PEER GROUP SEBAGAI WADAH PENYESUAIAN DIRI REMAJA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN MODERN
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: ANITA DWI RAHMAWATI F 100 090 156
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
i
PEER GROUP SEBAGAI WADAH PENYESUAIAN DIRI REMAJA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN MODERN
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh : ANITA DWI RAHMAWATI F 100 090 156
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ii
III
tI0z IInI LI VBSueL
IS'I I'qls8ulutprootr
I'ro
'Eurqurqure4 : qeyo rnfnlesrp qeleJ
lfn8ue4 ue1'ro6 uedep rp uelueqegedrp Inlun rnfryesrp
qulel
9sr 060 00r d
IIYA\VI
IH\TU
IA\(I YIINV
: qelo uelnfegq
NTIU(IOW NflIIINYStrd XO(NOd NYCNNXCNII
I(I
YfYI^[flU nII(I NVIYOStrANtrd ITVCYA\ IYOY{f,S ilNOVO Uggd
IS' [^J'
!sd'S'o
u
AI
o,n n A o,rlEs ns-
Y'tr{'lsd's .uuBqrBll uqsv-ElB[uJed
-/r/:-d
g Surduepue6 rln8ue4 IS'IAI'pspur4 r-E1q u51,ur.rq-ffi
l
Surdruepue4 rln8ue6
IS'I I'rllsdulurproolAi .ro erueln rln8ue6
1ere,(s rqnueruoru r{elo} uelele,{urp
ueq
tI0Z IInf 97 pEEueTepe4
r[n8ue4 ue,req uedep rp ue>lueqeuedrp qe1el
9SI 060 00I d
IIYA\YhIHW IA\( VJINV:
qolo uelnlerq 3ue1
NUU(IOW NgUINVSgd XO(NOd NVCNnXCNI.I
I(I
YfYr trgu ruI(I NvlynsflANud HyovA\ rvcyggs dnotr, trssd
PEER GROUP SEBAGAI WADAH PENYESUAIAN DIRI REMAJA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN MODERN
Anita Dwi Rahmawati
Dr. Moordiningsih, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstraksi. Lingkungan pondok pesantren merupakan lingkungan yang jauh berbeda dengan lingkungan sekolah pada umumnya. Remaja yang tinggal di lingkungan pondok pesantren modern membutuhkan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan kegiatan sehari-hari yang jauh berbeda dengan lingkungan remaja pada umumnya. Dibutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru dan teman baru. Salah satu ciri remaja yang memiliki penyesuaian diri yang positif ditandai dengan terbentuknya kelompok teman sebaya atau peer group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran peer group dalam penyesuaian diri remaja di lingkungan pondok pesantren modern. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan informan penelitian remaja awal atau santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Sukoharjo sebanyak 80 santri yang terdiri dari 40 santri putra dan 40 santri putri, meliputi kelas 1 dan 2 Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan kelas Takhashus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket terbuka sebagai alat pengumpul data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa remaja memiliki kemampuan penyesuaian diri yang positif, ditandai dengan hubungan baik remaja atau santri dengan teman sebaya yang baru dikenal dan lingkungan baru serta terbentuknya kelompok-kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya atau peer group yang cenderung dibentuk oleh santri diantaranya kelompok banyak remaja (crowds), kelompok sahabat (cliques), dan kelompok sahabat karib (chums). Peer group atau kelompok teman sebaya juga memiliki peran yang sangat besar bagi remaja, diantaranya sebagai teman bercerita di lingkungan pondok pesantren dan sebagai figur yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan melihat kondisi remaja yang tinggal jauh dari keluarga. Kata kunci : Peer Group, Remaja, Penyesuaian Diri
v
2011) secara umum pondok pesantren
PENDAHULUAN
dibagi menjadi dua yaitu pondok
Pendidikan merupakan suatu
pesantren
aspek dan sarana terpenting dalam
peserta
didik
Pesantren
dapat
yang
diajarkan
tanpa
sesuai
materi
hanya
keagaman
materi
bukan
sebagai
materi
Kurangnya
materi
tentang
pelengkap, utama.
mengajarkan
mengajarkan
pengajaran
umum.
Sedangkan
pesantren modern telah memasukkan
menjadikan
sebagai
tradisional
pengetahuan
kurikulum sekolah. Namun tak jarang sekolah-sekolah
dan
pengajaran kitab-kitab islam klasik
memperoleh pengetahuan umum dan agama
(salafi)
pondok pesantren modern (khalafi).
hidup manusia. Di sekolah formal pada umumnya,
tradisional
pengajaran pengetahuan umum dalam lingkungan pesantren dengan sistem pendidikan klasikal.
keagamaan yang diperoleh di sekolah,
Kehidupan
di
pondok
menyebabkan banyaknya kerusakan
pesantren berbeda dengan kehidupan
moral yang terjadi di lingkungan
anak pada umumnya. Di pondok
masyarakat. Sehingga, banyak dari
pesantren, santri atau remaja dituntut
orangtua
untuk dapat menyesuaikan diri atau
memutuskan
untuk
memberikan pendidikan keagamaan
beradaptasi
yang
dengan
kegiatan dan peraturan yang berlaku di
menyekolahkan anak-anak mereka di
lingkungan pondok serta situasi tempat
pondok pesantren.
tinggal yang jauh dari orang tua.
lebih
intensif
Menurut
Qomar
pesantren
adalah
suatu
pendidikan
dan
pengajaran
Menurut
(2007)
Yuniar,
tempat
didukung
asrama
Zaenal,
baik
terhadap
hasil dan
penelitian Tri
(2005)
menunjukkan bahwa setiap tahunnya
yang
5-10% dari santri baru di Pondok
menekankan pelajaran agama islam dengan
dengan
Pesantren
sebagai
Assalam
tempat tinggal santri yang permanen.
masalah
Menurut Dhofier (dalam Maghfiroh, 1
Modern Surakarta dalam
Islam
(PPMI)
mengalami
melakukan
proses
penyesuaian diri seperti tidak mampu
menerima informasi dari luar dirinya
mengikuti pelajaran, tidak bisa tinggal
tanpa ada pemikiran lebih lanjut. Para
di asrama karena tidak bisa hidup
ahli membagi masa remaja dalam dua
terpisah dari orangtua, melakukan
periode, yaitu masa remaja awal
tindakan-tindakan
yang
melanggar
dengan batasan usia antara 13 sampai
aturan
dan
sebagainya.
17 tahun, dan periode remaja akhir
menyebutkan
dengan batasan usia sekitar 17 sampai
penyesuaian diri mencakup belajar
18 tahun (Djuhdiyah dan Yuniardi,
untuk
2011).
pondok
Desmita
(2009)
menghadapi
keadaan
baru
melalui perubahan dalam tindakan atau
Pada masa ini remaja memiliki
sikap.
tugas Berdasarkan hasil wawancara
dengan
beberapa
membangun
hubungan dengan orang-orang diluar
pondok
keluarga. Salah satu cara remaja
pesantren modern, menyatakan bahwa
membentuk hubungan tersebut adalah
pada masa awal tinggal di pondok
dengan
pesantren santri merasa tidak betah,
dengan kelompok teman sebaya (peer
bahkan santri sering menangis kepada
group). Kedekatan remaja dengan peer
orang tua. Namun dikarenakan teman-
group menjadi semakin penting dan
teman yang tinggal di dalam pondok
berkembang
pesantren juga mengalami kondisi
banyak menghabiskan waktu dan lebih
serupa
sering berinteraksi dengan teman-
yakni
orangtua,
santri
santri
perkembangan
tinggal
jauh
bersama
dari
dengan
melakukan
karena
penyesuaian
remaja
lebih
teman (Hurlock, 2004)
teman-teman banyak menghabiskan
Terdapat
faktor-faktor
yang
waktu bersama untuk menghilangkan
mempengaruhi penyesuaian diri salah
rasa sepi akibat jauh dari orangtua.
satunya
adalah
pendapat
dari
Menurut Hurlock (2004) masa
Soeparwoto, dkk (dalam Kumalasari &
remaja dianggap sebagai masa yang
Ahyani, 2012) yang menyebutkan
labil yaitu dimana individu berusaha
bahwa terdapat faktor internal meliputi
mencari jati dirinya dan mudah sekali
motif, konsep diri, persepsi remaja, 2
sikap remaja, kepribadian, inteligensi dan
minat.
Terdapat
juga
Santrock (2005) menjelaskan
faktor
teman sebaya (peers) adalah anak-anak
eksternal meliputi keluarga, kondisi
atau remaja dengan tingkat usia atau
sekolah, kelompok teman sebaya,
tingkat
prasangka sosial, hukum dan norma
Syamsu
sosial.
mengemukakan Kartono
(2000)
mengemukakan
salah
satu
kedewasaan (dalam
adalah
ciri
mempunyai
pendapat.
memuaskan
yang
ditandai
kemampuan
untuk
dengan
bersosialisasi
kesamaan
dengan
dalam
merupakan
tarik
hubungan
kegiatan
Sedangkan
dan
Desmita
faktor
atau
dasar
kemungkinan terbentuknya kelompok
diri terhadap jadwal kegiatan yang
bersosialisasi
daya
dalam kegiatan organisasi yang sama
mudah untuk melakukan penyesuaian
mudah
yang
sekolah yang sama, dan berpartisipasi
dalam rentang usia remaja akan lebih
lebih
inilah
lingkungan yang sama, bersekolah di
pondok pesantren. Santri yang masih
dan
dan
(2009) menjelaskan bahwa tinggal di
yang
menempuh pendidikan di lingkungan
padat
Kesamaan
kesenangan.
tersebut
remaja
kepribadian
kelompok teman sebaya yang memiliki
lebih besar dan dominan dibandingkan
bagi
yang
bahwa remaja cenderung membentuk
teman sebaya memiliki pengaruh yang
juga
anak
Hurlock (2004) menyatakan
bahwa peer group atau kelompok
berlaku
sebaya
interpersonal dengan teman seusianya.
Hurlock (2004) menyatakan
Hal
kelompok
sifat
menentukan
dalam kelompok.
keluarga.
2012)
menjadi faktor utama pada anak dalam
dengan baik dan ikut berpartisipasi
pengaruh
Fatonah,
mempunyai kesamaan dalam minat, nilai-nilai,
sosial
sama.
sekolompok
penyesuaian diri yang baik adalah relasi
yang
teman sebaya.
untuk
Menurut
bantuan
Papalia,
Olds
&
Fieldman (2009) bahwa pertemanan di
kelompok teman sebaya.
dalam 3
kelompok
teman
sebaya
menyediakan tempat yang aman untuk
orang yang terdiri dari 40 santri putra
menyatakan
dan 40 santri putri.
pendapat,
mengakui
kelemahan, dan mencari bantuan untuk
Alat pengumpul data
menyelesaikan masalah. Remaja mulai
Dalam
lebih
mengandalkan
dibandingkan
dukungan,
tua
untuk
kuesioner terbuka. Hasil dari kuesioner
kedekatan
dan
remaja
lebih
serta
merasa
uraian
diatas,
tertarik
untuk
penelitian
untuk
bagaimana
remaja
hal-hal diantaranya lengkapnya pengisian, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, dll 2. Koding dilakukan
menjadikan kelompok teman sebaya atau
peer
akan
1. Editing data dengan melihat
Berdasarkan
mengetahui
kemudian
berikut :
teman sebaya.
mengadakan
tersebut
mengunakan
peneliti analisis dengan cara sebagai
cenderung berbagi rahasia dengan
penulis
alat
pengumpul
terbuka
data
ini
teman
orang
mendapatkan
penelitian
group
sebagai
atau
klasifikasi
dengan
menandai
masing-masing
wadah
jawaban
dengan kode tertentu
penyesuaian diri di lingkungan pondok
3. Prokoding dengan mengingat
pesantren modern.
kembali
pengumpulan
METODE PENELITIAN
sudah
Informan penelitian
ragam jawaban
Remaja dengan rentang usia
ada
4. Mencari
antara 12-15 tahun, santri yang tinggal
klasifikasi
data dari
kata
kunci
tema-tema
utama
(kategorisasi)
di pondok pesantren modern minimal
5. Mencari
6 bulan dan maksimal 2 tahun, dan
(rekategorisasi)
santri atau remaja yang memiliki latar
6. Melakukan prosentase
belakang belum pernah tinggal di
7. Mencari kategori
lingkungan pondok pesantren modern.
8. Mendeskripsikan hasil kategori
Informan penelitian berjumlah 80
dan prosentase 4
9. Pembahasan hasil penelitian
dan sopan santun. Nilai-nilai yang
dengan mengkaitkan teori-teori
ada dalam pondok pesantren ini
mengenai penyesuaian diri dan
yang kemudian dijadikan dasar
kelompok teman sebaya atau
untuk membentuk karakter atau
peer group (Moleong, 2007)
kepribadian santri sehingga menjadi
HASIL
PENELITIAN
kepribadian yang positif. Hal ini
DAN
sesuai
PEMBAHASAN
dengan
teori
yang
dikemukakan oleh Bashori (2003)
Berdasarkan hasil
kuesioner
bahwa
pesantren
memberikan
terbuka didapatkan hasil mengenai
kontribusi yang berharga dalam
peer group sebagai wadah penyesuian
pengembangan kepribadian santri.
diri remaja di lingkungan pondok
Sistem
pesantren
memungkinkan terbinanya sikap-
modern,
adapun
pembahasannya sebagai berikut :
kemandirian,
untuk
mengubah
sesuai
dengan
Remaja
kemampuan perilaku
agar
lingkungan
dan
kepribadian
lingkungan
pondok
yang yang
memiliki positif
akan
dan mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
remaja dengan lingkungan tempat Menurut
dan
mampu mengatasi konflik mental
terciptanya keselarasan antara diri
tinggal.
kreativitas,
kedisiplinan.
Penyesuaian diri pada remaja sebuah
demikian
sikap mental yang positif seperti
a. Penyesuaian diri remaja
merupakan
pesantren
akan memiliki penyesuaian diri
informan
yang baik. Remaja yang memiliki
pesantren
sikap mental positif akan mudah
adalah lingkungan yang positif
dalam menjalin hubungan yang
dimana di dalam pondok pesantren
baru dan menerima teman baru. Hal
memiliki nilai religiusitas yang
ini
tinggi, merupakan lingkungan yang
sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan oleh Ali & Asrori
disiplin, lingkungan yang mandiri
(2004) Individu dikatakan memiliki 5
penyesuaian diri yang baik apabila telah
belajar
bereaksi
Faktor
lain
yang
menjadi
terhadap
pertimbangan dalam pembentukan
dirinya dan lingkungannya dengan
kelompok teman sebaya adalah
cara
karakter atau kepribadian. Remaja
yang
matang,
efisien,
memuaskan, dan sehat, serta dapat
cenderung
mengatasi konflik mental, kesulitan
kelompok
pribadi dan sosial
memiliki karakter atau kepribadian
pengertian,
teman sebaya (peer group) Terbentuknya kelompok teman dengan
sebaya
yang
persahabatan,
setia
dalam
saling
membantu,
banyak
tidak menjerumuskan pada hal-hal
nyaman,
yang buruk. Remaja yang memiliki
berdasarkan manfaat dan kerugian
kepribadian positif lebih mudah
seperti enak untuk dijadikan tempat
untuk diterima di dalam kelompok
curhat adalah faktor terbesar yang
dibandingkan remaja yang memiliki
melatar
terbentuknya
kepribadian negatif karena remaja
kelompok teman sebaya. Remaja
dengan kepribadian negatif akan
cenderung banyak menghabiskan
cenderung
waktu bersama kelompok teman
menghindar dari kelompok. Hal
sebaya sehingga akan membentuk
tersebut sesuai dengan teori yang
kelompok
dikemukakan oleh Fatonah (2012)
memiliki
alasan
teman
anggota
yang positif seperti baik hati,
b. Faktor terbentuknya kelompok
sebaya
memilih
kesamaan,
belakangi
dengan
yang nyaman sesuai
yang
dikehendaki.
