LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PROGRAM APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEPROFESIONALAN GURU SMP DI KECAMATAN BULELENG
Dr. Gede Suweken, M.Sc./196111111987021001 Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si./ 196008231986012001 I Made Suarsana, S.Pd., M.Si./ 198302172006041003
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2013
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a. Judul Program
: Pelatihan Program Aplikasi GeoGebra sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keprofesionalan Guru SMP di Kecamatan Buleleng
b. Jenis Program c. Bidang Kegiatan d. Identitas Pelaksana 1. Ketua - Nama - NIP - NIDN - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 2. Anggota I - Nama - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 3. Anggota II - Nama - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah e. Biaya yang diperlukan f. Lama kegiatan
: Pengabdian Pada Masyarakat : Pelatihan
: : : : : :
Dr. Gede Suweken, M.Sc. 196111111987021001 0011116106 Penata Tk. I/IIId Jl. Udayana, Singaraja Jl. Mayor Metra, Kel. Liligundi, 34a, Singaraja
: Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si. Pembina Utama Madya/IVc : Jl. Udayana, Singaraja : Jl. Laksamana, Gang Arjuna, Singaraja : I Made Suarsana, S.Pd., M.Si. Penata Muda Tk. I/IIIb : Jl. Udayana, Singaraja : Perumahan Kartika Kencana IV/15, Panji, Singaraja : Rp. 7.500.000,00 (lima juta rupiah) : 8 bulan Singaraja, 6 November 2013
Mengetahui: Dekan Fakultas MIPA,
Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIP. 195812311986011005
Dr. Gede Suweken, M.Sc. NIP. 196111111987021001
Mengetahui Ketua LPM Undiksha,
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIP. 195901011984031003 ii
RINGKASAN Dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 13 Juli 2013 telah dilakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dalam bentuk pelatihan penggunaan GeoGebra untuk membuat media pembelajaran eksploratif (mathlet) untuk pembelajaran matematika. Peserta dari kegiatan P2M tersebut adalah guru-guru matematika SMP di Kecamatan Buleleng. Kegiatan ini dipandang penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi dua bagian.Bagian pertama berupa teori yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2013.Pembekalan teori pembelajaran dan pentingnya media dalam pembelajaran tersebut selanjutnya diikuti dengan kegiatan pelatihan/praktek penggunaan GeoGebra sebagi alat untuk membuat media pembelajaran. Informasi tentang cara penggunaan GeoGebra diselenggarakan pada tanggal 6 Juli 2013 yang selanjutnya diikuti dengan pembuatan media (mathlet) selama seminggu. Pada tanggal 13 Juli 2013 para guru berkumpul lagi untuk mempresentasikan mathlet yang telah mereka buat untuk mendapatkan masukan baik dari instruktur maupun dari teman sejawat mereka. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya media dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran (mathlet). Hal ini terbukti dari diskusi yang intens selama kegiatan teori, keterlibatan guru selama kegiatan praktek, maupun dari produk-produk (mathlet) yang dihasilkan. Kata kunci: kualitas pembelajaran, media pembelajaran, mathlet, GeoGebra, pengetahuan, keterampilan.
SUMMARY From 5th to 13rd July 2013, Social Service Activity (P2M) has been carried out. The activity is in the form of training, namely training in using GeoGebra to produce Mathematics Learning Media, popularly called mathlet. The activity is attended by Secondary School mathematics teachers of in Buleleng Regency. The activity is divided into two main parts, namely theoretical and practice. The theoretical part is carried out on July, 5th. It is about the learning of mathematics and the importance of learning media on the learning process. Then, on July 6th, the activity is continued by training teachers about using GeoGebra. From July 7 th to July 12th, teachers were doing their individual task of building a mathlet using GeoGebra. Finally on July 13th teachers presents their mathleths to have comments whether from the instructor as weel as from their colleagues. It seems that the activity has been successful in improving teachers‟ awareness of the importance of media in learning and in improving their skill in bulding mathlets using GeoGebra. These are clear from the intense discussion during the theoretical activity and the intense engagement during the practice of building mathlets. Keywords:learning quality, learning media, mathlet, GeoGebra, knowledge, skill.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas rahmat Beliaulah kegiatan P2M yang berjudul “Pelatihan Program Aplikasi GeoGebra sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keprofesionalan Guru SMP di Kecamatan Buleleng” ini dapat terlaksana dengan baik. Selama perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemulisan laporan hasil kegiatan P2M ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rendah hati, ijinkan kami mengucapkan terima kasih kepada: 1) Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha yang telah berkenan menyediakan dana untuk kegiatan ini, 2) Bapak dan Ibu Guru Matematika SMP Kecamatan Buleleng yang telah aktif terlibat dalam kegiatan ini, 3) MGMP Matematika Kabupaten Buleleng yang telah memfasilitasi baik guru maupun tempat untuk terselenggaranya kegiatan ini, 4) Teman-tema dosen yang terlibat dalam kegiatan ini, 5) Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu demi satu. Akhirnya penulis berharap semoga laporan kegatan P2M ini bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
Singaraja, November 2013, Penulis.
iv
DAFTAR ISI Halaman Kulit
i
Lembar Pengesahan
ii
Ringkasan
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
v
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
1
1.1 Analisis Situasi
1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
4
1.3 Tujuan Kegiatan
4
1.4 Manfaat Kegiatan
5
1.5 Khalayak Sasaran
5
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Peranan Media dalam Pembelajaran
6
2.2 Mathlet dalam Pembelajaran Matematika
9
2.3 GeoGebra sebagai Software Pembelajaran Matematika
11
2.4 Contoh Aplikasi GeoGebra dalam Pembelajaran Matematika
12
METODE PELAKSANAAN
16
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
16
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan
17
3.3 Keterkaitan
18
3.4 Rancangan Evaluasi
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4.1 Hasil Pelaksanaan
20
4.2 Pembahasan
22
SIMPULAN DAN SARAN
24
5.1 Simpulan
24
5.2 Saran-saran
24
LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya komputer, dewasa ini memiliki peran yang semakin besar dalam proses pendidikan. Kualitas pendidikan dewasa ini sangat membutuhkan peran sentral komputer.Menurut Menteri Pendidikan Nasional, M. Nuh, ada beberapa peran yang dimainkan oleh komputer. Pertama sebagai pendukung dari proses pendidikan, kedua sebagai penggerak, dan ketiga sebagai pemungkin (seperti dikutip pada www.dikti.go.id). Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Nasional, tak hentihentinya mengkampanyekan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.Pembaharuan dalam pendidikan telah dilakukan di berbagai Negara.Pembaharuan itu selalu melibatkan pemanfaatan teknologi yang menjadi bagian integral dari pembaharuan pembelajaran. Perubahan sangat derasyang terjadi adalah perubahan dalam hal pemanfaatan komputer untuk menggerakkan dan memungkinkan apa yang sebelumnya tidak mungkin terjadi dalam pembelajaran. Jika dirancang dengan baik, komputer bisa diprogram sedemikian rupa sehingga menghasilkan media pembelajaran virtual untuk menggerakkan pembelajaran ke kualitas, khususnya eksplorasi, yang sangat tinggi. Pemanfaatan komputer juga memungkinkan pembelajaran untuk membahas halhal yang sebelumnya tidak mungkin, seperti kalkulasi yang intensif, simulasi proses berskala mikro maupun makro, dan penelusuran keterkaitan antar parameter dalam suatu persamaan matematika.
1.1
Analisis Situasi
Bagaimana dengan pembelajaran matematika di SMP di Kecamatan Buleleng?Di Kecamatan Buleleng terdapat 12 sekolah menengah pertama yang terdiri dari 7 SMP Negeri dan 5 SMP Swasta.Sekolah-sekolah ini relatif dekat dengan kota, sehingga komputer dan sarana- sarana pendukungnya tersedia secara cukup memadai. Apalagi dengan adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, komputer sudah bukan merupakan barang mewah lagi.Namun demikian, pemanfaatan komputer dalam pembelajaran matematika masih sangat minim.
Berdasarkan diskusi dengan beberapa guru matematika SMP terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika, diperolehdata bahwa pemanfaatan komputer dalam pembelajaran baru pada sebatas penggunaan powerpoint, termasuk di sekolah-sekolah RSBI.Penggunaan ini pun masih sangat minim kuantitasnya, khususnya pada pelajaran matematika.Mereka terkadang lebih nyaman mengajar hanya dengan menggunakan spidol dan papan
tulis.Mereka
merasa
pembelajaran
matematika
dengan
powerpointmenjadikan
pembelajaran menjadi kaku dan siswa tidak mengetahui/mengalami proses untuk mendapatkan apa yang tertera pada layar. Terkait dengan pembelajaran yang memerlukan ilustrasi grafik, baik dalam pembelajaran aljabar maupun geometri, guru jarang menggunakan komputer, sebagian besar penjelasan materi dipresentasikan dengan spidol dan papan tulis.Representasi grafik di papan tulis tentu saja bersifat statis, sehingga peranan sebuah parameter (koefisien) dari sebuah persamaan matematika tidak bisa dieksplorasi dengan bebas.Akibatnya pengaruh koefisien tersebut terhadap grafik dari persamaan tadi sulit dipahami siswa.Tidak demikian halnya dengan grafik yang direpresentasikan dengan bantuan komputer. Grafik sajian komputer bisa sangat dinamik, perubahan pada suatu parameter dari suatu persamaan akan secara instant mengubah tampilan grafik dari persamaan tersebut. Dengan cara ini, keterkaitan antara persamaan dan grafiknya dengan sangat jelas bisa terlihat. Namun sayangnya,
tidak banyak guru yang
memiliki kemampuan membuat visualisasi grafik dinamik dengan bantuan komputer seperti ini. Dalam pemilihan sumber belajar, guru biasanya menggunakan buku teks dan LKS yang sudah jadi.Jarang sekali guru membuat sendiri buku atau LKS yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dari segi isi, sebenarnya para guru telah memiliki pemahaman konsep matematika yang baik untuk mengembangkan materi ajar yang baik, namun ketika mereka akan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan, terutama dalam membuat representasi visual berupa grafik. Solusi yang mereka tempuh biasanya menggambar grafik atau bangun-bangun geometri tersebut secara manual.Andai pun mereka menggunakan komputer, maka program yang mereka gunakan dalam membuat grafi atau gambar-gambar tersebut hanyalah MS Word.Program pengolah kata MS Word memiliki kemampuan membuat grafik atau gambar bangun geometri yang sangat terbatas.Akibatnya grafik atau gambar geometri yang mereka hasilkan kelihatan tidak akurat, dan tidakprofessional. Jika grafik atau gambar geometri ini digunakan untuk keperluan asesmen atau tes, maka tentu akan sangat menyulitkan atau bahkan menyesatkan siswa. Tentu akan sangat memprihatinkan
jika siswa jawaban salah siswa karena grafik atau gambarnya yang tidak akurat dan menyesatkan. Berdasarkan hasil di atas, tampak bahwa guru-guru matematika SMP masih menghadapi kesulitan terkait dengan pembuatan media pembelajaran matematika, bahan ajar, LKS maupun instrument penilaian hasil belajar matematika yang baik dan benar. Program aplikasi yang mereka kuasai selama ini belum mampu menjawab permasalahan yang mereka hadapi.Oleh karenanya perlu suatu kegiatan pelatihan program aplikasi yang dapat memecahkan permasalahan di atas.GeoGebra adalah salah satu program aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah di atas. Mengapa GeoGebra? GeoGebra adalah software pembelajaran matematika dinamik yang dikembangkan oleh Markus
Hohenwarter
untuk
pembelajaran
matematika
di
sekolah-sekolah
(Sudrajat,
