PEDOMAN PELAKSANAAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN
(BPK)
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN Jakarta, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syuhr kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Matra Esa atas rahmat dan karunia-Nyq sehingga Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai penprluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan @pIVBp3K) dapat diselesaikan.
Dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi BPIUBP3K di Kecamataq Kementerian Pei'taniirn telarh inene$itkim Peratutzrn Menteri Peitanian No. 26ffeilneiatiu/OT.l4}Anl.E dan Petunjuk Pelaksanaan Penyulutran Pertanian di BPK/BP3K. pada Tahun 2013 se-bagai dasar untuk meiaicukan pembinaan dan pemberdayaan BPKBP3K. Hal ini sejatan dengan kebijakan Kementbrian Pertanian bahwa BPK/BP3K diperankan sebagai pos Simpul
Koordinasi, Sinkronisasi Program dan pelalaanaan kegiatan pembangunan pertanian di Kecamatan serta sekaligus berperan sebagai pusat data dan inforrrasi bag| stakeholder
teikut.
Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebu! terlebih dahulu diperlukan adanya pengklasifiktxian BPXTBP3K igar lebih mudah melakukan pembinaan dan pemberdayaah BPK/BP3K
Kami berharap dengau terbitnya pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai penyuluhan Kecamatan ini prmbinaan datr pemberdayaan BPKDP3K dapat berjalan lebih fokus
dar
optimal.
Jakart4 t1 Oktober 2014 Kepala Badan Penyrrltrhan dan
DAFTAR ISI Hal
KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
I.
PENDAHULUAN ................................................................................
1
A Latar Belakang .................................................................................
1
B Maksud dan Tujuan .........................................................................
2
C Ruang Lingkup .................................................................................
2
D Dasar Hukum ..................................................................................
2
E Pengertian .......................................................................................
3
II.
KELEMBAGAAN PENYULUHAN KECAMATAN ..................................... A Pengorganisasian ...........................................................................
4
4
B Tugas dan Fungsi ............................................................................. C Prasarana dan Sarana .....................................................................
4 6
D Manajemen Operasional ................................................................. E Aktivitas ..........................................................................................
F Penyediaan Data dan Informasi ......................................................
7
G Dukungan Pembiayaan ...................................................................
7
III.
8
KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN ................................. A Aspek Kemampuan BPK/BP3K.........................................................
8
B Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K ..................
8
C Kelas Kemampuan BPK/BP3K ..........................................................
8
IV.
MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENETAPAN KLASIFIKASI BPK/BP3K .........................................................................................
9
V.
MONITORING, EVAUASI DAN PELAPORAN ........................................
12
A Monitoring dan Evaluasi .................................................................
11
B Pelaporan ........................................................................................
12
VI.
PEMBIAYAAN ...................................................................................
12
VII.
PENUTUP ..........................................................................................
12
ii
5 6
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian serta sekaligus merupakan cermin keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah Kecamatan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU No.16/2006 SP3K), kebijakan pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah (a) mengutamakan prinsip kemitraan dalam pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian dan (b) memacu pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian melalui pemberian prioritas insentif pembiayaan. Strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan adalah menempatkan kelembagaan penyuluhan pertanian sebagai penggerak utama kegiatan penyuluhan pertanian di masing-masing tingkatan wilayah administrasi pemerintahan; Sebagai penjabaran dari UU No 16/2006, Kementerian Pertanian mengambil kebijakan menjadikan BPK/BP3K sebagai pusat koordinasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan yang berbasis berupa kawasan komoditi unggulan dan atau wilayah. Selain itu, BPK/BP3K merupakan pusat data dan informasi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan usaha di wilayah kecamatan. Secara empiris sampai saat ini, keberadaan BPK/BP3K umumnya masih belum dapat melaksanakan tugas fungsinya secara optimal, disebabkan antara lain (a) terbatasnya dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan, (b) terbatasnya fasilitasi penyediaan dan penyebaran informasi, (c) terbatasnya jumlah dan kualitas penyuluh, dan (d) terbatasnya fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, dan (e) terbatasnya fasilitasi proses pembelajaran (percontohan dan model usaha tani). Oleh karena itu, kelembagaan
BPK/BP3K
perlu
diperkuat
dan
diberdayakan
agar
mampu
melaksanakan tugas dan fungsi penyuluhan pertanian secara lebih optimal. Salah satu upaya penguatan dan pengembangan kapasitas BPK/BP3K diawali dengan melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap kondisi dan potensi BPK/BP3K. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan dari kelembagaan penyuluhan
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
1
tersebut, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembinaan selanjutnya. Agar klasifikasi BPK/BP3K berjalan efektif dan efisien, maka perlu disusun Pedoman Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan. B. Maksud dan Tujuan Pedoman ini disusun, dimaksudkan sebagai acuan bagi penyelenggara penyuluhan dalam
melaksanakan
klasifikasi
BPK/BP3K.
sedangkan
tujuannya
adalah
diperolehnya kelas kemampuan BPK/BP3K di seluruh provinsi dan pada gilirannya dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan serta meningkatkakan kapasitas BPK/BP3K terutama dalam melayani penyuluhan di wilayah kecamatan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi sebagai berikut: 1. Standar Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan; 2. Variabel dan Indikator Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan; 3. Mekanisme Penilaian dan Penetapan kelas Balai Penyuluhan Kecamatan; 4. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; 5. Pembiayaan. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat atau (pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat). 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), kelembagaan penyuluhan pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan. Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Penyuluhan kabupaten/kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
2
kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Selain itu, lembaga teknis daerah yang berbentuk badan di kabupaten/kota
dapat
membentuk
unit
pelaksana
teknis
tertentu
untuk
melaksanakan kegiatan teknis operasional/teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. 4. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 5. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
26/Permentan/OT.140/4/2012
tentang
28/Permentan/OT.140/4/2012
tentang
Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan. 6. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
Pedoman Penilaian Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi. 7. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Peranian Kementerian Pertanian Tahun 2010. E. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan di kecamatan. 2. Standardisasi BPK/BP3K adalah standar minimal yang diperlakukan oleh BPK/BP3K untuk melaksanakan tugas fungsinya. 3. Klasifikasi BPK/BP3K adalah penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibagi ke dalam 4 (empat) kelas,
yaitu
BPK/BP3K kelas : 1) Pratama, 2) Madya, 3) Utama, dan 4) Kelas Aditama. 4. Sarana dan Prasarana penyuluhan adalah peralatan dan bangunan yang digunakan untuk melakukan penyelenggaraan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 5. Pembiayaan penyuluhan pertanian adalah setiap pengeluaran untuk keperluan penyelenggaraan penyuluhan.
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
3
II. KELEMBAGAAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN A. Pengorganisasian Dalam pengorganisasian BPK/BP3K sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan dari Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota yang didukung dengan organisasi dan ketenagaan sebagai berikut: 1. Pimpinan Balai; 2. Urusan Ketatausahaan; 3. Kelompok Jabatan Fungsional(KJF), terdiri dari: − Penyuluh yang menangani urusan Programa; − Penyuluh yang menangani urusan Sumber Daya; dan − Penyuluh yang menangani urusan Supervisi. Pimpinan Balai adalah pejabat yang memiliki latar belakang dibidang penyuluhan atau pejabat fungsional penyuluh pertanian yang diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin/koordinator penyuluh di BPK/BP3K, sedangkan urusan Ketatausahaan dapat ditangani oleh fungsional umum. Selanjutnya untuk urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional penyuluh ditetapkan oleh Pimpinan Balai dengan memperhatikan potensi pengembangan kawasan komoditas unggulan wilayah Kecamatan. Balai penyuluhan yang jumlah penyuluhnya terbatas, maka pimpinan, penyuluh urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional dapat ditugaskan untuk menangani wilayah kerja penyuluh di desa sekitar BPK/BP3K. B. Tugas dan Fungsi 1. Tugas Balai Penyuluh Kecamatan mempunyai tugas: − Memfasilitasi penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan yang sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/ kota; − Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan kecamatan; − Menyediakan akses terhadap penyebaran informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan penyuluhan, dan pasar; − Memfasilitasi pengembangan kelembagaan petani dan usahatani, pengembangan sejenisnya, kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
4
− Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran di BPK/BP3K secara berkelanjutan; dan; − Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha. 2. Fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan mempunyai fungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, petani/pelaku utama, dan pelaku usaha untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas BPK/BP3K. C. Prasarana dan Sarana Standar minimal prasarana dan sarana yang harus tersedia di BPK/BP3K meliputi : 1) bangunan fisik dan 2) peralatan yang digunakan untuk penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 1. Prasarana Penyuluhan Pertanian Prasarana minimal di BPK/BP3K meliputi : prasarana perkantoran, prasarana lingkungan, dan prasarana penunjang. − Prasarana perkantoran minimal yang harus tersedia di BPK/BP3K seperti : ruangan pimpinan, ruangan administrasi/tata usaha, ruangan kelompok jabatan fungsional, ruangan pertemuan/aula, ruangan perpustakaan, ruangan data dan sistem informasi, ruangan pameran, peragaan dan promosi, toilet dan kamar mandi, dapur, dan gudang. − Prasarana Lingkungan adalah air baku, penerangan listrik atau 1 (satu) unit genset cadangan, jalan lingkungan, pagar halaman dan lahan percontohan balai. − Prasarana penujang adalah rumah dinas/rumah jaga, mushola dll. 2. Sarana minimal penyuluhan, meliputi: 1) sarana keinformasian, 2) alat bantu penyuluhan, 3) peralatan administrasi, 4) alat transportasi, 5) sarana perpustakaan (buku serta hasil publikasi), dan 6) perlengkapan ruangan. − Sarana keinfomasian, terdiri atas : 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) papan display, 1 (satu) kamera analog atau digital, 1 (satu) unit handycam, 1 (satu) set telepon dan mesin faksimile. − Alat bantu penyuluhan, terdiri atas : 1 (satu) unit overhead projector/LCD, 1 (satu) unit perangkat pengeras suara, 1 (satu) set perangkat monitor televisi dan
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
5
VCD/DVD, 1 (satu) unit tape recorder, 1 (satu) unit white board/panelboard, dan 1 (satu) unit lapto. − Peralatan Administrasi, terdiri atas : 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) unit mesin tik, 3 (tiga) unit kalkulator, 1 (satu) unit brankas, dan 2 (dua) unit rak buku. − Alat Transportasi, berupa 3 (tiga) buah kendaraan bermotor roda dua atau alat transportasi lain. − Sarana perpustakaan, terdiri atas: minimal 3 (tiga) rak buku, 1 (satu) unit meja, 6 (enam) kursi, dan buku-buku minimal 200 judul buku, dan hasil-hasil publikasi, dan − Perlengkapan ruangan, terdiri atas: ruangan tamu, ruangan administrasi, dan ruang kerja para penyuluh, meja kursi untuk petugas/penyuluh/pegawai. D. Manajemen Operasional Dukungan manajemen operasional yang wajib tersedia di BPK/BP3K: 1. Struktur organisasi BPK/BP3K. 2. Pembagian tugas pokok dan fungsi. 3. Programa penyuluhan kecamatan. 4. Jadual pelatihan di BPK/BP3K. 5. Jadual latihan dan kunjungan penyuluh, dan 6. Jadual supervise penyuluh. E. Aktivitas Dukungan aktivitas yang wajib ada di wilayah BPK/BP3K sebagai berikut: 1. Penyampaian dan penyebaran informasi inovasi teknologi. 2. Fasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Kaji terap/percontohan. 4. Pengembangan model usaha Tani. 5. Pemberian Rekomendasi dan aksesibilitas sumber teknologi. 6. Fasilitasi kerja sama peneliti, penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. 7. Koordinasi dan Musyawarah Rembug Tani. 8. Koordinasi Mimbar Sarasehan. 9. Menumbuhkembangkan kepemimpinan kewirausahaan, kelembagaan petani, dan kelembagaan ekonomi petani. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
6
10. Perakitan materi/media dan alat bantu penyuluhan spesifik lokasi. 11. Layanan terpadu hulu – hilir (One Stop Service) dan layanan informasi berbasis teknologi informasi (cyber extension). 12. Layanan klinik konsultasi agribisnis. 13. Pemutakhiran data, dan 14. Supervisi, evaluasi, dan pembinaan kinerja penyuluh. F. Penyediaan Data dan Informasi Jenis data dan informasi yang wajib tersedia di BPK/BP3K meliputi data dan informasi tentang sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan petani, keadaan demografis yang diperlukan dalam perencanaan kegiatan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 1. Sumber Daya Alam, terdiri atas keadaan geografis, topografi wilayah, iklim, jenis tanah, luas lahan, luas tanam, produktivitas dan produksi usaha tani, dan komoditas unggulan yang berpeluang memiliki daya saing tinggi serta kerentanan terhadap bencana alam, kalender tanam, DPI, IP. 2. Sumber Daya Manusia, terdiri atas jumlah dan kapasitas SDM penyuluh (Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Lepas –Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta). 3. Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani data mencakup nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, latihan yang pernah diikuti, target produksi dll, Kelembagaan petani meliputi jumlah kelompok tani/Gapoktan, asosiasi petani, kelembagaan ekonomi petani (koperasi tani/Badan Usaha Milik Petani), dan jejaring kemitraan usaha, dengan rincian kapasitas usaha masing-masing klasifikasi kelompoktani. 4. Keadaan demografis wilayah BPK/BP3K terdiri atas jumlah penduduk, keragaman, mata pencaharian, tingkat pertumbuhan, pendidikan, nilai-nilai sosial budaya, tingkat partisipasi, dan produktivitas. G. Dukungan Pembiayaan Dukungan pembiayaan dalam pengelolaan BPK/BP3K dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Swasta, dan Swadaya.
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
7
III. KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN Klasifikasi BPK/BP3K dilaksanakan berdasarkan penilaian terhadap beberapa aspek yaitu: A. Aspek Kemampuan BPK/BP3K Penilaian kemampuan BPK/BP3K dilakukan berdasarkan 5 (lima) aspek 1) Kelembagaan, 2) Ketenagaan, 3) Penyelenggaraan, 4) Sarana Prasarana dan 5) Pembiayaan.
Selanjutnya kelima aspek tersebut dijabarkan melalui beberapa
variabel, antara lain : 1) organisasi, 2) ketenagaan, 3) pelaksanaan tugas dan fungsi dan lain-lain. Bobot penilaian maksimum sebesar 1.000 dengan nilai bobot masing-masing aspek, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Aspek Penilaian Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan Aspek
No
Bobot
1.
Kelembagaan
224
2.
Ketenagaan
64
3.
Penyelenggaraan
532
4.
Sarana dan Prasarana
150
5.
Pembiayaan
30 Jumlah
1.000
B. Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K Indikator kemampuan BPK didasarkan pada penilaian terhadap variabel-variabel penilaian. Indikator kemampuan ditetapkan berdasarkan kriteria yang spesifik, terukur, relevan, dalam batasan waktu yang jelas untuk mencapai tujuan dengan bobot penilaian, seperti pada terlihat pada Form 1. C. Kelas Kemampuan BPK/BP3K Hasil penilaian berdasarkan indikator kemampuan BPK/BP3K di berbagai BPK/BP3K akan menghasilkan nilai yang beragam mulai dari nilai rendah sampai nilai tertinggi, yang merupakan gambaran dari kinerja BPK/BP3K. Hasil penilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K menjadi dasar penetapan kelas kemampuan BPK/BP3K, dan menjadi bahan masukan dalam pembinaan serta merumuskan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan atau menaikkan kelas BPK/BP3K sesuai dengan kelasnya Klasifikasi BPK/BP3K dibagi ke dalam 4 (empat) kelas
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
8
yakni: Kelas Pratama (nilai ≤ 475), Kelas Madya (nilai 476 - 650), Kelas Utama (nilai 651 - 825), dan Kelas Aditama (nilai 826 - 1.000).
KELAS KEMAMPUAN BPK BP3K ADITAMA BP3K UTAMA
BP3K MADYA BP3K PRATAMA
NILAI : 826 ‐ 1.000
NILAI : 651 ‐ 825
NILAI : 476 ‐ 650
NILAI : ≤ 475 5
IV. MEKANISME PENILAIAN DAN PENETAPAN KELAS KEMAMPUAN BPK Penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dilakukan antara 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun sekali atau disesuaikan dengan perkembangan kondisi kelas kemampuan BPK/BP3K, melalui mekanisme sebagai berikut: 1) Tingkat Kecamatan Pimpinan BPK/BP3K bersama-sama dengan para penyuluh yang ada di BPK/BP3K melakukan klasifikasi melalui identifikasi dan penilaian secara mandiri (self-analysis) terhadap BPK/BP3K yang dikelolanya. Klasifikasi didasarkan atas hasil penilaian terhadap kemampuan BPK/BP3K, meliputi aspek: kelembagaan,
ketenagaan,
penyelenggaraan,
sarana
dan
prasarana
serta
pembiayaan. Hasil penilaian secara mandiri disampaikan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di Kabupaten/Kota untuk selanjutnya di verifikasi. 2) Tingkat Kabupaten/Kota a.
Kepala
Badan
Pelaksana
Penyuluhan/Pimpinan
Kelembagaan
yang
membidangi penyuluhan di kabupaten/kota membentuk tim penilai klasifikasi
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
9
kelas kemampuan BPK/BP3K, yang terdiri dari unsur pejabat struktural dan pejabat fungsional penyuluh pertanian kabupaten/kota. b.
Tim penilai kabupaten/kota melakukan penilaian dengan langka-langkah sebagai berikut : −
Menyampaikan informasi dan memverifikasi hasil penilaian BPK/BP3K dari kecamatan.
−
Menelaah dan menganalisis hasil verifikasi lapangan BPK/BP3K di wilayah kerjanya.
−
Hasil rekapitulasi data dari seluruh BPK/BP3K, Tim Penilai menghitung dan mentabulasi nilai akhir dari masing-masing BPK/BP3K seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Akhir Kemampuan BPK/BP3K Kabupaten/Kota :………………………………. Nilai No
Nama BPK/BP3K
Aspek Kelembagaan
Aspek Aspek Penyelenggara Ketenagaan an
Aspek Sarana dan Prasarana
Aspek Pembiay aan
Total Nilai
Kelas Kemampuan
Ketua Tim Penilai, (……………………………….) −
Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan/Pimpinan
Kelembagaan
yang
membidangi
penyuluhan di kabupaten/kota. −
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/kota mengusulkan hasil klasifikasi BPK/BP3K kepada Bupati/Walikota untuk ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Bupati/Walikota.
−
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota tersebut, Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan/Pimpinan
Kelembagaan
yang
membidangi
penyuluhan kabupaten/kota memberikan sertifikat yang dilengkapi dengan tanda berwarna sesuai kelas kemampuan BPK/BP3K, yaitu: Merah untuk kelas Pratama, Kuning untuk kelas Madya, Hijau untuk kelas Utama dan Coklat untuk kelas Aditama (contoh Form 2). Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
10
−
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota mengirimkan hasil klasifikasi BPK/BP3K yang telah ditetapkan Bupati/Walikota ke Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melalui email :
[email protected]
3) Tingkat Provinsi a.
Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi melakukan rekapitulasi kelas BPK/BP3K dari semua kabupaten/kota di wilayah kerjanya seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Kelas Kemampuan BPK/BP3K Provinsi : ………………….. No
b.
Kabupaten/Kota
Nama BPK/BP3K
Nilai
Kelas
Kode
Kemampuan
Warna
Hasil rekapitulasi penilaian tersebut, disampaikan kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian dan tembusan kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian atau melalui email
[email protected]
4) Tingkat Pusat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan rekapitulasi provinsi dan analisis dalam rangka pembinaan
dan
pengambilan
kebijakan
peningkatan
kelas
kemampuan
BPK/BP3K yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan. Selain itu, database klasifikasi BPK/BP3K akan disinergikan dengan program Direktorat Jenderal Teknis. Hasil klasifikasi BPK/BP3K akan dijadikan dasar upaya penilaian dan upaya peningkatan klasifikasi BPK/BP3K.
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan
11
v.
MoNTTORTNG, EVALUAST, DAN PELAPORAN
A. Monitoring
dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan, baik kabupatenlkota, provinsi, pusat atau terpadu untuk melihat perkembangan kemampuan BPK/BP3K dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifftasi dan memberikan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi masing-masing tingkatan. Hasil monitoring dan evaluasi
disusun dalam bentuk laporan tentang data dan informasi perkembangan kelas kemampuan
B.
BPMP3K.
Pelaporan Pelaporan tentang perkembangan kelas kemampuan BPKIBP3K dilakukan setiap
"
tahun secara berjenjang mulai dari kecamatan, kabupatenlkota, provinsi dan pusat. dengan format laporan seperti pada tr'orm 3.
YI. PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk klasifikasi BPK/BP3K bersumber dari APBN dan atau ApBD serta sumber lain yang resmi.
VII.PEI\TUTUP Pedoman
ini merupakan acuan bagi pimpinan Kelembagazm penyutuhan dan pihak
terkait lainnya untuk mempercepat pengembangan dan pemberdayaan BpK/Bp3K sebagai Pusat Koordinasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian di wilayah kecamatan untuk mendukung pembangunan pertanian.
PENYI.'LUHAN DAN PENGEMBANGAN YA MANUSI.A PERTANIAN,
ffi Wg Pedoman Pelaksanaan Kasifikasi Balai penyuluhan Kecamatan
L2
KEMENTERIAN
PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTA 12550 KOTAK POS 7214/JKSPM TELEPON (021) 7815380 - 7815480, FAKSIMILE (021) 78839233 SITUS: www.bppsdmp.deptan.go.id
PERATURANKEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN NOMOR: 11~/peJ!'/OT.1401J/10/14 TENTANG PEDOMANPELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN DENGAN RAHMATTUHANYANG MAHAESA KEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN, Menimbang
Mengingat
a.
bahwa dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BPK/BP3K) sebagai Pos Simpul Koordinasi (Posko), sinkronisasi program dan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kecamatan sekaligus sebagai pusat data dan informasi bagi petani;
b.
bahwa agar pengklasifikasian BPK/BP3K dapat terlaksana dengan baik, perlu disusun acuan bagi penyelenggara penyuluhan dalam melaksanakan pengklasifikasian sehingga diperoleh tingkat perkembangan dan kelas kemampuan BPK/BP3K yang akurat;
c.
bahwa atas dasar hal tersebut di, atas, agar dalam penyelenggaraan klasifikasi BPK/BP3K dapat memenuhi kaidahkaidah yang baik, perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK);
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 2.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660);
3.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
5.
6. 7.
8.
Keputusan Presiden Nomor 145jM Tahun 2013 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian; 9. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61jPermentanjOT.140j10j 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26jPermentanjOT.140j4j 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan; MEMUTUSKAN: Menetapkan
PERATURANKEPALABADAN PENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN. Pasal 1
Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan seperti tercantum pada Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan pemberdayaan BPKjBP3K agar dapat berjalan lebih fokus dan optimal. Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Okt •• er 2014
SALINANPeraturan ini disampaikan kepada yth.: 1. Gubemur seluruh Indonesia; 2. Bupati/Walikota seluruh Indonesia; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 5. Pejabat Eselon II lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; 6. Badan Koordinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Provinsi; 7. Badan Pelaksana Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani Penyuluhan KabupatenjKota.
,'
. i
r "
LAMPIRANPERATURANKEPALABADANPENYULUHANDAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPERTANIAN NOMOR 112per/OT.140/J/10/14 TANGGAL 17 Okte'er 2014 PEDOMANPELAKSANAANKLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN 1.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Balai Penyuluhan Kehutanan
Kecamatan/Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
(BPK/BP3K) memiliki peran
keberhasilan
pembangunan
keberhasilan
pertanian
pembangunan
strategis
dalam
menentukan
serta sekaligus merupakan
pertanian
di wilayah
cermin
Kecamatan.
Sesuai
dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan kebijakan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
pengembangan
(a) mengutamakan
pertanian
penyuluhan
pertanian
dan
kelembagaan
penyuluhan pertanian
pertanian
prioritas
penyuluhan
adalah
tingkatan
kelembagaan
insentif pembiayaan.
sebagai penggerak
di masing-masing
adalah
kelembagaan
(b) memacu. pengembangan
melalui pemberian
Strategi pengembangan
penyuluhan
penyuluhan
prinsip kemitraan dalam pengembangan
penyuluhan
kelembagaan
kelembagaan
(SP3K),
menempatkan utama
kegiatan
wilayah administrasi
pemerintahan; Sebagai penjabaran dari UU Nomor 16 Tahun 2006, Kementerian Pertanian mengambil
kebijakan
pelaksanaan
menjadikan
kegiatan pembangunan
BPKjBP3K sebagai
pusat
koordinasi
pertanian di wilayah kecamatan yang
berbasis berupa kawasan komoditi unggulan dan atau wilayah. Selain itu, BPKjBP3K
merupakan
pemangku kepentingan
pusat
data
dan
informasi
bagi
lainnya dalam pengembangan
usaha
petani
dan
di wilayah
kecamatan. Secara empiris sampai saat ini, keberadaan belum dapat melaksanakan antara lain (a) terbatasnya (b)
terbatasnya
(c)terbatasnya peningkatan
fasilitasi
BPKjBP3K umumnya
tugas fungsinya secara optimal, disebabkan dukungan sarana, prasarana, penyediaan
dan
dan pembiayaan,
penyebaran
informasi,
jumlah dan kualitas penyuluh, dan (d) terbatasnya kapasitas
proses pembelajaran
masih
penyuluh pertanian,
dan (e) terbatasnya
fasilitasi fasilitasi
(percontohan dan model usaha tani). Oleh karena itu,
kelembagaan BPKj BP3K perlu diperkuat dan diberdayakan
agar mampu 1
.
