Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0180 pp. 35- 44
10 Pages
PELAKSANAAN QARD BERAGUN EMAS PADA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh) Humaira1, Dahlan2, Mahfud3 1)
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)
Staff Pengajar Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala
Abstract: Gold guarantied Qard is one of the product that applies qard contract, that is qard contract which is conducted at the same time with other transaction which applies mu’awadhah contract ( exchange based and comercial contract) in the profit oriented product can be implemented omong others in the gold rahm product, on which the contracted gold is kept and saved by the Bank Syariah or Syariah Business division (UUS) for certain period of time by paying saving and maintenance expenses of the gold as the object of pawning (rahn) which is bound by the hiring contract (akad ijarah).
However, recently the gold contracted qard has
contradicted the license issued by Bank Indonesia. In this case Syariah Banks have started to combine the pawn and the gold ownership expenses which are known as gold pawn buying which involves speculation. At least, there are 5 (five) risks which are faced by syariah banks in implementing the gold pawning, they are, Market risk, Liquidity risk, Capital risk, the loss which is caused by the decline of gold price can worsen the loss of the banks and can likely decrease the Capital Adequet Ratio (CAR). Credit risk, the decrease of gold price can likely be the cause on the postpontment of gold redeemption by the indebted customors.
Reputation risk , the
gleaming of qard for gold rahn and gold gardening would possibly decrease the function and the main role of syariah banks in financing production business in the real econonic sector. The implementation purpose of gold guarantied Qard is stipulated in revision of Bank Indonesia Circular number 14/7/DPbS year 2012 noting that the purpose of gold pawning is only to finance short term fund need. The highest amound of fund that can be provided for qard contract financing is Rp. 250. 000.000,00 (two hundred fifty million rupiahs) for each customors for at the latest 4 ( four) months period of funding and can be extended twice with 80% ( eighty percent) Financing To Value (FTV) from the avarage of 100 (one hundred) grams of gold price and gold buyback of PT. ANTAM (Persero) Tbk. Key Words: Qard, Gold Guarantied Qard, Syariah Banks and Syariah Business Division
Abstrak: Qard beragun emas adalah salah satu produk yang menggunakan akad qard, yaitu akad qard yang dilakukan bersamaan dengan transaksi lain yang menggunakan akad-akad mu’awadhah (pertukaran dan bersifat komersial) dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dapat dilakukan antara lain dalam produk rahn emas, dimana emas yang diagunkan disimpan dan dipelihara oleh Bank Syariah atau UUS selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn yang diikat dengan akad ijarah. tetapi dalam perkembangannya produk qard beragun emas tidak sesuai dengan
35 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala izin yang diberikan oleh Bank Indonesia. Di mana bank syariah mulai mengombinasikan gadai dengan pembiayaan kepemilikan emas yang dikenal dengan beli gadai emas yang mengandung spekulatif. Setidaknya terdapat 5 (lima) resiko yang dihadapi bank syariah dalam menjalankan gadai emas yaitu Market risk (resiko pasarLiquidity risk (resiko likuiditas), kemudian Capital risk (resiko modal), kerugian karena penurunan harga emas dapat menambah kerugian bank dan berpotensi menurunkan Capital Adequet Ratio (CAR). Credit risk (resiko kredit), penurunan harga emas berpotensi menunda ditebusnya kembali emas oleh nasabah debitur. Reputation risk (resiko reputasi), maraknya qard untuk rahn emas dan berkebun emas berpotensi menurunkan fungsi dan peran utama bank syariah dalam membiayai usaha produktif di sektor riil. Pelaksanaan produk qard beragun emas yang diatur dalam perubahan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012. Tujuan penggunaan gadai emas hanya untuk membiayai keperluan dana jangka pendek. Pembiayaan Qardh Beragun Emas dapat diberikan paling banyak sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk setiap nasabah, dengan jangka waktu pembiayaan paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) kali. Financing To Value (FTV) sebesar 80% (delapan puluh persen) dari rata-rata harga jual emas 100 (seratus) gram dan harga beli kembali (buyback) emas PT. ANTAM (Persero) Tbk. Kata kunci : Qard, Beragun Emas dan Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
a. Akad qard yang berdiri sendiri, dengan
PENDAHULUAN Sebagai bagian dari industri pelayanan jasa
karakteristik sebagai berikut:
keuangan, pada dasarnya Bank Syariah dan Unit
1) Pembiayaan digunakan untuk tujuan
Usaha Syariah memiliki fungsi utama yang tidak
sosial dan bukan untuk mendapatkan
berbeda dengan bank konvensional dengan prinsip,
keuntungan;
karakteristik, mekanisme dan jenis produk yang berbeda.
