PDTAT003 B3.3 Milik Negara Tidak Diperdagangkan
Kreativitas melalui Pembuatan Alat Pembelajaran Edukatif Penulis Drs. Rudy Budiman, M, Pd Tim Penyunting Drs. Rudiyanto, M.Si Desi Ermayani, S.Pd Aam Sudrajat, S.Si., M.Ed.
MODUL MATERI POKOK PROGRAM DIKLAT KOMPETENSI PENGEMBANGAN KREATIVITAS JENJANG LANJUT
Ilustrator Eko Haryono, S.Pd, M.Pd Digitalisasi Asep Wahyudin, ST, M.Ed Animasi dan Videografi Dept. TIMM PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (BPSDMPK PMP)
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
i
DAFTAR ISI Pendahuluan
Materi Pokok 1 Pengertian dan Tujuan Alat Permainan Edukatif (AP) Materi Pokok 2 Fungsi dan Jenis Alat Permainan Edukatif (APE) Materi Pokok 3 Membuat Alat Permainan Edukatif (APE)
MATERI POKOK
PENDAHULUAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
Latar Belakang Dunia anak tidak dapat dilepaskan dari dunia bermain dan hampir semua kegiatan bermain anak menggunakan alat permainan. Oleh karena itu alat permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak . Guru pada lembaga pendidikan anak usia dini ataupun Taman Kanak-kanak hendaknya memiliki pemahaman tentang alat permainan yang digunakan untuk pendidikan anak usia dini karena alat permainan ini selain untuk memenuhi kebutuhan naluri bermain juga sebagai sumber yang mutlak untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Aspek-aspek perkembangan tersebut hendaknya dikembangkan secara serempak sehingga anak diharapkan lebih siap untuk menghadapi lingkungannya dan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi. Guru pada lembaga pendidikan anak usia dini juga hendaknya memiliki kemampuan merancang alat permainan untuk pendidikan anak usia dini karena alat permainan yang dirancang dengan baik akan lebih menarik anak daripada alat yang tidak didesain dengan baik. Anak usia dini biasanya menyukai alat permainan dengan bentuk yang sederhana dan tidak rumit yang disertai dengan warna yang terang.
2
Deskripsi . Modul ini akan mengantarkan Anda pada pemahaman tentang alat permainan khususnya alat permainan edukatif yang dirancang dan dikembangkan untuk anak usia dini, Pemahaman anda tentang alat permainan akan membuka wawasan dan pendapat Anda menjadi lebih luwes dan luas tentang alat permainan edukatif sebagai salah satu sumber belajar yang mutlak dalam pendidikan anak usia dini.
Tujuan Pembelajaran Setelah membaca modul mengenai alat permainan edukatif untuk anak usia dini ini, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang pengertian alat edukatif untuk anak usia dini. 2. Menjelaskan berbagai jenis alat permainan edukatif untuk anak usia dini . 3. Memiliki keterampilan dalam pembuatan alat permainan edukatif untuk anak usia dini. 4. Dapat menggunakan berbagai macam alat permainan edukatif untuk pendidikan anak usia dini.
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Pengertian dan Tujuan Alat Permainan Edukatif (APE), yang mencakup : a. Pengertian Alat Permainan Edukatif di Taman kanak-kanak b. Tujuan Alat Permainan Edukatif di taman Kanak-Kanak 2. Fungsi dan Jenis Alat Permainan Edukatif (APE) a. Fungsi Alat Permainan Edukatif b. Jenis-jenis Alat Permainan Edukatif 3. Membuat Alat Permainan Edukatif (APE) a. Pembuatan Alat Permainan Edukatif b. Penggunaan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Dini
MATERI POKOK
PENGERTIAN DAN TUJUAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) INDIKATOR KEBERHASILAN Peserta dapat menjelaskan pengertian dan Tujuan Alat Permainan Edukatif (APE).
1
Uraian Materi 1. Pengertian Alat Permainan Edukatif di Taman kanakkanak Suatu kegiatan yang sangat digemari oleh anak TK atau anak usia dini adalah kegiatan bermain. Walaupun ada kegiatankegiatan yang dapat dilakukan tanpa menggunakan alat permainan tetapi kebanyakan kegiatan bermain justru menggunakan alat permainan. Alat permainan yang digunakan ada yang dibuat khusus untuk kegiatan bermain seperti boneka, mobil-mobilan dan lain-lain, yang diperjualbelikan di toko-toko mainan ada pula yang dipersiapkan sendiri dari bahan-bahan dilingkungan sekitar anak seperti mobil-mobilan dari kulit jeruk, kuda-kudaan dari pelepah pisang, kincir-kinciran dari daun singkong dan lain-lain. Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan alat permainan adalah semua alat yang digunakan anak untuk memenuhi kebutuhan naluri bermainnya. Berbeda dengan alat permainan umumnya, alat permainan edukatif banyak ditemukan di lembaga-lembaga penyelenggara program pendidikan anak usia dini maupun kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Jadi apakah sebenarnya alat permainan edukatif itu?
4 Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut sangat menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal. Mayke Sugianto, T. 1995, mengemukakan bahwa alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh bola sepak yang dibuat dari plastik yang dibeli langsung dari toko mainan. Dalam hal ukurannya seringkali susah untuk dipegang secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan temantemannya akan terasa sakit di telapak tangan. Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang berwarna-warni. Tidak terlalu jauh berbeda dengan pengertian atau definisi alat permainan edukatif di atas, Direktorat PADU, Depdiknas (2003) mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Apabila kita menelaah pengertian tersebut, tampak rumusannya tidak terlalu jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya. Kedua pengertian tersebut menggarisbawahi bahwa perbedaan antara alat permainan yang biasa dengan alat permainan edukatif adalah bahwa pada alat permainan edukatif terdapat unsur perencanaan pembuatan secara mendalam dengan mempertimbangkan karakterisitik anak dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Sedangkan alat permainan biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda, mungkin saja hanya dalam rangka memenuhi kepentingan bisnis semata tanpa adanya kajian secara mendalam tentang aspek-aspek perkembangan anak apa saja yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut.
5
Gambar 1.1 Bola suara (sumber: http://www. rumahmainan.com)
Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak TK atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu: 1. alat permainan tersebut ditujukan untuk anak TK 2. difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak TK 3. dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna 4. aman atau tidak berbahaya bagi anak 5. dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak 6. bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan 7. mengandung nilai pendidikan Alat permainan edukatif (APE) untuk anak usia dini ini selalu dirancang dengan pemikiran yang mendalam sesuai dengan rentang usia anak usia dini. APE untuk anak usia rentang 4-5 tahun tentu berbeda dengan APE untuk anak usia dini rentang 5-6 tahun. Contohnya puzzle, puzzle adalah APE yang dapat dikenalkan pada anak usia dini. Puzzle untuk anak usia 4-5 tahun memiliki bentuk sederhana dengan potongan atau keping puzzle yang sederhana dan tidak terlalu banyak. Berbeda dengan puzzle untuk anak usia 5-6 tahun tentu kepingannya lebih banyak lagi. Jadi memang APE dirancang ditujukan untuk rentang usia tertentu. APE juga untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Adapun aspek-aspek yang dapat dikembangkan adalah aspek fisik
6 (motorik halus dan kasar), emosi, sosial, bahasa, kognitif, dan moral. APE yang dirancang untuk mengembangkan aspek kognitif biasanya dapat digunakan anak untuk melatih daya nalarnya. APE jenis ini dirancang dengan rancangan tertentu baik dari segi bentuk, ukuran, dan warnanya. APE jenis ini dikembangkan khusus pula jadi jika anak salah mengerjakan dia pulalah yang segera menyadarinya dan membetulkannya. Contohnya loto warna dan bentuk. Anak usia ini dapat diperkenalkan pada loto jenis ini untuk melatih motorik halus dan daya nalarnya.
Gambar 1.2 Lotto Warna (sumber: http:// amantoy.blogspot. com/2010/08/lotto-warna.html)
Setiap APE dapat difungsikan secara multiguna sekalipun masing-masing alat permainan memilliki kekhususan untuk mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak tetapi tidak jarang satu alat permainan dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan misalnya mainan balok-balok bangunan dalam berbagai macam ukuran besar, sedang, dan kecil dengan warna yang disukai anak. Balok-balok dapat disusun sesuai kehendak anak apakah berdasarkan ukuran besar, sedang, atau kecil atau berdasarkan warna tertentu jadi dapat dimainkan dengan berbagai cara dan bentuk dan untuk melatih tidak hanya motorik halus tetapi juga mengenalkan konsep warna, ukuran, dan bentuk pada anak APE dirancang dengan memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan anak, misalnya jika menggunakan cat, cat yang digunakan tidak beracun (non toxic) dan tidak mudah mengelupas, jika alat bersudut maka sudut
7 mainan tidak runcing tau harus tumpul agar tidak membahayakan anak. APE juga didesain secara sederhana dan ringan sehingga mudah dibawa dan dijinjing oleh anak. APE juga mendorong anak untuk berkreatifitas dan bersifat konstruktif atau menghasilkan sesuatu, berbeda dengan menonton tv atau mendengar radio, anak hanya pasif melihat dan mendengarkan. Dengan APE anak dapat berimajinasi dan berkreasi menghasilkan sesuatu misalnya anak yang bermain lego atau membangun balok-balok.
Gambar 1.3 Bermain Balok (sumber: http://yudhistira31.wordpress. com/2008/08/05)
Kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui direktorat pendidikan anak usia dini juga telah mengembangkan APE untuk digunakan pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. APE yang dikembangkan Kemdikbud ini diantaranya adalah balok bangunan, papan pengenalan warna, pohon hitung, kotak kubus, puzzle, loto padanan sejenis dan masih banyak lagi. Dewasa ini ada perkembangan yang menggembirakan dimana lembaga pendidikan anak usia dini telah secara luwes dan sesuai dengan kemajuan pendidikan telah mengembangkan APE yang lain disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. 2. Tujuan Alat Permainan Edukatif di taman Kanak-Kanak. Adanya berbagai alat permainan edukatif, pada intinya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
8 a. Memperjelas materi yang diberikan Pemanfaatan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar anak diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru. Sebagai contoh apabila guru ingin menjelaskan konsep warna-warna dasar seperti merah, biru, hitam, putih, kuning dan lain sebagainya jika penyampaian kepada anak hanya secara lisan atau diceritakan, anak hanya sebatas mampu menirukan ucapan guru tentang berbagai warna tanpa tahu secara nyata bagaimana yang dimaksud warna merah, kuning dan lain sebagainya. Akan sangat berbeda jika guru memanfaatkan alat permainan edukatif misalnya dengan menggunakan Lotto Warna. Dengan memanfaatkan alat permainan tersebut anak dapat secara langsung melihat, mengamati, membandingkan, memasangkan, dan mengenali berbagai warna.
Gambar 1.4 Balok Mainan (sumber: http://www. win-toys.com/v1/)
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa dengan memanfaatkan alat permainan edukatif selain anak menguasai kemampuan menirukan ucapan guru tentang berbagai warna, anak juga mampu menguasai kemampuan yang lainnya seperti kemampuan membandingkan berbagai warna karena warna yang satu dengan yang lain berbeda dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.
9 b. Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangannya sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan edukatif. Alat permainan edukatif berupa balok merupakan alat permainan yang sangat potensial untuk meningkatkan motivasi dan minat anak untuk bereksperimen. Anak TK pada umumnya menyukai alat permainan ini. Dengan bermain balok anak dapat membentuk bangunan tertentu sesuai dengan imajinasinya, anak mencoba/bereksperimen untuk menyusun benda tertentu misalnya bangunan rumah dengan memilih berbagai bentuk balok yang ada, anak menemukan sendiri konsep bahwa jika menyusun benda yang tinggi dengan fondasi yang kecil dan kurang kokoh akan menyebabkan bangunan yang telah disusunnya runtuh berantakan. Alat permainan seperti itu akan menumbuhkan kegairahan belajar anak sehingga berbagai potensi anak berkembangan dengan baik. c. Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain. Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya,
10 maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan bahkan menyebalkan tapi justru bermakna dan menyenangkan.
Rangkuman Alat permainan edukatif untuk anak usia dini adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Alat permainan dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak usia dini jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Ditujukan untuk anak usia dini 2. Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini 3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna 4. Aman atau tidak berbahaya bagi anak 5. Dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas 6. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan 7. Mengandung nilai pendidikan
FUNGSI DAN JENIS ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) INDIKATOR KEBERHASILAN Peserta dapat menjelaskan fungsi dan Jenis Alat Permainan Edukatif (APE).
MATERI POKOK
2
Uraian Materi 1. Fungsi Alat Permainan Edukatif Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut adalah: a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang menggunakan alat, ada pula yang tidak menggunakan alat. Khusus dalam permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan alatalat permainan tersebut anak-anak tampak sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut. b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif. c. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam
12 mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan anak dalam melakukan kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri berkembang secara wajar. Pada kegiatan anak memainkan suatu alat permainan dengan tingkat kesulitan tertentu misalnya menyusun balok-balok menjadi suatu bentuk bangunan tertentu, pada saat tersebut ada suatu proses yang dilalui anak sehingga anak mengalami suatu kepuasaan setelah melampaui suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam alat permainan tersebut. Proses-proses seperti itu dapat mengembangkan rasa percaya secara wajar dimana anak merasakan bahwa tiada suatu kesulitan yang tidak ditemukan penyelesaiannya. d. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia TK. Alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua aspek pengembangan tersebut. Sebagai contoh pengembangan alat permainan dalam bentuk boneka tangan akan dapat mengembangan kemampuan berbahasa anak karena ada dialog dari tokoh-tokoh yang diperankan boneka tersebut, anak memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang disampaikan melalui tokoh-tokoh boneka tersebut, dan pada saat yang sama anakanak memperoleh pelajaran berharga mengenai karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh yang disimbolkan oleh boneka-boneka tersebut. e. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anakanak mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya dengan teman-temannya. Ada alat-alat permainan yang dapat digunakan bersama-sama antara satu anak dengan anak yang lain misalnya anak-anak menggunakan botol suara
13 secara bersama-sama dengan suara yang berbeda sehingga dihasilkan suatu irama yang merdu hasil karya anak-anak. Untuk menghasilkan suatu irama yang merdu dengan perbedaan botol-botol suara tersebut perlu kerjasama, komunikasi dan harmonisasi antar anak sehingga dihasilkan suara yang merdu. 2. Jenis-jenis Alat Permainan Edukatif Dewasa ini ada beraneka ragam jenis alat permainan edukatif untuk anak usia dini telah dikembangkan di lembaga pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya jenis APE untuk anak usia dini dikembangkan berakar pada jenis permainan yang telah dikembangkan lebih dulu oleh para pakar dari Negara maju, walaupun ada juga berbagai jenis APE yang dibuat dan dikreasikan oleh guru itu sendiri disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan setempat. Jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang telah dikembangkan ini diantaranya berdasarkan alat permainan yang diciptakan oleh para ahli yaitu Dr.Maria Montessori, George Cruissenaire, Peabody dan Frobel. APE ini banyak ditemukan di lembaga pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia. Berikut ini dijelaskan secara singkat jenis alat permainan edukatif yang diciptakan oleh para ahli tersebut. a. APE untuk kemampuan berbahasa APE ini dikembangkan oleh kakak beradik Elizabeth Peabody, terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator yaitu tokoh P.Mooney dan Joey. Boneka tadi dilengkapi papan magnet, gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong pintar sebagai pelengkap. APE karya Peabody ini memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek pengembangan bahasa yaitu kosakata yang dekat dengan anak. Oleh karena itu tema-tema yang dipilih dan diramu harus relevan dengan pengetahuan dan budaya anak setempat.
14 Walaupun tokohnya tidak menggunakan P Mooney dan Joey tetapi jenis APE ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang dikembangkan di Indonesia. Boneka tangan yang dimainkan dengan tangan ini dikembangkan dengan menggunakan panggung boneka yang dilengkapi layar yang dapat diganti sesuai cerita anak-anak usia dini di Indonesia.
Gambar 2.1 Boneka Tangan (sumber: http://www. cintabunda.com/boneka-tangan)
b. APE ciptaan Montessori Dr.Maria Montessori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. APE ciptaannya telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya. APE ciptaan Montessori ini banyak terdapat di lembaga pendidikan anak usia dini khususnya anak usia dini di Indonesia walapun alat permainannya itu sendiri sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak usia di Indonesia. Beberapa contoh APE ciptaan Montessori adalah Puzzle bentuk geometri.
15
Gambar 2.2 Puzzle Geometri
Gambar 2.3 Silinder dengan ukuran serial
Gambar 2.4 Berbagai bentuk geometri (sumber: http://smaharkesri.multiply.com/ photos/photo/22/79)
Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia berakar dari konsep
16 Montessori ini diantaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II dan kantong keterampilan tangan yang konsepnya untuk melatih kemandirian.
Gambar 2.5 Papan Bidang I
Gambar 2.6 Papan Bidang II
17
Gambar 2.7 Kantong keterampilan tangan
c. Balok Cruissenaire George Cruissenaire menciptakan balok Cruissenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar. Balok ini terdiri dari balok-balok yang berukuran 1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli 2 x 1 x 1 cm berwarna merah 3 x 1 x 1 cm berwarna hijau muda 4 x 1 x 1 cm berwarna merah muda 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning 6 x 1 x 1 cm berwarna hijau tua 7 x 1 x 1 cm berwarna hitam 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat 9 x 1 x 1 cm berwarna biru tua 10 x 1 x 1 cm berwarna jingga ( warna dapat disesuaikan)
18
Gambar 2.8 Balok Cruissenaire (sumber: http:// aba2cepu.sch.id/)
Balok Cruissenaire ini juga dikembangkan sebagai salah satu jenis APE untuk anak usia dini walaupun ukuran dan warna telah dimodifikasi sedemikian rupa. d. APE Ciptaan Frobel Frobel memiliki alat khusus yang dikenal dengan blok Blookdoss. APEnya berupa balok bangunan yaitu suatu kotak besar berukuran 20 x 20 cm yang terdiri dari balok-balok kecil berbagai ukuran yang merupakan kelipatannya.
Gambar 2.9 Balok Blockdoss
(sumber: http://nida-edutoys.blogspot. com/)
Balok Blockdoss dikenal dengan istilah kotak kubus dalam program pendidikan anak usia dini di Indonesia. Kotak kubus ini pun banyak digunakan sebagai salah satu jenis APE untuk anak usia dini untuk melatih motorik dan daya nalar anak.
19 Sebenarnya masih banyak jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang ada. Bahkan keragaman APE ini dikelompokkan berdasarkan sudut pandang dan cara masing-masing. Apakah dari segi kegunaanya atau aspek perkembangnan yang dipantau maupun dampak pemakaian dan berdasarkan penempatannya. Berikut beberapa contoh jenis APE untuk anak usia dini yang dilengkapi dengan spesifikasi alat dan tujuan pengembangannya. e. Boneka Jari Boneka jari ini dibuat dari kain yang tidak mudah bertiras. Kain dibentuk sesuai dengan figur cerita. Satu narasi dapat 10 boneka. Penyelesaian boneka dijahit dengan tusuk feston. Tujuan : mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreatifitas anak, belajar bersosialisasi dan bergotong royong di samping melatih keterampilan jari jemari tangan.
Gambar 2.10 Boneka Jari (sumber: http:// ratugallery.wordpress. com dan http://www. cintabunda.com/boneka-jari )
f. Puzzle Besar Leg puzzle atau teka-teki ini dimainkan untuk anak usia 5 tahun. Dibuat dari triplek dari dua bagian dengan ukuran yang sama. Satu bagian dibuat lukisan sederhana, misalnya seekor kelinci sedang berlari atau gambar lainnya. Lukisan dipotong menjadi 10-12 keping. Tujuan : mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi serta melatih keterampilan jari-jari anak. Cara kerja : keping-keping diambil kemudian dicoba dikembalikan menurut bentuk.
20
Gambar 2.11 Puzzle Kelinci (sumber: http://www. rumahmainan.com)
Gambar 2.12 Puzzle Kucing
(sumber: http://aurellshop.multiply.com)
g. Kotak Alfabet Kotak ini berisi huruf-huruf alfabet yang dibuat di atas potongan karton duplek berukuran 5 x 5 cm. Dibuat untuk anak yang berumur 5 tahun yang sedang belajar membaca. Cara kerja : Ambillah keping huruf dan cobalah mengucapkannya, kemudian cobalah membentuk kata dengan jalan menjajarkan huruf-huruf yang dikehendaki, selanjutnya dapat membentuk kalimat pendek.
21
Gambar 2.13 Kotak Alfabet
(sumber: http://www. woodentoychina.com)
h. Kartu Lambang Bilangan Kartu ini berisikan tulisan angka dari 1 s.d 50, 1 s.d 100 dsb. Dibuat dari bahan kertas duplek berukuran 5 x 5 cm alat ini dimainkan oleh anak berumur 5 s.d 6 tahun . Tujuan : mengenal lambang bilangan, belajar menghitung.
Gambar 2.14 Kartu Lambang Bilangan (sumber: http://www. edu-kidz.com)
i. Kartu Pasangan Kartu ini untuk dimainkan anak usia 4-6 tahun. Dibuat dari bahan kertas duplek berukuran 10-8 cm. Setiap kartu digambari secara berpasangan, misalnya:
22 ayah - ibu
meja – kursi
sendok - garpu
daun - bunga
sikat – odol
sepatu - kaus
baju - celana
gelas – piring
buku – pinsil
Tujuan : Melatih anak belajar mengelompokan dengan cara sederhana, anak sekaligus mengenal lambang-lambang benda. Cara kerja : Semua kartu disebarkan di hadapan anak, lalu anak diminta untuk mengambil satu kartu dan diminta mencari pasangannya.
Gambar 2.15 Kartu Pasangan Sumber:http://mainan-educatif.blogspot. com /2010/05/kartu-bahasa-dan-hitung. html
j. Puzzle Jam Puzzle ini dibuat dari triplek ukuran 30 x 20 cm, sesuai untuk anak usia 5-6 tahun, Papan didasari dengan bahan yang sama, digambari sebuah jam lengkap diberi jarum penunjuk. Potongan yang diberi angka dapat dilepas pasang. Tujuan : Anak dapat mengenal waktu dan mengenal lambang bilangan, mengatur angka-angka membentuk deretan yang sesuai dengan arah jarum jam. Cara kerja; Keping-keping diambil, kemudian anak diminta untuk menyusun kembali angka-angka sesuai dengan arah jarum jam.
23
Gambar 2.16 Puzzle Jam
(sumber: http://alatperagabogor.blogspot.com)
k. Lotto Warna Permainan ini untuk anak usia 3-4 tahun dibuat dari triplek atau dupleks. Terdiri dari papan lotto berukuran 17,5 x 17,5 cm, 9 kartu loto yang terdiri dari 9 macam warna. Papan lotto dibagi menjadi 9 bagian yang masing-masing diberi warna sesuai dengan warna yang ada pada kartu lotonya. Tujuan : Mengenal warna dan melatih daya pengamatan, belajar membedakan. Cara bermain : Campur aduklah kartu lotto, mintalah anak untuk menyusun kartu lotto pada papan lotto yang sesuai dengan warna yang ada pada papan lotto.
Gambar 2.17 Lotto Warna (sumber: http:// amantoy.blogspot. com/2010/08/lotto-warna.html)
24 l. Lotto Warna dan Bentuk Permainan ini dapat dimainkan secara perorangan atau kelompok oleh anak usia 4 tahun ke atas. Dibuat dari tripleks atau dupleks terdiri dari papan loto berukuran 17,5 x 17,5 cm, 9 kartu lotto. Papan lotto dibuat 9 bagian, yang masing-masing bagian ditempeli dengan bentuk-bentuk dan warna yang berbeda, mengembangkan daya konsentrasi dan daya pengamatan anak. Cara bermain : Campur aduklah kartu loto, mintalah anak untuk menyusun kartu loto di atas papan loto yang sesuai dengan warna dan bentuk pada setiap bagian.
Gambar 2.18 Lotto Warna dan bentuk
(sumber: http://www. rumahmainan.com)
Guru dapat merancang dan menentukan jenis-jenis APE sesuai dengan kebutuhan anak dan aspek perkembangan anak dan karena pada dasarnya APE itu sifatnya multiguna maka satu jenis APE untuk mengembangkan aspek bahasa dapat juga digunakan untuk menstimulasi aspek perkembangan yang lain contohnya boneka jari yang dilengkapi dengan cerita anak yang bermuatan pesan moral selain untuk mengembangkan aspek bahasa anak juga untuk mengembangkan aspek moral. Guru hendaknya menyediakan APE yang bervariasi sehingga berbagai jenis kegiatan bermain dapat dilakukan dan yang terpenting adalah mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini secara optimal.
25 Berdasarkan program pendidikan yang berlaku saat ini, APE untuk anak usia dini dikelompokan berdasarkan pada penempatan alat di dalam ruangan dan di luar ruangan. Kategori APE di luar ruangan adalah APE yang dimainkan anak untuk bermain bebas sehingga memerlukan tempat yang luas dan lapang. Pada umumnya untuk pengembangan jasmani atau motorik kasar, bersosialisasi dan bermain kelompok contohnya tangga pelangi, jungkitan, ayunan, papan luncur dan lain-lain.
Gambar 2.19 APE di luar ruangan
(sumber: http://paudnipolman2011.blogspot. com)
Kategori APE di dalam ruangan adalah APE jenis manipulatif artinya APE yang dapat dimainkan anak dengan diletakkan di atas meja, dapat dibongkar pasang, dijinjing, dan lain-lain. APE jenis ini diantaranya adalah puzzle, balok bangunan, kotak pos, boneka, dan lain-lain. Paparan di atas hanyalah sebagian kecil dari jenis-jenis APE yang telah dikembangkan sesuai dengan kemajuan jaman.
26
Rangkuman Fungsi APE 1. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak 2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif 3. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar 4. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya. Jenis-jenis APE untuk anak usia dini diantaranya : 1. APE untuk kemampuan berbahasa Peaboddy 2. APE ciptaan Montessory 3. Balok Cruissenaire 4. APE ciptaan Froebel
MATERI POKOK
MEMBUAT ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) INDIKATOR KEBERHASILAN Peserta dapat membuat alat permainan edukatif (APE).
3
Uraian Materi 1. Pembuatan Alat Permainan Edukatif Uraian di bawah ini akan memberikan pemahaman untuk membuat rancangan APE bagi anak usia dini. Walaupun pengadaan APE dapat dilakukan dengan cara membeli yang sudah jadi tetapi keterbatasan dana dan ketepatan ukuran dan syarat mainan sebagai APE terkadang menjadi kendala. Oleh karena itu Anda dapat berkreasi dengan merancang dan membuatnya dari bahan-bahan yang ada di sekitar. Anda sebagai guru pada lembaga pendidikan anak usia dini hendaknya dibekali kemampuan membuat dan menciptakan karya yang orisinil berupa alat permainan edukatif ini. Kemampuan tersebut diperlukan karena Anda adalah pemegang kendali dalam kegiatan pendidikan anak usia dini tersebut dan dengan alat permainan edukatif yang memadailah pengembangan aspek kemampuan anak usia dini akan cepat berkembang. Kesungguhan hati dan imajinasi guru dalam menciptakan APE dengan menggunakan bahan yang ada di lingkungan sekitar anak sangat diperlukan sehingga keterbatasan dana tidak lagi menjadi kendala dalam berkarya cipta. Ketika membuat APE guru hendaknya memperhatikan
28 syarat-syarat pembuatan APE yang merupakan langkah umum yang harus dilakukan untuk mengambil keputusan dalam pembuatan APE. Adapun syarat-syarat pembuatan APE adalah sbb : a. Syarat edukatif 1) APE dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program kegiatan pendidikan (program pendidikan yang berlaku). 2) APE yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak). b. Syarat teknis 1) APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep. 2) APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain. 3) APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa. 4) Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain- lain). 5) APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah). 6) Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi. 7) Dapat digunakan secara individual, kelolmpok dan klasikal. c. Syarat estetika 1) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak) 2) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) 3) Warna (kombinasi warna)
29 Prosedur pembuatan APE dapat dilakukan oleh guru melalui langkahlangkah sbb : a).Guru mempelajari dan meguasai rencana program pendidikan terutama mengenai kemampuan-kemampuan yang harus dicapai oleh anak. b).Guru melakukan analisis program pendidikan dengan maksud mengetahui hubungan antara kemampuan yang akan dicapai anak dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan sarana yang diperlukan. c). Mengiventarisasi sarana (alat permainan) yang ada. d).Memeriksa kelengkapan alat menyangkut kelengkapan setiap jenis dan jumlah yang diperlukan. e).Memeriksa fungsi alat yang ada , apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak. f).Mengindentifikasi kebutuhan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. g). Merencanakan pembuatan APE h) .Melaksanakan pembuatan APE Langkah pembuatan APE untuk anak usia dini dapat dilihat dari bagan analisis program pendidikan anak usia dini :
30
Gambar 3.1 Bagan Pembuatan Rancangan APE
Alat permainan selain dapat dibeli di toko-toko mainan juga dapat dipilih dan dirancang sendiri oleh guru. Dalam kenyataan guru seringkali belum dapat memilih alat permainan yang tersedia karena alat permainan kategori APE ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Kesulitan guru dalam memillih APE yang sesuai bukan disebabkan oleh ketidakmampuan guru dalam memilih tetapi mungkin juga karena alat permainan yang sesuai atau yang diperlukan memang tidak tersedia. Dalam kondisi seperti itu guru tersebut diharapkan dapat merancang, mengembangkan dan membuat sendiri APE yang diperlukan untuk pendidikan anak usia dini. Telah disinggung sebelumnya bahwa pembuatan APE untuk anak usia dini hendaknya memenuhi syarat edukatif, sesuai syarat teknis dan estetis. Pada bab sebelumnya Anda telah dikenalkan pada prosedur atau langkah-langkah pembuatan APE untuk anak usia dini, pada bab ini Anda akan mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis tentang pembuatan APE untuk anak usia dini.
31 Jenis APE yang dapat dibuat oleh guru banyak sekali macamnya disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi bahan di lingkungan sekitar. Kreatifitas guru dalam merancang, mengembangkan dan menggunakan bahan-bahan di sekitarnya mutlak diperlukan dalam pembuatan APE untuk anak usia dini ini sehingga keterbatasan dana tidak lagi menjadi kendala. Di dalam modul ini petunjuk pembuatan beberapa jenis A P E sederhana yang disajikan sangat terbatas tetapi diharapkan menjadi inspirasi bagi Anda dalam berkarya cipta. APE yang dibuat sendiri dianjurkan dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau dari bahan-bahan bekas yang mudah didapat disekitar kita. APE dibuat berdasarkan pada kebutuhan perkembangan anak, oleh karena itu guru harus memahami perkembangan anak usia dini. Anak usia 4-5 tahun memililki perkembangan yang berbeda dengan anak usia 5-6 tahun sehingga APE yang digunakan untuk menstimulasi perkembangannyapun berbeda pula. Ciri-ciri perkembangan anak usia 4-5 tahun : a. naik turun tangga dengan kaki berganti-ganti, melompat tanpa jatuh dan berjalan mundur b. menggunting dengan mengikuti garis terputus, menggambar segi empat, segi tiga, kubus, bulatan dan menggabungkan menjadi gambar rumah,orang dll c. dapat memahami cerita panjang dan dapat menceritakan kembali walaupun tidak berstruktur d. dapat menggabungkan perintah lisan ke dalam kegiatan bermain e. dapat mengerti ukuran kejadian atau peristiwa f. berbicara tentang hubungan sebab akibat dengan menggunakan kata penghubung g. lebih kritis dengan lingkungan sekitar dengan menanyakan apa, mengapa, kapan, bagaimana, siapa a. bermain dengan kata-kata misalnya membuat pantun sederhana b. menghitung 1-10 dan penjumlahan sampai dengan 10 tanpa salah
32 h. memakai dan mengikat tali sepatu sendiri i. memotong makanan atau daun-daun untuk main masak-masakan j. bermain, berinteraksi dengan anak lain dan telah menaruh perhatian terhadap lawan jenisnya. Stimulasi yang dapat diberikan kepada anak diantaranya : a. Alat permainan yang memberikan pengalaman baru contoh : jenis APE botol aroma b. Bermain peran sebagai ibu atau bapa contoh : jenis APE telepon gelas c. Permainan yang bersifat bongkar pasang contoh : jenis APE puzzle besar tema binatang Berikut ini petunjuk pembuatan bebrapa jenis APE untuk anak usia dini, usia 4-5 tahun yaitu botol aroma,telepon gelas dan puzzle binatang. a. Pembuatan botol aroma Botol–botol aroma disenangi anak-anak usia 4-5 tahun. Adapun jenis aroma yang dapat digunakan adalah aroma sabun,kapur barus,kulit jeruk,cengkih,kopi dll. • Bahan yang diperlukan a. botol plastik lebih aman b. kain kasa untuk menutup mulut botol c. bila botol tembus pandang sebaiknya ditutup dengan kain katun atau benang wol d. lem uhu e. botol boleh dibentuk sesuka hati sesuai dengan selera anak f. bahan lainnya sesuai dengan desain yang dibuat (kain perca,pita renda, dll )
33
Gambar 3.2 Botol Boneka
• Cara membuatnya a. Membuat sketsa lebih dahulu sesuai dengan bentuk yang dikehendaki b. Siapkan beberapa buah botol plastik, setiap botol diisi satu jenis aroma yang berbeda satu sama lain c. Tutup masing-masing botol dengan kain kasa d. Botol tembus pandang ditutup dengan kain atau benang wol dikreasikan sesuai dengan desain yang dikehendaki • Saran pembuatan Bahan yang digunakan dalam pembuatan botol aroma ini adalah bahan-bahan bekas pakai contohnya botol plastik bekas minuman ringan (vitacharm/yakult), selain botolnya dari plastik bentuknya relatif kecil sehingga memudahkan anak memegangnya. Jika botol dikreasikan menggunakan kian perca pilihlah kain katun dengan warna terang dan corak yang disukai anak. Hindari penggunaan aroma yang berbentuk bubuk karena akan terhisap melalui kain kassa.
34
Video 1.1 Pembuatan APE Botol Aroma
d. Telepon Gelas Telepon Gelas merupakan alat permainan edukatif untuk melatih anak belajar berkomunikasi dan membantu memperkaya perbendaharaan kata anak. Alat ini sangat digemari anak usia 3-5 tahun. Alat permainan edukatif ini dapat dimainkan oleh dua orang anak . • Bahan yang diperlukan a. Gelas pelastik atau kaleng 2 buah b. Benang kasur 150 cm c. 2 buah kancing kemeja lubang d. Bila gelas tembus pandang sebaiknya dicat (disesuaikan dengan selera anak)
35
Gambar 3.3 Telepon Gelas (sumber: http://sidieron.wordpress.com)
• Cara membuatnya a. Lubangi dasar gelas untuk memasukan benang kasur b. Kaitkan benang kasur pada kancing kemeja lubang dengan simpul mati c. Lakukan hal sama pada gelas kedua pada ujung benang yang berbeda • Saran dalam pembuatan Gunakan gelas plastik (aqua cup) bekas mineral, bersihkan mulut gelas dari sisa penutup, amplaslah jika permukaan mulut kasar. Gelas yang tembus pandang dapat ditutup denngan menggunakan benang wol yang direkat dengan lem uhu atau dicat menggunakan cat yang aman, biarkan kering setelah itu lakukan proses selanjutnya. e. Puzzle Binatang Puzzle yang akan dibuat adalah puzzle untuk anak usia 4-5 tahun untuk melatih daya pengamatan dan konsentrasi, mengenal bentuk serta melatih keterampilan jari-jari . • Bahan yang diperlukan a. Triplek atau kayu yang ringan berukuran 18 x 24 cm terdiri dari 2 bagian dengan ukuran yang sama. b. Cat kayu aneka warna sesuai desain c. Kuas untuk mengecat d. Lem kayu
36 • Cara membuatnya a. 2 buah triplek dengan ukuran yang sama, satu bagian dibuat lukisan binatang misalnya seekor bebek yang sedang berenang atau gambar lainnya b. Gambar dipotong menjadi 10-12 keping c. Sebelum dipotong gambar terlebih dahulu dicat d. Bagian lain direkat menggunakan lem kayu e. Sebelum dicat sebaiknya tumpulkan dahulu bagian-bagian yang runcing dengan menggunakan amplas
Gambar 3.4 Puzzle Binatang
(sumber: http://www. rumahmainan.com)
• Saran dalam pembuatan Puzzle dapat dipotong dengan mengikuti model potongan lurus, model potongan melengkkung, model potongan geometris, dan potongan menurut bagian.
37
Gambar 3.5 Puzzle model potongan lurus
Gambar 3.6 Puzzle Model potongan melengkung
Gambar 3.7 Puzzle model potongan geometris
38
Gambar 3.8 Puzzle model potongan bagian
2. Ciri-ciri perkembangan anak usia 5-6 tahun a. mulai tumbuh rasa percaya diri dan merasa mampu mengerjakan sesuatu b. minat dan motivasi belajar semakin meningkat c. rasa bertanggung jawab semakin besar d. senang mengunjungi rumah temannya e. lebih mandiri f. rasa humornya semakin berkembang g. senang bermain dengan gambar h. senang bermain dengan huruf i. mengenal banyak warna j. dapat membedakan bentuk, pendapat yang benar dan salah k. memiliki kosa kata kurang lebih 2000 kata l. mulai menggabungkan dari fantasi realistis m. mampu menggunakan kata sulit Stimulasi yang dapat diberikan diantaranya : a. Permainan yang melatih kemandirian contoh jenis APE kantong keterampilan tangan
39 b. Menceritakan dongeng anak-anak contoh jenis APE boneka jari c. Permainan yang membutuhkan persaingan contoh jenis APE bola suara Berikut ini petunjuk pembuatan alat permainan edukatif untuk anak TK sia 5-6 tahun yaitu kantong keterampilan tangan, boneka jari dan bola suara :
Gambar 3.9 Kantong keterampilan tangan
a. Kantong Keterampilan Tangan Kantong ini dimainkan oleh anak usia 4-5 tahun terbuat dari kain katun yang dibentuk sedemikian rupa sederhana tapi menarik untuk anak. Satu set kantong ini terdiri dari 7 macam yaitu : 1) kantong yang ditutup dengan resluiting 2) kantong yang ditutup dengan kancing tekan 3) kantong yang ditutup dengan tali sepatu 4) kantong yang ditutup dengan kancing lobang 5) kantong yang ditutup dengan kancing kait besar 6) kantong yang ditutup dengan kancing kait kecil 7) kantong yang diisi dengan dakron atau kapas
40 Tujuan untuk melatih keterampilan tangan dan belajar bekerja secara mandiri dengan kedua belah tangannya. • Bahan yang diperlukan a. Kain katun secukupnya b. Resluiting ukuran 20 cm c. Tali sepatu panjang 75 cm d. 4 buah kancing lubang e. 4 buah kancing tekan f. 4 buah kancing kait besar g. 4 buah kancing kait kecil h. Dakron secukukpnya i. Jarum dan benang jahit j. Gunting • Cara membuatnya : a. Buatlah desain berdasarkan urutan dengan ukuran kantong terluar lebih besar dari yang di dalam begitu seterusnya b. Ukuran kantong terluar disesuaikan dengan panjang retsluiting yang akan dipasang c. Desainlah kantong dengan bentuk yang menarik d. Lakukan proses pemasangan retsluiting, kancing dll dengan menggunakan mesin jahit atau dijahit dengan jarum jahit tangan
41
Gambar 3.10 kantong keterampilan tangan
b. Boneka Jari Boneka jari dibuat dari kain yang tidak bertiras dengan bentuk disesuaikan dengan figur cerita. Satu narasi cerita dapat dibuat 10 boneka. • Bahan yang diperlukan a. Kain warna warni (velt atau jenis kain lainnya yang tidak bertiras) b. Gunting c. Jarum d. Benang sulam • Cara membuatnya : a. Buatlah desain sesuai tokoh cerita. Potong kain ukkuran 4-6 cm b. penyelesaian boneka dengan tusuk feston
42
Gambar 3.11 Boneka Jari
(sumber: http:// bonekapuppet.wordpress.com/)
Video 1.2 Pembuatan APE Boneka Jari
c. Pembuatan bola suara Bola suara terbuat dari potongan kain perca diisi dengan dakron. Bola ini aman jika dimainkan anak usia dini karena lentur dan empuk didalamnya diisi dengan bunyi-bunyian dari kaleng bekas permen yang diisi kerikil atau batu kecil.
43 • Bahan yang diperlukan : a. kain perca warna warni b. dakron c. kaleng bekas permen diisi dengan kerikil d. gunting e. benang f. jarum
Gambar 3.12 Bola Suara (sumber: http://www. rumahmainan.com)
• Cara membuatnya : a. Buat pola bola dengan menggunting kain dibentuk segi lima dengan panjang 5 cm disisakan 0,5 cm untuk jahitan, banyaknya guntingan 13 buah atau disesuaikan dengan kebutuhan b. Kain dijahit sesuai pola dan warna c. Diisi dengan dakron, tengah bola disimpan kaleng (krincingan) dan diselimuti dakron d. Bola diselesaikan sampai kain habis dan membentuk bulatan (bola)
44
Gambar 3.13 Pola Kain Perca untuk Bola Suara
Video 1.3 Pembuatan APE Bola Suara
3. Penggunaan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Dini Dalam rangka usaha untuk mecapai hasil pendidikan yang baik, alat permainan edukatif untuk anak usia dini merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan sangat penting. Lembaga pendidikan anak usia
45 dini tanpa alat permainan edukatif yang memadai tidak bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik. Alat permainan edukatif yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini akan memberikan perasaan senang dan aman serta merangsang anak untuk melakukan kegiatan sehingga anak betah di lembaga pendidikan anak usia dini. Adapun alat permainan edukatif itu sendiri berfungsi sebagai a. Alat untuk membantu dan mendukung proses pendidikan anak usia dini lebih baik, menarik dan jelas b. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak c. Memberi kesempatan pada anak usia dini untuk memperoleh pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan d. Memberi kesempatan pada anak usia dini untuk mengenal lingkungan dan mengajarkan pada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya. Pengelolaan alat permainan edukatif di lembaga pendidikan anak usia dini sebagian besar ditangani oleh guru baik meliputi pengadaan, pemeliharaan dan penggunaannya. Pembahasan dalam modul ini akan dibatasi pada petunjuk teknis penggunaan alat permainan edukatif untuk anak usia dini khususnya dalam ruangan. Sebagai langkah awal untuk menggunakan alat permainan edukatif untuk anak usia dini lebih dahulu guru harus memilih alat permainan yang tepat untuk anak yaitu melakukan pemilihan dengan memperhatikan hal-hal berikut : a. Memilih alat permainan yang tidak berbahaya bagi anak atau alat permainan yang dapat merangsang agretivitas anak seperti pedangpedangan atau pistol-pistolan b. Pilihan bukan berdasarkan pilihan guru tetapi berdasarkan minat anak ketika bermain terhadap mainan tersebut c. c.Alat permainan sebaiknya bervariasi sehingga anak dapat bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan akan tetapi tidak terlalu banyak karena akan membingungkan anak d. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan dengan rentang usia anak usia
46 dini yaitu rentang 4-5 tahun untuk kelompok A dan 5-6 tahun untuk kelompok B. e. Alat permainan tidak terlalu rapuh f. Tidak memililh alat permainan berdasarkan urutan usia karena ada anak yang lambat perkembangannya dari anak-anak seusianya atau sebaliknya maka yang menjadi dasar pemilihan alat permainan lebih pada perkembangan fisik dan mental anak secara individual Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan alat permainan edukatif untuk anak usia dini adalah : a. Guru hendaknya memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk berekspresi menggunakan berbagai alat permainan edukatif b. Merencanakan waktu, mengatur tempat dan menyajikan beraneka alat permainan edukatif sedemikian rupa sehingga merangsang anak untuk melakukan kegiatan bermain yang sifatnya kreatif c. Memberikan rangsangan dan bimbingan kepada anak-anak usia dini untuk menemukan teknik dan cara-cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan bermacam-macam APE d. Memupuk keberanian anak dalam mencipta dan menghindarkan petunjuk-petunjuk yang dapat mengurangi keberanian dan perkembangan anak e. memberikan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan anak (tingkatan-tingkatan perkembangan anak dalam menggunakan APE). f. memberikan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan kemampuan dan petunjuk-petunjuk yang dapat memupuk keberanian dan perkembangan anak g. memberikan rasa gembira pada anak h. melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan bermain menggunakan APE ini. i. pada waktu pelaksanaan guru memperoleh kesempatan yang sebaikbaiknya untuk melihat minat dan bakat anak masing-masing sehingga bimbingan dan pembinaan dapat diberikan secara individual, tepat guna, sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan anak
47 Praktek penggunaan alat permainan edukatif dimungkinkan bervariasi asalkan selalu diingat prinsip penggunaan dan tujuannya. Dalam uraian ini tidak mungkin memberikan pedoman penggunaan alat permainan edukatif secara lengkap karena itu sangat diharapkan daya kreasi guru untuk menciptakan dan menggunakan alat permainan edukatif sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing serta ciri-ciri perkembangan anak usia dini. Berikut ini beberapa petunjuk penggunaan alat permainan edukatif untuk anak usia dini yaitu : a. Balok Cruissenaire dan Kartu Angka (Lambang Bilangan) (1) alat yang dibutuhkan : balok-balok Cruissenaire berjumlah 10 potong yang sudah dimodifikasi, dicat diwarna merah dan biru, kartu lambang bilangan 1 s.d 10. (2) fungsi/kegunaan 1) mengembangkan motorik halus 2) melatih ketelitian 3) mengembangkan kecerdasan anak 4)melatih kemampuan matematika dasar, berhitung, penjumlahan, dan pengurangan
Gambar 3.14 Balok Cruissenaire (sumber: http:// aba2cepu.sch.id/)
(3) langkah–langkah penggunaan (a) memperkenalkan alat (b) tempatkan balok dengan ukuran terkecil
dari kartu no.1 di
48 sampingnya, dan katakan “satu” (c) 3) tempatkan balok yang kedua dan kartu no.2 secara pararel setelah no.1 dan katakana “dua” kemudian tunjukan kartu bilangan 2. (d) lanjutkan dengan cara menunjukkan pada masing-masing bagian bawah “dua” adalah lebih besar daripada “satu” (e) bila prosedur ini telah selesai dan kesepuluh balok telah dikeluarkan dan kartu angka bilangan sudah ditempatkan sesuai dengan jumlah balok maka langkah lebih lanjut adalah memperkenalkan hubungan angka dengan kuantitasnya. (f) bila anak sudah mengenal angka dan kuantitasnya menggunakan balok-balok dan angka untuk mengajar tambahan (g) tunjukkan pada anak bagaimana 9+1=10,8+2=10,7+3=10,dan sebagainya, yaitu dengan meletakkan balok no.1 disisi balok no.9, balok no.2 disisi balok no.8, balok no.3 disisi balok no.7 dan sebagainya (h) lanjutkan dengan cara seperti ini untuk menujukkan pada anak kombinasi tambahan yang lain. Kemudian baliklah metode yang sama dan ajarkan pengurangan Catatan : Terangkan apa yang sedang Anda kerjakan pada anak dan selanjutnya biarkan anak mencobanya sendiri b. Puzzle ( Permainan Letak) (1) Alat yang dibutuhkan : Leg puzzle (puzzle besar) gambar binatang,bebek,kucing dll (2) Fungsi : (a) mengenalkan bentuk-bentuk yang tak beraturan (b) melatih analisa-sintesa atau menguraikan dan menyatukan kembali pada bentuk semula. (c) melatih motorik halus
49
Gambar 3.15 Puzzle Bebek (sumber: http:// bariqueedukids.blogspot.com
(3) Langkah-langkah penggunaan : (a) memperlihatkan gambar legpuzzle sebagai kesatuan lalu mengeluarkan gambar-gambar tersebut menjadi bagian-bagian (b) menyusun kembali gambar itu disesuaikan dengan lekuk-lekuk yang sudah ada di papan dasar (c) mengajak anak untuk mencoba menyusun legpuzzle (d) memberi kesempatan pada anak untuk menyusun legpuzzle sendiri. Jika anak menemui kesulitan dalam menyusun kembali maka bantuan yang dapat diberikan oleh guru ialah mendorong anak untuk memperhatikan secara teliti lekuk-lekuknya sehingga ditemukan bagian atau potongan yang tepat untuk dipasangkan pada papan dasar.
c. Kantong Keterampilan anak (1) Alat yang dibutuhkan : 1 set alat kantong keterampilan anak (2) fungsi : (a) mengembangkan motorik halus (b) melatih ketelitian anak (c) melatih kemandirian anak (d) melatih koordinasi mata, pikiran dan gerakan (3) langkah-langkah penggunaan : (a) memperkenalkan alat
50 (b) memberi contoh cara meggunakan masing-masing kantong yaitu menarik retsluiting, memasang atau menekan kancing tekan, menalikan tali sepatu, mengancingkan kancing lubang dan seterusnya sampai selesai (c) memberi kesempatan kepada anak untuk mencoba mengancingkan kantong yang telah dibuka oleh guru (d) memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan sendiri permainan ini jika anak mengalami kesulitan, guru membimbing anak dan mendorong untuk melakukan secara sendiri.
Gambar 3.16 Kantong keterampilan Tangan
d. Botol Aroma (1) alat yang dibutuhkan : Empat pasang botol yang berisi aroma kering yang berbeda (2) fungsi : (a) mengembangkan indera penciuman (b) membuat anak memahami perbedaan dan menyukai aroma (3) langkah-langkah penggunaan : (a) bawa dan letakkan botol ke meja anak (b) ciumlah bau botol atau aroma dalam botol dan tunjukkan pada anak bagaimana memasangkan botol berdasarkan baunya
51
Gambar 3.17 Botol Aroma
e. Boneka Jari (1) alat yang dibutuhkan : (a) 10 buah boneka jari sesuai dengan tokoh /alur cerita (b) cerita fantasi tentang kehidupan sehari-hari, tokoh masyarakat, pahlawan, moral/agama dll (2) fungsi : (a) megembangkan aspek bahasa (b) mengembangkan aspek moral/menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak (c) daya fantasi
Gambar 3.18 Boneka Jari (sumber: http:// flanelflanel.blogspot. com)
(3) langkah-langkah penggunaan : (a) Sebagai pendahuluan, guru menyebutkan judul cerita untuk menarik minat anak (b) Guru memasang sejumlah jarinya dengan boneka jari (c) Guru memberi kesempatan kepada anak untuk mengikuti jalannya cerita dengan mendengarkan dialog atau komentar
52 (d) Guru menggerakkan boneka jari dengan jalan menggerakan jari ketika tokoh cerita sedang dialog (e) Guru menjawab pertanyaan yang menanggapi komentar anak agar lebih menghayati cerita (f) Guru memberi kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali (mengkomunikasikan) cerita yang menggunakan boneka jari dengan bahasa sendiri secara individual (g) Guru memupuk dan mendorong keberanian anak menceritakan kembali cerita yang dilihat (h) Guru melakukan pengamatan terhadap penampilan anak yang meliputi aspek pengetahuan, kemampuan keterampilan dan sikap. Catatan : Cerita hendaknya dapat memberi rangsangan sensoris/penginderaan seusia dengan usia anak untuk diungkapkan kembali. Ketika bercerita guru dapat dibantu kaset-kaset cerita anak yang menarik . f. Boneka Tangan (1) alat yang dibutuhkan : boneka-boneka tangan untuk bermain sandiwara (2) fungsi : (a) mengembangkan aspek bahasa (b) mengembangkan daya fantasi
Gambar 3.19 Boneka Tangan
(sumber: http:// www.produkgrosir. com)
53 (3) langkah-langkah penggunaan : (a) Mengenalkan boneka-boneka dan bagian-bagian sesuai peran/ cerita (b) Mengenalkan cara-cara memegang/memainkan boneka-boneka dimainkan dengan menggunakan tangan yang dimasukkan ke dalam baju boneka (c) Boneka dimainkan dengan dialog dari guru (d) Dapat juga dibantu dengan panggung boneka sehingga yang memainkan tidak kelihatan (e) Berkaitan dengan penggunaan APE untuk anak usia dini, ini hal utama yang Anda lakukan adalah memahami alat yang akan anda gunakan sebelum anda menunjukkan pada anak bagaimana menggunakan berbagai alat tadi.
Rangkuman Syarat-syarat pembuatan APE adalah : - Syarat edukatif - Syarat teknis - Syarat estetika Prosedur pembuatan APE melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Guru mempelajari dan menguasai rencana program pendidikan terutama mengenai kemampuan-kemampuan yang harus dicapai oleh anak. 2. Guru melakukan analisis program pendidikan dengan maksud mengetahui hubungan antara kemampuan yang akan dicapai anak dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan sarana yang diperlukan 3. Mengiventarisasi sarana (alat permainan) yang ada 4. Memeriksa kelengkapan alat menyangkut kelengkapan setiap jenis dan jumlah yang diperlukan 5. Memeriksa fungsi alat yang ada, apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak 6. Mengidentifikasi kebutuhan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran 7. Merencanakan pembuatan APE 8. Melaksanakan pembuatan APE
54
KUIS Diakhir materi, Anda diminta untuk mengerjakan kuis sebagai feedback dari pembelajaran. Kuis dilaksanakan secara online di situs etraining.tkplb.org. Waktu pengerjaaan kuis itu sendiri telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan. Pastikan Anda mengerjakan kuis sesuai dengan jadwal yang tela diberikan.
PENUTUP Modul yang mengkaji kreativitas melalui pembuatan alat pembelajaran edukatif ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lima modul lainnya dalam Diklat Pengembangan Kreativitas. Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan anak usia dini, akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan para peserta diklat. Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Disamping itu, tahapan penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru taman kanakkanak, secara bertahap dapat diperoleh. Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.
SELAMAT BERKARYA!
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian, Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di Taman Kanak-kanak . Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta:Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Kerangka Dasar. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain.Jakarta : Depdiknas. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. (2003). Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permainan Edukatif) Anak Usia 3-6 Tahun. Jakarta : Depdiknas. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jaya Giri Bandung. (2004). Panduan Pengembangan APE PAUD Bersumber Lingkungan Sekitar. Bandung : Depdiknas. Sudono, Anggani. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Depdiknas. Suhaenah, A.S. (1998). Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas. Zaman, B., Hernawan, A.H. dan Eliyawati, C. (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Modul Universitas Terbuka. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.