.~
melaksanakan
tugas
dan
fungsi
penyuluhan
pertanian
secara
lebih
optimal. : Salah satu upaya penguatan
dan pengembangan
kapasitas
BPK/BP3K
diawali dengan melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap kondisi dan potensi
BPK/BP3K.
kemampuan
dari
Hal
ini
dilakukan
kelembagaan
untuk
penyuluhan
mengetahui
tersebut,
tingkat
sehingga
dapat
dijadikan dasar dalam melakukan pembinaan selanjutnya. Agar klasifikasi BPK/BP3K berjalan
efektif dan efisien, n:-aka perlu disusun
Pedoman
Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan. B. Maksud dan Tujuan Pedoman ini disusun, penyuluhan tujuannya
dalam
dimaksudkan
sebagai acuan
melaksanakan
klasifikasi
bagi penyelenggara
BPK/BP3K.
sedangkan
adalah diperolehnya kelas 'kemampuan BPK/BP3K di seluruh
provinsi dan pada gilirannya dapat dij,adikan dasar dalam mengembangkan serta meningkatkakan
kapasitas
BPK/BP3K terutama
dalam melayani
penyuluhan di wilayah kecamatan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi sebagai berikut: 1. Standar Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan; 2. Variabel dan Indikator Kemampuan Balai Penyuluhan Kecamatan; 3. Mekanisme Penilaian dan Penetapan kelas Balai Penyuluhan Kecamatan; 4. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; 5. Pembiayaan. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Pemerintahan membuat
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun Daerah,
kebijakan
daerah
peran serta, prakarsa pada peningkatan kepada
untuk
kewenangan
kepada
memberi pelayanan,
dan pemberdayaan masyarakat
kesejahteraan
daerah
kesejahteraan
memberikan
diarahkan masyarakat
2004 tentang daerah
peningkatan
yang bertujuan
rakyat atau (pemberian otonomi luas untuk
mempercepat
melalui
terwujudnya
peningkatan
pelayanan
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2006 tentang
pemberdayaan dan peran serta masyarakat). 2. Undang-Undang Sistim
Penyuluhan
Pertanian,
kelembagaan
penyuluhan
Penyuluhan.
Balai
pada
Penyuluhan
Perikanan tingkat
dan
Kehutanan
kecamatan
bertanggung
jawab
berbentuk kepada
(SP3K), Balai Badan 2
.'
Pelaksana
Penyuluhan
kabupaten/kota
yang pembentukannya
diatur
lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada
daerah
dalam
menata
organisasi
rasional sesuai dengan kebutuhan
yang efisien, efektif, dan
dan kemampuan
daerah
masing-
masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi serta komunikasi
kelembagaan antara
pusat dan daerah.
Selain itu,
lembaga teknis daerah yang berbentuk badan di kabupaten/kota membentuk
unit
pelaksana
teknis
kegiatap. teknis operasional/teknis
tertentu
untuk
dapat
melaksanakan
penunjang yang mempunyai wilayah
kerja satu atau beberapa kecamatan. 4. Peraturan
Pemerintah
Pembinaan,
dan
Nomor 43 Tahun
Pengawasan
2009 tentang
Penyuluhan
Pertanian,
Pembiayaan,
Perikanan
dan
Kehutanan. 5. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor 26/Permentan/OT.140/4/2012
tentang Pedoman Pengelolaan Balai Penyuluhan. 6. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor 28/Permentan/OT.140/4/2012
tentang Pedoman Penilaian Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi. 7. Pedoman
Standar
Pelayanan
Minimal Balai Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Peranian Kementerian Pertanian Tahun 2010. E. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Balai Penyuluhan
dan
Kehutanan
Kecamatan/Balai
Penyuluhan
(BPK/BP3K) adalah
Penyuluhan
Badan
Pelaksana
kelembagaan
yang menangani
Pertanian,
Unit Pelaksana
Penyuluhan penyuluhan
Perikanan
Teknis
(UPT)
Kabupaten/Kota
atau
di kabupaten/kota
yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan di kecamatan. 2. Standardisasi
BPK/BP3K adalah standar
minimal yang diperlakukan
oleh BPK/BP3K untuk melaksanakan tugas fungsinya. 3. Klasifikasi BPK/BP3K adalah penilaian kelas kemampuan
dalam melaksanakan kelas,
BPK/BP3K
tugas dan fungsi yang dibagi ke dalam 4 (empat)
yaitu BPK/BP3K kelas : 1) Pratama, 2) Madya, 3) Utama, dan
4) Kelas Aditama. 4. Sarana dan Prasarana penyuluhan adalah peralatan dan bangunan yang
digunakan untuk
melakukan penyelenggaraan penyuluhan
di wilayah
BPK/BP3K. 3
.' f
5. Pembiayaan
penyuluhan
pertanian
adalah
setiap pengeluaran
untuk
keperluan penyelenggaraan penyuluhan.
II. KELEMBAGAAN BALAIPENYULUHAN KECAMATAN A. Pengorganisasian Dalam pengorganisasian Penyuluhan
dari
BPK/BP3K sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Kabupaten/Kota
yang
didukung dengan organisasi dan ketenagaan sebagai berikut: 1. Pimpinan Balai; 2. Urusan Ketatausahaan; 3. Kelompok Jabatan Fungsional(KJF), terdiri dari: - Penyuluh yang menangani urusan Programa; - Penyuluh yang menangani urusan Sumber Daya; dan - Penyuluh yang menangani urusan Supervisi. Pimpinan Balai adalah penyuluhan
atau
pejabat yang memiliki latar belakang
pejabat
kepercayaan
untuk
BPK/BP3K,
sedangkan
fungsional
menjadi
penyuluh
pertanian
pemimpin/koordinator
urusan
Ketatausahaan'
dibidang
yang penyuluh
dapat
ditangani
diberi di oleh
fungsional umum. Selanjutnya untuk urusan programa, sumberdaya, dan supervisi dalam kelompok jabatan
fungsional penyuluh
Pimpinan Balai dengan memperhatikan
ditetapkan
potensi pengembangan
oleh
kawasan
komoditas unggulan wilayah Kecamatan. Balai penyuluhan penyuluh urusan jabatan
yang jumlah
penyuluhnya
terbatas,
maka pimpinan,
programa, sumb~rdaya, dan supervisi dalam kelompok
fungsional
dapat
ditugaskan
untuk
menangani
wilayah kerja
penyuluh di desa sekitar BPK/BP3K. B. Tugas dan Fungsi 1. Tugas Balai Penyuluh Kecamatan mempunyai tugas: - Memfasilitasi penyusunan
programa penyuluhan
tingkat kecamatan
yang sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/ - Melaksanakan
penyuluhan
berdasarkan
programa
kota; penyuluhan
kecamatan; - Menyediakan akses terhadap penyebaran informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan penyuluhan, dan pasar; 4
..~ - Memfasilitasi pengembangan pengembangan
sejenisnya,
kelembagaan
petani
kemitraan' pelaku
dan
utama
usahatani, dan
pelaku
usaha; -
Memfasilitasi
peningkatan
swadaya
penyuluh
dan
kapasitas
swasta
penyuluh
melalui proses
PNS,
penyuluh
pembelajaran
di
BPK/BP3K secara berkelanjutan; dan; -
Melaksanakan
proses
pembelajaran
pengembangan
model usaha
melalui
percontohan
tani bagi pelaku utama
dan
dan pelaku
usaha. 2. Fungsi Balai
Penyuluhan
pertemuan
Kecamatan
mempunyai
para penyuluh, petani/pelaku
fungsi
utama,
sebagai
tempat
dan pelaku usaha
untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas BPK/BP3K. C. Prasarana dan Sarana Standar minimal prasarana dan sarana yang harus tersedia di BPK/BP3K meliputi : 1) bangunan
fisik dan 2) peralatan
yang digunakan
untuk
penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 1. Prasarana Penyuluhan Pertanian Prasarana
minimal di BPK/BP3K meliputi : prasarana
perkantoran,
prasarana lingkungan, dan prasarana penunjang. -
Prasarana perkantoran seperti
: ruangan
ruangan
minimal yang harus tersedia di BPK/BP3K
pimpinan,
kelompok jabatan
ruangan
administrasi/tata
fungsional, ruangan
usaha,
pertemuan/ aula,
ruangan perpustakaan, ruangan data dan sistem informasi, ruangan pameran, peragaan dan promosi, toilet dan kamar mandi, dapur, dan gudang. -
Prasarana
Lingkungan adalah aIr baku, penerangan
listrik atau 1
(satu) unit genset cadangan, jalan lingkungan, pagar halaman dan lahan percontohan balai. -
Prasarana penujang adalah rumah dinas/rumah jaga, mushola dll.
