OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
PELAKSANAAN TOLERANSI KEBERAGAMAAN DALAM PROSES PENDIDIKAN AGAMA DI GEETA SCHOOL CIREBON Mochamad Ariep Maulana Smart Auladi Primary School Cirebon
[email protected]
Abstract The purpose of this research is to gain a deep overview in: 1) The concept of religious tolerance and religious education in the national education system generally. 2) The concept of religious tolerance applied in the academic climate at Geeta School Cirebon. 3) Implementation of religious tolerance is applied in the process of religious education at Geeta School Cirebon. This research uses qualitative approach by research techniques which consist of: interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used in this research is qualitative descriptive technique. While the validity of the data will be reinforced by checking the data using triangulation techniques and the reference materials. The results of this research are: (1) The concept of religious tolerance in the national education system generally is based on the meaning and the purpose of education, those are upholding of human rights, religious values, cultural values, and pluralism. (2) The concept of religious tolerance is applied in the academic climate at Geeta School Cirebon well. The school seeks to grow the values of tolerance to the students through social interactions, religious educations, and religious activities. At the end of 2015, the school decided to accept and allow the students and teachers who are muslimah to wear veils in the school areas. (3) Implementation of religious tolerance in the process of religious education at Geeta School Cirebon goes very orderly. The curriculum used at Geeta School Cirebon is KTSP curriculum with active learning methods and students centered. The use of varied learning methods and media make the learning process becomes active and fun. Keywords: Tolerance, Religious Tolerance, Religion Education, Legislation of National Education System
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang: 1) Konsep toleransi beragama dan pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional secara umum. 2) konsep toleransi beragama diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School Cirebon. 3) Pelaksanaan toleransi keberagamaan diterapkan dalam proses pendidikan agama di Geeta School Cirebon. Penelitian ini mengggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian yang meliputi: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Sedangkan, keabsahan datanya akan diperkuat dengan melakukan pengecekan data menggunakan teknik triangulasi dan menggunakan bahan referensi. Hasil penelitian ini adalah (1) Konsep toleransi beragama dalam Sistem Pendidikan Nasional secara umum berdasarkan makna dan tujuan pendidikan, yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan. (2) Konsep toleransi beragama sangat diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School Cirebon. Pihak sekolah berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
17
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
dalam diri siswa melalui interaksi sosial, pendidikan agama, dan kegiatan keagamaan. Pada akhir tahun 2015, pihak sekolah memutuskan untuk menerima dan membolehkan siswi dan guru yang beragama Islam untuk menggunakan jilbab di area sekolah. (3) Pelaksanaan toleransi keberagamaan dalam proses pendidikan agama di Geeta School Cirebon berjalan sangat tertib. Kurikulum yang digunakan Geeta School Cirebon adalah Kurikulum KTSP dengan metode pembelajaran aktif (active learning) dan berpusat kepada siswa (students center). Penggunaan metode dan media pembelajaran yang variatif membuat proses pembelajaran agama menjadi aktif dan menyenangkan. Kata Kunci: toleransi, toleransi keberagamaan, pendidikan agama, Undangundang Sistem Pendidikan Nasional
Salah satu diantaranya adalah lembaga pendidikan
Pendahuluan Bangsa
Indonesia
adalah
bangsa
yang
yang terletak di Kota Cirebon, yaitu Geeta School.
majemuk. Kemajemukannya tersebut antara lain
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
ditandai oleh berbagai perbedaan, baik perbedaan
rumusan masalah yang akan diangkat dalam
kehidupan politik, sosial, budaya, suku bangsa, adat
penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah konsep
istiadat maupun agama. Heterogenitas bangsa
toleransi beragama dan pendidikan agama dalam
indonesia di sisi lain dapat menjadi potensi besar
sistem pendidikan nasional secara umum? 2)
bagi munculnya gesekan sosial yang berujung pada
Bagaimanakah
konflik horisontal antar elemen masyarakat.
diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School
Agama merupakan salah satu identitas yang berpotensi besar menimbulkan gesekan sosial tersebut, baik intern umat beragama ataupun antar umat beragama. kondisi seperti ini tentu saja tidak dapat dibiarkan berjalan terus. Sesungguhnya konflik tidak bisa dihilangkan karena unsur perbedaan di antara manusia juga tidak dapat dihilangkan. Namun paling tidak konflik-konflik tersebut dapat meminimalisir agar tidak membawa kerugian pada masyarakat sendiri dengan bersikap
Pendidikan agama mempunyai peran penting dalam membentuk kehidupan beragama yang harmonis. Dengan demikian, pendidikan sebagai untuk
menyiapkan
toleransi
beragama
Cirebon? 3) Bagaimanakah pelaksanaan toleransi keberagamaan diterapkan dalam proses pendidikan agama di Geeta School Cirebon? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 1204), toleransi berarti bersifat atau bersikap menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian (pendapat, pandangan kepercayaan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Menurut
Ensiklopedia
Nasional
Indonesia
(1996: 384), toleransi beragama adalah sikap bersedia menerima keanekaragaman dan kebebasan
toleran dalam beragama.
media
konsep
dan
membentuk
kehidupan sosial, sehingga akan menjadi basis institusi pendidikan yang sarat akan
nilai-nilai
idealisme. Di Indonesia sudah banyak lembaga pendidikan atau sekolah yang menerima siswa yang berlatar belakang budaya, suku, dan agama yang berbeda.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
beragama yang dianut dan kepercayaan yang diyakini oleh pihak atau golongan lain. Hal ini dapat terjadi karena keberadaan dan eksistensi suatu golongan, agama atau kepercayaan, diakui atau dihormati oleh pihak lain. Menurut Nurcholis Madjid (1995: 38), “Islam mengakui hak hidup agama-agama lain dan membenarkan untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Toleransi tidak diartikan sebagai sikap masa bodoh terhadap ajaran agamanya, dan
Mochamad Ariep Maulana
18
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
tidak juga mendakwahkan ajaran kebenaran yang ia
keterlibatan aktif untuk menjaga perbedaan, sebagai
yakini.
bagian yang harus bernilai manfaat dan positif,
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil pemahaman bahwa toleransi adalah kesediaan menghargai
dan
membolehkan
pendirian,
serta menghasilkan kesejahteraan dan kebajikan. Dengan begitu, perlu dicatat untuk dapat dijadikan sebagai pedoman, bahwa pluralisme
kepercayaan, dan tindakan seseorang yang berbeda
agama
atau bertentangan dengan yang dimilikinya tanpa
memahami, dan menghormati adanya perbedaan-
harus mengorbankan kepercayaan yang dianutnya.
perbedaan demi tercapainya kerukunan antar umat
Sejalan dengan pengertian tersebut, maka toleransi
beragama.
beragama
dapat
diartikan
sebagai
kesediaan
adalah
Peraturan
suatu
sikap
Pemerintah
saling
mengerti,
Republik
Indonesia
seseorang untuk menghormati dan membolehkan
Nomor 55 Tahun 2007 BAB I Pasal I ayat 1
pemeluk
ibadah
menjelaskan, bahwa pendidikan agama adalah
menurut ajaran dan ketentuan agama masing-
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
masing yang diyakini.
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
agama
untuk
melaksanakan
Pluralisme agama, pada saat ini, sebagaimana
peserta
didik
dalam
mengamalkan
ajaran
yang dikatakan oleh Shihab (1997: 39), bahwa umat
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
beragama dihadapkan pada serangkaian tantangan
melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang,
baru yang tidak berbeda dengan apa yang pernah
dan jenis pendidikan. Pendidikan agama merupakan
dialami sebelumnya. Pluralisme agama, konflik
mata pelajaran essential sebagai salah satu mata
intern atau antar umat beragama adalah fenomena
pelajaran yang berperan dalam membentuk karakter
nyata. Dalam kerangka ini, pluralisme agama harus
siswa untuk mengamalkan ajaran agamanya dan
benar-benar dimaknai sesuai dengan akar kata serta
mampu
makna yang sebenarnya. Hal ini merupakan upaya
hubungan inter dan antar umat beragama.
menjaga
kedamaian
serta
kerukunan
penyatuan persepsi untuk menyamakan pokok bahasan
sehingga
tidak
akan
terjadi
miss
interpretation maupun miss understanding.