Hal
bahwa
menutup
remaja
yang
diri
dan
memiliki
tersebut sesuai dengan teori yang
kualitas pribadi yang positif seperti
dikemukakan oleh Hurlock (2004)
baik hati, simpati, pengertian, bisa
yang menyatakan bahwa remaja
diajak kerjasama, jujur, dan suka
cenderung membentuk kelompok
menolong orang lain cenderung
teman
diplih
sebaya
kesamaan
dalam
yang
memiliki
kegiatan
dan
dan
kelompok
kesenangan.
diterima teman
di
dalam sebaya
dibandingkan dengan remaja yang 6
memiliki
kualitas
pribadi
yang
teori
sebaliknya.
dikemukakan
oleh
Santrock (2005) Kelompok cliques
c. Jenis-jenis
kelompok
adalah kelompok yang biasanya
teman
terdiri dari 4-5 orang remaja yang
sebaya (peer group) Jumlah yang
yang
anggota
dibentuk
beranekaragam
kelompok
oleh
memiliki minat dan kemauan yang
santri
sesuai
relatif sama.
dengan
Jumlah kelompok lain yaitu
kebutuhan masing-masing individu.
kelompok dengan jumlah lebih dari
Kelompok
yan
5 orang, biasa disebut kelompok
dibentuk oleh santri di lingkungan
banyak remaja atau crowds. Hal ini
pondok
sesuai
teman
pesantren
sebaya
antara
lain
dengan
teori
yang
kelompok dengan jumlah anggota
dikemukakan oleh Santrock (2005)
2-3
disebut
kelompok crowds biasanya terdiri
dengan sahabat karib atau chums.
dari banyak remaja, lebih banyak
Hal ini sesuai dengan teori yang
dibandingkan
dikemukakan oleh Santrock (2005)
Biasanya jarak emosi yang dimiliki
kelompok chums yaitu kelompok
anggota
remaja
karib
renggang dikarenakan banyaknya
dengan ikatan persahabatan yang
jumlah anggota kelompok. Terdapat
kuat. Dengan anggota yang terdiri
perbedaan
dari 2-3 orang remaja dengan jenis
keragaman kemampuan, minat dan
kelamin
kemauan antar anggota kelompok.
orang
yang biasa
yang
yang
bersahabat
sama,
memiliki
minat, kemampuan dan kemauan
kelompoknya
jenis
juga
kelamin,
serta
(peer group)
Kelompok lain yaitu kelompok memiliki
cliques.
d. Peran kelompok teman sebaya
yang mirip.
yang
dengan
jumlah
Peran kelompok teman sebaya
anggota
sebagai
teman
bercerita
sebanyak 4-5 orang remaja biasa
lingkungan
disebut dengan kelompok sahabat
merupakan
atau cliques. Hal ini sesuai dengan
penting. Melihat kondisi santri yang 7
pondok
di
peran
pesantren
yang
sangat
tinggal
jauh
sehingga untuk
dengan
tidak
selalu
keluarga,
memiliki cara yang sama. Sebagian
memungkinkan bercerita
dari
dengan
remaja
penyesuaian
dapat diri
melakukan
yang
positif
anggota keluarga setiap waktu.
dengan lingkungan sekitar atau
Maka
teman
dengan
anggota
teman
sebaya,
yaitu
dengan
sebaya-lah remaja bercerita karena
beradaptasi dengan lingkungan atau
anggota kelompok adalah orang
teman
yang paling dekat dan akrab di
bersosialisasi,
lingkungan remaja. Hal ini sesuai
berperilaku sopan santun terhadap
dengan teori yang dikemukakan
teman
oleh Santrock (2002) remaja lebih
hubungan yang baik.
tertarik
dengan
teman
sebaya
baru,
baru
aktif
dalam
berkenalan
sehingga
dan
tercipta
Beberapa remaja juga masih
tertentu, dan tidak dengan semua
belum
teman sebaya. Remaja ingin berbagi
penyesuaian
persoalan, minat, informasi, dan
dikarenakan
rahasia
sebaya.
ketegangan emosi ditandai dengan
Persahabatan antar teman sebaya
sikap waspada dan malu bertanya
memberikan suatu hubungan yang
kepada teman yang baru dikenal.
hangat,
saling
Hal tersebut dikarenakan kurangnya
mempercayai dimana penyingkapan
rasa kepercayaan remaja terhadap
diri akan berlangsung.
teman baru.
sesama
teman
erat,
dan
terbentuknya
Berdasarkan hasil analisis dan
yang
masih
positif memiliki
kelompok
teman
sebaya atau peer group antara lain
pembahasan maka dapat disimpulkan :
faktor eksternal dan faktor internal.
1. Penyesuaian diri yang dilakukan
Faktor
oleh remaja di lingkungan pondok
internal
nyaman
pesantren modern beraneka ragam, beberapa
diri
melakukan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
KESIMPULAN
meskipun
dapat
kelompok
diantaranya
yang
yaitu
perasaan
didapat
teman
dari sebaya.
Sedangkan faktor eksternal meliputi 8
karakter dan kepribadian dari teman
teman sebaya-lah yang mendapat
sebaya
peran lebih besar dalam membantu
dan
kebiasaan-kebiasaan
yang dimiliki teman sebaya baik
kehidupan
yang sama maupun yang berbeda.
pesantren.
3. Jenis-jenis kelompok teman sebaya
Ali,
di lingkungan pondok pesantren diantaranya
di
pondok
DAFTAR PUSTAKA
yang banyak dibentuk oleh remaja
modern
remaja
kelompok
sahabat karib atau yang disebut
M., & Asrori, M. (2004). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Bashori,
kelompok chums yang memiliki jumlah anggota 2-3 orang remaja, kemudian kelompok sahabat atau cliques dengan jumlah anggota 4-5
K. (2003). Problem psikologis kaum santri: Resiko insekuritas kelekatan. Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
orang remaja, kemudian kelompok banyak remaja atau crowds yang terbentuk lebih dari 5 orang remaja
Djuhdiyah & Yuniardi, M. S. (2011). Model pengembangan konsep diri melalui support group therapy: Upaya meminimalkan trauma psikis remaja dari keluarga single parent. Jurnal Proyeksi. Vol. 6, No.1, 16-26
atau banyak remaja. 4. Peran peer group atau kelompok teman sebaya dalam penyesuaian diri di lingkungan pondok pesantren sangatlah sebagai
besar, teman
diantaranya
bercerita
ketika
Fatonah,
remaja sedang memiliki masalah, juga sebagai sosok atau figur yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dikarenakan keadaan remaja
di
lingkungan
pondok
pesantren yang jauh dari orang tua sehingga peer group atau kelompok 9
I. (2012). Penerimaan Kelompok Sebaya pada Anak Usia Sekolah Dasar. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
Yuniar, M., Zainal, A., & Tri, P. A. (2005). Penyesuaian diri santri putri terhadap kehidupan pesantren: Studi kualitatif pada madrasah takhasusiah pondok pesantren modern islam Assalam Surakarta. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 2, No.1, 10-17
Katono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Vol. 1, No.1, 21-31 Maghfiroh. (2011). Penyesuaian Diri pada Remaja Awal dalam Lingkungan Pondok Pesantren Modern. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Papalia, D. E., Olds S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga Santrock, J. W. (2005). Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga
10