2. Sarana minimal penyuluhan, meliputi: 1) sarana keinformasian, 2) alat bantu penyuluhan, sarana perpustakaan
3) peralatan administrasi, 4) alat transportasi,
5)
(buku serta hasil publikasi), dan 6) perlengkapan
ruangan. -
Sarana keinfomasian, terdiri atas: 1 (satu) set perangkat komputer, 1 (satu) papan display, 1 (satu) kamera analog atau digital, 1 (satu) unit handycam, 1 (satu) set telepon dan mesin faksimile. 5
.. -
Alat bantu projector/LCD,
penyuluhan,
terdiri
atas
: 1 (satu) unit
1 (satu) unit perangkat pengeras suara,
overhead
1 (satu) set
perangkat monitor televisi dan VCD/DVD, 1 (satu) unit tape recorder, 1 (sc~.tu) unit white board/ panelboard, dan 1 (satu) unit laptop. Peralatan Administrasi, terdiri atas:
1 (satu) set perangkat komputer,
1 (satu) unit mesin tik, 3 (tiga) unit kalkulator, 1 (satu) unit brankas, dan 2 (dua) unit rak buku. -
Alat Transportasi, berupa 3 (tiga) buah kendaraan bermotor roda dua atau alat transportasi lain.
-
Sarana perpustakaan,
terdiri atas: minimal 3 (tiga) rak buku, 1 (satu)
unit meja, 6 (enam) kursi, dan buku-Duku minimal 200 judul buku, dan hasil-hasil publikasi, dan -
Perlengkapan administrasi,
ruangan,
terdiri' atas:
ruangan
dan ruang kerja para penyuluh,
tamu,
ruangan
meja kursi untuk
petugas / penyuluh / pegawai. D. Manajemen Operasional Dukungan manajemen operasional yang wajib tersedia di BPK/BP3K: 1. Struktur organisasi BPK/BP3K. 2. Pembagian tugas pokok dan fungsi. 3. Programa penyuluhan kecamatan. 4. Jadual pelatihan di BPK/BP3K. 5. Jadual latihan dan kunjungan penyuluh, dan 6. Jadual supervise penyuluh. E. Aktivitas Dukungan aktivitas yang wajib ada di wilayah BPK/BP3K sebagai berikut: 1. Penyampaian dan penyebaran informasi inovasi teknologi. 2. Fasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Kaji terap/percontohan. 4. Pengembangan model usaha Tani. 5. Pemberian Rekomendasi dan aksesibilitas sumber teknologi. 6. Fasilitasi kerja sama peneliti, penyuluh,
pelaku utama
dan pelaku
usaha. 7. Koordinasi dan Musyawarah Rembug Tani. 8. Koordinasi Mimbar Sarasehan. 9. Menumbuhkembangkan
kepemimpinan
kewirausahaan,
kelembagaan
petan~, dan kelembagaan ekonomi petani. 6
10. Perakitan materi/media dan alat bantu penyuluhan spesifik lokasi. 11. Layanan terpadu hulu - hilir (One Stop Service) dan layanan informasi berbasis teknologi informasi (cyber extension). 12. Layanan klinik konsultasi agribisnis. 13. Pemutakhiran data, dan 14. Supervisi, evaluasi, dan pembinaan kinerja penyuluh. F. Penyediaan Data dan Informasi Jenis data dan informasi yang wajib tersedia di BPK/BP3K meliputi data dan
informasi
kelembagaan
tentang petani,
sumber keadaan
daya
alam,
demografis
sumber yang
daya
manusia,
diperlukan
dalam
perencanaan kegiatan penyuluhan di wilayah BPK/BP3K. 1: Sumber Daya Alam, terdiri atas keadaan geografis, topografi wilayah, iklim, jenis tanah, luas lahan, luas tanam, produktivitas dan produksi usaha tani, dan komoditas unggulan yang berpeluang memiliki daya saing tinggi serta kerentanan terhadap bencana alam, kalender tanam, DPl, IP. 2. Sumber Daya Manusia, terdiri atas jumlah dan kapasitas SDM penyuluh (Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Le'pas -Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian,
Penyuluh
Pertanian
Swadaya
dan
Penyuluh
Pertanian
Swasta). 3. Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani data mencakup nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, latihan yang pernah diikuti, target produksi
dll, Kelembagaan petani meliputi jumlah
kelompok
tani/ Gapoktan, asosiasi petani, kelembagaan ekonomi petani (koperasi tani/Badan
Usaha Milik Petani), dan jejaring kemitraan usaha, dengan
rincian kapasitas usaha masing-masing klasifikasi kelompoktani. 4. Keadaan demografis wilayah BPK/BP3K terdiri atas jumlah penduduk, keragaman, mata pencaharian, tingkat pertumbuhan,
pendidikan, nilai-
nilai sosial budaya, tingkat partisipasi, dan produktivitas. G. Dukungan Pembiayaan Dukungan pembiayaan dalam pengelolaan BPK/BP3K dapat bersumber dari Anggaran . Pendapatan Pendapatan
dan
dan
Belanja
Belanja Daerah
Negara
(APBN) dan
(APBD) baik
Provinsi
Anggaran maupun
Kabupaten/Kota, Swasta, dan Swadaya.
7
.,,
IIl. KLASIFIKASIBALAIPENYULUHANKECAMATAN Klasifikasi
BPK/ BP3K dilaksanakan
berdasarkan
penilaian
terhadap
beberapa aspek yaitu: A. Aspek Kemampuan BPK/BP3K Penilaian kemampuan BPK/BP3K dilakukan berdasarkan 1) Kelembagaan, Prasarana
2) Ketenagaan,
dan 5) Pembiayaan.
dijabarkan
melalui beberapa
2) ketenagaan,
3) pelaksanaan
5 (lima) aspek
3) Penyelenggaraan, Selanjutnya
4)
Sarana
kelima aspek tersebut
variabel, antara
lain : 1) organisasi,
tugas dan fungsi dan lain-lain. Bobot
penilaian maksimum sebesar 1.000 dengan nilai bobot masing-masing aspek, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Aspek Penilaian Kemampuan Bc~.lai Penyuluhan Kecamatan Bobot
Aspek
No
224
1.
Kelembagaan
2.
Ketenagaan
64
3.
Penyelenggaraan
532
4.
.Sarana dan Prasarana
150
5.
Pembiayaan
30 1.000
Jumlah
B. Indikator Kemampuan dan Bobot Penilaian BPK/BP3K Indikator
kemampuan
variabel-variabel berdasarkan
BPK didasarkan
penilaian.
pada
Indikator
kemampuan
kriteria yang spesifik, terukur,
waktu yang jelas untuk
penilaian
mencapai tujuan
terhadap ditetapkan
relevan, dalam batasan dengan
bobot penilaian,
seperti pada pada Form 1. C. Kelas Kemampuan BPK/ BP3K Hasil penilaian
berdasarkan
indikator
kemampuan
BPK/BP3K di
berbagai BPK/BP3K akan menghasilkan nilai yang beragam mulai dari nilai rendah
sampai nilai tertinggi, yang merupakan
kinerja BPK/BP3K. Hasil penilaian terhadap menjadi dasar penetapan kelas kemampuan bahan
masukan
kegiatan untuk sesuai
dengan
dalam
pembinaan
mengembangkan kelasnya
atau
serta
kemampuan
merumuskan
Klasifikasi BPKjBP3K
dari
BPK/BP3K
BPKjBP3K, dan
menaikkan
(empat) kelas yakni: Kelas P~atama (nilai::;
gambaran
menjadi kegiatan-
kelas BPKjBP3K
dibagi ke dalam
4
475); Kelas Madya (nilai
476 - 650), Kelas Utama (nilai 651 - 825), dan Kelas Aditama (nilai 826 1.000). 8
KELAS KEMAMPUAN
BPK
• NILAI: 826.