Metode Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis
Nurcholish Madjid (1995: 63) mengatakan,
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai
bahwa pluralisme merupakan ide dasar dalam
penelitian lapangan (field research) yang bersifat
Islam, sebagaimana dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48
deskriptif
yang menunjukkan tentang dijadikannya umat
menggambarkan atau merumuskan sebuah data
manusia berbeda-beda dan perintah untuk berlomba
yang didapat dari kata-kata atau kalimat-kalimat
dalam kebajikan. Kemudian, dalam QS. Al-Baqarah
yang dipisah-pisahkan menurut kategori yang
ayat 213 menerangkan bahwa manusia sebagai
dimaksud untuk memperoleh kesimpulan.
karena
metode
deskriptif
kualitatif
umat yang satu, kemudian diutuslah para Nabi dan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
Rasul. Dua ayat di atas, sebagai dasar dan prinsip
berjenis data kualitatif. Data kualitatif adalah data
dari ide-ide pluralisme dalam al-Qur’an. Konsep ini
yang berwujud narasi berupa kata-kata, uraian, dan
bukan dalam pengertian pengakuan akan kebenaran
kalimat. Agar dapat memperoleh data, penulis
semua agama. Tetapi dalam arti bahwa semua
membutuhkan kerjadama dengan berbagai pihak,
agama diberi kebebasan untuk hidup. Tegasnya,
yaitu Dinas Pendidikan Kota Cirebon, konseptor
pluralisme menurut Nurcholish Madjid adalah
Geeta School Cirebon, guru-guru Geeta School Cirebon, wali murid, dan literatur-literatur dari
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
19
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
20
Vol 1. No 2 Februari 2017
buku, jurnal, internet, dan referensi yang lain yang
dimiliki manusia. Maka dari itu, tidak ada
sesuai dengan judul.
penganut agama yang mau mengakui
Adapun
teknik
yang
dipakai
untuk
bahwa agamanya adalah produk budaya.
mengumpulkan data adalah observasi, wawancara,
Bagi setiap penganutnya, agama mereka
dan dokumentasi. Kemudian, teknik analisis data
adalah agama samawi, yaitu agama yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
berasal dari Yang Maha Tinggi.
deskriptif, yaitu cara analisis yang menggunakan
Sebagian dari agama memiliki kitab suci
kata-kata untuk menjelaskan data yang diperoleh.
yang berisi himpunan dari ajaran agama
Aktivitas dalam analisis data tersebut meliputi
yang bersangkutan. Kitab suci tersebut
reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan
diyakini
triangulasi data.
himpunan firman Tuhan yang berisi
oleh
petunjuk,
penganutnya
ajaran,
perintah,
sebagai
larangan,
Hasil dan Pembahasan
hukum, aturan, dan lain-lain sebagai
1.
Konsep Toleransi Beragama dan Pendidikan
pedoman bagi manusia untuk menjalani
Agama dalam Sistem Pendidikan Nasional
hidup sehari-hari. Sesungguhnya, hakikat
a.
Makna Agama
dari suatu agama ialah himpunan ajaran
Secara definitif, agama adalah ajaran,
yang terdapat di dalam kitab sucinya.
petunjuk, perintah, larangan, hukum, dan peraturan,
Agama dan keberagamaan adalah dua
penganutnya berasal dari dzat gaib Yang
kata yang memiliki makna berbeda satu
Maha Kuasa, yang dipakai manusia
dengan lainnya. Agama bersumber pada
sebagai pedoman tindakan dan tingkah
wahyu
laku dalam menjalani hidup sehari-hari.
keberagamaan pun merupakan perilaku
Dengan kata lain, inti dari suatu agama
yang bersumber langsung atau tidak
ialah ajaran yang dipakai manusia sebagai
langsung
pedoman hidup (Ghazali, 2004: 24).
Keberagamaan merupakan suatu keadaan
Sebagai ajaran, suatu agama diyakini oleh
diri seseorang di mana setiap melakukan
para penganutnya berasal dari dzat yang
aktivitasnya selalu berkaitan dengan
Maha Kuasa, bukan dari manusia. Hal
agamanya.
itulah yang membuat manusia, menurut
dilakukan berdasarkan keyakinan hati
Ahyadi (1991: 31), selalu tunduk dan
yang dilandasi dengan keimanan (Taufik
patuh
dan Rusli, 1989: 93).
agama
diyakini
Makna Keberagamaan
oleh
pada
yang
b.
yang
dianutnya,
Tuhan.
Oleh
kepada
karena
wahyu
Semua
itu,
Tuhan.
aktivitas
yang
walaupun diejek dan dicemooh orang lain
Manusia tidak lahir sebagai makhluk
karena kekuasaan dzat gaib yang menjadi
yang beragama, meskipun ia lahir dari
sumber agama itu melebihi kekuatan
individu yang telah beragama atau paling
mana pun.
tidak individu yang memiliki keyakinan.
Setiap penganut agama yakin bahwa
Namun, ia harus berkembang menjadi
agama yang dianutnya bukanlah ciptaan
makhluk yang beragama, makhluk sosial
manusia, tetapi sesuatu yang berasal dari
yang
Tuhan, kekuatan gaib yang memiliki
maupun
kekuasaan
melebihi
kekuasaan
memiliki panca
etika,
melalui
akal
indera
yang
dapat
yang
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
21
Vol 1. No 2 Februari 2017
merespon rangsangan di sekitarnya. Pada
bertingkah laku sesuai dengan kadar
akhirnya, membentuk manusia yang
ketaatannya
terstruktur
dimensi
keberagamaan ini merupakan integrasi
kehidupan, termasuk dimensi agama dan
secara kompleks antara pengetahuan
dimensi beretika.
agama, perasaan agama serta tindak
dari
segala
Hal tersebut, sejalan dengan konsep Islam bahwa manusia sejak lahir dibekali
terhadap
agama.
Sikap
keagamaan dalam diri seseorang.
dengan potensi-potensi yang baik berupa
Makna Toleransi beragama Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah
(2005: 1204), toleransi berarti bersifat
SAW:
atau bersikap menghargai, membiarkan,
َﻮدَاﻧِِﻪ ِّ ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُﻬ،ُِﻛ ﱡﻞ ﻣ َْﻮﻟ ُْﻮ ٍد ﻳـ ُْﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄْ َﺮة .ﺼﺮَاﻧِِﻪ ا َْو ﳝَُ ِّﺠﺴَﺎﻧِﻪ ِّ َا َْو ﻳـُﻨ
Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah
c.
membolehkan
pendirian
(pendapat,
pandangan kepercayaan) yang berbeda atau
bertentangan
dengan
pendirian
sendiri. Dalam
Cambridge
International
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
Dictionary of English (2001: 1533), kata
dan Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)
toleransi
Keberagamaan
sebagai
kemauan
dalam
seseorang untuk menerima tingkah laku
manusia.
dan kepercayaan yang berbeda dari yang
Aktivitas beragama bukan hanya terjadi
dimiliki meskipun ia mungkin tidak
ketika seseorang melakukan perilaku
menyetujui atau mengizinkannya.
berbagai
ritual
sisi
diwujudkan
diartikan
kehidupan
(beribadah),
tapi juga
ketika
Menurut
Ensiklopedia
Nasional
melakukan aktivitas lain yang tidak
Indonesia
(1996:
384),
toleransi
tampak dan terjadi di dalam hati
beragama
adalah
sikap
bersedia
seseorang.
menerima
Oleh
karena
itu,
keanekaragaman
dan
keberagamaan seseorang akan meliputi
kebebasan beragama yang dianut dan
berbagai
dimensi
kepercayaan yang diyakini oleh pihak
sebagaimana konsep keberagamaan yang
atau golongan lain. Hal ini dapat terjadi
dikemukakan oleh Glock dan Stark
karena keberadaan dan eksistensi suatu
berikut:
golongan,
a. Dimensi keyakinan.
diakui atau dihormati oleh pihak lain.
macam
sisi
atau
b. Dimensi peribadatan atau praktek agama.
agama
atau
kepercayaan,
Menurut Nurcholis Madjid (1995: 38), “Islam mengakui hak hidup agama-
c. Dimensi penghayatan.
agama lain dan membenarkan untuk
d. Dimensi pengalaman.
menjalankan ajaran agamanya masing-
e. Dimensi pengetahuan agama.
masing. Toleransi tidak diartikan sebagai sikap
Berdasarkan
hal
di
atas,
dapat
masa
agamanya,
bodoh
terhadap
dan
tidak
ajaran juga
diketahui bahwa sikap keberagamaan itu
mendakwahkan ajaran kebenaran yang ia
merupakan
yakini.
keadaan
di
dalam
diri
seseorang yang mendorongnya untuk Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
22
Vol 1. No 2 Februari 2017
Berdasarkan uraian di atas, dapat
Ayat di atas, menerangkan ungkapan
diambil pemahaman bahwa toleransi
yang sangat tegas dan gamblang
adalah
mengenai pandangan Islam terhadap
kesediaan
menghargai
dan
membolehkan pendirian, kepercayaan,
kebebasan
dan tindakan seseorang yang berbeda
berkeyakinan yang merupakan ciri
atau
kebebasan manusia yang paling
bertentangan
dengan
yang
beragama
dan
dimilikinya tanpa harus mengorbankan
utama.
kepercayaan yang dianutnya. Sejalan
Jelas Islam mempersilahkan orang
dengan
pengertian
lain
toleransi
beragama
sebagai
tersebut, dapat
kesediaan
maka
diartikan
seseorang
untuk
atau
menganut
sekelompok agama
Sebagaimana
yang
untuk
selain
Islam.
dicontohkan
menghormati dan membolehkan pemeluk
Nabi Muhammad SAW pada saat
agama
memimpin kota Madinah (Audah,
untuk
melaksanakan
ibadah
menurut ajaran dan ketentuan agama
1994: 66).
masing-masing yang diyakini.
Pelaksanaan sikap toleransi ini harus
d. Pandangan Agama tentang Toleransi 1.
