PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN STATUS GIZI
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Jakarta
2
KATA PENGANTAR
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 20152019, status gizi ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan target yaitu menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi baduta pendek. Dalam pencapaiannya telah dijabarkan lebih operasional termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, melalui 6 indikator kinerja kegiatan gizi. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi tubuh. Status gizi, khususnya status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia. Upaya monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan gizi, telah dilakukan melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun. Namun untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan gizi yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) secara periodik dan berkesinambungan. Pedoman Teknis PSG ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya pengelola kegiatan surveilans gizi sebagai acuan dalam melaksanakan PSG di kabupaten dan kota. Pada tahun 2017 ini, selain untuk memperoleh informasi status gizi dan data kinerja gizi, juga bertujuan memperoleh informasi tentang konsumsi gizi balita. Kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut. Terima kasih. Direktur Gizi Masyarakat,
Ir. Doddy Izwardy, MA NIP.196302161986031005
3
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V BAB VII
:
:
:
:
: :
LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pedoman C. Pengertian dan Manfaat KONSEP DAN TUJUAN PEMANTAUAN STATUS GIZI DALAM KAITANYA DENGAN SURVEILANS GIZI A. Pengertian PSG B. Tujuan C. PSG sebagai bagian dari kegiatan surveilans gizi METODE PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Desain, Lokasi dan Waktu B. Populasi dan Sampel C. Penentuan Sampe (sampling) D. Instrumen dan Peralatan E. Merekrut dan Melatih Petugas F. Pelaksana G. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data H. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Persiapan B. Orientasi PSG C. Pengumpulan Data D. Manajemen Data E. Pembuatan Laporan F. Diseminasi PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Organisasi, Penanggung Jawab dan Tugas B. Alur Pengorganisasian Pelaksanaan PSG PENUTUP
2 3 4 5 5 6 6 7 8 8 8 15 16 17 17 17 19 19 19 19 20 20 21 23 24
Tabel Acak Kuesioner Rumah Tangga Kuesioner Individu Kuesioner Konsumsi Makan Ibu Hamil Panduan Kerja Menimbang dan Mengukur Teknis Wawancara Pemantauan Status Gizi
4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sasaran dan target upaya peningkatan status gizi masyarakat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, adalah: (1) prevalensi gizi kurang/ kekurangan gizi (underweight) pada anak balita menurun dari 19,6% menjadi 17,0%; (2) prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) menurun dari 32,9% menjadi 28,0%; (3) prevalensi wasting (kurus) anak Balita menurun dari 12% menjadi 9,5%; (4) prevalensi anemia pada ibu hamil menurun dari 37,1% menjadi 28,0%; dan (5) persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) menurun dari 10,2% menjadi 8,0%. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019, kegiatan pembinaan gizi masyarakat diarahkan untuk meningkatnya pelayanan gizi masyarakat dengan sasaran program pada tahun 2019: (1) persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Pemberian MakananTambahan (PMT) mencapai 95,0%; (2) persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif mencapai 50,0%; (3) persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama masa kehamilan mencapai 98,0%; (4) persentase Balita kurus yang mendapat makanan tambahan mencapai 90,0%; (5) persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 50%; dan (6) persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) mencapai 30,0%. Konsumsi gizi pada balita dan penduduk berdasarkan hasil Studi Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukkan bahwa; lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Proporsi dengan asupan energi sangat kurang (< 70% AKE) sebesar 6,8 persen dan asupan energi kurang (70 - <100% AKE) sebanyak 48,9 persen. Sebaliknya ditemukan balita yang mengonsumsi energi lebih besar dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan (>130% AKE) sebesar 17,1 persen. Secara nasional, penduduk dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70% AKE) sebesar 45,7 persen, tingkat kecukupan energi kurang (70 <100% AKE) sebesar 33,9 persen, tingkat kecukupan energi sesuai AKG (100 - <130% AKE) sebesar 14,5 persen dan lebih dari AKG (>130% AKE) sebesar 5,9 persen. Artinya bahwa sekitar 79,6% penduduk Indonesia memiliki risiko rawan konsumsi gizi. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, mengingat bahwa status gizi dan konsumsi gizi merupakan salah satu indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian kesehatan dalam upaya merubah pola piker stakeholder dan masyarakat dengan peningkatan upaya promotive – preventif, pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sector dan Gerakan Msayarakat Hidup Sehat (GERMAS). Program kesehatan melalui pendekatan keluarga dilakukan untuk mewujudkan keluarga sehat yang ditandai dengan 12 indikator atau perilaku dalam keluarga yang berhubungan dengan program Gizi, Kesehatan Ibu dan Ank, Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Kesehatan Lingkungan. Diantara 12 Indikator tersebut, terdapat 2 indikator terkait gizi yang dapat diartikan bahwa suatu keluarga disebut sebagai keluarga Sehat antara lain jika bayinya mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan dan sampai usia 5 tahun selalu dipantau pertumbuhannya dengan menggunakan buku KIA. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan bagian dari standar pelayanan minimal yang harus dilakukan di daerah. Status gizi masyarakat pada umumnya, menjadi kebutuhan data didaerah untuk mengetahui seberapa besar masalah gizi yang ada
5
diwilayahnya sebagai dasar perencanaan kegiatan dan evaluasi kinerja serta intervensi apa yang akan dilakukan para pemangku kepentingan. Untuk ketersediaan informasi perkembangan status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan diantara pelaksanaan Riskesdas, dipandang perlu melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun. Pelaksanaan PSG secara periodik dan berkesinambungan setiap tahun merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi. Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan PSG dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota. Hasil PSG tahun 2014, 2015 dan 2016 menunjukan trend atau kecenderungan perbaikan status gizi pada balita. Pada tahun 2014 prevalensi gizi kurang 19,3% menjadi 18,8% tahun 2015 dan 17,8% tahun 2016. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek, hasil PSG tahun 2014 sebesar 28,9% mengalami kenaikan di tahun 2015 menjadi 29% namun turun menjadi 27,5% di tahun 2016. Pada tahun 2016, PSG dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota dengan informasi konsumsi gizi pada ibu hamil. Seperti halnya tahun 2016, PSG tahun 2017 juga akan dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota, namun informasi konsumsi gizi ditujukan kepada balita. Untuk itu, Kementerian Kesehatan mempublikasikan Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi sebagai acuan pelaksanaan bagi petugas dinas kesehatan provinsi, kabupaten dan kota. B. Tujuan Pedoman Memberikan pemahaman yang sama tentang Pemantauan Status Gizi serta pelaksanaannya bagi petugas maupun koordinator di lapangan. C. Pengertian dan Manfaat Pemantauan Status Gizi (PSG) Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan penilaian status gizi untuk memperoleh informasi besar dan luasnya masalah gizi, baik akut maupun kronis, khususnya pada anak balita dan faktor-faktor terkait. Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Pemantauan Konsumsi Gizi adalah kegiatan penilaian konsumsi gizi masyarakat untuk memperoleh informasi besar dan luasnya masalah konsumsi terutama masalah energi, karbohidrat, protein dan lemak. Pengertian keragaman konsumsi adalah merupakan jumlah jenis makanan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode tertentu yang ditetapkan (Swindale & Bilinsky 2006). Keragaman konsumsi pangan adalah jumlah pangan atau kelompok pangan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode tertentu yang ditetapkan (FAO, 2007). Kegiatan PSG merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi upaya perbaikan gizi, untuk mendukung penentuan kebijakan, pengambilan keputusan dan tindakan, serta perencanaan di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.
