PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Ira Triyani NIM.11105244039
PROGAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2015
i
ii
iii
iv
MOTTO
Kabeh mau bisa kasembadan saka usahane dhewe, Aja rumangsa bisa nanging bisaa rumangsa.
--------------------------- o O o------------------------
v
PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Bapak Ngatiman dan Ibu Suratmi yang dengan segenap hati dan jiwa mendoakan, mendukung dan memberikan motivasi. Terimakasih atas segala yang bapak dan ibu berikan. 2. Mas Ninja, Dek Zada, Mbak Santi, Mas Agus dan Mbak Khansa Iwul yang telah memberikan segala dukungan motivasi dan fasilitas yang dibutuhkan selama ini. 3. Mas Tutut yang telah memberiku semangat, dan senantiasa menemaniku selama ini dalam keadaan susah maupun senang, selalu ada untukku. 4. Sahabat (Anty, Andhini, Lilis, dan teman-teman TP B angkatan 2011) yang selalu memberi dukungannya. 5. Almamaterku, Agama, Nusa dan Bangsaku
vi
PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA Oleh: Ira Triyani NIM 11105244039 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek dari penelitian ini yaitu pengelola, tim produksi, radio mitra Radio Edukasi dan masyarakat pendengar. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta dikembangkan dengan dasar desain sistem pembelajaran. Hal tersebut juga telah sesuai dengan standar umum perencanaan program radio yang terdiri dari perencanaan produksi, penjadwalan acara, pengadaan materi, pengadaan sarana dan prasarana. Produksi program yang dilaksanakan dalam program Telusur Sejarah terdiri dari dua macam yaitu berupa naskah program dan rekaman program. Sementara pelaksanaan eksekusi program Telusur Sejarah masih belum optimal. Hal ini dikarenakan jadwal penyiaran antara program Telusur Sejarah live belum sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan menggantikan bahan siar Telusur Sejarah live dengan yang record. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Telusur Sejarah record dan live ada pada penulisan naskah program untuk dibacakan terkadang masih ada kesalahan ejaan. Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program Telusur sejarah baik record maupun live dilakukan setiap hari dengan pantauan streaming dan rapat evaluasi yang dilaksanakan secara berkala. Kata kunci: Program Radio, Telusur Sejarah, Perencanaan Program,Produksi Program, Eksekusi Program, Pengawasan dan evaluasi Program
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepadaTuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi. Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta.” Penulisan Tugas Akhir Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mencari ilmu dan menyelesaikan studi di FIP Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogayakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan untuk saya. 4. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi. 5. Bapak Estu Miyarso, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya dalam penyususnan Tugas Akhir Skripsi ini, 6. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan pegawai Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada saya selama di bangku perkuliahan. 7. Bapak Aristo Rahardi, M.Pda selaku Kepala BPMRP, Bapak/ Ibu staff dan karyawan BPMRP, serta kru Radio Edukasi yang telah berkenan membantu memberikan informasi ketika melaksanakan penelitian. 8. Kedua orang tua tercinta Bapak Ngatiman dan Ibu Suratmi, kakak dan adik tercinta (Murni Ninja H, Agus Dwi S, Puji Susanti dan Zada Sanjaya)
viii
yang telah memberikan do’a, semangat dan kasih sayang yang tak terhingga demi tercapainya tujuan dan cita-cita. 9. Sahabat dan orang terkasih (Kurnia Febryana, Andhini Octa,Lilis Tri Karyani, dan Tutut Basuki) yang telah memberi semangat dan dukungan. 10. Teman-teman seperjuangan jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan angkatan 2011, yang telah sama-sama berjuang selama perkuliahan di FIP UNY. 11. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Yogyakarta, November 2015 Penulis,
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... .i PERSETUJUAN ............................................................................................... ii PENRNYATAAN ............................................................................................... iii PENGESAHAN ................................................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................. v PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6 C. Fokus Masalah ........................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 11 A. Tinjauan tentang Siaran Radio ................................................................ 11 1. Pengertian Radio ............................................................................... 11 2. Macam-macam Radio ....................................................................... 12 3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan...................................... 13 4. Kelebihan dan Kelemahan Radio...................................................... 16 B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Radio ........................................ 18 1. Pengertian Program Siaran Radio ..................................................... 18 2. Jenis Program Siaran Radio .............................................................. 19
x
3. Format Program Feature ................................................................... 20 4. Penulisan Naskah Program Siaran Radio.......................................... 22 5. Pengelolaan Program Siaran Radio .................................................. 27 a. Perencanaan Program .................................................................. 29 b. Produksi Program ........................................................................ 33 c. Eksekusi Program ....................................................................... 38 d. Pengawasan dan Evaluasi Program............................................. 40 C. Tinjauan tentang Sejarah ......................................................................... 43 a. Pengertian Sejarah ............................................................................ 43 b. Tujuan Pengajaran Sejarah ................................................................ 44 c. Kegunaan Sejarah ............................................................................. 46 D. Hubungan Pelaksanaan Program siaran Radio dalam teknologi Pendidikan ................................................................................................................. 47 1. Desain ............................................................................................... 48 2. Pengembangan .................................................................................. 50 3. Pemanfaatan ...................................................................................... 51 4. Pengelolaan ....................................................................................... 52 5. Evaluasi ............................................................................................. 54 E. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 54 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 56 A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 56 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 57 C. Sumber Data ............................................................................................ 57 D. Penentuan Informan Penelitian ............................................................... 58 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 58 F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 60 G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 61 H. Keabsahan Data....................................................................................... 62
xi
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 64 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 64 1. Struktur Organisasi Radio Edukasi ................................................... 64 2. Visi dan Misi Radio Edukasi ............................................................. 66 3. Konten Siar Radio Edukasi ............................................................... 66 4. Pendengar Radio Edukasi ................................................................. 68 5. Kemitraan Radio Edukasi ................................................................. 69 6. Peran Radio Edukasi sebagai Salah Satu Sumber Belajar ................ 70 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta .............................................................................................. 71 1. Perencanaan Program ........................................................................ 76 2. Produksi Program .............................................................................. 82 3. Eksekusi Program ............................................................................. 86 4. Pengawasan dan Evaluasi Program................................................... 90 C. Pembahasan ............................................................................................. 93 D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 109 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 110 A. Kesimpulan ............................................................................................. 110 B. Saran ....................................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tahapan Produksi Pembuatan Program Feature .................................... 21 Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran ............................. 39
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Kepanitiaan Radio Edukasi Yogyakarta……………....
65
Gambar 2. Komputer dan Mixer yang digunakan saat proses penyiaran…... 81 Gambar 3. Ruang control studio rekaman yang digunakan untuk produksi 82 program…………………………………………………………. Gambar 4. Rencana Siar program Telusur Sejarah…………………………
xiv
87
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitan..................................................114
Lampiran 2.
Instrumen Penelitian…………................................................115
Lampiran 3.
Catatan Lapangan Wawancara.................................................116
Lampiran 4.
Catatan Lapangan Observasi…................................................161
Lampiran 5.
Dokumentasi…………............................................................166
Lampiran 6.
Deskripsi Program Telusur Sejarah .......................................... 168
Lampiran 7.
Naskah Telusur Sejarah live….................................................170
Lampiran 8.
Naskah Telusur Sejarah recorded............................................184
Lampiran 9.
Recana Siar Telusur Sejar………………………....................194
Lampiran 10. Data Pendengar Radio Edukasi …………..............................196 Lampiran 11. Daftar Radio Mitra……………………………………………246 Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian.................................................................252
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran terus mengalami perkembangan yang semakin pesat. Perkembangan TIK yang semakin pesat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menjadikan TIK sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari. Peningkatan kualitas hidup juga menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya khususnya dalam dunia pendidikan. Persoalan dalam dunia pendidikan merupakan persoalan yang tidak pernah usai, baik yang menyangkut kualitas, pemerataan, akses, ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber-sumber belajar. Dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari untuk memanfaatkan TIK sering dijumpai teknologi audio/radio, video, audio/video, multimedia, dan internet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu bentuk dari perkembangan TIK yang memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan yaitu media siaran radio. Radio merupakan sarana komunikasi massa yang banyak manfaatnya. Disamping bermanfaat sebagai media hiburan, informasi, dan kontrol sosial, radio juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar masyarakat. Namun,
1
keberadaan program siaran pendidikan di radio masih sangat terbatas karena sangat kecil prosentasenya dibanding dengan program siar lainnya. Penyelenggara radio yang ada di Indonesia kini semakin beragam dan terus meningkat dengan segmentasi dan tata kelola yang bervariasi untuk mencapai hasil yang optimal guna kepuasan khalayak pendengar. Oleh karena itu, industri media siaran radio selayaknya dikelola dengan konsep yang memadai khususnya bagi siaran-siaran pendidikan yang mampu menjadi sumber belajar masyarakat dari segala segmen. Di tengah ketatnya persaingan industri media siaran radio, peran pemerintah melalui Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan (BPMRP) yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengkajian dan pengembangan model pembelajaran khususnya media audio/radio pendidikan telah berupaya mengembangkan suatu model pembelajaran melalui radio siaran pendidikan yang bernama Radio Edukasi (RE). RE merupakan radio pendidikan yang menyiarkan program-program pendidikan dengan ruang lingkup pembelajaran formal, nonformal dan informal serta kebijakan untuk masyarakat pendidikan maupun masyarakat pemerhati pendidikan dengan pola sajian yang cerdas, santun dan menghibur. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, sebelum didirikannya RE, pengelola RE sendiri telah mengadakan survey pada masyarakat akan kebutuhan program. Jadi program yang ada di RE telah disesuaikan dengan usulan masyarakat khususnya program siaran pendidikan. Namun, kecenderungan masyarakat yang belum bisa diubah yaitu masih maraknya masyarakat yang lebih
2
memilih mendengarkan siaran program hiburan daripada siaran program pendidikan. Dari hasil wawancara pada observasi awal, RE memiliki keterbatasan jangkauan sehingga RE belum bisa dinikmati masyarakat secara menyeluruh. Akan tetapi hal ini tidak menjadikan RE tidak berkembang di masyarakat. Mengingat keterbatasan jangkauan RE 10 km, maka RE menjalin kemitraan dengan 52 radio publik dan swasta di Indonesia untuk menyiarkan program pendidikan, bahkan mulai 2009 melalui streaming. RE memiliki banyak pendengar yang dibuktikan dengan data partisipasi masyarakat yang ikut interaktif dalam program live RE seperti program acara bimbel, RE medika, edu publik, dan acara intermezo. Bahkan melalui streaming, RE telah didengarkan sampai Jepang, Cina dan Malaysia. RE dapat dengan mudah diakses masyarakat kapan saja dan dimana saja melalui www.radioedukasi.kemdikbud.go.id dan 1251 AM. Di beberapa daerah di Indonesia, semua program-program RE banyak diminati oleh 52 radio seperti di Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Mimika Papua, Riau dan Kalimantan. Radio mitra tersebut dapat menjembatani keterbatasan RE dalam menyampaikan program siaran pendidikan sebagai salah satu sumber belajar masyarakat. Salah satu program yang mengantarkan RE menjadi radio dengan bahan siar yang banyak diminati oleh radio mitra yaitu pada siaran program Telusur Sejarah. Program Telusur Sejarah di RE adalah program yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat karena memberikan
3
informasi atau materi pembelajaran sejarah
yang dapat meningkatkan
pengetahuan, inspirasi, motivasi untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya, meningkatkan kebanggaan terhadap hasil perjuangan pahlawan bangsa dan meningkatkan rasa cinta tanah air. Semula program Telusur Sejarah bernama Telusur Jogja, namun karena dirasa topik pembahasannya kurang meluas yang hanya mencakup wilayah Jogja saja, maka Telusur Jogja pada tahun 2012 berganti nama menjadi Telusur Sejarah. Perkembangan program Telusur Sejarah yang menjadi salah satu sumber belajar bagi masyarakat melalui siaran radio pendidikan di RE semakin lama semakin banyak diminati khalayak pendengar. Dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap tahunnya, pengelola RE di bawah naungan Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan mengadakan pertemuan dengan radio mitra yang ada di seluruh Indonesia. Hasil yang diperoleh dari pertemuan tersebut adalah membahas kerja sama dalam penyiaran dan evaluasi program yang telah disiarkan salah satunya adalah pada siaran program pendidikan yaitu program telusur sejarah. Banyak masukan serta saran maupun permintaan untuk kemajuan program Telusur Sejarah. Radio mitra RE menghendaki pembaharuan kembali program Telusur Sejarah untuk lebih diperluas kembali topik pembahasannya sehingga dapat mencakup pembahasan di seluruh wilayah Indonesia mengingat pada tahun 2010-2012 hanya di sekitar Jogja dan pada tahun 2012-2014 siaran program Telusur Sejarah hanya berada di sekitar Jogja dan Jawa Tengah. Pada tahun 2015 program ini dikembangkan dan
4
kembali diproduksi dengan cakupan topik pembahasan yang lebih luas mengenai wilayah yang berada di seluruh Indonesia. Menurut koordinator RE, program Telusur Sejarah ini merupakan salah satu program unggulan yang sering disiarkan di beberapa radio mitra. Program Telusur Sejarah merupakan program yang disiarkan melalui recording dan mengalami perubahan produksi secara live pada tahun 2015. Program ini memiliki kemenarikan isi, dan kemasan yang disajikan kepada pendengar dalam bentuk feature, yaitu suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas (Ade Kusnandar dalam Innayah (2012)). Program Telusur Sejarah disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada pukul 15.00-15.30 WIB. Berpijak dari pernyataan di atas, program Telusur Sejarah sangat menarik untuk dilakukan penelitian karena program ini memiliki nilai lebih yaitu dapat meningkatkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa. Dalam program Telusur Sejarah seorang reporter harus memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu obyek dengan berbagai sudut pandang yang berbeda namun saling berkesinambungan dalam pencarian sumber refrensi dan peliputan obyek yang dikaji. Selain itu penyajian program telusur sejarah yang berupa feature mengharuskan reporter menyertakan data-data faktual yang sesuai dengan
5
keadaan sebenarnya sesuai dengan topik yang dibahas sehingga tidak bisa direkayasa. Data-data faktual tersebut disertakan dengan pernyataan dari narasumber terpercaya melalui wawancara langsung maupun datang langsung ke lokasi peliputan objek yang dikaji. Keterbatasan waktu dan jarak jangkauan tersebut menjadikan salah satu tantangan tersendiri bagi seorang reporter dalam mengumpulkan data untuk kebutuhan pembuatan program Telusur Sejarah yang disajikan dalam bentuk feature. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang cukup menarik perhatian peneliti, maka perlu diadakan penelitian agar dapat memperoleh kejelasan informasi dan pemahaman yang terkandung dalam pelaksanaan program telusur sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program di Radio Edukasi Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kurang luasnya jangkauan Radio Edukasi yang ada pada saluran AM dengan jarak 10 km. 2. Kecenderungan masyarakat yang belum bisa diubah yaitu masyarakat yang lebih memilih mendengarkan siaran program hiburan daripada siaran program pendidikan.
6
3. Pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi belum meluas topik pembahasannya. 4. Keterbatasan waktu dan jarak jangkauan tempat liputan yang harus ditempuh dalam pengumpulan bahan program telusur sejarah sebagai salah satu sumber belajar masyarakat. 5. Penyajian program Telusur Sejarah yang berupa feature mengharuskan reporter harus menyertakan data-data faktual yang sesuai dengan keadaan sebenarnya sesuai dengan topik yang dibahas sehingga tidak bisa direkayasa. C. Fokus Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini perlu pendeskripsian yang terfokus pada pelaksanaan program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi Yogyakarta meliputi perencanaan program telusur sejarah, produksi program telusur sejarah, penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah, pengawasan dan evaluasi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kegiatan perencanaan siaran program Telusur Sejarah yang meliputi kegiatan penentuan tujuan sampai dengan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut? 2. Bagaimana kegiatan produksi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi?
7
3. Bagaimana kegiatan penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi? 4. Bagaimana kegiatan pengawasan dan evaluasi dalam rangka mengetahui apa yang telah dicapai melalui siaran program Telusur Sejarah di Radio Edukasi? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang diambil yaitu: 1. Untuk mendeskripsikan kegiatan perencanaan siaran program Telusur Sejarah yang meliputi kegiatan penentuan tujuan sampai dengan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Untuk mendeskripsikan kegiatan produksi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi. 3. Untuk mendeskripsikan kegiatan penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi. 4. Untuk mendeskripsikan kegiatan pengawasan dan evaluasi dalam rangka mengetahui apa yang telah dicapai melalui siaran program Telusur Sejarah di Radio Edukasi.
8
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis Secara umum manfaat penelitian ini memberikan sumbangan pada dunia pendidikan pada khususnya dalam memberikan pengajaran pelaksanaan sebuah program siaran pendidikan di radio yang bertema Telusur Sejarah. 2. Manfaat praktis a. Bagi Program Studi Teknologi Pendidikan 1) Bentuk kontribusi pemikiran pengelolaan sumber belajar yang terangkum dalam sebuah media penyiaran radio pendidikan. 2) Memperkaya khasanah pengetahuan tentang pelaksanaan program Telusur Sejarah. 3) Dapat digunakan untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan. 4) Dapat dijadikan refrensi dalam mengembangkan media pendidikan khususnya media audio/radio pendidikan. b. Bagi Pengelola Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi 1) Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan sebuah program siaran pendidikan. 2) Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dalam pelaksanaan program siaran agar lebih berkualitas dan sesuai dengan khalayak pendengar.
9
c. Bagi Masyarakat 1) Dapat memberikan khasanah pengetahuan bagi masyarakat terhadap proses pelaksanaan sebuah program siaran radio. 2) Dapat menambah daya tarik masyarakat tentang program radio yang dapat digunakan sebagai media belajar masyarakat.
10
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Siaran Radio 1. Pengertian Radio Secara umum, radio dapat diartikan sebagai alat komunikasi massa yang berfungsi sebagai media informasi, hiburan, pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari radio digunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan penyampai informasi. Menurut Masduki (2006: 9), radio merupakan media auditif tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana yang berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dalam Judhariksawan (2010:17), radio adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Menurut Hasan (2012:120), radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat dan melintas lewat udara karena tidak memerlukan medium pengangkut.
11
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa radio adalah alat yang dapat menyampaikan informasi yang auditif sekaligus media ekspresi, komunikasi,
informasi,
pendidikan
dan
hiburan
melalui
gelombang
elektromagnetik yang bekerja atas dasar prinsip getaran udara, bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. 2. Macam-macam Radio Menurut Djamal (2011: 57-58), radio dapat digolongkan menurut sumber pendanaan dan format siaran. Adapun radio yang digolongkan menurut sumber pendanaan yaitu: a. Radio Publik Radio publik merupakan radio yang mendapatkan seluruh atau sebagian pendanaan operasionalnya dari pemerintah. Biasanya radio ini menyiarkan hal-hal terkait kemajuan pembangunan kebijaksanaan pemerintah. b. Radio Swasta Radio swasta merupakan radio yang memperoleh pendanaan operasional secara swadaya melalui potensi siaran iklan, mempunyai wilayah siaran secara lokal dan berjaringan. c. Radio Komunitas Radio yang mendapat anggaran operasionalnya dari swadaya melalui pengumpulan donasi komunitasnya dan pihak-pihak yang bersimpati.
12
Sedangkan radio yang digolongkan menurut format siaran atau jenis program yang disajikan setiap harinya, radio dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Radio Berita Radio berita merupakan radio yang mempunyai format siaran berita dengan beberapa aspeknya seperti, wawancara eksklusif, laporan investigasi, breaking news, headline news dan ulasan mengenai ekonomi dan politik. b. Radio Hiburan Radio hiburan adalah radio yang menyiarkan segala bentuk hiburan seperti pagelaran musik, kuis dan sebagainya. c. Radio Pendidikan Radio pendidikan adalah radio yang mempunyai program tetap seputar pendidikan contohnya olah raga, tata boga, tata busana dan jenis program lainnya dengan topik kebudayaan, kewilayahan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari penjelasan di atas, jenis radio yang dibahas dalam topik penelitian ini, menurut pendanaannya termasuk dalam radio publik yang sebagian dana operasionalnya berasal dari pemerintah yang bertujuan untuk kemajuan pembangunan terutama dalam bidang kemajuan pembangunan pemerataan pendidikan. Sedangkan menurut format siaran atau jenis siaran
13
termasuk dalam kategori radio pendidikan karena seluruh konten siaran berisi tentang program tetap seputar pendidikan. 3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan Peranan siaran radio dalam dunia pendidikan diyakini sebagai salah satu sumber belajar yang ekonomis, praktis, mudah, dan fleksibel. Menurut Masduki (2001), radio pendidikan merupakan media radio yang dapat difungsikan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan, sesuai dengan peran ideal radio sebagai media publik yaitu penyampai informasi, pendidikan dan hiburan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa radio pendidikan dalam dunia pendidikan merupakan media siar yang dapat dijadikan media belajar yang menyajikan sumber informasi pembelajaran bagi masyarakat pendengar dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang ekonomis, praktis, mudah, dan fleksibel.
14
Substansi yang ada dalam radio pendidikan sendiri tidak lepas dengan tujuan sistem pendidikan nasional. Program acara yang disiarkan dalam radio pendidikan berisi mengenai program-program pendidikan yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya. Program acara pendidikan yang disiarkan dalam radio pendidikan merupakan prioritas utama dan mempunyai porsi yang lebih banyak dibandingkan program acara lainnya. Menurut Nasution (2005: 106-107) ada beberapa alasan menggunakan siaran radio dalam dunia pendidikan yaitu : a. Siaran dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai dunia langsung b. Siaran merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk mudah dipahami, disamping buku, film, gambar dan lain-lain. c. Siaran menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan membangkitkan ide-ide baru. d. Siaran dapat memberi informasi yang tidak dapat segera diberikan guru. e. Cara penyajian oleh siaran sangat sangat hidup, menarik dan mengundang keterlibatan anak dalam peristiwa yang diperlihatkan. f. Siaran dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti musik, bentuk-bentuk kebudayaan, kesenian dan sebagainya. g. Siaran dapat mengembangkan kesanggupan dan ketrampilan atau teknik untuk melihat atau mendengarkan. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kehadiran radio dalam dunia pendidikan terutama radio pendidikan yang menyiarkan banyak program pendidikan memberikan banyak manfaat dan memberikan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat untuk keperluan pendidikan yang disajikan dengan menarik, interaktif, informatif dan menghibur.
15
Dalam dunia penyiaran radio berfungsi sebagai media komunikasi massa yang banyak digunakan bagi masyarakat dalam segala kebutuhan. Dalam dunia pendidikan sendiri radio mempunyai fungsi yang tak kalah penting sebagai sumber belajar masyarakat. Secara umum fungsi radio pendidikan menurut Darmanto dalam Innayah (2014) antara lain : a.
Meningkatkan kesadaran nasional
b.
Melengkapi pembelajaran disekolah
c.
Menyelenggarakan pendidikan dengan materi mencakup skala nasional
d.
Menambah materi pembelajaran dan bahan bacaan
e.
Menyediakan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil
f.
Membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi.
4. Kelebihan dan Kelemahan Radio Radio sebagai media penyiaran sekaligus sebagai media komunikasi mempunyai banyak kelebihan. Menurut Arief S. Sadiman (2008: 50-52), adapun kelebihan radio sebagai media penyiaran sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h.
Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dibandingkan dengan televisi. Mudah dipindahkan (mobile) Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio dapat mengatasi problem jadwal. Program radio dapat diputar dan direkam lagi sesuka pemakai. Program radio dapat mengembangkan daya imajinasi Media radio dapat merangsang partisipasi aktif pendengar (pembelajar). Radio dapat memusatkan perhatian pembelajar pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. Siaran lewat suara terbukti amat tepat atau cocok untuk mengajarkan
16
musik, bahasa, dan al-Quran. i. Radio dapat mengajarkan hal-hal tertentu secara lebih baik jika dibandingkan dengan yang dikerjakan oleh pengajar antara lain : - Radio dapat menampilkan “pengajar yang ahli” dalam bidang studi tertentu sehingga dapat mengatasi maslah kekurangan pengajar yang layak untuk mengajar. - Pelajaran yang disajikan lewat program radio lebih bermutu, baik dari segi ilmiah maupun metodis. - Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot) maka pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan yang sudah siap dipakai. - Siaran-siaran yang aktual dapat menciptakan suasana kesegaran (immediacy) pada sebagian besar topik. j. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh pengajar. Dengan program-program radio, dapat menyajikan pengalamanpengalaman dunia luar ke kelas. k. Dengan program radio, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya jangkauannya cukup luas. Dari berbagai kelebihan radio yang diuraikan diatas, dapat dikatakan bahwa radio dapat menjadi salah satu bentuk teknologi informasi yang digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Selain memiliki kelebihan yang bermanfaat sebagai media komunikasi terutama sebagai media atau sumber belajar, radio juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu : a. Program siaran lebih banyak hiburan yang dapat menarik minat pendengar dari pada porsi siaran pendidikan yang disiarkan. b. Komusikasinya hanya satu arah. c. Kurang dapat membahas topik siaran pendidikan secara mendalam karena dibatasi oleh jam siaran suatu program. d. Proses integrasi siaran radio ke dalam kegiatan proses pembelajaran di
17
kelas seringkali menyulitkan (Arief S. Sadiman, 2008: 52). B. Tinjauan tentang Pelaksaanaan Program Siaran Radio 1. Pengertian Program Siaran Radio Program merupakan suatu benda abstrak yang mempunyai fungsi sebagai pemuas batiniah sehingga yang dirasakan oleh khalayak dapat diekspresikan sebagai penilaian objektif yaitu bagus atau kurang bagus (Djamal,
2011:159).
Siaran
berasal
dari
kata
siar
yang
berarti
menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran sebagai output stasiun penyiaran merupakan perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat atau antara perangkat keras dan lunak. Dengan demikian program siaran dapat diartikan sebagai suatu informasi yang disampaikan dan disebarluaskan melalui pemancar yang termuat dalam sebuah program. Stasiun radio harus memiliki studio dan sarana serta pemancar dalam melaksanakan siaran. Pelaksanaan program siaran sendiri harus direncanakan baik jadwal siaran maupun produksi programnya. Mengingat program siaran memberi dampak yang sangat luas bagi masyarakat baik dampak negatif maupun dampak positif maka dibuatlah format program dan susunan pola acara sebagai bahan acuan dalam pembuatan program siaran. Selain itu, pelaksanaan sebuah program siaran juga membutuhkan manajerial yang mulai dipersiapkan dari proses perencanaan (programming), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
18
(actuating) dan pengendalian proses produksi (controlling) (Djamal, 2011:94). 2. Jenis Program Siaran Radio Program siar radio dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau satu segmen dari isi siaran radio. Pada dasarnya sebuah program siar radio dapat dikelompokkan menjadi program informasi dan berita, program hiburan dan program pendidikan, namun dari ketiga program tersebut dapat terperinci lagi menjadi 2 jenis program yaitu program karaya artistik dan program karya jurnalistik. a. Program Karya Artistik Program karya artistik yaitu program yang proses produksinya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan. Jenis program karya artistik yaitu drama, musik, lawak, kuis, informasi sejarah, informasi kebudayaan. b. Program Karya Jurnalistik Program karya jurnalistik yaitu program yang proses produksinya mengutamakan kecepatan dan kebenaran yang bersumber dari peristiwa dan pendapat dari masalah yang sedang hangat dibahas. Jenis program karya jurnalistik yaitu berita aktual (siaran berita), berita non aktual (feature, majalah udara), dialog dan monolog. Dari kedua jenis program yang diuraikan diatas, dalam hal ini penelitian yang dilakukan menguraikan pelaksanaan jenis program artistik
19
karena program yang dibahas mengulas dan menyoroti mengenai sumber informasi sejarah dan kebudayaan yang produksinya mengutamakan keindahan kesempurnaan sesuai perencanaan. 3. Format Program Feature Menurut Ade Kusnandar dalam Innayah (2012), feature yaitu suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas. Menurut Masduki (2004:72), feature adalah program informasi yang membahas satu topik persoalan melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai dan mengkritik yang disajikan dalam berbagai format. Feature dapat dikatakan sebagai gabungan komponen dokumentasi peristiwa, opini pikah terkait, ekspresi manusiawi yang penuh imajinasi dalam penyajiannya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa feature adalah suatu program informasi yang membahas suatu pokok bahasan, tema dan topik tertentu melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi baik dari dokumentasi peristiwa, opini, yang disajikan dengan bebagai format, tergantung pada materi yang sedang dibahas.
20
a. Ciri-ciri feature menurut Pusat Pendidikan Multimedia (MMTC) Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1) Proses jalannya cerita cenderung vertical dan mendalam 2) Mengungkapkan gambaran secara bergradasi dan kronologis 3) Drama dalam suatu topik kehidupan nyata, satu kehidupan dalam satu episode, dan jalan ceritanya relative dapat diramalkan. b. Durasi feature terbagi atas tiga kelas yaitu sebagi berikut: 1) 3 – 10 menit (mini feature) 2) 30 – 60 menit 3) Lebih dari 30 – 60 menit (long feature) c. Tahapan produksi dalam pembuatan program yang mempunyai format feature dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tahapan produksi pembuatan program feature Proses Kegiatan Pelaksana Riset 1 Menentukan topik Produser – reporter Riset 2 Mengatur format dan mencari Produser-reporter bahan pengisi data Produksi 1 Editting temuan data di lapangan Produser-script writer dan penulisan naskah Produksi 2 Rekaman suara dan mixing Narator-operator Sumber: Radio Unisi FM Yogyakarta (Masduki,2001) Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat bahwa pembuatan program yang memiliki format feature terdiri dari 4 proses yang pertama yaitu penentuan topik. Penentuan topik ini dilaksanakan oleh produser dan reporter. Jadi reporter setor topik pada produser untuk mendapatkan persetujuan mengenai
21
materi atau topik yang nantinya akan dibuat. Proses yang kedua yaitu mengatur format dan mencari bahan , ini berarti tugas dari reporter adalah mencari sumber-sumber data dari berbagai tempat maupun kajian pustaka dan literature lainna sesuai dengan materi yang diangkat. Ketiga yaitu proses editing yang berarti memilah – milah bahan yang sudah didapat untuk dituangkan ke dalam bentuk naskah sehingga materi yang disampaikan benarbenar informatif dan tidak bertele-tele. Keempat yaitu proses rekaman, berarti setelah naskah dibuat dan telah mendapat persetujuan dari produser atau pengkaji maka dilakukan rekaman dan menambahkan hasil rekaman dengan lagu atau audio pendukung. 4. Penulisan Naskah Program Siaran Radio a. Bentuk – bentuk naskah program siaran radio Setiap program siaran radio pastilah mempunyai persiapan yang harus dilalui sebelum program tersebut disiarkan, salah satunya yaitu dalam kepenulisan naskah program. Sebelum peneliti menguraikan lebih lanjut hal – hal yang terkait kepenulisan naskah program siaran radio, perlu diketahui bahwa ada beberapa bentuk naskah program siaran radio. Menurut Darmanto (1998:11) bentuk – bentuk naskah program siaran radio yaitu: 1) Sinopsis Sinopsis adalah bentuk naskah berupa ringkasan dari seluruh materi yang disajikan. Biasanya sinopsis digunakan untuk acara
22
berdurasi 30-60 menit. Dalam pembuatan sinopsis tidak diperlukan informasi mengenai petunjuk teknis produksi, dan bukan merupakan urut-urtan penyajian materi acara. 2) Treatment Treatment adalah bentuk naskah yang telah memuat informasi mengenai teknik produksinya, jumlah pendukung acara yang diperlukan, pesan, dan merupakan garis besar urut-urutan materi penyajian secara keseluruhan. 3) Full Script Full script adalah bentuk naskah yang berisi seluruh pemikiran dan informasi yang disajikan melalui bahasa radio(kata, musik, dan sound effect) sekaligus lengkap mengenai teknis produksinya. b. Prinsip dasar penulisan naskah program radio Dalam menulis naskah suatu program radio harus berpedoman pada prinsip dasar penulisan naskah. Menurut Darmanto(1998:16-19) sebuah naskah yang baik harus memperhatikan prinsip atau hal yang mendasari dalam menulis naskah siaran radio yaitu: 1) Aspek seni Aspek seni dalam penyusunan naskah program radio sangatlah penting, maka seorang penulis naskah perlu memperhitungkan komposisi kata, musik dan sound effect. Komposisi ketiga unsur
23
tersebut harus direncanakan sebaik mungkin agar tidak terjadi sajian yang membosankan. 2) Aspek bahasa Sesuai dengan karakteristik radio yang bersifat auditif, pemakaian bahasa dalam artian yang verbal sangat penting, karena seluruh bahasa yang akan disampaikan pendengar disampaikan melalui bahasa audio sehingga bahasa yang digunakan sebaiknya ringkas, sederhana, mudah diucapkan, mudah diingat dan mudah dipahami. 3) Aspek teknik teknologis Setiap penulis naskah harus mengetahui apakah naskah yang ditulis untuk siaran program live atau record dan apakah program tersebut dilakukan diluar atau di dalam studio. Untuk pelaksanaan produksi yang bersifat record harus mengetahui secara pasti apakah materi yang akan diproduksi ada yang tersedia dalam bentuk rekaman audio atau seluruhnya baru akan diproduksi di dalam studio. Jika peralatan yang digunakan terbatas maka penyusunan naskah harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. c. Proses penulisan naskah program siaran radio Secara garis besar langkah-langkah dalam proses penulisan naskah terdiri dari 4 hal yang saling berkaitan. Menurut Darmanto (1998:34-42) langkah–langkah dalam proses penulisan naskah yaitu: 1) Tahap perencanaan
24
Tahap perencanaan dalam penulisan naskah yaitu: a) Menentukan tema /topik materi yang akan dibahas. Jika tema telah ditentukan maka langkah selanjutnya yaitu menentukan topik yang akan diangkat. Jika penjabaran tema dari sejumlah topik tidak relevan dengan program siaran maka perlu mncari topik lain. Penentuan topik mempengaruhi jenis format yang akan digarap. b) Melakukan riset pendahuluan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mencari latar belakang informasi mengenai permasalahan yang akan ditulis. c) Merumuskan masalah Agar penulisan lebih terarah, maka diperlukan rumusan permasalahannya. Banyak sedikitnya hal-hal yang akan ditanyakan
disesuaikan
dengan
durasi
acara
yang
bersangkutan. d) Menentukan tujuan program Setiap program siaran harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Meskipun setiap jenis program sudah dengan sendirinya memuat segi tujuan yang harus dicapai, namun setiap program siaran harus memiliki tujuan yang jelas. e) Menentukan format acara
25
Adakalanya format sudah ditentukan terlebih dahulu oleh produser.
Namun,
jika
order
yang
diterima
belum
menyebutkan jenis format, penulis dapat menentukan sendiri berdasarkan sifat permasalahan serta tujuan program yang hendak dicapai. 2) Tahap pra penulisan a) Pengumpulan materi Pada tahap ini pengumpulan materi merupakan tahap yang paling penting karena penulis harus mengetahui tempat-tempat yang diyakini menjadi sumber informasi berkaitan dengan tema/ topik yang akan ditulis. Jenis acara dan format penyajian juga akan mempengaruhi proses pengumpulan materi. b) Menyeleksi materi Menyeleksi materi diperlukan untuk memperhitungkan tingkat kesulitan teknis produksi dan durasi yang tersedia. Pembatasan
durasi
siaran
seringkali
berakibat
tidak
tersiarkannya seluruh materi yang telah dipilih. c) Merencanakan pesan Pada dasarnya pesan adalah suatu nilai yang dibuat oleh pembuat program dimaksudkan untuk diterima, dimengerti dan dipahami serta mempengaruhi perilaku pendengar. Pesan merupakan inti dari seluruh penyelenggaraan produksi program
26
siaran. Pusat dari seluruh program terletak pada pesan yang hendak disampaikan. 3) Pelaksanaan penulisan Pada dasarnya penulisan naskah program radio ada 3 tahap yaitu membuat sinopsis, treatment dan full script. Namun seiring dengan kondisi yang ada dan waktu siaran yang sifatnya terus menerus penulis naskah program siaran langsung masuk ke tahap full script. 4) Evaluasi dan penulisan kembali Naskah yang sudah jadi dibaca ulang dan dievaluasi. Jika berdasarkan hasil evaluasi naskah harus diperbaiki, maka perlu diadakan penulisan kembali. Namun kalau hasil evaluasi naskahnya sudah baik, tidak perlu diadakan penulisan naskah kembali. 5.
Pengelolaan Program Siaran Radio Menurut Masduki (2004: 20-21) strategi dalam kebijakan pengelolaan siaran radio terdiri dari 3 hal yang saling berkaitan diantaranya yaitu : a. Segmenting, yaitu proses membagi-bagi atau mengelompokkan pendengar dalam kotak-kota psikografis-sosiografis yang lebih homogen (Rhenald Kasali,2000) b. Targeting, yaitu proses memilih dan menyeleksi serta menjangkau potensi pendengar melalui program siaran yang tepat. c. Positioning, yaitu strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi komunikasi pembentukan citra produk siaran dibenak pikiran pendengar.
27
Pendengar merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah siaran program radio. Tanpa adanya pendengar, siaran program radio tidak akan berguna. Kadangkala radio tidak berkorelasi dengan banyak sedikit atau aktif pasifnya pendengar, oleh karena itu memahami tipologi pendengar sangatlah penting bagi pengelola siaran (Masduki, 2004: 18). Pentingnya dalam memahami tipologi pendengar erat dalam menentukan perencanaan sebuah program acara, sehingga ini dapat menentukan sukses tidaknya radio tersebut. Menurut Masduki (2004) ada 4 macam tipologi pendengar yaitu : a. Pendengar spontan Pendengar spontan adalah pendengar yang secara keberulan mendengarkan
radio.
Mereka
tidak
ada
rencana
sebelumnya
mendengarkan sebuah acara tertentu bahkan perhatian pendengar dapat beralih dengan mudah dengan aktivitas lain yang sedang dilakukan. b. Pendengar pasif Pendengar pasif adalah pendengar yang suka mendengarkan radio di waktu-waktu luang dan menjadikan radio sebagai teman disaat waktu luang sebagai sarana untuk menghibur diri. c. Pendengar selektif Pendengar selektif yaitu pendengar yang suka mendengrkan sebuah acara siaran tertentu pada jam-jam tertentu, sehingga mereka menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan acara tersebut. d. Pendengar aktif
28
Pendengar aktif yaitu pendengar yang mendengarkan radio dimanapun dan kapanpun mereka selalu dengarkan dan tak jarang mereka ikut aktif berinteraksi melalui telepon. Menurut Morissan (2009: 231), strategi pengelolaan program siaran dibagi menjadi beberapa hal, antara lain : a. Perencanaan Program Pada dasarnya sebuah program yang disiarkan harus memiliki perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik akan memberikan kelancaran pada tahap selanjutnya. Kelancaran dalam merencanakan sebuah program membawa dampak yang besar bagi proses produksi, penyiaran program dan mekanisme pengontrolan. Tanpa adanya perencanaan evaluasi sebuah program tidak dapat dilakukan. Menurut JB. Wahyudi (1994: 73) untuk dapat membuat sebuah perencanaan yang baik maka dalam mengelola sebuah program siaran harus mengetahui : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Tujuan yang hendak dicapai Situasi dan kondisi masa kini Kemampuan yang dimiliki Tantangan yang dihadapi Hambatan yang ada Strategi yang tepat untuk pelaksanaan Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan program Telusur
Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta menjadi bahan penelitian yang menarik karena dalam proses pembuatan program serta dalam
29
pengumpulan materi program membutuhkan strategi yang tepat sehingga dapat meminimalisir hambatan dan tantangan yang ada mengingat pembuatan program ini membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang banyak untuk itu perencanaan program diperlukan dalam setiap tahap pembuatannya. Selain itu, hal-hal yang termasuk dalam perencanaan sebuah program yaitu : 1) Perencanaan siaran
yang didalamnya termasuk produksi dan
pengadaan materi siaran serta menyusun materi siaran tersebut menjadi sebuah program acara yang disiarkan baik harian, mingguan maupun bulanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 2) Perencanaan sarana dan prasarana yang ada. 3) Perencanaan administrasi yang didalamnya termasuk dana, tenaga dan pemasaran. Perencanaan program dilakukan agar program siaran yang dibuat sesuai dengan apa karakteristik masyarakat target pendengar. Perencanaan program meliputi : 1) Pemilihan jenis program Menurut Harley(2004:30) ada beberapa klasifikasi jenis program berdasarkan conten dan tujuannya yaitu : a) Program pemberitaan
30
Program pemberitaan ini berisi mengenai berita dan siaran diskusi seperti talkshow dan breaking news. b) Program pendidikan Program pendidikan merupakan program yang membahas seputar kebutuhan dunia pendidikan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melengkapi sumber belajar. c) Program hiburan Program hiburan adalah program yang disiarkan untuk kebutuhan hiburan seperti penyiaran lagu berdasar permintaan pendengar, kuis berhadiah, kirim salam, bernyanyi dan bercerita. 2) Perencanaan jadwal siaran Dalam mengelola program radio mengatur format sangatlah penting karena menjadikan pribadi atau ciri khas radio tersebut dalam menarik minat pendengar. Untuk mendapatkan kesempurnaan produksi dan penyajian siaran, perlu dilakukan perencanaan siaran meliputi rencana siaran bulanan, rencana siaran mingguan, rencana siaran harian. Perencanaan secara umum melahirkan kebijakan tentang bagaimana alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu sebulan hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penayangan program.
31
Menurut Masduki (2004:48) cara menentukan acara dan perencanaan jadwal adalah sebagai berikut: a) Kenali calon pendengar, pilih segmen pendengar paling potensial di
suatu daerah
dengan
melakukan penelitian kebutuhan
pendengar. b) Rumuskan materi bentuk program c) Menentukan format stasiun untuk menjamin konsistensi siaran kepada target pendengar. Format stasiun juga akan mengatur proporsi materi siaran. d) Membangun citra radio dibenak pendengar untuk memperkuat jati diri dengan beragam cara. Berdasarkan uraian di atas, Radio Edukasi yang mengusung format radio pendidikan sebelum membuat program-programnya, melakukan survey kebutuhan pendengar sehingga seluruh program yang ada dalam Radio Edukasi telah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar. Selain itu, Radio Edukasi hadir dengan program-program pendidikan yang banyak disajikan dengan berbagai format. Untuk membangun citra Radio Edukasi yang cerdas, santun dan menghibur, Radio Edukasi membangun kemitraan dengan berbagai radio publik dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga dapat memperluas segmen pendengar. Alokasi dan waktu siaran juga penting dalam sebuah pelaksanaan program radio. Pertimbangan untuk menentukan alokasi waktu siaran
32
ditentukan atas dasar perilaku pendengar (Masduki 2004:49), yaitu berdasarkan rotasi aktivitas mereka dalam satu hari dan kebiasaan istirahat pada jam tertentu, kesepakatan bersama pendengar yang digali melalui riset pendengar.
