PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM REVITALISASI PASAR PETERONGAN DI KOTA SEMARANG Oleh : Maria Palupi Sandharini, Aufarul Marom Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email:
[email protected]
ABSTRAK Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai Pusat Perbelanjaan, Pasar Tradisional, Pertokoan, Mall, Plasa, Pusat Perdagangan maupun sebutan lainnya (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern). Saat ini, perkembangan pasar sangat pesat hampir di setiap daerah. Masingmasing daerah berlomba untuk menjadikan kawasan pasar sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk retribusi. Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang No 9 tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar Tradisional, Bab IV Pengelolaan Pasar Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 9 tentang Pembangunan Fisik Gedung Pasar ayat (1) sebagaimana bangunan pasar yang terdiri atas bangunan utama dan fasilitas perpasaran lainnya dengan memperhatikan aspirasi pedagang setempat. Dalam revitalisasi Pasar Peterongan juga sangat diperlukan adanya dukungan dari masyarakat atau peran serta masyarakat dalam Perda Kota Semarang No 9 tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar Tradisional, Bab VI Peran Serta Masyarakat Pasal 41 ayat (1) dan (2). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Partisipasi Masyarakat dalam Revitalisasi Pasar Peterongan sudah belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan masih kurangnya peran serta masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam Revitalisasi Pasar Peterongan ini serta kurangnya dukungan dari pedagang Pasar. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat juga bahwa partisipasi masyarakat dengan adanya Revitalisasi Pasar Peterongan itu sendiri. Aspek-aspek yang dilihat dalam penelitian Partisipasi Masyarakat dalam Revitalisasi Pasar Peterongan di Kota Semarang ini adalah pikiran, tenaga, keahlian, dan money (uang). Pemerintah, pedagang dan masyarakat perlu saling bekerja sama dalam mendukung proses Revitalisasi Pasar Peterongan di Kota Semarang agar pelaksanaannya menjadi lebih optimal. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Revitalisasi, Pasar Tradisional
1
PENDAHULUAN
sekadar fisik. Revitalisasi termasuk
A. Latar Belakang
didalamnya
Perkembangan
perekonomian
pasar
bagaimana
tradisional
menjadikan
sebagai
ikon
Indonesia bisa dilihat dari maraknya
perekonomian
pembangunan
pusat
perdagangan.
kewirausahaan local, indikator denyut
Keberadaan
pusat
perdagangan
ekonomi suatu wilayah, bahkan menjadi
merupakan salah satu indikator paling
identitas sosial- ekonomi dan budaya
nyata kegiatan ekonomi masyarakat di
bangsa. Revitalisasi perlu dilihat dari
suatu wilayah. Menurut bentuk fisik,
berbagai aspek yang bekerja secara
pusat perdagangan dibagi menjadi dua
paralel dan tidak parsial. Menurut
yaitu
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
pasar
tradisional
dan
pusat
perbelanjaan modern
bangsa,
simbol
Nomor 18/PRT/M/2010 Pasal 1 tentang
Pasar adalah area tempat jual beli
Pedoman
Revitalisasi
barang dengan penjual lebih dari satu
revitalisasi
adalah
baik
Pusat
meningkatkan nilai lahan/ kawasan
Tradisional,
melalui pembangunan kembali dengan
yang
disebut
Perbelanjaan,
sebagai
Pasar
Pertokoan,
Mall,
Plasa,
Pusat
suatu
Perdagangan maupun sebutan lainnya (Peraturan
upaya
kawasan
untuk
yang
dapat
meningkatkan fungsi kawasan tersebut.
Dalam
Negeri
Peran serta masyarakat juga sangat
2013
tentang
dibutuhkan untuk keberhasilan suatu
Pedoman Penataan dan Pembinaan
program, terkadang memang sulit untuk
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
mengajak
dan
bagian
Nomor
Menteri
Kawasan,
70
Tahun
Toko
Modern).
perkembangan
pasar
Saat
dalam
untuk
suatu
ambil
kegiatan
pesat
pembangunan. Mereka enggan untuk
hampir di setiap daerah. Masing-masing
memberikan pendapat mereka, dan bagi
daerah berlomba untuk menjadikan
pemerintah sendiri memang pendapat
kawasan
dari
pasar
sangat
ini,
masyarakat
sebagai
sumber
masyarakat
sangat
dibutuhkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
karena program yang telah dirancang
bentuk retribusi.
oleh pemerintah juga bertujuan bagi
Revitalisasi
pasar
tradisional
masyarakat
sendiri.
