Peduli Kampung 01 Jan 2008 Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat Memperkenalkan Pendekatan Baru Meningkatkan Efisiensi Meminta Umpan Balik dari Warga Keadilan dan Kemudahan akses pelayanan bagi kelompok rentan Membangun Kemitraan Ringkasan Pemerintah Daerah Kota Pontianak menginisiasi suatu program inovasi untuk menghadapi persaingan ekonomi global dan permasalahan penyediaan pelayanan masyarakat dalam pertumbuhan permukiman perkotaan.Fokusnya pada upaya penyediaan sarana dasar yang berbentuk jalan lingkungan bagi seluruh masyarakat. Program tersebutmenuntut penyediaan dana anggaran pembangunan yang cukup besar. Program kerja Pemda Kota Pontianak ini diciptakan untuk mengimbangi antara keterbatasan dana pembangunan dan gerakan penataan kawasan yang sehat dan teratur di lingkungan permukiman. Penyediaan jalan lingkungan yang berkualitas baik,tidak hanya untuk memperindah estetika lingkungan tetapi juga untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Program Peduli Kampung dirancang dengancara memberikan bantuan material (semen) yang bersifat stimulan. Masyarakat diajak bergotong-royong memanfaatkan bantuan tersebut untuk membangun jalan di lingkungantempat tinggalnya.Persyaratan bagi kampung penerima bantuan material, yaitu terdapat jalan alternatif dari jalan utama, terdapat fasilitas umum, tingkat kepadatan tinggi, jenis perkerasan dari tanah, kondisi jalan rusak berat, serta kesediaan masyarakat untuk bergotong-royong dan menyediakan bahan bangunan lainnya. Pemberian bantuan melalui tahapan proposal masyarakat yang diwakilkan oleh Ketua RT, uji kelayakan serta survei lokasi, penandatangan berita acara serah terima barang dan penjelasan teknis oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan Kota Pontianakdan perwakilan masyarakat, serta tahapan pengiriman semen dan pelaksanaan gotong-royong oleh masyarakat. Keberhasilan Program Inovasi Peduli Kampung secara kuantitatif memberikan penghematan APBD Kota sebesar 60%. Dari tahun 2012-2015, jumlah jalan lingkungan yang rusak dan area kawasan kumuh mengalami penurunan, masing-masing dari 937 menjadi 397 dan dari 143 menjadi 70,55. Secara kualitatif, program ini mampu meningkatkan transparansi penggunaan dana,mendorong masyarakat untuk mengeluarkan dana pembangunan secara swadaya, serta menumbuhkan rasa memiliki untuk menjaga fasilitas kampungnya. Keberhasilan ini memompa semangat Pemkot Pontianak untuk menggagas program berkelanjutan lainnya seperti Kegiatan BantuanRumah Tak layak Huni dan WC, serta Kegiatan Bantuan Material untuk saluran/drainase yang telah di lakukan oleh Dinas PU.
Proposal Analisis Masalah Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini? Sebagai ibukota propinsi, kota Pontianak adalah pusat aglomerasi ekonomi. Migrasi yang menyebabkan pertambahan penduduk yang disertai dengan tumbuh suburnya
permukiman tidak bisa dicegah. Pemerntah Kota Pontianak harus bekerja keras untuk tetap bisa melayani dan menjamin kehidupan yang layak bagi seluruh penduduk kota yang sama-sama memiliki hak dasar untuk hidup dengan martabat dan kondisi yang layak . Oleh karenanya Pemerintah Kota Pontianak terus berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas lingkungan di permukiman. Hal ini harus dilakukan karena bila pemukiman terus mengalami kemunduran kualitas, pemerintah dapat kehilangan kendali atas penduduk tersebut. Jika hal tersebut terjadi maka pemukiman akan tumbuh menjadi daerah kumuh dengan tingkat kejahatan tinggi yang tentu saja akan berpengaruh pada seluruh kota. Penyediaan prasarana dasar berupa jalan di lingkungan permukiman merupakan bagian terpenting dalam upaya penataan kawasan yang sehat dan teratur. Penyediaan jalan lingkungan yang memadai selain memperindah estetika lingkungan juga dapat menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Pentingnya kondisi jalan lingkungan yang mantap juga sudah mulai dirasakan oleh penduduk Kota Pontianak, mengingat kemampuan jalan utama kota yang mulai menurun akibat padatnya lalu lintas. Mobilitas penduduk yang tinggi telah menjadikan jalan lingkungan sebagai jalan alternative yang akan mempermudah aksesibilitas mereka. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan permukiman perkotaaan menuntut pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang optimal bagi seluruh penduduk kota termasuk tuntutan akan kebutuhan jalan lingkungan dengan kondisi mantap. Ini berarti beban pembiayaan pemerintah kota juga akan semakin besar. Pendekatan Strategis Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah tersebut? Dalam rangka mengatasi masalah pembiayaan yang sangat besar dan keterbatasan pemerintah dalam menyediakan dana pembangunan, pemerintah kota dituntut untuk melakukan efesiensi dan efektifitas dengan melakukan berbagai strategi inovatif agar kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat dapat terpenuhi. Program PEDULI KAMPUNG yang berupa Pemberian bantuan material adalah solusi yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Pontianak. Penggagas program ini adalah Bp, Sutarnidji SH. M.Hum (Walikota Pontianak) yang pada saat program ini diluncurkan masih menjabat sebagai Wakil Walikota Pontianak. Setiap tahun program ini terus dievaluasi untuk dapat disempurnakan, dan pada saat ini "leader' PEDULI KAMPUNG adalah Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan cq. Bidang Perumahan. Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif Inovasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Pontianak untuk mengatasi beban biaya pembangunan infrastruktur, khususnya perbaikan jalan lingkungan adalah dengan memberikan Bantuan Material (semen) yang bersifat stimulan melalui program PEDULI KAMPUNG
Kegiatan Pemberian material untuk jalan lingkungan kepada masyarakat selain dapat mengurangi beban pembiayaan dari pemerintah, juga dapat memperbesar peran serta masyarakat dalam proses pembangunan kota. Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas RT dan RW dalam meningkatkan kualitas lingkungan berupa jalan lingkungan yang pembangunannya dikelola secara demokratis dan transparan. Hasil lain yang ingin dicapai adalah menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mengimbangi dan mensinerjikan program bantuan dari Pemerintah. Untuk jangka panjang diharapkan dengan kegiatan ini dapat secara perlahan mengurangi peran langsung pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana dan digantikan perannya oleh masyarakat. Dalam hal ini penekanan dalam kemandirian, maksudnya ialah masyarakat yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga. Pelaksanaan dan Penerapan Bagaimana strategi ini dilaksanakan? PEDULI KAMPUNG adalah Kegiatan Bantuan material jalan lingkungan dimana pemerintah Kota memberikan stimulan bantuan material untuk perbaikan jalan lingkungan/Gang di kota Pontianak. Kegiatan ini telah berlangsung selama 7 (tujuh) tahun dilaksanakan mulai tahun 2005 sampai dengan sekarang. Setiap tahun dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap mekanisme pemberian stimulan agar lebih efisien. III.1.1 Mekanisme Kegiatan Pemerintah Kota Pontianak berusaha meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta melalui bantuan material (semen) untuk pembangunan jalan lingkungan dimana upah dan material lainnya berasal dari swadaya masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan semangat gotong royong dalam membangun lingkungan serta memantapkan kelembagaan sosial masyarakat. Mekanisme pelaksanaan melalui tahap : Pertama, warga yang tinggal di jalan lingkungan/gang mengajukan proposal bantuan kepada pemerintah Kota Pontianak disertai pernyataan kesediaan warga untuk menyelesaikan pekerjaan jalan dan menambah secara swadaya kekurangan material seperti kerikil, pasir, dan material lainnya. Kedua, pemerintah Kota Pontianak akan memproses proposal dan melakukan survey ke lokasi. Survey lokasi bertujuan melihat sejauh mana urgensi kebutuhan jalan tersebut, semakin banyak indikator terpenuhi maka kemungkinan mendapatkan bantuan juga semakin besar. Survey lokasi juga bertujuan untuk menetapkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang akan menjadi dasar jumlah bantuan material semen yang diberikan. Ketiga, Jika jalan lingkungan layak diberikan bantuan maka perwakilan warga akan menandatangani kontrak kerja yang menyatakan bahwa warga bersedia melaksanakan pembangunan jalan dengan membantu secara swadaya. Artinya warga akan memberikan iuran untuk menutup sisa kekurangan biaya pembangunan. Tiap rumah di lingkungan dapat
memberikan sumbangan berupa material ataupun dana sebagaimana telah disepakati. Jumlah sumbangan bisa berbeda-beda untuk tiap ruas jalan lingkungan, tergantung bagaimana ukuran jalan yang mereka inginkan nantinya serta tergantung kesepakatan dan kemampuan warga. Mekanisme pembayaran sumbangan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mencicil dalam beberapa tahap atau langsung lunas dalam satu tahap saja. Keempat, bantuan material semen akan diberikan langsung kepada warga dan selanjutnya warga secara bergotong-royong memulai kegiatan. Pada saat pembangunan, kegiatan dapat dilakukan secara gotong royong atau dapat juga diserahkan kepada pihak ke-3 dan warga bertugas sebagai pengawas proyek. Jika warga dapat memenuhi kebutuhan seluruh dana maka pembangunan jalan dapat dilaksanakan satu tahap, namun jika tidak maka warga akan terpaksa menyambung pada tahun berikutnya dengan kembali mengumpulkan dana secara swadaya serta mencoba mengajukan kembali proposal kepada pihak pemerintah Kota Pontianak. Setelah jalan selesai dibangun maka warga akan bersama-sama bergotong royong melakukan pemeliharaan. Hal ini karena warga merasa bahwa jalan tersebut adalah milik mereka karena telah menyumbangkan dana, tenaga dan upaya dalam pembangunan jalan tersebut. Rasa memiliki tersebut meyebabkan warga menjadi lebih peduli terhadap aset yang telah mereka bangun sehingga jalan lingkungan lebih terpelihara. Selama proses perbaikan atau pembangunan jalan lingkungan berlangsung, pihak Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Hal ini untuk menjamin bahwa bantuan yang diberikan benar-benar dipergunakan sebagaimana mestinya. III.1.2. Indikator Persyaratan Penilaian proposal pengajuan mengacu pada kriteria dan persyaratan: 1. Merupakan jalan akses alternatif yang dimanfaatkan sebagai jalan pada saat volume kendaraan pada jalan utama sedang tinggi. 2. Terdapat fasilitas pendidikan, umum dan sosial 3. Kesediaan masyarakat untuk sharing pendanaan (pasir,batu) dan bergotong royong. Semakin banyak kriteria yang dipenuhi maka semakin besar kemungkinan warga mendapatkan bantuan. Namun jika kesediaan swadaya masyarakat sangat besar (walaupun tidak terdapat fasilitas umum) maka proposal tersebut juga lebih diakomodir. Hal ini mempertimbangkan terpenuhinya prinsip partisipasi warga dan efisiensi biaya, dimana dengan biaya sedikit yang dikeluarkan pemerintah maka masyarakat bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan? Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun kegiatan ini dilakukan berjenjang dengan melibatkan beberapa Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sebagai berikut III.2.1 . Kecamatan
Cikal bakal kegiatan Pemberian Bantuan Material Jalan Lingkungan ini adalah Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dikelola oleh pihak kecamatan. Mekanisme pengusulan ruas-ruas jalan yang mendapatkan bantuan dilakukan melalui MUSRENBANG di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk kemudian dibawa dan disinergikan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. III.2.2.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak
Untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat, maka pada tahun 2009 program ini kemudian dipindahkan ke Dinas Pekerjaan Umum, dimana Bidang Cipta Karya sebagai pelaksana kegiatan berperan menyeleksi proposal warga serta memberikan bantuan secara langsung masyarakat. Disamping keberhasilan efisiensi dan tingkat partisipasi yang tinggi, tidak selalu program ini berjalan mulus seperti adanya bantuan semen yang diberikan kepada masyarakat belum memberikan nilai maksimal. Pada beberapa ruas jalan lingkungan ada satu kasus dimana bantuan semen tidak dimanfaatkan secara baik sehingga semen menjadi keras dan tidak dapat dimanfaatkan kembali. Kasus lain adanya jalan yang belum tuntas pelaksanaannya karena dana yang dikumpulkan secara swadaya oleh masyarakat ternyata belum dapat mencukupi keseluruhan biaya. Untuk kasus yang seperti ini maka masyarakat akan berupaya mengajukan kembali bantuan pada tahun-tahun berikutnya dan melanjutkan pengerjaan jalan mereka dalam tahun jamak. III.2.3. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan Pada tahun 2012, sesuai dengan perubahan SOTK pada Pemerintah Kota Pontianak maka program ini dialihkan ke Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan. Pelaksana yang menangani program ini adalah Bidang Perumahan, namun mekanisme pemberian bantuan tetap sama dengan mekanisme yang sebelumnya berjalan di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk tahun-tahun selanjutnya direncanakan pemberian stimulan akan dikembangkan dengan pemberian material aspal. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? Banyak program pemerintah Kota/Kabupaten yang dilakukan untuk percepatan pembangunan sepenuhnya bertumpu pada APBD, namun pada Pemerintah Kota Pontianak hal ini tidak berlaku. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur dengan ikut membangun dan memelihara jalan lingkungan.Berbeda dengan program yang dilakukan oleh kabupaten kota lainnya, kegiatan ini hanya memberikan stimulan dana APBD berupa bantuan material dan sisanya ditanggulangi warga secara swadaya. Kegiatan ini tidak memberikan biaya penuh seperti yang dilakukan oleh beberapa daerah, namun dengan stimulan yang diberikan maka dihasilkan keluaran maksimal serta bangkitnya nilai gotong royong di masyarakat. Dalam kegiatan ini masyarakat akan berlomba-lomba mengajukan proposal supaya jalan lingkungan mereka mendapatkan bantuan material dan melakukan pembangunan jalan lingkungan mereka secara swadaya. Setiap tahun pemerintah Kota Pontianak telah mengalokasikan dana untuk kegiatan pemberian bantuan material jalan lingkungan. Jumlah bantuan berfluktuasi sesuai kemampuan pemkot dan mempertimbangkan jumlah jalan yang telah dibantu. Apa saja keluaran(output) yang paling berhasil?
III.4.1 Menghemat APBD Kota hingga 60 % Pengamatan di lapangan menunjukkan adanya antusiasme keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan. Masyarakat memberikan tenaga, uang atau pun material sebagai wujud partisipasi pekerjaan tersebut. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat pada saat pelaksanaan menunjukkan bahwa dana yang berasal dari bantuan langsung benar-benar bersifat stimulan, sehingga memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Jika dikonversikan dalam rupiah, tingkat partisipasi masyarakat bisa mencapai nilai 60 % dari total Rencana Anggaran Biaya berdasarkan Analisa harga satuan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Pontianak sebagai berikut :
Untuk pekerjaan 1m3 beton sesuai standar mutu K (175) membutuhkan biaya Rp. 1.043.000,-. Biaya ini terdiri dari komponen : semen, pasir, batu dan tenaga kerja Jika pekerjaan 1m3 beton sesuai standar mutu K (175) dikerjakan secara gotong royong dengan material (pasir dan batu) dari masyarakat, dan semen dari Pemerintah Kota , maka biaya yang diperlukan hanya Rp. 495.500,-
III.4.2 Menurunnya Jumlah Jalan Lingkungan yang rusak Dengan adanya kegiatan ini, maka kondisi jalan lingkungan di kota Pontianak lebih dari 70% dalam kondisi mantap. Realisasi dalam kurun waktu 2012-2014 , dengan 127.006 zak semen, dapat dibangun 903 ruas jalan lingkungan. (tabel terlampir) III.4.3 Menurunnya Area Kawasan Kumuh di Kota Pontianak. Meningkatnya kualitas jalan lingkungan merupakan salah satu indikator untuk menghitung berkuragnya kawasan kumuh. Tidak dapt dipungkiri bahwa keberadaan jalan lingkungan yang mantap dapat secara langsung mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat. Disamping aksesibilitas yang lancar, nilai asset/ harga jual tanah atau rumah juga otomatis akan meningkat. Dengan taraf ekonomi masyarakat yang lebih baik maka usaha masyarakat untuk hidup di lingkungan yang lebih sehat dan layak juga meningkat. Pada tahun 2015, luas kawasan kumuh di kota Pontianak tinggal 70,55 ha (< 1% dari luas total kota Pontianak). III.4.4 Meningkatkan Transparansi Penggunaan Dana Dengan keterlibatan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, maka kebutuhan dan penggunaan dana dikelola sendiri secara transparan oleh masyarakat. Hal ini dapat mencegah kemungkinan penyimpangan spesififikasi teknis sehingga kualitas jalan lingkungan yang dikerjakan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan. III.4.5. Meningkatkan Rasa Memiliki Kegiatan bantuan material ini bergantung penuh pada partisipasi swadaya masyarakat. Sharing dana dari masyarakat terbukti telah berhasil meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki (sense of belonging) dari masyarakat. Hal ini akan mempermudah pemeliharaan di masa mendatang. Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan?
Untuk memantau dan memonitoring agar kualitas pekerjaan sesuai dengan standar teknis maka, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan memiliki Tim Teknis yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan dari Kepala Dinas, Tugas Tim sebagaimana dimaksud adalah : a. melakukan survey lokasi agar pemberian bantuan benar-benar tepat sasaran, sesuai dengan indikator persyaratan yang telah ditentukan (rusak, jalan akses, ada fasilitas umum) termasuk kesediaan mayarakat untuk ikut berpartisipasi (dana dan tenaga). b. Mendampingi RT penerima bantuan dalam bentuk memberikan penjelasan secara teknis tentang mutu beton jalan lingkungan yang harus dicapai yang menyangkut campuran/takaran bahan material yang akan digunakan. c. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan. Mengingat aktor utama kegiatan pemberian material ini adalah masyrakat yang kebanyakan masih awam dan memiliki kesibukan masing-masing, maka untuk pelaporan yang diwajibkan cukup menggunakan format sederhana yang hanya berisikan : identitas lokasi, jumlah bantuan yang diberikan, rincian swadaya yang diberikan masyarakat, serta foto-foto kegiatan (sebelum dan sesudah). Berkaitan dengan penyerapan dan raealisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang menjadi sumber dana untuk kegiatan ini, maka untuk Audit terhadap kegiatan ini tetap dillakukan oleh Inspektorat Kota Pontianak dan Bada Pemeriksa Keuangan Perwakilan Kalimantan Barat yang biasanya dilakukan pada saat akhir tahun anggaran (Desember Pebruari) Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi? Kegiatan bantuan material ini bergantung penuh pada partisipasi swadaya masyarakat. Sharing dana dari masyarakat terbukti telah berhasil meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki (sense of belonging) dari masyarakat. Hal ini akan mempermudah pemeliharaan di masa mendatang. Dengan demikian akan memperingan beban pembiayaan Pemerintah Kota. III.5. KENDALA UTAMA dan SOLUSI Kendala utama yang dihadapi pada kegiatan ini, hanya bersifat teknis, yaitu : III.5.1. Keterbatasan Pengetahuan Teknis dari Masyarakat Kegiatan Bantuan Material ini dilakukan secara swadaya oleh warga masyarakat awam yang tidak semuanya memiliki pengetahuan dan latar belakang teknis tentang bagaimana membuat jalan lingkungan yang sesuai dengan standar. Untuk mengatasi permasalah tersebut di atas, pihak Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Perumahan Kota Pontianak melalui bidang Perumahan selaku OWNER akan kegiatan ini telah membentuk Tim Teknis yang bertugas untuk mendampingi dan mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat.
Mengingat penyaluran bantuan dilakukan melalui RT, maka pada saat penandatanganan Berita Acara Serah Terima bahan material/Semen, Tim teknis akan menjelaskan beberapa hal penting dan harus dikerjakan. Penjelasan ini mencakup :
Mutu beton yang harus dicapai untuk pekerjaan jalan lingkungan yaitu K175 Campuran dan komposisi material (batu, pasir, semen, air) yang harus digunakan untuk mencapai mutu yangt diinginkan, yaitu K175 Dimensi yang mencakup panjang, lebar dan tebal jalan yang akan dibangun disesuaikan dengan kondisi lahan dan lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut.
III.5.2 Keterlambatan dalam Penyampaian Laporan Masalah ini sering timbul akibat kurangnya tenaga administrasi yang khusus menangani pelaporan. Kalaupun ada warga masyarakat yang ditugasi khusus untuk menangani laporan keuangan, pengelolaan administrasi pelaporannya masih belum tersusun dengan rapi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Tim Teknis dari Bidang Perumahan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan telah menyusun format laporan sesederhana mungkin sehingga mudah dikerjakan oleh awam, Apabila masih terdapat kesalahan/keterlambatan dalam pelaporan Tim Teknis akan turun tangan untuk membantu. Dampak Inovasi Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini? Program PEDULI KAMPUNG yang berupa Kegiatan bantuan material jalan lingkungan yang mulai dilaksanakan pada tahun 2005 telah memberikan dampak positif yang bernilai jangka panjang bagi masyarakat, yaitu :
Meningkatkan nilai kepedulian dan semangat gotong royong di dalam masyarakat. Hal ini merupakan modal sosial yang penting dan harus dipertahankan. Pengalaman membuktikan bahwa keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh modal sosial yang ada di tengah masyarakat. Tingginya nilai partisipasi masyarakat merupakan cerminan bahwa masyarakat mampu untuk memecahkan masalah secara kolektif. Modal sosial merupakan alat untuk mendorong roda perubahan yang cepat guna mencapai kesejahteraan bersama.
Meningkatnya kapasitas pengetahuan masyarakat. Kegiatan bantuan material juga telah berhasil meningkatkan kemampuan masyrakat di bidang teknik. Penjelasan dari Tim Teknis sebelum memulai kegiatan setidaknya telah menjadikan masyarakat untuk lebih terlatih dalam proses perencanaan, pengelolaan hingga pemeliharaan jalan lingkungan. Dengan kata lain kegiatan ini telah berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara individu maupun kelembagaan sebagai bekal untuk menjadi subyek/pelaku sekaligus menjadi mitra pilar dalam pembangunan.
Apa bedanya sebelum dan sesudah Inovasi? Program Peduli Kanpung merupakan salah satu inovasi yang telah berhasil mengubah wajah kota Pontianak menjadi lebih indah dan tertata. Sejak program ini diluncurkan telah
banyak jalan lingkungan/gang yang telah dibangun dan diperbaiki. Program ini secara langsung telah mengurangi beban pembiayaan yang harus ditanggung oleh Pemerintak Kota Pontianak untuk menyediakan kebutuhan infrastruktur dasar. Sebelum inovasi ini dilincurkan nilai APBD yang harus dialokasikan untuk perbaikan jalan sangat besar, namun dengan adanya program ini maka alokasi dana tersebut dapat dipindahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar uang tidak kalah pentingnya, yaitu kesehatan dan pendidikan. Dari sisi pemberdayaan masyarakat, perubahan yang tampak adalah telah terjadi perubahan mindset (cara pandang) masyarakat dalam membangun lingkungannya. Mindset bahwa masyrakat adalah Objek pembangunan yang "HARUS" sepenuhnya bergantung pada pemerintah lambat laun mulai terhapus. Mereka mulai mampu bergerak untuk terlibat dalam pembangunan. Antusiasme partisipasi warga terus meningkat, terlihat dari banyaknya jumlah proposal yang masuk ke Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan. Semua ini adalah bukti kesiapan warga untuk bergotong royong, proaktif terlibat dalam membangun lingkungan sekitarnya. Gotong-royong, relasi dan interaksi antar individu/ kelompok masyarakat adalah "Modal Sosial" yang harus dijaga untuk pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik lagi. Keberlanjutan Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan direplikasi? Evaluasi terhadap kegiatan Bantuan Material untuk jalan lingkungan yang telah berlangsung selama 7 (tujuh) tahun menunjukkan bahwa kegiatan ini telah membawa dampak yang signifikan sehingga pantas untuk diteruskan, karena kegiatan ini juga telah memenuhi 3 (tiga) tujuan utama dalam konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu: ekonomi, ekologi dan sosial. Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: tujuan ekonomi (economic objective), tujuan ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan (growth); tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumberdaya alam (natural resources conservation); dan tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity). Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada dasarnya terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi dan tujuan sosial. Oleh karena itu mengacu pada keberhasilan yang berhasil dicapai oleh kegiatan Bantuan Materal untuk Jalan lingkungan, maka Pemerintah Kota Pontianak, telah mereplikasikannya dalam kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan Bantuan material untuk saluran/drainasse.
Pemilik /Owner kegiatan ini adalah Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tahun 2014 dengan konsep dan mekanisme yang sama dengan kegiatan bantuan material jalan lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui penataan drainase lingkungan. Penataan drainase tidak hanya berpengaruh pada estetika lingkungan, akan tetapi juga pada kondisi sanitasi/kesehatan masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung selama 2 (tahun) dengan total dana APBD Rp. 1.920.000.000 untuk 45 lokasi.
Kegiatan Bantuan WC dan Rumah Tak layak Huni. Dalam rangka memenuhi pemenuhan kebutuhan rumah sehat dan layak huni, Pemerintah kota Pontianak juga telah meluncurkan bantuan untuk perbaikan WC/Sanitasi dan Rumah Tak Layak Huni. Seperti halnya Bantuan Material untuk
Jalan lingkungan dan Drainase, bantuan ini juga bersifat stimulan yang digunakan untuk pembelian material bahan bangunan. Berbeda dengan kedua kegiatan tersebut diatas, ujung tombak untuk terlaksananya kegiatan ini adalah para Lurah. Mereka bertugas dari mulai pendataan, penyaluran bantuan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan. Peran Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan diperlukan dalam memberikan pertimbangan/advis teknis. Keberhasilan kegiatan ini juga sangat bergantung dari partisipasi sharing dana (material/upah) dari masyarakat. Untuk bantuan bagi rumah tak layak huni, dari tahun 2012-2014 telah berhasil membantu 332 unit rumah, dimana masing-masing mendapat bantuan dana Rp. 7.500.000,-. Sedangkan pada tahun 2015 bantuan berhasil direalisasikan untuk 40 unit rumah dengan masing-masing rumah mendapat Rp. 10.000.000,Sedangkan realisasi untuk bantuan WC/Sanitasi, pada tahun 2013 adalah 1200 unit, dimana setiap unitnya mendapatkan Rp. 1.500.000,- dan pada tahun 2014 berhasil dibangun 530 unit WC, dengan dana Rp. 2.000.000,- per unit. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik? Dari uraian tersebut diatas termasuk hasil replikasi Program PEDULI KAMPUNG yang diimplimentasikan melalui kegiatan bantuan material jalan lingkungan, dapat disimpulkan : 1. Dengan porsi dana APBD yang rekatif sedikit, ternyata dapat memicu masyarakat untuk memberikan DANA secara SWADAYA. 2. Pembangunan berbasis komunitas dapat memaksimalkan peran individu masyarakat untuk mengangkat derajat kehidupan mereka sendiri. 3. Partisipasi masyarakat merupakan kunci sukses menuju PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN.