PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
PATOLOGI KOLUSI ADMINISTRASI DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ( STUDI PPDB 2017) H.M Chotib1, Hamirul2 STIA Setih Setio Muara Bungo1 2
[email protected] Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui jenis patologi administrasi yang terjadi pada proses PPDB yang terjadi hal ini dilatar belakangi banyaknya kasus kolusi dalam pendaftaran Peserta Didik baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan pengumpulan data mengunakan indepth interview dari hasi penelitian ditemukan bahwa terjadi kolusi di penyelenggaraan PPDB dari mulai pendaftaran yang dilakukan oleh oknum baik kepala sekolah, guru ataupun panitia yang berkisar 2 juta sampai dengan 3 juta, hal ini dapat di tanggulangi bila ada proses monitoring dan evaluasi dari kementerian pendidikan dasar dan menengah atau pemerintah yang terkait dalam hal passing grade yang sudah ditetapkan. Kata kunci: Patologi Administrasi, Penyelenggaraan pendidikan, PPDB.
Pendahuluan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Baik tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas diwarnai dengan Pungutan Liar ( Pungli) yang tidak sesuai dengan prosedur dan dari hasil observasi yang terjadi di suatu sekolah ada beberapa pernyataan yang disampaikan kepada penulis bahwa kalau ingin masuk ke sekolah ini yang anaknya nilainya kurang dari passing grade, maka harus menyediakan uang senilai 2 juta- 3 jutaan, begitu juga dengan oknum kepala sekolah dan guru ketika penulis berpura-pura ingin memasukkan anak kesekolah tersebut, maka kepala sekolah tersebut sepertinya No Jenis Pelanggaran 1 Pungutan Liar ( Pungli) 2
Non Prosedural
3
Inkompentensi panitia
sudah tidak sungkan untuk menyatakan” kalau anak bapak ingin masuk sekolah ini , maka harus membayar sebesar 3 juta” dan ini juga berlaku juga bagi oknum guru yang ketika diminta untuk membantu anak penulis dan nilai nominalnya yang diminta tidak jauh berbeda” kalau anak bapak pengen diterima di sekolah ini ya bapak sediahkan sekitar 2 juta sampai 3 juta, ya sebagai bantuan untuk buat WC “ Beberapa permasalahan sekitar punglipun secara nasional terjadi dalam PPDB dan berikut data yang dirilis oleh ombudsman
Tahun dan Persentase 2016: 38,6 % 2017: 37,4% 2016: 29,3 % 2017 : 20,2% 2016 : 29,7% 2017 : 20,2%
Sumber: Ombudsman, 2017
Data diatas adalah sewaktu PPDB dilakukan secara Online, namun pada tahun 2017 ini ada dua proses PPDB melalui online dan melalui manual sama seperti tahun lalu. Dan dari data PPDB
online terlihat mengalami perubahan walaupun kecil persentasenya, namun pada proses secara manual laksana sebuah fenomena gunung es yang terjadi ternyata lebih banyak terjadi pungli
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
dilapangan sewaktu proses PPDB secara manual.
No 1 2 3 4
Terlapor Panitia PPDB Kepala sekolah/ Guru Dinas Pendidikan Komite Sekolah
Dari data yang dirilis Ombudsman tahun 2017 ini ada beberapa kelompok terlapor pelanggaran PPDB, antara lain: Persentase 53,2% 21,7% 14,9% 9,8%
Sumber: Ombudsman, 2017
Dari beberapa masalah diatas penulis lebih memfokuskan diri pada pungli dan berapa besaran pungli yang diminta oleh oknum dari ke empat yang terlapor di atas dan pada sekolah menenggah Pertama dan jenis terapi apa yang dapat mengatasi patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi serta kebijakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam hal pungli PPDB diatas. Permasalahan pungli adalah salah satu bentuk patologi yang terjadi di dunia kependidikan dan ini sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan di masa depan dan pungli ini adalah salah satu bentuk kolusi dalam administrasi, dimana pengaturan yang jelas dan tegas, keteraturan yang baik dan indah, keharmonisan dan kesejahteraan memuasakan, merupakan suatu gambaran administrasi yang berjalan atau dilaksanakan berada dalam keadaan sehat. Tentunya semua manusia yang terikat dalam ikatan kerjasama mengharapkan agar kondisi demikian berlangsung terus menerus. Tetapi terkadang tidak disadari bahwa perubahan senantiasa menghadang di tengah jalan, dimana tingkat moralitas menunjukkan penurunan dan tuntutan harapan semakin tinggi dikalangan manusia yang terikat dalam ikatan kerjasama. Hal ini merupakan sebuah fenomena bahwa virus penyakit korupsi mulai menjalar dalam tubuh administrasi, dan bila tiba saatnya dapat atau mematikan administrasi itu sendiri (Makmur, 2007).
Memang sangat disadari bahwa keberadaan atau dengan kata lain lahirnya administrasi karena manusia, sehatnya administrasi karena manusia, sakitnya administrasi karena manusia, dan matinya suatu administrasi karena manusia. Penyakit atau patologi korupsi administrasi merupakan suatu penyakit yang sangat ditakuti oleh semua ikatan bentuk kerjasama manusia melalui organisasi internasional, Negara, pemerintah, sampai kepada organisasi swastapun, semuanya sangat ketakutan bila terjangkit virus-virus penyakit atau patologi kolusi yang dapat mematikan aktivitas administrasi. Penyakit kolusi yang begitu ditakuti oleh semua pihak mulai dari anggota ikatan kerjasama yang terendah sampai kepada anggota yang tertinggi, atau mulai dari anggota masyarakat yang terendah sampai kepada anggota masyarkat yang tertinggi. Hampir dapat dipastikan bahwa pembagian manfaat dari hasil aktivitas administrasi jauh lebih mengandung pemerataan, keadilan dan kesejahteraan daripada ketika administrasi itu mengalami penyakit, seperti halnya di institusi BPN yang menderita penyakit yang disebabkan oleh perilaku birokrat yang besifat disfungsional adalah bersekongkol ( Hamirul, 2017), hal ini juga berlaku pada administrasi yang mengalami penyakit jenis yang sama. Administrasi dikembangkan untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi sebenarnya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
berkembang luar biasa pada dewasa ini untuk menciptakan kesejahteraan kestabilan dan keharmonisan, karena administrasi berfungsi sebagai alat berpikir ilmiah untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan dalam kehidupan berserikat antara manusia, maka fenomena ini memberikan informasi bahwa administrasi itu mengalami gejala penyakit kolusi begitu pula halnya dengan penyelenggaraan PPDB dan perlu segera ditangani oleh konsultan yang handal. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan informan sebanyak 10 orang dengan menggunakan analisis data trianggulasi, sedangkan penggunpulan data menggunakan in deep interview, dimana diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih lengkap dan mendalam, dimana peneliti melibatkan diri dalam situasi yang dibuat secara naturalistik, sehingga diharapkan ada pengakuan secara jujur yang diberikan oleh para informan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dilapangan ditemukan banyak oknum guru maupun kepala sekolah yang menerima imbalan uang dengan dalih untuk membangun WC atau apalah dengan dana yang diwajibkan paling sedikit 2 juta sampai dengan 3 juta dan uniknya lagi setiap peserta didik mendapatkan amplop yang mempunyai warna yang berbeda, antara lain: Warna biru adalah siswa yang diterima melalui jalur akademik yang nilainya sesuai dengan passing grade atau lebih besar dari yang sudah ditentukan dan dari jalur akademik. Warna Hijau adalah siswa yang diterima melalui jalur tidak mampu dan mendapatkan surat sakti dari kelurahan yang dibuktikan dengan ketidak mampuan orang tua dan ini juga tidak melihat nilai siswa, namun bila dinyatakan layak, maka akan
mendapatkan surat tersebut dan bisa masuk ke sekolah tersebut. Warna coklat adalah siswa yang diterima melalui jalur belakang alias menyogok walaupun nilai siswa yang mendaftar tidak sesuai dengan passing grade oleh karena sudah membayar mulai dari 2 juta- 3 jutaan dan uniknya lagi oknum guru atau kepala sekolah yang menerima uangnya dengan dalih untuk pembangunan WC atau apalah dan setiap oknum guru mempunyai kuota atau jatah untuk menerima siswa melalui jalur belakang. Dari beberapa wawancara yang dilakukan kepada orang tua yang passing gradenya dibawah yang sudah ditetapkan tindakan yang diambil adalah dengan memberikan uang atau kolusi kepada kepala sekolah maupun guru, hal ini dilakukan demi anak mereka dapat diterima disekolah yang memang meraka inginkan walau tidak melalui prosedur yang benar dengan memberikan uang dengan nilai 2 juta sampai 3 juta dan saat mereka melakukan registrasi ke sekolah yang anaknya diterima mereka dapati bahwa amplop yang mereka terima berbeda warna dengan yang lainnya yakni berwarna coklat. Dari hasil wawancara terlihat bahwa ada simbol kolusi dari warna amplop yang diterima oleh orang tua murid, bahwa uang registrasi yang diberikan akan digunakan untuk sesuatu dan lain hal dan hal ini sepertinya terjadi persekongkolan antara pihak sekolah yakni kepala sekolah ataupun guru dan semua panitia yang terlibat dalam penyelenggaraan PPDB. Dalam upaya pengobatan atau terapi dari penyakit atau patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi, memang dokter yang paling handal adalah konsultan yang memiliki sumber daya yang lihai oleh pandangan Dubrin dalam ( Wibowo, 2006), dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sumber daya pengetahuan ( Knowledge resources). Dalam penanganan penyakit atau patologi adminstrasi, konsultan yang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
bertindak sebagai dokter harus memiliki pengetahuan terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, yaitu kemampuan untuk berpikir dan menalar atau kemampuan menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan sebab dan akibat terhadap penyakit atau patologi kolusi dalam administrasi. Kemampuan afektif adalah kemampuan untuk merasakan tentang penyakit atau patologi kolusi administrasi dan kemampuan konatif adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan yang cepat, tepat dan selamat dalam menangani penyakit atau patologi kolusi administrasi. Dengan adanya sumber daya pengetahuan yang dimiliki oleh baik masyarakat maupun agen pelaksana, maka patologi administistrasi yang berhubungan dengan kolusi di bidang pendidikan khususnya PPDB dapat diminimalisir. 2. Sumber daya ilmu ( Science resources). Ilmu merupakan suatu hal yang sangat dahsyat untuk memastikan kebenaran suatu jenis penyakit atau patologi dalam kolusi administrasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu ikatan bentuk kerjasama, sehingga tujuan yang ditetapkan sebelumnya itu tidak dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Konsultan yang memiliki ilmu akan lebih mudah memastikan jenis penyakit atau patologi kolusi administrasi dan menentukan cara atau teknik untuk menghilangkan virus-virus dari penyakit atau patologi kolusi administrasi. Dengan adanya sumber daya ilmu di dunia pendidikan khususnya PPDB, maka patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi dapat diminimalisir. 3. Sumber daya fisik ( Physical resources). Yang dimaksud sumber daya fisik disini bukan saja manusia sebagai anggota dalam
ikatan kerjasama, tetapi seluruh aspek peralatan dan kekayaan lainnya dalam ikatan kerjasama itu, yang dapat digunakan untuk penyegahan atau terapi terhadap penyakit atau patologi kolusi administrasi, sehingga dapat menciptakan pengaturan dan keteraturan dalam melaksanakan berbagai aktivitas administrasi. Dengan adanya sumberdaya fisik yang ada dalam kerjasama dibidang pendidikan terutama PPDB adalah satu bentuk terapi untuk mengatasi permasalahan patologi administrasi terutama yang berkaitan dengan kolusi. 4. Sumberdaya informasi ( Informational resources). Kelengkapan data atau informasi yang tepat dan benar menjadi bahan untuk mendiagnosis penyakit atau patologi kolusi administrasi, karena ketidakbenaran data dan informasi dapat menyebabkan penentuan jenis dan virus atau bibit-bibit penyakit atau patologi kolusi administrasi sulit dilakukan. Dan kalaupun dapat dilakukan kemungkinan juga mengalami kekeliruan atau bahkan kegagalan. Dengan adanya akses yang informasi yang benar didapat tentang pungli dalam penyelenggaraan PPDB, maka jenis penyakit patologi administrasi terutama kolusi dapat teratasi dengan baik. 5. Sumber daya analisis ( Analysis resources ). Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengurai menjadi bagian-bagian sehingga dapat menentukan penyebab utamanya terhadap jenis dan virus penyakit atau patologi kolusi administrasi yang dialami oleh suatu ikatan kerjasama. Dengan adanya sumber daya analisis, maka diharapkan patologi administrasi yang berkaitan dengan kolusi dan ditentukan penyebab utamanya dan kemudian diberikan solusi untuk permasalahan PPDB tersebut.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
