STRUKTUR VEGETASI FAMILI FALMAE PADA DUA FIABITAT PASCA LADANG EAN I-IUTAN DI KAWASAN AIR TERJUN BAJUIN
Oleh : M. Arsyad ABSTRAK Salah satu famili tumbuhan yang terdapat di alam adalah Palmae Palmae dapat ditemukan di daerah tropis dan subti"opis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang. Di kawasan Air Terjun Bajuin masih terdapat beberapa spesies dari famili Palmae seperti i'otan. Tumbuhan Palmae bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk bidang ekonomi dan sebagai tanaman hias untuk pengembangan kawasan wisata. Oleh karena itu perlu diaCakan penelitian tentang struktur Palmae pada berbeda di kawasan air terjun Bajuin Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana struktur vegetasi tumbuhan famili Palmae pada habitat berbeda di kawasan air terjun Bajun. Penelitian ini dilakukan di kawasan Air Terjun Bajuin dengan metode transek. Populasi dalam penelitian irri adalah semua jenis tumbuhan yang termasuk dalam famili Palmae yang terdapat pada dua habitat yang berbeda yaitu pasca ladang dan hutan di kawasan air terjun Bajuin Kabupaten Tanah laut. Sampel dalani penelitian ini adalah seluruh tumbuhan yang termasuk dalam famili Palmae yang terdapat pada dua habitat yang berbeda yaitu pasca ladang dan hutan di kawasan air terjun Bajuin Kabupaten Tanah laut dan termasuk ke dalam area pengambilan sampel yang dilakukan dengan rnetode transek. Hasil penelitian komposisi tumbuhan family Palmae cli kawasa air terjun bajuin ditemukan B spesies yang ditemukan pada dua habitat yaitu habitat pascaladang dan habitat hutan. Jenis tumbuhan family Palmae yang ditemukan yaitu Caryota monostachya, Calamt:s bvoideus, Salacca edulis, Arenga caudate, Arenga pinnata, Chamaedorea ernesti-augustl, Cocos nucifera, dan Areca catechu. Spesies yang memiliki kemelimpahan tertinggi pada habitat pasca ladang dan hutan adalah Calamus ovoideus. Spesies yang memiliki kemelimpahan terendah pada habitat hutan dan pasca ladang adalah Areca catechu. lndeks Keanekaragaman tumbuhan Palmae pada habitat hutan adalah 1,60 dan pasffi ladang adalah 1,59. Hal ini menunjukkan keanekaragaman tumbhan Palmae pada dua habitat tersebut adalah sedang Kata kunci: Struktur Vegetasi, Famili Palmae, Air Terlun bajuin
73'
FENDAHUI-UAN
Salah satu famili tumbuhan yang terdapat di alam adalah Palmae. Palmae adalah tumbuhan yang bersifat kosmopoliian, keberadaannya ditemukan
di daerah tropis dan subtropis, di
dataran
rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan
gersang. Palrnae merupakan pohon (biasanya tidak bercabang), perdu
atau memanjat, dengan daun di ujung-ujung batang seperti mahkota, batang bisa tinggi (lebih dari 30 m) atau sangat pendek. Daun tersebar
(sering berkumpul pada ujung batang), tunggal terbagi atau majemuk, pinnatus atau palrnaetus, peticulus dengan pelepah di bawah pelepah, petiliolus atau lamina kadang-kadang berduri. Bunga dalam perbungaan
panikula atau spadiks yang diliputi oleh spatha yang bisa mengkayu; Famili ini terdiri dari sekitar 2O0 marga dan 3000 jenis, tersebar di daerah
tropis dan temperata hangat; marga yang tersebar adalah calarnus (300 lebih jenis) dan Bactris (200 lebih) (Dasuki, 1994). Penelitian yang dilakuka;. Hariady (2004) di Ekosistem Mangrove Pesisir Pantai Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu
menemukan 1 jenis tumbuhan palmae yaitu nipah (Nypa frufrbans) dan penelitian yang dilakukan Sumiarta (2008) di Tepian Sungai Martapura di
desa Keliling Benteng llir kecamatan Sungai Tabuk kabupaten Banjar menemukan 3 jenis tumbuhan palmae yaitu pinang {Areca catechu), kelapa (cocos nucifen) dan nipah (Nypa fruticans). penelitian tentang Palmde juga pernah dilakukan oleh Gina Ariana (2009) di kawasan air
terjun hutan lindung gunung Gedambaan Kabupaten
Kotabaru
menemukan 16 jenis tumbuhan dari Palmae" Berdasarkan penelitian pada
kedua habitat tersebut terdapat perbedaan jenis dan jumlah tumbuhan Palmae yang ditemukan. Di kawasan hutan rindung lebih banyak
ditemukan jenis tumbuhan Palmae. Hal
ini
menunjukkan adanya
perbedaan vegetasi tumbuhan Palmae pada habitat yang berbeda.