2008).GeoGebra tersedia secara gratis dan luas di internet untuk berbagai jenis sistem operasi. Sesuai dengan namanya, software matematika dinamis (dynamic mathematics software), software ini bisa dimanfaatkan untuk membuat konsep-konsep matematika menjadi dinamik.Konstruksi dan eksplorasi dari bangun-bangun geometri dan grafik suatu persamaan semuanya dapat dilakukan secara dinamik, sehingga pembelajaran matematika menjadi eksploratif dimana siswa bisa melihat secara langsung dan instant keterkaitan antara representasi analitik dan visual suatu konsep maupun keterkaitan antar konsep-konsep matematika.Bukan itu saja, GeoGebra memang dirancang untuk memenuhi kaidah-kaidah pembelajaran matematika yang berkualitas. Ini tampak dari tampilannya (interface-nya) yang terdiri dari 3 jendela: jendela analitik (aljabar), jendela grafis (visual), dan jendela numerik (spreadsheet). Menurut teori, matematika seharusnya dibelajarkan dengan menggunakan sedikitnya 3 pendekatan, yaitu analitik, visual, dan numerik.Ini dengan sangat baik terakomodasi dalam GeoGebra.Tidak mengherankan bila sejak dirilis, mulai tahun 2002 hingga 2010 software ini telah mendapat sekitar 12 perhargaan internasional yang kesemuanya memposisikan GeoGebra sebagai software pendidikan terbaik, diantaranya National Technology Leader Award, Laureat in the Education Category, best project for educator dan lain-lain (wikipedia.com). Ketika penulis sampaikan fitur-fitur GeoGebra di atas kepada para guru dalam berbagai kesempatan, baik itu saat GSM (Gema Seminar Matematika) yang diselenggarakan oleh HMJ Matematika, dalam suatu pertemuan terbatas ketika pelaksanaan penelitian HB, maupun pada suatu pertemuan singkat yang diselenggarakan MGMP Buleleng di SMPN 2 Singaraja tahun
lalu, tampak para guru sangat berminat untuk menindaklanjutinya. Bahkan ketika pertemuan di SMPN 2 tahun lalu, para guru sebenarnya sudah sepakat untuk melanjutkan pertemuan awal tersebut dengan workshop yang hanya membahas GeoGebra secara lebih detail (Surat Permohonan Terlampir). Namun sampai saat ini workshop yang dimaksud tidak pernah terwujud, karena berbagai kendala di MGMP Buleleng.Karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan pendanaan dari P2M Dipa Undiksha.Melalui kegiatan ini diharapkan permasalahan yang dihadapi guru terpecahkan dan pembelajaran matematika menjadi lebih berkualitas. Juga, melalui kegiatan ini implementasi TIK ke dalam pembelajaran matematika tidak lagi hanya sekedar tontonan powerpoint dimana siswa hanya bersifat pasif menonton tayangan tanpa terlibat dalam suatu proses yang menantang. Secara spesifik, melalui kegiatan ini para guru diharapkan bisa
membuat sendiri media
pembelajaran virtual berbantua GeoGebra dan bahan ajar matematika
yang sesuai dengan
kondisi kelasnya, sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih berkualitas.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari analisis situasi di atas, jelas bahwa guru-guru SMP di Kabupaten Buleleng menghadapi permasalahan dalam membuat media virtual, bahan ajar maupun instrumen penilaian matematika yang melibatkan gambar geometri maupun grafik suatu persamaan karena keterbatasan penguasaan software yang relevan. Oleh karenanya, perlu diselenggarakan suatu kegiatan pelatihan (workshop) sehingga mereka dapat membuat media pembelajaran virtual, membuat gambar geometri atau grafik persamaan dengan baik dan benar untuk keperluan bahan ajar yang mereka susun. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi para guru dalam pembelajaran matematika dapat dirumuskan sebagai berikut : ”Kemampuan guru-guru matematika SMP di Kabupaten Buleleng dalam membuat media pembelajaran virtual, membuat gambar-gambar geometrik, dan grafik dari suatu persamaan matematika untuk keperluan pembelajaran mereka masih belum optimal”.
1.3 Tujuan Kegiatan Secara umum tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan keprofesionalan guruguru SMP Kecamatan Buleleng dalam pembuatan media pembelajaran virtual (Mathlet) yang eksploratif. Sedangkan secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Meningkatkan pemahaman guru tentang peranan media pembelajaran pada umumnya dalam pembelajaran matematika, 2. Meningkatkan pengetahuan guru tentang media pembelajaran virtual (mathlet) yang baik, 3. Meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan GeoGebra untuk membuat media pembelajaran matematika virtual, 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat mathlet yang eksploratif.
1.4 Manfaat Kegiatan Kegiat kegiatanan P2M ini akan memberikan kontribusi positif pada keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas-tugas keguruannya. Secara eksplisit, manfaat P2M ini adalah: 1. Guru yang terlibat dalam kegiatan ini akan memperoleh tambahan pengetahuan tentang pentingnya media pembelajaran dalam pembelajaran matematika, 2. Guru-guru yang terlibat akan mendapatkan tambahan keterampilan dalam menggunakan GeoGebra, 3. Guru-guru akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat mathlet yang siap digunakan dalam pembelajaran.
