BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test), yang perhitungannya menggunakan bantuan program Eviews. Tabel 5.1. Hasil Pengujian Akar Unit
Variabel
1st difference
Level p-value
Keterangan
p-value
Keterangan
ROA
0,1231
Tidak stasioner
0,0000
Stasioner
SIZE
0,0581
Tidak stasioner
0,0000
Stasioner
CAR
0,3508
Tidak stasioner
0,0001
Stasioner
LDR 0,0927 Sumber: Hasil analisis data.
Tidak stasioner
0,0001
Stasioner
Hasil perhitungan uji stasioner yang disajikan dalam Tabel 5.1, memperlihatkan bahwa variabel ROA memiliki p-value sebesar 0,1231, SIZE sebesar 0,0581, CAR sebesar 0,3508, lebih besar dari α = 0,05, sehingga dapat
dan LDR sebesar 0,0927 masing-masing
disimpulkan bahwa seluruh variabel tidak stasioner pada tingkat level. Selanjutnya perlu dilakukan uji akar unit pada tingkat first difference. Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa empat variabel sudah stasioner pada tingkat first difference, yakni variabel ROA, SIZE, CAR, LDR pada tingkat signifikansi 5 persen. Oleh karena itu dapat dikatakan semua data yang digunakan dalam penelitian ini terintegrasi pada derajat satu (first diffrence).
B. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi Engle-Granger digunakan untuk mengestimasi hubungan jangka panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to deposit ratio (PMDN). Uji kointegrasi dilakukan dengan terlebih dahulu memastikan 57
bahwa semua variabel yang digunakan dalam model memiliki derajat integrasi yang sama. Dari hasil pengujian seluruh data dalam penelitian ini memiliki derajat integrasi yang sama, yaitu berintegrasi I(1). Oleh karena itu maka uji kointegrasi dapat dilakukan. Tahap awal dari uji kointegrasi Engle-Granger adalah dengan meregresi persamaan OLS antara variabel dependent dan variabel independent. Kemudian seteleh meregresi persamaan didapatkan residual dari persamaan tersebut. Tabel 5.2. Hasil Perhitungan ADF Test ECT
Augmented Dickey-Fuller test statistic Sumber: Hasil analisis data.
t-Statistic
p-value
-6.046659
0.0000
Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa nilai ADF untuk Error Correction Term (ECT) merupakan hasil yang signifikan, nilai p-value sebesar 0,000 < α (0,05) . Kondisi tersebut disimpulkan bahwa variabel-variabel yang diamati dalam kajian ini berkointegrasi pada derajat yang sama. Hal ini berarti telah terjadi keseimbangan jangka panjang antar seluruh variabel. Dengan kata lain variabel ukuran perusahaan, dan capital adequacy ratio memiliki keterkaitan dan terkointegrasi dengan variabel loan to deposit ratio.
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Normalitas data diuji dengan menggunakan menggunakan uji Jarque Bera (JB), Hasil uji normalitas dengna Jarque Bera (JB),disajikan pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Uji Normalitas
Residual
JarqueBera
Prob.
0,538712
0,763871
Sumber: Hasil analisis data.
58
Tabel 5.3 diperoleh nilai probabilitas Jarque Bera (JB) sebesar 0,763871 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson statistics disajikan pada tabel berikut. Tabel 5.4. Uji Autokorelasi DW Durbin1,805 Watson Sumber: Hasil analisis data.
dU 1,670
4-dU 2,330
Hasil pengujian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai DW-test sebesar 1,805 berada pada daerah dU < DW < 4-dU, mada dapat disimpulkan model bebas dari masalah autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas Tahapan pengujian multikolinearitas melalui program Eviews dengan pendekatan korelasi parsial dengan melakukan estimasi regresi sebagai berikut: ROA = b0 + b1 SIZE + b2 CAR + b3 LDR SIZE = b0 + b1 CAR + b2 LDR CAR = b0 + b1 SIZE + b2 LDR LDR = b0 + b1 SIZE + b2 CAR Tabel 5.5. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Estimasi ROA = b0 + b1 SIZE + b2 CAR + b3 LDR (R21) SIZE = b0 + b1 CAR + b2 LDR (R22) CAR = b0 + b1 SIZE + b2 LDR (R23) LDR = b0 + b1 SIZE + b2 CAR (R24) Sumber: Hasil analisis data. 59
R2 0,407945 0,110839 0,103556 0,013395
Hasil perhitungan pada tabel 5.5. menunjukkan R21 > R22, R23, R24, maka dalam model tidak diketemukan adanya multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji White disajikan pada tabel 5.6. Tabel 5.6. Uji Heteroskedastisitas
Variabel Koefisein Std. Error t-Statistic C 0,000248 0,001413 0,175398 SIZE -0,000152 0,000114 -1,334455 SIZE^2 1,03E-05 3,02E-06 3,405892 SIZE*CAR -5,72E-06 2,39E-06 -2,392949 SIZE*LDR -1,32E-06 8,32E-07 -1,580219 CAR 6,12E-05 4,45E-05 1,376608 CAR^2 4,81E-07 1,06E-06 0,453826 CAR*LDR 3,04E-07 3,01E-07 1,012832 LDR 1,14E-05 1,63E-05 0,699820 LDR^2 4,93E-08 6,11E-08 0,807235 Obs*R-squared 16.29065 Prob. Chi-Square(9) Sumber: Hasil analisis data.
