1
PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK PADA TANAMAN STROBERI DI KABUPATEN BANTAENG Farmer Participation in Technology Application of Organic Agriculture in Plant Strawberries In Bantaeng District Suryani Samun, Didi Rukmana dan Sylvia Syam
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis partisipasi petani dalam penerapan teknologi pertanian organik pada tanaman stroberi dan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani. Penelitian ini bersifat penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian adalah seluruh petani yang melaksanakan pengembangan tanaman stroberi sebagai lokasi penelitian. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana (metode simple random sampling) sebanyak 30 responden. Metode analisis Chi-Square dan Coefficient Contingence (C) untuk melihat hubungan signifikan, keeratan hubungan dan kuat lemahnya hubungan dari masing-masing variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat petani yang ditemukan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng yaitu sebagian besar petani tanaman organik stroberi tidak mau ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk melakukan penanaman tanaman stroberi melalui partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, hasil manfaat dan evaluasi. ABSTRACT This study aims to determine and analyze the participation of farmers in the application of organic farming technology in strawberry plants and to identify and analyze the factors internal and external related to the level of farmer participation. This research is quantitative research techniques of data collection using questionnaires. The population in the study were all farmers who carry out the development of strawberry plants as a research location. Selection of a simple random sample (simple random sampling method) by 30 respondents. Chi-Square method of analysis and Contingence Coefficient (C) to see a significant relationship, the closeness of the relationship and the strength of the relationship of each variable studied. The results showed that the participation of farming communities that are found in the village of Bonto Lojong, District Uluere, Bantaeng District of mostly organic strawberry crop farmers do not want to participate in government programs for planting strawberry plants through participation in the planning, implementation, results and evaluation.
2
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Pertanian ditempatkan sebagai leading sector mengingat peranannya dalam penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, penyumbang devisa melalui ekspor, mendorong kesempatan berusaha serta penyedian faktor produksi (Kartsasaputra, dkk.2000). Mengingat besarnya peranan sektor petanian bagi kemajuan pembangunan nasional, maka kebijakan sektor pertanian hendaklah meliputi aspek mikro, makro dan global. Aspek mikro berarti peranan sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat tani. Aspek makro berarti peranan sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan dan aspek globalnya mampu mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan (Salikin, 2003). Pertanian Organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serat limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Daur ulang hara merupakan teknologi tradisional yang sudah cukup lama dikenal sejalan dengan berkembangnya peradaban manusia terutama daratan China. Pakar barat pertanian di Barat menyebutkan sistem pertanian ini sebagai “hukum pengembalian (low of return)” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, dalam bentuk limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberikan makanan pada tanaman (Susanto,2002). METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Lojong Kecamatan Uluere. Pemilihan Lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan sebagai berikut : 1) Desa Bonto Lojong adalah lokasi agrowisata yang mengembangkan tanaman stroberi, 2) Pengembangan stroberi masih sistem pertanian semi organik, tuntutan konsumen terhadap standar mutu produk dan jaminan keamanan pangan sangat diperlukan. Waktu penelitian direncanakan selama 3 ( tiga ) bulan di mulai Bulan Desember 2010 sampai dengan Februari 2011. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah seluruh petani yang melaksanakan pengembangan tanaman stroberi sebagai lokasi penelitian. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana (metode simple random sampling). Sampel yang dipilih sebanyak 30 orang dengan pertimbanan derajat keseragaman dari populasi, rencana analisa, tenaga, biaya dan waktu
3
penelitian. Selain itu berdasarkan pertimbangan, umur pendidikan (formal dan non formal), baik pengalaman, luas lahan garapan, status penguasaan lahan, jenis tanaman dominan yang diusahakan dan tingkat penghasilan. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer diperoleh dari petani sampel : mengenai responden, kondisi faktor internal petani responden yaitu kemanuan berpartisipasi yang meliputi: moitivasi, harapan, imbalan dan perolehan informasi. Sedangkan kemampuan berpartisipasi meliputi pendidikan (formal dan non formal), modal dan keterampilan/pengalaman. Disamping data primer ini, dilakukan pula wawancara terstruktur (kuisioner) untuk memperoleh informasi mengenai faktor eksternal meliputi kebutuhan prasarana, kelembagaan, fasilitator/PPL dan norma sosial yang berlaku di lokasi penelitian. 2. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dari instansi terkait hal ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan tertulis para ahli yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder tersebut tersedia dalam bentuk laporan-laporan tertulis, peta dan dokumen resmi lainnya. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode survei lapangan melalui beberapa instrumen dengan tahapan sebagai berikut : 1. Observasi pendahuluan/awal guna memperoleh data dengan mengumpulan dokumen/laporan-laporan penerapan teknologi pertanian organik termasuk petunjuk teknis yang dipedomani. Selanjutnya dilakukan pengamatan lapang untuk memperoleh pemahaman awal mengenai lokasi-lokasi wilayah penelitian. 2. Melakukan tanya jawab kepada petani responden dengan menggunakan alat bantu berupa daftar pertanyaan (questioner) yang telah disiapkan sebelumnya. E. Analisis Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka data dianalisis secara kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui partisipasi petani dalam penerapan teknologi pertanian organik pada tanaman stroberi. 2. Metode analisis Chi-Square dan Coefficient Contingence (C) untuk melihat hubungan signifikan, keeratan hubungan dan kuat lemahnya hubungan dari masing-masing variabel yang diteliti dengan rumus: 2
=
m
n
i 1 j 1
O
ij
E ij
2
E ij
,
4
Dimana : Oij Eij m n i dan j
: Pengamatan atau baris i ke j : Nilai Ekspektasi ( harapan ) : Banyaknya baris : Banyaknya kolom : Jumlah pengamatan
Untuk mengukur keeratan hubungan diantara kedua variabel tersebut dapat dilakukan dengan menghitung koefisien kontingensi C. Formulasi koefisien kontingensi (Sudjana, 1997) adalah sebagai berikut: C=
2 (n 2 )
Dimana : C = Koeficien kontigensi 2 = Nilai hasil hitung Chi – Square n = Jumlah sampel
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian dan untuk keperluan mengkomunikasikan sesuatu istilah dengan persepsi yang sama kepada pihak lain, makma perlu menetapkan konsep operasional yang akan dijadikan sebagai panduan untuk kriteria yang akan dipakai dan sekaligus merupakan pembatasan dalam pengambillan data. Berikut ditunjukkan tabel definisi, indikator dan parameternya: Tabel 2 Definisi Operasional, Indikator dan Parameternya No Definisi Variabel 1 Partisipasi masyarakat petani adalah keikutsertaan petani dalam kegiatan pembangunan pertanian 2 Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi keikutsertaan petani dari luar diri petani dalam pembangunan pertanian 3 Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi keikutsertaan petani dalam diri petani untuk ikut pada pembangunan pertanian
Indikator Perencanaan Pelaksanaan Hasil Manfaat Evaluasi Kesempatan berpartisipasi Norma Sosial
Parameter Skala Goodman 1 = Tidak Ikut Terlibat 2 = Ikut Terlibat Skala Goodman 1 = Rendah 2 = Tinggi
Kemauan Kemampuan
Skala Goodman 1 = Rendah 2 = Tinggi
5
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Desa Bonto Lojong merupakan salah satu Desa yang berada dalam Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Bonto Lojong terletak 20 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bantaeng dan 140 Km di ujung Barat dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah Desa Bonto Lojong yaitu 19.17 Ha. Desa Bonto Lojong berada pada ketinggian 1.200 meter sampai 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan topografi dataran tinggi serta berbukit. Jenis tanah yang terdapat di Desa Bonto Lojong yaitu tanah alluvial dan struktur tanah remah dengan tekstur lempung , liat berpasir. Jenis tanah tersebut mempunyai kondisi yang cukup subur, dan cocok sebagai lahan pertanian. Iklim adalah keadaan cuaca yang meliputi daerah luas dan berlangsung dalam waktu yang lama. Iklim disuatu daerah ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain curah hujkelembaban, temperatur. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden adalah penjelasan yang diperlukan sebagai informasi untuk mengetahui identitas petani sebagai responden dalam penelitian ini. Responden sebagai obyek penelitian yang memberikan interpretasi terhadap karakteristik responden. Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang petani stroberi yang representatif untuk dikemukakan sebagai kelayakan responden dalam memberikan informasi mengenai identitas diri mulai dari umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan. Tabel 7 Kisaran dan rata-rata umur, Pendidikan, Pengalaman berusahatani, dan jumlah anggota keluarga petani Responden di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng No
Uraian
Kisaran
Rata-Rata
1.
Umur (Tahun)
27 – 65
42,37
2.
Pendidikan (Tahun)
0 – 12
5,56
5 – 50 3 – 40
21,35 15,51
5–9
4
3.
Pengalaman : - Berusahatani (Tahun) - Berusahatani Stroberi (Tahun) 4. Jumlah tanggungan keluarga (orang) Sumber: Data Primer, 2011
6
1. Umur Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Jumlah petani responden menurut kelompok umur di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng No
Umur (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Kriteria
1.
< 15
1
3.33
Tidak Produktif
2.
15 - 64
26
86.67
Produktif
3.
> 64
3
10.00
Tidak Produktif
Sumber: Data Primer, 2011 Tabel 8 menunjukkan bahwa pada umumnya petani responden masih tergolong usia produktif yakni antara 15- 64 tahun (Wirosuharjo, 2004) sebanyak 37 orang (86,05) sehingga secara fisik cukup potensial untuk mendukung aktifitas kegiatan usahataninya. Tenaga kerja muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif , serta tergolong cepat dalam menerima inovasi baru seperti teknologi benih stroberi kultur jaringan. 2. Tingkat Pendidikan Tabel 9 Jumlah petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.
Tidak Pernah Sekolah
3
10.00
2.
Sekolah Dasar
25
83.33
3.
Sekolah Lanjutan Pertama
1
3.33
4.
Sekolah Lanjutan Atas
1
3.33
30
100,00
Total
Sumber: Data Primer, 2011 Tabel 9 menjelaskan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan petani responden adalah tamat SD yang berjumlah 27 orang (62,79%). Sedangkan yang tamat SLTA hanya berjumlah 3 orang (6,98%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden tergolong rendah karena sebagian besar petani hanya mampu mengeyam pendidikan selam 6 tahun. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa tingkat keterampilan petani juga tergolong rendah, Karena selain pendidikan formal terdapat juga pendidikan non-formal yang dapat membantu petani dalam meningkatkan usahanya. .
7
3. Pengalaman Berusahatani Lama berusahatani petani responden mempengaruhi perilakunya dalam mengelola usahataninya. Bagi petani yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama atau banyak, cenderung memiliki banyak pengetahuan berusahatani di banding yang tidak, sehingga mereka lebih berhati-hati untuk mengambil keputusan. Pada uraian ini pengalaman berusahatani secara umum dan pengalaman berusahatani stroberi. Tabel 10 Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng
No
Pengalaman Berusahatani (Tahun )
1. 2. 3.
< 10 10 – 20 > 20 Total Sumber: Data Primer, 2011
Berusahatani secara umum Jumlah (orang) 2 20 8 30
Persenta se (%) 6.67 66.67 26.67 100,00
Berusahatani stroberi Jumlah Persenta (orang) se (%) 2 6.67 20 66.67 8 26.67 30 100,00
4. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi pendapatan petani. Semakin besar jumlah tanggungannya, semakin besar pula pengaruhnya terhadap pendapatan yang di terima petani tersebut. Semakin besar jumlah tanggungan keluarganya, maka mereka semakin bersemangat dalam mengelola usahataninya karena adanya dorongan untuk rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Tabel 11 Jumlah Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng
No
Tanggungan Keluarga (Orang)
Jumlah Petani (Orang)
Persentase (%)
1.
<3
8
26.67
2.
3–5
18
60.00
3.
>5
4
13.33
43
100,00
Total Sumber: Data Primer, 2011
8
B. Pembahasan Pembahasan penelitian ini membahas tentang fokus yang diamati berdasarkan kondisi yang sebesarnya yaitu: 1. Partisipasi Masyarakat Petani Partisipasi masyarakat petani berdasarkan kondisi sebenarnya ditemukan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng meliputi keikutsertaan petani di dalam keterlibatan pada program pemerintah untuk melakukan penanaman tanaman stroberi. Program pemerintah ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman stroberi sebagai salah satu komoditi unggulan yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan secara khusus serta pendapatan asli daerah secara umum. Hasil dari kegiatan partisipasi masyarakat petani dalam perencanaan yang telah dilakukan yaitu: a. Petani tidak pernah melakukan perencanaan usahatani yang produktif dalam mendukung pengembangan sektor pertanian di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. b. Petani tidak berpartisipasi dalam melakukan perencanaan pola tanam yang sesuai dengan teknik pengelolaan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna dalam pengolahan usahatani stroberi yang berkualitas. c. Petani tidak melakukan perencanaan dalam mengelola usahatani stroberi mulai dari pengadaan bibit yang diberikan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan penanganan produksi. d. Petani tidak melakukan partisipasi dalam perencanaan yang berkaitan dengan pengelolaan usahatani melalui pendekatan konsultatif langsung dengan pihak penyuluh pertanian atau melakukan perencanaan dengar pendapat melalui konsultasi antar petani dalam sebuah kelompok tani. . Kenyataan yang terlihat menunjukkan sebagian besar petani tidak ikut berpartisiapsi dalam kegiatan perencanaan karena pada umumnya petani tidak terlibat dalam program yang diberikan, petani hanya melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah. Itupun banyak yang tidak bersesuaian dengan tingkat kemauan dan kemampuan dalam mengadopsi cara atau metode dalam melakukan budidaya tanaman stroberi yang menggunakan media dasar organik. Jadi pada dasarnya tidak mampu terlibat dalam perencanaan sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan pertanian tanaman stroberi. Bentuk partisipasi pelaksanaan yang diterapkan sebagai wujud keikutsertaannya dalam kegiatan penanganan bidang pertanian tanaman organik stroberi yaitu ikut serta dalam berbagai partisipasi. Terlihat hasil temuan menunjukkan bahwa: a. Petani tidak ikut berpartisipasi melaksanakan segala bentuk perencanaan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan sebuah kegiatan pengolahan usahatani stroberi yang maju. b. Petani tidak berpartisipasi dalam melaksanakan penggunaan bibit sesuai anjuran dan melakukan aktivitas pengolahan usahatani berdasarkan pencapaian produksi stroberi yang optimal.
9
c. Petani tidak berpartisipasi dalam melaksanakan segala tindakan atau ketentuan yang berkaitan dengan prospektif mengenai kemajuan sebuah pengolahan usahatani yang maju dan unggul. d. Petani tidak berpartisipasi dalam melaksanakan program pemerintah yang berkaitan dengan program penanaman stroberi dalam rangka meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani. Tidak ikutnya petani berpartisipasi menjadikan petani tidak memperoleh manfaat dari hasil perencanaan dan pelaksanaan atas pengolahan usahatani yang telah dirasakan oleh masyarakat petani antara lain: a. Petani tidak mendapatkan hasil yang bermanfaat atas segala bentuk pelaksanaan pengelolaan usahatani melalui penanaman tanaman organik stroberi yang memiliki prospek dalam pengelolaannya. b. Petani tidak mendapatkan hasil yang bermanfaat berupa pendapatan tambahan yang dapat diperoleh dari hasil pengolahan usahatani tanaman stroberi. c. Petani tidak menerima manfaat dalam peningkatan produksi tanaman stroberi sebagai wujud pengembangan usahatani stroberi yang prospektif. d. Petani tidak mampu memberikan hasil yang bermanfaat dalam peningkatan produksi stroberi yang mendukung peningkatan hasil produksi pertanian sebagai produksi yang mendukung perolehan pendapatan asli daerah dari bidang pertanian. . 2. Faktor Eksternal dalam Partisipasi Masyarakat Petani Memajukan sebuah bidang pertanian dalam mewujudkan pertanian yang maju dan tangguh tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal yang mendukung dalam menentukan sebuah keberhasilan partisipasi masyarakat petani dalam memajukan pengelolaan usahatani untuk meningkatkan produksi pertanian. Faktor eksternal yang dimaksud adalah adanya partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan bidang pertanian khususnya untuk meningkatkan bidang pertanian tanaman organik stroberi melalui sebuah pemberian kesempatan berpartisipasi. Wujud dari kesempatan berpartisipasi tersebut berupa keberadaan petani yang mempunyai waktu untuk mengelola teknologi pertanian organik tanaman stroberi, petani mendapatkan subsidi dalam pengelolaan usahatani tanaman stroberi, adanya waktu program subsidi pengelolaan usahatani stroberi yang sesuai dengan pola tanam, kebutuhan sarana dan prasarana pendukung dalam penerapan teknologi pertanian organik telah dimanfaatkan sesuai anjuran, mematuhi aturan dalam penerapan teknologi pertanian organik, dan mendukung program pemerintah dalam penerapan pertanian organik pada tanaman stroberi. Keberadaan petani dalam memiliki kesempatan waktu untuk mengelola teknologi bidang pertanian tanaman stroberi yang telah dihasilkan saat ini bahwa dengan faktor waktu tersebut petani mampu mengelola lahan usahatani dengan produktif melalui sebuah tindakan usahatani mulai dari penggunaan waktu dalam mempersiapkan lahan, waktu untuk melakukan penanaman stroberi, waktu melakukan
10
pemeliharaan dan melakukan tindakan pemupukan serta penanganan hama dan penyakit dan waktu dalam berproduksi. Semua waktu ini merupakan bentuk kesempatan berpartisipasi yang dimiliki oleh petani dalam melakukan pengolahan teknologi pertanian organik tanaman stroberi. Penggunaan waktu ini sangat mendukung dalam partisipasi masyarakat petani, namun sebagian besar petani tidak menggunakan waktu tersebut untuk berpartisipasi dalam program pemerintah tanaman organik stroberi sebagai berikut: a. Dengan ketersediaan waktu yang digunakan petani tidak memanfaatkan waktu untuk mengelola usahatani secara intensif. b. Dengan ketersedian waktu petani tidak mampu mengelola sebuah metode atau inovasi yang bersifat memperbaiki regenerasi tanaman. c. Dengan keberadaan waktu petani kurang menunjukkan partisipasi yang konsisten untuk mengelola usahatani yang berbasis teknologi pertanian organik. Faktor internal berupa keinginan petani untuk mau berpartisipasi dalam pertanian organik tanaman stroberi menunjukkan bahwa petani kurang melakukan pengembangan dan peningkatan produksi pertanian secara intensif karena petani: a. Tidak memiliki keinginan meningkatkan pengetahuan dalam peningkatan produksi budidaya yang maju dan unggul. b. Tidak memiliki keinginan meningkatkan keterampilan dalam melakukan usahatani yang maju. c. Tidak memiliki keinginan meningkatkan penguasaan dan inovasi dalam bidang pengembangan pertanian yang maju dan berkembang. d. Tidak memiliki keinginan meningkatkan pengalaman dalam bidang pengolahan usahatai.
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat petani yang ditemukan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng yaitu: a. Sebagian besar petani tanaman organik stroberi tidak mau ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk melakukan penanaman tanaman stroberi melalui partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, hasil manfaat dan evaluasi. b. Sebagian lainnya memahami bahwa partisipasi menjadi penting dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani dari hasil usahatani stroberi yang ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah dilakukan oleh pemerintah. 2. Ada korelasi yang tidak signifikan dari faktor eksternal dalam kegiatan partisipasi masyarakat petani yang terdiri atas keberadaan petani yang mempunyai waktu untuk mengelola teknologi pertanian organik tanaman stroberi, adanya subsidi, kebutuhan sarana dan prasarana pendukung, penerapan teknologi dan program pemerintah. Sedangkan untuk faktor
11
internal terlihat juga menunjukkan korelasi yang tidak signifikan dalam kegiatan partisipasi masyarakat petani yang terdiri atas keinginan petani untuk mau berpartsipasi dalam pertanian organik tanaman stroberi, mengembangkan usahatani stroberi, memiliki tingkat pengetahuan dalam pertanian organik, terampil mengolah usahatani, memiliki pengalaman mengolah usahatani, dan menguasai teknologi tepat guna. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, disarankan sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat petani harus dibina melalui sebuh orientasi program yang mendukung kesadaran dan kemampuan petani untuk terus terlibat dalam kegiatan pertanian seperti tanaman organik stroberi dalam rangka meningkatkan partisipasinya, peningkatan produksi stroberi dan peningkatan pendapatan petani. 2. Faktor eksternal dan internal tidak dapat diabaikan oleh pemerintah dalam mengikutsertakan petani untuk mengambil andil dalam memajukan sektor pertanian khususnya tanaman organik stroberi. Melalui upaya-upaya pemberian peluang dalam mengelola usahatani dengan kemampuan melakukan normalisasi sosial sebagai tanaman stroberi yang prospektif, maka pemerintah harus terus meningkatkan kesadaran dan kemampuannya untuk selalu mengembangkan usahatani tanaman organik stroberi yang lebih berkualitas. 3. Hasil temuan penelitian ini menjadi sebuah pengembangan ilmu bidang pertanian, menjadi rekomendasi bagi Dinas Pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian tanaman organik stroberi dan menjadi sumbangan bagi para peneliti lanjutan yang ingin memanfaatkan literatur ini sebagai sebuah literatur penunjang penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, 1999. Revolusi Hijau. Swasembada Beras dan Jagung. Setdal Bimas. Jakarta. Abdulsyani, 1994. Sosiologi, Skematika, Teori dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta. Addinul Yakin, 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Akademiki Prasindo. Jakarta. Alidinar, T, 1988. Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Desa di Propinsi Sumatra Barat. Tesis Magister FPS IPB – Universitas Andalas. Almujahid Akmal, Emma Rahmayanti Hatta, Judi Rahardjo, Marlina Pato, dan Muhammad Tomo, 2001. Panduan bertani Organik : Pandangan
12
Budidaya dan Pemasaran. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin ( Lephas ). Makassar. Andry Harits Umbah, 2000. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Penebar Swadaya. Jakarta. Anshar, 2002. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bantuan Penghijauan di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar. Britha Mikkelsan, 2001. Metode Penelitia Partisipatoris dan Upaya – Upaya – upaya Pemberdayaan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Coen Reijntjes, Bertus Havirkort dan Ann Waters –Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan : Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah. Kanisius. Yokyakarta. Conyers, D, 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Gama University Press. Yokyakarta. Cohen, J. M. dan Uphoff, N. T, 1977. Development Participation : Concept and Maasurer For Projec Design Implementation. Cornell University Press. New York. Hadari Nawawi, 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Universitas Press. Yokyakarta. Halil, Hadi, 2001. Pembangunan Pertanian. Penerbit Tarsito, Bandung. Hanafie Maddo, 2002. Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan Melalui Peningkatan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Takalar. Tesis. Program Pasca Sarjana. UNHAS. Makassar. Hermanto, F., 1999. Ilmu Usahatani, Penebar Swadaya, Jakarta.