perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SOLO KAWISTARA GARMINDO GAGAK SIPAT BOYOLALI
Tugas Akhir : Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.)Dalam Bidang Manajemen Administrasi
Oleh: Heran Dwi Purbayanto D1509039
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama : Heran Dwi Purbayanto NIM
: D1509039
Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa tugas akhir berjudul “Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tugas Akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir ini.
Surakarta, 20
Juli 2012
Heran Dwi Purbayanto
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jangan sia-siakan waktumu karena waktu yang telah berlalu tak akan kembali. (Penulis)
Teruslah kejar cita-citamu hingga dunia berada digenggaman tanganmu. (Penulis)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada : Kedua orang tua saya atas semua doa serta dukungannya. Kakak saya Yeny Astuti Prasetyowati. Almamater.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sholawat serta Salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) bidang Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis mengambil judul “Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali”. Penyelesaian penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Bantuan tersebut berupa arahan, bimbingan, dukungan, materiil, moral, motivasi serta kebersamaan persahabatan. 1. Bapak Drs. H. Sakur, M.S selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya
telah
memberokan
araha
kepada
penulis
hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini. 2. Bapak Herwan Parwiyanto, S.Sos selaku penguji Tugas Akhir. 3. Bapak Darto, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Manajemen Administrasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Khususnya Program Diploma III Manajemen Administrasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Ibu Ira Koesnadhi selaku pemilik PT Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan KKM 2112.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Bagian HRD Bapak Kris, Mbak Kustina Martanti dan Bapak Dani yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama KKM di PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. 7. Mbak Candra Dewi Setyaningrum selaku petugas poliklinik di PT Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. 8. Bagian Administrasi Mbak Sinta dan Mbak Wulan. 9. Semua staf dan karyawan PT Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. 10. Kedua orang tua dan Kakak saya yang telah memberikan semangat serta doa selama ini. 11. Biandoko Setia Aji yang telah menemani ketika KKM. 12. Teman-teman Manajemen Administrasi 2009 khususnya kelas A, terimakasih atas motivasi dan dukungan kalian. 13. Teman-teman penghuni kost Pak Hono : Lek Sri, Komeng, Haris, Agus kentus, Edwin, Wawan, Marco, biandoko terimakasih atas kebersamaan dan kekompakan kalian hingga detik ini. 14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan telah memberikan dorongan, kritik dan ide-ide sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa didalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan, untuk itu masukan dan kritikan yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga kebaikan yang berupa bantuan serta bimbingan dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amin.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
viii
Heran Dwi Purbayanto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i PERSETUJUAN............................................................................................ ii PENGESAHAN ............................................................................................ iii PERNYATAAN ........................................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................ v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Tujuan Pengamatan ............................................................................... 4 D. Manfaat Pengamatan............................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6 A. Tinjauan tentang Asuransi .................................................................... 6 B. Penggolongan Asuransi ........................................................................ 8 C. Tinjauan mengenai Program Jamsostek................................................ 11 D. Pengajuan Klaim ................................................................................... 22 BAB III METODE PENGAMATAN .......................................................... 25 1. Lokasi Pengamatan ................................................................................ 25 2. Jenis Pengamatan ................................................................................... 25 3. Sumber Data .......................................................................................... 26 4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 27 commit to user 5. Teknik Analisis Data ............................................................................. 28
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI .......................................... 30 A. Sejarah PT. Solo Kawistara Garmindo ................................................. 30 B. Job Discription PT. Solo Kawistara Garmindo ..................................... 30 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 40 A. Tata Cara Pembayaran Iuran Jamsostek ............................................... 40 B. Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja dan Pengajuan Klaim ..................... 41 C. Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja .................................................... 43 D. Contoh Kecelakaan Kerja ..................................................................... 45 E. Fasilitas Keselamatan Kerja ................................................................. 47 F. Hambatan ............................................................................................... 48 BAB VI KESIMPULAN dan SARAN.......................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
HERAN DWI PURBAYANTO, D1509039 PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SOLO KAWISTARA GARMINDO GAGAK SIPAT BOYOLALI, Tugas Akhir. Program studi Diploma III Manajemen Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. Pada era globalisasi sektor industri saling berlomba-lomba untuk meningkatkan hasil produksi dalam segi kualitas maupun kuantitas, industri tekstil menjadi salah satu sektor yang banyak mengalami persaingan. Proses produksi pada suatu perusahaan yang menyangkut keselamatan tenaga kerja atau karyawan, memungkinkan perusahaan menjadi bagian yang paling pokok dalam menjaga dan memberikan perlindungan terhadap segala resiko yang akan terjadi yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Pengamatan ini bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan program jaminan kecelakaan dan keselamatan kerja di bagian produksi pada PT Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. Metode yang digunakan dalam pengamatan ini menggunakan deskriptif kualitatif sehingga masalah yang disampaikan berdasarkan dari sumber data yang dapat dipertanggung jawabkan dan berdasarkan kenyataan yang ada. Sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan menjadi narasumber (informan), peristiwa dan aktivitas, Dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, mengkaji dokumen dan arsip. Teknik analisis data yang dipakai dalam pengamatan ini adalah analisis data kualitatif. Analisis dalam pengamatan kualitatif dikelompokkan dalam reduksi data, sajian data dan penarikan data. Hasil pengamatan menunjukkan cara pembayaran iuran dan besar iuran jamsostek, cara pelaporan kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan, proses pengajuan klaim terhadap peristiwa kecelakaan tersebut maupun pemberian santunan dari pihak Jamsostek kepada para karyawan yang mengalami kecelakaan tidak mengalami hambatan. Karyawan sudah mengetahui cara-cara pengajuan dan pelaporan apabila mengalami kecelakaan kerja. Perusahaan sigap dalam menanggapi laporan yang ada dengan segara mengajukan klaim kepada PT. Jamsostek. Perusahaan membentuk badan P2K3 yang bertugas untuk memberikan penyuluhan dan melakukan pengawasan terhadap standar keselamatan kerja.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini sektor industri saling berlomba – lomba untuk meningkatkan hasil produksi dalam segi kualitas maupun kuantitas, tidak menutup kemungkinan industri tekstil menjadi salah satu sektor yang banyak mengalami persaingan sehingga mengharuskan perusahaan dapat menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan. Perusahaan yang berperan sebagai pelaku ekonomi dalam hal ini sebagai produsen dituntut untuk dapat memenfaatkan faktor – faktor produksi secara maksimal mungkin untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada yaitu sumber daya manusia dan sumber
daya teknologi dalam bidang perindustrian yang
menjadi sumber daya yang paling pokok dalam sebuah kegiatan produksi. Teknologi telah berkembang sangat pesat seiring dengan terjadinya revolusi pada abad ke -18 yang telah ditemukan mesin uap, revolusi industri yang muncul pertama di Eropa namun seiring dengan waktu dan pengetahuan sehingga dapat berkembang ke seluruh dunia. Teknologi berkembang sangat pesat dalam semua sektor kehidupan dan termasuk dalam bidang perindustrian guna melakukan proses produksi. Proses produksi yang sebelumnya hanya dilakukan secara konfensional yaitu dengan menggunakan sumber daya manusia saja, secara bertahap berkembang menggunakan teknologi guna meningkatkan hasil produksi. Penggunaan sumber daya teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi juga dapat menimbulkan kerugian atau efek yang negatif sehingga perlu untuk diwaspadai yaitu dapat menimbulkan bahaya dan kecelakaan kerja pada saat pengoperaasian mesin – mesin. Semua bahaya dan kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia yang menjalankan teknologi tersebut, sehingga commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
sumber daya manusia dalam hal ini yaitu tenaga kerja haruslah mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan teknologi yang digunakan dalam pengoperasian dan perawatan sehingga dapat menekan dan meminimalisir segala akibat atau risiko yang diakibatkan dari kesalahan pengoperasian yang mengakibatkan kecelakaan bagi tenaga kerja yang mengoperasikan. Proses produksi pada suatu perusahaan yang menyangkut keselamatan tenaga kerja atau karyawan, memungkinkan perusahaan menjadi bagian yang paling pokok dalam menjaga dan memberikan perlindungan terhadap segala resiko yang akan terjadi yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Semua jenis pekerjaan pasti mempunyai tingkat resiko yang berbeda – beda sesuai dengan jenisnya masing – masing yang sebagaimana menjadi seorang tenaga kerja atau karyawan yang merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu barang melalui tenaga yang dimiliki dengan bantuan mesin – mesin yang ada pasti juga rawan akan terjadinya risiko kecelakaan. Namun demikian adanya peranan perusahaan yang harus sebisa mungkin menghindarkan para pegawainya dari hal – hal yang dapat mengancam dan bebahaya karena keselamatan merupakan hal yang paling utama dalam pelaksanaan proses dalam perusahaan dan dalam hal perlindungan tenaga kerja yang telah ditetapkan pemerintah melalui UU Nomor 3 tahun 1992. Dengan diterapkannya undang – undang tersebut maka perusahaan tidak mempunyai alasan untuk tidak memberikan jaminan sosial kepada para karyawan atau tenaga kerjanya. Karyawan tidak akan merasa dirinya yang hanya berperan sebagai alat melainkan merasa hak – haknya yang sebagai pekerja dilindungi oleh perusahaan sehingga yang akan berdampak secara langsung kepada perusahaan yaitu kualitas dari tenaga kerja tersebut kepada semua proses yang ada dalam perusahaan. Pemeritah menunjuk PT. Jamsostek ( Persero ) sebagai badan penyelenggara untuk menyelenggarakan program jaminan tenaga kerja yang mengacu dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1995. Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai commit to hilang user atau berkurang dan pelayanan pengganti sebagian dari penghasilan yang
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang alami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Sesuai dengan Undang – undang Nomor 3 Tahun 1992 mengenai ruang lingkup program jaminan sosial tanaga kerja dalam Undang – undang ini meliputi : 1. Jaminan Kecelakaan Kerja. 2. Jaminan Kematian. 3. Jaminan Hari Tua. 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. PT. Solo Kawistara Garmindo sangat mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karena setiap kecelakaan maupun risiko yang ada dapat dihindari dan diminilalisir. Semua usaha tersebut dapat ditunjukkan dari usaha – usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka pemeliharaan bagi tenaga kerja dan sangat menhindari akan terjadinya suatu kecelakaan kerja. Dalam kenyataannya PT. Solo Kawistara Garmindo dapat menekan dan meghindarkan kecelakaan kerja yang terjadi. Dengan rendahnya tingkat terjadinya kecelakaan kerja tidak menutup kemungkinan kecelakaan dapat terjadi secara tidak terduga dan dengan adanya kemungkinan tersebut menuntut perusahaan untuk menigkatkan sarana keselamatan dan pengamanan. Perusahaan selalu berperan aktif dalam memberi himbauan kepada para karyawan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja yang berada di perusahaan merupakan tanggung jawab bersama. Para tenaga kerja selalu menjaga kehati – hatian dan senantiasa waspada pada saat mengoperasikan mesin – mesin yang ada, meningkatkan rasa tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugas masing – masing karena suatu proses merupakan satu kesatuan yang apabila terjadi kesalahan pada salah satu dari karyawan tidak hanya berakibat kepada orang tersebut bahkan dapat berpengaruh kepada orang lain yang berada disekitarnya. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PT. Solo Kawistara Garmindo telah berusaha menjalankan peratuaran – peraturan yang ditetapkan oleh pemeritah tentang kesehatan dan keselamatan kerja yaitu dengan mengikut sertakan para karyawan dalam program Jamsostek dan memnbentuk pengawas dalam kesehatan dan keselamatan kerja. Masalah – masalah yang timbul akibat kurangnya pengawasan dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja bukanlah perkara yang kecil, karena pengaruh tingkat kesehatan kepada proses pengopersian mesin dapat menimbulkan kesalahan yang berakibat pada kecelakaan kerja dan dapat mengganggu proses dalam suatu perusahaan. Kesadaran akan kesehatan dan keselaatan kerja yang diterapkan mulai dari tingkat yang paling atas menuju pada tingkat yang paling rendah memungkinkan dapat berpengaruh kepada produktivitas yang dapat mempercepat tercapainya tujuan suatu perusahaan dalam persaingan secara global. Sampai sekarang ini penerepan program jaminan kecelakaan kerja pada PT. Solo Kawistara Garmindo masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang dihadapi yaitu permasalahan dalam bidang administrasi. Dari latar belakang ini, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jaminan kecelakaan kerja. Dalam hal ini penulis akan mengungkapkan pelaksanaan prgram kesehatan dan keselamatan kerja dan kesulitan yang dihadapi dalam penerapan program tersebut. Sehingga dalam hal ini penulis mencoba untuk mengangkat topik “Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah : Bagaimana Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. C. Tujuan Pengamatan
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Mengetahui dan membuktikan mengenai Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. 2. Untuk memenuhi persyarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi ( A.Md ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Pengamatan 1. Memberi gambaran mengenai Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja Bagian Produksi Pada PT. Solo Kawistara Garmindo Gagak Sipat Boyolali. 2. Sebagai bahan referensi bagi karyawan PT. Solo Kawistara Garmindo. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Asuransi mengenai Penyelenggaraan Program Jaminan Sosoal Tenaga Kerja. Pengertian asuransi berdasarkan pasal 246 KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) adalah suatu perjanjian dengan nama seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Unsur-unsur asuransi : 1. Merupakan suatu perjanjian. 2. Adanya premi. 3. Adanya kewajiban penanggung untuk memberikan penggantian kepada tertanggung. Sifat-sifat asuransi : 1. Perjanjian asuransi merupakan perjanjian timbal balik 2. Perjanjian asuransi merupakan perjanjian bersyarat. 3. Asuransi merupakan perjanjian untuk mengalihkan dan membagi risiko. 4. Perjanjian asuransi merupakan perjanjian konsensual : suatu perjanjian yang telah terbentuk dengan adanya kata sepakat di antara para pihak. 5. Asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian. commit to useryang khusus. 6. Asuransi mempunyai sifat kepercayaan
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Asuransi terdapat unsur yaitu peristiwa yang belum tentu terjadi dan dikelompokkan dalam perjanjian untung-untungan. Hak dan kewajiban Tertanggung (pihak yang namanya ditanggung) dan Penanggung (pihak yang menanggung). 1) Hak tertanggung : a. Menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung. b. Menuntut agar polis segera diserahkan oleh penanggung. c. Meminta ganti kerugian kepada penanggung karena pihak yang disebutkan terakhir ini lalai menandatangani dan menyerahkan polis sehingga menimbulkan kerugian kepada tertanggung. d. Melalui pengadilan, tertanggung dapat membebaskan penanggung dari segala kewajibannya. e. Tertanggung hanya akan mendapat ganti rugi dari salah satu penanggung. f. Menuntut pengembalian premi baik seluruh maupun sebagian. g. Menuntut ganti kerugian apabila peristiwa yang diperjanjikan dalam polis terjadi. 2) Kewajiban Tertanggung : a. Membayar premi kepada penanggung b. Memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai obyek yang diasuransikan c. Mencegah terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
d. Memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa yang menimpa obyek yang diasuransikan dan usaha pencegahan. 3. Hak Penanggung a. Menuntut pembayaran premi kepada tertanggung sesuai perjanjian. b. Meminta keterangan yang benar dan lengkap yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. c. Memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri. d. Memiliki premi yang sudah diterima. e. Melakukan asuransi kembali. 4. Kewajiban Penanggung a. Memberikan ganti kerugian kepada tertanggung apabila peristiwa yang diperjanjikan terjadi. b. Menandatangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung. c. Mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal. B. Asuransi dapat digolongkan menjadi beberapa aspek yaitu : 1) Asuransi digolongkan secara yuridis : a. Asuransi kerugian adalah perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak yang disebut terakhir. Jenis asuransi kerugian : 1. Asuransi pencurian. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Asuransi pembongkaran. 3. Asuransi perampokan. 4. Asuransi kebakaran. 5. Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian. b. Asuransi jumlah adalah perjanjian asuransi yang berisi ketentuan bahwa penanggung terikat untuk melakukan prestasi untuk melakukan prestasi berupa pembayaran sejumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sebelumnya. Jenis asuransi jumlah : 1. Asuransi jiwa. 2. Asuransi sakit. 3. Asuransi kecelakaan. 2. Asuransi digolongkan berdasarkan kriteria ada tidaknya kehendak bebas para pihak : 1. Asuransi sukarela adalah perajanjian asuransi yang terjadinya didasarkan kehendak bebas dari pihak-pihak yang mengadakan. Jenis-jenis asuransi sukarela : 1. Asuransi kebakaran. 2. Asuransi jiwa. 3. Asuransi dalam pengangkutan. 4. Asuransi atas bahaya laut. c. Asuransi Wajib adalah
perjanjian asuransi yang bersifat wajib oleh
ketentuan perundang-undangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
Jenis asuransi wajib : 1. Dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang kendaraan umum ( Undang-undang No 33 Tahun 1964 PP No 17 Tahun 1965) 2. Dana kecelakaan lalu lintas jalan (undang-undang No 34 Tahun 1964 PP No 18 Tahun 1965) 3. Jaminan Sosial tenaga kerja (undang-undang No 3 Tahun 1992) 3. Penggolongan asuransi berdasarkan tujuan : a. Asuransi komersial Asuransi komersial diadakan oleh perusahaan asuransi sebagai suatu bisnis yang tujuan utamanya mencari keuntungan. b. Asuransi sosial Asuransi sosial diselenggarakan tidak dengan tujuan memperoleh keuntungan tetapi bermaksud memberikan jaminan sosial kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat.
4. Penggolongan asuransi berdasrkan sifat dari penanggung : a. Asuransi premi Asuransi premi merupakan perjanjian asuransi antara penanggung dan masing-masing tertanggung dan antara tertanggung yang satu dengan yang lain tidak ada hubungan hukum b. Asuransi saling tanggung Dalam asuransi saling tanggung terdapat suatu perkumpulan yang terdiri dari para tertanggung sebagai anggota. Setiap anggota tidak membayar commit user premi melainkan membayar iurantotetap.
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan uraian tentang asuransi diatas maka Program jaminan sosial tenaga kerja merupakan salah satu jenis asuransi yang diadakan oleh pemerintah melalui undang-undang dan merupakan asuransi wajib yang harus diberikan perusahaan kepada para tenaga kerjanya. C. Tinjauan mengenai Program Jaminan Sosial Tenaga kerja. Dalam pelaksanaan proses produksi para pegawai
pasti berhubungan
langsung dengan alat-alat yang digunakan beserta bahan-bahan yang diperlukan. Pada saat penggunaan alat dan bahan tersebut bukanlah menjadi perkara mudah dan sangat berisiko akan terjadinya suatu kecelakaan kerja sehingga perlu menjaga keselamatan kerja. Dalam menjalankan tugasnya para pegawai tidak hanya memerlukan skiil atau kemampuan tetapi juga harus memiliki ketelitian yang bagus. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 dijelaskan bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja bersifat menyeluruh dan mencakup semua tempat dimana tenaga kerja melakukan aktivitas pekerjaan. Merupakan keseriusan pemerintah dalam melindungi para tenaga kerja. Pengertian keselamatan kerja menurut Suma’ur P.K (1989 : 1) adalah “Keselamatan bertalian dengan mesin, pesawat, bahan, dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.” Dari beberapa uraian definisi tersebut dapat disimpulkan yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah cara-cara melakukan pekerjaan dan perbuatan yang mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada semua aktivitas pekerjaan. Definisi kecelakaan kerja menurut N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi (1985 : 22) adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibaatkan kecelakaan. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengertian Kecelakaan kerja menurut Undang-undang Nomor 3Tahun 1992 adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang terjadi karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar yang dilalui. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecelakaan kerja adalah kejadian tidak sengaja yang dialami oleh tenaga kerja akibat hubungan kerja dan mengakibatkan kerugian ptuhada kedua belah pihak yaitu teaga kerja itu sendiri dan perusahaan.
Jenis-jenis
kecelakaan
kerja
menurut
Suma’ur
P.K
(1989
:
7)
diklasifikasikan menjadi : 1. Terjatuh. 2. Tertimpa benda jatuh. 3. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh. 4. Terjepit oleh benda. 5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan. 6. Pengaruh suhu tinggi. 7. Terkena arus listrik. 8. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi. 9. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut. Tersedianya fasilitas poliklinik dan tenaga medis merupakan suatu upaya atau cara yang dilakukan perusahaan dalam menangani korban kecelakaan kerja. Cara lain yang ditempuh oleh perusahaan dalam menangani terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan mengikut sertakan para karyawan dalam program jamsostek yang bertujauan untuk meminimal kerugian yang dialami oleh perusahaan dari commit to user terjadinya kecelakaan kerja.
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengertian Jamsostek dalam Undang-undang Nomor 3 Tahu 1992 adalah suatu pelindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja ini memberiakan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang.
Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai dua aspek, antara lain : a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya. b. Merupakan
penghargaan
kepada
tenaga
kerja
yang
telah
menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja.
Peserta Jamsostek Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh) orang tenaga kerja atau membayar upah kepada seluruh tenaga kerjanya paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta ripiah) sebulan. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor : 14 Tahun 1993, wajib mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenagakerja. Upah sebulan adalah upah yang diterima oleh tenaga kerja selam 1 bulan terakhir. c. Jika upah dibayarkan secara harian, maka upah sebulan sama dengan sehari dikalikan 30 (tiga puluh). d. Jika upah dibayarkan secara borongan atau satuan maka upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 3 (tiga) bulan tarakhir. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Jika perusahaan tergantung dari keadaan cuaca yang upahnyadidasarkan pada upah borongan, maka upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir. Ruang lingkup yang diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 meliputi : 1. Jaminan Kecelakaan Kerja. Yaitu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh kematian atau cacat kaerna kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perku adanya jaminan kecelakaan kerja. Gangguan mental akibat kecelakaan kerja sifatnya sanagt relatif sehingga sulit ditetapkan derajat cacatnya maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacat mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bekerja lagi. 2. Jaminan Kematian. Jaminan kematian adalah jaminan yang diberikan kepada keluarga atau ahli waris tenaga kerja yang meninggal bukan akibat kecelakaan kerja. Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) maupun santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). 3. Jaminan Hari Tua. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tertentu (cacat total untuk selama-lamanya). Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah kerena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja daan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari tua dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Secara sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus dibayar kurang dari Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) b. Secara berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima) tahun. 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Pemeliharaan pencegahan
kesehatan
gangguan
adalah
kesehatan
upaya
yang
penanggulangan
memerlukan
dan
pemeriksaan,
pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaan kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaikbaiknyadan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami atau istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang umur maksimum 21 (dua puluh satu) tahuntahun belum menikah atau belum bekerja. Upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan
jika
dibebankan
kepada
perorangan,
maka
sudah
selayaknyan diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui commit to user program jaminan sosial tenaga kerja.
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disamping
itu
pengusaha
tetap
berkewajiban
mengadakan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Dengan diterapkannya program jaminan sosial dalam perusahaan diharapkan tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi pembangunan. Jaminan pemeliharaan kesehatan selain untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya. Pengawasan
terhadap
Undang-undang
ini
dan
peraturan
pelaksanaanya dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan tahun 1948 Nomor 23 dan Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja terdapat beberapa ketentuan umum yang terdapat didalamnya yaitu : 1. Badan penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja. 2. Peserta adalah pengusaha dan tenaga kerja yang ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga kerja. 3. Upah sebulan adalah upah yang sebenarnya diterima oleh tenaga kerja selama satu bulan yang terakhir dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika upah dibayarkan secara harian, maka upah sebulan sama dengan upah sehari dikalikan 30 (tiga puluh). b. Jika upah dibayarkan secara borongan atau satuan, maka upah commit to user sebulan dihitung dari upah rata-rata 3 (tiga) bulan terakhir.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Jika pekerjaan tergantung dari keadaan cuaca yang upahnya didasarkan pada upah borongan, maka upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir. 4. Pelaksanaan pelayanan kesehatan adalah orang atau badan yang ditunjuk oleh badan penyelenggara untuk memberikan pelayanan kesehatan. 5. Menteri
adalah
yang
bertanggung
jawab
dalam
bidang
ketenagakerjaan. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja yang diatur dalam Peratuaran Pemerintah Nomor 14Tahun 1993 bab III pasal 9 adalah sebagai berikut : a. Jaminan kecelakaan kerja yang perincian bersarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana adalah : Kelompok I
: 0,24% dari upah sebulan
Kelompok II : 0,54% dari upah sebulan Kelompak III : 0,89% dari upah sebulan Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan b. Jaminan hari tua, sebesar 5,70%a dari upah sebulan. c. Jaminan kematian sebesar 0,30% dari upah sebulan. d. Jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah to user sebulan bagi tenagacommit kerja yang belum berkeluarga.
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusahaan. Iuran jaminan hari tua sebagaimana dimaksud dalam huruf b, sebesar 3,70% ditangguang oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja. Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan sebagaimana dimaksud dalam huruf d, setinggi-tingginya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Pemerintah mengklasifikasikan jenis karyawan dalam penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja menjadi dua kelompok yaitu : 1. Karyawan tetap 2. Karyawan tidak tetap : a. Tenaga kerja harian lepas b. Tenaga kerja borongan c. Tenaga kerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu. Dalam program jaminan sosial tenaga kerja untuk karyawan tidak tetap terdapat peraturan sendiri yang mengaturnya. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep. 150/Men/1998 yang mengemukakan bahwa : 1. Tenaga kerja harian lepas adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu maupun kontinuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara rutin. 2. Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja waktu yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja. 3. Tenaga kerja kontrak atau tenaga kerja perjanjian waktu tertentu adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan commit userdidasrkan atas kesepakatan dalam tertentu dengan menerima upah to yang
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu. Pemerintah telah menetapkan peraturan yang mengatur petunjuk teknis pendaftaran kepesertaan, pembayaran iuran, pembayaran santunan, dan pelayanan jaminan sosial tenaga kerja yang dimuat dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER-05/MEN/1993 adalah sebagai berikut : 1. Pendaftaran Kepesertaan Setiap pengusaha mengajukan pendaftaran kepesertaan dan mengisi formulir program jaminan sosial tenaga kerja kepada PT. ASTEK (Persero) selaku badan penyelenggara. 2. Pembayaran Iuran Pengusaha harus membayar iuran untuk pertama kali yang dihitung berdasarkan jumlah upah yang tercantum dalam formulir. Iuran setiap buaaln berdasarkan upah bulan yang bersangkutan yang diterima oleh tenaga kerja dibayarkan paling lambat 15 (lima belas) bulan berikutnya kepada badan penyelenggara. Perusahaan menerima bukti pembayaran dari badan penyelenggara. 3. Pelaporan, Pengajuan dan pembayaran Jaminan kecelakaan kerja Pengusaha wajib melaporkan dan mengirimkan laporan Kecelakaan kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara setempat sebagai laporan kecelakaan kerja. Laporan tersebut berfungsi sebagai bahan pengajuan permintaan pembayaran jaminan. 4. Pengajuan dan Pembayaran jaminan Kematian Tanaga kerja meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, pengusaha atau keluarga tenaga kerja mengajukan permintaan pembayaran jaminan kematian kepada badan penyelanggara. 5. Pengajuan dan Pembayaran Jaminan Hari Tua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
Tenaga kerja yang telah menerima pemberitahuan 30 (tiga puluh) hari sebelum usia 55 (lima puluh lima) tahun maka tenaga kerja yang bersangkutan melalui pengusaha mengajukan permintaan pembayaran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara. Berdasarkan pengajuan pembayaran yang diajukan , badan penyelanggara menetapkan dan membayarkan jaminan hari tua secara sekaligus atau berkala sesuai dengan pilihan tenaga kerja yang bersangkutan. 6. Pengajuan dan Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Untuk memberikan pelaksanaan pemeliharaan kesehatan kepada peserta, badan penyelenggara menunjuk pelaksana pelayanan kesehatan yang terdiri dari : a.
