PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS
TA. 2009
DIREKTORAT PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
DEARTEMEN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2009
KATA PENGANTAR
Maksud dan tujuan penerbitan Pedoman Pengembangan Rumah Kompos Tahun 2009 ini dalam rangka memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura baik Propinsi, Kabupaten/ Kota maupun Petugas lapangan untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Rumah Kompos yang dananya bersumber baik dari dana APBN maupun APBD tahun 2009. Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan mencermati pedoman ini dengan seksama. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keragu raguan dalam implementasi kegiatan di lapangan serta kendala/ hambatan yang ada akan dapat diatasi yang pada akhirnya kinerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal. Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara nasional oleh karenanya diharapkan pihak Dinas Pertanian Propinsi dapat menerbitkan Petunjuk Pelaksanan dan Dinas Pertanian Kabupaten serta dapat menerbitkan Petunjuk Teknis yang akan menjabarkan secara lebih rinci Pedoman Teknis ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing masing. Untuk meningkatkan pemahaman petuga terhadap Pedoman Teknis ini, sangat diharapkan dalam berbagai kesempatan yang ada (misalnya acara sosialisasi, rapat koordinasi, rapat teknis, supervisi, dsbny), pedoman teknis ini dapat didiskusikan bersama secara intensif. Dengan demikian diharapkan semua pihak terkait baik Pusat dan Daerah dapat memiliki ksamaan pandang, gerak dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini.
i
Akhirnya sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik- baiknya dalam waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui kegiatan pengembangan rumah kompos ini benar benar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar besar kesejahteraan petani di Indonesia. Jakarta, Januari 2009 Direktur,
Ir. Suhartanto,MM
NIP. 080048854
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................... DAFTAR ISI ................................................................ DAFTAR GAMBAR .................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................... I. PENDAHULUAN ........................................ 1.1.. Latar belakang ........................................ 1.2. Tujuan .................................................... 1.3. Sasaran .................................................... 1.4. Pengertian .................................................... II. RUANG LINGKUP KEGIATAN ............................. III. SPESIFIKASI TEKNIS ........................................ 3.1. Rumah kompos ........................................ 3.2. Pengadaan sarana penunjang ................ 3.3. Pelatihan ................................................... IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................ 4.1. Cara pelaksanaan ........................................ 4.2. Tahapan pelaksanaan ............................ 4.3. Jadwal kegiatan ........................................ 4.4. Pendanaan.................................................... 4.5. Pengelolaan rumah kompos......................... V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................................... 5.1. Tugas dan tanggung jawab Dinas Propinsi……………..…………………………. 5.2. Tugas dan tanggung jawab Dinas Kab/Kota ……….……………………………. 5.3. Jenis dan format laporan.............................. 5.4. Alur laporan ……………………………. 5.5. Format monitoring ........................................ VI. INDIKATOR KINERJA ........................................ 6.1. Indikator keluaran (output)........................... 6.2. Indikator keberhasilan (outcomes)............... 6.3. Indikator manfaat (benefit) ................ 6.4. Indikator dampak (impacts) ................ VII. PENUTUP ................................................... LAMPIRAN iii
i iii iv v 1 1 3 4 4 7 8 9 8 11 13 13 14 20 22 24 26 26 27 28 29 30 32 32 32 29 33 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh rumah kompos Deptan ................. 2. Alat Pengolah Pupuk Organik Skala Besar ..... 3. Contoh kendaraan roda 3 Rumah Kompos Deptan .................................................... 4. Contoh pelatihan operasional dan Pembuatan kompos ........................................ 5. Contoh MOL sayuran, bonggol pisang dll. ..... 6. Contoh bak fermentasi dari anyaman Bambu .................................................... 7. Contoh kompos produksi rumah kompos Deptan ....................................................
iv
9 10 10 12 19 20 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alokasi anggaran dana TP rumah kompos ......... 35 Contoh rancangan teknis rumah kompos ......... 37 Jadwal kegiatan pengembangan rumah kompos . 39 Contoh format laporan bulanan ..................... 40 Skoring pembobotan kegiatan pengembangan Rumah kompos ............................................. 41 Outline laporan akhir ............................................. 42
v
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Hampir dua dekade terakhir, kenaikan produksi padi sudah tidak sebanding lagi dengan kenaikan harga pupuk, laju kenaikan produktivitas menurun dan terjadi gejala kejenuhan reproduksi atau leveling off, hal ini merupakan petunjuk menurunnya efisiensi pupuk.
Penurunan efisiensi pupuk berkaitan erat dengan faktor
tanah
dimana
telah
terjadi
kemunduran
kesehatan tanah baik secara kimia, fisik maupun biologi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang tepat. Keadaan ini terjadi
di lahan sawah, lahan
kering dan lahan rawa yang diusahakan secara intensif dan pengelolaannya tidak tepat dimana seluruh panen diangkut termasuk seresah/ sisa panen
(jerami).
Padahal
sisa
panen
tersebut
merupakan bahan organik yang sangat bermanfaat dan merupakan kunci utama bagi kesehatan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesuburan lahan pada lahan sawah, lahan
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
1
kering dan lahan rawa adalah mengembalikan sisa hasil tanaman/ jerami ke dalam tanah sebagai bahan organik dalam bentuk kompos, dan tidak membakar atau membawa sisa hasil tnaman/ jerami keluar dari lahan.
Proses
pembuatan
sisa
hasil
tanaman/
jerami
menjadi pupuk organik secara manual memerlukan waktu sekitar 5 minggu, dengan bantuan alat pemotong dan penghancur sisa hasil tanaman/jerami waktu pembuatan kompos dapat dipersingkat menjadi 1 minggu. Untuk melakukan proses pengomposan tersebut diperlukan juga tempat untuk mengolah bahan organik, berupa bangunan sederhana yang dilengkapi alat pengangkutan roda tiga.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung upaya perbaikan kualitas kesuburan lahan melalui penyediaan
pupuk
organik,
maka
Direktorat
Pengelolaan Lahan pada Tahun Anggaran 2009, melakukan fasilitasi kegiatan pengembangan rumah kompos yang pada tahap awal difokuskan pada wilayah sentra produksi padi dan produksi hortikultura.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
2
1.2. Tujuan Tujuan pedoman teknis Pengembangan Rumah Kompos adalah untuk memberikan acuan dan masukan kepada Dinas Pertanian di Kabupaten/Kota, dalam melaksanakan kegiatan teknis rumah kompos yang sesuai dengan keadaan wilayah, sosial dan ekonomi masyarakat setempat dan ketersediaan dana sehingga dapat memberikan manfaat bagi para petani di lokasi tersebut.
Tujuan kegiatan pengembangan rumah kompos adalah : 1.
Memberdayakan memanfaatkan
kelompok jerami
dan
tani
untuk
limbah
organik
lainnya sebagai bahan pembuatan kompos menggunakan
APPO,
untuk
memperbaiki
kesuburan lahannya 2.
Sebagai pusat/ pembelajaran bagi masyarakat petani,
3.
Memasyarakatkan penggunaan pupuk organik
4.
Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kelangkaan
dan
tingginya
harga
pupuk
anorganik, sehingga dapat mengurangi beban subsidi pemerintah.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
3
1.3. Sasaran Sasaran kegiatan pengembangan rumah kompos difokuskan
pada
daerah
sentra
produksi
padi
terutama yang telah melaksanakan pengembangan System Rice of Intensification (SRI) dan lokasi sentra produksi hortikultura sebanyak 65 unit yang tersebar di 49 kabupaten dan 8 propinsi. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.4. Pengertian a. Rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi untuk
memproses
pengomposan
sisa
hasil
tanaman/ jerami/ limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik/ kompos dan dilengkapi dengan alat pengolah pupuk organik, kendaraan roda tiga dan dekomposer. b. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan- bahan alami yang disukai tanaman
sebagai
media
hidup
dan
berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan bahan organik (proses dekomposisi menjadi kompos/ pupuk
organik).
berfungsi
sebagai
Disamping tambahan
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
itu
juga
nutrisi
dapat bagi
4
tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut. c. Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari mahluk hidup yang secara alami dapat di hancurkan jasad renik (mikroba) di alam. Contoh bahan organik adalah seresah tanaman, sisa hasil panen, kotoran ternak/ limbah ternak. d. Pupuk organik/ kompos adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biolog tanah. e. Pengomposan adalah proses alami dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis khususnya
oleh
mikroba
mikroba
yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. f.
Persyaratan mutu pupuk organik adalah C/N Rasio 10-25 % sebagaimana persyaratan teknis minimal yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian Nomor : 02/Pert/HK.060/2/2006.
g. Manager adalah orang yang memiliki kapabilitas untuk mengelola rumah kompos, yang ditunjuk
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
5
oleh kelompoktani atas dasar musyawarah dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan kelangsungan rumah kompos h. Operator
adalah
mengoperasionalkan
petugas Alat
Pengolah
yang Pupuk
Organik di rumah kompos dan bertanggung jawab pada manager.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
6
II.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan pengembangan rumah kompos terdiri dari :
2.1. Pembangunan rumah kompos sederhana a. Pengadaan bahan dan material b. Konstruksi rumah kompos
2.2. Pengadaan sarana penunjang a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) skala besar, b. Alat Pengangkutan roda 3 c. Dekomposer
2.3. Pelatihan a. Operasional penggunaan Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO), b. Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) c. Pembuatan pupuk kompos (organik)
2.4. Pengelolaan Rumah Kompos
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
7
III.
SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. Rumah Kompos a. Norma Pembangunan rumah kompos diarahkan pada kawasan
produksi padi terutama yang telah
melaksanakan System of Rice Intensivification (SRI) atau kawasan produksi hortikultura intensif.
b. Standar teknis Luas tanah minimal 150 m2, terdiri dari : -
Luas bangunan rumah kompos minimal : 8 x 10 meter persegi
-
Sisanya untuk lahan dekomposisi
-
Instalasi listrik dan air sesuai dengan kebutuhan rumah kompos
c. Kriteria -
Di area lokasi memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama jerami/ limbah panen atau limbah ternak
-
Petani
secara
berkelompok
bersedia
mengelola rumah kompos secara swadaya
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
8
-
Kelompoktani bersedia menyediakan lahan untuk rumah kompos dan lahan untuk dekomposisi tanpa ganti rugi tanah
-
Terdapat petugas lapangan yang membina para petani secara aktif
Gambar 1 : Contoh rumah kompos Deptan
3.2. Pengadaan Sarana Penunjang Pengadaan sarana penunjang mengacu kepada spesifikasi teknis sebagai berikut : a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) Skala Besar -
Kapasitas minimal 1.000 kg/jam untuk jerami atau minimal 1.500 kg/jam untuk bahan organik lainnya.
-
Bahan Pisau
: Baja kekerasan minimal
54 HRC -
Fungsi
: Pencacah, Penghancur dan
menghaluskan bahan organik
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
9
‐
APPO
: Telah memiliki Test Report dari
instansi yang berwenang -
Mesin Penggerak : Engine minimal 10 Hp (ber-SNI )
Gambar 2 Alat Pengolah Pupuk Organik Skala Besar
b. Alat Angkutan Bermotor Roda 3 -
Jumlah roda/ ban : 3 (tiga) buah
-
Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk pengangkutan sisa hasil tanaman atau kompos
-
Daya angkut minimal 500 kg
Gambar 3 Contoh kendaraan roda 3 Rumah Kompos di Deptan Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
10
c. Dekomposer -
Fungsi dekomposer sebagai bahan utama pembuatan MOL untuk proses dekomposisi bahan organik menjadi kompos, berbentuk padat maupun cair
-
Dalam proses pembuatan MOL diperlukan penyediaan drum, ember, bahan baku lokal pembuatan MOL.
3.3. Pelatihan a. Norma Pelatihan
diarahkan
pengelola
kegiatan
kepada
kelompoktani
pengembangan
rumah
kompos deserta calon pengurus dan operator APPO. b. Standar teknis -
Peserta minimal 30 orang
-
Materi pelatihan terdiri dari teori dan praktek
antara
mengoperasikan
lain APPO,
:
tata
cara
tata
cara
pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) dan tata cara pembuatan kompos.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
11
d. Kriteria -
Peserta
adalah
petani
terutama
calon
manager, calon operator dan para anggota kelompoktani/
penerima
bantuan
rumah
kompos -
Pelatih adalah petugas Dinas Pertanian yang memilki kompetensi dengan kegiatan
Gambar 4 : Contoh pelatihan penggunaan APPO dan pembuatan kompos di Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
12
IV.
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Cara Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan pengembangan rumah kompos
dilakukan
dengan
sebesar-
besarnya
melibatkan partisipasi masyarakat/ petani. (MAK Belanja
Lembaga
Sosial
Lainnya).
Dengan
mekanisme ini diharapkan dapat ditumbuhkan semangat
kebersamaan,
melestarikan/
rasa
memelihara
memiliki
rumah
dan
kompos.
Mekanisme pelaksanaan bantuan sosial mengacu kepada Pedoman Umum Bantuan Sosial yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. Pembangunan fisik rumah kompos dapat dilakukan oleh kelompoktani penerima manfaat yang
memiliki
pengalaman/
mendirikan bangunan. sarana
penunjang
keterampilan
Sedangkan penyediaan
seperti
pengadaan
APPO,
kendaraan roda 3 dan dekomposer dilakukan secara
swakelola
oleh
kelompoktani.
Semua
komponen kegiatan pengembangan rumah kompos yang
direncanakan
dan
dilaksanakan
oleh
kelompoktani harus dituangkan dalam RUKK.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
13
Kegiatan pelatihan operasional APPO, pembuatan MOL
dan
kompos
dilaksanakan
oleh
Dinas
mepertimbangkan
urutan
Pertanian Kabupaten/ Kota.
4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jadwal
kegiatan
ini
kegiatan, ketersediaan sumberdaya, ketersediaan bahan organik dan lain-lain. kegiatan
pengembangan
Contoh jadwal rumah
kompos
sebagaimana Lampiran 2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 4.2.1. Penyusunan petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertanian Propinsi dilaksanakan pada minggu ke I dan II bulan Januari 2009 4.2.2. Penyusunan
petunjuk
teknis
yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dilaksanakan pada minggu ke III dan IV bulan Januari 2009 4.2.3. Koordinasi
dengan
instansi
terkait
dilaksanakan pada minggu I bulan Pebruari 2009 4.2.4. Sosialisasi kegiatan pengembangan rumah kompos
kepada
petani/
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
kelompok
tani
14
dilaksanakan pada minggu ke II bulan Pebruari 2009 4.2.5. Inventarisasi Calon Lahan dan Calon Petani (CPCL) dilaksanakan pada minggu III bulan Pebruari 2009 4.2.6. Penetapan lokasi dengan Surat keputusan Kepala Dinas tentang Penetapan lokasi dan petani/ kelompok tani difinitif harus selesai pada bulan minggu IV bulan Maret 2008. 4.2.7. Pembuatan rancangan teknis harus selesai dilaksanakan pada minggu IV bulan bulan Maret dan minggu ke I bulan April 2009 4.2.8. Musyawarah kelompok tani dilaksanakan pada minggu II bulan Maret 2009 4.2.9. Pembuatan selambat
rekening
lambatnya
kelompok
tani
dilaksanakan
pada
minggu II dan III bulan Maret 2009 4.2.10. Penyusunan
RUKK
harus
sudah
diselesaikan pada minggu ke IV bulan Maret 2009 4.2.11. Pelaksanaan Fisik Kegiatan terdiri dari kegiatan transfer dana selesai minggu ke II April, konstruksi rumah kompos diselesakan pada
minggu
II
bulan
Juli,
sehingga
pelatihan penggunaan APPO sudah dapat
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
15
diselesaikan pada minggu ke III atau IV Juli 2009. 4.3. Tahapan Pelaksanaan 4.3.1. Penerbitan Juklak dan Juknis Pedoman teknis ini digunakan sebagai acuan
dalam
penyusunan
petunjuk
pelaksanaan oleh Dinas Pertanian Propinsi dan petunjuk teknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. 4.3.2. Koordinasi Koordinasi
dilaksanakan
oleh
Dinas
Pertanian propinsi dengan kabupaten/ kota dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan. 4.3.3. Sosialisasi Kegiatan
ini
dilaksanakan
untuk
mensosialisasikan kegiatan kepada aparat tingkat lapangan, desa dan kecamatan 4.3.4. Inventarisasi calon lokasi dan calon petani (CLCP) Inventarisasi calon lokasi dan calon petani dilakukan secara terinci untuk menunjang keberhasilan kegiatan sesua dengan kriteria dan standar teknisnya.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
16
Inventarisasi
CLCP dilakukan oleh tim/
petugas teknis bersama kelompok tani dan aparat desa setempat, hasilnya dilaporkan kepada
Bupati/
Kepala
Dinas
untuk
ditetapkan sebagai lokasi kegiatan. 4.3.5. Penetapan Calon Lokasi dan Calon Petani Berdasarkan hasil inventarisasi calon lokasi dan calon petani/kelompok tani tersebut, Kepala
Dinas
menetapkan
Pertanian calon
kelompoktani
kabupaten/kota
lokasi
pengelola
dan
calon
melalui
surat
keputusan, sehingga dokumen ini digunakan sebagai
acuan
dalam
penetapan
pelaksanaan fisik dan pengadaan bahan dan material serta alat dan mesin pertanian. 4.3.6. Pembuatan rancangan teknis Rancangan teknis bertujuan sebagai acuan dan dasar bagi petani/kelompok tani untuk melaksanakan kegiatan fisik yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Rancangan teknis meliputi suatu informasi sederhana yang menggambarkan : a. Peta situasi lokasi lahan yang akan di bangun rumah kompos termasuk lahan
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
17
sawah
dan
lahan
hortikultura
disekitarnya. b. Peta komponen fisik rumah kompos di lokasi tersebut, seperti letak mesin, gudang,
luas
bangunan,
luas
dekomposisi dll. c. Dimensi bangunan fisik dan penampang melintang bangunan d. Rencana
anggaran
biaya
yang
diperlukan Contoh rancangan teknis rumah kompos Departemen Pertanian seperti terlampir. 4.3.7. Musyawarah Kelompok Tani Pada lokasi dan kelompoktani yang telah ditetapkan dalam kegiatan, perlu dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan masukan dan saran agar seluruh
rencana kegiatan
dapat dipahami dengan benar. Hasil dari pada
musyawarah
kelompok
tani
ini
dimasukkan dalam RUKK. 4.3.8
Pembuatan Rekening Kelompok Untuk melaksanakan pencairan dana, maka kelompoktani diwajibkan membuka rekening atas nama kelompok tani.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
18
4.3.9
Penyusunan RUKK RUKK
atau
semacam
sederhana
tetapi
memadai,
disusun
cukup melalui
TOR/proposal lengkap
dan
musyawarah
kelompok tani dan dibimbing oleh tim teknis dan petugas lapangan, dengan substansi RUKK
sebagaimana
Pedoman
Umum
ditetapkan
Pelaksanaan
dalam Bantuan
Sosial Ditjen PLA. Contoh penyusunan RUKK sebagaimana dalam Lampiran 3 4.3.10. Pelaksanaan Fisik Kegiatan Pelaksanaan fisik kegiatan bangunan rumah kompos harus memperhatikan jarak lokasi dari lahan ke rumah kompos, kesediaan petani secara berkelompok, peralatan yang dipergunakan dan waktu pelaksanaan. a. Penyiapan lokasi Kegiatan penyiapan lokasi dilaksanakan pada lahan calon lokasi rumah kompos sesuai dengan rancangan teknis. b. Konstruksi Fisik . Kegiatan pembuatan rumah kompos didasarkan pada hasil rancangan teknis pelaksanaan pembuatan rumah kompos.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
19
Pelaksanaan fisik kegiatan rumah kompos dinyatakan
selesai
persetujuan
tim
apabila
memperoleh
teknis
berdasarkan
rancangan teknis yang telah dibuat. Apabila masih dipandang perlu, maka kelompok tani harus memperbaiki pekerjaannya hingga sesuai dengan rancangan teknis. 4.3.11. Penyediaan sarana penunjang Sarana penunjang yang akan disediakan berupa APPO skala besar, alat angkutan bermotor roda 3 dan dekomposer sebagai bahan pembuatan MOL (drum dll), melalui pengadaan langsung oleh kelompok tani setelah Dinas Pertanian mentransfer dana tersebut
ke
Pengadaan
rekening sarana
kelompok penunjang
tani. harus
bermutu dan memenuhi spesifikasi teknis tersebut
diatas,
diharapkan
atas
rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. 4.3.12. Pelatihan Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
20
kepada kelompoktani, calon manager, calon operator/ tenaga mekanis. Materi
pelatihan
antara
lain
tata
cara
mengoprasikan APPO, proses pembuatan Mikro
Organisme
Lokal
(MOL)
dan
pembuatan kompos. Kegiatan ini akan di supervisi oleh petugas pusat Direktorat Pengelolaan Lahan, cq. Sub Direktorat Reklamasi Lahan. a. Pelatihan penggunaan APPO Pelatihan
diberikan
produsen
barang
oleh
penyedia/
APPO,
materi
pelatihan meliputi komponen- komponen alat,
teknik
operasional,
dan
pemeliharaan APPO. b. Pembuatan MOL Pelatihan pembuatan MOL diberikan secara sederhana dari bahan bahan alami yang ada di sekitar lokasi, seperti bonggol pisang, rebung bambu, limbah rumah tangga, buah maja, air cucian beras
dll.
Pelatihan
diberikan
oleh
petugas Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
21
Gambar 5 :
Contoh MOL sayuran, bonggol pisang, rebung bambu, dan nasi.
c. Pembuatan kompos Pelatihan pembuatan kompos sesuai dengan tahapan pembuatan kompos mulai dari penyiapan APPO, penyiapan bahan jerami/ kotoran ternak, penyiapan MOL, pencacahan jerami, penyiapan bak dekomposisi, pematangan kompos dll.
Gambar 6 : Contoh bak dekomposisi dari anyaman bambu
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
22
Gambar 7 : Contoh kompos produksi rumah kompos Departemen Pertanian
4.4. Pendanaan 4.4.1. Biaya pelaksanaan kegiatan pengembangan rumah kompos dan pengadaan sarana penunjangnya dialokasikan melalui Dana Tugas Pembantuan di kabupaten/ kota per unit
sejumlah
Rp.
100.000.000,-,
yang
dilaksanakan melalui pola bantuan sosial. Prosedur
pelaksanaan
mengacu
pada
Bantuan
Sosial
bantuan
Pedoman yang
sosial
Pelaksanaan
diterbitkan
oleh
Direktorat Jenderal PLA TA. 2009. Secara garis
besar
komponen
pelaksanaan
pembangunan rumah kompos terdiri dari : ‐ Pembangunan rumah kompos sejumlah Rp. 50.000.000,- (50 %) ‐ Pengadaan
sarana
penunjang
seperti
APPO, kendaraan roda 3 dan decomposer
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
23
(berupa
bahan
MOL)
sejumlah
Rp.
APPO
dan
sejumlah
Rp.
40.000.000,- (40 %) ‐ Pelatihan
operasional
pembuatan
kompos
10.000.000,-. (10 %). Dana ini termasuk biaya supervisi petugas pusat cq. Subdit Reklamasi Lahan, Direktorat Pengelolaan Lahan Ditjen PLA. 4.4.2. Dana APBD Kabupaten/ Kota Digunakan
untuk
membiayai
kegiatan
pertemuan koordinasi, CLCP, rancangan teknis, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan rumah kompos 4.4.3. Kontribusi Petani Penerima Manfaat Petani/ kelompok tani bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kegiatan fisik, dan keberlanjutan rumah kompos. 4.5
Pengelolaan Rumah Kompos Petani
secara
berkelompok
mengoperasionalkan
dan
harus
memelihara
bersedia rumah
kompos secara swadaya dan swadana. Dalam pengelolaan rumah kompos agar memperhatikan hal hal sebagai berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
24
4.5.1. Dikelola secara baik dengan membentuk struktur organisasi pengelola mulai dari manager, tenaga operator dll. 4.5.2. Biaya operasional dan pemeliharaan rumah kompos, termasuk bahan bakar dan biaya operator menjadi tanggung jawab kelompok tani. Untuk itu pengurus rumah kompos harus menyusun rencana kerja dan analisis biaya yang dibutuhkan, teknis pengumpulan bahan baku dan penetapan biaya yang dibutuhkan. 4.5.3. Kompos yang dihasilkan diutamakan untuk kebutuhan anggota kelompok tani, dengan mengganti
ongkos
pembuatannya.
Kelebihan produksi kompos (jika ada) boleh dijual di luar kelompoktani. 4.5.4. Harga kompos (pengganti ongko produksi) bagi anggota kelompoktani di usahakan semurah murahnya/ terjangkau. 4.5.5. Laporan produksi dan laporan keuangan agar dibukukan dengan baik dan benar 4.5.6. Semua dilaporkan
kegiatan
operasional
kepada
Dinas
wajib
Pertanian
Kabupaten/ Kota minimal setiap 3 (tiga)
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
25
bulanan, melalui petugas lapangan/ tim teknis. 4.5.7. Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota harus melakukan
pembinaan,
bimbingan
dan
pemantauan terhadap kinerja operasional rumah kompos menggunakan dana APBD Kabupaten/ Kota, serta melaporkan ke Pusat secara periodik.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
26
V.
PEMBINAAN, MONITORING,
EVALUASI DAN PELAPORAN
Dalam
pelaksanaan
kegiatan
pengembangan
rumah kompos akan dilakukan kegiatan pembinaan / supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh petugas terkait kegiatan, di tingkat Propinsi dan Kabupaten / Kota sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
5.1. Tugas dan Tanggungjawab Di Tingkat Propinsi Dinas
Pertanian
Propinsi
melaksanakan
kegiatan sebagai berikut : 5.1.1. Menyusun
Petunjuk
Pelaksanaan
sebagai penjabaran dari Pedoman Teknis
yang
disesuaikan
dengan
kondisi di daerah. 5.1.2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait horisontal dan vertikal. 5.1.3. Melakukan
bimbingan
teknis,
monitoring dan evaluasi kegiatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
27
5.1.4. Menyusun
laporan
rekapitulasi
pelaksana-an kegiatan yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, selanjutnya disampaikan ke Direktorat Pengelolaan Lahan Ditjen PLA.
5.2. Tugas
dan
Tanggungjawab
d
Tingkat
Kabupaten / Kota Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten /
Kota
melaksanakan
kegiatan
sebagai
berikut : 5.2.1. Melakukan
koordinasi
vertikal
dan
horisontal dengan instansi terkait. 5.2.2. Menyusun Petunjuk Teknis sebagai penjabaran lebih rinci dari Petunjuk Pelaksanaan dan Pedoman Teknis disesuaikan dengan kondisi di Daerah. 5.2.3. Inventarisasi
dan
penatapan
calon
lokasi dan calon petani 5.2.4. Melaksanakan
sosialisasi
dan
bimbingan teknis kepada para petugas di
lapangan
dan
kelompoktani
pelaksana kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
28
5.2.5. Membuat rancangan teknis 5.2.6. Mengusahakan alokasi dana APBD Kabupaten / Kota sebagai dukungan sinergitas kegiatan. 5.2.7.
Melakukan
bimbingan
supervisi,
monitoring dan evaluasi kegiatan. 5.2.8. Menyusun
laporan
perkembangan
kegiatan secara periodik, disampaikan kepada Propinsi dan tembusan kepada Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan Ditjen PLA).
5.3. Jenis dan Format Laporan Adapun jenis dan format laporan kegiatan adalah sebagai berikut :
5.3.1. Laporan Bulanan Laporan Bulanan disusun setiap bulan oleh Dinas dengan
Pertanian format
Kabupaten laporan
/
Kota, bulanan
sebagaimana Lampiran 4a, 4b, 4c (Form PLA 01, 02, 03), dan Dinas Pertanian
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
29
Propinsi menyusun rekapnya sebagaimana Lampiran 4d (Form PLA 04). 5.3.2. Laporan Akhir Laporan Akhir disusun oleh Dinas Pertanian Kabupaten / Kota setelah kegiatan selesai dilaksanakan, dan Dinas Pertanian Propinsi menyusun rekapnya juga dalam bentuk Laporan Akhir Propinsi. Format Laporan Akhir
mengikuti
Outline
sebagaimana
Lampiran 5. 5.3.3. Materi Laporan agar dilengkapi dengan : a. Dokumentasi foto-foto kegiatan, minimal meliputi: kondisi / keadaan sebelum dilaksanakan
kegiatan
(0%),
pelaksanaan kegiatan (50%) dan akhir kegiatan (100%). b. Pembobotan/skoring nilai kemajuan / perkem-bangan kegiatan sebagaimana tercantum pada Lampiran 6.
5.4. Alur dan Waktu Pelaporan Alur dan waktu pelaporan ditetapkan sebagai berikut : Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
30
5.4.1. Laporan Bulanan a. Laporan
Bulanan
Dinas
Pertanian
Kabupaten / Kota dikirim ke Propinsi masing-masing
dan
ke
Pusat
(Direktorat Pengelolaan Lahan), pada tanggal 5 setiap Bulan. b. pada tanggal 5 setiap Bulan Laporan Bulanan
Dinas
(merupakan
Pertanian
Propinsi
rekapitulasi
Laporan
Bulanan dari Kabupaten/Kota) dikirim ke Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan), pada tanggal 10 setiap Bulan. 5.4.2. Laporan Akhir a. Laporan Akhir dari Dinas Pertanian Kabupaten / Kota, disusun segera setelah pelaksanaan kegiatan selesai, selanjutnya dikirim ke Propinsi dan ke Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan). b. Dinas Pertanian Propinsi menyusun rekapitulasi
laporan
akhir
dari
kabupaten/kota dalam bentuk Laporan Akhir Propinsi, selanjutnya dikirim ke Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan).
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
31
Alamat laporan ke Pusat : Direktorat Pengelolaan
Lahan,
Direktorat
Jenderal
Pengelolaan Lahan dan Air, Kantor Pusat Departemen Pertanian, Gedung D Lantai 9, Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Jakarta Selatan.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
32
VI.
INDIKATOR KINERJA
6.1. Keluaran (Outputs)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : 6.1.1. Tersedianya jumlah kompos yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan kelompok tani dan luas areal kawasan produksi padi dan hortikultura 6.1.2. Terserapnya tenaga kerja
6.2. Hasil (Outcomes)
Hasil yang diharapkan dari kegiatan lahan adalah: 6.2.1. Terlaksananya proses pembuatan kompos dari sisa hasil panen seperti jerami 6.2.2. Terlaksananya perbaikan kesuburan lahan
6.3. Manfaat (Benefits)
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesuburan lahan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dari peningkatan produksi padi dan hortikutlura.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
33
6.4. Dampak (Impacts)
6.4.1.
Petani
akan
pembuatan
melakukan
kompos
dari
kegiatan sisa
hasil
tanaman/ jerami 6.4.1.
Petani
akan
perbaikan
lahan
melakukan dengan
kegiatan
pemanfaatan
rumah kompos. 6.4.2.
Petani disekitarnya merasa tertarik dan bermanfaat untuk melakukan perbaikan lahan di lahan petani sendiri.
6.4..3.
Pemerintah daerah akan mengalokasikan dana
stimulus
untuk
melaksanakan
kegiatan di desa, kecamatan lain untuk peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan usaha taninya.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
34
VII. PENUTUP
Berdasarkan perkembangan kerusakan lahan baik lahan sawah maupun lahan kering sebagai akibat dari pola usahatani yang tidak memerhatikan pengelolaan lahan ramah lingkungan, maka sudah saatnya sisa hasil tanaman/ jerami tidak dibakar atau di bawa keluar tetapi dimanfaatkan dengan mengembalikan ke lahan sawah maupun lahan kering melalui proses penguraian dalam bentuk kompos.
Mengingat penyediaan kompos memerlukan proses yang cepat dengan alat pengolah pupuk organik dan sarana serta fasilitas yang mencukupi sesuai dengan kawasan usahatani, maka rumah kompos mutlak diperlukan dalam rangka mempercepat penyediaan kompos dalam jumlah dan waktu sesuai dengan pola tanam di masing masing daerah.
Diharapkan dengan adanya rumah kompos tersebut, para petani dan kelompok tani dapat merubah sikap dalam
berusahatani
yang
berorientasi
kepada
keberlanjutan usahatani dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan bahan lokal setempat.
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
35
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
36
Lampiran 1:
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
37
LAMPIRAN 2
JADWAL PALANG KEGIATAN PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS TAHUN 2009 DIREKTORAT SUBDIT SEKSI No.
A. 1 2 3 4 5 6 7 8
Komponen Kegiatan
Januari Pebruari Maret April Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Bulan Mei Juni Juli Minggu ke Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV I II III IV
Agustus September Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV
: : :
PENGELOLAAN LAHAN REKLAMASI LAHAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS Oktober Minggu ke I II III IV
Nopember Desember Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV
Persiapan Pembuatan Juklak oleh Propinsi Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota Koordinasi dengan Instansi terkait Sosialisasi Inventarisasi CPCL Penetapan Lokasi Pembuatan rancangan teknis Musyawarah Kelompok Tani
9 Pembuatan rekening kelompok 10 Penyusunan RUKK B. 1 2
3 4 5 6
7
Pelaksanaan Transfer dana Konstruksi rumah kompos a. Penyediaan bahan/material b. Pelaksanaan fisik c. Operasional dan Pemeliharaan Pengadaan sarana penunjang Pelatihan Monitoring Evaluasi - Kabupaten/Kota - Propinsi - Pusat Pelaporan
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
38
Lampiran 3 : CONTOH FORMAT LAPORAN BULANAN PERBAIKAN KESUBURAN LAHAN SAWAH BERBASIS JERAMI TA 2009 Propinsi/Kabupaten/Kota
: .............................
Kondisi s/d Bulan
: ............................. Target
No.
1.
2.
Lokasi Kegiatan Kec/Desa/ Kel. tani ........ ........ .........
........ ........ .........
Jenis Kegiatan
Volume (HOK)
• Pengumpulan Jerami Panen • Pencacahan J • Pengomposan • Pembenaman T o t a l = Pengadaan Chopper • Pengumpulan Jerami Panen • Pencacahan J • Pengomposan • Pembenaman T o t a l = Pengadaan Chopper
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
Satuan
Realisasi Dana (Rp)
Volume (HOK)
Satuan
%
Dana (Rp)
%
Ket.
4 juta 9 juta
4 juta 9 juta
39
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK) PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS Kababupaten/ Kota Kecamatan Desa Kelompoktani
: : : :
Jenis Pekerjaan
Volume Satuan
Harga Per Satuan ( Rp )
Jumlah Biaya & Sumber Dana *) (Rp) Dana Dana Swadaya TP APBD Petani
Metode Pelaksanaan
Bantuan sosial
a. Pembangunan rumah kompos 1) Pengadaan bahan dan material - Semen - Batubata/Batako - Bahan atap 2) Konstruksi rumah kompos - Tenaga kerja
,,,,, ,,,,, ,,,,,
sak buah buah
,,,,, ,,,,, ,,,,,
v v v
v v v
,,,,,
HOK
,,,,,
v
v
,,,,, ,,,,, ,,,,,
Unit Unit Unit
,,,,, ,,,,, ,,,,,
v v v
v v v
,,,,, ,,,,,
Paket ton
,,,,, ,,,,,
,,,,, ,,,,, ,,,,,
Orang Orang Orang
,,,,, ,,,,, ,,,,,
Bansos
b. Penyediaan Sarana Penunjang - APPO skala besar - Alat angkutan motor roda 3 - Dekomposer (drum, ember dll) - Bahan MOL (Urine ternak, buah maja/bonggol pisang, gula) - Kotoran ternak c. Pelatihan 1) Penggunaan APPO 2) Pembuatan MOL 3) Pembuatan kompos
v v
v v v
Dinas Pertanian Kab/ Kota v v
TOTAL DANA
Keterangan : *) Sumber dana bersal dari : Tugas Pembantuan, APBD, Swadaya Petani
......, ...................... 2009 Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
(
)
Tim Teknis/ Korlap
Ketua Kelompok Tani
(
(
)
)
Catatan :
RUKK agar dilampirkan dokumen sbb : a) Daftar Petani anggota Kelompoktani Pelaksana Kegiatan b) Rancangan teknis c) Fotocopy rekening kelompoktani
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
40
LAMPIRAN 5
OUTLINE LAPORAN AKHIR
CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS TA. 2009 I.
PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Sasaran lokasi II. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. Pengembangan rumah kompos B. Pengadaan APPO skala besar C. Alat pengangkutan roda 3 D. Dekomposer E. Pelatihan III. LOKASI KEGIATAN IV. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Kegiatan B. Realisasi fisik dan kegiatan V. PENGELOLAAN RUMAH KOMPOS A. Organisasi pengelola B. Operasional dan pemeliharaan VI. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH A. Permasalahan B. Pemecahan masalah VII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
41
Lampiran 6 : Skoring Pembobotan Kegiatan Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
A.
B.
PERSIAPAN
20 %
1. 2. 3. 4. 5. 6.
2 3 4 4 4 3
Pembuatan SK Tim Teknis Penetapan CPCL Rancangan teknis Penyusunan RUKK Perjanjian kerjasama Transfer dana
KONSTRUKSI
80 %
1. 2.
30 30
3.
Pembangunan rumah kompos Penysediaan sarana penunjang (APPO, kend roda 3, dekomposer) Pelatihan
Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009
20
42