Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
Pelestarian Dan Pengembangan Musik Ajeng Dalam Mengiringi Tarian Soja Pada Penyambutan Pengatin Khas Pesisir Kerawang
\Y
l0
Oleh:
/1
Rosikin Wk,S.Sn M.Sn. * Fegy Lestary, S.S.,M.Pd Heriwanto, S.Sn.,M.Si
1l
l.
Fakultas Ilinu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Jl. Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung h
i
Abstrak
It r/
I
i 1
l
, /
Menggali kembali tentang perkembangan kesenian khas Karawang dengan proses kreativitas senimannya, dimana pelestarian dan pengembangan musik dan tarian Soja dalam seni Ajeng dusun Bambu Duri desa Karang Pawitan kabupaten Karawang ini, merupakan langkah dalam upaya mempertahankan seni buhun lfias Karawang. Hal ini dikarenakan seni ajeng dari sekian banyak hanya tersisa dua group yang masih bertahan, sehingga mengingatkan kita untuk ikut serta dalam pelestarian dan pengembangan sebagai produk karya seni unggulan lokal di Jawa Barat.Maka pelestariannya perlu ditumbuh kembangkan secara turun temurun dari generasi kegenerasi, oleh karena itu penulis mencoba mengambil judul dalam * Pelestarian Dan Pengembangan Musik Ajeng Dlam Mengiringi Tarian Soja Pada Penyambutun Pengantin Pesisir Khas Karawang" ,dengan menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan pendekatan pada sosial budaya merupakan metode dalam penulisan ini, maka dari dasar tersebut diperoleh dengan cara observasi langsung kelapangan dengan wawancara, literatur, serta pengaflikasikan beberapa teoritis secara langsung. Kesenian Ajeng merupakan salah satu jenis seni yang memilki kekhasan tersendiri, yang merupakan seni pangajeng-ngajeng (Pangwilujeng), bagi pengantin pesisir setelah pelaksanaan akad nikah. Seni ajeng memilki dua bentuk penyajian, yaitu tarian soja den iringan musik ajeng tanpa gamelan lengkap, dan penyajian secara mandiri gamelan ajeng dalam menghibur pengantin. Untuk penjemputan penganten tarian soja berperan, yang biasa disajikan dalam bentuk helaran .Sementara sajian gemalan ajeng disajikan panggung tertentu (Ranggon) untuk hiburan pengantin.
;
I
ini adalah untuk mengaplikasikan secara teoritis proses kreativitas seniman kesenian Ajeng yang terkandung di dalamnya, sehingga luaran yang diinginkan penulis pada penelitian ini dapat produksi karya seni ajeng yang produktif, kreatif, dan inovatif tampa mengubah dari penyajian seni ajeng aslinya, yang secara estetik tradisi telah berjalan sebelumnya, sehingga karya seni ini bisa tetap lestari, berkembang, dan bisa dijadikan sebagai seni rmggulan dalam persaingan industri seni secara global. Diharapkan hasil dari tulisan ini, diupayakan dapat menggambarkan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi pada kelestarian dan perkembangan harmonisasi musik karawitan dan tarian soja pada kreativitas senimannya.Hal ini diharapkan berdampak,pada perubahan dari bentuk, firngsi, dan penyajian sehingga berdampak pada pemaknaan dan tentunya akan berdampak pula pada perubahan nilai nadisi estetik dari kesenian Ajeng tersebut .Perubahan ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan sosial budaya masyarakat setempat, khususnya dikampung Bambu Duri Karang Pawitan Karawang dan sekitarnya, yang erat kaitannya dengan pandangan hidup dan alam lingkunganrya. Adapun tujuan- dari pada penelitian
.\. Pendahuluan Pelestarian dan pengembangan dari ".asil karya seni merupakan sebuah analisa dan memang dapat :lrealisasikan pada masyarakat sesuai dengan
:.atian yang
harus
::ta-data yang diperoleh secara
akurat
''-.apangan. Maka sebuah kebenaran tentang
-.'
i
L
); a gct
P en el iti
an Uniy e r s i t ct s P a s un cl an
seni ajeng sebagai objek adalah
suatu
kita, upaya pelestarian dan pengembangan seni tradisional, perlu untuk
pemaknaan bagi
terus ditingkatkan "Pelestarian Dan Pengembangan Musik Ajeng Dalam Mengiringi Tarian Soja Pada Penyambutan Pengantin
Khas
Pesisir 53
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi, sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
Karawang", sebuah judul yang diangkat dalam tulisan ini. Hal ini dikarenakan seni ajeng khas Karawang tersebut telah akan mengalami transisi kepunahan, hal ini diperkuat dengan beberapa data, bahwa dari awalnya 8 group sekarang hanya tinggal satu sanggar seni ajeng.
Kesenian Ajeng Kampung Bambu Duri
RTO2/Rw 6, Desa Karang Pawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang ini bernama Sanggar Seni Ajeng "Sinar Pusaka"pimpinan abah Tarim Ican Saputra. Lokasi sanggar seni ajeng ini sangat mudah dijangkau oleh kendaraan kecil ataupun kendaraan besar, yang memakan waktu sekitar 25 menit 20 Km dari kota Karawang. Seni ajeng merupakan salah satu drmfiara jenis kesenian khas Karawang,yaitu seni Topeng Banjet dan seni Bajidoran, yang tetap bertahan dan makin bayak digemari oleh masyarakat kedua keseniannya tersebut. Semeniara itu ketiga jenis seni tersebut, memiliki gaya yang berbeda, namun ada beberapa kesamaan, baik dalam bentuk penyajian mauprm lagu-lagu yarrg disajikannya. Kesenian buhun tradisional ini,hampir mengalami dalam kondisi transisi kepunahan, terutama seni ajeng, padahal seni ini tercipta bukan dari kekosongan. Yakob Sumardjo (2000:8a)
mengemukakan, manusia menciptakan sesuatu bukan dari kekosongan, manusia menciptakan sesuatu dari yang telah ada sebeblumnya. Maka setiap seniman akan menjadi besar bertolak dari bahan yang telah tercipta dari sebeblumnya. Kebiasaan iniilah yang biasanya diwarskan serara turun temurun
dari generasi seni ajeng
kegenerasi
selanjutnya. Namun hal ini dalam kondisisi sekarang hamper tidakk terwujud dalam setiap
group ajeng yang ada di Karawang, ini dibuktikan dari tahun 2006 seni ajeng hanya tinggal dua, yaitu ajeng yang ada di Karang Pawitan dan Seni ajeng yang ada di Cikampek, malahan pada tahun 2012 seni ajeng hanya tinggal satu, yaitu sanggar seni ajeng Sinar Pusaka dusun Bambu Duri, Karang Pawitan Karawang.
A.1. Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan masalah yang akan dijadikan bahan bahasan dalam tulisan ini, yang merupakan hasil dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan dilapangan. Maka
E.
penulis dapat mengemukakan
rumusan masalah dalam tulisan ini sebagai berikut:
1. Sejauh manakah tpaya pelestarian dan pengembangan musik ajeng dan tarian soja?
2. Faktor apa saja yang
mengakibatkan
transisi kepunahan dari seni ajeng Sinnar Pusaka?
3. Bagaimanakah keberadaan goup
ajeng Sinar Pusaka pimpinan abah Tarim Ican S? A.2. Permasalahan Seni Ajeng Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelestarian dan pengembangan seni
ajeng ini muncul kepermukaan, baik bagi jalangan seniman seni ajeng ataupun seniman diluar group seni ajeng. IJpayapelestarian dan pengembangan dari berbagai kalangan, baik itu dari seniman, masyarakat, dan pihak intansi- terkait. Adapun permasalahan yang
dihadapi saat ini dalam pelestarian dan pengembangan seni ajeng adalah sebaga berikut: 1. Kelemahan dalam sistem pewarisan dalam setiap graoup seni ajeng
2. Lemahnya
pengawasan dari intasi terkait
pada seni tradisional khas Karawang.
3. Pembinaan yang tidak merata
kepada
beberapa group seni,khususnya pada seni ajeng.
4. Berkembangnya pola pikir penikmat
seni
gng, sehingga kurangya penonton. 5. Masuknya seni modern yang bersaing dengan seni tradisi Karawang. B. Tentang Seni Ajeng Seni Ajeng meupakan salah satu jenis aj
kesenian hadisional rakyat , yang menjadi bagian dari tiga seni tradisi khas Karawang diantaara seni Bajidoran dan Topeng Banjet yang masih tumbuh dan berkembang sampai saat ini, terkecuali seni Ajeng yang hampir mengalami kepunahan, yang kalah bersaing dengan dua kesenian tersebut. Seni Ajeng awal pertumbuhan dan perkembangannya menurut Ii Wahyudi (2002), bahwa kesenian
Ajeng telah tumbuh dan
berkembang sepanjang kurun waktu pada liermulaan abad 20 sampai tahan 7975, dan telah mengalami surut berganti, namun masih tetap pada tahun tersebut group Ajeng tumbuh dan terdiri dari 8 group diantarnya sebagai berikut: 1. Group Ajeng Ciong diSelang kecamatan Talaga Sari
Lembaga Penel iticrn
U
nit,ersitas Pastrnclan
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
usan
2. Group Ajeng Gatew di Pangasinan Teluk Jambe
dan
3. Group Ajeng Kaman di Karang
rian
Pawitan
Karawang
4. Group Ajeng Rusman di kmah tkan
Duhur
Rawa Merta
tIIAI
5. Group Ajeng Nyumplonh di Pagadungan
ieng
6. Group Ajeng Alip di Kobak
Jayanegara Cikampek
rS?
kecamatan
7. lapi seni
ngi nan dan
raik hak ang dan aga
Klari
Group Ajeng Astem di Bangle kecamatan
Klari
8. Group
Ajeng Entuk di Lamaran kecamatan Karawang Sementara untuk objek penelitian yang telah diteliti merupakan group Ajeng , yang masih hidup group Ajeng bapak Tarim Kampung Buher dari kecamatan Karawang, goup Ajeng ini merupakan penggenerasian yang memang pada saat ini kebradaannya sangat menghawitirkan. Ajeng Tarim group
Buher ini mngalami masa .am
rait lda eni eni mg
baru
kejayaannya
terakhir pada tahun 2006, bahkan group ini masuk rekaman dan mengikuti pementasan di acara tingkat Jawa Barat dan Nasional di Bandung pada tahun tersebut. Hal ini dikarenakan Dinas terkait yaitu Dinas Parwisata Kabupaten Karawang, yang secara kebetulan Kasi bidang kebudayaan adalah ibu Hj. Dra Uar alumni SMKI , sangat berperan besar. dan. dekat dengan para. seniman tradisional Karawang, sehingga seni buhun terpelihara dengan baik. Penyebaran kesenian Ajeng
jet
di awal abad sanagat luas dikabupaten Karawang, karena kesenian ini sangat digemari oleh masyarakat terutama di daerah pedalaman, pada saat itu kesenian Ajeng mempunyai
rai
pengaruh
rir
masyarakat
ng no
dibunyikan musik Ajeng, maka masyarakat mendengar gamelan tersebut seolah-olah
!'a
masyarakat diingatkan dengan
an
keagungan dan keluhuran
nis
rdi ng
:19
ad
ni
ke 19
yang sagat besar terhadap pendukungnya,
apabila
memberikan perubahan pada beberapa gtoup kesenian lainnya diantaranya saja kesenian Topeng Banjet di kabupaten Karawang seperti dalam lag:u Sulanjana
Gonjingan, lagtt Tikang Loger, lagu lainnya. Begitu pula haLnya dengan permainan gendang Ajeng tidak kalah (skillnya), keterampilan sangat menakjubkan dalam penyajian dan tidak kalah dengan penabuh gendang dalam
jaipongan Bajidoran khas Karawang, penabuh gendang Ajeng tersebut adalah "Si Paletong" ia sangat terkenal dan memuaskan penonton penampilannya pada masa itu.
