Pelaksanaan Praktek Power Train Dan Chasis Program Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan
Eko Hadi Utoyo (08320019) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Siswa dalam praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK Palapa Semarang tidak konsentrasi dalam praktek, hal ini karena jumlah sarana pratek tidak sebanding dengan jumlah siswa. Dalam satu kelompok yang terdiri dari enam siswa mendapat satu sarana praktek, sehingga dalam praktek siswa bergantian. Dalam praktek jika salah satu siswa melakukan praktek, siswa yang lain menunggu giliran praktek, dalam menunggu giliran praktek, siswa ada yang memperhatikan temannya yang praktek ada juga yang bersenda gurau. Ideal satu sarana praktek untuk 2 sampai 3 siswa, sehingga guru praktek mengeluhkan tentang jumlah sarana praktek Power Train dan Chasis yang kurang memadai. Sebelum praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik mekanik otomotif di SMK Palapa, siswa mendapat teori terlebih dahulu di dalam kelas. Teori dan praktek diampu oleh satu tim yang terdiri dari 2 orang guru, dalam teori guru menggunakan buku pegangan dan modul. Setelah siswa mendapatkan teori di dalam kelas, kemudian siswa melaksanakan praktek. Dalam satu kelas di bagi dalam enam kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari enam siswa. Dalam satu kelompok mendapat satu sarana praktek dan satu toolbox peralatan, sehingga dalam praktek siswa bergantian Setelah guru praktek membagi kelompok praktek dan juga praktek yang akan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok, guru praktek membagikan job sheet untuk untuk panduan praktek. Sebelum praktek masing-masing kelompok meminjam peralatan dan sarana praktek yang diwakili oleh satu siswa dari masing-masing kelompok. Proses peminjaman peralatan dan sarana praktek berjalan dengan baik, namun dalam proses peminjaman peralatan dan sarana siswa pasif, karena dalam proses peminjaman peralatan dan sarana praktek siswa tidak langsung mengambil peralatan dan sarana praktek, tetapi yang mengambilkan dan yang mencatat adalah toolmannya,sehingga tidak ada pembelajaran secara langsung untuk siswa untuk mengetahui peralatan dan sarana praktek secara langsung karena masih dibimbing oleh toolman. Kata Kunci : Power train, chasis PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana yang tepat membentuk anak sebagaimana yang dimaksud di atas. Dalam rangka mencapai tujuan itu banyak dipengaruhi oleh komponen-komponen dalam kegiatan belajar mengajar seperti : guru, lingkungan dan materi. Faktor lain yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran adalah murid dan media pembelajaran. Dari tahun ke tahun SMK Palapa Semarang berkembang dengan pesat, baik fisik maupun secara mutu pendidikan dibuktikan dengan penambahan lokal baru pada tahun 1998 sejumlah 8 ruang kelas di gedung 2 lantai. Selanjutnya dibangun ruang Guru, ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah. Pada tahun 1999 seiring dengan dibangunnya 3 ruang praktik yang terdiri dari 1 bengkel elektronika dan 2 bengkel mesin otomotif maka praktik di BLPT ditarik kembali di sekolah, dengan kata lain melaksanakan praktik mandiri. Untuk mengimbangi nilai – nilai keagamaan maka dibangun juga
masjid Baitulmutaallimin pada tahun 2003 dengan kapasitas +150 jemaah. Selanjutnya mulai disusul dengan pembangunan sarana pendukung yang lain seperti Ruang Komputer, ruang yayasan dan sumur artetis atas bantuan dari Bapak Walikota Semarang yang menjabat pada waktu itu yaitu Bapak H. Sukawi Sutarip, SH.SE dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 5 Juni 2003 hingga sekarang Pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK Palapa Semarang mengalami kemajuan yang sangat pesat, telah memiliki 16 ruang teori, dengan beberapa bengkel praktik yang telah memenuhi ketentuan, 26 Rombongan belajar yang berjumlah 901 siswa terbagi dalam 4 program keahlian yaitu TOKR, TAV, RPL, TKJ. Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang mempunyai empat jurusan, dan setiap jurusan mempunyai sarana praktek sendiri bagi siswa. Siswa tidak keluar sekolah dalam praktek tetapi di dalam sekolah, sehingga proses pembelajaran praktek dilaksanakan di dalam sekolah .Dari empat jurusan tersebut Jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan merupakan Jurusan pertama kali yang didirikan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang. Dari empat jurusan yang ada di Sekolah Mengah Kejuruan Palapa Semarang, peniliti membatasi hanya Di Jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan ada lima sarana praktek bagi para siswa, diantaranya sarana praktek mesin, sarana praktek kelistrikan, sarana praktek power train dan chasis, sarana praktek bodi dan pengecatan, dan sarana praktek sepeda motor. Dari kelima sarana praktek di jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, peneliti membatasi penelitian hanya di Sarana Praktek Power Train dan Chasis, hal ini karena peneliti melihat secara langsung sarana praktek Power Train Dan Chasis. Dalam praktek di sekolah murid-murid praktek dengan baik, tapi sarana praktek satu untuk satu kelompok yang terdiri dari 6 orang. Kondisi sarana praktek yang digunakan untuk praktek kurang memadai misalnya tranmisi, banyak komponen tranmisi yang hilang, mur dan baut hilang. Setiap kali praktek ada saja mur dan baut yang hilang karena murid-murid dalam praktek kalau tidak diawasi prakteknya sesukanya sendiri. Dalam praktek ada dua guru pengampu, dua guru pengampu mengajar enam kelompok. Dalam satu kelompok ada enam anak, dalam praktek tiap individu dalam satu kelompok beda-beda karakternya. Dalam satu kelompok, ada yang praktek yang serius dan ada juga yang main-main mengganggu temannya praktek. Sarana praktek yang lengkap hanya di pergunakan untuk praktek Power Train dan Chasis, murid-murid tidak praktek maksimal. TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Alat-Alat yang Benar Pemilihan alat-alat yang benar untuk melepaskan dan memasang kembali bagian-bagian/komponenkomponen sangatlah penting untuk dua alasan utama. 1. Kerusakan bagian-bagian yang sedang dilepas dapat terjadi bila jenis dan ukuran alat yang digunakan tidak tepat. Ini dapat mengakibatkan penggantian alat menjadi mahal dan mengurangi keuntungan.
2. Keselamatan – Kecelakaan dapat disebabkan oleh alat yang tidak tepat yang terlepas dari kepala baut. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja atau safety adalah : Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman, bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah : suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba
dan menimbulkan kerugian baik harta (material) maupun
jiwa/manusia. Kecelakaan kerja adalah : Kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja (perusahaan). Setiap kecelakaan pasti merugikan baik terhadap perusahaan amupun tenaga kerja yang secara tidak langsung masyarakat
juga merupakan kerugian bagi
maupun negara, karena menyangkut masalah produksi, karena itu setiap usaha
keselamatan kerja adalah menyangkut usaha-usaha perlindungan terhadap sarana-sarana atau unsurunsur pokok produksi antara lain : a. Manusia b. Alat-alat kerja (mesin) dan material (bahan-bahan) c. Waktu d. Nilai kepercayaan terhadap perusahaan
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan mengadakan penelitian adalah Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang, Jalan Untung Suropati Kedungpane Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada 31 Desember 2009 s/d 31 Maret 2010. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini berdasarrkan purposive sampling, dimana sampel atau responden dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan snowball, artinya responden terus dipilih sampai data dianggap cukup, sumber data dalam penelitian ini adalah 6 orang yang merupakan key Informans yang dianggap paling mengetahui sarana praktek Power Train Dan Chasis program keahlian Teknik otomotif kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai metode utama untuk mengumpulkan data, wawancara ini dilakukan kepada key informan yang mengetahui sarana praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik otomotif kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang. Sebagai metode pendukung peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan Praktek Power Train Dan Chasis program keahlian teknik otomotif kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang, dan metode dokumentasi (seperti
foto, dan lain-lainya). Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi saling dibandingkan untuk memperoleh data yang akurat. Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) analisis domain, untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan menyeluruh tentang pelaksanaan praktek Power Train Dan Chasis Program keahlian teknik otomotif kendaraan ringan Sekolah Menengah Kejuruaan Palapa Semarang.
HASIL PENELITIAN Struktur Organisasi Struktur organisasi SMK Palapa Semarang dapat dilihat pada bagan struktur organisasi sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI SMK PALAPA SEMARANG
Kepala Sekolah Orang Tua
Industri M Arifin, S.Pd
Waka Humas
Waka Kesiswaan
Waka Kurikulum
Wahyu Tri, S.Pd
Soedjatmoko, S.Pd
Agus Budi, S.Pd
Waka Sarpras Drs. Supardi
Ka TU Arum Wibowo
KPSK TOKR Saiful B, S.Pd
Wali Kelas X
KPSK TAV Joko Mur, S.Pd
Wali Kelas XI
KPSK RPL
KPSK TKJ
Yoyok, S.Pd
Iphan M, S.Pd
Wali Kelas XII
Guru Kelas
Adapun pengelolaan di SMK Palapa Semarang masing-masing diberikan wewenang dan tanggung jawab kepada coordinator-koordinator setiap bidang sebagai berikut: a.
Kepala Sekolah bertanggung jawab dan bertugas sebagai pemimpin, administrasi dan supervisor.
b.
Wakil kepala Sekolah bertugas mengepalai beberapa bidang yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.Seperti bidang kurikulum, kesiswaan, humas, sarpras, dan administrasi
c.
Kepala jurusan bertugas mengepalai masing-masing jurusan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dan mengawasi pelaksanaan proses belajar mengajar di masing-masing jurusan.
d.
Wali kelas bertugas member pengarahan, bimbingan, administrasi dan bertanggung jawab ditiap kelas.
e.
Tenaga edukatif bertugas member pengajaran dan pendidikan kepada siswa.
Pelaksanaan Praktek Power Train dan Chasis Pembelajaran Power Train Chasis Model pembelajaran Power Train dan Chasis di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Guru dalam mengajar menggunakan Laptop dan LCD. Guru menggunakan modul pembelajaran dan buku pegangan praktek power train dan chasis, sehingga murid-murid dalam menerima materi mudah karena ada modul-modul dan materi-materi di tampilkan melalui Laptop dan LCD. Setelah guru menerangkan materi, selanjutnya guru menyuruh murid-murid praktek sesuai dengan materi yang di ajarkan hari itu, jadi antara teori dan praktek seimbang. Dalam praktek siswa menggunakan jobsheet sebagai panduan praktek. Jika guru menerangkan banyak teori membuat murid-murid bosan sebaliknya jika banyak praktek tidak diimbangi dengan teori maka dalam praktek murid-murid hanya bisa membongkar dan memasang tidak tahu nama-nama komponen dan cara mengukur yang benar. Dalam pembagian kelompok praktek, dalam satu kelas di bagi menjadi enam kelompok praktek. Dalam satu kelompok terdiri dari enam murid. Baik teori atau praktek pelajaran produktif di ampu oleh dua orang guru, yang mana dua orang guru mengajar 6 kelompok baik teori dan praktek. Sarana praktek Power Train Dan Chasis di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa memadai,tetapi untuk sarana praktek otomotif untuk teknologi yang baru seperti antilock brake system dan juga teknologi otomotif yang canggih pada saat ini belum ada. Jadi guru pengampu hanya memberikan teori saja untuk teknologi otomotif yang terbaru. Dalam penilaian guru memperhatikan 3 aspek yaitu berdasarkan ulangan teori, berdasarkan tes praktek dan yang lebih utama dari nilai kepribadian yaitu sikap dari masing-masing siswa. Dalam penilaian yang lebih utama yaitu nilai kepribadian, nilai kepribadian tersebut adalah nilai sikap, tingkah laku siswa dalam sehari-hari, baik berhubungan dengan guru,siswa dan juga orang tua. Proses Peminjaman Sarana dan Peralatan Praktek Power Train dan Chasis Setelah guru memberikan teori dan pengarahan tentang Power Train Dan Chasis, murid-murid meminjam sarana dan peralatan di Toolman. Pertama-tama siswa ijin dengan toolman, kemudian
