PANTIKFOAM
GERAKAN PAN-TIK-FOAM (Pantang Plastik dan Styrofoam)
Panitia APP Keuskupan Agung Jakarta 2013
1
2
PANTIKFOAM
PANTIKFOAM
SEKAPUR SIRIH Dalam iman Kristen (termasuk Katolik tentunya), manusia adalah citra dan mitra Allah. Citra Allah berarti bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (bdk. Kej. 1: 26). Manusia mempunyai keunggulan dibanding makhluk ciptaan lain. Manusia diberi akal-budi dan nurani. Jika mereka baik adanya (Kej. 1: 1-25), manusia dikatakan ‘sungguh amat baik’ (Kej. 1: 31). Keunggulan manusia itu memang dikatakan untuk ‘menguasai’ bumi (Kej. 1: 26-28), tetapi bukan untuk merusaknya. ‘Menguasai’ disini berarti ikut menjaga, merawat, dan ikut mengembangkannya. Itulah makna manusia sebagai mitra Allah. Diyakini bahwa Allah tidak berhenti mencipta dunia, dan manusia diajak menjadi mitra penciptaan itu. Dalam hal ini perlu diingat bahwa ‘citra’ mendahului ‘mitra.’ Artinya, manusia ikut mencipta dunia yang baik bukan agar dicintai Allah, melainkan karena sudah dan sungguh dicintaiNya. Manusia dipanggil untuk ikut menyebarkan warta cinta-kasih itu kepada seluruh dunia, termasuk kepada segala makhluk, bukan hanya kepada manusia (bdk. Mrk 16: 15). Bahwa dalam kenyataan dalam beberapa sisi bumi dan alam ini malah makin rusak, itulah akibat dosa. Dosa adalah situasi ketika manusia memisahkan diri dari Allah. Manusia mengingkari panggilannya untuk menjadi mitra-Nya. Manusia justru mau menjadi ‘allah’ atau penguasa dunia sendiri. Rencana dan kehendak Allah dikesampingkan.
Untuk kalangan sendiri
Al. Andang L. Binawan, SJ
Sangatlah masuk akal, kemudian, jika tidak peduli pada bumi, apalagi merusaknya, juga dengan perilaku yang tampaknya kecil dan sepele, termasuk dosa juga. Jika dicermati, sikap tidak peduli pada bumi berarti juga tidak peduli pada Tuhan. Jika Tuhan meminta kita mencintai sesama, terutama yang menderita, sebagai wujud cinta pada Tuhan (bdk. Mt. 22: 37-40 dan Mt. 25: 31-46), gampang dipahami juga bahwa cinta kita pada bumi seisinya adalah wujud cinta kita pada sesama. Ujungnya jelas, yaitu mencintai Tuhan juga. Masa Pra-paskah adalah salah satu masa dalam tradisi Gereja Katolik dimana kita bersama berusaha kembali kepada Allah. Itulah pertobatan, dan upaya itu dilakukan selain dengan doa-doa dan jalan salib, juga dengan pantang, puasa dan berderma. Upaya-upaya itu, sekali lagi, bukan untuk ‘menyuap’ Allah agar kita
3
4
PANTIKFOAM
dicintai dan selamat, melainkan karena kita mau kembali membuka diri terhadap panggilan Allah sebagai mitra-nya. Tema APP (Aksi Puasa Pembangunan) Keuskupan Agung Jakarta tahun 2013 ini adalah “Makin beriman, makin bersaudara, makin berbelarasa.” Termaktub di dalamnya bahwa iman, yang berarti meyakini cinta Tuhan pada manusia, akan mengalir dalam persaudaraan dengan sesama dan akan menumbuhkan belarasa pada yang menderita. Pantang, puasa dan derma bisa dilihat dalam upaya untuk mengasah belarasa itu. Artinya, pantang dan puasa juga dipahami sebagai upaya lebih menghemat dan dengan kemudian memberikan hasil penghematan itu pada yang lebih menderita. Dalam hal ini, makin kita sadari bahwa penderitaan manusia juga diakibatkan oleh bumi yang makin rusak. Orang kehausan juga disebabkan oleh air bersih yang makin mahal. Orang kelaparan juga disebabkan oleh tanah yang kurang subur lagi dan tanaman yang rusak. Orang sakit juga disebabkan oleh udara dan air yang terpolusi. Orang dipenjara bisa juga karena berebut air dan/atau sumber-daya alam lain yang makin langka. Pendeknya, penderitaan manusia tidak lepas dari ‘penderitaan’ yang dialami bumi seisinya. Dengan kata lain, belarasa kita tidak hanya langsung pada sesama yang menderita, tetapi juga melalui belarasa pada ciptaan Tuhan yang lain. Kepedulian pada lingkungan hidup, atau yang sering disebut ‘go green’ memang juga bersemangat kristiani, yaitu semangat menjaga ciptaan sebagai mitra Allah. Banyak upaya bisa dilakukan, tetapi sebagai upaya bersama, perlu dicarikan fokus yang lebih jelas. Sehubungan dengan hal itu, untuk tahun 2013 ini, dalam semangat sebagai mitra Allah tadi, kita mau bersama melakukan gerakan sederhana, yaitu pantang plastik dan styrofoam. Kita tahu bahwa pada jaman modern ini, salah satu yang mengotori dan merusak alam adalah plastik dan styrofoam yang tidak dikelola dengan baik. Karena itu, gerakan ini lebih mengajak umat Katolik agar lebih mampu mengelola pemakaian plastik dan styrofoam dalam semangat belarasa tadi. Supaya pantang plastik dan styrofoam ini didasari oleh suatu pemahaman yang benar, booklet itu diterbitkan. Isinya adalah pengetahuan ringkas tentang plastik dan bahayanya bagi bumi dan manusia, lalu diakhiri dengan beberapa gagasan
PANTIKFOAM
bagaimana kita bisa menghemat plastik dan styrofoam. Bagian akhir itu lebih berupa gagasan, bukan kewajiban, karena yang paling pokok adalah bagaimana dengan tindakan yang sederhana kita mewujudkan kepedulian dan cinta kita. Tidak sedikit upaya dan kreativitas yang belum disebutkan disini, dan juga bisa berkembang lebih jauh. Karena itu, gagasan ini lebih bersifat pemancing, supaya bisa ditindaklanjuti dan dikembangkan sesuai konteks masing-masing. Pun, sebagai sebuah booklet sederhana, bukan teksbook, paparan yang ada di dalamnya sangat terbatas, hanya diambil dari sumber yang juga relatif terbatas, yaitu internet.Tujuan informasi itu bukan untuk pengetahuan semata, tetapi lebih untuk mendorong dan memotivasi umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta. Dengan kata lain, booklet ini hanya untuk kalangan sendiri dan tidak diperjualbelikan, serta tidak ada copyright. Jika ada yang menginginkannya, soft-copy juga akan disediakan. (Untuk ini, terimakasih atas partisipasi aktif rekan Kartini dari paroki Don Bosco yang mengedit dan Jana Broto dari paroki St. Stefanus yang menata-letak booklet ini.) Karena itu, jika ada masukan untuk dikembangkan, atau juga sharing pengalaman bagaimana menghemat plastik dan styrofoam, atau bisa juga pertanyaan, sila menghubungi kami di
[email protected]. Akhirnya, selamat kembali menjadi mitra Allah dengan hal yang sederhana, dan semoga upaya sederhana ini memang sungguh membuat iman kita bertumbuh dan berbuah, karena, seperti dikatakan oleh St.Yakobus, “iman tanpa perbuatanperbuatan adalah mati” (Yak 2: 26)!