dalam
B.1. Regenarasi Kesenian Ajeng Penggenerasian seni Ajeng, khususnya bagi kalangan generasi senimannya pada setiap group Ajeng tersebut, tradisinya adalah saling keterkaitan kekerabatan atau keluarga, walaupun ada seniman lain sebagai pelaku seni diluar keluarga itu hanya sebagaian kecil saja, jadi sistem regenerasi tradisi kekeluargaan sangat berperan. Hal ini kenapa dijadikan tradisi oleh beberpa group kesenian Ajeng?, dikarenakan group tersebut mersa
hawatir terjadinya pendirian sebuah group baru, yang akan berpengaruh besar pada group Ajeng yang dibentuk kefuarganya, dan
apabila terjadi ketidak cocokan
dalam manajemennya , maka akan mengalahkan pula
groupnya. Sebuah pemikiran ini yang menjadikan kurang berkembang goup-group kesenian Ajeng yang ada di Karawang, dan proses tradisi pewarisan kesenian tersebut pada kelturunannya mengakibatakn pula kesenian Ajeng ini tidak berkembang, seperti group jenis kesenian lainnya, yang sampai saat ini masih bertahan dan digemari para penggemarnya.
kepada
Faktor kepunahan dalam penggenerasian
(Ii Wahyudi,2002 14). Bunyi gamelan Ajeng juga mengingatkan pada alam arwah para leluhur mereka (Koruhun) masa lalu, rnereka adalah para pejuang,
Ajeng lainnya, yang menjadi penghambat pelestarian dan perkembaigat seni Ajeng adalah munculnyh dan berkembangnya perlunjukan (totonan) kesenian moderen keberbagai pelosok daerah di Karawang, dan
petani, nelayan, yang pemberani terutama
dalam mengolah ribuan liektar
tanah pesawahan sebagai masyarakat agraris.
Pengaruh penyajian lagu-lagu dari
kesenian
Ajeng ini sangat
besar
kurangnya perhatian dari pemerintah terutama dalam pembinaan dan promosi pada kesenian Ajeng, apalagi dihambat dengan kurang dana dan prasarana penurq'ang lainnya, sehingga
kesenian Ajeng
ini mulai
mengalami
Lembaga Penelition (Jniyersitas Posundan
-,i
jjilM
e
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
kepunahan. Hal lain juga yang sangat krusial terhadap penghambatan kesenian Ajeng adalah faktor dari tidak mampunya group tersebut untuk mengemas tarian soja dan gamelannya, yME lebih menarik dalam penampilan dan siap bersaing dengan kesenian lainnya seperti Bajidoran.
8.2. Tata Penyajian Ajeng Tata penyajian seni Ajeng, terutama yang
berkaitan dengan penyajian sebagai seni helaran, biasanya dilaksanakan penyajiannya
disiang hari pk1.13.00 sampai
dengan
pk1.15.00 Wib dengan menggelar mengarak pengantin keliling kampung setelah resmi akad nikah dikantor KUA Kecamatan. Dalam penyajian helarannya disajikan sebuah tarian penyambutan khusus untuk penganten yaitu
Ajeng yar,g lengkap, dimana difungsikan untuk menyambut dan menghormati para tamu agung atau masyarakat yang menonton acara pernikahan atau dengan istilah Sunda musik Pangaj eng-ngaj eng (Pangwiluj eng). Untuk penyajian mengarak (Helaran) tidak membutuhkan panggung (stage), para pemain berjalan mengikuti jalan pendesaan dan kampung, sementara untuk penyajian hiburan
pernikahan malamnya dibuat panggung ukuran 4x4 m dengan tinggi 2 meter dengan beratap terpal, yang menyambung dengan balandongan (tempat menonton para tamu termasuk panggung gamelan). Panggung (stage), yang dipergunakan para pengrawit (nayaga ajeng),yatg harus tinggi fungsinya
tarian Soja, yang ditarikan oleh beberapa penari senior dengan iringan musik Ajeng khas helaran. Sementara untuk hiburan
hanya diperuntukan untuk para pemusik atau pengrawit ajeng (nayaga) saja, karena pada penyajian gamelan ajeng tidak menyajikan pesinden (juru kawih), jadi hanya penyajian lagu-lagu isntrumetalia (gending) tanpa vocal
dimalam harinya disajikan penyajian gamelan
(sekaran).
Gxnrbll l. T
nt'ian Pen'r";lrntrnfan {T irri S*jrr}
.{,Tnricx **$x y**g e1xri&*e" *rl*h g*uermsi bxrrr B.3. Para Pemain dan Waditra Ajeng
Pengrawit (nayaga) dalam seni Ajeng, baik untuk penyajian seni Ajeng yang sifatnya helaran diluar panggung, ataupun penyajian yang saat malamnya dipanggung, para pemuSik dan penari berperan penting dalam penyajian kesenian ajeng ini. Sementara jumlah pemusik untuk mengiringi musik Soja disesuaikan dengan gamelan yang
tersedia dipanggung, terutama
dalam
penyajian dimalam hiburan. Pada tahun 194p saat itu pada zaman Jepang jumlah para
56
B. T;rrixn;:encqk 1'airg *li**jik;r* l*rgrer
pangrawit (nuyaga) adalah berjumlah 12 orang yang selnuanya laki-laki, terkecuali para penari Sojanya. Untuk lebih jelasnya jumlah pernusik yang bennain gamelan adalah sebagai berikut : I orang juru bonang dengan sebuah waditra bonang
2 orang penabuh saron 1 dan 2 1 orang juru kademung 2 orangjuru ketuk 2 orang pernain gendang (juru kenclong) 1 oarngjuru kecrek
Lembogtr Penelitian Universitas Pasundan
Proceeding
)
Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi. Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
dan Jan
1 orang pemain teropet (juru tarompet) 2 orangjuru gong(tukang gong) Dalam penyajiannya seni Ajeng ini, tidak disajikan juru sekar (vokalis), jadi penyajian ajeng ini bersifat instrumentalia artinya tidak ada lagu-lagu yarng langsung dibawakan dalam bentuk sekar gending. Pada umunnya dalam penyajian seni ajeng setiap waditra memliki fungsinya yang berbeda diantaranya
tno
adalah
.an
lra on rda I -1U 3t! Lain
seb
agai berikut
l.
oxn
juga bisajuga untuk pangkat lagu 2. Waditra saron 1 dar 2 berfungsi sebagai pengharrnonis lagu, yang bersahutan dari
tn o
:
mengantar pengantin
4. Dilanjutkan denga penyajiaan
para pemusik.
5. Dalam penyajian terakhir sebagai lagu penutup disajikan lagu buhun 6.
Sementara unfuk lagu yang disajikan dalam penyajian musik ajeng dipanggung memrut Ii
,,ru
sebagai keharmonisan sajian dalam lagu-
Wahyudi (2002) dipanggung
lagu
adalah sebagai berikut
kan
4. Waditra gendang berfungsi sebagai pengatur trama (pengatur cepat dan lambatnya)
5. Waditra
ketuk
wiletan lagu
6. Waditra kempul dan gong sebagai pemuas ras dan penutup sebuah lagu yang disajikannya
7. Waditra alal tiupTerompet biasa difungsikan sebagai melodis lagu dan pembawa lagu
B.4. Penyajian Gamelan Ajeng dipanggung (Stage)
eI.
