PEDOMAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
81
82 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
83
PEDOMAN ADMINISTRASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang di maksud dengan: 1. Kesekretariatan adalah kegiatan/aktivitas organisasi yang berkaitan dengan ketatausahaan dan surat-menyurat organisasi. 2. Surat khusus adalah surat yang memiliki bentuk tersendiri dengan tidak ada pencantuman nomor, lampiran dan hal di bagian kiri surat, malainkan pecantuman jenis surat di bagian tengah dan digunakan untuk kepentingan tertentu, meliputi surat keputusan, surat instruksi, surat mandat dan surat keterangan. 3. Administrasi perbekalan adalah kegiatan atau aktifitas organisasi yang menyangkut bidang pengadaan barang-barang organisasi/kantor, pemeliharaan, dan pengelolaan termasuk kearsipan. Pasal 2 Tujuan Untuk memberikan petunjuk demi kesamaan dan keseragaman pengelolaan administrasi IPM dalam rangka menuju tertib organisasi. BAB II ADMINISTRASI PERSURATAN Pasal 3 Surat terdiri atas surat umum dan surat khusus Pasal 4 Bagan surat umum terdiri dari: 1. Kop/kepala surat berisi logo, tingkat dan nama Organisasi dengan perincian sebagai berikut: a. Logo berada rata tengah dengan posisi paling atas. b. Warna logo sebagaimana terdapat dalam anggaran rumah tangga. c. Tulisan tingkat dan nama organisasi rata tengah, menggunakan bahasa indonesia dengan jenis huruf arial ukuran font 12 dipertebal berada di bawah logo. d. Warna tulisan tingkat dan nama organisasi adalah hijau. 2. Alamat sekretariat ditulis lengkap dengan nama jalan, nomor telepon, electronic mail (e-mail) kota kedudukan dan kode pos dengan perincian sebagai berikut: 84 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
a. di tulis dengan warna hijau. b. berada di paling bawah kertas surat. c. di tulis rata tengah. 3. Kalimat Basmallah ditulis rata tengah. Kalimat Basmalah dapat ditulis dengan huruf Arab berada di bawah kop/kepala surat. 4. Nomor surat : a. Setiap nomor surat berlaku untuk satu perihal (satu pokok surat) dan satu tujuan. b. Nomor yang sama hanya berlaku untuk tujuan yang bersifat kolektif, Misalnya: Yth. PW IPM se-Indonesia Yth. PD IPM se-Kalimantan Timur 5. Lampiran Surat : a. Lampiran tidak disertai kop surat. b. Tulisan lampiran tidak dicantumkan apabila dalam surat tersebut tidak ada lampiran atau tidak menyertakan lampiran. 6. Perihal berisi; maksud surat, ditulis pendek menyebutkan isi surat. 7. Tanggal pembuatan surat terbagi atas dua macam; Hijriah ditempatkan pada bagian atas dan Miladiyah ditempatkan pada bagian bawah. Kota tempat pembuatan surat dicantumkan apabila mempunyai dua kantor. 8. Tujuan Ditulis mulai dari pinggir kiri, disesuaikan dengan panjangnya rangkaian kata tujuan surat. 9. Salam Pembuka Assalamu’alaikum Wr. Wb. ditulis dengan huruf latin dimulai dari bagian kiri. 10. Isi surat singkat, padat, menunukkan perihal surat ditulis dengan mengacu pada bentuk lurus (rata kanan kiri) dan ditulis dengan jenis huruf Arial Narrow 12, spasi satu. 11. Semboyan IPM “Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun” digunakan pada tiap surat IPM dan ditulis dengan huruf latin 12. Salam penutup Wassalamu’alaikum Wr. Wb. ditulis dengan huruf latin dimulai dari bagian kiri. 13. Penandatangan surat : a. Penandatangan surat umum terdiri atas; Ketua Umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum. b. Jika salahsatu dari keduanya berhalangan, maka di penandatangan di lakukan oleh Ketua umum dan sekretaris atau ketua dan sekretaris jenderal/sekretaris umum. c. Jika ketua umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum sama-sama berhalangan, maka penandatangan dilakukan oleh ketua dan sekretaris. d. Khusus untuk urusan keuangan kecuali permohonan dana, penandatanPimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
85
gan di lakukan oleh ketua umum dan bendahara umum, jika berhalangan maka pemberlakukannya berdasarkan jabatan hierarki seperti poin b dan c ayat ini. e. Nama Ketua Umum/Ketua dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/ Sekretraris atau dengan Bendahara Umum / Bendahara, ditulis di bagian bawah. f. Penulisan nama sebagaimana poin e tersebut diikuti dengan NBA (Nomor Baku Anggota) ditulis tebal tanpa garis bawah. g. Penulisan nama sebagaiman poin e tersebut dilarang menggunakan gelar akademik, agama, profesi dan kebangsawanan dalam pembuatan suratsurat IPM. 14. Bila surat memerlukan tembusan, penulisan ditempatkan pada bagian bawah kiri. 15. Bila surat memerlukan catatan untuk tambahan dan atau nomor personal untuk konfirmasii surat, penulisan ditempatkan pada bagian paling bawah, jenis huruf cetak yang dibedakan dengan isi surat. 16. Kertas untuk surat resmi berwarna putih (HVS) ukuran A4. 17. contoh bagan surat umum terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pedoman ini. Pasal 5 Kode surat terdiri atas kode klasifikasi jenis kepentingan surat, kode klasifikasi tujuan surat, kode indeks wilayah yang mengeluarkan surat, tingkat pimpinan yang mengeluarkan surat, nomor urut surat dalam satuan tahunan, dan tahun surat di keluarkan. Pasal 6 Keterangan kode Indeks surat adalah sebagai berikut : 1. kode klasifikasi jenis kepentingan surat berisi huruf dari A sampai C. 2. kode klasifikasi tujuan berisi angka 1 dan 2. 3. kode indeks wilayah yang mengeluarkan surat berisi angka romawi. 4. tingkat pimpinan berisi singkatan pimpinan IPM. 5. nomor urut berisi angka yang berurutan dari satu surat ke surat yang lain. 6. tahun surat berisi angka tahun yang menunjukkan tahun surat di buat. Pasal 7 Kode klasifikasi jenis kepentingan surat adalah sebagai berikut: 1. A : urusan Organisasi. 2. urusan organisasi yang di maksud angka 1 pasal ini meliputi : permusyawaratan, acara/kegiatan, laporan aktivitas, perlengkapan, serta hal lain yang berkaitan dengan urusan keorganisasian. 86 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
3. B : Urusan Personalia, pimpinan dan penghargaan. 4. urusan personalia, pimpinan, dan penghargaan yang di maksud angka 3 pasal ini meliputi : pendaftaran, skorsing, mutasi, pemberhentian, alumnus, pengesahan anggota, pengesahan pimpinan, pemberian mandat, penghargaan, pengangkatan anggota kehormatan, piagam penghargaan, serta hal lain yang berkaitan dengan urusan perseorangan, personalia, atau pimpinan. 5. C : urusan keuangan. 6. urusan keuangan yang di maksud angka 5 pasal ini meliputi: sumbangan, iuran, infaq anggota/pimpinan, uang pangkal, donasi, utang/tagihan piutang, rekening bank/giro pos, tabungan/simpanan, kerjasama dalam bidang keuangan dengan pihak luar, laporan keuangan, dan hal lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pasal 8 Kode klasifikasi tujuan surat adalah sebagai berikut: 1. 1: Ditujukan kepada institusi atau individu yang dilihat dari jabatannya adalah dari pihak Intern IPM dan Persyarikatan. 2. 2: Ditujukan kepada individu atau intsitusi di luar IPM dan Persyarikatan. Pasal 9 Keterangan kode indeks wilayah adalah sebagai berikut: 1. I : Nangroe Aceh Darussalam. 2. II : Sumatera Utara. 3. III : Sumatera Barat. 4. IV : Jambi. 5. V : Riau. 6. VI : Bengkulu. 7. VII : Sumatera selatan. 8. VIII : Lampung. 9. IX : DKI Jakarta. 10. X : Jawa Barat. 11. XI : Jawa Tengah. 12. XII : Daerah Istimewa Yogyakarta. 13. XIII : Jawa Timur. 14. IVX : Bali. 15. XV : Nusa Tenggara Barat. 16. XVI : Nusa Tenggara Timur. 17. XVII : Kalimantan Barat. 18. XVIII : kalimantan Tengah. 19. XIX : Kalimantan Selatan. 20. XX : Kalimantan Timur. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
87
21. XXI : Sulawesi Utara. 22. XXII : Sulawesi Tengah. 23. XXIII : Sulawesi Selatan. 24. XXIV : Maluku. 25. XXV : Sulawesi Tenggara. 26. XXVI : Papua. 27. XXVII : Maluku Utara. 28. XXVIII : Banten. 29. XXIX : Bangka Belitung. 30. XXX : Gorontalo. 31. XXXI : Kepulauan Riau. 32. XXXII : Sulawesi Barat. 33. XXXIII : Papua Barat Pasal 10 Contoh kode surat umum terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pedoman ini. Pasal 11 Bagan surat khusus terdiri dari : 1. Kop/kepala surat sama formatnya sebagaimana pasal 4 angka 1 di atas. 2. Alamat surat sama formatnya sebagaimana pasal 4 angka 2 di atas. 3. Khusus untuk Surat Keputusan, tidak menggunakan alamat surat. 4. Judul Surat (Surat Keputusan, Instruksi, Surat Mandat dan Surat Keterangan/ Syahadah/Penghargaan) ditulis di tengah dengan huruf cetak kapital dan bergaris bawah. 5. Kode surat dan nomor dicantumkan dibawah judul surat. 6. Untuk Surat Keputusan dan Instruksi, dicantumkan inti atau tema surat tersebut dengan mencantumkan kata tentang. Sekaligus menjelaskan maksud surat. 7. Isi surat, ditulis dengan mengacu pada bentuk lurus (rata kanan kiri) dan ditulis dengan jenis huruf Arial Narrow 12, spasi satu. 8. Tidak mencantumkan jumlah satuan lampiran dalam surat. 9. Tidak mencantumkan salam pembuka dan penutup. 10. Tanggal surat diletakan di bagian akhir isi surat, sebelah kanan, diatas tanda tangan pejabat berwenang di bagian kanan. Dengan mencantumkan tempat dan waktu ditetapkannya surat tersebut. 11. Penandatangan surat khusus di lakukan oleh ketua umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum. 12. kecuali untuk keputusan, instruksi, syahadah, dan penghargaan, maka penandatangan surat khusus dapat dilakukan sesuai hirarki struktur sebagaimana pasal 4 angka 13 huruf b dan c. 88
Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
13. Contoh bagan surat khusus terdapat dalam lampiran pedoman ini. Pasal 12 Kode surat khusus berisi nomor urut, kode jenis surat khusus, kode wilayah, tingkat pimpinan, tahun di keluarkan surat. Pasal 13 Kode jenis surat sebagaimana pasal di atas adalah sebagai berikut. 1. Surat Keputusan : KEP. 2. Surat Instruksi : INS. 3. Surat Mandat : MAN. 4. Surat Keterangan : KET. Pasal 14 Contoh kode surat khusus terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan darii pedoman ini. Pasal 15 Untuk melegaliasi, surat wajib di stempel yang menunjukkan keterangan institusi pembuat surat. Pasal 16 Untuk efesiensi waktu, surat dapat disampaikan melalui Internet dengan elektronik mail dan atau faksimile, akan tetapi surat yang asli harus tetap disampaikan. BAB III ARSIP SURAT Pasal 17 Seluruh surat keluar dan surat masuk di catat berdasarkan klasifikasi jenis surat maupun asal surat. Pasal 18 Klasifikasi sebagaimana pasal 17 di atas adalah sebagai berikut: 1. berdasarkan Jenis Surat, yaitu: surat masuk dan keluar disimpan secara terpisah dengan dasar sesuai nomor urut, nomor dikeluarkan atau nomor masuk pada surat yang diterima. 2. berdasarkan Asal Surat, yaitu: surat yang masuk disimpan berdasarkan asal surat yang diterima menurut klasifikasi lembaga yang mengirimkan. Misalnya dengan klasifikasi sebagai berikut : a. Intern IPM (Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
89
b. Intern Persyarikatan (Muhammadiyah, Majelis, Ortom lain, Lembaga Amal Usaha) c. Pemerintah dan Militer d. Ormas/OKP, Parpol 3. berdasarkan Pokok isi/hal, yaitu surat disimpan menurut isi pokok surat, dengan diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan isi surat tersebut, sebagaimana ada pada jenis/macam-macam surat. Pasal 19 Untuk menghemat ruangan atau tempat penyimpanan arsip, maka perlu ada penyusutan surat yang sudah tidak diperlukan lagi. Pasal 20 Penyusutan surat di lakukan terhadap: 1. Arsip/warkat yang telah berusia 2 sampai 3 tahun lebih. 2. Warkat yang sudah tidak berguna atau digunakan lagi (non aktif). Pasal 21 Cara Penyusutan dilakukan dengan cara penjilidan atau pemusnahan arsip (dibakar) bila tidak digunakan lagi. BAB IV ADMINISTRASI PERBEKALAN Pasal 22 Untuk melakukan aktivitas-aktivitas kantor diperlukan administrasi perbekalan yaitu tentang buku administrasi yang menunjang bekal kantor. Pasal 23 Buku administrasi terdiri dari: 1. Buku tamu yang berfungsi untuk mengisi daftar tamu masuk dan kritik, saran. 2. Buku Agenda Surat yang berfungsi untuk mencatat surat masuk dan keluar. 3. Buku Notulen Sidang yang berfungsi untuk mencatat hasil-hasil rapat/sidang. 4. Buku Presensi Rapat yang berfungsi memuat daftar hadir Pimpinan dalam setiap rapat/sidang. 5. Buku Inventaris yang berfungsi untuk mencatat barang-barang yang menjadi milik organisasi/inventaris. 6. Buku Data Base yang berfungsi utuk memuat data yang diperlukan organisasi seperti; a. Data pribadi personal pimpinan b. Data Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting 90 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
c. Data jumlah anggota masing-masing d. Data potensi Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting e. Lain-lain yang diperlukan 7. Buku Catatan Kegiatan yang berfungsi untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. 8. Buku Inventaris yanng berfungsi untuk mencatat barang-barang yang menjadi milik organisasi/inventaris. Pasal 24 Untuk melakukan aktivitas-aktivitas kantor diperlukan alat-alat perkantoran, antara lain; pc (personal computer), scanner, modem, camera teleconfrence, pesawat telepon, faksimile. BAB V ADMINISTRASI KEANGGOTAAN Pasal 25 Administrasi keanggotaan adalah administrasi yang menyangkut segala aspek keanggotaan IPM. Termasuk dalam hal ini adalah pendataan anggota, herregistrasi dan pemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA). Pasal 26 Kartu Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat, yang berfungsi sebagai tanda bukti bahwa seseorang secara resmi telah menjadi anggota IPM. Pasal 27 Prosedur pemilikan/permohonan KTA diatur dengan cara mengajukan permohonan kepada pimpinan pusat di lengkapi: 1. Blangko permohonan KTA 2. Pas foto berwarna menghadap ke depan (putri wajib berjilbab) dengan ukuran 2x3 sebanyak 2 lembar 3. Biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Surat Pengantar dari Pimpinan yang bersangkutan. 5. Blanko resmi permohonan KTA dikeluarkan oleh PP IPM dan dapat di download di www.ipm.or.id atau langsung ke sekretariat PP IPM. Pasal 28 Buku anggota sementara/ harian digunakan sebagai pencatat anggota yang bersifat sementara sebelum diproses lebih lanjut dalam buku induk tetap kolom yang diperlukan antara lain: 1. Nomor urut 2. Nama Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
91
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Asal Daerah (PD. IPM yang bersangkutan) Kolom chek list pengajuan kartu baru Kolom chek list pembaharuan kartu Tempat/Tanggal lahir Pendidikan Alamat Keterangan
Pasal 29 Buku induk tetap merupakan buku yang berisi data seseorang yang sudah menjadi anggota tetap. Kolom buku tersebut antara lain : 1. Nomor Urut 2. Nomor Baku Anggota 3. Nama 4. Asal daerah (PD. IPM yang bersangkutan) 5. Tempat Tanggal lahir 6. Pendidikan 7. Alamat 8. Keterangan Pasal 30 Buku mutasi digunakan khusus untuk mencatat anggota yang pindah dari satu daerah ke daerah yang lain diluar wilayah kepemimpinannya. Kolom Yang diperlukan antar lain: 1. Nomor urut. 2. Nama. 3. Tempat Tanggal lahir. 4. Jabatan terakhir (sebelum mutasi). 5. Masa jabatan/keanggotaan (sebelum mutasi). 6. Kota tujuan mutasi. 7. Alamat dan kontak person setelah mutasi. 8. Keterangan Pasal 31 Macam - Macam Bentuk Mutasi: 1. Mutasi Domisili: perubahan status domisili pimpinan/anggota dari suatu tempat ke tempat yang lain. 2. Mutasi Jabatan: perubahan status jabatan fungsional pada tingkatan pimpinan. Prosedur Mutasi: 1. Mutasi Domisili
Pasal 32
92 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
a. Yang bersangkutan memohon surat keterangan mutasi dari Pimpinan Ranting/Cabang/ Daerah atau Wilayah asal mutasi b. Pimpinan Ranting/Cabang/Daerah atau wilayah asal mutasi memberikan surat keterangan mutasi kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pimpinan IPM tujuan mutasi dan diatasnya. c. Selanjutnya yang besangkutan melaporkan diri kepada pimpinan IPM tujuan mutasi. 2. Mutasi Jabatan Pimpinan yang bersangkutan melaporkan adanya mutasi jabatan ditingkatnya kepada Pimpinan diatasnya. BAB VI LAPORAN ORGANISASI Pasal 33 Ketentuan mengenai Laporan organisasi adalah sebagai berikut : 1. Masing-masing tingkat pimpinan wajib melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada pimpinan di atasnya secara berkala. 2. Masing-masing bidang wajib melaporkan kegiatan bidang dalam rapat pimpinan. 3. Setiap personal yang melakukan kegiatan yang menyangkut organisasi atau tidak, wajib melaporkan kegiatannya pada sidang organisasi. 4. Masing - masing tingkat kepemimpian membuat laporan pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam forum permusyawaratan tertinggi di tiap tingkatan. Laporan tersebut setidaknya terdiri atas; a. Pendahuluan b. Kondisi Obyektif c. Keputusan Permusyawaratan Terdahulu d. Konsep Dasar Program e. Pelaksanaan Program f. Problematika yang Dihadapi g. Saran h. Penutup BAB VII ATRIBUT ORGANISASI Pasal 34 Atribut Ikatan Pelajar Muhammaiyah adalah sebagai berikut : 1. Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah 2. Stempel/cap organisasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
93
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Papan nama organisasi Kartu tanda anggota Bendera Pin Jaket/jas Batik Nasional dan Batik Daerah
Pasal 35 Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki ciri; 1. Bentuk segi lima perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena. 2. Ukuran satu berbanding dua. 3. Warna kuning berarti keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian. 4. Isi : ada lima jalur penurun. Tiga besar dan dua jalur kecil, jalur tengah, runcing di bawah berwarna kuning; lebar seperempat lebar perisai lambang dan diapit dua jalur kecil berwarna merah dengan lebar seperduapuluh (1/20) lebar perisai, dan dua jalur besar berwarna merah dengan lebar 1⁄4 lebar perisai. 5. Gambar matahari bersinar ( berjumlah 12 sinar ) yang terletak ditengah (sedikit agak keatas) perisai, merupakan lambang Muhammadiyah. Gambar matahari yang berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga Muhammadiyah. Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti Al-Qur’an yang suci (putih). Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman. Di bawah bulatan matahari terdapat tulisan ayat Al-quran, surat Al Qalam ayat 1 yang berbunyi “Nun walqalami wamaa yasthuruun” (dalam tulisan arab). Artinya: Demi pena apa yang dituliskannya. 6. Tulisan Al-Quran tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. Pasal 36 Stempel /Cap IPM mempunyai ciri - ciri sebagai berikut : 1. Bentuk : oval, tegak lurus vertikal 2. Tinta : berwarna biru 3. Ukuran : garis tengah, tinggi ( panjang) 4,7 cm dan lebar 3,2 cm 4. Tulisan : di tengah - tengah lingkaran dalam tertera lambang IPM dan diatasnya terdapat kode wilayah bersangkutan. Lingkaran luar bagian atas tertulis “Ikatan Pelajar Muhammadiyah”. Lingkaran luar bagian bawah 94 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
tertulis tingkatan organisasi bersangkutan; misalnya, Cabang Duren Sawit. Antara tulisan bagian atas ( IPM ) dengan tulisan bawah (tingkat organisasi) dipisahkan dengan tanda * (bintang/asterik ) Pasal 37 Pimpinan dapat menggunkan papan nama, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bentuk; empat persegi panjang, dengan perbandingan 4:3 2. Ukuran maksimum; a. Tingkat Pusat/Nasional : 200 cm : 150 cm b. Tingkat Wilayah/Propinsi : 180 cm : 135 cm c. Tingkat Daerah/Kota/Kabupaten : 160 cm : 120 cm d. Tingkat Cabang/Kacamatan : 140 cm : 105 cm e. Tingkat Ranting/Kelompok : 120 cm : 90 cm 3. Isi; a. Lambang organisasi b. Nama organisasi disertai tingkat dan ruang lingkup c. Alamat lengkap organisasi 4. Warna; Warna dasar kuning telur, tulisan berwarna merah. Pasal 38 Ketentuan mengenai kartu anggota adalah sebagai berikut : 1. Bentuk : empat persegi panjang 2. Ukuran : panjang 8.5 cm dan lebar 5.5 cm 3. Warna : dasar kuning muda, dengan tulisan warna hitam 4. Isi a. Muka Depan : - Di pojok kiri atas; lambang IPM - Sebelah atas; tertera maksud dan tujuan IPM - Di sebelah bawah kanan ditempel pas foto ukuran 2 x 3 cm - Di sebelah bawah kiri mencantumkan masa berlaku. b. Belakang - Data pribadi anggota bersangkutan: nomor baku anggota, nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan dan alamat. - Di bawah bagian tengah mencantumkan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ketua Umum dan Sekretris Jenderal. c. Di kedua muka (depan dan belakang) KTA; ada tulisan Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara transparan (bayang-bayang). Pasal 39 Ketentuan mengenai bendera adalah sebagai berikut : 1. Bentuk : empat persegi panjang Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
95
2. Ukuran : 120 cm x 90 cm, Lambang : 25 cm x 40 cm 3. Warna : warna dasar kuning, tulisan merah dan lambang sesuai dengan ketentuan. 4. Jarak tulisan : dari tepi kanan dan kiri : 10 cm dari tepi atas bawah : 5 cm dari lambang : 5 cm 5. Isi a. Lambang yang terletak di tengah-tengah b. Tulisan “IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH” Di atas lambang Pasal 40 1. Emblim (lencana) adalah lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan bentuk yang telah disahkan. Adapun ukuran lencana tersebut: garis tengah; tinggi 3,5 cm, lebar 2,5 cm dan dibuat dari besi/logam 2. Bentuk Emblim, di tengah-tengahnya lambang IPM, dilingkari tulisan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, atau keluarga besar Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan pinggirnya diberi garis berwarna hitam. 3. Bagde adalah lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang berbentuk empat persegi panjang dan terbuat dari kain. Ukuran kain; tinggi 12 cm dan lebar 8 cm dengan warna dasar kuning. Di tengah-tengah tertera gambar lambang IPM dengan ukuran tinggi 10 cm dan lbar 5,5 cm. Warna lambang sesuai dengan petunjuk. Pasal 41 Ketentuan mengenai jas IPM adalah sebagai berikut : 1. Pengertian : adalah jas khas IPM yang berlaku bagi seluruh anggota dan pimpinan IPM. 2. Warna jas : kuning (seperti warna kuning pada bendera IPM) 3. Model : berbentuk jas dengan a. Kerah : terbuka b. Bagian bawah : setengah lingkaran c. Bentuk saku : luar tanpa tutup di bawah, kanan kiri. d. Bentuk belakang : tengah terbelah bawah. 4. Jenis kain : bahan celana 5. Bentuk Bagde : bentuk lingkaran dengan bordir 6. Setelan bawah : warna gelap 7. Pemakaian : pada waktu acara resmi. Pasal 42 1. Pimpinan Pusat mengeluarkan batik untuk IPMawan dan IPMawati yang berlaku secara nasional dengan bentuk, corak, motif dan warna yang ditentukan 96 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
oleh Pimpinan Pusat. 2. Batik dapat dipakai pada kegiatan IPM baik formal maupun semi formal dan atau menghadirii undangan – undangan dari organisasi lain seperti diskusi, perjamuan dsb. BAB VIII ADMINISTRASI KEUANGAN Pasal 43 Pedoman tentang administrasi keuangan dibuat dan disusun secara khusus dan tersendiri dalam Pedoman Adminsitrasi keuangan yang dibuat oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah BAB IX PENUTUP Pasal 44 1. Hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditentukan kemudian oleh Pimpinan Pusat. 2. Pedoman ini berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
97
Surat Umum Lampiran: Sebagaimana Pasal 4 angka 17
98 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Lampiran sebagaimana pasal 10 Contoh Kode Surat Masuk : A.1-IX/PR IPM 047/2009 Keterangan :A : Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi. 1 : Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan Muhammadiyah IX : Kode indeks wilayah DKI Jakarta. PR IPM : Kode Pimpinan Ranting yag mengeluarkan surat 047 : Nomor urut surat dalam satuan tahunan. 2009 : Tahun pembuatan. Kalau kode di atas jika di cermati akan terklasifikasikan atas tiga bagian, yang masing-masing bagian di pisahkan dengan garis miring, dengan keterangan sebagai berikut: - Bagian pertama : memuat tetang kepentingan surat di suatu wilayah. - Bagian kedua : memuat no urut di pimpinan. - Bagian ketiga : tahun pembuatan surat.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 99
Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13
100 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 101
Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13
102 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 103
Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13
104 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Lampiran sebagaimana pasal 14 Contoh Kode Surat Keputusan
Keterangan
Contoh Kode Surat Keterangan
Keterangan
Contoh Kode Surat Mandat
Keterangan
25/SK/PP IPM-340/2009 25
Nomor surat keluar
SK
Kode surat khusus
PP IPM
Kode Pimpinan Pusat yang mengeluarkan surat
340
Nomor urut surat dalam satuan tahunan.
2009
Tahun pembuatan.
001/KET/A.1-XII/PW IPM-295/2009 001
Nomor surat keluar
KET
Kode surat khusus
A
Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi
1
Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan Muhammadiyah
XII
Kode Indeks Wilayah DIY
PW IPM
kode Pimpinan Wilayah yang mengeluarkan surat
295
Nomor urut surat dalam satuan tahunan
2009
Tahun pembuatan
006/MAN/A.1-XI/PD IPM-279/2009 006
Nomor surat keluar
MAN
Kode surat khusus
A
Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi
1
Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan Muhammadiyah
XI
Kode indeks wilayah jawa tengah
PW IPM
Kode Pimpinan Wilayah yang mengeluarkan surat
279
Nomor urut surat dalam satuan tahunan
2009
Tahun pembuatan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 105
Contoh Kode Surat Instruksi
Keterangan
005/INS/A.1/PP IPM-278/2009 005
Nomor surat keluar
INS
Kode surat khusus
A
Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi
1
Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan Muhammadiyah
PP IPM
Kode Pimpinan Pusat yang mengeluarkan surat
278
Nomor urut surat dalam satuan tahunan
2009
Tahun pembuatan
106 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
PEDOMAN PEMBENTUKAN, PELEBURAN DAN PEMEKARAN ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 107
BAB I KETENTUAN UMUM
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pasal 1 Pengertian Yang dimaksud Pedoman Pembentukan, Peleburan, dan Pemekaran Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang selanjutnya disebut P4O IPM adalah seperangkat aturan umum mengenai ketentuan, proses, dan tata cara pembentukan, peleburan dan pemekaran wilayah, daerah, cabang dan ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yang dimaksud dengan pembentukan organisasi dalam P4O IPM ini adalah pemberian status sebagai wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM yang baru dibentuk. Yang dimaksud dengan peleburan organisasi dalam P4O IPM ini adalah penyatuan wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM kepada wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM lainnya. Yang dimaksud dengan pemekaran organisasi dalam P4O IPM ini adalah pemecahan wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM menjadi lebih dari satu wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah atau madrasah atau pondok pesantren atau desa/kelurahan atau masjid atau panti asuhan atau Cabang adalah kesatuan ranting-ranting di tingkat Kecamatan atau sekurangkurangnya tiga ranting. Daerah adalah kesatuan cabang-cabang di tingkat Kabupaten/Kota atau sekurang-kurangnya tiga cabang. Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah di tingkat Provinsi atau sekurangkurangnya tiga daerah. Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam negara.
Pasal 2 Landasan Kaidah Umum P4O IPM disusun berdasarkan: 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah. 2. Tanfidz Muktamar XVI Ikatan Remaja Muhammadiyah. Pasal 3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan ditetapkannya Kaidah Umum P4O IPM ini adalah : Maksud Terciptanya suasana atau keadaan infra struktur yang kondusif dan kualitas 108 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
sumber daya kader pimpinan yang memadai dalam pelaksanaan gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara terpadu dan berkesinambungan di seluruh tingkatan kepemimpinan IPM. Tujuan a. Terbentuknya struktur organisasi IPM yang mandiri dalam melaksanakan kewenangan dan program kerja di tingkatan masing-masing. b. Terbentuknya struktur Pimpinan IPM yang memiliki legitimasi dan refresentatif dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan. c. Terciptanya sumber daya kader pimpinan di semua tingkatan yang memiliki militansi dan kecakapan sebagai Pimpinan IPM. BAB II PEMBENTUKAN ORGANISASI IPM
1. 2. 3. 4.
5.
Pasal 4 Pembentukan Ranting Ranting didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Ranting Muhammadiyah atau kepala sekolah kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat. Pendirian Ranting bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Ranting Muhammadiyah/ kepala sekolah dan atau Pimpinan Cabang IPM. Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai: a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian umum secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Memiliki sekolah atau masjid/mushalla sebagai pusat kegiatan Prosedur pembentukan ranting sebagai berikut : a. Inisiator pembentukan ranting melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan ranting, b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah/ kepala sekolah dan Pimpinan Cabang IPM dan kader/anggota IPM pada ranting yang bersangkutan c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Ranting dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara musyawarah ranting. d. Musyawarah Ranting diselenggarakan atas undangan komisi/panitia penyelenggara musyawarah ranting dengan Pimpinan Cabang IPM sebagai penanggung jawabnya. e. Penyelenggaraan Musyawarah Ranting dengan agenda pokok : pembentukan ranting, program kerja Pimpinan Ranting, pemilihan pimpinan dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 109
agenda lain yang dianggap penting. f. Pimpinan Daerah IPM berdasarkan Surat Pemohonan Pimpinan Cabang serta hasil Musyawarah Ranting dan Rekomendasi Pimpinan Ranting Muhammadiyah/kepala sekolah mengesahkan pendirian ranting
1. 2. 3. 4.
5.
Pasal 5 Pembentukan Cabang Cabang didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah, dan atau musyawarah cabang kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM dengan Surat Keputusan. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat. Pendirian Cabang bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan atau pimpinan daerah IPM dan atau pimpinan ranting IPM yang berada dalam Cabang tersebut Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai: a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian umum secara rutin tingkat Cabang sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Cabang Prosedur pembentukan cabang sebagai berikut : a. Inisiator pembentukan cabang melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan cabang. b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan atau Pimpinan Daerah IPM dan atau Pimpinan Ranting IPM yang berada dalam Cabang tersebut. c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Cabang dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Cabang. d. Musyawarah Cabang diselenggarakan atas undangan komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Cabang dengan Pimpinan Daerah IPM sebagai penanggung jawabnya. e. Musyawarah Cabang dengan agenda pokok : pembentukan Cabang, program kerja Pimpinan Cabang, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting. f. Pimpinan Wilayah berdasarkan Surat Permohan Pimpinan Daerah serta hasil Musyawarah Cabang dan Rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah mengesahkan pendirian cabang.
110 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
1. 2. 3. 4.
5.
Pasal 6 Pembentukan Daerah Daerah didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan atau Musyawarah Daerah kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada Pimpinan Pusat IPM dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat. Pendirian Daerah bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan atau Pimpinan Wilayah IPM dan atau Pimpinan Cabang IPM yang berada dalam daerah tersebut. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai: a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Daerah Prosedur pembentukan daerah sebagai berikut : a. Inisiator pembentukan daerah melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan daerah. b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan atau pimpinan wilayah IPM dan atau pimpinan cabang IPM yang berada dalam Daerah tersebut c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah daerah dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara musyawarah daerah d. Musyawarah Daerah diselenggarakan atas undangan komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Daerah dengan Pimpinan Wilayah IPM sebagai penanggung jawabnya. e. Musyawarah Daerah dengan agenda pokok : pembentukan daerah, program kerja Pimpinan Daerah, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting. f. Pimpinan Pusat IPM berdasarkan Surat Permohonan Pimpinan Wilayah IPM serta hasil Musyawarah Daerah dan Rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah mengesahkan pendirian daerah.
Pasal 7 Pembentukan Wilayah 1. Wilayah didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Musyawarah Wilayah kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembusPimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 111
kan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat. 3. Pendirian wilayah bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Pimpinan Pusat IPM dan atau Pimpinan Daerah IPM yang berada dalam wilayah tersebut. 4. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai: a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam d. Pelatihan kader pimpinan tingkat Wilayah 5. Prosedur pembentukan Wilayah sebagai berikut : a. Inisiator pembentukan wilayah melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan wilayah. b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Pimpinan Pusat IPM dan atau Pimpinan Daerah IPM yang berada dalam wilayah tersebut. c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Wilayah dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah. d. Musyawarah Wilayah diselenggarakan atas undangan komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah dengan Pimpinan Pusat IPM sebagai penanggung jawabnya. e. Musyawarah Wilayah dengan agenda pokok : pembentukan wilayah, program kerja Pimpinan Wilayah, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting f. Pimpinan Pusat berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah dan Rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengesahkan pendirian wilayah. BAB III PELEBURAN ORGANISASI IPM Pasal 8 Peleburan Ranting 1. Usul peleburan ranting IPM disampaikan oleh Pimpinan Ranting IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang IPM dengan persetujuan permusyawaratan ranting (musyran) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat. 3. Prosedur peleburan ranting adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Ranting IPM membahas usulan peleburan ranting dalam Musyran. 112 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
b. Berdasarkan persetujuan dari Musyran, Pimpinan Ranting IPM menyampaikan usulan peleburan kepada Pimpinan Cabang. c. Pimpinan Cabang IPM meminta pertimbangan Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang ranting IPM-nya akan melebur ataupun yang ranting IPM-nya akan menerima peleburan. d. Pimpinan Cabang IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Ranting yang akan menerima peleburan tentang penerimaan ranting yang akan melebur kepada rantingnya. e. Pimpinan Ranting yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan ranting yang akan melebur kepada rantingnya. f. Pimpinan Daerah IPM mengesahkan peleburan ranting 4. Pimpinan cabang IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari pimpinan cabang Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu ranting kepada ranting lainnya
1.
2. 3.
4.
Pasal 9 Peleburan Cabang Usul peleburan cabang IPM disampaikan oleh Pimpinan Cabang IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Daerah IPM dengan persetujuan permusyawaratan cabang (musycab) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM dengan Surat Keputusan. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat. Prosedur peleburan cabang adalah sebagai berikut: a. Pimpinan Cabang IPM membahas usulan peleburan cabang dalam Musycab. b. Berdasarkan persetujuan dari Musycab, Pimpinan Cabang IPM menyampaikan usulan peleburan kepada Pimpinan Daerah. c. Pimpinan daerah IPM meminta pertimbangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang cabang IPM-nya akan melebur ataupun yang cabang IPMnya akan menerima peleburan. d. Pimpinan Daerah IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Cabang yang akan menerima peleburan tentang penerimaan cabang yang akan melebur kepada cabangnya. e. Pimpinan Cabang yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan cabang yang akan melebur kepada cabangnya. f. Pimpinan Wilayah IPM mengesahkan peleburan cabang. Pimpinan Daerah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu cabang kepada cabang lainnya.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 113
1.
2. 3.
4.
Pasal 10 Peleburan Daerah Usul peleburan daerah IPM disampaikan oleh Pimpinan Daerah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusyawaratan daerah (musyda) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah IPM, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat. Prosedur peleburan daerah adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Daerah IPM membahas usulan peleburan daerah dalam Musyda. b. Berdasarkan persetujuan dari Musyda, Pimpinan Daerah IPM menyampaikan usulan peleburan kepada Pimpinan Wilayah. c. Pimpinan Wilayah IPM meminta pertimbangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang daerah IPM-nya akan melebur ataupun yang daerah IPMnya akan menerima peleburan. d. Pimpinan Wilayah IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Daerah yang akan menerima peleburan tentang penerimaan daerah yang akan melebur kepada daerahnya. e. Pimpinan Daerah yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan daerah yang akan melebur kepada daerahnya. f. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan peleburan daerah. Pimpinan Wilayah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu daerah kepada daerah lainnya.