Vegetasi dapat menggambarkan jenis-jenis, kemelimpahan, dan keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di kawasn tertentu. Dominansi
24
dinyatakail dengan istilah kelindunganlpenutuoan (coverage) atau luas
basal area atau biomassa atau volunre. Dominansi digunakan untuk menyatakan berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan, atau kemampuan sesuatu jenis tumbuhan dalam hal bersaing terhadap
jenis lain. lndeks similaritas digunakan untuk mengetahui bagaimana kesamaan komunitas antara dua habitat.
Air terjun Bajuin mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata dan kawasan budidaya berbagai macam tumbuhan, Di kawasan Air Terjun Bajuin terdapat dua habitat yang berbeda, yaitu pasca
ladang dan hutan. Berdasarkan survei hasil pendahuluan diketahui di sekitar kawasan Air Terjun Bajuin Kabupauten Tanah Laut sudah tidak tedalu diperhatikan keberadaannya. Di kawasan Air Terjun Bajuin masih terdapat beberapa spesies dari famili Palmae seperti rotan. Tumbuhan Palrnae bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk bidang ekononri
dan'sebagai tanaman hias untuk pengembangan kawasan wisata. Oleh
karen; itu tumbuhan Palmae di Kawasan Air Terjun Bajuin masih penting keberadaannya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Struktur
Vegetasi Famili Palmae yang terdapat pada dua habitai berbeda yaitu pasca ladang dan hutan di kawasan air terjun Bajuin.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang 1i
berusaha menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini dilakukan pada dua habitat yang berbeda yaitu pasca ladang dan hutan
di kawasan air terjun Bajuin Kabupaten Tanah laut. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan yang
termasuk dalam famili Palmae yang ierdapat pada dua habitat yang
berbeda yaitu pasca ladang dan hutan
di
kawasan air terjun Bajuin
Kabupaten Tanah laut. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh
tumbuhan yang termasuk dalam famili Palmae yang terdapat pada dua habitat yang berbeda yaitu
pas€ ladang dan hutan di kawasan air terjun 25-
Bajuin Kabupaten Tanah laut dan termasuk ke calan-r area pengambilan
sampel yang cilakukan dengan meiode transek dengan luas area penelitian adalah 10 ha dengan panjang jalur transek 1 km dan lebar area transek adalah 100 m. Tahapan Prosedur Penelitian ini yaitu Menetapkan lokasi penelitian pada dua habitat yang berbeda yaitu pasca ladang dan hutan di kawasan
air terjun Bajuin Kabupaten Tanah laut seluas 10 ha. pada tiap habitat ditentukan titik awal transek. Melaksanakan metode transek dengan cara menjelajahi area penelitian. Mengamati morfologi jenis-jenis dari famili Palmae yang diternukan pada area penelitian di habitat berbeda dengan
metode transek tersebut. Mencatat dan menghitung jumlah serta menghitung frekuensi, dominansi dan kerapatan relatif pada setiap jenis yang ditemukan pada area penelitian Menghitung indeks dominansi dan indeks kesamaan (similaritas) pada dua habitat yang berbeda. Mengukur
faktor-faktor lingkungan yaitu suhu, intensitas cahaya,
pH
dan
kelembaban tanah pada dua habitat. Mengaralisa semua data yang ada sehingga diperoleh hasil berupa struktur vegetasi dan komposisi famili Palrnae di kawasan air terjun Bajuin Kabupaten Tanah Laut.
Adapun tahapan analisis data yang dilakukan adalah menganlisis
komposisi dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan famili Palmae yang belum diketahui nama jenisnya dengan menggunakan buku identifikasi di antaranya menggunakan buku van steenis (2006), Dasuki
ltsb+;, soerdjani dkk (1g87). Menaganalisis struktur vegetasi
dengan
cara menentukan nilai NP (kemelimpahan), H' (keanekargaman), indeks similaritas, dan indeks dominansi menurut soerinegara dan lndrawan (1e78).
26
-=
.."$s
HASIL DAN PEREBAHASAN l-{asil
Struktur vegetasi fasnili Palmae yang terdapat pada dua habitat Berdasarkan hasil penelitian, untuk mengetahui struktur vegetasi
famili Palmae yang terdapat pada dua habitat dilakukan perhitungan kemelimpahan dan indeks keanekaragarnan tumbuhan Farnili Palmae yang di Kawasan air terjun Bajuin.
Hasil perhitungan nilai
kemelimpahan
masing-masing Spesies
tumbuhan farniti Palmae yang ditemukan pada habitat hutan dan pasca ladang di kawasan air terjun Bajuin terlihat pada tabel berikut ini
Tabe! 1. Perhitungan kemelirnpahan Palmae di habitat hutan dan pasca ladang Nama Spesies
No.
KR
FR
Hutan
Pasca L-adano
NP
Hutan
Pasca Ladano
Hutan
Pasca
:dano
Hutan
Pasca Ladano
34.O8
8.740
70.88
42.63
0,oo0
72.93
31,019
12.15
55.56 52.69
33,86 35.35
19.72 28.45
31,70 32,44 10,69 300,00
59.66 24.68
I
Caryota
3 4 E
13.73
't1.67
23,077
lz,zl
42.16 2.14
50.00 5.00
30,769
5,128
5,56 16,67
4,0B
5,BB
6.67 3.33
12.821
11 11
15,15
1,946
4,90
7.692
11.11
2276
14.001
24.51
'15.00
5.128
556
100.00
100
10.256 5,1 28 100,00
16.67
1,96
5,00 3,33
2.06 18.26 3.60 100,oo
39.105
3.92
monostachva Calamus ovoideus Salacca edulis Arenga caudate
4rylggpy.rqtq Chamaedorea
emesfi6
arnusti
7
C<>cos nucifera
B
Areca catxhu
11 11
100
3.O17
2.173 100,00
16.62
300.00
Hasil perhitungan nilai H'atau indeks keanekaragaman tumbuhan famili Palmae pada habitat hutan dan pasca ladang di kawasan air terjun Bajuin terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Keanekaragaman tumbuhan Palmae pada l-labitat utan dan da Pasca No.
Hutan 1
Caryota monostachya*
-Piln oi
F ind
Nama Sp
Pasca Ladanq
Hutan
Pasca Ladanq
14
7
o.273
0.251
43
30
0.364
o.u7
2
Calamus ovoideu*
3
Sa/acca edulis
3
3
0.104
0.1 s0
4
Arenga caudate
6
.+
0.167
0.181
5
Arenga pinnata
5
2
0.148
0.1 13
27'
aedorea
mesti-a ug usti
6
Ch
25
I
0.345
0.285
7
Cocos nucifera
4
J
0 127
0.150
o o
Areca catechu
2
2
o.077
102
60
H'= 1.604
a rn
e
Keterangan: *) jumlah individu per rumpun
0.1 13
H'=
.1.589
Berdasarkan hasil pengukuran parameter lingkungan pada masingmasing habitat hutan dan habitat pasca ladang diperoleh hasil pengukuran
sebagai berikut.
