LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN PENGEMBANGAN MATERI-MATERI PENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD SE-KECAMATAN BULELENG Oleh: I.G.A. Lokita Purnamika Utami, SPd., M.Pd (Ketua) NIDN: 0002048301 Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd Anggota) NIDN: 0021048202 Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S (Anggota) NIDN: 0010098201 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 mei 2013
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul : Pelatihan Pengembangan Materi-Materi Penunjang Pembelajaran Bahasa Inggris Sd
Se-Kecamatan Buleleng 2. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap : I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIP : 198304022006042001 d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Bahasa Inggris e. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I/ IIIB f. Jabatan : Lektor g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Inggris h. Alamat : Jalan A. Yani no 67 Singaraja i. Telp/Faks/E-mail : 0362 - 21541 j. Alamat Rumah : Jalan Pulau Obi Gang Purnajiwa no 12 k. Telp/Faks/E-mail : 085737677237/-/
[email protected] 3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 orang 4. Lokasi Kegiatan a. Nama Desa :b. Kecamatan : Buleleng c. Kabupaten/Kota : Buleleng/ Singaraja d. Propinsi : Bali 5. Jumlah biaya kegiatan : Rp 7.500.000 6. Lama Kegiatan : 8 (bulan)
Singaraja, 2 November 2013 Mengetahui Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A NIP. 196206261986032002
Ketua Pelaksana,
I.G.A. Lokita Purnamika U, S.Pd., M.Pd NIP. 198304022006042001 Mengetahui Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, MS NIP. 195901011984031003
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa berkat rahmatNyalah laporan pengabdian pada masyarakat yang berjudul Pelatihan Pengembangan Materi-Materi Penunjang Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Se-Kecamatan Buleleng selesai tepat pada waktunya. Kepercayaan yang diberikan kepada kami selaku panitia pelaksana merupakan suatu kehormatan yang sangat besar dan sebagai bukti tidak menyalahgunakan kepercayaan itu merupakan suatu keharusan bagi kami untuk melaporkan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng pada tahun 2013. Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak kesalahan dan kekurangan baik sifatnya teknis maupun non-teknis yang perlu diperbaiki untuk kegiatan serupa mendatang. Untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sehingga laporan ini menjadi sempurna. Pada kesempatan ini pula kami atas nama tim pelaksana mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini: 1. Bapak Ketua LPM Undiksha dan staf yang telah memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan program P2M ini 2. Ibu Putrini Mahadewi, M.S dan Ibu Nyoman Karina Wedhanti, MPd. Selaku narasumber pelatihan ini 3. Ketua UPP kecamatan Buleleng yang telah memfasilitasi pelaksanaan P2M ini 4. Guru-guru SD se-Kecamatan Buleleng yang telah berpartisipasi pada pelaksanaan P2M ini Kami tim pelaksana berharap semoga tujuan baik dari pelaksanaan P2M ini bisa tercapai dan mampu memberikan manfaat bagi khalayak sasaran yag dituju. Demikianlah kata pengantar ini kami sampaikan semoga kedepannya Undiksha terus mampu berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan. Undiksha jaya! Singaraja, 2 November 2013
Tim Pelaksana P2M ii
DAFTAR ISI Cover Halaman pengesahan
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Gambar
iv
Pendahuluan
1
Metode Pelaksanaan
3
Hasil dan Pembahasan
7
Kesimpulan dan saran-saran
23
Lampiran-Lampiran: a) Surat keterangan dari UPP b) Lembar Monitoring dari LPM c) Daftar Hadir d) Daftar penerima transport e) Berkas SPJ Keuangan f) Dokumentasi Kegiatan
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar1 : colouring picture 1
