Pelatihan Penguji OSCE
1. Latar belakang Berdasarkan Undang-Undang Praktik Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menetapkan pelaksanaan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter pada tahun 2006. Hal ini menjadi dasar bagi Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk mewajibkan kepada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada kenyataannya penerapan ini tergantung pada kemampuan berbagai institusi pendidikan kedokteran yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan timbulnya variasi yang cukup besar terhadap kualitas pendidikan antara berbagai institusi. Selama ini evaluasi atau uji kompetensi dititikberatkan hanya pada uji pengetahuan dalam bentuk ujian pilihan ganda. Metode ini belum menggambarkan kompetensi lulusan karena aspek keterampilan klinik dan perilaku kurang teruji. Hal ini semakin mendorong diterapkannya metode uji keterampilan klinik, salah satunya adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE), sehingga dapat menggambarkan kemampuan seorang dokter secara lebih komprehensif. Untuk pelaksanaan ujian OSCE nasional yang direncanakan mulai dilakukan pada tahun 2012, perlu berbagai macam persiapan, salah satu yang persiapan yang sangat penting adalah segera menyiapkan sejumlah penguji yang terstandar, baik tentang pemahaman peran dan tugas penguji maupun terhadap cara penilaian, sehingga diharapkan lulusan dokter yang dihasilkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu pelatihan penguji OSCE perlu segera dilakukan baik tingkat nasional maupun regional.
2. Peserta (kriteria) Penguji OSCE yang ditugaskan oleh institusi yang dengan kriteria sebagai berikut: •
dr dengan pendidikan terakhir minimal S2 dan/atau dr spesialis
•
Berpengalaman menjadi instruktur keterampilan klinik (pre klinik atau klinik) minimal 1 tahun dan penguji OSCE di institusinya minimal 3 kali periode masa ujian
Satu kali pelatihan diikuti antara 30-35 peserta. Peserta membawa laptop. 3. Fasilitator (kriteria) • Fasilitator adalah dokter staf pengajar institusi pendidikan dokter yang telah memiliki sertifikat Pelatih penguji OSCE Nasional dari Komite Bersama Ujian Kompetensi Dokter Indonesia/ KB-UKDI dan 1 narasumber nasional. •
Jumlah fasilitator minimal 3 orang yang berasal dari pelatih penguji OSCE nasional
•
Fasilitator diutamakan berasal dari wilayah regional (AIPKI) masing-masing dan wilayah regional terdekat.
4. Waktu Dimulai minggu ke-2 bulan September 2011 5. Materi a. OSCE sebagai Uji Kompetensi Dokter Indonesia i. Prinsip Uji Kompetensi ii. OSCE iii. Overview video pelaksanaan OSCE secara umum b. Blueprint OSCE Nasional i. Overview Blue print nasional yang dijalankan ii. Overview contoh soal lengkap di salah satu station (station tanpa prosedural skills dan contoh station tanpa prosedural skills) c. Menjadi penguji yang baik i. Syarat dan kontrak ii. Kode etik 1. Etika penguji OSCE nasional 2. Video/role play contoh-contoh perilaku yang (+) dan (-) iii. Tugas dan peran penguji
d. e.
f.
1. Sebelum ujian 2. Saat menguji 3. Setelah ujian selesai iv. Trouble shooting Standard setting i. Metode Borderline Regression Method Latihan menjadi penguji OSCE a. Briefing penguji untuk standarisasi b. Pelaksanaan ujian Keterangan Wajib: simulasi minimal 4 station OSCE (station yang dibuat bervariasi: Variasi berdasar sistem, kasus, emergency-non emergency, dewasa anak, prosedural non prosedural, manekin dan PS). Setiap calon penguji diberi kesempatan untuk berlatih menjadi penguji, sehingga jumlah station dan jumlah penguji di setiap stasion bisa disesuaikan dengan kondisi lokal tempat pelatihan. Alternatif: dengan video berdasar soal dari Bank Soal Nasional Refleksi dan umpan balik
6. Program Hari 1 Waktu
Materi
Tujuan
14.00 – 14. 30
Pembukaan, Introduksi pelatihan dan perkenalan peserta
1. Perkenalan 2. Penjelasan umum tujuan dan program pelatihan pelatih PS
14.30 – 15.00
Pre test
Mengetahui pemahaman awal peserta terkait OSCE
15.00 – 16.00
•
• •
OSCE sebagai Uji Kompetensi Dokter Indonesia Prinsip Uji Kompetensi dengan OSCE Video pelaksanaan OSCE secara umum
•
•
•
16.00 – 17.00
Blueprint OSCE Sebagai Dasar pembuatan soal OSCE Template soal OSCE
•
•
Peserta dapat menjelaskan tujuan pelaksanaan OSCE UKDI Nasional Peserta memahami OSCE sebagai metode assessment Peserta dapat mengetahui gambaran peaksanaan ujian OSCE NAsional Peserta mengetahui blueprint OSCE UKDI Nasional Peserta mengetahui
Metode dan Proses Metode: Kuliah Proses: Fasilitator meminta peserta memperkenalkan diri Fasilitator menjelaskan materi Metode: Soal ujian tulis pilihan ganda 10 soal Proses: Fasilitator membacakan dan membuka slide soal, peserta menulis Metode: Kuliah interaktif
Alat, Media dan Bahan Slide presentasi
Fasilitator F1
Materi Pre-test
F1
Slide Presentasi Video
F2
Slide Presentasi
F3
Proses: 30 menit presentasi dengan power point, 15 menit penanyangan video overview pelaksanaan 15 menit diskusi Metode: Kuliah Interaktif Proses: 30 menit presentasi dengan power point,
17.00 – 19.00 19.00 – 20.00
20.00 – 21.00
ISHOMA Menjadi penguji yang baik Syarat dan kontrak Kode etik Etika penguji OSCE nasional Role play/diskusi contohcontoh perilaku yang (+) dan (-) Tugas dan peran penguji a. Sebelum ujian b. Saat menguji c. Setelah ujian selesai Trouble shooting Standard setting Metode Borderline Regression Method
template soal OSCE
30 menit diskusi
Agar peserta pelatihan memahami syarat, kontrak, kode etik, tugas dan peran penguji
Metode: Kuliah Interaktif
Slide presentasi
Proses 20 menit 40 menit role play/diskusi
Agar peserta pelatihan mendapatkan gambaran berbagai perilaku penguji yang baik dan kurang baik
•
Mendapatkan metoda penentuan batas lulus OSCE pada setiap station
•
Peserta memahami pelaksanaan BRM
Metode: Kuliah interaktif Proses: 50 menit Presentasi dengan power point 10 menit diskusi
LCD, laptop, sound system Laptop (EXCEL2007) Soal (lembar checklist)
F4
Hari 2 Waktu 08.00 – 09.00
09.00 – 09.30
09.30 – 10.30
Materi
Tujuan
Metode dan Proses
Crosscheck persiapan OSCE
akhir Memastikan segala materi Crosscheck 4 station dan alat yang dibutuhkan yang akan digunakan untuk pelaksanaan OSCE siap Metode: Briefing Penguji Standarisasi Penguji Ceramah Proses: 30 menit F1 menjelaskan instrumen penilaian OSCE Pelaksanaan latihan OSCE Peserta mampu Metode: mempraktekkan sebagai Peserta menilai peserta ujian di masing-masing penguji OSCE Nasional station yang telah ditentukan Proses: Bila ruangan memungkinkan peserta dibagi untuk menjadi penguji di 4 station, bila tidak memungkinkan peserta bergantian menjadi penguji pada saat perpindahan station
10.30 -11.30
Penentuan batas kelulusan
Membuat batas kelulusan Metode: OSCE Analisa dengan Excell Proses: 40 menit entry data dan analisa 20 menit diskusi hasil
Alat, Media dan Bahan Station OSCE
Fasilitator F1, F2, F3, F4
Form penilaian OSCE Nasional
Soal OSCE F1, F2, F3, F4 Nasional Standart setting (global ratting) Standard Patient Manequin
F1
11.30 – 11.45
Post test
Mengetahui pemahaman Metode: peserta setelah mengikuti Soal ujian tulis pilihan workshop ganda 10 soal
F2
Materi Post test
Proses:
11.45 – 13.00
Wrap
up
dan
Fasilitator membacakan dan membuka slide soal, peserta menjawab Metode: F1, F2, F3, F4
Slide
pre-test dan post-test
Presentasi dan diskui
presentasi
2. Evaluasi pelaksanaan
Proses:
pelatihan
• Fasilitator memimpin
rencana 1.Menyampaikan hasil
tindak lanjut
3. Menyusun rencana
diskusi PoA
tindak lanjut 4. Penyerahan sertifikat 13.00
Check out dan ISHOMA
7. Evaluasi a. Materi pre-test dan post test b. Lembar evaluasi proses pelatihan dan fasilitator 8. Bahan bacaan •
Adamo G., 2003, Simulated and standardized patients in OSCEs: achievements and challenges 1992–2003, Medical Teacher, 25: 3, pp. 262–270
•
Barman A., 2005, Critique on Objective Structured Clinical Examination, Ann Acad Med Singapore, 34: 478-82.
•
Boursicot K., 2005, How to set up an OSCE, The Clinical Teacher, 2,1:15-20.
•
Harden M. McG., Stevenson M., Downie W. W., Wilson G. M., 1975, Assessment of Clinical Competence using Objective Structured Examination, BMJ, 1:447-451.
•
Kaufman D. M., Mann K. V., Muijtjens A.M.M., van der Vleuten C.P.M, 2000, A Comparison of Standard-setting Procedures for an OSCE in Undergraduate Medical Education, Acad. Med, 75:267–271.
•
Mash B., 2007, Assessing clinical skills – standard setting in the objective structured clinical exam (OSCE), SA Fam Pract,49(3): 5-7.
•
Norman G.,2002, The long case versus objective structured clinical examinations, The long case is a bit better, if time is equal, BMJ, 324:748–9
•
O’Sullivan P., Chao S., Russell M., Levine S., Fabiny A., 2008, Development and Implementation of an Objective Structured Clinical Examination to Provide Formative Feedback on Communication and Interpersonal Skills in Geriatric Training, J Am Geriatr Soc, 56:1730–1735.
•
Reece A., Chung E.M.K., Gardiner R.M., Williams S.E., 2008, Competency domains in an undergraduate Objective Structured Clinical Examination: their impact on compensatory standard setting, Medical Education, 42: 600–606
•
Regehr G., MacRae H., Reznick R.K., Szalay D.,1998, Comparing the Psychometric properties of Checklist and Global rating Scale for Assessing Performance on an OSCE format examination, Acad. Med, 73:993-997.
•
Rushforth H. E., 2007, Objective structured clinical examination (OSCE): Review of literature and implications for nursing education, Nurse Education Today , 27, 481–490.
•
Schindler N., Corcoran J., DaRosa D., 2007, Description and impact of using a standard-setting method for determining pass/fail scores in a surgery clerkship, The American Journal of Surgery, 193:252–257
• •
Smee S., 2003, ABC of learning and teaching in medicine: Skill based assessment, BMJ, 326: 29. Thistlethwaite J.E.,2002, Developing an OSCE Station to Assess the Ability of Medical Students to Share Information and Decisions with Patients: Issues Relating to Interrater Reliability and the Use of Simulated Patients, Education for Health, 15:2, 170 – 179.
9. Penugasan ke peserta (bila ada) Setiap peserta diwajibkan mendesiminasikan hasil workshop ke institusi masing-masing