Tabel 3" Data No
uku ran
ra meter
un an
--ffi
Rerata Penqukuran
Parameter & Satuannya
1
Suhu udara ("C)
23 64
30 84
2
Kelembaban udara P/"\
83 68
It)
J
lntensitas cahava {K.Lux)
s.6904
8.0072
4
pH tanah
8-79
649
5
Ketembalan tanah (%)
57.O4
49.84
rJ
Ketinqqian tempat (m-dol)
60-110
60
7
Uisur hara tanah N total(%) C-org (%)
0.294 2.02
2.46
SO4 (ppm)
0.625
625
P {mq/100q P2O5)
E3 21
Ca {cmol(+)/kq)
6 302
13.889
Mq {cmol(+)lkq)
5.813
1.902
o.252
161
80s
,,
Berdasarkan Hasil penelitian Tumbuhan Palmae yang ada di kawasan air terjun Bajuin ditemukan B spesies tumbuhan Famili palmae.
Jenis tumbuhan famili Palmae yang ditemukan yaitu
caryota
monostachya, calamus ovoideus, salacca edulis, Arenga caudate, Arenga pinnata, chamaedorea emesti-atugusti, cocos nucifera, dan Areca catechu.
Kemelimpahan tumbuhan Famili Palmae di Kawasan Air Terjun Bajuin
Jenis Palmae yang memiliki kerapatan relatif paling besar pada habitat hutan dan pasca ladang adalah Calamus ovoideus dan jenis 28
Palmae yang memiliki kerapatan relatif paling rendah pada habitat hutan
adalah Areca catechu,
sedangkan pada habitai pasca ladang adarah
Arenga pinnata dan Areca catechu. Kemelimpahan tumbuhan palrnae yang ditemukan di Kawasan Air
Terjun Bajuin memiliki nilai yang berbeda-beda. Subahar
(1995)
menyatakan bahwa pengukuran populasi suatu tumbuhan dipengarufii
oleh faktor, yaitu natalitas, mortalitas, migrasi dan kondisi lingkungan. Kerapatan tumbuhan palmae yang terdapat pada kawasan air terjun Bajuin, diduga hanya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu natalitas, mortalitas dan kondisi lingkungan. Faktor mortalitas di antaranya ciapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Penjelasan dan bagaimana peranan ketiga faktor tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut. Natalitas rnerupakan salah satu faktor yang
dapat berperan dalam tingginya kerapatan suatu Spesies yang dap*i dilih'at dari banyaknya anakan yang ditemukan pada saat pengamatan yang banyak terdapat di sekitar i,'mbuhan palmae dewasa. Tumbuhan palmae yang memiliki nilai penting paling tinggi adalah calamus ovaideus.
Marga Calamus menurut LlPl (1978), dapat berkembang biak dengan menggunakan biji. Selain itu, marga calamus ini juga dapat berkembang biak dengan tunas yang dapat tumbuh pada p;;ngkai batangnya sehingga tumbuhnya berumpun dan banyak ditemukan it
anakan pada suatu daerah.
subahar (1995) menjelaskan bahwa suatu popurasi dikatakan memiliki kerapatan tinggi atau besar disebabkan oleh pertumbut.lan populasi akan menjadi besar apa bila tiap{iap Spesies menghasilkan
banyak anakan dan masing-masing dapat hidup untuk reproduksi sehingga spesies tersebut akan bertambah banyak dan menyebabkan kerapatannya tinggi. Tumbuhan Palmae yang rnemiliki kemelimpahan terendah adalah
Areca catechu. spesies palmae ini pada saat pengamatan tioak 29"
ditemukan anakannya. Dalam hal ini kenrampuan Spesies palmae tersebut untuk bereproduksi sangat rendah sehingga jarang sekali
ditemukan anakan
di
sekitar turnbuhan dewasa. Hai ini diduga ciisebabkan oleh aktivitas manusia yang memanfaatkan brji pinang tersebut, sehingga biji pinang tidak dapat perkembang menjadi anakan. Dijelaskan oieh subahar (1995), pertumbuhan populasi akan menjadi
kecil apabila sedikitnya anakan yang diternukan. Dengan demikian indikasi kerapatan populasi rendah bila sedikit ditemukan anakan.
Faktor lain yang diduga menyebabkan kemerimpahan Areca catechu rendah adalah faktor lingkungan diantaranya pl-{ tanah. Nilai Rata-rata pH tanah pada habitat hutan adalah 8,29. Besarnya pH tanah diduga terlalu basa bagi pertmbuhan Areca catechu. Menurut Staples (2006) Areca catechu dapat hidup pada kisaran pH antara 5-B.
Kawasan pasm ladang banyak ditemukan tumbuhan yang dapat menjadl gulma. Diduga hal ini juga mempengaruhi nilai kemelimpahan
Areca catechu. Menurut staples (2006) areca catechu
memiliki
kemampuan kompetisi yang buruk terhadap gulma.
lndeks Keanekaragaman tumbuhan Farnili palmae di Kawasan Air Terjun Bajuin
Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman pada habitat hutan di kawasan air terjun Bajuin didapatkan nilai H, 1,604 dan pada hab\tat pasca ladang d kawasan air terjun Bajuin didapatkan nilai H, 1,589. Menurut Fachrul {2oa7) nirai lndeks keanekaragaman antar 1 -3 menunjukkan keanekaragaman sedang melimpah. Tetapi apabila angka tersebut digunakan untuk mengukur keanekaragaman famili maka 1, 604 dan 1,589 termasuk kategori tinggi.
salah satu faktor yang menyebabkan tingginya keanekaragaman tumbuhan famili Palmae di kawasan tersebut adalah faktor lingkungan abiotik. Berdasarkan pengukuran parameter lingkungan pada di kawasan tersebut diketahui rata-rata suhu udara pada habitat hutan di kawasan
30
tersebut adalah 29.64oc dan suhu udara pada habitat pasca ladang adaiah 30.84'c. hfenurut Uhl dan Dransfield (19s7) dalarn Batara i2i}e5) suhu udara yang diperlukan tumbuhan famili Palmae adalah 2s-33 "ie, dan masih tumbuh baik di iuar kisaran suhu udara tropis tersebut. Rata. rata kelembaban udara pada habitat hutan acialah 83,68 % dan pada habitat pasca ladang adalah 76%. lntensitas cahaya pada pasffi ladang adalah 8,01 Klux dan pada habitat hutan adalah 5,69 Klux. Secara alanu,
Tumbuhan palmae selama perkembangan dan pertumbuhannya selalu
mengarah keatas menuju cahaya matahari, oleh sebab itu cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan palmae yang berkisar antara 5 K.Lux
-,
24 K.Lux (Anonim, 2005).
Berdasarkan hasil pengukuran parameter lingkungan, pH tanah
pada habitat hutan adalah 8.79 dan pada habitat pasca ladang 6.49" kelm'baban tanah pada habitat hutan adalah s7.o4% dan pada habitat pasca ladang adalah 49.U%. Menurut Anonir,. (2008) palmae dapat tumbuh pada tanah harus mengandung pasir dengan pH 0,5. selain itu akar trrmbuhan ini tidak menyukai genangan air. staples (2006) menyatakan ada beberapa Spesies palmae yang dapat tumbuh pada pH tanah B misalnya Areca catechu. Ketinggian tempat pada habitat pasca ladang adalah 60 mdpl sedangkan pada habitat hutan berkisar antara 6S mdpl - 110 mdpl. Ketinggian masing-masing habitat ini masih sesuai
dengan toleransi ketinggian yang diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan famili Palmae. Menurut Anonim (2008) tumbuhan Famili Palmae masih dapat hidup pada ketinggian mencapai 2900 mdpr.
Menurut Anonim (2005) secara fisiologis pertumbuhan palmae sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuh, cahaya matahari, unsur
hara dan suhu udara. Tumbuhan Palmae membutuhkan unsur hara makro yaitu nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan magnesium (Mg). Palmae merupakan tumbuhan khas tropika, terutama fumbuhan
di
kawasan hutan tropika basah yang heterogen. Tempat tumbuh palrnue
31
: c
-j-.-
pada umumnya di daerah tanah berawa, tanah kering hingga tanah pegunungan.
Ketersedian unsur hara dalam tanah pada habitat hutan cukup besar terutama unsur N adalah A,294%, pada habiatat
pas€
ladang
unsure [{ sebesar 0,252 %. Kandungan SOa pada habitat hutan adalah
0,625 ppm dan pada habitat pasca ladang adalah 6,25 ppm. C-organik pada habitat hutan adalah 2,0'2
o/o
dan pada habitat pas€ ladang adalah
2,46 %. Unsur P dalam tanah pada habitat hutan adalah 63,21 dan pada
habitat hutan adalh 161,805. Ca pada habitat hutan adaiah 6,302 dan pada habitat pasca ladang adalah 13.889. kandungan Mg pada habitat
hutan adalah 5,813 dan pada habitat pasca ladang adalah 13,889. Menurut Buckman (1982), kandungan unsur hara dalam tanah yang baik
bagi tumbuhan yaitu Nitrogen (N) berkisar antara 0,15 % - 3,000 %, Fosfor (P) berkisar antara 0,04 % - 0,800 7o, Sulfur (S) berkisar antara 0,04 ok r- 0,800 % dan Magnesium (Mg) berkisar antara 0,30 % - 6,000 o/
/o.
KESIMFULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian komposisi tumbuahn famili Palmae di kawasan air terjun bajuin ditemukan B spesies tumbuhan Famili Palmae. Tummbuhan tersebut ditemukan pada dua habitat yaitu habitat
pasca ladang dan habitat hutan. Jenis tumbuhan famili Palmae yang ditemukan yaitu caryota monostachya, calamus ovoideus, sa/acca edulis, Arenga caudate, Arenga pinnata, chamaedorea ernesti-augusti, Cocos nucifera, dan Areca catechu.
2. Spesies yang memiliki kemelimpahan tertinggi pada habitat pasca ladang dan hutan adalah calamus ovoideus. spesies yang memiliki kemelimpahan terendah pada habitat hutan dan pasca ladang adalah Areca catechu. Keanekaragaman tumbuhan Palmae pada habitat hutan dan pasca ladang adalah sedang.
32
DAFTAR FUSTAKA Anonim. 2006. Ekotogi Tumbuhan http://www.e-course.usu.ac. id, Diakses tanggal I september 2009 Anonim. 2008'. Palmae (Palmae Putri, Botol, Merah dan Raja). http.//www. iptek. net. id/ind/warinteU?mnu =6&tto=2&doc=2b8. (Diakses : Sabtu/28 Juni 2008). Anonim. 2008b. Botanical Garden Collection. http ://omch4w. mu lti plv.co m/iou rnali item/SibOtaNcAl qArd En
cO
lt
Ect
(Diakses : Sabtu/28 Juni 2008).
Batara, Edy dan Mulya Siregar. 2005. Potensi Palmae lndonesi. E-USU Repositori. Universitas Sumatera Utara. Dasuki, U.A. 1991. Srsfematika Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang llmu Hayati. ITB Bandung.
Fachrul, Melati Ferianita. 2OA7. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. Kaunang, Tinny D dan Jio Daniel Kimbal. 2009. Komposisi da:, Struktur Vegetasi Hutan Mangrove Di Taman rVasrona/ Bunaken Su/awesi Utara. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Manado Lembaga Biologi Nasional LlPl. Jakarta.
1gr\. Patmae
Indonesra. Barai Pustaka,
Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Ul Press. Jakarta. Odum, E.P. 1998. Dasardasar EkologiEdr'si ke-3. Gajah Mada university press. Yogyakarta.
steenis, c.G.G.J. van. 1997. Flora Untuk sekolah di lndonesia. Terjemahan Moeso surjowinoto, soenarto, dan soerjo. pr. Pradnya Paramita. Jakarta.
staples, George
w. dan Robert
F. Bevacqua. 2006. Areca catechu (betel
nut palm). species Profiles for Pacific lsland Agroforestry (y,",^,"w.
tra
d i ti
cn a trc e. c rq ) I
Subahar, Tati. 1995. Kerapatan dan Pola Distribusi (Artikel).lTB Bandung.
33