Penjadwalan program seringkali terjadi perubahan.
Perencanaan yang baik akan memudahkan perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan segera sehingga masalah yang terjadi dalam setiap perubahan perencanaan siaran dapat teratasi. b. Produksi Program Secara umum program radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu jaringan antar stasiun, rekaman atau menyewa dari rumah produksi, produksi sendiri, dan pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya (Tommy,2006:15). Produksi program siaran radio adalah proses mentranfer naskah suara, menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide. Produksi siaran radio pada dasarnya juga merupakan paduan penciptaan gambar suara dengan rangkaian kata-kata, suara, musik dan sound efek menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi maupun imajinasi pendengarnya. Menurut Masduki (2004:51) ada dua bentuk proses produksi program yaitu: 1) On Air On Air atau siaran live adalah produksi yang dilakukan secara langsung dari ruang siaran tanpa melalui proses pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis.
33
2) Off Air Off Air atau siaran recording merupakan prduksi yang dilakukan di dalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahapan sampai sebuah paket program siap disiarkan. Menurut JB. Wahyudi (1994: 30) adapun tahapan dalam acara Off Air terdiri dari : a) Pra produksi Penemuan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau konsep dengan penuangan ide adalah inti dari tahap pra produksi. Pada tahap pra produksi ini dibagi kembali menjadi 2 hal yaitu perencanaan dan persiapan. (1) Perencanaan Perencanaan pada tahap pra produksi meliputi penuangan ide dan penulisan naskah. Konsep atau ide gagasan yang telah ditetapkan dan telah disepakati dituangkan dalam bentuk proposal program radio yang menjadi tanggung jawab produser. Dalam proposal tersebut diuraikan berbagai aspek mengenai konsep desain program yang akan diproduksi dalam sebuah acara program radio. Setelah ada konsep program, langkah
selanjutnya
adalah
penulisan
naskah.
Naskah
merupakan bagian dari hasil penuangan ide atau gagasan yang dikemas dalam bentuk menarik sesuai dengan desain program yang telah disepakati.
34
(2) Persiapan Persiapan pada tahap pra produksi ini mencakup 2 hal yaitu persiapan perizinan seperti perizinan tempat liputan, termasuk surat menyurat dan segala bentuk proses administrasi yang dibutuhkan agar peliputan tidak terhambat. Selain perizinan, persiapan yang dilakukan yaitu persiapan peralatan. Peralatan menjadi
bagian dari tahap pra produksi
yang harus
diperhatikan karena peralatan berguna untuk menunjang jalannya teknis program. b) Produksi Setelah tahap pra produksi selesai maka proses produksi dapat dilaksanakan. Proses produksi dilakukan dengan perekaman suara dari naskah menjadi bentuk rekaman suara yang dapat didengar oleh pendengar. Dalam tahap produksi harus memperhatikan beberapa hal yaitu : (1) Kesesuaian jadwal selama bekerja (2) Pengelolaan alat yang digunakan (3) Pengelolaan kerabat kerja (4) Kualitas suara hasil perekaman c) Pasca Produksi Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahap proses produksi sebuah program radio. Tahap pasca produksi merupakan
35
serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah semua pengambilan suara dari semua materi dinyatakan selesai dan siap disiarkan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi yaitu editing dan mixing. Editing dan mixing ini berperan mengurangi dan menghilangkan noise yang terekam selama perekaman suara, selain itu menambahkan efek dan musik sebagai pelengkapnya. Pada tahap pasca produksi ini juga tak luput dari evaluasi kerja yang dilakukan sebagai bahan perbaikan dari hasil produksi yang dikerjakan. Pada proses produksi diperlukan tim produksi yang mengatur jalannya
proses
produksi.
Sifatnya
sementara
selama
produksi
berlangsung. Personel yang mendukung juga berasal dari unit kerja yang ada pada strukstur organisasi lembaga penyiaran. Setelah proses produksi selesai maka setiap personel kembali pada unit kerja asalnya (Djamal, 2011:101). Adapun tugas-tugas dari tim produksi antara lain : 1) Produser - Bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan. - Menyediakan produk tepat pada waktunya. - Mengkoordinir tim produksi. - Mengatur alur kerja tim produksi. - Menyediakan semua keperluan tim produksi. - Menjadi jembatan tim dengan pihak lain.
36
2) Penulis Naskah - Menyediakan naskah sebagai bahan produksi/bahan siaran. - Menyediakan bahan tepat pada waktunya. - Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset. 3) Reporter - Mencari bahan di lapangan/luar kantor. - Menyediakan naskah siap baca. - Menyampaikan laporan dari lapangan 4) Direktur Musik - Menyediakan musik yang dibutuhkan. - Memberikan masukan musik yang tepat. - Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya. 5) Operator Produksi - Memproduksi sesuai perintah produser. - Memiksing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar. - Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim c. Eksekusi Program Menurut Morrisan(2009:302), eksekusi program merupakan kegiatan mencakup penayangan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Penayangan program harus ditata dan disusun sesuai dengan jadwal siaran baik itu program siaran on air maupun off air. Seorang programer harus menganalisis dan memilah-milah bagian waktu
37
siaran untuk mendapatkan audien yang diinginkan karena pada jam berbeda maka audiennya pun juga berbeda-beda. Oleh karena itu pengelola program harus menyusun dan menata program sebaik mungkin. Hal tersebut dapat diamati pada Tabel 2. Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran Bagian Hari Pagi Hari (06.00-09.00)
Jelang Siang (09.00-12.00)
Siang Hari (12.00-16.00) Sore Hari (Early Evening) (16.00-18.00) Jelang waktu utama (Prime Acces) (19.0020.00) Waktu utama (Prime Time) (20.00-23.00)
Jelang tengah malam (Late Fringe) (23.0023.30) Akhir Malam (Late Night) (23.30-02.00)
Audien Tersedia Anak – anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor. Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara bergiliran ( shift) Karyawan yang baru pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja. Hamper sebagian besar audien sudah berada di rumah. Seluruh audien tersedia pada waktu ini. Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00-21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi. Umumnya orang dewasa Orang dewasa termasuk karyawan yang bertugas secara giliran(shift)
(Sumber: Peter K Pringle, Michael F.Starr, William E. McCavitt;Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991) dalam Morissan (2009:257)
Penyusunan program siaran juga perlu mempertimbangkan prime time, yaitu waktu terbaik bagi khalayak dalam menikmati acara siaran yang ditayangkan dalam waktu sehari. Setiap program acara yang disiarkan menurut segmen khalayak tertentu akan memiliki waktu prime time yang berbeda.
38
Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah karena adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut sebagai format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara berbentuk diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran, keterangan durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah iklan, bentuk-bentuk insert, serta keterangan lainnya (Triartanto, 2010: 104). Selain dalam hal memperhatikan ketersediaan audien atau masyarakat pendengar dan jam tayang sebuah program hal yang perlu diperhatikan lagi adalah persiapan sebelum melaksanakan eksekusi sebuah program. Dalam melaksanakan eksekusi program saat on air, terdapat dua konsep atau metode penyiar yaitu siaran sendiri dan siaran berdua atau lebih. Siaran sendiri yaitu penyiar bekerja sendirian baik bertutur, mengelola informasi, maupun mengoperasikan peralatan. Sedangkan siaran berdua atau lebih yaitu penyiar berpasangan baik dengan operator yang bekerja untuk mengoperasikan peralatan, maupun dengan sesama penyiar sehingga saling berbagi dalam bertutur atau melayani interaksi pendengar. Setiap pelaksanaan siaran program, setiap penyiar dibekali dengan rencana siar yang diberikan oleh programmer. Menurut Theo Stokkink (1997: 33-34), lembar rencana siaran program memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menggabungkan acara suatu program ke dalam susunan acara, yaitu :
39
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Judul. Tanggal dan waktu rekaman dipersiapkan. Tanggal dan waktu rencana penyiaran. Nama reporter (penulis). Rencana siaran itu sendiri untuk dibacakan oleh penyiar. Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman. Durasi rekaman. Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap radio memiliki rencana siar
yang berbeda-beda dalam sekali pelaksanaan siaran, begitu juga dengan Radio Edukasi. Rencana siar di Radio Edukasi diberikan kepada penyiar sebagai panduan dalam pelaksanaan program siaran sehingga dapat mempermudah proses siaran program. d. Pengawasan dan Evaluasi Program Menurut Menurut Terry dalam Wahyudi(1994:30), pengawasan adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan agar hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan. Menurut Winardi dalam Ukri (http://bloggerukri.blogspot.com), pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah suatu upaya untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,
40
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik. Menurut Priangle dalam Morrissan (2009:314) dalam pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu: 1) Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran 2) Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku. 3) Memelihara catatan (record) program yang disiarkan. 4) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program 5) Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. 6) Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarkan. Sasaran pengawasan menurut Donelly, Gibson, dan Ivan Cevich dalam JB.Wahyudi (1994:93) dilaksanakan meliputi tiga tahapan dalam pelaksanaan program yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil pekerjaan. Disetiap tahap tersebut dilakukan dengan pengawasan yang terdiri dari : 1) Pengawasan preventif Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum program dilaksanakan yaitu meliputi pengawasan dalam perencanaan program dan segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum program dilaksanakan.
41
2) Pengawasan pengendalian Pengawasan pengendalian adalah pengawasan yang dilakukan ketika program sedang dilaksanakan. 3) Pengawasan umpan balik Pengawasan umpan balik adalah pengawasan yang dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan program yang telah dilaksanakan. Di dalam pengawasan, kegiatan evaluasi juga dilakukan untuk penyiaran program-program yang telah disiarkan disebuah radio. Hal ini dilakukan untuk mengetahui minat pendengar yang merupakan umpan balik dari khalayak pendengar mengenai sejauh mana program yang disiarkan banyak diminati. Kegiatan evaluasi sebuah program radio dapat dilakukan secara continue minimal setahun sekali secara berkelanjutan. C. Tinjauan Tentang Sejarah 1. Pengertian Sejarah Menurut Woolver dan Scoot dalam Arif (2011:7) mendefinisikan sejarah sebagai suatu kajian tentang aktivitas manusia pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, social, agama, ilmu pengetahuan, dan hasil kreativitas seni. Definisi tersebut cenderung menempatkan sejarah sebagai kajian peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Menurut Kartodirdjo dalam Arif (2011:8) sejarah dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang subyektif dan sudut pandang
42
obyektif. Sudut pandang subyektif adalah suatu konstruksi atau bangunan yang disusun oleh sejarawan sebagai suatu cerita tentang suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada masa lampau. Sudut pandang obyektif yaitu merujuk pada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri yaitu proses sejarah dalam aktualisasinya, terlepas dari subjek manapun. Menurut Edward Harlott Carr dalam http://www.materisma.com, sejarah adalah suatu proses interaksi antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya;suatu dialog tiada henti-hentinyaantara masa sekarang dengan masa silam. Interaksi dalam pengertian ini ialah bahwa sejarawan merupakan orang yang akan merekonstruksi peristiwa sejarah. Untuk merekontruksi tersebut, maka sejarawan menggunakan fakta-fakta sebagai sumbernya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah
merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dapat diceritakan kembali oleh sejarawan yang akan merekonstruksi peristiwa sejarah tersebut dengan mengungkap fakta-fakta dan bukti-bukti peninggalan masa lampau sebagai sumbernya. 2. Tujuan Pengajaran Sejarah Sejalan dengan taksonomi Bloom dalam I Gde Widja (1989:27-29) tujuan pengajaran sejarah dibedakan atas aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Dalam kaitannya dengan aspek pengetahuan biasanya ditekankan dengan aspek pengertian sebagai tindak lanjut dari aspek pengetahuan
43
tersebut. Adapun tujuan pengajaran sejarah menurut taksonomi Bloom yaitu sebagai berikut: a. Aspek Pengetahuan 1) Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktu yang lampau baik eksternal maupun internal. 2) Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. 3) Mengetahui pengetahuan tentang unsur perkembangan dari peristiwa masa lampau yang berlanjut dari periode satu keperiode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa lampau dengan masa kini. 4) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh social dan kultural terhadap peristiwa sejarah. 5) Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi masa kini dan dalam perspektifnya dengan situasi yang akan dating. b. Aspek Pengembangan Sikap 1) Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman masa lampau bagi hidup masa kini suatu bangsa. 2) Penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini dari masyarakat dimana mereka hidup yang adalah dari hasil masa lampau.
44
3) Penumbuhan kesadaran akan perubahan-perubahan yang telah dan sedang berlangsung di suatu bangsa yang diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baikdi waktu yang akan datang. c. Aspek Ketrampilan 1) Ketrampilan menelaah secara elementer buku-buku sejarah, terutama yang menyangkut sejarah bangsanya. 2) Ketrampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara hidup. 3) Ketrampilan mengembangkan cara-cara berfikir analitis tentang ,asalah-masalah social historis di lingkungan masyarakatnya. 4) Ketrampilan
mencari/mengumpulkan
jejak-jejak
sejarah,
melaksanakan analis kritis terhadap bukti-bukti sejarah, ketrampilan menginterpretasikan serta merangkaikan fakta-fakta dan akhirnya ketrampilan menulis sejarah sederhana. Berdasarkan ketiga aspek di atas, tujuan pengajaran sejarah sangatlah penting bagi peserta didik. Selain itu pengajaran sejarah telah menjadi bagian yang tidak terlewatkan sepanjang masa. Terkait dengan materi yang menjadi topik penelitian ini, pengajaran sejarah yang diterapkan kepada masyarakat melalui media radio pendidikan. Program yang mengusung tema dan topic pembahasan sejarah terkandung dalam program Telusur Sejarah yang mengungkap fakta dan fenomena sejarah yang berada di sekitar kita dengan format feature dan berdurasi 30 menit. Dalam program Telusur Sejarah yang disiarkan Radio Edukasi menggambarkan tujuan pengajaran sejarah karena
45
segala hal mulai dari analisis kebutuhan sampai dengan pengembangan program telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendengar. 3.
Kegunaan Sejarah Adapun kegunaan dalam mempelajarri sejarah menurut Puri Maulana (www.perpustakaancyber.com) adalah sebagai berikut: a. Edukatif Pelajaran-pelajaran
sejarah
memberikan
nilai-nilai
pelajaran
kebijaksanaan dan kearifan. b. Inspiratif Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita. Tindakantindakan kepahlawanan dan peristiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita pada semua taraf perjuangan yang sekarang. c. Instruktif Sejarah
mempunyai
peran
membantu
kegiatan
menyampaikan
pengetahuan atau ketrampilan. d. Rekreatif Sejarah dapat memberikan kesenangan yaitu dengan cerita sejarah yang memberikan nilai estetis, selain itu juga dapat dengan wisata sejarah. e. Memberikan kesadaran waktu f. Memperkokoh rasa kebangsaan
46
D. Hubungan
Pelaksanaan
Program
Siaran
Radio
dalam
Teknologi
Pendidikan Belajar bukan hanya dapat dilakukan didalam kelas. Belajar dapat dilakukan diluar kelas. Para pebelajar dapat belajar dimana saja dan kapan saja sesuai dengan kebutuhan mereka dengan cara yang mereka senangi. Namun, sering kita jumpai banyak permaslahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran mulai dari penyediaan media belajar yang kurang memadai, kurangnya refrensi untuk sumber-sumber pelajaran dan masih banyak lagi. Kini hadir para teknolog pendidikan yang berusaha untuk menyelesaikan permasalahan belajar dengan mengembangkan berbagai media dan kebutuhan pembelajaran bagi para pebelajar. Teknolog pendidikan merupakan sesorang yang telah mencermati dan menerapkan ilmu teknologi pendidikan untuk kebutuhan pembelajaran. Teknologi pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar. Menurut definisi AECT 1997 yang dikutip oleh Barbara, Richey (1994: 21-22) : Teknologi Pendidikan yaitu proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalahdan merancang, melaksanakan, menilai danmengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Dari definisi diatas ada lima hal penting yang dapat dipahami bahwa teknologi pendidikan pada dasarnya terdiri dari teori dan praktek. Terdapat lima kawasan yang ada dalam lingkup kerja Teknologi Pendidikan yaitu:
47
1. Desain Desain dalam sebuah program merupakan landasan untuk menjalankan program pada tahap selanjutnya. Kawasan desain dalam teknologi pendidikan meliputi: a. Desain sistem pembelajaran Desaian sistem pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. b. Desain Pesan Desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. c. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. d. Karakteristik Pebelajar Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Dari keempat hal diatas yang termasuk dalam kawasan desain, memungkinkan seorang teknolog dalam membuat maupun melaksanakan sebuah program pembelajaran dapat menggunakan aturan-aturan yang lebih rinci dalam pemilihan strategi pembelajaran, dan secara efisien dapat
48
menanggapi harapan dan persyaratan dalam organisasi mereka (Barbara, Richey 1994: 37). Kawasan desain yang diterapkan dalam pelaksanaan program siaran juga mempunyai hubungan yang sangat penting. Sesuai dengan materi dan topik yang dibahas, kawasan desain dalam teknologi pendidikan bila dikaitkan dengan pelaksanaan program siaran di radio dapat memberikan pengertian bahwasannya rancangan suatu program siaran yang berisikan pesan pembelajaran bagi masyarakat juga dibutuhkan perencanaan yang matang, mulai dari strategi dan sistem pembelajarannya dengan memilih format program yang menarik sehingga dapat menarik minat pendengar, dilihat dari desain pesannya apakah program yang disiarkan memiliki manfaat dari isi yang disampaikan, sedangkan karakteristik pebelajar dapat disesuaikan dengan tipologi pendengar radio dan segmentasi pendengar sehingga program acara tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendengar. 2. Pengembangan Kawasan pengembangan merupakan akar dari sebuah produksi media. Kawasan pengembangan adalah penterjemahan proses spesifik desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan dalam teknologi pendidikan meliputi 4 hal yaitu : a. Teknologi cetak Teknologi
cetak
merupakan
cara
untuk
memproduksi
menyampaikan bahan melalui pencetakan mekanis atau fotografis.
49
atau
b. Teknologi audiovisual Teknologi audio visual merupakan cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan baik audio maupun visual. c. Teknologi berbasis komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber dari microprosesor. d. Teknologi terpadu Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa media yang dikendalikan dengan komputer. Teknologi merupakan tenaga penggerak dari pengembangan yang dihasilkan. Bila dikaitkan dengan pelaksanaan program siaran yang dibahas pada materi atau topik pada penelitian ini, mencakup pengembangan yang dilakukan menggunakan teknologi audio, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Penggunaan teknologi tersebut dalam pelaksanaan program ini karena program siaran dikembangkan dan diproduksi menggunakan media audio/radio dibantu perangkat komputer serta diproduksi juga melalui teknologi terpadu dengan jaringan streaming dalam jangkauan yang luas.
50
3. Pemanfaatan Fungsi pemanfaatan menjadi sangat penting karena membicarakan kaitan antara pebelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Pemanfaatan adalah aktivitas untuk menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Kawasan pemanfaatan dalam teknologi pembelajaran mencakup dalam pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusional, kebijakan dan regulasi. Pada program acara siaran radio pemanfaatan media seperti radio sendiri dapat menyiarkan program-program sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengar seperti program pendidikan, program hiburan maupun program informasi dan berita. Untuk topik yang dibahas pada penelitian ini pemanfaatan media radio digunakan sebagai media untuk menyampaikan dan menyiarkan program khususnya program pendidikan yang disajikan dalam sebuah acara dengan format yang menarik dan menghibur sehingga diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai pelengkap sumber belajar. 4. Pengelolaan Konsep pengelolaan merupakan bagian yang penting dalam bidang teknologi pendidikan. Seorang teknolog dimungkinkan untuk menangani pengelolaan sebuah proyek pengembangan media maupun pengelolaan sebuah pusat media pendidikan. Secara umum program yang mereka lakukan untuk melaksanakan pengelolaan tersebut sangat berbeda, namun pada dasarnya
51
ketrampilan yang dimiliki dalam pengelolaan tersebut tetaplah sama. Kawasan pengelolaan merupakan bagian dari lima kawasan teknologi pendidikan yang semula berasal dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Persoalan pengelolaan dalam bidang teknologi pendidikan, muncul akibat pengaruh perilaku dan kebiasaan, motivasi, produktivitas serta teori komunikasi (Barbara, Richey, 1994: 89). Pengelolaan dalam kawasan teknologi pendidikan mencakup 3 hal yaitu: a. Pengelolaan proyek Peran pengelolaan proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan pemberi saran perubahan. Para pengelola proyek memiliki tanggung jawab atas perencanaan penjadwalan dan pengendalian fungsi. b. Pengelolaan sumber Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangatlah penting karena pengelolaan sumber mengatur penendalian akses. c. Pengelolaan sistem penyampaian Pengelolaan
sistem
penyampaian
memberika
perhatian
pada
permasalahan proses dan produk seperti dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator.
52
d. Pengelolaan informasi Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyampaian dan pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk keperluan belajar. Dari penjelasan di atas, pengelolaan dalam kawasan teknologi pendidikan dengan topik yang dibahas memberikan landasan bagi pengelolaan dalam program siaran radio pendidikan yang menyiarkan program-program pendidikan sebagai sumber belajar masyarakat. Dimana program tersebut menguraikan dan memberikan penjelasan menegenai berbagai hal atau serangkaian kegiatan dalam mengelola sebuah program acara mulai dari perencanaan hingga proses evaluasi dengan maksud untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien baik dari segi pengelolaan proyeknya, sumber dan informasi serta sistem penyampaian yang dilakukan. 5. Evaluasi/Penilaian Penilaian atau evaluasi dalam kawasan teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan antara penilaian program, penilaian proyek dan penilaian produk ((Barbara, Richey, 1994: 59). Suatu cara
yang
penting
untuk
membedakan
penilaian
mengklasifikasikannya menurut objek yang dinilai.
53
adalah
dengan
Hubungan antar kawasan dalam teknologi pendidikan tidak dapat dipisahkan karena bersifat sinergis. Setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian dan teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Begitu pula dengan pelaksanaan program siaran radio juga memiliki keterkaitan dengan kelima kawasan teknologi pendidikan khususnya dengan program-program siaran untuk pendidikan. E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana asal usul program Telusur Sejarah yang ada di Radio Edukasi? 2. Bagaimana kegiatan perencanaan siaran program Telusur Sejarah yang ada di Radio Edukasi? 3. Apakah ada perbedaan format dan segmentasi program di Radio Edukasi? 4. Bagaimana kegiatan produksi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi? 5. Siapa saja yang terlibat dalam produksi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi? 6. Bagaimana kegiatan penayangan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi terkait penentuan jadwal penayangannya? 7. Bagaimana kegiatan pengawasan evaluasi yang dilakukan terkait dengan program Telusur Sejarah yang disiarkan Radio Edukasi Yogyakarta? 8. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program Telusur Sejarah?
54
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 243), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan yang apa adanya saat penelitian dilaksanakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2007:38), Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Peneliti mencoba menggambarkan secara nyata mengenai pelaksanaan program Telusur Sejarah yang terangkum secara sistematis, faktual dan akurat meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program tanpa mengubah situasi dan kondisi subjek penelitian, sehingga keadaan subjek, situasi dan tempat penelitain akan berjalan seperti biasanya dan data yang diperoleh sesuai dengan fenomena yang ada.
55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Radio Edukasi Yogyakarta dan Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan Yogyakarta yang berada di Jalan Sorowajan No. 367 Banguntapan, Bantul, D.I Yogyakarta 55198. Dipilihnya lokasi tersebut karena Radio Edukasi merupakan satu bentuk teknologi informasi berupa media siaran radio yang digunakan sebagai media research atau laboratorium pendidikan yang berada di bawah naungan badan pemerintah pemerhati pendidikan yaitu Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Oktober 2015. C. Sumber Data Suharsimi Arikunto (2010: 172) menjelaskan bahwa sumber data penelitian adalah orang, tempat, atau peristiwa yang menjadi subyek penelitian. Sumber data dalam penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan mengenai informasi atau data yang menjadi sasasran penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut, data primer dalam penelitian ini adalah informasi dari para informan. Sedangkan data sekunder atau data tambahan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program Telusur Sejarah. Sumber data pada penelitian ini berasal dari lokasi penelitian yang diamati. Informasi penelitian juga didapatkan dari semua informan baik dari struktur kepengurusan, tim produksi, institusi radio mitra dan masyarakat pendengar yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan program Telusur Sejarah.
56
D. Penentuan Informan Penelitian Informan merupakan seseorang yang memberikan informasi mengenai latar penelitian. Untuk mendapatkan data yang tepat, maka diperlukan informan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan data. Data yang akurat dapat diperoleh dengan menggunakan informan kunci sebagai penentu informaninforman lain. Informan kunci dalam penelitian ini adalah tim produksi program Telusur Sejarah. Sedangkan informan lain terdiri atas orang yang terlibat dalam pelaksanaan program telusur sejarah yaitu baik dari struktur kepengurusan, institusi radio mitra serta masyarakat pendengar. Tim produksi dijadikan subjek karena tim produksi merupakan orangorang yang melaksanakan proses jalannya program telusur sejarah sehingga dimungkinkan paham dan mengetahui secara lengkap seluk beluk pelaksanaan program telusur sejarah. Institusi radio mitra dan masyarakat pendengar dijadikan subjek penelitian karena radio mitra dan masyarakat tersebut turut serta dalam mengikuti perkembangan siaran program Telusur Sejarah, terlebih lagi dengan program Telusur Sejarah yang dijadikan bahan siar di institusi radio mitra. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang lengkap sesuai dengan tujuan penelitian maka data yang dikumpulkan dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
57
1. Observasi Obsevasi dilakukan sejak awal penelitian dengan mengamati keadaan fisik lingkungan maupun di luar lingkungan itu sendiri. Observasi merupakan teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan dengan melihat secara langsung keadaan tempat diadakannya penelitian. Adapun hal hal yang diobservasi oleh peneliti adalah ruang pengelolaan siaran dan pelaksanaan program telusur sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta. 2. Wawancara Wawancara dilakukan pada informan dan peneliti secara langsung melakukan tanya jawab dengan narasumber. Wawancara adalah percakapan oleh dua pihak dengan maksud tertentu guna mendapatkan informasi dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada informan dan jawaban-jawaban tersebut dicatat dan direkam dengan alat perekam. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengungkap data mengenai perencanaan program, produksi program, penayangan/eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program dalam pelaksanaan program telusur sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta.
58
3. Dokumentasi Menurut Sugiyono (2005:82) dokumentasi yaitu proses pengambilan data dengan melihat dokumen-dokumen yang ada atau sering disebut juga catatan peristiwa yang sudah berlalu. Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya memperoleh data. Pelaksanaan dokumentasi dalam penelitian ini yaitu peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, catatan harian, foto-foto dan dokumen-dokumen lain yang dapat membantu dalam pengumpulan data pelaksanaan progam Telusur Sejarah. F. Instrumen Pengumpulan Data Pada dasarnya instrumen penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data. Instrumen dalam penelitian pelaksanaan program telusur sejarah adalah peneliti sendiri. Peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis dan pelapor hasil penelitian. Untuk membantu peneliti dan mempermudah dalam mendapatkan data, maka dalam penelitian ini digunakan instrumen lain yang digunakan berdasarkan pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumen. Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan peneliti selama proses wawancara dalam pengambilan data. Lembar observasi digunakan sebagai petunjuk dalam melakukan pengamatan selama penelitian. Dokumen digunakan sebagai dasar atau data-data untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
59
G. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, sehingga teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dimana analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang tidak dapat dibaca dengan angka atau berbentuk paparan tentang suatu peristiwa. Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi data Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal pokok disusun lebih sistematis sehingga dapat memberikan gambaran data yang lebih jelas tentang hasil pengamatan. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan pada hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian yaitu mengenai pelaksanaan program telusur sejarah di Radio Edukasi. Proses reduksi data dengan menelaah hasil data yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut dirangkum, kemudian dikategorisasikan dalam satuan-satuan yang telah disusun. Data tersebut disusun dalam bentuk deskripsi yang terperinci, hal ini untuk menghindari makin menumpuknya data yang akan dianalisis. 2. Penyajian data Penyajian data dibuat agar dapat melihat gambaran data secara keseluruhan atau bagian - bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan setelah reduksi data selesai, penyajian data dilakukan dengan cara menyajikan
data
yang
diperoleh
60
dari
berbagai
sumber,
kemudian
dideskripsikan dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan secara deskriptif. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Sejak penelitian dimulai peneliti terus mencari makna dari data yang didapat. Peneliti mencari pola, tema, model, hubungan, hal-hal yang sering muncul dan sebagainya yang didapat melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengambil kesimpulan. Awalnya kesimpulan tersebut masih bersifat sementara karena data yang diperoleh masih terbatas kemudian semakin diperkuat dan diperjelas lagi karena data yang diperoleh semakin banyak
dan
mendukung.
Kesimpulan
yang
diambil
tersebut
tidak
menyimpang dari data dianalisis. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah gambaran atau deskripsi tentang pelaksanaan program telusur sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta. H. Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Menurut Moeleong (2007: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau berbagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pantton dalam Moleong (2007: 330) menyatakan bahwa triangulasi sumber adalah perbandingan dan pengecekan balik derajat kepercayaan suatu
61
informasi
yang
diperoleh
dan
informan
untuk
mengetahui
ketegasan
informasinya. Dalam penelitian ini triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan apa yang dikatakan informan satu dengan informan lainnya. Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan apa yang dikatakan informan dalam wawancara sama dengan hasil observasi dan apa hasil observasi sesuai dengan informasi ketika wawancara. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika diwawancara dan diobservasi akan memberikan informasi sama atau berbeda.
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Radio Edukasi Yogyakarta merupakan satu kesatuan dengan Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan Yogyakarta yang berada di Jalan Sorowajan No. 367 Banguntapan, Bantul, D.I Yogyakarta 55198. Radio Edukasi merupakan satu bentuk teknologi informasi berupa media siaran radio yang digunakan sebagai media research atau laboratorium pendidikan yang berada di bawah
naungan
badan
pemerintah
pemerhati
pendidikan
yaitu
Balai
Pengembangan Media Radio Pendidikan. Radio Edukasi (RE) adalah produk unggulan BPMRP yang berbentuk radio station yang menyajikan komposisi acara siaran pendidikan (baik formal maupun nonformal), informasi/berita pendidikan, hiburan, dan acara pendidikan yang mendidik. Radio Edukasi (RE) mengudara pada frekuensi AM 1251 KHz mulai pukul 12:25 sampai 19:30 WIB. Keberadaan Radio Edukasi yang telah berdiri sejak 25 Oktober 2007 kini telah menambah eksistensinya sehingga dapat menjangkau masyarakat pendengar lebih luas lagi yang dapat dapat diakses dengan jaringan streaming melalui www.radioedukasi.kemdikbud.go.id. 1. Struktur Organisasi Radio Edukasi
Struktur organisasi yang ada di Radio Edukasi memiliki perbedaan dengan stasiun radio lainnya. Radio Edukasi terbentuk berdasarkan pengembangan produk pembelajaran yang dikembangkan oleh BPMRP,
63
sehingga pembagian tugas dalam mengelola Radio Edukasi terbentuk dalam sebuah kepanitiaan yang masing-masing orang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola dan mengurus segala hal yang ada di Radio Edukasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 4 sebagai berikut: “Radio edukasi itu kan salah satu model yang dikembangkan BPMRP, jadi kita sistemnya kepanitiaan, jadi tidak berdiri terpisah. Kepanitiaan tersebut masa periodenya satu tahun sekali. Jadi bisa diperpanjang atau bisa diganti, tergantung dari hasil evaluasi. Nah, itu struktur kepanitiaannya ada penanggung jawab, pengarah, ketua, sekretaris, urusan program siaran, urusan berita, urusan teknik, admin, jaringan, pengisi konten web. Urusan program siar membawahi penyiar, kalau urusan berita membawahi reporter.”(CLW 4) Berdasarkan pernyataan informan 4 dapat diketahui bahwa susunan organisasi Radio Edukasi berdasarkan kepanitiaan dan masa periodenya satu tahun sekali diadakan evaluasi untuk mengganti atau memperpanjang masa jabatannya dalam kepanitiaan tersebut. Adapun susunan kepanitiaan pengelolaan Radio Edukasi terdiri dari: Pengarah Ketua Sekretaris Urusan Program Siar Urusan Teknik Penanggung Jawab
Reporter Urusan Berita Penyiar Urusan Admin Urusan Jaringan Urusan pengisi konten web
Gambar 1. Struktur Kepanitiaan Radio Edukasi Yogyakarta
64
Dapat dikatakan bahwa orang-orang yang ditugaskan dalam mengelola Radio Edukasi adalah orang-orang yang bertugas di BPMRP itu sendiri dan beberapa tambahan dari pihak luar seperti reporter dan penyiar. 2. Visi dan Misi Radio Edukasi
Visi Radio Edukasi adalah menjadi radio yang andal dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Misi Radio Edukasi adalah sebagai berikut: a. Menyiarkan program pendidikan formal dan non formal yang mendukung peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing masyarakat. b. Menyiarkan program informasi dan kebijakan secara obyektif yang mendukung upaya pemerintah di bidang pembangunan pendidikan. c. Berperan aktif dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan melalui siaran Radio Edukasi. d. Mengembangkan model dan format program audio/radio pembelajaran. e. Menyiapkan program yang berkualitas, santun, mencerdaskan, dan menghibur yang mampu memotivasi masyarakat. 3. Konten Siar Radio Edukasi
Radio Edukasi merupakan sumber belajar yang dirancang dengan disesuaikan dengan kebutuhan guru dan murid. Hal tersebut didukung hasil penelitian Innayah melalui studi khalayak pendengar tentang konten siar Radio Edukasi yang menyatakan bahwa siaran Radio Edukasi dapat digunakan untuk belajar karena membahas materi berbagai pelajaran,
65
membuat pelajaran lebih menarik dan adanya informasi serta pengetahuan yang dapat diambil dari stasiun radio tersebut (Innayah, 2009). Radio Edukasi mempunyai konten siar mulai dari pendidikan formal, informal dan nonformal. Konten siar untuk pendidikan formal dikembangkan melalui program media audio penunjang pendidikan (MAPP) yang berisikan berbagai mata pelajaran dari berbagai jenjang SD, SMP, dan SMA seperti IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, yang dikemas dengan berbagai format program. Pada program pendidikan informal, konten siaran RE mencakup acara live interaktif berupa talkshow yang dikemas dalam program acara “Edu Publik” yang menyajikan materi seputar kehidupan sehari-hari dan pengetahuan tentang pelayanan umum dengan menghadirkan nara sumber dari instansi tertentu secara bergantian,“Poksai (Pojok Santai)” merupakan program yang menyajikan ilmu pengetahuan sains yang diaplikasikan/ dipadukan dalam kehidupan sehari-hari, “intermezo” merupakan penyajian yang berupa permintaan (request) lagu yang diselingi dengan kiat-kiat seputar kesehatan, lingkungan, dan rumah tangga. Sedangkan konten siaran RE untuk pendidikan nonformal terdiri atas: “Dongeng Nusantara”, diambil dari berbagai cerita rakyat di wilayah nusantara; “Kisah Tokoh”, menampilkan tokoh nasional di berbagai bidang terutama perjuangan bangsa;“Risalah Nabi dan Sahabat”, menyajikan kisah nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya;“RE Musisi”, menyajikan
66
kisah keberhasilan musisi Indonesia;“RE JJS (Jalan-Jalan Sore)”, menyajikan pengenalan tempat-tempat kuliner di Yogyakarta;“RE Bimbel” merupakan acara interaktif bimbingan belajar;“Telusur Sejarah”, menyajikan pengenalan tempat-tempat bersejarah di Yogyakarta dan sekitarnya;“Porsi (Reportase Prestasi)”, menyajikan prestasi-prestasi guru dan siswa meraih kejuaraan di bidang pendidikan;“Lintasnusa”, menyajikan pengenalan tempat wisata yang ada di nusantara;“Kata Mutiara” merupakan bentuk penyajian berupa semboyan dari tokoh terkenal dan dikupas sesuai pesan yang terkandung dalam semboyan; dan “Ensipop (Ensiklopedi Populer)”; menyajikan berbagai ilmu pengetahuan umum dan sains. 4. Pendengar Radio Edukasi
Radio Edukasi sebagai radio pendidikan yang berada pada saluran 1251 AM dan memiliki jangkauan 10 km dari pemancar, tidak dipungkiri memiliki kelemahan untuk menarik minat pendengar. Namun, hal tersebut dapat diantisipasi dengan adanya jaringan streaming yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dimanapun dan kapanpun. Selain itu, keberadaan radio mitra juga memberikan kontribusi untuk menarik minat pendengar. Segmentasi Radio Edukasi ditujukan untuk seluruh masyarakat baik dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA hingga masa kuliah awal. Selain itu juga para pendidik baik guru maupun dosen serta para pendengar pemerhati pendidikan.
67
5. Kemitraan Radio Edukasi
Radio Edukasi dibawah naungan BPMRP Kemdikbud sebagai badan pemerintah pemerhati pendidikan yang bergerak di bidang radio atau media audio pendidikan, menjalin mitra dengan beberapa radio mitra, baik yang berbentuk Lembaga Penyiaran Publik/Lokal (LPP/LPPL), Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), maupun Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) di Indonesia sejak tahun 2008. Kerjasama kemitraan yang terjalin oleh Radio Edukasi BPMRP bertujuan untuk memperluas
akses pendidikan melalui pesan-pesan
pendidikan yang termuat dalam konten siar pendidikan baik formal, nonformal dan informal. Konten siar pendidikan tersebut dibuat melalui tahapan analisis kebutuhan, perancangan program, penulisan naskah, review ahli materi dan media, produksi, preview program, dan revisi yang dikemas secara
cerdas,
santun
dan
menghibur
dengan
mempertimbangkan
edutainment. Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian
rupa,
sehingga
muatan
pendidikan
dan
hiburan
bisa
dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (Sutrisno, 2005). Sejak tahun 2008 hingga tahun 2015 tercatat ada 57 radio mitra yang bekerja sama dengan radio Edukasi. Daftar radio mitra yang telah menjalin mitra dengan radio edukasi sejak tahun 2008-2015 dapat diamati pada lembar lampiran.
68
6. Peran Radio Edukasi sebagai Salah Satu Sumber Belajar
Radio Edukasi sebagai radio yang digunakan untuk keperluan pendidikan ini merupakan salah satu dari usaha penyebarluasan pendidikan sehingga dapat dikatakan Radio Edukasi adalah sumber belajar masyarakat yang mudah, murah, dan terjangkau. Radio Edukasi yang mengusung konten khusus untuk pendidikan ini memberikan ruang tersendiri bagi masyarakat dalam menambah refrensi sumber belajar yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengar. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai program pendidikan yang mengangkat suatu topik bahasan tertentu pada sejumlah jenjang yang disediakan oleh Radio Edukasi dengan berbagai sajian format program yang menambah daya tarik pendengarnya. Seperti yang tersaji dalam program Edupublik dan RE Bimbel yang dapat disimak oleh pendengar Radio Edukasi untuk dapat ikut interaktif melalui telepon dan sms dalam mengikuti bimbingan belajar dengan dipandu oleh narasumber ahli yang dihadirkan pada acara tersebut. Selain itu, Radio Edukasi sebagai sumber belajar telah dirancang (learning resources by design) dan disesuaikan dengan kebutuhan guru dan murid. Hal tersebut didukung hasil penelitian Innayah melalui studi khalayak pendengar Radio Edukasi (analisis kebutuhan masyarakat) tentang siaran Radio Edukasi yang hasilnya yaitu siaran Radio Edukasi dapat digunakan untuk belajar, karena membahas materi berbagai pelajaran seperti IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah dan Bahasa Inggris membuat pelajaran lebih
69
menarik dan adanya informasi serta pengetahuan yang dapat diambil dari siaran radio tersebut (Innayah, 2009). Tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut adalah memperhatikan kompetensi peserta didik dan pendidik dalam menyusun konten siaran. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta Salah satu program pendidikan yang menarik minat pendengar adalah Program Telusur Sejarah. Program Telusur Sejarah merupakan program non formal yang disiarkan Radio Edukasi Yogyakarta dari hasil pengembangan program yang sebelumnya bernama Peta Jogja dan Telusur Jogja. Program ini diproduksi sejak tahun 2011. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari informan 1 adalah sebagai berikut: “Jadi sekitar tahun 2010an waktu itu, ide dasarnya dulu namanya ga telusur sejarah tapi Peta Jogja. Dulu ada keinginan kalo kita ingin menelusuri jalan – jalan di jogja itu pasti jalannya mengandung sejarah. Soalnya ini kan kota sejarah, nah dari situ kita ingin menunjukkan kepada pendengar bahwa misalnya di jalan taman siswa, itu dulunya Ki Hajar Dewantara pernah berkiprah dalam dunia pendidikan di situ dan kita tunjukkan arah-arahnya. Ini ide dasarnya dulu seperti itu. Itu Peta Jogja itu sempat dipakai selama satu tahun. Dulu sifatnya recorded, jadi namanya peta, maka kita kemas dengan feature dengan gaya cerita orang pertama. Reporternya itu sendiri sedang bercerita menelusuri jalan apa sebelah kiri kanan utara selatannya apa semua disebutkan yang menunjukkan lokasi itu. Nah trus, ada perkembangan sehingga akhirnya munculah Telusur Jogja sekitar tahun 2012an. Gaya berceritanya mirip dengan Peta Jogja hanya berganti nama saja. Sesudah itu masih pakai gaya bercerita orang pertama yang mengisahkan dia sedang ada dimana, pokoknya menceritakan secara visual dengan bahasa audio. Sesudah itu, ada
70
permintaan kalau terlalu Jogja centris, sementara kita layanannya nasional, maka kita perluas lagi wilayahnya sampai ke Jawa Tengah waktu itu Semarang dan sekitarnya dan akhirnya Telusur Jogja kita ganti dengan nama Telusur Sejarah.”(CLW 1) Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan informan 2 adalah sebagai berikut: “Pada awalnya sejarah yang ada di Jogja di RE blum ada yang mengangkat selama ini kan masih mengenai tokoh- tokoh nasional, itu ada di kisah tokoh, di Jogja sendiri melalui Telusur Sejarah, mau menggali seluruh apa nama jalan, seluruh peninggalan sejarah yang ada di Jogja kita. Tapi berdasar permintaan radio mitra dan permintaan pendengar sejarah yang dibahas tidak hanya di jogja aja nah trus kita merembet ke Jogja dan sekitarnya, Nah Jjogja Jateng sudah habis maka merembet ke luar wilayah itu. Pada dulunya Peta Jogja, Telusur Jogja terus Telusur Sejarah, itu diganti karena skup. Perbedaan Peta dan Telusur Jogja, sesuai dengan nama Peta Jogja memetakan sejarah yang ada di Jogja sedangkan Telusur Sejarah mengenai tempat-tempat yang ada di Jogja.”(CLW 2) Informan 4 juga menambahkan sebagai berikut: “…Jadi dulu itu ada evaluasi program dan pengembangan-pengembangan program kaya gitu trus akhirnya Peta Jogja diubah menjadi Telusur Jogja dan baru pada tahun 2012 jadi Telusur Sejarah. Isinya sama sebenernya tentang sejarah. Kalo dulu Peta Jogja itu cuma sepenggal jalan. Misalnya jalan sorowajan baru, itu ceritanya aja jalan sorowajan ceritanya kayak gimana, dievaluasi kan , ternyata jogja banyak sejarahnya. Tidak cuma jalan saja tapi daerah trus jadi telusur Jogja.Waktu itu membahas sekitar Jogja saja. Trus di evaluasi lagi ternyata di Klaten kan disini PNS nya juga ada yang di Klaten, dari Magelang gitu kan ternyata berubah lagi menjadi Telusur Sejarah yang cakupannya lebih luas”.(CLW 4) Berdasarkan hasil wawancara dari informan 1, 2 dan 4 dapat diketahui bahwa pada mulanya program Telusur Sejarah bernama Peta Jogja yang menyajikan informasi seputar sepenggal jalan bersejarah yang berada di wilayah
71
Yogyakarta. Setahun pemakaian nama Peta Jogja, Peta Jogja berganti nama menjadi Telusur Jogja karena Telusur Jogja memberikan informasi lebih luas lagi bukan hanya pada sepenggal jalan yang bersejarah namun mulai merambah ke tempat dan daerah yang memiliki sejarah di Yogakarta. Sejak adanya evaluasi dan pengembangan program yang diakukan setiap tahunnya oleh pengelola Radio Edukasi, pada tahun 2012 program Telusur Jogja berganti nama menjadi Telusur Sejarah yang telah dikenal sampai saat ini. Program Telusur Sejarah kini dikembangkan dengan topik yang lebih luas bukan hanya membahas daerah lokal, tetapi juga membahas daerah lain seperti Semarang, Klaten dan Magelang. Keberadaan Program Telusur Sejarah ini banyak menarik minat radio mitra. Kini Program Telusur Sejarah telah menjadi sumber informasi nasional karena materi sejarah yang diberikan telah mencakup seluruh wilayah Indonesia. Sebuah program tidak lepas dari tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari program Telusur Sejarah adalah: 1. Memberikan informasi tentang fakta dan fenomena sejarah di Indonesia. 2. Memberikan inspirasi dan motivasi bagi pendengar untuk melestarikan nilainilai sejarah dan budaya lokal. 3. Meningkatkan kebanggaan terhadap peninggalan sejarah dan budaya. 4. Meningkatkan rasa cinta tanah air.