6. Sumber daya finansial ( Financial resources). Dalam usaha proses pengobatan penyakit atau patologi kolusi administrasi sangat dibutuhkan pembiayaan yang relative besar, karena menghadapi virus penyakit atau patologi itu adalah manusia-manusia yang memiliki kekuatan yang sangat besar. Yang dimaksudkan finansial disini adalah berupa uang atau modal yang dapat dipergunakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang tepat dan benar dengan disinari kejujuran. Dengan adanya sumber daya finansial yang cukup besar, maka patologi administrasi dibidang pendidikan terutama dalam hal penyelenggaraan PPDB dapat diatasi. 7. Sumber daya komitmen ( Commitment resources). Kesepakatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan suatu ikatan bentuk kerjasama, karena tindakan yang dilakukan keluar dari kesepakatan sudah bagian dari penyakit atau patologi administrasi. Demikian pula sebaliknya dengan kesepakatan dari seluruh tindkaan akan menciptakan kesehatan administrasi. Begitu pentingnya kesepakatan bukankah anda dilahirkan karena atas hasil dari kesepakatan kedua orang tua anda? Saya yakin bukan karena pemerkosaan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya sumber daya komitmen, maka patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi dapat diterapi dengan baik. 8. Sumber daya manusia ( Human resources). Manusia adalah unsur utama dan terutama dalam ikatan kerjasama. Kekuatan dan kemampuan yang dimiliki manusia dalam suatu ikatan kerjasama dapat menyebabkan tidak terjangkitnya virus-virus penyakit atau patologi
kolusi administrasi, karena itu akan akan menyebabkan penderitaan dan bahkan mungkin kematian. Dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai ikatan kerjasama, maka pungli yang terjadi dalam penyelenggaraan PPDB dapat teratasi. 9. Sumber daya kekuasaan ( Power resources). Pemanfaatan kekuasaan dalam suatu ikatan bentuk kerjasama yang bersifat positif dengan dilandasi kejujuran, kebenaran, kebaikan akan dapat menciptakan kekuatan dan kesehatan administrasi. Tetapi sebaliknya pemanfaatan kekuasaan yang bersifat negative akan melahirkan virus-virus penyakit atau patologi kolusi administrasi, yang dapat mengarah kepada tindakan kolonialisme atau dengan kata lain penjajahan dalam administrasi. Dengan adanya sumber daya kekuasaaan yang ada yang dilandasi kejujuran, kebenaran dan kebaikan dapat mengatasi patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi. 10. Sumber daya organisasi ( Organization resources). Organisasi sebagai wadah untuk menghimpun orang-orang yang dapat melakukan kerjasama, maka diharapkan dapat menciptakan suatu kekuatan untuk mendinamisasi seluruh daya dan upaya yang dimilikinya. Dengan sumber daya organisasi yang didalamnya melakakan kerjasama, maka masalah patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi di PPDB dapat teratasi. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pungli atau kolusi yang terjadi di penyelenggaraan PPDB disebabkan oleh demand dan supplay yang ada, dimana masyarakat dalam hal ini orang tua siswa yang ingin anaknya masuk kesekolah tertetu walaupun tidak
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
memenuhi syarat dan kepala sekolah atau guru dapat memberi atau supplay keinginan dari orang tua peserta didik dan untuk jenis terapi ini adalah dengan cara memberi pemahaman kepada dua belah pihak, bahwa yang dilakukan itu adalah tidak benar dan melanggar etika dan hak orang lain. Dari pungli yang terjadi orang tua siswa membayar kepada ke empat terlapor sebanyak 2 sampai 3 juta untuk satu siswa yang ingin masuk ke sekolah yang diinginkan dan hal ini dapat diterapi melalui beberapa sumber daya diantaranya: Sumber daya pengetahuan, Sumber daya ilmu, Sumber daya fisik, Sumberdaya informasi, Sumber daya analisis, Sumber daya finansial, Sumber daya komitmen, Sumber daya manusia, Sumber daya kekuasaan, Sumber daya organisasi dan apabila semua sumberdaya diatas dapat termanfaatkan dengan baik dan menjadi satu kesatuan, maka patologi administrasi yang berhubungan dengan kolusi dapat teratasi.
Pemerintah terutama dinas pendidikan memberikan kebijakan dalam hal pelaksanaan PPDB baik online maupun secara manual harus adanya monitoring dan evaluasi atas program yang sudah dijalankan dan bila perlu setiap UPTD dapat memantau passing grade yang sudah diterima untuk memastikan tidak adanya kecurangan dalam proses PPDB dan patologi administrasi terutama yang berhubungan dengan kolusi dapat teridentifikasi dan dapat dilakukan terapi secara tepat dan benar. DAFTAR PUSTAKA Hamirul, H. (2017). Patologi Birokrasi Yang Dimanifestasikan Dalam Perilaku Birokrat Yang Bersifat Disfungsional. Otoritas: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 7(1), 14-18. Makmur, 2007, Patologi Serta Terapinya Dalam Ilmu Administrasi Dan Organisasi, Reflika Aditama, bandung. Wibowo, 2006, Manajemen Perubahan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.