PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI DEPRESI PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI DESA SUMBERGLAGAH KECAMATAN PACET MOJOKERTO ROLIS RIVAL SUSANTO 11001039 Subject : Tugas Kesehatan, Depresi, Kusta DESCRIPTION Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Penyakit kusta saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkan. Persepsi masyarakat seperti ini yang menyebabkan sebagian penderita kusta mengalami depresi. Depresi dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, merana dan tidak bahagia. Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta seperti dengan memberikan dukungan, baik sarana, fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita kusta tanpa membeda-bedakan dengan anggota keluarga lain, memberikan perlakuan yang sama kepada penderita kusta, memposisikan penderita kusta bukan sebagai beban, akan tetapi sebagai bagian keluarga lain yang mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama, mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan lain – lain. Atau rancangan ini digunakan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup individu di suatu daerah tertentu, atau lingkup kelompok pada masyarakat di daerah tertentu . Berdasarkan Hasil Penelitian dari 114 responden lebih dari setengahnya tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 60 responden (52.6%) dan sebagian kecil melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 54 responden (47.4%). Simpulan dari penelitian tugas kesehaan keluarga dalam menghadapi depresi penderita penyakit kusta di desa Sumbergkagah Kecamatan Pacet Mojokerto di dapatkan data bahwa dari 114 responden lebih dari setengahnya tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 60 responden (52.6%) dan sebagian kecil melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 54 responden (47.4%).
ABSTRACT Leprosy still feared the people, family and health workers. This is due to the lack of knowledge/understanding, erroneous belief against leprosy and disability that was arised. This study aims to determine the implementation of family health task to face leper depression in Pacet Sumberglagah Mojokerto This research is descriptive. The population in this study were 130 respondents. The samples used were 98 respondents which is taken by non pribability samplig. The data collection instruments are research questionnaire sheet. After the data was collected, than the data with proceed by editing, coding, scoring, and tabulating. The results showed the majority of the 98 respondents did not perform the family health task in reducing leper depression as many as 66 respondents (67.3%) and a small position of family healt task in reducing leper depression as many as 32 respondents (32.7%). The low level of awareness of the importance of respondents caused family health task in reducing leper depression less powerfull. This condition caused the respondents was reluctant to cary out the duties of family health in reducing leper depression. Reseach showed that most respondents did not perform the family health task in reducing leper depresion. So the results of this study should be used as additional insight to the family that is always working to deal with leper depreesion. Keywords: Task Health, Depression, Leprosy Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1. Nurul Hidayah, S.Kep,M.Kep 2. Yudha Laga, Amd,Kep.S.Psi : 02 Juni 2014 : Laporan Penelitian : : Open Document :
LATAR BELAKANG Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Penyakit kusta saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkan (Depkes RI, 2001). Persepsi masyarakat seperti ini yang menyebabkan sebagian penderita kusta mengalami depresi. Depresi dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, merana dan tidak bahagia (Soetjiningsih, dkk, 2004). Keluarga sangat berperan dalam mencegah penderita kusta mengalami depresi yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan karena keluarga sebagai motivator yang berperan penting secara psikologis apabila salah satu anggota keluarga sedang sakit agar dapat pulih kembali seperti semula (Inga, 2014). Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta seperti dengan memberikan dukungan, baik sarana, fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita kusta tanpa membeda-bedakan dengan anggota keluarga lain, memberikan perlakuan yang sama kepada penderita kusta, memposisikan penderita kusta bukan sebagai beban, akan tetapi sebagai bagian keluarga lain yang mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama, mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada
perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya (Inga, 2014). Tahun 2010 jumlah penderita kusta di dunia sekitar 326.435. Dari jumlah tersebut paling banyak terdapat di wilayah Asia Tenggara (67%) diikuti regional Afrika (25%), dan sisanya berada di wilayah lain di dunia. Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat penderita kusta sebanyak 21.537 dan jumlah penderita baru 19.695 dengan kejadian cacat pada orang dewasa sebanyak 28,7% dan anak sebanyak 9,1%. Kecacatan yang dialami oleh penderita kusta menyebabkan 60% diantaranya mengalami depresi. Depresi ini menyebabkan besarnya penderita yang dropout berobat hingga 58% (Siahaan, 2014). Data Dinkes Pusat menunjukkan bahwa keluarga sangat berperan dalam membantu meringankan beban psikologis penderita kusta. Tercatat bahwa sekitar 6800 penderita atau (40%) penderita kusta yang mengalami depresi adalah penderita yang telah ditinggalkan oleh keluarganya (Inga, 2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Sumberglagah Kecamatan Pacet Mojokerto pada 10 keluarga, didapatkan data 6 keluarga (60%) tidak melaksanakan tugas kesehatan keluarga dan 4 keluarga melaksankan tugas kesehatan keluarga seperti memberikan fasilitas, tidak membeda-bedakan dengan anggota keluarga lain yang sehat dan mengajak penderita untuk membiasakan diri melaksanakan hidup bersih dan sehat. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang sifatnya menahun dan disebabkan oleh adanya kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit tropis yang masih menjadi suatu masalah kesehatan di dunia, khususnya di Negara-negara berkembang seperti Indonesia (Inga, 2014). Persepsi yang keliru dari masyarakat menyebabkan penderita kusta mengalami depresi. Depresi adalah gangguan perasaan yang ditandai dengan adanya perasaan sedih yang berkepanjangan dan terus-menerus yang dapat mengganggu kehidupan sosial dan kondisi fisik yang menurun (Pieter, 2010). Depresi dapat juga berupa sindrom (perubahan kognitif, psikomotor dan vegetatif) atau kesatuan penyakit (dengan gambaran klinis yang khas, dasar riwayatnya dan hubungan dengan keadaan biologisnya) (Soetjiningsih, dkk, 2004). Keluarga sangat berperan dalam mencegah penderita kusta mengalami depresi yang berkepanjangan; Pendidikan kesehatan dalam keluarga merupakan tingkatan awal dalam mencegah penyakit (Inga, 2014). Perawat atau tenaga kesehatan dapat melakukan program pemberantasan kusta, tujuan utama program pemberantasan kusta adalah menyembuhkan pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insidens penyakit (Mansjoer, dkk, 2000). Disamping itu hendaknya perawat sebagai tenaga kesehatan selalu memberikan health education tentang tat cara pencegahan penyakit kusta dan penanganannya. Pemberian pendidikan kesehatan tersebut bisa dilakukan melalui promosi kesehatan dengan cara mengadakan penyuluhan, kunjungan rumah yang menjelaskan tentang pentingnya melakukan pencegahan penyakit kusta. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita kusta dan mengalami depresi di Desa Sumberglagah Kecamatan Pacet Mojokerto sebanyak 130 responden. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah probability sampling. Dalam teknik pengolahan data terdiri dari editing, coding, scoring dan tabulating. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menjelaskan bahwa dari dari 98 responden sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 63 responden (64.3%) dan sebagian kecil berpendidikan akademi / PT yaitu sebanyak 1 responden (1%), 98 responden hampir seluruhnya berusia >35 tahun sebanyak 78 responden (79.6%) dan sebagian kecil berumur <20 tahun yaitu sebanyak 2 responden (2%), 70 responden (71.4%) bekerja , 66 responden (67.3%) berstatus sebagai suami, 66 responden (67.3%) tidak melakukan tugas kesehatan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta, 64 responden (65.3%) tidak melakukan tugas pemberian dukungan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta, 53 responden (54.1%) tidak melakukan tugas pemberian perlakuan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta, 82 responden (83.7%) melakukan tugas mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhan. Hasil penelitian dari 114 responden lebih dari setengahnya tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 60 responden (52.6%) dan sebagian kecil melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 54 responden (47.4%) Keluarga sangat berperan dalam mencegah penderita kusta mengalami depresi yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan karena keluarga sebagai motivator yang berperan penting secara psikologis apabila salah satu anggota keluarga sedang sakit agar dapat pulih kembali seperti semula. Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta seperti : a. Dengan memberikan dukungan, baik sarana, fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita kusta tanpa membeda-bedakan dengan anggota keluarga lain. b. Memberikan perlakuan yang sama kepada penderita kusta, memposisikan penderita kusta bukan sebagai beban, akan tetapi sebagai bagian keluarga lain yang mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama. c. Mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya (Ingas, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta. Hal ini menyebabkan penderita kusta beresiko mengalami depresi. Sebagaimana diketahui bahwa keluarga sangat berperan dalam mencegah penderita kusta mengalami depresi yang berkepanjangan; Pendidikan kesehatan dalam keluarga merupakan tingkatan awal dalam mencegah penyakit. Sebagian besar reponden tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta berarti keluarga tidak memberikan pendidikan kesehatan untuk melakukan upaya mencegah penularan penyakit kusta. Dari distribusi frekuensi 4.6 diatas didapatkan hasil dari 98 responden sebagian besar tidak melakukan tugas pemberian dukungan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 64 responden (65.3%) dan sebagian kecil melakukan pemberian dukungan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 34 responden (34.7%).
Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta adalah dengan memberikan dukungan, baik sarana, fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita kusta tanpa membeda-bedakan dengan anggota keluarga lain (Ingas, 2010). Pada kisi-kisi kuesioner memberikan dukungan, baik sarana, fasilitas yang dibutuhkan oleh penderita kusta sebagian besar tidak melakukan tugas memberikan dukungan. Hal ini berarti sebagian besar responden tidak membantu menyiapkan makanan apabila anggota keluarga yang menderita penyakit kusta kesulitan makan, tidak menyediakan kebutuhan keluarga yang menderita penyakit kusta, tidak membantu keluarga yang menderita penyakit kusta apabila kesulitan dalam beraktivitas. Dari distribusi frekuensi 4.7 diatas didapatkan hasil dari 98 responden sebagian besar tidak melakukan tugas pemberian perlakuan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 53 responden (54.1%) dan sebagian kecil melakukan pemberian dukungan dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 45 responden (45.9%). Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta adalah dengan memberikan perlakuan yang sama kepada penderita kusta, memposisikan penderita kusta bukan sebagai beban, akan tetapi sebagai bagian keluarga lain yang mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama (Ingas, 2010). Pada kisi-kisi kuesioner pemberian perlakuan yang sama kepada penderita kusta, memposisikan penderita kusta bukan sebagai beban sebagian besar tidak melakukan tugas perlakuan. Hal ini berarti sebagian besar responden mengasingkan keluarga yang menderita penyakit kusta, membeda-bedakan antara keluarga yang menderita penyakit kusta dan yang tidak dan tidak memberikan motivasi kepada penderita penyakit kusta agar cepat sembuh. Dari distribusi frekuensi 4.8 diatas didapatkan hasil dari 98 responden sebagian besar melakukan tugas mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya yaitu sebanyak 82 responden (83.7%) dan sebagian kecil tidak mengajak penderita kusta yaitu sebanyak 16 responden (16.3%). Peran keluarga dalam mengurangi depresi pada penderita kusta adalah dengan mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya (Ingas, 2010). Pada kisi-kisi kuesioner mengajak penderita kusta untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada perilaku hidup sehat dan bersih demi kesembuhannya sebagian besar melakukan tugas mengajak. Hal ini berarti sebagian besar responden menganjurkan kepada keluarga yang menderita penyakit kusta agar mandi minimal 2 kali sehari, mengajak anggota keluarga yang menderita penyakit kusta untuk berolahraga minimal 1 minggu sekali, selalu mengajak anggota keluarga yang menderita penyakit kusta untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan selalu mengajak anggota keluarga yang menderita kusta untuk berobat rutin ke rumah sakit terdekat. SIMPULAN Hasil penelitian tugas kesehaan keluarga dalam menghadapi depresi penderita penyakit kusta di desa Sumbergkagah Kecamatan Pacet Mojokerto di dapatkan data bahwa dari 114 responden lebih dari setengahnya tidak melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 60 responden (52.6%) dan sebagian kecil melakukan tugas kesehatan keluarga dalam mengurangi depresi penderita penyakit kusta yaitu sebanyak 54 responden (47.4%).
REKOMENDASI 1. Bagi Keluarga Penderita Kusta Supaya hasil penelitian ini dijadikan tambahan wawasan kepada keluarga agar selalu berupaya untuk menghadapi depresi penderita penyakit kusta. 2. Bagi penderita kusta Diharapkan hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada penderita penyakit kusta agar tetap semangat dalam melakukan pengobatan dan tabah dalam menghadapi penyakit ini. 3. Bagi Tempat Penelitian Agar tempat penelitian menyediakan saran dan fasilitas terkait upaya mencegah penyakit kusta. 4. Pengembangan ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan tambahan referensi pengetahuan khususnya tentang pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam menghadapi depresi penderita penyakit kusta di Desa Sumberglagah Kecamatan Pacet Mojokerto. 5. Bagi peneliti selanjutnya Agar peneliti selanjutnya menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk menegembangkan penelitian serupa dengan wilayah yang lebih luas dan jumlah responden yang lebih banyak. ALAMAT KORESPONDENSI : E-mail :
[email protected] No.Hp : 085733177458 Alamat : Dusun Merak Desa Bendungan Jati Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto