PAPARAN MEDIA, PENGGUNAAN WAKTU LUANG, DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA Suwarsi1
ABSTRAK Kemajuan teknologi dan informasi, waktu luang yang tidak digunakan dengan baik, dapat mempengaruhi remaja berperilaku. Tujuan penelitian mengetahui hubungan paparan media, penggunaan waktu luang, dengan perilaku kenakalan pada agregat remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman. Penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional, pada 192 responden. Hasil penelitian menunjukan hubungan paparan media televisi, media internet, media cetak, penggunaan waktu luang, dengan nilai P<0,05. Faktor dominan berhubungan dengan perilaku kenakalan remaja adalah paparan media internet. Kesimpulanya perilaku kenakalan menurun dengan berkurangnya paparan media internet. Saran kepada puskesmas untuk mengembangkan pelayanan kesehatan peduli remaja.
Kata Kunci : Paparan media, penggunaan waktu luang, perilaku kenakalan remaja
1
ABSTRACT Increasing technology and information, leisure is not used properly, can influence adolescent behavior. Purpose of the study determines the relationship of media exposure, use of leisure time with the behavior of juvenile delinquency in Sleman. This research is quantitative, cross sectional with 192 respondents, an alpha value of <0.05. The results showed significant relationships between exposure to television, internet media, print media, use of leisure time, with a value of P <0.05. Dominant factor associated with the behavior of juvenile delinquency is the internet media exposure. Qonclution: delinquency behavior decreased with reduced exposure to the internet. Advice to the school, family, health centers, Department of Health and other sectors to anticipate the behavior of juvenile delinquency.
Keywords : Exposure to Media, Use of Leisure Time, Adolescent Delinquency Behavior
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
PENDAHULUAN Masa
remaja
masa
sekolah ini secara umum diisi dengan
transisi antara anak-anak dan dewasa yang
kegiatan yang dapat memberikan manfaat
beresiko
besar atau tidak bermanfaat sama sekali
terhadap
merupakan
berbagai
masalah
kesehatan. Menurut Potter dan Perry (2009),
terhadap
perubahan remaja mencakup perubahan
Besarnya pemanfaatan ini tergantung pada
fisik, kognitif dan psikososial. Masalah
jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa
kesehatan yang muncul pada remaja juga
tersebut.
tentunya berkaitan pada masalah fisik,
menjelaskan
kognitif dan psikososial, disamping juga
mempengaruhi perilaku remaja. Arsyad
masalah pada tahapan perkembangannya.
(2007),
Berdasarkan
yang
media massa adalah televisi, internet, surat
muncul pada remaja tersebut, maka perlu
kabar, majalah dan radio. Dampak media
dilakukan upaya antisipasi yang sesuai
Ardianto & Komala (2004), menyebutkan
dengan
dan
bahwa munculnya kenakalan remaja, berasal
Antisipasi
dari program siaran televisi yang dinilai
masalah
tahap
karakteristik tersebut
perkembangan
pada
salah
kesehatan
remaja.
siswa.
dan
Smahes
(2011),
bahwa
media
dapat
mengidentifikasikan
jenis-jenis
kurang edukatif dan kurang memberikan
sebagai
nilai-nilai moral. Dampak negatif dari media
kelompok beresiko (population at risk).
internet menurut Kaveri dan Smahes (2011),
Menurut Stanhope dan Lancaster (2004),
adalah munculnya kasus-kasus kenakalan
karakteristik beresiko (at risk ) mencakup
remaja seperti perilaku anti sosial, agresif,
resiko biologik dan usia; sosial; ekonomi;
perilaku seks bebas, dan perilaku kekerasan
lingkungan; gaya hidup; dan kejadian dalam
akibat vidio game online. Informasi dalam
hidup. Perilaku remaja yang tidak sesuai
media cetak cenderung satu arah, sehingga
dengan lingkungan sosial, dipengaruhi oleh
jika ada kesalahan dalam informasi yang
penggunaan waktu luang oleh remaja.
diberikan tidak dapat cepat di klarivikasi.
Waktu luang yang remaja miliki yaitu antara
Harganya yang murah dan mudah dibawa
jam setelah pulang sekolah dan jam sebelum
keman-mana membuat banyak orang yang
kembali
memanfaatkannya, sehingga remaja juga
karakteristik
kerumah.
dengan
Kaveri
diri
cara
mengenali
satunya
pengembangan
remaja
Revri
(2010),
menyebutkan bahwa ada kaitan antara pola
akan
penggunaan waktu dengan perilaku remaja.
Indonesia
Boneno
Silvia
mudah
terpapar.
(2009)
Data
menyebutkan
UNICEF bahwa
(2003),
berdasarkan data dari kepolisian pada tahun
menyebutkan bahwa waktu luang yang tidak
2000 terdapat 11.344 kasus kenakalan
dikelola dengan baik oleh remaja dapat
remaja. Pada bulan Januari sampai dengan
memunculkan perilaku yang tidak baik pada
Mei 2002 mengalami kenaikan sebanyak
remaja. Syahra (1997), menyebutkan bahwa
4.325 kasus kenakalan remaja.
pemanfaatan waktu luang di luar jam
Kenakalan yang terdeteksi oleh
yang terjaring, diketahui bahwa siswa
Depsos dan lembaga kemasyarakatan yang
sedang bermain game online di warnet.
dilakukan oleh orang dewasa dan anak
Vidio game online dan warnet merupakan
remaja mengalami kenaikan sebesar 84,2%.
tempat
Data ini belum termasuk data yang ada di
Alasan remaja mengenai keberadaanya di
Polsek, Polres, Polda, dan Mabes.
warnet pada jam sekolah adalah karena
Data tentang kenakalan remaja
favorit remaja
terdapat jam kosong pada pelajaran di
sekolah menurut Polres DIY tercatat 333
sekolah dan alasan
kasus
Berdasarkan
pada
tahun
2009.
Data
dari
dalam bermain.
terlambat sekolah.
fenomena
tersebut
maka
DinDikPora dan Polres Sleman (2010),
peneliti tertarik untuk mencari “apakah ada
menyebutkan
hubungan
bahwa
pada
razia
yang
paparan
media,
penggunaan
dilakukan dengan tujuan menjaring siswa
waktu luang, dengan perilaku kenakalan
yang keluar sekolah pada saat jam sekolah,
pada agregat remaja di SMA Negeri
didapatkan 28 siswa yang berada diluar
Kabupaten Sleman ?”
sekolah pada jam sekolah. Dari 28 siswa
METODE PENELITIAN Desain kuantitatif,
pada
merupakan
penelitian penelitian
ini non-
proporsi,
analisa
bivariat
menggunakan
rumus Chi- Square menghasilkan hubungan
ekperimen dan merupakan studi korelasi
antar
dengan pendekatan waktu cross sectional.
menggunakan
Sampel pada penelitian ini adalah siswa
menghasilkan variabel yang paling dominan
SMAN Kabupaten Sleman yang berjumlah
mempengaruhi variabel terikat. Prinsip etika
192
penelitian
dalam pengambilan data dipenuhi oleh
menggunakan kuesioner yang menyediakan
peneliti melalui bukti lembar persetujuan
alternatif jawaban. Prosedur pengambilan
menjadi responden dalam penelitian yang
sampel dilakukan secara cluster sampling.
sudah ditandatangani, menggunakan prinsip
Pengolahan data
keadilan,
responden.
Instrumen
menggunakan bantuan
program komputer SPSS. Analisis data univariat
menghasilkan
frekuensi
dan
variabel,
dan regresi
analisa logistik
menguntungkan
merugikan responden.
multivariat berganda
dan
tidak
HASIL 1. Karakteristik Responden Remaja Tabel 1 Distrubusi Jenis Kelamin dan Usia Remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman tahun 2012 (n. 192) Karakteristik Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Usia Remaja awal Remaja akhir
Jumlah
Prosentase
80 112
41,7 58,3
2 190
1 99
Mean
SD
16,19
0,716
Berdasarkan tebel tersebut dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden perempuan (58%) lebih banyak dibandingkan responden laki-laki (42%), dan remaja usia akhir lebih banyak dibandingkan dengan remaja awal.
2. Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 2 Distrubusi Perilaku Kenakalan Remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman tahun 2012 (n. 192) Karakteristik
Pengetahuan Kurang Baik Sikap Kurang Baik Praktik Nakal Tidak nakal Perilaku Berperilaku nakal Tidak berperilaku nakal
Jumlah (n)
Prosentase (%)
87 105
45,3 54,7
81 111
42,2 57,8
62 130
32,3 67,7
80
41,7
112
58,3
Mean
SD
21,10
3,104
63,56
5,983
13,83
1,560
98,49
9,547
3. Paparan Media Tabel 3 Distribusi Paparan Media Tv, Media Internet dan Media Cetak pada Remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman tahun 2012 (n. 192)
Karakteristik Paparan Media TV Tidak Ya Paparan Media Internet Tidak Ya Paparan Media Cetak Tidak Ya
Jumlah (n)
Prosentase (%)
93 99
48,4 51,6
95 97
49,5 50,5
137 55
71,4 28,6
Mean
SD
7,02
2,1 11
6,44
2,1 16
4,98
1,6 34
4. Penggunaan Waktu Luang Tabel 4 Distribusi Penggunaan Waktu Luang Pada Remaja SMA Negeri Kabupaten Sleman tahun 2012 (n.192) Karakteristik Penggunaan waktu luang Baik Kurang baik
5.
Jumlah (n)
Prosentase (%)
101 91
Mean
SD
6,29
1,600
52,6 47,4
Hubungan Paparan Media TV dengan Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 6 Distrubusi Paparan Media TV dengan Perilaku Kenakalan Remaja SMA Negeri Kabupaten Sleman (n.192) Paparan Media TV
Ya Tidak
Perilaku kenakalan remaja Berperilaku Tidak nakal berperilaku nakal n % n % 57 57,6 42 42,4 23 24,7 70 75,3
N 99 93
% 100 100
Jumlah
80
192
100
41,7
112
58,3
Total
OR (95% CI)
P Value
4,130 (2,229-7.656)
0,000
6.
Hubungan Paparan Media Internet dengan Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 7 Distribusi Paparan Media Internet dengan Perilaku Kenakalan Remaja SMA Negeri Kabupaten Sleman Paparan Media Internet
Ya Tidak Jumlah
Perilaku kenakalan remaja Berperilaku Tidak nakal berperilaku nakal n % N % 49 50,5 48 49,5 31 32,6 64 67,4 80 41,7 112 58,3
Total
n 97 95 192
% 100 100 100
OR (95% CI)
P Value
2,108 (1,174-3,783)
0,018
7. Hubungan Paparan Media Cetak dengan Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 8 Distribusi Paparan Media Cetak dengan Perilaku Kenakalan Remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman (n.192) Paparan Media Cetak
Ya Tidak Jumlah
Perilaku kenakalan remaja Berperilaku Tidak nakal berperilaku nakal n % n % 31 56,4 24 43,6 49 35,8 88 64,2 80 41,7 112 58,3
Total
n 55 137 192
% 100 100 100
OR (95% CI)
P Value
2,320 (1,227-4,387)
0,014
8. Hubungan Penggunaan Waktu Luang dengan Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 9 Distrubusi Penggunaan Waktu Luang dengan Perilaku Kenakalan Remaja SMA Negeri Kabupaten Sleman (n.192) Penggunaan Waktu Luang
Kurang baik Baik
Perilaku kenakalan remaja Berperilaku Tidak nakal berperilaku nakal n % n % 50 49,5 51 50,5 30 33,0 61 67,0
n 55 137
% 100 100
Jumlah
80
192
100
41,7
112
58,3
Total
OR (95% CI)
P Value
1,993 (1,110-3,581)
0,030
Remaja yang berperilaku nakal dengan penggunaan waktu luang kurang baik 49,5 %, lebih besar dibandingkan dengan penggunaan waktu luang baik 33 %. Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penggunaan waktu luang dengan perilaku kenakalan remaja p value < 0,05
9. Pemilihan Kandidat Variabel Multivariat Tabel 14 Hasil seleksi bivariat antara variabel dependen dengan variabel independen No 1. 2. 3. 4.
Variabel Paparan media TV Paparan media internet Paparan media cetak Penggunaan waktu luang
P Value 0,000 0,018 0,014 0,030
10. Hasil Analisa Multivariat Tabel 15 Pemodelan Akhir Hasil Analisis Uji Interaksi Paparan Media TV, Paparan Media Internet dengan Perilaku Kenakalan Remaja di SMA Negeri Kabupaten Sleman Variabel Paparan Media TV Paparan Media Internet
B -1,371
Wald 18,534
P 0,000
OR 0,254
-0,648
4,239
0,040
0,523
95 % CI 0,1360,474 0,2820,969
PEMBAHASAN Terdapat hubungan yang signifikan
berbeda-beda menurut visi pemirsa. Dampak
antara paparan media TV dengan perilaku
yang
akan
ditimbulkan
dari
informasi
kenakalan remaja pada penelitian ini, dapat
tersebut akan berbeda-beda juga menurut
disebabkan karena menurut Ameti (1991
visi pemirsa. Hal ini terjadi karena tingkat
dalam Santrock, 2005), media televisi
pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap
memberikan rangsangan terus menerus dan
isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan
baru sehingga menarik bagi remaja, media
status sosial ekonomi serta situasi atau
TV
sebagai
koping
dimana
remaja
kondisi pemirsa saat menonton televisi
menggunakan
media
televisi
untuk
(Ardianto & Komala, 2004). Berdasarkan
kecemasan
dan
mengurangi
ketidak-
pendapat
tersebut
maka
remaja
yang
bahagiaan, dan media TV sebagai model
menonton TV yang menampilkan kekerasan
bagi
atau
remaja
dimana
media
televisi
kenakalan,
bagi
remaja
yang
menghadirkan model pria dan wanita yang
pemahaman tentang isi dari sebuah acara
dapat
atau tayangan tersebut kurang, maka remaja
mempengaruhi
tingkahlaku
dan
perilaku remaja.
dimungkinkan hanya mengambil sebagian
Media televisi berperan sebagai alat informasi,
dimana
dalam
kecil dari perilaku yang ditampilkan dalam
proses
acara tersebut saja, maka dampak dari
penyampaian isi pesan pada media televisi
kurangnya pemahaman mengenai isi dari
kepada pemirsa akan di interpretasikan
tayangan TV dapat berhubungan dengan
tersebut. Dampak dari terpaparnya remaja
munculnya perilaku kenakalan pada remaja.
dengan media internet akan membuat remaja
Hasil uji statistik hubungan pada
lebih sering bermain di
warnet yang
penelitian ini didapatkan bahwa terdapat
menyebabkan remaja kurang bersosialisasi
hubungan yang signifikan antara paparan
dengan masyarakat. Hal tersebut menurut
media internet dengan perilaku kenakalan
Kartono (2003), bahwa remaja nakal muncul
remaja. Interpretasi nilai OR pada uji
karena mereka kurang bersosialisasi dengan
hubungan antara paparan internet dengan
masyarakat normal, sehingga tidak mampu
perilaku
nakal
mengenal norma-norma kesusilaan, dan
perilaku
kenakalan
tersebut
adalah
pada
bahwa
remaja
akan
tidak bertanggung jawab secara sosial.
meningkat dua kali jika terpapar media
Hasil uji statistik hubungan pada
internet, dibandingkan dengan remaja yang
penelitian ini didapatkan bahwa terdapat
tidak terpapar media internet.
hubungan yang signifikan antara paparan
Akses internet atau paparan media
media cetak dengan perilaku kenakalan
internet yang biasa digunakan remaja pada
remaja.
Interpretasi
penelitian ini adalah remaja memainkan
maksudnya
vidio game online jenis kekerasan atau
remaja akan naik dua kali pada paparan
perkelahian. Hal ini sesuai dengan pendapat
media
Kaveri dan Smahes (2011), bahwa aplikasi
perilaku nakal didalamnya, dibandingkan
online dan konten digital yang biasa
dengan remaja yang tidak terpapar dengan
digunakan oleh remaja adalah jejaring sosial,
media
pesan teks, blog, aplikasi telfon online,
perilaku nakal didalamnya.
cetak
cetak
adalah
nilai
OR
perilaku
yang
yang
tersebut kenakalan
mengandung
mengandung
unsur
unsur
pesan singkat, berbincang di dunia maya
Keterpaparan remaja dengan media
(chating), unduh musik atau vidio, dan
cetak dapat disebabkan karena media cetak
bermain vidio online. Kurniawan (2006,
memiliki kelebihan seperti tahan lama,
dalam penelitian melalui jejak kaki internet
mencakup banyak orang, biaya rendah,
proteksi), menyebutkan bahwa terdapat situs
dapat dibawa kemana-mana, mempermudah
terlarang yang terdapat di internet sekitar
pemahaman.
200
penyebaran informasi melalui media massa
situs
kategori
yang
mengandung
kekerasan, judi dan kegiatan lainnya.
Menurut
Allender
(2005),
atau media cetak dianggap efektif untuk
Situs internet yang termasuk dalam
menjangkau kelompok sasaran, terutama
kategori mengandung kekerasan dan vidio
untuk masyarakat berpenghasilan rendah,
game
yang
dan kelompok resiko tinggi. Karakteristik
jumlahnya semakin banyak membuat remaja
media cetak tersebut membuat remaja
biasa
tersebut,
mudah mendapatkannya sehingga paparan
sehingga dimungkinkan remaja akan meniru
media etak yang mengandung perilaku nakal
online
terpapar
jenis
perkelahian
dengan
situs
perilaku yang ditampilkan dalam situs
didalamnya
dapat
berhubungan
dengan
perilaku kenakalan remaja.
Remaja yang terpapar media internet dengan layanan yang mengandung unsur
Hasil uji statistik hubungan antara
kenakalan berpeluang berperilaku nakal
penggunaan waktu luang dengan perilaku
sebesar 0,5 kali dibandingkan dengan remaja
kenakalan remaja didapatkan hubungan yang
yang tidak terpapar media internet.
signifikan. Nilai OR menunjukan makna
Paparan media internet lebih dominan
perilaku kenakalan remaja akan meningkat 2
dibandingkan dengan media cetak atau
kali dengan penggunaan waktu luang yang
media TV, salah satu penyebabnya adalah
tidak baik dibandingkan dengan remaja yang
prioritas dari Kementrian Komunikasi dan
memanfaatkan waktu luangnya dengan cara
Informasi
yang baik.
memprioritaskan jangkauan layanan akses
tahun
2010-2014
yang
Hubungan yang signifikan antara
internet mencapai 100 % diwilayah, dalam
penggunaan waktu luang dengan perilaku
rangka mengurangi daerah Blank Spot atau
kenakalan remaja pada penelitian ini sesuai
daerah yang tidak ada akses internet.
dengan
yang
Tingkat pengguna internet sekurangnya 50
menyebutkan bahwa ada kaitan antara pola
% dengan tersedianya akses dan layanan
penggunaan waktu dengan perilaku remaja.
komunikasi dan informatika yang modern
Boneno Silvia (2003), menyebutkan bahwa
(KemenKomInfo, 2010). Alasan lain yang
waktu luang yang tidak dikelola dengan baik
menyebabkan media internet lebih disenangi
oleh remaja dapat memunculkan perilaku
adalah
yang tidak baik pada remaja. Perilaku yang
membutuhkan
tidak baik pada remaja karena penggunaan
macam kebutuhan, musik, games, data,
waktu luang yang kurang baik misalnya
video, bahkan berbelanja dan bertransaksi
adalah perilaku berkumpul dengan teman
perbankan, BusinessWire (2005).
pendapat
Revri
(2010),
untuk naik motor dengan kecepatan tinggi
karena
sekarang internet
Penyebab
media
semua untuk
orang
berbagai
internet
lebih
dijalan, mengikuti tawuran, berkelahi, dan
dominan mempengaruhi perilaku kenakalan
mencoret sarana umum.
remaja
menurut
hasil
penelitian
dari
Hasil uji multivariat pada penelitian
Tadjoedin (2004), yang meneliti tentang
ini didapatkan bahwa dari empat variabel
analisis penggunaan warnet bagi remaja
independen
ternyata
yang
diduga
berhubungan
menyebutkan
bahwa
adanya
dengan perilaku kenakalan remaja, ternyata
permainan atau Games dengan online yang
ada dua variabel yang berhubungan dengan
sudah menjadi kebutuhan banyak orang
perilaku kenakalan remaja yaitu paparan
ketika memainkannya di warnet. Games
media internet dan paparan media TV.
online jenis Ragnarok dan RYL merupakan
Variabel mempunyai
independen
hubungan
paling
adalah paparan media internet.
yang dominan
contoh permainan yang mengandung unsur perkelahian
yang
telah
menjadi
ajang
interaksi antar pengguna media internet.
Permainan tersebut sebagai ajang bisnis bagi
sangat besar, oleh karena itu kondisi yang
pemilik warnet yang menyebutkan bahwa
dihadapi
persoalan dampak bagi pemilik warnet
memberikan rasa aman bagi orang tua dan
terhadap
pengguna
guru
keharusan
bagi
tidaklah
pemilik
warnet
menjadi untuk
saat
di
ini
sekolah
tidak
cukup
dalam
untuk
memberikan
kebebasan berinternet.
mengatur dan melakukan batasan-batasan
Dominannya paparan media internet
tertentu yang merugikan. Bagi pemilik
dibandingkan dengan media yang lain tidak
warnet
urusan
terlepas dari adanya fasilitas dalam telpon
mereka, mereka hanya menjalankan usaha
genggam atau handphone. Hal ini didukung
dan bisnis saja.
dari pendapat dari Tarasewich et al (2002)
persoalan
itu
bukanlah
Hubungan antara game online dengan
yang menjelaskan tentang mobil commerce.
ketergantungan dan perilaku penurunan
Mobil commerce merupakan cara melakukan
interaksi sosial, bermain game yang berlebih
semua aktifitas komersial melalui media
dan peningkatan kesendirian serta depresi
komunikasi nirkabel. Akses internet melalui
(Fisher, 2007). Aktivitas yang dilakukan
ponsel
remaja pada saat menggunakan internet 85
melakukan bisnis, komunikasi dan konten
% adalah game online, Media Awareness
(Kim et al., 2007). Aplikasi yang dapat
Network, (2007). Hasil penelitian Novanana
berjalan melalui teknologi mobile seperti
(2003), tentang perilaku remaja dalam
mobile banking atau aktivitas perbankan,
mengakses internet, didapatkan bahwa para
mobile
siswa memiliki kebebasan dalam mengakses
kesenangan, mobil advertising (Kupper and
internet, hal ini menunjukkan bahwa tidak
Gao, 2007). Penelitian Qomariah (2008),
menutup kemungkinan siswa-siswi tersebut
menyebutkan bahwa aktifitas atau konten
akan berbuat di luar jalur yang baik dan
yang sering digunakan remaja dalam akses
benar dikarenakan usia mereka tergolong
internet dalam waktu senggangnya adalah
remaja dimana rasa keingintahuan mereka
bermain game online.
menawarkan
entertainment
kesempatan
atau
untuk
aktivitas
KESIMPULAN 1.
Karakteristik
Negeri
perilaku nakal didalamnya, jumlahnya
Kabupaten Sleman berdasarkan jenis
lebih besar dibandingkan dengan remaja
kelamin lebih banyak perempuan dengan
yang tidak terpapar dengan media yang
usia 15-20 tahun. Perilaku kenakalan
mengandung unsur perilaku nakal.
remaja
remaja
sepertiga
SMA
lebih
kecil
3. Remaja dengan penggunaan waktu luang
dibandingkan dengan remaja yang tidak
yang kurang baik, jumlahnya lebih
nakal.
sedikit dibandingkan dengan remaja
2. Remaja yang terpapar media TV, internet dan media cetak yang mengandung unsur
yang menggunakan waktu luangnya baik.
Penggunaan waktu luang yang baik dapat mencegah remaja berperilaku nakal.
6. Ada hubungan yang bermakna antara paparan media cetak dengan perilaku
4. Ada hubungan yang bermakna antara
kenakalan remaja. Perilaku kenakalan
paparan media TV dengan perilaku
remaja
kenakalan remaja. Perilaku kenakalan
meningkatnya
remaja
akan
meningkatnya
akan
meningkat
dengan
keterpaparan
remaja
meningkat
dengan
dengan media cetak yang menampilkan
keterpaparan
remaja
perilaku kenakalan.
dengan media TV yang menayangkan perilaku kenakalan.
7. Ada hubungan yang bermakna antara penggunaan
waktu
luang
dengan
5. Ada hubungan yang bermakna antara
perilaku kenakalan remaja. Penggunaan
paparan media internet dengan perilaku
waktu luang yang dikelola dengan baik
kenakalan
media
dapat
internet seperti permainan game online
nakal.
remaja.
Paparan
jenis kekerasan yang meningkat, akan menyebabkan
meningkatnya
pula
perilaku kenakalan remaja.
mencegah
remaja
berperilaku
8. Variabel yang mempunyai hubungan paling
dominan
dengan
perilaku
kenakalan remaja adalah paparan media internet.
SARAN Rekomendasi dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan
layanan-layanan yang diakses dalam
a.
warnet.
Perlu melakukan kerjasama dengan Dinas
Pendidikan
dalam
rangka
optimalisasi kegiatan
b.
c. Perawat komunitas yang bekerja di dinas
ekstrakurikuler
untuk
kesehatan
merekomendasikan
perlu
pada
Dinas
meningkatkan potensi remaja dalam
Perijinan dan Penyiaran dalam rangka
mengelola waktu luang remaja agar
pengelolaan media TV, media internet
dapat meningkatkan potensi remaja dan
dan media cetak agar mengurangi
meminimalkan
tayangan yang dapat memberikan efek
perilaku
kenakalan
remaja.
kenakalan pada remaja dan tidak
Perawat komunitas perlu memberikan
menyebabkan
rekomendasi
kenakalan bagi remaja serta sanksi
pada
dinas
perijinan,
jelas
resiko
bagi
yang
perilaku
untuk melakukan ketat perijinan bagi
yang
melanggar.
penyedia layanan internet atau warnet
Tayangan pada media TV sebaiknya
harus memiliki ijin usaha dan perlu
disisipkan informasi kesehatan melalui
pengawasan secara teratur terhadap
iklan layanan masyarakat.
Ada batasan siaran atau layanan TV yang
yang lain memiliki kesempatan yang
tidak mendidik pada jam belajar sekolah,
sama dalam peningkatan potensi yang
dan
dimiliki.
dukungan
orang
tua
dalam
membimbing remaja dalam menonton
c. Pelatihan
televisi perlu dilakukan.
guru
tentang
managemen perilaku pada siswa
2. Puskesmas a.
pada
d. Guru perlu memberikan informasi
Puskesmas
perlu
melaksanakan
kepada keluarga untuk mendampingi
pelayanan kesehatan peduli remaja di
atau
puskesmas
mengawasi anak dalam menggunakan
b. Puskesmas
perlu
meningkatkan
media TV, media internet maupun
kunjungan ke sekolah dalam pelayanan kesehatan remaja, seperti pendidikan pencegahan perilaku kenakalan siswa. c. Pengelolaan Keluarga
Pelayanan
Berencana
untuk
media cetak. 4.
Perkembangan Ilmu Keperawatan Penelitian
selanjutnya
Peduli
mengembangkan
remaja
perilaku
upaya
kenakalan
dapat pencegahan
remaja
dengan
dalam pembentukan atau pelatihan
pembuatan modul internet sehat bagi
perilaku sehat bagi remaja.
remaja dan orang tua yang terdiri dari
d. Pemberdayaan PKK melalui kelompok
informasi
media
sehat,
menyikapi
kerja kesehatan untuk keluarga
dampak media, intervensi keperawatan
dalam pencegahan perilaku nakal pada
dengan
remaja.
pencegahan perilaku kenakalan remaja
3. Sekolah Menengah Atas
perlu
a. Optimalisasi fungsi UKS tidak hanya
media
peneliti
dengan
internet.
selanjutnya
menggunakan
terapi
atau
kegiatan
pada aspek fisik, namun juga aspek
tingginya angka kenakalan remaja.
yang lain seperti cara pergaulan remaja
Pengisian waktu luang remaja dengan
yang sehat.
aktivitas tambahan lain yang dapat
atau ekstrakurikuler lebih optimal, tidak
terbatas
memiliki
pada
bakat
siswa saja,
dapat
lakukan
memberikan pelayanan dan pendidikan
b. Pengelolaan kegiatan diluar jam sekolah
yang
Upaya
menurunkan
mengembangkan potensi remaja perlu peneliti selanjutnya upayakan untuk
yang namun
menyeluruh pada siswa agar siswa
mencegah remaja berperilaku nakal pada waktu luang remaja.
REFERENSI
Ariani, Ni Putu, (2006). Hubungan, karakteristik remaja, keluarga, dan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja: merokok, agresif, dan seksual pada siswa sma dan smk di kecamatan Bogor Barat. Tesisi. Keperawatan Komunitas. Fakultas Keperawatan. Universitas Indonesia Asrori. (2011). Kecanduan game online siswa SMA Negeri Malang. Penelitian Universitas Negeri Malang. Buente, Wayne dan Alice Robbin. 2008. “Trends in Internet Information Behavior: 2000-2004”. Journal of the American Society for Information Science, diakses tanggal 9 Juni 2012, tersedia pada http://eprints.rclis.org/13679/1/RobbinTrend s-2008Jun2- EntirePaper.pdf Chang dan Lee. (2005). Pengaruh Orangtua, Kenakalan Teman Sebaya, dan Sikap Sekolah Terhadap Prestasi Akademik Siswa di Cina, Kamboja, Laos, dan remaja Vietna. Endah, Kurniadami. (2005). Perilaku agresif pada anak usia sekolah dan remaja awal. Tesis. Psikologi Perkembangan. Universitas Indonesia. Horrigan, John B. 2002. New Internet Users: What They Do Online, What They Don’t, and Implications for the ‘Net’s Future, diakses tanggal 8 Juni 2012, tersedia pada http://www.pewinternet.org/pdfs/New_User _Report.pdf Iswari, Maria, (2000). Hubungan bentuk keluarga dengan kenakalan anak : Suatu studi mengenai kenakalan anak di SLTP PGRI Depok Jaya. Tesis. Ilmu Sosiologi, Kesejahteraan Sosial. Kim. (2008). The Impact Of Family Violance, Family Functioning, and Parental Partner Dynamics on Korean Juvenile Delinquency. Published online: 11 March 2008_ Springer Science+Business Media, LLC Novanana, Sinta, (2003). Perilaku remaja dalam mengakses internet dan strategi mengatasi
dampak negatif. Tesis. Ilmu Sosiologi. Universitas Indonesia Qomariyah, Astutik. (2008). Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja Di Perkotaan. http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf /astutik.pdf Surya, Yuyun W.I, (2002), Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi Interaktif pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya Surabaya), Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya. Sutristiati. (2010). Game Canter dan Warnet Merupakan Tempat Favorit Remaja. Maret, 3. 2012. http://www.jogjainfo.net/2010/03/20-anak-smaterjaring-razia.html