Pasal 11 Peleburan Wilayah 1. Usul peleburan wilayah IPM disampaikan oleh Pimpinan Wilayah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusyawaratan wilayah (musywil) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat. 3. Prosedur peleburan wilayah adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Wilayah IPM membahas usulan peleburan daerah dalam Musywil b. Berdasarkan persetujuan dari Musywil, Pimpinan Wilayah IPM menyampaikan usulan peleburan kepada Pimpinan Pusat IPM. c. Pimpinan Pusat IPM meminta pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang wilayah IPM-nya akan melebur ataupun yang wilayah IPM114 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
nya akan menerima peleburan. d. Pimpinan Pusat IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Wilayah yang akan menerima peleburan tentang penerimaan wilayah yang akan melebur kepada wilayahnya. e. Pimpinan Wilayah yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan wilayah yang akan melebur kepada wilayahnya. f. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan peleburan wilayah 4. Pimpinan Pusat IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu wilayah kepada wilayah lainnya. BAB IV PEMEKARAN ORGANISASI IPM
1.
2. 3.
4.
Pasal 12 Pemekaran Ranting Usul pemekaran ranting IPM disampaikan oleh Pimpinan Ranting IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang IPM dengan persetujuan permusyawaratan ranting (musyran) kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat. Prosedur pemekaran ranting adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Ranting IPM membahas usulan pemekaran ranting dalam Musyran. b. Berdasarkan persetujuan dari Musyran, Pimpinan Ranting IPM menyampaikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Cabang. c. Pimpinan Cabang IPM meminta rekomendasi Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah. d. Pimpinan Daerah IPM mengesahkan pemekaran ranting berdasarkan hasil musyawarah ranting dan rekomendasi Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pimpinan Cabang IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu ranting.
Pasal 13 Pemekaran Cabang 1. Usul pemekaran cabang IPM disampaikan oleh Pimpinan Cabang IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Daerah IPM dengan persetujuan permusyawaratan cabang (musycab) kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 115
dengan Surat Keputusan. 2. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat. 3. Prosedur pemekaran cabang adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Cabang IPM membahas usulan pemekaran cabang dalam Musycab b. Berdasarkan persetujuan dari Musycab, Pimpinan Cabang IPM menyampaikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Daerah. c. Pimpinan Daerah IPM meminta rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah. d. Pimpinan Wilayah IPM mengesahkan pemekaran cabang berdasarkan hasil Musyawarah Cabang dan Rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah serta surat Permohonan Pimpinan Daerah IPM. 4. Pimpinan Daerah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu cabang.
1.
2. 3.
4.
Pasal 14 Pemekaran Daerah Usul pemekaran daerah IPM disampaikan oleh Pimpinan Daerah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Wilayah IPM dengan persetujuan permusyawaratan daerah (musyda) kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah IPM serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat Prosedur pemekaran daerah adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Daerah IPM membahas usulan pemekaran daerah dalam Musyda b. Berdasarkan persetujuan dari Musyda, Pimpinan Daerah IPM menyampaikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Wilayah. c. Pimpinan Wilayah IPM meminta rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah. d. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan pemekaran wilayah berdasarkan hasil Musyawarah daerah dan Rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah serta Surat Permohonan dari Pimpinan Wilayah Pimpinan Wilayah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu daerah. Pasal 15 Pemekaran Wilayah
116 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
1. Usul pemekaran wilayah IPM disampaikan oleh Pimpinan Wilayah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusyawaratan wilayah (musywil) kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat. 3. Prosedur pemekaran daerah adalah sebagai berikut : a. Pimpinan Wilayah IPM membahas usulan pemekaran wilayah dalam Musywil. b. Berdasarkan persetujuan dari Musywil, Pimpinan Wilayah IPM menyampaikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Pusat. c. Pimpinan Pusat IPM meminta rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. d. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan pemekaran wilayah berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah dan Rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. 4. Pimpinan Pusat IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu wilayah. BAB V Ketentuan Penutup Pasal 16 Hal- hal yang belum diatur dalam Pedoman Pembentukan, Peleburan dan Pemekaran wilayah, daearah, cabang dan ranting ini dapat diatur berdasarkan kesepakatan antara unsur terkait bersama dengan pimpinan di atasnya sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan ART IPM. Pasal 17 Pedoman ini berlaku setelah diputuskan dalam permusyawaratan tingkat nasional yang selanjutnya disahkan oleh PP IPM dengan Surat Keputusan serta di tanfidzkan oleh Pimpinan Pusat.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 117
KATA PENGANTAR PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita haturkan kepada zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Alloh SWT. Berkat rahmatNya lah, Buku Panduan Pengelolaan Ranting (BPPR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah akhirnya bisa diterbitkan. Buku ini adalah penyempurnaan dari buku panduan yang pada periode sebelumnya sudah diterbitkan dalam jumlah terbatas. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai salah satu ortom Muhammadiyah, mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendidik dan mencetak kader persyarikatan. Dari Pimpinan Ranting lah, proses pengkaderan dalam tubuh IPM dimulai. Akan tetapi, sungguh miris memang. Melihat kenyataan beberapa Pimpinan Ranting IPM di SMP/Mts, SMA/SMK/MA Muhammadiyah seIndonesia. Beberapa belum bisa menjalankan fungsi ke-organisasiannya secara optimal. Bahkan, di beberapa sekolah, belum terbentuk Pimpinan Ranting. Kalaupun sudah terbentuk, sering terjadi ketidakselarasan antara Pimpinan Ranting IPM, Pembina IPM, dan pihak sekolah. Buku ini mencoba mengurai apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang harus dilakukan oleh Pimpinan Ranting IPM. Tidak hanya itu, buku ini bisa menjadi pegangan Pimpinan Ranting IPM, Pembina Pimpinan Ranting IPM, dan pihak sekolah dalam menyelaraskan gerak IPM di sekolah. Sedangkan untuk Pimpinan Ranting non Sekolah Muhammadiyah, buku ini juga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan ranting dengan penyesuaian terhadap kondisi dan kebutuhan ranting yang dikoordinasikan kepada Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IPM dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat. Akhirnya, semoga buku panduan ini bisa memberikan manfaat bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Pimpinan Ranting IPM. Sehingga harapan dan cita-cita IPM untuk menguatkan basis ikatan dapat terwujud. Tak lupa, kami mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam buku ini, serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyempurnakan panduan ranting ini. Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan dakwah kita. Amin. Nun Wal Qalami Wa Maa Yasthurun Yogyakarta, 23 Desember 2009 Ketua Bidang Perkaderan PP IPM
Ariati Dina Puspitasari 118 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PENDAHULUAN Latar belakang berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tidak terlepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Di samping itu situasi dan kondisi politik di Indonesia tahun 60-an, di mana orde lama dan PKI berjaya. Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM terpanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah dan menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Dengan demikian, kelahiran IPM mempunyai 2 nilai strategis. Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah di masa mendatang. Keinginan dan upaya para pelajar untuk membentuk organisasi pelajar Muhammadiyah sebenarnya telah dirintis sejak 1919. Akan tetapi selalu mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak. Keinginan untuk membentuk organisasi pelajar Muhammadiyah baru mendapat titik terang pada tahun 1958, yaitu ketika Konferensi Pemuda Muhammadiyah (PM) di Garut. Organisasi pelajar Muhammadiyah akan ditempatkan di bawah pengawasan PM. Keputusan Konferensi PM di Garut tersebut diperkuat pada Muktamar PM II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/ no.4). Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majlis Pendidikan dan Pengajaran pada tanggal 15 Juni 1961 ditanda tanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan secara nasional pada Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18 – 20 Juli 1961. Tanggal 5 Shafar 1381 H bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dengan Ketua Umum Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretaris Umum Muh. Wirsyam Hasan. Akhirnya, Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi dikalangan pelajar Muhammadiyah. Dalam KONPIWIL IPM 1992 di Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyePimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 119
suaian tubuh organisasi. Usai KONPIWIL PP IPM diminta Depdagri mengisi formulir direktori organisasi dengan disertai catatan agar pada waktu pengembalian formulir tersebut nama IPM telah berubah. Tim eksistensi PP IPM yang bertugas membahas masalah ini,melakukan pembicaraan intensif. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dengan pertimbangan : 1. Keberadaan pelajar sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah 2. Perlunya pengembangan jangkauan IPM 3. Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata “Pelajar” untuk organisasi berskala nasional. Keputusan pergantian nama oleh PP IPM ini tertuang dalam SK PP IPM Nomor VI/PP.IPM/1992 yang selanjutnya perubahan tersebut disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dengan demikian secara resmi perubahan IPM menjadi IPM adalah sejak 18 November 1992. Seiring perkembangan organisasi IPM, mucul berbagai reaksi dari tubuh persyarikatan, bahwa IPM dinilai kurang fokus terhadap pembinaan pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Maka, Tanwir Muhammadiyah tahun 2007 merekomendasikan IPM untuk berubah kembali menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Pembahasan mengenai basis masa dan lokus gerakan sebenarnya sudah mengemuka sejak Muktamar IPM ke-14 di Lampung. Pada Muktamar IPM ke-15 pun, Muktamar mengamanatkan untuk membentuk tim eksistensi yang bertugas untuk membahas masalah ini. Tim eksistensi PP IPM juga meminta saran pendapat dari PP Muhammadiyah dan ortom-ortom di dalamnya. Tak lama berselang, PP Muhammadiyah mengeluarkan SK PP Nomor 60/ KEP/I.0/B/2007 tentang perubahan nomenklatur IPM menjadi IPM. Bermacam reaksi muncul akibat SK PP Muhammadiyah tersebut. PP IPM dengan segera mengadakan Pleno diperluas dengan mengundang PP Muhammadiyah dan seluruh PW IPM Se-Indonesia. Setelah melalui dialog intensif, maka PP Muhammadiyah mengeluarkan Maklumat berkenaan dengan SK PP Nomor 60/KEP/I.0/ B/2007. Bahwasanya, perubahan IPM menjadi IPM membutuhkan proses, dan berlaku efektif setelah Muktamar tahun 2008.
120 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
MENGENAL IPM RANTING A. IPM Sebagai Satu-Satunya Organisasi Kesiswaan di Sekolah/Madrasah/Pondok Pesantren Muhammadiyah Sebagaimana tertuang dalam SK PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah No. 510/SK. PP/III.A/16/1997 tertanggal 3 Oktober 1997 tentang Qoidah Pendidikan Dasar Dan Menengah Muhammadiyah, Bab VI Pasal 24 dijelaskan bahwa: “Pimpinan Sekolah/Pondok Pesantren/Madrasah Muhammadiyah berkewajiban membina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang menjadi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam Sekolah/ Madrasah/ pondok Pesantren Muhammadiyah.”
Kemudian dalam Bab VIII pasal 32 dituliskan,
“Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Sekolah/Madrasah/Pondok Pesantren Muhammadiyah adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.”
Jadi, jelaslah bahwasanya keberadaan IPM di sekolah/Madrasah/ Pondok Pesantren Muhammadiyah adalah wajib. Sedangkan tanggungjawab atas keberadaan dan keberlangsungannya berada pada Pimpinan Sekolah/ Madrasah/Pondok Pesantren yang bersangkutan. B. Organisasi IPM Ranting IPM Ranting merupakan bagian dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara keseluruhan. Secara hierarkhis IPM Ranting akan berada dibawah kepemimpinan IPM diatasnya. Berikut penjenjangan dalam Organisasi IPM : 1. Pimpinan Pusat (PP) 2. Pimpinan Wilayah (PW) 3. Pimpinan Daerah (PD) 4. Pimpinan Cabang (PC) 5. Pimpinan Ranting (PR) Konsekuensi dari penjenjangan tersebut bagi IPM Ranting adalah: 1. PR IPM dilantik, disahkan dan ditetapkan oleh Pimpinan IPM diatasnya, yaitu PC IPM atau PD IPM setempat. 2. PR IPM terikat untuk melaksanakan kebijakan Pimpinan IPM diatasnya. 3. PR IPM sebagai bagian dari Pimpinan IPM diatasnya berkewajiban turut menghidupkan aktivitas Pimpinan IPM diatasnya 4. PR IPM sebagai bagian dari Pimpinan IPM diatasnya berhak untuk ambil bagian dalam aktivitas Pimpinan IPM diatasnya 5. PR IPM sebagai bagian dari Pimpinan IPM diatasnya berhak turut serta dalam menentukan kebijakan pimpinan diatasnya melalui jalur-jalur yang telah diatur. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 121
6. Menjadi ujung tombak perjuangan IPM, sehingga harus senantiasa dipenuhi sikap istiqamah dalam berjuang dengan cara-cara terbaik demi terwujudnya tujuan ikatan. C. Komponen IPM Ranting (Pembina, pimpinan, anggota, kader, simpatisan) Komponen IPM Ranting merupakan unsur-unsur yang menyusun berdirinya sebuah organisasi IPM Ranting. Komponen tersebut adalah: 1. Pembina IPM Ranting Pembina adalah orang yang mempunyai tugas untuk membina jalannya IPM Ranting. Secara Konstitusional keberadaan pembina ranting mengacu pada SK Dikdasmen No. III. A/1.6/48/1993 dan amandemen AD/ART IPM pasal 9 a 3. Mengingat kedudukan Ranting, maka pembina ranting dapat dibedakan menjadi : a. Pembina IPM Ranting Sekolah terdiri dari : • Kepala Sekolah sebagai Ketua Pembina Ranting • Wakil Kepala Sekolah (bidang Kesiswaan) sebagai Wakil Ketua Pembina Ranting • Tenaga Pengajar.sebagai anggota Pembina Ranting Dalam melakukan fungsi pembinaan, Pembina ranting harus selalu berkoordinasi dengan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah setempat. Adapun yang menjadi tugas dari Pembina Ranting IPM adalah sebagai berikut: a. Bersama PC atau PD IPM bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan IPM di ranting. b. Melakukan pemantauan secara kontinyu dinamika kepemimpinan Ranting IPM. c. Mengarahkan penyusunan progam kerja PR IPM. d. Memberikan saran/petunjuk yang berkaitan dengan proses pengambilan kebijakan PR IPM. e. Memberikan kemudahan atas penggunaan fasilitas-fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah untuk kepentingan kegiatan PR IPM. f. Memberikan dorongan dan motivasi kepada PR IPM untuk berkreasi dalam mengembangkan progam IPM Ranting. g. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas IPM Ranting. 2. Pimpinan Ranting IPM Pimpinan Ranting adalah anggota dan atau kader IPM yang ditetapkan dalam permusyawaratan ranting untuk menduduki jabatan kepemimpinan di ranting dalam periode jabatan satu tahun, dan disahkan oleh 122 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
PC atau PD IPM setempat. Kepengurusan Pimpinan Ranting dibentuk dalam Musyawarah Ranting (MUSYRAN) yang diselenggarakan satu tahun sekali. Di IPM tidak dikenal istilah pengurus, akan tetapi pimpinan sebagaimana Muhammadiyah. Ini mengandung pengertian bahwa yang menjadi Pimpinan IPM adalah pribadi-pribadi terpilih yang akan senantiasa berikhtiar dengan cara-cara yang terbaik untuk menjadi pribadi yang terbaik. Berjuang dengan upaya-upaya terbaik untuk mencapai tujuan gerakan dengan hasil yang terbaik pula. Hak Dan Kewajiban Pimpinan Ranting IPM adalah : a. Pimpinan Ranting berhak atas fasilitas-fasilitas di lingkungan sekolah untuk keperluan aktivitasnya. b. Pimpinan Ranting IPM berhak mendapatkan kondisi yang kondusif untuk dapat mengembangkan progam Ranting. c. Pimpinan Ranting IPM berhak dan berkewajiban memberikan pendapat dan masukan kepada Pimpinan sekolah untuk kepentingan kemajuan sekolah. d. Pimpinan Ranting IPM berkewajiban memberikan laporan atas aktivitasnya kepada anggota ranting, serta kepada pihak sekolah bagi yang berkedudukan di sekolah. 3. Anggota IPM Ranting Di dalam sebuah organisasi, anggota adalah objek garapan dari organisasi. Namun IPM memandang, anggota merupakan objek dari garapan dakwah ikatan, sekaligus menjadi subyek pelaku dakwah yang membawa identitas ikatan. Secara resmi, keanggotaan dalam IPM dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah IPM atau Pimpinan Pusat IPM. Khusus untuk mendapatkannya dapat diajukan secara tertulis kepada pimpinan Daerah IPM melalui ranting atau cabang. Sesuai dengan AD ART IPM anggota IPM adalah mereka : a. Pelajar muslim yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah tingkat SLTP/sederajat dan atau SMU/sederajat. b. Pelajar Muslim yang berusia minimal 12 tahun dan maksimal 21 tahun. (yang menyatakan diri masuk dalam IPM dan memenuhi persyaratannya). c. Mereka yang pernah menjadi anggota sebagaimana ketentuan a dan b, dan atau seseorang yang diperlukan oleh organisasi dengan usia maksimal 24 tahun. Adapun syarat untuk mendapatkan status keanggotaan IPM sebagaimana diatur dalam AD/ART IPM adalah sebagai berikut: a. Pelajar Muslim warga negara Indonesia , yang menyetujui maksud dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 123
tujuan IPM bersedia mendukung kebijakan organisasi dan berperan aktif melaksanakan tugas IPM. b. Pelajar yang bersekolah di perguruan tinggi Muhammadiyah tingkat SLTP/sederajat dan SMU/sederajat. Setiap anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah berkewajiban untuk: a. Setia pada perjuangan IPM ( memuliakan Islam yang benar ) b. Tunduk dan taat pada keputusan dan peraturan IPM. c. Sanggup menjaga nama baik IPM, dan menjadi teladan yang utama sebagai pelajar muslim. d. Turut mendukung dan melaksanakan kebijakan dan amal usaha IPM. e. Membayar iuran dana abadi dan iuran anggota serta infaq yang ditetapkan oleh pimpinan Pusat IPM. 4. Kader Kader adalah anggota IPM yang telah mengikuti pelatihan pengkaderan Taruna Melati IPM, serta mampu dan pernah menjadi penggerak inti ikatan. 5. Simpatisan Simpatisan IPM adalah mereka yang menyetujui maksud dan tujuan IPM tetapi tidak memenuhi syarat sebagai anggota. Simpatisan dapat diundang dalam permusyawaratan IPM serta berhak menyatakan pendapat tetapi tidak mempunyai hak untuk memilih dan dipilih. MENGELOLA IPM RANTING A. Musyawarah Ranting Adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat ranting, diadakan atas undangan Pimpinan Ranting. Musyawarah Ranting diikuti oleh : 1. Peserta, yang terdiri dari: a. Personal Pimpinan Ranting. b. Ranting Sekolah: Ketua kelas, dan perwakilan kelas yang dipilih oleh kelas, dengan jumlah tertentu yang telah ditentukan. c. Ranting Non Sekolah: Seluruh anggota Ranting, atau perwakilan dari unsur-unsur pendukung ranting (jika ranting dibangun dari kumpulan pelajar masjid/unsur lain seperti pedukuhan,desa, dll) dengan jumlah tertentu yang telah ditentukan. Peserta Musyawarah Ranting memiliki hak bicara dan hak suara. Hak bicara adalah hak untuk mengemukakan pendapat di dalam persidangan, sedangkan hak suara adalah hak untuk menentukan pilihan jika dalam persidangan dilakukan pemungutan suara. 2. Peninjau 124 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Adalah selain peserta yang diundang oleh pimpinan ranting untuk mengikuti musyawarah ranting. Peninjau Musyawarah ranting hanya memiliki hak bicara saja. Agenda pokok dalam Musyawarah Ranting adalah sebagai berikut: a. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Ranting b. Tanggapan atas Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Ranting c. Pemilihan Pimpinan Ranting Periode Berikutnya. d. Penyusunan Arahan Kerja Pimpinan Ranting periode Berikutnya. Tahapan-tahapan dalam penyelenggaraan Musyawarah Ranting secara runtun dapat dijabarkan seperti berikut ini: 1. Persiapan a. PR IPM membentuk: 1) Tim materi, yang bertugas menyusun materi yang akan dibahas. Seperti: arahan kerja Pimpinan Ranting, Rekomendasi, serta hal lain yang menjadi sikap pimpinan ranting. 2) Panitia pemilihan (PanLih), berfungsi sebagai lembaga pemilihan ketua dan atau formatur Pimpinan Ranting selanjutnya. Tugas PanLih adalah: a) Penjaringan calon dari unsur ranting b) Verifikasi syarat calon c) Menetapkan bakal calon ketua dan atau formatur yang berhak bersaing dalam Musyran d) Menyusun tata tertib pemilihan, untuk diajukan dalam pleno Musyran e) Mempersiapkan segala keperluan pemilihan dalam Musyran 3) Tim verifikasi, bertugas mengaudit keadaan keuangan Pimpinan Ranting selama periode berjalan, untuk kemudian dilaporkan kepada Musyran. 4) Panitia Musyran dengan melibatkan perwakilan tiap kelas, menjadi wakil Pimpinan Ranting yang bertanggungjawab atas terselenggaranya Musyran secara keseluruhan. b. PR IPM menyusun Laporan Pertanggungjawaban kepemimpinannya selama 1 periode Beberapa kelengkapan administratif yang harus disiapkan panitia musyawarah ranting dalam penyelenggaraan musyawarah ranting meliputi: a. Rancangan tata tertib musyawarah ranting b. Rancangan tata tertib persidangan c. Blangko Keputusan Persidangan Musyawarah Ranting d. Blangko Keputusan Induk Musyawarah Ranting e. Daftar Peserta Musyawarah Ranting f. Daftar Peninjau Musyawarah Ranting Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 125
g. Presensi Peserta Persidangan h. Presensi Peninjau Persidangan 2. Pelaksanaan Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, Pimpinan Ranting berkewajiban mengundang peserta beberapa waktu sebelum pelaksanaan musyawarah ranting, serta hendaknya dilampiri dengan materi musyawarah ranting hasil penyusunan tim materi. Berikut ini diberikan contoh manual acara Musyawarah Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dalam contoh ini Musyawarah Ranting diselenggarakan selama satu hari penuh. Pukul 07.3008.00
Acara
Sub Acara
Penanggung jawab
Registrasi
-
08.0009.00
Upacara Pembukaan
1. Pembukaan 2. Tilawah 3. Menyanyikan Lagu: a. Indonesia Raya b. Sang Surya c. Mars IPM Berjaya 4. Prakata Panitia 5. Sambutan-sambutan: Panitia a. PR IPM b. Kepala Sekolah/PRM c. PC IPM sekaligus membuka Musyran 6. Pengajian Pembukaan 7. Lain-lain 8. Penutup
09.0010.00
Pleno I : Pembahasan Tata Tertib Musyawaran ranting dan Tata Tertib Persidangan
1. Pembukaan, (basmalah, ketok palu) 2. Pembahasan (ditawarkan kepada peserta) Pimpinan Ranting 3. Penutupan (baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
10.0010.30
1. Pembukaan, (dg basmalah, ketok palu) 2. Mendengarkan pidato Pleno II : pidato (ketua dipersilahkan) Iftitah Ketua 3. Penutupan, (baca Umum PR IPM keputusan sidang, tutup dengan hamdalah, ketok palu)
Pimpinan Ranting
10.3011.00
Rehat
Panitia
Coffee Break, Dhuha
126 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Panitia
Keterangan Didaftar dan dibedakan antara peserta dan peninjau
Sidang dipimpin pimpinan sidang sementara dari Pimpinan Ranting, serta diakhirii dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang selanjutnya dari peserta sidang
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
11.0011.45
Pleno III: Laporan pertanggungjawaban PR IPM1
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Mendengarkan laporan pertanggunjawaban (seluruh/perwakilan PR IPM ddipersilahkan Pimpinan Ranting ke depan) 3. Sidang dibreak untuk ibadah..... ( sidang sementara ditunda, ketok palu)
11.4512.30
Rehat
Makan Siang, Dzuhur
Panitia
Lanjutan Pleno III
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Melanjutkan LPJ, Tanggapan dari peserta sidang (forum dibuka untuk peserta sidang menanggapi) 3. Penutupan (sda)
Pimpinan Ranting
Pleno IV: Pembahasan Tata Tertib Pemilihan
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Forum diserahkan kepada Panlihran: 3. Pembahasan Tata Panilhran tertib Pemilihan 4. Penutupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
14.1515.00
Pleno V : Pemilihan Ketua Umum dan atau Formatur
1. Pembukaan(dg basmalah, ketok palu) 2. Forum diserahkan kepada Panlihran: 3. Prosesi Pemilihan Panlihran 4. Penetapan Pemenang 5. Penutupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
15.0015.30
Break
Coffee Break, ‘Asar, Pembagian Anggota Komisi
Panitia
PR IPM membagi Peserta dan peninjau dalam komisikomisi yang memilki tugas khusus
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Pengumuman anggota komisi Panitia 3. Penutupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta Komisi A: Arahan Kerja Pimpinan, Kesekretariatan, Keuangan Komisi B: Arahan Kerja Bidang Komisi C: Rekomendasi
12.3013.30
13.3014.15
15.3016.00
Pleno VI: Pembentukan Komisi
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 127
Masing-masing Komisi: 1. Pemilihan Ketua dan Sekretaris Komisi. 2. Pembukaan(dg basmalah, ketok palu) 3. Pembahasan Materi Komisi 4. Penutupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
16.0016.45
Sidang Komisi
16.4517.30
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Laporan Komisi (bergantian wakil Pleno VII: komisi melaporkan Panitia Laporan Komisi hasil pembahasannya) 3. Penuntupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu)
17.3017.45
Pleno VIII: Pembacaan Keputusan Induk Musyawarah Ranting
17.4518.15
Upacara Penutupan
1. Pembukaan (dg basmalah, ketok palu) 2. Pembacaan 3. Penutupan(baca keputusan sidang, tutup dg hamdalah, ketok palu) 1. Pembukaan 2. Tilawah 3. Menyanyikan Lagu: a. Indonesia Raya b. Sang Surya c. Mars IPM Berjaya 4. Prakata Panitia 5. Sambutan PC IPM sekaligus menutup Musyawarah Ranting 6. Lain-lain 7. Penutup
Pimpinan Ranting
Panitia
Isi presensi, cek kuorum,
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
Diawali mengisi daftar hadir persidangan, cek kuorum, dan diakhiri dengan memilih pimpinan dan sekretaris sidang berikutnya dari peserta
Panitia
B. Struktur IPM Ranting IPM mengenal struktur baku pimpinan yang diatur oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Adapun struktur pimpinan ranting adalah sebagai berikut: 1. Ketua-ketua: Ketua Umum Ketua Bidang Perkaderan Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Ketua Bidang IPMawati Ketua Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga 2. Sekretaris-sekretaris: 128 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Sekretaris Umum Sekretaris Bidang Perkaderan Sekretaris Bidang Kajian Dakwah Islam Sekretaris Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Sekretaris Bidang IPMawati Sekretaris Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga 3. Bendahara: Bendahara Umum Wakil Bendahara 4. Anggota Bidang Anggota Bidang Perkaderan Anggota Bidang Kajian Dakwah Islam Anggota Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Anggota Bidang IPMawati Anggota Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga Untuk Pimpinan Ranting Sekolah yang umumnya memiliki wadah kesiswaan yang spesifik serta memiliki kepengurusan (misal Peleton Inti, Palang Merah Pelajar, dll), maka sebagai satu-satunya organisasi kesiswaan, IPM menjadi payung bagi masing-masing kelompok kegiatan tersebut dengan menempatkannya dalam departemen di bawah bidang yang sesuai, atau menjadi Badan Semi Otonom yang secara struktural ada dibawah Pimpinan Ranting IPM. Sehingga Struktur Pimpinan ranting Sekolah menjadi seperti berikut ini: 1. Ketua-ketua: Ketua Umum Ketua Bidang Perkaderan Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Ketua Bidang IPMawati Ketua Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga 2. Sekretaris-sekretaris: Sekretaris Umum Sekretaris Bidang Perkaderan Sekretaris Bidang Kajian Dakwah Islam Sekretaris Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan Sekretaris Bidang IPMawati Sekretaris Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga 3. Bendahara Umum Wakil Bendahara 4. Anggota Bidang: Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 129
Bidang Perkaderan: Dept. Peleton Inti Bidang KDI: Dept. Dakwah Sie Kajian Rutin Sie Hari Besar Islam Dept. Pustaka Mushalla Bidang PIP: Dept. KIR Dept. PMR Dept. English Study Club Dept. Mathholic Dept. Media: Sie Mading Sie Majalah Siswa Sie Radio Sekolah Bidang IPMawati: Dept. Kajian Keputrian Dept. Korps Da’iyah Bidang ASBO: Dept. Seni: Sie Teater Sie Seni Musik Sie Seni Lukis Dept. Olahraga: Sie Bolavoli Sie Karate Pembagian tugas untuk masing-masing jabatan dalam struktur Pimpinan Ranting adalah sebagai berikut: 1. Ketua Umum a. Memimpin dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pimpinan ranting. b. Mengkoordinasikan struktur kepemimpinan. c. Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan.(Menandatangani surat) d. Memimpin rapat. e. Menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat. f. Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan. 2. Ketua Bidang a. Bersama-sama ketua umum menetapkan kebijakan. 130 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
3.
4.
5.
6.
b. Memberikan saran kepada ketua umum dalam rangka mengambil keputusan. c. Menggantikan ketua, bila ketua umum berhalangan. d. Memimpin dan mengkoordinasikan serta bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas bidang. e. Mengawasi, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan anggota bidangnya. Sekretaris Umum a. Memberikan saran dan masukan kepada ketua dalam mengambil keputusan. b. Mendampingi ketua dalam memimpin rapat. c. Membuat serta menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan Organisasi. d. Menyiapkan, mendokumentasikan, mendistribusikan dan menyimpan surat (yang keluar dan masuk) serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan. e. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan. Sekretaris Bidang a. Aktif membantu tugas kesekretariatan. b. Menggantikan sekretaris bila sekretaris umum berhalangan. c. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan bidangnya. Bendahara dan Wakil Bendahara a. Bertanggungjawab dan mengetahui segala pemasukan/pengeluaran biaya yang diperlukan. b. Membuat tanda bukti kuitansi setiap pemasukan/pengeluaran uang untuk pertanggungjawaban. c. Bertanggungjawab atas inventaris dan perbendaharaan. d. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala. e. Bersama ketua menandatangani surat yang berkaitan dengan dana/ keuangan. Anggota Bidang a. Bersama ketua bidang dan sekretaris bidang, menjalankan kebijakan bidang b. Bertanggungjawab atas aktivitas kesiswaan khusus yang ditangani.
Seperti telah dijelaskan dimuka, IPM Ranting adalah bagian dari IPM secara keseluruhan, yang secara hierarkhi ada dibawah Pimpinan-Pimpinan diatasnya. Oleh karena itu untuk mendapatkan pengesahan, Pimpinan Ranting yang telah terbentuk harus mengajukan surat permohonan pelantikan Pimpinan Ranting kepada Pimpinan Cabang IPM atau Pimpinan Daerah IPM Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 131
setempat, dengan diketahui oleh Pimpinan Sekolah yang bersangkutan, serta melampirkan susunan personalia Pimpinan Ranting yang akan dilantik. C. Rapat Kerja Pimpinan Setelah struktur kepemimpinan IPM Ranting terbentuk dan siap bekerja, maka kerja pimpinan yang pertama adalah Rapat Kerja Pimpinan. Rapat kerja pimpinan ini diikuti oleh seluruh personalia Pimpinan Ranting, serta bisa mengundang pihak lain untuk menjadi narasumber bagi Pimpinan. Agenda Pokok dalam Rapat kerja Pimpinan Ranting adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan program kerja, yang meliputi: Bidang kepemimpinan (Ketua Umum), Bidang Kesekretariatan (Sekretaris Umum), Bidang Keuangan (Bendahara), dan program kerja masing-masing bidang. 2. Penyusunan Time Schedule (Perencanaan Jadwal Kegiatan Selama Satu Periode) 3. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pimpinan Ranting (Berdasarkan program kerja dan kebutuhan Rutin Pimpinan) 4. Membahas hal-hal yang urgen lainnya Dalam menyusun program kerja tentu saja harus ada pembagian yang jelas mengenai kewenangan dan bidang kerja masing-masing bidang. Hasil dari Rapat Kerja ini kemudian disusun kembali secara rapi untuk kemudian disampaikan dalam rapat kerja ranting. D. Rapat Kerja Ranting Rapat Kerja Ranting adalah sarana untuk mengkomunikasikan kebijakan (program kerja) pimpinan ranting kepada seluruh anggota ranting, dalam hal ini bisa diwakili oleh perwakilan unsur ranting (kelas, masjid, kampung/ pedukuhan, dll). Agenda pokok dalam Rapat Kerja Ranting adalah sebagai berikut: 1. Presentasi/paparan program kerja dari Pimpinan Ranting 2. Tanggapan dari peserta Rapat Kerja Ranting 3. Perumusan Kembali Program Kerja, Time Schedule dan RAPB Pimpinan Ranting. Hasil dari Rapat Kerja ini kemudian disusun kembali secara rapi dan disampaikan kepada perwakilan unsur ranting sebagai tanfidz hasil rapat kerja ranting. Tanfidz inilah yang menjadi pedoman Pimpinan Ranting dalam menyelenggarakan kegiatan Ranting. E. Manajemen Kegiatan Ranting Dalam melaksanakan suatu kegiatan, ranting hendaknya menggunakan prinsip-prinsip manajemen kegiatan yang meliputi: 1. Perencanaan 132 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Sebuah kegiatan hendaknya direncanakan dengan matang oleh Pimpinan. Perkirakan dengan sedetil mungkin pelaksanaan dari kegiatan tersebut. Dalam tahap perencanaan ini akan dihasilkan proposal kegiatan yang berisi: a. Pendahuluan : menjabarkan latar belakang dilaksanakannya kegiatan tersebut b. Nama Kegiatan : untuk menegaskan kegiatan tersebut c. Tujuan Kegiatan : yang diharapkan bisa dicapai dari adanya kegiatan tersebut d. Landasan kegiatan : yang menjadi dasar pijakan pelaksanaan kegiatan tersebut. (misal al Qur’an, al Hadits, AD/ART IPM, program kerja, hasil rapat pimpinan, dll) e. Bentuk kegiatan : menunjukkan bentuk kegiatan dimaksud (misal pengajian umum, seminar, training outbound, dll) f. Sasaran : siapa saja yang dituju untuk menjadi partisipan dalam kegiatan tersebut (misal siswa kelas 1, pelajar masjid se-desa, dll) g. Target : tentukan seperti apa target dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Misal jumlah peserta, atau cakupan wilayah peserta, dll. h. Pelaksanaan : Kapan, dimana, bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, jika perlu masukkan pula time schedule yang akan menunjukkan tahapantahapan kerja serta target waktu dan hasil dari pelaksanaan tahapan tersebut i. Pelaksana : Siapakah yang melaksanakan kegiatan tersebut, jika dibentuk kepanitiaan, tulis daftar panitia (atau lampirkan) j. Anggaran : mencakup rincian rencana asal dan jumlah pemasukan serta peruntukan dan jumlah pengeluaran. k. Penutup Dalam tahap perencanaan ini juga dilakukan pembagian tugas dalam kepanitiaan. Letakkan orang-orang yang akan melaksanakan kegiatan itu menurut potensi dan kemampuan masing-masing, sehingga akan lebih efektif dalam bekerja. 2. Pelaksanaan Inti dari sebuah kegiatan adalah pelaksanaannya. Untuk itu, setelah perencanaan selesai, selanjutnya adalah proses pelaksanaan (termasuk proses persiapan dan lain-lain sebelum hari H). Harus ada pengawasan yang cermat dari Pimpinan Ranting atau ketua Panitia atas kerja Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 133
kepanitiaan tersebut. Gunakan Proposal kegiatan sebagai acuan untuk menilai pencapaian target. Lakukan penilaian berkala secara rutin dalam bentuk pertemuan koordinasi untuk mendapat laporan sementara dan menilai apakah tahapan yang semestinya telah dicapai sudah tercapai. Jika belum cek apa kendalanya dan usahakan sesegera mungkin dicari penyelesaiannya, sehingga saat pelaksanaan, hal-hal yang mungkin akan mengganggu sudah diminimalisir. Demikian juga saat pelaksanaan, Ketua Panitia atau Pimpinan Ranting harus senantiasa mengecek dan memperkirakan hal-hal yang mungkin terkendala dan segera mencari solusinya. 3. Evaluasi Bila kegiatan sudah selesai dilaksanakan, bukan berarti kerja kepanitiaan sudah selesai, tetapi masih ada satu hal yang harus dilakukan, yaitu evaluasi. Pada tahap evaluasi ini, panitia harus bisa melihat jalannya kegiatan itu secara obyektif dan menilai kekurangan, kelebihan, hambatan, dan faktor pendukung yang ditemui selama tahapan kegiatan mulai dari setelah perencanaan. Kemudian dari hal itu dibuat laporan kegiatan yang berisi: a. Pendahuluan : Berisi pengantar laporan b. Nama Kegiatan c. Tujuan Kegiatan d. Landasan kegiatan e. Bentuk kegiatan f. Sasaran g. Target h. Pelaksana i. Realisasi kegiatan : Berisi paparan mengenai realisasi kegiatan, seperti kapan, dimana, berapa jumlah peserta, bagaimana pencapaian target, bagaimana jalannya kegiatan, paparan mengenai hal-hal yang menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut. j. Laporan Keuangan: Berisi laporan realisasi pendapatan dan belanja panitia yang merinci sumber dan jumlah pemasukan serta peruntukan dan jumlah pengeluaran. k. Penutup : Berisi kesimpulan panitia mengenai kegiatan yang telah terselenggara apakah telah terselenggara dengan baik dan memuaskan, serta saran bagi pelaksanaan kegiatan serupa yang akan datang. 134 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
KOMPONEN PENDUKUNG AKTIVITAS IPM RANTING A. Rapat Rutin Pimpinan Rapat rutin Pimpinan merupakan suatu mekanisme untuk mengontrol kinerja pimpinan ranting. Dalam rapat rutin pimpinan ini disampaikan mengenai aktivitas Pimpinan di masing-masing bidang, laporan surat masuk, serta pembahasan masalah-masalah aktual yang mendesak yang kemudian disampaikan dalam rapat pleno berikutnya untuk diambil keputusan. Dalam rapat rutin ini cukup megundang Ketua-ketua, Sekretaris-sekretaris dan bendahara saja, sehingga untuk keputusan-keputusan yang penting harus menunggu Rapat Pleno Pimpinan. Berikut ini contoh Susunan Acara dalam Rapat rutin Pimpinan: a. Pembukaan b. Tilawah c. Kultum d. Inti Acara, berisi: 1) Laporan kegiatan bidang mencakup paparan aktivitas sejak pertemuan sebelumnya, dan rencana aktivitas sampai pertemuan berikutnya 2) Laporan kondisi keuangan 3) Pembahasan surat masuk (bukan surat yang memerlukan keputusan pleno pimpinan) dan Pendelegasian undangan e. Lain-lain f. Penutup B. Rapat Pleno Pimpinan Rapat Pleno Pimpinan pada dasarnya juga merupakan mekanisme untuk mengontrol kinerja pimpinan ranting. Hanya saja, rapat pleno pimpinan mengundang seluruh personal Pimpinan Ranting sehingga memiliki legitimasi untuk pengambilan keputusan yang penting, termasuk pembahasan mengenai sikap IPM Ranting terhadap kondisi aktual. Dalam rapat pleno pimpinan selain pemaparan aktivitas Pimpinan di masing-masing bidang, juga dilakukan evaluasi kinerja berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat dalam program kerja Pimpinan Ranting. Berikut ini contoh susunan acara dalam Rapat Pleno Pimpinan: 1. Pembukaan 2. Tilawah 3. Kultum 4. Inti Acara, berisi: a. Laporan Kegiatan sejak Pleno Sebelumnya b. Evaluasi Kegiatan sejak Pleno Sebelumnyna c. Laporan Keuangan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 135
d. Rencana Kegiatan sampai Pleno berikutnya e. Pembahasan Masalah yang Urgen (termasuk hal-hal yang telah dibahas dalam rapat rutin pimpinan sebelumnya dan membutuhkan persetujuan pleno) f. Laporan, pembahasan, dan pendelegasian surat masuk sejak pertemuan sebelumnya 5. Lain-lain 6. Penutup C. Up Grading Pimpinan Up grading pimpinan ini adalah sebuah pelatihan yang diadakan khusus untuk pimpinan IPM guna membantu meningkatkan kualitas diri sebagai pimpinan. Up Grading pimpinan sebaiknya dilakukan pada awal kepemimpinan sebagai kegiatan pertama kepemimpinan. Kegiatan ini dapat pula dilakukan sebagai rangkaian pelantikan pimpinan. Up Grading bisa dilakukan dengan beberapa materi diantaranya: 1. Keorganisasian 2. Kepemimpinan 3. Team Work 4. Komunikasi Efektif 5. Managemen Kepemimpinan Ranting 6. Management Konflik 7. Managemen Administrasi 8. Out bond 9. Achievement and Motivation 10. dan lainya Up Grading selain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pimpinan juga bertujuan untuk menciptakan chemistry pada setiap diri pimpinan sehingga dapat lebih dinamis dan harmonis dalam menjalankan amanah. Pemateri dalam kegiatan ini bisa diambil dari sekolah, Pimpinan diatasnya, atau pihak lain yang dianggap kompeten dan tidak bertentangan ide. D. Administrasi Kesekretariatan Secara sederhana, perangkat administrasi kesekretariatan yang diperlukan oleh sebuah pimpinan ranting meliputi: 1. Buku Tamu, digunakan untuk mencatat tamu-tamu yang datang. Buku ini memuat kolom-kololm berikut: a. hari/tanggal b. waktu c. nama tamu d. alamat asal (rumah/kantor/instansi) 136 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
2. 3.
4.
5.
6. 7.
e. ingin bertemu dengan f. maksud kedatangan g. tanda tangan h. keterangan Buku Agenda Surat, adalah buku untuk mencatat surat-surat masuk dan keluar. Buku Notulen, adalah buku yang digunakan untuk mencatat hasil-hasil rapat/sidang, memuat: a. Nomor urut Rapat/Sidang b. Deskripsi Rapat/Sidang yang meliputi: Nama Rapat/Sidang, Hari/ tanggal, Tempat c. Bahasan dalam Rapat/Sidang d. Keputusan-keputusan Rapat/Sidang e. Nama dan tanda tangan Notulis Buku Presensi Rapat, adalah buku yang memuat daftar hadir dalam setiap rapat/sidang, memuat: a. Nomor Urut Rapat/Sidang b. Deskripsi Rapat/Sidang yang meliputi: Nama Rapat/Sidang, Hari/ tanggal, tempat c. Kolom-kolom yang terdiri dari: Nomor urut, Nama Pimpinan, Tanda tangan. Buku Presensi Harian/Piket, adalah buku daftar hadir pimpinan ke kantor, baik untuk menjalankan piket maupun untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kantor, memuat: a. Bulan periode penggunaan daftar hadir b. Kolom-kolom yang terdiri dari: Nomor Urut Pimpinan, Nama Personal Pimpinan, Kolom-kolom tanggal dari 1 sampai 31, Kolom jumlah hadir dalam satu bulan, Keterangan Buku Inventaris, adalah buku yag mencatat barang-barang yang menjadi inventaris/milik Ranting IPM. Buku Catatan Kegiatan, adalah buku yang digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, memuat koloom-kolom sebagai berikut: a. Nomor Urut b. Hari/tanggal kegiatan c. Nama Kegiatan d. Volume Kegiatan e. Biaya Kegiatan f. Lokasi Kegiatan g. Keterangan
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 137
SERBANEKA IPM RANTING A. Forum Taaruf dan Orientasi (FORTASI) Siswa Muhammadiyah Forum Taaruf dan Orientasi (FORTASI) Siswa Muhammadiyah adalah rangkaian kegiatan yang terprogram secara sistemik untuk menumbuhkan dan mengembangkan keberagamaan, minat, dan potensi pelajar muslim serta merangsang kesadaran berkarya kreatif dan kepekaan sosial ketika memasuki sekolah Muhammadiyah dan terlibat dalam segala aktivitas yang tersedia di sekolah. Adapun tujuan dari penyelenggaraan Forum Taaruf dan Orientasi (FORTASI) Siswa Muhammadiyah adalah terciptanya pelajar muslim yang memiliki minat dan kemauan untuk mengembangkan potensi diri serta kesadaran untuk selalu kreatif dan peka terhadap lingkungan social yang dilandasi oleh semangat keberagamaan guna membantu mengorientasikan proses pendidikannya di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Forum Taaruf dan Orientasi (FORTASI) Siswa Muhammadiyah berisi materi-materi umum dan materi-materi khusus IPM. Pokok-pokok materi khas dalam FORTASI meliputi: 1. Materi ke-Islaman: Ma’rifatullah, Ma’rifaturrasul, Dienul Islam, ibadah praktis. Tujuan: memotivasi kehidupan keberagamaan peserta 2. Materi pergerakan: Ke-Muhammadiyahan, ke-IPM-an, Motivasi berjuang dalam jamaah. Tujuan: memotivasi semangat berjamaah, mengenalkan IPM sebagai pilihan jamaah. 3. Materi praktik keorganisasian: manajemen organisasi, kepemimpinan Tujuan: memberi pengetahuan dasar berorganisasi 4. Materi pengembangan diri: akhlaq, psikologi pelajar, motivasi diri, kiat belajar. Tujuan: mendorong peserta menjadi pribadi yang mampu mengembangkan potensi dirinya. 5. Materi tambahan: lagu-lagu, perlombaan, rihlah, dsb Tujuan: sebagai pengayaan materi, suplemen pengetahuan baru, penyuluhan, penyegaran Selanjutnya, untuk lebih memperjelas pelaksanaan Fortasi di sekolah dapat dilihat pada Panduan Fortasi Siswa Muhammadiyah. B. Taruna Melati 1 Taruna Melati merupakan nama prosesi pengkaderan formal yang dipakai oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Atau dengan kata lain, seseorang bisa disebut kader IPM bila telah pernah mengikuti pengkaderan Taruna Melati. 138 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Di IPM dikenal beberapa tingkatan pengkaderan Taruna Melati, yakni Taruna Melati 1, Taruna Melati 2, Taruna Melati 3, dan Taruna Melati Utama. Pengkaderan formal IPM di tingkat ranting dan atau cabang adalah Taruna Melati 1, dengan tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan Taruna Melati 1 ada pada Pimpinan Cabang. Dengan demikian jika Pimpinan ranting bermaksud menyelenggarakan perkaderan Taruna Melati 1 maka harus melibatkan secara aktif Pimpinan Cabang tempat dimana Pimpinan ranting tersebut berada. Format acara dan alur kegiatan ditentukan oleh Pimpinan Cabang. Jika tidak ada Pimpinan Cabang, maka Pimpinan Ranting harus berkonsultasi dengan Pimpinan Daerah. C. Forum Ranting (Road to Pimpinan Cabang) Ada kalanya komunikasi antar Pimpinan Ranting yang lokasinya tidak terlalu jauh tidak pernah terjalin. Akibatnya, sesama anggota bahkan pimpinan IPM bisa tidak saling kenal, atau bahkan bisa berselisih faham sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu diperlukan sebuah mekanisme untuk mempertemukan kader-kader terbaik sekolah Muhammadiyah/ranting IPM dalam forum yang tertata, berkelanjutan, dan bermakna. Forum ranting bisa menjadi wahana untuk pertemuan tersebut. Kegiatan ini idealnya diselenggarakan atas inisiatif Pimpinan Cabang IPM. Namun jika tidak ada Pimpinan Cabang atau kegiatan ini belum terlaksana, forum ranting bisa diselenggarakan atas inisiatif beberapa atau dari salah satu Pimpinan Ranting IPM yang kebetulan lokasinya relative dekat (misal satu kecamatan). Bentuk kegiatan yang diselenggarakan bisa berupa kajian rutin pimpinan yang kadang diselingi dengan kegiatan-kegiatan alternative seperti kemah ilmiah bersama, petualangan bersama, pertandingan olahraga, pentas seni, membentuk kelompok seni bersama, dsb. Kepengurusan forum ranting bisa dibuat dengan komposisi campuran perwakilan ranting-ranting yang bergabung, atau bisa juga dengan bergilir bergantian mengurus kegiatan forum ranting misalnya untuk jangka waktu satu bulan. Berikut contoh format muatan dalam kajian rutin forum ranting: Pertemuan ke-
Penanggung jawab
1 (Okt 2010)
PR IPM SMPM 1
2 (Nov 2010)
PR IPM SMAM 4
3(Des 2010)
PR IPM SMPM 3
Tempat
Materi
Ruang Multi Media Kajian Pembuka: Mengapa SMPM 1 Memilih Islam? Student Center Menjadi Pelajar Tangguh SMAM 4 Aula SMPM 3
Kiat Belajar Efektif
Pemateri Dr. H. Dadap, Lc. (PC Muhammadiyah) Mas Mahendra (PD IPM) Ust. Putra Batu Bara (Alumni SMPM 3, Dekan FIP IKIP)
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 139
4 (Jan 2011)
PR IPM SMAM 2 PR IPM SMPM 2
Jembatan Kalikuning
5 (Feb 2011)
PR IPM SMPM 4
SMPM 4
6 (Mar 2011)
PR IPM SMAM 3
Masjid al Amin SMAM 3
7 (Apr 2011)
Panitia bersama
Pendopo Kabupaten
8 (Mei 2011)
PR IPM SMAM 1
SMAM 1
Outbound, Repling Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Persiapan Pengajian Akbar Menjadi Pelajar Gaul, so what gitu loch? Persiapan Pengajian Akbar Pengajian Akbar Isra’ Mi’raj “Membangun Generasi Muda Muslim Paripurna”
Kwarcab HW Bpk. Ridho Al-Hamdi (PD Muhammadiyah) Mb Ariati Dina Puspitasari (PD IPM) Prof. Dr. HM. Naya, Ph.D.
Bpk. Drs. Restu Aji, Menjadi Seorang Pemenang MA. Do’a Jelang Ujian Kenaikan (Psikolog)
PROTOKOLER IPM A. Bentuk Umum Seremonial IPM Seremonial dalam IPM bukan hanya sekedar efek samping dari adanya formalitas kegiatan, akan tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan bagi dinamisasi gerak organisasi. Seremonial bisa menjadi wajah bagi IPM di hadapan pihak-pihak yang bersinggungan dengan IPM. Berikut ini bentuk umum susunan acara dalam seremonial yang diselenggarakan oleh pimpinan IPM di berbagai tingkatan. 1. Pembukaan 2. Pembacaan Kalam Illahi 3. Menyanyikan Lagu: a. Indonesia Raya b. Sang Surya c. Mars IPM 4. Prakata Panitia 5. Sambutan-sambutan 6. Inti Acara 7. Lain-lain 8. Penutup Keterangan: 1. Pembawa acara mengucapkan salam kepada seluruh hadirin dan ucapan selamat datang dan terimakasih atas kehadiran orang-orang penting yang diundang. 2. Acara dibuka dengan lafadz Basmalah dipimpin oleh pembawa acara. 3. Pembawa acara memberi tahu bahwa acaea selanjutnya adalah pembacaan Kalam Illahi dan mempersilahkan seorang petugas untuk membaca al Qur’an di depan. Petugas memulai dengan menyampaikan salam ke140 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
pada hadirin, dan diakhiri dengan salam. 4. pembawa acara memberitahu hadirin bahwa acara selanjutnya adalah menyanyikan lagu dan mempersilahkan hadirin untuk berdiri sejenak, serta mempersilahkan seorang petugas dirigen memimpin di depan. Dirigen mengawali dengan memberi komando sebagai berikut: a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah hitungan ketiga kita mulai…hiduplah Indonesia Raya… (ketukan 4/4) b. Menyanyikan lagu Sang Surya, setelah hitungan ketiga kita mulai…. Muhammadyah gerakanku…(ketukan 4/4) c. Menyanyikan lagu Mars IPM setelah hitungan kedua kita mulai…. Ikrarkan bersama IPM berjaya…(ketukan 2/4) d. Dirigen kembali ketempat semula dan pembawa acara mempersilakan hadirin untuk duduk kembali. 5. Pembawa acara memberitahu bahwa acara selanjutnya adalah sambutan yang akan disampaikan oleh ketua panitia. Dan mempersilakan ketua panitia untuk memberikan sambutannya. Ketua panitia menyampaikan sambutan singkat berisi ucapan selamat datang, ucapan terima kasih atas pihakpihak yang membantu terselenggaranya acara dan permohonan maaf bila dalam menjalankan kegiatan terdapat hal-hal yang tidak semestinya. 6. Sambutan-sambutan selanjutnya dimulai dari pihak yang dianggap memiliki kedudukan lebih rendah terus ke yang lebih tinggi (bila pembukaan/ penutupan suatu acara, pihak yang diharap membuka/menutup dipersilahkan sekalian). 7. Inti acara adalah apa yang menjadi inti dari acara tersebut. Bila hanya merupakan seremoni, pembukaan/penutupan secara simbolis dapat ditiadakan. 8. Acara lain-lain, bisa digunakan untuk pengumuman dari panitia. 9. Pembawa acara menutup acara dengan lafadz hamdalah dan diakhiri dengan salam. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembawa acara: 1. Dihindari penyebutan ”waktu dan tempat kami persilahkan”, yang benar ”kepada saudara/i/bapak/ibu.......disilakan”. Sebisa mungkin sebutkan nama, gelar dan jabatan secara lengkap. 2. Dihindari kata-kata ”menginjak acara berikutnya”, yang benar ”acara selanjutnya atau acara berikutnya adalah..” 3. Pembawa acara berpenampilan rapi dan menarik serta membawakan acara dengan semangat dan totalitas. B. Seremonial Pelantikan Pimpinan Ranting Khusus untuk prosesi pelantikan ada beberapa perbedaan dibandingkan dengan seremonial-seremonial yang lain. Susunan acara untuk seremonial Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 141
pelantikan Pimpinan Ranting adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan 2. Pembacaan Kalam Illahi 3. Menyanyikan Lagu: a. Indonesia Raya b. Sang Surya c. Mars IPM 4. Prakata Panitia 5. Prosesi Pelantikan 6. Pidato Ketua Umum PR IPM lama 7. Pidato Ketua Umum PR IPM baru 8. Sambutan-sambutan a. Kepala Sekolah/Ketua Takmir Masjid/Pimpinan Ranting Muhammadiyah b. Kepala Desa (Ranting Desa) c. PC IPM 9. Lain-lain 10. Penutup Keterangan: 1. Pembawa acara menyerahkan kepada Pimpinan Cabang IPM untuk melaksanakan prosesi pelantikan. Sekretaris Pimpinan Cabang akan mengambil alih sementara jalannya acara. Susunan Acara Prosesi Pelantikan (tidak perlu dibacakan): a. Sekretaris Pimpinan Cabang mengawali dengan salam, kemudian melakukan Pembacaan Surat Keputusan PC IPM Nomor sekian sekian tentang penetapan susunan personal Pimpinan Ranting IPM mana periode kapan dan lampiran yang memuat susunan personal Pimpinan Ranting IPM mana periode kapan. (Sebelum pembacaan lampiran, sekretaris PC mempersilahkan nama-nama yang akan disebut agar maju ke depan). b. Pengambilan bai’at pimpinan (oleh ketua Pimpinan Cabang IPM), c. Pembacaan Berita Acara Pelantikan (Oleh Sekretaris PC IPM) kemudian sekretaris PC IPM mempersilahkan Ketua dan Sekretaris PR IPM lama, Ketua dan Sekretaris PR IPM baru, untuk menandatangani berita acara, Ketua PC IPM, Ketua PRM/Kepala Sekolah, Pembina PR IPM untuk menjadi saksi penandatanganan berita acara. d. Sekretaris Pimpinan Cabang mengakhiri dengan ucapan selamat dan salam
142 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
BEBERAPA HAL PENTING A. Mekanisme Pemilihan PR IPM Sekolah Ada beberapa mekanisme pemilihan Pimpinan Ranting IPM Sekolah yang bisa diambil. Mekanisme-mekanisme tersebut adalah: 1. Model Pemilihan Ketua Umum Pemilihan ketua umum, berarti pemilih memilih orang yang akan menerima jabatan ketua umum Pimpinan Ranting jika mendapatkan suara terbanyak. a. Secara Langsung oleh seluruh siswa Musyawarah Ranting hanya memilih dan menetapkan calon-calon ketua umum yang berhak mengikuti pemungutan suara dari seluruh anggota ranting (siswa). Panitia Pemilihan Ranting berkewajiban menyelenggarakan pemilihan dengan menyusun jadwal pemilihan, membuat surat suara, hingga menetapkan pemenang yang berhak menjabat sebagai ketua umum PR IPM berdasarkan tata tertib pemilihan yang telah disepakati dalam musyawarah ranting. Konsekuensi dari pemilihan model ini, ketua umum terpilih memiliki keleluasaan penuh dalam menentukan susunan personalia Pimpinan Ranting. b. Secara tidak langsung melalui perwakilan kelas Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dalam forum musyawarah ranting yang hanya diikuti oleh perwakilan kelas. Bisa diselenggarakan dalam satu putaran saja, yakni jika suara terbanyak otomatis menjadi ketua umum PR IPM, atau dalam dua putaran atau lebih jika dalam pemilihan kemudian disyaratkan jumlah minimal perolehan suara terbanyak agar bisa menjadi ketua umum PR IPM (misalnya lebih dari 50%) 2. Model Pemilihan Formatur Pemilihan formatur berarti, pemilihan dilakukan untuk memilih anggota tim yang akan menyusun personalia Pimpinan Ranting IPM. Jumlah anggota formatur hendaknya ganjil, agar jika dalam persidangan formatur harus dilakukan voting tidak terjadi suara berimbang. a. Secara Langsung oleh seluruh siswa Musyawarah Ranting hanya memilih dan menetapkan calon-calon formatur yang berhak mengikuti pemungutan suara dari seluruh anggota ranting (siswa). Panitia Pemilihan Ranting berkewajiban menyelenggarakan pemilihan dengan menyusun jadwal pemilihan, membuat surat suara, hingga menetapkan calon yang lolos sebagai anggota tim formatur berdasarkan tata tertib pemilihan yang telah disepakati dalam musyawarah ranting. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 143
b. Secara tidak langsung melalui perwakilan kelas Pemilihan anggota tim formatur dilaksanakan dalam forum musyawarah ranting yang hanya diikuti oleh perwakilan kelas. 3. Model Campuran Model campuran maksudnya, dalam pemilihan tersebut dipilih ketua umum dan anggota tim formatur. Hendaknya ketua umum terpilih secara otomatis menjadi ketua tim formatur. Model campuran bisa dilaksanakan dengan dua mekanisme yakni: a. Pemilihan terpisah Pemilihan terpisah maksudnya, antara pemilihan ketua umum dan pemilihan tim formatur diselenggarakan secara terpisah. Dengan demikian akan ada dua pemilihan. Bisa secara langsung oleh seluruh siswa, bisa juga hanya diselenggarakan di forum musyawarah ranting. b. Pemilihan tunggal Maksudnya, pemilihan Ketua Umum dan pemilihan tim formatur diselenggarakan dalam satu kali pemilihan saja. Biasanya metode menempatkan calon dengan suara terbanyak sebagai ketua umum, sedang calon dengan suara terbanyak berikutnya sampai urutan tertentu menjadi anggota tim formatur. B. Contoh Time Schedule Pimpinan Ranting Berikut ini contoh tabelisasi time schedule program kerja Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah: TIME SCHEDULE PIMPINAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH SEKOLAH MUHAMMADIYAH MANA PERIODE 2006-2007 No I
Program Kerja BIDANG KEPEMIMPINAN
a. Rapat Kerja pimpinan b. Rapat Kerja Ranting c. d. II
Rapat rutin
Imam (Ketua Umum) Imam (Ketua Umum) Imam (Ketua Umum)
………..
Anggaran (Rp.)
Waktu Pelaksanaan Tahun 2009 Tahun 2010 September Oktober … Januari … I II III IV I II III IV … I II III IV I …
75.000,- X 150.000,-
X
250.000,- X
X
.. ………..,-
BIDANG MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
Menyusun tanfidz musyran Menyusun tanfidz b. rakerran a.
Penanggung jawab
Andi (SekUm) Andi (SekUm)
35.000,35.000,-
144 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
X
X
c.
…………
…….…,-
III BIDANG KEUANGAN Menyelenggarakan a. pelatihan administrasi keuangan
Lika Muflika (Bndhr Umm)
b. …………
250.000,…………,-
IV BIDANG KPSDM a. Taruna Melati 1 b. Outbound V
Fuad 500.000,(Ket. KPSDM) Iki tabah (AngbidK1.000.000,PSDM)
……………….
a. ………………. Total anggaran
… .…………,-
Keterangan: Diwarnai : kegiatan direncanakan Disilang : kegiatan telah dilaksanakan C. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Ranting Laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting merupakan bentuk pertanggungjawaban akhir Pimpinan Ranting atas kepemimpinannya selama satu tahun. Dalam laporan pertanggungjawaban berisi: 1. Pendahuluan, berisi gambaran kondisi Pimpinan Ranting dan susunan Pimpinan Ranting 2. Program Kerja Pimpinan Ranting 3. Laporan Kerja Pimpinan Ranting, yakni realisasi dari program kerja. Disusun per bidang, sehingga bisa dievaluasi kinerja masing-masing bidang. Bidang tidak hanya melaporkan program yang terlaksana saja, akan tetapi juga program-program yang tidak terlaksana serta alasan mengapa tidak dapat dilaksanakan. Tuliskan hambatan-hambatan yang menghadang selama pelaksanaan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasinya, serta masukan bagi kepemimpinan berikutnya agar sukses dalam melaksanakan program tersebut. Bila ada, laporkan pula kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan akan tetapi diluar program kerja yang telah disusun. 4. Laporan Keuangan, berisi laporan arus keluar-masuk uang selama periode kepemimpinan Pimpinan Ranting, sampai dengan kondisi terakhir sebelum pelaksanaan musyawarah ranting. 5. Penutup
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 145
146 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
LAGU-LAGU IPM IPM BERJAYA (MARS IPM) Cipt: M. Izzul Muslimin Bersatu Berpadu Menjalin Ukhuwah Di dalam Ikatan pelajar Muhammadiyah Terampil berilmu Berakhlak Mulia Pelopor dan Pelangsung Penyempurna Amanah Berjuang Dengan Sekuat tenaga Tegakkan Islam Yang Utama Menjadi Kader Yang Siap Sedia Untuk Umat dan Bangsa Berdiri Tegaklah Tampilah Dimuka Ikrarkan Bersama IPM berjaya SENANDUNG PERJUANGAN Cipt. Baskoro Tri Caroko Bangunlah Hai Kamu Para Kader Semua Dari Lelapmu Tentang Mimpi-mimpi Lihatlah Sang fajar Telah Menyingsing Singsingkan Lengan Satukan Langkah Teguhkan Jihad Fi-Sabilillah Bersama Kita tegakkan Keadilan....Kebenaran Tuhan Beri Petunjuk-Mu Jalan Kemenangan Umat Islam Berilah Kami Kekuatan Amalkan Al-Qur’an Dalam Kehidupan. JANJI KADER Cipt. M. Izzul Muslimin Dikala Akhir Taruna melati Ada Tanya Yang Menyentuh Dalam Hati Sudah Siapkah Aku Kini Menjadi Kader Yang Sejati Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 147
Telah Banyak Yang Aku Dapatkan Tentang Arti Hidup dan Perjuangan Fi Sabilillah Di Tegakkan Lewat Hati Kata dan perbuatan Kumohon kekuatan Ya Allah Agar dapat Kujalankan Amanah Umat dan Ikatan Demi Agama Islam Kini Tiba Saat Diwujudkan Apa Yang Telah Diberikan Semoga Allah Meridloi Niat Hati Yang Tulus Ini. RENUNGAN KADER Cipt: Ahmad Aris Muryasani Seusai tahajud Kumerenung Lagi Siapa Dimana Diri Hina Ini Lama Ku tertidur Dalam Duniaku Nanarku Memandang Alan Sekelilingku Beribu Mujahid Berguguran Sudah Beribupun nampak Semakin Merenta Namun Kebatilan Tiada Kunjung Sirna Bahkan Semakin Menyesakkan Dunia Kini Tiba Waktu Tuk Tampilkan Diri Gelisah Umatku Tak Sabar Menanti Dalam Ikatanku Tlah Bersemi Janji Hidup Di Jalan-Nya atau Mati AKU CINTA IPM Cipt: Baskoro Tri Caroko Demi pena dan Sgala Yang Dituliskan Qur’an Surat Al –Qolam Ayat Satu Itulah Semboyan Kita Semua Dalam Jihad Tegakkan Kalimah-Nya 148 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
IPM Aku Suka Kamu IPM Aku Seneng Kamu IPM Aku Sayang Kamu Pokoknya Ku Cinta Padamu MARI MENGAJI Cipt: Juniardi Firdaus/Hepia Restu Bocah-Bocah Kecil Berjalan Kitab Suci Didadanya Dengan Senyum Yang TulisOh, Bocah Kecil Kini Mereka Gembira Dan Bernyanyi Riang Ria Memuji Pada-Nya Dengan Hati Yang Damai Mari Kita Mengaji Tuntut Ilmu Islami Menggapai Cita-cita Untuk bekal Nanti Mari Kita Mengaji Tuntut Ilmu Islami Agar Kita bahagia Selama-Lamanya SUJUD Lirik: Thoif Arr: Junairdi Firdaus & Fadilah a.z Di Keheningan Malam Kubersujud Di Hadapanmu oh Tuhan Ku Memohon PetunjukMu Dalam Hidupku Yang fana Ini Dunia Yang Penuh Liku Banyak Menggoda Ke Jalan Kealfaan Ku Alfa Padamu Khilafkan Dosaku Ikuti Kemana Angin pergi Kepadamu Kuserahkan Diri Kepangkuanmu Ku Berharap Ampunan Semoga Do’aku Sampai Padamu Hingga Segala Dosaku Kan Hilang
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 149
SANG SURYA Cipt: H. Djarnawi Hadikusumo Sang Surya Telah Bersinar Syahadat Dua Melingkar Warna yang Hijau Berseri Membuatku Rela Hati Ya Allah Tuhan Rabbiku Muhammad Junjunganku Al-Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku Ditimur Fajar Cerah Gemerlapan Mengusik Kabut Hitam Menggugah Kaum Muslimin Tinggalkan Peraduan Lihatlah Mata Hari Telah Tinggi Diufuk Timur Sana Seruan Illahi Robbi Sami’na Wa Atha’na Ya Allah Tuhan Rabbiku Muhammad Junjunganku Al-Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku
150 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN IPM PROPOSAL SEKOLAH FASILITATOR “INSPIRATOR” 2009 “Burning Your Creativity” A. Dasar Pemikiran Lembaga Pengembangan Sumber Daya Insani (LaPSI) merupakan salah satu lembaga yang bergerak pada bidang pelatihan dan kefasilitatoran dengan salah satu programnya mengadakan pelatihan dan pendampingan komunitas. Alasan mengapa terminology fasilitator lebih diinginkan setelah munculnya ide untuk bebas berekspresi di Indonesia termasuk dalam hal dakwah agama di IPM adalah adanya konflik yang terjadi dan membutuhkan seorang fasilitator untuk membantu memecahkan masalah yang ada tanpa kekerasan. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitator yang handal dan teruji kompetensinya yang mampu mengelaborasikan antara idealisme dengan realitas, antara egoisme dan solidaritas, akan tetapi wahana untuk mewujudkan hal itu masih sangat kurang. Sekolah-sekolah telah kehilangan maknanya, yang hanya berorientasi pada kerja dan terjebak oleh kurikulum-kurikulum nasional. Institusi pendidikan pun semakin mahal dan hanya menghasilkan budak, tidak menciptakan pemimpin yang berkarakter kuat, berwawasan luas, mandiri, dan tidak mutungan. Sehingga dibutuhkan sekolah alternative untuk fasilitator sebagai wahana pengembangan karakter yaitu sekolah sang juara dan sekolah calon trainer handal. B. Tema Kegiatan “Burning Your Creativity” C. Target 1. Peserta mampu menjadi fasilitator yang handal bagi sesama 2. Terbentuknya rasa percaya diri dan komitmen sosial 3. Lahirnya fasilitator dan trainer yang siap diterjunkan ke masyarakat 4. Mengelola dan mengembangkan beragam komunitas kreatif 5. Dapat mengaktualisasikan apa yang telah didapat dari kegiatan ini D. Nama Kegiatan Rangkaian kegiatan ini bertajuk Sekolah Fasilitator ”Inspirator” Lembaga Pengembangan Sumber Daya Insani 2009.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 151
E. Waktu dan Tempat Kegiatan Rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkala selama 4 minggu setiap hari Sabtu mulai tanggal 06 – 27 Juni 2009 di Rumah Panggung Nitiprayan Yogyakarta. F. Materi 1. Dasar-dasar kefasilitatoran a. Peran fasilitator b. Teknik-teknik kefasilitatoran 2. Profesionalisme dan etika fasilitasi a. Sikap yang harus dimiliki fasilitator b. Tata bahasa yang digunakan dalam memfasilitasi 3. Seni memfasilitasi a. Bagaimana mengakomodir ide peserta b. Bagaimana menggunakan media alternatif untuk diskusi c. Bagaimana setting tempat yang menarik 4. Micro-Learning G. Peserta Adapun syarat calon peserta adalah sebagai berikut : 1. Berkeinginan untuk maju 2. Minat belajar tinggi 3. Aktivis komunitas LaPSI, Radja FM, Kuntum, dan Gudeg 4. Bersedia menjadi peserta aktif selama training H. Pengorganisasian Penanggungjawab Ketua Panitia Sekretaris Bendahara Sie Acara
: Direktur LaPSI : Amelia Zahara : Ria Eka Lestari : Amalia Destika : Cahya Maulana Ari Kusuma Paksi Sie Pubdekdok : Abdullah Faishal Fida Afif Sie Konsumsi : Nur Arina Hidayati Amin Hasanah Tim Fasilitator Pendamping : David Efendi Diyah Puspitarini Ridho Al-Hamdi Ari Kusuma Paksi Masmulyadi Moh. Mudzakkir
152 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
I. Agenda Kegiatan Terlampir J. Estimasi Dana Terlampir K. Penutup Demikian kerangka acuan ini dibuat dengan sebenarnya, semoga dapat digunakan sebagai acuan awal Sekolah Fasilitator ”Inspitrator” 2009. Nuun wal qolami wamaa yasthuruun. LaPSI – ”Ikhtiar Mencerdaskan Bangsa” Panitia Sekolah Fasilitator “Inspirator” 2009 Ketua, Sekretaris,
Amelia Zahara
Ria Eka Lestari
Mengetahui, Direktur LaPSI
David Efendi, S.IP.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 153
Lampiran 1 AGENDA KEGIATAN Sekolah Fasilitator ”Inspirator” 2009 Hari/tanggal Sabtu, 06 Juni 2009 Sabtu, 13 Juni 2009 Sabtu, 20 Juni 2009 Sabtu, 27 Juni 2009
Pukul 15.30 – 16.30 15.30 – 16.30
Materi Dasar-dasar kefasilitatoran Profesionalisme dan etika fasilitasi
Fasilitator
Pemateri
Cahya Maulana Masmulyadi Amelia Zahara
15.30 – 16.30
Seni memfasilitasi
Fida Afif
Ahmad Muntaha
15.30 – 16.30
Micro-Learning
Tim Fasilitator Pendamping
Tim Fasilitator Pendamping
154 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Lampiran 2
ESTIMASI DANA Sekolah Fasilitator ”Inspirator” 2009 HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
URAIAN
VOLUME
FREKUENSI
A. Kesekretariatan 1. Penggandaan proposal 2. Surat-menyurat Sub total
10 eks 50 eks
1 kali 1 kali
5000 1000
50000 50000 100000
B. Pubdekdok 1. Backdrop 2. Dokumentasi 3. Listrik Sub total
1 paket 1 paket 1 paket
1 kali 4 kali 4 kali
100000 25000 50000
100000 100000 200000 400000
C. Materi 1. Penggandaan materi 2. Vakasih pemateri Sub total
3 paket 3 paket
1 kali 1 kali
10000 50000
30000 150000 180000
3 paket 25 paket
1 kali 4 kali
5000 3000
15000 300000 315000 995000
D. Konsumsi 1. Snack pemateri 2. Snack peserta Sub total Total
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 155
KATA PENGANTAR PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM TA’ARUF DAN ORIENTASI (FORTASI) SISWA MUHAMMADIYAH Rasa syukur dan terimakasih senantiasa kami haturkan kepada zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penolong, pemberi kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan sebuah karya yang insyaAllah akan menjadi jalan penerang untuk meningkatkan kualitas kader-kader IPM di tingkat ranting dalam pelaksanaan FORTASI. Panduan ini adalah penyempurnaan dari panduan periode sebelumnya yang sudah diterbitkan dalam jumlah terbatas. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai salah satu ortom Muhammadiyah, mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendidik dan mencetak kader persyarikatan. Dari Pimpinan Ranting lah, proses pengkaderan dalam tubuh IPM dimulai. FORTASI sebagai agenda awal pengenalan IPM kepada calon anggota IPM sangat mempengaruhi pola pikir dan cara pandang peserta terhadap Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Orang bijak mengatakan bahwa perkenalan awal kita terhadap sesuatu menentukan keberlanjutannya. Jika awal pertemuan membawa kesan baik dan menarik, maka akan muncul motivasi untuk semakin mengenal lebih dekat. Namun bila sebaliknya, maka akan menjauh. Panduan ini mencoba mengurai apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang harus dilakukan oleh Pimpinan Ranting IPM dalam pengelolaan FORTASI. Tidak hanya itu, panduan ini bisa menjadi pegangan Pimpinan Ranting IPM, Pembina Pimpinan Ranting IPM, pihak sekolah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah IPM dalam mengelola FORTASI IPM di sekolah. Sedangkan untuk Pimpinan Ranting non Sekolah Muhammadiyah, panduan ini juga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan ranting dengan penyesuaian terhadap kondisi dan kebutuhan ranting yang dikoordinasikan kepada Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IPM dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat. Akhirnya, semoga panduan ini bisa memberikan manfaat bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Pimpinan Ranting IPM. Sehingga harapan dan citacita IPM untuk membentuk generasi yang bertaqwa dan berintelektual tinggi dalam menegakkan agama Allah dapat terwujud. Tak lupa, kami mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam panduan ini, serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyempurnakan panduan FORTASI ini. Semoga Allah senantiasa mempermudah langkah dan gerak kita dalam menegakkan agamaNya. Amin. Nun Wal Qalami Wa Maa Yasthurun
Yogyakarta, 23 Desember 2009 Ketua Bidang Perkaderan PP IPM Ariati Dina Puspitasari 156 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM TA’ARUF DAN ORIENTASI (FORTASI) SISWA MUHAMMADIYAH Pengertian Forum Ta’aruf dan Orientasi (FORTASI) siswa Muhammadiyah adalah rangkaian kegiatan yang terprogram secara sistemik untuk menumbuhkembangkan minat, bakat, dan potensi siswa dalam rangka pengenalan terhadap dunia pendidikan, sekolah dan organisasi. Siswa diharapkan dapat bersikap kritis, memiliki kepekaan sosial, mampu berkarya secara kreatif, serta terlibat dalam segala aktivitas yang ada di sekolah. Maksud dan Tujuan Membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka mengembangkan kesadaran dan potensi diri untuk selalu kreatif dan peka terhadap lingkungan sosialnya, terutama pada persoalan pendidikan, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Target 1. Terbentuknya pelajar muslim yang memiliki wawasan keilmuan yang luas, baik keagamaan maupun keilmuan lainnya. 2. Terbentuknya pelajar muslim yang memiliki budi pekerti mulia baik terhadap orang tua, guru, sesama teman, maupun lingkungan sosialnya. 3. Terbentuknya pelajar muslim yang mampu menjalankan ajaran Islam secara baik dan benar. 4. Terbentuknya pelajar muslim yang memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang Muhammaiyah beserta Ortomnya. 5. Terbentuknya pelajar muslim yang memiliki minat dalam berorganisasi, khususnya dalam menghidupkan dan mengembangkan IPM di masing-masing sekolahnya. 6. Terciptanya keakraban antarsiswa baru dengan dilandasi ukhuwah Islamiyah. Sasaran Peserta Kegiatan FORTASI diperuntukkan bagi siswa-siswa baru di sekolah Muhammadiyah yang telah diterima secara resmi sebagai siswa baru. Waktu Penyelenggaraan Kegiatan FORTASI dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan penyelenggara, dimulai saat menjelang dimulainya proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 157
Pengorganisasian 1. Penanggung Jawab a. Kepala Sekolah b. Pimpinan Ranting Pimpinan Ranting IPM berkoordinasi dengan Kepala Sekolah setempat untuk mengelola dan melaksanakan FORTASI di sekolahnya. Sedangkan Pimpinan Cabang IPM dan Pimpian Daerah IPM sebagai fasilitator pelaksanaan fortasi di lingkungan kerjanya masing-masing. 2. Pengelola FORTASI di sekolah dikelola oleh Pimpinan Ranting IPM setempat yang dikoordinasikan oleh Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah. 3. Panitia Pelaksana Panitia pelaksana FORTASI adalah Panitia Pelaksana Kegiatan yang dibentuk oleh Pimpinan Ranting IPM setempat. Petunjuk Teknis Pengelolaan 1. Dua bulan sebelum acara dilaksanakan, PD IPM membentuk tim dan kepanitiaan yang akan menangani proses pelaksanaan FORTASI di lingkungan Pimpinan Daerah. 2. PD IPM mengumpulkan PC IPM untuk membentuk panitia FORTASI di tingkat Cabang. Jika tidak ada PC IPM, pengelolaan ditangani langsung oleh PD IPM. 3. Panitia Cabang menginstruksikan Ranting untuk membentuk panitia FORTASI di sekolah berkoordinasi denngan Kepala Sekolah masing-masing. 4. Pengelolaan diserahkan kepada Ranting masing-masing dan tetap berkoordinasi dengan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IPM. 5. Pemateri fortasi dapat berasal dari Pimpinan Cabang/Daerah/Civitas Sekolah/pihak lain yang berkompeten dalam materi yang akan disampaikan tanpa mengurangi esensi dari pelaksanaan fortasi. Pengelolaan 1. Pendekatan Pengelolaan FORTASI untuk jenjang pertama (SLTP) menggunakan metode gabungan antara paedagogi dan andragogi dengan penekanan pada metode Paedagogi (perbandingan 90% : 10%). Sedangkan untuk jenjang kedua (SLTA) menggunakan metode gabungan antara paedagogi dan andragogi dengan menekankan pada paedagogi (perbandingan 70% : 30%). 2. Metode Pengelolaan Jenjang SLTP a. Ceramah b. Cerita 158 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
c. d. e. f.
