$
BUKU$Seri$C,$Edisi$Pertama$
PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT, KUALIFIKASI PENDIDIKAN, DAN TATA KERJA TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong – Bogor Telp. : 021-8752062, 8752063 Fax. 021-8752064 Website: http://www.bakosurtanal.go.id
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/272.A-KA/XI/2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL, Menimbang
Mengingat
:
:
a.
bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Surveyor Pemetaan harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan.
b.
bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan perlu menetapkan Peraturan Kepala BAKOSURTANAL tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan Pemetaan.
1.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
i
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4016); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4017); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019; 8. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005; 9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya; ii
11. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 0T.02/60KA/VII/2003 Nomor: 26 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya; 12. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/01KA/I/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT. 01.01/03-KA/I/2002; 13. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/02KA/IV/2001 tentang Balai Penelitian Geomatika; 14. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/03KA/IV/2001 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan;
MEMUTUSKAN Menetapkan
: PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN
KESATU
: Memberlakukan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan Pemetaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan.
KEDUA
: a. Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional surveyor pemetaan diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina.
iii
: b. Instansi lain yang membawahi jabatan fungsional Surveyor Pemetaan dapat melaksanakan pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan setelah mendapatkan persetujuan dari Instansi Pembina dengan berpedoman kepada Peraturan ini. KETIGA
: Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Cibinong Tanggal : 13 November 2006 Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional ttd. Rudolf W. Matindas NIP 370 000 145
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1 A. B. 1. 2. 3. C. 1. 2. 3.
Latar Belakang.....................................................................1 Tujuan dan Sasaran.............................................................2 Tujuan................................................................................2 Sasaran...............................................................................3 Tingkatan…………………………………………………………………………3 Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan...............3 Kompetensi Tingkat Terampil................................................3 Kompetensi Tingkat Ahli.......................................................4 Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar...........................6
BAB II KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN ........................................................................7 A. 1. 2. B.
KOMPOSISI MATA DIKLAT....................................................7 Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil.................................11 Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli........................................11 RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN....................12
BAB III TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN........13 A. B. C. D.
Tenaga Pengajar.................................................................13 Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar.............................13 Tata Tertib Tenaga Pengajar................................................14 Waktu Pelaksanaan.............................................................15
BAB IV METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN.......................................16 A. 1. 2. B.
Penerapan Metodologi Andragogi..........................................16 Metode Ceramah Interaktif (MCI)..........................................17 Simulasi dan Role Playing.....................................................17 Sarana Diklat.......................................................................18
BAB V PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN..20 A. 1. 2. B. 1. 2. C.
Hakekat Perencanaan Diklat..................................................20 Perencanaan Program Diklat..................................................20 Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan......21 Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan..21 Penetapan Langkah-langkah Pembinaan..................................22 Penetapan Prosedur Pelaporan................................................23 Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan........24 i
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI........................................................25 A. 1. 2. 3. 4. B. C. E.
Penilaian Terhadap Peserta.....................................................25 Aspek Sikap/Affective.............................................................26 Penguasaan Materi melalui Uji Kompetensi...............................27 Evaluasi Kelulusan..................................................................28 Kualifikasi Kelulusan...............................................................28 Evaluasi Pengajar...................................................................29 Evaluasi Penyelenggara..........................................................30 Evaluasi Terhadap Kurikulum..................................................30
BAB VII SERTIFIKASI................................................................................32 A. Sertifikasi Pengajar..................................................................32 B. Sertifikasi Peserta....................................................................32 BAB VIII PENUTUP....................................................................................34 Lampiran-1: FORMULIR-FORMULIR ISIAN:......................................35 Lampiran-2: GBPP TINGKAT TERAMPIL:..........................................41 Lampiran-2.1: Matematika Dasar....................................................42 Lampiran-2.2: Pengetahuan Survei dan Instrumentasi......................44 Lampiran-2.3: Pengetahuan Umum Peta..........................................46 Lampiran-2.4: Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer...................48 Lampiran-2.5: Pengantar Sistem Informasi Geografi.........................50 Lampiran-2.6: Pengantar Penginderaan Jauh...................................52 Lampiran-2.7: Pengetahuan Teknologi Informasi.............................54 Lampiran-2.8a: Peta Tematik (Peta Tanah).....................................56 Lampiran-2.8b: Peta Tematik (Peta Kadaster).................................57 Lampiran-3: GBPP TINGKAT AHLI:................................................59 Lampiran-3.1: Pemetaan Dasar.....................................................60 Lampiran-3.2: Penentuan Posisi....................................................62 Lampiran-3.3: Aplikasi Sistem Informasi Geografi...........................64 Lampiran-3.4: Aplikasi Penginderaan Jauh......................................66 Lampiran-3.5: Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu...................68 Lampiran-3.6: Aplikasi Pemetaan Tematik.......................................70 Lampiran-3.7: Rancangan Proyek Surta..........................................72 Lampiran-3.8: Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan.....................74 Lampiran-4: GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI:...........75 Lampiran-4.1: Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan..............76 Lampiran-4.2: Simulasi Penghitungan Angka Kredit..........................78 Lampiran-4.3: Citra Diri dan Etika Profesi.........................................80 Lampiran-4.4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)......................82 Lampiran-4.5: Ergonomi Dalam Budaya Kerja..................................84 Lampiran-4.6: Aspek Perlindungan Konsumen..................................86 Lampiran-4.7: Teknik Publikasi dan Presentasi Surta.........................87 ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor: OT.02/60/KA/VII/2003 dan Nomor 26 Tahun 2003 Pasal 23 yang menyebutkan bahwa untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam melaksanakan pembinaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, BAKOSURTANAL
sebagai
Instansi
Pembina
berkewajiban
untuk
menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan (untuk selanjutnya disingkat diklat) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Merujuk pada SKB tersebut di atas, maka setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah memenuhi ketentuan persyaratan administrasi untuk dapat diajukan sebagai calon pejabat fungsional Surveyor Pemetaan wajib mengikuti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan Surveyor Pemetaan secara profesional, BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina, bertugas untuk: 1. Memotivasi dan menjadi inisiator penyusunan kurikulum diklat fungsional, dan diklat teknis bagi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan. 2. Menyelenggarakan program diklat fungsional dan diklat teknis bagi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan. 1
3. Memformulasikan serta menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. 4. Mempersiapkan
serta
menyusun
formasi
Jabatan
Fungsional
Surveyor Pemetaan. 5. Menjadi inisiator dalam hal pengembangan sistem informasi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. 6. Mengupayakan dan memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan. B.
Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang diklat Jabatan PNS, diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan bertujuan untuk: a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan
tugas
secara
profesional
dengan
dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; b. Menciptakan aparatur yang mampu dan siap berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; c.
Memantapkan sikap dan menumbuhkan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan yang baik sesuai tata aturan yang berlaku, pengayoman terhadap masyarakat luas, dan pemberdayaan masyarakat;
d. Menciptakan kesamaan landasan dalam hal membangun visi dan dinamika pola pikir, serta mematuhi ketentuan kedinasan yang baku secara nasional dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
2
2. Sasaran Sasaran diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.
3. Tingkatan Diklat ini terbagi menjadi dua tingkat yakni untuk Tingkat Terampil dan Tingkat Ahli. Adapun waktu yang diperlukan untuk kedua tingkat pelatihan ini adalah: a. Tingkat Terampil 82 Jam Pelajaran (JPL), dan b. Tingkat Ahli 82 Jam Pelajaran (JPL). sedangkan 1 (satu) jam pelajaran sama dengan 45 (empat puluh lima) menit.
C.
Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai Pejabat Fungsional Surveyor
Pemetaan
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pelayanan publik, kompetensi jabatan yang perlu dimiliki oleh PNS pemangku jabatan adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi Tingkat Terampil a. Melakukan penyiapan fasilitas rencana operasional survei lapangan. b. Mengecek peralatan mekanis, optik, dan elektronik. 3
c.
Merawat peralatan mekanis, optik dan elektronik.
d. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi sederhana. e. Melakukan pengukuran sederhana. f.
Membuat gambar hasil pengamatan dan deskripsi sederhana.
g. Menghitung data survei secara sederhana. h. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan analog. i.
Menyiapkan perangkat pemetaan analog.
j.
Melakukan penggambaran hasil ukuran sederhana.
k.
Melakukan pengukuran detil/pembuatan lembar peta mekanis.
l.
Melakukan penggambaran sederhana.
m. Membuat mosaik citra “uncontrol“, dan atau semi kontrol. n. Menyiapkan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data. o. Menyiapkan fasilitas desain kerangka kontrol survei semi detil. p. Menyusun rencana operasional survei lapangan sederhana. q. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi semi detil. r.
Melakukan pengukuran semi detil.
s.
Melakukan perekaman data sederhana.
t.
Menghitung data survei secara semi detil.
u. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data. v.
Menyusun petunjuk pelaksanaan analisis dan evaluasi data.
w. Menyusun rencana operasional survei lapangan detil. x.
Menyajikan data hasil survei secara manual sederhana.
y.
Melakukan ploting detil.
z.
Memberikan pelayanan informasi pemetaan sederhana.
2. Kompetensi Tingkat Ahli a. Menyusun desain analisis dan evaluasi data. b. Menyusun petunjuk pelaksana desain kerangka kontrol survei.
4
c.
Menyusun
petunjuk
evaluasi
rencana
operasional
survei
lapangan. d. Menyusun pedoman pengecekan peralatan optis. e. Menyusun rencana survei jangka pendek. f.
Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen semi detil.
g. Melakukan pengamatan semi detil. h. Melakukan penafsiran data survei sederhana. i.
Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei sederhana.
j.
Melakukan
penyempurnaan
hasil
penafsiran
data
survei
sederhana. k.
Mengendalikan mutu data survei sederhana.
l.
Melakukan analisis dan evaluasi data hasil survei semi detil.
m. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media nasional dan internasional. n. Memberikan pelayanan informasi semi detil. o. Memberikan jasa konsultasi sederhana. p. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan detil. q. Menyajikan data hasil survei secara otomasi. r.
Menyusun
spesifikasi
teknis
dan
petunjuk
pelaksanaan
pemetaan. s.
Membuat desain peta skala menengah.
t.
Memilih dan menentukan kriteria data analog penunjang.
u. Memilih dan menentukan kriteria data digital penunjang. v.
Melakukan pengolahan dan analisis data digital.
w. Melakukan proses kartografi semi detil dan kartografi detil. x.
Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi semi detil.
y.
Melakukan supervisi semi detil dan detil.
z.
Memberikan jasa konsultasi semi detil dan atau detil.
5
3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar Kumpulan bahan ajar diklat yang sudah disiapkan, harus mampu menjawab tantangan mendatang, yaitu perkembangan teknologi informasi survei pemetaan, pembangunan berkelanjutan sumber daya manusia, otonomi daerah, perencanaan partisipatif (participative
planning),
sehingga
menghasilkan
tatanan
kepemerintahan yang baik (good governance). Sasaran yang hendak dicapai setiap mata ajar yaitu mata diklat, merupakan bagian integral dari sistem kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan ini difokuskan pada pemenuhan kompetensi surveyor pemetaan dan lingkup tanggung jawabnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka ditetapkan suatu kurikulum program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang terbagi dalam dua jenjang yaitu: a. Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil yang menitikberatkan pada aspek keterampilan untuk dapat bekerja secara baik sesuai kompetensi yang harus dimilikinya. b. Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli yang menitikberatkan pada keahlian dalam melaksanakan kegiatan survei pemetaan sesuai tingkat
ketelitian
informasi
yang
disyaratkan
termasuk
menganalisa, mensintesakan, serta memberikan solusi teknis kegiatan suvei dan pemetaan secara benar dan menghasilkan informasi
yang
dapat
dimanfaatkan
sektor
lain
yang
memerlukan.
6
BAB II KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN
A.
KOMPOSISI MATA DIKLAT Pada setiap tingkat, mata diklat yang disiapkan dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan dan Kelompok Wawasan Fungsional. Mata
diklat
Kelompok
Wawasan
Survei
dan
Pemetaan,
dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang teknologi survei dan pemetaan dan aplikasinya yang luas kepada seluruh peserta diklat. Materi ini dipandang perlu mengingat latar belakang peserta cukup beragam, sementara aktifitas yang dihadapi oleh profesi survei dan pemetaan di Indonesia juga beraneka ragam, mulai dari penanganan bencana alam hingga perencanaan tata ruang.
Di samping itu
perkembangan teknologi bidang survei dan pemetaan di dunia juga sangat pesat. Ini semua menjadikan kalangan profesi survei dan pemetaan dituntut memiliki wawasan yang luas serta termotivasi untuk senantiasa mengembangkan diri. Khusus untuk mata diklat ”Pemetaan Tematik” dalam Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan akan diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari instansi yang bersangkutan dan latar belakang disiplin ilmu dari mayoritas peserta. Sebagai pilihan mata diklat tematik dapat disampaikan misalnya tentang Peta Tanah, Peta Hutan, Peta Kadaster, Peta Geologi, Peta Geomorfologi, Peta Tata Ruang Wilayah, Peta Mitigasi Bencana Alam dan sebagainya.
7
Mata diklat kelompok wawasan fungsional, dimaksudkan agar setiap peserta diklat dapat memahami serta menguasai seluruh aspek penunjang profesinya, baik yang mencakup peraturan perundangundangan, motivasi diri maupun pengembangan profesi. Komposisi mata diklat dari kedua tingkat dimaksud terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.
8
Tabel 1: Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil Mata Diklat
Alokasi Waktu
Teori
Praktek
Kelompok Wawasan Surta 1. Matematika Dasar
4 JPL
4
2. Pengetahuan Survei dan Instrumentasi
8 JPL
4
4
3. Pengetahuan Umum Peta
6 JPL
2
4
4. Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer
6 JPL
2
4
5. Pengantar Sistem Informasi Geografi
6 JPL
2
4
6. Pengantar Penginderaan Jauh
6 JPL
2
4
7. Pengetahuan Teknologi Informasi
6 JPL
2
4
8. Pemetaan Tematik (Dalam hal ini : Peta Tanah dan Peta Kadaster)
4 JPL
2
2
Kelompok Wawasan Fungsional 1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
8 JLP
8
2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit
8 JPL
8
3. Citra Diri dan Etika Profesi
4 JPL
4
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4 JPL
4
5. Ergonomi dalam Budaya Kerja
4 JPL
4
6. Aspek dan Perlindungan Konsumen
4 JPL
4
7. Pengembangan Profesi
4 JPL
4
Jumlah Jam Pelajaran
82 JPL
82
Keterangan : 1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang dan instansi asal peserta) 2. JPL = Jam Pelajaran, 1 JPL = 45 menit
9
Tabel 2: Komposisi Mata Diklat untuk Tingkat Ahli Mata Diklat
Alokasi Waktu
Teori
Praktek
Pemetaan Dasar
6 JPL
4
2
Penentuan Posisi
4 JPL
Aplikasi Sistem Informasi Geografi
6 JPL
4
2
Aplikasi Penginderaan Jauh
6 JPL
4
2
Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu
8 JPL
4
4
Aplikasi Pemetaan Tematik (Tanah, Kehutanan, Kadaster, Kelautan, dsb)
8 JPL
4
4
Rancangan Proyek Surta : SIG
4 JPL
2
2
Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan
4 JPL
4
1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
8 JLP
8
2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit
8 JPL
8
3. Citra Diri dan Etika Profesi
4 JPL
4
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4 JPL
4
5. Ergonomi dalam Budaya Kerja
4 JPL
4
6. Aspek dan Perlindungan Konsumen
4 JPL
4
7. Pengembangan Profesi
4 JPL
4
Jumlah Jam Pelajaran
82 JPL
82
Kelompok Wawasan Surta
4
Kelompok Wawasan Fungsional
Keterangan: 1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang peserta dan daerah asal peserta) 2. JPL=Jam Pelajaran, 1 JPL=45 menit
10
1.
Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu Kelompok Wawasan Surta, meliputi 56 % dari total mata diklat, dengan komposisi sebagai berikut: a. Bidang pengetahuan terkait dengan teknik dasar survei dan pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 1). b. Studi Kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan. Kelompok Wawasan Fungsional, meliputi 44 % dari total mata diklat, yang terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 1).
Sistematika mata diklat tersebut di atas tidak menunjukkan urutan penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat. Diharapkan materi kurikulum yang dipersiapkan telah mencakup semua komponen diklat secara utuh dan memenuhi aspek kompetensi dalam diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yakni aspek cognitive, aspek skill dan aspek attitude pada Tingkat Terampil. 2.
Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu: Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan, meliputi 56 % dari total mata diklat yang ada pada kurikulum, dengan komposisi sebagai berikut: 11
a. Bidang pengetahuan terkait dengan metode teknik survei dan pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 2). b. Studi kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan. c.
Uji kompetensi, dalam hal ini dimaksudkan sebagai cara untuk dapat menilai penyerapan materi mata diklat yang telah diberikan selama pelatihan.
Kelompok Wawasan Fungsional 44 % dari total mata diklat, yang terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 2).
Pada struktur kurikulum di atas tidak menunjukkan urutan penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat. Begitu pula mata diklat dari struktur kurikulum telah mencakup semua komponen
diklat
yang
berbasiskan
metode
andragogi
dan
diperlukan dalam diklat Surveyor Pemetaan untuk Tingkat Ahli. B.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN. Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) untuk setiap mata diklat disusun dengan merujuk pada aturan dan saran dari Lembaga Administrasi Negara. Adapun uraian detil GBPP dari setiap mata diklat untuk Tingkat Terampil terdapat pada Lampiran-2 dan Lampiran-4, sedang untuk Tingkat Ahli terdapat pada Lampiran-3 dan Lampiran-4.
12
BAB III TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN
A.
Tenaga Pengajar Tenaga
pengajar
yang
memberikan
materi
diklat
Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan adalah tenaga pengajar yang dipandang mempunyai kemampuan, pengalaman, tanggung jawab dan latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan survei dan pemetaan. Tenaga pengajar dapat dipersiapkan dengan memperhatikan sumber-sumber kepakaran dari bidang ilmu yang berhubungan dengan survei dan pemetaan yang berkembang di Indonesia. Tenaga pengajar itu dapat disiapkan baik di lintas instansi pemerintah pusat atau daerah maupun perguruan tinggi yang memiliki serta mengembangkan bidang survei dan pemetaan. Tenaga pengajar pada diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dapat berasal dari Pejabat Negara, Pejabat Karier, Dosen, Widyaiswara, Tenaga Pengajar Luar Biasa, dan Pakar dan Praktisi B.
Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar Kriteria untuk menjadi tenaga pengajar pada diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan adalah: 1. Menguasai materi yang diajarkan. 2. Terampil mengajar secara sistematik, efektif dan efisien. 3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sesuai mata diklat. 13
Untuk pengajar kelompok wawasan survei dan pemetaan, harus memiliki
sertifikat
mengajar
diklat
Jabatan
Fungsional
Surveyor
Pemetaan yang ditetapkan Kepala BAKOSURTANAL. Persyaratan untuk mendapat sertifikat adalah:
1. Memiliki ijazah minimal S-1; dan 2. Telah mengikuti dan lulus diklat Training of Trainers (TOT) fungsional surveyor pemetaan yang diselenggarakan oleh BAKOSURTANAL; atau berpengalaman minimal 3 tahun mengajar pada bidang tersebut. C.
Tata Tertib Tenaga Pengajar Sebagai tenaga pengajar pada program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan diperlukan adanya kesungguhan dan integritas untuk melaksanakan tugas, maka disampaikan tata tertib tenaga pengajar sebagai berikut: 1. Tenaga pengajar wajib memenuhi segenap tata tertib yang telah ditetapkan oleh penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan; 2. Tenaga pengajar harus memperhatikan jadwal pengajaran yang telah
disampaikan
oleh
pihak
penyelenggara
diklat
Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan terkait dengan materi yang diajarkan; 3. Tenaga pengajar wajib menyampaikan hasil evaluasi hasil uji kompetensi mata diklat yang diasuh dalam waktu yang telah ditentukan oleh penyelengara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. 4. Tenaga pengajar wajib mempersiapkan materi uji kompetensi tentang mata diklat yang diasuh, dan mempersiapkan jawaban dari setiap pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk soal uji kompetensi. 14
5. Tenaga pengajar harus berupaya dengan sunguh-sungguh untuk hadir
setiap
pertemuan
pembahasan
yang
menyangkut
perkembangan modul diklat ataupun yang terkait dengan program peningkatan mutu diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang diselenggarakan oleh pembina Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. 6. Tenaga pengajar wajib memberikan bimbingan, baik dalam proses pengajaran di kelas, di laboratorium serta kegiatan di lapangan.
D.
Waktu Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dilaksanakan selama
82
jam
pelajaran
(JPL)
termasuk
praktikum.
Satu
JPL
memerlukan waktu 45 menit. Apabila dalam satu hari dilaksanakan selama sekitar 8 sampai 10 JPL, maka total waktu pelaksanaan adalah 10 hari.
15
BAB IV METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN
A.
Penerapan Metodologi Andragogi Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, maka metode diklat
yang
digunakan
adalah
metode
andragogi
atau
metode
pembelajaran untuk orang dewasa, dimana peserta diklat dipacu berpartisipasi secara aktif dengan pendekatan “saling asah, asih dan asuh” di antara peserta. Dalam penerapan pendekatan ini, perlu dipahami hal-hal sebagai berikut: 1. Peserta diperlakukan sebagai seorang dewasa, dan bukan sebagai anak-anak. 2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan pikiran, ide, gagasan dan pengalamannya serta menunjukkan kemampuan dalam menganalisis masalah dan mencari pemecahannya. 3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk pengkayaan materi kegiatan belajar yang berorientasi pada masalahmasalah aktual yang dihadapi peserta, baik selaku staf maupun pimpinan dalam organisasi.
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan antara lain:
16
1. Metode Ceramah Interaktif (MCI) Metode ceramah interaktif digunakan dalam proses belajar mengajar yang dikombinasikan dengan tanya jawab/diskusi dan latihan. Metode ini dinilai masih relevan dengan kebutuhan penyelenggaraan diklat saat ini, terutama untuk diklat fungsional seperti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang lebih
bersifat
diharapkan
teknis.
terpupuk
Melalui rasa
metodologi
kebersamaan
ceramah sehingga
interaktif pertukaran
informasi secara baik antara pengajar dengan peserta dapat berjalan dengan lancar. Melalui metode ini diharapkan selain praktis, juga memberikan peluang tercapainya dialog dua arah secara serasi dan seimbang, dan peserta
benar-benar mendapatkan tambahan
pengetahuan yang lebih
luas atas keikut sertaannya dalam diklat
tersebut. Termasuk bagian dari metode ini adalah pemberian materi dengan cara peragaan oleh pengajar.
2. Simulasi dan Role Playing Dalam simulasi ini para peserta melakukan pembelajaran dengan memainkan peran dalam situasi tertentu, misalnya praktikum kelompok yang terkait kegiatan survei dan pemetaan, mendesain proposal proyek secara kelompok, try-out menghitung angka kredit, dan lain-lain. Selanjutnya setiap kelompok akan memaparkan hasil kerja mereka dalam suatu diskusi.
17
B.
Sarana Diklat Sarana dan alat bantu minimal yang harus disediakan oleh penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan supaya dapat berjalan optimal adalah sebagai berikut: 1.
Ruangan yang memadai untuk sejumlah peserta sehingga semua dapat mengikuti proses diklat dengan nyaman.
2.
Kelengkapan ruang kelas standar yaitu: meja dan kursi peserta, penerangan yang layak, serta kebersihan dan kenyamanan ruang.
3.
Media Standar Klasikal (MSK) yaitu: whiteboard beserta spidol dan penghapusnya, sebuah komputer untuk pengajar (dapat berupa laptop atau desktop) dan LCD proyektor beserta layarnya (atau dinding yang dapat berfungsi seperti layar).
4.
Perangkat Komputer untuk praktikum sesuai jumlah peserta yang membutuhkan.
Adanya sarana
LAN atau internet akan sangat
membantu untuk praktek. 5.
Peralatan instrumentasi dasar seperti: meja lampu (light table), stereoskop, planimeter, meteran gulung, kompas, GPS handheld dan lain-lain dalam jumlah yang sesuai keperluan.
6.
Peralatan cetak peta seperti printer atau ploter untuk pencetakan hasil-hasil praktikum.
7.
Instrumen spesifik yang relevan dengan latar belakang peserta, misalnya: theodolit atau total station, waterpass, alat GPS geodetis, palu geologi, alat pengukur kedalaman, alat pengukur arus, alat survei tanah dan lain-lain.
(Alat-alat ini hanya perlu
tersedia pada saat mata diklat yang membutuhkannya). 8.
Sampel-sampel data cetak seperti: peta Peta Rupabumi Indonesia (RBI), atlas, peta tematik, peta manuskrip (peta buta), print out data Inderaja dan sebagainya. Data ini diutamakan pada daerah asal atau daerah kerja mayoritas peserta. 18
9.
Sampel-sampel data digital seperti: peta RBI digital, data SIG vektor dan raster, citra satelit serta data lain yang relevan. Data ini diutamakan pada daerah asal atau daerah kerja mayoritas peserta.
10.
Sampel-sampel barang untuk mata diklat lain seperti sampel proposal untuk mata diklat Rancangan Proyek Surta; sampel tulisan populer yang dimuat di media umum untuk mata diklat Teknik Publikasi;; sampel “surveyor kit” untuk mata diklat Ergonomi dalam Budaya Kerja; sampel bukti fisik DUPAK untuk mata diklat Simulasi Perhitungan Angka Kredit; dan sebagainya.
19
BAB V PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN
A.
Hakekat Perencanaan Diklat Perencanaan
program
diklat
Jabatan
Fungsional
Surveyor
Pemetaan, dapat diartikan sebagai suatu upaya yang terintegrasi dari keseluruhan komponen penyusun dari suatu program diklat termasuk pembinaan dan pembiayaan. Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan pada hakekatnya sejalan dengan pelaksanaan diklat yang sudah dikenal selama ini, dan rincian detil dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Program Diklat Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dapat berfungsi
dengan
baik,
apabila
dalam
penyusunannya
telah
mempertimbangkan secara operasional hakekat dari suatu program diklat
sebagai
suatu
sistem.
Guna
menjamin
kualitas
penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Tenaga pengajar yang diperlukan untuk melaksanakan program diklat
Jabatan
Fungsional
Surveyor
Pemetaan
dengan
kompetensi yang sesuai struktur kurikulum; b. Sarana, prasarana dan alat bantu yang diperlukan selama diklat; c.
Jumlah peserta efektif perkelas minimum 20 orang dan maksimum 30 orang. Untuk mengakomodasi peserta dari instansi yang tidak memenuhi jumlah yang dipersyaratkan, dapat
20
dilaksanakan diklat dengan peserta dari berbagai instansi dengan koordinasi Instansi Pembina. d. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum diklat Jabatan Fungsional
Surveyor
Pemetaan
dilaksanakan,
permohonan
persetujuan yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi untuk pelaksanaan diklat harus sudah disiapkan.
2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Pada prinsipnya penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan menjadi tanggung jawab Instansi Pembina, namun dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh masing masing instansi secara proporsional dan efektif, instansi pembina membantu sebagaian tenaga pengajarnya dan menjaga kualitas dari pelaksanaan diklat itu.
B.
Pembinaan
Program
Diklat
Jabatan
Fungsional
Surveyor
Pemetaan Teknologi di bidang survei dan pemetaan dari waktu ke waktu terus berkembang. Demikian pula peralatan yang digunakan dalam kegiatan survei dan pemetaan terutama yang berkaitan dengan penginderaan jauh semakin canggih dan mampu menghasilkan data dan informasi yang cepat dan teliti. Konsekuensi dari perkembangan iptek tersebut dituntut peran sumberdaya manusia (SDM) yang dapat menyerap dan menguasai iptek dan mampu mengoperasikan peralatan survei yang ada saat ini. Sejalan dengan kondisi yang telah diperkirakan tersebut, maka Instansi Pembina perlu melakukan antisipasi dan melaksanakan pembinaan program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. 21
Menyikapi kondisi yang dapat ditemui pada masa mendatang, maka perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh prosedur pembinaan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan sebagai berikut:
1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan Pembinaan yang diperlukan untuk tetap dapat menjaga kualitas hasil diklat secara garis besar dapat disampaikan sebagai berikut: a) Pembinaan kurikulum diklat harus dilakukan secara cermat agar mampu memprediksi kemajuan dan trend pertumbuhan industri survei dan pemetaan secara global, khususnya yang ada di Indonesia. Perbaikan kurikulum harus melibatkan tim ahli penyusun kurikulum dan para Widyaiswara. Minimal setahun sekali harus dilakukan revisi kandungan dan substansi kurikulum yang telah dipakai, dengan merujuk masukan dari hasil-hasil evaluasi diklat yang telah dikerjakan. b) BAKOSURTANAL
sebagai
Instansi
Pembina,
secara
aktif
melakukan monitoring yang terkait dengan pengelolaan dan penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan di daerah. Adapun komponen yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan pengelolaan, penyelenggaraan, upaya peningkatan tenaga Widyaiswara, serta materi diklat yang dipakai sesuai tingkat diklat yang dikerjakan. c) Memberikan kesempatan kepada Widyaiswara dari daerah untuk mengikuti program peningkatan kemampuan, sejalan dengan kemajuan
teknologi
survei
dan
pemetaan
yang
bersifat
mendesak. 22
d) Mempersiapkan suatu lokakarya (workshop) tahunan tentang perkembangan diklat survei dan pemetaan dengan Instansi Pelaksana diklat di daerah. Adapun tujuannya adalah mengajak maju bersama-sama dalam upaya mempersamakan visi dan misi serta
antisipasi
perkembangan
teknologi
terbaru
yang
dibutuhkan dalam survei dan pemetaan. e) Memberikan pembekalan ke setiap daerah terhadap metodologi diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada.
2. Penetapan Prosedur Pelaporan Sebagai bagian yang patut mendapat perhatian secara seksama adalah penetapan prosedur pelaporan pelaksanaan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Seperti ketentuan yang berlaku bahwa penyiapan laporan akhir dari pelaksanaan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan merupakan bagian yang strategis dari kepatuhan akan asas administrasi. Laporan disiapkan oleh Instansi Pelaksana kepada Instansi Pembina, dan harus memenuhi sistematika pelaporan yang telah dinyatakan dalam standar pelaporan hasil program diklat PNS.
Laporan yang dimaksud seyogyanya juga memuat informasi secara
obyektif
dan
sekaligus
menggambarkan
hasil-hasil
pelaksanaan diklat yang pernah dikerjakan. Melalui sistem pelaporan yang benar, maka hasil yang telah dicapai, dengan segala kekurangannya
dapat
dijadikan
masukan
dalam
rangka
penyempurnaan penyelenggaraan diklat. Laporan yang telah disusun dan disampaikan ini juga merupakan dokumen yang dapat dijadikan 23
referensi untuk mencari masukan di dalam upaya meningkatkan kualitas dari diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. C.
Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Biaya diklat dibebankan kepada instansi pelaksana dan/atau instansi pengirim
diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang
bersangkutan. Jumlah biaya per peserta ditentukan oleh Instansi Pelaksana.
24
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dilakukan oleh Instansi Pembina terhadap aspek penyelenggaraan diklat, meliputi penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, evaluasi pengajar dan evaluasi pasca diklat.
Penyelenggara diklat harus menyampaikan laporan pemantauan kepada Instansi Pembina. A.
Penilaian Terhadap Peserta Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek sikap/ affective
serta penguasaan materi yang terbukti dalam uji
kompetensi. 1. Aspek Sikap/affective (bobot 20 %), merupakan prasyarat bagi uji kompetensi. 2. Aspek Penguasaan Materi (bobot 80 %) melalui Uji Kompetensi atas Topik Wawasan Surta dan Topik Wawasan Fungsional.
Uji Kompetensi diadakan setelah sesi pembelajaran selesai diberikan, dan wajib diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. Apabila karena sesuatu hal peserta pelatihan tidak dapat mengikuti uji kompetensi serta alasan ketidakikutan peserta dianggap layak oleh penyelenggara pelatihan, maka peserta wajib ikut uji kompetensi susulan yang waktunya akan ditentukan oleh pihak penyelenggara pelatihan. Nilai akhir dari pelatihan ini ditentukan oleh uji kompetensi dengan
25
mempertimbangkan
penilaian
aspek
sikap/affective
dan
aspek
penguasaan materi. Peserta dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai akhir serendahrendahnya 60 dari perhitungan skala nilai terendah 0 (nol) dan tertinggi 100. Berikut adalah penilaian terhadap peserta didasarkan pada ketentuan sebagaimana disebutkan di atas 1. Aspek Sikap/Affective Unsur yang dinilai mengenai aspek sikap/affective adalah sebagai berikut: a. Integritas Diri Integritas diri adalah ketaatan, kepatuhan dan komitmen peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara. Indikator integritas diri meliputi: 1) Kehadiran dalam setiap kegiatan diklat 2) Ketepatan waktu penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas. b. Kerjasama Kerjasama adalah kemampuan untuk berkoordinasi dalam menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan mempertemukan gagasan. Indikator kerja sama meliputi: 1) Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama 2) Membina keutuhan dan kekompakan kelompok 3) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok 4) Mau menerima pendapat orang lain. c.
Prakarsa Prakarsa
merupakan
kemampuan
untuk
mengajukan
gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas sehingga dicapai tingkat kepuasan kerja optimal. Indikator prakarsa meliputi: 26
1) membantu membuat iklim diklat yang kondusif dan yang menggairahkan. 2) mampu membuat saran demi kelancaran diklat 3) aktif mengajukan pertanyaan yang relevan 4) mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan. Penilaian
terhadap
sikap/affective
peserta
dilakukan
berdasarkan pengamatan yang cermat oleh tenaga pengajar, penyelenggara, dan pihak lain yang secara fungsional bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar selama diklat berlangsung baik kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi: a. kegiatan belajar di kelas; b. kegiatan penyusunan studi kasus dan latihan yang diberikan lainnya; c.
diskusi.
d. Apabila diperlukan diadakan olah raga dan kegiatan lainnya. Apabila
peserta
dianggap
tidak
memenuhi
aspek
sikap/affective, maka yang bersangkutan tidak dapat diijinkan untuk mengikuti uji kompetensi dan yang bersangkutan dianggap gugur. Pengamatan
terhadap
unsur
sikap/affective
didasarkan
pada
(Formulir-1.1).
2. Penguasaan Materi Melalui Uji Kompetensi Uji Kompetensi terutama difokuskan pada aspek kemampuan kognitif
yang
bersifat
komprehensif,
dilakukan
setelah
sesi
pembelajaran selesai diberikan. Penyiapan soal uji kompetensi dapat dilakukan oleh suatu Tim Ahli Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan atau dari para pengajar yang bersangkutan. 27
3. Evaluasi Kelulusan Evaluasi akhir terhadap peserta diklat didasarkan pada hasil uji kompetensi dan penilaian pada aspek sikap, aspek penguasaan materi, serta memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a. Kehadiran peserta kurang dari 100 % dari total sesi dianggap gugur, kecuali peserta mendapat izin dari panitia karena keperluan khusus yang dianggap layak. b. Peserta yang dianggap gugur harus mengulang diklat pada tingkat diklat yang diikutinya. c.
Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi dibawah 60 mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1) Tidak dapat diberikan sertifikat. 2) Dapat diberikan Surat Keterangan telah mengikuti diklat fungsional surveyor pemetaan. Dalam kaitan ini, surat keterangan tersebut tidak dapat diberikan angka kredit. 3) Diberikan kesempatan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal mulai mengikuti diklat pada tingkat diklat yang diikutinya. 4) Hasil evaluasi terhadap peserta yang telah dilakukan oleh penyelenggara dibawa ke dalam rapat evaluasi akhir. Evaluasi akhir
dilakukan
untuk menentukan kualifikasi
kelulusan peserta. 4.
Kualifikasi Kelulusan Acuan utama untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta adalah hasil gabungan antara nilai uji kompetensi, nilai aspek sikap dan aspek penguasaan materi, dengan ketentuan sebagai berikut: Sangat Memuaskan
(nilai 90,0 - 100)
Memuaskan
(nilai 80,0 - 89,9) 28
B.
Baik
(nilai 70,0 - 79,9)
Cukup
(nilai 60,0 - 69,9)
Tidak Lulus
(nilai dibawah 60,0)
Evaluasi Pengajar Aspek yang dinilai dari tenaga pengajar/widyaiswara adalah sebagai berikut: a. Pencapaian tujuan instruksional. b. Sistematika penyajian. c.
Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat.
d. Ketepatan waktu, kehadiran, dan cara menyajikan. e. Penggunaan metode diklat. f.
Sikap/Affective.
g. Cara menjawab pertanyaan dari peserta. h. Penggunaan bahasa. i.
Pemberian motivasi kepada peserta.
j.
Penguasaan materi.
k.
Kerapihan berpakaian.
l.
Kerjasama antar pengajar.
m. Kerjasama dengan penyelenggara diklat. Penilaian
atas
tenaga
pengajar
dilakukan
peserta
dan
penyelenggara diklat dengan menggunakan skala kuantitatif (Formulir 12) disampaikan kepada yang berkepentingan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas tenaga pengajar.
29
C.
Evaluasi Penyelenggara Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara adalah sebagai berikut: 1
Efektifitas penyelenggara.
2
Kesiapan dan ketersediaan sarana diklat.
3
Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana.
4
Kebersihan kelas, asrama, kantin, dan toilet.
5
Ketersediaan dan kelengkapan bahan diklat.
6
Ketersediaan Laboratorium/peralatan survei.
7
Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan sarana ibadah.
8
Pelayanan terhadap peserta dan pengajar : a. sejauh mana penatausahaan diklat telah dilaksanakan dengan baik. b. tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan diklat dalam satu berkas.
Penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan diklat dilakukan oleh peserta, tenaga pengajar dan Instansi Pembina menggunakan skala kuantitatif (Formulir 1-3).
D.
Evaluasi Terhadap Kurikulum Dalam rangka mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tuntutan tugas-tugas Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan, maka perlu dilakukan evaluasi setiap tahun terhadap kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Evaluasi terhadap kurikulum dilakukan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, bekerja sama dengan penyelenggara dan pelaksana diklat. Evaluasi dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari para 30
peserta, tenaga kediklatan, unit pengelolaan data spasial tempat alumni bekerja, dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Atas dasar evaluasi ini, dimungkinkan untuk melakukan penyempurnaan kurikulum. Dalam rangka penyempurnaan kurikulum, setiap pelaksana diklat diharuskan mendistribusikan kuesioner evaluasi kepada para peserta, tenaga pengajar/widyaiswara dan komponen lain yang terlibat dalam penyelenggaraan diklat, termasuk panitia/pengelola inti diklat. Dalam hal ini, kuesioner evaluasi dibuat oleh Instansi Pelakana. Aspek-aspek yang perlu dievaluasi meliputi: 1. Kesesuaian kandungan materi diklat dengan tugas pokok dan fungsi yang ada. 2. Kesesuaian kandungan materi diklat untuk setiap bidang, setiap Mata Diklat dan setiap pokok bahasan. 3. Lama waktu penyelenggaraan diklat yang diberikan. 4. Kesesuaian antara materi diklat dengan sarana dan prasarana yang diperlukan. 5. Usulan-usulan materi diklat yang diperlukan untuk masing-masing jenjang diklat. 6. Pertanyaan lain yang terkait dengan kurikulum diklat.
31
BAB VII SERTIFIKASI
Sertifikasi diterbitkan oleh Instansi Pembina dan Instansi Pelaksana dengan Kode Registrasi. Sertifikasi terdiri dari dua macam, yaitu: A.
Sertifikasi Pengajar Sertifikat pengajar ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL.
B.
Sertifikasi Peserta Sertifikat peserta ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL dan kepala
Instansi
Pelaksana.
Kepala
BAKOSURTANAL
dapat
mendelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk serendah-rendahnya Eselon II. Kepala Instansi Pelaksana dapat mendelegasikan kepada Pejabat serendah-rendahnya Eselon II. Khusus untuk sertifikat peserta, terdapat daftar nilai yang ditandatangani oleh penanggung jawab pelaksana diklat. Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi 60 dan nilai diatasnya dapat diberikan Sertifikat Kompetensi Surveyor Pemetaan yang merupakan surat tanda tamat diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Apabila nilai peserta tidak mencapai 60, maka peserta tersebut tidak diberikan sertifikat. Jenis dan bentuk serta ukuran Sertifikat Kompetensi Surveyor Pemetaan
ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan.
32
Langkah-langkah untuk
memperoleh Kode
Registrasi adalah
sebagai berikut. 1. Instansi Pelaksana diklat/penanggung jawab program menyampaikan daftar dan data peserta kepada Instansi Pembina selambatlambatnya hari ketiga setelah pembukaan dengan menggunakan Formulir -1.4. 2. Instansi Pembina memberikan kode registrasi daftar yang sah.
3. Setelah penutupan diklat, penanggung jawab diklat menyampaikan daftar peserta yang lulus disertai Kode Registrasinya dalam Sertifikat Kompetensi Surveyor Pemetaan
kepada Instansi Pembina untuk
bahan data base lulusan secara nasional menggunakan Formulir -1.5.
33
BAB VIII PENUTUP
A. Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Instansi Pembina dan Instansi Pelaksana diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, baik di instansi pusat maupun instansi daerah (provinsi, kabupaten/kota) dan unit kerja yang menangani kepegawaian. B. Instansi Pembina dapat memberikan persetujuan atas dasar permintaan dari instansi lain yang membawahi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. C. Persetujuan kepada instansi lain yang akan melaksanakan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan diberikan dengan menyebutkan secara rinci jenis/jenjang, tempat (fasilitas), waktu, peserta (jumlah dan latar belakangnya), pengajar, dan pembiayaan diklat.
34
Lampiran-1 FORMULIR-FORMULIR ISIAN
35
Formulir-1.1 PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFFECTIVE DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
No.
1
Instansi Pelaksana Kegiatan
: :
Hari/Tanggal
:
Nama Peserta 2
Integritas Diri A B L/TL L/TL 3
4
.............................................................. Pendalaman Materi/Diskusi/Seminar/ kunjungan Lapangan* ............................................................. Indikator Kerjasama
C L/TL
D L/TL
E L/TL
F L/TL
5
6
7
8
Prakarsa dan job Satisfaction G H I J L/TL L/TL L/TL L/TL 9
10
11
12
1 2 3 4 dst 10 Catatan: * = coret yang tidak perlu L = Lulus TL = Tidak Lulus A = Kehadiran dalam setiap kegiatan B = Ketepatan Waktu dalam penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas C = Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama D = Membina keutuhan dan kekompakan kelompok E = Tidak mendikte atau mendominasi kelompok F = Mau menerima pendapat orang lain G = Membuat iklim diklat yang kondusif dan menggairahkan H = Mampu membuat saran demi kelancaran diklat I = Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan J = Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan ………………..,……………….. Penanggung jawab Program (…………………………..) 36
13
Formulir-1.2 EVALUASI/ PENILAIAN TERHADAP PENGAJAR DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT …………………………………………………………… Mata Diklat Nama Pengajar Hari/Tanggal Jumlah Sesi No.
: : : :
................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ < 60
Unsur
60 69,9
70 69,9
80 89,9
90 100
Pencapaian Tujuan Instruktur Sistematik Penyajian Kemampuan menyajikan/memfasilitasi Program Diklat Ketepatan waktu, kehadiran dan cara menyajikan Penggunaan Metode dan Sarana Diklat Sikap/Affective Cara Menjawab dari pertanyaan peserta Penguasaan Materi Kerapihan Berpakaian Kerjasama Antar pengajar Kerjasama dengan penyelenggara diklat Catatan : Sangat Memuaskan Memuaskan Baik Cukup Tidak Lulus
90 - 100 80 – 89,9 70 – 79,9 60 – 69,9 < 60 …………..,……………….. Penanggung jawab Program (…………………………..) 37
Formulir-1.3 EVALUASI KINERJA PENYELENGGARA DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT .......................................................... Mata Diklat Nama Pengajar Hari/Tanggal Jumlah Sesi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
: : : :
.................................................................... .................................................................... .................................................................... .................................................................... < 60
Unsur
60 69,9
70 79,9
80 89,9
90 100
Effektifitas penyelenggaraan Kesiapan & Kesediaan Sarana Diklat Kesesuaian Pelaksanaan Program dengan Rencana Kebersihan kelas, Asrama, Kafetaria, dan toilet Ketersediaan Laboratorium/Studio Perencanaan Ketersediaan fasilitas Olah Raga, Kesehatan dan sarana Ibadah Pelayanan Terhadap Peserta dan Pengajar Kinerja Panitia Administrasi Diklat : a. Penatausahaan Diklat b. Penyusunan Dokumen dan Bahan Diklat
Catatan: Sangat Memuaskan Memuaskan Baik Cukup Tidak Lulus
90 - 100 80 – 89,9 70 – 79,9 60 – 69,9 < 60 ……………..,……………….. Penanggung jawab Program (…………………………..) 38
Formulir-1.4 DAFTAR PESERTA DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT .................................................... Instansi Pelaksana Angkatan Hari Penyelenggaraan Tgl. Penyelenggaraan No.
Nama & NIP Tempat/Tgl.Lahir
: : : : Jabatan/ Instansi
............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ No. Surat Penugasan Mengikuti Diklat
Golongan/ Ruang
L/P
Alamat Instansi Yang Menugasi
...................,................... Pimpinan Lembaga Penyelenggara Diklat
............................................................
39
Formulir-1.5 LAPORAN PENYELENGGARAAN DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT................................................................................ Instansi Pelaksana : ................................................................... Angkatan : ................................................................... Hari Penyelenggaraan : ................................................................... Tgl. Penyelenggaraan : ................................................................... a. Jumlah Peserta : ........orang (..........laki-laki,.........perempuan) b. Lulus : ……..orang, dengan rincian predikat penilaian sebagai berikut : Sangat Memuaskan………..orang;; Baik Sekali ........................orang Memuaskan.....................orang; Baik........................orang c. Tidak Lulus : ...........orang Permasalahan yang dihadapi: a. ....................................................................................................... b. ........................................................………………………...............…….. dst Saran Perbaikan (untuk Penyelenggaraan Diklat/Instansi Pengirim/Instansi Pembina); a. ....................................................................................................... b. ........................................................………………………...............…….. dst. Penggunaan Kode Registrasi: No.
NAMA/ NIP
…..
……..
Tempat/ Tgl. Lahir …………
Jabatan/ Instansi
Pangkat/ Golongan
Jenis Kelamain
No. SKP
……
…….
…..
…….
...................,................... Penanggung Jawab Program
.......................................... 40
Lampiran-2 GBPP TINGKAT TERAMPIL
41
Lampiran-2.1: Matematika Dasar
Waktu
:
4 JPL (teori dan praktek dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi serta proporsional)
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula dalam hal memahami konsep dasar matematika untuk survei dan pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan memahami konsep dasar matematika untuk survei dan pemetaan.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Menjelaskan sifat-sifat operasi bilangan yang dipakai dalam survei dan pemetaan
Sifat-sifat operasi pada bilangan
Menjelaskan beberapa fungsi yang banyak dipakai dalam survei dan pemetaan
Beberapa fungsi matematik dan trigonometrik
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
Satuan sudut dan waktu. Penjumlahan dan perkalian untuk satuan sudut dan waktu. Prinsip komutatif dan distributif dalam operasi bilangan. Presisi dan angka signifikan.
MCI
MSK
1
Fungsi transenden (trigonometris, logaritmis). Koordinat Polar dan Kartesian. Hitungan Jarak dan arah. Hitungan Luas dari koordinat.
MCI
MSK
1
42
Menjelaskan operasi matriks dan kegunaannya
Operasi Matriks
Jenis-jenis Matriks. Matrik dalam transformasi geometri.
MCI
MSK
1
Menjelaskan operasi statistik dasar dan kegunaannya
Statistik Dasar
Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram. Ukuran pemusatan (mean, median, modus). Ukuran penyebaran (kwartil, range, standard deviasi, rms, CE).
MCI
MSK
1
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
43
Lampiran-2.2: Pengetahuan Survei dan Instrumentasi
Waktu
:
8 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini memperkenalkan pengertian, jenis dan macam, ruang lingkup, maksud dan tujuan, serta prinsip kerja peralatan survei.
Kompetensi Dasar
:
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan dapat mengetahui pengertian, ruang lingkup, maksud, tujuan survei, dan memilih peralatan survei yang tepat serta sesuai dengan maksud dan tujuan survei, selain itu diharapkan dapat mengoperasikan peralatan survei sederhana.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan Memilih metode dan peralatan survei sesuai tujuan survei
Pokok Bahasan Jenis, metode dan peralatan survei.
Sub Pokok Bahasan Survei terestris (alat ukur jarak dan sudut, alat ukur tinggi– barometer/waterpas, GPS). Survei hidrografis (pasut, batimetri, arus, salinitas). Survei udara (pemotretan udara, stereoskop). Survei tematis alam (tanah, kehutanan, geologis, dll). Survei tematis sosial (demografis, ekonomi, budaya dll). Survei rupabumi non metris (toponimi, batas wilayah, identifikasi objek rupabumi).
Metode
Media
JPL
MCI Pemutaran film Demo alat
Meteran, Kompas, ETS, GPS dan HP satelit
4
44
Alat penunjang survei (genset, telp satelit, laptop, dll). Menggunakan peralatan survei sederhana
Prosedur penggunaan alat survei sederhana
Mengecek alat/kalibrasi : Alat ukur jarak, alat ukur sudut, alat ukur tinggi, alat ukur posisi 3D, alat baca foto udara (stereoskop cermin).
Demo Praktik um
Meteran, Kompas, Baromete r, GPS (navigasi, geodetis) dan stereosko p
4
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
45
Lampiran-2.3: Pengetahuan Umum Peta Waktu
:
6 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peta secara umum.
Kompetensi Dasar
:
Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat mengetahui konsep-konsep dasar peta secara baik dan benar serta mampu mengevaluasi hubungan informasi pada peta.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasil an
Pokok bahasan
Menyatakan kembali komponenkomponen peta
Pengertian dan ruang lingkup peta
Definisi data spasial, peta dasar dan peta tematik, fungsi peta. Datum, sistem koordinat, proyeksi peta dan skala peta. Simbol, desain peta, kaidah interpolasi dan generalisasi. Sistem penomoran peta. Riwayat peta dan informasi tepi. Sejarah pemetaan di Indonesia.
MCI
MSK
2
Membaca, mengidentifikasikan dan menarik kesimpulan dari peta dasar
Simbol, garis, warna dan teks pada peta dasar
Simbol titik, garis dan area. Mencari lokasi dan membaca koordinat. Mengukur arah dan jarak. Membaca tinggi dan membuat profil dari garis kontur. Mengukur dan menghitung luas.
MCI Praktikum
MSK Sample peta RBI Planimeter
2
Sub pokok bahasan
Metode
Media
JPL
46
Membaca warna pada peta hipsometri dan peta rupabumi. Membaca, mengidentif ikasikan dan menarik kesimpulan dari peta tematik
Simbol, garis, warna dan teks pada peta tematik
Pemahaman umum tentang membaca simbol peta tematik. Membaca diagram pada peta tematis titik. Menghitung kenampakan kontinyu di suatu tempat dari peta isoline. Mengidentifikasi jenis tema pada peta tematis area.
MCI praktik um
MSK Sample atlas / peta tematik
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
47
Lampiran-2.4: Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer Waktu Deskripsi singkat
: :
Kompetensi Dasar
:
6 JPL Mata diklat ini membahas ukuran-ukuran kertas dan satuan dalam gambar, alat-alat gambar manual dan digital, dasar-dasar pengoperasian AutoCad serta perangkat lunak dalam survei dan pemetaan. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu mendemonstrasikan dasar-dasar gambar teknik manual dan berkomputer serta trampil menggambar dengan komputer.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan
Pokok bahasan
Mendemonstrasikan berbagai ukuran kertas dan penggunaannya
Jenis dan ukuran kertas
Mendemonstrasikan berbagai peralatan gambar manual dan digital
Peralatan gambar manual dan digital
Sub pokok bahasan
Metode
Media
JPL
Jenis, berat dan ukuran kertas serta kegunaannya. Satuan meter dan inchi. Bahasan tentang warna dan tinta. Peralatan gambar manual (rapido, meja gambar, sablon, jangka, mistar, dll). Peralatan gambar digital (komputer, digitizer, scanner, plotter, printer). Pengenalan software grafik (AutoCAD, Freehand, CorelDraw, Mapinfo, Arcview, Photoshop, Paintbrush). Komparasi software
MCI
MSK
1
MCI
MSK
1
48
Mengerjakan suatu gambar teknik sederhana dengan perangkat lunak AutoCAD
Gambar teknik dengan AutoCAD
Menjalankan AutoCAD: Menggambar (point, line, pline, 3dpoly, dll). Mengedit (erase, move, copy, pedit, dll). Formating (layer, color, linetype, dll). Menyimpan (save, export, import, dll). Menampilkan (3dview, zoom). Tools (map, image). Mendigitasi onscreen.
Praktik um
MSK
4
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
49
Lampiran-2.5: Pengantar Sistem Informasi Geografi Waktu Diskripsi Singkat
: :
Kompetensi Dasar
:
6 JPL Memberikan penjelasan kepada peserta tentang definisi, perjalanan sejarah, sistem yang digunakan pada awal perkembangan, konsep dasar dan komponen Sistem Informasi Geografis, serta struktur dan hubungan data spasial Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mengetahui konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografis
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Mengidentifikasi komponen dasar sistem informasi geografis
Konsep Dasar dan Komponen Sistem
Memerikan (dapat menguraika n secara baik) komponen data spasial
Data Spasial (elemen, sistem dan pola)
Memerikan (dapat menguraikan secara baik)
Teknik pengumpul an dan analisis data dalam
Sub Pokok Bahasan Data spasial/geografis. Sistem Informasi. Pengolahan data. Penyajian informasi. Macam-macam software dan hardware. Pengelola sistem informasi. Titik - garis – area. Kontinua dan diskreta. Geometri dan topologi. Pola spasial. Filebase dan database. Raster, Vektor dan teks. Teknik pengumpulan data (surveying, remote sensing, digitasi, scanning). Konversi data.
Metode
Media
JPL
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
demo
Sample data SIG vektor 50
teknologi pemasukan data SIG dan analisis SIG
SIG
Entry data atribut. Validitas dan akurasi data. Operasi vektor (Overlay, Clip, Buffer). Operasi raster (local, fokal, zonal). Query.
dan raster
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
51
Lampiran-2.6: Pengantar Penginderaan Jauh Waktu
:
6 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini menjelaskan dan menambah wawasan tentang penginderaan jauh (Inderaja), yang meliputi sistem, data, serta interpretasinya.
Kompetensi Dasar
:
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mengetahui konsep dasar Inderaja
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok bahasan
Mengidentifikasi prinsip dasar dan produk Inderaja
Prinsip Dasar Sensor dan produk data Inderaja
Mengidentifikasi prinsip dasar proses pengolahan citra
Proses pengolahan dan penajaman citra
Sub pokok bahasan Definisi Inderaja. Gelombang Elektromagnetik. Sistem Perekaman pasif/aktif. Wahana (platform). Raster, Pixel, dan Resolusi (spektral, spasial, temporal). Format citra (BIP, BIL, BSQ, LAN, TIFF, Geotiff, JPG). Media Penyimpanan (tape, CD). Sumber dan karakteristik distorsi radiometrik dan geometrik citra. Koreksi (radiometrik, geometrik). Mosaik citra. Penajaman (spektral, spasial). Perentangan. Filtering.
Metode
Media
JPL
MCI
MSK Peraga: citra
2
MCI
MSK
2
demo
Citra PC + software Inderaja
52
Mengidentifikasi prinsip dasar ekstrasi informasi dari citra
Interpretasi visual dan digital
Prinsip dasar interpretasi citra. Kunci interpretasi. Pengenalan objek utama permukaan bumi. Klasifikasi terselia. Klasifikasi tak terselia.
MCI demo
MSK citra
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
53
Lampiran-2.7: Pengetahuan Teknologi Informasi Waktu
:
6 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang peran teknologi informasi (TI) untuk mengoptimasi pekerjaan survei pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta memahami seluk beluk teknologi informasi secara umum, mengenali jenis data, software dan hardware yang terkait survei dan pemetaan, mengetahui otomatisasi dengan programming, dan mampu memperkirakan kebutuhan teknologi informasi secara sederhana.
Deskripsi Detail: Indikator Pokok Keberhasilan Bahasan Menjelaska n manfaat TI secara umum
Manfaat TI
Mengidentifikasi data dan software
Data dan software
Sub Pokok Bahasan Manfaat TI: akurasi, kecepatan, fleksibilitas, jangkauan. Mengenali tahapan pekerjaan yang bisa dimasuki TI. Aspek-aspek pembangunan TI. Format: ASCII dan binary. Model raster dan vektor; Format dwg, dxf, shp, fh, bil, tif. Konverter: ENVI, GlobalMapper. Perintah dasar OS (copy, mkdir, del, rename, Software installation. Software utama: AutoCAD, Arc/Info – Arc/View, FreeHand, Surfer, Erdas/Envi/Ermapper.
Metode
Media
JPL
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
54
Software penunjang: MSOffice (Word, Excel), Winzip, PDF-writer, Antivirus, VisualBasic. Programming: ExcelBasic, WordBasic, VisualBasic, Lisp, SML, Freeware dan opensource. Hardware utama: PCMCI MSK Mengidentif Hardware Processor, RAM, Harddisk, ikasi dan Monitor, USB. hardware jaringan Hardware penunjang: Mouse, dan Printer, Scanner, Cardreader. jaringan Hardware jaringan Modem, Ethernet-Card, Hub dan kabel, Server. Menggunakan internet: Browser (web), E-mail. MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
55
2
Lampiran-2.8a: Peta Tematik (Peta Tanah) Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Pengetahuan umum peta tematik, sebagai contoh: peta tanah - membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca peta dan kegunaan peta tanah.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, bagaimana cara membaca dan menggunakan, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat dan prosedur memperoleh peta tanah.
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan Menjelaskan pengertian, tujuan dan cara membuat, mengenal jenis-jenis dan skala, memahami cara membaca dan menggunakan peta tanah.
Pokok bahasan Pengertian dan ruang lingkup peta tanah
Sub pokok bahasan Pengertian peta, tanah dan peta tanah. Konsep dasar, tujuan dan penting- nya pembuatan peta tanah. Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta tanah. Jenis, skala dan legenda peta tanah. Informasi yang tersedia, cara membaca dan menggunakan/ interpretasi peta tanah. Instansi pembuat peta tanah dan cara memperoleh peta.
Metode
Media
JPL
MCI demo
MSK
4
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
56
Lampiran-2.8b: Peta Tematik (Peta Kadaster) Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Kompetensi Dasar
:
Pengetahuan umum peta tematik sebagai contoh: peta kadaster - membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca peta dan kegunaan peta kadaster. Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, cara membaca dan menggunakan, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat peta kadaster dan prosedur memperoleh peta kadaster.
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan Menjelaskan pengertian, tujuan dan cara membuat, mengenal jenis-jenis dan skala, memahami cara membaca dan menggunakan peta kadaster.
Pokok bahasan Pengertian dan ruang lingkup peta kadaster
Sub Pokok Bahasan Pengertian peta, kadaster dan peta kadaster Konsep dasar, tujuan dan penting- nya pembuatan peta kadaster. Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta kadaster. Jenis dan skala peta kadaster, legenda peta kadaster Informasi yang tersedia dalam peta kadaster, cara baca, menggunakan/ interpretasi peta kadaster.
Metode MCI demo
Media JPL MSK
57
4
Instansi pembuat peta kadaster dan cara memperoleh peta.
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
58
Lampiran-3 GBPP TINGKAT AHLI
59
Lampiran-3.1: Pemetaan Dasar Waktu
:
6 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini memberikan pemahaman tentang peta.
Kompetensi Dasar
:
Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini dapat memecahkan beberapa persoalan dengan menggunakan peta secara baik dan benar serta mampu mengevaluasi hubungan antara informasi pada peta dan data dari Inderaja.
pengetahuan
dan
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Metode
Media JPL
Mengungkap- Pengertian kan kembali dan ruang komponenlingkup peta komponen peta
Definisi data spasial, peta dasar dan peta tematik, fungsi peta. Datum, sistem koordinat, proyeksi peta dan skala peta. Simbol, desain peta, kaidah interpolasi dan generalisasi. Sistem penomoran peta. Riwayat peta dan informasi tepi. Sejarah pemetaan di Indonesia.
MCI
MSK
2
Menggambarkan kesimpulan dari peta dasar
Simbol titik, garis dan area. Mencari lokasi dan membaca koordinat. Mengukur arah dan jarak. Membaca tinggi dan membuat profil dari
MCI Praktikum
MSK Sample peta rupa bumi Planimeter
2
Simbol, garis, warna dan teks pada peta dasar
60
garis kontur. Mengukur dan menghitung luas. Membaca warna pada peta hipsometri dan peta rupabumi. Menggamba rkan kesimpulan dari peta tematik
Simbol, garis, warna dan teks pada peta tematik
Pemahaman umum tentang membaca simbol peta tematik. Membaca diagram pada peta tematis titik. Menghitung kenampakan kontinua di suatu tempat dari peta isoline. Mengidentifikasi jenis tema pada peta tematis area.
MCI praktik um
MSK Sample atlas/ peta tematik
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
61
Lampiran-3.2: Penentuan Posisi Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang pengertian posisi, fungsi posisi dalam kaitan survei dan pemetaan, metode-metode penentuan posisi, peralatan yang dipakai untuk penentuan posisi.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memahami peranan posisi dalam konteks survei dan pemetaan, mengetahui proses penentuan posisi, mengenal peralatan yang digunakan dalam penentuan posisi, dapat menentukan peralatan yang sesuai dengan tingkat ketelitian posisi yang akan diperoleh.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media JPL
Menjelaskan tentang pengertian posisi
Pendahuluan Sistem-sistem koordinat penentuan (kartesian, polar, geografi, posisi geodetik, geosentrik, toposentrik) dan arti posisi dalam kaitan survei dan pemetaan
MCI simulasi
MSK
1
Menjelaskan sejarah penentuan posisi di Indonesia
Datum horisontal (lokal dan global)
Kerangka kontrol horisontal dan vertikal sebagai realisasi penerapan datum di lapangan, perubahan datum horisontal
MCI simulasi
MSK
1
Menjelaskan metode penentuan posisi
Penentuan posisi secara terestris/ konvensional
Penentuan posisi terestris (poligon, mengikat ke muka, mengikat ke belakang, triangulasi, pengukuran jarak)
MCI simulasi
MSK
1
62
Penentuan Posisi secara ekstra terestrial
Penentuan posisi dengan teknik Global Positioning System (GPS)
MCI
MSK
1
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
63
Lampiran-3.3: Aplikasi Sistem Informasi Geografi Waktu Diskripsi Singkat
: :
Kompetensi Dasar
:
6 JPL Memberikan penjelasan kepada peserta tentang definisi SIG perjalanan sejarah, sistem yang digunakan pada awal perkembangan, konsep dasar, komponen sistem, struktur data spasial serta hubungan data spasial Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan memahami konsep-konsep dasar SIG serta mampu mengaplikasikan teori pada situasi praktis sederhana.
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Menjelaskan komponen dasar sistem informasi geografis
Konsep Dasar dan Komponen Sistem
Menjelaskan Data Spasial komponen (elemen, data spasial sistem dan pola)
Mendemonstrasikan teknologi pemasukan data SIG
Teknik pengumpulan dan analisis data dalam
Sub Pokok Bahasan Data spasial/geografis. Sistem Informasi. Pengolahan data. Penyajian informasi. Macam-macam software dan hardware. Pengelola sistem informasi. Titik - garis – area. Kontinua dan diskreta. Geometri dan topologi. pola spasial. Filebase dan database. Raster, Vektor dan teks. Teknik pengumpulan data (surveying, remote sensing, digitasi, scanning). Konversi data.
Metode
Media
JPL
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
demo
Sample data SIG 64
dan analisis SIG
SIG
Entry data atribut. Validitas dan akurasi data. Operasi vektor (Overlay, Clip, Buffer). Operasi raster (local, fokal, zonal). Query.
vektor dan raster
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
65
Lampiran-3.4: Aplikasi Penginderaan Jauh Waktu
:
6 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini menekankan pada penambahan ketrampilan tentang penginderaan jauh, yang meliputi sistem, data, serta interpretasinya.
Kompetensi Dasar
:
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu memecahkan persoalan survei dan pemetaan yang berkaitan dengan teknologi Inderaja, mengenali data produk Inderaja yang tepat serta mendemonstrasikan keahlian menggunakan citra.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan
Pokok bahasan
Mendemonstrasikan prinsip dasar Inderaja
Prinsip Dasar Sensor dan produk data Inderaja
Melakukan pengolahan citra
Proses pengolahan dan penajaman citra
Sub pokok bahasan Definisi Inderaja. Gelombang Elektromagnetik. Sistem Perekaman pasif/aktif. Wahana (platform). Raster, Pixel, dan Resolusi (spektral, spasial, temporal). Format citra (BIP, BIL, BSQ, LAN, TIFF, Geotiff, JPG). Media Penyimpanan (tape, CD). Sumber dan karakteristik distorsi radiometrik dan geometrik citra. Koreksi (radiometrik, geometrik). Mosaik citra. Penajaman (spektral, spasial). Perentangan. Filtering.
Metode
Media JPL
MCI
MSK Peraga: citra
2
MCI demo
MSK Citra PC + software Inderaja
2
66
Mampu melakukan ekstrasi informasi dari citra
Interpretasi visual dan digital
Prinsip dasar interpretasi citra. Kunci interpretasi. Pengenalan objek utama permukaan bumi. Klasifikasi terselia. Klasifikasi tak terselia.
MCI demo
MSK citra
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
67
Lampiran-3.5: Manajemen Kualitas Data Survei dan Pemetaan Terpadu
Waktu
:
8 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang kualitas data spasial dan bagaimana mengelola data spasial agar mendapatkan kualitas terbaik.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memahami seluk beluk kualitas data, menilai akurasi data, mampu melakukan kalibrasi alat sederhana, serta mampu memeriksa peta/data spasial.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Mengenal Manajemen Terpadu
TQM/ISO 9000
Mengenal Konsep 10-C dalam kualitas data spasial
10 Karakteristik kualitas data
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media JPL
Sisi-sisi TQM sesuai ISO 9000.
MCI, simulasi dan demo
MSK
2
Coverage (Cakupan). Content (Isi). Currentness (Tingkat
MCI, simulasi dan demo
MSK
2
kemutakhiran).
Correctness (Ketelitian).
Communicative (Kemudahan Dibaca).
Creativity Level
(tingkat pengolahan data).
Consistence
(Keseragaman).
Confirm to Law
(Sesuai hukum yang berlaku).
Cost Effective (Ekonomis).
68
Contextual (Sesuai Menghitung Akurasi data spasial
Memeriksa Peta dan Data Spasial
Kalibrasi alat Akurasi
Memeriksa peta kertas
Memeriksa peta digital
kondisi ekternal). Studi kasus mengkalibrasi GPS handheld. 5 jenis akurasi. Membaca spesifikasi alat atau sensor. Hubungan skala peta, akurasi & resolusi citra. Propagasi kesalahan.
Memeriksa konsistensi & kartiografis (inhouse). Memeriksa correctness di lapangan. Memeriksa data dari sisi basis data digital.
Praktiku m Try-out
Praktiku m Try-out
Komputer + LCDProjector GPS hand held Print out peta & citra. GPS hand held. Peta cetak. Komp uter tiap peserta + sample data.
2
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
69
Lampiran-3.6: Aplikasi Pemetaan Tematik Waktu
:
Deskripsi singkat
:
Kompetensi Dasar
:
8 JPL, disesuaikan dengan kebutuhan instansi peserta diklat secara proporsional Pengetahuan umum peta tematik membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara membaca dan kegunaan peta tematik. Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami, bagaimana cara membaca dan menggunakannya, mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi pembuat dan prosedur memperoleh peta tematik.
Deskripsi Detil : Sebagai contoh peta tematik dalam hal ini peta tanah dan peta kehutanan Indikator Keberhasilan
Pokok bahasan
Menjelaskan pengertian, cara membuat, membaca dan menggunakan peta tematik.
Pengertia n dan ruang lingkup peta tanah
Sub pokok bahasan Pengertian peta, tanah dan peta tanah. Konsep dasar, tujuan dan pentingnya pembuatan peta tanah. Prosedur dan kebutuhan data pembuatan peta tanah. Jenis, skala, dan legenda peta tanah. Informasi yang tersedia dalam peta tanah, cara membaca, menggunakan/ interpretasi peta tanah. Instansi pembuat
Metode MCI demo
Media JPL MSK
-
70
Menjelaskan pengertian, cara membuat, membaca dan menggunakan peta kehutanan.
Kegiatan Perpetaa n Kehutana n.
peta tanah dan cara memperoleh peta. Pengertian dan ruang lingkup Inventarisasi Hutan dan perpetaan kehutanan. Perencanaan. Pelaksanaan. Pengukuran dimensi pohon. Pelaporan.
MCI
MSK
-
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
71
Lampiran-3.7: Rancangan Proyek Survei dan Pemetaan Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang bagaimana merancang suatu proyek survei dan pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memahami seluk beluk perancangan dan manajemen (tata laksana) proyek.
Deskripsi Detil Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Menjelaskan beberapa aspek perencanaan dan tata laksana proyek
Pendahuluan
Memberi contoh perancangan proyek
Perencanaan proyek
Mampu memberi contoh tata laksana proyek
Tata Laksana proyek
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
Terminologi. Ukuran dan jenis Proyek. Organisasi proyek.
MCI Demo
MSK
1
Metode perencanaan. Feasibility studi. Estimasi biaya. Proposal dan Negosiasi. Identifikasi kegiatan. Identifikasi sumber daya. Kuantifikasi volume. Kuantifikasi kapasitas kerja. Identifikasi jalur kritis. Menyusun jadwal/ milestone. Pengendalian waktu dan biaya. Pengendalian mutu.
MCI simulasi
MSK
1
MCI simulasi
MSK
1
72
Meramalkan situasi audisi proyek
Audit proyek
Arti audit. Tahapan audit. Unsur yang diperhatikan. Proses audit.
MCI Simulasi
MSK
1
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
73
Lampiran-3.8: Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara membuat laporan survei pemetaan untuk keperluan dokumentasi teknis.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat menulis laporan teknis survei pemetaan yang dilakukannya.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Menyusun laporan teknis survei dan pemetaan
Kisi-kisi laporan teknis
Menyusun executive summary
Kisi-kisi executive summary
Sub Pokok Bahasan Konsep 5W+1H (What, When-
Metode
Media
JPL
MCI
MSK
2
MCI
MSK
2
Where, Who, Why How) dalam pelaporan. Sistematika terlacak (bisa diikuti orang lain). Penempatan ilustrasi survei dan pemetaan (foto, screenshoot, peta). Penonjolan
(Highlights) capaian dan kendala. Penonjolan apa yang harus diputuskan atau ditindak-lanjuti executive.
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
74
Lampiran-4 GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI
75
Lampiran-4.1: Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan Waktu
:
8 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang peraturan perundang-undangan atau peraturan lainnya yang terkait dengan jabatan fungsional surveyor pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat merujuk pada peraturan yang tepat untuk dapat dijadikan dasar hukum pada kegiatan survei dan pemetaan.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media JPL
Memahami peraturan perundangundangan yang terkait jabatan fungsional Sureyor Pemetaan
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nomor 134/Kep/M.Pa n/12/2002
UU Kepegawaian. PP tentang Jabatan Fungsional. Peraturan yang terkait dengan pengangkatan ke dalam jabatan fungsional, kenaikan pangkat pilihan, penonaktifan, keluar dari jabatan fungsional, penghitungan angka kredit, dll.
MCI
MSK
4
Memahami peraturan perundangundangan lainnya yang terkait dengan jabatan fungsional Sureyor Pemetaan
Beberapa UU yang terkait profesi survei dan pemetaan
UU Pokok Agraria. UU Tata Ruang. UU Pemerintahan Daerah. UU Perencanaan. UU Kehutanan. UU Pertambangan. UU Pertahanan. Peraturan tentang Kerahasiaan Negara dan Kebebasan Memperoleh Informasi Publik.
MCI
MSK
4
76
Peraturan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi BAKOSURTANAL, BPN, PU, ESDM, Bappeda, Baplan Kehutanan, Balitbang Pertanian, Dittop-AD, dsb. PP No. 10 Thn. 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah. MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
77
Lampiran-4.2: Simulasi Penghitungan Angka Kredit Waktu
:
8 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara dan prosedur penghitungan angka kredit jabatan surveyor pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat memperkirakan kegiatankegiatan mana yang dapat dihitung angka kreditnya dan dapat menilai sendiri dengan memasukan nilai tersebut kedalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK).
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Memahami peraturan yang berkaitan dengan angka kredit jabatan fungsional Surveyor Pemetaan.
Penghitungan Angka Kredit
Sub Pokok Bahasan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nomor 134/Kep/M.Pan/12/2 002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei Dan Pemetaan Nasional Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 0T.02/60KA/VII/2003 Nomor: 26 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Dan Angka Kreditnya.
Metode
Media
JPL
MCI Simulasi
MSK
2
78
Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei Dan Pemetaan Nasional Nomor : HK.01.04/54KA/II/2006 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Dan peraturan terkait lainnya Memperkirakan unsur kegiatan yang dapat dinilai angka kreditnya
Identifikasi unsur yang dinilai berdasarkan Kep. Men. PAN
Pengumpulan bukti fisik kegiatan survei dan pemetaan. Usul penilaian angka kredit dari Surveyor Pemetaan dengan melampirkan bukti fisiknya. Proses penilaian oleh Tim Penilai. Penetapan angka kredit dan proses kenaikan pangkatnya.
MCI simula si
MSK
6
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
79
Lampiran-4.3: Citra Diri dan Etika Profesi Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang etika profesi dan citra diri Pejabat fungsional surveyor pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat menunjukkan kepercayaan diri atas profesinya serta mengenal tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
Deskripsi Detail : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
Membentuk citra diri
Teknik membentuk citra diri
Menumbuhkan dan mengelola motivasi. Teknik belajar mandiri (longlife learning). Komunikasi horizontal dalam team (teamwork). Komunikasi vertikal dalam institusi.
Simulasi
MSK
2
Mampu mempertahank an etika profesi
Beberapa isu utama yang terkait etika profesi surveyor pemetaan
Etika pengukuran (kasus pengukuran vertikal) Mengenali dan menghindari data fiktif Kaidah memperkecil dan memperbesar skala peta. Memanipulasi data. Memanfaatkan peta buatan pihak lain dalam kaitan dengan ciptaan pihak lain (UU No. 19 Th. 2003 tentang Hak Cipta).
Simulasi
MSK
2
80
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
81
Lampiran-4.4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi seorang surveyor pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat mengetahui dan mendemonstrasikan sebagian cara-cara agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat.
Deskripsi Detil : Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Mendemonstrasikan halhal yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mengenal K3
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
Menyiapkan air minum sehat di lapangan. Mencegah dehidrasi. Menjaga kebersihan tubuh selama survei. PPPK. Pakaian dan perbekalan (baju, topi, sepatu survei). Perijinan/ pemberitahuan ke masyarakat tentang aktivitas survei dan pemetaan yang dilakukan.
MCI Pemuta ran film
MSK
2
82
Membuat garis besar caracara survival
Garis besar survival
Mengantisipasi gangguan selama survei : menghadapi daerah banjir, badai, laut. Menghadapi serangga, lintah, ular dan satwa lain. Mengantisipasi tersesat. Mengantisipasi tenggelam. Pengurusan asuransi, seperti: Asuransi kecelakaan, Asuransi kematian, Asuransi kerugian karena kerusakan/ kehilangan peralatan, Asuransi tanggung jawab sosial.
MCI demo
MSK Kom puter tiap peser ta
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
83
Lampiran-4.5: Ergonomi Dalam Budaya Kerja Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara membuat pekerjaan seorang profesional survei dan pemetaan menjadi nyaman untuk jasmani dan rohani (ergonomis).
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan pelajaran ini, seluruh peserta mengetahui konsep dasar ergonomi, sukarela melaksanakan ergonomi kerja dan mampu mempersiapkan alat-alat pekerjaannya secara tepat dan benar sesuai asas-asas ergonomis.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
MSK
2
M-1 peta manus krip untuk latihan
1
Mengetahui konsep-konsep dasar Ergonomi dalam Budaya Kerja
Kiat bekerja efisien
Sekilas Budaya Kerja Pengertian Ergonomi Kiat bekerja yang sehat (agar tidak cepat lelah mata atau lelah pinggang). Mengatur sarana pendukung kerja di lab (pencahayaan, ventilasi, tempat duduk, rak buku, ATK, tempat sampah).
MCI
Mampu menghimpun dan memperbincan gkan hal-hal yang akan membantu ergonomi dalam survei bergerak
Merencanaka n survei yang ergonomis
Memilih rute. Merencanakan logistik. Mengamankan sarana dan prasarana kerja. Merekrut buruh lokal. Menyelesaikan administrasi.
Diskusi dan Simulasi
84
Mampu menyusun bagasi survei yang ergonomis
Kiat meringkas bagasi
Memilih jenis bagasi. Memilih jenis tas. Surveyor Kit Melipat peta manuskrip.
Praktikum
M-1 Bagasi untuk latihan
1
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
85
Lampiran-4.6: Aspek Perlindungan Konsumen Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara aspek bisnis dan perlindungan konsumen dalam kaitannya dengan profesi survei dan pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta menunjukkan sensitivitas atas kondisi pasar dan konsumen dan mengetahui teknik pembuatan proposal.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Mampu mengidentifikasi selukbeluk pelayanan konsumen
Merumuskan kebutuhan konsumen.
Mampu mengidentifikasi tatacara perlindungan konsumen.
UU Perlindungan Konsumen.
Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
JPL
Cek list kebutuhan konsumen atas data survei dan pemetaan. Menilai pasar – survei harga kebutuhan pemetaan. Seputar Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK). Seputar Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Seputar periklanan. Membuat proposal survei dan pemetaan.
MCI
MSK
2
Bagaimana melayani pengaduan (komplain). Melacak yang sesungguhnya terjadi ketika ada komplain bahwa “peta ini salah” atau “data spasial ini tidak bisa dipakai”.
MCI
Contoh : iklan, contoh proposal MSK
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector 86
2
Lampiran-4.7: Teknik Publikasi dan Presentasi Surta Waktu
:
4 JPL
Deskripsi singkat
:
Mata diklat ini membahas tentang tata cara membuat publikasi dan presentasi survei pemetaan untuk keperluan pengembangan profesi survei dan pemetaan.
Kompetensi Dasar
:
Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini, seluruh peserta dapat mengetahui dan mendemonstrasikan secara sederhana pembuatan makalah ilmiah survei pemetaan yang dilakukannya yang dapat dipresentasikan dalam forum-forum profesi.
Deskripsi Detail: Indikator Keberhasilan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Metode MCI
MSK
Simulasi
Contoh tulisa n
MCI
MSK
Simulasi
PC tiap peserta
Mampu membuat garis besar pembuatan makalah ilmiah dan ilmiah populer
Makalah ilmiah dan ilmiah populer
Makalah ilmiah dalam karir jabfung. Sistematika dan Format makalah ilmiah. Makalah ilmiah populer. Kiat agar dimuat.
Mampu mendemonstrasikan teknik presentasi
Presentasi langsung dan dengan alat bantu
Teknik penyuluhan (monolog). Teknik audio visual. Menyiapkan pameran & leaflet. Mengenal Powerpoint. Sistematika slide, master, footer, animasi, hyperlink.
Media JPL 2
2
MCI : Metode Ceramah Interaktif MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus + Komputer + LCD-Projector
87
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/272.A-KA/XI/2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
PENDAHULUAN....................................................................... A. Latar Belakang………………………………………………………........ B. Tujuan dan Sasaran......................................................... 1. Tujuan...................................................................... 2. Sasaran..................................................................... 3. Tingkatan.................................................................. C. Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan........... 1. Kompetensi Tingkat Terampil...................................... 2. Kompetensi Tingkat Ahli............................................. 3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar................. KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN..................................................................... A. Komposisi Mata Diklat...................................................... 1. Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil....................... 2. Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli.............................. B. Rancang Bangun Program Pembelajaran........................... TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN..... A. Tenaga Pengajar............................................................. B. Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar......................... C. Tata Tertib Tenaga Pengajar............................................ D. Waktu Pelaksanaan.......................................................... METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN................................... A. Penerapan Metodologi Andragogi...................................... 1. Metode Ceramah Interaktif (MCI)................................ 2. Simulasi dan Role Playing........................................... B. Sarana Diklat................................................................... PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN......................................................................... A. Hakekat Perencanaan Diklat............................................. 1. Perencanaan Program Diklat....................................... 2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.................................................................. B. Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan........................................................................ 1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan...................... 2. Penetapan Prosedur Pelaporan................................... C. Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. MONITORING DAN EVALUASI................................................. A. Penilaian Terhadap Peserta.............................................. 1. Aspek Sikap/Affective................................................. 2. Penguasaan Materi melalui Uji Kompetensi..................
1 1 2 2 3 3 3 3 4 6 7 7 11 11 12 13 13 13 14 15 16 16 17 17 18 20 20 20 21 21 22 23 24 25 25 26 27
i
3. Evaluasi Kelulusan..................................................... 4. Kualifikasi Kelulusan................................................... B. Evaluasi Pengajar............................................................ C. Evaluasi Penyelenggara.................................................... D. Evaluasi Terhadap Kurikulum............................................ BAB VII SERTIFIKASI......................................................................... A. Sertifikasi Pengajar.......................................................... B. Sertifikasi Peserta............................................................ BAB VIII PENUTUP.............................................................................. Lampiran-1: FORMULIR-FORMULIR ISIAN:.............................. Lampiran-2: GBPP TINGKAT TERAMPIL:.................................. Lampiran-2.1: Matematika Dasar............................................ Lampiran-2.2: Pengetahuan Survei dan Instrumentasi.............. Lampiran-2.3: Pengetahuan Umum Peta.................................. Lampiran-2.4: Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer.......... Lampiran-2.5: Pengantar Sistem Informasi Geografi................. Lampiran-2.6: Pengantar Penginderaan Jauh........................... Lampiran-2.7: Pengetahuan Teknologi Informasi...................... Lampiran-2.8a: Peta Tematik (Peta Tanah).............................. Lampiran-2.8b: Peta Tematik (Peta Kadaster).......................... Lampiran-3: GBPP TINGKAT AHLI:.......................................... Lampiran-3.1: Pemetaan Dasar............................................... Lampiran-3.2: Penentuan Posisi.............................................. Lampiran-3.3: Aplikasi Sistem Informasi Geografi..................... Lampiran-3.4: Aplikasi Penginderaan Jauh............................... Lampiran-3.5: Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu............ Lampiran-3.6: Aplikasi Pemetaan Tematik............................... Lampiran-3.7: Rancangan Proyek Surta................................... Lampiran-3.8: Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan.............. Lampiran-4: GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI:.... Lampiran-4.1: Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan....... Lampiran-4.2: Simulasi Penghitungan Angka Kredit.................. Lampiran-4.3: Citra Diri dan Etika Profesi................................ Lampiran-4.4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............. Lampiran-4.5: Ergonomi Dalam Budaya Kerja......................... Lampiran-4.6: Aspek Perlindungan Konsumen.......................... Lampiran-4.7: Teknik Publikasi dan Presentasi Surta................
28 28 29 30 30 32 32 32 34 35 41 42 44 46 48 50 52 54 56 57 59 60 62 64 66 68 70 72 74 75 76 78 80 82 84 86 88
ii
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong – Bogor Telp. : 021-8752062, 8752063 Fax. 021-8752064 Website: http://www.bakosurtanal.go.id
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/272.B-KA/XI/2006 TENTANG KUALIFIKASI PENDIDIKAN PENGANGKATAN PERTAMA KALI KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL, Menimbang
:
a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan harus memenuhi syarat utama serendah-rendahnya berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas bagi Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil, dan berijazah Sarjana (S1)/Diploma IV (D IV) bagi Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli; b. bahwa untuk melaksanakan Pasal 21 Ayat (4) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya, perlu menetapkan Peraturan Kepala BAKOSURTANAL tentang Kualifiksi Pendidikan Pengangkatan Pertama Kali ke dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan; 1
Mengingat
:
1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2005;
2.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya;
3.
Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei Dan Pemetaan Nasional Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 0T.02/60-KA/VII/2003 Nomor: 26 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL TENTANG KUALIFIKASI PENDIDIKAN PENGANGKATAN PERTAMA KALI KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
KESATU
Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat yang pertama kali dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, disamping harus memenuhi persyaratan yang lain berdasarkan ketentuan Pasal 21 dan Pasal 22 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya, juga harus memenuhi kualifikasi pendidikan bidang survei dan/atau pemetaan sebagai berikut:
:
2
1 PENDIDIKAN 1 a. SLTA/ Diploma I b. Diploma II (D.II), Diploma III (D.III), Diploma IV (D.IV), Sarjana (S.1), Magister(S.2), Doktor (S.3)
2 Kelompok Bidang Ilmu 2 Semua bidang Survei Pemetaan
Ilmu Kebumian
3 Jurusan 3 Semua jurusan Geodesi, Geografi, Geomatika, Fotogrametri, Kartografi, Pertanahan, Pengukuran Terestris (Land Surveying), Sistem Informasi Pertanahan (Land Information System), Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografi Fisika, Geofisika, Geologi, Geomorfologi, Ilmu Kelautan, Oseanografi, Hidrografi
3
1 Diploma II (D.II), Diploma III (D.III), Diploma IV (D.IV), Sarjana (S.1), Magister(S.2), Doktor (S.3)
2 Aplikasi Survei Pemetaan
Teknologi Informasi
KEDUA
:
3 Teknik Sipil, Planologi, Pertambangan, Perminyakan, Perikanan, Pertanian, Ilmu Tanah (Soilscience), Kehutanan, Teknik Lingkungan, Perencanaan Kewilayahan. Teknik Elektro, Matematika, Informatika, Manajemen Informasi, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Ilmu Komputer
1. Jurusan yang dimaksud pada diktum KESATU harus dikaitkan dengan kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan agar dapat dihitung angka kreditnya. 2. Nama jurusan seperti pada diktum KESATU dapat berubah dan atau berkembang mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
4
KETIGA
:
Kualifikasi Pendidikan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU sebagai acuan bagi Pejabat yang bertugas di bidang kepegawaian, Anggota Tim Penilai, Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, dan petugas lainnya yang tugasnya berhubungan dengan administrasi kepegawaian dan kegiatan teknis di bidang survei dan pemetaan.
KEEMPAT
:
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Cibinong Tanggal : 13 November 2006 Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional ttd. Rudolf W. Matindas NIP 370 000 145
5
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong – Bogor Telpon : 021-8752062,8752063 Fax. 021-8752064 http://www.bakosurtanal.go.id
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/67-KA/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL, Menimbang
:
a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 17 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/KEP/ M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya, BAKOSURTANAL diamanatkan untuk menyusun Tata Kerja Tim Penilai dan Tata Cara Penilaian Angka Kreditnya; b. bahwa untuk menjamin kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Nomor 3547);
Negara
Republik
Indonesia
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4014) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 4. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya; 8. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor OT.02/60-KA/VII/2003 dan Nomor 26 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya; 9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/60/M.PAN/6/2005 tentang Perubahan Atas Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya; 10. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.01.01/01-KA/I/2001
2
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT. 01.01/03KA/I/2002 11. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor : HK.01.04/54-KA/II/2006 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN. Pasal 1 Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan, Pejabat Penetap Angka Kredit, Pejabat Pengusul Penetapan Angka Kredit, dan Tim Penilai Angka Kredit Surveyor Pemetaan serta Sekretariat Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya melakukan penilaian angka kredit Surveyor Pemetaan. Pasal 2 Ketentuan mengenai Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan disusun dengan sistematika sebagai berikut : I.
PENGERTIAN;
II.
ORGANISASI TIM PENILAI;
III.
TATA KERJA TIM PENILAI;
IV.
KETENTUAN LAIN-LAIN; dan
V.
PENUTUP
3
Pasal 3 Ketentuan mengenai Petunjuk Teknis Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 4 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Cibinong Pada tanggal : 21 Mei 2007 Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional ttd. Rudolf W. Matindas NIP. 370 000 145
4
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/67-KA/2007 TANGGAL : 21 Mei 2007 PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN I.
PENGERTIAN 1. Tim Penilai Angka Kredit, selanjutnya disebut Tim Penilai, adalah Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, dan bertugas membantu Pejabat Penetap Angka Kredit dalam menilai prestasi kerja Surveyor Pemetaan. 2. Pejabat Penetap Angka Kredit (P2AK) adalah : a. Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala BAKOSURTANAL, bagi Surveyor Pemetaan Madya di lingkungan BAKOSURTANAL dan instansi pemerintah yang lain di Pusat dan Daerah. b. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau Pejabat lain serendahrendahnya eselon II yang ditunjuk oleh Sekretaris Utama BAKOSURTANAL, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda, di lingkungan BAKOSURTANAL. c.
Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau pejabat lain serendah-rendahnya eselon II yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi yang bersangkutan, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di lingkungan instansi yang bersangkutan.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang membidangi survei dan pemetaan, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di lingkungan Provinsi yang bersangkutan.
5
e. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan pemetaan, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di lingkungan Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 3. Pejabat Pengusul Penetapan Angka Kredit (P3AK) adalah: a. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan Madya di lingkungan BAKOSURTANAL. b. Pimpinan Instansi pusat yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan Madya di lingkungan Instansi yang bersangkutan. c.
Kepala Dinas/Kantor/Badan yang membidangi survei dan pemetaan di Provinsi, bagi Surveyor Pemetaan Madya di Provinsi yang bersangkutan.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan yang membidangi survei dan pemetaan di Kabupaten/Kota, bagi Surveyor Pemetaan Madya di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. e. Kepala Bagian yang membidangi urusan kepegawaian di BAKOSURTANAL, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di BAKOSURTANAL. f.
Pejabat yang membidangi urusan kepegawaian serendahrendahnya eselon III di lingkungan Instansi Pusat, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di Instansi yang bersangkutan.
g. Pejabat serendah-rendahnya eselon III yang membidangi urusan kepegawaian pada Dinas/Kantor/Badan di Provinsi, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di Provinsi yang bersangkutan. h. Pejabat serendah-rendahnya eselon IV yang membidangi urusan kepegawaian pada Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota, bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 4. Angka Kredit (AK) adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Surveyor Pemetaan dalam rangka pembinaan karier kepangkatan/jabatannya.
6
5. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah daftar yang berisi jumlah angka kredit butir kegiatan yang telah dilaksanakan dan dibuat oleh Surveyor Pemetaan yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada P2AK melalui P3AK. 6. Sidang Pleno adalah rapat Tim Penilai untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan penilaian angaka kredit menetapkan angka kredit Surveyor Pemetaan yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50 % (lima puluh persen) ditambah satu anggota dari seluruh anggota Tim Penilai. 7. Berita Acara Penetapan Angka Kredit (BAPAK) adalah laporan hasil akhir penilaian angka kredit dan ditandatangani seluruh anggota Tim Penilai yang hadir dalam rapat pleno, untuk ditetapkan menjadi Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit oleh P2AK. 8. Tim Penilai Pusat adalah Tim yang melakukan penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan Madya yang bekerja di lingkungan BAKOSURTANAL dan instansi pemerintah yang lain, baik di Pusat maupun di Daerah. 9. Tim Penilai BAKOSURTANAL adalah Tim yang melakukan penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan BAKOSURTANAL. 10. Tim Penilai Instansi adalah Tim yang melakukan penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan instansi masing-masing. 11. Tim Penilai Provinsi adalah Tim yang melakukan penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan Provinsi. 12. Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah Tim yang melakukan penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan Kabupaten/Kota. 13. Sekretariat Tim Penilai adalah unit yang membantu urusan administrasi Tim Penilai.
7
14. Tim Penilai Teknis adalah Tim yang dibentuk untuk memberikan saran dan pendapat kepada Tim Penilaidalam hal penilaian yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian tertentu.
II.
ORGANISASI TIM PENILAI A. Syarat pembentukan Tim Penilai : 1. Memiliki sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan bagi instansi pusat dan provinsi. 2. Memiliki sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang Fungsional Surveyor Pemetaan bagi kabupaten/kota.
Pejabat
B. Tim Penilai 1. Tim Penilai Pusat a. Kedudukan Tim Penilai Pusat dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk, dan berkedudukan di lingkungan BAKOSURTANAL. b. Tugas Tim Penilai Pusat mempunyai tugas: 1) Membantu Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Madya yang berkerja di lingkungan BAKOSURTANAL dan Instansi lainnya; 2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II yang berhubungan dengan penilaian dan Penetapan Angka Kredit c. Fungsi Tim Penilai Pusat mempunyai fungsi: 1) Memeriksa dan menilai DUPAK termasuk Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi, dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
8
Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan, serta bukti fisiknya; 2) Menandatangani hasil penilaian pada DUPAK dan Berita Acara Hasil Penilaian Angka Kredit; 3) Menyampaikan laporan hasil penilaian Angka Kredit kepada Kepala BAKOSURTANAL. d. Keanggotaan Penyusunan keanggotaan Tim Penilai memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pusat
harus
1) Jumlah anggota Tim Penilai Pusat harus ganjil, terdiri atas:
a) Seorang Ketua merangkap anggota; b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c) Seorang Sekretaris merangkap anggota; d) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota. 2) Jumlah anggota Tim Penilai Pusat yang berasal dari Surveyor Pemetaan diupayakan lebih banyak daripada anggota yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil lain yang bukan Surveyor Pemetaan. 3) Anggota Tim Penilai Pusat dapat berasal dari BAKOSURTANAL dan dari instansi lain atas permintaan Kepala BAKOSURTANAL. e. Persyaratan Keanggotaan Untuk dapat diangkat menjadi anggota Tim Penilai Pusat harus memenuhi syarat:
1) Sekurang-kurangnya
menduduki jabatan dan pangkat/golongan ruang yang sama dengan Surveyor Pemetaan yang dinilai;
2) Mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai
secara objektif kegiatan dan profesi Surveyor Pemetaan serta prestasi kerja Surveyor Pemetaan; dan
3) Dapat aktif melakukan penilaian. 9
f.
Masa kerja Masa kerja Tim Penilai Pusat adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. Setelah masa jabatan tersebut berakhir, dapat diangkat kembali dalam keanggotaan Tim Penilai Pusat, setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
2. Tim Penilai BAKOSURTANAL a. Kedudukan: Tim Penilai BAKOSURTANAL dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Utama atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, dan Tim Penilai BAKOSURTANAL berkedudukan di lingkungan BAKOSURTANAL. b. Tugas: Tim Penilai BAKOSURTANAL mempunyai tugas: 1) Membantu Sekretaris Utama atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan BAKOSURTANAL. 2) Membantu Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya dalam menetapkan angka kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di instansi pusat dan provinsi dalam hal Tim Penilai belum terbentuk di lingkungan instansi pusat dan provinsi yang bersangkutan; 3) Membantu Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk dalam menetapkan angka kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan kabupaten/kota dalam hal Tim Penilai Kabupaten/Kota yang bersangkutan belum terbentuk; 4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Utama atau pejabat lain yang ditunjuk serendahrendahnya eselon II yang berhubungan dengan penilaian dan Penetapan Angka Kredit.
10
c. Fungsi Tim Penilai BAKOSURTANAL mempunyai fungsi: 1) Memeriksa dan menilai DUPAK termasuk Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi, dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan, serta bukti fisiknya; 2) Menandatangani hasil penilaian pada DUPAK dan Berita Acara Hasil Penilaian Angka Kredit; 3) Menyampaikan laporan hasil penilaian angka kredit kepada Sekretaris Utama. d. Keanggotaan Keanggotaan Tim Penilai BAKOSURTANAL memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
harus
1) Jumlah anggota Tim Penilai BAKOSURTANAL harus ganjil, terdiri dari : a) Seorang Ketua merangkap anggota; b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c) Seorang Sekretaris merangkap anggota; d) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota. 2) Jumlah anggota Tim Penilai BAKOSURTANAL yang berasal dari Surveyor Pemetaan diupayakan lebih banyak daripada anggota yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil lain yang bukan Surveyor Pemetaan. e. Persyaratan Keanggotaan Untuk dapat diangkat menjadi anggota BAKOSURTANAL harus memenuhi syarat:
Tim
Penilai
1) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan dan pangkat/golongan ruang yang sama dengan Surveyor Pemetaan yang dinilai; 2) Mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Surveyor Pemetaan; 3) Dapat aktif melakukan penilaian.