P-value 0,8617 0,1904 0,0016 0,0221 0,1228 0,1771 0,6527 0,3179 0,4885 0,4248 0.0611
Hasil perhitungan tabel 5.6 diperoleh nilai probabilitas Obs*R-squared sebesar 0,0611
>
α
(0,05),
dapat
disimpulkan
data
tidak
mengandung
masalah
heteroskedastisitas.
D. Analisis Model Dinamis 1. Estimasi Model Jangka Panjang Konsep kointegrasi menyatakan bahwa jika satu atau lebih variabel yang tidak stasioner terkointegrasi maka kombinasi linier antar variabel-variabel dalam system akan bersifat stasioner sehingga didapatkan suatu sistem persamaan jangka panjang yang stabil.
60
Tabel 5.7. Hasil Estimasi Model Jangka Variabel Koefisien C -0,049453 SIZE 0,001891 CAR 0,000908 LDR 0,000245 Sumber: Hasil analisis data.
t-Statistic -3,745030 2,808377 2,478375 2,667753
p-value 0,0005 0,0075 0,0173 0,0108
Berdasarkan perhitungan Tabel 5.7. persamaan jangka adalah sebagai berikut: ROA = -0,049453 + 0,001891 SIZE + 0,000908 CAR + 0,000245 LDR Dari persamaan jangka panjang di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Nilai konstanta (C) dalam pemodelan adalah negatif sebesar -0,049453. Hal ini berarti jika semua variabel diasumsikan bernilai nol, maka profitabilitas pada perbankan go public di Indonesia cenderung akan menurun sebesar 0,049453 persen. Nilai probabilitas C adalah 0,0005, sehingga menunjukkan bahwa C memberikan pengaruh yang signifikan dalam permodelan. b. Koefisien SIZE sebesar 0,001891, artinya jika ukuran perusahaan naik sebesar satu persen maka profitabilitas akan naik sebesar 0,001891 persen. Hal ini menunjukkan dalam jangka panjang, meningkatnya ukuran perusahaan mendorong pertumbuhan profitabilitas perbankan go public di Indonesia. Nilai probabilitas sebesar 0,0075 menunjukkan ukuran perusahaan secara partial signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya, karena nilai probabilitasnya kurang dari taraf nyata 5 persen. Jika suatu perusahaan memiliki total aktiva yang besar, hal ini menandakan perusahaan tersebut mampu dalam menyalurkan kredit yang besar pula sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula. Bank yang berukuran besar, biasanya memiliki total aset yang besar. ukuran bank yang besar memungkinkan bank 61
menyediakan menu jasa keungan yang lebih luas. Penyediaan menu jasa keuangan yang lebih luas dan adanya kepercayaan nasabah terhadap bank-bank berukuran besar berdampak pada kegiatan operasional bank dalam melaksanakan fungsi penghimpunan dana. Adanya peningkatan fungsi penghimpunan dana, bank dapat mampu meningkatkan kinerjanya dengan peningkatan profit dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan Astohar (2009) dan Damayanti (2012) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan. c. Capital adequacy ratio (CAR) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Perkiraan elastisitas sebesar 0,000908 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan CAR sebesar 1% maka hal tersebut akan menaikkan profitabilitas sebesar 0,000908% ceteris paribus. Hal ini menunjukkan dalam jangka panjang, meningkatnya CAR mendorong pertumbuhan profitabilitas perbankan go public di Indonesia. Nilai probabilitas sebesar 0,0173 menunjukkan CAR secara partial signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya, karena nilai probabilitasnya kurang dari taraf nyata 5 persen. CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyediakan dana yang digunakan untuk aktivitas operasional bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan semakin tinggi pula profitabilitasnya. Peningkatan modal (CAR) dapat meningkatkan keamanan nasabah yang secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank sehingga berdampak positif terhadap peningkatan profitabilitas bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan Astohar (2009) dan Damayanti (2012) yang menunjukkan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan.
62
d. Koefisien LDR sebesar 0,000245, artinya jika loan to deposits ratio naik sebesar satu persen maka profitabilitas akan naik sebesar 0,000245
persen. Hal ini
menunjukkan dalam jangka panjang, meningkatnya loan to deposits ratio mendorong pertumbuhan profitabilitas perbankan go public di Indonesia. Nilai probabilitas sebesar 0,0108 menunjukkan loan to deposits ratio secara partial signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya, karena nilai probabilitasnya kurang dari taraf nyata 5 persen. LDR yang tinggi dalam hal ini tidak melebihi batas yang ditentukan, maka akan menaikkan profitabilitas yang berasal dari pendapatan bunga kredit sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian ini sesuai dengan Astohar (2009) yang menunjukkan loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan. Hasil estimasi dari persamaan jangka panjang menunjukkan nila R-Square sebesar 0,407945, artinya bahwa 40,79 persen model ROA dapat dijelaskan oleh variabel independennya yakni, SIZE, CAR dan LDR. Sedangkan sisanya sebesar 59,21 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan. Hasil estimasi dari persamaan jangka panjang menunjukkan nilai F-statistik sebesar 9,646459 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000058. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent secara keseluruhan yang terdiri dari ukuran perusahaan, capital adequacy ratio, dan loans to deposit ratio terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas.
2. Estimasi Jangka Pendek Dari persamaan jangka pendek berdasarkan hasil estimasi menggunakan ECM, diperoleh hasil estimasi sebagaimana Tabel 5.8.
63
Tabel 5.8. Hasil Estimasi ECM Variable C D(SIZE) D(CAR) D(LDR) ECT(-1) Sumber: Hasil analisis data.
Koefisien 0,000140 0,002061 0,000885 0,000238 -0,928886
t-Statistic 0,119261 2,479589 3,616760 3,987877 -5,778290
p-value 0,9057 0,0175 0,0008 0,0003 0,0000
Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil uji ECM adalah : D(ROA) = 0,000140 + 0,002061 DSIZE(-1) + 0,000885 DCAR (-1) + 0,000238 DLDR(-1) – 0,928886 ECT(-1) Persamaan di atas merupakan model dinamik ROA untuk jangka pendek, dimana variabel ROA tidak hanya dipengaruhi oleh DSIZE(-1), DPCAR(-1), dan DLDR(-1) tetapi juga dipengaruhi oleh variabel error term et. Terlihat disini nilai koefisien et signifikan untuk ditempatkan dalam model sebagai koreksi jangka pendek untuk mencapai keseimbangan jangka panjang. Semakin kecil nilai et maka semakin cepat proses koreksi menuju keseimbangan jangka panjang. Oleh karena itu dalam ECM variabel et sering dikatakan pula sebagai faktor kelambanan, yang memiliki nilai lebih kecil dari nol, et < 0. Pada model ini, nilai koefisien et mencapai -0,928886, yang menandakan bahwa nilai ROA berada di atas nilai jangka panjangnya. Hasil pengujian terhadap model dinamis (jangka pendek) profitabilitas perbankan go public di Indonesia dari tahun 2012 dampai dengan tahun 2013 dapat diinterpretasikan berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut : a. Perubahan Ukuran Perusahaan (SIZE) Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap profitabilitas (ROA) pada jangka pendek berpengaruh secara signifikan pada tahun pertama sebelumnya. Peningkatan satu persen SIZE pada tahun pertama sebelumnya akan meningkatkan ROA sebesar 0,002061 persen. Nilai probabilitas variabel SIZE adalah 0,0175. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga variabel SIZE pada tahun pertama sebelumnya
64
signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya. Perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibanding perusahaan kecil. Dengan tersedianya dana akan memberi kemudahan perusahaan untuk melaksanakan peluang investasi yang ada. b. Perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR) Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) pada jangka pendek berpengaruh secara signifikan pada tahun pertama sebelumnya. Peningkatan satu persen CAR pada tahun pertama sebelumnya akan meningkatkan ROA sebesar 0,000885 persen. Nilai probabilitas variabel CAR adalah 0,0008. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga variabel CAR pada tahun pertama sebelumnya signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya. Apabila CAR naik artinya modal yang digunakan perusahaan akan bertambah, dan bertambahnya modal juga meningkatkan penjualan, maka laba akan bertambah, sehingga ROA meningkat. c. Perubahan Loans to Deposit Ratio (LDR) Pengaruh loans to deposit ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) pada jangka pendek berpengaruh secara signifikan pada tahun pertama sebelumnya. Peningkatan satu persen LDR pada tahun pertama sebelumnya akan meningkatkan ROA sebesar 0,000238 persen. Nilai probabilitas variabel LDR adalah 0,0003. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga variabel LDR pada tahun pertama sebelumnya signifikan dan mempengaruhi variabel dependennya. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas bank juga meningkat. Dilihat dari nilai koefisien ECT (-1) adalah negatif sebesar 0,928886. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan dalam ROA. Nilai koefisien ECT (-1) sebesar
65
0,928886 menunjukkan bahwa disequilibrium periode sebelumnya terkoreksi pada periode sekarang 0,93 persen. ECT menentukan seberapa cepat equilibrium tercapai kembali ke keseimbangan jangka panjang.
66