6
BAB II KONSEP DAN TUJUAN PEMANTAUAN STATUS GIZI DALAM KAITANYA DENGAN SURVEILANS GIZI A. Pengertian PSG
Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan survey status gizi yang berkelanjutan untuk mengumpulkan data indikator status gizi dan determinannya. Dalam hal ini data status gizi yang dikumpulkan meliputi; antropometri dan konsumsi gizi balita. B. Tujuan
Menyediakan informasi tentang status gizi, konsumsi, dan faktor determinannya bagi para perumus kebijakan, pengambil keputusan untuk perencanaan dan penentuan kebijakan penanggulangan masalah gizi secara teratur Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh informasi status gizi balita: 1) Prevalensi balita gizi kurang (underweight) berdasarkan indeks BB/U; 2) Prevalensi balita pendek (stunting) berdasarkan indeks PB/U atau TB/U; 3) Prevalensi balita kurus (wasting) berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB; 4) Prevalensi balita kurus berdasarkan indeks IMT/U 5) Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). b. Untuk memperoleh informasi konsumsi gizi balita : 1) Memperoleh gambaran tingkat (rata-rata) konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak. 2) Memperoleh gambaran besaran defisit energi, karbohidrat, protein dan lemak pada kelompok umur. 3) Memperoleh gambaran pola konsumsi makan menurut kelompok umur. 4) Menilai gambaran keanekaragaman konsumsi pangan. c. Untuk memperoleh informasi capaian kinerja upaya perbaikan gizi: 1) Persentase pendek pada anak sekolah dan remaja dengan indeks TB/U 2) Persentase kurus pada anak sekolah dan remaja dengan indeks IMT/U 3) Persentase kurus dan gemuk pada dewasa dengan IMT; 4) Persentase Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui dengan indeks Lingkar Lengan Atas (LiLA); 5) Persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD); 6) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan Tambahan (PMT); 7) Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan; 8) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; 9) Persentase bayi yang diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD); 10) Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif; 11) Persentase Balita mempunyai KMS; 12) Persentase Balita yang ditimbang di Posyandu; 13) Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan; 14) Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 15) Persentase Balita kurus memperoleh makanan tambahan; 16) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.
7
C. PSG sebagai bagian dari kegiatan surveilans gizi
Pelaksanaan kegiatan PSG secara teratur akan menghasilkan informasi tentang status gizi. Berdasarkan informasi yang diperoleh, para penentu kebijakan dan pengelola program gizi segera melakukan upaya/tindakan; apakah tindakan itu berupa respon (feedback) maupun tindakan yang bersifat intervensi. a. Luaran PSG 1. Diperolehnya informasi perkembangan situasi gizi 2. Diperolehnya peta situasi gizi 3. Tersedianya data status gizi untuk analisis situasi pangan dan gizi setempat. b. Feedback dan diseminasi hasil PSG secara khusus dan surveilans gizi secara umum.
8
BAB III METODE PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Disain, Lokasi dan Waktu a. Disain Pemantauan Status Gizi adalah potong lintang (cross sectional) dengan sampel cluster. b. Lokasi di seluruh kabupaten/kota c. Waktu pelaksanaan serempak pada bulan Maret sampai dengan Oktober 1) Bulan Maret s.d Juni a. persiapan anggaran, tenaga, alat dan bahan b. orientasi enumartor tentang teknis pelaksanaan PSG 2) Bulan Juli s.d Agustus a. Pengumpulan data b. Entry data c. Cleaning Data di daerah 3) Bulan September s.d Oktober a. Analisis data tingkat Pusat B. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam Pemantauan Status Gizi 2017 adalah semua rumah tangga yang mempunyai balita usia 0-59 bulan. Sampel 1. Sampel balita: a. Di setiap kabupaten/kota akan dipilih 300 rumah tangga yang memiliki balita b. Sampel balita adalah seluruh balita yang ada di rumah tangga terpilih dalam setiap klaster c. Responden adalah ibu Balita atau seseorang anggota rumah tangga lainnya yang bisa mewakili rumah tangga sampel 2. Sampel Anggota Rumah Tangga (ART) lain : a. Sampel Ibu hamil adalah 10 (sepuluh) Ibu hamil yang ada dalam klaster terpilih. b. Sampel Anggota rumah tangga selain ibu hamil adalah seluruh ART yang ada di rumah tangga balita terpilih dalam setiap klaster. C. Penentuan Sampel (Sampling) a. Metode Penentuan Sampel Seluruh kabupaten/kota dipilih sebagai sampel PSG. Di setiap kabupaten/kota dipilih sampel melalui 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Tahap I: Pemilihan Sampel Klaster di kabupaten/ kota
Pada setiap kabupaten/ kota dipilih 30 desa sebagai klaster. Untuk kota yang memiliki kurang dari 30 desa diambil seluruh desa/ kelurahan. Pemilihan klaster di kabupaten/kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut: 1) Buat daftar desa/ kelurahan, termasuk jumlah penduduk. 9
2) Urutkan daftar desa berdasarkan kode wilayah 3) Tentukan interval dengan cara membagi jumlah penduduk dengan jumlah klaster. 4) Tentukan klaster pertama dengan menggunakan tabel acak, misalnya dengan menjatuhkan pensil di atas tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pemilihan sampel terdapat pada Lampiran 1. Klaster kedua dan seterusnya sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan jumlah kumulatif penduduk dan interval. Contoh pemilihan sampel klaster di kabupaten dan kota terpilih, adalah sebagai berikut: 1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk 171.717 orang dan ditentukan 30 klaster, maka interval klaster adalah 171.717/ 30 = 5 724. 2) Disusun daftar Desa dengan mengurutkan kode kecamatan dan kode desa/kelurahan, kemudian hitung jumlah kumulatif penduduknya (kolom 5). 3) Penentuan titik pertama; jika dengan menggunakan Tabel Acak 1 misalnya berdasarkan tusukan pencil jatuh diangka 4 pada kelompok bilangan 84722 maka dipilih angka pertama adalah 4722, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif 4722. Lihat Contoh potongan Tabel Acak berikut ini: Tabel 1. Contoh Potongan Tabel Acak
27767 13025 80217 10875 54127
43584 14338 36292 62004 57326
85301 54066 98525 90391 26629
88977 15243 24335 61105 10967
29490 47724 24432 57411 24472
69714 66724 24896 06368 88779
94015 66733 61880 11748 17944
64874 322444 48277 74108 88222 88570 87873 95160 59221 12102 80580 41867 05600 60478 03343
60311 49739 78626 66692 44071
42824 71484 51594 13986 28091
37301 92003 16453 99837 07362
42678 98086 94614 00582 97703
45990 76668 39014 81232 76447
43242 73209 97066 44987 42537
66067 54244 30945 69170 08345
42792 91030 57589 37403 88975
95043 45547 31732 86995 35741
52680 70818 57260 90307 85771
59820 25704 22304 17710
96163 91035 90314 59621
78851 26313 78438 15292
16499 77463 66276 76193
87064 55387 18396 59526
13057 72681 73538 52113
73035 47431 43277 53856
41207 43905 58874 30743
74699 31048 11466 08670
09301 56699 16082
25852 58905 55018 56374 35824 71708 30540 27886
61732
75454
84722
1Jika
besar interval angkanya 5 digit maka Tabel Acak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit terakhir, demikian seterusnya
10
4) Pada Tabel 1 dapat dilihat angka 4722, berada di angka range penduduk antara Desa Tukka Dolok (1.298) dan Desa Pakkat Hauagong (5.867) Kecamatan Pakkat, sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat Hauagong Kecamatan Pakkat. 5) Klaster ke-2 dihitung dari 4722 + 5724 = 10446 yang berada di Desa Manalu Kecamatan Pakkat, selanjutnya klaster ke-3 dihitung dari 10446 + 5724 = 16170 yang berada di Desa Rura Tanjung Kecamatan Pakkat, demikian penghitungan selanjutnya sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Daftar Sampel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara2