• NILAI: 651.
1.000
825
• NILAI: :!: 475
IV. MEKANISMEPENILAIANDANPENETAPANKELASKEMAMPUANBPK Penilaian kelas kemampuan BPK/BP3K dilakukan antara 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun sekali atau disesuaikan dengan perkembangan
kondisi kelas
kemampuan BPK/BP3K, melalui mekanisme sebagai berikut: 1)Tingkat Kecamatan Pimpinan BPK/BP3K bersama-sama dengan para penyuluh yang ada di BPK/BP3K melakukan
klasifikasi melalui identifikasi
dan penilaian
secara mandiri (selj-analysis)
terhadap
Klasifikasi didasarkan
hasil
peI1ilaian terhadap
kemampuan
aspek:
kelembagaan,
ketenagaan,
BPK/BP3K,
atas
meliputi
penyelenggaraan,
sarana
dan
BPK/BP3K yang dikelolanya.
prasarana
serta
pembiayaan.
Hasil
penilaian secara mandiri disampaikan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten/Kota
atau
Kelembagaan
yang
membidangi
penyuluhan di Kabupaten/Kota untuk selanjutnya di verifikasi.
2) Tingkat Kabupaten/Kota a. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Pimpinan membidangi penyuluhan di kabupaten/kota klasifikasi kelas kemampuan pejabat
struktural
dan
Kelembagaan yang
membentuk tim penilai
BPK/BP3K, yang terdiri dari unsur
pejabat
fungsional
penyuluh
pertanian
kabupaten/kota. b. Tim penilai kabupaten/kota
melakukan
penilaian dengan langka-
langkah sebagai beriku t : Menyampaikan
informasi
dan
memverifikasi
hasil
penilaian
BPK/BP3K dari kecamatan. 9
Menelaah dan menganalisis hasil verifikasi lapangan BPK/BP3K di wilayah kerjanya. Hasil rekapitulasi menghitung
data dari seluruh
dan mentabulasi
BPK/BP3K, Tim Penilai
nilai akhir dari masing-masing
BPK/BP3K seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Akhir Kemampuan BPK/BP3K Kabupaten/Kota ...................................... Nilai No
Nama BPK/BP3K
Aspek Kelena~aan
Aspek KelembalZaan
Aspek Pembiaya an
Aspek Sarana dan Prasarana
Aspek Penvelenuaraan
Kelas Kemampuan
Total Nilai
Ketua Tim Penilai, (oo
Tim Penilai menyampaikan Kepala Badan Pelaksana
• oo
•••••
oo ••••
oo
••••••••••••••••••••
hasil penilaian
)
tersebut
kepada
Penyuluhan/ Pimpinan Kelembagaan
yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota. Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan/Pimpinan
yang membidangi penyuluhan ,hasil
klasifikasi
Kelembagaan
kabupaten/kota
BPK/BP3K kepada
mengusulkan
Bupati/Walikota
untuk
ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Bupati/Walikota. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota tersebut, Kepala Badan
Pelaksana
Penyuluhan/ Pimpinan
membidangi penyuluhan kabupaten/kota yang
dilengkapi
kemampuan
dengan
tanda
Kelembagaan
memberikan sertifikat
berwarna
BPK/BP3K, yaitu: Merah untuk
Kuning untuk
kelas Madya,
yang
Hijau untuk
seSUal
kelas
kelas Pratama,
kelas Utama dan
Coklat untuk kelas Aditama, seperti tercantum pada Form 2. Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan/ Pimpinan Kelembagaan
yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota hasil
klasifikasi
Bupati/Walikota
BPK/BP3K ke Badan
yang
Koordinasi
mengirimkan
telah Penyuluhan
ditetapkan Provinsi
dengan tembusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian melalui email kelembagaan.
[email protected].
10
3) Tingkat Provinsi a. Kepala Sekretariat
Badan
Koordinasi
Penyuluhan/Pimpinan
Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi melakukan rekapitulasi kelas BPK/BP3K dari semua kabupaten/kota
di wilayah
kerjanya seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Kelas Kemampuan BPK/BP3K Provinsi : . Nama No
Kabupaten/ Kota
Nilai
BPK/BP3K
Kelas
Kode
Kemampuan
Warna
b. Hasil rekapitulasi penilaian tersebut, disampaikan kepada Kepala B8;dan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan
Pertanian
dan
tembusan
kepada
Kepala
Bidang
Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian atau melalui email
[email protected] 4) Tingkat Pusat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Penyuluhan
Pertanian melakukan rekapitulasi
dalam rangka
pembinaan
dan pengambilan
provinsi dan analisis kebijakan
peningkatan
kelas kemampuan BPK/BP3K yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan. Selain itu, database klasifikasi BPK/BP3K akan disinergikan dengan program Direktorat Jenderal Teknis. Hasil klasifikasi BPK/BP3K akan dijadikan dasar upaya penilaian dan upaya peningkatan
klasifikasi
BPK/BP3K.
11
V. MONITORING,EVALUASI,DANPELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan baik
kabupaten/kota,
perkembangan fungsinya.
provinsi,
kemampuan Monitoring
mengidentifikasi
dan
pusat
masing-masing
disusun
dalam
dan
evaluasi solusi
tingkatan.
bentuk
atau
sesuai
terpadu
kebutuhan,
untuk
BPK/BP3K dalam melaksanakan
memberikan
dihadapi
perkembangan
secara berkala
laporan
Juga
untuk
masalah
monitoring
tentang
tugas dan
dilakukan
pemecahan
Hasil
melihat
data
dan dan
yang
evaluasi informasi
kelas kemampuan BPK/BP3K.
B. Pelaporan Pelaporan
tentang
dilakukan
setiap
kabupaten/kota,
perkembangan tahun
secara
kelas
kemampuan
berjenjang
mulai
BPK/BP3K
dari
kecamatan,
provinsi dan pusat. dengan format laporan seperti pada
Form 3.
VI. PEMBIAYAAN Pembiayaan untuk
klasifikasi BPK/BP3K bersumber
dari APBN dan atau
APBD serta sumber lain yang resmi.
VU.PENUTUP , Pedoman ini merupakan dan
pihak
terkait
pemberdayaan Pelaksanaan
acuan bagi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan
lainnya
BPK/BP3K
untuk sebagai
Kegiatan Pembangunan
untuk mendukung pembangunan
mempercepat Pusat
pengembangan
Koordinasi
Pertanian
Program
dan dan
di wilayah kecamatan
pertanian.
ENYULUHANDAN PENGEMBANGAN YAMANUSIAPERTANIAN,
12
Form. 1 PENILAIAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KECAMATAN KEMENTERIAN PERTANIAN PROVINSI
: ______________________________
KABUPATEN
: ______________________________
KECAMATAN
: ______________________________
NAMA BP3K/BPP
: ______________________________
KEPALA BP3K/BPP
: ______________________________
NO. TELP/HP
: ______________________________
No
VARIABEL
A
ASPEK KELEMBAGAAN
INDIKATOR
1 Dasar Pembentukan Kelembagaan a. Perda;
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) Permentan 224 No. 26 16 Tahun 2012 16
b. Perbup; c. Surat Penunjukan Bupati; d. Belum terbentuk. 2 Pelaksanaan Tugas dan fungsi a.
10 6 0
Cakupan Dokumen Programa Penyuluhan di Kecamatan 1) Identifikasi masalah perilaku pelaku utama (PRA/Kaji Tindak); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 2) Identifikasi kebutuhan pengembangan usaha pelaku utama (RDK/RDKK); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 3) Rumusan Programa Penyuluhan. Sangat lengkap; Lengkap; Kurang lengkap; Tidak ada. b. Pelaksanaan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; 1) Fasilitasi pembelajaran teknologi (budidaya, pasca panen, pengolahan, pemasaran, kepemimpinan dan manajemen agribisnis; a. Sangat sesuai; b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai. 2) Mengiktiarkan kemudahan (sarana produksi, akses permodalan, dan akses pemasaran);
52
16 16 10 6 0 16 16 10 6 0 20
a. b. c. d.
a. b. c. d.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
Permentan No. 72 Tahun 2011
196
P enyusunan programa penyuluhan
Sangat berhasil; Berhasil; Kurang berhasil; Tidak berhasil.
20 14 6 0
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
58
20
20 14 6 0 6 6 4 2 0
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
No
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) 3) Penerapan metode penyuluhan Juklak (kunjungan lapangan, demonstrasi Penyuluhan 16 lapangan, sekolah lapangan, Pertanian di kursus, dll); BP3K Tahun 2013 16 a. Sangat sesuai; 10 b. Sesuai; 6 c. Kurang sesuai; 0 d. Tidak sesuai. 4) Supervisi, evaluasi, dan pelaporan; Juklak 16 Penyuluhan Pertanian di 16 a. Sangat sesuai jadwal; BP3K Tahun 10 b. Sesuai jadwal; 2013 Kurang sesuai jadwal; 6 c. 0 d. Tidak sesuai jadwal. c Penyediaan dan penyebaran informasi teknologi, sarana Juklak 28 produksi, pembiayaan dan pasar; Penyuluhan Pertanian di 1) Jumlah dan jenis informasi BP3K Tahun 8 teknologi, sarana produksi, 2013 pembiayaan, pasar, dan kebijakan; 8 a. Sangat sesuai; 6 b. Sesuai; 2 c. Kurang sesuai; 0 d. Tidak sesuai. 2) Ketersediaan sarana pengumpulan Juklak data dan informasi (IT, cyber Penyuluhan 10 extension, kaji terap, kaji tindak, Pertanian di apresiasi, dan konsultasi); BP3K Tahun 2013 10 a. Sangat lengkap; 7 b. Lengkap; 3 c. Kurang lengkap; 0 d. Tidak ada. 3) Kemasan informasi (liptan, brosur, Juklak 10 folder, dll); Penyuluhan 10 Pertanian di a. Sangat sesuai; BP3K Tahun 7 b. Sesuai; 2013 3 c. Kurang sesuai; VARIABEL
INDIKATOR
d. Tidak sesuai. d Fasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama; 1) Keragaan (jumlah dan klasifikasi), kelembagaan petani (poktan, gapoktan), kelembagaan ekonomi petani dan Posluhdes; a. Sangat berhasil; b. Berhasil; c. Kurang berhasil; d. Tidak berhasil. 2) Pemetaan kondisi kelembagaan (kemampuan manajemen, permodalan, skala usaha, dan kemitraan); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 3) Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan; a. Sangat berhasil; b. Berhasil; c. Kurang berhasi; d. Tidak ada.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
0 Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
24
4 4 3 1 0 4 4 3 1 0 16 16 10 6 0
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
No
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) e Fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh Juklak 26 Penyuluhan swadaya dan penyuluh swasta Pertanian di 1) Ketersediaan data penyuluh (PNS, 8 BP3K Tahun Swadaya, dan Swasta); 2013 8 a. Sangat lengkap; 6 b. Lengkap; 2 c. Kurang lengkap; 0 d. Tidak ada. 2) Ketersediaan data inventarisasi Juklak Penyuluhan kebutuhan materi untuk 8 Pertanian di peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap); BP3K Tahun 8 a. Sangat lengkap; 2013 6 b. Lengkap; 2 c. Kurang lengkap; 0 d. Tidak ada. 3) Ketersediaanrencana peningkatan Juklak kapasitas penyuluh PNS, Swadaya, Penyuluhan 6 dan Swasta; Pertanian di BP3K Tahun 6 a. Sangat tersedia; 2013 4 b. Tersedia; VARIABEL
INDIKATOR
c. Kurang tersedia; d. Tidak tersedia. 4) Ketersediaan rencana sertifikasi keahlian/kompetensi penyuluh PNS, Swadaya, dan Swasta. a. Sangat Tersedia; b. Tersedia c. kurang tersedia; d. Tidak tersedia. f Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha Jumlah dan jenis percontohan dan pengembangan model usaha padi (demplot/perorangan (0,1 Ha), demfarm/kelompok (5 Ha), demarea/gapoktan (50 Ha), demunit/asosiasi (1.000 Ha)
a. b. c. d.
4 4 3 1 0
8
8 6 2 0 6
Struktur organisasi dan pembagian tugas pengelola dan tenaga a. Sangat sesuai; b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai. 4 BPP sebagai lembaga percontohan di wilayahnya. Menjadi pusat pembelajaran pengembangan pertanian dan pelayanan masyarakat di wilayah kecamatan. Percontohan sangat lengkap;
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
8
Sangat lengkap Lengkap; Kurang lengkap; Tidak lengkap.
3 Pengorganisasian BPP
* berikan tanda check list sesuai yang ada
2 0
6 6 4 2 0
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K Tahun 2013
6 6
a.
6
b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada percontohan.
4 2 0
No
VARIABEL
INDIKATOR
B ASPEK KETENAGAAN 1 Ketenagaan Pengelola Balai Penyuluhan Kecamatan a Pengelola BPK
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) Permentan 64 No. 26 Tahun 2012 64 32
1) Pimpinan Balai (Kepala/Koordinator); Sangat sesuai dengan kriteria;
16
a.
16
b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai.
10 6 0
2) Urusan Ketata Usahaan.
a.
16
Sangat sesuai dengan kriteria;
16
b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai. b Tenaga fungsional penyuluh 1) Ketersediaan Penyuluh Urusan Program, Urusan Sumber Daya dan Urusan Supervisi sesuai Kriteria ; a. Sangat sesuai; b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai 2) Ketersediaan Penyuluh Pertanian di WKPP sesuai Kebutuhan Potensi Wilayah BPK; a. Sangat sesuai; b. Sesuai; c. Kurang sesuai; d. Tidak sesuai
10 6 0 32 16 16 10 6 0 16 16 10 6 0
C ASPEK PENYELENGGARAAN
532
1 Perencanaan Penyelenggaraan Penyuluhan di Kecamatan
157
a Perencanaan manajemen BPK
Permentan No. 75 Tahun 2011
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K tahun 2013
Juklak Penyuluhan Pertanian di BP3K tahun 2013
Permentan No. 26 Tahun 2012
80
Dokumen perencanaan pengelolaan BPK terdiri dari: 1) Data identifikasi potensi wilayah dan permasalahan perilaku petani ; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 2) Data inventarisasi kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; Sangat lengkap; Lengkap; Kurang lengkap; Tidak ada. 3) Penetapan skala prioritas pengembangan usaha; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 4) Pemetaan komoditas unggulan;
16 16 10 6 0 16
a. b. c. d.
a. b. c. d.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
Sangat lengkap; Lengkap; Kurang lengkap; Tidak ada.
16 10 6 0 16 16 10 6 0 16 16 10 6 0
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
No
VARIABEL
INDIKATOR 5) Dokumen rencana kebutuhan administrasi sarana dan prasana
a. b. c. d.
Sangat lengkap; Lengkap; Kurang lengkap; Tidak ada.
b Programa penyuluhan;
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) Permentan 16 No. 26 Tahun 2012 16 10 6 0
Dokumen Programa Penyuluhan di Kecamatan meliputi: 1) Data hasil identifikasi masalah perilaku pelaku utama (PRA/Kaji Tindak); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 2) Data hasil identifikasi kebutuhan pengembangan usaha pelaku utama (RDK/RDKK); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 3) Notulen Penyusunan Programa Penyuluhan yang melibatkan petani dan penyuluh melalui mimbar sarasehan; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 4) Rumusan Programa; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 2 Pelaksanaan dan fasilitasi penyuluhan dan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai peraturan yang ada 1) Rencana Kerja Tahunan Penyuluh; Sangat lengkap; Lengkap; Kurang lengkap; Tidak ada. 2) Jadwal latihan dan kunjungan (LAKU); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 3) Laporan pelaksanaan kegiatan; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada.
20 20 14 6 0 Permentan No. 25 Tahun 2009
16 16 10 6 0
Permentan No. 25 Tahun 2009
16 16 10 6 0 25 25 15 10 0
Permentan No. 25 Tahun 2009
Permentan No. 25 Tahun 2009
75 25
a. b. c. d.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
Permentan No. 25 Tahun 2009
77
25 15 10 0 30 30 20 10 0 20 20 14 6 0
Permentan No. 25 Tahun 2009
Permentan No. 25 Tahun 2009
No
VARIABEL
INDIKATOR
3 Mekanisme dan tata hubungan kerja BPK sebagai Pusat Koordinasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pertanian di Kecamatan yang meliputi: 1) Rencana kegiatan peningkatan dan pengembangan program; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang lengkap; d. Tidak ada. 2) Dukungan peneliti pendamping dalam penerapan rekomendasi spesifik lokasi; a. Sangat mendukung; b. Mendukung; c. Kurang Mendukung; d. Tidak ada dukungan. 3) Dukungan petugas teknis RIHP sesuai dengan tupoksinya; Sangat mendukung; Mendukung; Kurang Mendukung; Tidak ada dukungan. 4) Pengawalan dan pendampingan penyuluh pada program pembangunan pertanian prioritas.
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) Permentan 86 No. 45 Tahun 2011
25 25 15 10 0
20 14 6 0 16
a. b. c. d.
Sangat sesuai rencana; Sesuai rencana; Kurang Sesuai rencana; Tidak ada rencana. 4 Kerjasama dan kemitraan penyuluhan dengan pemangku kepentingan berjalan baik Jumlah dan bentuk kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta;
16 10 6 0
1) Adanya instrumen supervisi, monitoring dan evaluasi; a. Sangat tersedia; b. Tersedia; c. Kurang tersedia; d. Tidak ada. 2) Jadwal supervisi, monitoring dan a. Sangat tersedia; b. Tersedia; c. Kurang tersedia; d. Tidak ada. 3) Laporan dan umpan balik. a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
25 15 10 0 Permentan No. 45
16 16
Sangat sesuai; Sesuai; Kurang Sesuai; Tidak ada.
5 Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara tertib dan teratur
Permentan No. 45 Tahun 2011
Permentan No. 45 Tahun 2011
25
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Permentan No. 45 Tahun 2011
20
16 10 6 0 Permentan No. 26 Tahun 2012
65 20 20 14 6 0 25 25 15 10 0 20 20 14 6 0
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
No 6
VARIABEL
INDIKATOR
Partisipasi dan dukungan petani diwilayahnya sangat tinggi dalam pembangunan pertanian 1) BPK menjadi tempat pertemuan dan konsultasi petani dan penyuluh swadaya; a. Sangat berfungsi; b. Berfungsi; c. Kurang berfungsi; d. Tidak berfungsi. 2) Kontribusi petani dalam kegiatan rembug tani, mimbar sarasehan, programa, dan percontohan; Sangat mendukung; Mendukung; Kurang mendukung; Tidak ada dukungan. 3) BPK sebagai wadah pembinaan wanita tani dan pemuda tani; a. Sangat berfungsi; b. Berfungsi; c. Kurang berfungsi; d. Tidak berfungsi.
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) Permentan 66 No. 26 Tahun 2012 30 30 20 10 0 20
a. b. c. d.
7 Pengelolaan lingkungan sekitarnya sangat baik 1) Percontohan pengelolaan perkantoran dan usahatani berwawasan lingkungan Sangat lengkap; Lengkap; Kurang Lengkap; Tidak ada. Terbentuknya Kawasan/ Cluster Pengembangan Kawasan 8 Pertanian di Kecamatan 1) Adanya pengembangan kegiatan usaha berbasis komoditas unggulan yang dilakukan oleh pelaku utama dan pelaku usaha; a. Sangat tersedia; b. Tersedia; c. Kurang tersedia; d. Tidak ada. 2) Data hasil peningkatan produktivitas komoditas unggulan kawasan; a. Sangat tersedia; b. Tersedia; c. Kurang tersedia; d. Tidak ada. 3) Data peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha. a. Sangat tersedia; b. Tersedia; c. Kurang tersedia; d. Tidak ada.
20 14 6 0 16 16 10 6 0
16 16 10 6 0
Permentan No. 50 Tahun 2012
51
16 16 10 6 0 Permentan No. 50 Tahun 2012
20 20 14 6 0
Permentan No. 50 Tahun 2012
15 15 10 5 0
D Aspek Sarana dan Prasarana
150
1 Sarana dan Prasarana memenuhi Standar Minimal
150
* berikan tanda check list sesuai yang ada
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
16
a. b. c. d.
1) Sarana ke informasian; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada.
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
16 16 10 6 0
No
VARIABEL
INDIKATOR 2) Sarana alat bantu penyuluhan; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 3) Sarana peralatan administrasi; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 4) Sarana alat transportasi; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 5) Sarana perpustakaan; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 6) Sarana perlengkapan ruangan); a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 7) Prasarana perkantoran; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 8) Prasarana lingkungan; a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada. 9) Prasarana penunjang a. Sangat lengkap; b. Lengkap; c. Kurang Lengkap; d. Tidak ada.
* berikan tanda check list sesuai yang ada
HASIL BOBOT SCORE VERIFIKASI *) 20 20 14 6 0 16 16 10 6 0 16 16 10 6 0 20 20 14 6 0 18 18 10 8 0 18 18 10 8 0 16 16 10 6 0 10 10 7 3 0
DOKUMEN KETERANGAN VERIFIKASI Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
Permentan No. 26 Tahun 2012
No
VARIABEL
HASIL DOKUMEN BOBOT SCORE VERIFIKASI KETERANGAN VERIFIKASI *) PP No. 43 30 Tahun 2009
INDIKATOR
E ASPEK PEMBIAYAAN 1 Pengelolaan pembiayaan dan administrasi sesuai peraturan yang ada (bagi BPK yang mendapatkan dana APBN/Dekon dan/atau APBD)
30
Adanya pengelolaan anggaran yang tertib sesuai dengan peraturan yang berlaku meliputi pembiayaan Operasiona, Pertemuan‐pertemuan, percontohan, penyediaan dan penyebaran informasi, Pembelajaran petani, peningkatan kapasitas penyuluh, peningkatan kapasitas kelembagaan petani dan ekonomi petani serta kemitraan.
30
a. Sangat sesuai dan lengkap; b. Sesuai dan Lengkap;
30 20
Kurang sesuai dan kurang lengkap; d. Tidak ada.
c.
4. Score BP3K Aditama
0 1,000
TOTAL Keterangan: 1. Score BP3K Pratama 2. Score BP3K Madya 3. Score BP3K Utama
10
: : :
≤ 475 476 - 650 651 - 825
: 826 - 1.000 ………………………., tanggal………bulan……….. tahun………. Petugas Verifikasi
(………………………………...…………)
* berikan tanda check list sesuai yang ada
Form 2 contoh:
Lambang warna Keterangan : - Kelas Pratama = Merah
SERTIFIKAT KLASIFIKASI BPK/BP3K Nomor:
Yang bertandatangan di bawah ini Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/Lembaga yang menangani Penyuluhan. Berdasarkan Keputusan Bupati/Walikota di Kabupaten/Kota. . . . memberikan sertifikat kelas kemampuan kepada Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPK/BP3K) . . . . . . . . dengan kategori . . . . . . Dengan Sertifikat Klasifikasi BPK/BP3K ini, maka dapat dipergunakan untuk memperoleh pembinaan peningkatan kelas kemampuan BPK/BP3K setingkat lebih tinggi atau pembinaan lanjutan. ........................................, 2014 Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/Lembaga yang menangani Penyuluhan Kabupaten/Kota..................
(...................................)
- Kelas Madya = Kuning - Kelas Utama = Hijau - Kelas Aditama = Coklat
Form 3 a. Laporan Perkembangan Kelas Kemampuan BPK Kecamatan : _______________________ Kabupaten : _______________________ Perkembangan Kelas No
Nama BPK
Alamat
Kelas Kemampuan Tahun Sebelumnya (Tahun……..)
Kelas Kemampuan Tahun ………….
…………………………,…………………………… 2014 Kepala BPK (………………………………...)
b. Rekapitulasi Laporan Perkembangan Kelas Kemampuan BPK Kabupaten : _______________________ Provinsi : _______________________ Perkembangan Kelas No
Nama BPK
Alamat
Kelas Kemampuan Tahun Sebelumnya (Tahun……..)
Kelas Kemampuan Tahun ………….
…………………………,…………………………… 2014 Kepala Bapeluh (………………………………...)
c. Rekapitulasi Laporan Perkembangan Kelas Kemampuan BPK Provinsi : _______________________ Tahun : _______________________ Perkembangan Kelas No
Kabupaten
Nama BPK
Alamat
Kelas Kemampuan Tahun Sebelumnya (Tahun……..)
Kelas Kemampuan Tahun ………….
…………………………,…………………………… 2014 Kepala Bakorluh (………………………………...)