PELUANG DAN TANTANGAN PUSTAKAWAN DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Muryati & Irwan Sulistyawan1 Abstract: Information and technology has changed all human aspects, including libraries. This condition also changes librarians, this article tries to explore the roles and challenges of librarian in ICT era. The role of lirbrarians in this era are information managers, and information mediators than book keepers, information mediators from many information and resources centre. Keyword: Information Communication Technology (ICT), Librarian Role A. Pendahuluan Perkembangan informasi yang terjadi saat ini sungguh luar biasa baik berupa media cetak maupun media elektronika. Masingmasing unit informasi saling bersaing untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Salah satu unit informasi yang memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu unit informasi yang memegang peranan penting karena selain merupakan gudang ilmu juga merupakan sarana informasi dan sumber pengetahuan yang paling murah dan bisa diperlajari secara berulang. Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik yang tercetak maupun terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer, dan lain-lain2 1 UT Pokjar Pacitan 2 Pawit dan Yahya Suhendar, Pedoman Penyelenggara PerpustakaanSekolah,(Jakarta:
1
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan adalah kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai. Tujuan didirikannya perpustakaan untuk kepentingan pembaca dengan koleksi yang dimilikinya dan bukan untuk mencari untung. Dengan demikian tujuan perpustakaan adalah untuk tujuan sosial bukan untuk komersial.3 Pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan digitalisasi media informasi sangat diperlukan dan merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal tersebut mutlak diperlukan, karena akan menjadi penopang utama pembangunan nasional yang mandiri dan berkeadilan, good governance and clean governance; serta menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari multidemensi krisis, kemiskinan, dan kesenjangan ekonomi.4 Dalam rangka merealisasikan upaya tersebut, wahana dan sarana yang paling strategis dan memberikan harapan adalah pendidikan dan inovasi. Arah pendidikan masa depan harus mampu memberikan jalan pemecahan bagi pembangunan yakni tersedianya sumber daya manusia berkualitas yang diperlukan dalam pembangunan. Sumber daya insani masa depan harus mampu mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi secara cepat, dan harus memiliki kemampuan penyesuaian atas kecakapan untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Inovasi yang paling mendasar dalam rangka menyongsong millenium development goals adalah inovasi di bidang informasi. Perpustakaan sekolah yang sangat erat dan dekat dengan siswa dalam memperoleh informasi yang sebagian besar merupakan gudang buku dan bersifat lokal, perlu diinovasi menjadi perpustakaan digital yang bisa menembus dan memperoleh informasi dari segala penjuru dunia. Digitalisasi media informasi saat ini sudah tidak bisa ditunda Kencana, 2007) 3 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia, 2009), 27 4 Fasli Jalal,Reformasi Pendidikan dalam Kontek Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), 4
2
Pustakaloka, Vol. 6. No.1 Tahun 2014 lagi apabila kita tidak ingin tertinggal dalam menyongsong era globalisasi. Tuntutan digitalisasi media informasi tersebut merupakan tantangan bagi pustakawan. Pustakawan saat ini harus mulai berbenah diri mulai dari mempersiapkan pengetahuan digitalisasi maupun kemampuan untuk berinovasi. B.
Peluang Pustakawan di Era TIK Sebelum perkembangan teknologi informasi dan adanya ledakan informasi, pustakawan masih bertugas sebagai penunggu informasi berarti menunggu sumber informasi (koleksi buku) yang ada di buku perpustakaan dan apabila ada pengguna datang, barulah pustakawan melayani. Untuk saat ini, pustakawan haruslah aktif memberikan sosialisasi maupun promosi untuk menarik masyarakat menggunakan perpustakaan sehingga pustakawan harus berperan aktif bukan lagi statis, seperti pada beberapa waktu yang lalu. Pustakawan sebagai pelayan jasa informasi dan dokumentasi harus dapat berperan ganda sebagai tenaga penyuluhan berbagai lapisan masyarakat. Pustakawan juga dituntut untuk dapat memberikan layanan informasi sesuai latar belakang pendidikan yang dimiliki. Layanan perpustakaan kepada masyarakat selain layanan standar yang ada, seperti layanan ruang baca, sirkulasi, layanan rujukan maupun layanan fotokopi, perpustakaan juga dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Membuka layanan internet yang dapat mengakses berbagai judul buku yang dibutuhkan oleh pembaca. 2. Membuka layanan konsultasi tentang perpustakaan digital
3. Membuka website tentang pengetahuan kepustakaan Jika perpustakaan dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara aktual dan inovatif, mungkin respon masyarakat terhadap perpustakaan akan bertambah dan akhirnya masyarakat akan menggunakan informasi yang ada di perpustakaan tersebut. Sebuah perpustakaan akan dikatakan penting dalam suatu masyarakat terutama masyarakat pemakai karena perpustakaan memberikan jasa informasi yang cepat dan canggih. Layanan jasa
3
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
informasi inilah yang memiliki nilai jual. Layanan jasa yang diberikan perpustakaan kepada masyarakat akan membangun kepercayaan masyarakat, menciptakan citra yang baik, yang mana layanan maupun citra tersebut bukan hanya datang begitu saja melainkan dibangun dengan kerja keras dari pustakawan pengelola perpustakaan. Keberhasilan suatu perpustakaan dalam melakukan layanan terhadap pengguna, pemakai ataupun masyarakat yang memerlukan sangat tergantung bagaimana pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia maupun informasi yang menjadi koleksi perpustakaan tersebut. Perpustakaan senantiasa harus mengikuti perkembangan informasi terkini/ mutakhir melalui berbagai media dan internet. Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu perpustakaan harus mempunyai kekuatan dalam bidang sebagai berikut: 1. Sumber daya manusia. SDM perpustakaan seluruh lini baik dari unsur pimpinan sampai dengan tenaga teknisi, harus mampu menghadapi tantangan perkembangan TIK sehingga pemberian layanan terhadap anggota maupun pegguna lainnya dengan cepat dan akurat. 2. Pustakawan cekatan dalam menangani kasus-kasus terutama dalam hal penelusuran maupun pemberian informasi yang dibutuhkan. 3. Koleksi bahasa pustaka. Kekuatan dalam hal koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna adalah koleksi baik buku, majalah, dan jurnal selalu mutaakhir informasi yang terkandung didalamnya. Pengelolaan koleksi secara sistematis sehingga mudah ditemukan kembali informasi. Kekuatan koleksi perpustakaan merupakan daya tarik bagi pemakai, apabila koleksinya lengkap dan pemakainya banyak maka intensitas sirkulasi akan meningkat dan perpusakaan tersebut akan selalu dicari oleh penggunanya. 4. Sarana dan prasarana. Dengan sumber daya manusia dan koleksi yang kuat, apabila tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai maka perpustakaan tersebut tetap tidak akan berkembang maupun kurang diminati penggunanya sehingga kelengkapan sarana dan prasarana penujang kegiatan pokok perpustakaan harus selalu tersedia. 5. Pengunjung, anggota dan masyarakat pemakai. Sasaran utama
4
Pustakaloka, Vol. 6. No.1 Tahun 2014 penyelenggaraan suatu perpustakaan adalah pengunjung atau pemakai perpustakaan. Menarik minat pemakai perpustakaan tidaklah mudah kerena masyarakat yang mau menggunakan perpustakaan apabila: a. Tahu arti dan manfaat perpustakaan. b. Membutuhkan sesuatu di perpustakaan. c. Tertarik dengan perpustakaan. d. Merasa senang dengan perpustakaan. e. Dilayani dengan baik 6. Lingkungan perpustakaan. Lingkungan yang dapat memberikan andil dalam perkembangan perpustakaan antara lain lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan kelihatan masyarakat, bersih, tenang, sehat, dan terdapat akses kendaraan umum. 7. Mitra kerja. Dalam lingkungan perpustakaan mitra kerja sangat dibutuhkan karena mitra kerja ini akan membantu dalam banyak hal, antara lain koleksi, layanan, dan pembinaan perpustakaan.
1.
8. Anggaran tidak kalah pentingnya dalam pengelolaan suatu perpustakaan. Tanpa anggaran suatu perpustakaan tidak akan dapat berjalan dengan lancar5
Tantangan Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan di Era Perkembangan TIK Kendala yang nyata dan tidak disadari oleh perpustakaan dalam rangka pengembangan perpustakaan di era perkembangan teknologi informatika yang semakin pesat adalah ketidak pedulian pustakawan dengan dunia luar. Kenyataan ini memang sangat terlihat di sebagian besar perpustakaan yang ada di indonesia kareana pustakawannya terutama yang memiliki perpustakaan berlatar belakang SMA dan sudah berumur kebanyakan tidak mau untuk mengikuti perkembangan yang ada di sekarang ini dan mereka juga kurang mau bergaul sesama pustakawan yang lain sehingga sharing (tukar pengalaman) dengan pustakawan lain sangatlah kurang.dengan demikian, komunikasi antara masyarakat dan perpustakaan tidak berjalan dengan lancar.
5 Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005)
5
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
Dari kelemahan di atas dapatlah dikemukakan bahwa dalam rangka pengembangan perpustakaan di era TIK terdapat kelemahan internal dan eksternal. Kelemahan internal yang dirasakan perpustakaan sebagai peghambat perkembangan perpustakaan antara lain berikut ini. 1. Sumber daya, mencakup segala sesuatu yang menjadi bagian atau unsur penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, seperti gedung, sumber daya manusia, koleksi bahan pustaka, sarana prasarana dan dana. Khususnya sumber daya manusia selama ini orang selalu memberikan cap negatif pada perpustakaan sehingga sering kali perpustakaan merupakan tempat buangan atau tempat orang-orang bermasalah. Dengan adanya staf yang demikian, bagaimana perpustakaan akan berkembang dengan baik, bahkan untuk mencari pustakawan yang mempunyai kemampuan khusus pun masih sulit mendapatkan formasi. Agar perpustakaan dapat berkembang atau eksis di dunia luar dan dicari masyarakat terutama masyarakat pengguna maka sumber daya yang ada harus memiliki kualifikasi tertentu khususnya kualifikasi di bidang perpustakaan . 2. Administrasi. Untuk dapat menciptakan suatu tertib administrasi, seorang administrator diharapkan mampu memimpin, menjalankan dan mengendalikan seluruh perangkat dan bawahannya, dalam rangka pemenuhan target dan sasaran. Namun demikian, sasaran dan target akan tercapai dengan baik apabila setiap unsur harus bersedia menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan prinsipprinsip administrasi. 3. Manajemen adalah kepemimpinan sehingga kepala perpustakaan dalam memimpin seluruh aktivitas perpustakaan dalam rangka pencapaian tujuan dapat terselenggara dengan baik. Di samping kelemahan internal, terdapat pula kelemahan eksternal, antara lain berikut ini: 1. Jarak antara perpustakaan dan masyarakat. Sebuah perpustakaan semestinya menjadi sumber, agen, dan pusat informasi, namun sampai saat ini perpustakaan belum bisa berperan secara maksimal, perpustakaan diselenggarakanutuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna sehingga untuk mempersempit jarak
6
Pustakaloka, Vol. 6. No.1 Tahun 2014 antara perpustakaan dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara kedudukan perpustakaan mudah diakses/ dijangkau, jasa yang diberikan menarik masyarakat untuk memanfaatkannya. Di samping itu, masyarakat perlu diberikan informasi tentang selukbeluk perpustakaan dengan harapan, apabila masyarakat sudah mengetahui tentang perpustakaan akan tergugah untuk datang dan menggunakan koleksi maupun informasi yang tersimpan di dalam perpustakaan. 2. Keterbatasan akses informasi dan komunikasi. Untuk memperlancar kounikasi dan akses informasi maka perlu diadakan pendekatan antara perpustakaan dan masyarakat. Pendekatan ini dilakukan oleh pihak perpustakaan terlebih dahulu dengan mensosialisasikan program mauun jasa perpustakaan. 3. Rendahnya respon dan perhatian masyarakat terhadap perpustakaan dikarenakan berbagai faktor, antara lain masyarakat belum cukup tahu tentang kegunaan perpustakaan, kegiatan yang dilakukan masyarakat, masihrendahnya pengetahuan masyarakat tentang perpustakaan. Untuk dapat menarik respon masyarakat agar datang ke perpustakaan perlu diawali dengan adanya pemahaman tentang manfaat dan nilai tambah dari suatu perpustakaan. Pemahaman tentang perpustakaan tidak akan datang sendiri dari masyarakat, namun dapat dengan pendekatan, penjelasan, dan pembinaan agar masyarakat terkondisikan untuk dengan sadar memberikan respons dan perhatian terhadap masyarakat. Apabila melihat kenyataan sebaiknya respons maupun perhatian dari masyarakat diawali dari dalam keluarga, dengan cara membiasakan diri untuk membaca dan mengenalkan akan manfaat perpustakaan, kemudian diteruskan di sekolah baik dari TK sampai perguruan tinggi yamg memasukkan kunjungan maupun penggunaan perpustakaan dalam kurikulumnya. 4. Persepsi masyarakat yang keliru terhadap perpustakaan karena beragamnya kelompok masyarakat, tingkat sosial, kebudayaan , dan perbedaan yang lainnya mengakibatkan pandangan atau persepsi terhadap perpustakaan, perlu dikembangkan citra atau persepsi yangbenar tentang perpustakaan bagi semua anggota masyarakat.
7
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
5. Rendahnya minat masyarakat memang perlu disadari bahwa respons dan perhatian masyarakat akan adanya perpustakaan masih rendah, hal ini sering terlihat di berbagai perpustakaan yang ada, menurut penelitian yang pernah dilakukan, hasilnya sebagai berikut ini. a. Masyarakat yang telah memahami akan guna perpustakaan maka minatnya cukup besar untuk menggunakan koleksi atau informasi yang ada di perpustakaan b. Masyarakat kurang informasi untuk akses ke perpustakaan. c. Perlu peningkatan kinerja perpustakaan termasuk di dalamnya koleksi dan sistem layanan, dengan kinerja yang baik maka pengguna akan betah dan senang menggunakanjasa perpustakaan. d. Diperlukan adanya pendekatan antara perpustakaan dan masyarakat sehingga masyarakatdengan senang hati dan kesadaran sendiri datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi yang ada. e. Masih perlu perhatian atau komitmen dari pengelola perpustakaan untuk memberikanjasa layanan yang lebihbaik, cepat dan menyenangkan. 6. Kesibukan dan waktu yang terbatas. Kebanyakan pengguna perpustakaan adalah masyarakat yang dekat dengan perpustakaan. Bagi yang tinggalnya agak jauh ada kecenderungan untuk enggan atau bahkan malas pergi ke perpustakaan. Masyarakat menggunakan jasa perpustakaan adalah masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya informasi dan membaca. Masyarakat yang seperti ini adalah masyarakat yang tinggal di perkotaan. Namun demikian, tidak semua masyarakat perkotaan sudah sadar akan pentingnya informasi, dikarenakan mereka disibukkan dengan segala kegiatan maupun sedikitnya waktu untuk mengunjung perpustakaan. 7. Kebiasaan dan budaya baca belum berkembang, sebenarnya kebiasaan dan budya membaca dapat dibentuk atau diwujudkan pada masyarakat, namun memerlukan proses , waktu upaya, kesungguhan, dan kesabaran yangtak kenal lelah. Kebiasaan
8
Pustakaloka, Vol. 6. No.1 Tahun 2014 membaca dapat dilakukan sejak usia dini dan dilakukan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dalam rangka menunjang proses budaya dan kebiasaan membaca tersebut perpustakaan mempunyai peran yang sangat penting karena perpustakaan memiliki saranaprasarana bahan bacaan dari berbagai bidang imu maupun bacaan yang sifatnya bacaan ringan dan menarik bagi pembaca. 8. Tingkat pendidikan masih perlu ditingkatkan, memang kita sadari bhwa tingkat pendidikan masyarakat kita belum memadi. Kondisi demikian dapat mempengaruhi keberadaan dan penyelenggaraan perpustakaan dan dampak yang lebih lanjut adalah pemahaman dan pemanfaatan perpustakaan yang belum optimal. Perpustakaan merupakan bagian dari pendidikan baik formal maupun non formal. Jadi, apabila pendidikan kita maju maka dengan sendirinya penyelenggaraan perpustakaannya pun dapat dibilang maju dan berkembag dengan baik, namu sebaliknya apabila masyarakat dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai akan tergambar dengan representatif perpustakaan yang belum berkembang dengan baik. 9. Kendala geografis. Jarak yang relatif jauh dari tempat tinggal merupakan suatu kendala untuk mengunjungi perpustakaan. Walaupun berbagai jenus perpustakaan telah banyak didirikan baik di tingkat kecamatan sampai dengan tingkat provinsi, perpustakaan sekolah dari TK sampai perguruan tingi juga tersedia dibandingkan dengan luasnya geografi negara indonesia serta jumlah penduduknya maka masih dirasa kurang menjangkau ke seluruh pelosok tanah air. 2.
Peran Pustakawan di Era Informasi Revolusi informasi membawa berbagai perubahan serta implikasi tertentu dalam kehidupan masyarakat termasuk perpustakaan. Walaupun perkembangan teknologi informasi sudah begitu pesatnya, namun masih banyak pustakawan yang book oriented bukan information oriented. Dengan adanya perubahan tersebut, pustakawan harus mampu melakukan perubahan antara lain: a. Dalam pengelolaan teknologi dan koleksi
9
atau sumber daya
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
menjadi pengelolan akses dan personalia. Perubahan yang lain, yaitu dari pengelolaan personil ke manajemen hubungan manusia sehingga kepuasan staf menjadi penting. Dari segi kelembagaan yang penting adalah manajemen investasi dalam hal investasi teknologi, koleksi, dan manusia. b. Menyangkut Desentralisasi Jasa. Perpustakaan tidak selalu memusatkan sumber daya informasi pada satu lembaga saja. Konsep sentralisasi jasa informatika jasa informasi kurang sesuai dengan perkembangan zaman karena profesional informasi sudah terbagi dalam berbagai jenis sehingga informasi dapat diperoleh melalui berbagai badan dan profesional. c. Menyangkut profesional yang terus menerus belajar. Perkembangan ilmu yang semakin cepat dan ditandai dengan akumulasi informasi, fision dan fisi ilmu, kemajuan teknologi akan memaksa pustakawan harus terus belajar. d. Menyangkut peranan pustakawan yang lebih banyak sebagai perantara informasi dari pada penyedia informasi serta perubahan media informasi yang tidak terbatas pada media cetak saja. Dengan meningkatnya kemakmuran dan pendidikan bangsa maka semakin banyak pemakai yang melek komputer serta menginginkan informasi yang lebih baik, cepat dan inovatif. Dengan revolusi informasi, posisi perpustakaan merupakan sumber informasi yang digunakan salah satu tempat untuk mencari informasi, pustakawan yang melayani konsumen (pengguna) merupakan agen informasi. Untuk menjadi agen yang baik maka diperlukan suatu keterampilan dan kemauan untuk mengikuti selera konsumen, dalam hal pengguna perpustakaan. Di sini diharapkan pustakawan mau dan mampu mengembangkan diri, membuka diri, serta mengikuti perkembangan zaman dan tidak terpaku pada budaya dan kebiasaan lama yang tidak relevan . C. Penutup Berdasar pembahasan sebelumnya, berikut ini beberapa kesimpulan yang bisa disampaikan: 1. Peluang pustakawan dengan adanya perkembangan TIK, pustakawan dapat menjadi (1) penyuluh perpustakaan, (2) agen
10
Pustakaloka, Vol. 6. No.1 Tahun 2014 informasi; dan (3) agen perubahan. 2. Tantangan pustakawan di era perkembangan teknologi informatika adalah: (1) pustakawan harus menguasai TI (teknologi Informatika); (2) pustakawan harus mampu memilih dan memanfaatkan perangkat yang digunakan; (3) pustakawan harus mampu menerapkan informasi dengan berbagai perangkat lunak internet; (4) pustakawan dituntut untuk lebih kreatif dan proaktif karena kompetisi dari luar perpustakaan yang lebih menguasai informasi akan menyediakan informasi yang lebih cepat sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3. Peran pustakawan di era informasi adalah: (1) Pustakawan berperan sebagai pengubah pola pikir dari pustakawan yang book oriented menjadi information oriented; (2) pustakawan berperan sebagai perantara informasi bagi pemakai yang semakin meningkat tuntutannya.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis, Jakarta:Rineka Cipta, 2000 Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Kontek Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001 Pawit dan Yahya Suhendar, Pedoman Penyelenggara PerpustakaanSekolah. Jakarta: Kencana, 2007 Sastropoetro, Santoso, Komunikasi Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990 Septiantono, Tri, Literasi Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2014 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1999 Sutarno NS., Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005 ____________,Tanggung jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi.. Jakarta: Panta Rei.
11
Muryati dan Irwan Sulistyono, PELUANG DAN TANTANGAN...
12