PAPARAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA DI KONVENSI NASIONAL INSINYUR ELEKTRO 2015
“PERAN INSINYUR PROFESIONAL DALAM MEDUKUNG PROGRAM BROADBAND NASIONAL”
/// 1
JAKARTA, 28 AGUSTUS 2015
MATERI PAPARAN
I.
KONDISI SAAT INI
II.
KEBIJAKAN BROADBAND NASIONAL
III. BROADBAND SERVICES IV. PERAN INSINYUR PROFESIONAL
2
Data and facts
KONDISI SAAT INI
1. The communications sector, which consists of postal services, information technology services and telecommunication services, accounted for 6.8% of GDP (total ~ 216 Trillion Rupiah) in FY13. The total output of the communications sector grew at a CAGR of 21% in 2004-2014. 2. Mobile network grew 7.7% YoY in FY13 which increases penetration to 121.5% 3. The fixed line network grew 2.5% YoY in FY13, compared to 1.6% to FY12 4. The mobile service ARPU trend continued in 2013, with a market weighted average blended ARPU fell by 5% for this year Industry Performaces 1. Total investment in 2014 is approximately 54 T of rupiahs. 2. Total transaction in i2013 is approximately 135 T of rupiah for : capex and opex, payroll, distribution of sim card and pulse deposit, operator’s revenue and other expense; 3. Total imported handset in 2014 is 3,1 Billion USD 3
Source from Tritech Consulting Group
II. KEBIJAKAN BROADBAND NASIONAL FIXED BROADBAND INFRASTRUCTURE (PALAPA RING) WIRELESS (FREQUENCY REFARMING)
4
Program Utama Kemenkominfo
A
B
• Broadband / 4G • Efisiensi Industri
•Cyber Security & Governance • Digitalisasi
•E-Government
• Government Public Relation
•E-Commernce
C1
Program Legislasi Nasional (RUU)
C2
Program Internal Kominfo terkait Reformasi Birokrasi dan Revolusi Mental
Sumber: DPR RI
5
IMPACT OF BROADBAND It is an “Enabler” for transformation of economy •
With the appropriate policies in place, broadband is transformative platform that effects the ICT sector as well as other sectors of the economy. Broadband has dramatically changes our lives, our business and our economies. Morever, as an enabling ICT platform, broadband can facilitate growth and innovation in ICT sector and throughout the economy. The multiplier effect of broadband can drive GDP, productivity employment growth, however policies that support the supply and demand elements of ecosystem as well as the absorptive capacity to learn and incorporate broadband capabilities into other sector must be all in place in order to realize such benefits.
6
PROGRAM PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA TAHUN 2016
RENSTRA KOMINFO 2015-2019
7
TARGET PEMBANGUNAN PITALEBAR INDONESIA 2014-2019 Terminal di pengguna / pelanggan Harga layanan: 5% dari pendapatan bulanan Sektor : E-gov, e-log, eedu, ehealth, e-proc
Jangkauan pada pitalebar
2014
2019
Komp Jinjing
Kota Desa
50% 15%
90% 50%
Backhaul
Komp Tablet
Kota Desa
8% 4%
40% 15%
Backbone
62% 14%
100% 35%
Kota Telepon Pintar Desa
Captive Market 4.5 juta PNS 50 juta pelajar 3 juta pendidik 60 juta rumah tangga
Pengguna & pelanggan
Akses
Kota Desa Kota Desa
2014 75% 45% 75% 50%
2019 100% 100% 100% 100%
Infrastrutktur pendukung : Datacenter Ducting Menara
Backhaul Backbone
Kecepatan dan Jangkauan Akses Akses Tetap Rumah Akses Tetap ke Gedung Akses Bergerak
Kota Desa Kota Kota Desa
2014 3 Mbps 1 Mbps 100
Mbps
512
Kbps
128
Kbps
2019 20 Mbps 10 Mbps 1 Gbps 1 Mbps 1 Mbps
Perumahan Populasi Bergerak Gedung Sekolah
Sumber : RPI 2014
Hotel
Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa
2014
2019
38% 26% 16% 3% 93% 27% 40% 20% 40% 25% 55% 50%
71% 49% 30% 6% 100% 52% 100% 80% 100% 100% 100% 100%
Rumah Sakit Puskesmas Dinas Pemda Kantor Polisi Ruang Publik
2014
2019
Kota Desa
50% 40%
100% 100%
Kota
30%
100%
Desa
20%
100%
Kota
75%
100%
Desa Kota
45% 55%
100% 100%
Desa
40%
100%
Kota
50%
100%
Desa
40%
100% 8
Palapa Ring
Fixed Broadband
Kemkominfo
PAKET BARAT
PAKET TENGAH
Banda Aceh
Melonguane Tahuna
Nunukan
Ranai
Medan
Ondong Siau
Tarakan
Bengkalis
Tebing Tinggi
Tarempa
Morotai Selatan
Gn. Sitoli
Long Bagun
Bintan
Pekan Baru
Batam
Kutai Bagian Barat
Tj. Karimun
Padang
Ternate
Samarinda
Sorong
Petasia
Palembang
Taliabu Barat Bungku Seram Bag.Barat Wanggudu Kendari Wawonii Barat Ambon Raha Buranga Sorewigadi Lakudo
Kota Baru
Banjarmasin Pulau Pramuka
Lampung
Jakarta
Selayar
Semarang Surabaya
Bandung
Ende
Wonosari
Waingapu
Rencana Open Technology Kominfo
9
Dili Atambua Kupang
Sabu Barat Baa
Rencana Fiber Optic Kominfo
Tiakur
Larantuka
Mataram
Existing Fiber Optic Operator Rencana Fiber Optic Operator
Raja Ampat
Salakan Banggai
Jambi
Bengkulu
Halmahera Timur
Tidore Kepulauan
Poso
Balikpapan
Pontianak
Daik, Lingga
Tua Pejat
PAKET TIMUR
Manado
Singapore
Fef Anggi Ransiki Sorendiweri
Serui Aifat Teminabuan Burmeso Bintuni Rasiei Jayapura Botawa Nabire Kobakma Waris Sugapa Tiom Fak - Fak Enarotali Elelim Wamena Kigamani Tigi Ilaga Karubaga Kota MuliaKenyam Sumohai Oksibil Timika Tual Agats Tanah Merah Kepi Dobo Saumlaki
Merauke
KOMITMEN KEMKOMINFO MEMBANGUN DI 57 IKK
Panjang Total 8.479 KM Estimasi Biaya USD 230,6 Juta
NO NAMA PROVINSI
NAMA KABUPATEN / KOTA
IBUKOTA
1 2 3 4 5
RIAU
KAB. BENGKALIS
Bengkalis
RIAU
KAB. KEPULAUAN MERANTI
Tebing Tinggi
KEPULAUAN RIAU
KAB. NATUNA
Ranai
KEPULAUAN RIAU
KAB. LINGGA
Daik Lingga
KEPULAUAN RIAU
KAB. KEPULAUAN ANAMBAS
Tarempa
6 7 8
KALIMANTAN TIMUR
KAB. MAHAKAM ULU
Long Bagun
SULAWESI UTARA
KAB. KEPULAUAN SANGIHE
Tahuna
SULAWESI UTARA
KAB. KEPULAUAN TALAUD
Melongguane
9 10 11 12 13
SULAWESI UTARA
KAB. KEP. SIAU TAGULANDANG B
Ondong Siau
SULAWESI TENGAH
KAB. MOROWALI
Bungku
SULAWESI TENGAH
KAB. BANGGAI KEPULAUAN
Salakan
14 15
SULAWESI TENGAH
KAB. BANGGAI LAUT
Banggai
SULAWESI TENGAH
KAB. MOROWALI UTARA
Petasia
SULAWESI TENGGARA
KAB. MUNA
Raha
SULAWESI TENGGARA
KAB. KONAWE UTARA
Wanggudu
16
SULAWESI TENGGARA
KAB. BUTON UTARA
Buranga
17
SULAWESI TENGGARA
KAB. KONAWE KEPULAUAN
Wawonii Barat
NO
NAMA PROVINSI
NAMA KABUPATEN / KOTA
38 39 40 41
PAPUA
KAB. BOVEN DIGOEL
Tanah Merah
PAPUA
KAB. MAPPI
Kepi
PAPUA
KAB. ASMAT
Agats
PAPUA
KAB. SUPIORI
Sorendiweri
42
PAPUA
KAB. MAMBERAMO RAYA
Burmeso
43 44 45 46 47 48 49 50
PAPUA
KAB. MAMBERAMO TENGAH
Kobakma
PAPUA
KAB. YALIMO
Elelim
PAPUA
KAB. LANNY JAYA
Tiom
PAPUA
KAB. NDUGA
Kenyam
PAPUA
KAB. PUNCAK
Ilaga
PAPUA
KAB. DOGIYAI
Kigamani
PAPUA
KAB. INTAN JAYA
Sugapa
PAPUA
KAB. DEIYAI
Tigi
51 52
PAPUA BARAT
KAB. SORONG SELATAN
Teminabuan
PAPUA BARAT
KAB. TELUK BINTUNI
Bintuni
53 54 55
PAPUA BARAT
KAB. TELUK WONDAMA
Rasiei
PAPUA BARAT
KAB. TAMBRAUW
Fef
PAPUA BARAT
KAB. MAYBRAT
Aifat
KAB. MANOKWARI SELATAN
Ransiki
KAB. PEGUNUNGAN ARFAK
Anggi
18
SULAWESI TENGGARA
KAB. MUNA BARAT
Sawerigadi
19 20 21
SULAWESI TENGGARA
KAB. BUTON TENGAH
Lakudo
MALUKU UTARA
KAB. PULAU MOROTAI
Morotai Selatan
MALUKU UTARA
KAB. PULAU TALIABU
Taliabu Barat
22
MALUKU UTARA
KOTA TIDORE KEPULAUAN
Kota Tidore Kepula
23
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB. ROTE NDAO
Baa
56
PAPUA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB. SABU RAIJUA
Sabu Barat
57
PAPUA BARAT
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
MALUKU
KAB MALUKU TENGGARA BARAT
Saumlaki
MALUKU
KAB. KEPULAUAN ARU
Dobo
MALUKU
KAB. MALUKU BARAT DAYA
Tiakur
PAPUA
KAB. JAYAWIJAYA
Wamena
PAPUA
KAB. NABIRE
Nabire
PAPUA
KAB. KEPULAUAN YAPEN
Serui
PAPUA
KAB. PUNCAK JAYA
Kota Mulia
PAPUA
KAB. PANIAI
Enarotali
PAPUA
KAB. KEEROM
Waris
PAPUA
KAB PEGUNUNGAN BINTANG
Oksibil
PAPUA
KAB. YAHUKIMO
Sumohai
PAPUA
KAB. TOLIKARA
Karubaga
PAPUA
KAB. WAROPEN
Botawa
10
IBUKOTA
FREQUENCY REFARMING 4G/LTE
11
ROADMAP PENATAAN SPEKTRUM INDONESIA 2014
Target Supply
2015
2016
510 MHz
390 MHz
32 MHz
900 MHz
50 MHz
1800 MHz
150 MHz
2100 MHz
100 MHz +
1900 MHz
13 MHz
2300 MHz
30 MHz
2600 MHz
Pelepasan 2.6GHz, masa laku ISR selesai/ mengikuti masa 15 MHzlaku satelit?
450 MHz
677 MHz
647 MHz
800 MHz
700 MHz
2017
2018
2019
890 MHz 735 MHz
735 MHz Menjadi lebih efisien setelah penataan (minimum GB)
40 MHz
2020
Defisit 445 s/d 500 MHz
40 MHz 50 MHz
Non-contiguos 20 MHz
Lelang blok 11-12
✗
13MHz
+
60 MHz
150 MHz
Asumsi SmartTel migrasi ke 2.3GHz, alokasi ex PCS jadi Band 39 30 MHz TDD Seleksi izin 60MHZ pita 2.3 GHz
Digital Dividend
90 MHz
150 MHz 120 MHz 30 MHz
90 MHz 150 MHz 90 MHz 15MHz 12
Digital Dividend ERA TV ANALOG 478
328 MHz
806 MHz
TV Analog
Penerimaan Tetap Free To Air (FTA) PROSES DIGITALISASI PENYIARAN
ERA TV DIGITAL
478
DIGITAL DIVIDEND
TV Digital Terestrial
Future DTV
Penerimaan Tetap Free To Air (FTA)
526
192 MHz
694
806 MHz
112 MHz
Di dalam 112 MHz (694 – 806 MHz) Digital Dividend, terdapat 2 x 45 MHz FDD yang dapat dimanfaatkan sebagai pasangan frekuensi untuk mobile broadband Source : Pemodelan Akselerasi Implementasi Digital Dividend di Indonesia (Denny Setiawan, 2013)
13
KANAL TV UHF BAND-III (Opsi multiple mux)
RESERVEDDIGITAL DIVIDEND
14
TV WHITE SPACE
15
16
17
III. BROADBAND SERVICES Data Centers E-Commerce Smart Cities OTT Apps
18
E -Commerce Indonesia
Sumber : EY
19
III. PERAN INSINYUR PROFESIONAL
20
Pengembangan Broadband di Indonesia Butuh Insinyur Profesional Indonesia Broadband Plan
MP3EI
Tahun 2013 2019
ICT Fund
Tahun 2011 – 2025
UU 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005 2025
Right of Way, Opened Access, Infrastructure Sharing, INTCIP
Ekosistem Broadband
Inisiatif Pemerintah Daerah Smart City
Kebijakan Percepatan Pengembangan Infrastruktur Broadband 21
PERAN INSINYUR PROFESIONAL DALAM PROGRAM BROADBAND NASIONAL
INFRASTRUCTURE
FIXED MOBILE
PALAPA RING
WIRELESS
4G/LTE – 5G
TV WHITE SPACE
INDONESIA BROADBAND PLAN
DATA CENTERS SERVICES
E-COMMERCE
RURAL AREA
OPERATING SYSTEM/ PLATFORMS DIGITAL SECURITY
INTERNET of THINGS
BIG DATA
SMART GOVT/CITIES
APPS/ CONTENT
FIBER OPTIC ENGINEERS LTE/RF ENGINEERS TV WHITE SPACE ENGINEERS SOFTWARE ENGINEERS HARDWARE ENGINEERS DATA SCIENTIST DATA CENTER EXPERTS 22
TERIMA KASIH
23