72
Program telusur sejarah merupakan program acara pendidikan yang banyak memiliki manfaat bagi masyarakat pendengar. Manfaat yang dapat diambil dari program telusur sejarah yaitu: 1. Pendengar dan masyarakat pada umumnya dapat mengetahui informasi tentang sejarah di Indonesia. 2. Pendengar dan masyarakat pada umumnya terinspirasi dan termotivasi untuk melestarikan peninggalan sejarah, seni dan budaya lokal. 3. Pendengar dan generasi muda pada umumnya memiliki kebanggaan dan rasa cinta yang mendalam terhadap Indonesia. Program Telusur Sejarah berdurasi 30 menit, disiarkan setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 15.00-15.30 WIB. Sebelumnya Program Telusur Sejarah ditayangkan setiap hari, namun pada tahun 2015 program ini mengalami pergantian jam siar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 4 sebagai berikut : “Telusur Sejarah memang dulu setiap hari, tapi sekarang tidak.Nah, mengapa berubah itu kalo masalah jadwal ada pengkajinya khusus, jadinya setiap akhir tahun, setiap awal aggaran baru, pastinya ada perancangan atau kita rapat bareng gitu, gimana programnya, kira-kira kemarin yang kurag apa, kira – kira yang harus di blow up apa lagi, terus disesuaikan dengan adaya program baru, kadang ada pergeseranpergeseran jam. Jadi ada yang di drop ada yang masuk lagi programya, termasuk program Telusur Sejarah ini yang mengalami pergeseran jadwal dari sebelumnya.”(CLW 4)
73
Berdasarkan pernyataan dari informan 4 di atas dapat diketahui bahwa perubahan jadwal siar itu ada setiap penyelenggaraan anggaran baru tergantung dari hasil rapat evaluasi tahunan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Program Telusur Sejarah dikemas dalam sajian berbentuk feature yang tidak banyak digunakan dalam program lain yang disiarkan Radio Edukasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan 2 adalah sebagai berikut: “Program ini termasuk feature. Termasuk artistik. Karena sudah dikemas dan dibuat semenarik mungkin.”(CLW 2) Hal tersebut sejalan dengan pernyataan informan 4 adalah sebagai berikut: “….. termasuk jenis feature jurnalistik ya semacam dokumenter karena itu fakta feature-feature sejarah….Ya kalo feature kan lebih ke artistik, nantikan produk jurnalistik kan nada news, in dept news, ada feature, nah ini semua itu isinya fakta nah kalo in dept itu dia tidak ada unsur artistiknya, jadi dia penelusuran mendalam sekali yang isinya tidak ada artistiknya. Tapi kalo yang namanya feature itu ada sound effect misalnya ngomongin tentang Jogja nah, ada suara dokar kuda, gitu kalo in dept ga ada.” (CLW 4) Informan 1 menambahkan sebagai berikut: “Informasi dan hiburan. Ada sih artistik dan jurnalistiknya juga iya jadi perpaduan antara jurnalistik dan artistik.”(CLW 1) Berdasarkan pernyataan dari ketiga informan diatas dapat diketahui bahwa program Telusur Sejarah merupakan program yang dikemas dalam bentuk feature. Feature tersebut merupakan perpaduan dari jenis program artistic dan jurnalistik yang menyajikan informasi sekaligus hiburan yang menarik bagi masyarakat pendengar.
74
Program Telusur Sejarah dilaksanakan melalui beberapa tahap mulai dari perencanaan, produksi, eksekusi, pengawasan dan evaluasi. Adapun tahap pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Program Pada dasarnya sebuah program
yang disiarkan harus memiliki
perencanaan yang matang. Kelancaran dalam merencanakan sebuah program membawa dampak yang besar bagi proses produksi, eksekusi program dan mekanisme pengontrolan. Perencanaan program yang digunakan bagi kebutuhan siar meliputi perencanaan produksi, penjadwalan acara, pengadaan materi siaran, pengadaan sarana dan prasarana. a. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi program Telusur Sejarah yang ada di Radio Edukasi sesuai dengan pernyataan informan 1 adalah sebagai berikut : “Rapat redaksi, rapat redaksi dihadiri oleh penulis dan pengelola radio edukasi. Penulis itu termasuk reporter. Setelah rapat redaksi, reporter menyusun question rute dan menyerahkannnya kepada PIC. Setelah disetujui maka mereka turun langsung ke lapangan untuk wawancara, setelah itu ditransfer terus ditulis naskahnya, terus masuk pengkajian untuk dikaji. Termasuk audionya, audionya juga dikaji. Kalau yang live tidak ada audionya, insert narasumber juga tidak ada. Jadi, semuanya benar-benar naratif. Kalau yang recorded ada setelah naskah jadi diberikan ke pengkaji baik naskah maupun audionya telah di acc maka dilakukan rekaman dan tugas reporter sebagai orang pertama pengisi suara.”(CLW 1)
75
Berdasarkan pernyataan informan 1 diatas dapat diketahui bahwa rapat koordinasi untuk perencanaan produksi program Telusur Sejarah dihadiri oleh penulis naskah dan pengelola radio edukasi. Reporter sendiri bertugas sebagai pengisi suara dan penulis naskah. Selain itu perencanaan produksi program terdiri dari perencanaan produksi program live dan recorded. b. Penjadwalan Acara Penjadwalan acara dalam pelaksanaan sebuah program yang akan disiarkan adalah hal yang harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi program yang satu dengan yang lain. Segmentasi masyarakat pendengar juga berpengaruh dengan penyusunan jadwal acara. Pada program Telusur Sejarah merupakan program jenis feature berupa informasi dan hiburan yang disajikan kepada masyarakat pendengar, dijadwalkan pada hari Senin-Jumat mulai pukul 15.00-15.30 WIB ini disiarkan secara live dan recorded. Alasan mengapa program Telusur Sejarah disiarkan pada jam tersebut yaitu pada jam-jam tersebut adalah jam istirahat santai dan anakanak pulang sekolah serta masyarakat yang telah pulang kerja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari informan 5 adalah sebagai berikut: “Kalau menurutku memang cocok disiarkan pada jam segitu karena ya pas sama kegiatan anak-anak sekolah yang baru pulang sekolah, nah mereka bisa dengerin TS sambil istirahat.”(CLW 5)
76
Berdasarkan pernyataan dari informan 5 diatas dapat dikatakan bahwa program Telusur Sejarah memang cocok ditayangkan pada jam tersebut. Selain pada penjadwalan acara, penayangan program Telusur Sejarah juga harus disesuaikan dengan segmentasi pendengar. Segmentasi pendengar atau target pendengar dalam program Telusur Sejarah diungkapkan oleh pernyataan dari informan 3 adalah sebagai berikut: “Segmentasi pendengar untuk program Telusur Sejarah yang pertama yaitu siswa SD, SMP, SMA kemudian guru dan masyarakat umum pemerhati pendidikan. Dalam hal ini ya bisa budayawan, bisa masyarakat umum. Tapi yang jelas dari SMP sampai mahasiswa awal.”(CLW 3) Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan dari informan 4 adalah sebagai berikut: “Ya sesuai ini target audiensnya radio edukasi, anak–anak sekolah dari TK, SD, SMP, SMA sampai kuliah awal…masyarakat umum juga bisa namun bukan target utamanya.”(CLW 4) Berdasarkan kedua pernyataan dari informan 3 dan 4 di atas dapat diketahui bahwa segmentasi program Telusur Sejarah disesuaikan dengan target utama pendengar Radio Edukasi yaitu dari TK sampai dengan masa kuliah awal. Selain itu masyarakat pemerhati pendidikan dan masyarakat umum juga bisa menikmati program ini, namun bukan merupakan target utama program Telusur Sejarah.
77
c. Pengadaan Materi Siaran Pengadaan materi siaran merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dipersiapkan. Pengumpulan dan penyiapan materi yang telah diperoleh melalui berbagai sumber yang sudah didapat perlu untuk dipersiapkan agar dapat dilakukan produksi segera untuk program yang akan dibuat baik itu program yang bersifat recorded maupun live. Bahan materi tersebut adalah informasi. Sumber informasi yang diperoleh untuk keperluan materi program dapat berupa manusia, peristiwa dan realita. Manusia merupakan sumber informasi karena memiliki ide dan gagasan yang dapat dinyatakan sebagai informasi dari suatu peristiwa. Sedangkan peristiwa sendiri akan menghasilkan faktafakta yang mendukung untuk kebutuhan informasi, bila fakta-fakta ini diuraikan dan dilaporkan, maka uraian atau laporan ini adalah informasi (Heriyanto, 2009:52). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tanggal 5 Mei 2015, materi program siaran radio yang ada di Radio Edukasi didapat dari BPMRP selaku pengembang media pendidikan. Radio Edukasi disini bertindak sebagai pelaksana dan pengujian model pembelajaran yang dikembangkan BPMRP. Program-program yang disiarkan diproduksi sendiri dengan dana dari pemerintah.
78
Terkait dengan pengadaan materi siaran program Telusur Sejarah, Radio Edukasi telah melakukan perencanaan sebelumnya dalam pengadaan materi siaran program. Hal tersebut diungkapkan oleh informan 1 sebagai berikut: “Kita di bank, jadi kita kumpulkan semua materi di PIC. Itu berarti kalau kita memproduksi yang 2011. Siarnya berarti 2012. Jadi dalam satu tahun itu PIC harus on target dan sudah ditarget harus menghasilkan 52 judul program Telusur Sejarah. Sementara yang live itu juga on target. Kita sudah hitung kebutuhan siar selama 6 bulan, berapa naskah yang harus masuk, setelah terkumpul semua disiarkan dan dibagi jadwal per minggunnya yang diatur oleh program director.”(CLW 1) Berdasarkan pernyataan dari informan 1 diatas dapat diketahui bahwa bahan materi program Telusur Sejarah recorded yang diproduksi baru bisa disiarkan setahun setelah masa produksi dan telah dihitung sesuai dengan kebutuhan siar, sedangkan untuk naskah live juga telah disesuaikan
dengan
kebutuhan
siar
selama
6
bulan,
kemudian
dikumpulkan untuk dibagi jadwal per minggunya kepada program director untuk disiarkan. Pengadaan materi tersebut telah teratur secara rutin dan terkordinir dengan baik. d. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana dibutuhkan dalam perencanaan program. Pengadaan sarana dan prasarana tersebut bertujuan untuk mendukung bagi kelancaran program. Berdsarkan pengamatan pada tanggal 19 Mei 2015,
79
pengadaan sarana dan prasarana yang dimiliki Radio Edukasi tergolong lengkap. Sarana penyiaran Radio Edukasi yaitu studio siar dan perangkatnya (mixer, sondsystem, microphone, computer, telephone), pemancar dan lain sebagainya. Perangkat tersebut dirancang sedemikian rupa hingga membentuk keterpaduan yang siap digunakan untuk siaran.(CL3)
Gambar 2. Mixer yang digunakan untuk proses penyiaran
Gambar 1. Komputer yang digunakan untuk proses penyiaran
Radio Edukasi sebagai salah satu model pengembangan media pendidikan yang berada di bawah BPMRP dalam memproduksi sebuah program khususnya program-program pendidikan juga memiliki sarana dan prasarana lain bagi kebutuhan program seperti studio rekaman beserta alat-alat pendukung yang dibutuhkan untuk produksi program. Sarana dan prasarananya pun tergolong lengkap dan tidak memerlukan pengadaan sarana dan prasarana tambahan kecuali ada kerusakan pada peralatan tersebut. Perencanaan dan pengoperasian peralatan dilakukan oleh seksi produksi dan pelaksana siaran program.
80
Gambar 3. Ruang kontrol studio rekaman yang digunakan untuk produksi program
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa program Telusur Sejarah sebagai salah satu program recorded yang disiarkan di Radio Edukasi diproduksi di ruang rekaman tersebut. 2. Produksi Program Program-program yang ada di radio Edukasi sendiri merupakan program produksi sendiri dengan bantuan dari BPMRP sebagai pengelola program. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari observasi awal program Telusur Sejarah diproduksi secara recorded namun banyaknya permintaan perluasan topik pembahasan Telusur Sejarah kini hadir dengan program live yang berupa naskah untuk dibacakan penyiar tanpa melalui proses rekaman. Menurut teori, proses produksi secara live adalah produksi yang dilakukan secara langsung dari ruang siaran tanpa melalui proses pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis. Pada program Telusur Sejarah live di Radio Edukasi proses produksinya seperti yang di ungkapkan oleh informan 3 adalah sebagai berikut:
81
“Yang live itu pertama penulis naskah setor naskah, setor topik/setor objek yang akan digali/dibuat. Setelah itu dirasa tidak bertumpukan dengan tulisan yang lain, nanti lanjut penulisan naskah. Naskah ini ditulis dengan informasi dari berbagai sumber, termasuk juga internet. Setelah naskah dibuat, kita kaji oleh pengkaji materi dan media/penyelia istilahnya. Kemudian dari penyelia telah di acc dan bisa diproduksi live maka kita lengkapi kebutuhan – kebutuhan dalam naskah itu misalnya musik pengiringnya, sound effect dan sebagainya. Setelah semua siap, kita kirim lagi ke bagian siaran untuk disiarkan oleh penyiar.”(CLW 3) Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa seorang penulis naskah harus mengetahui bahwa topik yang akan mereka buat tidak sama dengan penulis naskah lain, kemudian setelah topik disetujui maka dilanjutkan dengan menulis naskah dengan berbgai sumber informasi yang dicari dari berbagai refrensi pendukung. Setelah naskah jadi diberikan kepada pengkaji materi dan media terkait dengan naskah dan kelengkapan yang di buat oleh penulis naskah. Apabila telah disetujui oleh pengkaji atau penyelia maka naskah langsung diberikan kepada penyiar untuk disiarkan secara live yaitu dengan membacakan naskah yang telah dibuat tadi sehingga proses ini tidak memerlukan rekaman di studio rekaman. Program Telusur Sejarah live tidak memerlukan banyak waktu dalam proses produksinya karena bahan yang disiarkan berupa naskah yang keseluruhannya berbentuk naratif tanpa insert narasumber dan audio atau musik pengiring. Seperti yang diungkapkan informan 1 sebagai berikut : “…..Kalau yang live tidak ada audionya, insert narasumber juga tidak ada. Jadi, semuanya benar-benar naratif. Kalau yang recorded ada
82
setelah naskah jadi diberikan ke pengkaji baik naskah maupun audionya telah di acc maka dilakukan rekaman dan tugas reporter sebagai orang pertama pengisi suara.”(CW 1) Berdasarkan pernyataan informan 1 di atas dapat diketahui bahwa produksi program Telusur Sejarah live sangat sederhana karena hanya berupa naratif, sedangkan untuk program Telusur Sejarah recorded sedikit lebih rumit. Produksi program Telusur Sejarah yang tergolong rumit inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk program yang akan diproduksi. Proses produksi program Telusur Sejarah secara recorded sama dengan proses produksi program lainnya yaitu melalui proses rekaman. Program ini disiarkan secara off air dengan beberapa tahap produksi yang harus dilaksanakan, Produksi program Telusur Sejarah dimulai dari brainstorming yang dilakukan dengan diskusi mengenai topik yang akan dibahas, kemudian penentuan ide dengan menampung dari berbagai gagasan dari hasil diskusi. Setelah ide tersebut disetujui oleh semua pihak dari jajaran managerial dan tim produksi maka ide tersebut dituangkan dalam sebuah naskah yang siap untuk di rekam. Untuk mengurangi noise pada hasil perekaman maka dilakukan editting dan mixing untuk memberikan effect dan musik. Setelah semuanya selesai maka dilakukakn preview atau pemutaran ulang untuk mengecek kembali apa masih ada yang kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah sempurna maka hasil dari rekaman
83
tersebut siap untuk di mastering. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2 adalah sebagai berikut: “Kalau produksi telusur sejarah sama seperti produksi program yang lain. Jadi materi yang udah jadi naskah, naskah itu pada awalnya kan dikaji oleh pengkaji materi dan media. Untuk materi dari dosen atau sejarawan tergantung materinya, kalo bidang media nanti dari temanteman dari BPMRP, setelah itu nanti ada bedah naskah, jadi sebelum produksi masuk di studio nanti ada diskusi tentang naskah mulai dari penentuan topik hingga penulisan naskah, setelah itu langsung dieksekusi untuk produksi. Jadi menyiapkan pengisi suaranya, naratornya, yang pas membawakannya cocok untuk narasi di radio itu seperti apa yang santun ramah, pokoknya seperti tag line nya radio edukasi. Jadi proses produksinya itu nanti ya telusur sejarah itu hanya terdiri dari narasi, kalo yang record ya jadi itu ada insert reporternya, hanya itu saja nanti diselingi musik dan sound effect. Kalo proses produksinya dipandu oleh sutradara, didampingi operator, take selama 15 menit kalo yang record.”(CLW 2) Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan informan 3 adalah sebagai berikut: “Secara record berarti dari hasil rekaman dari narasumber. Itu kita turunkan dan disimpan dalam hardisk dalam komputer. Kemudian statemen-statemen yang ada disitu kita bikin naskahnya. Setelah naskah terbentuk, pada tahap berikutnya adalah rekaman. Rekaman ini adalah rekaman narator, kemudian kita siapkan sound effek, musik, dan sebagainya. Setelah rekaman selesai kita adakan editting mixing yaitu menggabungkan antara suara narator, musik pendukung, sound effek dan sebagainya serta statement dari narasumber. Setelah itu selesai jadilah program Telusur Sejarah. Namun sebelum disiarkan , masih ada lagi satu proses dari tim Quality Control dan pengkaji media yang menyortir keseluruhan isi media itu. Setelah dinyatakan layak siar dibuatlah master program Telusur Sejarah yang layak disiarkan.”(CLW 3)
84
Berdasarkan pernyataan informan 2 dan 3 di atas dapat diketahui bahwa proses produksi Program Telusur Sejarah berupa naratif namun terdapat tambahan berupa insert narasumber, music dan sound effect. Selain itu, narasumber yang ada dalam produksi Telusur Sejarah adalah narasumber ahli sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Proses rekaman yang dilakukan dalam proses produksi program Telusur Sejarah recorded membutuhkan waktu 15 menit dengan dipandu operator serta sutradara yang mengatur jalanya proses rekaman. Setelah proses rekaman selesai maka diadakan penggabungan antara suara narrator, musik pendukung, sound effect dan insert narasumber yang kemudian di buatlah master program. Master program dibuat setelah keseluruhan isi program tersebut dievaluasi dan dinyatakan layak siar. 3. Eksekusi Program Eksekusi atau penayangan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi hanya melibatkan penyiar yang mengambil semua teknis penyiaran saat siaran program berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mulai dari tanggal 19 sampai dengan 22 Mei 2015, pelaksanaan program Telusur Sejarah dilakukan secara live dan recorded. Sebelum melakukan penyiaran, seorang penyiar dibekali dengan rencana siar untuk membantu mengatur jalanya proses siaran. Rencana siar merupakan lembar untuk penyiar yang berisi uruturutan konten siar yang berfungsi sebagai pemandu penyiar selama proses siaran.
85
Gambar 4. Rencana siar program Telusur Sejarah Dalam melakukan penyiaran, seorang penyiar harus melakukan persiapan guna mendukung kelancaran proses siar baik pada program siar berupa recorded maupun yang live. Pada program Telusur Sejarah yang recorded, persiapan yang dilakukan penyiar hanya mempersiapkan hasil produk untuk diputar. Sedangkan untuk program Telusur Sejarah yang live penyiar harus mempersiapkan naskah, musik dan sound effect. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 3 sebagai berikut : “Kalau yang rekaman adalah hasil produk, kalau yang live, naskah, musik, sound effek. Teknis penyiarannya seperti biasa, kalau live penyiar tinggal membacakannya saja dari naskah yang dia pegang.”(CLW 3) Hal serupa juga diungkapkan oleh informan 6 adalah sebahgai berikut: “Naskah untuk yang live dan hasil rekaman untuk yang record, jadi kita punya sistem server khusus, cara kerjanya yaitu PIC ngejar-ngejar penulis, penulis memberikan ke penyelia/pengkaji, pengkaji selesai mengkaji dan sebagainya, dia berikan lagi kepada PIC. PIC buka folder di server. Server digunakan untuk internal radio. Disitu kita masukkan naskahnya dan PIC yang pegang jadwalnya, dia yang nyusun jadwalnya. Jadi kalau si penyelia ini suda setor naskah yang fix dan siap disiarkan berikut musiknya, begitu juga dengan backsound seperti itu, ya sudah penyelia tinggal memasukkan ke folder yang
86
sudah disiapkan PIC tadi. Terus PIC membuat jadwalnya secara tertulis, diberikan kepada programmer, lalu programmer memberikan kepada penyiar. Penyiar setiap saat bisa memantau folder tersebut. Jadi disitu ketahuan penyelia mana yang kerjanya bener mana yang tidak. Disitu foldernya memuat tanggal dan judul.”(CLW 1) Sejalan dengan pernyataan informan 3 dan 1, pernyataan yang diungkapkan oleh informan 6 adalah sebahgai berikut: “Kalau sebelum siaran sih, kan kita di grup server kita ngambil rekaman siaran sesuai tanggal yang dijadwalkan, trus abis itu, ada naskah sama lagu nah itu naskahnya kita print nah lagu atau backsoundnya kita pindah ke computer siaran. Setelah kita punya naskah, biasanya kita baca-baca dulu kalau ada yang salah – salah bisa di cek. Persiapan alat pertama kita buka zara program radio trus kita nyusun playlist, trus id’s trus opening, tune opening, program TS abis tuw masuk ke back sound trus masuk ke isinya nah kita ngomong apa yang sesuai dengan naskah, trus di jeda masuk ke bumper out, abis bumper out itu nanti ada lagu, ada ilm abis ilm itu bumper in, trus masuk ke back sound lagi, nah baru ngomong lagi tentang naskah tadi trus selanjutnya kita ngulang lagi dari bumper out tadi sampe bumper in ngomong lagi trus baru closing. Kalau yang record kita tinggal opening sama closing aja karena programnya uda ada di rekaman.”(CLW 6) Berdasarkan pernyataan informan 3, 1 dan 6 di atas dapat diketahui bahwa penyiar melakukan tugasnya sendiri tanpa didampingi oleh seorang teknisi atau operator dan naskah program dibaca langsung dengan musik dan sound effect yang harus di atur sendiri sesuai dengan apa yang telah tertulis di rencana siar yang telah disediakan, sedangkan untuk yang recorded hanya mempersiapkan hasil rekaman saja. Bahan siar berupa naskah dan hasil rekaman serta pelengkap dalam siaran tertuang dalam sebuah server program
87
yang termuat dalam sebuah folder yang berisikan tanggal dan nama program yang akan disiarkan. Program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi terbagi dalam 3 segmen dengan durasi masing-masing segmen 3, 7 dan 5 menit. Setiap segmen tersebut diselingi dengan lagu dan iklan layanan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 1 sebagai berikut: “Jadi kita ada intro, intro itu semacam pembuka kemudian masuk pada segmen 1, itu sekitar 3 menit, segmen 2; 7 menit, segmen 3 sekitar 5 menit. Itu sambil diselingi lagu. Jadi kalau tanpa lagu berat karena daya tahan pendengar cuma 15 menit dan itu mempengaruhi kerundown acara.” Berdasarkan pernyataan dari informan 1 di atas terdapat kesesuaian dengan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan program Telusur Sejarah berlangsung yaitu pada tanggal 19 – 22 Mei 2015 baik untuk pelaksanaan program Telusur Sejarah recorded maupun yang live. Adapun Kronologi pelaksanaan siaran program Telusur Sejarah secara recorded adalah sebagai berikut: a. Penyiar melakukan persiapan dengan memasukkan rekaman program Telusur Sejarah sesuai dengan rencana siar mulai dari urut-urutan opening tune sampai dengan closing tune. b. Penyiar membuka program (opening tune) dengan menyapa pendengar program Telusur Sejarah. c. Penyiar mulai memutarkan rekaman program Telusur Sejarah recorded.
88
d. Setelah selesai penyiar menutup program (closing tune) Telusur Sejarah. e. Penyiar melakukan penyimpanan program setelah acara disiarkan sebagai data evaluasi pelaksanaan program. Kronologi pelaksanaan program Telusur Sejarah secara live, sebagai berikut: a. Penyiar melakukan persiapan yaitu mempersiapkan naskah bahan siar program Telusur Sejarah dengan mengambil naskah di grup server Radio Edukasi. b. Penyiar cek alat siaran, menyusun playlist program yang akan disiarkan sesuai dengan urut-urutan rencana siar mulai dari opening, tune opening, backsound, music pendukung dan lain sebagainya. c. Penyiar membuka program (opening tune) dengan menyapa pendengar program Telusur Sejarah. d. Penyiar membacakan materi yang tertuang dalam naskah bahan siar program Telusur Sejarah yang telah diatur sesuai dengan playlist yang tadi dibuat. e. Setelah selesai penyiar menutup program Telusur Sejarah. f. Penyiar melakukan penyimpanan program setelah acara disiarkan sebagai data evaluasi pelaksanaan program. 4. Pengawasan dan Evaluasi Program Pengawasan dan evaluasi program yang dilakukan di sebuah stasiun radio pada umumnya sama. Tidak ada perbedaan yang mencolok. Biasanya
89
stasiun radio melakukan evaluasi setiap satu tahun sekali secara berkelanjutan. Radio Edukasi yang bernaung dibawah BPMRP pun juga melakukan pengawasan dan evaluasi yang sama. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 2 sebagai berikut: “Kalau evaluasinya itu satu tahun untuk keseluruhan evaluasi pendengar, tapi kalau untuk evaluasi intern itu satu bulan sekali.”(CLW 2) Berdasarkan pernyataan diatas, maka pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Radio Edukasi secara keseluruhan setiap satu tahun sekali dan melibatkan pendengar, sedangkan untuk evaluasi untuk pengelola(intern) radio dilakukan setiap satu bulan sekali. Pengawasan siaran program di Radio Edukasi juga dilakukan setiap hari selama siaran itu berlangsung. Pengawasan tersebut dilakukan melalui pemantauan streaming dan hasil rekaman selama program disiarkan. Hal tersebut sesuai pernyataan Informan 1 sebagai berikut: “Kita pakai pemantau. Jadi setiap siaran itu semuanya direkam dan itu pasti ada dokumennya atau waktu siaran itu sendiri kita pantau dan awasi juga dengan menggunakan streaming....”.(CLW 1) Berdasar pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pengawasan yang dilakukan Radio Edukasi terhadap program yang disiarkan setiap harinya dapat dipantau dengan menggunakan jaringan steaming serta hasil rekaman siar. Untuk program Telusur Sejarah sendiri yang telah mengalami pergantian dari recorded ke live dapat ditemukan berbagai kendala dan permasalahan
90
setelah program tersebut di pantau dan dilakukan evaluasi secara berkelanjutan. Hal tersebut diungkapkan oleh informan 1 sebagai berikut: “Nah, pas awal siar yang live itu banyak kekacauan soalnya beda karakter antara yang recorded dengan yang live. Mulai dari penyiar yang salah-salah baca, dia kurang siap padahal naskah sudah dipersiapkan seminggu sebelumnya, Trus dievaluasi sekarang sudah ada kemajuan dan kesalahan bisa diminimalisir.”(CLW 1) Sejalan dengan pernyataan informan 1, hal serupa juga diungkapkan oleh informan 5 sebagai berikut: “Untuk yang recorded tidak ada...live kendala secara signifikan juga tidak ada, tapi kadang-kadang namanya live kita kan membaca naskah itu yang kadang-kadang ada kata-kata yang baru. Sehingga ada kosakata yang baru sehingga kita harus jeli.....Dari sisi penulisannya tidak bisa terbaca jadi membuat pusing saya dan hari menjelang siaran saya baru dapat, sebelumnya saya cek belum ada di sini belum dikirim dari bawah ( pengelola). Nah kan kita nanti tujuannya kalo ada kata-kata baru atau kosakata yang belum pernah kita ketahui kan saya bisa bertanya dulu kan? Nah klo tidak bisa seperti ini penulisannya tidak ada spasiyna sama sekali. Aku bingung jadinya. Ini nyata loh ini ini nyata loh.. ya akhirnya 20 menit menjelang itu masih belum ada. Saya membacanya mesti pelan otomatis jadi saya tidak maksimal.”(CLW 5) Pernyataan lain juga diungkapkan oleh informan 6 adalah sebagai berikut: “Kadang naskah ada yang penlisannya salah, kadang bacanya susah, soalnya ada istilah –istilah, dulu aku pernah suruh baca pantun sunda, kan logat sunda ga sama sama logat yang kita pakai sehari-hari, nah kadang ga ada cara bacanya kaya gitu, kalau ada yang salah ga bisa diulang atau diedit. Kalau record ga ada kendala.”(CLW 6)
91
Berdasarkan pernyataan informan 1, 5 dan 6 diatas dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program Telusur Sejarah baik recorded mapun live tidak ada. Program Telusur Sejarah live yang langsung dibacakan naskahnya oleh para penyiar terkadang menjadikan kendala yang dapat
menimbulkan kesalahan baca sehingga tidak optimal dalam
membawakan program Telusur Sejarah live. C. Pembahasan Program Telusur Sejarah merupakan salah satu pengembangan model pembelajaran yang disiarkan melalui Radio Edukasi. Berawal dari ide dasar yang mengembangkan potensi sejarah yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, program tersebut mengalami pergantian nama tiga kali berturut-turut, namun perubahan nama tersebut tidak mengubah esensi dari tujuan program yang telah ditetapkan, sehingga kini keberadaan program Telusur Sejarah telah menjangkau skala nasional yang mengulas topik dan materi sejarah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Format program Telusur Sejarah dikemas secara menarik dengan menggunakan feature yang menyajikan informasi sekaligus hiburan kepada masyarakat pendengar. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Menurut Ade Kusnandar dalam Innayah (2012) yang memberikan pengertian bahwa feature merupakan suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain
92
wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas. Terkait dengan keilmuan Teknologi Pendidikan, pelaksanaan program Telusur Sejarah mencakup dalam lima kawasan yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi. Program Telusur Sejarah sebagai sumber belajar masyarakat yang membahas tentang sejarah dikembangkan dengan model sistem pembelajaran ADDIE yang dimulai dengan analisis kebutuhan, perancangan program, pengembangan program, pengimplementasian program dan evaluasi program. Analisis kebutuhan program Telusur Sejarah merupakan hasil survey kebutuhan pendengar dan diskusi perfokus dari beberapa programmer radio mitra yang berkeinginan dan membutuhkan program pendidikan yang bernuansa sejarah. Mereka memilih sejarah karena banyak peninggalan sejarah yang ada di sekitar kita yang sudah tidak terawat lagi bahkan orang pun lupa kisah sejarah yang ada di sekitarnya. Pesan yang disampaikan melalui program Telusur Sejarah juga disesuaikan dengan karakteristik pebelajar atau segmentasi masyarakat pendengar yang dikemas secara menarik mengingat daya tahan pendengar hanya 15 menit. Adanya musik dan sound effek merupakan strategi untuk menarik minat pendengar selain itu strategi dalam penyampaian pesan pembelajaran juga dilakukan melalui kerja sama dengan radio mitra sehingga program Telusur Sejarah dapat dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.
93
Pengembangan program dilakukan dengan mengembangkan program Telusur Sejarah dalam bentuk acara program radio. Pengembangan ini mencakup proses produksi program yang dimulai dari penulisan naskah, pengkajian, rekaman, preview dan ujicoba terbatas oleh para ahli. Pemanfaatan program dalam program Telusur Sejarah dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat terkait dengan materi sejarah yang ada di wilayah Indonesia dan pengelolaan program Telusur Sejarah merupakan eksekusi program yang telah dilaksanakan di Radio Edukasi dan beberapa mitra yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dilakukan secara live dan record. Evaluasi program Telusur Sejarah secara keseluruhan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan siaran di Radio Edukasi dan radio mitra, dilakukan oleh pengelola Radio Edukasi, reporter, radio mitra. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dijelaskan kembali secara rinci pada tiap-tiap tahap pelaksanaan program Telusur Sejarah yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan Program Perencanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Perencanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi sama dengan perencanaan program radio pada umumnya yang meliputi pencanaan produksi hingga pengadaan sarana dan prasarana. Dari hasil wawancara, observasi dan studi literatur diperoleh gambaran bahwa perencanaan dalam pelaksanaan program Telusur Sejarah dilakukan oleh pengelola, penulis, dan reporter. Perencanaan program
94
diawali dengan rapat redaksi guna penentuan materi dan topik yang akan dibahas. Menurut JB. Wahyudi (1994: 73) hal-hal yang termasuk dalam perencanaan sebuah program yaitu: a. Perencanaan siaran yang didalamnya termasuk produksi dan pengadaan materi siaran serta menyusun materi siaran tersebut menjadi sebuah program acara yang disiarkan baik harian, mingguan maupun bulanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. b. Perencanaan sarana dan prasarana yang ada. c. Perencanaan administrasi yang didalamnya termasuk dana, tenaga dan
pemasaran. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa dalam tahap perencanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi meliputi perencanaan produksi, penjadwalan acara, pengadaan materi dan pengadaan sarana dan prasarana. Dalam perencanaan produksi program Telusur Sejarah diadakan terlebih dahulu rapat koordinasi untuk merumuskan nama mata acara, target pendengar, tujuan , biaya produksi, serta pemilihan kru yang akan terlibat dalam produksi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Masduki (2001:46), menyatakan bahwa perencanaan produksi dilaksanakan dengan mengadakan rapat koordinasi untuk merumuskan nama mata acara, target pendengar, tujuan, biaya produksi, serta pemilihan kru yang akan terlibat dalam produksi.
95
Sedangkan penjadwalan acara program Telusur Sejarah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar dan ketersediaan pendengar sehingga program tersebut dapat disiarkan dalam waktu yang tepat. Hal ini dapat di lihat dari jadwal penayangan program yang sesuai dengan daftar ketersediaan audien pada tabel 2. Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran Bagian Hari Pagi Hari (06.00-09.00)
Jelang Siang (09.00-12.00)
Siang Hari (12.00-16.00) Sore Hari (Early Evening) (16.00-18.00) Jelang waktu utama (Prime Acces) (19.0020.00) Waktu utama (Prime Time) (20.00-23.00)
Jelang tengah malam (Late Fringe) (23.0023.30) Akhir Malam (Late Night) (23.30-02.00)
Audien Tersedia Anak – anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor. Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara bergiliran ( shift) Karyawan yang baru pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja. Hamper sebagian besar audien sudah berada di rumah. Seluruh audien tersedia pada waktu ini. Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00-21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi. Umumnya orang dewasa Orang dewasa termasuk karyawan yang bertugas secara giliran(shift)
(Sumber: Peter K Pringle, Michael F.Starr, William E. McCavitt;Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991) dalam Morissan (2009:257) Berdasarkan tabel tesebut di atas, program Telusur Sejarah mengambil jam siar pada pukul 15.00-15.30 WIB sebagai waktu terbaik untuk eksekusi program tersebut. Waktu tersebut sangat cocok karena mengambil target utama anak-anak, remaja dan dewasa tepat pada saat pulang kerja dan pulang
96
sekolah sehingga sambil mereka bersantai menikmati waktu istirahat. Radio Edukasi hadir dengan program Telusur Sejarah yang dapat mengisi waktu mereka dengan memberikan informasi yang cerdas, santun dan menghibur. Pengadaan materi program Telusur Sejarah juga disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan tetap konsisten dengan tujuan radio Edukasi. Program Telusur Sejarah merupakan program feature yang dapat digolongkan sebagai perpaduan program karya jurnalistik dan artistik, sekaligus program informasi yang menghibur, ini dapat menjadikan Radio Edukasi tetap pada jati dirinya yang selalu mengusung topik dan informasi seputar dunia pendidikan yang memberikan pendidikan bagi masyarakat pendengar dengan berbagai sajian yang variatif, dan tetap dapat menghibur walaupun konten program berada diseputar dunia pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harley(2004:30) yang membagi beberapa jenis program berdasarkan conten dan tujuannya salah satunya yaitu program pendidikan merupakan program yang membahas seputar kebutuhan dunia pendidikan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melengkapi sumber belajar. Selain itu, pengadaan materi pada program Telusur Sejarah memiliki perbedaan yang signifikan dengan program-program lain yang ada di Radio Edukasi. Sering kita dengar bahwa cerita –cerita sejarah yang selalu kita baca dan kita lihat membahas sejarah umum yang bisa dicari di buku ataupun media televisi, pada program Telusur Sejarah ini belum tentu ada. Materi yang disajikan dalam program Telusur Sejarah sangat jarang sekali ditemui karena
97
mengulas hal-hal yang terkadang orang pun jarang mengetahui bahkan tidak menyadari bahwa disekitar tempat tinggalnya terdapat cerita bersejarah didalamnya. Materi yang disajikan dan materi yang diulas dalam program Telusur Sejarah, menjadi menarik ketika sebuah tempat yang tidak umum didengar orang disajikan dan diulas secara runtut dan jelas dalam kemasan yang tidak menjenuhkan sehingga menarik minat pendengar untuk lebih mengetahui dan mencari informasi lebih jauh lagi melalui siaran program Telusur Sejarah. Pengadaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembuatan program Telusur Sejarah juga didukung sepenuhnya dari pengelola program Radio Edukasi yaitu BPMRP. Alat yang dibutuhkan lengkap dan memadai. Tersedia juga ruang rekaman dengan perlengkapan lengkap sebagai tempat untuk produktivitas program Telusur Sejarah recorded. 2. Produksi Program Proses produksi program live maupun record secara keseluruhan umumnya sama. Produksi program siaran radio adalah proses mentranfer naskah suara, menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide. Produksi program siaran radio pada dasarnya juga merupakan paduan penciptaan gambar suara dengan rangkaian kata-kata, suara, musik dan sound efek menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi maupun imajinasi pendengarnya.