No
Kode
Nama Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan
1
Kode Desa/Kelurahan
Nama Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk (Orang)
2
3
4
3 12 1215
Jumlah Penduduk Kumulatif (Orang) 5
No Klaster
6
7
4.722
1
10.446
2
16.170
3
21.888
4
Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Humbang Hasundutan
1
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010001
Tukka Dolok
1298
1.298
2
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010002
Pakkat Hauagong
4569
5.867
3
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010003
Purba Bersatu
1331
7.198
4
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010004
Purba Baringin
1128
8.326
5
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010005
Karya
1186
9.512
6
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010006
Manalu
1099
10.611
7
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010007
Pulo Godang
1279
11.890
8
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010008
Sipagabu
592
12.482
9
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010009
Banuarea
628
13.110
10
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010010
820
13.930
11
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010011
1141
15.071
12
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010012
Sijarango Lumban Tonga Tonga Rura Tanjung
1819
16.890
13
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010013
Rura Aek Sopang
1580
18.182
14
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010014
Siambaton
1580
19.762
15
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010015
Parmonangan
677
20.439
16
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010016
Ambobi Paranginan
698
21.137
17
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010017
Purba Sianjur
460
21.597
18
1215010
Kecamatan Pakkat
1215010018
Peadungdung
633
22.230
19
1215010
1215010019
Sijarango I
799
23.029
20
1215020
1215020001
Aek Godang
697
23.726
21
1215020
1215020002
Sanggaran II
722
24.448
22
1215020
Kecamatan Pakkat Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan
1215020003
Janji Nagodang
413
24.861
2Jumlah
Angka Klaster Terpilih
penduduk merupakan hasil Sensus Penduduk 2010
11
Ganjang 23
1215020
24
1215020
25
1215020
26
1215020
27
1215020
28
1215020
29
1215020
30
1215020
31
1215020
32
1215030
33
1215030
34
1215030
35
1215030
36
1215030
37
1215030
38
1215030
39
1215030
40
1215030
41
1215030
42
1215040
43
1215040
44
1215040
45
1215040
46
1215040
47
1215040
48
1215040
49
1215040
50
1215040
51
1215040
52
1215040
53
1215040
54
1215040
Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Onan Ganjang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Sijama Polang Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul
1215020011
Huta Julu
417
25.278
1215020012
Sihikkit
433
25.711
1215020013
Onan Ganjang
1374
27.085
1215020014
Parbotihan
1894
28.979
1215020015
Batu Nagodang Siatas
697
29.676
1215020016
Sampetua
515
30.191
1215020017
Parnapa
549
30.740
1215020020
Sibuluan
998
31.738
1215020021
Sigalogo
1126
32.864
1215030001
Sanggaran I
245
33.109
1215030002
Sitapongan
410
33.519
1215030003
Sibuntuon
671
34.190
1215030004
Sigulok
231
34.421
1215030005
Batunajagar
300
34.721
1215030006
Bonan Dolok II
781
35.502
1215030007
Bonan Dolok I
941
36.443
1215030008
Hutaginjang
284
36.727
1215030009
Siborboron
950
37.677
1215030010
Nagurguran
299
37.976
1215040001
Sosor Tambok
389
38.365
1215040002
Sihite II
1062
39.427
1215040003
Purba Dolok
1769
41.196
1215040004
Lumban Purba
1207
42.403
1215040005
Simarigung
783
43.186
1215040006
Saitnihuta
2011
45.197
1215040007
Aek Lung
1457
46.654
1215040008
Purba Manalu
1759
48.413
1215040009
Pakkat
1577
49.990
1215040010
Pasaribu
3443
53.433
1215040011
Lumban Tobing
685
54.118
1215040012
Pasar Dolok Sanggul
5844
59.962
1215040013
Janji
598
60.560
12
27.61
5
33.332
6
39.054
7
44.776
8
50.498
9
56.22
10
55
1215040
56
1215040
57
1215040
58
1215040
59
1215040
60
1215040
61
1215040
62
1215040
63
1215040
64
1215040
65
1215040
66
1215040
67
1215040
68
1215040
69
1215050
70
1215050
71
1215050
72
1215050
73
1215050
74
1215050
75
1215050
76
1215050
77
1215050
78
1215050
79
1215050
80
1215050
81
1215050
82
1215050
83
1215050
84
1215050
85
1215050
86
1215050
87
1215050
Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong
1215040014
Sihite I
1231
61.791
1215040015
Huta Bagasan
1848
63.639
1215040016
Matiti II
1574
65.213
1215040017
Matiti I
1885
67.098
1215040018
Huta Gurgur
1663
68.761
1215040019
Sampean
376
69.137
1215040020
Silaga Laga
904
70.041
1215040021
Sirisirisi
1859
71.90
1215040022
Bonani Onan
1996
73.896
1215040023
Sileang
1442
75.338
1215040024
Sosor Gonting
1644
76.982
1215040025
Hutaraja
1745
78.727
1215040026
Parik Sinomba
792
79.519
1215040027
Simangaronsang
1654
81.173
1215050001
Hutasoit I
1363
82.536
1215050002
Lobutua
768
83.304
1215050003
Pargaulan
1363
84.94
1215050004
Naga Saribu I
1760
86.7
1215050005
Naga Saribu II
1160
87.86
1215050012
Siharjulu
1555
89.415
1215050013
Sibuntuon Parpea
2400
91.815
1215050015
Sibuntuon Partur
1161
92.976
1215050016
Sitolu Bahal
1473
94.449
1215050017
Tapian Nauli
2064
96.513
1215050018
Siponjot
1904
98.417
1215050019
Dolok Margu
1485
99.902
1215050020
Sitio II
1059
100.961
1215050021
Hutasoit II
1118
102.079
1215050022
Bonan Dolok
570
102.649
1215050023
Sigompul
1103
103.752
1215050024
Nagasaribu IV
851
104.603
1215050025
Nagasaribu V
923
105.526
1215050026
Nagasaribu III
1355
106.881
13
61.942
11
67.664
12
73.386
13
79.108
14
84.83
15
90.552
16
96.274
17
101.966
18
Nihuta 88
1215050
89
1215050
90
1215050
91
1215060
Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta Kecamatan Paranginan
92
1215060
93
1215060
94
1215050027
Sigumpar
1273
108.154
1215050028
Parulohan
1535
109.689
1215050028
Habeahan
550
110.239
121506001
Lumban Sialaman
571
110.81
Kecamatan Paranginan
121506002
Paranginan Selatan
1250
112.06
Kecamatan Paranginan
121506003
Lumban Barat
1687
113.747
1215060
Kecamatan Paranginan
121506004
Lobu Tolong
1296
115.043
95
1215060
Kecamatan Paranginan
121506005
Sihonongan
1762
116.805
96
1215060
Kecamatan Paranginan
121506006
Paranginan Utara
1301
118.106
97
1215060
Kecamatan Paranginan
121506007
Pearung
917
119.023
98
1215060
Kecamatan Paranginan
121506008
Siborutorup
1441
120.464
99
1215060
Kecamatan Paranginan
121506009
339
120.803
100
1215060
Kecamatan Paranginan
121506010
759
121.562
101
1215060
Kecamatan Paranginan
121506011
Lumban Sianturi Lobutolong Habinsaran Pearung Silali
1164
122.726
102
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507001
Tipang
2160
124.886
103
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507002
683
125.571
104
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507003
475
126.046
105
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507004
Marbun Toruan Siunong Unong Julu Simamora
720
126.766
106
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507005
Sinambela
1044
127.81
107
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507006
Simangulampe
563
128.373
1177
129.55
108
1215060
Kecamatan Bakti Raja
121507007
Marbun Tonga Marbun Dolok
109
1215080
Kecamatan Pollung
121508001
Aek Nauli II
1248
130.798
110
1215080
Kecamatan Pollung
121508003
Aek Nauli I
1183
131.981
111
1215080
Kecamatan Pollung
121508004
Pandumaan
1216
133.197
112
1215080
Kecamatan Pollung
121508005
Sipitu Huta
1967
135.164
113
1215080
Kecamatan Pollung
121508006
Parsingguran II
1875
137.039
114
1215080
Kecamatan Pollung
121508007
Pollung
1460
138.499
115
1215080
Kecamatan Pollung
121508008
Parsingguran I
924
139.423
116
1215080
Kecamatan Pollung
121508009
Ria Ria
1893
141.316
117
1215080
Kecamatan Pollung
121508010
Huta Paung
1414
142.73
118
1215080
Kecamatan Pollung
121508011
Pansur Batu
1082
143.812
119
1215080
Kecamatan Pollung
121508012
Huta Julu
1882
145.694
120
1215080
Kecamatan Pollung
121508013
Pardomuan
443
146.137
121
1215080
Kecamatan Pollung
121508014
1082
147.165
122
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509006
637
147.802
123
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509007
Hutapaung Utara Pusuk II Simaninggir Pusuk I
1276
149.078
124
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509008
1552
150.63
125
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509009
2391
153.021
126
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509010
2076
155.097
127
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509011
963
156.06
128
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509012
Baringin Sihotang Hasugian Tonga Sionom Hudon Selatan Sihotang Hasugian Dolok I Sionom Hudon
976
157.036
14
107.718
19
113.44
20
119.162
21
124.884
22
130.606
23
136.328
24
142.05
25
147.772
26
153.494
27
Timur I 129
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509013
130
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509014
131
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509015
132
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509016
133
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509017
Sionom Hudon Utara Sionom Hudon Julu Sionom Hudon Tonga Sionom Hudon Toruan Sionom Hudon VII
134
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509018
Simataniari
135
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509019
136
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509020
137
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509021
138
1215090
Kecamatan Parlilitan
121509022
139
1215100
Kecamatan Tara Bintang
140
1215100
141 142
634
157.67
1200
158.87
924
159.794
779
160.573
520
161.093
377
161.47
590
162.06
940
163
523
163.523
958
164.481
121510001
Sihotang Hasugian Habinsaran Sihotang Hasugian Dolok II Sionom Hudon Timur II Sionom Hudon Sibulbulon Sitanduk
1966
166.447
Kecamatan Tara Bintang
121510002
Tara Bintang
1697
168.144
1215100
Kecamatan Tara Bintang
121510003
Sibongkare
864
169.008
1215100
Kecamatan Tara Bintang
121510004
Sihombu
1270
170.278
876
171.154
496
171.65
143
1215100
Kecamatan Tara Bintang
121510005
Sihotang Hasugian Toruan
144
1215100
Kecamatan Tara Bintang
121510006
Simbara
171717 2.Tahap II: Memilih Sampel Rumah Tangga dalam Klaster
a. Memilih sampel rumah tangga dalam klaster. Setelah klaster terpilih, selanjutnya adalah memilih sampel rumah tangga 3 sebagai responden sebanyak rumah tangga yang diperlukan untuk setiap klaster, dengan model lingkaran obat nyamuk, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Di klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik klaster 4 yang biasanya merupakan sarana umum, seperti: kantor kelurahan/ dusun/ RW, pasar, sekolah/ madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura), Posyandu, balai pengobatan, Puskesmas. 2) Di setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat klaster. Untuk desa/kelurahan yang mempunyai 2 titik kluster, pilih titik kluster yang jaraknya berjauhan 3) Di pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak. Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola obat nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tengah lingkaran. Pola obat nyamuk memiliki lingkaran dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua, ketiga dan seterusnya. Mulailah bergerak mengikuti lingkaran dalam, kemudian ke lingkaran berikutnya. Hal ini penting agar rumah tangga sampel menyebar di sekitar pusat klaster. 3Sampel 4
rumah tangga adalah rumah tangga yang mempunyai anak balita, sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk tiap klaster. Titik klaster didesa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor desa/kelurahan, dan titik klaster di kelurahan (kota) adalah kantor atau rumah ketua RW
15
159.216
28
164.938
29
170.66
30
4) Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta rumah-rumah yang dilalui dan mengunjungi rumah pertama untuk memeriksa apakah rumah tangga tersebut memiliki Balita. Bila rumah tangga tersebut memiliki Balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi nomor 1. Selanjutnya periksa rumah tangga berikutnya dan seterusnya sampai diperoleh sejumlah n rumah tangga sampel yang memiliki Balita yang diperlukan disetiap klaster, dan beri nomor urut 2, 3, 4, ......, n. 5) Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah yang telah diberi nomor 1 sampai n didatangi untuk dilakukan wawancara, serta pengukuran/ penimbangan terhadap seluruh anggota rumah tangga. Lihat contoh gambar pemetaan berikut:
Gambar 1 Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan Lingkaran Obat Nyamuk D. Instrumen dan Peralatan 1. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari kuesioner yang akan diisi oleh petugas pengumpul data di lapangan (enumerator). Variabel yang dikumpulkan adalah: 1) Tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin responden 2) Variabel antropometri; BB, TB, PB, LILA. 3) Konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri 4) PMT anak usia 6-59 bulan 5) PMT ibu hamil KEK dan Balita kurus 6) Frekuensi penimbangan Balita 7) Riwayat balita dirawat 8) Konsumsi kapsul vitamin A bagi bayi, anak Balita, dan ibu nifas 9) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 10) Pemberian ASI eksklusif 11) Konsumsi garam beriodium di rumah tangga 12) Konsumsi gizi balita; 2. Instrumen Pemantauan Konsumsi Gizi 1) Kuesioner rumah tangga, individu dan konsumsi balita. 2) Timbangan bahan makanan 3) Buku foto makanan 3. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk PSG antara lain: 1) Timbangan berat badan digital dengan ketelitian 0,1 kg 2) Alat ukur panjang badan dengan ketelitian 0,1 cm
16
3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Alat ukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm Pita LiLA Entry data dan analisis menggunakan Software Sisfogizi Terpadu Daftar jumlah penduduk menurut desa/ kelurahan Kuesioner Alat Tes Cepat Garam Beriodium (larutan uji garam beriodium) Komputer (tidak disediakan)
E. Merekrut dan Melatih Petugas 1. Perekrutan petugas pengumpul data dilakukan oleh Tim PSG Provinsi, yang terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Poltekkes/Perguruan Tinggi. 2. Banyaknya tim yang direkrut sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain: letak geografis, luas wilayah dan faktor-faktor lainnya. Setiap tim sebaiknya beranggotakan minimal 3 orang (2 enumerator dan 1 supervisor) dan setiap tim diharapkan dapat mengumpulkan data pada 10 klaster. 3. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengumpul Data, diutamakan dari lulusan pendidikan gizi atau mahasiswa yang telah mendapatkan kuliah Penilaian Status Gizi dan Survei Konsumsi Pangan dari Poltekkes/ Perguruan Tinggi jurusan gizi. 4. Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut akan dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengumpulan data. Materi pelatihan yang perlu diberikan tentang teknik sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara, metode recall konsumsi dan entry data menggunakan aplikasi (software) Sisfogizi Terpadu khusus PSG yang dikembangkan Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel 3. Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih No 1 2 3 4 5 6 7
Materi Pelatihan Cara menentukan klaster sampling di tingkat kabupaten untuk menentukan desa terpilih Cara menentukan rumah tangga terpilih dari setiap desa terpilih Pengukuran Antropometri Manajemen data: Mengoperasikan aplikasi entry data, editing, coding, cleaning PSG Teknik Wawancara Metode recall konsumsi 1x24 jam Entry data dengan aplikasi
Penanggungjawab Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi Koordinator PSG Provinsi
Keterangan: • Untuk TOT yang akan dilatih adalah koordinator/penanggungjawab PSG Provinsi dengan pelatih tim Teknis Pusat. • Training Center yang akan dilatih adalah petugas pengumpul data kabupaten/ kota dengan pelatih koordinator/penanggungjawab PSG Provinsi. • Koordinator/penanggungjawab PSG kabupaten/kota adalah penangungjawab program gizi kabupaten/ kota. Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di wilayahnya. F. Pelaksana 17
Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Provinsi yang dikoordinasikan Dinas Kesehatan Provinsi; dengan pelaksana pengumpulan, pengolahan dan analisis data dari Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) yang terdiri dari perguruan tinggi jurusan gizi dan Poltekkes jurusan gizi, dibantu petugas kabupaten dan kota serta pelaksana gizi di Puskesmas atau dengan bantuan tenaga bidan atau kader setempat. G. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data Pada waktu pelaksanaan pengumpulan data dilakukan monitoring yang meliputi: 1. Pengecekan sampel klaster, titik pusat klaster dan pemilihan sampel rumah tangga. 2. Kelengkapan pengisian kuesioner. 3. Mengamati dan mengarahkan cara melakukan wawancara, pengukuran berat badan, panjang badan/ tinggi badan dan pengujian garam konsumsi dengan iodium test. 4. Melakukan reliabilitas hasil pengukuran. Pelaksanaannya dengan mengukur ulang secara acak Balita sampel di berbagai klaster yang berbeda. Pelaksana monitoring pengumpulan data adalah Tim Pusat (Direktorat Gizi Masyarakat, Badan Litbangkes), Tim Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi, Poltekkes/ AIPGI), Tim Kabupaten/ Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Puskesmas). H. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya Penetapan rencana kerja dan biaya dilakukan untuk mendapatkan gambaran jumlah tenaga, biaya dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pemantauan status gizi dan pemantauan konsumsi gizi. Biaya kegiatan pemantauan status gizi dan pemantauan konsumsi gizi dibebankan utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen biaya yang diperlukan antara lain: a. Tahap persiapan • Pengadaan logistik (instrument, alat PSG, Juknis dan Pedoman) • Dana kegiatan untuk rapat • Biaya Rekruitmen • Biaya pelatihan tenaga pengumpul data • ATK b. Pelaksanaan • Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul data dan supervisor • Bahan Kontak c. Manajemen data • Biaya pengiriman data dari kabupaten ke Provinsi • Honorarium manajemen data d. Penyusunan Laporan • Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan • Penggandaan laporan • ATK
e. Diseminasi hasil
18
• Biaya penyelenggaraan workshop • ATK penggandaan laporan f. Komponen pembiayaan dalam kegiatan PSG • ATK • Honor entry data • Perjalanan Dinas (transport dan lumpsum)
19
BAB IV TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Persiapan Dalam pelaksanaan PSG 2017, dilakukan persiapan sebagai berikut : 1. Pembuatan Kuesioner, 2. Penyusunan Pedoman 3. Aplikasi PSG 4. Rekrutmen Petugas B. Orientasi PSG 1. Orientasi tingkat pusat 2. Orientasi Tingkat Provinsi C. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data antropometri dan informasi terkait indicator kegiatan pembinaan gizi sebagai berikut : 1. Status Gizi (Data Antropometri) 2. Konsumsi Gizi 3. Indikator Kinerja D. Manajemen Data 1. Editing kuesioner 2. Entry Data Kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah dicek dan divalidasi pengisian dan kelengkapan data yang diperlukan, selanjutnya entry data dilakukan oleh Tim Provinsi dan wajib menggunakan aplikasi sisfogizi terpadu yang dipersiapkan untuk pelaksanaan PSG dan software NutriClin untuk data PKG. 3. Cleaning Data di Daerah Tahap ini merupakan cleaning tahap awal yang dilakukan terhadap data entry untuk mengidentifikasi adanya data ekstrim. Data ekstrim divalidasi ulang dengan melihat kembali kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah dicek dan divalidasi oleh Supervisor. 4. Cleaning Data di Pusat Sebelum pengolahan dan analisis data lebih lanjut, dilakukan cleaning data di pusat untuk melihat konsistensi data, missing data dan distribusi data serta membuat query hasil PSG pada aplikasi.
20
5. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi (software) PSG yang telah disiapkan. Analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau software lainnya, misalnya SPSS dan MS Excel. Hasil pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel silang, grafik, gambar dan narasi. E. Pembuatan Laporan Laporan hasil pelaksanaan PSG disusun oleh Tim Pusat dan masing – masing Provinsi. F. Diseminasi Diseminasi hasil PSG dilaksanakan setelah selesai cleaning data di pusat. Hasil PSG perlu di-diseminasikan kepada kepala daerah (Gubernur, Bupati/ Walikota) dan kepada pemangku kepentingan terkait baik di kabupaten/ kota, provinsi dan pusat. Diharapkan hasil PSG dapat dimanfaatkan untuk penentuan tindakan cepat (quick response), pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan perencanaan.
21
BAB V PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN STATUS GIZI A. Organisasi, Penanggung jawab dan Tugas Pelaksana dan penanggungjawab PSG secara berjenjang adalah: 1. Tim Pusat: a. Penanggungjawab : Direktur Gizi Masyarakat b. Ketua Pelaksana : Kasubdit Kewaspadaan Gizi c. Sekretaris : Kepala Sub Bagian Tata Usaha d. Pelaksana lapangan : 1. Kepala Seksi Surveilans 2. Kepala Seksi Ketahanan Gizi e. Tim Teknis Pemantauan Status Gizi: 1) Koordinator : Kasubdit Peningkatan Mutu dan Kecukupan Gizi 2) Anggota : Kepala Seksi Mutu Gizi (1) Kasi Masalah Gizi Makro (2) Kasi Konsumsi Gizi Umum (3) Staf Kewasadaan Gizi (4) Staf Bagian Tata Usaha f. Tim Teknis Pemantauan Konsumsi Gizi : 1) Koordinator : Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi 2) Anggota : Kasubdit Penanggulangan Masalah Gizi (1) Kasi Kecukupan Gizi (2) Kasi Masalah Gizi Mikro (3) Kasi Konsumsi Gizi Khusus (4) Staf Penanggulangan Masalah Gizi g. Tim Manajemen dan Analisis Data: 1) Badan Litbangkes 2) Seluruh Poltekes Jurusan Gizi 3) Direktorat Gizi Masyarakat h. Tim Supervisor Lapangan: 1) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan RI 3) Direktorat Gizi Masyarakat Tugas Tim Pusat: 1) Menyiapkan Petunjuk Teknis (Juknis) PSG, aplikasi entry data PSG dan pedoman pengoperasiannya, instrumen dan peralatan pendukung lainnya. 2) Sosialisasi Juknis PSG kepada Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi dan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi). 3) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinas Kesehatan Provinsi (Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi). 4) Membuat rencana kerja dan biaya.
