Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya Sekitar, Naik, Turun)
15 Desember 2012 SEMUANYA SEKITAR, NAIK. TURUN (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Cerita pertama: Sharia duduk di atas lantai yang kotor di rumah keluarganya, dengan pakaian yang sederhana, warna yang kusam. Di sekitarnya para wanita dari keluarganya dan tetangganya duduk dengan cara yang sama, bahu dibungkukkan. Bibi menangis dengan suara yang keras; nenek bersedih sementara dua bibi yang lain melingkarkan lengan mereka kepadanya dan menggosok-gosok punggungnya. Ibu mengambil segenggam tanah menggosokkannya ke rambut. Air mata Sharia mengalir dengan bebas di wajahnya. Penyakit ayahnya begitu tiba-tiba. Dalam beberapa hari ia begitu kurus, seperti hantu dan bukan dirinya yang normal. Sharia dan keluarganya telah dikelilingi dengan pertolongan dan dorongan dari para tetangga dan saudara. Sekarang para wanita dalam keluarga itu berjaga-jaga di sekitar tempat tidurnya, mengingat masa lalu, menangis, bahkan meraung. Sharia mengingat bagaimana ayahnya biasa memangkunya dan menceritakan sebuah cerita kepadanya pada akhir hari itu. Setelah mengatasi gelombang penderitaan ini, ia menyandarkan kepalanya ke belakang dan membiarkannya sekian lama, suara dukacita yang keras, hampir seperti sebuah lolongan. Dia memukulkan kepalan tangannya ke dada. Ibunya memeluknya dengan lengannya dan menggoyang-goyangkannya, ketika semuanya berlangsung, wanita-wanita yang lain memberikan kata-kata simpati yang lembut. Story Two: Michele duduk dengan kaku di pinggir ranjangnya, ingin menangis tetapi entah bagaimana air mata itu tidak dapat keluar. Seluruh hari itu nampak kabur. Rumah duka, gereja, pekuburan. Sepanjang hari dia telah berdiri kaku di samping ibunya, tidak sanggup membuka perasaan yang tidak karuan di dalam dirinya. Dari bawah tangga dia dapat mendengar suara bisika-bisikan kecil. Bibi dan pamannya turun ke dapur bersama ibunya. Michele kepada foto ayahnyadi meja. Kematiannya telah mengubah segala sesuatu, namun tidak seorang pun membicarakannya. Bulan-bulan yang panjang ketika ia sakit telah mengerikan---semua waktu di rumah sakit, memperhatikan ketika ayahnya meninggal. Michele mengingatnya melatih tim sepak bolanya musim panas lalu, mengangkat ke udara ketika ia mencetak gol kemenangan. Dia mendengar langkah kaki yang pelan bibinya di tangga. “Ibumu pergi tidur agak cepat, sayang, mencoba untuk beristirahat,” Bibi Sylvia berkata. Dia duduk di samping Michelle dan menepuk tangannya. “Saya tahu engkau merasa sedih, sayang,” dia berkata. “
Tetapi engkau mencoba untuk menjadi gadis yang berani untuk ibumu dan menolongnya sedapat mungkin, bukankah demikian?” Orang-orang berbeda dari budaya yang berbeda menungkapkan perasaannya dengan banyak cara yang berbeda. Kembali pada jaman Alkitab adalah dapat diterima bagi pria dan wanita untuk menangis dengan keras ketika mereka bersedih, menari ketika bersukacita, dan sebaliknya mengungkapkan emosi dengan sangat terbuka. Hal itu masih tetap terjadi di banyak budaya saat ini, tetapi di beberapa negara Barat aturannya adalah sering mencoba menyembunyikan emosi, untuk menunjukkan pengendalian diri. Apakah mengungkapkan perasaanmu benar atau salah? Apakah baik mengungkapkan perasaan positif tetapi bukan yang negatif? Apakah ada beberapa cara yang baik dan salah untuk menunjukkan bagaimana perasaanmu? Apa nasihat Alkitab tentang perasaan masih sesuai dengan dunia kita yang sangat berbeda saat ini?
1
Minggu Yang Saya Pikirkan
“Bertumbuhlah! Anak besar tidak menangis!” “Jangan tunjukkan kalau engkau marah. Itu kekanak-kanakan” “Jika engkau sedih, engkau pasti bukan orang kristen yang baik. Orang kristen selalu gembira sepanjang waktu. “ “Hanya karena engkau gembira, engkau tidak harus bertindak dengan sangat bersukacita. Dewasalah. Tenang.” Pernah mendengar kata-kata ini? Apa yang engkau dengar tentang mengungkapkan perasaan? Apakah engkau percaya? Bagaimana engkau berpikir seharusnya mengungkapkan perasaannya? Kunjungi www.guidemagazine.org/rtf untuk posting tanggapan Anda. Terus terang dan jujur. Katakanlah apa yang Anda pikirkan.
2
Senin Apa yang Mereka Ingin Katakan?
Beda orang, beda juga pendapat. Beberapa kutipan di bawah ini mewakili pandangan dari warga negara sejati kerajaan Allah; mungkin yang lain tidak. Bisakah anda membedakannya? Bagaimana pernyataan-pernyatakan di bawah ini dibandingkan dengan apa yang Tuhan katakan dalam Firman-Nya? Setelah meninjau ayat-ayat dalam bagian pelajaran Allah Berfirman. . ., tulislah pernyataan yang cocok dengan keyakinan Anda. Bersiap-siaplah membuat kutipan sendiri di Sekolah Sabat. “Secara pribadi, saya mengalami tingkatan kesenangan yang terbesar dalam hubungan dengan pekerjaan seni. Hal ini memberikan perasaan gembira terus-menerus di mana hal ini tidak saya dapatkan dari bidang lain. Personally, I experience the greatest degree of pleasure in having contact with works of art.”—Albert Einstein, Fisikawan (kelahiran Jerman) abad ke- 20 Amerika serikat.
“Seseorang harus mengawinkan perasaan-perasaan orang itu dengan keyakinankeyakinan dan ide-ide. Inilah mungkin satu-satunya cara untuk mencapai sebuah ukuran keharmonisan dalam hidup seseorang..”—Etty Hillesum, korban Holocaust Jerman. “Kemarahan adalah sebuah gejala, sebuah cara menyelimuti dan mengungkapkan perasaan yang terlalu hebat untuk dialami secara langsung—tersakiti, kepahitan, dukacita, dan, lebih dari semuanya, ketakutan.” Anger is a symptom, a way of cloaking and expressing feelings too awful to experience directly—hurt, bitterness, grief, and, most of all, fear.”—Joan Rivers, entertainer Amerika saat ini. “Ada saat dalam hidup, ketika hati dipenuhi dengan emosi, itu terjadi jika oleh kesempatan digoncangkan, atau masuk ke kedalamannya seperti sebuah batu kerikil, keluar kata-kata yang sembarangan, itu mengalir, dan kerahasiaannya, tertumpah ke tanah seperti air, tidak pernah dapat dikumpulkan bersama-sama.”-- Henry Wadsworth Longfellow, penyair abad ke-19 Amerika. “Perasaan datang dan pergi, dan perasaan menipu. Jaminanku adalah firman Allah. Percaya kepadanya tidak sia-sia.”—Dihubungkan dengan Martin Luther, pemimpin reformasi Jerman abad ke-16.
Tuliskan Kutipanmu Apa yang saya katakan adalah … _____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________
3
Selasa LALU APA? Allah membuat kita bersama dengan emosi, dan tidak pernah salah untuk merasa. Ataupun tidak salah mengungkapkan apa yang kita rasa. Kepribadian individu kita dan budaya di sekitar akan menentukan bagaimana kita mengungkapkan perasaan. Alkitab menuntun kita berhati-hati dalam bagaimana kita mengungkapkan emosi. Sebagai contoh, hal ini baik, bahkan secara alami , menjadi marah, tetapi tidak membiarkan kemarahan menguasai kita dalam sebuah cara di mana kita kehilangan kendali dan menyakiti orang lain.Tidak masalah berdukacita dan mengungkapkan penderitaan ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, tetapi ketika kita melakukannya berhati-hatilah bahwa kita mempunyai sebuah pengharapan yang berbeda dari yang orang bukan kristen miliki. Tidak dimanapun juga, Alkitab mengatakan kita harus mengunci emosi kita rapat-rapat dan membuang kuncinya. Jadi jika engkau merasa mau berteriak karena gembira ketika engkau mendapat A+ pada ujian akhir, lakukanlah! Jika sebuah argumentasi dengan orang tuamu membuatmu sangat marah dan ingin memukul sesuatu, ambillah karung tinju dan pukullah sekuat mungkin. Dan ketika seseorang benar-benar menyakiti perasaanmu, coba katakan kepadanya dengan jujur: “Itu benar-benar menyakitiku.
Saya merasa susah ketika engkau melakukannya.” Tidak masalah mengungkapkan perasaanmu—tetapi tidak baik menggunakannya sebagai alasan untuk menyakiti orang lain.
4
5
Rabu Tuhan berkata…
Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7 Mazmur 66:1
Kamis Apa Hubungan Semua Ini Dengan Aku? Dimanakah Allah ketika engkau merasa tersakiti, atau marah, atau sedih? Kadang-kadang engkau dapat merasa bahwa Allah telah hilang dan meninggalkanmu menghadapi kehidupanmu seorang diri. Satu dari hal buruk tentang perasaan yang tidak baik adalah bahwa hal itu dapat menghalangi hubunganmu dengan Allah. Dia disana, seperti matahari pada hari yang berawan, tetapi kadangkadang kita tidak melihat atau pun merasakanNya. Ketika iman masuk dalam hati. Buatlah sebuah kebiasaan untuk berbicara dengan Allah, bahkan ketika engkau merasa tidak baik. Dia ada disana, dan Dia sedang mendengar. Dia dapat menolongmu menemukan cara positif untuk mengatasi perasaan yang kuat—seperti berbicara dengan teman yang menyakitimu, gantinya membiarkan persahabatan mati beku dalam keheningan, atau berlari sejauh lima mil daripada memecahkan jendela. Allah selalu mempunyai solusi yang positif, sebuah cara untuk mengatasi situasi apapun. Berbicaralah kepadanya dalam waktu yang buruk---dan juga pada waktu baik.
6
Jumat Bagaimana Cara Kerjanya? Cobalah membagi beberapa emosi dengan orang lain. Tulislah sebuah kartu atau surat kepada seorang teman atau anggota keluarga katakan pada mereka tentang sesuatu yang mereka lakukan atau tidak yang berdampak pada perasaanmu. Engkau dapat menulis sebuah ucapan terima kasih kepada seseorang yang telah membuatmu benar-benar gembira dan menerangkan bagaimana mereka membuat hidupmu lebih bersinar. Jika engkau memiliki banyak perasaan negatif kepada seseorang---marah atau terluka—hal ini juga akan menolong dengan menumpahkan perasaan itu pada secarik kertas.
Pastikan mengirimkan sebuah surat yang positf dengan segera; tergantung pada situasi dan orang tersebut, engkau mungkin tidak ingin mengirimkan surat yang mengungkapkan perasaan negatif (kadang-kadang dengan menuliskan kata-kata pada kertas akan membuatmu merasa lebih baik walaupun jika orang tersebut tidak pernah membacanya.) Jika engkau ingin untuk mengirimkannya, pertama bicarakan dengan orang dewasa yang engkau percaya. Setelah engkau menuliskan suratmu, ambillah waktu untuk berdoa bagi orang itu dan untuk hubunganmu dengannya.