98
Kegiatan produksi program di Radio Edukasi merupakan hasil pengembangan program pendidikan BPMRP sehingga produksi program di Radio Edukasi merupakan program produksi sendiri dengan bantuan dari BPMRP sebagai pengelola program. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Tommy(2006:15) bahwa program radio terdiri dari 4 sumber yaitu jaringan antar stasiun, rekaman atau menyewa dari rumah produksi, produksi sendiri, dan pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya. Dari hasil observasi dan wawancara pada tahap produksi, langkah langkah yang dilakukan dalam proses produksi program live tidak melalui proses rekaman dan berupa naskah naratif yang langsung diserahkan kepada penyiar untuk dibacakan saat eksekusi program berlangsung. Hal ini yang membedakan proses produksi Telusur Sejarah live dan record. Proses produksi Telusur Sejarah live dimulai dengan penulisan naskah yang menjadi tugas dari Pengembang Teknologi Pendidikan (PTP). Para PTP tersebut bertugas untuk menulis naskah telusur sejarah live dengan target satu minggu untuk satu naskah minimal. Penulisan naskah untuk program Telusur Sejarah live memberikan kebebasan pada penulis untuk menulis naskah semenarik mungkin dengan banyak variasi karena tidak ada kewajiban untuk mengejar narasumber, namun tetap memperhatikan kaidah penulisan naskah radio dan kesesuaian informasi yang disampaikan berdasarkan sumber dan acuan yang jelas dan
99
dapat dipertanggungjawabkan. Setelah selesai naskah ditulis, penulis memberikan naskah yang telah jadi kepada pengkaji untuk mendapatkan review dan persetujuan layak siar. Setelah disetujui naskah tersebut diberikan kepada penyiar lengkap dengan kebutuhan musik pendukung untuk dibacakan oleh penyiar saat program berlangsung. Sedangkan untuk proses produksi program Telusur Sejarah recorded melalui tiga tahapan yang saling berkaitan yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat JB. Wahyudi (1994: 30) pada sub komponen tahapan produksi program off air yang terdiri dari: a. Pra produksi b. Produksi c. Pasca produksi Pada tahap pra produksi terdapat perencanaan dan persiapan sebelum memasuki pada tahap produksi yang biasanya dilakukan rekaman. Perencanaan tersebut meliputi penuangan ide dan gagasan serta penulisan naskah. Penuangan ide dan gagasan yang dalam proses produksi program Telusur Sejarah record dilakukan melalui rapat redaksi. Rapat redaksi tersebut diikuti oleh seluruh pengelola, reporter, penyiar dan tim produksi Radio Edukasi guna membahas pelaksanaan program Telusur Sejarah. Masingmasing anggota diminta untuk mengeluarkan pendapatnya mengenai topiktopik apa saja yang akan diangkat sebagai materi program. Setelah terjadi kesepakatan bersama dengan judul atau topic yang akan dibahas, reporter
100
yang bertugas sebagai penulis naskah langsung menyusun pertanyaanpertanyaan yang akan dijadikan pedoman wawancara kepada narasumber ahli dan pelaku sejarah sesuai dengan topic yang dibahas. Berbeda dengan program Telusur Sejarah live yang benar-benar naratif secara keseluruhan, pada program Telusur Sejarah recorded didalamnya terdapat insert narasumber dan proses pencarian data mengharuskan seorang reporter datang ke lokasi liputan. Inilah salah satu hal yang membuat program Telusur Sejarah recorded menarik. Reporter dalam mencari sumber informasi dan berita harus menemukan narasumber ahli dan pelaku sejarah langsung mengenai objek yang dikaji. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para reporter dengan waktu yang telah dibuat harus memenuhi target. Kesediaan narasumber dengan kesibukan narasumber yang sulit untuk ditemui dan pelaku sejarah yang sudah meninggal menjadi salah satu tantangan juga untuk reporter mendapatkan sumber informasi yang relevan. Ada beberapa kriteria dalam mencari narasumber yang dijadikan sumber informasi pada program Telusur Sejarah yaitu sejarawan atau budayawan, kalangan akademisi, pelaku sejarah dan masyarakat umum. Selain itu di Radio Edukasi dalam pembuatan programnya juga melibatkan beberapa dinas terkait seperti dinas purbakala, dinas pendidikan dan kebudayaan dalam setiap produksi programnya, baik produksi program Telusur Sejarah maupun program lainnya. Informasi pendukung yang
101
digunakan pada pembuatan produksi program terutama program Telusur Sejarah juga didapatkan melalui kajian pustaka, artikel, jurnal dan internet. Banyaknya informasi yang telah didapatkan, reporter sebagai penulis naskah dituntut untuk jeli dan kreatif dalam mengemas naskah yang menarik singkat dan padat dalam durasi program yang terbatas. Konsep penulisan naskah yang digunakan dalam penulisan naskah program Telusur Sejarah record berupa full script karena langsung memuat keseluruhan komponen isi program lengkap dengan teknis produksinya. Menurut Darmanto (1998:11) penulisan naskah Full Script yaitu bentuk naskah yang berisi seluruh pemikiran dan informasi yang disajikan melalui bahasa radio(kata, musik, dan sound effect) sekaligus lengkap mengenai teknis produksinya. Setelah penulisan naskah, tahap selanjutnya adalah rekaman. Rekaman adalah tahapsetelah pra produksi yaitu tahap produksi. Rekaman program Telusur Sejarah record dilakukan di studio rekaman BPMRP. Alat yang digunakan tergolong lengkap dan memadai. Pada proses rekaman dihadiri oleh pengisi suara, sutradara dan operator. Biasanya rekaman dilakukan selama 15 menit dipandu oleh sutradara sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap semua jalannya proses rekaman. Setelah dilakukan rekaman maka dilakukan editing mixing untuk menggabungkan suara antara pengisi suara, narasumber, musik pengiring dan sound effectnya. Berbeda dengan program –program lain di Radio Edukasi, program Telusur Sejarah memiliki sound effect yang terbatas. Pemilihan music dan
102
sound effect
dalam program Telusur Sejarah sangat selektif dan tidak
sembarangan dengan maksud program yang disajikan dan materi yang disampaikan tidak membohongi pendengar sehingga pendengar bisa ikut merasakan suasana pada masa lampau. Setelah proses tersebut selesai maka dilakukan preview atau evaluasi kembali untuk melihat kekurangan dari program tersebut sebelum dibuat master program untuk disiarkan. Hal ini sebagai usaha preventif yang dilakukan sebelum program layak untuk disiarkan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pada program siaran live, penyiar langsung membacakan naskah yang telah ditulis oleh penulis naskah dan telah melalui tahap evaluasi naskah layak siar. Program siaran record, informasi yang dibutuhkan didapatkan dari beberapa narasumber ahli yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas, serta sumber-sumber pendukung sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Setelah informasi tersebut terkumpul dituangkan ke dalam bentuk naskah dan dilakukan proses rekaman. Proses rekaman dilakukan sesuai dengan script yang telah dibuat sebelumnya. 3. Eksekusi Program Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan di Radio Edukasi, eksekusi program Telusur Sejarah yang dilaksanakan di Radio Edukasi Yogyakarta yaitu secara live (on air) dan record (off air). Pada pelaksanaannya, program Telusur Sejarah live telah disiarkan sejak per 2
103
Februari 2015. Namun, pada hasil pengamatan yang dilakukan eksekusi program Telusur Sejarah record masih tetap dilaksanakan. Program Telusur Sejarah record kini hanya dilaksanakan sebagai pengganti program Telusur Sejarah live yang naskah bahan siarnya belum tersedia di grup server Radio Edukasi. Dalam melakukan penyiaran, seorang penyiar yang melaksanakan siaran program Telusur Sejarah di Radio Edukasi siaran sendirian dan mengambil alih semua teknis penyiaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Masduki (2004: 51) siaran sendiri yaitu penyiar bekerja sendirian baik bertutur, mengelola informasi, maupun mengoperasikan peralatan. Sebelum melakukan eksekusi program Telusur Sejarah penyiar dibekali dengan rencana siar yang diberikan oleh programmer sebagai panduan dalam membawakan program yang disirakan. Menurut Theo Stokkink (1997: 33-34), lembar rencana siaran program memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menggabungkan acara suatu program ke dalam susunan acara, yaitu : a. b. c. d. e. f. g.
Judul. Tanggal dan waktu rekaman dipersiapkan. Tanggal dan waktu rencana penyiaran. Nama reporter (penulis). Rencana siaran itu sendiri untuk dibacakan oleh penyiar. Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman. Durasi rekaman. Penjelasan di atas memberikan pengertian bahwa di Radio Edukasi
setiap seorang penyiar melakukan penyiaran selalu membawa rencana siar
104
sebagai pemandu jalannya siaran program. Rencana siar tersebut memuat halhal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan siaran termasuk juga program Telusur Sejarah baik yang live maupun recorded. Program Telusur Sejarah dibagi menjadi 3 segmen dengan durasi 30 menit. Setiap segmen memiliki durasi yang berbeda-beda. Selain itu adanya musik penyeling juga menjadi daya tarik dalam mempertahankan minat pendengar.
Pelaksanaan eksekusi program Telusur Sejarah live dimulai
dengan mempersiapkan naskah bahan siar dan menyusun playlist siaran sesuai dengan rencana siar. Semua dilakukan secara manual karena pada siaran live materi program seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Penyiar menyusun backsound musik serta segala macam kebutuhan yang ada dalam rencana siar ke komputer yang digunakan untuk siaran. Setelah semua siap pada waktu siar program Telusur Sejarah yang tayang pada jam 15.00-15.30 WIB, penyiar mulai membuka program dengan menyapa pendengar. Penyiar mulai melaksanakan sesuai dengan urutan playlist
yang telah dibuat tadi dan
membacakan materi program Telusur Sejarah yang terbagi dalam 3 segmen yang telah ditentukan bagiannya sesuai dengan naskah yang ada. Disinilah bagian menarik dalam eksekusi program Telusur Sejarah, sebab bagian ini membutuhkan keahlian lebih bagi seorang penyiar dalam membacakan materi program dengan bahasa yang komunikatif intonasi suara yang sesuai dan aksen bicara yang dapat dimengerti serta dapat didengar jelas oleh masyarakat pendengar.
105
Sedangkan untuk eksekusi program Telusur Sejarah record, tugas penyiar menjadi lebih ringan karena penyiar hanya membuka program dengan sapaan hangat untuk pendengar, memutarkan rekaman yang telah berisi materi program yang secara otomatis telah tersusun dalam paket program record Telusur Sejarah. Kesenggangan waktu selama pemutaran rekaman program Telusur Sejarah record digunakan bagi penyiar untuk menyusun playlist untuk program lain yang selanjutnya akan di siarkan. Di sisi lain, eksekusi program Telusur Sejarah juga disiarkan melalui beberapa radio mitra yang bekerja sama dengan Radio Edukasi. Sampai tahun 2015 tercatat ada 9 radio mitra yang menyiarkan program Telusur Sejarah. Kesembilan radio mitra tersebut mempunyai jam siar yang berbeda dalam menyiarkan program Telusur Sejarah. Hal tersebut dikarenakan masingmasing radio memiliki waktu prime time yang berbeda dalam menyiarkan setiap programnya. Sampai tahun 2015, bahan siar program Telusur sejarah yang berada di radio-radio mitra adalah bahan siar recorded yang memuat 52 judul program. 4. Pengawasan dan evaluasi program Pengawasan program yang dilakukan di Radio Edukasi pada umumnya sama dengan radio lainnya. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah di bahas sebelumnya menunjukkan bahwa semua aktivitas dan managerial program yang dilaksanakan di Radio Edukasi terpantau secara teratur. Sebelum program layak untuk disiarkan, terdapat tim Quality Control
106
untuk menyortir isi dan kemasan program sebelum di buat master program pada produksi program Telusur Sejarah baik yang live maupun record. Ini menjadikan radio Edukasi adalah radio yang selektif dan tidak sembarangan untuk menampilkan program kepada khalayak pendegar. Hal ini sesuai dengan pengawasan preventif yang terdapat dalam teori pengawasan dan evaluasi program yang dinyatakan Donelly, Gibson, dan Ivan Cevich dalam JB.Wahyudi (1994:93) meliputi tiga tahapan dalam pelaksanaan program yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil pekerjaan. Salah satu dari ketiga tahapan tersebut adalah pengawasan prefentif yang berarti pengawasan yang dilakukan sebelum program dilaksanakan yaitu meliputi pengawasan dalam perencanaan program dan segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum program dilaksanakan. Selain itu, terdapat pengawasan rutin yang terdapat setiap harinya selama program Telusur Sejarah dilaksanakan. Pengawasan tersebut dilakukan melalui pemantauan melalui jaringan streaming serta file peyimpanan yang dilakukan setelah semua program disiarkan. Hal ini menunjukkan bahwa Radio Edukasi melakukan pengawasan pengendalian. Radio Edukasi juga melaksanakan evaluasi setiap tahunnya dengan melibatkan masyarakat pendengar dan radio mitra untuk mendapatkan masukan,
saran dan kritikan demi kemajuan program-program yang
disiarkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Radio Edukasi telah melakukan
107
pengawasan umpan balik yang sesuai dengan teori pengawasan dan evaluasi program. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret sampai dengan Oktober 2015. Dalam kurun waktu tersebut, peneliti berusaha memahami, menghayati, dan melibatkan diri dalam kegiatan pelaksanaan program Telusur Sejarah. Oleh karena itu, aspek-aspek yang berhasil diungkapkan dalam proses penelitian ini terjadi antara bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2015. Sebelum dan sesudah waktu tersebut tidak menjadi perhatian peneliti sehingga sangat mungkin terjadi perubahan yang tidak terekam dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah pengelola Radio Edukasi dan Tim Produksi program Telusur Sejarah yang masing-masing informan hanya mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing sehingga dimungkinkan informasi yang didapat tidak secara keseluruhan sehingga harus menghubungi per bagian untuk dapat mengumpulkan dan menggabungkan seluruh informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dengan demikian informasi yang diperoleh hanya sebatas informasi dan data yang ada di Radio Edukasi serta BPMRP sebagai pelengkap data dari informasi subyek penelitian.
108
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta mulai dari perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan program telusur sejarah yang ada di Radio Edukasi dibuat secara bersama-sama melalui pertemuan. Pertemuan tersebut melibatkan pengelola radio edukasi, tim produksi program, reporter, radio mitra, dan beberapa masyarakat pendengar serta melibatkan beberapa ahli materi seperti guru dan dosen. 2. Proses produksi program yang dimulai dari penulisan naskah, pengkajian, rekaman, preview dan ujicoba terbatas. Proses produksi program Telusur Sejarah terdiri dari live dan record. 3. Eksekusi program yang telah dilaksanakan di Radio Edukasi dan beberapa mitra yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dilakukan secara live dan record. 4. Evaluasi program Telusur Sejarah secara keseluruhan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan siaran di Radio Edukasi dan radio mitra, dilakukan oleh pengelola Radio Edukasi, reporter, radio mitra.
109
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut : 1. Memperluas lagi jangkauan penyiaran agar semua program pendidikan yang ada di Radio Edukasi dapat disiarkan secara luas dan dapat dinikmati oleh masyarakat pendengar. 2. Materi program telusur sejarah lebih diperluas lagi sehingga banyak peninggalan sejarah yang belum banyak orang tahu menjadi tahu karena adanya program Telusur Sejarah. 3. Memberikan materi siaran program atau naskah siaran program telusur sejarah secara live sebaiknya 1 hari sebelum siaran dilaksanakan sehingga membantu penyiar dalam membacakan naskah agar tidak salah dalam membaca dan dapat diperbaiki lagi kalau ada penulisan naskah atau kalimat dan kata – kata yang belum dimengerti. 4. Perlunya pengembangan program Telusur Sejarah dalam bentuk record disbanding live karena Telusur Sejarah record lebih menarik dengan format sajian feature.
110
DAFTAR PUSTAKA A.Darmanto. 1998. Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio.Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. A.Ius.Triartanto. 2010. Broadcasting Radio:Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta: PUSTAKA Book Publisher. Arief S. Sadiman.(2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Barbara, Richey.1994.Teknologi Pendidikan:Definisi dan Kawasannya.Jakarta:UNJ Erikson Damanik.13 Mei 2015. Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Kemitraan Menurut Ahli..http://tipepedia.blogspot.com/2015/08/teori-kemitraan-menurutpendapat-dan.html. diakses pada 19 Agustus 2015 jam 11.22 WIB. Hasan Asy’ari O.2012.Jurnalistik Radio:Kiat Menulis Berita Radio. Yogyakarta: Erlangga H.Djamal, Andi F.2011.Dasar-dasar Penyiaran. Jakarta: Kencana I Gde Widja.1989.Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah.Jakarta: DEPDIKBUD Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan. Innayah. 2009.Study khalayak pendengar Radio Edukasi/Analisis Kebutuhan Masyarakat akan Siaran Radio Edukasi. Jurnal TEKNODIK VOL. XIII No. 2Desember 2009. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan Nasional. Innayah.2012.Program Telusur Sejarah Sebagai Sumber Belajar . jurnal HISTORY VOL VI No.1 Januari 2012. Yogyakarta:Universitas PGRI Yogyakarta. Innayah.2014.Radio Edukasi Sebagai Sumber Belajar. Jurnal TEKNODIK VOL II No.1 Agustus 2014. Sidoarjo: BPMT-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan J.B.Wahyudi.1994.Dasar-dasar Manajemen Penyiaran.Jakarta:Gramedia. Judhariksawan, S.H. 2010.Hukum Penyiaran. Jakarta:Rajawali Pers.
111
Prayudha Harley.2005.Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktek Penyiaran. Malang : Bayu Media. Puri.M.2015.Fungsi dan Kegunaan/Manfaat Sejarah http://perpustkaancyber.blogspot.co.id/2013/02/fungsi-dan-kegunaan-manfaatsejarah-membaca-generasi-muda.html diakses pada Senin 6 Desember 2015 pukul 08.00 WIB. Masduki.2001.Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKiS Masduki.2004.Menjadi Broadcaser Profesional, Yogyakarta: PT. Lkis Plangi Aksara. Moleong, Lexy J.2005.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Raja Grafindo Persada Morissan. 2009. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Muhammad Arif.2009.Pengantar Kajian Sejarah.Jakarta: Yrama Widya. Nasution, M.A.2005.Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010) Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono.2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 20 Tahun 2003.SISDIKNAS:Sistem Pendidikan Nasional.2006.Bandung:Fokus Media Ukri.C.Dasar-dasar Manajamen.http://bloggerukri.blogspot.co.id/searah/label/dasardasar%20manajemen. Diakses pada 16 Maret 2015 pukul 08.00 WIB. Theo Stokkink. 1997. The Professional Profesional).Yogyakarta: Kanisius.
Radio
Presenter(Penyiar
Radio
Tommy Suprapto,MS.2006.Berkarier di Bidang Broadcasting.Yogyakarta: Media Presindo Triartanto, A.Lua y. 2010. Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
112
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian a. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Variabel
Fokus Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Proses penentuan tujuan program Cara memilih jenis penayangan Cara menentukan isi program Perencanaan Program Langkah-langkah penetapan strategi siaran, mencakup pemilihan penyiar, penentuan nama dan kemasan program, alokasi waktu dan materi program Proses produksi program pendidikan Produksi program secara live maupun rekaman Cara menentukan jadwal penayangan Eksekusi (penayangan Cara penetapan jadwal strategi penayangan program) yang mencakup penataan dan penyusunan program yang akan ditayangkan Semua aktivitas manajer program dalam mengawasi dan mengevaluasi program Pengawasan dan siaran yang meliputi kegiatan evaluasi program mempersiapkan pedoman pengawasan dan evaluasi, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
b. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Variabel
Fokus Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Proses produksi program pendidikan Observasi secara live maupun rekaman Strategi penayangan yang mencakup Eksekusi (penayangan penataan dan penyusunan program yang Observasi program) akan ditayangkan Semua aktivitas manajer program dalam mengawasi dan mengevaluasi program Pengawasan dan siaran yang meliputi kegiatan Observasi evaluasi program mempersiapkan pedoman pengawasan dan evaluasi, pelaksanaan dan tindak lanjut. Produksi program
113
Lampiran 2. Instrumen Pedoman Wawancara Mendalam untuk Pengelola Radio Edukasi Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Narasumber
:
No. Pertanyaan Jawaban 1 Sejak kapan radio edukasi berdiri? 2 Apakah radio edukasi juga menggunakan internet sebagai media penyiaran?mengapa dan sejak kapan? 3 Bagaimana pembagian kerja dalam struktur organisasi radio edukasi? 4 Bagaimana strategi yang dilakukan radio edukasi dalam mempertahankan minat pendengar? 5 Bagaimana membuat konsep siaran agar diminati pendengar? 6 Apakah ada perbedaan format dan segmentasi di setiap proram siaran?mengapa itu diperlukan? 7 Apakah ada ketentuan yang harus dilaksanakan penyiar sebelum dan sesudah siaran? 8 Bagaimana mengawasi program siaran di radio edukasi dan kinerja para karyawannya?
Instrumen Pedoman Wawancara Mendalam untuk Radio Mitra No 1 2 3
Pertanyaan Jawaban Sejak kapan radio anda bekerja sama dengan radio edukasi ? Bagaimana pendapat anda tentang radio edukasi? Apakah program telusur sejarah 114
4 5 6 7 8 9
disiarkan di radio anda? Mengapa anda tertarik menyiarkan program telusur sejarh? Sudah berapa lama program telusur sejarah disiarkan di radio anda? Kapan program telusur sejarah disiarkan di radio anda? Mengapa radio anda memilih jam tayang tersebut? Apakah ada kendala selama menyiarkan program telusur sejarah? Bagaimana tanggapan pendengar di radio anda terhadap program telusur sejarah? bagaimana cara menghetahuinya?
Instrumen Pedoman Wawancara Mendalam untuk Masyarakat Pendengar Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Narasumber
:
No. Pertanyaan Jawaban 1 Apakah anda memanfaatkan radio setiap hari? 2 Berapa lama anda mendengarkan radio dalam sehari? 3 Program apa yang anda suka dari siaran radio? 4 Apakah anda mengetahui Radio Edukasi Yogyakarta? 5 Apakah anda mengetahui Radio Edukasi mengudara setiap jam berapa? 6 a. Apakah anda mengetahui programprogram yang ditayangkan di Radio Edukasi? 7 b. Apa saja program pendidikan yang anda simak dari Radio Edukasi? 8 c. Apakah anda juga mengetahui program Telusur Sejarah di Radio Edukasi? 9 Apakah anda sering mengikuti program 115
Telusur Sejarah? 10 Bagaimana tanggapan anda terhadap program Telusur Sejarah? 11 Bagaimana tanggapan anda terhadap program yang disiarkan di Radio Edukasi? Instrumen Pedoman Wawancara Mendalam untuk Penyiar Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Narasumber
:
No. Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pendapat anda tentang program telusur sejarah? 2 Kapan program telusur sejarah disiarkan? 3 Apakah ada perubahan jadwal siar pada program telusur sejarah? 4 Mengapa program telusur sejarah disiarkan pada jam tersebut? 5 Bagaimana segmentasi pendengar program telusur sejarah? 6 Program telusur sejarah ini termasuk dalam jenis program apa? 7 Mengapa program telusur sejarah ini tergolong dalam kategori program tersebut? 8 Program telusur sejarah disiarkan secara live atau record?jelaskan! 9 Apakah ada kendala dalam menyiarkan program telusur sejarah? 10 Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program telusur sejarah? 11 Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan program telusur sejarah? 12 Apa yang membuat menarik program telusur sejarah ini dengan programprogram lain yang ada di radio edukasi?
116
Instrumen Pedoman Wawancara Mendalam untuk Tim Produksi Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Narasumber
:
No. Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana pendapat anda tentang program telusur sejarah? 2 Bagaimana awal mula atau yang melatar belakangi diadakannya progam telusur sejarah? 3 Apa yang hendak dicapai dalam program telusur sejarah? 4 Program telusur sejarah ini termasuk dalam jenis program apa? 5 Mengapa program telusur sejarah ini tergolong dalam kategori program tersebut? 6 Program telusur sejarah disiarkan secara live atau record? 7 Bagaimana proses produksi program telusur sejarah? 8 Siapa saja yang terlibat dalam produksi program telusur sejarah? 9 Apakah ada kendala dalam produksi program telusur sejarah? 10 Bagaimana penentuan materi dalam program telusur sejarah? 11 Apa yang menjadi criteria dalam menentukan narasumber dalam program telusur sejarah? 12 Bagaimana karakteristik program telusur sejarah? 13 Apakah program ini dikemas secara live atau rekaman? 14 Bagaimana evaluasi yang dilakukan setalah dproduksi ? 15 Apa yang membuat menarik program telusur sejarah ini dengan programprogram lain yang ada di radio edukasi?
117
Lampiran 3. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 1 (CLW 1)
Narasumber
: Mbak Susan
Jabatan
: PIC Program Telusur Sejarah dan Sekretaris Radio Edukasi
Hari/Tanggal
: Selasa, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Aula BPMRP
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mbak Susan
O1 O2
: Sejak kapan radio edukasi berdiri? : 25 Oktober 2007
O1
: Apakah radio edukasi juga menggunakan internet sebagai media penyiaran?mengapa dan sejak kapan? : Iya , internet digunakan untuk mengatasi keterbatasan jangkauan, mulai pakai internet kurang lebih 2010 waktu itu masih pakai .com. waktu itu salah satu misinya itu tadi. Radio edukasi.com waktu itu Cuma dipakai untuk streaming dan tulisan – tulisan artikel tentang pendidikan. Seiring dengan perkembangan, sudah ada website kemdikbud.go.id akhirnya dua-duanya dipertahankan dan dibenahi fungsinya, selain streaming kita juga dipakai sebagai etalase audio mulai dari PAUD SD SMP, tunanetra semua ada ditambah dengan aktivitas BPMRP, Bidik, artikel pendidikan itu mulai tahun 2012. Kami update terus setiap satu minggu sekali. Jumlah visitor rata-rata 4000an dari jam 11-12 siang.
O2
O1 O2
: Bagaimana pembagian kerja dalam struktur organisasi radio edukasi? : Radio edukasi itu kan salah satu model yang dikembangkan BPMRP, jadi kita sistemnya kepanitiaan, jadi tidak berdiri terpisah. Kepanitiaan tersebut masa periodenya satu tahun sekali.Jadi bisa diperpanjang atau bisa diganti, tergantung dari hasil evaluasi.Nah, itu struktur kepanitiaannya ada penanggung jawab, pengarah, ketua, sekretaris, urusan program siaran, urusan berita, urusan teknik, admin, jaringan, pengisi konten web.Urusan program siar membawahi penyiar, kalau urusan berita membawahi reporter.
O1
:Bagaimana strategi yang dilakukan radio edukasi dalam mempertahankan minat pendengar? : kita harus tau dulu daya tahan pendengar itu berapa menit jadi kita juga harus merencanakan program itu tidak terlalu bertele-tele, terus kita juga banyak mengemas program dalam berbagai format jadi pendengar dapat menikmati program yang kita siarkan sesuai dengan yang mereka inginkan. 118
O2
O1 O2
: Apakah ada perbedaan format dan segmentasi di setiap proram siaran?mengapa itu diperlukan? : Karena kita kan visinya menjadi radio pendidikan yang handal di Indonesia, kita tahu masyarakat pendengar kita adalah masyarakat pendidik, atau pebelajar, mahasiswa dan sebagainya, jadi kita berusaha menjadi etalase pendidikan, akhirnya berbeda-beda tadi, karena ada PAUD, SD, SMP,SMA sampai mahasiswa pasti gaya bahasanya beda, kontennya beda, Jadi karena visi tadi dasarnya.
O1 O2
: Apakah ada ketentuan yang harus dilaksanakan penyiar sebelum dan sesudah siaran? : Ya ada, kita disini ada SOPnya. Jadi sebelum dan sesudah siaran ada prosedur operasional yang dilakukan.
O1 O2
: Bagaimana pendapat anda tentang program telusur sejarah? : Menurut saya Telusur Sejarah program yang menarik karena jarang masalah-masalah sejarah yang jarang dikenal orang diulas secara mendalam.
O1 O2
:Bagaimana awal mula atau yang melatar belakangi diadakannya progam telusur sejarah? : Jadi sekitar tahun 2010an waktu itu, ide dasarnya dulu namanya ga telusur sejarah tapi Peta Jogja. Dulu ada keinginan kalo kita ingin menelusuri jalan – jalan di jogja itu pasti jalannya mengandung sejarah. Soalnya ini kan kota sejarah, nah dari situ kita ingin menunjukkan kepada pendengar bahwa misalnya di jalan taman siswa, itu dulunya Ki Hajar Dewantara pernah berkiprah dalam dunia pendidikan di situ dan kita tunjukkan araharahnya. Ini ide dasarnya dulu seperti itu.Itu peta jogja itu sempat dipakai selama satu tahun. Dulu sifatnya recorded, jadi namanya peta, maka kita kemas dengan feature dengan gaya cerita orang pertama. Reporternya itu sendiri sedang bercerita menelusuri jalan apa sebelah kiri kanan utara selatannya apa semua disebutkan yang menunjukkan lokasi itu. Nah trus, ada perkembangan karena kita pikir kalau peta itu hanya menunjukkan jalan saja, sementara masih ada situs lain yang dikembangkan, sehingga akhirnya munculah Telusur Jogja sekitar tahun 2011an. Gaya berceritanya mirip dengan Peta Jogja hanya berganti nama saja. Sesudah itu masih pakai gaya bercerita orang pertama yang mengisahkan dia sedang ada dimana, pokoknya menceritakan secara visual dengan bahasa audio. Sesudah itu, ada permintaan kalau terlalu Jogja centris, sementara kita layanannya nasional, maka kita perluas lagi wilayahnya sampai ke Jawa Tengah waktu itu Semarang dan sekitarnya dan akhirnya Telusur Jogja kita ganti dengan nama Telusur Sejarah. Waktu namanya berganti telusur sejarah itu kita melibatkan adek-adek reporter, dari SMK negeri 1 semarang yang dibimbing oleh gurunya, kebetulan mereka itu selama beberapa tahun rutin mengikuti dan mengirimkan siswa-siswanya untuk PKL disini. Nah, setelah PKL disini kita latih, untuk menjadi reporter, menjadi announcer, sehingga waktu kita memproduksi telusur sejarah kita mengikutkan mereka untuk mengekspos obyek-obyek sejarah di semaranng. Nah, gaya berceritanya feature, orang pertama, kalo audio kekuatannya pada narasumbernya ya, sehingga orang-orang asli, orang-orang yang terlibat dalam sejarah tersebut. Nah ini yang membutuhkan proses lama karena kita harus menemukan orang – orang yang berkompeten dan paling ga dia tau persis sejarah situs,bangunan,budaya atau apa yang mengandung sejarah disitu. Biasanya kita kalo untuk telusur sejarah yang candicandi itu biasanya kita ke dinas arkeologi. Sehingga yang berbicara adalah arkeolog. Trus 119
karena feature maka kita libatkan dari pengunjung, atau dari sudut pandang budayawan, pokoknya dari banyak sisi. Durasinya 25 menit, kita bagi dalam 3 segmen yang recorded. O1 O2
: 3 segmen itu apa aja ? : Segmen 1 itu biasanya yang paling menarik dulu ya, tergantung alur. Biasanya kita pakai perencanaan dulu, misalnya kita ada objek candi prambanan, ini angle yang paling bagus kisahnya roro jonggrang, apa kisah bandung bondowoso yang mengalahkan tunggul ametung, seperti itu kita breakdown nanti dari situ ketahuan yang paling menarik yang mana, ketahuan juga narasumber yang harus dikejar yang mana. Untuk penentuan topiknya kita ada semacam rapat redaksi, rapat redaksi ini melibatkan penulis, reporter, dan Litbang dan pengelola radio edukasi atau programmer. Setelah rapat redaksi barulah reporter menentukan quesion rute, yaitu pertanyaan-pertanyaan untuk segmen 1 apa segmen 2 dan 3 apa sesuai hasil rapat redaksi tadi. Setelah itu ya udah mereka trus memburu narasumber.Kalu narasumber misal a tidak didapat, maka ke narasumber berikutnya.Tantangannya sangat berat di perburuan narasumber karena kita harus kelokasi, kita waktu itu baru bisanya di jawa tengah dan jogja. Nah itu kesulitanya yaitu di narasumber dan waktu karena kita juga menyesuaikan waktu mereka juga
O1 O2
: Apa yang hendak dicapai dalam program telusur sejarah? : Jadi tujuannya begini, biasanya anak-anak jaman sekarang ini kalo belajar sejarah ini rasanya kuno, malas baca dan ngantuk mesti, nah, kita ingin menyajikan suatu program yang bisa membantu mereka memahami sejarah yang ada di indonesia yang kaya ini dengan cara yang menarik, jadi makannya pakai audio, pakai pelaku langsung, dan dari berbagai angle atau sudut pandang yang berbeda-beda. Kelemahannya memang divisualnya, Cuma kalo divisualkan masih ada di buku namun, kalo cerita-cerita menarik, yang unik-unik itu dari audio.Misalnya keunikan dari kampung pecinan di kranggan itu, yangdilihat dari segi arsitekturnya, trus kawasan batik pawean itu juga banyak cerita unik disitu.Ini sangat berkesan sekali karena tantangannya sangat besar sekali, justru kesulitannya itu malah ada tantangan, nah trus tujuanya juga membuat generasi muda lebih mengenal dan mempelajari sejarah Indonesia khususnya.
O1 O2
: Program telusur sejarah ini termasuk dalam jenis program apa? : Informasi dan hiburan. Ada sih artistik dan jurnalistiknya juga iya jadi perpaduan antara jurnalistik dan artistik.
O1 O2
: Karakteristik program TS seperti apa kenapa berbeda dengan program yang lain? : Karena bentuknya feature, seperti kita tahu dia humanis, pakainya bukan piramida terbalik tapi pakai piramida baku, gaya ceritanya story telling, yang bikin menarik itu karena yang diceritakan adalah sejarah, karena program-program di radio edukasi yang lain itu murni pendidikan yang kurikulum atau ada juga yang RE musisi itu mengisahkan perjalanan musisi-musisi dan karya-karyanya. Sementara ini ga bisa, ini visualkan, yang bisa didengarkan kan kesenian-kesenian rakyat yang ada instrumen – instrumen itu baru bisa diperdengarkan nah tantangannya justru disitus –situs. Tantangan yang menarik yaitu dalam mencari narasumber, dan sound effect, kalo di program-program yang lain, editor bisa bermain dengan sound effect untuk menghidupkan suasana, kalo ditelusur sejarah lain, kita ga bisa sembarangan main-main dengan sound effect karena kita tidak membohongi pendengar. Jadi akhirnya kita pakainya game atau penanda yang 120
menunjukkan ini kembali ke masa lampau dengan cara kita memakai suara andong, memakai langkah kaki tapi langkah kaki didalam museum, dan memang sound effectnya memang sangat terbatas karena kita tidak ingin membohongi pendengar. Jadi kalu misalnya ga ada ya sudah. O1 O2
: Bagaimana segmentasi pendengar? : Pelajar, 12-18 tahun. SD sampai kuliah awal
O1 O2
: Bagaimana penjadwalan programnya? : Setiap hari, kalo yang recorded itu setiap hari sabtu jam 3 sampai setagh 4 nah itu bedana dengan yang live.
O1 O2
: Bagaimana cara mengemas program ke dalam bentuk naskah? : Kita harus tahu karakteristik pendengar .Kita juga harus tahu daya tahan konsentrasi pendengar kurang dari 15 menit. Bahasa yang kita dengar itu tidak boleh bahasa baku, bahasa teknis atau bahasa ajaib yang tidak dimengerti. Susunan kalimat juga jangan banyak yang pasif. Pendengar radio susah kalau mendengar kalimat majemuk bertingkat, nah, dengan dasar seperti itu, itu disampaikan kepada penulis untuk diingatkan lagi karakteristik pendengarnya seperti itu. Jadi semisal kita ngomongin sejarah tentang arsitektur diusahakan jangan terlalu mendetail karena naskah radio itu anti detail.Oleh karena itu diperlukan pengkaji atau penyelia.Mereka tugasnya mengkaji dan menyutradarai juga.
O1 O2
: Bagaimana untuk pembagian durasinya? : Jadi kita ada intro, intro itu semacam pembuka kemudian masuk pada segmen 1, itu sekitar 3 menit, segmen 2; 7 menit, segmen 3 sekitar 5 menit. Itu sambil diselingi lagu.jadi kalau tanpa lagu berat karena daya tahan pendengar cuma 15 menit dan itu mempengaruhi kerundown acara.
O1 O2
: Bagaimana penentuan materi dalam program telusur sejarah? : Untuk yang rekaman dan live beda. Untuk yang live dibebaskan.Kalau yang recordit kita dulu selektif. Candi dulu yang paling banyak sama kampung;kampung bersejarah yang mempunyai nilai lokal, cita rasa nasional. Sementara yang di live kita bisa lebih variasi lagi karena tidak ada kewajiban untuk mengejar narasumber.
O1 O2
: Bagaimana materi program Telusur Sejarah disiarkan? : Kita di bank, jadi kita kumpulkan semua materi di PIC. Itu berarti kalau kita memproduksi yang 2011.Siarnya berarti 2012. Jadi dalam satu tahun itu PIC harus on target dan sudah ditarget harus menghasilkan 52 program Telusur Sejarah. Sementara yang live itu juga on target. Kita sudah hitung kebutuhan siar selama 6 bulan, berapa naskah yang harus masuk, setelah terkumpul semua disiarkan dan dibagi jadwal perminggunnya yang diatur oleh program director. Kalau tahun ini penyiaran Telusur Sejarah live disiarkan per 2 Februari 2015. Kalau yang recorded disiarkan setiap hari Sabtu.
O1 O2
: Bagaimana proses produksi program telusur sejarah? : Rapat redaksi; rapat redaksi dihadiri oleh penulis dan pengelola radio edukasi. Penulis itu termasuk reporter.Setelah rapat redaksi, reporter menyusun question rute dan 121
menyerahkannnya kepada PIC.Setelah disetujui maka mereka turun langsung ke lapangan untuk wawancara, setelah itu ditransfer terus ditulis naskahnya, terus masuk pengkajian untuk dikaji.Termasuk audionya, audionya juga dikaji. Kalau yang live tidak ada audionya, insert narasumber juga tidak ada. Jadi, semuanya benar-benar naratif.Kalau yang recordit ada setelah naskah jadi diberikan ke pengkaji baik naskah maupun audionya telah di acc maka dilakukan rekaman dan tugas reporter sebagai orang pertama pengisi suara. O1 O2
: Apakah ada kendala dalam produksi program telusur sejarah? : Kalau yang live benar-benar mengandalkan para PTP yang tidak semua bisa mengumpulkan naskah sesuai jadwal karena kesibukan fungsional yang tugasnya macammacam. Target 1 naskah 1 minggu untuk 1 penulis itu belum tentu tercapai. Jadi disinilah peran PIC untuk nguber-nguber PTP tadi yang susah.
O1 O2
: Hal – hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum siaran? :Naskah untuk yang live dan hasil rekaman untuk yang record, jadi kita punya sistem server khusus, cara kerjanya yaitu PIC ngejar-ngejar penulis, penulis memberikan ke penyelia/pengkaji, pengkaji selesai mengkaji dan sebagainya, dia berikan lagi kepada PIC. PIC buka folder di server.Server digunakan untuk internal radio.Disitu kita masukkan naskahnya dan PIC yang pegang jadwalnya, dia yang nyusun jadwalnya.Jadi kalau si penyelia ini suda setor naskah yang fix dan siap disiarkan berikut musiknya, begitu juga dengan backsound seperti itu, ya sudah penyelia tinggal memasukkan ke folder yang sudah disiapkan PIC tadi.Terus PIC membuat jadwalnya secara tertulis, diberikan kepada programmer, lalu programmer memberikan kepada penyiar.Penyiar setiap saat bisa memantau folder tersebut.Jadi disitu ketahuan penyelia mana yang kerjanya bener mana yang tidak.Disitu foldernya memuat tanggal dan judul.
O1 O2
: Bagaimana pelaksanaan program Telusur Sejarah yang ada di radio mitra? : Radio mitra menyiarkannya dalam bentuk recorded. Untuk yang live tidak karena yang live untuk konsumsi sendiri. Sedangkan untuk yang diputar di radio mitra yang ada adalah semua judul program Telusur Sejarah yang telah dibuat BPMRP.
O1 O2
: Bagaimana evaluasi yang dilakukan terhadap program Telusur Sejarah? : Kita pakai pemantau. Jadi setiap siaran itu semuanya direkam dan itu pasti ada dokumennya atau waktu siaran itu sendiri kita pantau dengan menggunakan streaming. Nah, pas awal siar yang live itu banyak kekacauan soalnya beda karakter antara yang recorded dengan yang live. Mulai dari penyiar yang salah-salah baca, dia kurang siap padahal naskah sudah dipersiapkan seminggu sebelumnya, Trus dievaluasi sekarang sudah ada kemajuan dan kesalahan bisa diminimalisir.
O1 O2
: Bagaimana tanggapan masyarakat? : Nah, itu kita tahunya dari streaming dan kebetulan juga luar Indonesia. Jadi mahasiswa yang kuliah diluar negeri suatu ketika mendengarkan streaming kita, kebetulan pas acara telusur sejarah dia langsung kangen dengan Indonesia. Trus dia jadi stay tune untuk mendengarkan Telusur Sejarah. Kalau yang teristorial kita belum tahu, kalau radio mitra , mereka antusias untuk bermitra dengan kita karena adanya Telusur Sejarah ini karena pembuatannya butuh anggaran banyak. 122
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 2 (CLW 2)
Narasumber
: Mbak Innayah
Jabatan
: Peneliti Bidang Teknologi Pendidikan
Hari/Tanggal
: Selasa, 20 Mei 2015
Tempat
: Ruang Aula BPMRP
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mbak Innayah
Hasil wawancara
:
O1 O2
: Sejak kapan radio edukasi berdiri? : Kalau tidak salah RE itu sejak 25 Oktober 2007.
O1 O2
: Apakah radio edukasi juga menggunakan internet sebagai media penyiaran?mengapa dan sejak kapan? : Iya , internet itu kita gunakan untuk mengatasi keterbatasan jangkauan jadi siaran program yang kita sajikan agar dapat dinikmati dimana saja dan kapan saja jadi orang bias mudah mengakses program-program yang ada di Radio edukasi.
O1 O2
: Bagaimana pembagian kerja dalam struktur organisasi radio edukasi? : Pembagian kerja, struktur sudah pasti , dan sudah ada spesifikasinya sendiri
O1
:Bagaimana strategi yang dilakukan radio edukasi dalam mempertahankan minat pendengar? : Strateginya ya membuat program dengan semenarik mungkin, dengan format yang bermacam-macam dan disesuaikan dengan segmentasi pendengar.
O2
O1 O2
O1 O2 O1 O2
: Apakah ada perbedaan format dan segmentasi di setiap proram siaran?mengapa itu diperlukan? : Salah satunya yaitu untuk menarik pendengar jadi biar ga monoton, programnya seperti itu kan segmen nya berbeda misalnya untuk anak muda nah cocoknya programnya kemasannya seperti anak muda yang kecenderungannya banyak musiknya trus durasinya juga agak lebih pendek, Butuh biaya an tenaga banyak : Apakah ada ketentuan yang harus dilaksanakan penyiar sebelum dan sesudah siaran? : Iya semua ada ketentuannya. : Bagaimana pendapat anda tentang program telusur sejarah : Program telusur sejarah bagus programnya menjadi unggulan di 16 radio mitra, acara yang pas untuk semua kalangan juga bias menyimak program ini. 123
O1 O2
: Bagaimana awal mula atau yang melatar belakangi diadakannya progam telusur sejarah? : Pada awalnya sejarah yang ada di jogja di re blum ada yang mengangkat selama ini kan masih mengenai tokoh- tokoh nasional, itu ada di kisah tokoh, di jogja sendiri melalui telusur sejarah, mau menggali seluruh apa nama jalan, seluruh peninggalan sejarah yang ada dijogja kita. Tapi berdasar permintaanradio mitra dan permintaan pendengar sejarah yang dibahas tidak hanya di jogja aja nah trus kita merembet ke jogja dan sekitarnya, jateng nah jogja jateng dah abis maka merembet ke luar wilayah itu.Pada dulunya peta jogja telusur jogja terus telusur sejarah.itu diganti karena skup. Perbedaan peta dan telusur jogja, sesuai dengan nama peta jogja memetakan sejarah yang ada di jogja sedangkan telusur sejarah mengenai tempat-tempat yang ada di jogja.
O1 O2
: Program telusur sejarah ini termasuk dalam jenis program apa? : Program ini termasuk feature. Termasuk artistik.Karena sudah dikemas dan dibuat semenarik mungkin.
O1
: Mengapa program telusur sejarah itu menjadi berbeda dari program yang disiarkan di radio edukasi? : Materi yang jarang menggali sejarah. yang lainnya kebanyakan musiknya kalo yang ini benar-benar menggali sejarah yang rata-rata umum orang jarang mengetahui. Seperti orang kalo melihat jalan seperti jalan KH.Dahlan, kalo anak sekarang itu ngertinya oh itu jalan KH.Dahlan, mengapa bisa dikatakan jalan KH.Dahlan?karena KH. Dahlan itu kan dia seorang tokoh pejuang terutama dalam organisasi isalm,
O2
O1 O2
: Apakah produksi program Telusur Sejarah ini record atau live? : Kalau dulu recorded karena kalau yang record itu pengambilan materinya lingkup dari Jogja dan Jateng jadi masih bisa dijangkau oleh reporter.Kenapa sekarang live? Karena teman –teman reporter sulit menjangkaunya sehingga kami mengambil jalan untuk dibuat secara live.
O1 O2
: Bagaimana proses produksi telusur sejarah? : Kalau produksi telusur sejarah sama seperti produksi program yang lain. Jadi materi yang udah jadi naskah, naskah itu pada awalnya kan dikaji oleh pengkaji materi dan media. Untuk materi dari dosen atau sejarawan tergantung materinya, kalo bidang media nanti dari teman-teman dari BPMRP, setelah itu nanti ada bedah naskah, jadi sebelum produksi masuk di studio nanti ada diskusi tentang naskah, setelah itu langsung dieksekusi untuk produksi. Jadi menyiapkan pengisi suaranya, naratornya, yang pas membawakannya cocok untuk narasi di radio itu seperti apa yang santun ramah, pokoknya seperti tag line nya radio edukasi. Jadi proses produksinya itu nanti ya telusur sejarah itu hanya terdiri dari narasi, kalo yang record ya jadi itu ada insert reporternya, narasumbernya, hanya itu saja nanti diselingi musik dan sound effect. Kalo proses produksinya dipandu oleh sutradara, didampingi operator, take selama 15 menit kalo yang record. Kalo yg live naskah dari penulis sama dikaji materi dan media kemudian kalo sudah fiks nanti langsung diserahkan oleh penyiar untuk disiarkan, jadi tidak melalui proses rekaman.
O1
: Bagaimana kriteria untuk menentukan narasumbernya 124
O2
: Salah satunya akademisi, yang tahu sejarhanya itu yang kedua yaitu saksi sejarah, contohnya sejarah taman siswa ternyata dari keluarga pendiri taman siswa nya masih ada itu saksi sejarah, selain itu juga statemen masyarakat yang ada dilingkup tempat tinggal sejarah.
O1 O2
: Penentuan materi bagaimana? : Kalo penentuan materi kita menggali .misal di jateng nilai sejarah itu dimana itu diindentifikasi dari kita browsing, cari refrensi di perpustakaan, nanti kita diidentifikasi, nanti diambil prioritas yang lebih utama apa saja trus nanti diambil ke spesifik. Semua tentang sejarah yang ada di indo maw yang ngehit ato ga.
O1 O2
: Berapa durasi yang dibutuhkan dalam program Telusur Sejarah? : Durasinya 30 menit.
O1 O2
: Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan program Telusur Sejarah? : Operator, sekalian sebagai editor, sutradara, pengisi suara. Kalo yang record masih melibatkan reporter kalo yang live tidak melibatkan reporter.
O1 O2
: Bagaimana pelaksanaan program Telusur Sejarah yang ada di radio mitra? : Kalo selama ini dari tahun 2011 kita produksi record. Jadi sampai tahun ini masih berbentuk recording yang di radio mitra.Karena radio mitra itu maunya hal yang simpel jadi tinggal diputer dan didengarkan.Jadi penyiar disana itu tidak perlu untuk membacakan. Jadi hanya untuk membuka aja untuk menyampaikan telusur sejarah yang recording,
O1 O2
: Apakah ada evaluasi pada program Telusur Sejarah? : Kalo evaluasinya itu satu tahun, untuk keseluruhan evaluasi pendengar, tapi kalo untuk evaluasi intern itu satu bulan
O1 O2
: Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap telusur sejarah? : Kalo selama ini yang recording itu masyarakat senang sekali, sebagai wawasan menambah pengetahuan karena belum tentu orang jogja sendiri tahu lingkup sejarahyang ada di jogja sendiri. Seperti kemarin hasil evaluasi monev di radio mitra itu mereka senang sekali karena apa menambah wawasan yang tadinya g tau menjadi tahu lingkup sejarah yang ada di lingkupnya sendiri maupun jauh dari tempat tinggal mereka. Bahkan ada kalo ada telusur sejarah gitu yang g diputer karena trobel radionya itu mereka juga menanyakan kenapa programnya kok ga diputer, mereka juga minta kita untuk lebih luas lagi untuk menggali sumber sumber sejarah yang belum terekspose yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat secara umum.
O1 O2
: Bagaimana cara mengetahui tanggapan masyarakat ? : Mereka biasanya sms ke radio mitra atau pas temu monitor dan kemarin waktu monitoring itu kita mengundang pendengar dan melakukan wawancara.
125
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 3 (CLW 3)
Narasumber
: Mas Ibnu
Jabatan
: F.PTP Pertama
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Mei 2015 Tempat
: Ruang Aula BPMRP
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mas Ibnu
Hasil wawancara
:
O1 O2
: Bagaimana segmentasi pendengar program Telusur Sejarah? : Segmentasi pendengar untuk program Telusur Sejarah yang pertama yaitu siswa SD, SMP, SMA kemudian guru dan masyarakat umum pemerhati pendidikan. Dalam hal ini ya bisa budayawan, bisa masyarakat umum.Tapi yang jelas dari SMP sampai mahasiswa awal.
O1 O2
: Bagaimana konsep siaran Telusur Sejarah dari dulu hingga sekarang? : TS yang sekarang beda dengan TS yang lalu. TS yang lalu kita take, rekaman kemudian ada proses editing dan ada proses master program. Kalau yang sekarang live jadi penyiar langsung membacakan naskah program yang disediakan kemudian juga menyediakan sound efek dan lagu yang mendukung objeknya.
O1 O2
: Bagaimana mendapatkan informasi dari narasumber yang kompeten? : Kita petakan dulu objek-objek yang akan kita jadikan dalam TS. Jadi misal wilayah Jogja ini kita petakan daerah mana saja yang akan kita bidik. Kita menghubungi dinas terkait. Misal candi, kita hubungi balai purbakala. Kalau yang berhubungan dengan kebudayaan kita hubungi dinas kebudayaan atau budayawan yang ahli degan objek yang kita kaji.
O1 O2
: Berapa durasi yang dibutuhkan dalam program Telusur Sejarah? : TS itu 30 menit durasinya.
O1
: Bagaimana strategi untuk menguraikan informasi yang didapat, ssedangkan durasinya itu terbatas? : Informasi yang kita peroleh banyak, tetapi tidak semua informasi itu kita jadikan sebagai bahan dalam program ini. Jadi dari informasi yang kita dapatkan, nanti kita filter atau kita saring begitu terus kita cari. Kita akan mengambil dari angle mana, kemudian kita menentukan mengambil dari sudut pandang mana, informasi-informasi yang relevan dengan sudut pandang kita,kita ambil. Nah, informasi diluar itu bisa kita bikin sebagai tambahannya, dalam arti itu kita bisa jadikan sebagai narasi tambahan.Tetapi statemen 126
O2
yang terkait dengan objeknya dengan sudut pandang, itu dapat kita ambil langsung dari narasumbernya. O1 O2
: Bagaimana proses produksi program Telusur Sejarah live? : Yang live itu pertama penulis naskah setor naskah, setor topik/setor objek yang akan digali/dibuat. Setelah itu dirasa tidak bertumpukan dengan tulisan yang lain, nanti lanjut penulisan naskah. Naskah ini ditulis dengan informasi dari berbagai sumber, termasuk juga internet.Setelah naskah dibuat, kita kaji oleh pengkaji materi dan media/penyelia istilahnya. Kemudian dari penyelia telah di ACC dan bisa diproduksi live maka kita lengkapi kebutuhan – kebutuhan dalam naskah itu misalnya musik pengiringnya, sound effek dan sebagainya. Setelah semua siap, kita kirim lagi ke bagian siaran untuk disiarkan oleh penyiar.
O1 O2
: Bagaimana proses produksi program Telusur Sejarah recorded? : Secara record berarti dari hasil rekaman dari narasumber. Itu kita turunkan dan disimpan dalam hardisk dalam komputer.Kemudian statemen-statemen yang ada disitu kita bikin naskahnya.Setelah naskah terbentuk, pada tahap berikutnya adalah rekaman.Rekaman ini adalah rekaman narator, kemudian kita siapkan sound effek, musik, dan sebagainya. Setelah rekaman selesai kita adakan editting mixing yanitu menggabungkan antara suara narator, musik pendukung, sound effek dan sebagainya serta statement dari narasumber. Setelah itu selesai jadilah program Telusur Sejarah. Namun sebelum disiarkan , masih ada lagi satu proses dari tim Quality Control dan pengkaji media yang menyortir keseluruhan isi media itu. Setelah dinyatakan layak siar dibuatlah master program Telusur Sejarah yang layak disiarkan.
O1 O2
: Siapa saja yang terlibat dalam proses produksi Telusur Sejarah? : Reporter, biasanya bertindak juga sebagai penulis naskah, karena dia lebih tahu dan lebih paham ketika wawancara. Kemudian ada pengkaji media yang mengkaji naskah, kru produksi, pemainnya ada narator, musisi, operator, editor dan setelah selesai di sini ada QC.
O1 O2
: Bagaimana penentuan materi dalam perencanaan program Telusur Sejarah? : Biasanya masing-masing reporter kita minta mengirimkan beberapa obyek atau suatu budaya yang akan mereka angkat, kemudian kita catat dan inventaris kira-kira mana saja yang layak untuk kita angkat sebagai program telusur, kalau misal itu oke ya lanjut pada tahapan selanjutnya yaitu mencari narasumber, liputan, dan menulis naskah.
O1 O2
: Apa saja persiapan yang dilakukan sebelum siaran? : kalau yang rekaman adalah hasil produk, kalau yang live, naskah, musik, sound effek. Teknis penyiarannya seperti biasa, kalau live penyiar tinggal membacakannya saja dari naskah yang dia pegang.
O1 O2
:Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program Telusur Sejarah? : Tanggapannya beragam, ada yang baik, ada yang mendukung ada juga yang biasa-biasa saja. Karena ini kita mitrakan, program ini kita tawarkan pada mitra-mitra radio edukasi yang ada di nusantara, kemudian mereka juga menyiarkan, itu tanggapan pertama adalah baik dan sangat antusias sekali. Disamping itu kami juga mendapat kritikan, saran dan 127
masukan tentang program Telusur Sejarah, kenapa kok ini dibikin lokal, jadi seolah-olah kok Cuma dijogja saja. Sehingga muncul ide ini dikembangkan ke daerah lain seperti Semarang, Solo dan sebagainya. O1 O2
: Apakah ada evaluasi terhadap program Telusur Sejarah? :Iya ada pastinya, kita laksanakan setap satu tahun sekali, selain itu juga selama satu bulan sekali kita juga adakan rapat bulanan bagi pengelola dan kru radio.
128
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 4 (CLW 4)
Narasumber
: Mbak Novi
Jabatan
: Urusan Berita
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Mei 2015 Tempat
: Ruang Produksi RE
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mbak Novi
Hasil wawancara : O1 : Bagaimana latar belakang adanya program Telusur Sejarah? O2 : Dulu awalnya telusur sejarah itu namanya peta jogja, trus setelah peta jogja dievaluasi dievaluasi berubah lagi menjadi telusur jogja. Karena difikirkan yang bersejarah tidak cuma Jogja saja, Jateng juga kan deket Klaten Semrang juga banyak yang bisadibahas , nah kenapa engga kalo keluar dari Jogja. O1 O2
: Jadi awalnya itu peta jogja?Berarti telusur jogja itu kedua kalinya? : Iya jadi dulu itu ada evaluasi program dan pengembangan-pengembangan program kaya gitu trus akhirnya Peta Jogja diubah menjadi Telusur Jogja dan baru pada tahun 2012 jadi Telusur Sejarah. Isinya sama sebenernya tentang sejarah. Kalo dulu Peta Jogja itu cuma sepenggal jalan.Misalnya jalan sorowajan baru, itu ceritanya aja jalan sorowajan ceritanya kayak gimana, dievaluasi kan , ternyata jogja banyak sejarahnya. Tidak cuma jalan saja tapi daerah trus jadi telusur Jogja.Waktu itu membahas sekitar Jogja saja.Trus dievaluasi lagi ternyata di Klaten kan disini PNS nya juga ada yang di Klaten, dari Magelang gitu kan ternyata berubah lagi menjadi telusur sejarah yang cakupannya lebih luas.
O1 O2
: Apayang hendak dicapai dalam program telusur sejarah? : Setau saya ya, soalnya PIC nya telusur sejarah itu bukan saya, saya cuma salah satu penulis naskah, menurut saya sih ya mengungkap fakta-fakta sejarah yang orang itutidak banyak tahu, kalopun sudah tahu ya lebih mendalam lagi lebih tahu yang dikupas dngan cara yang lebih menarik dibungkus dengan music, ada sound effect, ada wawancara dengan pelaku sejarah, ada pengamat sejarah, pengamat budaya.
O1 O2
: Apayang menjadi karakteristik atau kriteria narasumber dalam program Telusur Sejarah? : Kalo kriterianya biasaya ada fokspop, itu masyarakat umum, trus ada ahli sejarah,sejarawan atau budayawan, tergantung dari tema yang kita angkat, trus satu lagi kalo sejarahnya itu memang ada pelakunya, nah itu orang yang berkaitan langsung. Gitu paling tidak tapi ada satu orang ahlinya.Nah kalo misalnya pelaknya sudah meninggal gitu 129
ga ada lagi, ya paling ga ada satu orang yang ahli dalam sejarah itu yang diwawancarai.Nah kalo fokspop itu masyarakat umum saja sebagai penghidup suasana. O1 O2
: Program telusur sejarah ini termasuk jenis program apa mbak? : Feature
O1 O2
: Itu kan ada jenis artistik sama jurnalistik itu termasuk yang mana mbak? : Menurut saya itu termasuk jenis feature jurnalistik ya semacam dokumenter si sepahamku karena itu fakta feature-feature sejarah.
O1 O2
: Bukan perpaduan artistik ya? : Ya kalo feature kan lebih ke artistic, nantikan produk jurnalistik ka nada news, in dept news, ada feature, nah ini semua tuw isinya fakta nah kalo in dept itu dia tidak ada unsure artistiknya, jadi dia penelusuran mendalam sekali yang isinya tidak ada artistiknya. Tapi kalo yang namanya feature itu ada sound effect misalnya ngomongin tentang jogja nah, ada swara dokar jaran, gitu kalo in dept ga ada.
O1 O2
: Trus kalau segmentasi pendengar program Telusur Sejarah itu buat siapa mbak? : Ya sesuai ini target audiensnya radio edukasi, anak – anak sekolah dari TK, SD, SMP, SMA sampai kuliah awal.
O1 O2
: Sampai kuliah awal? : He em
O1 O2
: Kalau masyarakat umum? : Bisa juga cuma bukan target utama.
O1 O2
: Kapan program Telusur Sejarah ini disiarkan mbak?? : Dulu setiap hari disiarkan, Cuma sekarang ini Telusur Sejarah disiarkan setiap Senin sampai Jumat saja.
O1 O2
: Mengapa kok jadwalnya berubah mbak? : Kalo masalah jadwal itu ada pengkajinya khusus, jadinya setiap akhir tahun, setiap awal aggaran baru, pastinya ada perancangan atau kita rapat bareng gitu, gimana programnya, kira-kira kemarin yang kurag apa, kira – kira yang harus di blow up apa lagi gt, nah terus disesuaikan dengan adaya program baru, kadang pergeseran-pergeseran kaya itu. Jadi ada yang di drop ada yang masuk lagi programya
O1 O2
: Program telusur sejarah ini disiarkan secara live ato record? : Dulu record, sekarang live.
O1 O2
: Dulu record? Sekarang live kenapa mbak? : Telusur sejarah yang recorded itu kanada sekian episode, ternyata waktu itu g kekejar, untuk mengisi kekurangan yang waktu itu akhirnya pake yang ini ( live). Setauku seperti itu. Karena kita hanya diminta untuk melaksanakan jadi mulai tahun ini kita pakai yang live. Karena ada beberapa episode yang tidak ada, nah trus untuk mengisi yang episode 130
yang tidak ada itu maka kami minta mas-mas dan mbak – mbak produksi utuk membuat naskah. O1 O2
: Jadi di radio edukasi yang buat program ituBPMRP? Nah berarti radio edukasi tinggal siarin atau ikut terlibat juga dalam pencarian data mbak? : Untuk yang recorded itu yang terlibat ada dari BPMRP dan crewnya radio edukasi juga beberapa terlibat. Nah sementara untuk yang live, itu memang dari seksi produksi BPMRPnya. Jadi penyiar itu sudah tinggal terima jadi tinggal dibacakan naskahnya waktu jam siarnya.
O1 O2
: Menurut mbak yang membuat menarik program Telusur Sejarah itu apa? : Sejarah yang dibahas itu ga cuma sejarah – sejarah yang udah terkenal ya, tapi sejarah yang jarang diangkat. Nah, justru ditelusur sejarah itu malah sejarah – sejarah yang kecilkecil gitu diangkat dan ternyata penting juga , Nah orang malah ada yang bilang ooh ternyata ada tow kayak gitu. Nah itu juga dikemas dicampur dengan music, sound effect nah itu jadi yang lebih menarikya disitu.
O1 O2
: Ada kendala tidak selama menyiarkan program Telusur Sejarah? : Kalau selama ini tidak ada kendala.
O1
: Bagaimana evaluasi yang dilakukan untuk dapat mengetahui tanggapan masyarakat terhadap program Telusur Sejarah? : Selama ini ada monitoring dan evaluasi. Itu dilakukan setiap satu tahun sekali.Disitu kita banyak mengundang radio mitra dan para pendengar tentunya untuk mengetahui tanggapan mereka.Kalau tidak ya mereka biasanya sms ke radio edukasi.Sejauh yang saya tahu pendengar senang dengan adanya program ini karena untuk radio mitra sendiri pun menghendaki program ini lebih dikembangkan lagi objek yang dibahas.
O2
O1 O2
: Bagaimana menentukan jadwal siaran mbak? : Mementukan jadwal siaran itu setiap tahun. Kira – kira program kita yang banyak diminati apa jadi kita lanjutkan program tersebut. Kalau ada program yang kurang diminati atau sulit dikembangkan itu di dropout kalo perencaanaan gitu kita adakan rapat kalau untuk sehari-harina, masalah siaran itu program director yang menentukan jadwal.
O1 O2
: Apayang membuat beda program Telusur Sejarah dengan program lain? : Kalau telusur sejarah itu pasti ada salah satu narasumber, yaitu dia yang menguasai entah itu ahli budaya, budayawan, atau sejarawan atau pelaku sejarah itu tergantung topik yang dibahas. Nah tapi kalau program lain seperti asal usul kan dia mencari sumber sekunder yang diolah jadi percakapan.
131
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 5 (CLW 5)
Narasumber
: Mas Totok
Jabatan
: Penyiar
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Tempat
: Ruang Produksi RE
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mas Totok
Hasil wawancara
:
O1 O2
: Bagaimana pendapat Mas Totok mengenai program Telusur Sejarah? : Menurut saya baik karena dengan adanya program TS ini kita juga tahu bahwa kita jadi lebih memahami kalau di Jogja ini banyak sejarah-sejarah yang sebelumnya kita tidak tahu. Jadi itu menambah pengetahuan kita tentang sejarah.
O1 O2
: Kapan program Telusur Sejarah ini disiarkan? : Untuk program TS itu disiarkan setiap hari dari jam 3 sore dalam waktu 30 menit. Untuk yang saat – saat ini per 2 Februari programnya disiarkan secara live. Untuk yang tahun ini kita tidak memakai record lagi. Alasan mengapa record tidak dipakai saya tidak tahu persis karena memang bukan kita yang membuat. : Lalu siapa yang membuat program tersebut? : Jadi di Radio Edukasi ini kami penyiar hanya melaksanakan proses siaran saja istilahnya ya sebagai pelaksana saja, jadi semua program yang ada sudah dari pengelolanya yang membuat yaitu ya dari pihak BPMRP nya sendiri.
O1 O2
O1 O2
: Apakah ada perubahan jadwal siar pada program telusur sejarah? : Ada, dulu TS itu siar setiap hari, sekarang kan enggak. Nah itu berubah uda dari pengelolanya yang menentukan perubahan, bedasarkan rapat evaluasi.
O1 O2
: Mengapa program telusur sejarah disiarkan pada jam tersebut? : Kalau menurutku memang cocok sih disiarkan pada jam segitu karena ya pas sama kegiatan anak-anak sekolah yang baru pulang sekolah, nah mereka bisa dengerin TS sambil istirahat.
O1 O2
: Bagaimana segmentasi pendengar program telusur sejarah? : TS ini bias untuk segala usia hanya saja tetap focus kami sesuai dengan segmentasi pendengar Radio Edukasi mulai TK sampai kuliah awal.
O1
: Program telusur sejarah ini termasuk dalam jenis program apa? 132
O2
: Termasuk feature yang menyajikan informasi tapi juga tidak menjenuhkan.
O1 O2
: Apakah ada kendala dalam menyiarkan program telusur sejarah? : Untuk yang live kendala secara signifikan tidak ada, tapi kadang-kadang namanya live kita kan membaca naskah itu yang kadang-kadang ada kata-kata yang baru. Sehingga ada kosakata yang baru sehingga kita harus jeli. Selain itu kita juga harus bertanya juga ini maksudnya apa. Dari sisi penulisannya tidak bisa terbaca jadi membuat pusing saya dan hari menjelang siaran saya baru dapat, sebelumnya saya cek belum ada disini belum dikirim dari bawah ( pengelola). Nah kan kita nanti tujuannya kalo ada kata-kata baru atau kosakata yang belum pernah kita ketahui kan saya bisa bertanya dulu kan? Nah klo tidak bisa seperti ini penulisannya tidak ada spasina sama sekali. Aku bingung jadinya. Ini nyata loh ini ini nyata loh..ya akhirnya 20 menit menjelang itu masih belum ada. Saya membacanya mesti pelan otomatis jadi saya tidak maksimal. Contohnya pada kemarin telusur sejarah pada pernikahan batak nah disitu ada kata – kata yang agak susah. Ini yang terjdi pada saya tanggal 19 kemarin.Jadi ini naskah yang belum diedit, kalo yang recording sejauh ini tidak ada masalah karena itu dah jadi tinggal kita puter aja gitu.
O1 O2
:Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program telusur sejarah? : Tanggapannya sampai saat ini masih baik da nada permintaan perluasan topic dari rapat kemarin sama radio-radio mitra kita kan dikumpulin bareng nah disitu mereka ngeluarin saran dan kritik. Program TS disiarin disana juga jadi kita juga punya feed back dari masyarakat yang ada di daerah radio mitra.
O1 O2
: Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan program telusur sejarah? : Setiap hari kami diawasi kalo siaran kan disini sistemnya setelah siar langsung di save di folder rekaman siaran missal hari ini aku siaran dari siang sampai sore nah itu yang aku save jadi semua ada dokumennya untuk bahan evaluasi.
O1
:Apa yang membuat menarik program telusur sejarah ini dengan program-program lain yang ada di radio edukasi? : Menarik karena ini program beda dari yang lain jarang loh radio – radio sekarang ini mengangkat topik sejarah tapi yang jarang kita tahu. Nah di radio edukasi inilah yang berusaha menyajikannya.
O2
133
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 6 (CLW 6)
Narasumber
: Mbak Dinda
Jabatan
: Penyiar
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Mei 2015 Tempat
: Ruang Siaran On Air
Keterangan: O1
: Ira
O2
: Mbak Dinda
Hasil wawancara: O1 O2
:Bagaimana pendapat anda tentang program Telusur Sejarah? : Menurutku Telusur Sejarah banyak ke informasinya sih tapi lebih ke nusantara, Jadi apa aja yang ada di Indonesia dan telusur tuw biasanya mulai dari tempat bersejarah, adat, gitu-gitu isinya.
O1 O2
:Telusur Sejarah disiarin setiap hari apa? : Dari jam 3 sampai setengah 4 sore, setiap Senin sampai Jumat
O1 O2
:Ada perubahan jadwal atau tidak pada program Telusur Sejarah? : Oia dulu setiap hari. Senin sampai Minggu sekarang cuma Senin sampai Jumat
O1 O2
: Bagaimana segmentasi pendengar program telusur sejarah? : Bisa untuk semua umur.
O1 O2
: Termasuk jenis program apa Telusur Sejarah ini? :Informasi dan hiburan
O1 O2
: Bagaimana penayangan program telusur sejarah saat ini? : Kalau dulu record kalo baru beberapa bulan ini live
O1 O2
: Apa kendala saat penyiaran program Telusur Sejarah? : Kadang naskah ada yang penlisannya salah , kadang bacanya susah, soalnya ada istilah – istilah dulu aku pernah suruh baca pantun sunda, kan logat sunda ga sama sama logat yang kita pakai sehari-hari, nah kadang g ada cara bacanya kaya gitu, kalau ada yang salah ga bisa diulang atau di edit. Kalau record g ada kendala.
O1
: Bagaimana pengawasan yang dilakukan terhadap pelaksanaan program Telsur Sejarah?
134
O2
: Waktu yang record ga ada masalah. Kalau yang live setiap hari rabu ada rapat mingguan .jadi setiap hari dari awal rekaman sampai akhir dikumpulin jadi satu jadi semua program itu direkam.
O1 O2
: Apa yang membuat telusur sejarah ini beda dari program lain yang ada di Radio Edukasi? : TS lebih banyak informasi tentang Indonesia gitu.
O1 O2
: Apa yang harus dipersiapkan sebelum siaran? : Kalau sebelum siaran sih, kan kita di grup server kita ngambil rekaman siaran sesuai tanggal yang dijadwalkan, trus abis itu, ada naskah sama lagu nah itu naskahnya kita print nah lagu atau backsoundnya kita pindah ke computer siaran. Setelah kita punya naskah, biasanya kita baca-baca dulu kalau ada yang salah – salah bisa di cek. Persiapan alat pertama kita buka zara program radio trus kita nyusun playlist, trus id’s trus opening, tune opening, program TS abis tuw masuk ke back sound trus masuk ke isinya nah kita ngomong apa yang sesuai dengan naskah, trus di jeda masuk ke bumper out, abis bumper out itu nanti ada lagu, ada ilm abis ilm itu bumper in, trus masuk ke back sound lagi, nah baru ngomong lagi tentang naskah tadi trus selanjutnya kita ngulang lagi dari bumper out tadi sampe bumper in ngomong lagi trus baru closing. Kalau yang record kita tinggal opening sama closing aja karena programnya uda ada di rekaman.
O1 O2
:Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program telusur sejarah? : Menurutku tanggapan masyarakat si ga ada masalah mereka seneng gitu dengerin program ini. Karena banyaknya permintaan program ini diputer.
135
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 7 (CLW 7)
Narasumber
: AD
Pekerjaan
: Mahasiswa
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Mei 2015 Alamat
: Gejayan
Keterangan: O1
: Ira
O2
: AD
Hasil wawancara: O1 O2
: Apakah mbak memanfaatkan radio setiap hari? : Jarang, tapi sesekali aku gunakan radio apalagi pas waktu senggang, lagi nunggu atau pas dijalan naik motor.
O1 O2
: Berapa lama mbak biasanya mendengarkan radio dalam sehari? : biasanya sih 3 jam Cuma paling pagi, trus siang, malem kadang-kadang.
O1 O2
: Program radio apa yang mbak sukai? : Apa aja aku suka tergantung acara pas yang aku dengerin, tapi lebih suka acara musik.
O1 O2
: Apakah mbak tertarik dengan program pendidikan ang disiarkan di radio? : dibilang tertarik juga ga begitu amat kadang acara pendidikan monoton tapi penting juga untuk disimak karena bisa nambah wawasan. Kadang-kadang aku ikutin kaya programprogram talkshow gitu.
O1 O2
: Apa mbak tahu Radio Edukasi? : iya saya tahu Radio Edukasi itu karena dulu pernah punya pengalaman praktek disana.
O1 O2
: Apa mbak tahu Radio Edukasi mengudara jam berapa? : jam 11 sampai jam 8 malam.
O1 O2
: Apakah mbak tahu program-program yang ditayangkan di Radio Edukasi? : Radio Edukasi kan radio pendidikan, jadi programe pasti ga jauh – jauh seputar pendidikan. Kaya ada program edupublik, telusur sejarah, asal usul, RE medika sama intermezzo yang saya tahu. Apakah anda tahu tentang program Telusur Sejarah?
O1
: Apakah mbak tahu tentang program Telusur Sejarah?
136
O2
: Ya menurut saya programe bagus, itu program beda dari program lain. Walaupun bahas sejarah tapi tetap enak untuk disimak materinya ringan dan mudah dipahami.Intinya sih singkat padat dan jelas.
137
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 8 (CLW 8)
Narasumber
: ZS
Pekerjaan
: Pelajar
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015 Alamat
: Sleman
Keterangan: O1
: Ira
O2
: ZS
Hasil wawancara: O1 O2
: Apakah adek memanfaatkan radio setiap hari? : Iya, kadang-kadang
O1 O2
: Berapa lama adek mendengarkan radio dalam sehari? : paling ya cuma sejam dua jam.
O1 O2
: Program apa yang adek sukai dari siaran radio? : Saya suka langen carito dan acara music.
O1 O2
: apakah adek mengetahui radio edukasi? : Iya tahu.
O1 O2
: Apa adek tahu radio edukasi mengudara jam berapa? : Ga tau pasti tapi kalo siang-siang pasti saya dengerin acara musiknya kadang juga pas acara bimbel.
O1 O2
: Bagaimana pendapat adek tentang acara bimbel? : Bagus, bisa bantu kalo ada kesulitan PR jadi bisa nanya langsung sama ahlinya.
O1 O2
: Materi apa yang biasanya adek simak ? : Matematika karena itu kadang buat saya pusing, susah soalnya.
O1 O2
: Apakah adek juga sering mendegarkan program lain yang ada di Radio Edukasi? : Kadang-kadang, tapi di Radio Edukasi komplit loh menurut saya, waktu itu saya liat websitenya ada materi PAUD nah kebetulan keponakan saya masih kecil umur 3 tahun, saya puterin yang untuk anak PAUD tentang nyanyian wahhh dia seneng banget mbak.
O1
: Apa adek tahu juga selain ada materi PAUD ada program Telusur Sejarah di Radio Edukasi ? 138
O2
: tahu, tapi saya jarang dengerin.
O1 O2
: Trus bagaimana pendapat adek tentang program Telusur Sejarah? : Menurutku bagus, nambah wawasan dan pengetahuan.
139
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA 9 (CLW 9)
Narasumber
: TT
Pekerjaan
: Swasta
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015 Alamat
: Bantul
Keterangan: O1
: Ira
O2
: TT
Hasil wawancara: O1 O2
: Apakah mas memanfaatkan radio setiap hari? : jarang saya lebih suka streamingan.
O1 O2
: berarti koneksi internet ya? : Iya
O1 O2
: Program acara apa yang mas sukai? : acara hiburan pastinya
O1 O2
: Apa mas tahu Radio Edukasi? : Emb, saya belum tahu
O1
: Jadi begini mas, Radio Edukasi adalah radio pendidikan yang dikelola BPMR, program yang disiarkan seputar pendidikan tapi bukan monoton pendidikan saja yang menjenuhkan ada acara music dan hiburan lainnya. : Apa ada streamingnya?
O2 O1
O2
: Ada, Radio Edukasi bisa streaming akses saja lewat www.radioedukasi.kemdikbud.go.idatau bisa lewat 1251 AM. Coba mas bisa dengarkan radio itu mulai sekarang da nada acara menarik disana, salah satunya program Telusur Sejarah. : Oo,,iya mbak saya akan coba dengerin.
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi 1 Hari, tanggal
: Senin 5 Mei 2015
Waktu
: 13.30 WIB
Lokasi
: Ruang pengkajian dan Perancangan (Jiran) BPMRP, Radio Edukasi
Lokasi Radio Edukasi berada satu lingkungan dengan BPMRP Yogyakarta karena Radio Edukasi merupakan laboratorium pendidikan milik BPMRP. Pada saat itu peneliti tiba pada saat jam istirahat selesai. Peneliti bermaksud untuk bertemu dengan mbak Innayah yang kerap disapa mbak Inna.Mbak Inna sebagai salah satu dari koordinator Radio Edukasi yang bertugas sebagai peneliti atau evaluator program.Peneliti disambut baik oleh mbak Inna dan dipersilahkan untuk masuk ke ruang jiran.Peneliti menjelaskan maksud kedatangan dan meminta izin untuk melakukan penelitian di radio tersebut khususnya pada salah satu program yang disiarkan. Mbak Inna menjelaskan beberapa hal terkait administrasi penelitian, program di radio edukasi dan tim yang terlibat dalam pelaksanaan siaran di radio edukasi. Selain itu peneliti juga diajak oleh mmbak Inna ke bagian ruang produksi untuk diperkenalkan kepada beberapa koordinator dan tim Radio Edukasi mulai dari program director, penyiar, reporter, bagian produksi program dan sekretaris program atau lebih dikenal dengan PIC. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara singkat yang dibutuhkan sebagai pelengkap data penelitian. Pukul 14.30 WIB, kegiatan peneliti telah selesai pada hari itu. Selanjutnya peneliti dipersilahkan untuk melakukan penelitian.Namun terkendala oleh waktu dan narasumber yang tidak ada di tempat maka penelitian dilanjutkan tanggal 18 Mei 2015.
162
Catatan Lapangan Observasi 2 Hari, tanggal
: Senin, 20 Mei 2015
Waktu
: 13.00 WIB
Lokasi
: Ruang Pertemuan, BPMRP Yogyakarta
Peneliti sebelumnya sudah membuat janji untuk bertemu dan melakukan wawancara dengan bagian pengelola dan PIC program telusur sejarah.Bagian pengelola dan PIC program telusur sejarah merupakan yang banyak mengetahui terkait pelaksanaan dan pembuatan program telusur sejarah di radio edukasi.Bagian ini juga yang direkomendasikan oleh koordinator Radio Edukasi untuk dapat diwawancarai terkait data yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti tiba di BPMRP pada pukul 13.00.saat itu jam istirahat telah selesai namun masih nampak kesibukan yang ada di BPMRP, ada yang selesai mengerjakan tugasnya, ada yang rekaman di studio rekaman, ada yang baru kembali dari solat dan ada yang sedang siaran, dan ada yang mengobrol. Beberapa saat kemudian peneliti dipersilahkan masuk ke ruang pertemuan, mbak Inna menyambut dengan ramah.Mbak Inna menyampaikan bahwa mbak Susan sebagai PIC program telusur sejarah baru pulang untuk mengambil sesuatu dirumah sehingga harus menunggu sebentar.Di tengah penantian menunggu mbak Susan, peneliti ditemani mbak Inna.Peneliti juga melakukan wawancara kepada mbak Inna terkait pelaksanaan program telusur sejarah mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.Beberapa hal yang dapat mbak Inna utarakan terkait program tersebut yang dapat melengkapi data yang dibutuhkan peneliti. Lima belas menit berlalu, mbak Susan tidak kunjung datang akhirnya peneliti memanfaatkan waktu untuk mewawancarai dengan bagian pengelola lain yaitu mas Ibnu yang bertugas sebagai pengelola produksi program telusur sejarah. Mas Ibnu menjelaskan beberapa hal terkait kegiatan produksi dan beberapa hal terkait pelaksanaan program telusur sejarah yang disiarkan di radio edukasi. Akhirnya setelah kurang lebih satu jam menunggu, mbak Susan pun datang. Peneliti segera mewawancarai mbak Susan yang bertugas sebagai PIC program telusur sejarah.Sama seperti sebelumnya, peneliti menjelaskan maksud kedatangan dan kemudian mewawancarai beberapa hal terkait pelaksanaan program telusur sejarah mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.
163
Catatan Lapangan Observasi 3 Hari, tanggal
: Selasa, 19 Mei 2015
Waktu
: 14.00-16.00 WIB
Lokasi
: Ruang siaran (On Air), Radio Edukasi Yogyakarta
Pada pukul 14.00 observer datang dan disambut oleh mbak Dinda sebagai penyiar kemudian dipersilahkan masuk ke ruang siaran.Saat itu yang bertugas siaran adalah mbak Dinda.Mbak Dinda saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.Saat itu mbak Dinda sedang membawakan program siaran intermezo.Program intermezo ini berisi tentang lagu-lagu berdasarkan permintaan pendengar dan info-info menarik sekitar kita.Lamanya program ini berlangsung selama 1 jam. Di ruang siaran peneliti mengamati beberapa alat yang digunakan untuk kebutuhan siaran. Ruangan yang berukuran 3x4 m ini terdapat peralatan siaran seperti 2 buah monitor, 2 buah mix penyiar, 2 buah mix narasumber, mixer, sound system, 4 buah kursi dan 1 meja besar. Disela-sela acara intermezo observer mengajak mbak dinda untuk berbincang terkait penyiaran program. Menurut mbak Dinda yang bertindak sebagai penyiar, ia tidak banyak tahu tentang bagaimana program – program yang ada di radio itu dibuat karena ia hanya bertugas sebagai pelaksana siaran dan hanya menerima hasil jadi dari program yang dibuat dari seksi produksi untuk ia siarkan. Selain itu, sebelum penyiar melakukan tugasnya, seorang penyiar juga dibekali panduan siaran atau rencana siar yang berisi materi siar, iklan, dan bagian-bagian per segmen siaran. Sejam telah berlalu tiba pukul 15.00 untuk siaran program telusur sejarah.Program ini disiarkan secara live.Sebelumnya, mbak Dinda menyiapkan naskah siaran yang telah diprint dari server pengelola yang bertugas untuk memberikan naskah siaran.Sebelum dibacakan untuk pendengar, mbak dinda memeriksa penulisan dan beberapa hal yang kemungkinan ada kesalahan pengenulisan. Sebelum menyampaikan isi materi program, mbak Dinda menyapa pendengarnya dengan santun dan ramah dalam bahasa sederhana. Setelah itu, masuk pada pemutaran back sound dan masuk ke materi program. Program telusur sejarah di bagi menjadi 3 segmen.Sesuai dengan rencana siar yang telah disusun. Observer mengamati rencana siar pada program telusur sejarah yang disiarkan pada saat itu adalah live dengan urutan : a. Penyiar melakukan persiapan yaitu mempersiapkan naskah bahan siar program Telusur Sejarah dengan mengambil naskah di grup server Radio Edukasi. b. Penyiar cek alat siaran, menyusun playlist program yang akan disiarkan sesuai dengan uruturutan rencana siar mulai dari opening, tune opening, backsound, music pendukung dan lain sebagainya. c. Penyiar membuka program(opening tune) dengan menyapa pendengar program Telusur Sejarah. d. Penyiar membacakan materi yang tertuang dalam naskah bahan siar program Telusur Sejarah yang telah diatur sesuai dengan playlist yang tadi dibuat. e. Setelah selesai penyiar menutup program Telusur Sejarah. f. Penyiar melakukan penyimpanan program setelah acara disiarkan sebagai data evaluasi pelaksanaan program. Pada pukul 16.00 observer selesai melakukan observasi pada hari itu.
164
Catatan Lapangan Observasi 4 Hari, tanggal
: Rabu, 20 Mei 2015
Waktu
: 14.00-16.00 WIB
Lokasi
: Ruang siaran (On Air), Radio Edukasi Yogyakarta
Pada pukul 14.00 observer datang dan disambut oleh mbak Novi sebagai coordinator urusan berita.kemudian dipersilahkan masuk ke ruang rapat yang biasanya diperuntukkan para reporter. Pada saat itu ruang siaran baru dipakai untuk siaran.Sembari menunggu acara pelaksanaan program telusur sejarah observer mengajak mbak Novi berbincang-bincang.Kami membahas seputar program Telusur sejarah untuk mendapatkan informasi program tersebut. Setelah beberapa saat kemudian tibalah waktu acara program telusur sejarah.Observer menuju ke ruang on air untuk mengamati jalannya program telusur sejarah.Saat itu yang bertugas siaran adalah mas Totok.Mas Totok sudah lama menjadi penyiar di Radio Edukasi. Sebelum siaran mas Totok melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Penyiar melakukan persiapan dengan memasukkan rekaman program Telusur Sejarah sesuai dengan rencana siar mulai dari urut-urutan opening tune sampai dengan closing tune. b. Penyiar membuka program(opening tune) dengan menyapa pendengar program Telusur Sejarah. c. Penyiar mulai memutarkan rekaman program Telusur Sejarah recorded. d. Setelah selesai penyiar menutup program (closing tune) Telusur Sejarah. e. Penyiar melakukan penyimpanan program setelah acara disiarkan sebagai data evaluasi pelaksanaan program. Pada saat itu program telusur sejarah yang disiarkan adalah recorded sehingga penyiar hanya opening dan closing saja serta menunggu rekaman program selesai sehingga disela-sela acara telusur sejarah observer dapat mengajak mas Totok untuk berbincang terkait penyiaran program telusur sejarah. Pada pukul 16.00 observer selesai melakukan observasi pada hari itu. Pada hari Kamis dan Jumat juga sama program Telusur sejarah dilaksanakan secara recorded dengan tahap yang sama dan penyiarnya pun untuk hari Kamis adalah Mbak Rima dan Jumat adalah Mas Totok.
165
Lampiran 5. STRUKTUR KEPANITIAAN RADIO EDUKASI YOGYAKARTA
Penanggung Jawab Drs. Agus Supriyanto, S.St Ketua Dr. Eka K.Purnama, M.Pd Sekretaris M. Susanti, M.A Pengarah Aristo Rahardi, M.Pd
Urusan Program Siar Hesti Wulansari, S.Pd Urusan Teknik Wawan Tri Saksono, S.T Urusan Berita Novita Kusumaningrum, S.Sos Urusan Admin Sri Hesti Nurhayati, S.Sos Urusan Jaringan Trihardiyanto, S.T Urusan pengisi konten web Danu Wiratmoko, A.Md
166
Reporter 1. - Ken 2. - Ari
Penyiar 1. - Rima 2. - Dinda 3. - Yudha
Gambar 4. Rencana siar program
Gambar 1. Komputer yang digunakan untuk siaran
TS
Gambar 2. Mixer yang digunakan untuk siaran
Gambar 5. Mas Totok melakukan siaran
Gambar 6. Mbak Dinda melakukan siaran
Gambar 4. Ruang kontrol studio rekaman yang digunakan untuk produksi program
167
Lampiran 6. DESKRIPSI PROGRAM TELUSUR SEJARAH Nama Acara : Telusur Sejarah Kategori program : Artistik. Frekuensi Penyiaran : 5 x per minggu. Hari & Jam : Senin s.d Jumat, pk. 15.00 s.d. 15.30 WIB. Durasi : 30 menit. Format Program : Feature. Format Produksi : a. Kombinasi narasi, reportase, dan interview. Setiap episode menampilkan soundeffect Andong sebagai cue. Penyajian diperhalus transisi antara insert dan narasi. b. Narasi. Setiap episode menampilkan musik khas dari lokasi benda/seni/budaya bersejarah itu berasal.Penggalan pengadeganan yang menggambarkan seni/budaya bersejarah dapat diperdengarkan. Unsur produksi : Kata, musik, dan sound effect. Sifat produksi : Rekaman dan live . Sasaran : Umum. Lingkup masalah :Informasi geografi, peristiwa sejarah, arsitektur bangunan, situs peningggalan sejarah, budaya dan ruas jalan di Indonesia Kriteria tokoh : a. Narasumber adalah orang yang berkompeten (sesuai topik yang dibahas). b. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. c. Mampu menjelaskan materi secara jelas, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria program : a. Fakta dan fenomena sejarah yang diliput harus memiliki nilai seni, budaya, situs peninggalan sejarah, peristiwa sejarah. b. Fakta dan fenomena sejarah yang disoroti dari berbagai sisi, tergantung dari sedikit banyaknya nilai yang didapatkan. c. Liputan disajikan secara mendalam. d. Liputan disajikan dengan diselingi insert hasil reportase. e. Sumber berita dari pihak yang berkompeten dari objek yang hendak disiarkan. Misal: di Jl. Taman Siswa ada LP Wirogunan. Sumber: Kepala Lapas Wirogunan. f. Acara diselingi musik yang menonjolkan budaya lokal. Komponen biaya : a. Pertemuan produksi. Divisi Litbang. a. Reporter . b. Penulis naskah. c. Announcer. d. Operator. e. Pengarah Teknik. f. Bahan Baku
168
NASKAH TELUSUR SEJARAH
NAMA PROGRAM
: TELUSUR SEJARAH
OBJEK
: Taman Narmada
LOKASI
: Lombok Barat, NTB
JUDUL
: Jejak Kerajaan Karangasem di Taman Narmada
TUJUAN
: Mengenalkan sejarah Kerajaan Karangasem melalui situs Taman Narmada di Kabupaten Lombok Barat, NTB.
SASARAN
: Pelajar dan Guru SMP, SMA/SMK serta masyarakat umum.
PENULIS
: Mariana Susanti
NASKAH PENYELIA
: Widiyo Prio P.
SUMBER
: a.
Asdhiana, I Made (Ed). 2012. Ingin Awet Muda? Datanglah ke Taman Narmada. Diakses
dari
PUSTAKA
b.
c.
d.
e.
FORMAT
http://travel.kompas.com/read/2012/11/27/19162818/Ingin.Awe t.Muda.Datanglah.ke.Taman.Narmada pada tanggal 26 Januari 2015. Kautsar, Akbar. 2012. Sekilas tentang Narmada Water Park. diakses dari http://kautsarinstitute.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentangnarmada-water-park.html pada tanggal 2 April 2015. Suardana, I Nyoman Gde. 2009. Pura Kelasa dan Taman Narmada di Lombok Barat, Tempat Rekreasi yang Bervibrasi Spiritual. diakses dari http://ingsuardana.blogspot.com/2009/07/pura-kelasa-dantaman-narmada-di-lombok.html pada 2 April 2015. Wirahaji, Ida Bagus. 2013. Babad Karangasem. Diakses dari http://gustu107.blogspot.com/2013/03/babad-karangasem.html pada 2 April 2015. Yustitia. 2012. Menjadi Awet Muda di Taman Narmada. diakses dari http://lombok.panduanwisata.id/wisata-religi/menjadiawet-muda-di-taman-narmada/pada 2 April 2015.
: SIARAN LIVE
PROGRAM
169
SINOPSIS
: Wisata di Pulau Lombok mulai menggeliat di awal 1990-an ketika kebanyakan turis sudah terbiasa dengan keindahan Pulau Bali. Satu hal penting yang didapat dari wisatawan Lombok adalah mereka dapat
170
menikmati Bali di Lombok, tetapi tidak dapat menikmati Lombok di Bali. Akulturasi budaya Hindu dan Islam di Lombok tercermin dari bangunan, tarian, bahasa, dan upacara yang dilakukan suku Sasak dan suku Bali yang hidup berdampingan dengan damai di Pulau Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Ikhwal kedatangan suku Bali di Lombok Barat dapat dilacak dari keberadaan situs Taman Narmada, yang dibangun di abad ke-18 oleh Anak Agung Ngurah Karangasem, penerus tahta dari raja pertama Karangasem Lombok. Tersohornya Taman Narmada tak lain karena desain taman yang sesuai dengan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anakan yang ada di Pulau Lombok. Kompleks taman yang luasnya sekitar 6 hektar dan bangunan seluas 10 ribu meter persegi ini memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai tempat upacara Pakelem dan Pujawali dan tempat peristirahatan raja dan keluarga di masa itu. Seiring perkembangan zaman, taman ini mulai terbuka sebagai tempat rekreasi umum, tanpa meninggalkan fungsinya sebagai tempat ibadat. Oleh sebab itu pengelolaan Taman Narmada, yang kini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, harus dilakukan secara arif dan bijaksana oleh pihak-pihak terkait, agar tidak ada konflik kepentingan yang dapat mengancam kelestarian Taman Narmada.
TREATMENT : Bagian Intro membujuk pendengar untuk menikmati potensi wisata, selain pantai dan kuliner, di Pulau Lombok, yaitu wisata sejarah Kerajaan Karangasem Lombok. Bagian Pertama memberikan informasi tentang pembagian administratif Pulau Lombok dan sejarah penaklukan Kerajaan
Karangasem atas Kerajaan Seleparang Lombok. Bagian Kedua memberikan informasi tentang sejarah Taman Narmada dan bangunan-bangunan utama yang menjadi ciri khas Taman Narmada, yaitu Pura Kelasa dan Telaga Ageng, sebagai
replika dari Gunung Rinjani dan Danau Segara Anakan. Bagian Ketiga memberikan informasi tentang pengelolaan Taman Narmada sebagai tempat ibadat umat Hindu dan sebagai tempat rekreasi yang dilakukan oleh tiga pihak utama, yaitu Pemerintah
171
Provinsi NTB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan pemeluk Hindu Dharma setempat. POKOK MATERI
: a. Sejarah Kerajaan Karangasem di Lombok. b. Sejarah Taman Narmada, Lombok Barat.
URAIAN MATERI
: a. Sejarah kerajaan Karangasem di Lombok. Kerajaan Karangasem telah berdiri sejak tahun 1661 M, dengan I Gusti Anglurah Ktut Karang sebagai Raja pertama, beliau ini adalah keturunan I Gusti Arya Pangeran Nyuhaya treh Arya Kepakisan, yang menurunkan Arya Batan Jeruk patih agung yang memberontak terhadap Dalem. Dalam perkembangannya, hegemoni Kerajaan Karangasem meliputi wilayah Lombok sejak tahun 1692 M sampai kalah dengan Belanda di tahun 1894 akhir. Sejarah Kerajaan Karangasem sebagian besar merupakan sejarah Lombok, yaitu sejak tahun 1740 M, sampai kalahnya sub dinasti Anglurah Ketut Karangasem melawan kolonial Belanda dalam perang kolonial Lombok tahun 1894 M. Raja Karangasem I, I Gusti Anglurah Ktut Karang berputra 4 orang yaitu 3 orang putra dan seorang putri. Yang sulung bernama I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, kedua bernama I Gusti Anglurah Nengah Karangasem , ketiga I Gusti Ayu Nyoman Rai (dgn julukan Ratna Inten) dan keempat bernama I Gusti Anglurah Ktut Karang. Ketiga putra-putranya ini menjadi Raja secara kolektif (Tri Tunggal) menggantikan kedudukan ayahnya I Gusti Anglurah Ketut Karang, merupakan Raja II di Karangasem. Yang menjalankan pemerintahan sehari-hari adalah I Gusti Anglurah Nengah Karangasem dibarengi oleh kakaknya sedangkan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem memegang bagian Keamanan dan kepala Perang (Senopati). Beliau inilah yang kemudian memimpin ekspedisi mengalahkan Kerajaan Seleparang dan Pejanggi di Lombok pada tahun 1692 M. I Gusti Ayu Nyoman Rai Inten diambil menjadi istri oleh Ida Bethara Gede di Gunung Agung (menurut Piagam) yang kemudian melahirkan Ida Bethara Alit Sakti yang kini berstana di Pura Bukit. Pada masa pemerintahan oleh Tri Tunggal II ini, terjadilah suatu konsolidasi pemerintahan yang cukup mantap. Wilayah Kerajaan menjadi berkembang di Lombok, Buleleng, Jembrana, dan Taman Bali (Bangli). Para Punggawa telah ditempatkan di Bebandem, Rendang, dan Selat dengan menata pemerintahan sesuai dengan perundangundangan Kerajaan yang berlaku. Didalam rangka konsolidasi inilah Raja Karangasem Tri Tunggal II, telah mengirim para sentananya ke Lombok untuk memantapkan tata pemerintahan di sana yang telah ada sejak tahun 1692 M. Putra-putra beliau menyebar mendirikan Kerajaan-Kerajaan kecil di Pegesangan, Pagutan, Kediri dan Sengkong. Kemudian cucu dari Raja I Gusti
172
Anglurah Made Karangasem, yang juga bernama I Gusti Anglurah Made Karangasem (sama seperti nama kakeknya) datang ke Lombok diikuti oleh kelompok-kelompok rakyat Karangasem. Di Lombok cucu Raja Karangasem ini mendirikan Kerajaan Karangsem Singasari, berkedudukan di Cakranegara. Kemudian putra-putra dari I Gusti Anglurah Ktut Karangasem kirakira pada tahun 1730 M, datang lagi ke Lombok masing-masing bernama I Gusti Anglurah Ktut Karangasem (sama dengan nama Ayah-nya) dan I Gusti Made Jelantik, membangun Kerajaan kecil serta puri di Mataram. Dua generasi kemudian yaitu cucu dari I Gusti Anglurah Made Karang, merupakan Raja yang ke IV, terdiri dari 3 0rang saudara (tri tunggal II). Ketiga orang ini yang menggantikan kakeknya. Raja tiga bersaudara ini adalah I Gusti Anglurah Made Karangasem, I Gusti Anglurah Nyoman Karangasem, I Gusti Anglurah Ktut Karangasem. Raja Karangasem dalam Tri Tunggal II yang bernama I Gusti Anglurah Nyoman Karangasem, dikenal sebagai Dewata di Bale Ukiran Subagan berputra hanya seorang bernama I Gusti Wayan Sukahet Judi yang selanjutnya tidak menurunkan sentana (camput). Karena itu tidak meng-ambil bagian dari porsi Kerajaan Lombok. Konsolidasi pemerintahan di Lombok ini baru selesai mantap pada tahun 1744 M dengan dibangun Pura Meru di Singasari, yang ada di Cakra Negara sekarang, Pura ini sebagai sarana pemersatu semua Kerajaan-Kerajaan Bali di sana, semua Kerajaan-Kerajaan tersebut ada dibawah konsolidasi Kerajaan Karangasem Singasari dan Mataram. Ketika laskar Karangasem menyerang Lombok di bawah pimpinan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem diikuti oleh ribuan laskar bersenjata lengkap, pada hari baik yang telah ditentukan tahun caka 1614 /1692 M. Pagi-pagi hari itu 4 buah perahu berangkat berlayar dari pantai Jasri, mula-mula menyusuri pantai, kemudian berbelok mengarungi lautan Selat Lombok. Waktu itulah nampak diangkasa yang cerah, ribuan kupu-kupu yang kuning warnanya terbang bergelombang ikut menyeberang di Selat Lombok yang jumlahnya ribuan. Ternyata kupu-kupu kuning itu mengikuti empat perahu yang ditumpangi oleh I Gusti Anglurah Ketut Karangasem beserta pasukannya itu. Ada beberapa kelompok terbang mendahului perahu, seakan-akan merupakan menunjuk jalan, menunjuk arah yang harus dilalui. Didalam perahu yang ditumpangi oleh I Gusti Anglurah Ktut Karangasem, turut serta beberapa orang kepercayaannya, diantaranya seorang Pedanda Ciwa Ida Pedanda Gede Wayan Subali dari Geriya Pendem, yang sampai sekarang menurun di Geria Pegesangan Lombok. Waktu itu ada bhisama (pesan) dari I Gusti Anglurah Ktut Karangasem agar diantara mereka dalam rombongan ini tidak sampai
173
melupakan sampai anak cucu. Sampai di Tanjung Rubeh lalu perahu berbelok lagi ke Pasoan, Padang Rea di Lombok Barat. Menurut sumber cerita dari Penglingsir dan ada bukti-bukti tertulis dalam lontar (cakepan) bahwa leluhur kita keturunan Arya Sukahet treh Arya Wang Bang Lasem pada saat penyerangan oleh Laskar Karangsem ke Lombok, ikut serta bergabung pada rombongan tersebut perahu-perahu yang lain yang penuh dengan laskar-laskar bersenjata lengkap berasal dari Seraya dipimpin oleh Bendesa Seraya. Sesampai di pantai lalu orang melihat penuh sesak lascar yang tidak dikenal duduk bersila siap menanti, tetapi sekejap menghilang dari pandangan orang, bersamaan dengan hilangnya kupu-kupu kuning tadi. Orang mengatakan semua itu adalah “bal halus yang menjelma menjadi laskar siap tempur. Dikisahkan Arya Banjar Getas adalah seorang pembesar (prekanggo) di Kerajaan Seleparang. Kerajaan di Lombok Timur ini terdiri dari 42 desa, semua penduduk desa-desa ini disebut orang Sasak. Yang menjadi kepala suku atau menjadi Raja bernama Datuk Seleparang. Mulanya Kerajaan ini berpengaruh besar di Pulai Lombok, sampai pernah mengadakan kontrak dengan VOC, pada tanggal 19 Maret 1675 M. Arya Banjar Getas termasuk orang dipercaya oleh Raja (Datuk) Seleparang, tetapi lama-lama dia telah dituduh merusak ketertiban Kerajaan, dan rencananya dibunuh. Akhirnya Arya Getas lari ke Poh Janggi (Pejanggi) suatu Kerajaan di Lombok Tengah, di sana dia minta perlindungan kepada Raja Pejanggi yang bernama Pemban Meraja Kusuma. Disini dia disayang dan diangkat menjadi Adipati karena kepandaiannya dan kebijak Laga”. Kemudian Raja memerintahkan Arya Banjar Getas pergi ke Bali sementara Arya Banjar Getas tidak ada di rumah, kesempatan ini dipergunakan oleh Pemban Pejanggi merayu istri Bajar Getas bahkan berusaha memperkosanya. Setelah Arya Banjar Getas ke Lombok istrinya menceritakan semua perbuatan Rajanya terhadap dirinya. Akhirnya Arya Banjar Getas mengambil sikap hendak memberontak, kemudian Raja mengetahui rencana tersebut selanjutnya memerintahkan untuk membunuh Arya Banjar Getas. Ia bersama istrinya lari ke Lombok Barat dari sinilah Arya Banjar Getas mengutus saudaranya Arya Kerta Waksa mencari bantuan “Datuk Telu „Raja Tri Tunggal”. Diceritakan setelah laskar Karangasem yang dipimpin oleh I Gusti Anglurah Ktut Karangasem tiba di Lombok dan disambut oleh Arya Banjar Getas, diadakan pertemuan disuatu pedesaan yang masih berupa semak belukar. Disinilah terikrar adanya janji bersama untuk mengalahkan Raja-Raja Sasak seperti Seleparang dan Pejanggi, tempat pertemuan tersebut dinamakan Pagutan, sampai sekarang. Setelah selesai berbasa-basi dengan Arya Banjar Getas, laskar yan
174
ribuan banyaknnya pergi ke gunung Pengsong. Di sini mereka sujud kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa, memohon restu dan keselamatan. Dari Gunung Pengsong melintasi hutan belukar yang lebat sampai ke Lombok Timur. Dikala istirahat makan beliau membuat aturan yang disebut megibung (makan bersama dalam satu tempat). Terciptanya tradisi megibung seperti yang masih tetap dilaksanakan sampai sekarang, tradisi ini mengandung tata nilai demokrasi yang khas (kebersamaan). Berdasarkan permufakatan antara I Gusti Anglurah Ktut Karangasem dengan arya Banjar Getas, maka laskar Karangasem pertama-tama menggempur Kerajaan Pejanggi. Pejanggi dapat ditaklukkan dalam 111 hari, pertempuran sangat alot namun di pihak Karangasem hampir tidak ada korban, hanya dipihak pengikut Arya Banjar Getas kedapatan meninggal 81 orang. Kemudian dilanjutkan ke Parwa. Kerajaan ini dapat ditaklukkan dalam beberapa hari. Selanjutnya setelah kedua Kerajaan tersebut dapat dikuasai kemudian pada malam hari penyerbuan terhadap Kerajaan Seleparang sehingga laskar Selaparang banyak yang menjadi korban dan berlari mundur karena dilihat oleh mereka tombak dan keris terhunus di pihak Karangasem, dan api men jilat-jilat di atas obor sehingga membuat orang ketakutan. Disaat itu Datuk Seleparang yang terkenal sakti memahami keadaan bahwa yang diadapi bukanlah manusia dan tidak mungkin dikalahkan. Karena itu setelah bertempur 117 hari lamanya Datuk Selepa-rang menawarkan persahabatan lalu mengadakan pesta besar di dusun Agung. Laskar Karangasem bersenang-senang merayakan kemenangan, menari-nari sambil duduk bersila mengitari sajian tuak. Tarian ini bernama cakepung berasal dari kata jeg kepung (kejar terus) dan Datuk Seleparang raib tanpa diketahui jejaknya. Setelah Seleparang jatuh, Raja-Raja di Sokong, Langko dan Bayan tanpa perlawanan yang berarti. Selanjutnya dalam pembicaraan antara I Gusti Anglurah Karangasem dengan Arya Banjar Getas, Senapatinya Karangasem menyerahkan wilayah timur Lombok kepada Arya Banjar Getas dan bagian barat seluruhnya dikuasai oleh Karangasem. Beberapa hari setelah kemenangan I Gusti Anglurah Ktut Karangasem kembali ke Bali. Melaporkan kemengannya dengan kakak-nya I Gusti Anglurah Nengah Karangasem. Beliau pulang membawa oleh-oleh tanda kemenangan berupa Bende (gong) yang mulanya dipakai sebagai genderang perang oleh Kerajaan Seleparang. Diceritakan dengan jatuhnya Kerajaan Seleparang dan Pejanggi pada tahun 1692M maka daerah di Lombok kecuali yang dikuasakan kepada Arya Banjar Getas di bagian timur maka menjadi wilayah Karangasem, Laskar Karangasem yang sudah mendapat kemenangan ada yang pulang ada yang menetap di Lombok. b. Sejarah Taman Narmada, Lombok Barat.
175
Menurut catatan sejarah, Taman Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, yakni Anak Agung Ngurah Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu. Dulunya taman ini digunakan sebagai tempat upacara Pakelem yang diadakan pada bulan OktoberNovember. Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Uniknya, desain Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, di mana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak. Di dalam kompleks Taman Narmada terdapat beberapa bangunan yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berkat penataan taman dengan aneka macam tanaman yang hijau membuat suasana di Taman Narmada terasa sejuk. Ditambah lagi deretan bangunan kuno yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Yang menarik lagi di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi, dan Narmada. Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda. Taman ini luasnya kurang lebih dua hektare dan memiliki bagian, antara lain: Pura Narmada, Bale Terang, Bale Loji, Telaga Kembar, Telaga Padmawangi, Bale Bancingah, Bale Pamerajan dan beberapa bagian lainnya. Objek wisata ini sekarang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan NTB dan telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Antara kurun waktu 1980-1988, taman ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Beberapa bagian yang sudah lapuk dan rusak, seperti tebing-tebing kolam, taman, pagar, dan pura telah diperbaiki, namun tetap dipertahankan keasliannya. Salah satu bangunan yang kondisinya masih terjaga adalah vila peristirahatan Raja, yang disebut Bale Loji.
176
NO 1.
KARAKTER ANCHOR/PENYIAR
URAIAN INTRO Ada satu ungkapan yang berkembang di masyarakat: Anda dapat melihat Bali di Lombok, tetapi tidak dapat melihat Lombok di Bali. Arti ungkapan ini adalah di Lombok kita dapat melihat arsitektur dan keberagaman budaya masyarakat Hindu Bali; sementara di Bali, belum tentu kita dapat melihat arsitektur dan ragam budaya masyarakat suku Sasak. Suku Sasak ini adalah suku asli Pulau Lombok. Nah untuk
itu, InsanEdukasi…
hari
PENYIAR) akan mengajak Anda jalan-jalan sejenak ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kalau menyebut kata Lombok, yang melintas di benak kita adalah wisata pantai pasir putih dan kulinernya yang pedas. Betul kan? Hari ini beda…s ajak Anda ke tempat wisata bersejarah, yaitu taman peristirahatan raja dan keluarga Kerajaan Karangasem. Kisah ini merupakan hasil penelusuran dari Mariana Susanti, dengan judul “Jejak Kerajaan Karangasem di Taman Narmada” 2.
TUNE PEMBUKA
TELUSUR SEJARAH
3.
MUSIK
INSTRUMENTAL KHAS LOMBOK
4.
NARATOR
SEGMEN SATU (3 MENIT) Insan Edukasi, Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat, NTB. Pulau ini mempunyai empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara. Sekitar delapan puluh persen penduduknya adalah Suku Sasak, yang masih dekat dengan suku Bali. Bedanya, sebagian besar Suku Sasak beragama Islam. Di Lombok Barat, banyak kita jumpai perkampungan Bali. Penduduk Lombok Barat sebagian besar adalah Suku Bali, sehingga tidak heran jika di sini percakapan sehari-hari warga menggunakan bahasa Bali. Penyebab masuknya suku Bali di Lombok berkaitan erat dengan penaklukan
Kerajaan Karangasem Bali atas
177
Kerajaan
Seleparang, Lombok. Bagaimana kisah masuknya Kerajaan Karangasem Bali di Pulau Lombok? 5.
MUSIK
INSTRUMEN KHAS LOMBOK
6.
NARATOR
Insan Edukasi, sejarah Kerajaan Karangasem Bali tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kerajaan Karangasem Lombok. Keberhasilan kerajaan Karangasem menaklukkan Lombok tidak lepas dari lahirnya seorang bayi yang menjadi dewa, bernama Ida Bhatara Alit Sakti. Ia beristana di Pura Bukit, Bali. Laskar Karangasem Bali dipimpin oleh I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, paman dari Ida Bhatara Alit Sakti. Sebelum berangkat ke Lombok, Gusti Anglurah Ketut minta restu kepada Ida Bhatara Alit Sakti, keponakannya sendiri. Laskar Karangasem berangkat pada pagi hari dengan empat perahu, pada awal tahun 1700 Masehi. Perahu yang lain berangkat dari desa Seraya, dipimpin oleh Ki Bendesa Seraya. Kepergian mereka diantarkan oleh ribuan kupu-kupu kuning yang memenuhi angkasa. Kupu-kupu kuning ini, diyakini sebagai anugerah dari Ida Bhatara Alit Sakti dari Pura Bukit. Kupu-kupu kuning menunjukkan jalan dan arah tujuan dari perahu-perahu laskar Karangasem. Rombongan pertama kali sampai di Tanjung Rubeh, kemudian berbelok meneruskan perjalanan hingga berlabuh di Pantai Pasoan Padang Rea, Lombok Barat. Saat akan berlabuh, rombongan melihat laskar penuh sesak berjejal menanti dengan posisi duduk bersila. Orang banyak duduk bersila ini kemudian lenyap dari pandangan mata, bersamaan dengan lenyapnya kupu-kupu kuning. Rombongan yakin Mereka itu tidak lain
adalah pasukan bayangan yang siap
tempur. 7.
MUSIK
INSTRUMEN KHAS LOMBOK
8.
NARATOR
Insan Edukasi, setiba di tanah Lombok, I Gusti Anglurah Ketut Karangasem mengadakan pertemuan dengan Arya Banjar Getas, untuk mengatur strategi penyerangan. Arya Banjar
Getas adalah
seorang pembesar di kerajaan
Seleparang, yang terkena fitnah sehingga dimusuhi Raja
178
Seleparang. Ia membantu laskar Karangasem
untuk
membalas dendam. Sesuai rencana, mula-mula laskar Karangasem menggempur Kerajaan Pejanggi. Perang ini berlangsung seratus sebelas hari, memakan korban sebanyak delapan puluh satu orang dari pengikut Arya Banjar Getas. Laskar Karangasem meneruskan menyerang Kerajaan Parwa, dalam beberapa hari saja. Penyerangan diteruskan ke kerajaan yang paling besar, yakni Seleparang. Penyerangan dilakukan pada malam hari, berlangsung selama seratus tujuh belas hari.
Atas
kemenangan ini laskar Karangasem merayakan pesta kemenangan. Setelah berhasil meraih kemenangan, maka di awal tahun 1700 itu I Gusti Anglurah Ketut Karangasem dan Arya Banjar Getas membagi wilayah Lombok. Lombok Timur menjadi wilayah kekuasaan Arya Banjar Getas, sebagai vasal dari kerajaan Karangasem, sedangkan Lombok Barat seluruhnya dikuasai oleh kerajaan Karangasem. Nah, itu sebabnya kita menjumpai banyak masyarakat suku Bali yang tinggal di Lombok Barat. 9.
MUSIK
INSTRUMENTAL LOMBOK
10.
NARATOR
Insan Edukasi, ada satu objek wisata bersejarah yang sangat terkenal di Kabupaten Lombok Barat. Namanya Taman Narmada. Penataan taman ini sangat indah, sehingga tidak heran jika di abad ke-17 menjadi tempat peristirahatan raja Karangasem dan keluarganya tatkala musim panas tiba. Apa saja yang ada di dalam Taman Narmada, dan bagaimana sejarahnya? Simak kelanjutan Telusur Sejarah Live, hanya di Radio Edukasi.
11.
TUNE
BUMPER OUT
12.
LAGU+ILM/RE
PENYELIA DAN UR. PROGRAM SIARAN (4 menit)
13.
TUNE
BUMPER IN
14.
MUSIK
INSTRUMENTALIA KHAS LOMBOK
179
15.
NARATOR
SEGMEN DUA (7 MENIT) Insan Edukasi, kembali dalam Telusur Sejarah bersama saya (NAMA PENYIAR). Penelusuran hari ini bercerita tentang Kerajaan Karangasem Lombok dan Taman Narmada di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kalau anda bosan ke pantai, tidak ada salahnya mengunjungi peninggalan sejarah salah satu kerajaan Hindu di Lombok ini. Taman Narmada berada di desa Lembuah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, atau sepuluh kilometer arah timur kota Mataram. Taman Narmada dibangun oleh raja Karangasem Lombok, yaitu Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu. Uniknya, penataan taman ini meniru Gunung Rinjani, gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, yang ada di Pulau Lombok. Puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada ditunjukkan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anakan. Dulunya taman ini digunakan sebagai tempat upacara Pakelem yang diadakan pada bulan Oktober-November. Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Tak salah memang, jikalau raja dan keluarga memilih Taman Narmada sebagai lokasi beristirahat. Di taman ini banyak pepohonan rindang, selain itu penataan tamannya juga artistic, sehingga suasananya amat nyaman. Udara dalam taman sangat sejuk, ditambah lagi dengan adanya telaga atau danau di taman. Telaga ini bernama Telaga Padmawangi.
16.
MUSIK
INSTRUMENTAL KHAS LOMBOK
17.
NARATOR
Insan Edukasi, dulu, Telaga Padmawangi ditumbuhi bunga tunjung atau padma yang harum. Telaga ini juga menjadi
180
tempat pemandian para dayang kerajaan. Tak jauh dari Telaga Padmawangi, ada bangunan yang konon airnya berkhasiat membuat awet muda. Nama bangunan itu adalah Bale Petirtan. Wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk ke Bale Petirtan. Di dalam Bale Petirtan terdapat mata air pertemuan dari tiga mata air Lingsar, Suranadi, dan Narmada. Bagi umat Hindu, air ini dianggap suci dan berkhasiat. Dan air ini sekarang lebih dikenal dengan nama "Air Awet Muda". 18.
MUSIK
INSTRUMENTAL KHAS LOMBOK
19.
NARATOR
Insan Edukasi, di dalam kompleks Taman Narmada, terdapat salah satu pura tertua di Lombok, yaitu Pura Kalasa. Nama Pura Kalasa konon berasal dari nama sebuah gunung di India, yaitu Gunung Kalasa, tempat kediaman Bhatara Siwa. Pura Kalasa didirikan di sekitar mata air, berkiblat ke arah puncak Gunung Rinjani dengan danau Segara Anakan-nya. Raja Karangasem membangun pura dan telaga di Taman Narmada karena konon usia raja sudah uzur, sehingga tidak kuat mengikuti Upacara Pakelem dan Pujawali di danau Segara Anakan. Untuk itu, raja menganggap cukup bila dilakukan dengan mengikuti upacara Pujawali di Pura Kalasa. Sementara Upacara Pakelem yang diadakan di Segara Anakan, dilakukan secara simbolis di Telaga Ageng di Taman Narmada. Sesuai namanya, Telaga berarti danau, dan Ageng yang artinya besar, maka di Taman Narmada ini mata Anda akan terbelalak melihat ada danau buatan yang sangat besar di tengah-tengah Kompleks Taman Narmada. Itulah Telaga Ageng, replika dari Danau Segara Anakan di Gunung Rinjani. Insan Edukasi, menurut pemangku Pura Kelasa Narmada, Jero Gede Pasek Subratha, kondisi Pura Kelasa pada tahun 1954 masih utuh seperti aslinya. Namun, antara tahun 1955 sampai 1956, mulai dilakukan rehabilitasi sehingga terwujud
181
sebagai Pura Kelasa seperti saat ini. 20. MUSIK
INSTRUMENTALIA KHAS LOMBOK
21.
Taman Narmada dijadikan tempat rekreasi terbuka pada
NARATOR
zaman kekuasaan Hindia Belanda. Taman Narmada telah mengalami beberapa kali pemugaran dan sejak tahun 1992 ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Undangundang Nomor 5 tahun 1992. Insan Edukasi, bagaimanakah pengelolaan Taman Narmada, sebagai tempat wisata sejarah, napak tilas Kerajaan Karangasem, Lombok? Saya akan kembali dengan informasi tersebut, jadi tetap di Telusur Sejarah, hanya di Radio Edukasi. 22. TUNE
BUMPER OUT
23. LAGU+ILM/RE
PENYELIA DAN UR. PROGRAM SIARAN (4 menit)
24. TUNE
BUMPER IN
25.
MUSIK
INSTRUMENTALIA KHAS LOMBOK
26.
NARATOR
SEGMEN KETIGA (5 MENIT) Insan Edukasi, saya (NAMA PENYIAR) kembali menemani Anda dalam Telusur Sejarah, Radio Edukasi. Hari ini saya sajikan sebuah kisah penelusuran tempat wisata sejarah Kerajaan Karangasem Lombok yang ada di Kabupaten Lombok Barat, NTB, yaitu Taman Narmada. Insan Edukasi, luas taman Narmada sekitar enam hektar dan luas bangunan sekitar seribu dua ratus lima puluh meter persegi. Letak kompleks taman berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Kota Mataram dan kota-kota lain di Lombok Timur. Seperti sudah saya ceritakan di sesi sebelumnya, Taman Narmada ini dibangun oleh Anak Agung Ngurah Karangasem di awal abad ke-18. Gunanya untuk tempat Upacara Pakelem dan Upacara Pujawali, sekaligus sebagai tempat peristirahatan raja dan keluarganya di musim kemarau. Oleh sebab itu secara garis besar, kompleks Taman
182
Narmada terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok bangunan yang disucikan seperti pura Kelasa dan Bale Petirtan. Kelompok berikutnya adalah bangunan untuk rekreasi, seperti Bale Loji, sebagai vila peristirahatan raja, dan Bale Terang, yaitu bangunan dua tingkat dengan dua kamar
sebagai tempat raja melihat para dayang kerajaan mandi di kolam. Insan Edukasi, pengelolaan Taman Narmada dilakukan oleh tiga pihak, yaitu Pemerintah Provinsi NTB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan pemeluk Hindu Dharma setempat. Oleh sebab itu, pengelolaannya harus dilakukan secara arif dan bijaksana agar tidak terjadi konflik kepentingan yang bisa merugikan kelestarian Taman Narmada, sebagai situs cagar budaya. Masyarakat Narmada telah banyak merasakan dampak dari situs bersejarah tersebut, mulai dari penjual sate bulayak, kaos dan pernakpernik khas Taman Narmada. Karenanya, sangat wajar jika mereka khawatir kalau Taman Narmada dikelola tidak serius oleh tiga pihak itu. Saat ini Taman Narmada terancam kalah bersaing dengan taman rekreasi lain di Lombok, karena kurangnya fasilitas rekreasi yang ditawarkan. Selain berusaha melengkapi fasilitas rekreasi, pihak pengelola Taman Narmada juga menghidupkan kembali aura sejarah Narmada dengan membangun Radio Rama. Radio Rama adalah tempat pemutaran film sejarah Narmada sebagai sarana edukasi dan hiburan pengunjung. 27.
ANCHOR/PENYIAR
Taman Narmada, replika dari Gunung Rinjani dan danau Segara Anakan di Pulau Lombok, konon merupakan satusatunya taman bersejarah yang sangat indah. Keberadaannya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Narmada dan pemerintah daerah setempat. Semoga situs bersejarah peninggalan Kerajaan Hindu ini dapat terus dinikmati oleh
183
generasi penerus berkat kerjasama yang baik dari pihak-pihak terkait untuk mengelola Taman Narmada. Insan Edukasi, demikian akhir dari Telusur Sejarah hari ini. Nantikan kisahkisah penelusuran dari obyek-obyek bersejarah lainnya di penjuru Nusantara, di episode Telusur Sejarah yang lain, hanya di Radio Edukasi. Sampai jumpa! 28. TUNE
PENUTUP TELUSUR SEJARAH
Telusur Sejarah Masjid Laweyan: Masjid Tertua Era Kerajaan Pajang Tim Pengembang Naskah NAMA PROGRAM
: TELUSUR SEJARAH
JUDUL
: MASJID TERTUA ERA KERAJAAN PAJANG
REPORTER/ PENULIS : Tim Pengembang Naskah PENGKAJI
: Mariana Susanti
NARASUMBER
: 1. Budi Sartono (Kabid Promosi dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta 2. Alpha Febela Priyatmono (Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Lawéyan) 3. Arif Budiman Effendi (Humas Forum Pengembangan Kampung Batik Lawéyan) 4. Widada (Warga Kampung Lawéyan) 5. Memet (Warga Kampung Lawéyan)
LOKASI
: SURAKARTA
SUMBER PUSTAKA
:
CUT 1 1.
MUSIK
TUNE OPENING
2.
SFX
SUASANA KERAMAIAN JALAN
3.
NARATOR
(SUARA DI JALAN) KOTA SURAKARTA/ ATAU SOLO/ 184
ADALAH SALAH SATU KOTA DI JAWA TENGAH YANG MEMPUNYAI BANYAK OBYEK WISATA MENARIK/ BAIK ITU WISATA BUDAYA/ KULINER/ MAUPUN RELIGI// KALI INI SAYA AJAK ANDA MENELUSURI SEJARAH MASJID LAWÉYAN/ DI DESA PAJANG/ LAWÉYAN/ SOLO// TENTU DALAM TELUSUR SEJARAH/ MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA// DALAM JUDUL MASJID TERTUA ERA KERAJAAN PAJANG/ BERSAMA SAYA / …// 4.
MUSIK
CUE TELUSUR SEJARAH
5.
MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) (IN-UP-DOWN-UNDER)
6.
NARATOR
INSAN EDUKASI/ MASJID LAWÉYAN ADALAH SEBUAH MASJID KECIL/ DI ANTARA RATUSAN MASJID DI KOTA SOLO// NAMUN/ MASJID INI MEMILIKI TEMPAT KHUSUS DI HATI UMAT ISLAM DI SOLO// INILAH MASJID TERTUA DI BAGIAN SELATAN JAWA///
7.
MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) (UP-DOWN-UNDER)
8.
NARATOR
MASJID LAWÉYAN TELAH BERUSIA HAMPIR LIMA ABAD// AWALNYA MASJID INI BERNAMA MASJID PAJANG// YA.../ KARENA IA DIDIRIKAN PADA MASA KERAJAAN PAJANG// NAMUN KINI/ MASYARAKAT LEBIH MENGENAL NAMA MASJID LAWÉYAN/ KARENA TERLETAK DI DESA PAJANG/ LAWÉYAN/ SOLO///
9.
MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) (UP-DOWN-UNDER)
10.
NARATOR
MÉMÉT/ SEORANG WARGA KAMPUNG LAWÉYAN MENGATAKAN/ ORANG SERING MENYEBUT LOKASI MASJID LAWÉYAN BERADA DI KAMPUNG BÊLUKAN///
11.
INSERT MEMET
He itu namanya kampung itu kan Belukan.Yang mendirikan masjid itu ya mbah Beluk. 185
12.
NARATOR
BÊLUK (baca: beluog –bhs Jawa) ADALAH KATA DALAM BAHASA JAWA YANG BERARTI ASAP// LALU APA HUBUNGAN ANTARA ASAP ATAU BÊLUK DENGAN KAMPUNG BÊLUKAN? BERIKUT PENUTURAN ALPHA (baca: alfa) FEBELA PRIYATMONO/ KETUA FORUM PENGEMBANGAN KAMPUNG BATIK LAWÉYAN///
13.
INSERT ALPHA 1
Kemudian Ki Ageng Beluk itu mengapa disebut Ki Ageng Beluk karena disitu muridnya banyak sering ngukus sehingga keluk-keluk itu, banyak keluknya, Ki Ageng Beluk.
14.
MUSIK
TRANSISI NUANSA ISLAM (JAWA) IN-UP-DOWN-UNDER
15.
NARATOR
INSAN EDUKASI/ MASJID LAWÉYAN MENYIMPAN SEJARAH PANJANG TENTANG PENYIARAN AGAMA ISLAM
DI KOTA SOLO// SEBELUMNYA MASYARAKAT SETEMPAT MEMELUKAGAMAHINDU//BANGUNANMASJID LAWÉYAN/ DULUNYA ADALAH SEBUAH PURA// SEPERTI DIKISAHKAN OLEH HUMAS FORUM PENGEMBANGAN KAMPUNG BATIK LAWÉYAN/ ARIF BUDIMAN EFFENDI/// 16.
INSERT
Masjid Lawéyan adaitu…dibangun semasa, itu kan semasa dulu itu
ARIF 1
kan masjid Lawéyan itu kan tempat pemujaan agama Hindu, setelah Ki Ageng Henis, bertemu dengen Sunan Kalijogo, dan Ki Ageng Henis masuk Islam, terus Ki Beluk… jadi di sekitar Lawéyan ada namanya Ki Beluk. Itu kan dulunya beragama Hindu, setelah istilahe berguru dengan Ki Ageng Henis, masuk Islam, di situ kan merubah yang tadinya tempat pemujaan agama Hindu tadi dijadikan masjid.
17.
MUSIK
KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU AS BG
18.
NARATOR
SELAIN SEBAGAI TEMPAT IBADAH/ DULU / MASJID LAWÉYAN JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PESANTREN OLEH MURID-MURID KI AGENG BELUK/ UNTUK BELAJAR DAN MENDALAMI AGAMA ISLAM// SEPERTI APA FUNGSI 186
MASJID LAWÉYAN DI MASA KINI?ARIF BUDIMAN EFFENDI/ MENUTURKAN/// 19.
INSERT ARIF 2
Ya selain sholat rutin ya d pengajian rutinbaru sebatasajaitu,… ya kadang-kadang ada sih, diskusi, diskusi tentang pen
20.
MUSIK
TRANSISI (KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU)
21.
NARATOR
MASJID LAWÉYAN ADALAH SAKSI SEJARAH KEJAYAAN EMPAT KERAJAAN DI JAWA TENGAH// KERAJAAN PAJANG/ MATARAM/ KARTASURA (baca: kartosuro)/ DAN KASUNANAN
SURAKARTA
(baca:
surokarto)
HADININGRAT// SEBAGAI BUKTI SEJARAH AKULTURASI BUDAYA HINDUISLAM DI KOTA SOLO/ MASJID LAWÉYAN/
MEMILIKI
BENTUK ARSITEKTUR YANG UNIK// SEPERTI APA KEUNIKANNYA?//
SIMAK
KELANJUTANTELUSUR
SEJARAH/ MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA/ SETELAH SELINGAN BERIKUT// TETAP
RADIO EDUKASI/ DAN RADIO
KESAYANGAN ANDA INI// 22.
TUNE
BUMP OUT PROGRAM
CUT 2 23. TUNE
BUMP IN PROGRAM
24. NARATOR
ANDAMASIHMENGIKUTITELUSURSEJARAH/ MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA// PENELUSURAN KALI INI/ MENGUNGKAP SEJARAH MASJID LAWÉYAN/ MASJID TERTUA ERA KERAJAAN PAJANG//
25. MUSIK
NUANSA KHAS KEAGAMAAN ISLAM DENGAN SETTING 187
JAWA SOLO AS BG SEMUA NARASI 26. NARATOR
INSAN EDUKASI/ MASJID LAWÉYAN BERADA SATU KOMPLEKS DENGAN PEMAKAMAN KERABAT KERATON PAJANG/KARTASURA KASUNANAN
SURAKARTA
(baca: (baca:
kartosuro)/
DAN
surokarto)//
ARIF
BUDIMAN EFFENDI/ HUMAS FORUM PENGEMBANGAN KAMPUNG BATIK LAWÉYAN MENYEBUTKAN BEBERAPA KERABATKERATONYANGDISEMAYAMKANDI PEMAKAMAN LAWÉYAN// 27. INSERT ARIF 3
Ya itu…ya
jelas, Ki Ageng H
ya… dari keraton Kasunanan ada juga yang dimakamkan di situ, PB ya…uPBdua..adasatudaftarnya atadisitu. Banyak yang
berapa
dimakamkan di situ..itu tadi raja-raja di Solo juga dimakamkan di situ.