modal, keuntungan yang disisihkan, Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:
19/DSN-MUI/IV/2001 menyebutkan
Tentang
Al-qard
adalah”
Al-Qard suatu
akad
pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah dengan
2) Sumber dana dapat berasal dari bagian
ketentuan
bahwa
nasabah
wajib
mengembalikan dana yang diterimanya kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati antara nasabah adn LKS.”
dan/atau zakat, infak, sedekah, dan tidak boleh menggunakan dana pihak ketiga; 3) Jumlah pinjaman wajib dikembalikan pada waktu yang telah disepakati; 4) Tidak boleh dipersyaratkan adanya imbalan dalam bentuk apapun; 5) Nasabah dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela selama
Dalam
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
No.14/7/DPbS/2012 tentang Qard Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, akad
tidak diperjanjikan dalam akad; dan 6) Nasabah
dapat
dikenakan
biaya
administrasi; dan
qard terdiri atas dua macam:
Volume 2, No. 4, November 2014
- 36
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala b. Akad qard yang dilakukan bersamaan
Edaran
Bank
Indonesia
Nomor
dengan transaksi lain yang menggunakan
14/7/DPbS/2012 Akad yang digunakan dalam
akad-akad mu’awadhah (pertukaran dan
qard beragun emas adalah sebagai berikut :
bersifat komersial) dalam produk yang
a. Akad qard, untuk pengikatan pinjaman
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan,
dana yang disediakan Bank Syariah atau
dapat dilakukan antara lain dalam produk
UUS kepada nasabah;
rahn emas, pembiayaan pengurusan haji, pengalihan utang, syariah charge card, syariah card, dan anjak piutang syariah. Pengaturan transaksi gadai emas di bank syariah melalui
Surat
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
No.
14/7/DPBS/2012, dimaksudkan untuk mencegah
b. Akad
rahn,
untuk pengikatan
emas
sebagai agunan atas pinjaman dana; dan c. Akad
ijarah,
pemanfaatan
untuk
jasa
pemeliharaan
pengikatan
penyimpanan
emas
sebagai
dan
agunan
pinjaman dana.
spekulasi dan juga untuk memperbesar pembiayaan di
Rahn emas sendiri juga diatur di dalam Fatwa
sektor produktif. Selain itu, pembiayaan gadai emas
Dewan Syariah Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002
diharapkan lebih bermanfaat untuk kepentingan sosial.
“Bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan yang
Landasan hukum yang sangat kuat kaitannya
menjadi kebutuhan masyarakat adalah Rahn, yaitu
dengan pelaksanaan rahn adalah Fatwa Majelis
menahan barang sebagai jaminan atas utang.”
Ulama Indonesia (MUI) melalui Dewan Syariah
Sejatinya produk qard beragun emas ini
Nasional (DSN), yaitu dalam Fatwa Nomor:
tidaklah menyimpang dari ketentuan syariah dan
25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dan Fatwa
peraturan Bank Indonesia, akan tetapi dalam
Nomor
perkembangannya produk qard beragun emas
26/DSN-MUI/III/2002
tentang
Rahn
Emas.
tidak sesuai dengan izin yang diberikan oleh Bank
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
Nomor
Indonesia.
Di
mana
syariah
dengan
mulai
14/7/DPbS/2012 mengenai Qard beragun emas
mengombinasikan
bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah:
kepemilikan emas yang dikenal dengan beli gadai
“Qard beragun emas adalah salah satu produk
gadai
bank
pembiayaan
emas yang mengandung spekulatif.
yang menggunakan akad qard sebagaimana
Selain itu gadai emas yang dijalankan bank
dimaksud dalam butir 2.b dengan agunan
syariah juga memilki banyak resiko bagi bank
berupa emas yang diikat dengan akad rahn,
syariah tersebut, terutama karena pergerakan
dimana emas yang diagunkan disimpan dan
harga emas. Setidaknya terdapat 5 (lima) resiko
dipelihara oleh Bank Syariah atau Unit UUS
yang dihadapi bank syariah dalam menjalankan
selama
dengan
gadai emas yaitu Market risk (resiko pasar),
dan
Liquidity risk (resiko likuiditas), Capital risk
pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn
(resiko modal), kerugian karena penurunan harga
yang diikat dengan akad ijarah.”
emas dapat menambah kerugian bank dan
jangka
membayar
37 -
waktu
biaya
tertentu
penyimpanan
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berpotensi menurunkan Capital Adequet Ratio
2.
Bagaimanakah
ketentuan
pelaksanaan
(CAR) atau rasio kecukupan modal. Credit risk
mengenai pembiayaan produk qard beragun
(resiko kredit), penurunan harga emas berpotensi
emas bagi Bank Syariah dan unit Usaha
menunda ditebusnya kembali emas oleh nasabah
Syariah yang diatur dalam perubahan Surat
debitur.
Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbS
Reputation
risk
(resiko
reputasi),
maraknya qard untuk rahn emas dan berkebun emas berpotensi menurunkan fungsi dan peran
Tahun 2012? 3.
Apakah alasan Bank Indonesia melakukan
utama bank syariah dalam membiayai usaha
perubahan pelaksanaan pembiayaan produk
produktif di sektor riil
qard beragun emas pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah melalui Surat Edaran
Pengaturan transaksi gadai emas di bank syariah melalui Surat Edaran Bank Indonesia No.
Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012?
14/7/DPBS/2012, dimaksudkan untuk mencegah spekulasi
dan
juga
untuk
memperbesar
pembiayaan di sektor produktif. Selain itu, pembiayaan
gadai
emas
diharapkan
lebih
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Pengertian Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
bermanfaat untuk kepentingan sosial. Demi
Pengertian bank syariah dalam pasal 1
tercapainya tujuan tersebut, Bank Indonesia ingin
angka 7 UU No. 21 Tahun 2008 adalah “bank
mengembalikan gadai emas untuk pembiayaan
syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
mendesak
usahanya
dengan
nasabah
dari
masyarakat
ekonomi kecil. Berdasarkan
berdasarkan
prinsip
syariah
dan
menurut jenisnya terdiri atas bank bank umum hal-hal
tersebut, dipandang
syariah dan bank pembiayaan syariah.”
perlu untuk melakukan pengaturan kembali produk qard beragun emas Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu berupa Peraturan Bank Indonesia tentang produk Bank Syariah dan Unit
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam hal ini permasalahan yang akan
pelaksanaan
produk
qard
beragun emas pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah sebelum perubahan ketentuan diatur
syariah adalah Bank Syariah yang dalam
dalam
Surat
pembayaran.” Pasal 1 angka 10 UU No. 21 Tahun 2008 menyebutkan:
diteliti adalah sebagai berikut:
yang
Tahun 2008 angka 8 disebutkan “Bank umum
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
Usaha Syariah.
1. Bagaimanakah
Didalam Undang-Undang Nomor.21
Edaran
Bank
Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012?
Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang suatu Volume 2, No. 4, November 2014
- 38
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bank yang berkedudukan di luar negeri yang
pelaksanaan
melaksanakan
ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad
kegiatan
usaha
secara
pembiayaan.
pelengkap
induk dari kantor cabang pembantu syariah
pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
dan/atau unit syariah.
melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya
pengertian
tersebut
undang-
undang hanya menekankan pada kegiatan usaha bank syariah berdasarkan ajaran Islam. Di
dibolehkan
untuk
tidak
konvensional yang berfungsi membantu kantor
Dari
ini
Meskipun
meminta
ini sekedar untuk menutupi biaya yang benarbenar timbul. D. Fungsi Pembiayaan
samping itu, sekaligus mengetengahkan jenis
Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat
bank syariah yang sebenarnya tidak termasuk ke
penting dalam perekonomian. Pembiayaan Dapat
dalam pengertian bank syariah (Gatot Supramono
Meningkatkan
2009:138).
Modal/Uang, Pembiayaan Meningkatkan Utility (Daya
B. Prinsip-Prinsip Bank Islam Visi bank Islam umumnya adalah
Guna)
Utility
Suatu
(
Daya
Barang,
Guna)
Dan
Pembiayaan
Meningkatkan Peredaran Dan Lalu Lintas Uang,
menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat
Pembiayaan
Menimbulkan
Gairah
Usaha
yang ingin melakukan investasi dengan
Masyarakat, Pembiayaan Sebagai Alat Stabilitas
system bagi hasil secara adil sesuai prinsip
Ekonomi, Pembiayaan Sebagai Jembatan Untuk
syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi
Peningkatan Pendapatan Nasional, Pembiayaann
semua pihak dan memberikan maslahat
Sebagai Alat Hubungan Ekonomi Internasional
bagi masyarakat luas adalah misi utama.
(Veithzal Rifai:2007:57).
C. Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan E. Tinjauan Jaminan Dalam Perbankan Syariah Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank
Setiap kali ada perjanjian jaminan, selalu dapat dipastikan ada perjanjian utang piutang
Syariah dan Unit Usaha Syariah Dalam menyalurkan dananya pada nasabah,
yang disebut perjanjian yang mendahuluinya,
secara garis besar produk pembiayaan syariah
yaitu perjanjian utang piutang yang disebut
terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan
perjanjian pokok. Oleh karena itu tidak mungkin
berdasarkan tujauan penggunaannya yaitu :
ada perjanjian jaminan tanpa ada perjanjian
Pembiayaan dengan prinsip jual beli,Pembiayaan
pokoknya. Sebab perjanjian jaminan tidak dapat
dengan prinsip sewa, Pembiayaan dengan prinsip
berdiri sendiri, tetapi selalu didasarkan atas
bagi hasil, Pembiayaan dengan akad pelengkap.
perjanjian yang terjadi sebelumnya.
(Adiwarman A. Karim 2010:97). Untuk
pelaksanaan
bukan untuk dimiliki kreditur karena perjanjian
pembiayaan, biasanya dilakukan akad pelengkap.
utang piutang bukan perjanjian jual beli yang
Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
mengakibatkan
keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah
barang. Barang jaminan dipergunakan untuk
39 -
mempermudah
Sesuai dengan tujuannya, barang jaminan
Volume 2, No. 4, November 2014
perpindahan
hak
milik
atas
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melunasi utang, dengan cara yang ditetapkan oleh
aspek
peraturan yang berlaku, yaitu barang dijual
dilakukan melalui teknik wawancara langsung
dengan
untuk
dengan Pejabat PT. Bank Aceh Syariah dan PT.
melunasi utang debitur, dan apabila masih ada
Bank Rakyat Indonesia Syariah, nasabah debitur
sisanya dikembalikan kepada debitur.
pembiayaan qard beragun emas. Kemudian
lelang.
Hasilnya
digunakan
Untuk dapat membuat perjanjian jaminan maka
dalam
perjanjian
pokoknya
dapat
kenyataan.
Penelitian
lapangan
ini
sebagai tambahan juga dengan pendekatan yuridis normatif, dengan cara terlebih dahulu meneliti
disebutkan secara sederhana tentang adanya janji-
peraturan
perundang-undangan
janji untuk terbitnya perjanjian jaminan yang
dengan permasalahan yang diteliti. Spesifikasi
dikehendaki oleh kreditur dan debitur. Jadi ketika
penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian
membuat perjanjian jaminan, hal itu merupakan
ini adalah penelitian hukum sosiologis. Oleh
salah satu pelaksanaan dari perjanjian pokok.
karena
itu,
pengumpulan
yang
data
relevan
lebih
mengutamakan melalui penelitian lapangan (field
F. Akad Dalam Perbankan Syariah Perjanjian merupakan pengikat di antara
research), sedangkan kajian kepustakaan (library
individu yang melahirkan hak dan kewajiban.
research),
hanya
sebagai
Untuk mengatur hubungan antarindividu yang
penunjang/pelengkap
mengandung unsur pemenuhan hak dan kewajiban
perjanjian qard beragun emas.
saja
terhadap
bahan proses
dalam jangka waktu lama, dalam prinsip syariah diwajibkan untuk dibuat secara tertulis yang
HASIL PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Produk Qard Beragun Emas Pada
disebut akad. Dalam hukum Islam untuk terbentuknya suatu akad (perjanjian) yang sah dan mengikat haruslah dipenuhi rukun akad dan Syarat akad. Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk
Bank Rakyat Indonesia Syariah Dan Bank Aceh Syariah Sebelum Perubahan Ketentuan Yang Diatur Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012.
sesuatu, sehingga sesuatu itu terwujud karena
Pelaksanaan qard beragun emas pada Bank
adanya unsur-unsur tersebut yang membentuknya.