22
5) Meningkatkan kapasitas pelaksana PSG di Provinsi melalui Bimbingan Teknis dan Pendampingan. 6) Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis, penyusunan laporan dan diseminasi hasil) di seluruh Indonesia. 2. Tim Provinsi/ Kabupaten/ Kota/Poltekkes/Puskesmas a. Penanggungjawab Provinsi: Pengelola program gizi provinsi Tugas: 1) Sosialisasi Juknis PSG kepada Pengelola Gizi Kabupaten/ Kota. 2) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Kabupaten/ Kota. 3) Membuat rencana kerja dan biaya. 4) Menyediakan instrumen dan peralatan pendukung. 5) Rekruitmen dan peningkatan kapasitas pelaksana PSG. 6) Melaksanakan pengumpulan data. 7) Melakukan supervise pengumpulan data. b. Penanggungjawab Kabupaten/ Kota: Pengelola program gizi kabupaten/ kota Tugas: 1) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Puskesmas. 2) Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG terutama dalam menetapkan klaster di kabupaten dan kota serta pengumpulan data pada klaster terpilih. c. Supervisor Syarat : 1) Pendidikan Minimal S1 Kesehatan 2) Berpengalaman sebagai enumerator atau supervisor 3) Bersedia dilapangan selama pengumpulan data Tugas: 1) Menyusun rencana supervisi. 2) Mendampingi Enumerator selama pengumpulan data di lapangan 3) Editing Kuesioner (entry koding kuesioner) 4) Cleaning Data di daerah 5) Melakukan bimbingan terhadap tim pengumpul data. 6) Menyelesaikan masalah secara teknis terkait pengambilan dan entry data. d. Puskesmas Tugas: 1) Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Pustu/ Polindes/ Poskesdes terutama dalam menentukan pusat klaster di desa/ kelurahan/ RW. 2) Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG mulai dari menetapkan rumah tangga pada klaster terpilih dan pengumpulan data di rumah tangga. e. Tim pengumpul data (Enumerator): Syarat : 1) Pendidikan minimal D3 Kesehatan (Gizi) Tugas : 2) Mengumpulkan data 3) Entry data
23
B. Alur Pengorganisasian Pelaksanaan PSG Pusat Direktorat Bina Gizi Poltekkes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Balitbangkes
Provinsi Dinkes Provinsi Poltekkes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi
Koordinasi, sosialisasi, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (nasional)
Koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, entry data, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (kabupaten/kota)
Kabupaten/kota Dinkes Kabupaten/Kota
Kecamatan Puskesmas
Koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, monitoring, dan umpan balik
Pelaporan
Desa/Kelurahan (RW) Pustu/Polindes/Poskesdes
Umpan Balik
Gambar 2 Pelaporan Pemantauan Status Gizi dan Pemantauan Konsumsi Gizi Keterangan: 1. Tim Pusat (Direktorat Gizi Masyarakat, Poltekkes Kemenkes/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Balitbangkes) melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (nasional). 2. Tim Provinsi (Poltekkes Kemenkes/ Perguruan Tinggi Jurusan Gizi) melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, entry data, monitoring, umpan balik, pengolahan dan analisis data, penyusunan laporan dan diseminasi (kabupaten/ kota). 3. Tim Kabupaten/ Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota) melaksanakan kegiatan koordinasi, sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data, monitoring dan umpan balik. 4. Petugas Gizi Puskesmas (dibantu petugas kesehatan di Pustu/ Polindes/ Poskesdes) membantu Tim Provinsi dan Dinas KesehatanKabupaten/ Kota menentukan sampel rumah tangga dan pelaksanaan pengumpulan data.
24
BAB VII PENUTUP Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) ini dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas pengelola kegiatan gizi masyarakat khususnya pengelola kegiatan surveilans gizi. Kegiatan PSG merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi untuk memperoleh informasi gambaran status gizi dan informasi pencapaian sasaran dan target kegiatan gizi masyarakat. Tersedianya informasi tersebut akan mendukung manajemen kegiatan gizi masyarakat untuk pengambilan keputusan dan tindakan, penentuan kebijakan dan penyusunan rencana kegiatan gizi masyarakat di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan. Dengan adanya Pedoman Teknis ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam menyelenggarakan PSG, sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak akan tersedianya informasi status gizi dan pencapaian sasaran dan target kegiatan pembinaan gizi masyarakat di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.
25
Lampiran 1 Tabel Acak 27767 13025 80217 10875 54127
43584 14338 36292 62004 57326 10967
85301 54066 98525 90391 26629
88977 15243 24335 61105
29490 47724 24432 57411 24472
69714 66724 24896 06368 88779
94015 66733 61880 11748 17944
64874 74108 87873 12102 05600
322444 88222 95160 80580 60478
48277 88570 59221 41867 03343
60311 49739 78626 66692 44071
42824 71484 51594 13986 28091
37301 92003 16453 99837 07362
42678 98086 94614 00582 97703
45990 76668 39014 81232 76447
43242 73209 97066 44987 42537
66067 54244 30945 69170 08345
42792 91030 57589 37403 88975
95043 45547 31732 86995 35741
52680 70818 57260 90307 85771
59820 25704 22304 17710 25852
96163 91035 90314 59621 58905
78851 26313 78438 15292 55018
16499 77463 66276 76193 56374
87064 55387 18396 59526 35824
13057 72681 73538 52113 71708
73035 47431 43277 53856 30540
41207 43905 58874 30743 27886
74699 31048 11466 08670 61732
09301 56699 16082 84722 75454
46780 59849 47670 94304 08105
54187 96169 07654 71803 59987
75211 87195 30342 73465 21437
10271 46092 40277 09819 36786
36633 26787 11049 58869 49226
68424 60939 72049 35220 77837
17374 59202 83012 09504 96524
52003 11973 09832 96412 97831
70707 02902 25571 90193 65704
70214 33250 77628 79568 09514
64281 66847 72461 21032 95362
61826 70495 33230 91050 67011
18555 32350 21529 13058 06651
64937 02385 53424 16218 16136
64654 01755 72877 06554 57216
25843 14750 17334 07850 39618
41145 48968 39283 73950 49856
42820 38603 04149 79552 99326
14294 70312 90850 24781 40902
39650 05682 64618 89683 05069
49712 58275 89514 15472 12120
97380 61764 11788 50669 86124
10404 97586 68224 48139 51247
55452 54716 23417 36732 44302
09971 61459 46376 26825 87112
59481 21647 25366 05511 21476
37006 87417 94746 12459 14713
22186 17198 49580 91314 71181
72682 21443 01176 80582 13177
07385 41808 28838 71944 55292
95294 66986 80620 55411 95083
00556 34099 51790 85667 06783
70481 74474 11436 77535 28102
06905 20740 38072 99892 57816
21785 47458 40405 71209 85561
41101 64809 68032 92061 29671
49386 06312 60942 92329 77936
54480 88940 00307 98932 63574
23604 15995 11897 78184 31384
23554 69321 92674 36347 51924
90726 58984 36421 92638 21036
57166 83620 16489 40333 82608
98884 89747 18059 67054 77501
08583 98882 51061 16067 97427
95889 92613 57667 24700 76479
57067 89719 60631 71594 68562
38101 39641 84054 47458 43321
77756 69457 40455 03577 31370
11657 91339 99396 57649 28977
13897 22502 63680 63266 23896
26
13173 86716 92581 12470 01016
33365 38746 02262 53500 00857
41468 94559 4615 50273 40396
85149 37559 70360 93113 80504
49554 49678 64114 41794 90670
17994 53119 58660 86861 08289
91178 98189 96717 39448 58137
10174 81851 54244 93136 17820
29420 29651 10701 25722 22751
90438 84215 41393 08564 36518
34030 50259 73959 46874 60883
60726 46345 76145 37088 52109
25807 06170 60808 80940 19516
24260 97965 54444 44893 90120
71529 88302 74412 10408 46759
78920 98041 81105 36222 71643
47648 11947 69181 14004 62342
13885 56203 96845 23153 07589
70669 19324 38525 69249 08899
93406 20504 11600 05747 05985
.
27
Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga
28
29
30
31
32
Lampiran 3 Kuesioner Rumah Individu
33
34
35
36
37
38
39
40
Lampiran 4
Kuesioner Konsumsi Gizi Balita
41
42
Lampiran 5. Panduan Kerja Menimbang dan Mengukur A. Menimbang Menggunakan Timbangan Digital Untuk Anak Dan Dewasa • • • •
Alat timbang diletakkan di tempat yang keras dan rata Nyalakan timbangan sampai tampilan jendela baca tampak angka 0.0. Timbangan sudah siap digunakan. Lepaskan alas kaki lalu berdiri diatas alat timbangan. Pastikan kaki atau pakaian tidak menutupi jendela baca Angka penimbangan akan berubah-ubah sampai pada hasil yang tetap. Kemudian catat dalam Kilogram (kg) dengan tingkat ketelitian 0.1 Kg.
➢ Menimbang Anak dan Ibunya • • • •
• •
Nyalakan timbangan sampai tampilan jendela baca tampak angka 0.0. Timbangan sudah siap digunakan. Timbang ibu terlebih dahulu. Anak digendong orang lain. Catat hasil penimbangan berat badan ibu. Kemudian ibu turun dari alat penimbangan. Berikan anak kepada ibunya. Untuk Bayi harus ditimbang dalam keadaan telanjang dan anak-anak yang lebih tua harus ditimbang dengan pakaian seminimal mungkin. Jika menanggalkan pakaian bayi tidak dapat diterima oleh masyarakat, lepaskan pakaian yang dipakai sebanyak mungkin. Timbang ibu kembali sambil menggendong anak. Pada jendela baca akan terlihat hasil penimbangan berat badan anak dan ibunya. Catat hasil penimbangan. Berat badan anak adalah hasil pengurangan berat badan ibu dan anak dengan berat badan ibu.
B. Menimbang Berat Badan Bayi dengan Timbangan Bayi Digital (Baby Scale) • •
Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar Nyalakan timbangan sampai jendela baca menunjukkan angka nol.
43
• •
Letakkan bayi diatas timbangan Baca angka pada jendela baca. Hasil penimbangan dalam satuan Gram (gr). catat berat badan bayi dalam gr kemudian konversi kedalam Kg saat entry data
Digunakan untuk Berat: Min: 5 g Mak: 20 kg
•
Perhatikan hal-hal berikut: - Lakukan penimbangan anak setelah wawancara. - Timbang anak satu per satu, untuk menghindari kesalahan dalam mencatat hasil pengukuran - Pada saat menimbang, jagalah anak tersebut agar tetap tenang. - Catatlah hasil pengukuran dengan menggunakan pensil sehingga jika terjadi kesalahan dapat segera dikoreksi. [Disarikan dari Buku Panduan Pemulihan Yang Berkesinambungan Bagi Anak Malnutrisi. Jakarta: Core-USAID, 2004)
C. Mengukur Panjang Badan Anak Mengukur panjang/tinggi badan anak tergantung pada umur dan kemampuan anak untuk berdiri. • Jika anak usia kurang dari 2 tahun, ukur panjang badan anak dengan berbaring telentang menggunakan papan ukur panjang badan yang harus ditempatkan di atas permukaan yang rata, misalnya di meja. Jika anak tidak mau diukur terlentang maka dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berdiri (mikrotois) • Jika anak berusia 2 tahun atau lebih, ukur dalam keadaan berdiri kecuali jika anak tidak mampu untuk berdiri ukur dengan cara telentang. Untuk pengukuran tinggi badan, gunakan papan dalam posisi pada sudut 90 derajat tegak lurus terhadap lantai dan sejajar dengan dinding atau tiang. • Untuk mengukur panjang badan/tinggi badan anak harus lepaskan sepatu, kaos kaki pita, dan asesoris rambut jika akan mengganggu pengukuran panjang/tinggi badan. • Catat hasil dan cara pengukuran pada kuesioner
Alat ukur panjang badan Panjang maksimal 150 cm
. •
Baringkan anak secara telentang sampai punggung 44
• • • • • •
menempel pada alas dan kepala anak paling atas menempel pada bagian papan kepala. Posisikan kepala sehingga satu garis vertikal antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi tegak lurus dengan papan (Mata anak harus melihat lurus/langsung ke atas.) Punggung harus menempel papan, dan tulang belakang tidak melengkung. Tekan lutut anak dengan satu tangan dan geser papan kaki dengan tangan yang satunya. Jika anak benar-benar sulit diukur dengan kedua kakinya, ukur dengan satu kaki pada posisi yang sama dengan menggunakan dua kaki. Sementara memegang/menahan lutut, tarik papan geser ke arah kaki anak. Telapak kaki harus rata menyentuh papan geser, jari-jari kaki mengarah ke atas. Baca hasil pengukuran dan catat panjangnya dalam cm sampai 0,1 cm.
D. Mengukur Tinggi Badan Anak dan Dewasa • Mengukur tinggi badan dalam posisi berdiri menggunakan mikrotois. Panjang mikrotois sampai 2 meter. • Pasang pada dinding datar dan lurus. • Tarik mikrotois sampai garis merah menunjukkan posisi nol, kemudian bagian atas direkatkan di dinding dengan isolatif/perekat/paku pada dua tempat agar tidak lepas/stabil.
Garis merah mikrotois menunjukkan posisi “NOL”
• •
Sebelum pengukuran pastikan kembali garis merah tepat pada posisi nol Pastikan bahwa lantai tempat berdiri datar dan keras. Lepaskan sepatu, kaos kaki dan asesoris rambut sebelum melakukan
45
• • • • • •
pengukuran. Untuk anak bantu posisi untuk berdiri tepat membelakangi alat ukur. Bagian belakang kepala, punggung, pantat, betis, dan tumit harus semua menempel pada dinding. Untuk anak yang gemuk atau orang dewasa minimal ada tiga titik yang menempel pada dinding yaitu punggung, pantat, dan betis. Posisikan kepala sehingga menjadi satu garis horizontal antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi tegak lurus dengan dinding. Untuk menjaga kepala tetap pada posisi ini, pegang dagu. Pertahankan posisi, gunakan tangan yang lain untuk menarik kebawah papan siku sampai menyentuh puncak kepala. Sejajarkan mata pengukur dengan pita pengukur. Baca hasil pengukuran dan catat tinggi badan dalam cm sampai ketelitian 0,1 cm. Saat mengukur anak, dapat meminta ibunya untuk memberikan perhatian pada anak, menenangkan anak jika dibutuhkan, dan membantu pengukur jika anak pindah dari posisi yang benar.
E. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) • Sasaran pengukuran LiLA adalah Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-45 tahun dan ibu hamil. • Alat: pita LiLA sepanjang 36 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Contoh Pita LiLa
• • • •
Berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun serta otot lengan tidak tegang. Singsingkan lengan baju keatas sampai pangkal bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup. Jika seorang lebih banyak beraktivitas dengan tangan kanan maka yang diukur lengan kiri, dan sebaliknya. Namun jika lengan kiri lumpuh maka yang diukur adalah lengan kanan dan beri keterangan pada kolom catatan pengumpul data. Tentukan posisi pangkal bahu. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut.
46
• • • • • • •
-
Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan pita LiLA (Lihat Gambar), dan beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada responden). Perhatikan titik nolnya. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku). Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (ke arah angka yang lebih besar). Catat hasil pengukuran. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.
Catatan: Sebelum melakukan penimbangan dan pengukuran semua alat di kalibrasi terlebih dahulu. Siapkan baterai cadangan untuk timbangan digital
47
Lampiran 6. Teknis Wawancara Pemantauan Status Gizi A. Pengertian Wawancara (interview) adalah salah satu bentuk untuk mendapatkan informasi/data yang dibutuhkan dari responden, yang dilakukan oleh pewawancara dengan tatap muka. B. Petugas wawancara ▪ Pewawancara (interviewer): Orang yang mewawancarai, yang menentukan arah pertanyaan yang diajukan. ▪ Terwawancara (interviewee):Orang yang diwawancarai. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wawancara 1. Faktor Pewawancara a. Ketrampilan wawancara ▪ Menjelaskan dulu maksud dan tujuan ▪ Memahami teknik interview yang baik ▪ Menguasai kuesioner, mengacu BukuPedoman ▪ Probing untuk menggali informasi yang benar, bersikap netral ▪ Mencatat jawaban dengan teliti, lengkap, jelas ▪ Memposisikan diri (yang memerlukan data kita) ▪ Penampilan sederhana, rapi ▪ Sikap sopan, santun, rendah hati ▪ Mampu sebagai pendengar, sebagai komunikator yang baik b. Rasa aman ▪ Telah melapor pada yang berwenang (Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pamong, dll) ▪ Mempunyai surat ijin dan tugas yanglengkap ▪ Terjamin keamanan selama bertugas ▪ Ijin melakukan wawancara (informed consent) 2. Faktor Responden a. Karakteristik sosial ▪ Umur, jenis kelamin ▪ Karakteristik demografi lain (kawin, dll) ▪ Ekonomi, pekerjaan ▪ Pendidikan ▪ Adanya “jarak sosial” b. Kemampuan menangkap pertanyaan ▪ Kesulitan umum dalam komunikasi ▪ Kesulitan bahasa teknis kesehatan ▪ Kemampuan fisik dan mental (sakit, cacat indera, dll) ▪ Penggunaan Penerjemah c. Kemampuan menjawab pertanyaan ▪ Kemampuan mengolah pertanyaan ▪ Kemauan untuk menjawab pertanyaan ▪ Keamanan untuk menjawab yang benar ▪ Kerahasiaan responden 3. Situasi Wawancara
48
a. Waktu ▪ Waktu yang tepat untuk wawancara ▪ Lama wawancara ▪ Wawancara diulang karena tidak selesai b. Tempat ▪ Tempat yg tepat untuk wawancara ▪ Dari pintu ke pintu c. Kehadiran orang ketiga ▪ Tanpa kehadiran orang “ketiga” ▪ Diupayakan jawaban dari responden,bukan dari lainnya ▪ Sikap masyarakat ▪ Menghormati norma sosial setempat ▪ Menjaga harapan dan kepercayaan masyarakat ▪ Pemecahan masalah yang timbul di lapangan secepatnya 4. Faktor Isi Kuesioner a. Pertanyaan peka ▪ Pertanyaan dibuat sesuai dengan teknik pembuatan kuesioner yang baik ▪ Hati-hati dengan pertanyaan “peka” (rahasia pribadi, kesehatan, sakit, kematian, SARA, dll) b. Sukar ditanyakan ▪ Gunakan padanan kata/istilah setempat ▪ Kesulitan karena referensi waktu, dsb D. Langkah-langkah Wawancara 1. Persiapan sebelum wawancara: a. Persiapkan bahan untuk wawancara b. Baca dengan seksama lokasi klaster c. Perhatikan baik-baik rumah tangga pada klaster yang akan diwawancarai 2. Persiapan kunjungan lapangan a. Melapor ke Kepala Dinas Kesehatan setempat b. Menghubungi Puskesmas terdekat c. Menghubungi Puskesmas, Mantri Statistik atau untuk mendapat petunjuk tentang pusat klaster terpilih, bila diperlukan d. Melapor ke pamong setempat 3. Prosedur wawancara: a. Opening Interview ▪ Membangun rapport (senyum, rasa humor yangtinggi) ▪ Mengucapkan pujian tentang rumah/halaman atau anak) dengan responden ▪ Memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan wawancara ▪ Meminta izin penggunaan alat rekam ▪ Memberikan kisi-kisi pertanyaan b. Real Interview: melaksanakan wawancara dengan berpedoman padainterview guide c. Closing Interview Setelah wawancara selesai, jangan lupa sampaikan “Terima Kasih” pada responden d. Cara melakukan Probing ▪ “Pak/Bu saya ulangi pertanyaannya ya……” ▪ ”Mohon diulangi jawaban Bapak/Ibu?” ▪ ”Dapatkah Bapak/Ibu mengulang jawaban sekali lagi” ▪ ”Mohon jelaskan maksud Bapak/ ibu”
49
▪ ”Apa yang Bapak/ibu maksud?” e. Pengendalian mutu hasilwawancara: ▪ Kekompakan Tim ▪ Cek-ricek kelengkapan dan konsistensi jawaban ▪ Pemecahan masalah yang timbul di lapangan secepatnya ▪ Data harus sahih karena: - Pencapaian indikator MDGs - Dukungan pada Sistem Informasi Kesehatan tingkat Nasional, Provinsi - Bukti untuk memantau pencapaian tujuan Sistem Kesehatan Nasional - Bahan untuk perencanaan, monitoring, evaluasi program gizi dalam rangka kebijakan dan strategi pembinaan gizi kedepan f. Menghindari pendapat orang lain saat wawancara ▪ Hindari adanya orang ketiga di dalam ruangan ▪ Ruangan lebih tenang, lebih tersendiri dan lebih menyenangkan ▪ Jika ada orang ketiga ingin memberikan pendapat, tolak dengan sopan tapi tegas ▪ Sarankan mereka mengemukakan pendapat belakangan ▪ Pusatkan perhatian pada responden anda ▪ Usahakan untuk duduk berhadapan dengan responden ▪ Ciptakan suasana santai (tidak tegang) Jika responden menjawab tidak tahu: ▪ Responden tidak begitu mengerti pertanyaan ▪ Responden sedang berfikir, tetapi merasa kurang enak kalau membiarkan pewawancara menunggu lama ▪ Responden ragu-ragu untuk mengeluarkan pendapatnya
50