PEDOMAN WAWANCARA CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA MAHASISWA ASAL PAPUA DI USU
Data diri informan : Nama
:
TTL/
:
Asal
:
Suku
:
Agama
:
Hobi
:
Pendidikan
:
1. Apakah ini pertama kali datang ke Medan? 2. Kenapa ingin ikut program afirmasi? 3. Mengapa memilih USU dalam program afirmasi ini? 4. Bagaimana interaksi dengan teman-teman di kampus? 5. Apakah ada berteman dengan etnis lain? 6. Bagaimana sambutan teman-teman di kampus ? 7. Bagimana tanggapan Anda dengan teman-teman di kampus yang non-Papua? 8. Bagaimana interaksi dengan teman-teman asrama? apakah kamu dekat dengan teman asrama yang lain? 9. Apakah ada teman dekat di kampus atau di asrama? 10. Di asrama satu kamar dengan siapa? 11. Apakah dekat dengan teman sekamar? 12. Bagaimana hubungan dengan mereka semua? 13. Kamu lebih sering bergaul dengan teman-teman asal Papua atau mahasiswa non Papua? 14. Ketika berkumpul dengan mahasiswa Papua lainnya, bahasa apa yang digunakan? 15. Apakah ada kendala dalam masa perkuliahan? 16. Apa yang kamu ketahui tentang Medan? 17. Apa yang kamu rasakan ketika pertama kali tiba di medan?
Universitas Sumatera Utara
18. Apakah ada rasa takut ketika ingin pindah ke Medan? 19. Stereotype apa yang kamu pikirkan tentang Medan? 20. Apakah punya saudara di Medan? 21. Setelah dua tahun tinggal di Medan perbedaan apa saja yang dirasakan antara Medan dan Papua? 22. Apakah pernah mengalami homesick? 23. Apakah pernah mengalami kesulitan berkomunikasi? 24. Apakah sebelumnya pernah mengalami kendala bahasa dan salah paham dalam komunikasi? 25. Bagaimana kamu mengatasinya? 26. Apakah ada merasa berbeda dari teman-teman kampus? Dari segi penampilan atau cara mereka berteman? 27. Apakah kamu cocok dengan makanan di Medan ? 28. Apakah kamu pernah sakit gara-gara makanan di Medan? 29. Upaya apa yang kamu lakukan dalam mengatasi culture shock? 30. Apakah itu berhasil? 31. Selama dua tahun tinggal di Medan, pernahkah mengalami konflik karena kesalahpahaman? 32. Bagaimana cara kamu mengatasi konflik tersebut? 33. Pelajaran apa yang kamu dapat ketika memasuki sebuah lingkungan baru? 34. Apa saran kamu untuk orang yang ingin melanjutkan pendidikan diluar Papua?
Universitas Sumatera Utara
Hasil Wawancara Informan I Waktu Wawancara 29 April 2014, 15:32 1. Nama :
Rince Wenda
2. TTL :
Tembagapura, 6-9-1994
3. Asal :
Timika
4. Suku :
Dany
5. Agama :
Kristen Protestan
6. Hobi :
Masak dan Olahraga
7. Pendidikan : S1 FKM USU 8. Apakah ini pertama kali datang ke Medan? Iya, ini pertama kalinya datang ke Medan. 9. Kenapa ingin ikut program afirmasi? Awalnya karena banyak teman yang ikut, terus juga ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan di luar Papua. Akhirnya aku tembus juga jadi lanjut aja. 10. Mengapa memilih USU dalam program afirmasi ini? Sebenarnya saya tidak memilih USU, pilihan saya ke Jawa karena lebih dekat ke Papua tetapi dari panitia lokal yang menentukan saya masuk di USU. Pilihan pertama di UI dan kedua di UGM 11. Bagaimana interaksi dengan teman-teman di kampus? Orang Papua disini kan kurang kali kan kak, apalagi saya angkatan pertama disini. Dari kawan2 disini welcome-welcome mereka juga baikbaik, interaksinya baik-baik 12. Apakah ada berteman dengan etnis lain? Ada. saya berteman dengan semua orang dari Aceh, Batak pokoknya semuanya lah. kami dari papua kan jarang. Banyak yang kenal kami tapi kami ga kenal semua. 13. Bagimana tanggapan Anda dengan teman-teman di kampus yang nonPapua? Mereka baik-baik semua
Universitas Sumatera Utara
14. Bagaimana interaksi dengan teman-teman asrama? apakah kamu dekat dengan teman asrama yang lain? Baik juga, kami saling komunikasi 15. Ada teman dekat nggak di kampus atau di asrama? Ada anak farmasi namanya friska kenalnya di lembaga pelayanan mahasiswa indonesia. saya kenal dia disitu terus deket dengan dia 16. Di asrama satu kamar dengan siapa? Dengan teman Papua juga. Kami satu kamar dua orang. Kami tinggal di asrama nggak bolek diluar asrama dilanggar dari biro. di asrmaa putri ada 6 orang. di wisma ada 7 dari angkatan 2013 17. Kamu lebih sering bergaul dengan teman-teman asal Papua atau gimana? Lebih dekat dengan teman-teman dari Papua karena tinggalnya kan samasama tapi kalau di asrama sini sama semuanya kak. 18. Ketika berkumpul dengan mahasiswa Papua lainnya, bahasa apa yang digunakan? Kami kan berbagai suku datang dari sana. jadi bahasanya beda-beda. kalau kumpul biasanya ngomong bahasa Indonesia sama kayak di Papua tetap menggunakan bahasa indonesia bahkan dirumah pun pake bahasa indonesia juga. saya ngerti bahasa daerah 19. Ada kendala dalam masa perkuliahan nggak? Gada kendala. Pelajarannya bisa diterima dengan baik kalau ada kesempatan bertanya, saya nggak sempat bertanya. Kadang waktunya tapi juga agak sedikit takut kayak belum siap tanyanya. IPK saya hampir 3. 20. Sebelum ke Medan ada cari tahu tentang medan nggak? Nggak ada, saya juga mau lihat kota Medan itu gimana. Nggak sempat tanya-tanya tapi saya cuma pastikan aja kalau kami akan ke kota medan. 21. Apakah ada rasa takut ketika ingin pindah ke Medan? Enggak ada rasa takut. Sebelumnya saya juga pernah ke jawa dalam rangka jalan-jalan. 22. Stereotype apa yang kamu pikirkan tentang Medan? Orang-orang sini kan belum kenal kami lebih dalam. Biasanya orangorang sini panggil kami “beta” padahal itu kan orang Ambon kalau lagi
Universitas Sumatera Utara
jalan. Jadi pikir kami oh orang itu panggil diri mereka sendiri kami firasatnya gitu tapi sempat ada pikiran negatif juga ke gitu dibilang kami beta kan kurang enak, merasa terganggu dengan itu. kami kan bukan beta. karena kami emosi jadi kami marah-marah aja nggak bisa sabar. Saya tau mitos yang katanya orang Medan makan manusia. Tapi itu kan dulu dan saya nggak bakalan pikir kesana. 23. Apakah punya saudara di Medan? Tidak. Tapi kami disini punya abang angkat, dia abang rohani abang pembina dari komunitas papua. Waktu pertama kali ke medan mereka yang menyambut. Dia bapaknya Manado mamaknya Medan. Memang domisili di Medan. Mereka itu sering membina kami dalam bidang rohani jadi anggaplah mereka itu sebagai abang kami sendiri kayak misalnya kami ga punya uang itu kami ceritanya ke dia. 24. Beda nggak hidup di Papua dengan di Medan ? Kalau disana kan dengan orang tua jadi uang pun lancar kalau disini kan enggak. Papua dengan Medan aku lihat nggak ada bedanya sih, kalau disana kan masih alam terbuka. Aku merasa di Papua lebih bagus karena disana kan sama orang tua. Di sini saya bisa dapat ilmu dari kawan-kawan 25. Gimana tanggapan terhadap orang Medan? Karena banyak yang nggak mengenal kami, kami dikira orang ambon dan mereka panggil kami “beta beta” gitu. 26. Apakah pernah mengalami homesick? Pernah. Apalagi saya nggak pernah pulang ke Papua kak. Aku cuma pulang ke Jakarta aja tempat abang. Sering saya rindu dengan orang tua kan uda lama nggak jumpa. 27. Apakah sebelumnya pernah mengalami kendala bahasa dan salah paham dalam komunikasi? Pernah. Kami nggak tau kata “nengok-nengok” ketika orang pertama kali ada orang bilang “apa nengok-nengok?” kami saling lihat aja nggak tau artinya apa. Rupanya artinya lihat. Terus disana bukan “kau” tapi ko. “Kau” itu panggilan kasar, pakai saya karena kan bahasanya yang resmi. Bagi saya “kau” itu kasar
Universitas Sumatera Utara