28. MUSIK
NUANSA KHAS KEAGAMAAN ISLAM DENGAN SETTING JAWA SOLO
29. NARATOR
SISA-SISA PENINGGALAN KERAJAAN PAJANG MASIH DAPAT ANDA LIHAT DI KOMPLEKS MAKAM LAWÉYAN// SEPERTI DITUTURKAN KETUA FORUM PENGEMBANGAN KAMPUNG
BATIK
ARSITEKTUR
LAWÉYAN/
SEKALIGUS
UNIVERSITAS
DOSEN
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA/ ALPHA (baca: alfa) FEBELA PRIYATMONO// 30. INSERT ALPHA 2
Karena memang di dekat Mojo itu banyak ditemukan peninggalanpeninggalan kuno seperti batu bata besar-besar, satu meja-satu meja ini. Bahkan saya pernah kebetulan ada orang dimakamkan di dekat makam kuno itu di dalam ditemukan batu bata besar-besar..
31. MUSIK
JAWA SOLO NUANSA MASA LALU
32. NARATOR
KEBERADAAN MAKAM-MAKAM KERABAT DARI EMPAT KERAJAAN YANG PERNAH BERKUASA/ MENJADI DAYA 188
TARIKMASJIDLAWÉYAN//UNTUKMEMASUKI KOMPLEKS MAKAM LAWÉYAN/ PENGUNJUNG HARUS MELEWATI JALAN KHUSUS// WIDODO/ SEORANG WARGA KAMPUNG LAWÉYAN MENUTURKANNYA BERIKUT INI// 33. INSERT WIDODO
Pintunya kalau ke makam tu dulu memang lewat depan masjid tapi sekarang ndak boleh. Jadi khusus ada jalan sendiri untuk masuk ke makam.
34. MUSIK
PENYELING
35. NARATOR
INSAN EDUKASI/ SETELAH MENELUSURI PEMAKAMAN LAWEYAN/ KINI SAYA AJAK ANDA MENGAGUMI KEUNIKAN ARSITEKTUR MASJID LAWEYAN//
36. MUSIK
KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU AS BG
37. NARATOR
PENGARUH HINDU-JAWA MELEKAT DALAM ARSITEKTUR MASJID INI// BENTUK BANGUNAN MASJID YANG MENYERUPAI KELENTENG JAWA/ MENJADI CIRI KHAS
MASJID LAWÉYAN// INI ADALAH PENGARUH DARI ARSITEKTUR HINDU// SELAIN ITU/ ALFA FEBELA PRIYATMONO MENAMBAHKAN/ PENGARUH HINDU JUGA TERLIHAT DARI POSISI MASJID YANG LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DAERAH SEKITARNYA// 38. INSERT ALPHA 3
Dalam arti secara evolusi, ada yang mengatakan itu kan masjidnya agak tinggi. Tinggi itu kan dulu kan seperti pura.
39. MUSIK
KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU
40. NARATOR
KEUNIKAN LAINNYA DAPAT KITA LIHAT DI BAGIAN DEPAN MASJID// DI SINI ADA TIGA LORONG YANG BERFUNGSI SEBAGAI JALUR MASUK KE DALAM MASJID// TATA RUANG MASJID LAWEYAN/ MERUPAKAN TIPOLOGI MASJID JAWA PADA UMUMNYA// RUANG DIBAGI MENJADI TIGA/ YAKNI INDUK DAN SERAMBI/ YANG 189
DIBAGI MENJADI SERAMBI KANAN DAN KIRI// BENTUK ATAP MASJID PUN MENGANDUNG FILOSOFI TERTENTU// 41. INSERT ALPHA 4
Arsitektur masjid di LAWÉYAN itu sebenarnya
pola masjid
arsitektur Jawa itu buk. Jadi masjid ada masjid induknya ada serambinya. Atap tajuk yang susun tiga. Kalau masjid-masjid Jawa itu kan dengan atap tajuk itu kan sakral, keagungan. 42. MUSIK
KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU
43. NARATOR
BERPINDAHNYA PENGELOLAAN MASJID/ MULAI DARI MASA KERAJAAN PAJANG/ MATARAM/ DAN KARTOSURO/ TERNYATA MEMENGARUHI BENTUK BANGUNAN// PAKU BUWONO KESEPULUH/ IKUT MEMBAWA BENTUK BANGUNAN KERATON PADA MASJID LAWÉYAN// HAL ITU TAMPAK PADA SOKO ATAU TIANG DARI KAYU JATI/ YANG BERARSITEKTUR SAMA DENGAN
KERATON
SURAKARTA// 44. INSERT ALPHA
Kalau itu yang masih asli itu soko-soko guru itu. Menurut nganu itu,
FEBELA 5
tapi soko guru itu pun menurut kajian saya sendiri ceritanya itu dari kraton kartosura.
45. MUSIK
KEAGAMAAN JAWA NUANSA TEMPO DULU
46. NARATOR
UMUMNYA/ MASJID DILENGKAPI DENGAN MENARA// NAMUN TIDAK DEMIKIAN DENGAN MASJID LAWÉYAN// KETIADAAN MENARA INI UNTUK MENGHORMATI ORANG-ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA// MISALNYA KI AGENG HENIS/ YANG MAKAMNYA TERLETAK DI BELAKANG MASJID //
47. MUSIK
TRANSISI (NUANSA GENDHING JAWA) (IN-UP-DOWN-UNDER)
48. NARATOR
INSAN EDUKASI/ SEIRING BERJALANNYA WAKTU/ 190
MASJID LAWÉYAN TELAH MENGALAMI BEBERAPA KALI PEMUGARAN//
NAMUNSANGAT
DISAYANGKAN/
PEMUGARAN MASJID TIDAK DIKONSEP DENGAN BAIK/ SEHINGGA
MENGHILANGKAN
BANGUNAN//
BENTUK
ASLI
SIMAK KELANJUTAN TELUSUR SEJARAH/
MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA/ SETELAH SELINGAN BERIKUT// HANYA DI RADIO EDUKASI/ DAN RADIO KESAYANGAN ANDA INI// 49. TUNE
BUMP OUT PROGRAM
CUT 3 50.
TUNE
BUMP IN PROGRAM
51.
NARATOR
MASIH DI TELUSUR SEJARAH/ MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA// SAYA TETAP MENEMANI ANDA MENELUSURI SEJARAH MASJID LAWÉYAN/ MASJID TERTUA ERA KERAJAAN PAJANG//
52. MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) AS BG NO 45
53. NARATOR
INSAN EDUKASI/ MASJID LAWÉYAN ADALAH MASJID TERTUA DI KOTA SOLO/ YANG SANGAT BERSEJARAH// BANGUNAN MASJID INI TELAH MASUK KATEGORI CAGAR BUDAYA// TAPI SAYANG.../ BENTUK BANGUNAN YANG SEKARANG TELAH BERBEDA DARI BENTUK ASLINYA// ALFA FEBELA PRIYATMONO/ KETUA FORUM PENGEMBANGAN SEKALIGUS
KAMPUNG
BATIK
DOSENARSITEKTUR
LAWÉYAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA/MENGUNGKAPKAN
KEKECEWAANNYA
TERHADAP
PERUBAHAN
ARSITEKTUR MASJID YANG HANYA MENGGUNAKAN KESEPAKATAN MASYARAKAT/ TANPA MEMPERHATIKAN ASAS KONSERVASI/// 191
54. INSERT ALPHA 6
Tapi sayangnya memang, waktu pembangunan itu asas konservasi kurang diperhatikan. Karena memang Inilah salah satu kelemahan kami, kelemahan masyarakat. Bahwa masyarakat itu sendiri dalam pembangunan itu kadang asas konservasi kurang diperhatikan. Karena memang ketidaktahuan. Jadi peran pemerintah ya...Jadi itu misalnya lantai di... masyarakat itu kebanyakan kalau membangun ya mesthi baru. Lantai-lantai yang lama bawaanya ganti keramik, lalu dicat. Jadi konsep konservasi itu belum dipahami masyarakat.
55. MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) AS BG
56. NARATOR
SADAR AKAN BETAPA PENTINGNYA PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
TENTANG LAWÉYAN/ KAMPUNG
KONSERVASI/
MAKA
MELALUI BATIK
FORUM LAWÉYAN/
MENGAJUKAN USULAN KEPADA PEMERINTAH// 57. INSERT ALPHA 7
Ini memang kami sendiri akhirnya minta pernah mengajukan ke pemerintah untuk bagaimana kalau masyarakat diadakan pelatihan tentang konservasi. Karena ini penting.
58. MUSIK
NUANSA ISLAM (JAWA SOLO) AS BG
59. NARATOR
SELAIN MEMILIKI NILAI SEJARAH YANG TINGGI/ BANGUNAN PENINGGALAN BERSEJARAH JUGA MEMILIKI MANFAAT EKONOMI//
60. INSERT ALPHA 8
Kita tidak hanya jualan barang tapi sebetulnya e.. pusaka budaya ini, yang berupa peninggalan-peninggalan ini, bisa kita jual dan nilai ekonominya cukup tinggi.
61. MUSIK
NUANSA KEAGAMAAN JAWA SOLO AS BG
62. NARATOR
WALAU DEMIKIAN/ PIHAK PEMERINTAH/ DALAM HAL INI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA SURAKARTA TETAP MENJADIKAN MASJID LAWÉYAN SEBAGAI CAGAR BUDAYAKARENANILAI-NILAISEJARAHYANG DIMILIKINYA// SEPERTI DISAMPAIKAN BUDI SARTONO/
192
KEPALA BIDANG PROMOSI DAN KERJASAMA// 63. INSERT BUDI SARTONO
Itu satu peninggalan masjid yang sangat fenomenal. Ada cerita yang menarik juga di situ. Maka sampai sekarang masih dijaga sebagai masjid, walaupun sebetulnya kalau kita dilihat dari posisi strategisnya pulau nilai ekonomis itu. Nek dadi toko luwih... Tapi tetap saja kita lestarikan sebagai masjid.
64. MUSIK
NUANSA KEAGAMAAN JAWA SOLO AS BG
65. NARATOR
MASJID LAWÉYAN/ MENJADI SAKSI BISU KEJAYAAN EMPAT KERAJAAN// SAMPAI SAAT INI/ KALANGAN KERATON SURAKARTA SERING BERZIARAH KE MASJID LAWÉYAN//
ALFA
FEBELA
PRIYATMONO
MENAMBAHKAN/ MESKIPUN PENGELOLAAN MASJID KINI TELAH DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT/ NAMUN TETAPHARUSBERKOORDINASIDENGANPIHAK KERATON// 66. INSERT ALPHA 9
Itu masih dari kraton, kita kalau ada apa-apa
harus izin sana.
Walaupun takmirnya orang di sini, tapi itu masjid kraton. 67. MUSIK
TRANSISI: NUANSA KEAGAMAAN JAWA SOLO IN-UPDOWN-UNDER
68. NARATOR
INSAN EDUKASI/ SEPERTI MASJID-MASJID TUA LAINNYA/ MASJID LAWÉYAN SERING DIKUNJUNGI UMAT ISLAM DARI BERBAGAI DAERAH// MASJID INI TELAH BANYAK BERPERAN DALAM PERKEMBANGAN UMAT ISLAM SELAMA BERABAD-ABAD DI WILAYAH SURAKARTA// INILAH MASJID DI ATAS PURA/ SAKSI SEJARAH AKULTURASIBUDAYAHINDU-JAWA//DEMIKIAN PENELUSURAN SAYA DI KOTA SOLO/ TEPATNYA DI MASJID LAWÉYAN/ SEBAGAI MASJID TERTUA ERA KERAJAAN PAJANG// SEMOGA MEMBERIKAN INSPIRASI POSITIF UNTUK ANDA// KITA AKAN KETEMU LAGI 193
DALAM TELUSUR SEJARAH/ MENGUNGKAP FAKTA DAN FENOMENA SEJARAH DI SEKITAR KITA// TENTU DENGAN OBYEK YANG LEBIH MENARIK// SAYA……..
BE
TIM REDAKSI TELUSUR SEJARAH RADIO EDUKASI BPMR YOGYAKARTA/ DAN RADIO KESAYANGAN ANDA/ MENGUCAPKAN TERIMA KASIH ATAS KEBERSAMAAN ANDA// SAMPAI JUMPA// 69. TUNE
CLOSING PROGRAM (UP-DOWN-OUT)
194
195
196
DATA PENDENGAR RADIO EDUKASI BPMRP KEMDIKBUD JANUARI-JULI 2015 Radio Edukasi AM 1251 kHz Log Covering Start: 01/01/15 00:54:54 Ending: 07/12/15 20:20:11 Generated: 07/13/15 00:00:04 Peak Listeners: 20 Total Unique Listener: 1260 Total Listening Time: 28 Days, 16 Hours, 23 Min Average Listening Time: 0 Days, 0 Hours, 32 Min Connection Count per Day Date =========== 01/01/15 01/02/15 01/03/15 01/04/15 01/05/15 01/06/15 01/07/15 01/08/15 01/09/15 01/10/15 01/11/15 01/12/15 01/13/15 01/14/15 01/15/15 01/16/15 01/17/15 01/18/15 01/19/15 01/20/15 01/21/15 01/22/15 01/23/15 01/24/15 01/26/15 01/27/15 01/28/15 01/29/15 01/30/15
-
Connection Count ================= 6 18 14 12 10 17 7 21 1 9 3 14 25 24 33 50 12 4 15 20 49 13 6 9 9 16 32 14 17 197
01/31/15 02/01/15 02/02/15 02/03/15 02/04/15 02/05/15 02/06/15 02/07/15 02/08/15 02/09/15 02/10/15 02/11/15 02/12/15 02/13/15 02/14/15 02/15/15 02/16/15 02/17/15 02/18/15 02/19/15 02/20/15 02/21/15 02/22/15 02/23/15 02/24/15 02/25/15 02/26/15 02/27/15 02/28/15 03/01/15 03/02/15 03/03/15 03/04/15 03/05/15 03/06/15 03/07/15 03/08/15 03/09/15 03/10/15 03/11/15 03/12/15 03/13/15 03/14/15 03/15/15 03/16/15 03/17/15 03/18/15
-
25 35 9 131 17 38 14 40 62 74 36 17 19 62 57 9 6 44 40 13 25 14 15 10 3 15 44 12 41 13 37 30 39 3 21 19 31 27 5 25 43 49 29 9 14 17 12 198
03/19/15 03/20/15 03/21/15 03/22/15 03/23/15 03/24/15 03/25/15 03/26/15 03/27/15 03/28/15 03/29/15 03/30/15 03/31/15 04/01/15 04/02/15 04/03/15 04/04/15 04/05/15 04/06/15 04/07/15 04/08/15 04/09/15 04/10/15 04/11/15 04/12/15 04/13/15 04/14/15 04/15/15 04/16/15 04/17/15 04/18/15 04/19/15 04/20/15 04/21/15 04/22/15 04/23/15 04/24/15 04/25/15 04/26/15 04/27/15 04/28/15 04/29/15 04/30/15 05/01/15 05/02/15 05/03/15 05/04/15
-
47 15 54 15 14 10 13 8 27 12 6 13 12 40 24 7 6 26 15 6 21 15 13 8 9 17 14 4 22 40 22 37 19 29 11 94 13 13 12 10 18 16 7 10 2 16 27 199
05/05/15 05/06/15 05/07/15 05/08/15 05/09/15 05/10/15 05/11/15 05/12/15 05/13/15 05/14/15 05/15/15 05/16/15 05/17/15 05/18/15 05/19/15 05/20/15 05/21/15 05/22/15 05/23/15 05/24/15 05/25/15 05/26/15 05/27/15 05/28/15 05/29/15 05/30/15 05/31/15 06/01/15 06/02/15 06/03/15 06/04/15 06/05/15 06/06/15 06/07/15 06/08/15 06/09/15 06/10/15 06/11/15 06/12/15 06/13/15 06/14/15 06/15/15 06/16/15 06/17/15 06/18/15 06/19/15 06/20/15
-
17 17 5 19 21 5 12 17 76 326 2616 59 198 138 55 55 19 23 32 12 11 16 33 23 6 18 10 24 11 32 21 9 11 3 10 3 17 13 20 21 21 32 54 26 19 25 10 200
06/21/15 06/22/15 06/23/15 06/24/15 06/25/15 06/26/15 06/27/15 06/28/15 06/29/15 06/30/15 07/01/15 07/02/15 07/03/15 07/04/15 07/05/15 07/06/15 07/07/15 07/08/15 07/09/15 07/10/15 07/11/15 07/12/15
-
11 38 20 5 16 20 8 12 35 28 10 2 13 18 16 186 8 14 24 5 7 6
Connects - 7442 Disconnects - 7438 Connection Count per Hour Hour ====== 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
-
Connections Count ================= 991 53 96 64 83 185 323 1049 254 301 374 248 399 470 562 341 201
16 17 18 19 20 21 22 23
-
229 228 239 223 185 72 249 224
Listeners Location Listen Time: Country
- City
- IP
- Time
================================================================ ================ Unknown - Unknown - 192.168.10.1 - 8 Days, 17 Hours, 16 Min Indonesia - Malang - 175.45.189.139 - 2 Days, 13 Hours, 24 Min Indonesia - 118.97.20.60 - 0 Days, 15 Hours, 29 Min Unknown - Unknown - 192.168.0.253 - 0 Days, 11 Hours, 46 Min Indonesia - 125.167.181.47 - 0 Days, 10 Hours, 8 Min Indonesia - 36.84.3.185 - 0 Days, 9 Hours, 11 Min Indonesia - 125.164.253.144 - 0 Days, 7 Hours, 0 Min Indonesia - Yogyakarta - 202.65.118.28 - 0 Days, 6 Hours, 29 Min Indonesia - 36.83.4.78 - 0 Days, 6 Hours, 15 Min Indonesia - 180.242.23.41 - 0 Days, 6 Hours, 10 Min Indonesia - Tangerang - 118.98.185.17 - 0 Days, 4 Hours, 59 Min Indonesia - 114.125.47.113 - 0 Days, 4 Hours, 40 Min Indonesia - 36.73.86.222 - 0 Days, 4 Hours, 35 Min Indonesia - 180.250.20.194 - 0 Days, 4 Hours, 19 Min Indonesia - 36.73.76.79 - 0 Days, 4 Hours, 18 Min
202
Indonesia Days, 4 Hours, Indonesia Days, 4 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Australia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 3 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Indonesia Days, 2 Hours, Australia Days, 2 Hours,
- Sragen
- 36.73.51.211
- 0
- Jakarta
- 120.161.0.46
- 0
- Jakarta
- 114.124.25.60
- 0
- Yogyakarta
- 103.25.55.102
- 0
-
- 36.84.3.209
- 0
- Yogyakarta
- 111.68.24.226
- 0
- Jakarta
- 120.176.72.235
- 0
-
- 58.162.244.64
- 0
-
- 110.136.177.190 - 0
-
- 36.81.6.189
- 0
- Jakarta
- 114.121.161.58
- 0
-
- 114.125.75.234
- 0
-
- 36.83.115.14
- 0
-
- 36.73.67.141
- 0
-
- 114.124.30.27
- 0
-
- 180.254.64.171
- 0
- Medan
- 114.125.42.215
- 0
- Jakarta
- 114.121.165.201 - 0
- Semarang
- 36.78.128.118
- 0
- Blitar
- 36.74.35.255
- 0
-
- 36.80.167.199
- 0
-
- 112.215.64.194
- 0
- Perth
- 203.59.119.58
- 0
16 Min 7 Min 56 Min 53 Min 43 Min 40 Min 35 Min 34 Min 29 Min 15 Min 15 Min 13 Min 12 Min 8 Min 57 Min 54 Min 53 Min 52 Min 49 Min 40 Min 38 Min 37 Min 36 Min
203
Indonesia Days, 2 Hours, 36 Min Indonesia Days, 2 Hours, 27 Min Indonesia Days, 2 Hours, 26 Min Indonesia Days, 2 Hours, 22 Min Indonesia Days, 2 Hours, 7 Min Indonesia Days, 2 Hours, 5 Min Indonesia Days, 2 Hours, 4 Min Indonesia Days, 2 Hours, 3 Min Indonesia Days, 2 Hours, 0 Min Indonesia Days, 1 Hours, 59 Min Indonesia Days, 1 Hours, 58 Min Indonesia Days, 1 Hours, 56 Min Indonesia Days, 1 Hours, 54 Min Saudi Arabia Days, 1 Hours, 51 Min Indonesia Days, 1 Hours, 50 Min Indonesia Days, 1 Hours, 50 Min Indonesia Days, 1 Hours, 47 Min United States Days, 1 Hours, 47 Min Indonesia Days, 1 Hours, 44 Min Indonesia Days, 1 Hours, 40 Min Indonesia Days, 1 Hours, 39 Min Indonesia Days, 1 Hours, 38 Min Indonesia Days, 1 Hours, 37 Min
-
- 36.80.253.156
- 0
-
- 36.83.176.53
- 0
- Surakarta
- 180.254.106.155 - 0
- Jakarta
- 112.215.63.175
- 0
-
- 114.125.76.124
- 0
-
- 180.245.130.11
- 0
- Tangerang
- 118.98.185.20
- 0
-
- 180.249.156.33
- 0
-
- 36.80.240.86
- 0
-
- 36.80.244.47
- 0
-
- 114.125.76.79
- 0
-
- 36.84.3.214
- 0
- Jogjakarta
- 202.169.239.77
- 0
- Dhahran
- 5.108.28.106
- 0
- Jakarta
- 112.215.65.61
- 0
- Yogyakarta
- 103.40.121.134
- 0
-
- 36.83.182.253
- 0
- Providence
- 209.95.36.12
- 0
-
- 36.79.149.232
- 0
- Jakarta
- 124.195.118.238 - 0
- Jakarta
- 202.152.202.200 - 0
-
- 36.81.65.149
- 0
-
- 114.125.74.162
- 0
204
Indonesia Days, 1 Hours, 37 Min Russian Federation Days, 1 Hours, 36 Min Indonesia Days, 1 Hours, 35 Min Indonesia Days, 1 Hours, 35 Min Indonesia Days, 1 Hours, 35 Min Indonesia Days, 1 Hours, 34 Min Indonesia Days, 1 Hours, 32 Min Indonesia Days, 1 Hours, 32 Min Indonesia Days, 1 Hours, 28 Min Indonesia Days, 1 Hours, 28 Min Indonesia Days, 1 Hours, 27 Min Indonesia Days, 1 Hours, 25 Min Indonesia Days, 1 Hours, 23 Min Netherlands Days, 1 Hours, 22 Min Indonesia Days, 1 Hours, 21 Min Indonesia Days, 1 Hours, 21 Min Indonesia Days, 1 Hours, 21 Min Indonesia Days, 1 Hours, 17 Min Indonesia Days, 1 Hours, 16 Min Indonesia Days, 1 Hours, 15 Min Indonesia Days, 1 Hours, 15 Min Indonesia Days, 1 Hours, 14 Min Indonesia Days, 1 Hours, 14 Min
-
- 112.215.64.232
- 0
-
- 194.63.140.99
- 0
- Surabaya
- 114.79.17.142
- 0
-
- 180.245.205.147 - 0
- Jakarta
- 121.58.186.17
- 0
-
- 112.215.44.195
- 0
-
- 118.97.209.26
- 0
- Sragen
- 36.73.51.179
- 0
-
- 112.215.64.157
- 0
- Blora
- 202.67.46.17
- 0
- Yogyakarta
- 202.65.114.5
- 0
-
- 118.97.234.43
- 0
-
- 114.79.44.16
- 0
- Amsterdam
- 37.130.224.202
- 0
- Surabaya
- 114.79.63.101
- 0
- Cianjur
- 103.31.251.248
- 0
-
- 36.81.73.15
- 0
- Semarang
- 36.72.230.155
- 0
-
- 125.163.232.74
- 0
-
- 114.121.128.24
- 0
-
- 36.81.11.9
- 0
-
- 114.124.30.13
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.31
- 0
205
Indonesia Days, 1 Hours, 14 Min Indonesia Days, 1 Hours, 14 Min Indonesia Days, 1 Hours, 14 Min Indonesia Days, 1 Hours, 13 Min Indonesia Days, 1 Hours, 13 Min Indonesia Days, 1 Hours, 12 Min Indonesia Days, 1 Hours, 11 Min Indonesia Days, 1 Hours, 10 Min Indonesia Days, 1 Hours, 9 Min Indonesia Days, 1 Hours, 9 Min Indonesia Days, 1 Hours, 7 Min Indonesia Days, 1 Hours, 6 Min Indonesia Days, 1 Hours, 6 Min Indonesia Days, 1 Hours, 6 Min United States Days, 1 Hours, 5 Min Indonesia Days, 1 Hours, 5 Min Indonesia Days, 1 Hours, 5 Min Indonesia Days, 1 Hours, 5 Min United Kingdom Days, 1 Hours, 4 Min Indonesia Days, 1 Hours, 4 Min Indonesia Days, 1 Hours, 3 Min Indonesia Days, 1 Hours, 3 Min Indonesia Days, 1 Hours, 2 Min
- Yogyakarta
- 202.152.144.26
- 0
-
- 36.72.241.48
- 0
- Yogyakarta
- 110.76.147.33
- 0
-
- 114.121.160.217 - 0
-
- 180.246.109.149 - 0
- Blora
- 202.67.46.29
- 0
-
- 180.241.179.27
- 0
-
- 114.79.19.240
- 0
- Jakarta
- 182.253.204.198 - 0
-
- 125.163.234.203 - 0
- Malang
- 175.45.189.83
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.14
- 0
-
- 36.83.124.0
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.67
- 0
- San Diego
- 71.6.165.200
- 0
-
- 36.83.187.107
- 0
-
- 114.125.76.155
- 0
-
- 180.249.188.54
- 0
-
- 146.185.28.58
- 0
- Blora
- 202.67.46.26
- 0
-
- 114.79.44.87
- 0
- Blora
- 202.67.46.13
- 0
-
- 118.97.221.58
- 0
206
Indonesia Days, 1 Hours, Indonesia Days, 1 Hours, Indonesia Days, 1 Hours, Indonesia Days, 1 Hours, Indonesia Days, 1 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Germany Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 114.79.62.197
- 0
-
- 180.254.88.179
- 0
-
- 180.250.110.29
- 0
-
- 180.250.110.8
- 0
-
- 180.250.110.6
- 0
-
- 180.254.65.49
- 0
-
- 114.124.0.18
- 0
-
- 36.75.110.145
- 0
- Singapore
- 128.199.73.145
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.22
- 0
-
- 180.254.68.90
- 0
-
- 180.250.110.52
- 0
- Surabaya
- 114.79.61.190
- 0
- Jakarta
- 202.69.103.238
- 0
-
- 85.25.103.50
- 0
- Jakarta
- 222.124.69.179
- 0
- Yogyakarta
- 202.152.135.2
- 0
-
- 36.83.189.127
- 0
-
- 36.81.10.53
- 0
- Purbalingga
- 36.73.108.22
- 0
-
- 180.249.160.123 - 0
- Surabaya
- 114.79.60.61
- 0
-
- 112.215.44.129
- 0
2 Min 1 Min 0 Min 0 Min 0 Min 59 Min 58 Min 58 Min 58 Min 57 Min 57 Min 57 Min 55 Min 55 Min 55 Min 54 Min 54 Min 52 Min 51 Min 50 Min 50 Min 50 Min 50 Min
207
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 180.249.168.62
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.161
- 0
-
- 114.79.19.149
- 0
-
- 114.125.76.140
- 0
- Jakarta
- 120.174.235.132 - 0
- Yogyakarta
- 36.73.84.157
- 0
- Demak
- 180.253.134.48
- 0
- Kebumen
- 36.73.94.99
- 0
- Tangerang
- 118.98.219.26
- 0
-
- 112.215.44.112
- 0
-
- 114.121.158.107 - 0
- Jakarta
- 202.152.202.227 - 0
- Mataram
- 36.75.169.161
- 0
-
- 36.73.118.171
- 0
- Tengah
- 175.106.19.170
- 0
-
- 112.215.64.132
- 0
- Jakarta
- 120.164.45.180
- 0
-
- 36.83.185.155
- 0
- Bantul
- 36.73.87.164
- 0
-
- 114.121.129.20
- 0
-
- 36.73.137.104
- 0
-
- 36.80.237.15
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.101
- 0
50 Min 49 Min 49 Min 48 Min 48 Min 48 Min 47 Min 46 Min 46 Min 46 Min 46 Min 45 Min 45 Min 45 Min 44 Min 44 Min 44 Min 43 Min 43 Min 42 Min 42 Min 42 Min 41 Min
208
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 125.167.146.167 - 0
- Surabaya
- 114.79.28.24
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.88
- 0
-
- 114.121.129.172 - 0
-
- 118.96.239.127
- 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.204
- 0
-
- 180.254.85.218
- 0
-
- 125.167.149.68
- 0
-
- 180.249.160.114 - 0
-
- 112.215.44.84
- 0
- Surabaya
- 114.79.59.226
- 0
- Jakarta
- 114.121.161.102 - 0
- Jakarta
- 114.124.25.229
- 0
-
- 114.125.78.100
- 0
- Jogjakarta
- 202.169.239.138 - 0
-
- 112.215.44.226
- 0
-
- 36.76.192.202
- 0
- Surabaya
- 114.79.61.173
- 0
-
- 36.80.129.137
- 0
-
- 36.73.126.179
- 0
-
- 112.215.44.244
- 0
- Yogyakarta
- 101.203.168.101 - 0
- Surabaya
- 114.79.29.39
41 Min 41 Min 41 Min 41 Min 40 Min 39 Min 38 Min 38 Min 38 Min 37 Min 37 Min 37 Min 37 Min 37 Min 37 Min 36 Min 36 Min 36 Min 35 Min 35 Min 35 Min 35 Min 34 Min
209
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 34 Indonesia Days, 0 Hours, 33 Indonesia Days, 0 Hours, 33 Indonesia Days, 0 Hours, 33 United States Days, 0 Hours, 33 Indonesia Days, 0 Hours, 33 Indonesia Days, 0 Hours, 32 Indonesia Days, 0 Hours, 32 Indonesia Days, 0 Hours, 32 Indonesia Days, 0 Hours, 31 Indonesia Days, 0 Hours, 31 Australia Days, 0 Hours, 30 Indonesia Days, 0 Hours, 30 Indonesia Days, 0 Hours, 29 Germany Days, 0 Hours, 29 Indonesia Days, 0 Hours, 29 Indonesia Days, 0 Hours, 28 Indonesia Days, 0 Hours, 28
- Jakarta
- 120.176.98.99
- 0
- Malang
- 175.45.189.141
- 0
-
- 36.76.206.255
- 0
- Tangerang
- 180.244.46.144
- 0
- Jakarta
- 114.124.35.19
- 0
-
- 180.254.109.209 - 0
- Jakarta
- 202.152.202.35
- 0
- Tangerang
- 118.98.238.159
- 0
-
- 180.249.159.34
- 0
-
- 23.235.227.108
- 0
-
- 36.81.90.24
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.193
- 0
-
- 112.215.44.228
- 0
-
- 112.215.64.77
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.52
- 0
- Jakarta
- 202.73.225.5
- 0
-
- 101.167.140.66
- 0
-
- 125.167.147.245 - 0
-
- 36.85.106.118
- 0
-
- 85.25.43.94
- 0
-
- 112.215.64.236
- 0
-
- 36.84.8.225
- 0
-
- 114.121.133.131 - 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
210
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
- Surabaya
- 114.79.29.102
- 0
-
- 36.80.173.28
- 0
-
- 114.79.45.120
- 0
- Jakarta
- 36.75.171.32
- 0
- Surabaya
- 114.79.17.238
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.27
- 0
-
- 36.81.72.59
- 0
-
- 125.167.123.197 - 0
- Singapore
- 49.213.22.104
- 0
-
- 112.215.44.148
- 0
-
- 114.125.76.179
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.224
- 0
-
- 110.136.177.245 - 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.222
- 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.206
- 0
-
- 112.215.44.6
- 0
-
- 36.74.54.185
- 0
- Sidoarjo
- 180.251.103.166 - 0
-
- 114.124.27.118
- 0
-
- 112.215.44.96
- 0
-
- 36.81.16.100
- 0
-
- 114.124.28.188
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.54
- 0
28 Min 27 Min 27 Min 27 Min 27 Min 27 Min 27 Min 27 Min 26 Min 26 Min 26 Min 26 Min 26 Min 26 Min 26 Min 26 Min 25 Min 25 Min 25 Min 25 Min 25 Min 24 Min 24 Min
211
Indonesia Days, 0 Hours, 24 Indonesia Days, 0 Hours, 24 Indonesia Days, 0 Hours, 24 Indonesia Days, 0 Hours, 24 Indonesia Days, 0 Hours, 23 Malaysia Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 23 United States Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 23 Indonesia Days, 0 Hours, 22 Indonesia Days, 0 Hours, 22 Indonesia Days, 0 Hours, 22 Singapore Days, 0 Hours, 22 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21 Indonesia Days, 0 Hours, 21
-
- 114.121.135.245 - 0
-
- 180.249.156.52
- 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.218
- 0
- Jakarta
- 175.176.166.150 - 0
-
- 36.80.190.73
- 0
- Kuala Lumpur
- 175.141.34.91
- 0
-
- 112.215.44.37
- 0
- San Diego
- 71.6.135.131
- 0
-
- 112.215.64.121
- 0
-
- 112.215.44.46
- 0
-
- 114.125.75.128
- 0
-
- 112.215.44.63
- 0
- Jakarta
- 202.155.149.98
- 0
-
- 180.249.157.186 - 0
- Jakarta
- 114.4.79.52
- 0
- Singapore
- 49.213.21.197
- 0
-
- 36.85.105.11
- 0
-
- 180.254.67.149
- 0
-
- 180.254.111.97
- 0
- Jakarta
- 222.124.70.146
- 0
-
- 39.214.247.188
- 0
-
- 112.215.44.64
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.245
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
212
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 114.125.79.155
- 0
-
- 125.164.111.55
- 0
-
- 112.215.44.12
- 0
-
- 118.97.150.210
- 0
- Surabaya
- 114.79.58.19
- 0
- Jakarta
- 120.179.137.110 - 0
-
- 112.215.44.38
- 0
-
- 112.215.44.229
- 0
-
- 36.84.224.214
- 0
-
- 180.249.169.72
- 0
-
- 114.125.73.199
- 0
-
- 182.3.126.221
- 0
-
- 125.167.145.9
- 0
-
- 180.245.211.45
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.212
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.123
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.184
- 0
- Jakarta
- 114.4.21.147
- 0
-
- 114.125.78.31
- 0
-
- 112.215.44.50
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.29
- 0
-
- 112.215.124.106 - 0
-
- 112.215.44.186
20 Min 20 Min 20 Min 20 Min 20 Min 20 Min 20 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 19 Min 18 Min 18 Min 18 Min 18 Min 18 Min 17 Min 17 Min
213
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, 17 Indonesia Days, 0 Hours, 17 Indonesia Days, 0 Hours, 16 Indonesia Days, 0 Hours, 16 Indonesia Days, 0 Hours, 16 Indonesia Days, 0 Hours, 16 Indonesia Days, 0 Hours, 16 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 United States Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 15 Indonesia Days, 0 Hours, 14 Indonesia Days, 0 Hours, 14 Indonesia Days, 0 Hours, 14 Indonesia Days, 0 Hours, 14 United States Days, 0 Hours, 14
- Surabaya
- 114.79.28.192
- 0
-
- 182.5.153.134
- 0
-
- 112.215.44.113
- 0
-
- 114.125.78.119
- 0
-
- 36.73.190.105
- 0
-
- 180.250.222.228 - 0
-
- 36.73.55.207
- 0
-
- 36.83.191.59
- 0
-
- 36.79.195.5
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.30
- 0
- Jakarta
- 110.138.44.4
- 0
-
- 36.80.153.35
- 0
-
- 23.235.227.106
- 0
-
- 36.80.235.245
- 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.219
- 0
-
- 180.246.217.102 - 0
-
- 114.125.77.25
- 0
- Jakarta
- 202.58.180.34
- 0
- Surabaya
- 114.79.61.16
- 0
-
- 114.124.7.182
- 0
- Yogyakarta
- 111.68.26.19
- 0
- Yogyakarta
- 101.203.168.123 - 0
- Mountain View
- 64.233.173.167
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
214
- 0
Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 14 Min Asia/Pacific Region Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 14 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia - Surakarta Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 13 Min Indonesia Days, 0 Hours, 12 Min United States - Mountain View Days, 0 Hours, 12 Min
215
- 112.215.63.138
- 0
- 120.180.217.223 - 0 - 182.4.63.150
- 0
- 36.82.33.77
- 0
- 36.74.198.54
- 0
- 112.215.64.219
- 0
- 114.121.152.49
- 0
- 66.249.82.202
- 0
- 36.83.188.23
- 0
- 112.215.44.97
- 0
- 36.81.61.205
- 0
- 36.84.71.48
- 0
- 202.67.40.19
- 0
- 112.215.64.68
- 0
- 118.96.155.110
- 0
- 180.254.96.225
- 0
- 112.215.44.7
- 0
- 120.164.41.248
- 0
- 112.215.44.220
- 0
- 180.250.110.25
- 0
- 114.124.6.143
- 0
- 180.249.171.134 - 0 - 64.233.173.169
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 12 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 United States Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 United States Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 11 Indonesia Days, 0 Hours, 10 Indonesia Days, 0 Hours, 10 United States Days, 0 Hours, 10
-
- 114.124.6.136
- 0
-
- 36.73.121.160
- 0
- Jakarta
- 36.75.171.170
- 0
-
- 180.254.146.18
- 0
-
- 112.215.44.43
- 0
- Surabaya
- 114.79.60.253
- 0
-
- 180.254.92.203
- 0
-
- 112.215.44.188
- 0
- Jakarta
- 119.47.91.193
- 0
-
- 112.215.64.94
- 0
- Sukoharjo
- 202.67.40.216
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.179
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.22
- 0
-
- 180.246.56.56
- 0
- Surabaya
- 202.67.40.23
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.163
- 0
-
- 36.78.183.186
- 0
- Surabaya
- 114.79.57.34
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.18
- 0
- Surabaya
- 114.79.60.85
- 0
- Surabaya
- 114.79.47.55
- 0
- Jakarta
- 139.255.37.126
- 0
-
- 66.240.192.138
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
216
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Netherlands Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 125.162.159.39
- 0
- Semarang
- 180.246.87.202
- 0
- Jakarta
- 114.121.161.204 - 0
-
- 36.80.126.37
- 0
-
- 36.81.64.166
- 0
-
- 112.215.44.167
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.66
- 0
-
- 103.224.101.1
- 0
-
- 112.215.64.170
- 0
- Yogyakarta
- 110.76.148.238
- 0
-
- 36.73.78.244
- 0
-
- 36.75.175.198
- 0
- Dronten
- 146.185.253.18
- 0
-
- 112.215.44.105
- 0
-
- 36.84.9.41
- 0
- Jakarta
- 124.195.112.156 - 0
- Malang
- 180.248.40.140
- 0
-
- 125.160.99.33
- 0
-
- 180.247.177.208 - 0
-
- 112.215.44.125
- 0
- Yogyakarta
- 180.254.82.177
- 0
- Jakarta
- 124.195.117.41
- 0
-
- 36.81.81.87
- 0
10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 10 Min 9 Min 9 Min 9 Min 9 Min 9 Min 9 Min 9 Min
217
Indonesia - Purbalingga Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Asia/Pacific Region Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia - Tengah Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia - Blora Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 9 Min United States - San Diego Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia - Wonogiri Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 9 Min Indonesia Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia - Bandung Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 8 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 8 Min
218
- 36.81.2.182
- 0
- 112.215.64.128
- 0
- 125.167.147.180 - 0 - 114.79.45.205 - 66.249.82.218
- 0 - 0
- 112.215.44.206
- 0
- 36.73.122.91
- 0
- 175.106.18.146
- 0
- 202.67.46.22
- 0
- 114.79.45.75
- 0
- 114.124.3.83
- 0
- 114.124.25.141
- 0
- 66.240.236.119
- 0
- 114.124.27.182
- 0
- 180.245.198.76
- 0
- 114.79.59.173
- 0
- 36.84.8.129
- 0
- 180.251.153.239 - 0 - 114.124.37.86
- 0
- 61.94.52.185
- 0
- 202.67.36.249
- 0
- 222.124.70.155
- 0
- 114.79.29.131
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 United States Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 8 United States Days, 0 Hours, 8 United States Days, 0 Hours, 8 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7 Indonesia Days, 0 Hours, 7
-
- 36.83.184.1
- 0
- Blora
- 202.67.46.31
- 0
-
- 36.84.166.189
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.86
- 0
-
- 118.97.139.41
- 0
- Jogjakarta
- 202.169.238.251 - 0
-
- 112.215.44.179
- 0
- Palu
- 103.228.24.33
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.236
- 0
-
- 114.121.133.176 - 0
-
- 36.70.65.101
- 0
- Jakarta
- 180.214.232.91
- 0
- Surabaya
- 114.79.47.52
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.228
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.174
- 0
- Jepara
- 180.246.47.122
- 0
-
- 114.124.5.140
- 0
- Blora
- 202.67.46.25
- 0
- Denpasar
- 223.255.228.94
- 0
-
- 180.254.97.18
- 0
-
- 112.215.44.165
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.207
- 0
-
- 112.215.44.164
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
219
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
- Tangerang
- 118.98.199.155
- 0
- Bekasi
- 110.137.202.226 - 0
-
- 202.67.45.39
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.98
- 0
-
- 36.75.175.99
- 0
-
- 36.74.226.141
- 0
- Surabaya
- 202.67.40.24
- 0
- Yogyakarta
- 36.81.20.9
- 0
-
- 180.249.157.136 - 0
-
- 112.215.44.122
- 0
- Jakarta
- 103.10.151.2
- 0
- Jakarta
- 222.124.40.247
- 0
-
- 112.215.44.24
- 0
-
- 114.125.76.97
- 0
-
- 114.125.77.35
- 0
- Yogyakarta
- 103.25.55.253
- 0
-
- 110.139.207.52
- 0
-
- 114.121.131.250 - 0
-
- 112.215.44.44
- 0
-
- 114.125.78.79
- 0
- Palembang
- 202.67.43.47
- 0
-
- 114.124.27.183
- 0
- Surabaya
- 114.79.56.11
- 0
7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 7 Min 6 Min 6 Min 6 Min 6 Min 6 Min
220
Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Singapore Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min United States - Mountain View Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia - Balikpapan Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia - Palembang Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min Indonesia Days, 0 Hours, 6 Min United States - Mountain View Days, 0 Hours, 6 Min Asia/Pacific Region Days, 0 Hours, 6 Min
221
- 124.195.112.140 - 0 - 114.125.173.65
- 0
- 114.79.29.34
- 0
- 112.215.44.245
- 0
- 103.246.200.40
- 0
- 36.84.70.161
- 0
- 64.233.173.171
- 0
- 36.83.185.245
- 0
- 180.249.171.240 - 0 - 36.74.247.227
- 0
- 114.79.28.63
- 0
- 36.83.176.32
- 0
- 202.67.43.23
- 0
- 36.73.82.129
- 0
- 114.121.163.186 - 0 - 114.121.155.164 - 0 - 120.186.48.35
- 0
- 118.97.206.28
- 0
- 36.83.186.199
- 0
- 180.251.247.79
- 0
- 36.83.177.187
- 0
- 64.233.173.240
- 0
- 66.249.82.210
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, 6 United States Days, 0 Hours, 6 Indonesia Days, 0 Hours, 6 France Days, 0 Hours, 6 United States Days, 0 Hours, 6 Indonesia Days, 0 Hours, 6 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 France Days, 0 Hours, 5 France Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5
-
- 180.254.97.147
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.224
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.62
- 0
-
- 46.105.114.166
- 0
- Mountain View
- 64.233.173.232
- 0
- Demak
- 180.253.134.13
- 0
-
- 112.215.64.180
- 0
-
- 180.254.139.170 - 0
-
- 180.250.110.14
- 0
-
- 36.81.61.228
- 0
-
- 125.163.175.121 - 0
-
- 180.251.73.74
- 0
-
- 112.215.64.79
- 0
-
- 36.74.148.143
- 0
- Bekasi
- 36.70.180.81
- 0
-
- 112.215.44.99
- 0
-
- 37.59.27.98
- 0
-
- 37.59.25.124
- 0
-
- 36.81.19.242
- 0
-
- 180.249.189.152 - 0
- Surabaya
- 114.79.47.53
- 0
-
- 36.73.193.82
- 0
- Jakarta
- 120.172.110.2
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
222
Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 United States Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 5 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4
-
- 114.121.160.84
- 0
-
- 125.167.181.152 - 0
- Jakarta
- 112.215.63.48
- 0
-
- 112.215.44.61
- 0
- Surabaya
- 114.79.63.51
- 0
-
- 114.121.156.73
- 0
-
- 36.83.182.81
- 0
-
- 112.215.44.219
- 0
- Surabaya