11
f.
Masa kerja Masa kerja Tim Penilai BAKOSURTANAL adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. Setelah masa jabatan tersebut berakhir, dapat diangkat kembali dalam keanggotaan Tim Penilai, setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
3. Tim Penilai Instansi a. Kedudukan Tim Penilai Instansi dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, dan berkedudukan di lingkungan Instansi yang bersangkutan. b. Tugas Tim Penilai Instansi mempunyai tugas: 1) Membantu Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan instansi yang bersangkutan;
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk serendahrendahnya eselon II yang berhubungan dengan penilaian dan Penetapan Angka Kredit. c.Fungsi Tim Penilai Instansi mempunyai fungsi: 1) Memeriksa dan menilai DUPAK termasuk Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi, dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan, serta bukti fisiknya;
12
2) Menandatangani penilaian pada DUPAK dan Berita Acara Hasil Penilaian Angka Kredit; 3) Menyampaikan laporan hasil penilaian angka kredit kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di Instansi yang bersangkutan. d. Keanggotaan Keanggotaan Tim Penilai Instansi harus memperhatikan halhal sebagai berikut: 1) Jumlah anggota Tim Penilai Instansi harus ganjil, terdiri dari : a) Seorang Ketua merangkap anggota; b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c) Seorang Sekretaris merangkap anggota; d) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota. 2) Jumlah anggota Tim Penilai Instansi yang berasal dari Surveyor Pemetaan diupayakan lebih banyak daripada anggota yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil lain yang bukan Surveyor Pemetaan. 3) Anggota Tim Penilai Instansi dapat berasal dari Instansi lain, atas permintaan Pimpinan Instansi yang bersangkutan. e. Persyaratan Keanggotaan Untuk dapat diangkat menjadi anggota Tim Penilai Instansi harus memenuhi syarat: 1) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan dan pangkat/golongan ruang yang sama dengan Surveyor Pemetaan yang dinilai; 2) Mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja survei dan pemetaan; dan 3) Dapat aktif melakukan penilaian.
13
f.
Masa kerja Masa kerja Tim Penilai Instansi adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. Setelah masa jabatan tersebut berakhir, dapat diangkat kembali dalam keanggotaan Tim Penilai, setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
4. Tim Penilai Provinsi a. Kedudukan Tim Penilai Provinsi dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas/Kantor/Badan atau pejabat lain yang ditunjuk dan berkedudukan di lingkungan Provinsi yang bersangkutan.
b. Tugas Tim Penilai Provinsi mempunyai tugas: 1) Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang bersangkutan dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang bersangkutan; 2) Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi, dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda, yang bekerja pada dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang belum terbentuk Tim Penilainya; 3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang bersangkutan yang berhubungan dengan penilaian dan Penetapan Angka Kredit.
c. Fungsi Tim Penilai Provinsi mempunyai fungsi:
14
1) Memeriksa dan menilai DUPAK termasuk Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi, dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan, serta bukti fisiknya; 2) Menandatangani penilaian pada DUPAK dan Berita Acara Hasil Penilaian Angka Kredit; 3) Menyampaikan laporan hasil penilaian angka kredit kepada Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang bersangkutan.
d. Keanggotaan Keanggotaan Tim Penilai Provinsi harus memperhatikan halhal sebagai berikut: 1) Jumlah anggota Tim Penilai Provinsi harus ganjil, terdiri dari : a) Seorang Ketua merangkap anggota; b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c) Seorang Sekretaris merangkap anggota; d) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota. 2) Jumlah anggota Tim Penilai Provinsi yang berasal dari Surveyor Pemetaan harus diupayakan lebih banyak daripada anggota yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil lain yang bukan Surveyor Pemetaan. 3) Anggota Tim Penilai Provinsi dapat berasal dari Dinas/Kantor/Badan lain, atas permintaan Kepala Dinas/Kantor/ Badan di Provinsi yang bersangkutan.
e. Persyaratan Keanggotaan Untuk dapat diangkat menjadi anggota Tim Penilai Provinsi harus memenuhi syarat:
15
1) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan dan pangkat/golongan ruang yang sama dengan Surveyor Pemetaan yang dinilai; 2) Mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja survei dan pemetaan; dan 3) Dapat aktif melakukan penilaian.
f.
Masa kerja Masa kerja Tim Penilai Provinsi adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. Setelah masa jabatan tersebut berakhir, dapat diangkat kembali dalam keanggotaan Tim Penilai, setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
5. Tim Penilai Kabupaten/Kota a. Kedudukan Tim Penilai Kabupaten/Kota dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas/Kantor/Badan atau pejabat lain yang ditunjuk dan berkedudukan di lingkungan Kabupaten/Kota yang bersangkutan b. Tugas Tim Penilai Kabupaten/Kota mempunyai tugas: 1) Membantu kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan dalam menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan Dinas/Kantor/Badan Kabupaten/Kota yang bersangkutan; 2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang berhubungan dengan penilaian dan Penetapan Angka Kredit.
16
c. Fungsi Tim Penilai Kabupaten/Kota mempunyai fungsi: 1) Memeriksa dan menilai DUPAK termasuk Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi, dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan, serta bukti fisiknya; 2) Menandatangani penilaian pada DUPAK dan Berita Acara Hasil Penilaian Angka Kredit; 3) Menyampaikan laporan hasil penilaian angka kredit kepada Kepala Dinas/Kantor/Badan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
d. Keanggotaan Keanggotaan Tim Penilai Kabupaten/Kota memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
harus
1) Jumlah anggota Tim Penilai Kabupaten/Kota harus ganjil, terdiri dari : a) Seorang Ketua merangkap anggota; b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c) Seorang Sekretaris merangkap anggota; d) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota. 2) Jumlah anggota Tim Penilai Kabupaten/Kota yang berasal dari Surveyor Pemetaan harus diupayakan lebih banyak daripada anggota yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil lain yang bukan Surveyor Pemetaan. 3) Anggota Tim Penilai Kabupaten/Kota dapat berasal dari Dinas/Kantor/Badan lain, atas permintaan Kepala Dinas/Kantor/ Badan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
17
e. Persyaratan Keanggotaan : Untuk dapat diangkat menjadi anggota Kabupaten/Kota harus memenuhi syarat:
Tim
Penilai
1) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan dan pangkat/golongan ruang yang sama dengan Surveyor Pemetaan yang dinilai; 2) Mempunyai keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja survei dan pemetaan; dan 3) Dapat aktif melakukan penilaian.
f.
Masa kerja Masa kerja Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan. Setelah masa jabatan tersebut berakhir, dapat diangkat kembali dalam keanggotaan Tim Penilai, setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
C. Sekretariat Tim Penilai 1. Kedudukan a. Sekretariat Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan oleh : 1) Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk untuk Sekretariat Tim Penilai Pusat; 2) Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk untuk Sekretariat Tim Penilai BAKOSURTANAL; 3) Pimpinan Instansi Pusat atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II untuk Sekretariat Tim Penilai Instansi; 4) Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi/Kabupaten/Kota untuk Sekretariat Tim Penilai Provinsi/Kabupaten/Kota. b. Sekretariat Tim Penilai bertanggung jawab kepada :
18
1) Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk untuk Sekretariat Tim Penilai Pusat; 2) Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk untuk Sekretariat Tim Penilai BAKOSURTANAL; 3) Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau Pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, untuk Sekretariat Tim Penilai Instansi 4) Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang membidangi survei dan pemetaan, untuk Sekretariat Tim Penilai Provinsi; 5) Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan pemetaan, untuk Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota. c.
Sekretariat Tim Penilai dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara fungsional dijabat oleh pejabat dibidang kepegawaian.
2. Tugas Sekretariat Tim Penilai bertugas memfasilitasi urusan administrasi dan Tata Usaha untuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim Penilai. 3. Fungsi Sekretariat Tim Penilai berfungsi : a. Mengadministrasikan setiap usulan penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan; b. Meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas-berkas DUPAK; c.
Menyiapkan formulir BAPAK (lihat Anak Lampiran);
d. Menyiapkan keputusan Penetapan Angka Kredit.
D. Tim Penilai Teknis 1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
19
134/KEP/M.PAN/12/2002, dapat membentuk Tim Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan teknis yang diperlukan. 2. Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pendapat kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu. 3. Tim Penilai Teknis bertanggungjawab kepada Ketua Tim Penilai.
IV.
TATA KERJA TIM PENILAI 1. Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan membuat DUPAK. 2. Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan menyampaikan DUPAK kepada Atasan Langsung dengan melampirkan: a. Usulan Surat Pernyataan melakukan kegiatan Survei dan Pemetaan, Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi dan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Surveyor Pemetaan (Lampiran III, Lampiran IV dan Lampiran V Surat Keputusan Bersama Kepala BAKOSURTANAL dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor OT.02/60KA/VII/2003 dan Nomor 26 Tahun 2003). b. Bukti fisik hasil kegiatan, setiap unsur kegiatan yang dikerjakan oleh Surveyor Pemetaan dan diusulkan dalam DUPAK, harus disertai bukti fisik prestasi (unsur hasil kegiatan). 3. Atasan Langsung melakukan pemeriksaan dan penelitian bukti fisik kegiatan. 4. Atasan Langsung menandatangani Surat Pernyataan sebagaimana tersebut pada nomor 2a, dan membubuhkan paraf pada kolom Pejabat Pengusul DUPAK. 5. Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan mengajukan DUPAK beserta lampirannya kepada Pejabat Pengusul. 6. Pejabat Pengusul meneliti dan memeriksa DUPAK beserta dokumen kelengkapannya.
20
7. Pejabat Pengusul menandatangani DUPAK, dan menyampaikan kepada Pejabat Penetap Angka Kredit melalui Sekretariat Tim Penilai. 8. Sekretariat Tim Penilai menyampaikan DUPAK beserta dokumen kelengkapannya kepada Ketua Tim Penilai. 9. Tim Penilai melakukan penilaian. 10. Setiap DUPAK dinilai oleh anggota Tim Penilai, jumlah anggota yang menilai disesuaikan dan diatur oleh Ketua Tim Penilai. 11. Setelah anggota Tim Penilai melakukan penilaian, kemudian hasil penilaian disampaikan kepada Ketua Tim Penilai. 12. Apabila dipandang perlu Ketua Tim Penilai dapat mengundang anggota tim untuk melaksanakan Sidang Pleno. 13. Sidang Pleno dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50 % (lima puluh persen) ditambah satu anggota dari seluruh jumlah anggota Tim Penilai. 14. Pengambilan keputusan dalam sidang pleno dilakukan melalui musyawarah mufakat. 15. Hasil penilaian angka kredit harus dituangkan dalam formulir BAPAK dan ditandatangani oleh anggota Tim Penilai. 16. Tim Penilai menyampaikan BAPAK kepada Sekretariat Tim Penilai, Sekretariat Tim Penilai menyiapkan SK-PAK dan menyampaikan kepada P2AK Pusat/Instansi/Provinsi/Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk untuk ditetapkan. 17. Asli Keputusan PAK disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan tembusan disampaikan kepada : a. Surveyor Pemetaan yang bersangkutan; b. Pimpinan unit kerja survei dan pemetaan yang bersangkutan; c.
Sekretaris Tim Penilai Surveyor Pemetaan yang bersangkutan;
d. Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit; e. Kepala Biro Kepegawaian/Bagian Kepegawaian instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan; dan
21
f.
BAKOSURTANAL selaku instansi pembina Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.
18. Penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat, dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat sebagai berikut: a. Untuk kenaikan pangkat periode April, angka kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Januari tahun yang bersangkutan. b. Untuk kenaikan pangkat periode Oktober, angka kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Juli tahun yang bersangkutan.
V.
KETENTUAN LAIN-LAIN 1. Dalam hal Ketua Tim Penilai adalah Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan yang sedang dinilai, maka Ketua Tim Penilai dijabat sementara oleh pejabat yang mengangkat sampai dengan penilaiannya selesai; 2. Pimpinan Instansi Pusat/Pejabat yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, dan/atau Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan pemetaan atas usul Ketua Tim Penilai yang bersangkutan dapat mengganti anggota Tim Penilainya apabila yang bersangkutan: a. Pensiun dari PNS; b. Berhalangan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan; atau c.
Mengundurkan diri.
3. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian angka kredit pejabat fungsional Surveyor Pemetaan sebagai berikut : a. Jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan, dan kenaikan jabatan/pangkat Surveyor Pemetaan sebagaimana tersebut pada Lampiran III Keputusan MENPAN Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
22
b. Perbandingan angka kredit antara unsur utama dan unsur penunjang adalah : (i) unsur utama sekurang-kurangnya 80 % (delapan puluh persen) dan; (ii) unsur penunjang sebanyakbanyaknya 20 % (dua puluh persen) VI.
PENUTUP 1.
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
2.
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur kemudian.
Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional ttd. Rudolf W. Matindas NIP. 370 000 145
23
ANAK LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR : HK.01.04/67-KA/2007 TANGGAL : 21 Mei 2007 CONTOH : BERITA ACARA PENETAPAN ANGKA KREDIT (BAPAK)
BERITA ACARA PENETAPAN ANGKA KREDIT (BAPAK) Instansi Masa Penilaian No
: :
……………………..................… tanggal ….......…………..........
SURVEYOR PEMETAAN YANG DITETAPKAN ANGKA KREDITNYA NAMA NIP JABATAN UNIT KERJA
JUMLAH ANGKA KREDIT UNSUR UTAMA
UNSUR PENUNJANG
TOTAL
….....……….., ….................………...... No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama ........................... ........................... ........................... ........................... ........................... ........................... ...........................
NIP ........................ ........................ ........................ ........................ ........................ ........................ ........................
Jabatan Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota
Tanda Tangan ...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ......................
24