Resitasi Tanya Jawab Dinamika kelompok Sosiodrama
Jenjang SLTA a. Ceramah b. Diskusi c. Resitasi d. Brainstorming e. Sosiodrama f. Dinamika kelompok g. Case Study Materi-materi Materi-materi FORTASI diklasifikasikan menjadi dua, yaitu materi wajib dan materi pendukung. Tiap-tiap materi ada waktu yang telah ditentukan berdasarkan SKS. Setiap satu SKS terdiri dari 45 menit. Untuk materi FORTASI SMP dan SMA tidak ada pembedaan, hanya saja perlu ada perbedaan dalam hal teknik dan media penyampaian materi. Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Materi Wajib Ada tiga materi utama yang tidak boleh ditinggalkan salah satunya selama pelaksanaan FORTASI berlangsung. Ketiga materi itu adalah sebagai berikut: a. Keislaman 2 sks b. Kemuhammadiyahan 2 sks c. Ke IPM an 2 sks (TOR masing-masing materi terlampir) 2. Materi Pendukung Materi pendukung bias dipilih sesuai dengan keterbatasan waktu dan kebutuhan di masing-masing sekolah. Berikut ini adalah pilihan materinya berdasarkan urutan paling dibutuhkan dari perspektif muatan materinya: a. Keorganisasian 2 sks b. Kepemimpinan 2 sks c. Who am I 2 sks d. Mengenal Sekolah 2 sks e. Mengenal Ekstrakurikuler 2 sks f. Muatan Lokal 2 sks g. Games Menyesuaikan h. Lomba-lomba Menyelesaikan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 159
Atribut Peserta FORTASI Pengenalan atribut IPM harus dimulai sejak menjadi siswa baru. Sehingga mereka sudah tidak asing lagi dengan atribut dan lambang IPM semisal seragam sekolah, batik, jas, emblem, KTA, bendera, papan nama, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan FORTASI, para siswa diarahkan agar akrab dengan atribut tersebut dan dengan persamaan atribut tersebut, di antara mereka tumbuh rasa solidaritas untuk saling membantu. Adapun atribut dalam FORTASI adalah sebagai berikut: 1. Pakaian a. Siswa memakai seragam IPM lengkap, yaitu baju warna krem dan celana/rok warna coklat tua. Bersepatu hitam dan berkaos kaki putih serta memakai ikat pinggang. Apabila seragam IPM belum jadi, maka panitia berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk dapat mengganti seragam tersebut. b. Atribut peserta diusahakan adalah atribut yang wajar, tidak sulit untuk didapatkan dan memberikan muatan pendidikan bagi peserta. c. Sangat tidak dianjurkan untuk pengenaan atribut yang sifatnya adalah mubadzir dan tidak memberikan efek pendidikan bagi peserta apalagi sampai sangat memberatkan peserta untuk mendapatkan atribut tersebut (harga mahal, tidak ada di pasaran, dll). 2. Perlengkapan a. Al-Qur’an b. Alat Tulis c. Alat sholat d. Dll, sesuai dengan kebutuhan.
160 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
CONTOH SILABUS MATERI FORTASI SISWA SMP MUHAMMADIYAH MATERI Ke-ISLAMan 1. Sejarah Rosulllah SAW Tujuan Para siswa paham tentang sejarah serta pribadi Rosulullah SAW, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan saat ini. Pokok Pembahasan a. Sejarah Ringkas Rosulullah SAW a. kelahiran Nabi b. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi c. Akhlak rosulullah d. Perubahan yang dibawa (Agama, politik, social masyarakat) b. Cerita Rosul dan para sahabatnya a. Ashobiqul awwalul b. Hubungan Rosul dengan para sahabatnya Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, carita, dan diskusi. 2. Kepribadian Muslim Tujuan Para siswa mampu mempraktekkan ajaran Islam dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Pokok Pembahasan 1. Implementasi pribadi Rosulullah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Akhlak terhadap orang tua, tetangga, guru, sesama teman, dan terhadap orang non-muslim 3. Menghadapi tantangan masa muda demi kebaikan masa depan Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI keMUHAMMADIYAHan 1. Mengenal Muhammadiyah Tujuan Para siswa mengenal dan paham apa itu Muhammadiyah Pokok Pembahasan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 161
a. Pengertian muhammadiyah b. Sejarah berdirinya Muhammadiyah c. Maksud dan tujuan muhammadiyah d. Lambang muhammadiyah e. Mengenal tokoh-tokoh Muhammadiyah f. Amal Usaha Muhammadiyah Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 2. ORTOM-ORTOM MUHAMMADIYAH Tujuan Para siswa paham tentang peran ORTOM MUHAMMADIYAH untuk muhammadiyah dan umat islam. Pokok Pembahasan a.. Ortom-Ortom Muhammadiyah b. Peran ortom untuk muhammadiyah dan umat islam (Lebih ditekankan IPM nya) c. Lagu-lagu ortom Muhammadiyah Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI Ke-IPM-an 1. Berkenalan dengan IPM Tujuan Para siswa paham tentang seluk beluk IPM dan tertarik untuk bergabung menjadi kader dan inti penggerak IPM. Pokok Pembahasan a. Sejarah berdiri dan perkembangan IPM b. Struktur dan program kerja IPM c. Maksud Janji Pelajar Muhammadiyah d. Peran IPM menghadapi permasalahan pelajar dan pendidikan e. Lagu-lagu perjuangan IPM Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
162 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
2. MENGENAL IPM RANTING Tujuan Para siswa tahu tentang kegiatan IPM di rantang setempat dan menjadi tertarik untuk mengikuti dan meramaikan kegiatannya. Pokok Pembahasan a. Siapa saja para pengurusnya b. Apa saja program-program dan kegiatannya c. Dinamika IPM di Ranting d. Cara menjadi anggota dan pengurus IPM Ranting Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI KEORGANISASIAN Tujuan Para siswa paham bahwa organisasi itu penting dalam sekolah sebagai saran untuk mengembangkan potensi diri. Pokok Pembahasan 1. Pengertian organisasi dan macam-macamnya 2. Manfaat berorganisasi 3. Tantangan dalam berorganisasi Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi. MATERI KEPEMIMPINAN Tujuan Para siswa menjadi paham bagaimana seorang pemimpin yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pokok Pembahasan 1. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan 2. Tipe-tipe kepemimpinan beserta contoh orangnya (misal presiden atau pemimpin organisasi tertentu) 3. Tipe kepemimpinan Rasulullah SAW (shidiq, tabligh, amanah, fathonah) 4. Syarat-syarat menjadi seorang pemimpin yang baik Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 163
MATERI PSIKOLOGI REMAJA Tujuan Para siswa paham tentang perkembangan diri seorang remaja dan mampu menghadapi masa remajanya demi masa depan hidupnya. Pokok Pembahasan 1. Apa itu psikologi remaja dan macam-macamnya 2. Perkembangan remaja secara fisik dan non fisik 3. Dunia remaja dan perkembangannya 4. Bagaimana cara remaja dalam menghadapi hidupnya Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, permainan, dan diskusi. MATERI MENGENAL SEKOLAH Tujuan Para siswa bisa mengenal sekolah lebih dekat, siapa dan bagaiaman karakter gurunya, bagaimana mata pelajarannya, serta lingkungan di sekitar sekolah. Pokok Pembahasan 1. Sejarah sekolah 2. Mengenal kurikulum pendidikan, sistem, dan pengajarannya 3. Prestasi sekolah 4. Memahami tata tertib sekolah 5. Lika-liku menjadi siswa di sekolah tersebut Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Pendampingan, Tanya jawab dan diskusi. MATERI MENGENAL EKSTRAKURIKULER Tujuan Para siswa mengerti macam-macam ekstrakulikuler serta mampu memilih mana ekstra yang cocok bagi mereka Pokok Pembahasan 1. Macam-macam ekstrakulikuler di sekolah 2. Cara tepat untuk memilih ekstrakulikuler 3. Bagaimana kegiatan ekstrakulikulernya di sekolah 4. Prestasi ekstra kulikuler sekolah tersebut Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada 2 jam Metode Penyampaian 164 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Show (penampilan) seluruh ekstra kulikuler di depan peserta, lokasi bisa di lapangan sekolah MUATAN LOKAL Tujuan Para siswa paham tentang sesuatu hal yang dianggap penting di internal sekolah. Pokok Pembahasan Sesuai kebutuhan penyelenggara Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi. LOMBA-LOMBA Tujuan Sebagai ajang kreativitas dan adu kepintaran di antara sesama siswa dan mencari bakat masing-masing peserta. Pokok Pembahasan Berupa lomba-lomba, seperti: Lomba pidato/debat, lomba bulu tangkis, lomba scramble, lomba balap karung, dan lain sebagainya (sesuai kebutuhan dan waktu). Alokasi Waktu Waktu disediakan selama satu hari. Metode Penyampaian Ditentukan oleh penyelenggara.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 165
CONTOH JADWAL ACARA FORTASI SISWA SMP MUHAMMADIYAH Hari Pertama 07.00 – 07.30 07.30 – 08.15 08.15 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Pembukaan Orientasi Personal Introduction Materi I (Sejarah Rosul) Materi II (Kepribadian Muslim) Ishoma Materi III (Mengenal Muhammadiyah) Apel sore dan pulang
Hari Kedua 07.00 – 07.30 07.30 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Absen dan Tadarus Materi IV ( Ortom-Ortom Muhammadiyah) Materi V (Berkenalan dengan IPM) Materi VI (Mengenal IPM Ranting) Ishoma Kepemimpinan/Keorganisasian Apel sore dan pulang
Hari Ketiga 07.00 – 07.30 07.30 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Absen dan Tadarus Psikologi Remaja Mengenal Sekolah Mengenal Ekstrakulikuler Ishoma Muatan Lokal Apel sore dan pulang
Hari Empat 07.00 – 14.00 14.00 – 15.30 15.30 – 16.30
Torseni/Rekreasi/Study Tour Sholat Ashar Penutupan FORTASI
166 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
CONTOH SILABUS MATERI FORTASI SISWA SMA MUHAMMADIYAH MATERI Ke-ISLAMan 1. Islam Kontemporer Tujuan Para siswa paham tentang issue islam saat ini, dan mampu memberikan solusinya. Pokok Pembahasan a. RUU APP dalam pandangan Islam b. Penyimpangan-penyimpangan pemahaman Islam (munculnya aliran-aliran sesat) c. issue islam teroris Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Pendampingan dan Diskusi. 2. Kepribadian Muslim Tujuan Para siswa mampu mempraktekkan ajaran Islam dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Pokok Pembahasan a. Implementasi pribadi Rosulullah dalam kehidupan sehari-hari. b. Akhlak terhadap orang tua, tetangga, guru, sesama teman, dan terhadap orang non-muslim c. Menghadapi tantangan masa muda demi kebaikan masa depan Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI keMUHAMMADIYAHan 1. Mengenal Muhammadiyah Tujuan Para siswa mengenal dan paham seluk beluk Muhammadiyah Pokok Pembahasan a. Pengertian dan sejarah berdirinya muhammadiyah b. Ideilogi muhammadiyah c. Mengenal tokoh-tokoh Muhammadiyah d. sepak terjang Muhammadiyah baik nasional maupun internasional Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 167
e. Muhammadiyah di masa yang akan datang (motivasi untuk peserta) Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 2. Ortom-ortom Muhammadiyah Tujuan Para siswa paham tentang peran ORTOM MUHAMMADIYAH untuk muhammadiyah dan umat islam. Pokok Pembahasan a. Ortom-Ortom Muhammadiyah b. Peran ortom untuk muhammadiyah dan umat islam (Lebih ditekankan IPM nya) c. Lagu-lagu ortom Muhammadiyah Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI Ke-IPM-an 1. Berkenalan dengan IPM Tujuan Para siswa paham tentang seluk beluk IPM dan tertarik untuk bergabung menjadi kader dan inti penggerak IPM. Pokok Pembahasan a. Sejarah berdiri dan perkembangan IPM b. Struktur dan program kerja IPM c. IPM sebagai basis gerakan pelajar muhammadiyah d. Peran IPM menghadapi permasalahan pelajar dan pendidikan e. Pelajar menghadapi dunia Global f. Lagu-lagu perjuangan IPM Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. 2. Mengenal IPM Ranting Tujuan Para siswa tahu tentang kegiatan IPM di rantang setempat dan menjadi tertarik untuk mengikuti dan meramaikan kegiatannya. 168 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Pokok Pembahasan a. Siapa saja para pengurusnya b. Apa saja program-program dan kegiatannya c. Prestasi IPM (organisasi maupun personal) d. Dinamika IPM di Ranting e. Cara menjadi anggota dan pengurus IPM Ranting Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. MATERI KEORGANISASIAN Tujuan Para siswa paham bahwa organisasi itu penting dalam sekolah sebagai saran untuk mengembangkan potensi diri. Pokok Pembahasan 1. Pengertian organisasi dan macam-macamnya 2. Manfaat berorganisasi 3. Tantangan dalam berorganisasi 4. Management waktu dan diri dalam berorganisasi Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi. MATERI KEPEMIMPINAN Tujuan Para siswa menjadi paham bagaimana seorang pemimpin yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pokok Pembahasan 1. kepemimpinan Rasulullah SAW (shidiq, tabligh, amanah, fathonah). 2. Analisis kepemimpinan khulafaurrosyidin 3. Analisis kepemimpinan pemimpin-pemimpin dunia (barrack obama, ahmad dinejad, soekarno, tan malaka, che Guevara, dll) 4. Syarat-syarat menjadi seorang pemimpin yang baik Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 169
MATERI PSIKOLOGI REMAJA Tujuan Para siswa paham tentang perkembangan diri seorang remaja dan mampu menghadapi masa remajanya demi masa depan hidupnya. Pokok Pembahasan 1. Apa itu psikologi remaja dan macam-macamnya 2. Reproduksi remaja 3. Dunia remaja dan perkembangannya Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, tanya jawab dan diskusi. MATERI MENGENAL SEKOLAH Tujuan Para siswa bisa mengenal sekolah lebih dekat, siapa dan bagaiaman karakter gurunya, bagaimana mata pelajarannya, serta lingkungan di sekitar sekolah. Pokok Pembahasan 1. Sejarah sekolah 2. Mengenal kurikulum pendidikan, sistem, dan pengajarannya 3. Prestasi sekolah 4. Memahami tata tertib sekolah 5. Lika-liku menjadi siswa di sekolah tersebut Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Pendampingan, Tanya jawab dan diskusi. MATERI MENGENAL EKSTRAKURIKULER Tujuan Para siswa mengerti macam-macam ekstrakulikuler serta mampu memilih mana ekstra yang cocok bagi mereka Pokok Pembahasan 1. Macam-macam ekstrakulikuler di sekolah 2. Cara tepat untuk memilih ekstrakulikuler 3. Bagaimana kegiatan ekstrakulikulernya di sekolah 4. Prestasi ekstra kulikuler sekolah tersebut Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada 2 jam Metode Penyampaian Show (penampilan) seluruh ekstra kulikuler di depan peserta, lokasi bisa di lapangan sekolah 170 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
MUATAN LOKAL Tujuan Para siswa paham tentang sesuatu hal yang dianggap penting di internal sekolah. Pokok Pembahasan Sesuai kebutuhan penyelenggara Alokasi Waktu Waktu yang disediakan ada dua sks (45 menit x 2 kali). Metode Penyampaian Ceramah, permainan, dan diskusi. LOMBA-LOMBA Tujuan Sebagai ajang kreativitas dan adu kepintaran di antara sesama siswa dan mencari bakat masing-masing peserta. Pokok Pembahasan Berupa lomba-lomba, seperti: Lomba pidato/debat, lomba bulu tangkis, lomba scramble, lomba balap karung, dan lain sebagainya (sesuai kebutuhan dan waktu). Alokasi Waktu Waktu disediakan selama satu hari. Metode Penyampaian Ditentukan oleh penyelenggara.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 171
CONTOH JADWAL ACARA FORTASI SISWA SMA MUHAMMADIYAH Hari Pertama 07.00 – 07.30 07.30 – 08.15 08.15 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Pembukaan Orientasi Personal Introduction Materi I (Islam Kontemporer) Materi II (Kepribadian Muslim) Ishoma Materi III (Mengenal Muhammadiyah) Apel sore dan pulang
Hari Kedua 07.00 – 07.30 07.30 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Absen dan Tadarus Materi IV ( Ortom-Ortom Muhammadiyah) Materi V (Berkenalan dengan IPM) Materi VI (Mengenal IPM Ranting) Ishoma Kepemimpinan/Keorganisasian Apel sore dan pulang
Hari Ketiga 07.00 – 07.30 07.30 – 09.00 09.00 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.30 14.30 – Besok
Absen dan Tadarus Psikologi Remaja Mengenal Sekolah Mengenal Ekstrakulikuler Ishoma Muatan Lokal Apel sore dan pulang
Hari Empat 07.00 – 14.00 14.00 – 15.30 15.30 – 16.30
Torseni/Rekreasi/Study Tour Sholat Ashar Penutupan FORTASI
172 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
Istilah-istilah - Resitasi adalah penugasan. Yang bermaksud tugas yang diberikan panitia kepada peserta FORTASI. - Braindstorming adalah curah pendapat. Yang bermaksud untuk membangkitkan keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya. - Case study adalah study kasus. Yang bermaksud sebagai arena saling tukar informasi (sharing) dan memecahkan masalah bersama. - Paedagogi adalah serangkaian seni dan pengetahuan dalam mengajar anakanak. Didalam paedagogi, Guru dan segala yang dimilikinya adalah sumber belajar utama. - Andragogi adalah serangkaian seni dan pengetahuan dalam mengajar orang dewasa. Dalam andragogi, pengalaman dan diri pembelajar adalah sumber belakar utama. - Sosiodrama adalah drama yang diperankan oleh manusia. Bermaksud untuk menggugah kreatifitas peserta dalam memaknai materi yang diwujudkan dalam bentuk drama (penampilan/pentas)
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 173