- 202.67.40.18
- 0
-
- 112.215.64.139
- 0
-
- 36.83.178.92
- 0
-
- 114.125.78.174
- 0
- Secaucus
- 208.73.202.28
- 0
-
- 114.79.44.48
- 0
- Surabaya
- 114.79.47.13
- 0
-
- 110.138.211.137 - 0
- Sleman
- 36.73.98.176
- 0
- Yogyakarta
- 175.111.89.39
- 0
-
- 36.68.14.252
- 0
-
- 180.249.223.102 - 0
- Blora
- 202.67.46.28
- 0
-
- 121.52.94.70
- 0
- Sleman
- 180.245.132.119 - 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
223
Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Singapore Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Singapore Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Singapore Days, 0 Hours, 4 United States Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Singapore Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4 Indonesia Days, 0 Hours, 4
-
- 112.215.44.47
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.197
- 0
-
- 112.215.44.184
- 0
-
- 180.249.172.240 - 0
-
- 103.246.200.31
- 0
-
- 36.84.8.245
- 0
-
- 36.83.4.81
- 0
-
- 112.215.44.187
- 0
-
- 36.85.104.93
- 0
-
- 110.136.176.28
- 0
-
- 103.246.200.53
- 0
-
- 114.125.78.146
- 0
- Surabaya
- 114.79.16.188
- 0
-
- 114.121.163.122 - 0
- Singapore
- 49.213.19.219
- 0
- Jacksonville
- 162.220.10.15
- 0
- Yogyakarta
- 180.254.104.143 - 0
-
- 112.215.44.103
- 0
-
- 39.226.197.159
- 0
-
- 103.246.201.37
- 0
-
- 114.124.33.127
- 0
-
- 112.215.44.203
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.61
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
224
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Germany Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
- Sleman
- 180.246.171.113 - 0
- Jakarta
- 114.79.13.83
- 0
-
- 114.125.79.200
- 0
-
- 112.215.44.130
- 0
-
- 114.125.72.37
- 0
- Denpasar
- 125.162.146.250 - 0
-
- 103.246.200.38
- 0
-
- 103.246.201.50
- 0
-
- 103.246.201.49
- 0
-
- 103.10.64.24
- 0
-
- 112.215.64.189
- 0
-
- 180.254.141.166 - 0
- Jakarta
- 112.215.65.157
- 0
-
- 36.79.135.239
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.158
- 0
- Jakarta
- 114.121.160.57
- 0
-
- 36.83.189.44
- 0
-
- 144.76.175.75
- 0
- Surabaya
- 114.79.17.41
- 0
-
- 202.67.37.40
- 0
-
- 180.251.106.33
- 0
- Jakarta
- 120.177.59.188
- 0
-
- 112.215.44.106
- 0
4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 4 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min 3 Min
225
United Kingdom Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Singapore Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Singapore Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Singapore Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Singapore Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Singapore Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min Indonesia Days, 0 Hours, 3 Min
-
- 146.185.31.216
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.135
- 0
-
- 103.246.201.17
- 0
-
- 112.215.44.183
- 0
- Yogyakarta
- 36.81.46.39
- 0
-
- 112.215.64.120
- 0
-
- 103.246.200.20
- 0
-
- 36.73.57.198
- 0
-
- 125.162.62.23
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.112
- 0
-
- 103.246.200.9
- 0
-
- 112.215.44.149
- 0
-
- 103.246.200.34
- 0
-
- 112.215.44.40
- 0
- Surabaya
- 114.79.63.184
- 0
-
- 182.10.139.9
- 0
-
- 36.73.76.230
- 0
- Jakarta
- 114.79.13.76
- 0
-
- 112.215.44.16
- 0
-
- 112.215.44.115
- 0
-
- 103.246.201.3
- 0
-
- 112.215.44.217
- 0
-
- 112.215.44.119
- 0
226
Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Singapore Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Singapore Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3 United States Days, 0 Hours, 3 Singapore Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 3
-
- 125.163.225.158 - 0
-
- 182.9.96.205
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.97
- 0
-
- 103.246.201.28
- 0
-
- 180.249.169.119 - 0
-
- 180.254.232.94
- 0
-
- 114.125.79.102
- 0
- Jakarta
- 114.124.25.87
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.163
- 0
-
- 36.75.63.98
- 0
- Tangerang
- 118.98.171.107
- 0
-
- 112.215.44.67
- 0
-
- 103.246.201.5
- 0
-
- 36.81.76.169
- 0
- Surabaya
- 114.79.58.26
- 0
- Surabaya
- 114.79.63.124
- 0
-
- 180.248.46.236
- 0
-
- 36.81.27.112
- 0
-
- 112.215.64.225
- 0
-
- 36.84.9.107
- 0
- Chicago
- 172.56.12.85
- 0
-
- 103.246.200.6
- 0
- Jakarta
- 120.164.46.166
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
227
Indonesia Days, 0 Hours, 3 United States Days, 0 Hours, 3 United States Days, 0 Hours, 3 United States Days, 0 Hours, 3 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Singapore Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Singapore Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Singapore Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Indonesia Days, 0 Hours, 2 Singapore Days, 0 Hours, 2 Singapore Days, 0 Hours, 2
-
- 112.215.44.166
- 0
- Mountain View
- 66.249.88.216
- 0
- Fremont
- 65.49.68.185
- 0
- Mountain View
- 66.249.83.136
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.91
- 0
- Sleman
- 180.245.128.14
- 0
- Palu
- 180.251.146.146 - 0
-
- 36.73.27.142
- 0
-
- 118.96.154.59
- 0
-
- 103.246.200.11
- 0
- Jakarta
- 114.121.161.149 - 0
-
- 112.215.44.3
- 0
- Surabaya
- 202.67.40.31
- 0
-
- 36.83.179.208
- 0
-
- 112.215.44.207
- 0
-
- 112.215.64.195
- 0
-
- 103.246.200.17
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.168
- 0
-
- 103.246.200.54
- 0
-
- 36.80.225.40
- 0
-
- 36.86.210.105
- 0
-
- 103.246.200.28
- 0
-
- 103.246.200.27
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
228
Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Germany Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Netherlands Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 103.246.201.15
- 0
-
- 180.246.6.40
- 0
-
- 114.125.172.80
- 0
-
- 36.73.121.37
- 0
- Purbalingga
- 36.81.3.89
- 0
-
- 36.72.212.83
- 0
- Jakarta
- 103.8.12.100
- 0
- Jakarta
- 120.176.81.44
- 0
-
- 103.246.200.37
- 0
-
- 36.73.117.115
- 0
-
- 36.69.171.102
- 0
-
- 36.80.70.65
- 0
-
- 36.75.170.240
- 0
-
- 112.215.64.87
- 0
-
- 103.246.200.2
- 0
-
- 178.162.207.3
- 0
-
- 114.125.77.89
- 0
- Amsterdam
- 95.211.174.70
- 0
- Jakarta
- 124.195.114.150 - 0
- Jakarta
- 112.215.63.157
- 0
-
- 125.162.59.98
- 0
-
- 112.215.64.43
- 0
-
- 180.250.110.61
- 0
2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min
229
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Malaysia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Unknown Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 36.73.54.85
- 0
-
- 182.9.57.107
- 0
-
- 112.215.44.30
- 0
-
- 115.164.94.95
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.232
- 0
-
- 103.246.200.35
- 0
- Unknown
- 192.168.50.2
- 0
-
- 36.77.109.92
- 0
-
- 36.80.231.130
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.24
- 0
-
- 112.215.64.143
- 0
-
- 112.215.44.221
- 0
- Jakarta
- 124.195.119.71
- 0
-
- 103.246.201.18
- 0
-
- 180.250.110.33
- 0
-
- 36.84.219.54
- 0
- Sleman
- 36.81.18.244
- 0
-
- 103.246.201.12
- 0
-
- 39.252.28.170
- 0
- Jakarta
- 120.164.46.198
- 0
- Tangerang
- 118.98.220.1
- 0
-
- 125.166.222.175 - 0
- Jakarta
- 111.94.9.222
2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min 2 Min
230
- 0
Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia Days, 0 Hours, 2 Min Germany Days, 0 Hours, 2 Min Singapore Days, 0 Hours, 2 Min Singapore Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 2 Min Asia/Pacific Region Days, 0 Hours, 2 Min Singapore Days, 0 Hours, 2 Min Singapore - Singapore Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Bali Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Surabaya Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Tangerang Days, 0 Hours, 2 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia - Blora Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia - Jakarta Days, 0 Hours, 1 Min Indonesia Days, 0 Hours, 1 Min
231
- 123.255.202.58
- 0
- 112.215.44.121
- 0
- 202.46.14.178
- 0
- 202.67.44.27
- 0
- 178.162.203.241 - 0 - 103.246.200.8
- 0
- 103.246.201.21
- 0
- 114.79.47.32
- 0
- 66.249.82.236
- 0
- 103.246.201.8
- 0
- 49.213.20.100
- 0
- 123.231.252.226 - 0 - 114.79.63.195
- 0
- 118.98.221.8
- 0
- 202.146.142.140 - 0 - 103.21.218.250
- 0
- 202.67.46.7
- 0
- 36.85.1.224
- 0
- 110.139.151.45
- 0
- 114.79.2.58
- 0
- 180.214.232.82
- 0
- 202.62.17.119
- 0
- 180.254.86.244
- 0
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Iceland Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Sudan Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
- Yogyakarta
- 110.76.149.178
- 0
- Denpasar
- 223.255.228.98
- 0
-
- 112.215.44.49
- 0
-
- 82.221.105.7
- 0
-
- 36.76.200.74
- 0
- Bandung
- 180.214.233.85
- 0
- Tangerang
- 118.98.221.245
- 0
- Jakarta
- 114.121.161.83
- 0
-
- 36.80.216.35
- 0
-
- 114.121.155.230 - 0
- Singapore
- 49.213.18.132
- 0
-
- 202.67.44.17
- 0
-
- 36.75.225.142
- 0
- Jakarta
- 101.255.44.66
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.105
- 0
-
- 180.248.59.199
- 0
-
- 36.73.93.237
- 0
-
- 112.215.44.247
- 0
-
- 154.99.157.230
- 0
-
- 125.167.145.36
- 0
-
- 36.77.189.145
- 0
- Bogor
- 114.124.38.244
- 0
-
- 36.72.114.197
- 0
1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min
232
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Vietnam Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, China Days, 0 Hours, Singapore Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 114.121.133.42
- 0
- Jakarta
- 114.121.164.172 - 0
- Jakarta
- 223.255.229.70
- Singapore
- 128.199.100.139 - 0
-
- 36.80.231.128
- 0
-
- 36.81.61.159
- 0
-
- 112.215.64.88
- 0
-
- 125.163.172.13
- 0
-
- 182.7.75.135
- 0
-
- 125.167.144.53
- 0
- Jakarta
- 114.121.152.212 - 0
-
- 114.121.160.74
- 0
-
- 112.215.44.107
- 0
-
- 180.241.191.49
- 0
- Hanoi
- 42.117.4.141
- 0
- Jakarta
- 120.161.0.216
- 0
- Singapore
- 49.213.23.193
- 0
-
- 114.121.129.83
- 0
-
- 36.83.182.220
- 0
-
- 182.8.196.3
- 0
- Jinhua
- 183.131.144.95
- 0
- Singapore
- 49.213.23.168
- 0
- Bandung
- 180.253.242.204 - 0
1 Min 1 Min - 0
1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min
233
Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, France Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours, Indonesia Days, 0 Hours,
-
- 125.167.144.43
- 0
-
- 112.215.64.175
- 0
-
- 112.215.44.19
- 0
-
- 89.93.240.45
- 0
-
- 112.215.64.9
- 0
- Blitar
- 180.248.28.32
- 0
-
- 112.215.64.92
- 0
-
- 36.72.192.255
- 0
- Jakarta
- 222.124.204.122 - 0
-
- 112.215.44.11
- 0
- Gresik
- 36.85.36.54
- 0
-
- 36.72.159.101
- 0
- Jambi
- 202.67.42.47
- 0
- Jakarta
- 124.195.118.68
- 0
- Balikpapan
- 202.67.39.19
- 0
- Malang
- 175.45.187.255
- 0
- Jakarta
- 118.136.125.175 - 0
-
- 36.81.53.157
- 0
-
- 180.248.11.143
- 0
-
- 36.83.185.210
- 0
-
- 203.30.236.2
- 0
- Jakarta
- 112.215.63.74
- 0
-
- 36.83.187.251
- 0
1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 Min
234
Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Saudi Arabia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1
-
- 114.124.0.224
- 0
-
- 36.81.79.172
- 0
-
- 95.186.48.158
- 0
-
- 114.124.31.134
- 0
- Jakarta
- 120.169.255.143 - 0
- Jakarta
- 180.214.232.94
- 0
-
- 36.75.118.29
- 0
-
- 114.121.155.133 - 0
-
- 114.125.186.232 - 0
-
- 180.254.177.135 - 0
-
- 36.83.178.235
- 0
- Surabaya
- 114.79.28.132
- 0
-
- 112.215.64.95
- 0
- Jakarta
- 111.95.113.113
- 0
-
- 180.250.110.47
- 0
-
- 118.97.40.10
- 0
-
- 114.121.159.20
- 0
- Jakarta
- 124.195.116.149 - 0
-
- 112.215.64.224
- 0
- Jakarta
- 124.195.114.4
- 0
- Palembang
- 202.67.43.21
- 0
- Yogyakarta
- 36.73.114.60
- 0
-
- 180.251.44.131
- 0
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min
235
Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 United States Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Days, 0 Hours, 1 Indonesia Indonesia Belarus Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia
-
- 114.125.186.127 - 0
-
- 112.215.64.8
- 0
- Surabaya
- 202.67.41.20
- 0
-
- 36.84.9.86
- 0
-
- 114.121.155.83
- 0
-
- 114.125.9.30
- 0
-
- 114.125.184.207 - 0
- Surabaya
- 114.79.28.166
- 0
-
- 36.85.104.149
- 0
-
- 36.76.26.224
- 0
-
- 114.125.168.111 - 0
- Jakarta
- 120.164.45.128
- 0
-
- 36.73.81.234
- 0
- Surabaya
- 114.79.61.109
- 0
-
- 114.125.12.13
- 0
- Katy
- 99.165.226.174
- 0
- Surabaya
- 114.79.29.222
- 0
- Jakarta
- 114.121.132.15
- 0
-
-
-
Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Min Minsk Jakarta Jakarta Columbus
236
180.254.86.186 114.125.76.114 93.84.9.169 112.215.63.189 112.215.64.3 36.69.238.242 111.94.45.200 216.185.58.141 180.250.213.44 112.215.64.174 118.97.206.29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia Germany Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Sudan Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Singapore Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States
-
Jakarta Jakarta Blora
Surabaya Jakarta
Malang Blora Menlo Park
Menlo Park Jakarta Jakarta Menlo Park Sukoharjo Los Angeles Jakarta Sukabumi
Palembang Menlo Park 237
-
114.121.131.64 202.62.16.25 112.215.64.229 95.90.207.225 111.95.79.27 202.67.46.27 112.215.44.31 110.139.178.92 197.252.3.108 114.79.16.66 36.83.188.251 36.75.171.111 112.215.44.93 36.80.234.29 114.124.3.13 114.125.191.61 114.79.32.198 175.45.189.140 112.215.123.142 202.67.46.14 36.84.147.244 114.124.7.18 69.171.231.193 36.82.18.83 36.70.231.181 112.215.44.144 125.166.207.38 36.79.157.238 69.171.231.195 223.255.230.235 139.228.243.78 36.74.239.242 69.171.231.194 202.67.40.209 36.75.164.246 173.254.215.52 112.215.63.39 36.72.9.249 36.72.153.35 103.246.201.27 180.250.222.227 36.80.216.47 180.246.94.13 180.246.89.240 36.68.108.59 36.68.247.142 69.171.231.192
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia India Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Indonesia United States Indonesia Singapore Indonesia United States United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia United States Indonesia United States United States Singapore United States Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia
-
Surabaya Bekasi Jakarta Jakarta Surabaya Denpasar
Surabaya Jakarta Jakarta Redmond Pekanbaru Redmond Singapore Ashburn Blora Surabaya Ashburn Jakarta Jakarta Singapore San Diego Jakarta Redmond Purbalingga Jakarta
238
-
114.79.63.161 202.95.147.246 210.79.217.29 120.169.255.88 114.79.28.4 180.245.149.132 223.255.228.107 112.215.123.117 36.75.90.210 59.97.204.118 112.215.44.152 114.79.28.103 199.30.24.168 180.214.232.75 114.121.152.64 65.55.210.74 199.30.24.194 118.97.18.117 113.212.126.86 65.55.210.32 114.125.73.148 202.156.151.181 114.124.4.158 54.226.187.221 199.30.25.189 202.67.46.9 36.76.242.102 36.73.68.206 114.79.29.241 54.159.25.238 110.137.245.70 199.30.25.24 120.182.11.11 199.30.25.159 199.30.24.241 117.20.40.28 71.6.167.142 112.215.63.12 114.125.43.212 65.55.210.46 36.83.143.225 36.73.108.38 120.185.104.155 125.161.196.252 199.30.25.250 36.79.156.0 180.249.172.209
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Japan Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Singapore Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Germany Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
-
Sleman Blora Ashburn Jakarta Redmond Jakarta Tokyo Jakarta
Yogyakarta Singapore Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Surabaya Wonosobo Banjarmasin Jakarta
Mataram Surabaya Kalimantan 239
-
36.81.70.204 103.248.248.202 114.79.44.111 202.67.46.23 36.77.7.73 54.158.55.72 114.121.162.229 124.195.118.231 65.55.210.87 180.252.99.182 118.97.110.25 112.215.63.15 157.7.203.89 36.85.107.220 112.215.63.226 112.215.44.42 180.249.160.237 36.76.176.137 110.76.147.226 36.73.117.90 128.199.108.9 112.215.64.205 36.85.29.21 114.124.35.155 112.215.64.216 36.83.187.182 139.0.144.31 139.0.179.72 36.80.254.93 139.0.149.15 148.251.79.2 114.79.29.194 36.70.62.175 103.247.211.26 36.81.40.203 36.75.29.78 36.72.97.10 140.0.93.6 180.247.65.214 36.84.10.141 223.255.224.108 114.124.2.8 180.249.185.224 114.79.29.7 36.75.102.98 112.215.44.171 117.102.161.202
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Spain Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Singapore Lebanon Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Germany
-
Jakarta
San Mateo Tangerang Jakarta Surabaya Ashburn Jakarta Yogyakarta Sungguminasa Bandung Jakarta Surabaya Malang Jakarta Banjarnegara Yogyakarta
Jisr Al Basha Palembang Tangerang
Blitar
240
-
36.74.192.181 111.95.128.92 114.125.74.80 152.118.148.218 180.251.23.65 107.167.108.63 118.98.221.244 101.255.92.186 103.10.64.25 36.81.174.105 54.163.86.9 202.146.144.14 202.43.93.2 36.79.155.145 36.75.244.59 112.215.44.4 180.253.29.226 83.32.35.178 180.249.169.87 114.121.132.205 103.10.64.21 36.85.118.78 202.67.40.20 36.74.34.85 112.215.63.57 180.253.106.152 112.215.44.118 36.73.50.243 110.76.148.178 199.30.24.182 199.30.16.164 112.215.44.18 103.246.201.52 193.227.165.202 180.245.130.201 180.242.2.177 203.176.181.59 114.121.153.210 199.30.24.163 199.30.24.85 114.125.49.76 125.162.58.123 36.81.190.129 36.74.48.97 199.30.25.59 110.136.110.90 188.138.9.50
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
United States Indonesia United States Indonesia Singapore Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia United States Indonesia Singapore United States United States Indonesia Indonesia United States Singapore United States United States United States Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States United States United States United States Indonesia United States Indonesia United States United States Indonesia United States Indonesia Poland Indonesia Indonesia Indonesia
-
Redmond Jakarta
Surabaya Ashburn Palembang
Ashburn Ashburn Ashburn
Sukoharjo Surabaya Jakarta Ashburn Ashburn Ashburn Jakarta Ashburn Redmond Jambi
Surabaya Palembang 241
-
65.55.210.117 120.174.251.229 199.30.24.173 125.163.233.228 103.246.200.1 114.79.29.2 180.249.156.124 112.215.64.127 54.159.8.97 202.67.42.33 114.125.76.223 199.30.25.125 114.121.128.34 103.246.200.10 54.159.87.160 54.92.132.222 112.215.44.158 112.215.44.120 23.23.54.181 103.246.201.35 199.30.24.9 199.30.24.105 199.30.25.74 182.5.181.62 199.30.25.175 202.67.40.211 114.125.77.80 202.67.41.21 120.190.22.157 36.83.159.84 112.215.64.122 54.161.94.108 54.147.146.219 199.30.24.134 54.161.14.16 180.214.232.16 199.30.25.147 36.73.48.208 23.20.185.97 65.55.210.145 202.67.42.44 199.30.25.247 36.75.215.182 89.151.27.171 114.79.28.29 125.162.60.242 202.67.42.36
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States United States United States United States Indonesia United States United States United States United States United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia United States Singapore United States Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia United States India Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia United States United States Brazil
-
Bandung Ashburn Redmond Surabaya Chicago Jakarta Jakarta Ashburn Chicago Ashburn Chicago Chicago Ashburn Ashburn Jakarta Chicago Ashburn Ashburn Ashburn Jakarta Chicago Malang Ashburn New Delhi Jakarta Yogyakarta Ashburn
242
-
36.72.151.226 182.14.49.106 114.125.11.97 54.211.225.221 65.55.210.132 114.79.28.161 112.215.44.181 199.30.16.171 198.20.69.98 112.215.44.232 39.232.34.52 114.79.13.189 103.10.64.22 114.4.23.15 199.30.25.69 54.161.165.76 204.93.154.216 199.30.24.239 114.125.77.227 54.163.195.224 204.93.154.220 204.93.154.200 54.158.237.32 54.159.24.164 36.83.184.130 202.73.225.108 204.93.154.210 54.81.65.176 112.215.64.129 54.81.145.72 103.246.201.60 54.242.201.43 139.0.53.79 204.93.154.211 180.248.40.10 114.79.62.107 112.215.44.29 54.147.247.128 203.192.214.149 36.84.10.132 202.62.17.121 118.97.151.178 141.0.9.116 202.94.83.198 199.30.25.112 54.160.143.78 201.95.46.184
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia United States United States United States United States United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Singapore United States United States United States United States Indonesia United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia United States Singapore United States Indonesia Malaysia United States United States Indonesia United States Indonesia United States United States United States
-
Ashburn Chicago Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Jakarta Jakarta Ashburn
Jakarta Ashburn Chicago Ashburn Ashburn Surabaya Ashburn Samarinda Surabaya Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn
243
-
114.125.77.84 54.234.173.189 141.0.8.98 204.93.154.199 54.227.175.97 54.163.85.129 182.0.154.192 114.125.73.11 54.163.50.65 54.147.62.1 114.125.75.81 54.80.139.210 114.125.73.45 36.84.38.245 120.164.45.221 36.75.171.203 54.91.202.204 114.121.128.100 180.246.208.139 112.215.64.251 112.215.63.8 112.215.64.148 103.246.201.1 54.159.7.234 204.93.154.198 54.242.134.197 54.162.182.247 114.79.28.2 54.90.251.117 36.83.42.101 114.79.28.76 54.204.193.100 54.92.233.227 114.125.76.216 54.161.129.161 103.246.201.25 54.92.225.9 114.124.4.95 118.101.31.164 23.20.230.21 54.211.180.169 114.124.31.32 54.80.226.102 112.215.44.189 141.0.9.241 54.159.121.59 104.152.52.68
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
United States Indonesia United States Singapore Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States Indonesia United States Indonesia United States United States United States United States United States Indonesia United States Indonesia United States Indonesia Indonesia United States Indonesia United States China United States Singapore United States Indonesia Indonesia United States United States United States United States United States United States Indonesia United States Indonesia United States Singapore Singapore United States United States Indonesia
-
Ashburn Surabaya
Chicago Chicago Surabaya Ashburn Ashburn San Francisco Ashburn Ashburn Ashburn Jakarta Ashburn Hang Ashburn Ashburn Surabaya Chicago Ashburn Chicago Ashburn Ashburn Ashburn
Ashburn Ashburn
244
-
54.144.192.22 114.79.29.217 204.69.221.2 103.246.201.53 112.215.44.222 125.163.234.236 112.215.44.214 114.121.153.74 204.93.154.215 112.215.44.116 204.93.154.202 114.79.29.206 104.152.52.64 54.162.118.109 54.157.42.105 50.156.29.35 54.159.112.247 112.215.44.58 54.196.19.182 112.215.64.181 54.158.255.192 112.215.44.251 124.195.119.114 104.152.52.55 112.215.44.210 54.235.33.30 125.97.246.10 54.198.124.74 103.246.200.39 54.205.166.180 114.79.28.138 112.215.44.174 104.152.52.69 204.93.154.203 54.159.111.143 204.93.180.2 54.167.225.183 54.90.124.180 112.215.44.36 54.80.179.88 112.215.44.21 104.152.52.65 103.246.201.7 103.246.200.46 107.22.6.186 54.167.254.71 103.10.64.29
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia Indonesia Indonesia United States United States Singapore United States United States United States United States United States Indonesia Indonesia United States Singapore Singapore United States Indonesia Singapore Indonesia Indonesia Indonesia Singapore Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Singapore Indonesia Singapore United States United States United States United States Indonesia Indonesia United States United States Indonesia Indonesia United States Singapore
-
Jakarta Chicago Ashburn Ashburn Ashburn Ashburn Jakarta Chicago Ashburn
Jakarta
Ashburn Surabaya
Ashburn Ashburn Surabaya Chicago
245
-
112.215.44.159 112.215.44.252 112.215.63.75 204.69.221.0 204.93.154.208 103.246.201.2 54.198.77.106 104.152.52.71 54.162.142.234 54.146.5.230 54.158.11.6 114.79.12.73 114.79.19.7 204.93.154.212 103.246.201.30 103.246.201.47 54.224.24.196 112.215.44.77 103.246.200.24 36.83.186.246 114.125.77.169 114.121.129.6 103.246.200.36 180.214.232.74 104.152.52.73 112.215.44.224 112.215.44.95 114.79.32.91 114.121.131.58 104.152.52.67 54.159.87.153 114.79.29.76 103.246.200.16 39.252.35.235 103.246.201.9 104.152.52.70 54.80.29.207 54.226.118.132 104.152.52.63 114.79.28.149 118.97.41.62 204.93.180.6 104.152.52.74 112.215.123.111 36.83.179.50 104.152.52.62 103.246.200.5
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Singapore Indonesia Singapore Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia China Indonesia Indonesia United States United States Indonesia United States Singapore Indonesia United States Indonesia Indonesia Indonesia Singapore United States Indonesia Singapore Indonesia
-
Singapore
Jakarta Jakarta
Jakarta Jakarta Jakarta Hang Yogyakarta Chicago Los Angeles Surabaya
Medan Jakarta Ashburn Jakarta
246
-
117.20.40.41 112.215.123.187 103.246.200.30 112.215.124.114 180.249.160.116 114.121.153.44 112.215.44.253 120.164.45.123 120.168.1.17 112.215.44.28 182.5.117.87 114.124.27.238 120.164.40.50 182.4.10.214 112.215.65.77 114.121.161.86 125.97.246.9 111.68.26.238 112.215.44.242 204.93.154.204 70.39.191.30 114.79.29.14 104.152.52.75 103.246.201.26 114.125.75.182 104.152.52.61 114.125.44.200 124.195.116.40 112.215.44.62 103.246.200.42 23.20.62.36 120.169.255.24 103.246.200.12 114.121.131.192
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DAFTAR RADIO MITRA BALAI PENGEMBANGAN RADIO PENDIDIKAN (BPMRP) PERIODE 2008-2015 No 1. 2.
3. 4.
5.
6.
7.
8. 9.
Nama Radio Ista Kalisa 96,2 FM Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan, YK Telp. 0274-555031/ Fax. 0274-557746 MQ 92,3 FM Grha STMIK AMIKOM Gedung 1-2nd Floor, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, YK Telp. 0274-884206, 884205/ Fax. 884206 Cp. Mbak Kiki (085228634747;
[email protected]) Kepala Studio: Ibu Rahmi Arifiana Dewi, S.Si. Radio Anak Jogja 99,9 FM Kawasan Taman Pintar, Jl. P. Senopati, YK Telp./Fax. 0274-551320 Radio Satu Nama AM 864 kHz Jl. Sambisari No. 99, Desa Duwet RT 07/34 Sendangadi, Mlati, Sleman, YK Telp. 0274-867746/ 867747 Cp. Mbak Tantri (081328799867) Rosala 107,2 FM Jl. Veteran Kompleks Perdagangan No. 16 Wates, Kulonprogo, YK Telp/Fax. 0274-775927, 774924 Radio UNISI 104,5 FM Jl. Demangan Baru. 24 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-540258, 540259 Fax . 0274-540261 Radio Vedac 99 FM Kompleks P4TK Seni & Budaya Jl. Kaliurang KM 13, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, YK Telp. 0274-895803/ Fax. 895804 RRI Programa 1 (91,1 FM) Jl. Ahmad Jazuli No. 4, YK Telp. 0274-512783, 512785/ Fax. 512784 Radio Sigma 106,9 FM
Bentuk Kelembagaan LPP LPPL LPS LPK 1 -
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
-
-
1
-
2008
DIY
1
-
-
-
2008
DIY
-
-
1
-
2009
Kediri, Jatim
247
Sejak
Wilayah
10. 11.
12. 13.
14. 15. 16.
17.
18. 19.
20.
Jl. PB. Sudirman 46, Pare Kediri-64212 Telp./Fax. 0354-395800 Radio Stekmensi 107,7 FM Jl. Kabandungan No. 90 Kota Sukabumi – 43114 Telp. 0266-233552 (Bp. Darwanto) Radio Purbowangi FM Jl. Raya Purbowangi PO BOX 1040 Gombong 54411, Kab. Kebumen, Jawa Tengah Telp. 0287-471013, Studio. 5523104 Radio Swaranusa Bahagia AM 1170 kHz Jl. Megapura Skyline Jayapura Telp. 0967-587691 Radio Pertiwi FM Jl. Dr. Soetomo 1B Slawi, Kab. Tegal, Jawa Tengah Cp. Tri Warjito – 08122824 2442/ R: 0283359464 / 08156542484 Radio Mitra FM 107,7 MHz Jl. Jend. Sudirman No. 11 Purworejo Cp. Ibu Bangun Ariati (08157984292) Radio Vox Edukasi 107,7 FM Manado, Sulawesi Utara Telp. Radio Suara Perwira 103 FM Jl. Jend. Sudirman No. 131 Purbalingga Telp. 0281-891114 (Bp. Hardiyanto); 0813 2745 9043 (Umang Sumarsono) Radio Swiba FM 96,3 / AM 936 kHz Jl. Lawu 171 Karanganyar, Solo, Jawa Tengah Telp. 0271-495256, 5890430 C.p. 085725417962 (Ibu Mami Suparyatmi) Radio Irama FM Jl. A. Yani No. 13 Purworejo Telp. 0275-3303097 (Ibu Endah) Erte FM Jl. A. Yani 32 Temanggung Telp. 0293-491022/491004 ext. 1161 (Humas/Ibu Anteng) BPTIKP Semarang Jl. Prof. Dr. Hamka No. 15 Ngaliyan, Semarang Telp. 024-7602222 (Ibu Anna)
-
-
-
1
2009
Jawa Barat
-
-
1
-
2009
Jawa Tengah
-
-
1
-
2009
Papua
-
1
-
-
2009
Jawa Tengah
-
-
-
1
2009 2015
Jawa Tengah
-
-
-
1
2009
Sulawesi Utara
-
1
-
-
2009
Jawa Tengah
-
1
-
-
2009
Jawa Tengah
-
1
-
-
2010
Jawa Tengah
-
1
-
-
2010
Jawa Tengah
-
-
-
1
2010
Jawa Tengah
248
21.
Radio Suara Ngawi AM 1332 kHz Jl. Yos Sudarso No. 65 Ngawi Telp. 0351-745780 (Bp. Edwin) RRI Programa 1 Semarang (AM 801 kHz dan FM 89,75 MHz)
-
1
-
-
2010
Jawa Tengah
1
-
-
-
2010
Jawa Tengah
23.
RRI Programa 1 Surakarta (AM 972 kHz dan FM 101,95 MHz)
1
-
-
-
2010
Jawa Tengah
24.
RRI Programa 1 Purwokerto (AM 756 kHz dan FM 93 MHz)
1
-
-
-
2010
Jawa Tengah
25.
Radio Buana Asri AM 873 kHz Jl. Veteran No. 21 Sragen Telp. 081226321411/ 0271 890037 (Ibu Sri Giyanti) Radio Canda FM Jl. Pamenang No. 1 Kediri, Jawa Timur Telp. 0354-671792 Cp. 081335014955 (Bp. Roni) Radio Pendidikan Swara Akademia 107.7 FM Jl. Dr. Sutomo C.9 Swarga Bara Sangatta Kutai, Kalimantan Timur Telp. 0549-521060/521290 (Bp. Hegard) Radio Buana Asri FM 94,7 MHz Jl. Veteran No. 21 Sragen Telp. 0271-891109 Cp. 0857 2823 3900 0271 799 2424 (Ibu Siti Musrifah) Radio SMP 25 Purworejo FM 107,9 MHz Jl. Magelang KM 5 Purworejo Telp. 08156818286 (Bp. Susantoro) Radio Suara Kota Mataram Jl. Pejanggik No. 16 Mataram, Nusa Tenggara Barat Telp. 0370-642650/ 6608286 Cp. Mbak Vika (Humas: 081803642692) Pak Fathur (Programmer: 081917246641) Radio Publik Mimika 102 FM Kantor LPMAK 3 & 4, Jl. Yos Sudarso Ex. Incubator PTFI, Timika, Papua Telp. Bp. Alex (0811489661) Radio Smansa Sebatik FM
-
1
-
-
2010
Jawa Tengah
-
1
-
-
2010
Jawa Timur
-
-
-
1
2010
Kalimantan Timur
-
1
-
-
2010
Jawa Tengah
-
-
-
1
2010
Jawa Tengah
-
1
-
-
2010
Nusa Tenggara Barat
-
1
-
-
2010
Papua
-
-
-
1
2011
Kalimantan Timur
22.
26.
27.
28.
29. 30.
31.
32.
249
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Jl. Diponegoro Desa Padaidi Kec. Sebatik Kab. Nunukan, Kalimantan Timur Telp. 0556-2707445 / 0556-28008 Cp. 081346621454 (Bp. Suharto) Radio Kota Santri (RKS FM) Komplek Selatan Alun-alun Kota Kajen, Kab. Pekalongan – 51161 Telp. 0285-381293 Cp. 085226695888 (Bp. Bagus SP) Radio Singosari Top FM 95,1 Jl. Raya Paguyangan No. 59 Paguyangan Bumiayu, Brebes – 52276 Telp. 0289-5109095/Fax. 0289-432995 (Bp. Dispa DJ) Radio Suara Samarinda FM Lt. 2 Gedung BNK, Jl. Arjuna No. 7 RT 8, Kel. Jawa, Kec. Samarinda Ulu – 733896 Telp. 0541-733896 Cp. 081346521529 (Bp. Arie Ansori) Radio Pemerintah Kutai Kartanegara 100,6 MHz Jl. Stadion Olah Raga Rondong Demang Kelurahan Panji Tenggarong Telp. 0541-664607 Cp. 08125844456 (Drs. Juhri) Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz Jl. Thamrin, Oepoi – Kupang Telp. 0380-822233 Cp. 081339054601 (Bp. Balthasar E. Manehat) Radio IN 95,0 FM Jl. Kutoarjo No. 6 Kebumen Telp. 0287-381102 Cp. 0818284570 (Bp. Pandu/Dwi) Rapendik on Streaming (www.rapendik.com) UPT Tekkomdik Dinas Pendidikan Prov. Jatim Jl. Gentengkali No. 33 Surabaya Cp. 08123024884 (Ibu Wien Kuswinarsih) Radio Suara Pangaba 90.3 FM Jl. Indrakila 100 B Gunung Samarinda, Balikpapan Utara KalimantanTimur Radio LPPL Swara Kendal
-
1
-
-
2011
Jawa Tengah
-
1
-
-
2011
Jawa Tengah
-
1
-
-
2011
Kalimantan Timur
-
1
-
-
2011
Kalimantan Timur
-
-
1
-
2011
NTT
-
1
-
-
2012
Jawa Tengah
-
1
-
-
2012
Jawa Timur
-
-
1
-
2013
Kalimantan Timur
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
250
Jl. Kyai Gambyong No. 1 Kendal, Jawa Tengah Cp. Amalia Shulha (085727888369) 42.
RSPD Banjarnegara Jl. Letjend Suprapto 111, Banjarnegara Telp. 0286-5803312
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
43.
Radio Karysma FM 91,45 Jl. Perintis Kemerdekaan, Boyolali Telp. 0276 322257 | On Air 0276 324779 | SMS 081 567 30003 Radio Merapi FM 93,6 (RSPD) Jl. Pandaran 5, Boyolali Telp.0276 321 314; Mobile Phone 0878 3511 0999 Cp. Triyono (081393933904)
-
-
1
-
2013
Jawa Tengah
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
Radio Giri Swara (AM 1179 & FM 94,7) RSPD Wonogiri Jl. Letjen. S. Parman 74 Wonokarto Wonogiri Telp. 0273- 321344 Cp. Rahayu Kinasih (0273-323059/ 085229018930) Radio Saka FM 107,7 streaming di……. Kauman, Yogyakarta Cp. Totok Yulianto (085643301178) Radio Amatron FM 106,8 Jl. Raya Perum. Boro 1, Purworejo Telp. 0275-3303151/ 3303152/ 3303153/ 3303154
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
-
-
-
1
2013
DIY
-
-
1
-
2013
Jawa Tengah
Radio Singosari FM 90,5 Jl. A. Yani No. 112 Brebes, 52212 Jl. Veteran No. 14 Brebes Telp. 0283-0283 671636 Cp. Bp. Zaenuddin Radio News FM 90,50 MHz Ketanggungan Komplek Terminal Ketanggungan Brebes Lantai Dua Telp. Radio Jatayu FM 102,8 (PT JATAYU ANGKASA) Komplek Merby Centre Lantai. 3 Jl. Mataram no. 653 Semarang
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
-
-
1
-
2013
Jawa Tengah
44.
45.
46.
47.
48.
49. 50.
251
Telp. 024-70120888 Cp. Ibu Niniek Liestyati Hidayat, S.E. (0811282115) 51. 52. 53. 54.
55.
56. 57.
RSPD Singosari Brebes Cp. Bp. Yunar Rahmawan (08976546678 / 085786212696) Radio Smaksa FM Semarang SMK Negeri 1 Semarang Cp. Bp. A. Arif Setiawan (088806419067) Radio Gading, Sanden, Bantul Cp. Bp. Bambang Kuncoro Adi (085729959529) Radio Gesma FM 97,6 Ruko Graha Pabelan Blok H, Jl. Proyek Bengawan Solo No. 35, Pabelan, Kartasura Cp. Bp. Arman (085725002541) Radio Suara Edu Sulteng Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (TKIP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Tengah Jl. Setiabudi No. 9, Palu, Sulawesi Tengah, 94111 Cp. Ibu Masnani Radio LPPL Swara Widuri 87.7 FM Jl. Pemuda Nomor 44 Pemalang, Jawa Tengah Cp. Ibu Siti (08156659881 / 087830888474) LPPL MAGELANG 103.5 FM Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Magelang Jl. Jend. Sudirman 84, Magelang C.p. Bp. Riyanto Tri Ratmoko (082134992599) Studio: 0293-362553 (Mbak Yuli) Programmer: Mas Indra 08122719625)
-
1
-
-
2013
Jawa Tengah
-
-
-
1
2012
Jawa Tengah
-
-
-
1
2014
DIY
-
-
1
-
2013
Jawa Tengah
2015
Sulawesi Tengah
-
1
-
-
2015
Jawa Tengah
-
1
-
-
2015
Jawa Tengah
252
253
254
255
256