berasal dari emisi SO2 dan NOx, dampak perubahan iklim dari emisi CO2 dan HC, serta pembentukan photo-oxidant berasal dari emisi SO2, NOx, Hydro Carbon (HC), dan CO. Ada juga emisi Particulat Material (PM) namun belum didapat referensinya, padahal PM sangat besar bahayanya bagi kesehatan manusia. Dampak bahan beracun pada manusia diakibatkan oleh emisi SO2, NOx, serta emisi PM. Pengaruh Campuran Biodiesel Terhadap Emisi Pada Gambar 5 menunjukkan adanya pengaruh setiap penambahan persentase campuran biodiesel (B-XX) akan berdampak pada penurunan dampak lingkungan yang ada. Semakin tinggi tingkat campuran biodiesel, maka akan semakin rendah dampak emisi terhadap kategori dampak lingkungan yang ditimbulkannya (pengasaman, perubahan iklim, dan pembentukan photo-oxidant). Dampak Emisi (Normalisasi) B0 s.d. B100 (MAXIMUM) 1,200E-01 1,000E-01 8,000E-02 6,000E-02 4,000E-02 2,000E-02 0,000E+00 Climate
B0 2,884E-02
B5 2,786E-02
B10 2,683E-02
B15 2,617E-02
B20 2,545E-02
B30 2,388E-02
B50 2,078E-02
B100 1,655E-02
Human
9,297E-04
1,034E-03
1,030E-03
1,025E-03
1,021E-03
1,016E-03
1,004E-03
9,818E-04
P-oxidant 4,669E-02
4,584E-02
4,488E-02
4,406E-02
4,313E-02
4,143E-02
3,804E-02
3,066E-02
Acidificat
1,197E-01
1,185E-01
1,169E-01
1,157E-01
1,141E-01
1,111E-01
1,051E-01
9,033E-02
Eutrophic 4,275E-02
4,262E-02
4,243E-02
4,226E-02
4,209E-02
4,166E-02
4,081E-02
3,888E-02
Gambar 5. Diagram Dampak Emisi Campuran Biodiesel Pada Gambar 6 dengan pola yang sama juga menunjukkan adanya pengaruh setiap penambahan persentase campuran biodiesel (B-XX) akan berdampak pada penurunan dampak terhadap emisi gas buang dari transportasi. Seperti emisi SO2, NOx, HC, PM, CO, dan CO2. C-298
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Tingkat Emisi (gram/ liter) B0 s.d. B100 (MAXIMUM) 0,07000 0,06000 0,05000 0,04000 0,03000 0,02000 0,01000 B0 0,01612
SO2
B5 0,01536
B10 0,01448
B15 0,01378
B20 0,01290
B30 0,01131
B50 0,00809
B100 0
Nox (2 X)
0,05594
0,05578
0,05553
0,05531
0,05509
0,05452
0,05341
0,05088
HC
0,04396
0,04176
0,03956
0,03753
0,03542
0,03204
0,02519
0,01429
PM
0,00885
0,00872
0,00853
0,00815
0,00765
0,00721
0,00638
0,00487
CO
0,05310
0,05145
0,04981
0,04829
0,04665
0,04387
0,03831
0,02756
CO2 (30 X)
0,06710
0,06532
0,06335
0,06256
0,06157
0,05861
0,05289
0,04618
Gambar 6. Diagram Tingkat Emisi Campuran Biodiesel Gambar 7 menunjukkan pola penurunan emisi dalam prosentase, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kandungan biodiesel dalam bahan bakar, maka emisi transportasi yang ditimbulkannya semakin berkurang. Pada grafik dan tabel ini tampak jelas, bahwa pada range antara B20 sampai B50 dampaknya sangat signifikan. Untuk pemakaian B100 (100% biodiesel) tidak ada emisi SO2, karena dalam biodiesel murni tidak mengandung sulfur (S). Campuran biodiesel dalam range B10 sampai dengan B100, besaran dampak terhadap penurunan emisi adalah sebagai berikut: SO2 (10–100)%; NOx (1–9)%; HC (10–68)%; PM (4–45)%; CO (6–48)%; CO2 (6–31)%. Tingkat Pengurangan Emisi (MAXIMUM)
%
100,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 SO2
B0 -
B5 4,706
B10 10,196
B15 14,510
B20 20,000
B30 29,804
B50 49,804
B100 100,000
NOx
-
0,282
0,734
1,130
1,525
2,542
4,520
9,040
HC
-
5,000
10,000
14,615
19,423
27,115
42,692
67,500
PM
-
1,429
3,571
7,857
13,571
18,571
27,857
45,000
CO
-
3,095
6,190
9,048
12,143
17,381
27,857
48,095
CO2
-
2,647
5,588
6,765
8,235
12,647
21,176
31,176
Gambar 7. Diagram Pengurangan Emisi Campuran Biodiesel KESIMPULAN Berdasar kajian pemakaian campuran biodiesel untuk transportasi diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tiga dampak terbesar di transportasi adalah pada kategori pengasaman, perubahan iklim, dan pembentukan photo-oxidant. Dampak pengasaman berasal dari emisi SO2 dan NOx, dampak perubahan iklim dari emisi CO2 dan HC, serta pembentukan photo-oxidant berasal dari emisi SO2, NOx, Hydro Carbon (HC), dan CO. 2. Perbedaan koefisien emisi jenis kendaraan transportasi menunjukkan bahwa sangat tergantungnya dampak lingkungan dari faktor teknologi sistem pembakaran yang digunakan pada mesin kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan mesin otomotif dengan standar pembakaran yang prima agar bisa menekan emisi. 3. Campuran biodiesel menunjukkan adanya penurunan dampak lingkungan yang signifikan mulai dari B20 sampai B50. Diperkirakan campuran yang paling optimal dari segi keekonomian, teknis, dan lingkungan adalah pada campuran biodiesel B30. Campuran biodiesel B30 paling optimal, C-299
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
yaitu karena ekonomis dari segi harga bahan baku, secara teknis menguntungkan karena tidak membutuhkan modifikasi mesin kendaraan dan tidak perlu mengganti karet/ gasket, serta dari segi lingkungan penekanan dampaknya sudah cukup signifikan yaitu penurunan dampak sekitar 30% untuk emisi SO2 dan HC, penurunan dampak 20% untuk emisi PM dan CO, penurunan dampak 13% untuk CO2, serta penurunan dampak 3% untuk NOx. DAFTAR PUSTAKA Abedin, M.J., et al. “Performance, emission, and heat losses of palm and jatropha biodiesel blends in adiesel engine”. Industrial Crops and Products, Volume 59, 2014, Pages 96-104. Beatrice, Carlo, et al. “Assessment of biodiesel blending detection capability of the on-board diagnostic of the last generation automotive diesel engines”. Journal Fuel, Volume 90, 2011, Pages 2039-2044. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, “Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 20122014”. Jakarta, Januari 2014. Fajar, Rizqon, et al. “Efek Campuran Biodiesel Terhadap Emisi dan unjuk Kerja Kendaraan Diesel”. BTMP-BPPT, Serpong, Januari 2007. Gill, S.S., et al. “Diesel emissions improvements through the use of biodiesel or oxygenated blending components”. Journal Fuel, Volume 95, 2012, Pages 578-586. Guinée, Jeroen B. “Handbook on Life Cycle Assessment: Operasional guide to the ISO standards”. Kluwer Academic Publishers, The Netherlands, 2002. Hoekman, S. Kent, et al. “Review of biodiesel composition, properties, and specification”. Renewable and Sustainable Energy Review, Volume 16, 2012, Pages 143-169. Hoekman, S. Kent, et al. “Review of the effect of biodiesel on NOx emission”. Fuel Processing Technology, Volume 96, 2012, Pages 237-249. Johnston, Matt, et al. “Impacts of biodiesel blending on freight emissions in the Midwestern United States”. Transportations Research Part D, Volume 17, 2012, Pages 457-465. Lisiecki, Piotr, et al. “Biodegradation of diesel/ biodiesel blend in saturated sand microcosms”. Journal Fuel, Volume 116, 2014, Pages 321-327. Pahan, Iyung. “Panduan Lengkap Kelapa Sawit; Managemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir”. Jakarta, Penebar Swadaya, 2008. Palas, S.M., et al. ”Impacts of biodiesel combustion on NOx emissions and their reduction approaches”. Renewable and Sustainable Energy Reviews, Vol 23, 2013, pages 473-490. Pleanjai, Somporn. “Full Chain Energy Analysis of Biodiesel Production from Palm Oil in Thailand”. Applied Energy, Volume 86, Supplement 1, November 2009, Pages S209-S214. Tan, Raymon. “Life Cycle Assessment of Conventional and Alternative Fuels for Road Vehicles“. Mechanical Engineering Department, De La Salle University, Manila, June 2004. Wirawan, Soni S. “The Effect of Biodiesel Utilization in Transportation Sector to Pollutant Emission and External Cost: Case Study Jakarta. The Graduate School Bogor Agricultural University (IPB), Bogor, 2009. Zhuang, Jian, et al. “Effect of diesel from direct coal liquefaction-biodiesel blends on combustion, performance and emission characteristics of a turbocharged DI diesel engine”. Fuel Processing Technology, Volume 123, 2014, Pages 82-91.
C-300