7
Gambar 2: Colouring picture 2
8
Gambar 3: Teka-teki silang parts of the body
8
Gambar 4: contoh draft lagu karya peserta
10
Gambar 5: draft teka-teki silang buatan peserta
11
Gambar 6: kata-kata kunci dari teka-teki silang diatas
11
Gambar 7: permainan ular tangga buata peserta
12
Gambar 8: membuka situs google Gambar 9: memanfaatkan gambar untuk mencari gambar yang dibutuhkan dalam mengembangkan materi penunjang Gambar 10: Menyimpan gambar Gambar 11: Menyimpan gambar yang telah dipilih Gambar 12: belajar mendownload video, langkah #1 Gambar 13: belajar mendownload video, langkah #2 Gambar 14: belajar mendownload video, langkah #3 Gambar 15: belajar mendownload video, langkah #4 Gambar 16: belajar mendownload video, langkah #5 Gambar 17: belajar mendownload video, langkah #6 Gambar 18: belajar mengaplikaskan gambar dan suara pada PPT Gambar 19: peserta memanfaatkan hasil unduhan audio dalam PPT Gambar 20: Memanfaatkan hasil unduhan gambar dalam ppt Gambar 21: Peserta Mengaplikasikan ketrampilan membuat desain PPT dengan bentuk dan warna
15
iv
15 16 16 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22
I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk bisa mengakses informasi dan pengetahuan pada literature berbahasa Inggris. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris sangat bermanfaat agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang asing. Kebutuhan untuk mampu berbahasa Inggris tidak lepas dari dampak bahwa Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat seluruh dunia. Hal diatas merupakan salah satu pertimbangan pemerintah untuk memasukkan Bahasa Inggris pada kurikulum sekolah dasar sebagai salah satu bidang studi yang wajib diberikan. Pengenalan Bahasa asing, menurut banyak ahli bahasa memang lebih baik dilakukan sedini mungkin. Kemampuan anak-anak untuk menyerap bahasa secara natural sangat mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa asing. Pertimbangan ini pulalah merupakan salah satu faktor untuk memperkenalkan Bahasa Inggris mulai Sekolah Dasar. Teknik pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing pada anak-anak, tentunya berbeda dengan teknik yang diterapkan pada anak-anak yang merupakan penutur Bahasa Inggris. Hal ini perlu dicermati mengingat berbagai faktor eksternal yang mendukung kesuksesan pembelajaran Bahasa Inggris. Anak-anak penutur bahasa Inggris mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari lingkungan yang banyak mengekspos penggunaan Bahasa Inggris secara alami. Pengalaman mereka dalam berkomunikasi secara alami dengan Bahasa Inggris, memudahkan mereka menambah kosakata serta pemahaman tentang bagaimana kosakata tertentu digunakan secara kontekstual. Sehingga, guru-guru Bahasa Inggris disekolah tidak perlu berusaha keras untuk memperkenalkan kosakata pada anak-anak tersebut. Berbeda halnya dengan anak-anak yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Lingkungan disekeliling mereka tidak menyediakan kesempatan untuk mereka bisa berkomunikasi secara alami dalam Bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang disekitar mereka –orang tua, teman bermain, tetangga, saudara- mampu berbahasa Inggris. Anak-anak tersebut berjuang keras untuk menghafalkan dan mengingat
berbagai kosakata baru yang mereka dapatkan disekolah. Hal diatas
merupakan tantangan bagi guru-guru Bahasa Inggris di sekolah dasar untuk mengajarkan Bahasa Inggris. Dalam mengajar guru harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik agar bisa mengajar dengan sukses. Pbegitu pula, dalam pengajaran bahasa Inggris yang diterapkan disekolah dasar, guru haruslah mempertimbangkan karakteristik dari anak-anak. Teknik mengajar anak-anak dan teknik
mengajar orang dewasa sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan karen dua golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Secara alami Anak-anak mempelajari sesuatu tanpa benar-benar menyadari bahwa mereka belajar. Anak-anak belajar dari bermain, dari lingkungan, dari berbagai aktivitas yang difasilitasi oleh guru mereka. Oleh karena itu, guru-guru sekolah dasar tidak bisa mengajar anak-anak seperti mengajar orang dewasa. Terlebih lagi pada pengajaran Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing. Guru-guru bahasa Inggris disekolah dasar haruslah menerapkan pembelajaran inovatif dikelas. Menurut Noor (2001) perubahan kurikulum Bahasa Inggris bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan Bahasa Inggris. Guru sebagai sumber inovasi pendidikan memegang peranan yang tidak bisa diabaikan, baik kemampuan menguasai materi yang akan diajarkan maupun mengenai metodologi mengajarnya. Untuk itu, setiap ada inovasi baru dalam pendidikan, maka yang perlu mengetahui lebih dahulu adalah guru. Dengan demikian guru seharusnya mampu berinovasi dalam mendukung proses pembelajaran siswa. Guru perlu persiapan tentang desain pembelajaran seperti mengumpulkan materi-materi penunjang pembelajaran dan media yang akan digunakan dikelas, memikirkan tahap-tahap pembelajaran dan mendesain aktivitas selama pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua guru-guru sekolah dasar memiliki kemampuan profesional seperti yang disebutkan diatas. Ketidakmampuan ini dilandasi oleh beberapa hal. Menurut Utami (2008) dalam penelitiannya tentang Profil Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif dalam proses Pembelajaran Bahasa Inggris oleh guru-guru sekolah dasar di Kota Singaraja yang menemukan bahwa mereka tidak mampu menerapkan model pembelajaran inovatif karena tidak memiliki waktu yang cukup dalam mempersiapkan materi-materi penunjang selain yang ada di LKS, kurangnya fasilitas, serta belum mampu menyiapkan media pendukung. Mereka cenderung untuk mengajar Bahasa inggris dengan mengerjakan buku LKS Bahasa Inggris yang telah disediakan tanpa mengkombinasikannya dengan materi-materi penunjang lainnya. Sehingga yang terjadi adalah Guru-guru cenderung memfokuskan pelajaran berdasarkan buku LKS yang memiliki materi-materi yang terbatas. Pengajaran bahasa inggris yang hanya mengandalkan LKS saja menyebabkan para siswa kurang termotivasi untuk belajar bahasa Inggris. Bahkan yang terjadi adalah anak – anak merasa bosan dan cenderung mencari suatu cara untuk menjawab LKS mereka tanpa benar-benar memahami apa yang mereka kerjakan. Hal ini disebabkan karena materi-materi penunjang yang inovatif selain LKS tidak tersedia. Menurut Ardini (2006) murid sangat membutuhkan angin segar dalam model pembelajaran
yang berinovasi. Guru dan murid sekarang sangatlah haus akan pembelajaran berinovasi kreatif yang diadaptasi dengan perkembangan zaman. Berdasarkan pemaparan diatas maka sebuah P2M tentang pengembangan materi penunjang pembelajaran bahasa inggris untuk mendukung kualitas pembelajaran bahasa inggris di SD se-Kecamatan Buleleng telah dilaksanakan. Berikut ini adalah paparan laporan kegiatan P2M tersebut.
II. METODE PELAKSANAAN 2.1.
Persiapan Kegiatan
Adapun persiapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD SeKecamatan Buleleng,” antara lain: a.
Pada hari Kamis, 18 Juli 2013 pukul 11.30 WITA bertempat di Ruang 1 Jurusan Pendidikan
Bahasa
Inggris,
panitia
pelaksana
melaksanakan
briefing
untuk
membicarakan job description. b.
Pada hari Jumat, 2 Agustus 2013 pukul 09.00 WITA bertempat di Ruang Seminar Fakultas Bahasa Dan Seni, panitia pelaksana melaksanakan persiapan kegiatan seperti: memasang baliho, mempersiapkan ATK KIT, dan mengecek daftar presensi.
Perlu disampaika bahwa pelaksana P2M membentuk tim panitia internal yang terdiri dari panitia inti (pengusul sendiri yang terdiri dari 3 orag dosen) dan 6 orang Field-worker
2.2.
Peserta dan Narasumber
Peserta yang mengikuti kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng pada tahun 2013 adalah guru bahasa Inggris berjumlah 25 orang yang berasal dari SD se-Kecamatan Buleleng. Adapun narasumber pada P2M ini adalah 3 orang dosen UNDIKSHA yang masing-masing dipilih berdasarkan bidang mereka : 1. I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd adalah ahli dibidang pendidikan bahasa inggris utamanya dibidang keterampila menulis dan membaca. Ia banyak menulis penelitian untuk dua keterampilan tersebut. Menulis artikel dan penelitian tentang pengajaran bahasa Inggris secara umum dan juga pengajaran bahasa inggris untuk usia dini. Ia bertanggung jawab pada pemaparkan inovasi-inovasi materi penunjang pembelajaran, tuntutan silabus bahasa inggris untuk tingkat SD, dan mekanisme pengembangan materi-materi penunjang pembelajaran. Serta akan terlibat penuh dalam keseluruhan proses praktik mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran tersebut. 2. Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd ahli dibidang Pendidikan Bahasa inggris utamanya dibidang keterampilan berbicara dan menyimak. Ia akan bertanggung
jawab pada memimpin diskusi dalam menentukan materi-materi penunjang pembelajaran yang akan disusun, bentuk-bentuk bagaimana materi tersebut dikemas dan jadwal kerja mengembangkan materi penunjang pembelajaran tersebut. Dan juga berkontribusi pada praktik mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran bahasa inggris ini. Secara umum akan terlibat pada keseluruhan proses. 3. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd. M.S adalah ahli dibidang teknologi pendidikan. Mendapatkan gelar master teknologi pendidikan sehingga sangat mumpuni dibidang tersebut. Ia bertanggung jawab pada praktik mengembangkan materi-materi penunjang terutama bertanggung jawab pada desain dan layout tampilan materi. Akan tetapi, secara umum akan terlibat pada keseluruhan proses.
2.3.
Pelaksanaan Kegiatan
Secara umum pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng pada tahun 2013 dapat berjalan dengan lancar. Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : I.
Seminar I
Hari,tanggal
: Sabtu, 3 Agustus 2013
Waktu
: 09.00 wita – 14.00 WITA
Tempat
: Ruang Seminar Fakultas Bahasa Dan Sen
Adapun susunan kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng dibuka secara resmi oleh Kepala UPP Kecamatan Buleleng. 2. Pembagian snack oleh panitia pelaksana kepada peserta. 3. Makalah pertama dibawakan oleh IGA. Lokita Purnamika Utami, SPd., MPd dan Nyoman Karina Wedhanti, S.PD., M.Pd. dengan topik Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris tingkat SD. 4. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (kelompok SD kelas 4, kelas 5 dan kelas 6) kemudian peserta berlatih mengembangkan materi penunjang sesuai dengan topik yang tertulis pada lotre yang telah didapat.
5. Sesi diskusi dibuka. 6. Makan siang oleh peserta. 7. Kegiatan seminar pertama berakhir.
II. Seminar Kedua Hari,tanggal
: Minggu, 4 Agustus 2013
Waktu
: 09.00 – 14.00 WITA
Tempat
: Ruang Seminar Fakultas Bahasa Dan Seni
Adapun susunan kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng dimulai. 2. Pembagian snack oleh panitia pelaksana kepada peserta. 3. Makalah pertama dibawakan oleh Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S dengan topik Penggunaan IT sederhana untuk mengembangkan Materi Penunjang Bahasa Inggris 4. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (utuk kelompok SD kelas 4, kelas 5 dan kelas 6) dilatih menggunakan IT sederhana dalam mengembangkan materi penunjang seperti yang sudah dibicarakan pada makalah sebelumnya. 5. Sesi diskusi dibuka. 6. Makan siang oleh peserta. 7. Kegiatan seminar pertama ditutup oleh Ketua Panitia.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pelatihan ini peserta diminta untuk berlatih mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran Bahasa Inggris. Beberapa hal yang dikembangkan seperti guided conversation, puzzle, lagu, game (permainan), mewarnai gambar (colouring) dan memasangkan benda (matching things) dikembangkan. Mengingat betapa pentingnya anak-anak usia sekolah mendapat pembelajaran yang sesuai dengan usia dan perkembangan kompetensi berbahasa mereka, maka dipandang perlu untuk melakukan sesuatu untuk mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran bahasa Inggris yang menyesuaikan dengan usia siswa 3.1.
Materi penunjang kelas 4
Untuk guru kelas 4, guru bahasa inggris harus mengembangkan sesuatu yang tidak terlalu meminta kemampuan kognitif terlalu banyak, tetapi lebih kepada kemampuan afektif dan psikomotor. Guru bisa mengembangkan materi mewarnai (colouring) dan memasangkan benda (matching things). Pada pelatihan ini guru mengembangkan materi mewarnai bunga yang dihubungkan dengan pelajaran tentang colour dan juga number.
Gambar1 : colouring picture 1
Gambar 2: Colouring picture 2 Sementara untuk kegiatan matching things, kelompok pengajar kelas 4 mencoba berlatih mengembangkan gambar bagian-bagian tubuh (parts of the body) dan mendesainnya untuk latihan memasangkan gambar dan nama-nama bagian tubuh. Pada latihan ini matching things ini dikemas dalam bentuk crossword atau teka-teki silang.
Gambar 3: Teka-teki silang parts of the body
3.2.
Materi Penunjang kelas 5
Guided conversation dan game dilakukan oleh kelompok guru SD kelas 5 yang beranggotakan 6 orang. Berikut adalah sebuah guided conversation yang dikembangkan pada pelatihan ini: Mr. Brown
: What would you like to drink?
Lia
: Just water please, thanks
Sophie
: May I have orange juice?
Mrs. Brown
: Yes, here you are
Mr. Brown
: Are you enjoying the meal, Lia?
Lia
: Yes. It is delicious
Materi ini juga diikuti dengan beberapa pertanyaan ringan seperti: 1.What does Lestari want to drink? 2. What does Sophie want to drink? Materi ini kemudian dibuatkan power pointnya agar bisa di ditampilkan dengan lebih menarik. Disini para guru belajar membuat slides power point yang menarik yang melibatkan ketrampilan memasukkan gambar, dan keterampilan menggunakan slide display yang menarik Selain itu guru SD kelas 5 juga mengembangkan beberapa lagu bahasa inggris yang menggunakan irama lagu lain yang cukup populer dikalangan anak-anak. Contoh draft Lagu tersebut adalah:
:
Gambar 4: contoh draft lagu karya peserta Mengapa lagu dipandang sebagai sebuah materi penunjang yang tepat dikembangkan? Ward (dalam Arnold, 1985) menyatakan bahwa tidak ada satupun manuasia yang tidak menyenagi lagu. Dengan lagu kita bisa menceriakan kelas bahasa dan dengan lagu dapat meningkatkan minat belajar siswa. Lebih lanjut diungkapkan bahwa lewat lagu, siswa bisa belajar berbagai kosakata baru dalam konteks yang biasanya susah untuk dilupakan. Nordvall (2001) menekankan akan pentingnya lagu dalam kelas Bahasa Inggris karena lagu dapat menciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan. Bukan hanya kosakata yang dapat dipelajarti lewat lkagu tetapi juga ghramatika, ejaan dan keterampilan bahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan (Medine, 2002). 3.3.
Materi penunjang kelas 6
Kelompok guru kelas 6 mengembangkan materi kosakata melalui crosswords dengan pertimbangan bahwa mereka sudah memiliki kemampuan kosakata yang lebih baik dibandingkan
jenjang juniornya. Crossword ini lebih baik dilakukan secara individual bukan kelompok. Berikut adalah hasil crossword (atau teka-teki silang yang dibuat)
Gambar 5: draft teka-teki silang buatan peserta
Gambar 6: kata-kata kunci dari teka-teki silang diatas
Tidak hanya itu game yang sifatnya melibatkan siswa bekerja berkelompok juga dikembangkan, seperti misalnya game snake and ladder atau permainan ular tangga. Berikut adalah papan ular tangga yang dikembangkan beserta aturannya permainan tersebut:
Gambar 7: permainan ular tangga buata peserta Aturan: 1.
Setiap pemain memulai dari petak no 1
2.
Pada saat gilirannya pemain melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.
3.
Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga maka bidak tersebut berhak maju sampai petak yang ditunjukkan puncak tangga
4.
Jika bidak pemain berakhir pada ekor ular maka bidak tersebut harus turun sampai petak yang ditunjukkan kepala ular tersebut
5.
Jika bidak berakhir pada petak yang mengandung pertanyaan dalam bahasa inggris, maka pemain harus mampu menjawab pertanyaan tersebut dalam bahasa inggris dan diberi kesempatan untuk melempar dadu sekali lagi jika jawabannya dianggap benar oleh guru.
6.
Pemenang dari permainan ini adalah pemenang yang berhasil mencapai petak terakhir
Crosswords dan snake and ladder yang dikembangkan diatas merupakan permainan (games) yang menyenangkan tapi juga menantang. Berbicara masalah games (permainan), dikatakan oleh Byrne (dalam Deesri, 2002) bahwa games bukanlah semata-mata kegiatan yang bertujuan mencairkan kebekuan atau sebagai pengisi waktu. Tujuan games yang utama adalah suatu cara untuk melatih siswa beajar menggunakan bahasa yang dipelajari. Dengan menggunakan games, siswa akan lebih termotivasi dan mau belajar. Wright (1983) mengungkapkan bahwa baik anak-anak maupun orang dewasa menikmati games. Oleh karena itulah guru disarankan untuk memilih games yang tepat untuk membantu pembelajaran lebih efektif. Avedon (dalam Deesri, 2002) menambahkan bahwa games dianggap sebagai cara efektif dalam proses pembelajaran karena dengan games bukan hanya dapat meningkatkan motivasi tetapi siswa akan terlibat sangat optimal dalam aspek kompetisi dari games itu sendiri. Deesri lebih lanjut mengulas bahwa dengan bermain di dalam kelas, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa oleh karena mereka mempunyai kesempatan menggunakan bahasa sesuai dengan situasi.
Klein (2005:12) menambahkan bahwa anak-anak biasanya mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar, sepanjang gurunya memiliki sifat yang inventif dalam memilih aktivitas yang menarik bagi siswanya, dan guru harus bisa memvariasikan pembelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan. Schindler (2006:8) menambahkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak hendaknya: (1) mampu membuat anak-anak merasa memiliki kompetensi dan keberanian, (2) mampu memfasilitasi lingkungan yang aman, menyenangkan dan edukatif, dan (3) mampu menciptakan pembelajar Bahasa Inggris sepanjang hayat. Berdasarka hasil pelaksanaan p2m ini dapat dinyatakan bahwa pengembangan materi penunjang membutuhkan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif dan hanya akan bisa mencapai kesuksesan apabila guru pengajar berani mengambil resiko, berani mengaplikasikan ide baru dalam mengajar, diberi kesempatan dan waktu yang cukup untuk bereksperimen dengan teknik, media da materi-materi penunjang pengajaran yang inovatif.
Selain mengembangkan materi ajar pelatiha ini juga melatih peserta untuk mengaplikasika IT sederhana kedalam proses pengembangan materi penunjang. Pengembangan materi pembelajaran Bahasa Inggris dengan memanfaatkan IT untuk mengakses informasi yang telah ada, merupakan langkah nyata guru dalam menyediakan berbagai sumber belajar yang kaya informasi bagi peserta didik. Pembicara yatu ni luh Putu Putrini Mahadewi mengemukakan bahwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengakses dan memanfaatkan informasi yang tersedia, khususnya informasi di dunia maya (cyber world). Pertama, materi yang diunduh hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan materi penunjang. Kedua, legalitas penggunaan informasi yang tersedia agar disesuaikan dengan peraturan hak cipta (copyright) yang berlaku. Ketiga, ketersediaan fasilitas yang memadai untuk mengunduh, mengolah dan meyajikan informasi. Peserta P2M belajar mengunduh, mengolah dan menyajikan informasi hasil unduhan Peserta juga diperkenalkan beberapa program aplikasi untuk mengunduh informasi, diantaranya: ListenToYouTube.com untuk mengunduh suara, ClipGrab untuk mengunduh video dan downloader software lainnya. Mengolah informasi hasil unduhan dapat dilakukan dengan menggunakan software Photoshop untuk mengolah gambar, software Audacity untuk mengolah suara, software Windows DVD Maker untuk mengolah video disamping banyak software lainnya. Menyajikan informasi hasil unduhan dapat dilakukan dengan mengolah hasil unduhan terlebih dahulu atau secara langsung dapat dimanfaatkan, misalnya disajikan melalui tayangan slide dengan program presentasiPowerPoint atau dicetak (printed material). Berikut adalah beberapa gambar yang disajikan dalam presentasi beliau:
Gambar 8: membuka situs google
Gambar 9: memanfaatkan gambar untuk mencari gambar yang dibutuhkan dalam mengembangkan materi penunjang
Gambar 10: Menyimpa gambar
Gambar 11: Menyimpan gambar yang telah dipilih
Gambar 12: belajar mendownload video, langkah #1
Gambar 13: belajar mendownload video, lankah #2
Gambar 14: belajar mendownload video, langkah #3
Gambar 15: belajar mendownload video, langkah #4
Gambar 16: belajar mendownload video, langkah #5
Gambar 17: belajar mendownload video, langkah #6
Gambar 18: belajar mengaplikaskan gambar dan suara pada PPT
Berdasarkan penjelasan tentang penggunaan IT diatas peserta kemudian dilatih mengaplikasikan hasil unduhan suara ataupun video pada power point. Berikut adalah hasil-hasil power point peserta
Gambar 19: peserta memanfaatkan hasil unduhan audio dalam PPT
Gambar 20: Memanfaatkan hasil unduhan gambar dalam ppt
Gambar 21: Peserta Mengaplikasikan ketrampilan membuat desain PPT dengan bentuk dan warna Peserta pelatihan mengemukakan bahwa mereka begitu awam dengan aplikasi IT. Padahal penggunaan IT untuk mengunduh dan memanfaatkan informasi yang nantinya digunakan sebagai sumber dalam mengembangkan materi penunjang sangat perlu diketahui. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan materi penunjang Bahasa Inggris dari berbagai sumber informasi untuk memperoleh sajian materi penunjang yang efektif adalah kunci keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai subject matter expert (SME). Penyediaan materi penunjang yang memadai mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang kaya akan informasi dan mendukung pemaknaan materi inti secara lebih luas.
IV.
4.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi penunjang sangat diperlukan untuk memecah kebosanan dari materi yang disampaikan di buku ajar. Selain itu berlatih mengembangkan materi-materi penunjang akan membuat guru menjadi lebih kreatif terutama dalam menfaatkan IT. Pelatihan pengembangan materi ini diharapkan dapat memberi gambaran dan memotivasi guru untuk menggali kemampuan dirinya dalam berkreatifitas. Banyak hal yang sebenarnya ada dilingkungan bisa digunakan sebagai pemicu ide untuk mengembangkan materi penunjang yang menyenangkan.
4.2.
Saran
Melalui laporan pelatihan ini beberapa saran ingin disampaikan: 1.