Balai pengobatan
b.
Puskesmas
c.
Dokter praktek swasta
d.
Rumah sakit
e.
Rumah bersalin
f.
Rumah sakit bersalin
g.
Apotek
h.
Optik
i.
Perusahaan alat-alat kesehatan
Namun demikian tidak semua perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan karena biasanya perusahaan telah menyediakan sendiri fasilitas pemeliharaan kesehatan untuk para karyawan. Hak dan kewajiban peserta Jamsostek 1. Hak Pengusaha atau Perusahaan. a. Menerima sertifikat atau tanda bukti telah menjadi peserta Jamsostek. b. Menerima bukti penerimaan iuran sebagai bukti pembayaran iuran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
c. Menerima pelayanan yang terbaik dari PT Jamsostek d. Menerima kembali biaya yang telah dikeluarkan terlebih dahulu dalam kasus kecelakaan kerja (reimbursement). 2. Kewajiban Pengusaha. a.
Mendaftarkan seluruh tenaga kerjanya dalam program Jamsostek sesuai ketentuan perundangan.
b.
Melaporkan dengan benar data tentang tenaga kerja, upah, perubahan tenaga kerja maupun upah seta perubahan jenis usaha.
c.
Melaksanakan pembayaran iuran bulanan tepat waktu (paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya) dan besarnya iuran sesuai dengan jumlah upah yang dibayar setiap bulan.
d.
Mencatat setiap penambahan dan pengurangan tenag kerja serta perubahan upah dan melaporkan ke PT Jamsostek (Persero) setiap bulan.
e.
Pengusaha wajib melaporkan pula perubahan mengenai : 1. Alamat perusahaan. 2. Kepemilikan perusahaan. 3. Jenis atau badan usaha. 4. Jumlah tenaga kerja dan keluarga. 5. Besarnya upah setiap tenaga kerja.
3. Hak Tenaga Kerja. a. Menerima kartu Jamsostek dan kartu pemeliharaan kesehatan. b. Menerima jaminan dan santunan : commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Yang berupa uang, terdiri dari :
Jaminan Kecelakan Kerja (JKK)
Jaminan Kematian (JK)
Jamina Hari Tua (JHT)
2. Yang berupa pelayanan, yaitu Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) 4. Kewajiban Tenaga Kerja. a. Memberikan data pribadi dengan jelas dan benar pada saat didaftarkan. b. Bagi tenaga kerja yang sudah menjadi peserta, bila pindah pekerjaan harus melaporkan nomor peserta Jamsosteknya kepada perusahaan yang baru. D. Pengajuan Klaim Pengajuan klaim untuk dapat sampai kepada PT. Jamsostek merupakan suatu proses dan melewati prosedur yang sudah ditentukan. Pengertian proses menurut SP. Saigian adalah suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung terus menerus, biasanya dibagi menjadi tahap-tahap tertentu yang berdiri sendiri. Pentahapan ini dapat dibuat berdasrkan jangka waktu, biaya atau hasil tertentu yang diharapkan akan diperoleh (1983 : 3) Pengertian prosedur telah banyak diungkapkan oleh para ahli, dengan latar belakang keahlian yang berbeda,namun inti dari pengertian prosedur sama. Menurut The Liang Gie (2000 : 187) prosedur merupakan suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. Misalnya prosedur membuat surat pada suatu perusahaaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan mengenai cara menyusun konsep suratnya, cara mengetiknya pada kertas surat, atau cara commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menakliknya yang kesemuannya telah pasti. Rangkaian prosedur menjadi suatu sistem. Menurut MC. Maryani (2008 : 43) : Pengertian dari prosedur adalah serangkaian dari tahapan – tahapan atau arut – urutan dari langkah – langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk mengendalikan pelaksanaan kerja agar efisiensi perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan sebuah petunjuk tentang prosedur kerja. Dengan adanya prosedur maka membuat pekerjaan kantor dapat dilaksanakan dengan
lebih lancar.sehingga waktu penyelesaian lebih cepat.
Prosedur juga memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan telah dilakukan. Prosedur menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain. Dengan adanya prosedur maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik, dan tentu saja hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi perusahaan. Dalam sebuah prosedur yang baik mempunyai prinsip diantaranya sederhana,tidak terlalu rumit dan berbelit – belit. Prosedur yang baik akan mengurangi beban pengawasan karena penelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah – langkah yang ditetapkan. Prosedur yang ditetapkan haruslah prosedur yang menghemat gerakan atau tenaga kerja. Pembuatan prosedur harus memperhatikan pada arus pekerjaan dan dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal – hal yang sifatnya mendesak. Penyajian prosedur bisa dilakukan secara tertulis bisa juga ditampilkan dalam bentuk bagan atau diagram. Ada 3 bagan dalam prosedur, yaitu : 1. Bagan aliran kerja atau bagan proses Bagan ini menunjukkan secara rinci langakah – langkah dalam suatu proses pekerjaan. Langkah – langkah bagan ini ditunjukkan dalam bentuk simbol dan disusun secara vertikal. 2.
commit to user Bagan gerak atau bagan layout
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan ini menggambarkan gerakan pekerjaan dalam suatu ruangan. Bagan digambarkan pada sebuah layout kantor, sehingga gerakan diukur dalam hubungannya dengan faktor fisik. Alur pekerjaan digambarkan dengan garis yang menghubungkan dengan beberapa unit kerja yang sudah dilalui. 3. Bagan arus Bagan
ini
menggambarkan
aliran
atau
arus
kegiatan
dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Perjalanan dari dokumen – dokumen serta tembusannya dari suatu tempat bagian ke bagian lainnya sangat jelas digambarkan dalam bagan ini. Pengertian klaim menurut bahasa perbankan adalah “ Permintaan ganti rugi dari pihak tertanggung sesuai dengan kerugian yang dipertanggungkan berdasrkan polisnya”. (Purwoko dkk, 1996 :86) Pengertian polis berdasarkan bahasa perbankan adalah “kontrak tertulis antara pihak tertanggung dengan pihak penanggung mengenai pengalihan resiko yang memuat syarat tertentu, seperti jumlah pertanggungan, jenis resiko dan jangka waktu”.(Purwoko dkk,1996 : 139)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENGAMATAN
Metode pengamatan ini mendasarkan pada pendapat H.B Sutopo (2002), sangat
diperlukan
guna
mempermudah
penulis
dalam
melaksanakan
pengamatannya. 1. Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan merupakan tempat dimana pengamatan dilaksanakan dan tempat diperolehnya sejumlah data yang dibutuhkan dari masalah yang akan diamati. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi di dalam usaha untuk menyatakan suatu kebenaran data. Dalam pengamatan ini mengambil kasus di PT. Solo Kawistara Garmindo yang berlokasi Gagak Sipat Boyolali. Adapun alasan penulis untuk memilih lokasi tersebut karena dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Lokasi tersebut merupakan tempat magang. b. Untuk mengatahui pelaksanaan program jaminan keselamatan dan kecelakaan kerja pada PT. Solo Kawistara Garmindo. c. Diberikan ijin untuk mengadakan pengamatan ditempat tersebut.
2. Jenis Pengamatan Jenis Pengamatan ini mengacu pada sumber data yang digunakan, maka pengamatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata tertulis maupun lisan dari yang disusun dalam kalimat. Misalnya hasil wawancara dari informan. Ciri metode pengamatan deskriptif menurut H.B Sutopo (2002 : 111) yaitu : commit to user pada pendeskripsian secara rinci pengamatan kualitatif studi kasusnya mengarah
25
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. 3. Sumber Data Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Pemilihan berbagai sumber data harus tepat menyangkut kelengkapan data dan informasi bahan yang akan diteliti. Adapun sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini menurut H.B Sutopo (2002:49-54) secara menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Narasumber (informan) Dalam pengamatan posisi sumber data manusia sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi sehingga kedudukan nara sumber bukan sebagai responden melainkan sebagai informan. Cara mendapatkan informasi di PT. Solo Kawistara Garmindo dapat diperoleh dengan: 1.
Berbicara dengan Bagian HRD, Mbak Kustina Martanti.
2.
Berbicara langsung dengan staf administrasi produksi mbak Sinta dan petugas poliklinik mbak Candra Dewi Setyaningrum.
3.
Berbicara langsung dengan beberapa rekan kerja lainnya sebagai informan yang dapat memberikan informasi yang menunjang.
b. Peristiwa atau aktivitas Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku di lingkungan PT. Solo Kawistara Garmindo sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran pengamatan. Peristiwa sebagai sumber data sangat beragam, bisa aktivitas rutin yang berulang. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktifitas bisa mengetahui yang yerjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. c. Dokumen dan arsip commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu, yaitu merupakan rekaman tertulis (bisa berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa tertentu). Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diamati dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen dan arsip-arsip, baik yang secara langsung ataupun tidak langsung. Sehigga untuk memperoleh data, dapat dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku, peraturan-peraturan,
arsip-arsip,
serta
dokumen-dokumen
maupun
literature yang ada pada PT. Solo Kawistara Garmindo yang berhubungan dengan masalah yang ditelit sehingga penulis akan lebih mudah untuk melakukan proses pengamatan. Tidak hanya sekedar mencatat apa yang ditulis tetapi juga menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah dan membantu penulis untuk mendukung pengamatan ini berdasarkan teknik pengumpulan data menurut H.B Sutopo (2002 : 58-72) dengan cara : a. Wawancara Merupakan pengumpulan data yang sangat penting, yaitu berupa manusia dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Pengumpulan data melalui wawancara ini digunakan penulis agar mendapatkan keteranganketerangan lisan melalui komunikasi langsung atau tanya jawab. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang terarah , terpimpin dan mendalam sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti guna memperoleh hasil berupa data dan informasi yang lengkap dan seteliti mungkin. Dalam hal ini penulis telah mewawancarai HRD dan staf-staf maupun beberapa karyawan PT. Solo Kawistara Garmindo. b. Observasi
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yng diselidiki. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengadakan pengamatan langsung berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan pegawai. Beberapa observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa lokasi, benda, perbuatan, kejadian atau peristiwa, dan waktu. Pengamatan dilakukan pada waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi pada PT. Solo Kawistara Garmindo guna memperoleh gambaran nyata kondisi yang ada pada lokasi pengamatan. c. Mengkaji Dokumen dan arsip Teknik pengumpulan data dengan cara mencari referensi buku, membaca, mempelajari buku-buku, maupun dokumen-dokumen literature yang ada di PT. Solo Kawistara Garmindo kemudian memilih dokumen yang berhubungan dengan permasalahan sehingga penulis akan lebih mudah untuk melakukan proses pengamatan.
5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipakai dalam pengamatan ini adalah analisis data kualitatif, dimana analisis data kualitatif merupakan pengolahan data berupa pengumpulan data, penguraiannya kemudian membandingkan dengan teori yang berhubungan masalahnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan analisis data kualitatif. Analisis dalam pengamatan kualitatif menurut H.B Sutopo (2002 : 9193), terdiri dari tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan. a. Reduksi Data Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses selektif,
pemfokusan,
penyederhanaan commit to user
dan
abstraksi
data
dari
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengumpulan data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. b. Sajian Data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam bentuk narasi yang memungkin simpulan pengamatan dapat dilakukan, sajian ini disusun secara secara logis dan sistematis sehingga mudah dibaca, mudah dipahami. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan. Dengan melihat penyajian data, penulis akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis data. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat berbentuk seperti jenis matriks, gambar/skema, dan tabel sebagai pendukung narasinya. c. Penarikan Simpulan Pada awalnya pengumpulan data peneliti harus memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi yang didasarkan pada semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Kemudian pada awal penarikan simpulan kurang jelas kemudian meningkat secara eksplisit dan mempunyai landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI PT. SOLO KAWISTARA GARMINDO A. Sejarah PT. Solo Kawistara Garmindo PT. Solo Kawistara Garmindo pada mulanya didirikan oleh ibu Ira Koesnadhi pada tahun 2005 yang merupakan perusahaan perseorangan dan dikelola secara turun temurun, usaha garmen ini terletak di Ds. Gagak sipat 02/01, Ngemplak, Boyolali 57375. Usaha Garmen ini bersekala internasional dan memngutamakan kualitas barang sesuai visi dan misinya yaitu : 1. Mengutamakan kualitas dan pengiriman 2. Menjadi produsen garmen yang berorientasi ekspor yang berbasis di Surakarta, Indonesia 3. Menjadi produsen garment yang canggih yang berlokasi di Jawa Tengah, dekat dengan bandara Adi Soemarmo, Surakarta Jenis-jenis Produksi yang dihasilkan PT. Solo Kawistara Garmindo diantaranya berupa jaket celana dll. Dengan bahan produksi berupa kain accessories seperti benang, zipper, kancing dll. Produksi Garment dilakukan setiap hari dengan menggunakan mesin obras, mesin jahit JUKI, brother, mesin Bartex, Mesin Potong, Boiler. Sedangkan tujuan produksi PT. Solo Kawistara Garmindo yaitu ke Eropa dan Amerika. B. Job Discription PT. Solo Kawistara Garmindo Dalam industri ini terdapat beberapa bagian penting yang saling berinteraksi satu sama lain dan terbagi dalam beberapa departemen atau bagian terpisah yang dipimpin oleh commit seorangto user kepala departemen atau manajer.
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa industri garmen di Indonesia, masing - masing mempunyai istilah dan nama tersendiri sesuai dengan fungsi, ukuran dan kapasitasnya.Secara garis besar alur proses bisnis secara keseluruhan dalam industri garmen adalah sebagai berikut :
Alur proses industri garmen secara keseluruhan
Sumber : PT. Solo Kawistara Garmindo 1. Marketing dan Merchandiser
Bagian marketing dan merchandiser terpisah, tetapi ada juga industri garmen
yang
menggabungkannya
dalam
satu
departemen.
Seorang
merchandiser mempunyai beberapa job description diantaranya: a. Menerima dokumen commitbuyer to userdari bagian marketing berupa:
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
size specification, original sample dan fabric sample. b. Membuat purchase requisition dan memo untuk melakukan order material ke bagian gudang atau store. c. Melakukan counter check kesiapan material atau bahan baku mulai dari fabrics, benang dan aksesori (trim, embroidery, printing, hang tag, label ). d. Melakukan koordinasi dengan produksi bagian cutting, sewing, finishing serta QC / QA. e. Khusus industry garmen yang melakukan kerjasama dengan subcont , merchandiser melakukan follow up perhitungan YY ( yield yardage ) untuk costing, sample, tech sample, PPS dan menyiapkan request sample.
2. Bagian Perencanaan ( Planing )
Di industri garmen ini sering menggunakan beberapa nama atau istilah bagian diantaranya : PPIC ( Production Planning and Inventory Control ) atau PPC ( Production Planning Control ) yang mempunyai job description yaitu : 1. Membuat detail order berdasarkan informasi dari mechandiser atau marketing. 2. Membuat perencanaan produksi dan pengapalan (shipment ). 3. Membuat perencanaan konsumsi material, benang dan aksesori. 4. Merencanakan Bill of Material dan kebutuhan bahan baku.
Ketika menerima order dari buyer departemen marketing melakukan hubungan dengan departemen
PPIC /
kontrak pemesanan berupa
PPC serta merchandiser dan mengirimkan order
booking
plan.
Setelah
mendapatkan
informasi tersebut bagian ini menyebutnya “ Detail Order “ atau “Booking Order “ yang kemudian didistribusikan ke bagian lain yaitu : sample room, commit to user cutting, Quality Control / Quality Assurance.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pattern Maker Tugas utama dari bagian ini adalah membuat dan menggandakan pola, serta menyusun panel dalam marker untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan fabrics. Pada saat order baru datang, bagian ini menerima detail order dan mini marker dari buyer ( hanya buyer tertentu yang memberikan mini marker ). Mesin Gerber Garment Technology (GGT) akan melakukan editing mini marker ntuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik dari marker tersebut. Dengan efisiensi yang optimal maka konsumsi material juga akan lebih optimal, selama masih dalam batas toleransi dan allowance. Biasanya efisiensi marker berkisar 75 –80%. Jika buyer tidak memberikan mini marker, mesin Gerber akan membuat marker sendiri dengan spesifikasi dari buyer. Mini marker biasanya dicetak dalam kertas A4 dan didistribusikan ke bagian cutting. Cutting akan menyusun
cutting
list,
material
consumption,
spreading report dan material report. Setelah mini marker disetujui oleh pimpinan cutting dan menerima material consumption dari cutting, pola dicetak dengan marker yang berukuran aktual dengan mesin GG. 4. SAMPLE ROOM Bagian ini mempunyai tangung jawab dalam membuat sample produk garmen sebelum masuk ke bagian produksi. Sample room bersifat independen karena bagian lain tidak terlibat dalam proses pembuatan sample ini. Setelah menerima original sample dari buyer bagian ini akan membuat sample dengan menggunakan
fabrics
yang
karakteristiknya
mirip
dengan
material
sesungguhnya, sample ini disebut counter sample yang kelak akan didiskusikan dengan buyer. Setelah buyer setuju kemudian bagian ini membuat Pre Production Sample (PPS) dengan menggunakan fabrics sesuai spesifikasi dari buyer. PPS ini kemudian didstribusikan ke Marketing, representative buyer, maupun ke buying agent. Dari PPS ini sample room akan menentukan proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan aksesories maupun attachment yang commit to user digunakan dengan koordinasi dengan bagian Industrial Engineering.
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. QUALITY CONTROL
Beberapa job description dari bagian pengawasan kualitas ini adalah:
a. Melakukan koordinasi dengan perwakilan buyer ketika order datang dalam hal memastikan kualitas produk garmen. b. Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku (fabrics dan benang) c. Melakukan pemeriksaan production pilot dan produk dari produksi massal. d. Biasanya QC akan memproduksi beberapa produk sebagai sample dan membandingkannya dengan PPS, jika production pilot memiliki hasil produksi yang bagus baru produksi massal dapat dimulai. Biasanya ada beberapa sub dari bagian ini: e. QC in line QC atau Roving QC adalah personel QC yang berada di setiap line dan melakukan pengecekkan di setiap operasi sewing. f. QC end line, adalah personel QC yang berada di ujung proses sewing line dan memeriksa satu bagian produk garmen secara keseluruhan. Jika dijumpai cacat produk
atau defect akan
dikembalikan ke sewing line dengan segera untuk dilakukan perbaikan. g. Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan ada yang berdiri sendiri atau dibawah bagian QC. Biasanya QA ada di bagian Finishing dan berkordinasi dengan QC line.
6. INDUSTRIAL ENGINEERING
Merupakan salah satu bagian terpenting dalam bisnis proses industri garmen secara keseluruhan. Bagian Industrial Engineering (IE) mempunyai job commit to user deskripsi:
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Menentukan waktu yang diperlukan dan target proses cutting per style setiap hari dengan menggunakan standar waktu dan standar metode kerja sebagai referensi.
b. Melakukan
pengumpulan
data
aktual
produksi
dan
membandingkannya dengan standar waktu untuk menghitung efisiensi operator dan utilisasi. c. Melakukan
audit
apakah
semua
pekerjaan
di
bagian
produksi (cutting,sewing,finishing) dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. d. Melakukan penjabaran proses bersama bagian produksi (Sewing Manajer, Sewing Line Supervisor ) untuk menentukan mesin dan operator yang diperlukan . e. Melakukan time study untuk masing masing proses, pada saat pilot project berlangsung maupun pada saat proses untuk mass production berlangsung. f. Melakukan analisa kinerja sewing line dengan membandingkan data produksi aktual dan membandingkan dengan waktu standar. g. Melakukan analisa Statistic Process Control untuk menentukan proses operasi yang bersifat kritikal. h. Perencanaan finishing, menentukan penjadwalan proses transfer dari sewing line ke bagian produksi.
7. CUTTING
Bagian ini merupakan bagian pertama dalam proses produksi yang mempunyai job utama memotong material meliputi : fabrics, lining
atau
interlining untuk dijadikan panel yang siap untuk dilakukan proses penjahitan. Perlakuan dan teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergantung dari karakteristik fabrics. Maka dari itu pada bagian ini diperlukan skill operator yang bagus dan mempunyai keahlian yang diatas standar. Dalam melakukan commit to user pekerjaannnya bagian ini berkerjasama dengan planning , sample
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
room dan pattern maker. Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian ini dimulai dengan proses transfer material dari gudang fabrics yang berada di bagian terpisah. Setelah menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan beberapa tahapan proses diantaranya : a. Spreading : fabric digelar secara manual atau dengan alat bantu berdasarkan karakteristik fabrics. b. Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa panel. c. Repinning : menyusun kembali panel yang sudah dipotong ke dalam beberapa block, perlakuan ini dikhususkan fabrics dengan corak bergaris atau kotak. d. Numbering : penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan tujuan untuk menghindari permasalahan
diproses
selanjutnya pada saat penggabungan panel, misalnya : jika dijumpai warna belang , corak tidak sesuaidll. e. Bundling
:
melakukan
proses
pengelompokkan
panel
berdasarkan tipe fabrics, ukuran, warna dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing masing panel pada saat dijahit. f. Ironing : menyetrika interlining sebelum proses fusing dan mengabungkan dengan fabrics. Tujuan proses ini adalah untuk merekatkan dan menempelkan interlining pada panel. g. Fusing : memanaskan dan mengepres panel dan interlining, dilakukan setelah panel fabrics dan interlining di setrika dan diberi
kode.
Tujuannya
adalah memperkuat daya rekat
interlining terhadap panel. h. Embroidery : secara umum bordir adalah merek atau label dari buyer yang direkatkan pada panel. Biasanya proses ini dilakukan oleh sub contractor. i. Sloper : Mengepaskan / Refitting panel terhadap proses pola. to user j. Loading ke sewingcommit : mengirim potongan panel dan komponennya
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam bundle ke bagian sewing . 8. SEWING
Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garmen dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak. Sewing bekerja sama dengan Planning memberikan Detail Order (DO) termasuk comment dari buyer. 1. Planning memberikan material requesition (MR) yang memuat materi yangdibutuhkan. Planning memberikan seluruh informasi dari buyer ke bagian sewing berupa comment atau tambahan informasi mengenai sample. Dan sample yang telah disetujui oleh buyer tersebut menjadi referensi bagi sewing. 2. Panel yang telah dipotong dan di beri fusing di transfer ke bagian sewing dan dilakukan per style atau per lot untuk menghindari tercampurnya panel satu jenis dengan jenis lainnya. 3.
PPS atau pilot adalah contoh garmen yang dibuat oleh line pilot atau supervisor atau berdasarkan sample yang telah disetujui buyer. Tujuan dibuatnya PPS adalah menjahit,
menentukan
time
untuk
menemukan kesulitan saat
study, menentukan work study ,
keakuratan spesifikasi ukuran , dan sebagai petunjuk untuk membuat pre lay out mesin. 4. Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala departemen sewing, sample room memberikan
dan
QC
buyer.
Masing
masing
pihak
tersebut
informasi tambahan, menentukan proses kritikal dan commit to user memberikan solusi atau metode kerja yang benar berkenaan dengan
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat kesulitan produk yang akan dibuat. 5. Bagian Industrial Engineering akan terlibat dalam proses tersebut dengan memberikan gambaran mengenai hasil time study dan method study serta lay out mesin. Setelah semua proses tersebut dilalui, manajer sewing akan memberikan keputusan bahwa proses produksi massal segera dimulai.
9. FINISHING
Merupakan bagian terakhir dari urutan proses produksi yang mempunyai tugas utama
memastikan bahwa produk yang akan dikirim
dalam keadaan yang baik dan sempurna dari segi mutu, penampilan dan kesesuaian dengan spesifikasi pengepakkan yang telah ditentukan oleh buyer. Tahapan proses yang pada umumya dilakukan oleh beberapa produsen garmen adalah: a. Bahan baku dalam proses finishing berupa brand label, price tag ditransfer dari store dan dilakukan pencatatan. b. Button hole process menggunakan mesin button hole dimana ukuran lobang disesuaikan dengan spesifikasi ukuran yang ditentukan buyer. c. Attach button adalah proses memasang kancing dengan button stitch machine. d. Attach shoulder pad, hanya style tertentu yang menggunakan shoulder pad, tergantung dari design. Proses ini menggunakan mesin bartack atau button stitch machine yang dimodifikasi e. Trimming, membuang semua sisa benang yang masih menempel pada garmen. Ada juga garmen yang dilakukan proses pembersihan kotoran berupa debu, sisa benang, sisa fabrics dengan menggunakan blower. f. Metal Detector, memasukkan produk garmen kedalam alat untuk memindai adanya logam atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan customer misalnya: patahan jarum jahit. Proses commit to user ini merupakan proses sampling dan bersifat optional .
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Ironing, atau proses setrika dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :
1. Melakukan kontak setrika langsung dengan garmen contohnya yang terbuat cotton. 2. Steam iron, dengan menggunakan uap panas untuk menghindari kekerutan fabrics misalnya viscose. Khusus garmen yang terbuat dari soft fabric yang mudah kerut, proses penyetrikaan
dilakukan
setelah
ditransfer
dari
sewing
sebelum pembuatan lubang kancing, a) Memasang identitas produk garmen berupa : 1. Price tag , label harga jual garmen di toko atau retail. 2. Hang Tag , memuat merk atau logo produsen . 3. Brand label atau label yang memuat lambang atau logo atau merek. b) Garmen dilipat secara manual sesuai dengan detail dari buyer dan tidak semua produk garmen dilipat karena ada garmen yang digantung dengan memakai hanger. c) Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk menghindari debu dan pemasangan stiker di polybag. d) Produk akhir / finish good siap dikirim ke packing untuk dipack dengan kardus. Peranan bagian Quality Control di area finishing biasanya dilakukan setelah proses trimming atau proses setelah pamasangan label sebelum masuk ke polybag. Fungsi QC lebih cenderung sebagai penjamin mutu barang sebelum dikirim ke packing atau sebagai Quality Assurance. Dalam setiap line di finishing ditempatkan seorang QC operator untuk menjamin kualitas garmen yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan buyer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil pengamatan yang didapat oleh penulis, Penerapan Program Jaminan Kecelakaan Kerja sangat penting sehingga perlu diperhatikan ketentuan yang harus dipenuhi yaitu bagaimana cara pembayaran iuran dan besar iuran jamsostek, bagaiman cara pelaporan kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan, bagaimana proses pengajuan klaim terhadap peristiwa kecelakaan tersebut maupun pemberian santunan dari pihak Jamsostek kepada para karyawan yang mengalami kecelakaan. A. Tata cara Pembayaran Iuran Jamsostek 1. PT. Solo Kawistara Garmindo harus membayar iuran untuk pertama kali yang dihitung berdasarkan jumlah upah yang tercantum dalam formulir 1(pendaftaran perusahaan) dan 1a (pendaftaran tenaga kerja). 2. Iuran setiap bulan dibayarkan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya berdasarkan upah yang diterima oleh tenaga kerja yang bersangkutan. 3. PT. Solo Kawistara Garmindo akan menerima bukti pembayaran iuran dari PT Jamsostek (Persero) Klaten. 4. Setelah iuran data upah tenaga kerja diterima secara lengkap oleh PT Jamsostek (Persero) Klaten, paling lambat 7 (tujuh) hari akan memberitahukan kelebihan dan kekurangan pembayaran iuran kepada perusahaan. 5. PT. Solo Kawistara Garmindo menyampaikan formulir jamsostek 2a (daftar upah tenaga kerja) kepada PT Jamsostek (Persero) setempat secara periodik selambat-lambatnya 6(enam) bulan sekali. 6. Penyetoran iuran dapat dilakukan melalui: a. Bank. b. Giro Pos. c. Kantor Jamsostek.
commit to user
40
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Besarnya iuran Jamsostek 1. Iuran jaminan Kecelakaan kerja (JKK) dibayarkan sepenuhnya oleh pengusaha, besarnya berkisar antara 0,24% s/d 1,74% dari upah sebulan tergantung dari jenis usaha utama. 2. Iuran jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,7% dibayar bersama oleh pengusahaa sebesar 3,7% dan tenaga kerja sebesar 2% dari upah sebulan. 3. Iuran jaminan kematian (JK) ditanggung oleh pengusaha sebesar 0,3%. Kepesertaan program Jamsostek yang apabila tidak mengalami kecelakaan kerja selama 5(lima) tahun dapat menjadi tabungan yang dapat diambil oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Pengambilan tabungan harus sesuai dengan syarat yaitu keluar atau berhenti dari perusahaan, tetapi apabila tidak berhenti maka dapat dilanjutkan menjadi Jaminan Hari tua jika berumur 55 tahun. B. Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja dan Pengajuan Klaim. PT. Solo Kawistara Garmindo memberikan himbauan kepada para karyawan supaya segera melaporkan kepada perusahaan apabila terjadi kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian dan resiko atas pekerjaan yang menjadi kewajinbannya.
Upaya
tersebut
bertujuan
untuk
menanggulangi
dan
mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan supaya segera mendapat penanganan medis. Kecelakaan dapat terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan selama karyawan tersebut masih dalam waktu kerja. Apabila terjadi pada waktu kerja di dalam perusahaan, karyawan dapat langsung dibawa ke poliklinik yang dimiliki oleh perusahaan. Poliklinik bertugas memberikan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan,
apabila kecelakaan yang terjadi cukup parah dan
poliklinik tidak sanggup maka karyawan yang mengalami kecelakaan akan dibawa ke rumah sakit. Berbeda dengan penanganan kecelakaan yang terjadi di luar area perusahaan, kemungkinan terjadi pada saat berangkat ataupun pulang commit to user kerja.
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Alur pelaporan kecelakaan dan pengajuan klaim yang terjadi adalah sebagai berikut :
KARYAWAN
KEPALA MASING-
POLIKLINIK /
MASING BAGIAN
RUMAH SAKIT
PROSES JAMSOSTEK
PERSONALIA
Sumber : PT. Solo Kawistara Garmindo
Dari gambar alur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada saat karyawan mengalami kecelakaan, karyawan atau siapa saja secepatnya melapor ke kepala bagian. 2. Kepala bagian melaprkan kepada Bagian personalia dan karyawan yang mengalami kecelakaan mendapatkan pertolongan pertama di klinik yang berada di perusahaan. 3. PT Solo Kawistara Garmindo melalui Bagian Personalia mengisi dan mengirimkan formulir Jamsostek 3 kepada PT Jamsostek (Persero) daerah Klaten sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan. 4. PT Solo Kawistara Garmindo selanjutnya melaporkan kecelakan tahap II kepada PT Jamsostek (Persero) daerah Klaten dengan mengisi formulir 3a dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah menerima surat keterangan dokter (formulir jamsostek 3b) yang menerangkan : a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir b. Keadaan cacat sebagian untuk selama – lamanya commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Keadaan cacat total tetap untuk selama – lamanya baik fisik maupun mental d. Meninggal dunia. 5. Formulir
jamsostek
3a
berfungsi
sebagai
pengajuan
permintaan
pembayaran jaminan kecelakaan kerja yang harus disertai dengan bukti – bukti sebagai persyaratan : a. Surat keterangan dokter dari Rumah Sakit, PT Solo Kawistara Garmindo apabila kecelakaan terjadi di lingkungan perusahaan biasanya dirujuk ke Rumah Sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) walaupun belum bekerjasama secara penuh. Apabila terjadi di luar lingkungan perusahaan ataupun di jalan, karyawan korban kecelakaan akan di bawa ke Rumah Sakit terdekat dengan tempat kejadian. b. Berita acara yang merupakan kronologi terjadinya kecelakaan beserta fotocopy KTP saksi yang menyaksikan terjadinya kecelakaan. c. Fotocopy KTP karyawan yang mengalami kecelakaan. d. Fotocopy Kartu Peserta Jamsostek (KPJ). e. Fotocopy absensi kerja. f. Kuitansi rincian biaya pengobatan dan perawatan serta kuitansi pengangkutan atau transportasi. 6. PT Jamsostek daerah Klaten memberikan santunan dan penggantian biaya kepada karyawan korban kecelakan yang diwakilkan oleh Bagian Personalia PT Solo kawistara Garmindo. Poliklinik merupakan penanganan pertama saat terjadinya kecelakaan kerja yang kemudian akan diteruskan dibawa ke Rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Berbeda dengan penanganan kecelakaan kerja yang terjadi di luar area perusahaan, pasti langsung dibawa ke Rumah sakit terdekat supaya langsung mendapat pertolongan medis. Dalam pelaporannya sama dengan kecelakaan yang terjadi di dalam perusahaan, karyawan juga wajib melapor kepada perusahaan. commit to user C. Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
Pemberian santunan kepada karyawan oleh PT Jamsostek (Persero) yang mengalami kecelakaan kerja diberikan setelah semua syarat dan proses – proses pengajuan klaimnya telah dipenuhi, Sebagai bentuk penggantian atas kerugian yang dialami oleh karyawan dalam proses menjalankan tugasnya sebagai tenaga kerja dalam Perusahaan. Pemberian santunan berbeda – beda sesuai dengan besar kerugian yang dialami oleh karyawan yang tertimpa kecelakaan. Berikut besar pemberian santunan yang diberikan : 1. Santunan a. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 bulan pertama 100% x upah sebulan, 4 bulan kedua 75 % x upah sebulan dan bulan seterusnya 50% x upah sebulan. b. Santunan Cacat : i. Santunan cacat sebagian untuk selama – lamanya dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dengan besarnya % sesuai tabel x 60 bulan upah. ii. Santunan cacat total untuk selama – lamanya dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santuna adalah : Santunan sekaligus sebesar 70% x 60 bulan upah Santunan berkala sebesar Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) selam 24 bulan. c. Santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dengan besarnya santunan adalah % berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 60 bulan upah. i. Santunan sekaligus sebesar 60% x 60 bulan upah, sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian. ii. Santunan berkala sebasar Rp 25.000(dua puluh lima ribu rupiah) selam 24 bulan. iii. Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah). 2. Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. commit to user a. Dokter
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Obat c. Operasi d. Rontgen, laboratorium e. Perwatan puskesmas, rumah saki umum kelas I f. Gigi g. Mata h. Jasa tabib atau sinshe atau tradisional yang telah mendapatkan ijin resmi dari instansi yang berwenang. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan tersebut dibayarkan maksimum Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah). 3. Biaya rehabilitaasi harga berupa penggantian pembelian alat bantu (orthose) dan atau alat pengganti (prothese) diberikan satu kali setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso Surakarta dan ditambah 40%(empat puluh persen) dari harga tersebut. 4. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Besarnya santunan dan biaya pengobatan atau perawatan sama dengan 1 dan 2. 5. Ongkos pengangkutan tenaga kerja dari tempat kejadian kecelakaan kerja ke rumah sakit diberikan penggantian biaya sebagai berikut : a. Menggunakan jasa angkutan darat, sungai maksimum sebesar Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) b. Menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) c. Menggunakan jasa angkutan udara maksimum sebesar Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). D. Contoh Kecelakaan Kerja yang terjadi di PT Solo Kawistara Garmindo. Dalam menggambarkan contoh nyata dalam pelaksanaan program jaminan kecelakaan dan keselamatan kerja yang pernah dialami oleh salah seorang karyawan PT Solo Kawistara Garmindo, berikut merupakan contoh kejadian kecelakaan dan cara penanganannya : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Hari selasa 31 Januari 2012 pukul 07.00 WIB telah terjadi kecelakaan bermotor yang menimpa Sdri. Ratmi Aryanti pada saat perjalanan akan berangkat kerja menuju PT Solo Kawistara Garmindo. Kecelakaan yang berada di jalan Gagak Sipat Ngemplak Boyolali. Kondisi jalan yang memang dalam keadaan ramai karena lalulintas para pengguna jalan. Korban yang mengendarai sepeda motor dari arah barat, terserempet sepeda motor lain yang berlawanan arah. Pihak keluarga korban menghubungi perusahaan. Korban mengalami luka pada jari kelingking tangan kanan, karena tempat kejadian dengan PT Solo Kawistara Garmindo tidak terlalu jauh maka korban dibawa ke Rumah sakit Karima Utama, Sukoharjo (2 km dari tempat kejadian) oleh pihak perusahaan. Korban mendapatkan pertolongan pertama yaitu tindakan medis untuk menghentikan pendarahan dan membersihkan luka. Dari luka yang diderita oleh korban, pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan operasi supaya tidak terjadi infeksi. Operasi dilakukan pada sore harinya dikarenakan dokter yang berwenang tidak sedang bertugas. Setelah kondisi korban sudah membaik pasca operasi, korban diperbolehkan untuk kembali pulang dan diberi waktu untuk istirahat selama 7 hari untuk pemulihan kondisi kesehatannya. Menurut kronologi terjadinya kecelakaan, Sdri. Ratmi Aryanti mendapatkan santunan dari pihak PT Jamsostek. Setelah terjadinya kecelakaan pihak keluarga didampingi dengan saksi yang melihat kejadian melaporkan kepada PT Solo Kawistara Indo Garmindo untuk ditindak lanjuti. Pihak kluarga menyerahkan Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) korban dan memberikan kronologi kejadian dengan minimal 2 orang saksi untuk mengisi surat pernyataan kesaksian guna melengkapi formulir tahap I. Setelah korban dirawat di Rumah sakit, mengisi formulir tahap II yang berisi data karyawan yang mengalami kecelakaan,tempat dan tanggal terjadinya kecelakaan, total biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Formulir yang wajib dilaporkan 2x 24 jam setelah dinyatakan sembuh, selain juga sebagai pembayaran jaminan kecelakaan kerja. Proses pengajuan klaim yang dilakukan PT Solo Garmindo yang berperan commit to user sebagai mediator untuk bisa mendapatkan penggantian kerugian yang dialami
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh korban. Pengajuan dengan cara mengirimkan formulir Jamsostek I untuk melaporkan bahwa alah seorang karyawan telah mengalami kecelakaan. Setelah korban dinyatakan sembuh, pihak PT Solo Kawistara Garmindo mengirimkan formulir tahap II. Penagajuan klaim harus melampirkan syarat-syarat yaitu : 1. Data karyawan : Fotocopy kartu peserta jamsostek (KPJ) dan KTP Sdri. Ratmi Ariyanti 2. Surau keterangan dokter, Rumah sakit Karima Utama di Sukoharjo 3. Fotocopy absensi kerja 4. Berita acara polisi (kronologi) 5. Fotocopy KTP saksi 6. Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta biaya pengangkutan Sdri. Ratmi Ariyanti. Setelah pihak PT Solo Kawistara Garmindo mengirimkan persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan oleh PT Jamsostek (Persero) dan menyetujui klaim yang diajukan sebagai balasannya pihak PT Jamsostek memberikan penggantian kerugian yang ditibulkan dari kecelakaan yag telah menimpa Sdri. Ratmi Ariyanti. Besar penggantian biaya yang diberikan PT Jamsostek (persero) adalah: 1. Biaya pengankutan Sdri. Ratmy ariyanti dari tempat kecelakaan sampai ke rumah sakit Karima Utama seniali Rp 100.000 2. Biaya pengobatan senilai Rp 364.000 3. Biaya operasi senilai Rp 2.333.000 Selama tenaga kerja izin penyembuhan tidak dapat masuk kerja, pihak perusahaan memberikan santunan sebesar Rp 6.000,- x 7 hari = Rp 21.000,E. Fasilitas Keselamatan Kerja yang diterapkan oleh Perusahaan 1. Pada Karyawan
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Penggunaan pakaian yang seragam. b. Menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut dari debu potongan benang c. Menggunakan penutup kepala untuk menghindarkan rambut yang menutupi pandangan. d. Menggunakan pakaian khusus untuk mekanik dan sepatu bot. e. Diberikannya uang makan yang digabung dengan gaji. f. Tersediannya obat-obatan P3K dan poliklinik 2. Fasilitas Keselamatan yang melekat pada Perusahaan. a. Atap bangunan yang tinggi dan penggunaan lapisan penahan panas untuk membuat karyawan menjadi nyaman. b. Terdapat rongga udara dan kipas untuk membantu pergantian sirkulasi udara. c. Adanya jalur evakuasi apabila terjadi bencana. d. Adanya poliklinik e. Fasilitas lain :
Ruang istirahat, toilet, tempat parkir yang luas, tempat
ibadah, adanya tabung pemadam kebakaran. F. Hambatan dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja di PT Solo Kawistara Garmindo Program Jamsostek menurut PT Solo Kawistara Garmindo sangat penting karena berperan ikut melindungi diri tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja. Dalam pelaksanaan program jaminan kecelakaan dan keselamatan kerja masih terdapat kekurangan atau hambatan. Pada PT Solo Kawistara Garmindo adalah masih terdapat tenaga kerja yang belum terdaftar dalam program Jamsostek. commitprogram to user Jamsostek disebabkan kerena Belum terdaftarnya keryawan dalam
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keryawan tersebut merupakan karyawan baru yang sebelumnya belum pernah bekerja sehingga perlu didaftarkan terlebih dahulu, tetapi ada juga karyawan yang sudah terdaftar saat melamar atau menjadi karyawan baru dalam PT Solo Kawistara
Garmindo
sehingga
perusahaan
tinggal
mendata
ulang dan
melanjutkan. Hambatan yang ada tersebut juga dibenarkan oleh bebepara narasumber yang sudah penulis wawancarai. Hasil wawancara penulis dengan staff bagian HRD Mbak Kustina Martanti. “ Memang masih ada karyawan yang belum mengikuti program jamsostek, yang yerdaftar baru 487 dari 520 karyawan. Hal tersebut karena ada karyawan yang diberhentikan dan ada juga yang direkrut karena perusahaan menganut sistem kontrak.” (wawancara tanggal 22 februari 2012) Dalam menghadapi hambatan yang terjadi, pihak perusahaan yaitu bagian HRD dibantu dengan bagian administrasi mendata karyawan yang belum mengikuti program jamsostek untuk didaftarkan. Mengikut sertakan karyawan dalam program Jamsostek merupakan suatu keharusan dan wajib karena apabila terjadi kecelakaan kerja pada karyawan dan karyawan tersebut belum atau tidak mengikuti program Jamsostek maka karyawan tersebut tidak dapat mengajukan klaim sehingga perusahaanlah yang harus menanggungnya. Masalah lain yang timbul yaitu kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian karyawan dalam menjalankan tugasnya pada Perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian yang dialami oleh karyawan itu sendiri. Kecelakaan yang pernah terjadi menurut hasil wawancara dengan petugas poliklinik Candra Dewi Setyaningrum adalah : “ Dalam proses produksi pernah terjadi yaitu jari tertancap jarum jahit dan ada juga tangan terkena mesin snap yaitu mesin pembuat lubang kancing jaket bahkan ada kaki mekanik yang masuk dalam bak air panas boiler.” (wawancara tanggal 25 februari 2012) Menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja yang timbul pada saat pelaksanaan tugas kerja, PT Solo Kawistara Garmindo telah membentuk P2K3 to user Kerja). P2K3 yang dibentuk (Panitia Pembina Keselamatan commit dan Kesehatan
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempunyai tugas yang harus dikerjakan yaitu melakukan pengawasan, memberikan penyuluhan tentang keselamatan kerja. P2K3 lebih berorientasi pada pencegahan keselamatan kerja dengan memberikan penyuluhan kepada karyawan PT solo kawistara Garmindo mengenai hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi kacelakan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN Dari hasil pengamatan yang penulis temukan pada PT Solo Kawistara Garmindo tentang Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pembayaran iuran jamsostek diambilkan dengan cara memotong dari upah tenaga kerja setiap bulannya.
2.
Pengaduan dan pengajuan klaim apabila terjadi kecelakaan kerja, karyawan sudah cukup mengetahui dan paham sehingga apabila terjadi kecelakaan dapat segera ditindak lanjuti oleh perusahaan. Besarnya santunan yang akan diterima oleh karyawan yang mengalami kerugian karena kecelakaan kerja akan sesuai dengan besarnya kerugian.
3.
Dalam pelaksanaan program jaminan kecelakaan dan kecelakaan kerja pada perusahaan
garmen
PT
Solo
Kawistara
Garmindo
masih
terdapat
permasalahan administrasi yaitu dalam hal masih terdapat beberapa karyawan yang belum terdaftar dalam program jamsostek. 4.
Fasilitas keselamatan kerja yang diterapkan perusahaan merupakan bentuk upaya menghindarkan dari kecelakaan kerja. Pembentukan P2K3 merupakan upaya perusahaan PT. Solo Kawistara Garmindo dalam menanggulangi dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja karena para karyawan akan mendapatkan penyuluhan tentang keselamatan kerja. SARAN 1. Dilakukan pengecekan rutin pada alat-alat standar keselamatan seperti adanya kotak P3K dan tabung pemadam kebakaran yang berada di Perusahaan oleh P2K3. 2. Diadakan penyuluhan terkait dengan keselamatan kerja kepada karyawankaryawan baru dan diadakan demonstrasi evakuasi karyawan apabila terjadi bencana atau kebakaran dalam perusahaan. commit to user
51