Seperti
halnya
merupakan konsep yang holistic dalam
dalam pelaksanaan revitalisasi pasar
membenahi
kata
tradisional sering kali terjadi protes saat
‘vital’ dalam terminology revitalisasi
akan dilakukan revitalisasi karena baik
mengandung makna yang dalam, tidak
dari pihak pedagang, masyarakat dan
pasar,
setidaknya
2
pemerintah
sering
terjadi
beda
2. Faktor-
pendapat. Pemerintah berupaya untuk
menghambat
membuat pasar tradisional menjadi dari kesan kumuh, dari segi masyarakat
Partisipasi
yang berada di sekitar pasar tradisional
yang
revitalisasi
Masyarakat
Pasar
dalam
Kota Semarang. 2. Untuk mendeskripsikan
pasar tradisional menjadi lebih baik, tidak becek, tidak mengganggu lalu
faktor
lintas. Namun dalam hal ini berbanding
penghambat
faktor-
Revitalisasi
Pasar Peterongan di Kota Semarang. D. Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Administrasi Publik Chandler dan Plano,
terbalik dengan pihak pedagang yang justru mengeluhkan jika nantinya pasar maka
saja
Revitalisasi Pasar Peterongan di
sebenarnya juga menginginkan supaya
dibongkar
apa
Peterongan di Kota Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan
lebih baik, tertata rapi, bersih dan jauh
tradisional
faktor
omset
(Pasolong,
2010:7),
mengatakan
dagang mereka menurun, pasar menjadi
bahwa administrasi publik adalah
sepi
proses dimana sumber daya dan
pembeli
dan
langganan,
dan
pelaksanaan revitalisasi dirasa juga
personel
membutuhkan
dikoordinasikan
sehingga
waktu
pedagang
yang
lama
khawatir
jika
publik
diorganisir
untuk
memformulasikan,
nantinya mereka tidak dapat berdagang
mengimplementasikan,
dengan
mengelola
nyaman.
Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan
(manage)
administrasi
melakukan penelitian dengan judul Masyarakat
dan keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik. Menurut Fesler (1980),
di atas, maka peneliti tertarik untuk “Partisipasi
penyusunan
Dalam
kebijakan
Revitalisasi Pasar Peterongan di Kota
publik dan yang
yaitu
pelaksanaan
dilakukan
oleh
birokrasi dalam sekala besar untuk
Semarang”
kepentingan publik. 2. Kebijakan Publik Carl I. Friedrick B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan Partisipasi Masyarakat Pasar
dan
dalam
Peterongan
Wahab, 1997:3) yang menyatakan bahwa kebijaksanaan ialah suatu
Revitalisasi di
(dalam
tindakan yang mengarah pada tujuan
Kota
yang
Semarang?
diusulkan
oleh
seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam lingkungan 3
tertentu
sehubungan
dengan adanya hambatan-hambatan
situasi
tertentu seraya mencari peluang-
mendorongnya untuk memberikan
peluang untuk mencapai tujuan atau
sumbangan kepada kelompok dalam
mewujudkan
mencapai
sasaran
yang
kelompok
tujuan
yang
serta
turut
diinginkan. James E. Anderson (dalam
bertanggung jawab terhadap usaha
Subarsono, 2012:2) mendefinisikan
yang bersangkutan. Allastaire White
(dalam
kebijakan publik sebagai kebijakan
Sastropoetro. 1988:32) menyatakan
yang ditetapkan oleh badan-badan
“ Partisipasi adalah keterlibatan
dan aparat pemerintah. Walaupun
penduduk setempat secara aktif
disadari bahwa kebijakan publik
dalam pengambilan keputusan yang
dapat dipengaruhi oleh para aktor
berhubungan dengan pembangunan
dan faktor dari luar pemerintah. Chandler dan Plano (dalam
proyek
publik
pemanfaatan sumber
daya
memecahkan
merupakan
strategis yang
menurut Bintarto Tjokroamidjoyo
terhadap ada
sebagaimana dikutip oleh Taliziduhu
untuk
Ndraha sebagai berikut:
masalah-masalah
“Keterlibatan masyarakat dalam penentuan arah, strategi dan kebijakan pemerintah, keterlibatan masyarakat dalam memikul beban dan dalam memetik hasil atau manfaat pembangunan” (Ndraha, 1990:14).
publik atau pemerintah. 3. Partisipasi Gordon W. Allport (dalam Sastropotro, 1998:12) menyatakan bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan
Sastropoetra
dirinya/ egonya yang sifatnya lebih daripada
keterlibatan
menyatakan
dalam
dirinya,
1. Komunikasi menumbuhkan
hak
yang pengertian
yang efektif/ berhasil 2. Perubahan sikap, pendapat dan
Sastropoetro 1988:13) partisipasi didefinisikan
dalam
44)
yang menentukan antara lain:
berarti
keterlibatan pikiran dan perasaan Keith Davis (dalam dapat
bahwa
(1988:
partisipasi ada unsur-unsur penting
pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan
pelaksanaannya”
Bintarto Tjokroamidjoyo. 4. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat
Hakim, 2011:24) menyatakan bahwa kebijakan
atau
sebagai
tingkah laku yang diakibatkan
keterlibatan mental/ pikiran dan
oleh
emosi/ perasaan seseorang didalam
pengertian
menimbulkan kesadaran. 4
yang
3. Kesadaran kepada
yang
didasarkan
perhitungan
Danisworo
(dalam
Gantira
dan
Christiady, 2014:14) menyebutkan
pertimbangan. 4. Kesediaan melakukan sesuatu
bahwa pendekatan revitalisasi harus mampu
yang tumbuh dari lubuk hati
ada dilingkungan sekitar seperti sejarah, makna, serta keunikan dan
terhadap kepentingan bersama. 5. Sistem
citra lokasi. Revitalisasi sendiri
Sistem adalah jaringan kerja prosedur
bukan
hanya
berorientasi
pada
saling
penyelesaian keindahan fisik saja,
berhubungan, berkumpul bersama-
tapi juga harus dilengkapi dengan
sama
peningkatan ekonomi masyarakat
untuk
yang
dan
memanfaatkan pula potensi yang
tanpa dipaksa orang lain. 5. Adanya tanggung jawab
prosedur-
mengenali
melakukan
suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu
serta pengenalan budaya yang ada.
sasaran tertentu (Jogiyanto, 1999:1) Sistem
adalah
E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam
sekelompok
penelitian ini adalah metode penelitian
elemen- elemen yang terintegrasi
kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian
dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu
ini berlokasi di Pasar Peterongan Kota
organisasi.
Semarang. Infomran dalam penelitian
Organisasi terdiri dari sejumlah
ini adalah Kepala Bidang Kebersihan
sumber daya yang bekerja menuju
dan Pemeliharaan Pasar Dinas Pasar
tercapainya suatu tujuan tertentu
Kota Semarang, Kepala Sub Bagian TU
oleh pemilik atau manajemennya
UPTD Pasar Wilayah Jatingaleh dan
(Raymond Mc. Leod Jr, 2004:9). 6.
masyarakat.
Revitalisasi Rais Christiady,
(dalam
Gantira
2014:14)
revitalisasi
melalui wawancara serta pengamatan langsung dan data sekunder berupa dokumen-dokumen yang dimiliki Dinas
kota yang dulunya pernah hidup,
Pasar
akan tetapi mengalami kemunduran. kawasan
aspek
revitalisasi yang
yang
diperoleh langsung dari narasumber
kembali suatu kawasan atau bagian
proses
data
digunakan adalah data primer yang
adalah upaya untuk memvitalkan
Dalam
Sumber
Kota
Semarang.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu
suatu
wawancara,
dicakup
observasi,
dan
dokumentasi. Selanjutnya untuk analisis
diantaranya adalah perbaikan di
data dalam penelitian kualitatif data
aspek fisik, ekonomi dan sosial. 5
yang diperoleh dari berbagai sumber
yang
berada
di
belakang,
dengan reduksi data, penyajian data, dan
sebelumnya pemerintah telah
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
menyiapkan lapak sementara ini agar pedagang bisa berjualan di
PEMBAHASAN
DAN
HASIL
lapak sementara ini.
PENELITIAN A. Proses
b. Upaya yang dilakukan untuk Pelaksanaan
Masyarakat Pasar
dalam
Peterongan
Partisipasi
melaksanakan gagasan tersebut
Revitalisasi di
Revitalisasi
Kota
Peterongan sudah sejak setahun
Semarang Terdapat empat (4) indikator partisipasi
yang
menganalisis
digunakan
pelaksanan
masyarakat
dalam
lalu diupayakan untuk dilakukan revitalisasi karena dilihat dari
untuk
bangunan fisik yang sudah lama,
partisipasi
revitalisai
lapuk serta terkesan kumuh.
Pasar
Pedagang yang berjualan di
Peterongan antara lain: 1. Pikiran a. Hal- hal baru yang hendak
Pasar Peterongan ini sebenarnya ada pedagang permanen dan
dilakukan dalam revitalisasi Revitalisasi upaya
untuk
pedagang
merupakan
mereka
struktur
c. Pedagang
Pasar peterongan yang sedang
suatu wilayah sering terjadi pro dan kontra yang biasa terjadi.
dengan baik atau belum dapat tahapan
Para pedagang khawatir jika
proses
direvitalisasi nantinya akan ada
pembangunan yang dilakukan dari
pihak
pelaksanaan pedagang
terkait. untuk
perubahan zonasi dan bila ada
Selama
revitalisasi
menaggapi
wilayah atau dalam perbaikan
dari
revitalisasi ini sudah terlaksana dari
dalam
Dalam pembangunan suatu
untuk melihat apakah hal- hal
dilihat
mempunyai
Revitalisasi Pasar Peterongan
dalam taraf pembangunan serta diinginkan
telah
langganan tetap dari konsumen.
bangunan agar nampak layak.
yang
permanen,
berdagang di pasar dan pastinya
kembali suatu kawasan serta
baru
tidak
pedagang permanen biasanya
memvitalkan
menyempurnakan
Pasar
perubahan tidak akan ramai lagi
para
seperti sebelum di revitalisasi.
sementara
ditampung di lapak sementara 6
Banyak
pedagang
mengeluh
karena
yang dagangan
mereka menjadi sepi tiak seperti
yang ada di Pasar Peterongan
dulu dan sudah berjalan selama
dengan tetap mempertahankan
satu tahun mei besok. Pedagang
bentuk
yang setuju dengan revitalisasi
hanya merapikan serta ditambah
ini mengingnkan agar nantinya
dengan bangunan lantai dua di
pasar jadi terlihat rapi dan
belakang karena jika hanya ada
bersih. Pedagang menginginkan
satu bangunan saja maka tidak
agar tempat berdagang juga
dapat menampung pedagang.
tertata dengan rapi sehingga
b. Sistem
bangunan
yang
lama
terjalin
nantinya menjadi sama dan tidak
kerjasama
ada yang diistimewakan.
terkait dalam revitalisasi
2. Tenaga a. Pihak- pihak yang bekerjasama
baik
yang
Peterongan
pihak
aparat
pedagang
yang
bekerjasama
dengan pihak masyarakat yang
harus dilestarikan oleh karena
dengan membentuk swakarsa
itu dari Dinas Pasar melakukan
keamanan karena tidak adanya
kerjasama dengan TACB (Tim
pihak
Ahli Cagar Budaya), lalu dari
keamanan
yang
disediakan oleh dinas.
dinas ada SKPD dari DTKP Perumahan) setelah
stakeholder.
terdapat persatuan pedagang-
sebagai
Kota
antar
Terkadang didalam pasar sudah
bangunan cagar budaya yang
Tata
dari
atau
revitalisasi Pasar Peterongan.
(Dinas
phak-pihak
pemerintah dengan pedagang pihak
membantu atau terlibat dalam Pasar
dalam
Kerjasama yang terjalin
dalam revitalisasi Banyak
antar
dan
3. Keahlian a. Peran serta masyarakat dalam
dan
itu dari
Revitalisasi Pasar Peterongan
BPCB (Balai Pelestarian Cagar
Pelaksanaan
Revitalisasi
Budaya), serta dari Kementrian
Pasar Peterongan oleh aparat
Pendidikan
dilakukan
dan
Kebudayaan
dengan
cara
terutama Direktorat Bangunan
pendekatan baik secara individu
Cagar
dan
atupun kelompok ke masyarakat
Permuseuman. Semua pihak-
yang tinggal berada di sekitar
pihak yang terlibat ini menagani
Pasar Peterongan ataupun ke
tentang bangunan cagar budaya
pedagang. Dari pihak aparat
Budaya
7
telah
mengumumkan
kepada
pengunjung
dan
nantiya
RT/RW bahwa untuk sementara
kehilangan
jalan yang biasanya digunakan
tempat berdagangnya dipindah,
utuk lalu lalang masyarakat
hal semacam ini memang sudah
untuk sementara ditutup dan
biasa bagi pihak aparat. Dalam
digunakan
sebagai
upaya revitalisasi ini terkadang
sementara
sering muncul pro dan kontra
penampungan
langganan
pedagang, sehingga masyarakat
dari
yang
dikatakan oleh pihak aparat
biasanya
bisa
dengan
pedagang
sesuai
jika
leluasa melintasai jalan tersebut
pemerintah
untuk sementara tidak bisa.
tentang revitalisasi ini, bahkan
Diharapkan semua pihak dapat
terkadang ada pedagang yang
bekerjasama dengan baik karena
mendukung upaya pemerintah
dengan adanya dukungan dari
untuk memperbaiki pasar agar
masyarakat diharapkan tahun
tampak lebih baik dan rapi
2016 ini Pasar Peterongan ini
sehingga tidak nampak kumuh,
bisa selesai dibangun sehingga
serta
pedagang bisa kembali berjualan
nyaman.
di
dalam
pasar
mengganggu
tanpa aktivitas
perencanaan
yang
bisa
dinilai
dari
dalam
keberhasilan suatu program oleh
program
sebab itu dari hasil wawancara yang diperoleh dari pihak aparat
Seringkali jika ada pasar
UPTD Pasar Wilayah Jatingaleh
akan
yaitu rencana awal yang ingin
direvitalisasi maka tidak bisa
membongkar pasar peterongan
dipisahkan dari pedagang yang
secara
ada didalamnya. Terkadang ada
dengan desain awal, namun saat
pedagang
tidak
akan
pasar
pembongkaran itu pada bulan
tradisional akan direvitalisasi
Oktober tahun lalu sempat ada
dengan alasan akan mengurangi
protes
menginginkan
yang
bisa
Kepuasan merupakan hal
Revitalisasi Pasar Peterongan. tradisional
pembeli
Peterongan untuk saat ini
lingkungan Pasar Peterongan. pedagang
nantinya
menangani
c. Kepuasan akan revitalisasi Pasar
masyarakat yang ada disekitar b. Keaktifan
yang
yang
yang jika
8
keseluruhan dilakukan
dari
sesuai pekerjaan
pedagang
yang
menginginkan
untuk
dibongkar.
tidak
pengadaan barang/ jasa pemerintah yang dibiayai dari APBD/ atau APBN , atau merupakan hasil kerjasama daerah dengan pihak ketiga, usulan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan setelah serah terima pekerjaan, sesuai dengan peraturan perundangundangan”
Penambahan
bangunan pada pasar peterongan ini
bertujuan
agar
semua
pedagang bisa masuk ke dalam pasar sehingga tidak ada lagi yang berdagang di luar pasar yang dapat mengganggu sekitar
b. Kendala
jalan dan untuk menjaga agar nampak
rapi.
Revitalisasi Pasar Peterongan
Nantinya
Umumnya
pedagang akan dikelompokkan sesuai
dengan
dagangannya
jenis
mempermudah
pembeli
dalam
pembangunan
barang
sehingg
dalam pelaksanaan
akan
dijumpai
dan
kendala
sering
kendala besar
pula
baik atau
itu kecil.
harapan pemerintah pedagang
Pelaksanaan revitalisasi pasar
untuk mematuhi aturan yang
peterongan tidak bisa dipisahkan
telah dibuat oleh pihak aparat.
dengan adanya kendala yang pernah
4. Uang a. Besar
anggaran
yang
terjadi
Pelaksanaan
dikeluarkan untuk pelaksanaan
terhambat
Revitalisasi Pasar Peterongan
persetujuan
Pelaksanaan tidak
bisa
anggaran
revitalisasi
dijauhkan yang
waktu
itu.
revitalisasi karena
menunggu
dari
Ditjen
Pelestarian Cagar Budaya dan
dari
dikeluarkan.
Permuseuman,
Kementrian
Pendidikan
Kebudayaan
dan
Anggaran ini didapat dari APBD
(Kemendikbud)
untuk
dalam satu kali anggaran, soal
mempertahankan
dari
anggaran telah diatur ke dalam
bangunan
Perda Kota Semarang No 9
tersebut.
Tahun 2013 dalam Pasal 11(3)
proses pelaksanaannya sempat
tentang
terhenti karena kasus tersebut.
Penetapan
Pasar
dijelaskan sebagai berikut:
B. Faktor-faktor
“Dalam hal yang akan ditetapkan sebagai pasar adalah bangunan fisik yang merupakan hasil dari
Pasar Yang
tetap bentuk
Peterongan pada
waktu
Penghambat
Revitalisasi Pasar Peterongan di Kota Semarang
9
Faktor-faktor penghambat mempengaruhi
dalam
yang
3. Faktor Ekonomi Kota Semarang merupakan pusat
pelaksanaan
pemerintahan
revitalisasi pasar peterongan diperoleh selama
penelitian
Tengah
berlangsung
mencapai
diharapkan.
Ketiga
Disatu
kebijakan
tujuan
yang
faktor
Jawa pusat
terhadap
iklim
investasi dalam hal perdagangan.
faktor penghambat yang mempengaruhi untuk
menjadi
berpengaruh
sistem menurut Winardi. Terdapat tiga pelaksanaan
yang
Provinsi
perhatian semua orang, hal ini juga
dilapangan yang didasarkan pada teori
berjalannya
di
tersebut
sisi
keberadan
tradisional
bisa
eksistensi
pasar
pasar
mempengaruhi modern
yang
bermunculan. Namun tidak dapat
adalah :
dihindari bahwa penataan tempat
1. Faktor Sosial Pedagang
sempat
bagi
menolak
pasar
tradisional
sehingga
tampak rapi, bersih dan terawat
untuk dilakukan revitalisasi karena
sehingga
nantinya pasar manjadi sepi dan
masyarakat
mempengaruhi dagangan mereka.
dapat
menarik
daerah
minat maupun
wisatawan untuk berbelanja di pasar
Pasar peterongan yang merupakan
tradisional
pasar tertua di Kota Semarang
untuk
menambah
pendapatan asli daerah.
nantinya juga akan memperbaiki bangunan yang sudah lapuk dan
PENUTUP
menghilangkan kesan kumuh.
A. Kesimpulan
2. Faktor Politik Pasar peterongan merupakn
Hasil
penelitian
pasar tertua di Kota Semarang
pelaksanaan
dengan
kondisi
tentang
Partisipasi
proses
Masyarakat
yang
sudah
dalam Revitalisasi Pasar Peterongan
dengan
jumlah
dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pedagang sekitar 1300 pedagang
pelaksanaannya masyarakat turut ambil
yang ada di pasar peterongan. Daya
bagian dalam revitalisasi ini karena
tampung yang kurang memadai
pada mulanya masyarakat sekitar pasar
serta tidak tersedianya lahan yang
peterongan yang memberikan masukan
sesuai
serta
kepada pihak aparata untuk lebih ditata
mengganggu aktifitas pejalan kaki
karena mengganggu arus lalu lintas. Hal
dan lalu lintas karena pedagang
ini karena masyarakat yang hanya
yang berjualan di pinggir jalan.
berada disekitar Pasar Peterongan saja
memprihatinkan,
untuk
pedagang
10
yang merasakan dampaknya secara
mempertahakan kebudayaan yang
langsung sehingga perlu lagi koordinasi
ada dari pasar tersebut. B. Saran
antara pihak aparat dengan tokoh
Berdasarkan hasil penelitian dan
masyarakat agar ikut terlibat dalam
pembahasan diatas maka saran atau
pelaksanaan revitalisasi ini. Berdasarkan maka
dapat
penelitian
diketahui
Penghambat
rekomendasi
diatas
sekiranya
Pasar
dapat
mendukung
Peterongan di Kota Semarang, yaitu
penulis
memperbaiki
berjalannya
atau
revitalisasi
pasar peterongan di Kota Semarang
1. Pedagang pasar peterongan tidak
agar dapat berjalan lancar dan efektif
menerima direvitalisasi namun ada
antara lain :
juga yang menerima jika pasar
1. Diadakannya monitoring sebagai
peterongan direvitalisasi. 2. Masyarakat di sekitar Peterongan
ingin
paparkan mengenai hal- hal yang
faktor-faktor
Revitalisasi
yang
mendukung
Pasar
serangkain
dengan
revitalisasi.
proses
pelaksanaan
Monitoring
ini
diadakannya upaya revitalisasi ini
dikoordinasikan antara pemerintah
dikarenakan
yang
kota
juga
Wilayah) dengan pihak dari kantor
berada
di
masyarakat sekitar
pasar
merasakan berbagai dampak yang
(Dinas
Pasar
kecamatan
dapat dirasakan langsung. 3. Keberadaan pasar tradisional dari
dan
terkait
memudahkan
Pasar untuk
pemantauan
sisi perekomian juga menunjang
perkembangan pasar peterongan. 2. Perlu adanya peningkatan kualitas
pemasukan pendapatan asli daerah
dan kuantitas pada sumber daya
sehingga
sebagai
sarana
pedagang
untuk
wadah
bagi
memasarkan
dan
prasarana
sebagai
penunjang pelaksanaan revitalisasi
produknya. 4. Dari segi politik kebijakan ini
dalam
mencapai
diinginkan. 3. Diberlakukan
dibuat karena melihat eksistensi
tujuan rapat
untuk
pasar tradisional yang semakin jauh
memberikan
tertinggal dengan pasar modern,
pedagang sehingga tidak ada lagi
sehingga
tetap
pedagang
pasar
lamanya proses revitalisasi sehingga
untuk
mempertahankan tradisional untuk bangunan
citra
dilakukan
revitalisasi
memperbaiki
struktur
dengan
tetap
kepastian
yang
yang
kepada
mengeluhkan
mereka tidak merasa terabaikan. DAFTAR PUSTAKA 11
Danisworo,
Mohammad
dan
Widjaja
Sumber Lain :
Martokusumo. 2002. Revitalisasi
Undang-
Undang
Republik
Indonesia
Kawasan Kota Sebuah Catatan
Nomor 11 Tahun 2010 tentang
dalam
dan
Cagar Budaya Peraturan Menteri
Kota.
Perdagangan Republik Indonesia
www.urdi.org (urban and reginal
Nomor 70/M- DAG/ PER/ 12/ 2013
development institute, 2000).
tentang
Pengembangan
Pemanfaatan
Kawasan
Gibson, dkk. 1987. Organisasi : Perilaku,
pedoman
penataan
dan
pembinaan pasar tradisional, pusat
Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid
perbelanjaan dan toko modern
1, Alih Bahasa Djarkasih, Erlangga,
Peraturan Meneteri Dalam Negeri Republik
Jakarta.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2012
Herman, Malano. 2011. Selamatkan Pasar
tentang
Tradisional. Jakarta: PT. Gramedia Taliziduhu.
Peraturan 1981.
Partisipasi
Desa
Dalam
Masyarakat
Administrasi
(2011). Publik.
18/PRT/M/2010
tentang
Tahun 2013 tentang Pengaturan
Teori
Pasar Tradisional
Bandung:
Hero Nurseto Marandita, 2012, Skripsi Implementasi Program Revitalisasi
Sastropoetro,
Santoso,
RA.
1989.
Pasar Gading dan Pasar Sidodadi di
Partisipasi komunikasi, Persuasi
Kota Surakarta.
dan Disiplin dalam Pembangunan
Karyani,
Nasional. Bandung: Alumni.
(2006).
Skripsi
Implementasi
Revitalisasi
Pasar
Sampangan Kota Semarang.
Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kencana
2013,
Kebijakan
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Inu
Umum
Peraturan Daerah Kota Semarang No 9
Alfabeta
Syafie,
Pekerjaan
Pedoman Revitalisasi Kawasan
Jakarta : yayasan Karya Dharma Harbani.
Menteri
Nomor:
Pembangunan Di Beberapa Desa. Pasolong,
dan
Pemberdayaan Pasar Tradisional
Pustaka Utama. Ndraha,
Pengelolaan
Niken Septihandini Puspaningtyas, 2013,
Ilmu
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Program Keluarga Berencana Di
Cipta
Kecamatan Pedurungan
Winarno,
Prof.
Drs.
Budi.
(2012).
Riris Istiqomah, 2012, Skripsi Analisis
Kebijakan Publik: Teori, Proses dan
Faktor- Faktor Penghambat Program
Studi Kasus. Yogyakarta: C A P S
Revitalisasi Pasar Johar Semarang.
12
Tito Kurniawan, 2012, Skripsi Analisis Faktor
Penghambat
Revitalisasi
Kawasan Kota Lama Semarang.
13