toolman memberi pertanyaan yang berhubungan dengan sarana praktek dan fungsinya, jika siswa tidak tahu tentang sarana praktek yang ditanyakan, toolman memberikan pengarahan tentang sarana praktek baik cara penggunaan dan pengoperasiannya dengan tujuan agar sarana praktek itu tetap utuh dan tidak rusak. Kedua Toolman mengarahkan siswa tentang peralatan untuk praktek, siswa disuruh mengecek isi toolbox yang dipinjam.Toolman mencatat nama siswa yang pinjam peralatan, setelah dicatat siswa tersebut keluar dari ruangan,dalam proses peminjaman alat ini siswa tidak belajar langsung mengenai sarana dan peralatan yang akan dipinjam, karena yang aktif toolman bukan siswanya. Pelajaran produktif menggunakan sistem blok yaitu 3 hari untuk pelajaran produktif ( senin, selasa, sabtu, dan rabu, kamis, jumat ). Dalam tiga hari biasanya ada tiga kelas yang praktek belum ditambah kelas empat yang sudah pulang dari magang. Toolman merasakan kuwalahan terutama pada saat proses peminjaman dan pengembalian peralatan, jika tiga kelas meminjam dan mengembalikan peralatan secara bersama-sama. Pernah kejadian dalam satu hari ada empat kelas yang praktek, ada kelompok praktek yang tidak dapat peralatan praktek dan harus bergantian dengan kelompok lain dalam praktek.Toolman
dalam menangani peralatan yang masuk dan
keluar, bahan masuk dan keluar membuat invetaris sehingga apa-apa yang keluar dan masuk dapat diketahui dengan baik. Jika ada sarana dan peralatan praktek yang rusak toolman memperbaiki sarana dan peralatan praktek yang rusak di luar jam kerja. Harapan Siswa Lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama banyak yang ingin melanjutkan sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang dengan harapan setelah lulus dapat mendapatkan pekerjaan, berwiraswasta dan ada pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Kebanyakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang berkerja terlebih dulu, kemudian kalau tabungan sudah cukup baru kerja sambil kuliah. Sebelum mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang, lulusan dari Sekolah Lanjutan tingkat pertama belum mengetahui Sekolah Menengah Kejuruan Palapa Semarang.
KESIMPULAN 1. Sarana praktek Power Train Dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa kurang memadai, karena jumlah sarana praktek tidak sebanding dengan jumlah siswa. 2. Proses pembelajaran Power Train dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa antara teori dan praktek diampu oleh 1 tim,sehingga antara teori dan praktek menyatu. Dalam pembelajaran Power Train dan Chasis di Sekolah Menegah Kejuruan Palapa teori guru menggunakan modul dan buku pegangan,sedangkan dalam praktek,siswa praktek sesuai jobsheet yang diberikan oleh guru 3. Proses peminjaman sarana dan peralatan praktek berjalan dengan baik, toolman membuat invetaris untuk sarana dan peralatan praktek yang keluar dan masuk, tetapi dalam proses peminjaman alat
ini siswa tidak belajar langsung mengenai sarana dan peralatan yang akan dipinjam, karena yang aktif toolman bukan siswanya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2003. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bambang Suharmantri, 1998. Belajar Dan Pembelajaran. Semarang : Dosen PTM/FPTK IKIP Veteran Kristanto, 2007. Modul Teknik Perawatan.Jakarta Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta : Balai Pustaka Lexy J. Moleong, . 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT.Remaja Rosdakarya Porter dan Herrarki. 2001. Quantum Learning. Bandung : Jemonars Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. PT. Toyota Astra Motor. 2000. Keselamatan Kerja. Jakarta