Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN KAWASAN KONSERVASI HUTAN DI GUNUNG GALUNGGUNG KABUPATEN TASIKMALAYA Erni Mulyanie Jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya
[email protected]
ABSTRAK Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok atas: Hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Gunung Galunggung salah satu gunungapi aktif tipe A berlokasi di sebelah barat laut Kota Tasikmalaya. Konservasi Hutan kawasan Gunung Galunggung sangat diperlukan mengingat perkembangan Kota yang semakin luas, sehingga hutan/bukit-bukit yang semula adalah kawasan hutan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau sudah banyak berkurang, terutama di kawasan sepanjang aliran lava gunung galunggung yang mengarah ke Kota Tasikmalaya. Salah satu penyebabnya adalah pemukiman masyarakat yang semakin padat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan: survey lapangan (field study), wawancara (interview), studi dokumentasi, studi literatur. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan skala likert yang dihitung dengan analisis diskriminan. Jenis partisipasi yang disumbangkan oleh masyarakat di kawasan hutan konservasi Gunung Galunggung; a) partisipasi buah pikiran/ide, b) partisipasi tenaga, c) partisipasi harta benda, d) partisipasi keterampilan dan kemahiran dan e) partisipasi sosial. Bentuk partisipasi masyarakat dalam koservasi kawasan hutan di Gunung Galunggung; a) partisipasi aktif, b) partisipasi pasif. Faktor-faktor geografis yang menjadi acuan pentingnya konservasi hutan di kawasan Gunungapi Galunggung adalah: a) habitat, b) pertimbangan wilayah, c) faktor fisik dan manusia, dan d) nilai ekonomi. Kata Kunci: partisipasi masyarakat, pelestarian, konservasi hutan, Gunung Galunggung
PENDAHULUAN
ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
Latar Belakang
pokok
Kawasan
hutan
keanekaragaman
wilayah
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
Kawasan hutan pelestarian alam adalah
oleh
dipertahankan
hutan dengan ciri khas tertentu, yang
hutan
tetap.
mempunyai fungsi pokok perlindungan
Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan
fungsi pokok atas: Hutan konservasi, hutan
keanekaragaman
lindung,
satwa, serta pemanfaatan secara lestari
Pemerintah
keberadaannya
dan
adalah
pengawetan
untuk
sebagai
hutan
produksi.
Hutan
konservasi adalah kawasan hutan dengan
sumberdaya
jenis
alam
tumbuhan
hayati
dan
dan
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 1
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya ekosistemnya, dan taman buru adalah
Diperlukan
partispasi
masyarakat
kawasan hutan yang ditetapkan sebagai
untuk menjaga kelestarian hutan yang ada,
tempat wisata berburu.
karena dapat dikatakan kunci sukses dalam
Menurut
Peraturan
Pemerintah
mencegah dan menangani kerusakan hutan
Republik Indonesia No 45 Tahun 2004
yang ada ditentukan dari besar kecilnya
tentang Perlindungan Hutan. Perlindungan
partisipasi masyarakat.
hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan
hutan,
kawasan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik
melakukan
penelitian
hutan dan hasil hutan, yang disebabkan
mengenai upaya pelestarian kawasan hutan
oleh
konservasi
perbuatan
manusia,
ternak,
kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit,
serta
mempertahankan
dan
di
Gunung
Galunggung
Kabupaten Tasikmalaya. Permasalahan yang akan diangkat
menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
dalam
perorangan atas hutan, kawasan hutan,
“Bagaimanakah
partisipasi masyarakat
hasil hutan, investasi serta perangkat yang
dalam
pelestarian
berhubungan dengan pengelolaan hutan.
konservasi hutan di Gunung Galunggung
Gunung
Galunggung
merupakan
salah satu gunung api yang berstatus aktif
penelitian
upaya
ini
adalah:
kawasan
Kabupaten Tasikmalaya?” Adapun tujuan dari penelitian ini
dengan kubah berbentuk strato dan dalam
adalah
sejarahnya telah empat kali meletus yaitu
masyarakat
pada tahun 1822, 1894, 1918 dan 1982.
kawasan hutan konservasi di Gunung
Permasalahan di bagian hulu Galunggung
Galunggung Kota Tasikmalaya.
akibat kian berkembangnya kaliandra dan
untuk
mengetahui
dalam
Penerapan
upaya
hasil
partisipasi pelestarian
penelitian
ini
pepohonan yang smakin tinggi, yang di
diharapkan dapat diterima oleh seluruh
satu sisi mampu menghidupi sebagian
pihak dan terutama oleh para pelaku di
masyarakat pencari kayu bakar maupun
bidang
peternak
sumber
memanfaatkan keluaran berupa buku ajar
pakan ternak-ternaknya. Sehingga banyak
untuk kegiatan belajar mengajar. Selain itu
masyarakat yang mengambil kayu dengan
dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menebang pepoonan yang ada di hutan.
memantau Hutan Konservasi di Gunung
untuk
menyediakan
pendidikan,
yaitu
bisa
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 2
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Galunggung Tasikmalaya sebagai fungsi
meter di atas permukaan air laut atau 1.820
pelestarian lingkungan hidup.
meter dari daratan Kota Tasikmalaya dengan letak astronomis berada pada koordinat 7.25°-7°15'0"LS dan 108,058°-
METODE Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif
108°3'30"BT. Gunungapi Galunggung mempunyai
survey, yang bertujuan untuk mengkaji
batas-batas wilayah sebagai berikut:
masalah yang terjadi saat sekarang dengan
Sebelah Utara
cara mengumpulkan data, menyusun dan
Sinagar Kecamatan Sukaratu
mengklasifikasikan
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa
data,
kemudian
: berbatasan dengan Desa
dianalisis. Adapun teknik pengumpulan
Mekarjaya Kecamatan Padakembang
data yang digunakan adalah; Survey
Sebelah Barat
Lapangan
Kabupaten Garut
(Field
Study),
Wawancara
:
berbatasan
(Interview), Studi Dokumentasi, Studi
Sebelah Timur
Literatur
Linggajati Kecamatan Sukaratu
dengan
: berbatasan dengan Desa
Teknik analisis data yang dilakukan
Dilihat secara fisiografis Kabupaten
menggunakan skala likert yang dihitung
Tasikmalaya termasuk Zone Bandung dan
dengan analisis diskriminan. Skala Likert
Zone Pegunungan Selatan. Kabupaten
yang digunakan untuk mengukur sikap,
Tasikmalaya
pendapat dan persepsi seseorang atau
wilayah yang termasuk pada pembagian
kelompok tentang kejadian atau gejala
Zone Bandung, sedangkan pada bagian
sosial.
timur yang merupakan suatu depresi yang dimulai bagian
HASIL PENELITIAN Secara Gunungapi
administratif Galunggung
wilayah
termasuk
bagian
dari
utara
merupakan
GunungapiGalunggung
tenggara.
Keadaan
daerah
Tasikmalaya bagian utara, tanahnya lebih
ke
subur dibandingkan dengan Tasikmalaya
dalam pemerintahan Kecamatan Sukaratu
bagian selatan yang termasuk pada Zone
Kabupaten Tasikmalaya, terletak sekitar
Pegunungan
17 km dari pusat kota Tasikmalaya dan
Mountains, yang merupakan daerah minus
8 km dari Ibukota Kabupaten Tasikmalaya.
terdiri dari tanah yang bercampur cadas
Selatan
atau
Southern
Galunggung memiliki ketinggian 2.168
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 3
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya dan kerikil juga ditandai dengan daerah-
berukuran 560x440 meter dan tinggi 70
daerah yang berbukit kapur.
meter. Sebelum letusan 1982-1983 di
Menurut ahli Geologi dari Belanda Van
Bemmelen
secara
fisiografis
Galunggung sendiri termasuk kedalam
dalam kaldera Galunggung terdapat tiga kawah kecil yang disebut Kawah Karso, Kawah Hejo, dan Kawah Cekok.
Zona Bandung yang merupakan daerah
2) Morfologi lereng gunungapi terletak di
gunungapi, zona ini merupakan suatu
daerah ketinggian mulai 700 meter di
depresi jika dibanding dengan Zona Bogor
atas permukaan air laut hingga puncak
dan Zona Pegunungan Selatan
yang
dengan kemiringan lereng 10°-40°.
mengapitnya yang terlipat pada zaman
Tingkat erosi di sini sangat kuat
tersier Zona Bandung sebagian besar terisi
sehingga
oleh endapan vulkanik muda produk dari
bukit yang sempit dan lembah yang
gunungapi disekitarnya, gunung-gunung
dalam
berapi terletak pada dataran rendah antara
memusat ke kawah Guntur.
kedua zona itu dan merupakan dua barisan
menghasilkan dan
terjal
pegunungan
berbentuk
3) Morfologi kakigunung
“v”,
menempati
dipinggir Zona Bandung pada perbatasan
daerah di bawah ketinggian 700 meter
Zona Bogor dan Zona Pegununga Selatan.
ke selatan hingga dataran Singaparna
Galunggung dibagi menjadi empat bagain
dengan kemiringan 0°-10° menjauhi
antara lain morfologi kawah, morfologi
pusat erupsi. Tingkat erosi sudah lebih
lereng, morfologi kaki dan morfologi
lemah dengan litologi penyusunnya
perbukitan. Untuk lebih jelasnya mengenai
endapan piroklastika dan lahar.
pembagian itu adalah sebagai berikut : 1) Morfologi kawah berbentuk depresi di bagian
puncak
Guntur
kedalaman
perbukitan
terletak
di
sebelah tenggara kawah Galunggung
kawah
dan
meter.
banyaknya bukit-bukit besar dan kecil
Garis tengah 500 meter. Kawah
pada daerah dataran yang luas. Karena
Guntur bagian selatan telah terpotong
demikian banyaknya bukit-bukit maka
oleh kawah Galunggung yang mana
dikenal dengan nama “Bukit Sepuluh
kawah
Ribu”
ini
merupakan
4) Morfologi
100-150
berbentuk
tapal
kuda
membuka ke arah tenggara. Kubah Gunung Jadi berada di sebelah baratnya
Tasikmalaya,
Dengan
demikian
ditandai
dilihat
oleh
dari
Geomorfologi Kecamatan Sukaratu yang
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 4
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya menurut monografi kecamatan tersebut
pembentukan kubah lava tahun 1918, yang
terdiri dari 60% dataran tinggi dan 40%
berlangsung beberapa minggu, sedangkan
terdiri dari dataran rendah, maka desa
letusan terakhirnya terjadi pada periode
tersebut merupakan daerah pegunungan
tahun
dengan tanah pasir vulkanik yang subur
masyarakat Tasikmalaya menjadi panik.
karena
gunugapi.
Memperhatikan dan menganalisa data,
Geomorfologi Kecamatan Sukaratu dalam
bahwa: G. Galunggung selalu meletus
hubungannya dengan aktivitas penduduk
cukup dahsyat dan menghasilkan aliran-
dalam memenuhi kebutuhannya memiliki
aliran awan panas, piroklastik jatuhan dan
ciri khas yaitu merupakan pegunungan dan
hujan abu yang lebat, biasanya diakhiri
dataran, dalam hal ini pertanian memiliki
dengan adanya lava, yang membentuk
potensi yang sangat baik.
kubah lava, aliran lava didalam kawah atau
terletak
di
dekat
hanya
masyarakat
menyumbat
dalam
upaya
membuat
lubang
kawah.
bukit sepuluh ribu yang ada di sekitar
pelestarian kawasan hutan konservasi di
Tasikmalaya
Gunung Galunggung
diperhitungkan
Gunung
yang
Kemudian bila kita perhatikan keadaan
PEMBAHASAN Partisipasi
1982-1983,
Galunggung
salah
satu
ternyata menjadi
sudah penghalang/
tanggul alam pada peta Kawasan Rawan
gunungapi aktif tipe A berlokasi di sebelah
Bencana
barat
posisi
menunjukan aliran lahar atau KRB 1 yang
puncaknya pada 108o,04’ BT dan 07o15’
mengarah ke tenggara sudah terhalang
LS, yang di kenal oleh masyarakat saat ini
oleh kumpulan bukit sepuluh ribu. Tampak
karena letusannya yang terakhir cukup
beberapa aliran lahar yang masih dapat
menarik dan menghebohkan dunia dengan
menerobos menuju kota Tasikmalaya.
beberapa kali letusannya secara periodik
Untuk konservasi wilayah ”Bukit Sepuluh
hampir setiap minggu selama 9 bulan,
Ribu” harus di prioritaskan pada daerah-
tepatnya mulai hari senin 5 April 1982
daerah dimana aliran lahar menerobos
sampai dengan Pebruari 1983 aktifitasnya
tersebut, seperti pada sungai Cihideung
adalah letusan tahun 1822, kemudian tahun
dan sungai Ciloseh yang mengalir menuju
1894, dengan beberapa kali
letusan,
kota Tasikmalaya. Kalau pengambilan
berlangsung hanya beberapa hari saja, dan
pasir mengarah ke penggalian Bukit-bukit
laut
Kota
Tasikmalaya,
G.
Galunggung,
yang
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 5
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya itu, tentu aliran lahar dapat mengancam
bertanya
Kota Tasikmalaya, bila terjadi letusan lagi.
penduduk siap atau tidak.
Dengan berkembangnya penduduk khususnya
di
Tasikmalaya,
pemerintahanpun Pemerintahan Pemerintahan
maka
berkembang
menjadi
Kabupaten
dan
Kota
Tasikmalaya.
Kebutuhan akan lahan pemukiman ataupun sarana
dan
prasarana
pemerintahan
atau
Pemerintah
mengatur suatu kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan
sistem
zonasi
dan
dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, penelitian,
pengembangan
budidaya,
rekreasi dan pariwisata.
turut
Pada saat ini masyarakat di kawasan
dibangunnya
Gunung galunggung secara luas semakin
gedung pemerintahan, jalan ”by pass”
memahami pentingnya melestarikan hutan
yang membentang dari Indihiang ke arah
di
Sambongpari,
pemahaman
berkembang,
lainnya
apakah
misalnya
dibangunnya
kawasan
Gunung
galunggung, itu
terminal dan bangunan pasar yang baru
beragam.
untuk menunjang sarana perekonomian
keberadaan
dan lainnya. Aktifitas atau kegiatan G.
sangatlah
Galunggung tidak melihat dan tidak
fungsinya
memperhatikan
pemerintahannya,
berkesinambungan
sudah
bererupsi
saatnya
Aktivitas Pengunjung di Kawasan Gunung Galunggung
tidak
bila akan
sistem
masih
Disadari
meskipun
relatif
maupun
suatu
hutan
penting
penyangga
menjaga
hutan)
sebagai
tidak,
konservasi
untuk
(fungsi
cukup
yang
pendukung kehidupan.
Kawasan Hutan Konservasi Gunung Galunggung
Pemandangan kawasan Hutan konservasi Gunung Galunggung Gambar 1. Kawasan Hutan Konservasi Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya Masyarakat di kawasan Gunung
galunggung,
sejarah
tersebut ditetapkan menjadi suatu kawasan
memiliki
konservasi. Dalam melihat suatu kelompok
hubungan yang sangat dekat dengan
masyarakat dalam hubungannya dengan
perkembangannya
dari
kawasan hutan sejak sebelum kawasan
sudah
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 6
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya hutan, secara umum dapat dibedakan
memang sudah lama dimiliki. Masyarakat
sebagai masyarakat sekitar kawasan dan
“kota”, memang berada relatif jauh dari
masyarakat “kota”. Kelompok masyarakat
kawasan
sekitar
keberadaan
kawasan
sendiri
dapat
hutan.
Meskipun
mereka,
demikian,
disadari
maupun
dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok
tidak, tetap ada kaitannya dengan hutan
besar; masyarakat adat yang memegang
dan fungsi hutan. Sebagai contoh, kayu
teguh hukum dan norma adat sebagai
bahan bangunan dan perkakas serta banyak
kesepakatan
yang
mengatur
pola
jenis material yang digunakan dalam
mereka
sehari-hari.
Tidak
kebutuhan sehari-hari juga berasal dari
hanya mengatur pola kehidupan hubungan
hutan. Air untuk minum, mencuci juga
antar
kearifan
merupakan produk yang tidak lepas dari
hubungan
peran hutan dalam pengaturan fungsinya,
mereka dengan alam dan penggunaan
sehingga apabila hutan tidak sanggup lagi
sumberdaya alamnya secara seimbang.
memerankan
kehidupan
manusia,
tradisional
Ada
tetapi
yang
juga
mengatur
pula
masyarakat
fungsinya,
bisa
terjadi
lokal
bencana banjir di kala musim hujan dan
pendatang yang karena tujuan tertentu dan
bencana kekeringan di kala kemarau
akhirnya menetap di lokasi yang baru di
datang melanda. Keterlibatan langsung
sekitar/ di dalam kawasan. Masyarakat
masyarakat kota terhadap hutan, sangatlah
pendatang tersebut ada yang membentuk
terbatas. Terkadang mereka “datang“ ke
kelompok sendiri, ada pula yang berbaur
hutan
dengan masyarakat adat ataupun dengan
rekreasi
kelompok masyarakat pendatang yang
kelompok
sudah ada lebih dulu di tempat tersebut.
tersebut
Kelompok masyarakat ini juga memiliki
beragamnya cara pandang serta “tatanan”
hubungan yang sangat erat dengan alam
yang dimiliki oleh kelompok-kelompok
dan hutan semenjak keberadaannya di
masyarakat tersebut dalam hubungannya
lokasi baru tersebut. “Tatanan” yang
dengan sumberdaya alam dan “hutan”.
untuk atau
berwisata
atau
sekedar
bahkan
berburu,
bagi
masyarakat
tertentu.
Hal
mencerminkan
betapa
mereka anut pun beraneka ragam, ada
Hutan Konservasi, sebagai suatu
yang mengadopsi sebagian dari nilai adat
konsep pengelolaan ekosistem hutan yang
setempat,
ada
ditawarkan pemerintah, bisa dikatakan
sebagian
tatanan
pula dan
yang
membawa
budaya
yang
sebagai tatanan yang relatif “baru” apabila
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 7
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya dilihat dari sudut “istilah penamaan”. Akan
2. Pelaksanaan program-program
tetapi bila dikaji lebih jauh, konsep
Program yang sudah direncanakan
Kawasan konservasi ini, dalam prinsip
secara matang kemudian di aplikasikan
pengelolaan
secara
dengan menurutsertakan masyarakat di
seimbang dan berkelanjutan, barangkali
sekitar kawasan hutan gunung galunggung.
bukan merupakan hal yang baru bagi
Dan memang itu sudah berlangsung
masyarakat adat yang memegang teguh
namun memang karena pemahaman yang
norma dan hukum adat asli mereka. Bagi
beragam
masyarakat lokal dan masyarakat “kota”,
masyarakat
yang tidak diikat oleh hukum adat, secara
kegiatan konservasi. Pelaksanaan pun di
normatif banyak terbantu oleh norma
pantau atau diawasi oleh pihak-pihak yang
umum dan agama yang menganjurkan
bertanggungjawab dalam kegiatan tersebut
untuk
termasuk di dalamnya pihak pemerintah.
sumberdaya
selalu
alam
berbuat
kebaikan,
pemanfaatan sumberdaya alam secara
lingkungan,
program yang
semua
partisipasi
dalam
Evaluasi dilaksanakan secara berkala dilakukan oleh pihak pemerintah serta
Perlu keterlibatan masyarakat dalam mensukseskan
turut
tidak
3. Evaluasi
bijaksana dan tidak berlebihan, serta menjaga keseimbangan alam.
memungkinkan
pelestarian
dilakukan
dalam
pihak yang memahami program. Dalam proses evaluasi ini akan di bandingkan kawasan memang di konservasi serta
beberapa tahapan:
kawasan yang di eksploitasi. Lalu akan di
1. Perencanaan
lanjutkan kembali ke tahap perencanaan
Perencanaan dilakukan oleh pihak pemerintah
serta
pihak-pihak
atau
menentukan
program
lanjutan.
yang
Masyarakat tidak hanya diberi informasi
berpengaruh di sekitar kawasan gunung
mengenai keberadaan Hutan Konservasi,
Galunggung. Perencanaan ini dilakukan
tujuan
guna
dilakukan, tetapi lebih jauh mereka diajak
meminimalisir
kemungkinan-
serta
upaya
untuk
pelaksanaan konservasi hutan gunung
konservasi
galunggung.
tersebut, baik secara langsung maupun
dan
tidak
dalam
yang
kemungkinan yang akan terjadi dalam
secara
berpartisipasi
konservasi
kegiatan
langsung.
kegiatan
pengelolaan
Ilustrasi
alur
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 8
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya kegiatan interpretasi digambarkan dalam Mengenal
Memahami
diagram berikut: Mencintai
Berpartisipasi
Gambar 2. Alur Kegiatan Interpretasi Mengenal atau mengetahui Pada tahap ini sebagian masyarakat
di
kawasan
menempatkan besar gunung
Galunggung mengenal/mengetahui bahwa
sebagai
keberlangsungan
kehidupan
masyarakat. Masyarakat mengetahui ada keterkaitan antara perilaku mereka dalam menjaga lingkungan berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan.
tahap
ini
masyarakat
di
kuantitas atau jumlah mulai berkurang dibandingkan
pada
masyarakat
tahap
mengenal.
ternyata
hanya
mengetahui tanpa memahami lebih dalam makna dari apa yang mereka ketahui tentang kelestarian lingkungan. Banyak diantaranya yang masih acuh tak acuh dengan keadaan lingkungan mereka yang terkena dampak eksploitasi.
Pada tahap ini aplikasi/praktik dari apa yang masyarakat ketahui dan pahami. Masyarakat yang memahami lebih dalam mengenai kelestarian lingkungan akan ada gerak
berupa
perilaku
melestarikan
Pada tahap lanjut ini masyarakat yang tahu dan paham menanamkan dalam perilaku
lingkungan, dan
menaati aturan yang berlaku. Jenis
partisipasi
yang
disumbangkan oleh masyarakat di kawasan hutan Konservasi Gunung galunggung dapat diperinci sebagai berikut: (1) Partisipasi buah pikiran/ide, yaitu menyumbangkan pengalaman,
buah
pengetahuan
pikiran dalam
pertemuan pertemuan seperti ajang sono atau rapat yang dilakukan secara
Masyarakat
maupun
diri
berkala;
Mencintai
pemikiran
dalam
Partisipasi
lingkungan, menjaga
kawasan gunung galunggung dari segi
Diantara
penting
lingkungan dengan cara mengkonservasi
Memahami Pada
lingkungan
masyarakat.
menjaga Kelestarian hutan itu penting guna
bagian
kelestarian
mereka
yang
aktif
dalam
menyampaikan usulan sebanyak 50% (25) orang dan yang ikut dalam penggalian gagasan sejumlah 40% Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 9
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya (20) orang. Masyarakat menilai bahwa
dari
kehadiran mereka dalam pertemuan
sampai dengan pelaksanaanprogram.
untuk memberikan masukan, ide, dan gagasan
adalah
penting.
Menurut
Slamet
(1994)
tanpa
kehadiran
seseorang
tidak
mungkin
mulai
tahapan
perencanaan,
(2) Partisipasi tenaga, dalam berbagai kegiatan
yang
tujuannya
untuk
perbaikan atau pembangunan desa,
dapat
pertolongan bagi orang lain dan
berpartisipasi di dalam perencanaan.
sebagainya; Dalam hal pelaksanaan
Dalam hal ini disimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat, antusias
partisipasi
dalam
masyarakat untuk berpartisipasi sangat
mengkonservasi kawasan hutan di
tinggi. Sejumlah 50 responden (100%)
gunung galunggung masyarakat cukup
ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
tinggi. Semua penerima manfaat ikut
pemberdayaan masyarakat. Partisipasi
berpartisipasi
pelaksanaan
tersebut dalam bentuk tenaga/ waktu.
program pemberdayaan. Roger et al.
Masyarakat harus meluangkan waktu
(2008) dalam Nurhaeni et al. (2011)
dan tenaganya. Masyarakat menilai,
menjelaskan
partisipasi
masyarakat
dalam
bahwa
masyarakat
partisipasi
tersebut
akan
meningkatkan
menguntungkan dirinya dan meyakini
masyarakat
bahwa dengan ikut melaksanakan
terlibat dalam pengambilan keputusan,
konsrvasi maka akan meminimalisir
masyarakat
dampak dari letusan gunung api
keberlanjutan,
ketika
merasa
memiliki
termotivasi
untuk
mempertahankannya, memakan
dan
waktu,
logistik
namun
(3) Partisipasi harta benda, yang diberikan
daya,
oleh seseorang dalam suatu kegiatan
organisasinya
untuk perbaikan atau pembangunan
sumber
dan
galunggung.
merepotkan.
Hasil
penelitian
desa pertolongan bagi orang lain dan
menunjukkan
bahwa
tingkatan
sebagainya;
Masyarakat
juga
ada
partisipasi masyarakat di kawasan
kemauan berpartisipasi harta benda
gunung Galunggung pada tingkatan
sebanyak 70% (35). Partisipasi harta
bertindak bersama (acting together).
benda ini bisa berupa pengumpulan
Masyarakat ikut berpartisipasi aktif
materi bisa berupa uang ataupun benda-benda
yang
masyarakat
di
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 10
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya miliki di rumah masing-masing untuk disumbangkan
guna
2) Partisipasi pasif, yaitu tidak menolak
menjaga
atas suatu program pembangunan.
kelestarian lingkungan. (4) Partisipasi
Termasuk
keterampilan
kemahiran,
yang
diberikan
di
dalamnya mengenai
dan
perbaikan sarana prasarana yang ada
orang
di kawasan Gunung Galunggung serta
untuk mendorong aneka ragam bentuk
perbaikan
usaha dan industri; Mayarakat turut
transportasi
partisipasi
dan
Galunggung. Masyarakat di kawasan
kemahiran 40 % (20) dengan turut
Gunung Galunggung sebanyak 100 %
membuat plang atau aturan buang
(50) tidak menolak atas suatu program
sampah pada tempatnya atau larangan
pembangunan di kawasan Gunung
merusak hutan.
Galunggung.
(5) Partisipasi
keterampilan
sosial,
yang
jalan
sebagai
menuju
sarana Gunung
diberikan
orang sebagai tanda paguyuban seperti
Faktor-faktor geografis yang menjadi
ikut arisan, koperasi dan lain-lain.
acuan pentingnya konservasi hutan di
Ada masyarakat
dua
bentuk
partisipasi
dalam
koservasi
kawasan
kawasan Gunungapi Galunggung Kawasan hutan di gunung Galunggung
hutan di Gunung galunggung:
merupakan kawasan hutan yang memiliki
1) Partisipasi aktif, yaitu mengajak
nilai
orang
lain
untuk
memperoleh
penting
kehidupan.
bagi
Hutan
keberlangsungan konservasi
yang
jangkauan dan meningkatkan hasil
memiliki fungsi ekologi, ekonomi dan
dari program yang dilancarkan, karena
sosial. Dalam pengelolaan kawasan hutan
hasilnya program yang dirasakan oleh
selalu
masyarakat
masyarakat
sebagai
keberhasilan
mengedapankan sebagai
keterlibatan
subjek
dalam
masyarakat itu sendiri. Sebanyak 70 %
pengelolaan. Seiring dengan pertambahan
(35) Masyarakat berpartisipasi aktif
penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan
dan bekerja sama dengan lembaga
industrialisasi tekanan terhadap sumber
pendidikan
pemerintah
daya alam meningkat. Hal tersebut akibat
melakukan hal-hal sederhana yang
dari peningkatan kebutuhan sumber daya
bermanfaat atau bernilai positif bagi
alam baik kuantitas maupun kualitas.
serta
lingkungan.
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 11
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Perlindungan
dukung
pengelolaan berdasarkan keunikan masing-
lingkungan meliputi upaya melalui cara
masing, misalnya daerah pegunungan,
menjaga
kuantitas
daerah dataran rendah, pulau-pulau lepas
Upaya
pantai dan sebagainya. Keragaman flora
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
dan fauna di kawasan hutan gunung
menjaga fungsi lingkungan hidup dan
galunggung
mencegah
terjaganya kelestarian hutan disana.
dan
maupun
memelihara
kualitas
kerusakan
daya
lingkungan.
terjadinya
penurunan
lingkungan
hidup
atau
menunjukkan
masih
yang
Kehidupan binatang dan tumbuhan
disebabkan oleh perbuatan manusia. Hasil
yang beraneka ragam di alam meliputi
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
rangkaian habitat yang beraneka ragam
ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian
pula. keberadaan binatang kera serta
kawasan.
burung-burung
di
kawasan
hutan
di
Berbagai latar belakang mengenai
Gunung galunggung, keberadaan jenis
pentingnya konservasi sumberdaya hutan
burung biasanya dapat ditemukan pada
dalam skala global sampai lokal, menuntut
wilayah yang lebar di perbagai ketinggian
penjelasan lebih lanjut tentang berbagai
tempat . Kebanyakan dari burung dapat
pertimbangan yang perlu diketahui sebagai
meliputi
dasar
konservasi.
ketinggian 1.000,1.500 atau bahkan lebih
Pertimbangan-pertimbangan biologis yang
dari 2.000 m, dengan memanfaatkan
mendasari identifikasi kawasan konservasi,
pohon-pohonan berbunga untuk diambil
dengan maksud agar dapat memberi
nectar atau serangganya. Beberapa jenis
petunjuk bagi para perencana, baik di
burung bahkan mau mengunjungi pohon
dalam
buah-buahan musiman di wilayah yang
penetapan
maupun
kalangan
kawasan
petugas
pihak-pihak
konservasi lain
yang
wilayah
dengan
perbedaan
lebih rendah, kalau tempat tinggal di
berkepentingan ataupun terlibat dengan
pegunungan
penetapan kawasan konservasi tersebut.
Tetapi jenis-jenis yang luas wilayahnya
Habitat
inipun memerlukan keseluruhan tempat
Informasi
geografis
seperti
ini
penting sekali artinya dalam penetapan
sudah
kurang
produktif.
tinggal yang terbatas, untuk bertahan Pengenalan
habitat
untuk
kawasan konservasi, melalui pembagian
setiap/sekelompok jenis hidupan perlu
unit-unit geografi sebagai satuan unit
dilakukan supaya dapat diketahui dengan
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 12
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya pasti
apakah
suatu/sekelompok
jenis
sekitarnya. Selain pertimbangan itu, karena
merupakan jenis spesifik yang hanya
kawasan ini merupakan kawasan yang ada
bisatinggal di satu tempat tertentu atau
keterkaitan dengan bukit sepuluh ribu yang
bahkan sebaliknya suatu/sekelompok jenis
bisa dikatakan menjadi kawasan hulu yang
tidak memiliki kekhususan tempat tinggal
yang
atau dapat tinggal di sembarang tempat
menunjang mata pencaharian masyarakat
sehingga
petani
keberadaannya
tidak
perlu
penting
yang
keberadaannya
memanfaatkan
perhatian khusus.
mengalir dari hulu.
Pertimbangan wilayah
Faktor fisik dan manusia
Keperluan
akan
dalam
air
yang
ruangan
Penetapan suatu kawasan konservasi
(lingkungan) hidup dari berbagai unsur
itu perlu sekali mendapat dukungan dari
flora dan fauna itu berbeda-beda, sebanyak
masyarakat
perbedaan tinggi letak di atas muka air
pengembangan kawasan itu memperoleh
laut, dan perbedaan kesukaan akan tempat
komitmen
tinggal.
pelaku
Selain
kepentingan
itu
flora
bukan
dan
Manusia
penerima
sebagai
manfaat
harus
berperan aktif dalam program pelestarian
keterkaitan dengan kepentingan manusia.
lingkungan. Penetapan kawasan konservasi
Kawasan hutan di Gunung Galunggung ini
diusahakan untuk menghindari tempat-
sangat
tempat penduduk , kecuali dalam keadaan
kehidupan
tetapi
bersama.
sehingga
ada
penting
fauna
hanya
setempat,
keberadaannya
masyarakat
karena
untuk banyak
tertentu,
misalnya
Menghadapi
masyarakat yang berada di kaki gunung
kemungkinan terjadinya letusan gunung
Galunggung
api galunggung.
yang
menggantungkan
kehidupannya terhadap keberadaan hutan tersebut.
Nilai ekonomi Kawasan
Wilayah hutan gunung Galunggung
tempat
konservasi
sebagian
hutan
merupakan tropis
dan
ini perlu dijaga dan dilestarikan mengingat
sumberdaya keanekaragaman hayati paling
status gunung galunggung merupakan
penting di dunia. Sumberdaya tersebut
gunung
meletus
memberi manfaat-manfaat pada tingkatan
kembali. Paling tidak ketika kawasan
lokal, nasional dan global. Meskipun tidak
hutan di gunung galunggung ini akan
terlalu menggiurkan dari segi ekonomi
menjadi pelindung bagi kawasan lain di
namun tetap ada manfaat ekonomi yang
yang
memungkinkan
Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 13
Jurnal Geografi, Volume 4 Nomor 1 April 2016
ISSN 1907 – 302 Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya yang justru terasa dalam jangka waktu
REFERENSI
yang panjang di bandungkan dengan
Ambarjaya. dan Juwita, Debby. (2008). Gunung di Indonesia. Bandung: CV. Mitra Sarana.
eksploitasi berlebihan dari hutan. Istilah penilaian ekonomi sumberdaya merupakan suatu
peralatan
menggunakan
ekonomi teknik
yang penilaian
sumberdaya untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang diberikan oleh kawasan konservasi.
SIMPULAN Jenis partisipasi yang disumbangkan oleh
masyarakat
konservasi
di
Gunung
kawasan
hutan
Galunggung;
a)
partisipasi buah pikiran/ide, b) partisipasi tenaga, c) partisipasi harta benda, d) partisipasi keterampilan dan kemahiran dan e) partisipasi sosial. Bentuk partisipasi masyarakat
dalam
hutan
di
Gunung
partisipasi
aktif, b)
Faktor-faktor
koservasi
kawasan
Galunggung; partisipasi
geografis
yang
a)
pasif.
menjadi
acuan pentingnya konservasi hutan di kawasan Gunungapi Galunggung adalah: a) habitat, b) pertimbangan wilayah, c) faktor fisik dan manusia, dan d) nilai ekonomi.
Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Letusan Gunung Api, (2011). http://bnpb.go.id/website, [online] update: 30 September 2013. BAKORNAS PB. (2007). Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya Di Indonesia. Jakarta Pusat: Direktorat Mitigasi. Katili, J.A. dan Sudrajat, A. (1983). The 1982-1983 Galunggung Eruption. Jakarta: Departement of Mines and Energy. Katili,
J.A. dan Sudrajat, A. Dan Kusumadinata, K (1986). Letusan Galunggung 1982-1983. Kumpulan Makalah Hasil Penelitian.
Kecamatan Sukaratu Dalam Angka, 2015. Tasikmalaya: Kantor Kecamatan Sukaratu. Kusumosubroto, Haryono. (2013). Aliran Debris & Lahar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution, S. (2009). Metode Research (penelitian ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Sastropoetro, Santoso. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: PT. Alumni. Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Sumekto, Didik Rinan. (2010). Seminar Nasinal: Pengembangan Kawasan Merapi. Yogyakarta: DPPM UII. Ahman Sya. (2004). Bukit Sepuluh Ribu Tasikmalaya. Tasikmalaya : CV. Gadjah Poleng. Erni Mulyanie, Partisipasi Masyarakat .... | 14