Islam Syarbini (2011: 20-21) mengatakan, bahwa toleransi merupakan salah satu diantara sekian ajaran inti dalam
Islam.
Toleransi
sejajar
dengan ajaran fundamental yang lain, seperti kasih sayang (rahmah), kebijaksanaan
(hikmah),
kemashlahatan mashlahah
universal
(al-
al-ammah),
dan
keadilan. Hakekat toleransi pada intinya
adalah
khususnya
usaha
pada
kebaikan,
kemajemukan
agama yang memiliki tujuan luhur, yaitu tercapainya kerukunan, baik intern agama maupun antar agama. Khusus
dalam
hal
hubungan
didasari
sikap
kelapangan
dengan
memperhatikan
dada
prinsip-
prinsip yang dipegang sendiri dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa
mengorbankan
prinsip sendiri. Ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur'an
mendukung
etika
perbedaan dan toleransi. Al-Qur'an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Hujurāt ayat 13 yang berbunyi:
س إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ ُ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺎ
َوأُﻧْـﺜَﻰ َو َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ُﺷﻌُﻮﺑًﺎ َوﻗَـﺒَﺎﺋِ َﻞ ﻟِﺘَـﻌَﺎ َرﻓُﻮا
antaragama dan hubungan antarumat beragama, jika kita mengacu kepada firman Allah SWT. dalam surah AlKāfirūn ayat 6:
َﱄ ِدﻳْ ِﻦ َ ِﻟَ ُﻜ ْﻢ ِدﻳْـﻨُ ُﻜ ْﻢ و Artinya:
Untukmu
agamamu,
untukku agamaku.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
.ٌَﻋﻠِﻴ ٌﻢ َﺧﺒِﲑ Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan
seorang
laki-laki
kamu dan
dari
seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
2.
supaya kamu saling kenal mengenal.
“Adapun
Sesungguhnya orang yang paling
merupakan satu masyarakat dan
mulia di antara kamu di sisi Allah
asalnya pun satu juga, karena
ialah orang yang paling bertakwa di
Tuhan menjadikan seluruh bangsa
antara kamu. Sesungguhnya Allah
manusia untuk menghuni seluruh
Maha
bumi.”
Mengetahui
lagi
Maha
segala
bangsa
itu
Mengenal.
Deklarasi konsili Vatikan II di atas
Hal ini menggambarkan bahwa umat
berpegang teguh pada hukum yang
Islam diperintahkan untuk menjaga
paling utama, yakni:
kerukunan umat beragama, baik
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
yang seagama maupun yang berbeda
segenap hatimu dan segenap jiwamu
agama. Bentuk universalisme Islam
dan dengan segenap akal budimu.
digambarkan pada ketidakadaannya
Itulah hukum yang terutama dan
paksaan
dalam
yang pertama. Dan hukum yang
memeluk agama Islam. Hal ini
kedua, yang sama dengan itu, ialah:
menunjukkan bahwa Islam adalah
Kasihilah
agama yang menghormati agama
seperti dirimu sendiri.
lain.
Isi deklarasi di atas menggambarkan
Kristen Protestan Kasih adalah hukum utama dan yang
bagaimana bahwa pada dasamya
terutama dalam kehidupan orang
sama,
Kristen. Dasar kerukunan menurut
bedakannya mesti mereka berlainan
agama Kristen Protestan didasarkan
agama.
pada Injil Matius 22:37-39:
menghormati
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
menjadi rukun sangat dianjurkan.
bagi
manusia
segenap hatimu dan segenap jiwamu
3.
23
Vol 1. No 2 Februari 2017
sesamamu
manusia
manusia itu memiliki hak yang boleh
Sikap
membeda-
saling agar
hormatkehidupan
dan dengan segenap akal budimu.
Hindu Dalam agama Hindu diajarkan pula
Itulah hukum yang terutama dan
tentang
yang pertama. Dan hukum yang
Pandangan
kedua, yang sama dengan itu, ialah:
mencapai
Kasihilah
antarumat beragama, manusia harus
sesamamu
manusia
4.
tidak
masalah agama
kerukunan. Hindu
kerukunan
untuk hidup
seperti dirimu sendiri.”
mempunyai dasar hidup yang dalam
Kristen Katolik Dalam ajaran agama Katolik juga
agama Hindu disebut dengan Catur
ditemui konsep tentang toleransi, hal
Dharma, Artha, Kama, dan Moksha.
ini sebagaimana tercantum dalam
Keempat
Deklarasi Konsili Vatikan II tentang
merupakan titik tolak terbinanya
sikap Gereja terhadap agama-agama
kerukunan
lain didasarkan pada asal kisah
Keempat
rasul-rasul 17: 26 sebagai berikut:
memberikan
Purusa
Artha,
yang
dasar
inilah
antarumat dasar
mencakup
beragama.
tersebut sikap
yang
dapat hormat-
menghormati dan harga menghargai Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
keberadaan umat beragama lain.
b. Metta
Tidak saling mencurigai dan saling
berarti
belas
kasih
terhadap sesama makhluk.
menyalahkan. 5.
24
Vol 1. No 2 Februari 2017
c. Karunia, kasih sayang terhadap sesama makhluk.
Budha Pada agama Budha, terdapat
d. Mudita, perasaan turut bahagia
ajaran mengenai toleransi antar
dengan kebahagiaan makhluk
umat beragama, bahkan lebih jauh
lain.
agama ini juga mengakui adanya
e. Karma,
kebenaran yang bersifat universal
akibat.
yang bisa terdapat dalam ajaran agama
lain.
Hal
ini
sebagai
6.
yaitu
hukum
Konghucu Sebagaimana
sebab
agama-agama
pertanda memang toleransi dan
lainnya seperti telah diuraikan di
kerukunan beragama bukan hanya
atas,
slogan
Khonghucu juga ditemui ajaran
saja
merupakan
tetapi
suatu
memang
ajaran
yang
mendasar.
yang
dalam
dapat
agama
mengantarkan
pemeluknya untuk hidup rukun
Dari perbedaan-perbedaan itu, harus dimiliki tujuan dan cita-cita perjuangan
maka
yang
Dalam Lun Gi XII: 5, “Kepada
yaitu
orang lain bersikap hormat dan
mewujudkan suatu masyarakat adil
selalu susila, di empat penjuru
dan makmur yang tentram dan
lautan semuanya saudara” (Su Si,
damai.
1970: 223). Terdapat juga di dalam
Dengan
sama,
dengan pemeluk agama lainnya.
melihat
bahaya
Lun Gi XII: 24, “Seorang susilawan
pertengkaran dan rasa aman yang
menggunakan pengetahuan kitab
timbul
untuk memupuk persahabatan dan
dari
sikap
menghindari
pertengkaran, hendaklah seseorang
dengan
bersikap menunjang persatuan dan
mengembangkan cinta kasih” (Si,
kesatuan kelompok. Inilah ajaran
1970: 236).
Sang Budha. (Sutta Pitaka, 2009: 77)
persahabatan
Di antara ajaran atau lima sifat yang mulia (Wu Chang) yang
Pelajarilah
untuk
dipandang sebagai konsep ajaran
mencapai persatuan yang amat
yang dapat menciptakan kehidupan
dipuji oleh Sang Budha. (Pitaka,
harmonis antara sesama adalah:
2009: 207)
1. Ren/Jin, yaitu cinta kasih, tabu
Dalam Gautama
cara-cara
pengajaran kepada
Budha manusia
dilaksanakan dengan dasar: a. Keyakinan kepada Tuhan Yang
diri, halus budi pekerti, rasa tenggang
rasa
serta
menyelami perasaan orang lain. 2. I/Gi,
yaitu
rasa
solidaritas,
Maha Esa tidak dapat ditembus
senasib
oleh pikiran manusia.
rasa membela kebenaran.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
dapat
sepenanggungan
dan
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
25
Vol 1. No 2 Februari 2017
3. Li atau Lee, yaitu sikap sopan
serangkaian tantangan baru yang tidak
santun, tata krama, dan budi
berbeda dengan apa yang pernah dialami
pekerti.
sebelumnya.
4. Ce
atau
Ti,
yaitu
sikap
fenomena
kearifan.
pluralisme
untuk
dapat
orang
lain
dipercaya
oleh
serta
dapat
janji
dan
memegang menepatinya.
nyata.
Dalam
agama
kerangka
harus
ini,
benar-benar
dimaknai sesuai dengan akar kata serta makna yang sebenarnya. Hal ini merupakan upaya
penyatuan
persepsi
untuk
menyamakan pokok bahasan sehingga tidak
ajaran
understanding.
Khonghucu di atas, terutama lima
Nurcholish
yang
konflik
akan terjadi miss interpretation maupun miss
Memperhatikan
sifat
agama,
intern atau antar umat beragama adalah
bijaksana, rasa pengertian, dan
5. Sin, yaitu kepercayaan, rasa
Pluralisme
mulia
(1995:
63)
mana
mengatakan, bahwa pluralisme merupakan
menekankan
ide dasar dalam Islam, sebagaimana dalam
hubungan yang sangat harmonis
Q.S. Al-Maidah ayat 48 yang menunjukkan
antara
dengan
tentang dijadikannya umat manusia berbeda-
samping
beda dan perintah untuk berlomba dalam
Khonghucu
sangat
sesama
manusia
di
Madjid
manusia
lainnya,
di
hubungan harmonis dengan Tuhan
kebajikan.
dan juga antara manusia dengan
Baqarah ayat 213 menerangkan bahwa
alam
sehingga
manusia sebagai umat yang satu, kemudian
keharmonisan
diutuslah para Nabi dan Rasul. Dua ayat di
lingkungan
kerukunan
atau
hubungan
antar
sesama
Kemudian,
dalam
QS.
Al-
dapat
atas, sebagai dasar dan prinsip dari ide-ide
terwujud tanpa memandang dan
pluralisme dalam al-Qur’an. Konsep ini
membedakan
bukan dalam pengertian pengakuan akan
agama
dari
keyakinan.
kebenaran semua agama. Tetapi dalam arti
Jadi, pada dasarnya semua agama telah
bahwa semua agama diberi kebebasan untuk
memberikan ajaran yang jelas dan tegas
hidup.
bagaimana semestinya bergaul, berhubungan
Nurcholish Madjid adalah keterlibatan aktif
dengan pemeluk agama lain. Secara dassolen
untuk menjaga perbedaan, sebagai bagian
semuanya menjunjung tinggi hidup rukun,
yang harus bernilai manfaat dan positif, serta
saling tolong-menolong antara pemeluk
menghasilkan kesejahteraan dan kebajikan.
masing-masing agama, namun terkadang pemeluknya
lupa
mengaplikasikan
atau ajaran,
tidak
mampu
pluralisme
menurut
Dengan begitu, perlu dicatat untuk dapat dijadikan
sebagai
pedoman,
bahwa
dari
pluralisme agama adalah suatu sikap saling
agamanya. Terkadang dassolen dan dessain
mengerti, memahami, dan menghormati
tampak tidak sejalan.
adanya
e. Pluralisme agama Pada saat ini,
tuntunan
Tegasnya,
perbedaan-perbedaan
demi
tercapainya kerukunan antar umat beragama. sebagaimana
yang
dikatakan oleh Alwi Shihab (1997: 39),
untuk
membangun
pluralisme
di
kalangan masyarakat diperlukan adanya
bahwa umat beragama dihadapkan pada Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
sikap terbuka dan menghindarkan jauh-jauh
memperdalam
absolutisme yang berujung pada truth claim.
mengamalkannya.
ilmunya
dan
Di samping itu, pluralisme juga menuntut
Dari berbagai definisi tentang pendidikan
adanya keterlibatan positif para pemeluk
di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama dalam hal praksis. Jangan sampai
dapat diartikan sebagai berikut:
pluralisme hanya sebagai jargon tanpa aksi,
1. Suatu
dan yang terpenting, pluralisme jangan sampai
terjebak
ke
dalam
proses
pertumbuhan
yang
menyesuaikan dengan lingkungan.
perangkap
2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang
relativisme dan sinkretisme. Inilah beberapa
diberikan
konsep yang harus diperhatikan dalam usaha
pertumbuhannya.
menerapkan pluralisme agama di tengah-
f.
26
Vol 1. No 2 Februari 2017
kepada
anak-anak
dalam
3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan
tengah kehidupan bersama masyarakat.
suatu keadaan atau situasi tertentu yang
Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional Secara umum Dalam Undang-Undang SISDIKNAS
dikehendaki oleh masyarakat. Suatu
karakter,
kepribadian, dan kemampuan anak-anak
No. 20 tahun 2003 BAB I Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
pembentukan
dalam menuju kedewasaan.
proses pembelajaran agar peserta didik
Pendidikan Agama dalam Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Republik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 BAB I
untuk
Pasal
untuk mewujudkan suasana belajar dan
memiliki
kekuatan
spiritual
g.
I
ayat
1
menjelaskan,
bahwa
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
pendidikan agama adalah pendidikan yang
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
memberikan pengetahuan dan membentuk
yang
sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta
diperlukan
dirinya,
masyarakat,
bangsa, dan negara.
didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,
Melalui pendidikan, anak-anak yang
yang
dilaksanakan
sekurang-kurangnya
bersekolah memaksimalkan potensi dirinya
melalui mata pelajaran pada semua jalur,
untuk melalui proses pembelajaran. Proses
jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan
pengembangan
sangat
agama merupakan mata pelajaran essential
paradigma
sebagai salah satu mata pelajaran yang
masyarakat yang tadinya primitive menjadi
berperan dalam membentuk karakter siswa
lebih terbuka dan modern, agar Indonesia
untuk mengamalkan ajaran agamanya dan
dapat menjadi Negara yang maju dalam
mampu menjaga kedamaian serta kerukunan
tatanan ekonomi maupun social, sehingga
hubungan inter dan antar umat beragama.
diperlukan
diri
untuk
tersebut merubah
bias bersaing dengan Negara maju lainnya. Pendidikan
bertujuan
untuk
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia
yang
beriman
dan
melaksanakan proses perubahan secara sadar
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
terhadap suatu lingkungan masyarakat atau
serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kelompok. Proses perubahan kea rah yang
kedamaian dan kerukunan hubungan inter
tentunya lebih baik, dari tidak tahu menjadi
dan antarumat beragama.
tahu,
yang
sudah
tahu
agar
lebih
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
2.
27
Vol 1. No 2 Februari 2017
Konsep Toleransi Beragama diterapkan dalam
mengembangkan bakat peserta didik.
5)
Iklim Akademik di Geeta School Cirebon
Appreciating the pluralism values of national
Geeta School merupakan sekolah swasta
and international social-cultural diversity
yang terletak di Kota Cirebon. Sekolah
(menghargai nilai-nilai kemajemukan sosial-
tersebut memiliki jenjang pendidikan mulai
budaya nasional dan internasional).
dari PG/TK, SD, SMP sampai SMA. Geeta
Geeta School Cirebon merupakan salah
School berdiri sejak tahun 2002 yang dikelola
satu sekolah yang mengusung makna toleransi
oleh Yayasan Putra Sindhu.
antar
Geeta School
umat
beragama.
Konsep
toleransi
terus berinovasi dalam mencetak generasi
beragama di sekolah ini dibuktikan dengan
siswa/siswi yang menghasilkan lulusan yang
visi dan misi sekolah. Selain itu, toleransi
berkualitas, baik dari aspek akademis maupun
beragama di Geeta School juga dibuktikan
non-akademis. Sebagai upaya menghasilkan
melalui perwujudan interaksi antar siswa
lulusan
School
dengan guru, siswa dengan siswa, serta guru
memiliki standard tenaga pengajar yang
dengan guru. Seluruh guru, siswa, dan staff
profesional dan energik. Konsep Geeta School
yang ada di lingkungan sekolah, walaupun
Cirebon ini yang membuat para orang tua
mereka berbeda agama, mereka tetap hidup
menyekolahkan anaknya di Geeta School.
berdampingan dengan rukun, harmonis, dan
yang
Lulusan
berkualitas,
geeta
Geeta
school
diharapkan
tidak
adanya
diskriminasi.
Sikap
saling
berkompeten pada jenjang pendidikan lebih
menghormati, menghargai, dan hidup rukun
lanjut. Untuk itu, Geeta School
dalam
konsisten
untuk selalu menjaga visi dan misinya.
perbedaan
inilah
yang
tetap
dipertahankan oleh Geeta School Cirebon.
Adapun visinya adalah “To be one of the best
Keharmonisan, hidup rukun, dan budaya
schools both in academic and non-academic
toleransi sudah tercipta dan berjalan dari awal
which honours diversity.” Artinya “Menjadi
berdirinya Geeta School. Seiring berjalannya
salah satu sekolah terbaik di bidang akademis
waktu, Geeta School sempat mendapatkan
dan
masalah mengenai larangan menggunakan
non
akademis
keberagaman.”
Agar
yang
dapat
jilbab di lingkungan sekolah terhadap seorang
tercapai, maka perlu dibentuk sebuah misi.
siswi beragama Islam yang sudah baligh.
Adapun misinya adalah 1) Creating an english
Geeta School Cirebon memiliki peraturan
community (menciptakan komunitas berbahasa
bahwa seluruh siswa tidak diperkenankan
inggris), 2) Applying a teaching-learning
untuk menggunakan aksesoris keagamaan di
process based on the advancement of science
area sekolah. Menurut pihak sekolah, jilbab
and technology (menerapkan kegiatan belajar
termasuk ke dalam aksesoris keagamaan.
mengajar yang berbasis ilmu pengetahuan dan
Masalah larangan penggunaan jilbab ini, tidak
teknologi). 3) Educating the students to be
hanya ramai di wilayah Cirebon tapi juga
intelligent, independent, virtuous, and noble
nasional
(mendidik peserta didik menjadi cerdas,
mengenai larangan penggunaan jilbab oleh
mandiri,
Geeta School Cirebon di media cetak maupun
berbudi
visi
menghormati
luhur,
sekolah
dan berkarakter
mulia). 4) Exploring and developing the students’
talent
(menggali
sehingga
banyak
pemberitaan
media online.
dan
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
28
Vol 1. No 2 Februari 2017
Mengacu kepada sila pertama dalam
penampilan
seperti
nasyid,
drama,
dsb.
pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Kegiatan keagamaan di Geeta School diikuti
dan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
oleh hampir seluruh siswa, baik yang muslim
artinya walaupun berbeda-beda tetap satu jua,
maupun non-muslim.
bahwasannya Indonesia mengakui perbedaan
Sebelum pelaksanaan kegiatan keagamaan
agama dan mengajak kepada seluruh warga
dilaksanakan,
negara Indonesia untuk saling menghargai dan
memberikan surat pemberitahuan untuk orang
menghormati
salah
tua siswa yang di dalamnya terdapat juga
satunya adalah perbedaan agama, sehingga
persetujuan orang tua siswa, apakah orang tua
setiap individu memiliki hak asasi untuk
menyutujui
anaknya
mengaktualisasikan
keagamaan
(Islam,
perbedaan-perbedaan,
diri
dalam
beragama
termasuk mengenakan simbol agama. Berdasarkan
masalah
pihak
sekolah
mengikuti Kristen,
biasanya
kegiatan
Hindu,
dan
Budha) atau tidak. Mayoritas dari orang tua
pelarangan
siswa mengizinkan anaknya untuk mengikuti
menggunakan jilbab tersebut, terihat adanya
kegiatan keagamaan (Islam, Kristen, Hindu,
miss conception of tolerance antara konsep
dan Budha) yang dilaksanakan oleh Geeta
toleransi beragama dengan konsep Geeta
School.
School Cirebon. Konsep toleransi beragama
Kegiatan keagamaan ini diadakan oleh
adalah bersikap lapang dada dan menghargai
Geeta School sebagai upaya penanaman nilai-
keyakinan
dalam
nilai toleransi kepada siswa. Hidup rukun
menjalankan ajaran agamanya. Sedangkan,
dengan saling menghargai dan menghormati
konsep
sekolah
dalam beragama seperti ini, akan menciptakan
dan
dan menjaga iklim akademik yang harmonis di
penganut
Geeta
Internasional
School yang
menghormati
agama
lain
adalah menghargai
keberagaman.
Untuk
mewujudkan sekolah yang menghargai dan
lingkungan Geeta School. 3.
Pelaksanaan
Toleransi
Keberagamaan
menghormati keberagaman, Geeta School
Diterapkan dalam Proses Pendidikan Agama
mendidik siswa untuk saling toleran dan saling
di Geeta School Cirebon
hormat-menghormati. Akan tetapi, ada aturan
Salah satu proses untuk menanamkan nilai-
yang tidak dapat dilakukan oleh siswa, yaitu
nilai
penggunaan
seperti
pendidikan karena sekolah menjadi institusi
penggunaan salib, kerudung, patung-patung,
penting untuk mengkolaborasikan berbagai
dan sebagainya di lingkungan sekolah.
nilai tersebut. Melalui pendidikan ini, semua
atribut
keagamaan
Pemberian pemahaman dan nilai toleransi
keagamaan
adalah
melalui
jalur
orang diajak untuk menyelami bahwa adanya
kepada siswa tidak hanya melalui kegiatan
persamaan
pembelajaran, tapi juga dengan mengadakan
persoalan hakiki yang akan selalu melintas
kegiatan keagamaan. Geeta School selalu
dalam kehidupan. Dengan begitu, dapat
mengadakan
dianalisis
kegiatan
keagamaan
setiap
tahunnya seperti perayaan Isro Mi’raj, Natal,
maupun
seberapa
perbedaan
besar
rasa
adalah
toleransi
terhadap orang lain.
dan Imlek. Kegiatan buka puasa bersama pun
Dalam praktek pembelajaran, siswa bukan
rutin diadakan tiap tahunnya. Kegiatan buka
hanya sebagai obyek pendidikan namun juga
puasa
sebagai
bersama
diisi
dengan
beragam
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
subyek
pendidikan.
Hal
ini
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
dikarenakan
proses
belajar
Vol 1. No 2 Februari 2017
mengajar
terhadap perbedaan khususnya perbedaan
disesuaikan dengan arah pertumbuhan dan
agama
perkembangan
itu
Indonesia agar tercipta negara yang damai,
bagi Geeta School, perbedaan bukan menjadi
aman, dan sejahtera. Maka dari itu, pendidikan
suatu penghalang bagi para civitas akademika
agama di Geeta School Cirebon memiliki
untuk saling berinteraksi dengan mengangkat
peran penting dalam menciptakan suasana
nilai-nilai universal dalam agama. Seperti
yang harmonis di sekolah.
anak.
oleh
karena
sangat
dibutuhkan
oleh
bangsa
halnya saling menyayangi, tenggang rasa,
Dalam proses pembelajaran pendidikan
saling tolong menolong dan saling menghargai
agama, Geeta School menerapkan pelajaran
satu sama lain.
agama sesuai dengan agama masing-masing
Pendidikan
Geeta
School
satu
upaya
Pendidikan Agama merupakan salah satu
pendewasaan siswa pada dimensi spiritual dan
pelajaran wajib, yang harus ada dan diterima
religius. Ruang lingkup Geeta School penuh
oleh para siswa. Sebagaimana yang dijelaskan
keragaman, baik dari suku, agama, maupun
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
budaya.
dan
Nasional pasal 12 ayat 1 huruf a yang
berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu
mengamanatkan bahwa setiap peserta didik
sama lain.
pada
Cirebon
agama
merupakan
Untuk
di salah
hidup
damai
Ini menandakan bahwa lingkungan sekolah memegang
peranan
penting
dalam
mengembangkan toleransi beragama. Jika lingkungan sekolah yang ditemui anak bersifat
siswa.
Hal
setiap
ini
dikarenakan pelajaran
satuan
pendidikan
berhak
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Setiap
siswa
berhak
mendapatkan
heterogen, anak dapat memahami perbedaan
pendidikan agama sesuai dengan agamanya
agama dan kebiasaan yang dilakukan masing-
masing-masing. Berkaitan dengan hal tersebut,
masing agama. Biasanya siswa belajar dari
Geeta School menyediakan tenaga pengajar
apa yang dilihat dan didengar dari guru, orang
agama untuk semua siswa sesuai dengan
tua, dan orang-orang di sekitarnya.
agama yang diyakini oleh masing-masing
Perilaku guru yang menghargai sesama
siswa. Dalam proses Pendidikan Agama,
akan dicontoh oleh siswa, karena guru yang
Geeta School memfasilitasi siswa sesuai
sering memperlihatkan sikap toleransinya
dengan Sistem Pendidikan Nasional. Pada jam
setiap hari akan memberikan pengaruh yang
pelajaran agama, seluruh siswa masuk ke
besar terhadap siswa sehingga siswa akan
dalam ruangan belajar khusus sesuai dengan
lebih menghargai dan mengerti arti dari
agama masing-masing yang dianut siswa.
perbedaan dan kebersamaan dalam perbedaan.
Begitu juga dengan guru pendidikan agama,
Geeta
School
sangat
Geeta School menyediakan guru Agama
mempersiapkan siswa-siswinya agar dapat
(Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha)
menjadi
profesional dari Kementerian Agama Kota
generasi
Cirebon
bangsa
yang
mampu
bersosialisasi dengan masyarakat disekitarnya tanpa
memandang
perbedaan
yang
Cirebon.
ada.
Dalam proses pendidikan agama di Geeta
Generasi bangsa yang memiliki sikap toleran
School, siswa juga diberikan pemahaman
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
29
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
30
Vol 1. No 2 Februari 2017
tentang toleransi beragama dan keberagamaan
akhlak, tata cara ibadah, kisah-kisah
agama yang dianut oleh siswa lainnya karena
teladan para nabi dan rasul, dan Al-Qur’an
hal tersebut perlu dilakukan karena setiap
yang meliputi cara baca dan hukum
siswa masuk ke sekolah selalu bersosialisasi
bacaannya (tajwid). Metode yang dipakai
dan berinteraksi dengan siswa lain yang
dalam pembelajaran Pendidikan Agama
berbeda agama.
Islam beragam, seperti diskusi, ceramah,
Peranan guru agama dalam memberikan pemahaman
tentang
toleransi
simulasi, dan problem solving.
beragama
Metode-metode tersebut disesuaikan
merupakan suatu keharusan dan tuntutan
dengan materi yang diajarkannya. Contoh,
dalam
pentingnya
metode diskusi dilakukan agar mampu
menanamkan sikap toleransi beragama guna
bekerjasama dalam kelompok. Metode
menciptakan
ceramah
pendidikan
dan
kehidupan
beragama
yang
dipakai
ketika
memberi
selaras, serasi, seimbang dan harmonis demi
pengarahan pada siswa. Metode problem
kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa dan
solving
negara.
masalah yang berkaitan dengan materi.
1. Pendidikan Agama Islam di Geeta School
Setelah pemberian materi, guru melakukan
Cirebon
memecahkan
masalah-
evaluasi berkaitan dengan materi yang
Pendidikan Agama Islam di Geeta School
untuk
diajarkan
oleh
seorang
guru
diajarkan di hari itu. Kemudian, guru dan siswa
berdoa
sebagai
bernama Muhamad Ali Yusuf, S.Pd.I. Pada
pembelajaran.
tahun ajaran 2016-2017, siswa SD yang
Minimal (KKM) Pendidikan Agama Islam
beragama Islam berjumlah 107 siswa,
di Geeta School adalah 75.
SMP berjumlah
15 siswa, dan SMA
Faktor
Kriteria
penutup
keberhasilan
Ketuntasan
siswa
dalam
berjumlah 9 siswa. Pada saat jam pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Geeta School
Pendidikan Agama Islam, siswa yang
ada dua, yaitu faktor dari dalam dan dari
beragama Islam memasuki kelas khusus
luar. Faktor dari dalam berkaitan dengan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
sikap, motivasi belajar, konsentrasi siswa,
Pendidikan Agama Islam di Geeta School menggunakan
kemampuan
memahami
materi
dan
Kurikulum KTSP
kebiasaan belajar siswa. sedangkan, faktor
2006 karena dirasa sistemtis dan mudah
dari luar berkaitan dengan guru yang
dalam
berperan
mengajarkannya.
Pendidikan
sebagai
pembimbing
siswa,
Agama Islam diajarkan 1 minggu 1 kali
lingkungan sosial, dan kurikulum yang
pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 45
diterapkan di sekolah.
menit.
Di
mengucapkan
awal
pembelajaran
salam
dan
guru
kemudian
Nilai-nilai toleransi diajarkan kepada siswa
dengan
cara
memberikan
dijawab oleh siswa. Setelah itu dilanjutkan
pemahaman pada siswa bahwa mereka
dengan pemberian materi. Pembelajaran
harus memegang teguh pada keyakinan
ditutup dengan membaca doa.
Agama Islam sebagai satu-satunya agama
Materi ajar dalam Pendidikan Agama
yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.
Islam meliputi tentang keimanan (aqidah),
Selain itu, siswa muslim dituntut untuk
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
menghargai
para
bernama Fosti Fora Feriati Sijabat, S.Th.
tercipta
Pada tahun ajaran 2016-2017, siswa SD
kedamaian di antara umat beragama. Hal
yang beragama Kristen berjumlah 5 siswa,
tersebut terbukti dengan siswa mampu
SMP berjumlah 3 siswa, dan SMA
bersikap baik terhadap teman-teman yang
berjumlah 2 siswa. Pada saat jam pelajaran
non-muslim.
Pendidikan Agama Kristen, siswa yang
penganut
bedakan
dan agama
menghormati
Vol 1. No 2 Februari 2017
lain
Mereka
atau
agar
tidak
membedateman-
beragama Kristen memasuki kelas khusus
temannya yang berbeda agama. Bahkan,
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
mereka turut berpartisipasi dalam acara
Protestan.
keagamaan.
mengolok-olok
Apabila
terjadi
masalah
Pendidikan Agama Kristen Protestan di
intoleransi, guru memberikan pengarahan
Geeta School menggunakan
dan pesan yang tegas pada siswa bahwa
KTSP 2006. Pendidikan Agama Kristen
Agama Islam merupakan agama yang
Protestan diajarkan 1 minggu 1 kali
memberikan rahmat bagi semesta alam
pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 45
(rahmatan
siswa
menit. Kegiatan awal, diawali dengan
harus berperilaku yang mencerminkan
membaca doa dan mendata kehadiran
rahmatan lil ‘alamin dengan menghargai
siswa.
perbedaan yang ada. Agar tidak terjadi
kegiatan inti, yaitu penyampaian materi
masalah intoleransi, guru harus menjadi
pelajaran
teladan dengan menampilkan sikap dan
Protestan. Pada kegiatan akhir adalah
perilaku yang mencerminkan toleransi
evaluasi,
dalam kehidupan beragama terhadap siswa
ataupun praktek (demonstrasi).
lil’alamin)
sehingga
dan guru yang ada di lingkugan sekolah.
Kemudian,
dilanjutkan
Pendidikan
baik
Kurikulum
dengan
Agama
lisan
Kristen
maupun
tulisan
Materi ajar dalam Pendidikan Agama
Di akhir tahun 2015, Geeta School
Kristen Protestan, yaitu mengenal dan
membolehkan siswi dan guru beragama
memahami Allah Tritunggal (Allah, Bapa,
Islam
Menurut
Anak yaitu Yesus Kristus, dan Roh Kudus)
keterangan guru Agama Islam, keyakinan
dan nilai-nilai Kristiani. Metode yang
untuk memakai jilbab adalah keyakinan
dipakai dalam pembelajaran Pendidikan
hati setiap muslimah, maka alangkah
Agama Kristen Protestan adalah metode
baiknya
ceramah
menggunakan
jilbab.
diberikan
kebebasan
untuk
(penyampaian
materi
dalam
memakai jilbab di sekolah. Siswa-siswi
bentuk cerita), tanya
dan
demonstrasi (praktek). Kriteria Ketuntasan
guru-guru
menerimanya
non-muslim
karena
tidak
pun terdapat
Minimal
(KKM)
jawab, diskusi,
Pendidikan
Agama
komentar maupun perilaku negatif yang
Kristen Protestan di Geeta School adalah
mereka tunjukan kepada siswi atau pun
75.
guru yang beragama Islam memakai jilbab. 2. Pendidikan Agama Kristen Protestan di Geeta School Cirebon
Faktor Pendidikan
keberhasilan Agama
siswa
Kristen
dalam
Protestan
adalah sebagai berikut:
Pendidikan Agama Kristen Protestan di Geeta School diajarkan oleh seorang guru
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
31
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
32
Vol 1. No 2 Februari 2017
1. Guru. Guru yang mengajar adalah guru yang memiliki pendidikan yang sesuai
3. Pendidikan Agama Kristen Katolik di Geeta School Cirebon
dengan bidang yang diampunya.
Pendidikan Agama Kristen Katolik di
2. Siswa. Siswa dilengkapi dengan buku
Geeta School diajarkan oleh seorang guru
panduan siswa beserta lembar kerjanya.
bernama Rendina Gultom, S.Ag. Pada
3. Sekolah. Sekolah memberikan fasilitas
tahun ajaran 2016-2017, siswa SD yang
yang memadai; ruang kelas dan alat
beragama Katolik berjumlah 2 siswa, SMP
bantu pembelajaran.
berjumlah 2 siswa, dan SMA berjumlah 1
Nilai-nilai toleransi diajarkan kepada
siswa. Pada saat jam pelajaran Pendidikan
siswa mengacu kepada nilai-nilai Kristiani
Agama
yang di dalamnya mencakup tentang
beragama Katolik memasuki kelas khusus
menghargai
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
dan
mengasihi
sesama
manusia dalam berbagai perbedaan, baik budaya,
suku,
dan
agama
Kristen
Katolik,
siswa
yang
Katolik.
sebagai
Pendidikan Agama Kristen Katolik di
pemberian Allah. Apabila terjadi masalah
Geeta School menggunakan
intoleransi, guru menasehati dengan kata-
KTSP 2006 karena mendorong siswa
kata dan guru memberi contoh nyata
untuk aktif berkomunikasi, bereksplorasi,
dengan berhubungan baik dengan guru
terampil berefleksi, dan berani menyatakan
agama
lain
yang
sikap dan pendapatnya sehingga siswa
begitu
guru
mampu menjalankan perutusan-Nya dalam
menunjukkan kepada siswa bahwa guru
konteks kehidupan dan berkontribusi bagi
dapat hidup rukun dan saling menghargai.
masyarakat
Bentuk toleransi keberagamaan siswa dan
Pendidikan Agama Kristen Katolik dalam
guru yang beragama Kristen Protestan
1
terhadap agama yang lain, termasuk agama
pertemuan berdurasi 45 menit. Proses
Islam,
dan
pembelajaran diawali dengan membaca
membaur tanpa memandang perbedaan
doa. Setelah membaca doa, masuk ke
agama dan mereka pun tidak merasa
kegiatan
keberatan ketika di lingkungan sekolah
membaca doa.
berbeda
ataupun agama,
bahwa
guru-guru
Kurikulum
dengan
mereka
bergaul
terdapat mushola atau ruangan khusus untuk shalat.
yang
minggu 1
inti,
lebih
luas.
Bobot
kali pertemuan,
dan
diakhiri
setiap
dengan
Materi ajar dalam Pendidikan Agama Kristen Katolik meliputi nilai-nilai Injili
Di akhir tahun 2015, Geeta School
dan Kristiani yang direfleksikan dalam
membolehkan siswi dan guru beragama
kehidupan
Islam
Menurut
merefleksikan nilai Injili dan Kristiani
keterangan guru Agama Kristen Protestan,
diharapkan siswa bukan hanya mengenal
anak-anak dan guru tidak merasa keberatan
dan berelasi erat dengan Tuhan, tapi juga
siswi dan guru yang beragama Islam
mampu
menggunakan jilbab karena itu adalah
keadilan dalam masyarakat.
menggunakan
jilbab.
bagian dari kehidupan keagamaan mereka dan keanekaragaman dalam beragama.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
sehari-hari.
memperjuangkan
Metode
yang
Dengan
nilai
dipakai
dan
dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
Katolik beragam, seperti story telling
Di akhir tahun 2015, Geeta School
Alkitab, diskusi, ceramah, simulasi, dan
membolehkan siswi dan guru beragama
problem
menunjang
Islam menggunakan jilbab. Para guru dan
pembelajaran tidak hanya menentukan
siswa beragama Katolik menerima siswi
metode pembalajaran yang tepat, tapi juga
dan guru muslim menggunakan jilbab di
menentukan
area sekolah, karena hal ini menunjukkan
solving.
harus
Untuk
media
tepat.
pembelajaran Adapun
pembelajarannya
media
slide,
video,
alkitab, gambar, alat peraga, dan
cerita
alkitab.
berupa
pun
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
sikap toleransi umat beragama. 4. Pendidikan Agama Hindu di Geeta School Cirebon Pendidikan Agama Hindu di Geeta
(KKM) Pendidikan Agama Islam di Geeta
School
School adalah 75.
bernama Ni Ketut Selasih, S.Ag. Pada
Faktor
keberhasilan
siswa
diajarkan
oleh
seorang
guru
dalam
tahun ajaran 2016-2017, Siswa SD yang
Pendidikan Agama Katolik bukan saja
beragama Hindu berjumlah 3 siswa dan
mendapat nilai yang baik, tetapi lebih
SMP berjumlah 1 siswa. Pada tahun ini,
mengarah kepada karakter siswa. siswa
SMA Geeta School tidak memiliki siswa
diharapkan
menjalankan
yang beragama Hindu. Pada saat jam
perutusannya yang memberi kontribusi
pelajaran Pendidikan Agama Hindu, siswa
pada kehidupannya masing-masing dan
yang beragama Hindu memasuki kelas
pada masyarakat.
khusus pembelajaran Pendidikan Agama
mampu
Nilai-nilai toleransi ditanamkan dalam diri siswa Katolik sejak awal karena umat
Hindu atau di perpustakaan. Pendidikan Agama Hindu di Geeta
Katolik adalah bagian dari bangsa yang
School menggunakan
berpancasila.
nilai-nilai
2006. Bobot Pendidikan Agama Hindu
toleransi kepada siswa Katolik dapat
dalam 1 minggu 1 kali pertemuan, setiap
dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa
pertemuan berdurasi 45 menit. Proses
empati
dan
Penanaman
antar
umat
pembelajaran diawali dengan membaca
mengajarkan tentang
kasih
doa belajar atau dengan membaca Weda
sayang sesama makhluk Tuhan. Apabila
dan Begawad Gita. Setelah membaca doa,
terjadi
masuk ke kegiatan inti dan diakhiri dengan
beragama,
kerjasama
Kurikulum KTSP
masalah
melakukan
intoleransi,
pendekatan
kepada
guru siswa
tersebut dan memberi pengertian bahwa
membaca doa. Materi
Pendidikan
Agama
Hindu
hidup bertoleransi itu sangat indah. Bentuk
meliputi tentang ajaran yang terangkum
toleransi keberagamaan siswa Katolik
dalam Tri Kerangka Dasar Agama Hindu,
terhadap siswa lain yang berbeda agama
yaitu Tattwa, Susila, dan upacara.
adalah dengan mengijinkan siswa yang
1. Tattwa menjadi landasan teologis dari
beragama Islam melakukan shalat Jum’at
semua
dan
agama Hindu. Tattwa dalam agama
menghargai
siswa
muslim
melaksanakan puasa.
bentuk
pelaksanaan
ajaran
Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui Tri Premana.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
33
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
Tri Premana menyebabkan akal budi
Hindu
dan
demonstrasi, problem solving, praktek,
pengertian
manusia
dapat
beragam,
diskusi.
seperti
Kriteria
ceramah,
menerima kebenaran hakiki dalam
dan
Ketuntasan
tattwa, sehingga berkembang menjadi
Minimal (KKM) Pendidikan Agama
keyakinan dan kepercayaan. Dalam
Islam di Geeta School adalah 75.
Agama hindu, kepercayaan disebut
Faktor keberhasilan siswa dalam
dengan Sradha. Sradha dibagi menjadi
Pendidikan Agama Hindu dapat dilihat
5 esensi yang disebut dengan Panca
dari nilai akademik, yaitu hasil tes,
Sradha, yaitu:
praktek, dan kehadiran. Selain itu,
1. Brahman, yaitu percaya terhadap
faktor
Tuhan Yang Maha Esa.
keberhasilan
Pendidikan
Agama
siswa
dalam
Hindu
adalah
2. Atman, yaitu percaya akan adanya
kemampuan siswa dalam menerapkan
ruh yang ada pada setiap makhluk
ajaran-ajaran agama Hindu pada diri
hidup.
masing-masing siswa.
3. Karmaphala, yaitu hukum sebab akibat.
Setiap
perbuatan
Toleransi siswa agama Hindu baik,
yang
karena mereka ditanamkan prinsip
dilakukan di dunia, baik atau buruk,
Wasudewa Kutumbakam yang artinya
akan memberikan hasil.
semua manusia sama. Jadi, siswa
4. Punarbhawa, yaitu lahir kembali ke dunia
secara
berulang-ulang.
diajarkan untuk tidak melihat latar belakang
seseorang
karena
semua
Kelahiran kembali ini terjadi karena
manusia yang diciptakan Tuhan adalah
banyaknya dosa yang dilakukan
sama dan harus menjaga kedamaian
selama di dunia.
sesama manusia. Contohnya dengan
5. Moksa,
yaitu
adanya
percaya
kebahagiaan
dengan ruhani
mengizinkan
siswa
yang
berbeda
agama untuk melaksanakan ibadah dan
dikarenakan bebas dari pengaruh
menghargai
ikatan
dari
melaksanakan puasa. Apabila terjadi
dari
masalah
duniawi,
karmaphala,
bebas bebas
punarbhawa, dan lenyap dalam kebahagiaan,
bersatu
dengan
pencipta.
intoleransi,
yang
maka
guru
memberikan nasehat kepada siswa. Di akhir tahun 2015, Geeta School membolehkan siswi dan guru beragama
2. Susila menjadi landasan etis dari semua perilaku
muslim
umat
Hindu
Islam menggunakan jilbab. Menurut
dalam
keterangan Miss Ketut, para guru dan
hubungannya dengan Tuhan, sesama
siswa pun menerima siswi dan guru
manusia, dan alam lingkungannya.
muslim menggunakan jilbab di area
3. Upacara menjadi landasan perilaku keagamaan, tradisi, dan kebudayaan religius. Metode pembelajaran
sekolah, karena hal ini menunjukkan sikap toleransi umat beragama. 5. Proses Pendidikan Agama Budha di Geeta
yang
dipakai
Pendidikan
dalam
School Cirebon
Agama
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
34
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
Pendidikan Agama Budha di
Pendidikan Agama Budha di Geeta School
Geeta School diajarkan oleh seorang guru
adalah 75.
bernama Linawati, SE. Pada tahun ajaran
Keberhasilan
dalam
Budha
dapat
2016-2017, Siswa SD yang beragama
Pendidikan
Budha berjumlah 1 orang. SMP dan SMA
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
tidak ada siswa yang beragama Budha.
1.
Pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama Budha, siswa yang beragama Budha memasuki
kelas
khusus
kelas.
Kemampuan
siswa
dalam
mengikuti
pelajaran agama Budha. 2.
pembelajaran
Pendidikan Agama Budha atau di luar
Agama
siswa
Perhatian dan keinginan siswa untuk belajar.
3.
Kejelasan
guru
dalam
menjelaskan
pelajaran agama Budha. Pendidikan Agama Budha di
Geeta School menggunakan
Nilai-nilai
toleransi
terhadap
Kurikulum
agama lain selalu ditekankan kepada
KTSP 2006 karena berisi pelajaran agama
siswa, bahwa saling menghormati orang
Budha yang lebih mudah dimengerti bagi
lain,
siswa. Bobot Pendidikan Agama Budha
disadari untuk menghindari pertengkaran.
dalam 1 minggu 1 kali pertemuan, setiap
Apabila terdapat masalah intoleransi, guru
pertemuan berdurasi 45 menit. Proses
memberikan pengertian bahwa manusia
pembelajaran diawali dengan membacakan
tidak dapat hidup sendiri, melainkan saling
Paritta. Paritta adalah khotbah Sang Budha
membutuhkan satu sama lain. Dengan
yang berisi uraian-uraian Dhamma. Setelah
begitu, intoleransi akan terhindari. Sikap
membaca paritta, masuk ke kegiatan inti
toleransi siswa beragama Budha terhadap
dan ditutup dengan membacakan Sabbe
siswa lain yang berbeda agama sangat
Satta Bhavantu Sukhitatta.
baik. Bentuk toleransi keberagamaan siswa
Agama pedoman,
apapun
agamanya
harus
selalu
Materi ajar dalam Pendidikan
yang beragama Budha terhadap siswa lain
Budha
yang
sesuai
yaitu
dengan
Ehipassiko.
buku Ruang
berbeda
agama
adalah
dengan
memberikan ucapan Selamat Hari Raya
lingkupnya meliputi sejarah agama Budha,
kepada
dari lahirnya Pangeran Siddhatta sampai
merayakannya.
beliau mencapai penerangan sempurna.
Di akhir tahun 2015, Geeta School
Kemudian, Hari Raya Umat Budha, dan
membolehkan siswi dan guru beragama Islam
inti ajaran Sang Budha yaitu menjadi
menggunakan jilbab. Para guru dan siswa
manusia yang penuh cinta kasih.
beragama
Budha
menerima
mereka,
tidak
ada
Metode yang dipakai dalam
mereka
yang
sedang
keberadaan
keluhan
atau
pembelajaran Pendidikan Agama Budha
ketidaknyamanan dari para guru dan siswa
adalah dengan cerita, menonton film, dan
dalam menaggapi siswi dan guru muslim yang
membuat keterampilan yang berhubungan
berjilbab di area sekolah.
dengan
simbol-simbol
Kriteria
Ketuntasan
agama
Budha.
Minimal
(KKM)
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan toleransi keberagamaan
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
35
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
36
Vol 1. No 2 Februari 2017
dalam proses pendidikan agama di Geeta
sekolah, pihak sekolah berupaya menciptakan
School Cirebon berjalan dengan tertib dan
lingkungan yang harmonis, rukun, dan damai
harmonis. Secara akademis, proses pendidikan
dengan
agama dan sikap toleransi siswa tidak luput
dalam diri siswa melalui interaksi sosial,
dari peran guru agama dalam memberikan dan
pendidikan agama, dan kegiatan keagamaan.
menanamkan nilai-nilai toleransi, tidak hanya
Adapun terkait masalah intoleransi antara
pada saat pembelajaran agama berlangsung,
aturan sekolah dengan ajaran agama yang
tapi juga di luar kegiatan belajar mengajar.
terjadi di Geeta School Cirebon merupakan
Melihat dari sisi interaksi sosial, siswa tidak
sebuah pengalaman pahit yang harus diterima,
pernah memandang perbedaan agama terhadap
di mana permasalahan hijab ini mampu
teman yang berbeda agama, siswa dan guru
membuat
saling menghargai satu sama lain. Penanaman
masyarakat kepada sekolah. Hal ini sangat
nilai-nilai toleransi beragama di Geeta School
jelas bertentangan dengan semboyan negara
Cirebon penting, baik pada saat kegiatan
Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang
belajar mengajar ataupun kegiatan keagamaan.
berarti
Hal tersebut bertujuan agar siswa memahami
suku, budaya, adat istiadat, dan agama, tetapi
pentingnya toleransi dan terbiasa menerapkan
pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu
nilai-nilai toleransi, tidak hanya di lingkungan
kesatuan yang harus saling menjaga persatuan
sekolah, tetapi juga di lingkungan masyarakat.
dan kerukunannya.
diambil kesimpulan yang mencakup beberapa hal: 1) Konsep toleransi beragama dalam Sistem Nasional
secara
umum
berdasarkan makna dan tujuan pendidikan, pendidikan
demokratis
diselenggarakan
dan
berkeadilan
serta
secara tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan menjadi warga
berkurangnya
meskipun
toleransi
kepercayaan
berbeda-beda,
beraneka
School membuat pihak sekolah berupaya
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat
yaitu
nilai-nilai
Pengalaman pahit yang dirasakan oleh Geeta
Kesimpulan
Pendidikan
menanamkan
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung jawab. 2) Konsep toleransi beragama sangat diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School
untuk mempertimbangkan kembali aturan mengenai
larangan
keagamaan
menggunakan
tersebut.
Setelah
atribut melalui
pertimbangan yang panjang, di akhir tahun 2015, Geeta School Cirebon memberikan suatu
keputusan,
bahwa
pihak
sekolah
menerima dan membolehkan siswi dan guru yang beragama Islam untuk menggunakan jilbab
di
area
sekolah.
Pihak
sekolah
menyampaikan keputusan tersebut pada saat pertemuan pihak sekolah dengan orang tua murid. Seluruh guru, siswa, staff, dan orang tua
yang
non
muslim
menerima
dan
menghargai keputusan tersebut dengan lapang dada
karena
mereka
menyadari
bahwa
menerima siswi dan guru yang beragama Islam menggunakan jilbab merupakan bagian dari toleransi dalam beragama.
Cirebon. Dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan siswa di dalam lingkungan Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Vol 1. No 2 Februari 2017
3) Pelaksanaan toleransi keberagamaan dalam
lingkungan Geeta School Cirebon berlangsung
proses pendidikan agama di Geeta School
harmonis, rukun, dan damai.
Cirebon
Sebagai
Mari kita sama-sama menyadari pentingnya
penunjang proses pendidikan agama, pihak
toleransi terhadap keberagaman yang ada di
sekolah memfasilitasi ruang belajar, media,
lingkungan
dan guru agama bagi siswa sesuai dengan
keberagaman
agama
saat jam
kesadaran akan pentingnya toleransi dalam
pelajaran agama, seluruh siswa memasuki
kehidupan masyarakat beragama, akan mampu
ruangan atau kelas yang telah disediakan
menumbuhkan dan menciptakan hubungan
sesuai
masing-masing.
yang harmonis, hidup rukun, dan damai antar
Kurikulum yang digunakan dalam Pendidikan
umat beragama di Indonesia khususnya dan di
Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
dunia pada umumnya.
berjalan
yang
sangat
dianutnya.
dengan
tertib.
Pada
agamanya
kita,
salah
agama.
satunya Dengan
adalah adanya
Budha di Geeta School adalah kurikulum KTSP dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
Daftar Pustaka
75.
Ahyadi, AZ. (1991) Psikologi Agama, Bandung:
Konsep pembelajaran aktif (active learning)
Sinar Baru
dan berpusat kepada siswa (students center)
Audah, A. (1991) Sejarah Hidup Muhammad,
yang diterapkan dalam pembelajaran agama,
Jakarta: Tintamas dan PT. Dunia Pustaka
menjadikan siswa bukan hanya sebagai obyek
Jaya
pendidikan
namun
juga
sebagai
subyek
pendidikan. Selain itu, dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang variatif
Al-Kitab. (1974),
Perjanjian Baru, Bogor:
Lembaga Percetakan Al-Kitab Indrakusuma,
A D (1973) Pengantar Ilmu
membuat proses pembelajaran agama menjadi
Pendidikan,
aktif dan menyenangkan. Proses pembelajaran
Pendidikan IKIP.
agama pun disesuaikan dengan perkembangan
Malang:
Dalam
pembelajaran dapat tercapai.
Bandung:Pustaka Setia
di
Geeta
School
Cirebon
tidak
hanya
dilakukan melalui KBM di kelas, tapi juga
Ilmu
Ghazali. AM. (2004) Agama dan Keberagamaan
dan kecerdasan anak sehingga tujuan dalam
Penanaman nilai-nilai toleransi kepada siswa
Fakultas
Kementerian
Konteks
Agama
Perbandingan
(2014)
Agama,
Al-Qur’an
dan
Terjemahannya, Jakarta: Qomari Madjid, N.
(1993). Islam Kerakyatan dan
melalui kegiatan keagamaan, seperti buka
Keindonesiaan Pemikiran Nurcholis Muda,
puasa bersama di bulan Ramadhan, Natal, dan
Mizan, Bandung
Imlek. Siswa tidak hanya belajar agama, tapi
Madjid, M. (1995). Pluralisme Agama di Indonesia,
juga belajar memahami dan menghargai arti
dalam Jurnal ‘Ulumul Qur’an, No. 3, Vol.
perbedaan
VI
yang
langsung
diterapkan
di
sekolah dengan bersosialisasi
Madjid, N (2000) Islam Doktrin dan Peradaban:
dengan semua teman tanpa melihat perbedaan
Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
dan latar belakang temannya yang berbeda
Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan,
agama, sehingga kehidupan sosial dalam
Jakarta:
lingkungan
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Paramadina
Mochamad Ariep Maulana
37
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam
Procter,
P
(2001)
Dictionary
Vol 1. No 2 Februari 2017
Cambridge
International
English,
Cambridge:
of
Cambridge University Pitaka, S. (2009). Khuddakanikaya, Cariyapitaka, Medan: Indonesia Tipitaka Center Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Sihab, A. (1997) Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, Bandung, Mizan Si, S. (1970). Kitab Suci Agama Khonghucu, Jakarta: Majelis Tinggi Agama khonghucu Indonesia Syarbini, A. (2011)
Al-Qur’an dan Kerukunan
Hidup Umat Beragama, Bandung: Quanta Arifin,S. (1994) Islam Pluralisme Budaya dan Politik, Jakarta: Siprcss Tim Penyusun Ensiklopedia, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Abdi, 1996. Umar
Hasyim,
Toleransi
dan
Kemerdekaan
Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju
Dialog
dan
Kerukunan
Antar
Agama, Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1979. Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) (2003), Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi
Sekertaris
Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional.
Pelaksanaan Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon
Mochamad Ariep Maulana
38