Salam Al. Andang L. Binawan, SJ Koordinator Gerakan Hidup Bersih dan Sehat Keuskupan Agung Jakarta
5
6
PANTIKFOAM
PANTIKFOAM
PLASTIK DAN STYROFOAM Dilema Kepraktisan vs Kepedulian
Karena dianggap lebih praktis dan ekonomis, hampir semua aktivitas baik rumah tangga maupun perdagangan selalu menggunakan kantong plastik sebagai pengganti tas barang. Demikian pula penggunaan kemasan sekali pakai, terutama untuk AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) digunakan hampir pada setiap pertemuan dan aktivitas, baik dalam keluarga, sosial, maupun bisnis. Demikian pula dengan wadah styrofoam, yang telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Menjadi pilihan karena mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, dapat menjaga kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah dan ringan. Hanya saja, di balik besarnya fungsi dan kemudahan itu terdapat bahaya mengintai yang sangat besar. Bahaya bagi kesehatan diri kita, juga bahaya terhadap lingkungan. Alam yang rusak dan tidak seimbang tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Bahaya terhadap kesehatan secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. Plastik tersusun dari polimer, dibuat dengan menggunakan bahan dasar minyak bumi yang saat ini mulai langka (di Inggris saja, diperlukan 2 miliar barel minyak bumi untuk industri kantong plastik). Dalam proses pembuatannya, ikut dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastik bertekstur licin, lentur dan gampang dibentuk. Bila plastik dipakai untuk membungkus makanan, apalagi yang masih panas, plasticizers dan monomer-monomernya makin cepat keluar dan pindah ke makanan lalu masuk kedalam tubuh kita. Tentang dampak terhadap lingkungan, foto di atas tentulah sudah berbicara banyak. Sampai dengan saat ini sampah jenis non-organik - yang sangat sulit terurai secara alami - mencapai 35% di ibukota DKI Jakarta. Termasuk didalamnya adalah sampah yang berasal dari bekas kantong/botol/gelas plastik dan styrofoam.
Jadi, dari 6.000 ton/hari sampah yang dihasilkan penduduk Jakarta, dihasilkan 2.100 ton tak terurai SETIAP HARInya. Bisa dibayangkan seberapa banyak dalam setahun. Tentu ini membawa dampak buruk bagi lingkungan karena akan menyumbat sungai-sungai yang mengakibatkan terjadinya banjir, serta menjadi sumber berkembangnya kuman penyakit.
Sejarah Plastik dan Styrofoam Alexander Parkes, pada tahun 1856 mempatenkan temuannya “Parkesin”, yang berupa termoplastik pertama, yakni sebuah material organik yang berasal dari selulosa atau serat yang dapat dibentuk bila dipanaskan dan mengeras ketika suhunya turun. Bahan itu diperkenalkan dalam Great International Exhibition di London pada 1862. Istilah selulosa kemudian menjadi semakin terkenal ketika John Wesley Hyatt menemukan jenis terbaru serat ini pada 1869 ketika dia mencampur selolusa organik dengan alkohol. Salah satu hasilnya adalah bola biliar, yang semula terbuat dari semen lalu diganti dengan bahan temuan Hyatt in, meski kualitasnya masih belum bagus karena mudah meleleh di udara panas dan akhirnya bentuknya rusak. Namun, di sisi lain, temuan Hyatt ini kemudian sangat fenomenal dalam perkembangan dunia fotografi. Selulosa dijadikan bahan pembuat film yang kemudian disebut seluloid pada awal 1900. Secara garis besar, masa tahun 1839 - 1894 merupakan era kemunculan plastik jenis semisintetis. Pada era ini pula, tepatnya 1872, plastik khusus pipa air atau disebut polyvinyl chloride (PVC) ditemukan oleh Eugen Baumann. Sedangkan pada awal abad ke-20 (1908 - 1932) merupakan era paling produktif munculnya jenis-jenis plastik, mulai dari plastik yang kemudian
7
8
PANTIKFOAM
PANTIKFOAM
dijadikan benang (nilon), PVC yang lebih elastis, hingga “si busa putih” bernama styrofoam, yang ditemukan Ray McIntire secara tak sengaja pada masa PD ke-2. Pada saat itu, sebenarnya dia sedang meneliti jenis karet insulator elektrik fleksible. Perusahaan tempatnya bernaung, Dow Chemical Company memperkenalkan styrofoam ini ke pasar AS pada tahun 1954.
1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih, transparan, tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.
Memasuki era modern, 1940 - 1980, material pembuat plastik bukan hanya dari selulosa, alkohol, atau resin, namun ada yang dicampur kristal.Yang sifatnya kaku, awet, dan bening transparan seperti kristal. Plastik jenis ini kemudian banyak digunakan sebagai kaca lampu kendaraan atau lampu-lampu lainnya.