28. Ada merasa berbeda nggak dari teman-teman kampus? entah dari segi penampilan atau cara mereka berteman? Nggak beda sih kak. Disana pakai baju, disini juga pakai baju 29. Cocok nggak dengan makanan di Medan? Kami disana nggak makan pedas. Waktu ke Medan semua makananya pedas. pernah sakit perut tapi ga pernah sampai masuk rumah sakit. waktu pertama kali makan, perut kami sakit, kami kan disana gak makan pedas kak. butuh waktu seminggu untuk menyesuaikan bisa makan pedas 30. Bedanya orang papua dengan medan? Kalau disana walaupun kami tidak saling mengenal tapi saling sapa. Kalau ada orang yang lebih tua kami harus saling sapa. Tapi disini kami bingung. Misalnya kami bilang “selamat sore” tapi orang senyum-senyum aja. Kami merasa kok disini gini ya disana gitu. Pokoknya setiap orang yang dijumpa kami harus saling sapa. Makanan pokok kami disana ubi kadang sagu, tapi itu kan makanan khasnya. Kalau di Medan kan nggk ada makanan khasnya. 31. Penah salah berkomunikasi nggak? Nggak pernah 32. Selama dua tahun tinggal di Medan, pernahkah mengalami konflik karena kesalahpahaman? Tidak ada. Kami hanya positif saja, nggk ada macam-macam. 33. Pelajaran apa yang kamu dapat ketika memasuki sebuah lingkungan baru? Kalau cara bergaul kan uda biasa. Bergaul disana dengan disini sama aja 34. Biasanya makan bersama orang-orang Papua, tapi kalau mahasiswa lain mau gabung silahkan. Biasanya kalau dengan teman-teman asrama nonton bareng, buat tugas. Menurutku teman-teman Papua lain juga mau bergabung dengan teman-teman lain. Orang Medan ini ramah-ramah dan baik juga. Orang medan itu kasar, itu yang harus diubah. sering juga jalanjalan biasanya main ke carefour atau ramayana juga. Kalau hari minggu beribadah di pringadi sesama anak papua. 35. Sudah terbiasa belum dengan kehidupan di Kota Medan? Saya sekarang sudah terbiasa dengan watak orang medan yang keras dan kasar. Pernah supir angkot suka asal-asalan. Pernah juga supir angkotnya
Universitas Sumatera Utara
teriak karena kekurangan ongkos. Disitu saya marah dengan supir angkot karena biasanya kan saya bayar 2000 ini kok dibilang kurang. Kaget saya waktu dibentak. Orang papua dengan orang batak sama tapi wataknya yang beda. Bedanya cara panggil orang. Kalau di Papua mau panggil orang kita yang datangi orangnya. Kalau di Medan kan diteriakin. Saya sudah mulai beradaptasi tinggal di Medan nggak kayak dulu lagi. Kalo dulu kan suka takut-takut gitu misalnya takut dibentak-bentak. Informan II Waktu Wawancara 14 Mei 2014, 13:21 1. Nama :
Elius Pasi
2. Asal :
Wamena
3. Agama :
Kristen Protestan
4. TTL :
Wamena, 4 Juli 1994
5. Hobby :
Sepak bola dan volly
6. Suku :
Yale
7. Pendidikan : SI Peternakan FP USU 8. Ini pertama kalinya datang ke Medan ? Iya 9. Abang di pertanian jurusan apa? Peternakan 10. Kenapa ingin ikut program beasiswa afirmasi? Ohh itu secara kebetulan kak, tiba-tiba ada program ini, saya isi formulirnya maksudnya tu saya lulus dua-duanya di IPB sama USU. Yah saya pilih di Medan laa. Tapi saya belum tau sebelumnya dan ternyata jauh dari Papua juga. 11. Kenapa lebih milih USU? Begini kak alasannya simpel aja. Saya ingin tahu Medan tuh seperti apa orangnya. Kalau jauh memang sebetulnya lebih jauh, tapi pengen tau Medan USU sepeti apa jadi aku pilihlah USU. Awalnya saya milih di IPB 12. Jadi sebelumnya belum tahu gambaran kota Medan? Belum tahu. Cuma saya tahu pulau saja, tapi sumatera tapi medan letaknya dibagian mana
Universitas Sumatera Utara
13. Apa yang dirasakan ketika pertama kali nyampe di Medan? Lingkungan sama terhadap orang. Orangnya juga orang batak, namnyanya juga orang batak jadi ngomongnya kasar juga padahl hatinya itu lembut iyaa. Yang belum pernah saya hadapi yang belum pernah saya kenal orang-orang yang bicaranya agak kasar ngomongnya. Pada saat di Medan baru jumpa dengan teman-teman yang ngomongnya kasar tapi hatinya baik 14. Takut nggak pertama kali kesini? Kami berangkat 3 september. Ada 3 gelombang yang kami berangkat, pertama dua orang ada juga tiga terus gelombang tiga lagi. Saya masuk ke gelombang 3 15. Takut nggak hidup di medan? Enggak. Emang kalau sebelumnya takut, jumpa sama dosen dengan teman-teman itu gimana. Tapi setelah beradaptasi itu uda terbiasa. 16. Di kampus gimana dengan teman-temannya? Itu paling akrab laa. Nggak ada perbedaan kamu ni dari timur nggak ada 17. Bagaimana perasaan pertama kali waktu masuk kampus? misalnya degdegan gitu? Oh dug dag yaa kak, kalau dug dag pasti ada kak 18. Apakah mereka semua welcome? Welcome semua kak 19. Kalau dosen-dosen bagaimana? Kalau dosen-dosen salut. Kalau diruangan macam bintang film istilahnya. Jadi dosen-dosen banyak yang kenal saya. Mereka juga sering bertanya kenapa kamu kesini? Selalu ditanyain kalo didalam ruangan. Terus saya jawab untuk beasiswa. Kebetulan pemerintah tempat kan saya disini 20. Kalau dikampus berteman dengan semua etnis? Iyaa semua etnis 21. Bagaimana dengan teman-teman asrama? Kalau di asrama baik-baik semua itu. Saya tinggal di lantai 2 22. Itu yang abang pinjam motornya temen asrama atau temen kampus? Teman kampus. Dia lagi di asrama saya, dia marga siagian. Saya sering kerumah dia
Universitas Sumatera Utara
23. Biasanya lebih sering main dengan papua atau non Papua? imbang 24. Ada temen dekat nggak diasrama (informan tidak mengerti arti temen dekat setelah peneliti bilang “kawan baik” baru dapat ia pahami)? Ada. Cuma teman baik dikampus. Kalau di asrama ada juga 25. Kalau lagi ngumpul dengan mahasiswa Papua pakai bahasa apa biasanya? Bahasa Indonesia 26. Ada kendala dikampus nggak selama ini? Ada. Kalau dosennya suaranya pelan nggak bisa dengar dia. 27. Kalau kendala bahasa ada nggak? Ada juga kak. Kami kan pakai bahasa baku. Waktu kami datang kesini logatnya sudah beda dia misalnya “enggak” kalo kami “tidak” terus “nengok2” “cemana” 28. Pernah pulang ke Papua? Belum pernah. 29. Jadi kalau liburan gimana? Biasanya ke kampung teman, daerah dolok sanggul, daerah toba sana, daerah karo. Diajakin teman kampus, udah dijalanin semua rata-rata Medan ini. Cuma kepala aja yang belum aku pijak 30. Apa yang abang rasakan tinggal di Medan? Menyenangkan, membahagiakan. 31. Kenapa menyenangkan bang tinggal jauh dari orang tua? Memang sedih orang tuanya tapi yaa apa boleh buat sudah jauh letak geografis 32. Bedanya Medan dari Papua dari semua sisi apa? Makan di Medan murah kali daripada di Papua. Kalau di Papua bisa sampe 15 sampai 25.000. Kalau makanan pedasnya nggak cocok pedas kali pun. 33. Apakah sekarang sudah mulai terbiasa dengan sambal? Kalau sambal jarang makan pake sambal. 34. Jadi sampai sekarang abang belum bisa makan pedas?
Universitas Sumatera Utara
Bisa, cuma dikit-dikit aja. Mulai membiasakan diri makan sambal yaa tapi tetap menolak untuk makan sambal 35. Menurut kamu bagaimana masyarakat Medan? Kalau menurut saya luar biasa tapi tidak pantas bilang kalau orang Medan tuh baik semua 36. Apakah pernah kejadian dijahatin orang Medan? Ada juga. Ada temanku yang anak Papua juga dia dihipnotis dengan orang Medan. HP BB nya dibawa lari. Semenjak itu kalau keluar was-was. Yaa saya baca orang laa mana yang layak berteman mana yang enggak. 37. Disana makanan pokoknya sagu atau apa? Nasi sama ubi aja kak. ubi jalar itu. 38. Ada nggak keluh kesah selama tinggal di Medan? Kalau keluh kesah nggak ada kak. 39. Pernah homesick? Nggak ada. Saya dari SD merantau berpisah dari orang tua. Saya SMP di Wamena juga tapi tidak serumah tinggal dengan orang. Cuma jumpa sama orang tua 4 kali pas dr SMP SMA. 40. Nanti kalau uda siap kuliah disini balik kerumah orang tua? Iyaa pasti kak balik ke rumah orang tua. 41. Apa pernah mengalami masalah dengan orang tua? Nggak pernah. Alasan saya berpisah dengan orang tua sayang nanti orang tua terganggu, kepikiran, membebani pikiran. Prinsip saya begini kak. Saya malas membenai orang tua saya. Saya jarang komunikasi dengan orang tua. Sering mereka telpon, tapi saya bilang jangan dulu telpon. Memang saya rindu kalian, saya tau kamu rindu saya tapi tunggu dulu saya tidak mau mengganggu kamu. Makanya semenjak saya berpisah dengan orang tua sejak SMP SMA, semenjak SMA pun belum pernah jumpa. Cuma jumpa sama orang tua 4 kali, terus telponan semenjak saya di Medan cuma 4 kali. 42. Abang berapa bersaudara?
Universitas Sumatera Utara
4 dan saya anak kedua. Pertama kakak dia kuliah juga di Papua di keperawatan, dibawah saya cewek tahun ni mau masuk SMP dan paling kecil sama orang tua 43. Apa ada masalah ekonomi? Alasannya nggak ada kak. Selagi saya mampu saya masih muda saya coba dulu. Kalau rindu memang ada kak. 44. Biasanya kalau rindu siapa yang nelpon? Saya yang telpon 45. Pernah mengalami kendala bahasa nggak? Ada, logat bahasa itu kak. Kalau kami disini pertama kali kan pakai bahasa baku, terus saya ngomong dengan mereka pakai bahasa baku, tapi itu dia ada yang nggak sesuai waktu ngomong dengan teman-teman disini. Makanya kadang disitu ada kesalahpahaman juga. Contonhya, kalau saya suruh teman beli makanan “eh kawan tolong kau pergi beli makan dulu” nah itu dia bingung apa itu “pergi” terus ada lagi kak “saya pergi main bola” dia bingung. Itu kan maksudnya aku mau pergi main bola 46. Pernah nggak kalau teman ngomong ke abang tapi abang nggak ngerti? “enggak” 47. Pernah merasa berbeda dari teman-teman di kampus nggak? Nggak pernah 48. Pernah sakit di Medan? Belum pernah. 49. Selama dua tahun di Medan pernah mengalami konflik nggak? Nggak ada 50. Pernah naik angkot di Medan nggak? ntah ada masalah? Pernah, tapi nggak bermasalah 51. Bagaimana perasaan ketika pertama kali datang ke Medan? Pertama kami datang dari Papua, saya merasa sendiri nggak ada kawan tapi yang saya andalkan itu teman-teman yang seberangkatan, itulah bagian dari keluarga saya. Setelah dari orang birek diarahkan ke fakultas sampai ke masing-masing jurusan. Teman-teman itu saling berbaur, jadi disitu saya nggak merasa sendiri dan saya mendapatkan teman-teman lebih
Universitas Sumatera Utara
dari yang sebelumnya pernah saya lihat. Terus abang-abang senior juga, salut kak. Yang saya takut pertama kali itu kak, cara ngomongnya. Tapi takut ini bukan sampai sekarang yaa kak itu waktu pertama kali. Terus cara abang-abang di pertanian ngomong beda dengan fakultas lain. Senioritas di FP itu tinggi, semenjak saya masuk junior gak pernah intip senior, kemana junior pergi harus tunduk. Itu yang saya takuti disitu. Jadi waktu saya angkat kepala intip (melihat) senior, ditunjangi kami kak. Eh tunduk kau botak, cuma cakap-cakap aja kak nggak fisik 52. Bagaimana pandangan abang dengan budaya di Medan? Kalau saya bilang budaya di Medan dengan di Papua hampir mirip kak. Salah satunya Medan itu marga yang sama nggak bisa nikah, nah Papua juga gitu kak. Kalau sama marga nggak bisa nikah. Salah satu contoh pase dengan bayage bisa menikah, tapi kalo sesama pase nggak bisa kak 53. Kalau dirumah bahasa apa yang digunakan? Kalau ngomong sama orang tua pakai bahasa daerah, bahasa ngalik. 54. Kalau disekolah dulu pake bahasa apa? b Bahasa Indonesia 55. Kenapa ambil pertanian kenapa nggak fakultas yang lain? Dari SMP saya memang sudah ambil jurusan pertanian. Cita-cita saya ingin jadi pengusaha ternak. 56. Hobi abang apa? Bola kaki 57. Sering nggak main bola disini? Sering 58. biasanya mainnya dengan siapa? Dengan teman-teman kampus, teman2-teman Papua juga 59. Senang nggak kuliah disini? ada nggak keinginan balik ke papua ? Senang kak setelah sukses bisa kak kesini lagi, tapi abis tamat kami langusng ditarik ke daerah asal nggak bisa menetap disini. 60. Sering nggak kumpul dengan mahasiswa Papua? Sering kak, biasanya hari jumat jam 6 ada kebaktian kak. 61. Jargon-jargon di Medan sudah tahu?
Universitas Sumatera Utara
Sudah 62. Terbiasa nggak dengan kata “anjing” “babi” di Medan? Awalnya kaget sih kak, mengerikan itu. Waktu saya dengar itu kaget juga sakit gitu kak, tapi saya tidak pernah digituin. Tapi sekarang udah nggak kaget lagi sudah terbiasa, jangan dianggap serius kak dianggap becanda saja. Informan III Waktu Wawancara 14 Mei 2014 15:12 1. Nama :
Anet Kobak
2. Alamat :
Wamena, Papua
3. Agama :
Kristen Protestan
4. TTL :
Sahalimo, 8 Juni 1993
5. Pendidikan : S1 Sastra Indonesia FIB USU 6. Hobi :
Bola kaki
7. Suku :
Lanny
8. Kenapa mau ambil sastra indonesia? Saya punya cita-cita menjadi guru pas SMA sebelum masuk SMK, waktu itu saya mau masuk kuliah tapi tidak punya uang. Selain Satra Indonesia saya juga pilih ekonomi dan pertanian tetapi disini (sastra Indonesia) lulusnya 9. Alasan ikut beasiswa program afirmasi? Karena disana (Papua) banyak ketinggalan, saya juga banyak ketinggalan, tapi kan pitra-putri papua suruh daftar baru saya masuk program ini 10. Sebelumnya memang pilih USU atau ditentuin oleh panitia lokal? Aku memang dari pertama itu saya ikut tempat yang ini tidak tahu. saya juga pikir Medan ini negara lain dan Sumut adalah indoneisa. Memang awalnya saya tidak tahu. cuma dibilang saya di Sumatera saja waktu kumpul berkas saya ditempati di sumut itu USU. Saya tanya di sumatera itu namanya apa, trus panlok nya bilang USU. 11. Di kelas merasa nyaman nggak ? Kalau untuk pergaulan biasa yaa aman. Tapi kalo masalah mata kuliah, tugas kalo difakultas lain teman-teman itu kompak. Kalau di sastra mereka
Universitas Sumatera Utara
tidak begitu, abang2 yang sudah tamatpun sendiri-sendiri. Disini nggak kuat dan nggak kompak. Kalau di pertanian kan abang-abang dari stambuuk 2006, 2007 mereka kompak. 12. Nyaman nggak sih di kelas? Tidak enak. Kalau teman untuk makan biasa ya begitu, kalau masalah tugas nggak enak. Jadi saya belajar sendiri disini. kalau yang gampanggampang saya dapat bisa saya kejar tapi kalau yang susah dapet, yaa saya mau tanya juga mereka susah. Bahkan mereka bilang tidak tahu. Di sastra indonesia ini kalau teman untuk senang-senang ada, tapi kalau masalah tugas susah. Saya juga bertanya-tanya kenapa disini tidak kompak? jadi senior bilang disini memang dari dulu seperti begini kurang kompak. 13. Apakah abang berteman dengan suku lain ? Iya 14. Apakah dirumah memakai bahasa daerah? Saya sering lupa juga. Sebelum saya dengan mama dari kecil sudah merantau ke Wamena dari kampung dibawa abang saya, terus dari SD sampai SMA saya pindah ke Wamena jadi saya sudah lupa bahasa daerahnya. Dari SD sampai SMA saya tinggal dengan abang, dia kuliah di uncen ambil FK, dia di jayapura saya di wamena. Orang tua sampai sekarang di kampung dan saya tidak pernah jumpa 15. Abang berapa bersaudara? Aku berdua aja dengan abang 16. Selama dua tahun disini sudah pernah pulang ke Papua ? Belum pernah 17. Menurut abang gimana teman-teman kampus? Mereka sombong-sombong, seperti yang saya bilang tadi mereka kalau diajak untuk senang-senanga enak, tapi kalau sudah masalah tugas banyak yang nggak mau kasih tahu 18. Bagaimana hubungan dengan teman-teman asrama? Baik-baik. Di asrama orangnya lebih baik2. Kita satu keluarga di asrama walaupun berasal dari berbeda. makannya juga bareng-bareng. 19. Pergaulan sehari-hari biasanya lebih ke anak-anak papua atau non papua ?
Universitas Sumatera Utara
Kalo saya pergaulan lihat dulu orangnya. Kalo putar-putar jalan-jalan saya tidak pernah ikut. Saya pernah ikut dengan abang2 yang sudah orang sini, bukan abang yang dari kampus sini tapi dari luar kampus 20. Lebih nyaman bergaul dengan orang papua atau non papua? Saya sudah dairi kecil merantau, saya begini-begitu (pilih-pilih teman) tidak pernah. saya bergaul dengan siapa saja. 21. Sering nggak ikut acara komunitas papua? Waktu semester dua memang ikut, kita punya komunitas di jalan dr.mansyur tapi sekarang saya sudah jarang ikut 22. Pernah ada kendala dalam kuliah? Ada, pendidikan kabupaten dengan provinsi beda, kita yang belajar di provinsi lebih susah daripada kabupaten 23. Apakah sudah mulai terbiasa dengan cara mengajar dosen? Sudah terbiasa 24. Apakah sudah mengenal medan? Saya pikir Medan itu negara lain dan Sumatera di Indonesia. 25. Pernah diajak teman kampus ke kampung halmannya ? Belum pernah. Oh saya semester 3 pernah ke jakarta, waktu itu menteri pendidikan yang ngundang mahasiswa asal Papua ke Jakarta, dari medan saya dengan Nico Bayage yang diutus kesana dilihat dari nilai. Saya waktu ke jakarta tidak punya KTP, yang saya punya cuma KTM ini sebagi identitas. KTP nggak bisa urus disini harus ngurus disana. 26. Apa yang dirasakan pertama kali nyampe di medan? Penasaran. Ada yang bilang tinggalnya dekat2 laut, baru saya lihat disini jauh kota dari laut. 27. Ada rasa takut nggak pertama kali? Enggak. 28. Apakah ada pandangan negatif terhadap orang Medan? Orang Medan sama denga ornag Papua, cara makannya sama. Pikiran begitu tidak ada, saya senang-senang saja saya tidak merasa begitu. Saya tidak pikirkan bagaimana orang Medan ini 29. Tanggapan terhadap orang Medan?
Universitas Sumatera Utara
Orang Medan baik baik, kasar sih tapi baik. 30. Abang punya saudara disini? Ada, saya punya saudara sini tulang saya “om”, sudah tahun 2009 dia datang namanya Yotam, tapi dia bukan USU ini. Dia sudah masuk sekolah kebenaran kristen semacam theologia, dia mau tamat tahun ini. Saya bilang om berarti om saya sesungguhnya itu dikampung, kalo sama marga dengan saya berarti semua itu om. tapi kita satu kampung semua. Yotam ini sama marganya dengan saya, jadi itu berarti om saya walaupun bukan om kandung. 31. Setelah dua tahun di Medan, perbedaan yang paling dirasakan? Aku tidak merasa begitu, aku tidak merasa bosan disini, hari waktu cepat berlalu. kalau di Papua mungkin karena dari SMA jadinya saya sudah bosan. Saya merasa nyaman tinggal di medan nggak pernah merasa bosen. 32. Pernah ribut nggak selama di Medan? Kata-kata orang yang tidak ngomong yang diucapkan temen atau abangabang senior. Saya marahnya pada saat itu aja, terus keluar dari situ saya sudah tidak ingat lagi. 33. Pernah mengalami kendala bahasa nggak? Di medan ada bahasa yang tidak baik. Contohnya “kamu” itu sering dipanggil “kau”. Saya harus memakai logat-logat medan karena biar bisa dimengerti oleh teman-teman. Pernah saya diginiin “apa kau?” suatu hari saya marah juga. Kenapa sih bilang “kau”. terus saya marah, dan orang itu bilang kalo di medan itu biasa bilang “kau”. kalau di Papua saya sudah berantam kata-kata “kau” itu tidak baik. Itu kalo di papua sudah kasar kali. 34. Pernah berantem gara-gara kata “kau”? Tidak pernah, tapi saya kasih tahu ke mereka kalau itu kasar bagi saya. Kalau sekarang sudah terbiasa dengan kata “kau” tapi kalau di papua tidak boleh. Aku kata “tidak” juga nggak ngerti. Kalau mau bilang “enggak” enggak bagi saya. 35. Pernah rindukampung halaman nggak?
Universitas Sumatera Utara
Aku tidak rindu karena dari kecil sudah merantau. Rindunya dengan abang aja karena dari SMK saya sudah tinggal dengan abang, tapi kalau dnegan orang tua saya tidak rindu karena dari kecil sudah merantau. 36. Sudah berapa tahun tidak berjumpa dengan orang tua? 11 tahun. SD kelas 4 SD saya tidak jumpa. 37. Apa tidak ada keinginan untuk berjumpa dengan orang tua? Tidak, karena abang saya mendorong saya terus dari SMP sampai SMK. 38. Sudah cocok nggak dengan makanan medan? Bagi saya makanan medan tidak sehat, sayur-sayurannya kurang. Disana banyak buah-buah sayur-sayuran tapi kalau disini sayurnya kol, wortel sama buncis tidak ada sayur labu, ubi kita lebih banyak makan sayur disana karena orangnya sehat dna juga makanan disini banyak yang berminyak. 39. Kalau sekarang sudah terbiasa dengan makanan tersebut? Itu dulu kalo sekarang sudah terbiasa. Dari semester dua sampai sekarang sudah terbiasa dengan makanannya. 40. Pernah berantem dengan orang selama disini? Tidak pernah. Saya kalo berantem bisa mati anak orang saya buat. Saya mikir kalau saya berantem disini saya anak perantauan, 41. Pelajaran apa yang didapatkan selama di medan? Kalau aku disini diskusi tentang yang diluar kampus sering dengan anakanak sejarah atau hukum, misalnya tentang pemerintahana. 42. Pengalaman hidup di medan apa aja? Saya orangnya tidak bergaul, bergaul sih tapi kalo di kampus susahkan. Yapi waktu semester kemarin saya dari Papua mereka untuk mengharuskan melaporkan masing-masing ke jakarta, itu pengalaman saya. Awalnya kaget apa benar ini saya yang berangkat tenyata emang benar saya yang berangkat. 43. Apakah punya saran untuk junior ketika ingin melanjutkan pendidikan di USU? Kita bagi-bagi ilmu, pengalaman di kampus. waktu adik-adik 2013 datang saya mengajarkan kalau orang disini memang orangnya baik-baik, tapi ada
Universitas Sumatera Utara
juga yang jahat. Jangan suka-sukamu hidup disini, kalau diajak orang yang tidak dikenal dengan baik jangan ikut. Jangan suka bolos kuliah, itu kan penilaiannya dari situ. 44. Bagaimana melihat budaya di Medan? Disini tidak aktif, kalau disini hanya pakaian. Kalau kita di Papua menarik untuk ditonton budayanya, mereka buka baju pakai koteka, cacar, jaringjaringan jadi orang pun tertarik 45. Perbedaan apa yang paling mencolok dari Medan dan Papua? Kalau pergaulannya dengan teman2 baik 46. Orang-orang di medan gimana? Saya pikir orang-orang di medan sama dengan orang di papua, suaranya tapi perbedaannya itu sifat-sifatnya. Kalau kita abang-abang yang sudah selesai kuliah, saya disini sudah berapa kali diajak makan dengan teman, terus mereka bayar tapi mereka minta ganti, dia yang ajak makan tapi bayar sendiri-sendiri. Kalau di papua siapa yang ajak makan dia yang bayarin makannya. Misalnya ada orang-orang duduk, terus saya bilang ayok makan, itu berarti saya yang bayar. Makanya tadi waktu kakak suruh makan, saya takut nanti saya yang bayarin sendiri. Itu pernah kejadiannya waktu semester satu. Saya sudah pernah kasih tahu aku bilang makan berarti saya yang bayar. tapi sekarang pun saya bilang, aku kalau masalah makanan saya bilang makan berarti itu saya yang bayar. Terus selain itu orang papua itu gigih-gigih, terus orangnya emosian tapi disitu juga hilang nanti seterusnya udah nggak ingat lagi. Kalau di Papua ada lalat di makanan nggak mau dimakan lagi, karena itu penyakit. Itu aturannya di papu kalau udah kena lalat dibuang makanannya 47. Pola makan di Papua gimana? Kalau pagi ubi dengan sayur, siang baru makan nasi kalo malam mau makan sayur ubi terserah. Mereka tidak tentu karena punya hasil bedabeda.
Universitas Sumatera Utara
Informan VI Waktu Wawancara 17 Mei 2014, 13:55 1. Nama :
Erius Yigibalom
2. Asal :
Wamena
3. Agama :
Kristen
4. TTL :
6 Agustus 1993
5. Pendidikan : Agribisnis USU Fakultas Pertanian 6. Hobi :
Bola Kaki
7. Suku :
Lanny
8. Ini pertama kalinya datang ke Medan ? Iyaa 9. Kenapa ingin ikut program ini? Karena untuk memajukan dan membangun daerah 10. Kenapa milih USU? Pertamanya di IPB keduanya baru di USU dan di IPB nya juga ambil agribisnis 11. Kenapa tertarik di agribisnis? Saya dulunya IPS dan dari dulu sudah tertarik untuk mengambil agribisnis. 12. Bukannya kalo IPS nggak bisa ambil agribisnis yaa bang harusnya kan anak IPA? Memang dulunya IPS, tapi saya pengen ambil agribisnis. 13. Bagaimana hubungan dengan teman-teman dan dosen? Dengan teman-teman baik, kalau dosen ada yang baik ada juga yang jahat 14. Yang jahat itu maksudnya gimana? Bukan jahat, cuma nggak bisa ngomong dengan mereka. Mereka ngomongnya cepat jadi susah nangkapnya. Jadi kadang nggak ngerti dengan pembahasannya 15. Kalau ada mata kuliah yang nggak dimengerti biasanya abang tanya ke teman-teman atau senior? Ke teman, mereka yang ngejelasin 16. Bagaimana tanggapan dengan teman-teman terhadap abang? Welcome semuanya 17. Berteman dengan semua etnis?
Universitas Sumatera Utara
18. Iyaa, nggak pilih-pilih dalam berteman. Teman-teman di kampus semuanya baik-baik, nggak ada yang sombong-sombong 19. Apakah pernah dikerjai dengan senior? Ada, waktu inagurasi kami ada dikerjain, semua junior kena. 20. Abang lebih banyak dikerjai nggak dengan senior karena abang berasal dari Papua? Ada, karena aku kan dari Papua sendiri 21. Bagaimana hubungan dengan teman-teman asrama? Baik semua, bekawan semua 22. Biasanya kalau makan gimana, makan sendiri atau bareng-bareng? Biasanya bareng-bareng di kamar orang, biasanya aku sering makan dikamar Elius. 23. punya teman dekat nggak dikampus? Ada, Hans (batak), Titin (batak), Dini (Aceh), Pita (Aceh). 24. Biasanya lebih sering berkumpul dengan mahasiswa Papua atau non Papua? Kalau di kampus berbaur dengan siapa saja, kalau di asrama dengan orang Papua seringnya. Karena ada aturan dari asrama putera kalau siang bisa berkunjung dekat juga dengan mahasiswa lainnya 25. Kalau lagi ngumpul dengan mahasiswa Papua pakai bahasa apa? Pakai bahasa Indonesia, karena kami suku daerah masing beda bahasa juga 26. Pernah ada kendala dalam masa perkuliahan nggak? Ada juga, masalah rumus. agak kurang dimengerti. Tugas kadang2 pernah buat kadang nggak, minta tolong sama teman juga 27. Ada kendala dengan dosen nggak? Ada, karena logatnya. Jadi saya nggak ngerti apa yang disampaikan dosen, terus waktu saya ngomong sang dosen juga nggak ngerti dengan logat saya 28. Sudah tahu kota Medan sebelumnya? Tidak tahu, cari tahu begitu aja, cuma berangkat aja langsung. Sempat kepikiran juga gimana nanti di Medan 29. Bagaimana tanggapan terhadap kota Medan? Terkejut juga, orang-orang disini keras juga ngomong tapi lama kelamaan baru bisa mengikuti. Soal ekonomi, kalau disana kami beli nasi sampai
Universitas Sumatera Utara
20.000 kalau disini 10.000 disitu aku terkejutnya harganya lebih murah. Makanan disini juga pedas-pedas saya nggak pernah makan pedas, pernah sakit perut karena pedas. Kalau disana makanannya ubi jalar untuk pagi siang malam sebagai makanan pokok. Kalau beras sudah lama, dari SD pun sudah makan beras. Kalau keluarga biasanya makan ubi jalar juga 30. Ada rasa takut nggak waktu amu pindah ke Medan? Memang takut karena pikiran juga disana merantau nggak ada keluarga juga bagaiman nanti kalau saya berkasus dengan orang rasanya takut kak. 31. Pernah ada kasus dengan orang lain nggak selama disini? Belum pernah 32. Apa perbedaan kota Medan dan Papua? Daerah panasnya disini lebih dingin, kalau disana panas. Terus perbedaan juga masalah kuliah, kalau kami disana kan biasa pake logat kami, kalo disini pake logat sini, disitu lah bedanya. Kalau masyarakatnya di Medan baik-baik 33. Pernah homesick nggak selama disini ? Pernah 34. Kamu berapa bersaudara? 4. bersaudara. orang tua sudah meninggal dua-duanya. Saya anak ketiga. Yang pertama sudah menikah, kedua juga sudah, yang keempat kuliah di Uncen ambil jurusan peternakan. 35. Berapa kali sekali telponan? Biasanya dalam sebulan dua kali telponnya. Kadang abang yang nelpon kadang aku yang nelpon, kalau waktu mendadak butuh uang foto kopian saya yang nelpon 36. Pernah nangis nggak gara-gara homesick? pernah sakit selama disini ? Pertama baru datang pernah tabrakan. Dari asrama sampai luar mau ke kampus diserempet orang, keretanya kencang sekali dari belakang, aku kena cuma tangan dilutut juga, abang itu yang parah. Terus abang itu yang bawa saya ke rumah sakit, walaupun dia berdarah tapi dia tetap bertanggung jawab. Aku cuma diaksih obat terus pulang. Abang itu kasih uang 100.000 ribu ke saya, tapi saya bilang “bang kami kalo sudah
Universitas Sumatera Utara
berdarah tidak bisa nuntut. Nanti luka kami bisa makin besar jadi kami tidak bisa makan uang abang terkecuali tidak ada yang luka tidak apa-apa. Tapi kalau uda luka nggak boleh. Kalau uda keluar darah tidak boleh terima uang, itu uda aturan dari sana. Bagusnya itu dia tanggung jawab, tapi kalau nuntut gini gitu gak boleh. Nanti luka kita makin parah, itu kepercayaan suku kami karena orang tua sudah perjanjian 37. Waktu abang sakit nangis? Pernah juga aku menangis, beberapa bulan pas semester satu. Abang pun telponan sudah menangis. Aduh aku rindu sekali disitu. LAgian mamak angkat kan sudah tua, biasanya mamak bakar ubi bakar yang besar2 untuk anaknya, tapi sekarang siap dia bakar nggak ada yang makan. Dia kepikiran “aduh kalau anak-anak ada disini pasti dimakan dnegan anakanak, jadi kalau dia bakar ubi dia pasti kepikiran dengan anak-anaknya, dia cerita ke kami menangis aku lah disitu rasanya kangen Pernah juga nangis karena abang punya anak meninggal, terus suami kakak meninggal dia biayai saya juga, disitu la saya menangis. Abang ipar meninggal semester 4, satu lagi semester dua kejadiannya. 38. Sampai sekarang masih rindu kampung halaman nggak bang? Rindu, tapi kata abang jangan pulang. Jadi kalau liburan semester 1 ke Aceh dengan temen-teman Papua yang ngajak abang pembina rohani namanya bang parluhutan. Kami ada ke unsyiah ada ke museum tsunami, ke kapal apung. Tapi kalo ke sabang saya enggak terus ke pantai ule lhee. 39. Pernah nggak mengalami kesulitan komunikasi? a Ada juga, mereka pakai logat-logat juga kan. Orang sini bilang motor “kereta” jadi saya kaget waktu temen saya bilang ayok kita pergi naik kereta, saya pikir mana keretanya rupanya yang dia maksud motor, kalo kami disana bilangnya motor atau ojek jadi kami bingung. Terus juga disana kami panggil kakak aja, kalo disini kan kakak-abang. Itulah yang buat saya terkejut. Kata-kata “nengok” juga, itu juga aku bingung, kalo kami disana lihat kalau disana pakai kata “saya” 40. Pernah nggak salah paham karena komunikasi? Nggak pernah
Universitas Sumatera Utara
41. Pernah merasa beda dengan teman- kampus nggak? Iya berbeda, dalam segi masalah untuk belajar, mereka kan belajar lebih cepet nangkap, itu disitu aja beda. T temen2 disini juga cepet nangkap pertanyaan-pertanyaan dosen. 42. ernah diajak temen kampus ke kampungnya? Nggak pernah 43. Natalan tahun lalu dengan siapa? Dengan mahasiswa Papua 44. Sudah mulai cocok dengan makanan di Medan? Sudah. 45. Berapa lama adapatsinya? Dari hari pertama, sudah satu bulan lewat baru mulai makan pedas 46. Dari pertama datang pernah mengalami sendirian nggak? Nggak pernah, aku pun pulang ke kampus diantar dengan teman kampus. di Pertanian kan memang kekompakan, senior yang ajarin untuk kompak. 47. Teman kampus pernah main ke asrama abang? Pernah, dalam satu minggu ada tiga kali. Biasanya ngerjain tugas, terus kalau ada materi yang nggak dimengerti di kampus diskusi. Terus juga pernah teman nginap di asrama. 48. Selama dua tahun di Medan pernah mengalami konflik? Pernah, kami kan berteman dengan titi, pita dan danis. Kami kemanamana satu. Suatu saat saya mau beli sepatu futsal, saya nggak bilangbilang dengan mereka. Terus mereka marah, mereka bilang “kita kan berteman kenapa kau nggak bilang-bilang mau beli sepatu?” aku mikirnya ini kan uang aku sendiri, jadi terserah aku lah. Terus senior bilang ke aku iya kalian kan temenan, maunya apa-apa bilang dengan teman. Sejak saat itu nggak pernah temenan lagi, satu bulan kemudia baru kami damai. Kami dipanggil senior dan sekarang sudah berteman lagi. Itu kejadiannya semester 3 dan sekarang sudah akrab lagi 49. Kalau di Papua emang begitu yaa bang? kalo mau pergi-pergi nggak pernah ajak teman?
Universitas Sumatera Utara
Iyaa kalau mereka lagi ada kesibukan yaa nggak diajak. Juga kalau kami jalan bersama, ya disitu kami belanja. 50. Waktu berantemn nggak ada niat untuk baikan duluan? Ada niat, ada kepikiran untuk baikan duluan. Jadi mulai sekarang aku kalau mau pergi ijin dulu dengan mereka. Ini karena hari ini nggak ada masuk makanya aku nggak ijin hari ni wawancara dengan kakak 51. Pengalaman baru apa yang didapatkan setelah tinggal di Medan? Kalau pertemanan kompak. Kami kan berbeda suku nggak semua temanteman mau membagi ilmu, tapi mereka mau membagi ilmu. Pas aku telpon teman-teman di Papua mereka juga bingung karena aku sudah mulai pakai logat Medan. 52. Ada saran nggak untuk junior yang akan ikut program afirmasi dan ambil kota studi di Medan? Kalau kalian datang ke medan orangnya baik, hatinya baik. Jadi kalau kalian cari ilmu datang kesini. Disini memang kota besar juga, tapi kalau untuk masalah perkuliahan dan komunikasi dengan teman-teman, organisasi baik-baik semua. Kami lihat teman-teman saya yang ikut afirmasi di kota-kota lain beda. Pulang ke kampung halaman itu gendong anak. Kalau memang mau kuliah, fokus ke kuliah 53. Lebih senang tinggal di Medan atau di Papua? Di Medan. Komunikasi dan bergaul dengan teman-teman disini enak. Itu yang membuat aku senang disana kompak juga, tetapi lebih kompak disini. Ekonomi disini lebih murah. Banyak yang mau menimba ilmu disini. Kalau di Papua dengan kita-kita aja nggak ada perkembangan. Fasilitas di Medan lebih hebat masih banyak disana orang yang nggak kuliah. 54. Sudah nyaman tinggal disini? Sudah 55. Jika tamat nanti gimana? Pulang ke kampung karena program kami ini untuk membangun kampung. Jadi nggak boleh menetap disini nanti kalo uda sukses ingin ke Medan lagi. Informan V Waktu Wawancara 22 Mei 2014, 08:51
Universitas Sumatera Utara
1. Nama :
Niko Bayage
2. Asal :
Wamena
3. TTL :
Yerikho, 12 Mei 1993
4. Suku :
Dani
5. Alamat :
Jl. Habema Wamena
6. Hobi :
Bola Voli
7. Pendidikan : S1 FP USU 8. Apakah ini pertama kalinya datang ke Medan? Iya kak 9. Kenapa ingin ikut program afirmasi? Afirmasi ini sebenarnya saya tidak ikut, tetapi pas SMA itu biaya kurang terus saya juga ikut ospek di SMA Yesores abis itu saya turun ke Jayapura tes disitu lalu lulus juga. Terus ada formulir afirmasi saya isikan formulirnya dan saya lulus ikut di Medan. Dua-dua lulus di Medan sama Malang. 10. Mengapa memilih USU dalam program afirmasi ini? kan di Malang itu banyak orang Papua sedangka diMedan tidak banyak orang Papua. Peluangnya kan lebih besar ke USU daripada di Malang 11. Berapa bersaudara? 4 bersaudara. saya anak kedua, anak pertama sudah ngajar di SMA guru sastra indonesia. yang ketiga masih SMA skr kelas dua. dna yang keempat kelas 2 SD 12. Bagaimana interaksi dengan teman-teman di kampus? Kalau di kampus luar biasa. kerjasamanya tinggi 13. Apakah ada berteman dengan etnis lain? banyak. teman-teman saya orang Medan dan smeuanya bertema nggak ada pilih2 teman 14. Bagaimana sambutan teman-teman di kampus ? Yang pertama itu kan kami belum tau di Medan itu bagaimana, masih bingung-bingung. Semester tiga baru kami bisa mengikuti keadaan di Medan
Universitas Sumatera Utara
15. Bagimana tanggapan Anda dengan teman-teman di kampus yang nonPapua? Mereka semua baik-baik tapi tidak semua juga da yang kurang baik tidak bagus. Tidak peduli misalnya, tapi saya juga yang kurang bagus biarkan yang baika saja yang saya temanin. Teman dekat dikampus ada 10 orang 5 cewek dan 5 cowok. Kalau di Pertanian memang ada kelompok itu 5 orang tapi yang dekat ada 10 orang. 16. Yang teman-teman cowok pernah main ke asrama nggak? Nggak pernah, kalau main di kampus aja. Ada satu orang yang senang main ke asrama orang batak dia 17. Bagaimana interaksi dengan teman-teman asrama? apakah kamu dekat dengan teman asrama yang lain? Kalau dengan teman-teman asrama yang Papua saya dekat. Tapi saya lebih dekat dengan abang-abang yang stambuk 2009 207 dia anak pertanian juga karena dia senior jadi saya menghargai dia makanya itu saya dekat denagn dia. 18. Ada teman dekat nggak di kampus atau di asrama? Saya dekat dengan teman-teman Papua dan non Papua 19. Di asrama satu kamar dengan siapa? 20. Dekat nggak dengan teman sekamar? 21. Bagaimana hubungan dengan mereka semua? 22. Kamu lebih sering bergaul dengan teman-teman asal Papua atau gimana? Biasanya dengan yang lain-lain 23. Ketika berkumpul dengan mahasiswa Papua lainnya, bahasa apa yang digunakan? Bahasa Indonesia 24. Ada kendala dalam masa perkuliahan nggak? Enggak ada. Kalau bermasalah juga nggak ada kak. Paling bedanya cara mengajar kak, kalau di Papua kan uda beradaptasi. tapi semester 3 sudah mulai
terbiasa.
pendidikannya
beda,
disini
lebih
tinggi
tingkat
pendidikannya disana banyak yang tertinggal. 25. Apa yang kamu ketahui tentang Medan?
Universitas Sumatera Utara
Saya pikir kota Medan itu tidak sampai Jakarta saya nggak tau Medan itu dimana. tapi saya ingin sekali ke Kota Medan karena saya belum pernah kesini. Saya pernah lihat pulau-pulau di Papua dan Kota Medan itu terletak di ujung Indonesia, jadi saya pilih Medan. Dan disini saya juga punya abanag yang sama-sama dari Wamena tapi dia orang Batak yang sudah lama di Wamena. Kalau di Wamena kita kan saudara, bapaknya tentara. Dia lahir disana dan kerjanya disini 26. Apa yang kamu rasakan ketika pertama kali tiba di medan? Waktu pertama kali itu saya deg-degan. Kalau ada orang ngomong saya deg-degan tapi lama-kelamaan sudah mulai kebiasaan. Pertama kan takut bicara sama orang Medan masih malu karena belum terlalu kenal 27. Apakah ada rasa takut ketika ingin pindah ke Medan? Nggak takut. Karena kan ada perjanjian untuk saya kuliah disini dna begitu dapat sarjana baru pulang 28. Stereotype apa yang kamu pikirkan tentang Medan? Saya pikiran untuk itu tidak ada. Kalau menurut saya orang batak itu orangnya hatinya baik tapi suaranya kasar sama kayak orang Papua. Terus juga ucapannya kasar. Kalau di Papua keras juga tapi hatinya baik dan disana orangnya slaing menghargai.Contohnya kami orang Papua kalau mau jalan-jalan dan satu orang yang tidak punya uang kami harus tanggung orang yang tidak punya uang. Kalau disana sosialnya yang tinggi. Saya lihat teman-teman disini mereka nuntut utang dengan saya, saya kan malu. 29. Sering kumpul nggak dengan orang-orang Papua? Kami setiap hari jumat itu ada kebaktian. sekarang ketuanya Daud pemain bola tu.Pertama Demianus tapi sekarang sudha diganti. Supaya bisa belajar sama-sama, jadi nanti tukeran lagi ketuanya biar smeua kena giliran. Ada pertemuan dalam satu bulan ada sekali pertemuan. Kalau bulan April ini sudah ada pertemuan, kami bentuk panitia untuk penerimaan mahasiswa baru, dalam acara itu sudah kami siapkan. Uangnya cari dana lagi nanti dengan cara buat proposal. Kalau birek bisa dibantu tapi pinjam. Jadi nanti waktu beasiswa kami datang langsung dipotong sama mereka. Yang
Universitas Sumatera Utara
dipotong itu sesuai dengan berapa yang kami pinjam. Dulu pernah waktu mau buat acara natal 2013 pinjam 8 juta, udah dipotong lagi dengan orang itu. Kalau kami beasiswa perbulannya satu juta tapi dapatnya 3 bulan sekali. Uang yangs aya terima sudah dipotong dengan uang asrama, uang kuliah. Kalau pertanian dua semester dua juta. 30. Apakah punya saudara di Medan? 31. Setelah dua tahun tinggal di Medan perbedaan apa saja yang dirasakan antara Medan dan Papua? Beda jauh lah. Bedanya kan disana kotanya tidak terlalu besar seperti di Medan. Kalau Jayapuran kan provinsinya itu sebesar Medan. Kalau untuk perkuliahan mahasiswa Papua itu tidak seperti inilah kelompok, kalau disana pengertiannya sendiri tidak perkelompok tidak ada kasih dari teman. Kalau membantu dari teman itu kayak mencontek tidak mugnkin saya mengerti kan jadi harus kerja sendiri. Kalau teman-teman disini ajak makan, saya pikir orang ini yang bayar. Waktu itu untung saya punya uang, saya kirain saya dibayarin dengan teman saya yang ajak uang saya diminta. Sejak saat itu sudah mengerti. Selama disini saya pernah ditipu dengan tukang becak. Dari asrama putera ke kampus bayar 10.000. setelah tanya dengan teman kalau itu mahal ajdi selanjutnya saya udah nggak bisa ditipun tukang becak lagi. Dulu waktu semester satu saya ikut organisasi IMPERATIF tapi sekarnag udah nggak lagi karena sudah sibuk. Kalau di Papua bilang “abang” itu menandakan abang becak, abang ojek. 32. Apakah pernah mengalami homesick? Tidak rindu. Sementara ini saya lupakan orang tua dulu nanti setelah lulus kuliah baru saya ingat orang tua dulu. Kalau telpon-telponan dan kangen itu kan bisa ganggu kuliah. Jadi saya mau hilangkan sedih-sedih orang tua. Selama disini saya belum pernah menelpon orang tua, yang saya telpon abang saja. Saya juga punya prinsip abang jangan banyak kali telpon, satu bulan cukup sekali takut saya kangen dnegan dia. Tadi dia telpon tanya “bagaimana disitu?” saya jawab “saya baik kak” 33. Pernah nangis nggak karena homesick?
Universitas Sumatera Utara
Tidak. saya tidak akan kembali jadi anak kecil lagi. Saya tinggalkan daerah dan pergi ke kota lain itu harus ditinggalkan semua disana. kan nggak baik kalo kangen-kangennya dibawa 34. Pernah mengaami kesulitan berkomunikasi? Disini ka logatnya beda dengan Papua. jadi pertama kali disini beda. Disini pakai kata “enggak” “ngobrol” apa itu artinya. Tapi sekarang sudah mengerti. Terus juga kalau disini pakai “kan” kalau disana “iya toh”. Kalau disni pakai “aku” kalau disana “saya” terus juga “nengok” rupanya artinya melihat 35. Bagaimana kamu mengatasinya? Belajar dari pengalaman sebelumnya. Sekarang sudah mulai membiasakan. Kalau saya jumpa dengan orang Ppaua pakai logat Papua kalau dengan orang Batak yaa pakai logat Batak. Pernah ditegur dengan abang karena saya pakai logat Batak dia bilang “apa itu” terus saya minta maaf karena pengaruh dari lingkungan sini. 36. Ada merasa berbeda nggak dari teman-teman kampus? entah dari segi penampilan atau cara mereka berteman? Khusus di Pertanian itu semuanya sudah saling membantu, dalams atu minggu laporan harus dikumpul semua. Saya bingung dalam satu minggu harus kumpul 5 laporan terus daya minta tolong dengan teman-teman dan mereka mau. Tapi saya juga baik dengan mereka makanya mereka mau menolong saya. Saya nggak mau jadi orang yang bandel. Walaupun mereka teman-teman saya tapi tetap saya hargai dan hormati 37. Apakah kamu cocok dengan makanan di Medan ? Disini pedas sekali. Kalau disana makan nasi juga bukan sagu lagi. Kalau sagu itu daerah pantai kalau saya kan ornag gunung makannya beras. Kalau di pantai itu pohon sagu itu seperti pohon kelapa sawit bebas. Sampai sekarang saya tidak mau makan pedas karena takut 38. Pernah sakit nggak gara-gara makanan di Medan? Tidak. 39. Upaya apa yang kamu lakukan dalam mengatasi culture shock? 40. Apakah itu berhasil?
Universitas Sumatera Utara
41. Selama dua tahun tinggal di Medan, pernahkah mengalami konflik karena kesalahpahaman? tidak pernah. biasa-biasa aja 42. Bagaimana cara kamu mentagasi konflik tersebut? 43. Pelajaran apa yang kamu dapat ketika memasuki sebuah lingkungan baru? kerja sama antar teman. 44. Apa saran kamu untuk orang yang ingin melanjutkan pendidikan diluar Papua? Saya pernah telpon junior ada yang ambil ke Medan nggak. Mereka tidak ada yang ambil Medan. Saya dengar kota lain itu kacau, kayak di Jakarta di Malang. Disana kan banyak juga orang Papua jadi mainnya dengan orang Papua juga kurang berbaur dengan teman-teman etnis lain. Kalau disini karena orang Papuanya dikit jadi kami mau berbaur dengan mahasiswa lain. Kalau disini orang-orang baik semua. 45. Lebih nyaman tinggal di Papua atau di Medan ? Disini. Setelah tamat saya ingin kerja disini pakai biaya sendiri. tapi ini kan setelah tamat langsung ditarik. Kalau disinikan perkebunannya banyak. Semalam saya bicara dengan dosen saya bilang “ibu saya ingin bekerja disini” terus ibu bilang saya bisa usahakan biar kalian kerja disini tapi pakai biaya sendiri 46. Apa aja sih yang mau diperbaiki di Wamena? Ingin membuka lapangan kerja di bidang perkebunan. Kalau pendidikan disana lumayan. Disana gurunya banyak orang Batak. dosen dan guru itu semua orang batak orang jawa. Disana ada orang dari sabang sampai marauke. 47. Selama di Medan liburannya bagaimana ? Saya tidak pernah pulang. Setiap liburan saya di Medan. tahun 2013 lalu kami kerja di jalan sunggal di tempat keramik, saya dikenali dengan ibuibu yang orang Ambon dia yang kasih kami kerjaan ke orang China itu. kalau di Medan itu marga saya Tampubolon itu abang-abang yang buta. Ibu itu tanya kalian perlu kerja nggak liburan ini? saya bilang perlu. kami 10 orang yang kerja. rince yasinte dan vera cewek-cewek yang bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Kalau sekarang sudah tidak bekerja lagi. Bapak itu setiap bulannya kasih bantuan beras ke kami mahasiswa Papua satu bulan satu karung.
Informan VI Waktu Wawancara 1. Nama :
Pransina A Uopmabin
2. Asal :
Pegunungan Bintang Okhiko
3. TTL :
Bakonaip, 12-02-1994
4. Suku :
Ngalanum
5. Hobi :
Sepak bola, futsal, voly
6. Pendidikan : S1 Sastra Indonesia FIB USU 7. Apakah ini pertama kali datang ke Medan? Iya 8. Kenapa ingin ikut program afirmasi? Aku sih waktu dulu nggak terlalu ingin kali, kebetulan juga ada undangan jadi aku coba aja tapi ternyata aku dapat di USU 9. Emang awalnya milih USU? Pas pertama kali isi formulir tidak ada universitas kak cuma pilihnya kota studi aku sempat juga pilih medan dan jogja cuma dapatnya di medan USU 10. Kenapa ingin ambil sastra indonesia? Kalau aku sih nggak terlalu ke sastra indonesia, aku dari SMP ekonomi akuntansi, pemilihan 1-3 aku pilih ekonomi akuntansi cuma dilihat dari nilai UN bahasa indonesia aku yang tertinggi jadi panitia nentuin aku ke sastra indonesia. Di formulir tidak ada pemilihan universitas yang ada pemilihan kota studi, karena mereka sudah tahu universitas terbaik di Indonesia 11. Mengapa memilih Medan dalam program afirmasi ini? Kalau aku sih lebih aman disini kak ada keponakanku kuliah di Jogja, dia belum berhasil sudah pulang karena dia hamil. jadi aku takut disitu. terus
Universitas Sumatera Utara
juga orang Papua juga jarangkan disini jadi peluangnya lebih besar ngambil disini, disini juga masalah agamanya saling toleransi, kayak misalnya antara islam dan kristen sama2 saling mengerti begitu juga sebaliknya nggak ada bentrok agama. 12. Sebelumnya sudah tahu tentang Kota Medan belum? Nggak tahu, aku pilihnya kota Medan aja. Sempat juga dulu ada ibu guru smp dari medan tapi dia batak simalungun Purba, taunya batak nggak tau kalo Medan sumatera utara. Memang sempat belajar geografis letak indonesia, tapi nggak tau kalo medan disini. Tapi syukurlah di Medan aman2 aja kak 13. Bagaimana interaksi dengan teman-teman di kampus? Sangat bagus. Tergantung kami juga lha. kalo kami baik orang itu baik. ya tapi inilah jangan kejahatan dibalas dengan kejahatan juga. temen kelas baik2 semua, aku sih apa adanya mereka terima aja lagian kami juga sering kerjasama. 14. Apakah ada berteman dengan etnis lain? Iya, aku netral orangnya berkawan dengan semua orang. Tapi temenku banyak laki sih kak perempuan juga ada. bekawannya dengan semua etnis, kelas kami tuh kebanyakan jawa, batak papak, mandailing, karo, simalungun. 15. Bagaimana sambutan teman-teman di kampus ? Teman-teman sangat welcome dan baik dengan aku 16. Bagimana tanggapan Anda dengan teman-teman di kampus yang nonPapua? Teman-teman itu baik, suka membantu kawan. kayak misalnya ada tugas mereka mau jelasinnya. 17. Bagaimana interaksi dengan teman-teman asrama? Apakah kamu dekat dengan teman asrama yang lain? aku sempat jadi kepling blok D, itu pemilihannya di aula sini semua anak asrama kumpul barulah satu orang dikasih kepercayaan. jadi kalo ada apa2 ntah ada kemalingan atau musibah kepling yang mengumpulkan sumbangan sukarela.
Universitas Sumatera Utara
18. Di asrama lebih dekat dengan orang Papua atau non Papua? Kalau aku si netral, nggak dekat kali ke Papua nggak juga ke non Papua. Semuanya kawan. yang penting selo-selo aja, open2 aja aku. 19. Ada teman dekat nggak di kampus atau di asrama? Temanku banyak kak, ada dari asrama ada jugad ari kampus. tergantung dimana aku berada. 20. Di asrama satu kamar dengan siapa? Satu kamar sama Yasinta. dia temen SMA aku, sahabat. kami bedua isi formulir dan sama2 milih kota studi Medan dan jogja tapi sama-sama dapat disini. 21. Ketika berkumpul dengan mahasiswa Papua lainnya, bahasa apa yang digunakan? bahasa Indonesia 22. Ada kendala dalam masa perkuliahan nggak? Nggak ada. kalo dosen2 jelasin aku ngerti, kalo nggak ngerti macam dikasih tugas itu diskusi sama kelompok. 23. Apa yang kamu ketahui tentang Medan? Aku nggak tau kak 24. Apa yang kamu rasakan ketika pertama kali tiba di medan? Rasa aneh, kaka juga kalau ke Papua aneh kan. nggak ada aorang tua nggak ada saudara disini. kalo merantau sih aku udah nggak asing lagi, aku dari SMP sudah merantau sudah nggak dengan orang tua. Kan inginya sekolah, dikampung aku ada SMP dan SMA cuma abangku kan dikota jadi dibawa dengan dia. Kalau merantau sih sudah biasa, cuma merantau disini merasa lain sih. 25. Emangnya kamu berapa bersaudara? Tujuh dan saya anak kedua. kalau abang udah kerja dia. 26. Apakah ada rasa takut ketika ingin pindah ke Medan? Nggak ada, aku ada rasa penasaran gitu nggak ada takut, jalani aja apa adanya. 27. Senang nggak waktu mau ke Medan? Senang kali laa, tapi kan nggak tau masyarakat kota Medan gimana kan. ada yang bilang ke kami “beta mau kemana? sumber air sudah dekat”
Universitas Sumatera Utara
dalam hatiku kalian jangan enak2 bicara kecuali lihat pakai bijih mata sendiri okeh. Kalian tidak merantau, kami bukan orang Ambon kami orang Papua. Tapi itu belakangan aja, agak kesal sih dengarnya. Kalau emosi sih wajar ya manusia, sempat juga emosi. tapi ya biarin aja, kau yang bicara capek2 la kau situ. jadi tidak usah dipeduliin aja. 28. Gimana masyarakat warga Medan? Kalau masyaraaat Medan bagus karena hampir sama dengan orang papua. Kalau macam jumpa laa ditanya boru apa kau? aku sihombing dan yang tanya juga sihombing nah berarti itu saudara. Terus kalau ada masalah diselesaikan langsung hari ini, nggak ada simpan sampai kapan langsung tuntas hari itu juga jadi nggak ada dendam. Aku disini dikasih boru hutagalung. Kalau dimedan kan omoongnya kasar “apa kau? sini dulu kau.” kalau di Papua “sini dulu kamu” nadanya juga kan beda. sempat juga kaget pas waktu masuk kampus pertama, ada yang manggil aku “Vera sini dulu kau” ih dalam hatiku kurang ajar kali anak ini siapa yang ajarin dia, steelah itu aku dikasih tahu kalau disini memang begitu. Kalo dulu aku masih lembut, sekarang udah nggak lagi. Itu mulai berubah dari tahap ke tahap laah menyesuaikan disini. awalnya kaget tapi sekarang udah mulai terbiasa 29. Pernah telpon dengan orang tua? Setiap hari mamaku telpon dia nggak bisa nggak dengar suaraku sehari. aku bilang sabar laah nanti bulan 7 aku pulang kebetulan ada saudara yang meninggal 30. Biasanya kalau bicara dirumah pakai bahasa apa? Bahasa Indonesia. 31. Waktu telponan dengan keluaga, ada ditanya nggak kenapa logat kamu berubah? Aku kalau ngomong dengan keluarga di Papua pakai logat Papua lagi nggak pakai logat Medan. Tapi pernah ditanya dengan mamak “kok suara kamu kasar kali?” terus aku bilang nggak sih. mama bilang jangan kek gitu laa terus aku bilang iya ma (nadanya agak tinggi).
Universitas Sumatera Utara
32. Setelah hidup selama 2 tahun di kota Medan, apa yang kamu rasakan hidup di Papua dan di Medan? Kalau disini sih banyak pengalaman yang saya dapatkan. kalau di Papua saya juga sempat jadi ketua kelas, jadi bendahara. Disini banyak kegiatan, bisa kerjasama dengan kawan-kawan, bisa berbagi pengalaman, bisa belajar dari orang lain untuk masa depan. Kami waktu pertama kali datang ke Medan bingung siapa nanti pembimbing kami. tapi syukurlah ada abang kami namanya bang parlihutan sama kakak imelda. Kami kenalnya seminggu setelah kami sampai di Medan. Dia jumpa dengan Rincek (anak Papua fakultas kesehatan masyarakat) pas sakit gigi di poliklinik. Mamanya abang itu orang Manado, terus dia dekati Rincek tanya kamu orang Papau ya? trus si Rincek dipanggi. Dia mau menganggkat kami jadi adik asuhnya. Kalau nggak dismsin, dia merasa rugi. Dia ajarin kami untuk jadi pemimpin. Dia suruh buat kegiatan Natal tahun 2013, aku jadi bendaharanya, dia yang mensupport kami untuk buat kegiatan ini dan syukurnya sukses itulah suatu kebanggan. 33. Apa sih perbedaan antara Papua dan Medan ? Sebenarnya sama sih cuma kalau di Papua penduduknya sedikit, di Medan orangnya okeh juga. Kalau masalah kampus sama, di USU dengan Uncen sama sistemnya online, cuma dibagian olahraganya aku lihat kurang kalau disini kalau di Papua okeh. Kayak sore2 begini biasanya cewek cowok ngumpul dilapangan untuk olahraga, disana kayak di asrama gini ada lapangan basket, voli, sepak bola. Biasanya sih saya sering juga joging sore-sore, tapi ini lagi sibuk 34. Apakah pernah mengalami homesick? Kalau rindu sih rindu, tapi nggak ada rasa ingin pulang. Kalau belum berhasil jangan dulu pulang. Aku yang bulan 7 ini pulang karena tulangku meninggal, terus ada juga tanteku yang meninggal jadi mau dibuat acara. 35. Pernah mengalami kesulitan berkomunikasi? Waktu pertama kali lah. Disini bilangkan “lihat” jadi tengok. terus kalau kemarin sama dengan semalem. Waktu awal kuliah pernah temenku tanya, “Vera kau semalam nggak masuk ya?” terus aku jawab aku mana ada
Universitas Sumatera Utara
masuk malam-malam, masa malam kuliah. Terus aku baru tahu kalau disitu arti semalam itu kemarin. terus tengok “coba Vera tengok dulu itu “ tengok ?apa yang kutengok? lihat kek gitu bilang”. Terus orang sini bilang motor “kereta” jadi kaget waktu awal lepas dari itu semua hampir mirip 36. Apakah kamu cocok dengan makanan di Medan? Sama sih di Medan dengan Papua, cuma harganya lebih murah kalau disini. Kalau disana harga mentah sama matang sama, kalau disini harga yang udah dimasak lebih mahal. Terus makanan disini pedas-pedas, kalau disana manis. Kalau aku sih nggak kaget dengan pedas, karena aku sudah biasa makan pedas di Papua. 37. Kalau dikmapus jadi selebriti nggak dikenal dengan semua dosen? Iya kak, sering kami ditraktir makan. Pernah waktu inagurasi aku diajak tidur dikamar dosen, kalau mahasiswa lainnya nggak diajak 38. Selama 4 semester disini, pas waktu liburan kemana aja? Ada ke mikie holiday dengan anak-anak Papua, kami jalan sendiri pas mau pergi tanya ke teman yang tahu jalan ke Papua. Pas semester 1 aku ke Tarutung, di ajak sama mama kawan kata mamanya ajak laa temenmu yang Papua itu, aku ingin lihat. Terus waktu semester 2 aku ke Samosir dengan kawan juga dan orang tuanya. Aku dikasih ang 300.000 dengan orang tuanya terus juga dibeliin baju ini. Ke parapat juga sudha pernah dengan kawan diajak juga dengan orang tuanya. 39. Apa saran kamu untuk orang yang ingin melanjutkan pendidikan diluar Papua? Semoga adek-adek itu tidak kayak kami, kalau kami kan baru pertama kali datang jadi nggak ada senior. Kalau aku berharapnya mereka baik-baik kuliahnya, fokus sama kuliahnya balik ke Papua kalau sudah lulus. 40. Kalau nanti sudah balik ke Papua ada keinginan untuk balik lagi ke Medan nggak? ada doong pasti. 41. Lebih nyaman tinggal di Medan atau di Papua? kalau aku sih dimana aja bisa yang penting bisa adaptasinya. Kalau sekarang aku sudah nyaman tinggal di Medan, Kayak di asrama sini aman jam 9 malam sudah tutup
Universitas Sumatera Utara
gerbang. Terus disini sedikit orang Papuanya, kalo orang-orang Papua disana (diluar Medan) orang itu ada pikiran lain untuk pacaran, kalau disini berpikirnya untuk berkawa,saling mengingatkan satu sama lain terus kalau ada yang nggak punya duit kasih tahu biar kami bisa saling bantu. Terus juga setiap jumat kami ada kebaktian, jadi kami disitu saling cerita apa masalahnya, terus kami saling bantu untuk mengatasinya. Kami disini sama-sama belajar terus nanti kalau uda lulus balik ke Papua untuk bangun Papua. 42. Cita-cita kamu apa? Kalau sastra Indonsia paling ngajar, jadi guru bisa, jadi dosen bisa jadi kepala dinas pun bisa. 43. Apa sih yang mau dibangun di Papua? Aku mau pendidikan adek-adek di Papua ini bisa lebih tinggi daripada aku, aku ingin memajukan pendidikan di Papua. 44. Pernah ditipuin nggak selama tinggal di Medan? Pernah, waktu itu kami mau beli baju ke pajak sore, tanya berapa harganya dikasih tau 150.000 padahal harganya 50.000, waktu itu logat kami masih pakai logat Papua, terus kami minta nawar dia malah marah-marah. Yaudah tetap kami beli karena kami perlu bajunya untuk kuliah besok. Ada pandangan orang-orang diluar Papua sering berpikir kalau di Papua itu mahal-mahal, padahal sesuai pendapatan dengan pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
BIODATA PENELITI
Nama
: Indah Maulidia
Tempat/ Tanggal Lahir : Banda Aceh, 22 Nopember 1992 Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jalan Perjuangan Komplek Villa Nusa Setia Budi nomor 5B, Tanjung Rejo, Medan Sunggal
Suku
: Aceh
Riwayat Pendidikan
: 1. TK Bungong Jeumpa Banda Aceh (1997-1998)
Riwayat Organisasi
2. SD Negeri 9 Banda Aceh
(1998-2002)
3. SD Negeri 3 Langsa
(2002-2004)
4. SMP Negeri 3 Langsa
(2004-2007)
5. SMA Negeri 1 Langsa
(2007-2010)
: 1. Anggota Fotografi Komunikasi USU (2010-2011) 2. Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi (IMAJINASI) FISIP USU (2012-2013) 3. Anggota Lembaga Kesenian USU
(2010-2012)
4. Anggota Ikatan Pemuda Tanah Rencong (IPTR) USU (2011-2012) Nama Orang Tua
: 1. Ayah 2. Ibu
Pekerjaan Orang Tua : 1. Ayah 2. Ibu
: Tarmizi Basyah, S.T : Zulhaida : Karyawan BUMN : Karyawati BUMN
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA
: Indah Maulidia
NIM
: 100904086
PEMBIMBING : Lusiana Andriani Lubis, M.A., Ph.D
Tanggal
Pembahasan
Paraf Pembimbing
No 1.
23 Januari
ACC Proposal
2.
25 Januari
Seminar Proposal
3.
10 Maret
Penyerahan BAB I
4.
16 April
Penyerahan BAB I, II, III dan pedoman wawancara
5.
28 April
Pembahasan dan ACC BAB I,II, III dan pedoman wawancara
6.
30 April
Penyerahan revisi BAB I,II, III dan pedoman wawancara
7.
8 Mei
Pembahasan revisi BAB I,II, III dan pedoman
Universitas Sumatera Utara
wawancara 8.
9 Mei – 7 Juni
Penelitian ke lapangan
9.
1 Juli
Penyerahan BAB IV
10. 8 Juli
Pembahasan BAB IV
11. 10 Juli
Penyerahan dan ACC revisi BAB IV
12. 13 Juli
Penyerahan BAB I-BAB V
13. 14 Juli
Pembahasan BAB I-BAB V
14. 19 Juli
Penyerahan skripsi secara keseluruhan
15. 8 Agustus
Pembahasan skripsi secara keseluruhan
16. 11 Agustus
Penyerahan revisi skripsi secara keseluruhan
Universitas Sumatera Utara