Kepada Guru Bahasa Inggris SD: untuk lebih kreatif dan mamu membuka diri terhadap pembaharuan. Guru haruslah menjadi model dan tauladan sehigga hendaknyalah guru bisa memberikan yang terbaik termasuk dalam mempersiapkan materi-materi penunjang yang dapat memberi kegairahan pada suasana kelas.
2.
Kepada Dinas Pendidikan Buleleng: untuk memberikan perhatian yang lebih baik pada guru-guru SD, terutama pada inovasi-inovasi yang perlu mereka ketahui. Dinas pendidikan hendaknya mengambil langkah dan inisiatif untuk bekerjasama dengan berbagai kalangan akademisi yang mampu menjadi narasumber dan membantu para guru dalam memacu kualitas mereka.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
GAMBAR 1. REGISTRASI ULANG DAN PEMBAGIAN ATK KIT
GAMBAR 2. MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA
GAMBAR 3. SAMBUTAN OLEH KETUA PANITIA
GAMBAR 4. PEMBUKAAN OLEH KEPALA UPP KECAMATAN BULELENG ATAU YANG MEWAKILI
GAMBAR 5. PEMBAGIAN SNACK OLEH PANITIA PELAKSANA
GAMBAR 6. MAKALAH PERTAMA OLEH NYOMAN KARINA WEDHANTI dan IGA LOKITA PURNAMIKA UTAMI
Gambar 7: pemaparan oleh I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S,Pd ., M.Pd
Gambar 8: Pemaparan oleh Nyoman Karina wedhanti, SPd., M.Pd
Gambar 9: peserta berdiskusi dalam kelompok kecil
Gambar 10: Peserta bekerja dalam kelompoknya
GAMBAR 11. DEMONSTRASI OLEH PESERTA:
Gambar 12: Demonstrasi peserta
Gambar 13: Demonstrasi peserta
GAMBAR 14. SESI DISKUSI
GAMBAR 14. MAKAN SIANG
GAMBAR 15. REGISTRASI ULANG DAN PEMBAGIAN ATK KIT hari II
Gambar 16: pemaparan Ni Luh Putu Putrini Mahadewi, S.pd., M.S
Gambar 17: praktek penggunaan IT sederhana, peserta berlatih dengan laptop
Gambar 18: presentasi peserta dalam menggunakan IT sederhana
GAMBAR 19. DEMONSTRASI OLEH PESERTA
GAMBAR 20. MAKAN SIANG
DAFTAR PUSTAKA Ardini, Dyah Putri, S.Pd. 2006. Forum guru: Guru dan Murid Haus Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Pikiran Rakyat Bandung Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. An Interactive Approach to Language Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Chaudron, Craig. 1988. Second Language Classroom: Research on Teaching and Learning. Cambridge: Cambridge University Press Dillon. 2009. What is Innovative Teaching. American Education Research Journal Summer 2009 Volume 26, Number 2 David Paul. 2003. Teaching English to Children in Asia. New York: Longman Inc Deesri, A. 2002. Games in the ESL and EFL Class. The Internet TESL Journal, Vol. III, No. 9. Klein, M.D. and Chen, D. (2005). Working with children from culturally diverse backgrounds. New York: Thomson Learning, Inc. Medine, Suzanne L. 2002. Using Music to Enhance Second Language Acquisition. Dominguez Hills: California State University. www.truenet.com.br/marcos/how to use songs.htm-11k. Nordvall, Karl. 2001. Teaching English through Songs and Chants. Compass Publishing. www.kotesol.org/conference/2001/abstract2.shtml. Scott, Wendy A and Yterberg, Lisbeth H. 2000. Teaching English to Children. Hongkong: Longman Asia ELT Utami, I.G.A. Lokita Purnamika. 2008. Profil Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif dalam proses Pembelajaran Bahasa Inggris oleh guru-guru sekolah dasar di Kota Singaraja. Laporan Penelitian
Oxford, R. (1990). Learning Strategies: What Every Teacher should know. New York: Newbury/Harper and Row.