Tugas Makalah Masalah Sosial Anak
Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)
Disusun Oleh : Muhammad Alhada Fuadilah Habib (NIM. 071114030)
DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014
1 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Masalah Sosial Anak yang berupa makalah dengan judul “Pekerja Rumah Tanga Anak (PRTA)” tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa laporan penelitian yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, terutama kami sampaikan kepada Bapak Bagong Suyanto selaku pengajar dan pendidik kami dalam mata kuliah Masalah Sosial Anak. Semoga ilmu yang beliau berikan benar-benar bisa bermanfaat dan berguna untuk kami para mahasiswa. Kemudian kami juga berharap agar makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin!
Surabaya, 09 Januari 2014
PENYUSUN
2 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
ABSTRAKSI
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia akan bertambah dengan adanya pengeksploitasian dan keberadaan pekerja anak. Pekerja anak atau buruh anak secara umum adalah anak-anak yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk orang lain, atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu, dengan menerima imbalan atau tidak. Istilah pekerja anak dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya, kesehatan, dan prospek masa depan. Kebanyakan dari para pekerja anak tidak sempat lagi menikmati masa bermain atau bersekolah sebagaimana anak-anak yang lain. Mereka yang belum cukup umur itu, bekerja keras layaknya orang dewasa, baik di sektor formal maupun informal. Dalam konvensi ILO nomor 182 tentang “Pelarangan dan Tindakan Segera untuk Mengeliminasi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Anak”, disebutkan ada empat bentuk terburuk pekerjaan bagi anak sebagai berikut: (1) Semua bentuk perbudakan atau praktek yang menyerupai perbudakan, seperti penjualan dan anak-anak kerja ijon dan perhambaan, serta kerja paksa atau wajib kerja untuk terlibat dalam konflik bersenjata, (2) Penggunaan, penyediaan, dan penawaran anak untuk kegiatan prostitusi, untuk produksi pornografi atau untuk pertunjukan pornografi (3) Penggunaan, penyediaan dan penawaran anak untuk kegiatan terlarang, terutama untuk produksi dan penyelundupan narkotika dan obat-obatan psikotropika, seperti yang ditetapkan dalam perjanjian internasional yang relevan (4) Pekerjaan yang pada dasarnya dan lingkungannya membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak. Merujuk hasil dari konvensi ILO nomor 182 diatas, dapat kita ketahui bersama bahwa anak yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga anak (PRTA) merupakan salah satu bentuk eksploitasi terhadap anak. Hal tersebut disebabkan karena anak yang bekerja sebagai PRTA mereka harus bekerja melayani majikannya seharian penuh (full time) dari pagi sampai malam dan dengan pekerjaan yang tidak ringan. Selain itu, para PRTA tersebut kecenderungan tidak bisa memperoleh hak-haknya sebagai seorang anak mulai dari hak memperoleh pendidikan, hak bermain, hak memperoleh kasih sayang dari orang tua, dan hak-hak lainnya. Dengan demikian PRTA merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan yang perlu mendapatkan perhatian serius bagi semua pihak.
Kata Kunci: Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA), Ketenagakerjaan, Eksploitasi Anak.
3 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
2
ABSTRAKSI ...................................................................................................................
3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
4
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................................................
5
Rumusan Masalah ............................................................................................... 7 Tujuan ................................................................................................................... 7 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pekerja Anak ..................................................................................... 9 Bentuk Bentuk Pekerjaan Terburuk Anak ....................................................... 12 Gambaran Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) .............. 15 Hukum di Indonesia dalam Mengatur PRTA ................................................... 23 Kondisi-kondisi yang Sering Dialami oleh PRTA ............................................. 28 Sikap Konvensi Hak Anak (KHA) dalam melihat fenomena PRTA .............. 34 Peran Media Komunikasi .................................................................................... 35 Gambaran Pekerja Anak Menurut Data Statistik ............................................ 36 Analisis Masalah PRTA ....................................................................................... 39 BAB III PENUTUP Kesimpulan ........................................................................................................... 42 Saran ...................................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 44 LAMPIRAN Artikel “PRT Anak Disiksa majikan Selama 3 Bulan” .................................... 45
4 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri, dan sejahtera menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang sehingga orang orangtua dilarang menelantarkan anaknya, sebagaimana diatur oleh Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Orang tua dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan yang cukup berat, termasuk perusahaan yang mempekerjakan anak di bawah umur. Walaupun demikian, ternyata masih banyak anak-anak yang tidak dapat menikmati hak tumbuh dan berkembang karena berbagai faktor yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga atau kemiskinan. Keluarga miskin, terpaksa mengerahkan sumber daya keluarga untuk secara kolektif memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi demikian mendorong anak-anak yang belum mencapai usia untuk bekerja terpaksa harus bekerja. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang bekerja ternyata bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan justru untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa pekerja anak adalah anak-anak yang berusia di bawah 18
tahun.
Anak-anak
boleh dipekerjakan dengan syarat mendapat izin orang tua dan bekerja maksimal 3 jam sehari.
5 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Penanggulangan Pekerja Anak Pasal 1, menyatakan bahwa pekerja anak adalah anak yang melakukan semua jenis
pekerjaan
yang
membahayakan
kesehatan
dan
menghambat proses belajar serta tumbuh kembang, ayat selanjutnya menyatakan bahwa Penanggulangan Pekerja Anak atau disebut PPA adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghapus, mengurangi dan melindungi pekerja anak berusia 15 tahun ke bawah agar terhindar dari pengaruh buruk pekerjaan berat dan berbahaya. Pekerja anak adalah masalah sosial yang telah menjadi isu dan agenda global bangsabangsa di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Data Organisasi Buruh Internasional (ILO) menunjukkan, jumlah pekerja anak di dunia mencapai sekitar 200 juta jiwa. Dari jumlah itu, 75 persen berada di Afrika, 7 persen di Amerika Latin, dan 18 persen di Asia. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 2,4 juta pekerja anak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka lebih besar, yaitu 2,5 juta jiwa. Angka yang tercatat tersebut baru data anak jalanan, belum termasuk anak-anak yang terjun di sektor industri. Menurut BPS, usia yang dapat dikategorikan pekerja anak adalah mereka yang berumur 10 - 14 tahun. Jika katagori yang dipakai lebih luas sesuai dengan instrumen internasional tentang anak, yaitu usia 0 -18 tahun, jumlah pekerja anak akan jauh lebih besar. Pekerja anak diyakini akan terus bertambah menyusul krisis ekonomi yang tidak kunjung usai sejak tahun 1997. Kecenderungan meningkatnya jumlah pekerja anak dapat dilihat dari meningkatnya anak jalanan setiap tahunnya. Dalam banyak kasus, anak-anak yang masuk ke pasar kerja merupakan rasionalisasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang dilanda kemiskinan. Sumbangan pekerja anak untuk ekonomi keluarga tidak kecil. Menurut laporan yang diungkap PBB, pekerja anak rata-rata memberi sumbangan 20 persen bagi ekonomi keluarga.
6 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Bahkan, berdasarkan hasil survei Yayasan Pendidikan Indonesia tahun 2001, terungkap bahwa 100 persen anak-anak bekerja atas kemauan sendiri. Hal yang menarik, anak-anak juga merasakan manfaat selama mereka bekerja. Beberapa manfaat yang diakui para pekerja anak sebagai faktor yang mendorong mereka bekerja adalah mendapat uang setiap minggu, banyak teman, ada kegiatan yang bermanfaat, dapat membantu orangtua, dan ada pengalaman kerja. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam mekalah ini akan menjawab beberapa permasalahan diantaranya yaitu; 1. Apa pengertian dari pekerja anak? 2. Apa sajakah bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak? 3. Bagaimanakah gambaran bekerja sebagai PRTA (Pekerja Rumah Tangga Anak)? 4. Bagaimanakah hukum di Indonesia dalam mengatur PRTA? 5. Bagaimanakah kondisi-kondisi yang sering dialami oleh PRTA? 6. Bagaimanakah Konfrensi Hak Anak (KHA) dalam menyikapi fenomena PRTA? 7. Bagaimanakah peran media komunikasi dalam upaya penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak? 8. Bagaimanakah gambaran pekerja anak di Indonesia menurut data statistik? 9. Bagaimana analisis kasus yang dapat diberikan terkait masalah PRTA di Indonesia? 1.3 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk membahas berbagai permasalahan terkait Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) dan secara rinci yaitu untuk mengetahui; 1. Pengertian Pekerja Anak 2. Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak
7 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
3. Gambaran bekerja sebagai PRTA (Pekerja Rumah Tangga Anak) 4. Hukum di Indonesia dalam mengatur PRTA 5. Kondisi-kondisi yang sering dialami oleh PRTA 6. Sikap Konfrensi Hak Anak (KHA) dalam melihat fenomena PRTA 7. Peran media komunikasi dalam upaya penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak 8. Gambaran pekerja anak di Indonesia menurut data statistik 9. Analisis kasus terkait permasalahan PRTA di Indonesia
8 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/