:-
Dalam penyajian kesenian hiburan Ajeng dipanggung saat malam setelah penyajian mengarak pengantin keliling kampung, maka rlimalam harinya sebagai hiburan disajikan gamelan Ajeng berstruktur penyajian gamelan Ajeng dipanggung adalah sebagai berikut: l. Diawali dengan musik pembuka overture (Tatalu), disajikan dalam instrumentalia lagu pendek dan lagu panjang samapi tamu kehormatan dan penonton kumpul. 2. Penyajian lagu pertama yaitu gending lagu Gonjingan, yang dikuti lagu lainnya.
kehormatan
:
1. Gending karawitan inskumental Tatalu panjang 2.
pengatur irama dalam
beberapa
lagu buhun yang diringi dengan gamelan secara harmoni dalam penyajiaannya yang diikuti oleh bebrapa vocal spontan dari
tl \ d
lcai
bermseraan
dipelaminan.
3. Waditra Demung (Kademung) berfungsi
iran
maka
Ngarak
Pacaran,yang merupakan alunan terompet dengan beberapa lagu ya$g berfrrngsi
Wadita bonang berfungsi penuntun lagu
keduarurya
r$'1t
dilanjutkan dengan lagu
:
ga;
L,
3. Setelah lagu permulaan disajikan
Gending karawitan instrumen
tatalu
pendek
Gending kararvitan instrument
lagu
Gon.f ingun
4. Gending instrumenn dalarn lagu Elo-elct 5. Gending kararvitan dalarr lagu Cere Boli 6. Gending karawitan lag:u Kctlentangan 7. Gending karar.vitan lagu Solunan 8. Gending karawitan lagu ltlyalun 9. Gending karawitan lagu Roncogon (Welason Pelayon)
l0.Gending karawitan Rcmcagan Pondok (Serem, Lctyang Tikang Layur, Koproy)
Di
atas tersebut adaiah lagu-lagu yang selalu disajikan dalam pementasan musik Ajeng sebagai salah satu kesenian tradisional buhun dari karnpung Buher Karawang, yang memiliki penyajian hampir bentuknya dalam seni Degung khas Priangan, yaitu upacara penyarnbutan pengantin dan penyajian
dipanggung
lagu khas degung
dengan
perpaduan antar gending dan vocal (htrtt Kavvih).
I
trrbaga Penelitian Universitas Pasundan
57
ffifilli:
t
tt
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi, Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
G:llreberr 2.
Fen3,nlillrr Ajeng
,: i is '$r '
":**,, :1i'ffiiil' r
'iffi :ilit';
A.P*rr* peugrnx-it
{,*a1.n ga J clnlirnr
peilya; r arl
B.6.Tata Rias Dan Busana Seni Ajeng Penataan rias dan busana dalam penyajian taian Soja dan busana untuk pengrawit sangat sederhana sekali masih tetap menggunakan rias daa busana tradisi yang secara turun temurun diwariskannya. Rias dan busana lrerta1a apabila ada pertunjukan undangan dari tingkat profinsi dan ketingkat Nasional, maka group mencoba menyewa kostum sesuai kebutuhan pemesan,
bahkan rias dan penarinya
berubah
dikondisikan. Unsur penataan rias dan busana
dalam penyajian diacara
pernikahan
dikampurg mereka gunakan seadanya, terkadang pemusik memakai kostum keseharian seperti kemeja putih, koko, batik, dan sejenis kostum lainnya.
8.7. Tata Rias Untuk penataan rias untuk para penari Soja tidak begitu menggunakan rias karakter atau penokohan, yang penari soja digunakan adalah rias cantik keseharian diantaranya saja bedak dasar, alis dengan hanya mempertebal alis yang telah ada dengan potlot alis wama hitam, alat make up seperti pemerah pipi dan lipstick merekan gunakan sebagai penanmbah aksen saja tidak terlu tebal.Sementara untuk acata penampilan yang bersiaft tugas dari pemerintah, maka otomatis rias lebih diutamakan oleh juru rias secara khusus, yaitu mendatangkan perias ahlinya. Sementara untuk pemusik tidak menggunakan rias mereka natural saja, sesuai dengan wajah aslinya
5B
B.Perl1'aj
int g*ru*trtlrr ajc*g
karakter akan muncul saat mereka bermain dipanggung. B.7.1 .Busana
Adapun untuk busana penari biasa secara tradisi yang dipergunakan adalah keibaya dan sinjang yang mereka milki ditambah asesoris selendang masing-masing.
Begitu hah-rya dengan acara undangan dari intansi terkait, rnaka penari dan riasnya berubah dengan penggantian penarinya oleh penari muda dengan rias khusus dari juru riasnya. Namun untuk busana pemain musik
menurut
Ii
Wahyudi (2002) yang
asli
tradisinya adalah sebagai berikut: 1. Baju kampretwarna hitam 2. Celana pangsihiiam 3. Ikat pinggang besar wama hitam dan hijau 4. Ikat kepala (Totopong Burangbang Sempalak)
5. Selendang Poleng untuk dileher 6. Gelang Bahar 7. Cincin berbatu besar warna hitam (twlung) B. Umumnya memakan sirth (Nyeupah) B.7. Kelengkapan Sesajen
Kelengkapan dalam pernentasan
seni ajeng menurut beberapa pemusik (noyagct),tnengungkapkat , kelengkapan sesajen selalu
bahawa
disiapkan sebelumnya oleh pimpinan sanggar seni ajeng.
Sementara menurut abah Tarim (wawancarajuni 2006), bahwa kelengkapan
sesajen seminggu sebelumnya sudah disiapkan, karena sangat dusakralkan kaitannya dengan keselamatan dan Lembago Penelition LJniyersitrts Pasunclan
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi, Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
kesukseskan acara seni ajeng.Adapun kelengkapannya adalah sebgagai berikut: 1. Sebuah nyiru yang berfungsi untuk tempat penyimpanan kelengkapan sesaj en
2. Satu buah parupuyan berfungsi
untuk
tempat pembakaran kemenyan (m enyan).
3. Kain samping (sinjang rereng), atau kain 4. 5.
4. Didokumentasikan oleh PUSTIKOM Jakarta dalam acara Film documenter tahun2012. Upaya pementasan
dan keikutsertaan group ajeng dalam beberbagai kegiatan perlunjukan dan festival inilah, yang merupakan salah satu upaya pelesatarian dan
putih lainnya.
pengembangan musik dan tarian soja dari
Puncalcrnanik potongan nasi paling ujung, yang diatasnya ada telur ayam kampong. Rurujaka,? semacam rujak cau,rujak asem,
Pusaka Ajeng pimpinman abah Tari Ican
kesenian ajeng, khususnya pada sanggar Sinar Saputra.
rujak kalapa, dan rujak lainnya.
6. Jenis minuman seperti segelas
copi
D. Kesimpulan
ekor
tradisional, khususnya kesenian buhun seperti seni Ajeng, Topeng Banjet, Bajidoran, dan jenis kesenian lainnya lebih di utamakan, baik oleh para peneliti, intanst terkait, dan para seniman pelaku seni. Program pernbinaan yang baik dari Dinas Parwisata, Dewan Kesenian, dan para senimanya, sehingga seli tradisional tersebut tetap turnbuh dan terus berkernbang dikalangan masyarakat luas.
pahit,teh manis, segelas air putih.
7. Bakakak hayam, merupakan satu
Pelestarian dan pengembangan kesenian
ayam yang telah hamper matang dibakar dan dipanggang oleh batangbanbu.
in
8. Buah-buahan, pisang, jeruk, apel, dukuh, mangga, rambutan , dan buah-buahan lainnya.
9. Satu buah kelapa muda yang SA
tir
10.
ki o
,'a
-u
ik 1i
I
a
Minyak wangi-wangian seperti melati,. putri duyung, jaitun, dan minyak wangi botolan kecil, yang bentyknya berbeda dengan minyak wangi lairurya. Seni Ajeng
.rr
:h
telah
dibentuk dikupas (dewegan).
C.