Rakyat Indonesia Syariah, bank berperan sebagai
Dengan demikian, maka yang dimaksudnya
penalang dana kepada nasabah, nasabah cukup
dengan rukun akad adalah pernyataan kehendak
menyediakan dana sebesar 10 % dan bank membiayai
para pihak, yaitu ijab dan kabul (Syamsul Anwar
untuk membeli emas, selisihnya akan dijadikan hutang.
2007:313).
Pelaksanaan pada Bank Aceh Syariah nasabah debitur wajib memiliki emas secara fisik dan diserahkan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
metode
pendekatan yuridis sosiologis, dilakukan dengan meneliti mengenai keberlakuan hukum itu dalam
kepada pihak bank untuk melakukan transaksi gadai emas. Pelaksanaan gadai emas pada kedua bank ini tidak adanya pembatasan maksimal platfond dan pembatasan jangka waktu pembiayaan, dimana Volume 2, No. 4, November 2014
- 40
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pembiayaan gadai emas tersebut dapat diperpanjang
(Satu Persen) dari plafond pinjaman dan dibayar
setelah jatuh tempo dengan membayar biaya
pada saat jatuh tempo.
administrasi berupa biaya pemeliharaan dan biaya C. Alasan Bank Indonesia Melakukan Perubahan sewa. Begitu juga dengan Financing To Value (FTV)
Pelaksanaan Pembiayaan Produk Qard Beragun
yang
jumlah
Emas Pada Bank Syariah Dan Unit Usaha
pinjaman yang diterima oleh nasabah dengan nilai
Syariah Melalui Surat Edaran Bank Indonesia
emas yang diagunkan oleh nasabah kepada Bank
Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012.
merupakan
perbandingan
antara
Rakyat Indonesia Syariah sebesar 90 % (Sembilan
Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No.
Puluh Persen) dari rata-rata harga jual emas 100
14/7/DPbS Tentang Produk Qard Beragun Emas
(seratus) gram dan harga beli kembali (buyback) emas
untuk mengevaluasi praktik Qardh beragun emas
dan pada Bank Aceh Syariah sebesar 85 % (Delapan
pada bank syariah dan unit usaha syariah.
Puluh Lima Persen).
Kebijakan dan praktik gadai emas yang mengarah kepada spekulasi. Terdapat beberapa resiko yang
B.
Pelaksanaan Pembiayaan Produk Qard Beragun
dihadapi bank syariah dalam menjalankan gadai
Emas Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Dan
emas yaitu Market risk (resiko pasar), Liquidity
Bank
Perubahan
risk (resiko likuiditas), Capital risk (resiko
Ketentuan Yang Diatur Surat Edaran Bank
modal), kerugian karena penurunan harga emas
Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012.
dapat menambah kerugian bank dan berpotensi
Aceh
Bank
Syariah
Rakyat
Setelah
Syariah
menurunkan Capital Adequet Ratio (CAR) atau
menghentikan pelaksanaan gadai beli dan praktek
rasio kecukupan modal. Credit risk (resiko kredit),
penalangan dana. Dimana nasabah wajib memiliki
penurunan harga emas berpotensi menunda
emas
dapat
ditebusnya kembali emas oleh nasabah debitur.
mendapatkan
Reputation risk (resiko reputasi), maraknya qard
pembiayaan dari bank. Kedua bank membatasi
untuk rahn emas dan berkebun emas berpotensi
Jumlah besarnya pembiayaan kepada setiap
menurunkan fungsi dan peran utama bank syariah
nasabah sebesar Rp.250.000.000,- (Dua ratus
dalam membiayai usaha produktif di sektor riil.
secara
Indonesia
fisik
menggadaikannya
kemudian
kemudian
Lima Puluh Juta Rupiah) dan dapat diperpanjang dua kali setelah 4 bulan dan 3 bulan pada Bank
KESIMPULAN DAN SARAN
Aceh Syariah lamanya masa gadai dan dapat
Kesimpulan
diperpanjang dan dibatasi sebanyak 2 (dua) kali.
Pelaksanaan
pembiayaan
produk
qard
Nilai pinjaman mulai dari Rp.500.000,- (Lima
beragun emas pada perbankan syariah dan Unit
Ratus
maksimal
Usaha Syariah sebelum perubahan ketentuan yang
pembiayaan 80% ( Delapan Puluh Persen) dari
diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
nilai taksiran emas, serta biaya pemeliharaan 1 %
14/7/DPbS Tahun 2012. Produk “beli gadai”
Ribu
Rupiah)
dengan
pada dasarnya adalah bentuk dukungan penuh 41 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bank syariah terhadap formula kebun emas.
emas pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
produk beli gadai, nasabah cukup menyediakan
Mencermati perkembangan yang terjadi seputar
dana sebesar 10 % dan bank membiayai untuk beli
fenomena
emas, sehingga nasabah bisa memiliki emas
regulator kemudian mengevaluasi praktik Qardh
dalam
dapat
beragun emas. Evaluasi tersebut menemukan
akan
adanya ketidaksesuaian dengan perizinan awal,
dijadikan hutang oleh bank untuk dilunasi oleh
kebijakan dan praktik gadai emas yang mengarah
nasabah dengan jangka waktu yang telah di
kepada spekulasi, kelemahan kontrol internal, dan
tentukan oleh bank. Pembiayaan Qardh Beragun
potensi-potensi risiko. Risiko yang dihadapi bank
Emas tidak ada batas waktu dan batasan berapa
jika tetap membuka bisnis ini tanpa diiringi aturan
kali nasabah dapat memperpanjang pembiayaan
yang tegas sangatlah besar ketika harga emas
ini.
turun. Secara keuangan, bank bisa menjadi tidak
jumlah
yang
menggadaikannya
ke
banyak
dan
bank, selisihnya
Pelaksanaan produk qard beragun emas yang
gadai emas syariah, BI sebagai
sehat karena pembiayaan macet akan melonjak.
diatur dalam perubahan Surat Edaran Bank
BOPO
Indonesia Nomor 14/7/DPbS Tahun 2012. Tujuan
operasional) dan ROA (Return On Asset) akan
penggunaan gadai emas hanya untuk membiayai
bermasalah,
keperluan dana jangka pendek, antara lain seperti
aktiva produktif) atau pencadangan bank juga
tambahan modal kerja jangka pendek untuk
harus lebih tebal yang artinya, laba bisa saja
golongan
kecil.
tergerus dana bantalan. Bank Indonesia ingin
Pembiayaan Qardh Beragun Emas dapat diberikan
mencegah hal-hal seperti ini dan berusaha
paling banyak sebesar Rp250.000.000,00 (dua
melindungi nasabah agar tak merasa tertipu.
ratus lima puluh juta rupiah) untuk setiap nasabah,
Setidaknya terdapat 5 (lima) resiko yang dihadapi
dengan jangka waktu pembiayaan paling lama 4
bank syariah dalam menjalankan gadai emas yaitu
(empat) bulan dan dapat diperpanjang paling
Market risk (resiko pasar), penurunan harga emas
banyak 2 (dua) kali. Financing To Value (FTV)
yang
yang merupakan perbandingan antara jumlah
investasi pemilik emas. Liquidity risk (resiko
pinjaman yang diterima oleh nasabah dengannilai
likuiditas), sulitnya menjual emas di saat harganya
emas yang diagunkan oleh nasabah kepada Bank
turun. kemudian Capital risk (resiko modal),
Syariah atau UUS, paling banyak adalah sebesar
kerugian karena penurunan harga emas dapat
80% (delapan puluh persen) dari rata-rata harga
menambah
jual emas 100 (seratus) gram dan harga beli
menurunkan Capital Adequet Ratio (CAR) atau
kembali (buyback) emas PT. ANTAM (Persero)
rasio kecukupan modal. Credit risk (resiko kredit),
Tbk.
penurunan harga emas berpotensi menunda
nasabah
usaha
mikro
dan
(Biaya
PPAP
menyebabkan
kerugian
operasional
pendapatan
(penyisihan
turunnya
bank
penghapusan
pengembalian
dan
berpotensi
Alasan-alasan Bank Indonesia melakukan
ditebusnya kembali emas oleh nasabah debitur.
perubahan pelaksanaan produk qard beragun
Reputation risk (resiko reputasi), maraknya qard Volume 2, No. 4, November 2014
- 42
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala untuk rahn emas dan berkebun emas berpotensi
Indonesia yang berdasarkan peraturan Bank Indonesia
menurunkan fungsi dan peran utama bank syariah
berdasarkan fatwa ulama melalui Dewan Syariah
dalam membiayai usaha produktif di sektor riil.
Nasional. Bank syariah haruslah tetap mengacu kepada
Saran
prinsip
melaksanankan
Kepada para nasabah agar lebih teliti dan memahami setiap investasi yang dipilih. Setiap investasi mengandung resiko dibalik keuntungan yang diharapkan. Seperti halnya investasi beragun emas ini yang pada awalnya sangatlah mudah karena difasilitasi oleh bank sebagai penalang dana dan menjanjikan keuntungan yang besar dari harga emas yang cendrung aman karena harganya yang sering naik dan jauh dari resiko. Untuk kewenangan mengenai
Bank
kegiatan
usaha
bank
dalam
bank,
untuk
menghindari resiko-resiko yang akan merugikan bank itu sendiri dan mengembalikan fungsi bank syariah dan produk qard beragun emas ini untuk membantu masyarakat dalam kebutuhan yang sangat mendesak. Sehingga prinsip bank syariah sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi soasial tetap ada, bukan sebagai lembaga keuangan syariah yang mencari keuntungan dari nasabah yang ingin berinvestasi. Sehingga dengan adanya peraturan ini
yang
memiliki
mengeluarkan
peraturan
pembatasan-pembatasan
terhadap
untuk
Indonesia
kehati-hatian
maka fungsi dari gadai emas ini kembali kepada dasarnya yaitu murni sebagai fungsi sosial untuk membantu masyarakat dalam keadaan yang mendesak.
pelaksanaan produk qard beragun emas ini maka diharapkan setelah dikeluarkan surat edaran bank
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Indonesia no 14/7/DPbS tahun 2012 maka perlu
Buku
dilakukan pengawasan yang lebih mendalam
Adiwarman A. Karim, 2010. Bank Islam Analisis
terhadap praktek qard beragun emas ini. Hal ini
Fiqih dan Keuangan. Jakarta:PT. Raja
dimaksudkan agar menghindari upaya-upaya dari
Grafindo Persada.
pihak kreditur maupun pihak debitur dalam hal
Gatot Supramono, 2009. Perbankan Dan Masalah
mencari celah untuk melakukan gadai beli emas
Kredit Suatu Tinjauan Di Bidang Yuridis.
secara berulang-ulang, dengan cara menaksir
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
ulang emas tersebut dan tetap berjalannya sistem
,Syamsul Anwar,2007. Hukum Perjanjian Syariah
perpanjangan melebihi ketentuan yang telah
Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih
berlaku. Serta memberikan sanksi yang tegas
Muamalat. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
kepada pihak bank yang tidak melaksanakan ketentuan yang telah dikeluarkan.
Veithzal
Rifai,
2007.
Islamic
Management.Jakarta:PT.
Financial
RajaGrafindo
Persada, Jakarta Untuk pihak bank sendiri diharapkan dalam melaksanakan produk qard beragun emas ini sesuai ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bank 43 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94
Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867) Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbS Tahun2012 Tentang Qard Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Fatwa Dewan Syariah no.9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah Fatwa
Fatwa
Dewan Syariah Nomor MUI/III/2002 tentang Rahn
25/DSN-
Dewan Syariah Nomor 26/DSNMUI/III/2002 tentang Rahn Emas.
Fatwa Dewan Syariah 79/DSN-MUI/III/2011 Tentang Qardh Dengan Menggunakan Dana Nasabah
Volume 2, No. 4, November 2014
- 44