1.5 Khalayak Sasaran Secara umum kegiatan P2M ini bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya melalui peningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam merancang dan membuat media pembelajaran virtual (mathlet) yang eksploratif.Sehubungan dengan hal ini, maka khalayak sasaran yang strategis adalah guru-guru, terutama guru-guru matematika yang masih sangat terbatas kemampuannya dalam merancang dan membuat mathlet. Berdasarkan atas pertimbangan biaya dan ketresediaan sarana-prasarana maka pada saat ini diputuskan untuk menyelenggarakan P2M ini untuk guru-guru SMP di kota, yakni di Kecamatan Buleleng. Rendahnya pemahaman guru tentang media pembelajaran baik konvensional maupun virtual membuat mereka tidak mengetahui bagaimana media dimanfaatkan dalam pembelajaran
dan bagaimana membuat media pembelajaran virtual yang baik. Sementara ketiadan informasi dan
rendahnya keterampilan mereka dalam menggunakan komputer di luar MS Office,
menyebabkan mereka tidak mampu membuat media pembelajaran virtual (mathlet) yang sesuai kebutuhan dan eksploratif. Pada kegiatan P2M ini, para guru akan 1. Mendapatkan penyegaran tentang peranan media dalam pembelajaran matematika, 2. Tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran virtual yang baik, 3. Mendapatkan pelatihan tentang penggunaan GeoGebra, 4. Mendapatkan pelatihan tentang pembuatan mathlet eksploratif dengan menggunakan GeoGebra. Muara dari kegiatan ini adalah para guru mampu membuat mathlet yang baik dan eksploratif sesuai pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang akan mereka ajarkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan Media dalam Pembelajaran Konsep dalam matematika didefinisikan sebagai ide-ide abstrak yang bisa dipakai untuk mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Dengan konsep-konsep tersebut orang bisa menentukan apakah suatu objek atau peristiwa adalah contoh atau bukan contoh dari konsep tersebut. Dengan konsep bilangan prima, misalnya, orang akan bisa menentukan apakah sembarang bilangan yang disodorkan kepadanya merupakan bilangan prima atau bukan (Hudoyo, Herman, 2003). Dalam matematika konsep-konsep bersifat hierarkis. Dengan demikian, jika konsep A mendasari konsep B, maka konsep B akan sulit dipahami siswa jika ia belum memahami konsep A. Dalam kaitan inilah prior knowledge siswa harus diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Belajar matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubunganhubungannya yang diatur menurut urutan logis. Penguasaan konsep sebelumnya adalah syarat pelu bagi pemahaman konsep matematika berikutnya. Pemahaman terhadap suatu konsep adalah salah satu aspek kognitif dalam taksonomi Bloom.Siswa memahami sesuatu konsep, dicirikan oleh kemampuannya untuk mentranslasi (mengubah) konsep tersebut, menginterpretasikan konsep tersebut, dan mengekstrapolasi konsep tersebut (Ruseffendi, 1988). Secara lebih operasional, siswa dikatakan memahami suatu konsep matematika jika ia mampu (1) memberikan interpretasi (interpreting) terhadap konsep tersebut, (2) memberikan contoh (exemplify-ing) konsep, (3) Mengklasifikasikan (classifying) objek atau fenomena sebagai anggota atau bukan dari suatu konsep, (4) Merangkum (summarizing), (5) Menduga (inferring), (6) Membandingkan (comparing), dan (7) Menjelaskan (explaining) (Anderson, et.al, 2001). Seperti telah disebutkan di atas belajar matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak (konsep), struktur-struktur, serta hubungan-hubungannya yang diatur dalam urutan logis. Karena „mahluk-mahluk‟ matematika tersebut adalah „mahluk-mahluk‟ yang abstrak, maka siswa perlu
melakukan aktivitas tertentu secara aktif agar ia bisa mengenali mahluk tersebut untuk pada akhirnya mengkonstruksi kembali pola, struktur dan hubungan-hubungan yang ada diantara konsep-konsep abstrak tersebut. “Knowledge must be constructed by the learner; it can not be supplied by the teacher. We are all responsible for our own learning; no one can learn for us” (Sigfried M. Holzer dan Raul H. Andruet, 2000). Apalagi siswa SMP yang masih berada pada tahap peralihan dari tahap operasi konkrit ke tahap operasi formal maka kesempatan bermainmain dengan konsep yang abstrak tersebut harus diberikan. Bahkan Ausubel (dalam Herman Hudoyo, 2003) menekankan bahwa seorang mahasiswa pun (sudah berada pada tahap operasi formal) bila dihadapkan pada suatu suatu konsep yang benar-benar baru, pertama-tama ia akan mendekatinya secara konkrit. Berkaitan dengan hal ini, Depdiknas (2004) menyatakan bahwa Matematika Sekolah dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pola-pola atau hubungan, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan, (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dan sebagainya, (4) mendorong siswa untuk menarik kesimpulan umum, dan (5) membantu siswa memahami dan menemukan hubungan antara konsep satu dengan lainnya. (Depdiknas, 2004). Yang menjadi masalah sekarang adalah, bagaimanakah caranya agar siswa mendapat kesempatan bereksperimen dan mengeksplorasi konsep?Untuk materi-materi yang sangat mendasar, penjumlahan dan pengurangan, misalnya, siswa bisa menggunakan benda-benda konkrit.Tetapi untuk materi-materi yang sudah agak lanjut, penggunaan benda-benda konkrit kadangkala tidak mungkin lagi. Konsep tentang gradien (kemiringan) garis lurus, posisi dua garis pada bidang datar (kesejajaran, ketegak-lurusan, keterpotongan), apa peranan a, b dan c dalam fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c, dan bagaimana hubungan antara diskriminan b2 – 4ac dan grafik fungsi kuadrat, adalah beberapa contoh konsep matematika yang tidak mungkin dicarikan benda konkritnya. Dalam hal inilah komputer bisa sangat membantu. Dengan program-program sederhana yang terfokus pada suatu konsep (mathlet), siswa akan bisa dibantu untuk „merasakan” atau “memaknai” suatu konsep yang dipelajari sebelum konsep tersebut diabstraksi. “By helping people visualize and experiment with mathematical phenomena, modern computing technology have changed the way all people learn and work. In school they can influence how
mathemtics is learnt and taught.” (Albert. A Cuoco, et.al, 1995).Jadi, dengan bantuan mathlet siswa dimungkinkan untuk melakukan eksperimen, eksplorasi terhadap konsep-konsep yang sedang dipelajari.Eksperimen dan eksplorasi konsep ini bisa dilakukan secara numerik maupun visual dalam bentuk grafik atau animasi. Semua interaksi ini terjadi secara „live‟ di layar monitor, sehingga siswa tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui apakah respon yang diberikannya benar atau salah. Perolehan balikan yang segera juga akan merupakan motivasi yang kuat bagi siswa untuk belajar. Melalui mathlet, teori belajar tingkah laku bisa direalisasikan dengan sangat sempurna, karena 1.Learners will be told the explicit outcomes of the learning so that they can set expectations and can judge for themselves whether or not they haveachieved the outcome of the online lesson, 2. Learners will be tested to determine whether or not they have achieved the learning outcome. Online testing or other forms of testing and assessment should be integrated into the learning sequence to check the learners‟ level of achievement and to provide appropriate feedback. 3. Materials will be sequenced appropriately to promote learning. The sequencing could take the form of simple to complex, known to unknown, and knowledge to application. 4. Learners will be provided with feedback so that they can monitor how they are doing and take corrective action if required. (Anderson, Terry &Fathi Elloumi, 2004)
2.2 Mathlet dalam Pembelajaran Matematika Komputer kini benar-benar telah memainkan peranan yang sangat luas dalam pembelajaran. Disamping sebagai alat bantu dalam pengolahan data siswa, komputer juga digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi ajar, mengevaluasi ketuntasan belajar siswa, dan memonitor kemajuan siswa dalam pembelajaran. Menurut Ahmad Kamaludin, pembelajaran berbantuan komputer bisa sangat berkesan karena: 1. Children who use a computer at home are more enthusiastic and confident when using one in school. 2. IT can provide a safe and non-threatening environment for learning. 3. IT has the flexibility to meet the individual needs and abilities, 4. Students who have not enjoyed learning can be encouraged by its use, 5. Computers give students the chance to achieve where they have failed, 6. Computers can reduce the risk of failure at school. 7. IT allows students to reflect on what they have written & change it easily,
8. IT gives students immediate access to richer source materials 9. IT can present information in new ways which help students to understand, assimilate and use it more readily. 10. IT removes the chore of processing data manually and frees students to concentrate on its interpretation and use. 11. Difficult ideas are made more understandable when information technology makes them visible. 12. Interactive technology motivates and stimulates learning. 13. IT gives students the power to try out different ideas and to take risk. 14. Computer simulations encourage analytical and divergent thinking. 15. IT is particularly successful in holding the attention of pupils with emotional and behavioural difficulties. 16 IT can often compensate for the communication and learning difficulties of students with physical and sensory impairments. 17. Pupils with profound and multiple learning difficulties can be encouraged to purposeful activity and self-awareness by IT. 18. IT offers potential for effective group working. Dalam sebuah tulisannya, Magdy F. Iskander, dkk. menyatakan bahwa: Recent studies show that computer-aided instruction (CAI) provides a significant opportunity to improve the quality of teaching profoundly and cost-effectively. It has been reported that CAI may present a 50 percent increase in retention, a significant improvement in the learning rate, an increase in course completion, and a decrease in the overall cost of education, particularly when distance learning is involved. Based on these statistics and as the computer technology, simulation tools, and graphics software continue to grow, expand, and improve, the development of technology-based educational tools-interactive multimedia software-is not only justifiable but also commendable. Banyak sekali software komputer yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika; Matlab, Maple, Mathematica, Cabri, Logo, dan DSTools, adalah beberapa diantaranya. Namun software-software ini tentu saja harus dibeli secara terpisah dari Sistem Operasi Windows dan kadang susah memperolehnya. Disamping software-software yang harus dibeli di atas, di internet sekarang juga banyak sekali software pembelajaran yang gratis.Software-software jenis ini di internet dikenal sebagai FOSS (Free Open Source Software for Education Purposes).Beberapa contoh FOSS ini adalah DG (Dynamic Geometry, Geonext, Geogebra, Geometer Sketchpad, Cabri Java dan lain-lain).Disamping software-software yang bagi kebanyakan guru masih kedengaran asing tersebut, sebenarnya terdapat kumpulan software
yang sudah sangat dikenal guru, yaitu Microsoft Office.Salah satu program dalam Microsoft Office yang terkait erat dengan mathlet adalah Microsoft Excel atau secara singkat disebut Excel.Kebanyakan
orang
mengenal
Excel
hanya
sebagai
software
yang
sifatnya
numeric.Sebagian kecil mungkin tahu bahwa Excel juga bisa dipakai untuk menggambar grafik.Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Excel ternyata juga memiliki kemampuan animasi yang sangat bagus dan sangat mudah diprogram.Dengan dua kemampuan ini, yaitu numeric dan grafik, dan ketersediaannya yang luas, Excel menjadi satu pilihan yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.
2.3GeoGebra Sebagai Software Pembelajaran Matematika GeoGebra adalah software matematika dinamik untuk pembelajaran matematika di sekolah.GeoGebra dapat digunakan baik untuk mennyelesaikan masalah-masalah matematika maupun untuk membuat media pembelajaran virtual atau menggambar bangun-bangun geometrik dan grafik fungsi.Berikut adalah tampilan dari GeoGebra.
Jendela Spreadsheet Jendela Aljabar Jendela Grafik
Jendela Input
Jendela Perintah
Gambar 1: Tampilan GeoGebra Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah matematika, GeoGebra dengan mudah dipakai untuk menyelesaikan baik masalah aritmatika, aljabar, geometri, statistik maupun kalkulus. Masalah aritmatika bias diselesaikan dengan menginputnya pada jendela Input atau jendela
Spreadsheet. Masalah Aljabar dan Kalkulus bisa diselesaikan dengan memanfaatkan perintahperintah yang disediakan dalam software ini.Masalah geometri diselesaikan dengan memanfaatkan berbagai tool yang tersedia atau dengan menggunakan perintah-perintah yang tersedia. Namun, selain untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika, keunggulan lain dari GeoGebra adalah kemampuannya untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika secara dinamik. Keunggulan inilah yang membuat GeoGebra menjadi software yang sangat ampuh untuk membuat media pembelajaran virtual baik untuk matematika maupun pelajaran lain, seperti misalnya fisika. Media pembelajaran ini bisa dibuat dengan menggunakan berbagai tool mapun perintah yang tersedia, atau dengan mengkombinasikannya dengan bahasa pemrograman Javascript.Dengan kemampuan ini GeoGebra bisa diubah menjadi media pembelajaran virtual yang sangat ampuh untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematika.Guru dapat memanfaatkan GeoGebra untuk membantu pembuatan konjektur dan pembuktian teorema. Akhirnya yang tak kalah pentingnya (the last but not the least) adalah kemampuan GeoGebra untuk mengeksport file yang dibuatnya menjadi file berekstensi .html yang dinamik. Dengan kemampuan terakhir ini, semua hal yang dikerjakan di GeoGebra bisa ditampilkan di web dengan tanpa kehilangan fitur dinamiknya. Tampilan web tentu saja bisa diakses siswa dimanapun dan kapanpun di dunia ini dengan hanya menggunakan web brouwser. Konsekuensi lebih lanjut dari hal ini adalah, siswa bisa belajar dimanapun dan kapanpun dengan mengakses media pembelajaran virtual yang sudah dibuat dengan menggunakan GeoGebra. Selain fitur-fitur yang sudah disebutkan di atas, fitur lain yang sangat penting dari GeoGebra adalah kemudahan dalam menggunakannya. Selain memenuhi persyaratan pedagogic yang baik bagi pembelajaran matematika, GeoGebra juga dirancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan guru yang umumnya tidak menguasai pengetahuan pemrograman computer yang memadai. Dengan fitur ini, GeoGebra akan sangat mudah digunakan guru. Guru tidak perlu khawatir sulit beradaptasi dengan software satu ini.
2.4 Contoh Aplikasi GeoGebra dalam Matematika a. Menggambar vs. Mengkonstruksi Jika diinginkan, gambar-gambar diinginkan dalam matematika bisa dikonstruksi dengan GeoGebra, bukan digambar. Pengkonstruksian suatu bangun geometri akan menghasilkan gambar yang akurat. Apa perbedaan antara menggambar dan mengkonstruksi?
Sebagai contoh, misalkan kita menginginkan sebuah persegi. Persegi yang dihasilkan dengan cara menggambar, kelihatannya saja persegi. Tetapi begitu titik-titik sudutnya di drag ke tempat lain, maka persegi tersebut tidak akan persegi lagi, mungkin hanya sekedar segiempat. Tidak demikian halnya dengan persegi yang dikonstruksi. Persegi yang dikonstruksi tidak akan Tool untuk memindahkan objek (gambar) di jendela grafik. Tool untuk membuat titik. Tool untuk membuat garis. Tool untuk mengukur besar sudut. Tool untuk memindahkan layar gambar. Tool untuk membuat garis tegak Lurus dengan garis lain Tool untuk membuat poligon Tool untuk membuat lingkaran
Gambar 2: Beberapa tool dalam GeoGebra Untuk membuat grafik suatu fungsi atau persamaan aljabar, maka persamaan tersebut diketikkan ke dalam Input Bar (Jendela Input) di bagian bawah dari GeoGebra.
b. GeoGebra untuk Membuat Media Pembelajaran Seperti yang telah dinyatakan di atas, fitur lain yang sangat mengesankan adalah, bahwa GeoGebra memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai alat untuk membuat media pembelajaran. Tentu saja untuk bisa membuat media pembelajaran yang baik, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui syarat media pembelajaran yang baik.Kemampuan selanjutnya dari seorang guru adalah bagaimana memanfaatkan pengetahuan matematika dan pengetahuan pedagogiknya untuk mendisain sebuah media pembelajaran yang baik.Berikut adalah beberapa
contoh dari media pembelajaran matematika yang eksploratif yang dibuat dengan menggunakan GeoGebra.
Gambar 3: Beberapa Media Pembelajaran Dibuat dengan GeoGebra Dengan media-media pembelajaran tadi, pembelajaran matematika akan menjadi sangat eksploratif, dimana siswa terlebih dahulu melakukan eksplorasi atau eksperimentasi sebelum akhirnya konsep yang dipelajari dibuat formal. Dengan cara seperti ini, pemaknaan terhadap konsep-konsep matematika berjalan secara alami, dan pembelajaran menjadi bukan sekedar hapalan.
c. Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian tindakan kelas (PTK) tentang pemanfaatan media pembelajaran virtual dalam pembelajaran matematika telah sempat penulis lakukan, baik itu di tingkat SMP, SMA, maupun perguruan tinggi (Suweken; 2008, 2007, 2006). Berdasarkan pada hasil-hasil yang dicapai, pemanfaatan media pembelajaran virtual dalam pembelajaran matematika memang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil utama yang paling mengesankan dari PTK yang telah dilakukan tersebut adalah bahwa keterlibatan siswa/mahasiswa dalam pembelajaran benar-benar sangat positif, atmosfir kelas ketika itu benar-benar atmosfir belajar, diskusi siswa di depan komputer dengan media pembelajaran virtualnya benar-benar diskusi tentang matematika. Karena hasil-hasil positif yang telah diperoleh ini, maka pada tahun 2010 dan 2011, penelitian ditingkatkan menjadi Hibah Bersaing. Hasilnya pun sangat mengesankan. Komentar para reviewer saat seminar hasil-hasil penelitian di Jakarta tahun 2011 sangat memuaskan, sampai-sampai mereka meminta media yang telah penulis hasilkan. Berdasarkan pada hasil-hasil tersebut di atas, penulis merasa alangkah baiknya jika pengetahuan tentang pembuatan media pembelajaran virtual, khususnya yang berbasis GeoGebra, bisa disebarluaskan ke lingkungan yang lebih luas yaitu para guru matematika. Harapan dari semua aktivitas ini adalah meningkatknya kualitas pembelajaran matematika, yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
BAB III Metoda Pelaksanaan 3.1 Kerangka pemecahan masalah Berangkat dari masalah yang dihadapi guru, maka alternative pemecahan masalah dalam kegiatan P2M ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Berbagai Alternatif Pemecahan yang Feasible
Pelaksanaan
Pemecahan Masalah Terpilih
Gambar 1: Diagram Kerangka Pemecahan Masalah Tiga personil dilibatkan dalam kegiatan P2M ini. Gede Suweken, sebagai ketua pengabdian,sudah memiliki pengetahuan yang sangat memadaitentang pembelajaran matematika dan medianya. Selain itu, juga memiliki pengalaman yang cukup dalam pembuatan media pembelajaran virtual berbasis GeoGebra.Karena itulah penyaji utama dalam kegiatan ini adalah Pak Suweken.Adapun materi yang akan diberikan adalah: a. Media Pembelajaran Matematika dan peranannya dalam pembelajaran.
b. Syarat-syarat media pembelajaran virtual berkualitas, c. Cara menggunakan Software GeoGebra dan contoh penggunaan GeoGebra dalam pembuatan media pembelajaran, d. Latihan pembuatan media pembelajaran sesuai materi yang diajarkan di SMP. Media ini diharapkan bervariasi sehingga akan terkumpul banyak media yang siap digunakan dalam pembelajaran yang sesungguhnya. I Made Suarsana juga memiliki pengalaman dalam memanfaatkan komputer untuk pembelajaran matematika.Ia juga memiliki pengetahuan yang memadai tentang GeoGebra, karena itu Suarsana akan difungsikan sebagai pendamping dalam kegiatan pelatihan penggunaan GeoGebra. Sedangkan I Gusti Ayu Mahayukti akan difungsikan sebagai pendamping dalam pelaksanaan pelatihan GeoGebra dan sebagai seksi perlengkapan.
3.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan Secara umum, kerangka pemecahan masalah yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi digambarkan pada Gambar 1.Berangkat dari permasalahan yang dihadapi, disusun berbagai alternative pemecahan yang feasible.Selanjutnya dari berbagai alternative yang mungkin tersebut, dipilih alternative yang paling mungkin dilaksanakan.Alternatif yang paling tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi guru tersebut adalah kombinasi diskusi dan pelatihan pembutan media pembelajaran virtual berbantuan GeoGebra. Secara garis besar kegiatan P2M ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar. a. Ceramah dan Diskusi Kegiatan ini berisi ceramah dan diskusi tentang pentingnya media pembelajaran dalam pembelajaran matematika. Kegiatan akan diisi oleh pakar dari Undiksha yang memahami dan mendalami media pembelajaran matematika, terutama yang virtual. Materi dari bagian ini akan meliputi: (1) peranan media secara umum dalam pembelajaran matematika, (2) syarat-syarat media pembelajaran matematika virtual, dan (3) GeoGebra dan berbagai keunggulannya yang potensial untuk penyelenggaraan pembelajaran matematika yang berkualitas.
b. Praktek Kegiatan praktek akan diisi dengan pelatihan penggunaan GeoGebra, bagaimana memanfaatkannya dalam pembuatan media pembelajaran matematika yang baik. Topik-topik yang akan dibahas meliputi: 1. Tiga jendela utama GeoGebra, 2. Berbagai menu dan tools dalam GeoGebra, 3. Perbedaan antara mengkonstruksi dan menggambar dalam matematika dan GeoGebra, 4. Penggunaan GeoGebra dalam Geometri, 5. Penggunaan GeoGebra dalam Aljabar, 6. Mengaitkan Aljabar dan Geometri dengan GeoGebra, 7. Interaktifitas dalam GeoGebra, 8. Contoh-contoh 9. Mengunggah GeoGebra ke internet, dan 10. Menempelkan GeoGebra ke Powerpoint. c. Presentasi Kegiatan ini akan berisi presentasi berbagai media pembelajaran yang dihasilkan guru selama pelatihan ini dan bagaimana mengintegrasikannya dalam pembelajaran matematika.
3.3 Keterkaitan Selain dengan guru-guru matematika SMP, kegiatan ini terkait dengan beberapa institusi antara lain : 1. MGMP Matematika SMP Kabupaten Buleleng dalam memanggil guru-guru matematika di Kecamatan Buleleng, 2. Para pengawas 3. Undiksha khususnya LPM selaku penyandang dana. 4. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Undiksha.
3.4 Rancangan Evaluasi Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi proses, dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan. Aspek yang di evaluasi adalah aktivitas peserta dalam mengikuti pelatihan. Keberhasilan dapat dilihat dari aktivitasnya selama kegiatan baik bertanya, menjawab pertanyaan dan diskusi. 2. Evaluasi Hasil, berupa media pembelajaran virtual berbasis GeoGebra. Evaluasi ini dilakukan setelah produk selesai yang diharapkan diserahkan 1 minggu setelah kegiatan. 3. Pada akhir kegiatan peserta juga diberi angket untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari pelaksanaan pelatihan yang telah dilaksanakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan P2M ini dilakukan di ruang multimedia SMP Negeri 1 Singaraja. Kegiatan dilaksanakan dalam 10 hari dari tanggal 5 sampai dengan 13 Juli 2013.Hari pertama diisi dengan teori tentang pembelajaran, pentingnya media pembelajaran, media pembelajaran virtual (mathlet), dan pemanfaatan GeoGebra dalam pembuatan mathlet.Hari kedua diisi dengan pengenalan GeoGebra dan pelatihan tentang penggunaan GeoGebra.Kemudian selama 7 hari para guru membuat mathlet dengan menggunakan GeoGebra.Materi atau konsep yang dipilih diserahkan kepada para guru sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Terakhir, pada tanggal 13 Juli 2013, media yang telah dihasilkan serta bagaimana menggunakannya dalam pembelajaran dipresentasikan guna mendapatkan masukan dari guru lain dan dosen. Pada hari pertama, berbagai teori perkembangan manusia, terutama Teori Perkembangan Piaget dibahas secara cukup mendalam.Juga dibahas tentang berbagai tipe belajar manusia, khususnya yang terkait dengan tipe belajar matematika, seperti (1) tipe analitik dan simbolik, (2) tipe visual-spasial, dan (3) tipe belajar kinestetik.Teori –teori pembelajaran ini dipandang penting untuk dibelajarkan disamping karena terkait dengan media pembelajaran dan pentingnya eksplorasi, juga karena pergeseran kecendrungan perilaku anak-anak (siswa) dewasa ini. Kebanyakan dari kita telah menyadari bahwa lingkungan anak-anak kita dewasa ini penuh dengan visualisasi, dari baru bangun hingga akan tidur lagi, anak-anak kita tidak terlepas dari pengalaman visual, handphone, video, game, dan lain sebagainya. Namun pembelajaran matematika kita, sampai saat ini masih terlalu menitik beratkan pada manipulasi simbul dan rumus-rumus.Visualisasi masih sangat minim dimanfaatkan dalam pembelajaran.Hal-hal krusial seperti inilah yang hendak disampaikan kepada para guru. Selanjutnya
materi yang disampaikan adalah Pengenalan
GeoGebra dan
Pemanfaatannya
sebagai alat untuk membuat media pembelajaran matematika. Secara rinci materi yang dibahas pada bagian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan dasar GeoGebra, 2. Menggambar VS Mengkonstruksi, 3. Mengkonstruksi persegipanjang,
4. Mengkonstruksi Segitiga Samasisi, 5. Mengakses properties suatu objek, 6. Latihan: Mengkonstruksi Segitiga Samakaki, 7. Mengkonstruksi Persegi, 8. Lingkaran luar suatu segitiga, 9. Kotak Input, 10. Slider, 11. Fungsi Kuadrat, 12. Latihan: Mengkonstruksi lingkaran dalam segitiga. 13. Projek: a. Membuat media operasi bilangan bulat, b. Membuat media Pythagoras, c. Membuat media Sudut Pusat VS sudut Keliling. Setelah pemberian materi-materi di atas, berikut adalah produk yang dihasilkan guru berkaitan dengan tiga projek di atas.
Gambar 1: Media Operasi Bilangan Bulat
Gambar 2: Media Teorema Pythagoras
Gambar 3: Media Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling pada Lingkaran Tentu saja gambar-gambar di atas pada kenyataan bersifat dinamis, bukan statis, artinya gambar-gambar tersebut bisa dimanipulasi dan dieksplorasi. Titik-titiknya bisa di drag, dan sejalan dengan proses drag tersebut semua nilai yang berkaitan dengan titik tersebut akan berubah secara dinamis. 4.2 Pembahasan Selama kegiatan P2M ini, para guru tampak terlibat sangat intens.Banyak pertanyaan muncul terutama pada saat ppraktek penggunaan GeoGebra.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa para guru masih kesulitan dalam menentukan konsep yang cocok dibuatkan media GeoGebranya. Mereka masih sangat dipengaruhi oleh konsep pembuatan presentasi dengan powerpoint, dimana semuanya berjalan secara otomatis, tanpa keterlibatan siswa dalam mengeksplorasinya. Paradigma inilah yang pertama-tama harus diubah.Siswa perlu melakukan eksplorasi secara aktif dalam rangka mengkonstruksi konsep yang dipelajari sehingga konsep tersebut menjadi bermakna bagi mereka. Kendala lain yang sering kali muncul dalam kegiatan ini adalah bahwa para guru terkadang menanyakan sesuatu yang sulit diimplementasikan dengan GeoGebra. Sebagai contoh misalnya bagaimana menggunakan media yang dibuat dengan GeoGebra untuk membuktikan bahwa jari-jari lingkaran dalam (r) dari suatu segitiga adalah:
r=
2𝐿 𝐾
dengan: L adalah Luas daerah segitiga, dan K adalah keliling segitiga. Tentu saja GeoGebra tidak bisa digunakan untuk membuktikan kebenaran dari rumus di atas.Yang bisa dicapai melalui media GeoGebra adalah rumus nilai jari-jari (r) tersebut dengan merancang media eksploratif sedemikian rupa sehingga siswa bisa menemukan hubungan antara r, L dan K. Misalkan dengan media berikut mungkin saja siswa bisa menemukan rumus di atas.Namun demikian, pembuktian secara matematisnya, tidak bisa tidak, harus dilakukan secara analitik.
Gambar 4: Media Untuk Menemukan rumus r dikaitkan dengan K dan L dari suatu segitiga. Akhirnya setelah kegiatan berakhir terungkap bahwa waktu kegiatan yang hanya 3 hari dengan 7 hari kegiatan mandiri masih tidak cukup untuk mempelajari GeoGebra secara memadai.Masih banyak hal yang perlu diketahui dari GeoGebra untuk bias memanfaatkannya dalam membuat media pembelajaran.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M ini adalah: 1. Pengetahuan dan pemahaman guru tentang pentingnya media dalam pembelajaran matematika meningkat, 2.Pemahaman guru tentang bagaimana seharusnya karakteristik dari media pembelajaran matematikameningkat, 3. Pemahaman dan keterampilan guru dalam memanfaatkan GeoGebra untuk membuat media pembelajaran matematika meningkat,
5.2 Saran-saran Beberapa hal yang dapat disarankan dari kegiatan P2M ini adalah: 1. Waktu pelaksanaan kegiatan perlu ditambah, 2. Penggunaan media pembelajaran eksploratif dalam pembelajaran matematika perlu ditingkatkan, 3. Mengingat pentingnya media dalam pembelajaran matematika, maka kegiatan P2M ini dirasa perlu diperluas agar menjangkau lebih banyak guru.
Daftar Pustaka 1. Ahmad, Kamaludin, 2001. ICT & Teori Pembelajaran (dari Learning toTeach Using ICT in the Secondary School). http://users.ictp.it/ ~stevanof/ mylist.html diakses tgl. 15 April 2007. 2. Briggs, Mary and Alan Pritchard. 2005. Using ICT in Primary Mathematics Teaching. Exeter UK: learning Matters Ltd. 3. Collins, Janet, Michael Hamond, and Jerry Wellington.1997. Teaching and Learning with Multimedia. Great Britain: Routledge. 4. Cuoco, Albert A., E. Paul Goldenberg, and Jane Mark. 1995. Technology Tips. Constructionsand investigations with dynamic geometry software.Technology in Perspective.No.
87. pp. 450 – 452 5. Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMP Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 6. Gadanidis, George. 2000. The Effect of Interactive Applet in Mathematics Teaching. Faculty of Education, University of Western Ontario.Diakses tgl.5 Nopember 2008. 7. Klotz, E.A. 1991. “Visualization in Geometry: A Case Study of Multimedia Mathematical Education Project.”Dalam Walter Zimmerman and Steven Cunningham.Visualization in Teaching and Learning Mathematics. USA: MAA 8. Mulyanto, Agus, dkk. 2005. Matematika Untuk Kelas VIII SMP Jilid 2.Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. 9. Silverman, L.K. 1998. Guidelines for Teaching Visual-Spatial Learners (VSL). www.visualspatial.org Diakses tanggal 1 Desember 2006. 10. Silverman, L.K. 2004. Youth and The Creative Proccess. www.visualspatial.org Diakses tanggal 1 Desember 2006. 11. Suwarsono, 1998. Peranan Strategi Visual dalam Pembelajaran Matematika.Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional “PendidikanMatematika dalam Era Globalisasi” yang diselenggarakan oleh Program Pasca Sarjana IKIPMalang 4 April 1998. 12. Suweken, Gede. 2007. Peningkatan Pemahaman dan Apresiasi Mahasiswa Terhadap Kalkulus II Melalui Visualisasi Berbantuan Komputer Pada Mahasiswa JurusanPendidikan Matematika Undiksha Singaraja. Undiksha: Laporan Teaching Grant P3AI 13. Suweken, Gede. 2007. Pembelajaran Berbantuan Excel dan Authorwareuntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fungsi Kuadrat Siswa SMA Kelas X.Undiksha: LaporanPenelitian Research for CommunityDevelopment IMHERE. 14. Suweken, Gede. 2008. Penggunaan Microsoft Excel untuk MeningkatkanMotivasi dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 6 Singaraja Tahun 2008. Undiksha: Laporan Penelitian DIPA 2008.
Lampiran 1: Beberapa foto selama kegiatan
Lampiran 2:Daftar Hadir
Lampiran 3: Beberapa media yang dibuat guru 1.
2.
3.
4.
5.
6.