Upaya Pelestarian
Dan
Pengembangan
Untuk melangsungkan pelesatarian dan pengembangal seni ajeng, maka berbagai
upaya dari para seniman ajeng tu sendiri untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berkarya, khgususnya bagi seniman ajeng. Tetapi itu tidak cukup, peran serta masyarakat dan intansi terkait, khususny. Dinas Parwisata yang harus iktu andil dalam rang pelesatarian dan pengembanga aJerg dalam bentuk pembinaan. Pada tahun 2006 dan 2012, seni ajeng khususnya sanggar ajeng Sinar pusaka, telah mendapat pembinaan dan dipromosikan dalam bentuk pementasan, yaitu sebagai berikut : 1. Seni Ajeng group Sinar Pusaka pimpinan "
pada tahun 2006 ikut festival helaran tingkat Nasional di Bandung dan masuk empat besar.
2. Mengikuti perayaan Hut RI tingkat Jawa Barat dilapangan gasibu Bandung tahun 2006.
3. Seni Ajeng Sinar Pusaka terlibat
dalam pembukaan PORPROF Karawang 2006
Kepunairan kesenian ajeng itu sendiri dikarenakan berbagai faktor diantaranya, group seni ajeng selalu menutup diri dari para pemain 1uar, seni rnodem muncul kepelosok pedesaan ,sehingga rnenggeser seni Ajeng itu sendiri, kurangnya pembilaan dari intansi terkait. dau kurang dartr juga saralla.
Kesenian Ajeng mengalami masa kejayaan, yaitu dengan tumbuh dan berkembang dirnana ajeng ini ada di 8 kecamatan
di
kabupaten Karawang sangat ini dapat diterima oleh masyarakat 1uas, terutama dalam bentuk
baik, seni Ajeng
sajiannya. Kesenian ajeng
dalam
penyajiannya rnerniliki dua bentuk, yairu
bentuk helaran dan penyajian dirnalam panggung hiburan, yang berfungsi menyambut tamu dan pengantin yang menikmati kegembiraan setelah merampungkan akad nikah. Ada hubungan baik yang tidak bisa dipisahkan anatara tarian Soja dan gamelan ajeng.
Musik gameldn ajeng berperan penting dalam memberikan il:arrla, dinamik, dan ungkapan ekspresi bagi jiwa para penari Soja, suasana dalam tarian lebih baik. Hal lain juga tak kalah pentingnya adalah kesinambungan antara rias, busana dan penyajian pokok dari
kesenian ajeng yang sangat tradisional dan buhun ini, maka pengemasan dalam penyajian
Lembaga Penelitian Universitas Pasundan
59
&
Proceeding Presentasi Hasil Penelitian Hibah Program Desentralisasi, Sentralisasi dan Hibah Internal Unpas Tahun 2014
secara menyeluruh dalam pelestarian perlu terus berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA Atik Soepandi, 1980, Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat, Pelita Masa Bandung. Cecep Supriadi, 7982, Sejarah Karawang, Dinas Penelitian, Karawang Garna, Yusdistrira, 2008, Waktu Budaya Sunda Menentang Masa
Ii Wahyudi
dkk,
Depan, Bandung.
2002, Deskripsi
Kesenian Ajeng , Dinas Paewisata, Karawang. Yakob Sumardjo, 2000, Filsafat Seni, Ganesa ITB Bandung Kushendrayata, 201 l, Pemehaman Lintas Budaya, Alfa Beta, Bandung. Marslra Tambunan, 2004, Sejarah Musik
Dan llustrzsi, Prograss, Jakarta. Nazir, Mohamad, 2005, Metotle Penelitian, Gholio Inclonesia, Bogor. Nung Muhadjir, 1996, Metodologi P en el itict rt Kuu litct ti/, Rake Sarasin. Ubun Kubarsah, i 985, Rugttru m Ke.senion Dueroh Jowo Burut, Fress Dasentra Bandung Susilo JF, 2006, Aksara Nada, Edisi Enam, Duta Obor Terang emesta Alarn, Bandung. Wiyoso Yudosaputro, 1 993, Pen gan tur Seni Budoyct, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
60
Lembctga Penelitian (Jniyersitas PastLndan