PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING
SKRIPSI
DISUSUN OLEH: NAMA : MONICA DINA ADELINA HARSANTO NIM : 019114123
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 1
2
Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dan Intensi Membeli Obat Pelangsing
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Monica Dina Adelina Harsanto NIM : 019114123
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
3
4
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pasti datanglah semua yang ditunggu detik-detik berjajar pada mistar yang panjang ( barangkali tanpa salam terlebih dahulu ) Januari mengeras di tembok itu juga Lalu desembaer Musim pun masak sebelum menyala cakrawala Tiba-tiba : kita tergegas pada jemputan itu ( Supardi djoko damono )
This’ dedicated to Bapak Ibu,Vira, My nocturno and all my bratha-sista ”all the power on earth can’t change destiny”
6
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (1 Korintus 13:2)
7
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan perlindungan, petunjuk dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas dan Intensi Membeli Obat Pelangsing”. Penulis menyadari adanya berbagai permasalahan dan kendala yang muncul saat melaksanakan dan menyusun penelitian ini. Proses penulisan ini sejak awal sampai akhir sangat banyak melibatkan kerjasama dan dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang setulusnya kepada : 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini, dan selalu memberikan arahan serta bimbingan selama penulis menjalani kuliah. 2. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan waktu dengan memberikan masukan dan saran, koreksi serta dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasamanya. 3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis. 4. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, Pak Gik dan Mas Doni, terimakasih atas informasi, fasilitas dan bantuannya selama kuliah dan kelancaran penelitian ini.
8
5. Bapak, Ibu, dan Vira tercinta yang telah memberi dukungan doa, moril, materi, semangat dan kasih sayang..i love you… 6. My lovely Anton dan keluarga…makasi buat dukungan, cinta dan semuanya..kmu kasi warna baru dalam hidupku..loupz u 7. My best friend Mita ‘ndut’ (thanks uda jadi pendengar setiaku, Terus Berjuang…!! Kmu selalu ada dalam tiap moment), Mb Dini, Mb sinta dan Mira (Ayo keep fighting, perjalanan panjang masih menantimu di depan gels…), Thomas ( makasi yak..kmu emang temen paling setiaku..hehe), makasih atas dukungan dan persahabatan kita selama ini. I love u all guys … 8. Teman-teman kos Rosari angk. Purba (Ianie, Heni,Yustri, Tiwuk, Devi) suatu hal yang mustahil melupakan saat-saat itu …!! 9. Teman-teman fakultas Psikologi ’01 terimakasih atas kerjasamanya selama kuliah, ngobrol-ngobrolnya n jangan pernah letih berjuang!! 10. Semua respondenku yang sudah membantu mengisi angket..terima kasih.. 11. Mas Freddy n keluarga besar, makasih buat bantuan, support, doa n kerjasamanya selama ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Thanks guys… Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Yogyakarta, September 2008 Penulis
9
10
ABSTRACT The Correlation Between Live Healthy Care on Obese Woman with The Intention of Buying Slimming Medicine The objective of this research was to know the correlation between live healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine. There were two variables, dependent and independent variable. The dependent variable was the intention of buying slimming medicine and the independent variable was live healthy care. The subject of the observation were 45 obese women who live in Yogyakarta Special District. The data of the study was collected by using two questionnaires of live healthy care and intention of buying slimming medicine. The data was then analysed by Product Moment Correlation. The values obtained from the analysis were r = 0,194 and p = 0,100 (p > 0,05), meaning that there were not positive correlation between live healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine.
Key words : live healthy care, obese women, intention of buying slimming medicine
11
ABSTRAK Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi membeli obat pelangsing dan variabel bebasnya adalah peduli hidup sehat. Subyek penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah subyek penelitian sebanyak 45 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Peduli Hidup Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan korelasi Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,194 dan p = 0,100 (p > 0,05),). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
Kata kunci : peduli hidup sehat, wanita obesitas, intensi membeli obat pelangsing.
12
13
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... HALAMAN MOTTO …………………………………………………….. KATA PENGANTAR …………………………………………………….. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………. ABSTRACT ………………………………………………………………. ABSTRAK ………………………………………………………………... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
i iii v vi vii ix x xi xii
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………… DAFTAR TABEL ………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. A. Latar Belakang ………………………………………….. B. Rumusan Masalah ………………………………………. B. Tujuan Penelitian ………………………………………... C. Manfaat Penelitian ………………………………………. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. A. Intensi Membeli Obat Pelangsing ..................................... 1. Pengertian Dan Teori Intensi .................................... 2. Elemen Dalam Intensi Membeli ............................... 3. Intensi Membeli ........................................................ 4. Faktor-faktor Dalam Intensi Membeli ...................... B. Peduli Hidup Sehat ……………………………………… 1. Pengertian Peduli Hidup Sehat ……………………. 2. Aspek-Aspek Peduli Hidup Sehat ………………… 3. Hal-hal Yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup
xiii xvi xvii 18 18 24 24 24 26 26 26 30 32 34 35 35 36
Sehat ………………………………………………. Obesitas .............................................................................
39 41
1. 2.
Pengertian Obesitas ……………………………….. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya
41
Obesitas …………………………………………… 3. Akibat Obesitas …………………………………… Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi
43 44
Membeli Obat Pelangsing .................................................
45
C.
D.
14
E. Hipotesis ........................................................................... METODE PENELITIAN ……………………………………... A. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................... C. Subyek Penelitian ............................................................. D. Metode Pengumpulan Data ............................................. E. Validitas dan Reliabilitas .................................................. F. Metode Analisis Data ........................................................ BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ....................... 1. Orientasi Kancah ...................................................... 2. Persiapan Penelitian ................................................. 3. Uji Coba Alat Ukur ........................................ 4. Hasil Uji Coba Alat Ukur................................ B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... C. Analisis Hasil Penelitian .................................................. 1. Uji Asumsi Penelitian ............ .................................. 2. Uji Hipotesis ............................................................. D. Pembahasan ....................................................................... BAB V PENUTUP ……………………………………………….......... A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. LAMPIRAN BAB III
47 48 48 48 48 50 50 55 59 59 59 59 60 60 63 63 64 65 70 75 75 76 77
15
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4
Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing ………….... Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat ………….................. Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba ..... Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji
53 55 62
Tabel 5
Coba ……………………………………………………………. Rangkuman Data Subyek Penelitian ……………………………
62 63
Tabel 6
Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli
66
Obat Pelangsing ……………………………………...................
16
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7
Skala Uji Coba .................................................................. Data Uji Coba..................................................................... Validitas Dan Reliabilitas ……………………….............. Skala Penelitian …………………………………………. Data Penelitian ………………………………………….. Hasil Penelitian …………………………………………. Surat Ijin Penelitian ……………………………………...
81 98 104 112 127 144
17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Obat pelangsing kerap menjadi pilihan bagi kaum wanita yang ingin memiliki tubuh ideal. Obat pelangsing dibeli dengan pertimbangan biaya lebih murah dan lebih praktis penggunaannya. Padahal jika dikomsumsi sembarangan, efek sampingnya berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa. Obat pelangsing adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan (www.tabloidnova.com). Penggunaan obat pelangsing yang berlebihan akan menghasilkan penyerapan vitamin dan mineral dari makanan yang kurang baik, dengan cara memperlambat waktu transit diusus. Parafin dan minyak mineral lainnya menambah hilangnya lemak yang mudah larut seperti vitamin A, D, E dan K. Obat pelangsing lain yang digunakan secara belebihan dapat mengakibatkan hilangnya mineral seperti kalium, natrium dan magnesium dalam jumlah besar (idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999). Terdapat beberapa macam obat pelangsing yang digunakan dalam dunia kedokteran, dengan sifat dan cara kerjanya yang bermacam-macam. Ada yang menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak, dan bulk fillers. Penggunaan obat pelangsing pada prinsipnya adalah membuang lemak di tubuh, tetapi pemilihan produk obat pelangsing tidak terkecoh dengan strategi pemasaran produk pelangsing, karena efeknya merugikan bagi kesehatan
18
tubuh. Lemak tidak bisa dilarutkan dengan obat, kecuali dilakukan dengan cara mengatur pola makan, beraktivitas, dan berolah raga secara rutin. Pada dasarnya obat-obat pelangsing bisa dikonsumsi dengan pengarahan dokter dan tidak membeli bebas di pasaran. Selain itu, menggunakan obat pelangsing bukan berarti semua asupan untuk tubuh dilalaikan. Untuk lebih aman adalah dengan memikirkan motivasi untuk menurunkan berat badan, mengatur pola makan, serta pemasukan dan pengeluaran energi, juga mengontrol pikiran agar sehat, jangan sampai stres. Hal ini didukung juga dengan olah raga yang tepat yaitu olah raga dengan aktivitas ringan tetapi intensitasnya lama serta pengaturan cara makan yaitu tidak terlalu cepat. Dengan demikian pembelian obat-obatan untuk melangsingkan badan perlu dipertimbangkan atau melalui petunjuk dokter, agar efek yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Suatu perilaku pembelian memerlukan suatu dorongan dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri individu. Salah satu faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi adalah niat atau intensi. Hal ini didukung oleh Fishbein dan Ajzen (1975) yang menyatakan bahwa tingkah laku yang muncul pada manusia merupakan pembentukan hubungan timbal balik atara keyakinan (belief), sikap (attitude) dan intensi (intention) individu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intensi ikut mempengaruhi perilaku membeli seseorang. Istilah intention menunjuk pada lokasi seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang melibatkan hubungan antara dirinya sendiri dengan beberapa tindakan. Intensi tingkah laku belum merupakan perilaku yang nampak, tapi masih merupakan
19
kemungkinan subyektif seseorang untuk membentuk perilaku tertentu. Intensi dapat diartikan dengan suatu keyakinan, hasrat dan minat seseorang untuk melakukan sesuatu (Wilson, 1999). Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997) membeli (buying) lebih menunjukkan kegiatan yang secara langsung terlibat dalam pertukaran orang dengan barang-barang atau jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Jadi intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang disarankan. Demi alasan kesehatan dan kecantikan, obat pelangsing juga banyak dikonsumsi wanita yang mengalami obesitas. Para wanita tersebut berupaya untuk mengatasi masalah obesitas baik dengan cara yang tradisional maupun modern, mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal, mulai dari hasil yang seketika nampak
sampai
yang
membutuhkan
kesabaran.
Hampir
setiap
orang
mengharapkan hasil yang nyata, segera, dengan cara yang mudah dan tidak menyiksa serta biaya yang ringan. Obesitas merupakan suatu problem karena akibat negatif yang ditimbulkan baik ditinjau dari segi kesehatan, psikologis, sosial maupun ekonomi. Dimana kondisi badan melebihi berat badan normal dank arena kelebihan lemak menyebabkan berat badan jauh diatas normal. Obesitas akan menjadi hal yang menakutkan jika terjadi pada wanita, terutama untuk masalah kesehatan yaitu
20
menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan pada masalah hubungan sexual dan sulitnya hamil. Obesitas juga menimbulkan rasa tidak percaya diri dan bisa menyebabkan frustasi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan tersebut, muncul suatu keinginan pada wanita yang mengalami obesitas untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, Obesitas atau masalah kegemukan merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab kematian di Indonesia. Obesitas merupakan kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh diatas normal. Menurut Hermawan (1991) seseorang dikatakan menderita obesitas apabila memiliki kelebihan berat badan sebanyak 120% dari berat badan normal. Gejala obesitas pada saat ini merupakan problem yang semakin banyak diderita, baik oleh kaum wanita, pria maupun anak-anak. Obesitas menjadi suatu problem karena akibat negatif yang ditimbulkan baik ditinjau dari segi kesehatan, psikologis, sosial maupun ekonomi. Selain itu penderita merasa malas dan sulit bergerak, serta pakaian menjadi tidak muat lagi dipakai. Obesitas terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan adipose (adipocytes, yaitu jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Dariyo (2003) menyatakan bahwa salah satu kelompok yang memiliki kerentanan yang tinggi terhadap masalah obesitas adalah wanita. Beberapa ahli kesehatan menyatakan bahwa masalah obesitas yang dialami wanita akan menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius daripada kegemukan yang dialami pria (Kuntari, 2006). Hasil penelitian Women Health Institute
21
menunjukkan bahwa 40% wanita obesitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung, dan mengalami kematian di tahun pertama (Pikiran Rakyat, dalam Agustina, 2007). Bagi kaum wanita, obesitas menjadi momok yang menakutkan, selain untuk alasan kesehatan juga obesitas akan menimbulkan rasa tidak percaya diri seseorang. Tidak jarang wanita bereaksi secara berlebihan seperti frustasi karena penyakit yang ditimbulkan, juga karena diet yang telah dilakukan dengan ketat dan mengkonsumsi ramuan serta obat-obat penurun berat badan, ternyata bobot tubuh tidak kunjung susut. Ditinjau dari segi kesehatan, Bray (Lindsay & Powell, 1994) dan Sofro (1989) mengemukakan bahwa obesitas dapat menimbulkan resiko timbulnya berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan seperti kencing manis, penyakit kantung empedu, jantung koroner, dan tekanan darah tinggi. Obesitas juga menjadi faktor penyulit pada penyakit saluran napas seperti emfisema, bronchitis kronis dan asma, meningkatkan resiko pembedahan, mempersulit kehamilan, dan mungkin memperpendek harapan hidup seseorang. Obesitas sentral yang ditandai dengan rasio pinggang-panggul sama dengan atau lebih dari 0,1 pada pria dan 0,8 pada wanita perlu lebih diwaspadai. Obesitas sentral terbukti merupakan faktor resiko yang berdiri sendiri untuk penyakit jantung koroner (Sjubrudin, 1998). Penelitian lain yang dilakukan Sutjanto (1996) menemukan bahwa obesitas tipe sentral berkaitan dengan peningkatan terjadinya kelainan metabolisme yang berat seperti hiperinsulinemia, resistensi insulin, hipertrigliseri demia, hipertensi dan diabetes mellitus.
22
Menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas, membuat wanita melihat kembali pada pola hidup sehat untuk meminimalisir bahaya obesitas tersebut dan peduli hidup sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No.23 / 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kenyataannya tidak semua orang memiliki derajat kesehatan yang memadai. Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yaitu dengan makan makanan yang benar, olah raga, memiliki pola hidup yang teratur seperti tidur dan makan yang cukup dan teratur. Peduli hidup sehat perlu memperhatikan beberapa hal, seperti seperti minum air putih secara cukup kerena tubuh manusia tidak memberi sinyal berupa rasa haus sampai tubuh benar-benar kekurangan air atau mengalami dehidrasi. Membiasakan untuk sarapan pagi setiap hari karena jika terlewatkan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sarapan sehat adalah makanan ringan yang cukup gizi seperti segelas susu atau jus buah atau sarapan siap saji yang kaya gizi dan rendah lemak. Makan siang yang bergizi, karena biasanya kelebihan karbohidrat sering terjadi saat makan siang, atau kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein sebagai sumber energi. Mensiasati makan malam, karena biasanya bila tidak mempersiapkan makan malam, maka fast food atau take-away food yang memiliki kandungan lemak dan garam yang tinggi menjadi pilihan terakhir (Majalah cosmopolitan, Maret 2006).
23
Bertitik tolak dari uraian dan fenomena di atas, penulis ingin menguji ada tidaknya hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan membeli obat pelangsing. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dengan Membeli Obat Pelangsing.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Apakah pada wanita obesitas yang peduli pada hidup sehat cenderung memiliki intensi membeli obat pelangsing.”
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Psikologi, khususnya Psikologi konsumen.
24
a. Bagi Studi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi studi terutama di bidang psikologi industri organisasi dan psikologi konsumen serta memberi pengetahuan tentang masalah obesitas. b. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi penelitian selanjutnya serta mendorong ditemukannya kajian baru yang relevan dengan penelitian 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama bagi kaum wanita yang menderita obesitas untuk peduli terhadap kesehatannya serta akibat dari penggunaan obat pelangsing.
25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensi Membeli Obat Pelangsing
1. Pengertian dan Teori Intensi Bandura (Azwar, 2000) mengatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekat untuk melakukan aktivitas tertentu atau untuk menentukan keadaan selanjutnya dimana komponen kognitif memegang peranan penting dalam pembentukan intensi berperilaku. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu hal yang diasumsikan dapat menangkap faktorfaktor yang memotivasi dan memiliki dampak kuat terhadap perilaku. Kerasionalan konsumen dapat mendukung keakuratan pengukuran intensi dalam memprediksi perilaku dimasa mendatang. Kerasionalan konsumen mendukung adanya perilaku volisional yaitu perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri. Jika perilaku berada dibawah kontrol volisional maka pengukuran intensi akan mampu memprediksikan perilaku aktual secara akurat (Dharmmesta, 1998). Pertimbangan kontrol volisional perlu mendapat perhatian utama dalam pengukuran intensi membeli apalagi mengingat adanya perubahan sikap konsumen. Situasi pasar saat ini terlihat bahwa konsumen semakin jeli dalam memilih produk yang akan dibeli (Tjiptono dalam Siwi, 2002). Oleh karena itu pengukuran intensi secara akurat memperhatikan kontrol volisional.
26
Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan dengan teori perilaku berencana yang merupakan pengembangan komprehensif dari teori tindakan beralasan. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) merupakan pendekatan intensi perilaku yang memperhatikan kontrol volisional seperti kerasionalan individu. Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas perilaku namun juga target tindakan dalam kontrol kesadaran orang tersebut (Dharmmesta, 1998). Teori tindakan beralasan menjelaskan bahwa perilaku seseorang merupakan fungsi dari intensi terhadap aturan tertentu dan faktor intervening lainnya (Ajzen dalam Siwi, 2002). Dua hal yang mempengaruhi intensi individu untuk bertindak adalah : a. Sikap dalam tindakan dalam aturan tersebut Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh kepercayaan dan evaluasi mengenai konsekuensi perilaku. b. Norma subyektif Merupakan persepsi individual yang dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap keputusan perilaku tertentu. Norma ini ditentukan oleh keyakinan konsumen terhadap konsekuensi perilaku dan reaksi orang lain dari perilaku yang dilakukan serta motivasinya sesuai dengan standar dalam berperilaku. Komponen norma subyektif dari intensi berperilaku dapat diekspresikan dalam empat aspek yaitu norma subyektif individual atas perilaku tertentu, keyakinan normatif dari kelompok referen, motivasi untuk mengikuti pikiran kelompok referen, dan jumlah refernsi yang relevan.
27
Teori tindakan beralasan menganggap bahwa intensi perilaku seperti intensi membeli dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu yang rasional. Teori ini
mengasumsikan
bahwa
konsumen
secara
sadar
mempertimbangkan
konsekuensi dari pertimbangan alternatif dalam memilih salah satu hal yang memiliki konsekuensi yang sesuai dengan keinginan konsumen (Engel dkk, 1990). Kenyataannya tidak semua perilaku membeli dilakukan dibawah kontrol volisional konsumen. Ada beberapa perilaku yang tidak berada didalam kontrol volisional seperti ketika pembelian produk inovatif, konsumen tidak hanya membutuhkan sumber aktual seperti waktu, informasi tentang pembelian produk, melainkan juga kepercayaan didalam mengambil keputusan (Dharmmesta, 1998). Adanya beberapa perilaku membeli yang tidak berada dalam kontrol volisional secara penuh, membuat ketidakakuratan pengukuran intensi membeli. Hal ini dikarenakan intensi membeli yang dilatarbelakangi oleh rendahnya keterlibatan terhadap produk, sehingga membuat data intensi membeli sulit untuk memprediksi pembelian dimasa yang akan datang (Engel dkk, 1990). Teori perilaku berencana merupakan pendekatan intensi perilaku yang mengatasi keterbatasan tindakan beralasan dalam hal ketidakakuratan intensi perilaku dalam situasi kontrol volisional yang rendah. Ajzen (Dharmmesta, 1998) menyempurnakan tindakan beralasan menjadi teori perilaku berencana dengan cara menambahkan variabel baru yang memberi perhatian pada konsep kontrol kemauan berperilaku yang dirasakan individu. Teori perilaku berencana menambahkan kontrol kemauan yang dirasakan seseorang dalam situasi
28
pengambilan keputusan berperilaku khususnya ketika perilaku tersebut tidak berada dibawah kontrol volisional (Ajzen, 1991). Pada dasarnya teori perilaku berencana tidak berlawanan dengan teori tidakan beralasan. Keduanya memiliki persamaan mendasar yaitu menjadikan intensi sebagai faktor sentral dalam teori pembentukan perilaku. Teori perilaku berencana bisa dikatakan sebagai teori pengembangan dari teori tindakan beralasan. Apabila konsumen memiliki kontrol volisional yang maksimal dalam menyusun perilakunya maka teori perilaku berencana akan tereduksi menjadi teori tindakan beralasan
(Dharmmesta, 1998). Perbandingan antara teori tindakan
beralasan dan teori perilaku berencana dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Sikap terhadap perilaku
Norma subyektif
Intensi
Perilaku spesifik
Kontrol keperilakuan yang dirasakan Gambar 1. Perbandingan Antara Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku Berencana
Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa intensi berperilaku dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ajzen (1991) menjelaskan bahwa tiga komponen utama pembentuk intensi tersebut adalah sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan. Sikap terhadap
29
perilaku menunjukkan tingkat evaluasi penilaian seseorang terhadap suatu perilaku tertentu. Norma subyektif merupakan faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan perilaku. Kontrol
keperilakuan yang dirasakan menunjukkan
tingkat kemudahan atau kesukaran individu untuk melakukan tindakan yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan halangan atau hambatan yang dipertimbangkan oleh orang tersebut. Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa pada dasarnya individu dipengaruhi
oleh
berperilakunya.
sejumlah
Pada
keyakinan
penjelasan
penting
mendasar,
guna teori
menyusun perilaku
intensi
berencana
mengeluarkan postulat bahwa intensi berperilaku merupakan fungsi dasar dari sejumlah informasi penting atau keyakinan yang relevan dengan perilaku tersebut (Ajzen, 1991). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan kesungguhan niat individu untuk melakukan perilaku tertentu dalam rangka memenuhi motif berperilakunya. Pengukuran intensi didukung oleh adanya perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri (kontrol volisional). Pendekatan intensi perilaku dilakukan dengan dua teori yaitu teori perilaku berencana dengan teori tindakan beralasan.
2. Elemen dalam Intensi Membeli Intensi berperilaku didefinisikan dalam beberapa elemen, yaitu tindakan, target, situasi, dan waktu (Fishbein & Ajzen, 1980). Meskipun elemen target,
30
tindakan, konteks, dan waktu didefinisikan dalam sejumlah makna, namun hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami intensi berperilaku adalah prinsip kesesuaian (compatibility) pada sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati (Ajzen, 1991). Hal ini berarti bahwa pengukuran intensi berperilaku harus memperhatikan kesesuaian tiap elemen yang termuat dalam determinan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati. Selanjutnya dikatakan bahwa elemen tindakan, target, situasi, dan waktu (behavior, target, situation, time) memang memiliki makna yang spesifik tetapi dapat dimaknai dalam pemahaman yang umum melalui upaya makna kesatuan (aggregation). Dengan demikian konteks elemen dari perilaku tertentu dapat digeneralisasikan pada semua konteks elemen yang masih relevan dengan konteks spesifik. a. Behavior : Perilaku b. Target
: Sasaran perilaku itu titujukan
c. Situation : Dimana perilaku itu dimunculkan d. Time
: Waktu saat perilaku itu dimunculkan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut : Mengantar ibu ke Supermarket nanti sore Behavior : Mengantar Target
: Ibu
Situation : ke Supermarket Time
: nanti sore
31
Berdasarkan penjabaran mengenai asumsi dasar dalam memahami intenti membeli, Siwi (2002) merumuskan aspek-aspek membeli meliputi : a.
Aspek motivasi berupa alasan atau tujuan yang melatarbelakangi pemakaian obat pelangsing.
b.
Aspek kognisi berupa evaluasi terhadap resiko pemakaian obat pelangsing.
c.
Aspek kontrol volisional berupa upaya aktif rasional untuk memanfaatkan sumber dan peluang seperti informasi pengetahuan produk guna mewujudkan niatnya membeli obat pelangsing. Berdasarkan uraian di atas maka elemen-elemen dalam intensi membeli
yang meliputi tindakan, target, situasi, dan waktu, penulis gunakan sebagai aspek dalam menyusun skala untuk penelitian, yaitu Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Kesimpulan dari uraian di atas adalah intensi berperilaku butuh upaya yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia merupakan fungsi dari sejumlah predisposisi dari faktor biologis dan lingkungan.
3. Intensi Membeli Secara singkat Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi adalah probabilitas subyektif individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Intensi ini meliputi empat elemen yaitu perilaku, obyek yang mengarahkan perilaku, situasi, dan waktu tempat perilaku akan terjadi.
32
Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli. Proses pengambilan keputusan membeli terdiri dari tahap pengenalan, kebutuhan atau individu menyadari adanya kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli produk. Intensi membeli merupakan tahapan yang terjadi antara evaluasi alternatif dengan pengambilan keputusan membeli (Kotler, 2000). Menurut Assael (Soetedja dan Astuti, 2000), pencarian informasi akan dilanjutkan dengan evaluasi atribut yang ada pada tiap alternatif produk. Hasil dari evaluasi alternatif produk berupa sikap terhadap produk yang akan membentuk sikap terhadap perilaku. Sikap terhadap perilaku dipadukan dengan norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan, akan membentuk intensi membeli yang dilanjutkan dengan perilaku membeli. Kajian ini menggunakan obyek perilaku membeli berupa produk obat pelangsing. Menurut Ekky (Nova, 2006) obat pelangsing adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan. Ada beberapa yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Sifat dan cara kerjanya bermacam-macam seperti menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorbsi lemak, dan bulk fillers (pengganjal perut). Berdasarkan proses pengambilan keputusan membeli di atas, dapat dikatakan bahwa intensi membeli adalah salah satu tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli. Proses diawali ketika individu menyadari adanya kebutuhan akan suatu produk yang akan mendorong individu untuk
33
mencari informasi tentang beberapa alternatif produk yang dianggap dapat memuaskan kebutuhannya. Berdasarkan teori yang telah disebutkan di atas dapat diasumsikan bahwa intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada suatu situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan.
4. Faktor-Faktor Dalam Intensi Membeli Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan
membeli
(Kotler,
2000).
Pada
dasarnya
faktor-faktor
yang
mempengaruhi intensi membeli dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor ekstsernal dan faktor internal (Sutedja dan Astuti, 2000). a.) Faktor eksternal, terdiri dari : (1). aktivitas pemasaran, meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi (Kotler, 2000) dan (2). lingkungan, meliputi situasi ekonomi, teknologi, politik, budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, peran dan status, pengaruh perorangan, dan situasi. b.) Faktor internal, terdiri dari : (1) proses psikologis, meliputi motivasi, persepsi, proses
belajar
dan
pemrosesan
informasi,
sikap,
dan
kepribadian,
(2) karakteristik individu, meliputi sumber daya, demografi, gaya hidup, dan pengetahuan tentang produk.
34
B. Peduli Hidup Sehat
1. Pengertian Peduli Hidup Sehat Hidup sehat dan bugar sepanjang hari adalah dambaan setiap manusia, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, dan kesehatan merupakan hak asasi manusia. Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yang meliputi beberapa hal, yaitu makan makanan bergizi, berolah raga, serta memiliki pola hidup yang teratur (UU tentang kesehatan, 1992). Seto (2006) memberikan resep untuk hidup sehat agar hidup manusia menjadi sehat dan nyaman. Kiat-kiat hidup sehat tersebut adalah : a. Rajin mencuci tangan Urusan yang satu ini memang sepertinya tidak penting, tetapi ternyata berkat rajin mencuci tangan, kuman-kuman yang bersarang di tangan dan kuku akan mati seketika. b. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur c. Makan makanan bergizi d. Minum susu e. Sering minum air putih f. Perhatikan kebersihan lingkungan Bisa dimulai dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, agar kebersihan tetap terjaga, dan menghindari resiko bencana banjir dan lainnya. g. Makan teratur h. Santap juga telur dan ikan sebagai sumber protein
35
i. Jangan jajan sembarangan Dengan memakan makanan yang terjaga kebersihan dan gizinya, selain lebih sehat, juga membuat hidup lebih hemat. j. Rajin makan sayur dan buah Serat yang terkandung dalam sayur dan buah membuat tubuh makin sehat karena kebutuhan akan serat, vitamin, dan mineral terpenuhi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hidup sehat adalah hidup dengan pola makan yang teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang terhadap hidup sehat yang meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta rajin berolah raga.
2. Aspek-aspek Peduli Hidup Sehat Hartoko (2006) menyebutkan beberapa determinan perilaku sehat berdasarkan uraian tentang perilaku makan sehat menurut Bennet & Murphy serta psikologi kesehatan dari Sarafino, menjadi beberapa aspek perilaku hidup sehat, yaitu : a. Membatasi makanan berlemak Berbagai kajian memperlihatkan bahwa konsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit artheriosclerosis, diabetus mellitus tipe 2, kanker payudara, dan kanker usus besar. Lemak merupakan penghasil kalori terbesar tiap gramnya dibandingkan dengan
36
nutrisi lainnya. Lemak harus dihindari karena pada dasarnya makanan yang berlemak
rasanya
lebih
enak,
mudah
dikunyah,
namun
kurang
mengenyangkan. Terdapat dua golongan makanan berlemak seperti daging, telur, bakso, sate, dan golongan junkfood seperti hamburger, pizza, hotdog dan sebagainya. Menurut pesan dasar gizi seimbang dari Depkes RI tahun 1996/1997 (Hartoko, 2006) konsumsi lemak maksimum 20% dari total energi. Perhitungan prosentase menyulitkan orang awam untuk mengetahui seberapa sehat konsumsi lemaknya. Wardle dkk (Hartoko, 2006) memberi saran yang lebih mudah yaitu kurang dari sekali makan tiap hari. b. Mengurangi konsumsi garam Asupan sodium (yang terdapat didalam garam) berlebihan berperan didalam timbulnya gejala hipertensi. Berbagai kajian memperlihatkan bahwa asupan sodium dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan reaktivitasnya didalam setiap menekan. Asupan antara 1100 hingga 3000 mg sodium perhari dipandang aman dan mencukupi (satu sendok teh garam berisi 2000 mg sodium). Namun sebagian besar orang mengkonsumsi garam lebih dari 7000 mg perhari yang berasal dari proses memasak, penambahan garam pada makanan yang siap disantap, serta berasal dari makanan kecil yang berasa asin. c. Mengurangi konsumsi gula Diabetus mellitus tipe 2 terkait dengan asupan gula (glukosa), baik gula murni maupun gula yang terdapat dalam karbohidrat yang amat mudah diubah menjadi glukosa. Makanan jenis ini dengan cepat akan meningkatkan kadar
37
gula dalam darah sekaligus jumlah plasma insulin. Keadaan ini akan mempercepat keausan organ pembuat insulin serta merangsang resistensi terhadap insulin. Mengkonsumsi gula dianjurkan tidak melebihi tiga sampai empat sendok makan tiap hari. d. Mengkonsumsi sayur dan buah Makanan berserat seperti sayuran dan buah disarankan untuk dikonsumsi tiap hari. Devine dan Pimentel (Hartoko, 2006) menganjurkan konsumsi makanan berserat (sayur dan buah) minimal empat porsi sehari. Sayur dan buah banyak mengandung serat yang berguna bagi tubuh. Serat dapat menghambat laju pencernakan makanan, meningkatkan ekskresi lemak dan nitrogen melalui tinja atau feses. Makanan berserat mampu menarik cairan dalam jumlah besar, sehingga mempermudah pengeluaran kotoran. e. Perilaku berolah raga Olah raga secara teratur dapat memperpendek waktu transit kotoran didalam usus besar. Olah raga secara teratur dan rutin dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Olah raga dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang membantu proses pembakaran lemak dan kalori. Olah raga juga berkaitan secara negatif dengan kemunculan jenis-jenis kanker reproduktif. Aktivitas olah raga juga berpengaruh secara positif terhadap sistem kekebalan tubuh yang mampu mengeliminasi sel-sel kanker secara terus-menerus. Untuk kepentingan penjagaan kesehatan serta menghindari resiko penyakit degeneratif, durasi waktu yang dianggap terbaik adalah lebih dari 30 menit. Aktivitas olah raga
38
disarankan sekurang-kurangnya menguras energi perminggu hingga 2000 kilokalori perminggu. Grace (Obesity news, 2006) menyebutkan agar diperoleh kesehatan tubuh diperlukan olah raga yang teratur, sebaiknya empat sampai lima kali dalam seminggu, hindari makanan berlemak tinggi, hindari makanan kalengan yang tinggi kandungan garamnya, hindari makanan dengan kandungan gula murni, tetap makan dengan pola menu seimbang, serta tidak mengubah waktu atau jam makan. Sementara itu Seto (2006) menambahkan adanya penjagaan kebersihan terhadap diri dan lingkungan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek peduli hidup sehat meliputi pola makan yang seimbang dan teratur, mengurangi konsumsi lemak, garam, dan gula yang berlebih, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta rajin berolah raga. Kesimpulan dari aspek-aspek inilah yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penyusunan skala penelitian, yaitu Skala Peduli Hidup Sehat mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006).
3. Hal-hal yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup Sehat Tetap dalam keadaan sehat adalah dambaan semua orang, sehingga bisa melaksanakan kegiatan untuk menunjang kehidupan, bekerja menghidupi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, kegiatan untuk beramal dan beribadah. Namun seringkali manusia terjebak oleh rutinitas sehari-hari, sehingga lupa dengan kesehatan.
39
Kehidupan modern menuntut seseorang untuk bergerak cepat dalam upaya memenuhi berbagai tuntutan kehidupan. Sehingga mengakibatkan kelelahan, kurang istirahat, dan faktor-faktor lain yang menyebabkan banyak orang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Purnomo (Ayudea, 2007) mengatakan, kesehatan dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Ada yang bisa disikapi atau disiasati, tapi ada juga yang harus diterima apa adanya. Biasanya selagi sehat banyak orang tidak membatasi asupan makanan yang masuk. Makan berlebihan dan tidak terkontrol, adalah salah satu pemicu penyakit. Selanjutnya dikatakan bahwa hidup sehat bisa dimulai dengan mengurangi beberapa bahan makanan yang dapat mengganggu kesehatan, yaitu makananmakanan yang mengandung gula, asam urat dan lemak. Jeroan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu, emping, dan tape yang banyak mengandung asam urat. Sedang makanan-makanan seperti telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan lebih banyak mengandung lemak. Peduli hidup sehat dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi baik dan seimbang, terutama yang kaya antioksidan, seperti tomat, kacang-kacangan, wortel, pepaya, jeruk, kurma, apel, brokoli, kobis. Selain itu ditambahkan pula untuk menghindari rokok dan alkohol. Berolahraga secara teratur dan terukur, serta memeriksakan kesehatan secara menyeluruh setahun sekali. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa alasan dan pentingnya peduli hidup sehat adalah agar orang terhindar dari berbagai penyakit serta diperoleh stamina tubuh yang baik.
40
C. Obesitas
1. Pengertian Obesitas Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Curtis (2000) menyatakan bahwa obesitas merupakan suatu kondisi yang dapat digambarkan melalui rentang dari rasio berat dibagi tinggi badan, menggunakan rata-rata populasi dan dapat mengukur prosentase lemak tubuh. Stunkard (Sariantoho, 2005) menyebutkan bahwa obesitas dikategorikan menjadi obesitas ringan (20%-40% kelebihan berat badan), obesitas moderat
(41%-100% kelebihan berat badan), obesitas berat
(100% atau lebih kelebihan berat badan). Obesitas juga sering dikaitkan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), dihitung dengan menggunakan rumus : berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2). Hasilnya dikelompokkan menjadi : berat normal (20-24,9), obesitas tingkat I (25-29,9), obesitas tingkat II (30-39,9), dan obesitas tingkat III (>40). Sementara itu Priyani (1998) mengemukakan bahwa obesitas berkaitan dengan kelebihan lemak tubuh. Terdapat berbagai teknik yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.pengukuran, dan yang paling sederhana adalah dengan mengukur berat badan, namun sesungguhnya berat badan tidak dapat mencerminkan keadaan lemak tubuh karena badan terdapat air, rangka, otot dan sebagainya yang mempengaruhi berat badan tubuh. Teknik lain yang sering digunakan adalah dengan membandingkanantara berat dan tinggi badan yang lebih dikenal dengan Body Mass Indek. Cara lain adalah dengan mengukur
41
ketebalan lemak tubuh yang terdapat di sekeliling tubuh (paha, perut, lengan, pinggul) dan kemudian dibandingkan dengan tabel yang distandardisasi. Menurut Courtney (1997), obesitas berhubungan dengan kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Obesitas juga berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh, obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan lebih dari 120% berat badan ideal (BBI). Ada tiga derajat obesitas : 1. Ringan : 120% - 140% BBI 2. Sedang : 140% - 200% BBI 3. Berat
: lebih dari 200% BBI
Obesitas merupakan keadaan menumpuknya lemak pada jaringan tubuh yang berlebihan. Bray dkk. mengatakan bahwa seorang pria dapat dianggap obesitas apabila jumlah lemaknya melebihi 25% dari berat badan total dan 30% bagi wanita. Suatu kriteria praktis dan paling sering digunakan adalah apabila berat badan telah melebihi 120% berat badan ideal. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan (overweight) apabila bobotnya melebihi 10-20% dari berat badan normal, sedangkan seseorang dikatakan obesitas bila bobotnya lebih dari 20% (Baraas, 1993). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakn bahwa obesitas merupakan suatu keadaan dimana lemak dalam tubuh melebihi batas normal. Terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah bisa dikategorikan obesitas atau tidak. Cara yang paling praktis adalah dengan mengukur berat badan seseorang apabila berat badan seseorang melebihi 20% dari berat badan normal, maka orang tersebut bias dikatakan mengalami obesitas.
42
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Mu’tadin, 2002). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : a. Genetik Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Banyak dijumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak yang gemuk pula. Hal ini dimungkinkan sejumlah besar unsur sel lemak pada ibu hamil yang mengalami obesitas secara otomatis akan diturunkan pada bayi selama dalam kandungan. b. Kerusakan pada salah satu bagian otak System pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus yang merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (pusat makan), dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pusat kenyang). Bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. c. Pola makan berlebihan Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang dengan berat badan normal terhadap rasa lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
43
atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan saat merasa ingin makan, bukan makan saat lapar. d. Kekurangan aktivitas fisik Obesitas dapat juga terjadi bukan karena makan berlebihan tetapi karena aktivitas fisisk yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi. e. Emosional Obesitas dapat bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang yang mengalami obesitas seringkali cenderung makan lebih banyak apabila merasa tegang atau cemas. Gangguan emosi akibat tekanan psikologis yang dirasakan tidak menguntungkan dapat mengubah kepribadian seseorang sehingga menjadikan makanan sebagai tempat pelarian. f. Lingkungan Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung menjadi gemuk.
3. Akibat Obesitas Obesitas bisa mengancam kesehatan fisik dan perkembangan pribadi individu. Secara medis penderita obesitas mempunyai resiko untuk menderita hipertensi, hiperkolesterol, penyskit kantung empedu, diabetes (Bray dalam Priyani, 1998). Maranhao (2000) mengemukakan bahwa obesitas akan menyebabkan berbagai penyakit, diantaranya diabetes, jantung, tekanan darah tinggi,
44
osteoarthritis atau nyeri dan bengkak pada persendian, nyeri punggung, pinggang, batu empedu, asam urat tinggi, serta gangguan berhentinya nafas saat tidur.
D. Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing Obesitas atau kegemukan merupakan masalah yang cukup merisaukan terutama di kalangan wanita. Kegemukan menjadi masalah yang cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna yang seringkali diartikan dengan memiliki tubuh ramping/langsing. Wanita cantik identik dengan langsing (Sinar Harapan, 2005). Alasan lain yang menyebabkan orang ingin menurunkan berat badan adalah kebugaran atau kesehatan. Keindahan, kecantikan, dan menawan, merupakan penampilan dari semua yang tercermin dari kesehatan. Oleh karena itu apabila terjadi obesitas (kegemukan), seseorang tak dapat disebut sebagai sehat (Daldiyono dalam Republika, 2004). Obesitas merupakan kelebihan massa lemak tubuh. Pada tahun 1998 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obesitas sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah merokok. Lebih dari satu milyar penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Bahkan saat ini prevalensi penderitanya tiap tahun semakin meningkat. Penyakit yang dipicu oleh obesitas adalah sindroma metabolik dengan resiko penyakit kardiovaskuler. Penyakit lainnya berupa gangguan pernafasan, osteoarthritis, gangguan hormonal, asam urat tinggi, kanker, diabetes, dan stroke.
45
Berbagai
penelitian
memperlihatkan
bahwa
obesitas
itu
justru
menimbulkan banyak penyakit (Wibudi dalam Republika, 2004). Oleh karena itu banyak penderita obesitas, terutama kaum wanita, yang peduli terhadap kesehatan disamping juga karena alasan kecantikan, berusaha sekuat tenaga untuk dapat menurunkan berat badannya yang berlebih tersebut agar menjadi langsing. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan, dan pada umumnya yang ditempuh adalah cara instant, diantaranya adalah dengan minum obat pelangsing. Konsumen mengkonsumsi alternatif produk sesuai dengan jenis kebutuhan dan keinginan masing-masing. Dengan kata lain konsumen membeli produk guna memuaskan
kebutuhannya
(Bearden
&
Ingran,
2001).
Lury
(1998)
mengemukakan bahwa dalam budaya konsumen menjelaskan bahwa perilaku konsumsi konsumen memiliki tujuan guna memenuhi keinginan sesuai dengan jenis kebutuhannya, yaitu : a). kebutuhan fisiologis seperti makan dan minum, 2). Kebutuhan material seperti pakaian dan perumahan, 3). kebutuhan yang berkaitan dengan pengekspresian diri seperti gaya hidup, kesehatan, fesyen, dan kecantikan. Penatalaksanaan berat badan merupakan upaya yang harus dijalankan bersamaan dan terus-menerus bagi wanita obesitas yang peduli hidup sehat. Penerapan penatalaksanaan berat badan harus secara terpadu (holistik) dengan empat konsep pendekatan, yaitu : perencanaan makan, aktivitas fisik/olahraga, perubahan perilaku, dan pengobatan (Kompas Cyber Media, 2006). Selanjutnya dikemukakan bahwa penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai dengan pendekatan holistik yang meliputi : perencanaan makan
46
yang benar, melakukan aktivitas fisik/olah raga, perubahan tingkah laku yaitu penanaman motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan, serta pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif. Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menjaga berat badan terutama bagi penderita obesitas perlu dilakukan agar diperoleh kehidupan yang sehat. Orang yang mengalami obesitas rentan terhadap berbagai macam penyakit, oleh karena itu diperlukan berbagai cara untuk menurunkan berat badan agar diperoleh berat badan ideal dan badan menjadi sehat. Salah satu cara penurunan berat
badan
adalah
melalui
pengobatan,
diantaranya
adalah
dengan
mengkonsumsi obat pelangsing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada kaitan antara peduli hidup sehat pada penderita obesitas dengan konsumsi obat pelangsing.
E. Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat semakin rendah pula intensinya untuk membeli obat pelangsing.
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan searah antara dua variabel atau lebih (Usman & Akbar, 1995). Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel peduli hidup sehat dengan variabel intensi membeli obat pelangsing.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat : Intensi membeli obat pelangsing 2. Variabel bebas : Peduli hidup sehat
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Intensi Membeli Obat Pelangsing Intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada suatu situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan. Intensi membeli obat pelangsing diungkap melalui Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing yang terdiri dari empat aspek, yaitu :
48
-
Tindakan
-
target
-
situasi
-
waktu.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin rendah pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. 2. Peduli Hidup Sehat Peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang terhadap hidup sehat yang meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Peduli hidup sehat diungkap melalui Skala Peduli Hidup Sehat yang mengacu dari skala yang digunakan oleh Hartoko (2006), meliputi aspek : -
membatasi makanan berlemak
-
mengurangi konsumsi garam
-
mengurangi konsumsi gula
-
memperbanyak konsumsi sayur dan buah
-
rajin berolah raga.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek penelitian menunjukkan semakin tinggi kepeduliannya terhadap hidup sehat. Demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subyek penelitian menunjukkan semakin rendah kepeduliannya terhadap hidup sehat.
49
D. Subyek Penelitian Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingkat obesitas diketahui melalui identitas subyek yaitu tinggi badan dan berat badan yang disertakan dalam lembar alat ukur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental purposive sampling, yaitu kombinasi dari incidental sampling/sampling kebetulan dan purposive sampling. Dalam teknik pengambilan sampel ini yang dijadikan anggota sampel adalah orang-orang yang kebetulan dijumpai di tempat tersebut yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang berhubungan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2000).
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala adalah alat pengungkap informasi psikologis. Skala tidak hanya terdiri dari stimulus dan satu pertanyaan saja, melainkan selalu berisi banyak aitem (Azwar, 2003). Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan Skala Peduli Hidup Sehat. 1. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing digunakan untuk mengetahui seberapa jauh intensi subyek penelitian untuk membeli obat pelangsing. Skala
50
Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat aspek, yaitu tindakan (perilaku), target (sasaran perilaku itu ditujukan), situasi (dimana perilaku itu dimunculkan), dan waktu (saat perilaku itu dimunculkan). Aspek situasi yang menunjukkan tempat membeli obat pelangsing tidak dibuat pernyataan tersendiri dalam satu aspek, melainkan telah disebutkan dalam setiap aitem pernyataan pada tiap-tiap aspek. Hal ini untuk menghindari pernyataan yang tumpang tindih antara aitem pada aspek satu dengan lainnya. Jenis-jenis obat pelangsing yang dipakai sebagai aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat macam, dan pada tiap jenis obat pelangsing tersebut meliputi empat aspek intensi membeli, yaitu : a). Penekan nafsu makan (anorexan). Merupakan jenis obat pelangsing yang berfungsi merangsang susunan saraf pusat (sentral). Cara kerjanya adalah dengan menekan pusat lapar di otak dan mengaktifkan pusat kenyang. Akibatnya orang tidak nafsu makan. Obat golongan ini yang beredar di pasaran biasanya golongan obat amphetamine, dekstroamphetamine, metaamphetamine, detilpropion, mazindol, benzfetamin. Penggunaan yang salah pada obat ini dapat menyebabkan tremor, komplikasi, jantung berdebar, tak bisa tidur, gelisah, mulut kering, sembelit, hingga alergi. Orang hipertensi yang mengkonsumsi obat ini dapat menaikkan tekanan darahnya, pembuluh darahnya pecah, dan berakibat kematian. Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 1. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 5. Aspek waktu (saat perilaku
51
membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 9. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 1,5, dan 9. b). Mempercepat rasa kenyang. Sibutramin hidroklorida termasuk golongan ini. Cara kerjanya juga mempengaruhi otak, yaitu memperbanyak produksi serotonin sehingga orang merasa cepat kenyang. Pemakaian obat ini harus sepengetahuan dokter, karena efek sampingnya berbahaya. Obat ini bekerja di ujung serabut saraf, menghasilkan efek tekanan darah naik, gelisah, sulit buang air, dan sakit kepala. Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 2. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 6. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 10. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 2,6, dan 10. c). Meningkatkan absorbsi lemak. Jenis obat orlistat termasuk golongan ini. Orlistat ini bekerja menghambat aktivitas lipase sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap tubuh, melainkan langsung dikeluarkan bersama feses. Lipase adalah enzim di usus yang berfungsi memecah lemak agar bisa diserap tubuh.
52
Orang yang mengkonsumsi orlistat secara berlebih dapat terkena diare, kembung, dan memiliki feses yang berminyak. Minyak ini bukanlah lemak tubuh, melainkan lemak makanan yang baru saja dimakan, sehingga vitamin penting dalam tubuh ikut terbuang. Berdasarkan publikasi dari WHO, obat jenis orlistat dapat menyebabkan kanker payudara. Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 3. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 7. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 11. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 3,7, dan 11. d). Bersifat bulk fillers (pengganjal perut) Merupakan larutan atau tablet yang berasal dari serat tumbuhan dan buah. Bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut. Tapi jika dikonsumsi berlebih akan menghambat penyerapan vitamin dan mineral. Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 4. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 8. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 12. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 4,8, dan 12.
53
Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing ini menggunakan model Likert, yang terdiri dari 12 pernyataan dengan empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan bergerak dari 1 sampai 4. Nilai total dari seluruh butir diperoleh dengan menggunakan the summated rating, yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor butir. Distribusi aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing Jenis Penekan nafsu makan Mempercepat rasa kenyang Meningkatkan absorsi lemak Pengganjal perut Jumlah
Nomor Pernyataan 1, 5, 9 2, 6, 10 3, 7, 11 4, 8, 12 12
Jumlah 3 3 3 3 12
2. Skala Peduli Hidup Sehat Skala Peduli Hidup Sehat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kepedulian subyek penelitian terhadap kesehatannya. Skala Peduli Hidup Sehat mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006), terdiri dari 29 aitem pernyataan, yaitu : a. Membatasi makanan berlemak Subyek diminta untuk menyatakan seberapa sering mengonsumsi jenis makanan berlemak. Terdapat beberapa jenis makanan berlemak dan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1). Lauk pauk, terdiri dari lima aitem pernyataan 2). Junk food, terdiri dari tiga aitem pernyataan 3). Makanan kecil berlemak, terdiri dari empat aitem pernyataan
54
b. Mengurangi konsumsi garam Asupan garam diukur dalam dua kelompok pertanyaan, yaitu : 1). Seberapa sering subyek menambahkan garam kedalam makanan yang siap disantap. 2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil yang berasa asin. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga aitem pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari tujuh pilihan jawaban dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1}. c. Mengurangi konsumsi gula Asupan gula diukur dalam tiga kelompok pertanyaan, yaitu : 1). Seberapa sering subyek mengonsumsi minuman manis. Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari kurang dari segelas perhari (diberi skor 7) hingga lebih dari lima gelas sehari (diberi skor 1). 2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil berasa manis. Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1). 3). Seberapa sering subyek menyantap kue kering berasa manis. Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1).
d. Mengkonsumsi sayur dan buah
55
Subyek penelitian diminta untuk menyatakan seberapa sering subyek mengonsumsi sayur dan buah (terdiri dari dua pertanyaan). Alternatif jawaban terdiri dari tujuh pilihan jawaban yaitu : tidak pernah (skor 1), kurang dari satu kali seminggu (skor 2), seminggu sekali (skor 3), tiga kali seminggu (skor 4), sekali sehari (skor 5), dua sampai tiga kali sehari (skor 6), lebih dari tiga kali sehari (skor 7). e. Perilaku berolah raga Terdiri dari tiga macam perilaku yaitu aktivitas olah raga berat, aktivitas olah raga sedang, dan aktivitas olah raga ringan. Ketiga aitem diukur dengan menanyakan kepada subyek seberapa sering dalam jangka waktu satu minggu melakukan aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Alternatif jawabab terdiri dari tujuh pilihan yaitu : tidak pernah (skor 1), sebulan sekali (skor 2), dua sampai tiga kali sebulan (skor 3), sekali seminggu (skor 4), dua sampai tiga kali seminggu (skor 5), setiap hari (skor 6), lebih dari sekali sehari (skor 7). Distribusi aitem Skala Peduli Hidup Sehat dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Aspek Mengurangi konsumsi lemak Mengurangi konsumsi garam Mengurangi konsumsi gula Mengkonsumsi sayur dan buah Olah raga Jumlah
Nomor Pernyataan
Jumlah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
12 6 6 2 3 29
13,14,15,16,17,18 19,20,21,22,23,24 25,26 27,28,29
56
F. Validitas dan Reliabilitas Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Azwar (2005) mengemukakan bahwa pengukuran atau pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui kecermatan dan ketepatan alat ukur sesuai atau tidak dengan tujuan penelitian. Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugasnya. Selanjutnya dikatakan bahwa suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukanya pengukuran tersebut, sedangkan Hadi (1995) menyatakan bahwa validitas atau kesahihan adalah seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan pembacaan yang telitidan dapat menunjukkan dengan sebenarnya gejala atau bagian gejala yang diukur . Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan seleksi aitem. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement (Azwar, 2005). Untuk memenuhi validitas isi, suatu skala harus koprehensif isinya dan hanya memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Oleh karena itu, blue print skala yang memberikan gambaran mengenai isi skala dan menjadi acuan serta pedoman untuk berada dalam lingkup yang benar, bila diikuti dengan baik akan mendukung validitas isi skala (Azwar, 2005).
57
Seleksi aitem dilakukan untuk menguji apakah tiap butir aitem benarbenar telah mengungkapkan faktor-faktor yang ingin diselidiki. Fungsi dari seleksi aitem adalah untuk mendapatkan aitem-aitem yang valid, sehingga aitemaitem tersebut layak digunakan untuk penelitian. Seleksi aitem dilakukan dengan cara mnghitung korelasi antara distribusi skor setiap aitem dengan skor skala. Pengkorelasian antara skor aitem dengan skor skala akan menghasilkan korelasi aitem total atau indeks daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan, yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2005). Penentuan pengukuran valid atau gugur menggunakan standar koefisien validitas sebesar 0,30, karena aitem yang koefisien validitasnya minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2005). Aitem dinyatakan valid apabila koefisien validitasnya positif dan lebih besar atau sama dengan 0,30. Aitem yang memiliki koefisien validitas lebih kecil dari 0,30 atau bertanda negatif dinyatakan gugur. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas berkaitan dengan keajegan suatu alat ukur, yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Kepercayaan, keterandalan, kestabilan, konsistensi, adalah nama-nama lain dari reliabilitas yang pada pokoknya mengacu pada stabilitas skor, kemantapan pembacaan, atau kekonstanan hasil pengukuran (Azwar, 2005).
58
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi/prasyarat Analisis Data Uji ini dilakukan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson a. Uji Normalitas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. b. Uji Linieritas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara kedua variabel bersifat linier atau tidak. 2. Pengujian Hipotesis Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik analisis stastistik. Alasan penggunaan analisis statistik adalah bahwa statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif, dan statistik bersifat universal dalam arti dapat digunakan hampir pada semua penelitian (Hadi, 2004). Teknik statistik yang dipakai untuk menguji hubungan antara intensi membeli obat pelangsing dengan peduli hidup sehat pada wanita obesitas adalah Product Moment dari Pearson, karena dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel tergantung, serta keduanya berjenis data interval. Apabila salah satu persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka analisis korelasi yang dipakai adalah Order Rank Spearman, karena analisis ini sering dipakai sebagai pengganti Product Moment (Usman & Akbar, 1995).
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Peneliti memilih subyek penelitian yaitu para wanita obesitas karena para wanita ini biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk dapat menurunkan berat badannya serta adanya rasa takut akan berbagai penyakit yang akan dialami dikarenakan kondisi badannya, sehingga kepeduliannya terhadap hidup sehat menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Wanita obesitas yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah yang kebetulan peneliti temui, baik itu teman, teman kuliah, tetangga, saudara, maupun para wanita obesitas yang tidak peneliti kenal namun bersedia menjadi subyek penelitian.
2. Persiapan Penelitian a. Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Peduli Hidup Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Skala Peduli Hidup Sehat merupakan modifikasi dari skala yang digunakan oleh Hartoko (2006). Skala ini terdiri dari 29 item pernyataan dan disajikan dalam tujuh alternatif jawaban. Skala
60
Intensi Membeli Obat Pelangsing adalah skala yang penulis susun berdasarkan empat aspek, yaitu : target, tindakan, konteks, dan waktu. Skala ini terdiri dari 12 item pernyataan dan disajikan dalam empat alternatif jawaban. b. Ijin Penelitian Uji coba alat ukur dan pelaksanaan penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Permohonan surat ijin penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan uji coba alat ukur. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyerahkan surat keterangan penelitian dari pihak fakultas dan kartu mahasiswa yang ditujukan kepada subyek penelitian terutama yang belum peneliti kenal.
3. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam menyeleksi aitem-aitem, mana yang memiliki daya beda dan mana yang tidak memiliki daya beda. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan Skala Peduli Hidup Sehat tersebut diujicobakan pada 28 wanita yang mengalami obesitas. Pelaksanaan uji coba alat ukur ini dilaksanakan pada 27 Desenber 2007 sampai 9 Januari 2008.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur a.
Estimasi Validitas Estimasi validitas alat ukur tersebut adalah dengan menggunakan validitas
isi. Validitas isi disini menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam suatu tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh tes yang
61
bersangkutan (Azwar, 1992). Validitas isi menandakan bahwa isi alat ukur relevan dan tidak menyimpang dari batasan tujuan ukur. Validitas isi diperoleh melalui professional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing selama proses pembimbingan skripsi. Terdapat beberapa aitem dari kedua skala yang direvisi dengan mempertimbangkan cakupan isi skala dengan apa yang hendak diukur dalam penelitian.
b. Analisis Aitem Analisis aitem disini bertujuan untuk dapat memilih aitem-aitem yang memiliki daya beda yaitu dengan nilai r minimal 0,3 (0,3 ≤ r), sehingga dapat dipakai dalam pengambilan data penelitian. Aitem yang tidak lolos seleksi atau tidak memiliki daya beda tidak akan dimasukkan dalam skala untuk penelitian karena telah dinyatakan gugur. Aitem-aitem tersebut dianalisis atau diolah dengan program SPSS 12.0 for windows. Setelah itu aitem-aitem dipilih berdasarkan hasil analisis reliabilitas aitem, dengan batas minimal r yaitu 0,3, dimana aitem yang kurang dari 0,3 berarti tidak memiliki daya beda, akan gugur. Dari hasil analisis di atas, aitem-aitem dari Skala Peduli Hidup Sehat yang tidak memenuhi syarat yaitu dengan nilai r dibawah 0,3 ada lima aitem pernyataan. Aitem-aitem tersebut adalah aitem nomor 2,12,16,19,
dan 27,
sehingga diperoleh 24 aitem valid. Aitem yang memiliki daya beda atau validitas aitem berkisar antara 0,321– 0,684. Distribusi aitem Skala Peduli Hidup Sehat setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.
62
Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba Aspek Nomor Pernyataan 1,2*,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12* Mengurangi konsumsi lemak Mengurangi konsumsi garam 13,14,15,16*,17,18 19*,20,21,22,23,24 Mengurangi konsumsi gula 25,26 Mengkonsumsi sayur dan buah 27*,28,29 Olah raga 29 Jumlah Keterangan : Tanda * menunjukkan nomor aitem yang gugur
Gugur
Valid
2 1 1 1 5
10 5 5 2 2 24
Seleksi aitem juga dilakukan pada Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Setelah dilakukan analisis terhadap 12 aitem pernyataan ternyata semuanya valid. Validitas aitem bekisar antara 0,546 – 0,874. Distribusi aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji Coba Jenis Penekan nafsu makan Mempercepat rasa kenyang Meningkatkan absorsi lemak Pengganjal perut Jumlah
Nomor Pernyataan 1, 5, 9 2, 6, 10 3, 7, 11 4, 8, 12 12
Gugur -
Valid 3 3 3 3 12
c. Estimasi Reliabilitas Prosedur skala ini adalah dengan menyajikan skala kepada subyek hanya satu kali (single-trial administration). Oleh karena itu, pengujian reliabilitas skala tersebut menggunakan koefisien reliabilitas alpha, yang dihitung dengan program SPSS 12.0 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien reliabilitas alpha Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing yang dihasilkan adalah 0,946 dan Skala Peduli Hidup
63
Sehat sebesar 0,918. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai nilai r minimal 0,900 (Azwar, 2005). Hal ini berarti, koefisien tersebut termasuk sangat baik dan dianggap sangat memuaskan, dimana nilai r yang sempurna adalah 1,00. Koefisien ini menandakan kekonsistenan yang tinggi sehingga alat ukur tersebut dipercaya mampu mengungkap keadaan subyek penelitian yang sesungguhnya melalui skala tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari sampai 3 Februari 2007, skala dibagikan kepada 50 wanita yang menderita obesitas. Jumlah seluruh subyek yang mengisi skala penelitian adalah 50 orang, namun yang dijadikan subyek penelitian hanya 45 subyek. Hal ini disebabkan karena lima skala yang dikembalikan tidak dapat dianalisis. Salah satu skala tidak diisi atau terdapat beberapa aitem yang tidak dijawab. Rangkuman Data Subyek Penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.
No 1. 2. 3.
Ringan Sedang Berat Jumlah
Tabel 5 Rangkuman Data Subyek Penelitian Obesitas Jumlah Subyek 20 24 1 45
Prosentase 44,5 % 53,3 % 2,2 % 100%
C. Analisis Hasil Penelitian Sebelum dilakukan uji asumsi penelitian, terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap total skor tiap aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat. Hal ini dilakukan karena jumlah aitem tiap aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat tidak seimbang, sehingga perlu dilakukan pembobotan agar seimbang dengan cara
64
membagi total skor tiap aitem dengan aitem valid/jumlah aitem pada tiap-tiap aspek. 1. Uji Asumsi Penelitian Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social Science) 12.0 for windows.
Sebelum
dilakukan uji korelasi product moment, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Tes Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menguji skor nilai dari masing-masing skala. Distribusi sebaran subyek untuk Skala Peduli Hidup Sehat adalah normal, dengan hasil uji normalitas untuk test Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,501 dengan taraf signifikansi 0,963 (p > 0,05).
Sedangkan untuk Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing juga
mempunyai distribusi sebaran normal, dengan hasil uji normalitas untuk test Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,488 dengan taraf signifikansi 0,971 (p > 0,05). b. Uji Linieritas Uji linieritas pada penelitian ini dilakukan pada semua data yang terkumpul melalui Skala Peduli Hidup Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dilakukan untuk mengetahui hubungan secara linier dilakukan dengan menggunakan analisis varian antara variabel bebas dengan variabel tergantung dengan melihat nilai F pada lajur linearity. Kriteria yang digunakan adalah
65
nilai Fhitung pada lajur linearity lebih besar dari Ftabel (p < 0,05). Hasil uji linieritas hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing diperoleh nilai F sebesar 0,062 dengan p = 0.090 atau (p > 0.05), artinya hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing dinyatakan tidak linear.
2. Uji Hipotesis Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,194 dan signifikansi = 0,100 (p > 0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing ditolak. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin rendah intensinya untuk membeli obat pelangsing. Analisis juga dilakukan pada masing-masing aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat yang telah dilakukan pembobotan, untuk mengetahui ada tidaknya korelasi pada masing-masing aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat dengan intensi membeli obat pelangsing. Demikian halnya analisis dilakukan pada masingmasing aspek dari intensi membeli obat pelangsing, untuk mengetahui ada tidaknya korelasi pada masing-masing aspek dari skala intensi membeli obat
66
pelangsing dengan peduli hidup sehat. Hasil analisis antar aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing X x Peduli Hidup Sehat x1 Mengurangi lemak x2 Mengurangi garam x3 Mengurangi gula x4 Mengkonsumsi sayur & buah x5 Olah raga
Y
y1
Rxy y2
0,194 (0,100) 0,248 (0,050)* 0,066 (0,332) 0,352 (0,009)* 0,063 (0,340) -0,037 (0,405)
0,247 (0,051) 0,310 (0,019)* 0,112 (0,232) 0,376 (0,005)* -0,007 (0, 481) 0,084 (0,292)
0,211 (0,082) 0,266 (0,039)* 0,076 (0,309) 0,292 (0,026)* 0,128 (0,200) -0,031 (0,420)
y3
y4
0,050 (0,372) 0,112 (0,232) 0,002 (0,495) 0,244 (0,053) -0,029 (0,425) -0,105 (0,246)
0,163 (0,143) 0,174 (0,127) 0,136 (0,407) 0,327 (0,014)* 0,122 (0,213) -0,088 (0,283)
y Intensi Membeli y1 Anorexan y2 Mempercepat rasa kenyang y3 Meningkatkan absorbsi lemak y4 Bulk fillers Keterangan : angka dalam kurung ( ) yang bertanda * menunjukkan korelasi yang signifikan Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan adanya korelasi antara mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,248 dan signifikansi = 0,050 (p = 0,05). Hasil yang sama ditunjukkan oleh adanya korelasi yang signifikan antara mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,352 dan signifikansi = 0,009 (p < 0,01). Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat
67
pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,066 dan signifikansi = 0,332 (p > 0,05). Demikian halnya dengan korelasi antara mengkonsumsi sayur dan buah dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,063 dan signifikansi = 0,340 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan antara olah raga dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = -0,037 dan signifikansi = 0,406 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek peneken nefsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,247 dan signifikansi = 0,051 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,211 dan signifikansi = 0,082 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek meningkatkan absorbsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,050 dan signifikansi = 0,372 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,163 dan signifikansi = 0,143 (p > 0,05). Selanjutnya dilakukan analisis korelasi antar aspek dari aspek peduli hidup sehat dengan aspek intensi membeli obat pelangsing. Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,310 dan signifikansi = 0,019 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
68
garam dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,112 dan
signifikansi = 0,232 (p > 0,05). Hasil uji korelasi product moment antara aspek mengurangi konsumsi gula
dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,376 dan signifikansi = 0,005 (p < 0,01). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan buah dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = -0,007 dan signifikansi = 0,481 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek olah raga dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,084 dan signifikansi = 0,292 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,266 dan signifikansi = 0,039 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi garam dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,076 dan signifikansi = 0,309 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan mempercepat rasa kenyang makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,292 dan signifikansi = 0,026 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan buah dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,128 dan signifikansi = 0,200 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek olah raga dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi
(r) = -0,031 dan signifikansi = 0,420 (p > 0,05).
69
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,112 dan signifikansi = 0,232 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi garam dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0, 002 dan signifikansi = 0,495 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0, 244 dan signifikansi = 0,053 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan buah dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = -0,029 dan signifikansi = 0,425 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek olah raga dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = -0,105 dan signifikansi = 0,246 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,174 dan signifikansi = 0,127 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi garam dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,036 dan signifikansi = 0,407 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,327 dan signifikansi = 0,014 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan buah dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,122 dan signifikansi = 0,213 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product
70
Moment antara aspek olah raga dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = -0,088 dan signifikansi = 0,283 (p > 0,05).
A. Pembahasan Berdasarkan hipotesis penelitian setelah dilakukan analisis data, tidak terbukti adanya hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin rendah intensinya untuk membeli obat pelangsing. Secara umum salah satu ukuran kecantikan wanita adalah bertubuh langsing. Langsing dipandang sebagai bentuk yang ideal, karena selain terlihat sehat dan bugar, individu juga merasa lebih percaya diri dalam pergaulan. Berbagai upaya dilakukan oleh wanita yang merasa memiliki kelebihan berat badan, selain mengkonsumsi obat pelangsing, upaya lain diantaranya adalah melalui program-program seperti detoksifikasi, operasi sedot lemak (liposuction dan tummy-tuck), operasi pengikatan lambung, atau diet (OTC DIGEST, 2006). Karena banyaknya pilihan untuk bisa menurunkan berat badan sehingga menjadi lebih sehat dan bugar inilah kemungkinan yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
71
Selain itu efek dari pemakaian obat pelangsing merupakan pertimbangan tersendiri bagi subyek penelitian. Obat pelangsing biasanya bersifat menekan nafsu makan yang sifatnya sementara. Hal ini mengakibatkan individu merasakan ketergantungan dengan obat-obatan tersebut, sebab jika tidak minum obat tersebut individu akan merasa lapar kembali. Saat ini tidak sedikit produk yang beredar di pasaran sebagai makanan dan minuman atau obat-obatan pelangsing tubuh. Oleh karena itu perlu diwaspadai karena obat-obatan tersebut belum tentu sesuai dengan promosi yang dijanjikan, manfaat suatu produk belum tentu sesuai dengan promosi yang diiklankan (Santosa, 2000). Berdasarkan uji korelasi masing-masing aspek dari skala peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing, menunjukkan bahwa korelasi antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat pelangsing. Demikian halnya uji korelasi antara mengkonsumsi buah dan sayur dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengkonsumsi buah dan sayur dengan intensi membeli obat pelangsing. Hasil yang sama juga terjadi pada aspek olah raga, yaitu tidak ada hubungan antara olah raga dengan intensi membeli obat pelangsing. Uji korelasi aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan hasil yang berbeda yaitu ada hubungan antara mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing. Ada hubungan antara mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing.
72
Uji korelasi antar aspek peduli hidup sehat dengan aspek intensi membeli obat pelangsing menunjukkan adanya korelasi antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan), mempercepat rasa kenyang, dan pengganjal perut. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) dan obat pelangsing mempercepat rasa kenyang. Keterkaitan antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing dapat disebabkan oleh banyaknya orang berpendapat bahwa gula dapat menaikkan berat badan dan menyebabkan tubuh menjadi gemuk. Banyak mengkonsumsi gula sangat tidak dianjurkan bagi penderita diabetes, sedangkan diabetes tipe 2 sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan pemicu terpenting penyebab diabetes (idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999). Hal ini menunjukkan bahwa usaha untuk menurunkan berat badan subyek penelitian dilakukan agar terhindar dari penyakit (diabetes), salah satunya melalui obat pelangsing. Adanya hubungan antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing terutama pada aspek obat pelangsing penekan nafsu makan dan mempercepat rasa kenyang, disebabkan karena subyek penelitian
menyadari
bahwa
banyak
makan
makanan
berlemak
dapat
menyebabkan kegemukan, dan memicu timbulnya berbagai macam penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Grace (dalam Obesity news,
73
2006) bahwa mengkonsumsi makanan berlemak tinggi disamping menimbulkan penyakit juga cenderung menaikkan berat badan karena tinggi kandungan energinya. Pada kasus kegemukan, mengonsumsi energi lebih banyak daripada yang dapat dibakar tubuh merupakan pemicu penambahan berat badan. Bagi kebanyakan orang, andil terbesar dari kelebihan energi berasal dari mengonsumsi lemak terlalu banyak. Hubungan antara peduli hidup sehat terutama aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing aspek menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, serta pengganjal perut dapat dijelaskan karena obatobatan yang sifatnya menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, serta pengganjal perut banyak dijumpai di pasaran dan dijual bebas, sedangkan obat pelangsing yang bersifat meningkatkan absorbsi lemak harus dikonsumsi melalui pengawasan dokter. Widowati (2006) mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir, pasar dibanjiri produk suplemen makanan, yang disebut makanan dan minuman berserat. Suplemen jenis ini akan menggumpal dalam lambung, sehingga mengurangi nafsu makan. Banyak pendapat mengatakan bahwa banyak mengkonsumsi gula, banyak minum-minuman manis, dsb, dapat menyebabkan kegemukan atau merupakan salah satu penyebab kegemukan. Selain itu juga dapat menimbulkan penyakit seperti diabetus. Dapat dijelaskan bahwa subyek penelitian yang merupakan wanita obesitas menjadi peduli terhadap kesehatannya, dengan menyadari bahwa kesehatan dapat dicapai salah satu satu caranya adalah mengurangi konsumsi gula. Selanjutnya agar
74
mencapai berat tubuh ideal dan sehat, subjek penelitian banyak memakai obat pelangsing yang mudah diperoleh di toko-toko. Darmoutomo (2007) menyatakan bahwa banyak obat pelangsing yang beredar di pasaran, namun hanya dua jenis yang diijinkan dan diindikasikan sebagai obat obesitas oleh Departemen Kesehatan. Kelompok pertama adalah orlistat yang menghambat penyerapan lemak makanan yang sudah dicerna. Kelompok kedua adalah sibutramin yang memiliki efek mempercepat rasa kenyang. Banyak obat pelangsing yang beredar di pasaran, baik yang tradisional (herbal) maupun modern (kimia). Kedua jenis obat ini memiliki
cara
mempercepat
kerja rasa
yang
kenyang,
sama
yakni
meningkatkan
menekan absorbsi
nafsu
makan,
lemak,
dan
pengganjal perut (bulk filler). Obat-obatan inilah yang banyak dipilih oleh subyek penelitian karena mudah memperolehnya.
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Hasil analisis korelasi dari aspek mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan adanya hubungan antara mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing. Demikian halnya korelasi dari aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing. Hasil analisis korelasi dari aspek mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli
obat pelangsing.
Korelasi
dari aspek
mengkonsumsi sayur dan buah dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengkonsumsi sayur dan buah dengan intensi membeli obat pelangsing. Korelasi dari aspek olah raga dengan intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara olah raga dengan intensi membeli obat pelangsing.
76
Uji korelasi antar aspek peduli hidup sehat dengan aspek intensi membeli obat pelangsing menunjukkan adanya korelasi antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) dan mempercepat rasa kenyang. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan), mempercepat rasa kenyang, dan pengganjal perut (bulk fillers).
B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi subyek penelitian Telah diketahui bahwa obesitas beresiko terhadap timbulnya berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, jantung, diabetes, dan sebagainya. Oleh karena itu disarankan untuk rajin berolah raga serta lebih dapat mengatur pola makannya untuk mencegah dan menghindari berbagai resiko yang timbul bagi para wanita obesitas. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selanjutnya apabila melakukan penelitian dengan topik yang sama, maka dapat memasukkan variabel lain seperti sikap dan kepribadian sehingga hasil penelitian lebih bervariasi. Disarankan pada penelitian selanjutnya memperhatikan aspek-aspek yang belum ada dalam penelitian ini.
77
DAFTAR PUSTAKA Agustina, E. 2007. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Perilaku Diet Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Obesitas. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Azwar, S. 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. 2005. Relibilitas dan Validitas, Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Candrawinata, J. 2000. Kegemukan Pada Wanita Usia Matang. Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo. Dharmmesta, B.S. 1998. Theory of Planned Behavior Dalam Penelitian Sikap, Niat dan Perilaku Komsumen. Kelola, 18, 85-103. Engel, J.F., Blackwell, R.D., & Miniard, P.W. 1990. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Alih Bahasa: Budijanto. Jakarta: Binarupa Aksara. Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention And Behavior : An Introduction to Theory and Research. Massachusetts: Addiso-Wesley Publishing Company. Hadi, S. 1995. Metodologi Research, Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. ………. 2004. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hartoko, V.D.S. 2006. Materialisme Dan Perilaku Sehat : Peran Mediasional Agensi Personal. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Kotler, P. 2000. Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation, And Control. Millenium edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Loudon, D.L., & Bitta, A.J.D. 1993. Consumer Behavior. 4th ed. New York: McGraw-Hill Book Companies, Inc. Mu’tadin, Z. 2002. Obesitas Dan Faktor Penyebab. http://www.e-psikologi.com/ remaja Priyani, R. 1998. Obesitas Dan Penyebabnya. Widya Dharma, Yogyakarta: Lembaga Penelitian SADHAR.
78
Santosa, B. 2000. Untung Rugi Minum “Teh Pelangsing”. http://www.indomedia. com/intisari/1997/Juli/slimming.htm. Sarafino, E.P. 1990. Health Psychology, Biopsychosocial Interactions. New York: John Willey and Sons. Sariantohe, E. 2005. Teori Sosial-Kognitif Dalam Menjelaskan Perilaku Makan Sehat Pada Anak Yang Mengalami Obesitas. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Siwi, A.A.C. 2002. Intensi Membeli Kosmetika Pemutih Kulit Ditinjau Dari Kelengkapan Informasi Produk Pada Label Kemasan. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Soetedja, A., & Kamsih, A. 2000. Meningkatkan Intensi Membeli Produk Teknologi Informasi Melalui Positioning Product Dan Segmentasi Pasar. Jurnal Psikologi, Suherman, J. 1995. Obesitas (kegemukan). Majalah Ilmiah Maranatha. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Sulistyo, H. 1998. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen : Studi Pada Empat Industri Jasa Di Semarang. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Usman, H., & Akbar, R.P.S. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Widowati, L. 2006. Jadi Langsing Tanpa Pusing! Curtis, A. J. 2000 Health Psychology, New York : Routledge. Odgen, J. 1996. Health Psychology. Great Britian : Redwood Books. Tjiptono, F. 1996. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Ed 1. Yogyakarta : Penerbit Andi. Bennet, P. , & Murphy. S. 1997. Pshychology and Health Promotion. Buchingham : Open University Press. ………. 2008. Memilih Obat Pelangsing. OTC DIGEST/Edis 2/Tahun1/ 9Oktober 2006. ………. 2008. Serba-serbi Obat Pelangsing. www.tabloidnova.com
79
……….. 1999. Banyak Penyakit Dapat Dicegah Dengan Gaya Hidup Dan Pola Makan Yang Sehat. (Idionline/KCM,keluargasehat.com/)Alamsyahtag: blogger.com,1999. ……….. 2004. Lebih Dari Satu Miliar Penduduk Dunia Kelebihan Berat Badan Dan Obesitas. Republika, Selasa 5 Oktober 2004
80
LAMPIRAN 1 SKALA UJI COBA
81
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Saudara yang terhormat, Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi alternatif jawaban yang telah tersedia. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah mengganggu aktivitas saudara. Penelitian ini dilakukan semata-mata demi kepentingan dan tujuan ilmiah atau pendidikan yaitu dalam rangka penyusunan skripsi. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu saya mengharapkan sekali saudara mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau pendapat pribadi saudara sebenarnya. Akhirnya atas bantuan dan kerjasama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2007 Peneliti
B. IDENTITAS 1. Nama (boleh inisial) : 2. Usia
:
3. Tinggi badan
:
4. Berat badan
:
82
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan pendapat anda tentang kepedulian anda terhadap hidup sehat dengan memberikan tanda ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Contoh : 1. Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
Tanda silang ( X ) pada huruf b menunjukkan bahwa saudara biasa makan es krim kurang dari sekali seminggu.
83
A. Seberapa sering anda mengkonsumsi jenis makanan di bawah ini? 1. Lauk pauk -
Saya berusaha membatasi makan sepotong daging : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Saya biasa makan sebutir telur dalam seminggu ini : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Makan jerohan ayam atau sapi biasa saya lakukan : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
84
-
Seminggu ini saya makan sepotong daging ayam potong a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Saat sore hari biasanya makan semangkok bakso/mie ayam dan sejenisnya : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
2. Junkfood -
Saya berusaha membatasi makan hamburger/makanan sejenis lainnya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
85
-
Meskipun
suka,
tetapi
saya
berusaha
membatasi
makan
hotdog/makanan sejenis lainnya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari -
Makan sepotong pizza/makanan sejenis lainnya dalam minggu ini saya : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
3. Makanan kecil berlemak -
Saya senang makan coklat tetapi saya berusaha membatasinya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
86
-
Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Biasanya saya membatasi makan sepotong keju a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Dalam beberapa hari ini saya mengkonsumsi margarin a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
B. Seberapa sering anda ………? 1. Menambahkan garam ke dalam makanan yang siap disantap -
Karena kurang asin, saya tambahkan garam kedalam mangkuk bakso/makanan sejenis lainnya
87
a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu -
Saya biasa menambahkan garam ke mangkuk soto biar lebih sedap : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Menambahkan garam ke dalam semangkuk mie ayam : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
2. Makan makanan kecil yang berasa asin -
Saya biasa makan makanan kecil seperti kue keju : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah
88
d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu -
Mengkonsumsi kerupuk biasa saya lakukan : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Makan pastel kering biasa saya konsumsi : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
C. Seberapa sering anda makan dan minum yang berasa manis? 1. Minuman -
Tiap hari saya biasa minum teh manis : a. Kurang dari segelas sehari b. Segelas sehari c. Dua gelas sehari d. Tiga gelas sehari e. Empat gelas sehari
89
f. Lima gelas sehari g. Lebih dari lima gelas sehari -
Tiap hari saya biasa minum sirup
:
a. Kurang dari segelas sehari b. Segelas sehari c. Dua gelas sehari d. Tiga gelas sehari e. Empat gelas sehari f. Lebih dari empat gelas sehari g. Lebih dari lima gelas sehari 2. Kue basah yang manis -
Makan kue basah seperti cake yang manis biasanya : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Saya berusaha membatasi makan jajan pasar yang berasa manis a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
90
3. Kue kering yang manis -
Makan ceriping pisang yang berasa manis biasanya : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Menonton TV sambil makan biscuit yang berasa manis : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
D. Seberapa sering anda mengkonsumsi sayur dan buah? 1. Saya
senang
sekali
makan
mengkonsumsinya a. Tidak pernah b. Kurang dari satu kali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Sekali sehari f. Dua sampai tiga kali perhari g. Lebih dari tiga kali sehari
sayur
dan
saya
berusaha
untuk
91
2. Saya berusaha untuk mengkonsumsi buah : a. Tidak pernah b. Kurang dari satu kali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Sekali sehari f. Dua sampai tiga kali perhari g. Lebih dari tiga kali sehari E. Seberapa sering anda melakukan aktivitas olah raga? 1. Saya biasa melakukan olah raga berat a. Tidak pernah b. Sebulan sekali c. Dua sampai tiga kali sebulan d. Sekali seminggu e. Dua sampai tiga kali seminggu f. Setiap hari g. Lebih dari sekali sehari 2. Dalam satu bulan saya biasa melakukan aktivitas olah raga sedang a. Tidak pernah b. Sebulan sekali c. Dua sampai tiga kali sebulan d. Sekali seminggu e. Dua sampai tiga kali seminggu f. Setiap hari g. Lebih dari sekali sehari 3. Saya terbiasa melakukan aktivitas olah raga ringan a. Tidak pernah b. Sebulan sekali
92
c. Dua sampai tiga kali sebulan d. Sekali seminggu e. Dua sampai tiga kali seminggu f. Setiap hari g. Lebih dari sekali sehari
93
SKALA B
Berikut ini ada sejumlah pernyataan berkaitan dengan yang saudara rasakan. Berilah tanda silang (X) pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan keadaan dan perasaan saudara dari keempat pilihan yang disediakan. C. Contoh : 1. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan). 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
Tanda silang ( X ) di dalam kotak jawaban menunjukkan bahwa saudara sangat setuju dengan pernyataan tersebut. D. PERHATIAN 1. Tuliskan jawaban saudara pada tempat yang sudah tersedia. 2. Saudara hanya diperbolehkan memilih satu jawaban pada setiap pernyataan. Jawablah semua pernyataan yang ada, dan perlu diketahui bahwa di sini tidak ada jawaban yang salah, sepanjang jawaban itu sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya. Pilihan saudara hendaknya didasarkan perasaan, pemikiran, atau keadaan saudara saat ini, dan tidak didasarkan pada hal-hal yang saudara anggap wajar. 3. Apabila sudah selesai, periksalah kembali jawaban saudara. Jangan sampai ada yang terlewatkan.
94
1. Saya berniat membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) di tempat penjualan obat dalam minggu ini. 1 2 Sangat Tidak ingin tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
2. Dalam minggu ini saya berniat membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat terdekat. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
3. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak, dalam minggu ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
4. Saya berniat membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) di toko obat terdekat dalam minggu ini. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
5. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) yaitu yang menyebabkan orang tidak nafsu makan, di tempat penjualan obat dalam minggu ini. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
95
6. Dalam waktu dekat ini saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
7. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak, sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap tubuh, melainkan langsung dikeluarkan bersama feses, dalam minggu ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
8. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) yaitu bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut, dalam waktu dekat ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
9. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) di tempat penjualan obat. 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
10. Saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat
96
1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
11. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak di apotik terdekat. 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
12. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
97
LAMPIRAN 2 DATA UJI COBA
98
INTENSI MEMBELI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
i1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 2 2 4 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
i2 1 6 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 4 3 2 4 1 1 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1
i3 1 6 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 4 3 2 4 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 1
i4 2 6 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1
i5 1 6 2 1 2 1 1 1 1 4 3 1 3 3 2 3 4 1 2 3 3 3 2 4 4 2 2 2
i6 2 4 2 1 4 1 1 1 1 3 2 1 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 2
i7 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 3 1 3 3 2 3 3 1 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2
i8 2 3 2 1 4 1 1 1 1 3 3 1 3 2 2 4 3 1 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2
i9 2 4 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2
i10 2 3 2 1 4 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2
i11 2 4 3 3 2 3 1 1 1 3 2 4 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2
i12 2 4 2 2 4 2 1 1 1 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2
99
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
ZPHS 0.543 0.144 -0.368 0.201 0.03 0.258 -0.254 -2.418 -2.247 0.144 -0.71 0.201 0.714 -0.767 1.682 0.6 0.771 -0.881 -0.425 1.625 -1.108 0.315 -0.027 0.543 0.486 -0.14 1.283 1.682 1.682 -1.108 -0.197 -0.539 0.884 -1.963 -2.019 -0.027 -0.084 -0.482 -0.482 1.739 -0.14 -0.197 0.543 0.315 0.201
ZINTS 1.004 -0.94 1.576 0.661 0.89 2.148 -0.025 -1.627 -1.627 1.118 -0.025 1.347 0.203 0.432 0.089 1.576 0.318 -1.627 0.546 -0.369 0.203 0.775 -0.254 0.89 0.89 -0.712 -0.712 -0.712 -0.712 1.69 -0.597 -1.169 0.432 -1.169 -1.627 0.775 0.318 -0.369 0.775 -0.369 -1.283 -1.398 -1.055 0.089 -0.369
100
PEDULI HIDUP SEHAT No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
h1 5 4 3 1 6 6 5 5 3 4 4 5 4 5 6 5 7 6 2 5 4 3 3 6 6 3 6 5
h2 4 5 3 4 4 4 6 6 4 4 4 3 5 2 4 5 2 4 3 4 5 3 3 5 6 3 4 5
h3 6 5 4 5 5 7 6 7 6 5 2 4 6 5 7 7 4 7 5 6 5 3 5 6 6 5 7 7
h4 3 2 3 3 4 6 6 3 6 4 4 3 6 4 4 4 5 6 2 3 2 4 5 4 4 3 5 5
h5 6 3 6 6 5 7 6 4 6 5 3 4 4 4 6 5 7 7 3 6 3 4 5 4 4 3 7 5
h6 6 4 6 1 5 6 7 6 6 7 5 5 6 6 6 7 7 6 5 6 4 6 5 6 6 6 7 7
h7 7 5 6 6 5 6 7 6 6 7 5 6 6 7 7 7 7 6 5 7 5 6 5 6 6 7 7 7
h8 6 5 6 6 7 7 7 6 6 5 5 5 6 7 6 7 7 7 6 6 5 6 7 6 5 6 7 7
h9 6 4 4 3 5 6 7 5 5 4 3 4 6 5 6 5 7 6 4 6 4 4 5 6 5 3 7 5
h10 7 4 5 6 5 6 6 5 6 4 3 6 6 4 5 5 5 6 3 7 4 5 5 6 5 5 7 7
h11 7 5 5 5 5 6 7 6 6 5 5 6 4 7 6 5 5 6 3 7 5 5 4 4 6 6 7 7
101
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
h12 7 6 6 3 5 6 7 6 2 3 7 4 4 5 4 7 7 6 6 7 6 6 5 6 7 3 7 5
h13 6 2 2 2 5 5 1 3 5 6 3 1 3 3 6 3 2 5 3 6 2 4 2 3 4 3 3 5
h14 6 2 3 2 6 5 1 3 5 6 4 6 3 3 6 3 2 5 5 6 2 4 2 3 4 3 6 5
h15 6 3 3 2 4 5 1 6 4 6 4 6 5 6 6 3 2 5 4 6 3 3 2 4 6 3 6 5
h16 4 4 3 3 3 4 6 3 1 4 3 5 1 3 4 1 3 4 3 4 4 3 3 2 4 2 6 2
h17 6 2 2 1 6 4 2 2 5 2 3 6 4 2 4 3 2 4 2 6 2 2 1 5 5 1 3 3
h18 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 6 3 4 4 6 4 2 4 2 3 4 6 3 2 3 3
h19 6 4 1 6 5 5 6 6 1 2 4 1 5 3 5 5 5 5 4 6 4 4 6 5 5 3 4 4
h20 6 4 6 6 6 6 6 6 6 4 5 6 6 5 6 4 4 6 5 6 4 6 6 6 6 5 6 6
h21 5 4 3 2 3 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 5 2 5 4 4 3 4 4 2 3 3
h22 5 3 3 3 4 5 1 6 4 6 4 7 5 6 6 3 2 5 4 6 4 3 3 4 5 3 5 5
102
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
h23 5 3 6 6 5 7 6 4 6 5 3 4 3 4 6 5 6 7 3 6 3 4 5 4 4 2 7 3
h24 6 4 5 6 5 6 5 5 6 4 3 5 6 4 5 5 5 6 3 7 4 5 4 6 5 5 7 6
h25 7 5 6 6 6 7 7 6 6 5 5 6 6 7 6 7 7 7 5 6 5 6 7 5 5 6 7 6
h26 6 4 3 2 4 5 1 5 4 6 4 6 5 6 6 3 2 5 4 6 3 4 2 4 6 3 7 5
h27 2 2 4 2 1 4 3 2 1 1 3 3 5 2 5 1 3 4 2 2 2 5 2 2 2 3 1 1
h28 6 3 4 2 4 5 2 6 4 6 4 6 5 7 6 3 2 5 4 7 4 3 2 4 6 4 6 6
h29 5 3 6 2 5 6 7 6 6 7 5 5 7 6 7 7 7 6 5 6 4 6 5 7 6 6 7 6
103
LAMPIRAN 3 VALIDITAS DAN REABILITAS
104
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
28 0 28
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .900
N of Items 29
% 100.0 .0 100.0
105
Item Statistics h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h11 h12 h13 h14 h15 h16 h17 h18 h19 h20 h21 h22 h23 h24 h25 h26 h27 h28 h29
Mean 4.54 4.07 5.46 4.04 4.93 5.71 6.18 6.14 5.00 5.29 5.54 5.46 3.50 3.96 4.25 3.29 3.21 3.46 4.29 5.50 3.54 4.29 4.71 5.11 6.07 4.32 2.50 4.50 5.75
Std. Deviation 1.427 1.086 1.290 1.261 1.359 1.243 .772 .756 1.186 1.117 1.071 1.478 1.552 1.598 1.555 1.272 1.641 1.138 1.536 .793 .881 1.410 1.436 1.031 .766 1.541 1.262 1.552 1.236
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
106
Item-Total Statistics
h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h11 h12 h13 h14 h15 h16 h17 h18 h19 h20 h21 h22 h23 h24 h25 h26 h27 h28 h29
Scale Mean if Item Deleted 130.07 130.54 129.14 130.57 129.68 128.89 128.43 128.46 129.61 129.32 129.07 129.14 131.11 130.64 130.36 131.32 131.39 131.14 130.32 129.11 131.07 130.32 129.89 129.50 128.54 130.29 132.11 130.11 128.86
Scale Variance if Item Deleted 324.069 354.184 331.386 339.217 330.300 336.173 345.958 351.221 327.803 333.708 337.772 348.794 328.470 328.683 325.497 348.522 324.618 346.201 347.560 347.358 343.698 335.634 332.692 335.222 348.554 326.582 358.766 327.062 336.349
Corrected Item-Total Correlation .685 .145 .601 .441 .590 .517 .513 .335 .747 .645 .568 .187 .541 .519 .595 .235 .575 .326 .198 .450 .514 .458 .506 .662 .424 .580 .019 .567 .516
Scale Statistics Mean 134.61
Variance 361.284
Std. Deviation N of Items 19.007 29
Cronbach's Alpha if Item Deleted .892 .902 .894 .897 .894 .896 .897 .899 .892 .894 .895 .903 .895 .896 .894 .901 .894 .899 .903 .897 .896 .897 .896 .894 .898 .894 .905 .894 .896
107
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
28 0 28
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .918
N of Items 24 Item Statistics
h1 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h11 h13 h14 h15 h17 h18 h20 h21 h22 h23 h24 h25 h26 h28 h29
Mean 4.54 5.46 4.04 4.93 5.71 6.18 6.14 5.00 5.29 5.54 3.50 3.96 4.25 3.21 3.46 5.50 3.54 4.29 4.71 5.11 6.07 4.32 4.50 5.75
Std. Deviation 1.427 1.290 1.261 1.359 1.243 .772 .756 1.186 1.117 1.071 1.552 1.598 1.555 1.641 1.138 .793 .881 1.410 1.436 1.031 .766 1.541 1.552 1.236
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
108
Item-Total Statistics
h1 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h11 h13 h14 h15 h17 h18 h20 h21 h22 h23 h24 h25 h26 h28 h29
Scale Mean if Item Deleted 110.46 109.54 110.96 110.07 109.29 108.82 108.86 110.00 109.71 109.46 111.50 111.04 110.75 111.79 111.54 109.50 111.46 110.71 110.29 109.89 108.93 110.68 110.50 109.25
Scale Variance if Item Deleted 286.036 290.999 297.221 289.476 294.212 303.263 309.090 289.481 292.508 296.554 285.148 284.110 282.639 283.063 304.480 305.815 304.999 291.693 292.360 293.655 306.810 283.856 284.037 294.343
Corrected Item-Total Correlation .631 .587 .453 .588 .534 .545 .333 .684 .648 .564 .591 .591 .640 .593 .321 .435 .414 .515 .491 .674 .414 .622 .613 .534
Scale Statistics Mean 115.00
Variance 318.519
Std. Deviation 17.847
N of Items 24
Cronbach's Alpha if Item Deleted .912 .913 .916 .913 .914 .915 .917 .912 .913 .914 .913 .913 .912 .913 .918 .916 .916 .915 .915 .912 .916 .913 .913 .914
109
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
28 0 28
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .946
N of Items 12 Item Statistics
i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 i8 i9 i10 i11 i12
Mean 1.46 1.89 1.82 1.64 2.39 2.32 2.32 2.29 2.18 2.39 2.54 2.39
Std. Deviation .838 1.315 1.278 1.162 1.257 1.020 .905 .976 .863 .956 .881 .916
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
110
Item-Total Statistics
i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 i8 i9 i10 i11 i12
Scale Mean if Item Deleted 24.18 23.75 23.82 24.00 23.25 23.32 23.32 23.36 23.46 23.25 23.11 23.25
Scale Variance if Item Deleted 89.263 77.676 78.374 84.667 78.269 82.226 84.078 84.608 84.036 84.269 87.210 84.491
Corrected Item-Total Correlation .546 .829 .822 .589 .843 .829 .826 .727 .874 .765 .645 .788
Scale Statistics Mean 25.64
Variance 98.608
Std. Deviation N of Items 9.930 12
Cronbach's Alpha if Item Deleted .947 .939 .939 .948 .938 .939 .940 .942 .939 .941 .945 .941
111
LAMPIRAN 4 SKALA PENELITIAN
112
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Saudara yang terhormat, Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi alternatif jawaban yang telah tersedia. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah mengganggu aktivitas saudara. Penelitian ini dilakukan semata-mata demi kepentingan dan tujuan ilmiah atau pendidikan yaitu dalam rangka penyusunan skripsi. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu saya mengharapkan sekali saudara mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan atau pendapat pribadi saudara sebenarnya. Akhirnya atas bantuan dan kerjasama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2007 Peneliti
E. IDENTITAS 1. Nama (boleh inisial) : 2. Usia
:
3. Tinggi badan
:
4. Berat badan
:
113
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan pendapat anda tentang kepedulian anda terhadap hidup sehat dengan memberikan tanda ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Contoh : 2. Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
Tanda silang ( X ) pada huruf b menunjukkan bahwa saudara biasa makan es krim kurang dari sekali seminggu.
114
A. Seberapa sering anda mengkonsumsi jenis makanan di bawah ini? 1. Lauk pauk -
Saya berusaha membatasi makan daging :
a.
Tidak pernah menyantap makanan itu
b.
Kurang dari sekali seminggu
c.
Seminggu sekali
d.
Tiga kali seminggu
e.
Empat sampai enam kali seminggu
f.
Sehari sekali
g.
Lebih dari sekali sehari
-
-
Makan jerohan ayam atau sapi biasa saya lakukan : a.
Tidak pernah menyantap makanan itu
b.
Kurang dari sekali seminggu
c.
Seminggu sekali
d.
Tiga kali seminggu
e.
Empat sampai enam kali seminggu
f.
Sehari sekali
g.
Lebih dari sekali sehari
Seminggu ini saya makan daging ayam potong a.
Tidak pernah menyantap makanan itu
b.
Kurang dari sekali seminggu
c.
Seminggu sekali
d.
Tiga kali seminggu
e.
Empat sampai enam kali seminggu
f.
Sehari sekali
g.
Lebih dari sekali sehari
115
-
Saat sore hari biasanya makan semangkok bakso/mie ayam, dan sejenisnya :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari 4. Junkfood -
Saya berusaha membatasi makan hamburger/makanan sejenis lainnya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Meskipun
suka,
tetapi
saya
berusaha
hotdog/makanan sejenis lainnya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
membatasi
makan
116
-
Makan sepotong pizza/makanan sejenis lainnya dalam minggu ini saya : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
5. Makanan kecil berlemak -
Saya senang makan coklat tetapi saya berusaha membatasinya a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini : a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari
-
Biasanya saya membatasi makan sepotong keju a. Tidak pernah menyantap makanan itu b. Kurang dari sekali seminggu
117
c. Seminggu sekali d. Tiga kali seminggu e. Empat sampai enam kali seminggu f. Sehari sekali g. Lebih dari sekali sehari F. Seberapa sering anda ………? 1. Menambahkan garam ke dalam makanan yang siap disantap -
Karena kurang asin, saya tambahkan garam kedalam mangkuk bakso a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Saya biasa menambahkan garam ke mangkuk soto biar lebih sedap : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Menambahkan garam ke dalam semangkuk mie ayam : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang
118
e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu B. Makan makanan kecil yang berasa asin -
Mengkonsumsi kerupuk biasa saya lakukan : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Makan pastel kering biasa saya konsumsi : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
C. Seberapa sering anda makan dan minum yang berasa manis? 1. Minuman -
Tiap hari saya biasa minum sirup a. Kurang dari segelas sehari b. Segelas sehari c. Dua gelas sehari d. Tiga gelas sehari e. Empat gelas sehari
:
119
f. Lebih dari empat gelas sehari g. Lebih dari lima gelas sehari D. Kue basah yang manis -
Makan kue basah seperti cake yang manis biasanya : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
-
Saya berusaha membatasi makan jajan pasar yang berasa manis a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
E. Kue kering yang manis -
Makan ceriping pisang yang berasa manis biasanya : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
120
-
Menonton TV sambil makan biscuit yang berasa manis : a. Tidak pernah b. Hampir tidak pernah c. Pernah d. Kadang-kadang e. Sering f. Hampir selalu g. Selalu
F. Seberapa sering anda mengkonsumsi sayur dan buah? 1. Saya
senang
sekali
makan
sayur
mengkonsumsinya 1. Tidak pernah 2. Kurang dari satu kali seminggu 3. Seminggu sekali 4. Tiga kali seminggu 5. Sekali sehari 6. Dua sampai tiga kali perhari 7. Lebih dari tiga kali sehari 2. Saya berusaha untuk mengkonsumsi buah : a. Tidak pernah b. Kurang dari satu kali seminggu c. Seminggu sekali 8. Tiga kali seminggu 9. Sekali sehari 10. Dua sampai tiga kali perhari 11. Lebih dari tiga kali sehari
dan
saya
berusaha
untuk
121
G. Seberapa sering anda melakukan aktivitas olah raga? 3. Dalam satu bulan saya biasa melakukan aktivitas olah raga sedang a. Tidak pernah b. Sebulan sekali c. Dua sampai tiga kali sebulan d. Sekali seminggu e. Dua sampai tiga kali seminggu f. Setiap hari g. Lebih dari sekali sehari 4. Saya terbiasa melakukan aktivitas olah raga ringan a. Tidak pernah b. Sebulan sekali c. Dua sampai tiga kali sebulan d. Sekali seminggu e. Dua sampai tiga kali seminggu f. Setiap hari g. Lebih dari sekali sehari
122
SKALA B
Berikut ini ada sejumlah pernyataan berkaitan dengan yang saudara rasakan. Berilah tanda silang (X) pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan keadaan dan perasaan saudara dari keempat pilihan yang disediakan. F. Contoh : 1. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan). 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
Tanda silang ( X ) di dalam kotak jawaban menunjukkan bahwa saudara sangat setuju dengan pernyataan tersebut. a. PERHATIAN 1. Tuliskan jawaban saudara pada tempat yang sudah tersedia. 2. Saudara hanya diperbolehkan memilih satu jawaban pada setiap pernyataan. Jawablah semua pernyataan yang ada, dan perlu diketahui bahwa di sini tidak ada jawaban yang salah, sepanjang jawaban itu sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya. Pilihan saudara hendaknya didasarkan perasaan, pemikiran, atau keadaan saudara saat ini, dan tidak didasarkan pada hal-hal yang saudara anggap wajar. 3. Apabila sudah selesai, periksalah kembali jawaban saudara. Jangan sampai ada yang terlewatkan.
123
1. Saya berniat membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) di tempat penjualan obat dalam minggu ini. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
2. Dalam minggu ini saya berniat membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat terdekat. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
3. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak, dalam minggu ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
4. Saya berniat membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) di toko obat terdekat dalam minggu ini. 1 Sangat tidak ingin
2 Tidak ingin
3 Ingin
4 Sangat Ingin
5. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) yaitu yang menyebabkan orang tidak nafsu makan, di tempat penjualan obat dalam minggu ini. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
124
6. Dalam waktu dekat ini saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
7. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak, sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap tubuh, melainkan langsung dikeluarkan bersama feses, dalam minggu ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
8. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) yaitu bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut, dalam waktu dekat ini di apotik terdekat. 1 Sangat tidak setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat setuju
9. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) di tempat penjualan obat. 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
125
10. Saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
11. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan absorbsi lemak di apotik terdekat. 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
12. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal perut) 1 Bulan depan
2 Bulan ini
3 Minggu depan
4 Dalam minggu ini
126
LAMPIRAN 6 HASIL PENELITIAN
127
DATA SUBYEK Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Tinggi Badan 154 158 158 160 161 150 156 155 154 153 165 160 159 158 163 160 158 157 151 162 155 161 162 158 154 152 153 150 159 162 157 149 156 165 166 150 151 148 157 158 155
Berat Badan 109 88 92 71 73 111 69 89 74 104 80 65 71 98 78 79 87 67 61 100,5 85 71 73 97 69 67 80 97 82 85 70 76 98 77 69 95 71 63 93 81 83
Berat Badan Ideal/Normal 44 - 55 46 - 57 46 - 57 47 - 59 48 - 59,5 42 - 51,5 44,5 - 56 44,5 - 55 44 - 55 42,5 - 54 50 - 62 47 - 59 47 - 58 46 - 57 49 - 61 47 - 59 46 - 57 45,5 - 56 42,5 - 53 48 - 59,5 44,5 - 55 48 - 59,5 48 - 59,5 46 - 57 44 - 55 42,5 - 53 42,5 - 54 42 - 51,5 47 - 58 48 - 59,5 45,5 - 56 41 - 50 44,5 - 56 50 - 62 51 - 63 42 - 51,5 42,5 - 53 40,5 - 50 45,5 - 56 46 - 57 44,5 - 55
Keterangan Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas berat Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas ringan Obesitas ringan Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas sedang
128
42 43 44 45
160 160 151 159
91 92 88 69
47 - 59 47 - 59 42,5 - 53 47 - 58
Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas sedang Obesitas ringan
129
PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h1 6 5 2 5 6 5 5 2 1 4 4 4 4 3 6 5 7 3 2 5 4 3 3 6 6 3 6 5 5 4 3 1 6 3 3 5 5 2 4 3 6 5 5 4 5
h2 7 4 4 5 6 5 4 3 4 5 2 4 6 4 7 7 4 4 5 6 5 3 5 6 6 5 7 7 6 5 4 5 5 3 3 7 4 5 3 6 6 6 4 4 3
h3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 2 3 2 4 5 4 4 3 5 5 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 6 3 4 4
h4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 5 3 4 6 4 6 5 7 4 3 6 3 4 5 4 4 3 7 5 6 3 6 6 5 2 3 2 4 5 3 6 5 5 4 4 2
h5 7 5 4 6 6 7 5 4 3 7 5 6 7 4 6 7 7 5 5 6 4 6 5 6 6 6 7 7 6 4 6 1 5 2 4 5 7 5 5 6 6 5 5 6 6
h6 7 6 5 7 7 7 6 4 2 7 5 7 7 7 7 7 7 6 5 7 5 6 5 6 6 7 7 7 7 5 6 6 5 2 4 7 7 6 6 7 5 5 5 6 7
h7 6 5 4 7 6 4 6 3 2 5 5 7 7 5 6 7 7 5 6 6 5 6 7 6 5 6 7 7 6 5 6 6 7 3 3 5 6 6 5 6 5 5 6 6 5
h8 5 4 5 5 6 4 4 2 2 4 3 4 4 4 6 5 7 5 4 6 4 4 5 6 5 3 7 5 6 4 4 3 5 2 3 2 4 2 4 6 3 4 3 4 5
h9 3 6 3 4 4 2 4 2 3 4 3 3 5 3 5 5 5 2 3 7 4 5 5 6 5 5 7 7 7 4 5 6 5 4 2 5 4 5 3 7 5 4 5 6 4
h10 6 6 4 7 4 7 4 2 3 5 5 4 6 6 6 5 5 4 3 7 5 5 4 4 6 6 7 7 7 5 5 5 5 4 3 7 5 5 3 7 4 6 6 3 2
h11 3 1 2 3 4 3 2 3 2 6 3 3 3 3 6 3 2 2 3 6 2 4 2 3 4 3 3 5 6 2 2 2 5 3 1 3 3 2 5 6 1 2 4 3 3
h12 4 6 3 3 3 3 2 3 2 6 4 3 3 3 6 3 2 3 5 6 2 4 2 3 4 3 6 5 6 2 3 2 6 3 1 4 3 3 3 6 1 2 4 3 4
130
h13 3 6 4 6 3 3 3 3 2 6 4 4 3 3 6 3 2 4 4 6 3 3 2 4 6 3 6 5 6 3 3 2 4 2 1 3 3 2 4 6 1 2 4 3 3
h14 2 6 2 2 3 2 2 1 4 2 3 2 4 3 4 3 2 6 2 6 2 2 1 5 5 1 3 3 6 2 2 1 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 5 4 5
h15 4 2 6 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 6 4 2 4 2 3 4 6 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 6 2 6 4 4 5 4 4
h16 5 1 5 3 4 4 4 2 1 2 4 6 4 2 5 5 5 3 4 6 4 4 6 5 5 3 4 4 6 4 1 6 5 2 3 3 3 4 4 6 4 4 6 6 6
h17 6 6 5 5 6 5 5 2 3 4 5 5 4 4 6 4 4 3 5 6 4 6 6 6 6 5 6 6 6 4 6 6 6 3 3 6 6 6 5 6 4 4 4 4 4
h18 2 4 4 3 2 6 2 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 5 4 4 3 4 4 2 3 3 5 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 5 4 4 4 4 3
h19 7 7 5 4 4 5 6 3 3 5 2 6 6 4 7 6 7 3 7 7 2 7 7 4 4 7 6 7 7 2 5 7 5 3 2 6 5 4 7 7 1 2 4 4 4
h20 6 2 4 2 6 7 7 1 2 4 3 6 7 4 7 6 7 2 6 6 2 5 2 2 2 7 4 7 6 2 5 2 4 2 3 2 4 1 5 6 6 4 6 7 6
h21 3 3 5 3 3 6 4 1 1 1 3 2 1 1 5 1 1 3 3 1 2 6 3 2 2 3 1 7 1 2 4 3 4 4 3 5 4 3 3 2 6 4 5 5 6
h22 4 5 5 7 5 4 6 1 4 5 5 7 7 4 6 7 6 2 6 5 5 6 7 6 5 6 5 7 6 5 6 6 7 3 4 5 6 6 6 7 7 4 7 6 7
h23 5 3 3 3 4 5 1 6 4 6 4 7 5 6 6 3 2 5 4 6 4 3 3 4 5 3 5 5 3 2 5 4 6 4 3 3 4 5 3 5 5 3 2 5 4
h24 6 3 4 2 4 5 2 6 4 6 4 6 5 7 6 3 2 5 4 7 4 3 2 4 6 4 6 6 6 3 4 2 4 5 2 6 4 6 4 6 5 7 6 3 2
131
INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
i1 4 1 4 2 2 4 1 1 1 2 2 4 2 2 2 4 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 2 3
i2 2 1 4 3 3 4 1 1 1 3 1 4 2 2 2 4 1 1 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 2 1 1 2 1
i3 3 1 4 3 1 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 4 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2
i4 1 1 4 1 4 4 2 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1
i5 4 1 3 3 2 4 2 1 1 4 3 3 3 3 2 3 4 1 2 3 3 3 2 4 4 2 2 2 1 4 2 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1 1 3 2
i6 2 1 3 3 3 4 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 2 2 4 2 1 4 1 1 4 3 2 3 2 1 1 1 2 3
i7 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 1 1 3 1
i8 3 1 3 2 4 4 2 1 1 3 3 3 2 2 2 4 3 1 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 1 1 3 1 2 4 2 1 1 1 3 2
i9 3 1 3 3 2 4 2 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 3 4 2 2 3 1 2 1 3 3
i10 4 3 3 3 3 4 3 1 1 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 2 1 4 1 1 3 4 2 3 2 1 1 3 1 1
i11 3 4 3 3 3 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2
i12 3 2 3 3 4 4 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 1 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2
132
ASPEK 1 PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h1 6 5 2 5 6 5 5 2 1 4 4 4 4 3 6 5 7 3 2 5 4 3 3 6 6 3 6 5 5 4 3 1 6 3 3 5 5 2 4 3 6 5 5 4 5
h2 7 4 4 5 6 5 4 3 4 5 2 4 6 4 7 7 4 4 5 6 5 3 5 6 6 5 7 7 6 5 4 5 5 3 3 7 4 5 3 6 6 6 4 4 3
h3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 2 3 2 4 5 4 4 3 5 5 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 6 3 4 4
h4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 5 3 4 6 4 6 5 7 4 3 6 3 4 5 4 4 3 7 5 6 3 6 6 5 2 3 2 4 5 3 6 5 5 4 4 2
h5 7 5 4 6 6 7 5 4 3 7 5 6 7 4 6 7 7 5 5 6 4 6 5 6 6 6 7 7 6 4 6 1 5 2 4 5 7 5 5 6 6 5 5 6 6
h6 7 6 5 7 7 7 6 4 2 7 5 7 7 7 7 7 7 6 5 7 5 6 5 6 6 7 7 7 7 5 6 6 5 2 4 7 7 6 6 7 5 5 5 6 7
h7 6 5 4 7 6 4 6 3 2 5 5 7 7 5 6 7 7 5 6 6 5 6 7 6 5 6 7 7 6 5 6 6 7 3 3 5 6 6 5 6 5 5 6 6 5
h8 5 4 5 5 6 4 4 2 2 4 3 4 4 4 6 5 7 5 4 6 4 4 5 6 5 3 7 5 6 4 4 3 5 2 3 2 4 2 4 6 3 4 3 4 5
h9 3 6 3 4 4 2 4 2 3 4 3 3 5 3 5 5 5 2 3 7 4 5 5 6 5 5 7 7 7 4 5 6 5 4 2 5 4 5 3 7 5 4 5 6 4
h10 6 6 4 7 4 7 4 2 3 5 5 4 6 6 6 5 5 4 3 7 5 5 4 4 6 6 7 7 7 5 5 5 5 4 3 7 5 5 3 7 4 6 6 3 2
TTL 55 48 38 54 50 48 45 27 26 50 39 47 57 45 59 57 61 42 38 59 41 46 49 54 53 47 67 62 59 41 48 42 52 28 31 48 49 44 38 58 49 51 46 47 43
A1 5.5 4.8 3.8 5.4 5 4.8 4.5 2.7 2.6 5 3.9 4.7 5.7 4.5 5.9 5.7 6.1 4.2 3.8 5.9 4.1 4.6 4.9 5.4 5.3 4.7 6.7 6.2 5.9 4.1 4.8 4.2 5.2 2.8 3.1 4.8 4.9 4.4 3.8 5.8 4.9 5.1 4.6 4.7 4.3
133
ASPEK 2 PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h11 3 1 2 3 4 3 2 3 2 6 3 3 3 3 6 3 2 2 3 6 2 4 2 3 4 3 3 5 6 2 2 2 5 3 1 3 3 2 5 6 1 2 4 3 3
h12 4 6 3 3 3 3 2 3 2 6 4 3 3 3 6 3 2 3 5 6 2 4 2 3 4 3 6 5 6 2 3 2 6 3 1 4 3 3 3 6 1 2 4 3 4
h13 3 6 4 6 3 3 3 3 2 6 4 4 3 3 6 3 2 4 4 6 3 3 2 4 6 3 6 5 6 3 3 2 4 2 1 3 3 2 4 6 1 2 4 3 3
h14 2 6 2 2 3 2 2 1 4 2 3 2 4 3 4 3 2 6 2 6 2 2 1 5 5 1 3 3 6 2 2 1 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 5 4 5
h15 4 2 6 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 6 4 2 4 2 3 4 6 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 6 2 6 4 4 5 4 4
TTL 16 21 17 17 15 14 11 12 13 23 17 15 17 15 26 16 14 19 16 28 11 16 11 21 22 12 21 21 28 11 13 11 24 13 8 16 14 15 16 28 11 14 22 17 19
A2 3.2 4.2 3.4 3.4 3 2.8 2.2 2.4 2.6 4.6 3.4 3 3.4 3 5.2 3.2 2.8 3.8 3.2 5.6 2.2 3.2 2.2 4.2 4.4 2.4 4.2 4.2 5.6 2.2 2.6 2.2 4.8 2.6 1.6 3.2 2.8 3 3.2 5.6 2.2 2.8 4.4 3.4 3.8
134
ASPEK 3 PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h16 5 1 5 3 4 4 4 2 1 2 4 6 4 2 5 5 5 3 4 6 4 4 6 5 5 3 4 4 6 4 1 6 5 2 3 3 3 4 4 6 4 4 6 6 6
h17 6 6 5 5 6 5 5 2 3 4 5 5 4 4 6 4 4 3 5 6 4 6 6 6 6 5 6 6 6 4 6 6 6 3 3 6 6 6 5 6 4 4 4 4 4
h18 2 4 4 3 2 6 2 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 5 4 4 3 4 4 2 3 3 5 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 5 4 4 4 4 3
h19 7 7 5 4 4 5 6 3 3 5 2 6 6 4 7 6 7 3 7 7 2 7 7 4 4 7 6 7 7 2 5 7 5 3 2 6 5 4 7 7 1 2 4 4 4
h20 6 2 4 2 6 7 7 1 2 4 3 6 7 4 7 6 7 2 6 6 2 5 2 2 2 7 4 7 6 2 5 2 4 2 3 2 4 1 5 6 6 4 6 7 6
TTL 26 20 23 17 22 27 24 11 11 18 18 27 25 16 28 24 26 13 24 30 16 26 24 21 21 24 23 27 30 16 20 23 23 12 13 20 20 18 23 30 19 18 24 25 23
A3 5.2 4 4.6 3.4 4.4 5.4 4.8 2.2 2.2 3.6 3.6 5.4 5 3.2 5.6 4.8 5.2 2.6 4.8 6 3.2 5.2 4.8 4.2 4.2 4.8 4.6 5.4 6 3.2 4 4.6 4.6 2.4 2.6 4 4 3.6 4.6 6 3.8 3.6 4.8 5 4.6
135
ASPEK 4 PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h21 1 2 3 3 3 6 4 1 1 1 3 2 1 1 5 1 1 3 3 1 2 6 3 2 2 3 1 7 1 2 4 3 4 4 3 5 4 3 3 2 6 4 5 5 6
h22 1 2 3 7 5 4 6 1 4 5 5 7 7 4 6 7 6 2 6 5 5 6 7 6 5 6 5 7 6 5 6 6 7 3 4 5 6 6 6 7 7 4 7 6 7
TTL 2 4 6 10 8 10 10 2 5 6 8 9 8 5 11 8 7 5 9 6 7 12 10 8 7 9 6 14 7 7 10 9 11 7 7 10 10 9 9 9 13 8 12 11 13
A4 1 2 3 5 4 5 5 1 2.5 3 4 4.5 4 2.5 5.5 4 3.5 2.5 4.5 3 3.5 6 5 4 3.5 4.5 3 7 3.5 3.5 5 4.5 5.5 3.5 3.5 5 5 4.5 4.5 4.5 6.5 4 6 5.5 6.5
136
ASPEK 5 PEDULI HIDUP SEHAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
h23 5 3 3 3 4 5 1 6 4 6 4 7 5 6 6 3 2 5 4 6 4 3 3 4 5 3 5 5 3 2 5 4 6 4 3 3 4 5 3 5 5 3 2 5 4
h24 6 3 4 2 4 5 2 6 4 6 4 6 5 7 6 3 2 5 4 7 4 3 2 4 6 4 6 6 6 3 4 2 4 5 2 6 4 6 4 6 5 7 6 3 2
TTL 11 6 7 5 8 10 3 12 8 12 8 13 10 13 12 6 4 10 8 13 8 6 5 8 11 7 11 11 9 5 9 6 10 9 5 9 8 11 7 11 10 10 8 8 6
A5 5.5 3 3.5 2.5 4 5 1.5 6 4 6 4 6.5 5 6.5 6 3 2 5 4 6.5 4 3 2.5 4 5.5 3.5 5.5 5.5 4.5 2.5 4.5 3 5 4.5 2.5 4.5 4 5.5 3.5 5.5 5 5 4 4 3
137
DATA TOTAL PEDULI HIDUP SEHAT PER ASPEK SETELAH DIBOBOT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
A1 5.5 4.8 3.8 5.4 5 4.8 4.5 2.7 2.6 5 3.9 4.7 5.7 4.5 5.9 5.7 6.1 4.2 3.8 5.9 4.1 4.6 4.9 5.4 5.3 4.7 6.7 6.2 5.9 4.1 4.8 4.2 5.2 2.8 3.1 4.8 4.9 4.4 3.8 5.8 4.9 5.1 4.6 4.7 4.3
A2 3.2 4.2 3.4 3.4 3 2.8 2.2 2.4 2.6 4.6 3.4 3 3.4 3 5.2 3.2 2.8 3.8 3.2 5.6 2.2 3.2 2.2 4.2 4.4 2.4 4.2 4.2 5.6 2.2 2.6 2.2 4.8 2.6 1.6 3.2 2.8 3 3.2 5.6 2.2 2.8 4.4 3.4 3.8
A3 5.2 4 4.6 3.4 4.4 5.4 4.8 2.2 2.2 3.6 3.6 5.4 5 3.2 5.6 4.8 5.2 2.6 4.8 6 3.2 5.2 4.8 4.2 4.2 4.8 4.6 5.4 6 3.2 4 4.6 4.6 2.4 2.6 4 4 3.6 4.6 6 3.8 3.6 4.8 5 4.6
A4 1 2 3 5 4 5 5 1 2.5 3 4 4.5 4 2.5 5.5 4 3.5 2.5 4.5 3 3.5 6 5 4 3.5 4.5 3 7 3.5 3.5 5 4.5 5.5 3.5 3.5 5 5 4.5 4.5 4.5 6.5 4 6 5.5 6.5
A5 5.5 3 3.5 2.5 4 5 1.5 6 4 6 4 6.5 5 6.5 6 3 2 5 4 6.5 4 3 2.5 4 5.5 3.5 5.5 5.5 4.5 2.5 4.5 3 5 4.5 2.5 4.5 4 5.5 3.5 5.5 5 5 4 4 3
138
DATA TOTAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
SEHAT 20.4 18 18.3 19.7 20.4 23 18 14.3 13.9 22.2 18.9 24.1 23.1 19.7 28.2 20.7 19.6 18.1 20.3 27 17 22 19.4 21.8 22.9 19.9 24 28.3 25.5 15.5 20.9 18.5 25.1 15.8 13.3 21.5 20.7 21 19.6 27.4 22.4 20.5 23.8 22.6 22.2
INTENSI 35 18 40 32 34 45 26 12 12 36 26 38 28 30 27 40 29 12 31 23 28 33 24 34 34 20 20 20 20 41 21 16 30 16 12 33 29 23 33 23 15 14 17 27 23
139
ASPEK 1 INTENSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
i1 4 1 4 2 2 4 1 1 1 2 2 4 2 2 2 4 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 2 3
i5 4 1 3 3 2 4 2 1 1 4 3 3 3 3 2 3 4 1 2 3 3 3 2 4 4 2 2 2 1 4 2 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1 1 3 2
i9 3 1 3 3 2 4 2 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 3 4 2 2 3 1 2 1 3 3
Obat 1 11 3 10 8 6 12 5 3 3 9 7 10 8 8 6 10 8 3 5 8 7 8 5 8 8 5 5 5 4 10 5 3 5 3 3 9 8 5 7 8 3 4 3 8 8
140
ASPEK 2 INTENSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
i2 2 1 4 3 3 4 1 1 1 3 1 4 2 2 2 4 1 1 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 2 1 1 2 1
i6 2 1 3 3 3 4 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4 2 4 3 2 2 2 2 4 2 1 4 1 1 4 3 2 3 2 1 1 1 2 3
i10 4 3 3 3 3 4 3 1 1 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 2 1 4 1 1 3 4 2 3 2 1 1 3 1 1
Obat 2 8 5 10 9 9 12 7 3 3 9 5 10 8 8 8 11 7 3 7 5 9 11 5 9 9 5 5 5 5 10 5 3 10 3 3 11 9 5 8 5 4 3 5 5 5
141
ASPEK 3 INTENSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
i3 3 1 4 3 1 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 4 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2
i7 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 1 1 3 1
i11 3 4 3 3 3 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2
Obat 3 9 6 10 9 7 9 7 3 3 9 7 9 6 9 7 11 7 3 10 5 6 9 5 9 8 5 5 5 5 11 6 6 5 6 3 5 5 8 10 6 4 4 4 7 5
142
ASPEK 4 INTENSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
i4 1 1 4 1 4 4 2 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1
i8 3 1 3 2 4 4 2 1 1 3 3 3 2 2 2 4 3 1 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 1 1 3 1 2 4 2 1 1 1 3 2
i12 3 2 3 3 4 4 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 1 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2
Obat 4 7 4 10 6 12 12 7 3 3 9 7 9 6 5 6 8 7 3 9 5 6 5 9 8 9 5 5 5 6 10 5 4 10 4 3 8 7 5 8 4 4 3 5 7 5
143
LAMPIRAN 6 HASIL PENELITIAN
144
Means Case Processing Summary
INTS * SEHAT
Included N Percent 45 80.4%
Cases Excluded N Percent 11 19.6%
N 56
Total Percent 100.0%
ANOVA Table
INTS * SEHAT Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total
Sum of Squares 3176.278 126.945
df 38 1
Mean Square 83.586 126.945
F 2.675 4.062
Sig. .109 .090
3049.332
37
82.414
2.637
.112
187.500 3363.778
6 44
31.250
Measures of Association INTS * SEHAT
R .194
R Squared .038
Eta .972
Eta Squared .944
Graph 50
S T IN
40
30
20
10 15.0
20.0
SEHAT
25.0
30.0
145
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
SEHAT 45 20.878 3.5394 .075 .065 -.075 .501 .963
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
INTS 45 26.22 8.744 .073 .073 -.070 .488 .971
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Graph 8
6
y c n u q re F
4
2
Mean = 20.878 Std. Dev. = 3.5394 N = 45
0 15.0
20.0
SEHAT
25.0
146
Graph 6
5
4
y c n u q re F
3
2
1 Mean = 26.22 Std. Dev. = 8.744 N = 45
0 10
20
30
40
INTS
Descriptives Descriptive Statistics SEHAT INTS Valid N (listwise)
N 45 45 45
Minimum 13.3 12
Maximum 28.3 45
Mean 20.878 26.22
Correlations Correlations SEHAT
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
SEHAT 1 . 45 .194 .100 45
INTS .194 .100 45 1 . 45
Std. Deviation 3.5394 8.744
147
Correlations Correlations A1 A1
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .248 .050 45
INTS .248 .050 45 1 . 45
Correlations Correlations A2 A2
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .066 .332 45
INTS .066 .332 45 1 . 45
Correlations Correlations A3 A3
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .352** .009 45
INTS .352** .009 45 1 . 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations
Correlations A4 A4
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .063 .340 45
INTS .063 .340 45 1 . 45
148
Correlations Correlations A5 A5
INTS
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.037 .406 45
INTS -.037 .406 45 1 . 45
Correlations Correlations SEHAT
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
SEHAT 1 . 45 .247 .051 45
Obat1 .247 .051 45 1 . 45
Correlations Correlations SEHAT
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
SEHAT 1 . 45 .211 .082 45
Obat2 .211 .082 45 1 . 45
Correlations Correlations SEHAT
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
SEHAT 1 . 45 .050 .372 45
Obat3 .050 .372 45 1 . 45
149
Correlations Correlations SEHAT
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
SEHAT 1 . 45 .163 .143 45
Obat4 .163 .143 45 1 . 45
Correlations Correlations A1 A1
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .310* .019 45
Obat1 .310* .019 45 1 . 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Correlations Correlations A1 A1
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .310* .019 45
Obat1 .310* .019 45 1 . 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Correlations Correlations A2 A2
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .112 .232 45
Obat1 .112 .232 45 1 . 45
150
Correlations Correlations A3 A3
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .376** .005 45
Obat1 .376** .005 45 1 . 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations
Correlations A4 A4
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.007 .481 45
Obat1 -.007 .481 45 1 . 45
Correlations Correlations A5 A5
Obat1
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .084 .292 45
Obat1 .084 .292 45 1 . 45
Correlations Correlations A1 A1
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .266* .039 45
Obat2 .266* .039 45 1 . 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
151
Correlations Correlations A2 A2
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .076 .309 45
Obat2 .076 .309 45 1 . 45
Correlations Correlations A3 A3
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .292* .026 45
Obat2 .292* .026 45 1 . 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Correlations Correlations A4 A4
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .128 .200 45
Obat2 .128 .200 45 1 . 45
Correlations Correlations A5 A5
Obat2
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.031 .420 45
Obat2 -.031 .420 45 1 . 45
152
Correlations Correlations A1 A1
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .112 .232 45
Obat3 .112 .232 45 1 . 45
Correlations Correlations A2 A2
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .002 .495 45
Obat3 .002 .495 45 1 . 45
Correlations Correlations A3 A3
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .244 .053 45
Obat3 .244 .053 45 1 . 45
Correlations Correlations A4 A4
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.029 .425 45
Obat3 -.029 .425 45 1 . 45
153
Correlations Correlations A5 A5
Obat3
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.105 .246 45
Obat3 -.105 .246 45 1 . 45
Correlations Correlations A1 A1
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .174 .127 45
Obat4 .174 .127 45 1 . 45
Correlations Correlations A2 A2
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .036 .407 45
Obat4 .036 .407 45 1 . 45
Correlations Correlations A3 A3
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .327* .014 45
Obat4 .327* .014 45 1 . 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
154
Correlations Correlations A4 A4
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 .122 .213 45
Obat4 .122 .213 45 1 . 45
Correlations Correlations A5 A5
Obat4
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 45 -.088 .283 45
Obat4 -.088 .283 45 1 . 45
155
LAMPIRAN 7 SURAT IJIN PENELITIAN
156