2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Bahan ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.
Mengenali Jenis Wadah Plastik Dalam kehidupan sehari-hari, rasanya sulit untuk tidak memakai wadah plastik sama sekali. Namun harus diketahui bahwa tidak semua wadah plastik aman untuk menaruh makanan/minuman. Produsen alat-alat plastik selama ini wajib mencantumkan simbol atau kode yang menunjukkan jenis plastik yang mereka gunakan. Ini berguna agar konsumen dapat memilih wadah plastik yang aman untuk menaruh groceries atau makanan. Wadah plastik yang aman untuk makanan lazim disebut sebagai food grade. Tempat makanan yang masuk kategori “food grade” hampir selalu dibuat dalam konstruksi yang kokoh, tebal, dan bentuknya permanen, bisa berupa kotak atau tabung. Peralatan plastik yang aman biasanya juga bisa dipakai berulang-ulang setelah dibersihkan. Di dasar kemasan plastik yang kita gunakan, sering terdapat peng-kode-an dengan angka 1 s/d 7 di dalam simbol segitiga. Amati kodenya, karena tidak semua jenis plastik layak pakai kembali (reuse). Cermati dan pastikan bahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pemakaian. Di bawah ini adalah kode dan simbol peralatan dari plastik:
gunting dan simpan dalam dompet anda
3. V atau PVC (poly vinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (plastic wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. 4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Bahan ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Bahan ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan. 5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik. 6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, terutama dalam kondisi panas dan berminyak. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian bahan ini sebagai wadah makanan.
9
10
PANTIKFOAM
7. Lain-lain (biasanya polycarbonate) biasa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaituBisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate. Sampai disini, informasi tentang alat-alat plastik yang food grade dan bisa dipakai berulang, sekaligus informasi mengenai dampaknya bagi kesehatan tentu membuat kita harus waspada. Dampak buruk akan dirasakan bukan seperti menggigit cabe rawit, langsung pedas, langsung terasa, tapi membutuhkan waktu untuk akumulasi. Selain terhadap kesehatan diri, juga berakibat buruk bagi lingkungan.
PANTIKFOAM
11
12
PANTIKFOAM
Dampak buruk Plastik dan Styrofoam bagi Kesehatan Pribadi dan Kesehatan Lingkungan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan memperingatkan masyarakat, agar tak menggunakan plastik kresek hitam sebagai wadah makanan. Menurut Ketua Badan Husniah Rubiana Thamrin Akib, plastik kresek merupakan produk daur ulang yang sulit diketahui bahan asalnya. “Bisa saja bekas digunakan bungkus pestisida atau kotoran manusia,” katanya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (14/7). Dalam proses daur ulang selain tidak diketahui penggunaan sebelumnya juga ditambah berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahayanya bagi kesehatan. Husniah meminta masyarakat tak menggunakan kantong kresek tersebut mewadahi langusung makanan siap santap. Penggunaan palstik kresek beresiko menimbulkan kanker dan kerusakan ginjal, maupun penyakit lainnya tergantung bahan yang dikandungnya. Sampah plastik yang kita bakar akan menyebabkan zat-zat beracun dari sampah tersebut terlepas ke udara dan akan terhirup oleh kita. Polusi udara seperti ini dapat melemahkan kekebalan tubuh dan memicu kanker. Plastik sangat sulit hancur secara alami dan juga sulit didaur ulang. Sampah plastik baru akan terurai oleh tanah dalam waktu 200-400 tahun. Bahkan agar sampah plastik tersebut bisa terurai secara sempurna maka dibutuhkan waktu hingga 1.000 tahun. Sampah plastik juga sangat berbahaya untuk beberapa jenis hewan. Di Australia tercatat lebih dari 100.000 hewan yang terdiri dari burung, ikan paus, anjing laut, dan kura-kura, mati per tahunnya gara-gara menelan atau terbelit sampah plastik. Parahnya lagi, setelah badan hewan yang mati telah terurai, sampah plastiknya masih eksis dan akan terbebas lagi ke alam. Ngeri bukan?
PANTIKFOAM
FAKTA TENTANG PLASTIK * 46 ribu lembar sampah kantong plastik terdapat di setiap mil di lautan bebas (UNEP, 2006). * Sadarkah kita? 1 orang menggunakan 700 kantong plastik/tahun yang akhirnya menjadi sampah (Riset GI, 2009). * Setiap tahun, sekitar 500 milyar kantong plastik digunakan di seluruh dunia. * Sampah plastik membunuh 1 juta burung laut dan 100.000 mamalia laut setiap tahunnya. * Membakar sampah kantong plastik dapat menyebabkan lepasnya zat-zat karsinogen ke udara yang berbahaya bila kita hirup.
Styrofoam, Sang Sampah Abadi Dinamakan demikian karena tidak akan pernah bisa terurai. Styrofoam banyak digunakan mulai pada pengemasan barang-barang elektronik hingga sebagai kemasan makanan. Styrofoam (disebut juga polystyrene) umumnya berwarna putih bersih. Bentuknya simpel dan ringan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene ini kerap dijadikan bungkus makanan lantaran mampu mencegah kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang. Bentuknya yang ringan menjadikan styrofoam mudah dibawa. Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan utuh. Tidak hanya itu, alasan dipilihnya styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan terlebih karena biaya pengemasannya yang murah. Dengan segala kelebihannya itulah, styrofoam kini menjadi pilihan utama dalam membungkus makanan. Mulai dari restoran cepat saji, pedagang jajanan di pinggir jalan, hingga dalam berbagai acara dan kegiatan, styrofoam sering kali menjadi pilihan. Namun di balik kelebihannya itu, styrofoam ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Komponen styrofoam (benzen, carsinogen, dan styrene) dapat menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Komponen ini mudah terlepas saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak, atau minyak.
13
14
PANTIKFOAM
Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan berbagai penyakit, seperti tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan mudah lelah, mempercepat detak jantung, anemia, badan gemetaran, dan mudah gelisah. Bahkan di beberapa kasus, benzana bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, seperti sistem imun berkurang sehingga mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi, mengancam kehamilan bahkan menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat pada pria. Terlebih WHO sudah mengkategorikan styrofoam sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker). Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Akibatnya, sebungkus sampah styrofoam di dalam tanah akan tetap pada bentuknya, tidak berubah, apalagi hancur hingga kapanpun, mungkin hingga kiamat tiba.
PANTIKFOAM
Dengan jumlah styrofoam yang kita gunakan dalam seharinya, dikalikan jumlah penduduk bumi, dikalikan jumlah hari, dapat kita bayangkan berapa banyak sampah styrofoam yang kemudian akan menumpuk mencemari tanah, air, dan laut di bumi. Dengan berbagai kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, berapa banyak organisme bumi yang akan menerima dampaknya?. Dengan konsumsi sampah styrofoam kita saat ini, bisa jadi puluhan tahun yang akan datang, bumi berubah menjadi daratan styrofoam. Saat ini telah ditemukan styrofoam yang disebut Oxodegradable Polystyrene, yang katanya lebih ramah lingkungan. Styrofoam jenis ini telah diberi tambahan bahan oxium sehingga dapat terurai meskipun membutuhkan waktu hingga 4 tahun. Terurai disini dalam arti menjadi serpihan akibat suhu, sinar UV dan faktor lain di TPA. Patut dicatat bahwa resiko terhadap kesehatan tetap sama karena bahan yang digunakan tetaplah polistyren. Sedangkan untuk masalah lingkungan, apakah semua sampah styrofoam berakhir di TPA? Untuk menjawabnya cukup kita melihat sepanjang jalan dan sungai yang ada di Jakarta. Keberadaan sampah styrofoam akan menyumbat selokan, sungai yang berakibat banjir, dan patut dicatat sekali lagi, styrofoam adalah materi yang tak terurai di alam. Pembakaran styrofoam akan menyebarkan racun styrene kepada makhluk sekitar yang menghirupnya. Dari seluruh paparan di atas, selayaknya kita semua memahami bahwa kita sebenarnya harus membayar sangat mahal dengan semakin banyaknya timbunan sampah abadi yang tidak akan terurai seiring dengan penggunaan plastik dan stryofoam yang katanya praktis dan murah. Akankah kita mewariskan ‘bumi plastik dan styrofoam’ pada anak cucu kita, generasi mendatang?
15
16
PANTIKFOAM
PANTIKFOAM
SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH SAMPAH PLASTIK DAN STYROFOAM 1. Beberapa negara telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi masalah sampah kantong kresek di negaranya. Pada tahun 2005 para anggota parlemen Perancis telah menetapkan pelarangan penggunaan tas plastik yang tidak bisa hancur yang diberlakukan mulai tahun 2010.
BRING YOUR OWN BAG – BYOB !
2. Biasakan bepergian membawa botol minum (BAWA BOTOL MINUM – BBM) pribadi yang bisa diisi ulang. Sangat luar biasa jumlah sampah plastik yang bisa dihindari bila dalam komunitas (acara atau rapat di lingkungan/wilayah/paroki) konsisten melakukan hal ini secara bersama-sama ! 3. Memanfaatkan botol atau wadah plastik bekas untuk hal-hal yang bermanfaaat seperti untuk pot tanaman maupun barang kerajinan yang lain. 4. Pilihlah wadah plastik yang food grade. Kenali kode plastik pada wadah plastik yang layak digunakan lebih dari sekali (misal LDPE, PP atau no. 4 dan 5). Biasakan membawa wadah jenis ini / rantang saat membeli makanan/lauk siap saji.
Itu adalah slogan dari trend go green yang ada di seluruh dunia. Kita bisa mengurangi sampah kresek, BUKAN dengan tidak memakainya sama sekali tetapi MENGURANGINYA dan menggantikan dengan kantong/tas yang bisa dipakai berulang-ulang.
5. Hindari pemakaian styrofoam sebagai wadah makanan dengan membawa wadah sendiri atau meminta kemasan lain dari catering/restoran tempat kita memesan makanan. Menggunakan wadah boks atau dibungkus daun biasanya lebih mahal. Namun menghemat biaya sekitar Rp.2.000,- saat ini untuk mewariskan sampah tak terurai bagi generasi mendatang, apakah tega?
Ada supermarket yang memberikan diskon bila tidak menggunakan kantong plastik mereka, atau ada juga yang ‘memaksa’ pelanggan membayar untuk kantong plastik. Dengan ini diharapkan pelanggan bisa mengurangi pemakaian kantong plastiknya. Sebagai ilustrasi, 70 juta kantong per tahun bisa dihemat di Amerika. Singapura mulai menetapkan hari-hari tertentu sebagai BYOB dimana bagi pelanggan yang tidak membawa kantong mereka sendiri harus merogoh 30 cents dari koceknya yang akan digunakan untuk kegiatan lingkungan. Contoh kampanye diet plastik
6. Sangat diharapkan bahwa kantin sekolah Katolik dan juga kantin paroki tidak menyediakan makanan dan minum dengan bungkus plastik atau styrofoam yang berlebihan.
17
18
PANTIKFOAM
PANTIKFOAM
Sumber tulisan: http://kemasan-fleksibel.blogspot.com/2012/03/sejarah-plastik.html http://mysusi.wordpress.com/2011/01/15/seberapa-bahaya-tempat-plastik-yang-anda-pakai/ http://www.tempo.co/read/news/2009/07/14/107187141/Awas-Bahaya-Plastik-Kresek-Hitam http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/07/23/73483/Bahaya-Kresek-danKemasan-Styrofoam http://alamendah.wordpress.com/2012/05/16/styrofoam-atau-sterefoam-sang-sampah-abadi/ http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/11/19/bahaya-styrofoam/
Sumber gambar: http://m.iyaa.com/tech/science/lingkungan/1398656_2173.html http://www.tumblr.com/tagged/iddkp http://forumhijaubandung.wordpress.com/2011/07/01/3-juli-hari-bebas-kantong-plastik-sedunia/ http://threeonspeedwebzine.blogspot.com/2012/10/earth-hour-tangerang-kampanye-diet.html
19
20 PANTIKFOAM
“Taruh Sampah, Jadikan Berkah”