MEMBANGUN DAN MENGELOLA KOMUNITAS DALAM IPM Oleh : Washian Bilhaq Fani Dirgantara Latar Belakang Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi berbasis Pelajar disekolah muhammadiyah secara khusus dan disekolah Negeri dan Swasta secara umum semakin tumbuh dan berkembang, hal tersebut menjadikan gerakan IPM mulai diperhitungkan sebagai wadah meningkatkan potensi, softskill, dan membina Pelajar di Indonesia yang membantu Indonesia mencerdaskan anak bangsa sehingga melahirkan dalam jiwa Pelajar yang berkarakter, berfikir kritis dan beretika. Selain itu, perubahan zaman yang sangat cepat menjadikan banyak tantangan yang harus dilalui oleh IPM. Oleh karena itu, IPM dengan secara inovatif melakukan perbaikan dalam memperbaiki dan memperbaharui strategi gerakan di dalam organisasi. Pada masa-masa sebelumnya IPM sangat fokus terhadap pembinaan pelajar dalam bidang kepemimpinan dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk menjadi pemimpin yang mempunyai wawasan keislaman dan keilmuan sehingga banyak menghasilkan pelajar yang dibina dan ajarkan sebagai kader pemimpin dalam sebuah organisasi di IPM, pada perkembangan zaman saat ini, IPM sangat membutuhkan kader yang mempunyai softskill (keahlian) yang spesifik dalam suatu bidang tidak hanya kemampuan dalam bidang kepemimpinan sehingga seorang kader IPM selain pandai dalam memimpin sebuah organisasi, juga memiliki keahlian (sofskill). Pada masa akan datang IPM membutuhkan kader-kader Intelektual yang tidak hanya menjadi pemimpin, tapi menjadi Penulis yang handal, Jurnalis yang kritis, sastrawan yang puitis, Budayawan yang artistik, seniman yang kreatif, teknolog yang inovatif, musician yang inspiratif, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, IPM harus menggembangkan sayap dalam melakukan pembinaan terhadap seorang kader, selain mempunyai ideology yang kuat juga mempunyai keahlian (softskill) tertentu. Agar dapat menjembatani semua tujuan kader-kader intelektual IPM harus dapat mewadahi semua potensi-potensi para pelajar dengan cara IPM pada level Pimpinan Daerah membentuk, membina dan mengembangkan Komunitas yang sesuai dengan bakat dan hobby pelajar tersebut, Pimpinan Wilayah menerjemahkan konsep-konsep pembentukan dan pembinaan komunitas sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan lokal wilayah tersebut. Komunitas di IPM terbentuk dari kumpulan pelajar yang telah tergabung dalam Kegiatan Ektrakulikuler di setiap sekolah dan diwadahi oleh Pimpinan Daerah di seluruh Indonesia. Dalam suatu komunitas Siapa saja boleh berpartisipasi asalkan sesuai dengan minat dan bakat yang komunitas tersebut pelajari. Setiap anggota komunitas dapat memberikan masukan, menyuarakan pendapat untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan potensi. Hasilnya, kum174 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
pulan pikiran, perasaan dan tindakan yang berkembang dan menyebar pesat secara positif. Manfaatnya langsung bisa dirasakan oleh pelajar yang tergabung dalam komunitas tersebut. Nama Agenda Aksi Gerakan 1000 Komunitas Definisi Komunitas Komunitas (community) berarti Kumpulan orang (lebih dari 3 orang) yang mempunyai kesamaan hobby (minat dan Bakat) untuk mengembangkan potensi yang terdapat pada setiap individu. Komunitas tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan diri. Orientasi Mewadahi minat dan bakat pelajar dalam keahlian (softskill) khusus yang mempunyai nilai-nilai Intelektualitas dan kreatifitas dalam meningkatkan dan menggembangkan potensi dan keahlian. Tujuan 1. Menciptakan wadah untuk mengapresiasi potensi dan minat pelajar dalam bidang keilmuan dan kreatifitas. 2. Mengembangkan dan meningkatkan berbagai ragam minat dan potensi kader Ikatan sehingga terwujud kader-kader yang kompeten dalam berbagai bidang Ilmu Pengetahuan. 3. Pelajar dapat menyalurkan minat dan bakat dengan membentuk komunitas 4. Pelajar mempunyai keahlian (softskill) khusus. 5. Terbinanya pelajar yang dapat mengokohkan organisasi dalam bidang Keilmuan, kesenian, kebudayaan, dan teknologi. 6. Pelajar memiliki kecakapan ketrampilan khusus sebagai bekal kemampuan managemen organisasi. Target 1. Timbulnya kesadaran pada Pimpinan Daerah IPM untuk membentuk Komunitas. 2. Terbentuknya komunitas berbasis hobby sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan lokal di setiap level Pimpinan Daerah IPM Se-Indonesia minimal 1 buah komunitas 3. Komunitas menjadi wadah proses pembinaan dan kaderisasi kader IPM. Unsur-unsur Pembangun komunitas: 1. Pemberdayaan (Empowerment) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 175
Pemberdayaan dalam artian pengembangan konsep diri secara positif, serta konstruksi pemahaman yang lebih kritis dan analitis mengenai kondisi lingkungan social sekitarnya. 2. Partisipasi Partisipasi adalah proses keikutsertaan. Keikutsertaan menjadi mutlak dilakukan untuk mengembangkan atau membangun komunitas. Tanpa adanya partisipasi dari pihak-pihak yang terlibat mustahil komunitas tersebut terbentuk dan bergerak. Tahap-Tahap Partisipasi adalah sebagai berikut : a. Tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan Pada umumnya, dalam hal ini lebih mencerminkan sifat kebutuhan kelompok-kelompok pada anggota komunitas. Karena itu, partisipasi anggota komunitas dalam pengembangan potensi (minat dan bakat) perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forum yang memungkinkan anggota komunitas banyak berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program kegiatan di dalam komunitas tersebut. b. Tahap partisipasi dalam perencanaan kegiatan Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan tahapan yang paling tinggi tingkatannya diukur dari derajat keterlibatannya. Dalam tahap perencanaan, anggota komunitas sekaligus diajak turut membuat keputusan yang mencakup merumusan tujuan, maksud dan target. sistem perencanaan harus didesain sesuai dengan respon anggota komunitas, bukan hanya karena keterlibatan mereka yang begitu esensial dalam meraih komitmen, tetapi karena mereka yang mempunyai informasi yang relevan yang dapat dijangkau perencanaan teknis sesuai dengan need asessment. c. Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Partisipasi anggota komunitas seringkali diartikan sebagai partisipasi sebagian anggota komunitas (yang lebih berpengetahuan) untuk secara sukarela menyumbangkan tenaganya di dalam kegiatan (program). Di lain pihak, anggota komunitas yang kurang berpengetahuan lebih banyak memperoleh manfaat dari hasil kegiatan (program), tidak dituntut sumbangannya secara proposional. Karena itu, partisipasi anggota komunitas dalam tahap pelaksanaan kegiatan harus diartikan sebagai pemerataan partisipasi pada seluruh anggota komunitas baik yang berpengatahuan luas maupun yang minim pengetahuan. d. Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan Kegiatan pemantauan dan evaluasi kegiatan (program) sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat dicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dalam komunitas yang bersangkutan. Dalam hal ini, partisipasi seluruh anggota komunitas 176 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
3.
4. 5. 6.
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan (program). e. Tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan Partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan (program), merupakan unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab tujuan kegiatan (program) adalah untuk menigkatkan potensi minat dan bakat dalam anggota komunitas sehingga terdapat pengembangan keahlian (skill). Di samping itu, pemanfaaatan hasil kegiatan (program) akan merangsang kemauan dan kesukarelaan anggota komunitas untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan (program) yang akan datang. Aktivitas Hal utama untuk membentuk komunitas adalah komitmen. Selanjutnya adalah pengorganisasian.Setelah memiliki komitmen bersama untuk membentuk komunitas dan dirasa bisa saling berbagi rasa dan bergerak bersama, maka baru kemudian mengorganisir komitmen tersebut dalam sebuah komunitas yang memiliki visi, misi serta aktivitas yang mesti dijalankan bersama. Dalam mengorganisir komunitas disandarkan atas analisis kebutuhan (need assessment) yang merupakan kebutuhan bersama. Macam-macam need assessment : a. Felt Needs, yaitu kebutuhan nyata (riil) yang dirasakan pada saat tertentu (temporal). b. Actual needs, yaitu kebutuhan nyata dan jelas dibutuhkan pada saat ini. c. Anticipated needs, kebutuhan-kebutuhan yang akan dirasakan di waktu mendatang. Perencanaan Melakukan sistematisasi sebuah rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada serta kondisi sekitar. Pelaksanaan Melakukan kegiatan nyata sesuai dengan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan ketika dihadapi saat itu. Evaluasi (feed back) Sesuatu yang bisa mengontrol pelaksanaan kegiatan/ agenda yang telah teraksana secara nyata (real) dan kesuksesan proses perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang telah dilaksanakan sebagai umpanbalik bahan masukan (saran) untuk pengembangan kegiatan komunitas berikutnya.
Pengorganisasian Komunitas Pengorganisasian komunitas merupakan proses untuk membangun kekuatan komunitas dengan melibatkan anggota komunitas melalui proses pembinaan, meningkatkan potensi bakat, merumuskan alternatif pemecahan masalah serta membangun organisasi sosial yang demokratis, berdasarkan aspirasi, keinginan, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 177
kekuatan dan potensi yang tumbuh dalam komunitas. Dalam bahasa Inggris, sebutan bagi pelaksana pengorganisir komunitas adalah Community Organizer. Beberapa nilai yang dibangun dalam proses pengorganisasian komunitas yaitu: 1. Perencanaan, Fondasi pertama dalam setiap langkah adalah melakukan perencanaan komunitas apa yang akan dibentuk dan melakukan strategi agar anggota dalam komunitas tersebut mempunyai potensi dan bakat yang sesuai dengan minat. Mengumpulkan pelajar yang mempunyai hobby sejenis minimal 3 orang dengan mempersiapkan perencanaan konsep pembinaan dan pendampingan yang jelas dengan materi-materi pengembangan keahlian (softskill) sesuai dengan minat anggota. 2. Mulai dari apa yang ada, proses pengorganisasian berawal dan dibangun di tingkat lokal, kecil, terdapat isu konkret yang digali di atas komunitas dimana sekelompok orang mau terlibat. Menekankan pada intensitas dan persiapan yang matang dari sekian banyak orang terlibat. Keterlibatan tersebut mulai dari pembinaan, pemberdayaan, identifikasi isu, pengambilan keputusan, evaluasi, dan refleksi dari proses yang telah dijalani bersama. Pengorganisasian komunitas merupakan sebuah proses dinamis, berkelanjutan dan bisa dikembangkan ke langkah-langkah selanjutnya dari lingkup lokal sampai ke lingkup nasional bahkan internasional, dan dari isu yang konkret ke isu yang lebih makro bahkan global. 3. Membangun kesadaran, kesadaran melalui proses belajar dari pengalaman (Experience Learning). Inti dari proses pengorganisasian komunitas adalah pengembangan kesadaran dan pemahaman untuk bertindak sesuai dengan kenyataan. Conscientisasi (ketersadaran) tidak bisa dicapai melalui mekanisme hafalan yang biasa diterapkan oleh sistem pendidikan bermodel bank system menganggap manusia sebagai obyek yang pikirannya bisa diisi apa saja. Pencapaian Conscientisasi diperoleh melalui tindakan dengan belajar dari pengalaman-pengalaman hidup. Oleh karena itu, pengorganiasian komunitas memberikan penekanan pada proses belajar dengan melakukan pencarian kebenaran (seeking the truth) dan pencerahan (enlightment) secara terus menerus melalui media-media aktivitas bersama. Sesuatu yang benar sekarang belum tentu benar untuk masa yang akan datang, manusia dituntut untuk terus mencari kebenaran yang hakiki dari proses dialektika antara teori dan praktek. 4. Keterlibatan dan Keteladanan, pengorganisasian komunitas mempunyai kecenderungan untuk membela yang lemah/ miskin/ bodoh, yang tidak berdaya dan tertindas. Tetapi sikap tersebut tidaklah cukup. Perubahan harus dicapai melalui suatu proses partisipatif dimana keseluruhan anggota komunitas terlibat untuk mempunyai pengalaman dalam mengorganisir. 178 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah
5. Kepemimpinan, mereka yang melakukan pengorganisasian komunitas (community organizer) bukanlah pemimpin, juga bukan individu dan kepribadian. Community organizer (CO) adalah pusat dari kelompok, tetapi tidak berorientasi untuk menjadi pemimpin. Pemimpin sebaiknya teridentifikasi, muncul dan telah diuji dalam tindakan dan bukan terpilih karena kekuatan dari luar kelompok. Pemimpin harus mampu mempertanggungjawabkan tindakannya pada publik. Tujuan Pengorganisasian Komunitas Membangun kekuatan organisasi : Pengorganisasian komunitas bertujuan untuk mendorong secara efektif modal sosial organisasi agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. Melalui proses CO, anggota komunitas diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri nasibnya di masa depan. Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian komunitas bertujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan sebuah organisasi yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan terhadap permasalahan-permasalahan dan aspirasi di atas komunitas. Organisasi komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas. Langkah Dalam Pengorganisasian Komunitas Sebuah proses dimana seorang CO mencoba untuk terlibat bersama seluruh anggota komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan cara belajar dari kebiasaan sehari-hari dari komunitas. Akan lebih baik jika CO mempunyai minat dan bakat sejenis dalam komunitas untuk membangun kepercayaan dan mempelajari segala potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh komunitas. 1. Investigasi Komunitas: Investigasi komuitas merupakan sebuah proses pembelajaran dan analisa yang sistematis mengenai struktur pembelajaran dan kekuatan atau potensi yang terdapat pada anggota komunitas yang diorganisir. Dari proses ini diharapkan menghasilkan peningkatan potensi bakat dan pemberdayaan keilmuan anggota komunitas. 2. Membangun Rencana & Strategi: perencanaan merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan yang nyata/konkret dan spesifik. Perencanaan akhir dan pengambilan keputusan akhir dilakukan oleh komunitas yang diorganisir. Membuat kurikulum materi-materi yang sesuai dengan bakat dan kebutuhan komunitas tersebut. 3. Groundwork: Proses penajaman dari langkah pengorganisasian, merupakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 179
4.
5. 6.
7.
8.
9.
proses dialogis dan transformatif. Pendekatan yang dilakukan bukan lagi orang per orang tetapi sudah dengan melakukan kelompok-kelompok kecil dengan melakukan dialog mengenai pandangan, impian, analisis, kepercayaan, prilaku yang berkaitan dengan isu/persoalan yang dikeluhkan oleh komunitas. Proses ini bertujuan untuk memastikan keterlibatan kelompok dalam melakukan analisa, pemecahan masalah, dan aksi bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut. Role Play: Merupakan sebuah proses dimana anggota kelompok di aras komunitas melakukan simulasi peran melalui dialog, diskusi, lobi, negoisasi, atau bahkan konfromtrasi dalam sebuah studi kasus terkait dengan isu yang diangkat. Berbagai skenario sebaiknya didesain sehingga memberikan proses pembelajaran bagi komunitas dalam proses penyelesaian masalah. Integrasi: mengintegrasikan berbagai keahlian tertentu (spesifik) potensi yang dimiliki oleh berbagai individu-individu untuk berbagi (share) pengetahuan kepada orang lain dalam suatu kominitas. Partisipasi : keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya. berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pedampingan kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil dan spiritual. Mobilisasi: Merupakan sebuah langkah aksi dari komunitas untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang muncul. Bekaitan dengan isu yang diangkat mungkin ini bisa berupa negoisasi dan atau dialog disertai dengan taktik-taktik yang telah dipersiapkan. Tindakan mobilisasi anggota dalam komunitas untuk berpartisipasi dalam memulai kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaiakan permasalahan mereka. Evaluasi: Sebuah proses dimana anggota kelompok menilai tentang proses pembelajaran apa yang mereka dapat dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, apa yang tidak diraih terkait dengan indikator / hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, apa kelebihan dan kelemahan dari proses pelaksanaan aksi yang telah dilakukan dan bagaimana cara meminimalkan segala kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan. Refleksi: Sebuah langkah yang seringkali dianggap sepele tetapi disinilah kekuatan spirit sebuah gerakan dalam proses pengorganisasian. Proses refleksi adalah sebuah proses dimana dimensi rasa lebih mengutama untuk kemudian mendorong proses kesadaran diri dari anggota kelompok dalam komunitas. Dalam refleksi, proses pencerahan apa yang terjadi di masingmasing anggota kelompok komunitas dibagikan berbasis pada pengalaman mereka ketika berproses pada saat melakukan aksi.
180 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah