PANDUAN MENDIRIKAN DAN MENGEMBANGKAN KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI (KMP) TB COMMUNITY TB CARE ‘AISYIYAH
PELAKSANA PROGRAM PRINCIPAL RECIPIENT GLOBAL FUND FOR COMMUNITY TB CARE ‘AISYIYAH PIMPINAN PUSAT ‘AISYIYAH
Penanggung Jawab Dra. Noor Rochmah Pratiknya APR TB ‘AISYIYAH Dr. Samhari Baswedan PM PR TB ‘Aisyiyah Penulis • Muarawati Nur Malinda • Drs. Muchsin Alwi MPH Kontibutor Tulisan • Widhyianto Muttaqin • Adi Kurnia • Pelaksana Program SR/SSR
2
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
DAFTAR ISI 4
Sambutan APR
8
Pendahuluan
12
Pengertian Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB )
16
Keanggotaan Dan Pengelola
22
Sumber Dana
24
Tahapan Dan Proses Pendirian KMP TB ‘Aisyiyah
27
A. Perintisan
31
B. Pembentukan
35
C. Aksi / Pelaksanaan Kegiatan
43
D. Pembinaan
43
1. Pendampingan Pembuatan Proposal
45
2. Pertemuan dengan Donor/ CSR
47
3. Pertemuan dengan NGO/ lembaga swadaya lainnya
50
Penutup
54
Lampiran
56
1. Berita KMP TB
84
2. Testimoni
104
3. Contoh Berita Acara
108
4. Data KMP TB ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
3
Sambutan Authorize Principal Recipient (APR) Bismilalhirohmaanirrohim Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS.Ali Imron, 110). Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah Nya kepada kita semua yang bergabung dalam gerakan penanggulangan TB dibawah koordinasi ‘Aisyiyah melalui program Community TB Care ‘Aisyiyah. Dengan rahmat dan hidayah Nya itulah kita semua, baik ‘Aisyiyah dan organisasi mitra yang bergabung dalam pelaksana program Communiy TB Care ‘Aisyiyah dapat berama-sama menyatukan langkah dan gerak dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten bahkan di akar rumput untuk menyukseskan penanggulangan TB di Indonesia. Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) adalah salah satu program yang digiatkan ‘Aisyiyah melalui program Community TB Care. Tujuan dari pengembangan KMP TB ini adalah; pertama menjadi tali pengikat bagi semua pihak yang telah terpapar isu TB untuk meningkatkan kepeduliannya dengan memberikan kontribusi pada penyelesaian masalah TB. Kedua, menyatukan kekuatan dan potensi yang ada di masyarakat agar dapat menyelesaikan masalah TB di lingkungannya.
4
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Ketiga, sebagai langkah exit strategy, jika program yang mendapatkan dukungan dana dari pihak luar tidak lagi dilanjutkan, sehingga masyarakat tetap mampu menyelesaikan masalah TB secara mandiri. Karenanya KMP TB ini juga dapat menjadi sub bidang kesehatan yang berkolaborasi dnegan Qoryah Thoyibah ‘Aisyiyah. Agar KMP TB ini dapat didirikan ditengah masyarakat yang lebih luas maka Buku Panduan Mendirikan dan Mengembangkan Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) ini kami terbitkan. Buku yang dikeluarkan oleh Pelaksana Program PR TB ‘Aisyiyah ini, telah diujicobakan di lebih dari 51 kabupaten kota di 18 propinsi dengan menghasilkan lebih dari 100 KMP TB di masyarakat. Proses ini diharapkan mampu menghadirkan lebih banyak KMP TB di Indonesia sehingga persoalan TB dapat diselesaikan secara mandiri oleh masyarakat dan Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya menuju Indonesia yang bebas TB di tahun 2035 mendatang. Wassalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Dra. Noor Rochmah Pratiknya Authorize Principal Recipient (APR) TB ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
5
6
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
7
1 8
Pendahuluan
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Penanggulangan TB di Indonesia telah lama dilakukan, namun belum memberikan hasil optimal. Dari berbagai pengalaman upaya penanggulangan TB di Indonesia, terbukti bahwa upaya ini tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah semata-mata, karena ternyata pemerintah sendiri memiliki berbagai keterbatasan, baik dalam sumber daya manusia, sumber dana, dan sumber sarana serta peralatan. Upaya ini memerlukan kemitraan dari berbagai pihak, termasuk swata, dan organisasi masyarakat. Melalui program Community TB Care, Organisasi ‘Aisyiyah bersama para mitranya, yang mewakili organisasi masyarakat, melakukan berbagai upaya penanggulangan TB dengan berbasis masyarakat. Dengan berbagai kegiatan pelatihan masyarakat dalam penanggulangan TB dan advokasi kepada berbagai pihak untuk mendukung kegiatan ini, masyarakat di akar rumput mulai melakukan gerakan dan aksi dalam untuk mengurangi penyebaran penyakit dan kematian akibat kuman ini. Namun demikian Penanggulangan Tuberkulosis (TB) berbasis masyarakat yang dilakukan ‘Aisyiyah beserta para mitra tidak selayaknya berhenti ketika program Community TB Care ‘Aisyiyah ini usai. Hal ini lantaran program dengan dukungan dari pihak luar, hanya ditujukan sebagai stimulan bagi masyarakat untuk mengenal bahaya TB sehingga mampu melakukan pencegahan penularan dan menurunkan resiko kematian akibat TB. Dikemudian hari masyarakat harus dapat secara mandiri melakukan penanggulangan TB dengan mengelola kekuatan dan potensi yang ada ditengah masyarakat itu sendiri. Agar segala potensi yang ada di tengah masyarakat dapat disatukan menjadi sebuah kekuatan maka perlu dibentuk Kelompok Masyarakat Peduli TB (KMP TB) di tengah masyarakat. KMP TB juga akan memberikan wadah bagi tokoh kunci dalam masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan penanggulangan TB. Selain itu dengan
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
9
adanya KMP TB maka diharapkan mampu menjadikan isu TB kembali trend di kalangan masyarakat. KMP TB pada akhirnya menjadi exit strategi program yang didirikan untuk dan oleh masyarakat bagi kepentingan masyarakat seluas-luasnya. Diharapkan pada akhir program di tahun 2014, akan berdiri minimal 90 KMP TB atau minimal 2 buah KMP TB di masingmasing kabupaten program yang jumlahnya sebanyak 45 kabupaten. Untuk itu, agar proses pendirian KMP TB dan pelaksanaan kegiatannya dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan panduan bagi pelaksana di lapangan. Panduan ini masih jauh dari sempurna, namun diharapkan menjadi pegangan bagi pelaksana program dilapangan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembentukan KMP TB di daerahnya.
10
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
11
2 12
Pengertian Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB)
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
DEFINISI (KMP TB) Kelompok Masyarakat Peduli TB (KMP TB), adalah warga masyarakat yang tergabung dalam satu ikatan organisasi dan memiliki kepedulian terhadap berbagai upaya penanggulangan TB di lingkungan sekitarnya.
TUJUAN Kelompok Masyarakat Peduli TB bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap upaya penanggulangan TB secara mandiri, dalam rangka mencapai tujuan upaya penanggulangan TB secara optimal. Tujuan ini dapat dibagi dalam tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
TUJUAN JANGKA PENDEK • • •
Terbentuknya wadah bagi masyarakat untuk menyelesaikan masalah TB di komunitas Terselenggaranya berbagai kegiatan paguyuban/kelompok secara mandiri Terjalinnya kemitraan dengan institusi/organisasi lain untuk penanggulangan TB.
TUJUAN JANGKA PANJANG • • •
Meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan baik pemerintah atau dunia usaha, terhadap upaya penanggulangan TB Meningkatkan jumlah temuan suspek, Meningkatkan jumlah temuan penderita TB positif paru
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
13
• • •
Menurunkan jumlah pasien drop out, Meningkatkan jumlah pasien sembuh Mengurangi angka kematian karena TB
CIRI-CIRI KMP TB Secara umum Kelompok Masyarakat Peduli-TB memiliki ciri-ciri : • Memiliki visi / tujuan yang sama • Mandiri (ada sumber dana sendiri/tidak tergantung pada donor program) • Atas kesadaran sendiri • Batasan wilayah tidak ketat (umumnya satu desa/kecamatan) • Memiliki pertemuan rutin & kontinu yang menyokong gerakan • Ada anggota masyarakat setempat menjadi motor penggerak atau “key person” untuk terbentuknya KMP TB
KMP TB Jakarta Timur melakukan aksi dalam rangka Hari TB sedunia
14
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
MODAL DASAR (INPUT) KMP TB KMP TB ini dapat didirikan dengan mengembangkan potensi masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan TB yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Para pemimpin baik formal maupun informal Organisasi Komunitas Dana yang ada di masyarakat Sarana masyarakat Pengetahuan masyarakat Teknologi tepat guna termasuk cara berinteraksi setempat sesuai budayanya) dan Pengambilan keputusan oleh masyarakat.
masyarakat
Setiap kelompok masyarakat, termasuk KMP TB dapat memanfaatkannya secara optimal potensi masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
15
3 16
Keanggotaan dan Pengelola
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
KEANGGOTAAN KMP TB Setiap warga yang berada dalam satu wilayah, boleh dan berhak untuk turut serta dalam kelompok masyarakat peduli TB, tanpa dibatasi usia, jenis kelamin ataupun perbedaan suku bangsa dan agama. Bagi daerah yang sudah terlibat dalam kegiatan program penanggulangan TB sebelumnya maka anggota KMP TB dapat merupakan gabungan mereka yang sudah terlibat program Community TB Care ‘Aisyiyah seperti: Tokoh Agama, Pemuka Agama ( Ulama, Mubaligh- Mubalighot , Da’i, Pastur, Pendeta) 2. Tokoh masyarakat, 3. Kader komunitas TB ( yang sudah dilatih) 4. Pengawas Menelan Obat (PMO) 5. Mantan Pasien TB 6. Pelaksana kegiatan program Community TB Care 7. Mitra kerja yang telah terlibat dalam program Cummunity TB Care 8. Anggota dan Pimpinan organisasi pendukung. 9. Pengurus/ Anggota Lembaga Swadaya Masyarakat 10. Pengusaha 11. Petugas Kesehatan (dokter, perawat, bidan, sanitarian ) 12. Pejabat Desa/ Kelurahan atau Kecamatan 1.
PENGELOLA KMP TB Pengelola KMP TB adalah mereka yang dipercaya anggota serta dianggap cakap dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan TB di wilayahnya berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan. Pengelola kegiatan kemudian menyusun susunan kepengurusan berdasarkan kontribusi yang dapat diperankan sesuai dengan kondisi/ kebutuhan masing-masing KMP TB / lokasi. Namun sebagai alternatif susunan pengurus atau pengelola KMP TB dapat disusun seperti dibawah ini:
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
17
PELINDUNG Pelindung adalah seseorang atau beberapa orang yang memiliki kewenangan dan bersedia melindungi keberadaan KMP TB ini sehingga dapat dianggap kegiatan yang legal. Biasanya ini adalah anggota masyarakat yang memiliki kedudukan di tengah masyarakat seperti camat, lurah atau ketua organisasi.
PENASEHAT Penasehat adalah seseorang atau beberapa orang yang bersedia memberikan kontribusi pemikiran untuk mengarahkan agar organisasi yang dibentuk masyarakat ini dapat berjalan dengan baik.
KETUA Ketua adalah seseorang yang dipercaya mampu mengkoordinir seluruh anggota pengurus KMP TB agar dapat menjalankan atau melaksanakan kegiatan KMP TB yang sudah disepakati bersama. Ketua adalah pihak yang memiliki wewenang untuk menandatangani surat-surat keluar bersama dengan sekretaris. Bersedia hadir dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan KMP TB.
SEKRETARIS Sekretaris adalah seseorang yang dipercaya untuk menjalankan fungsi administrasi kesekretariatan dalam KMP TB. Sekretaris akan membantu peran ketua dalam rangka mengkoordinir anggota pengurus lainnya dalam pelaksanaan kegiatan. Bersama ketua, sekretaris menandatangani surat-surat keluar. Bersedia hadir dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan KMP TB.
BENDAHARA Bendahara adalah seseorang yang dipercaya untuk menjalankan fungsi administrasi keuangan dalam KMP TB. Melakukan pencatatan keluar masuknya uang kas KMP TB.
18
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
SEKSI-SEKSI Seksi Penyuluhan dan Pendampingan Masyarakat: Tugas dan tanggung jawab dari seksi penyuluhan dan pendampingan masyarakat 1. 2. 3. 4.
Menyebarkan informasi TB di Masyarakat Mendorong masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat agar tidak tertular dan menularkan TB Memberikan pendampingan pada masyarakat yang positif TB Hadir pada setiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan kelompok atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan TB
KMP TB Bandung memberikan bantuan makanan tambahan untuk pasien TB
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
19
SEKSI PENCARI SUSPEK 1.
2.
3.
Melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga dan kelompok masyarakat untuk menandai dan memotivasi orang yang terduga TB Mengajak mereka yang terduga TB untuk melakukan pengecekan ke UPK baik pemerintah dan non pemerintah. Hadir pada setiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan kelompok atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan TB
SEKSI HUMAS 1.
2. 3.
Membuat jejaring dengan lembaga-lembaga pemerintah atau NGO/ FBO lainnya yang terkait dengan kegiatan KMP TB Memperkenalkan kegiatan KMP TB kepada masyarakat yang lebih luas Hadir pada setiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan kelompok atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan TB
SEKSI PENCARIAN DANA : 1.
2. 3.
20
Membuat jejaring dengan lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga donor/ pengusaha yang mau mendukung kegiatan KMP TB Membantu bendahara dalam mendapatkan dana kegiatan dari pihak luar Hadir pada setiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan kelompok atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan TB
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Pengurus KMP TB Bajeng melakukan sosialisasi TB di masyarakat
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
21
4 22
Sumber Dana
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Dana akan selalu merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi. Demikian juga KMP TB memerlukan tersedianya dana dalam jumlah yang memadai untuk mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KMP TB. Dalam hal ini sumber dana daopat berasal dari berbagai sumber, seperti : 1. Dukungan dana mandiri yang berasal dari kelompok. Secara berkala anggota menyumbangkan infaq bagi organisasi yang besarnya ditetapkan oleh organisasi Ini merupakan salah satu sumber dana yang paling ideal yang dapat dilakukan oleh organisasi,karena selain dana terkumpul, tapi dilain pihak akan terbangun rasa kepemilikan anggota terhadap organisasi. 2. Dukungan Donatur luar dari masyarakat yang mampu. Biasanya dilingkungan dimana organisasi berdomisili akan selalu ada warga masyarakat yang memiliki kepedulian dan kebetulan dia atau mereka termasuk kelompok warga yang mampu secara ekonomi. 3. Dukungan dana yang berasal dari pemerintah, yang disalurkan melalui program PNPM, Kementerian Dalam Negeri. Program ini memberikan bantuan dana untuk pembangunan desa/kelurahan yang operasionalnya dilakukan oleh pimpinan Desa/Kelurahan setempat. Kegiatan pembangunan desa/kelurahan, disusun dan direncanakan oleh masing2desa/kelurahan, yang jadual perencanaannya sudah baku. 4. Dukungan dana yang berasal organisasi professi, misalnya organisasi IDI (Ikatan Dokter Indonesai), IBI (Ikatan Bidan Indonesia), atau PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) atau organisasi profesi lainnya. 5. Penggalangan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan lokal / pengusaha lokal (swasta). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan bagi setiap pengusaha nasional untuk melaksanakan program CSR, yaitu program kepedulian para pengusaha untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 6. Dukungan dana yang berasal sponsor kegiatan (insidentil).
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
23
5 24
Tahapan dan Proses Pendirian KMP TB ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
25
26 Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Proses pendirian dan Pengembangan KMP TB dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:
Proses tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti berikut :
A.TAHAP PERINTISAN : BENTUK KEGIATAN: MELAKUKAN ANALISA SITUASI Analisa situasi merupakan tahap pengumpulan data dan informasi terkini untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah serta penyebab masalah yang terkait dengan masalah-masalah pelayanan TB. Hal ini perlu dilakukan sebelum merancang dan merencanakan sebuah program dalam hal ini penanggulangan TB di tingkat komunitas. Analisa situasi dilakukan untuk melihat adanya harapan-harapan masyarakat yang tidak sesuai dengan kondisi yang diterima masyarakat untuk penanggulangan TB. Tujuan kegiatan analisa situasi,atau terkadang disebut juga sebagai Telaah Mawas Diri, adalah untuk membantu para tokoh masyarakat atau warga yang peduli terhadap masalah penanggulangan TB menyadari, mengenal dan menemukan berbagai masalah dan potensi yang dapat didayagunakan untuk penanggulangan TB didaerah mereka sendiri. Dalam hal ini petugas SR bermitra dengan petugas kesehatan setempat, membantu para tokoh masyarakat melakukan kegiatan telaah mawas diri tersebut, sehingga para tokoh masyarakat meyadari berbagai masalah,penyebab masalah dan potensi yang ada didesa/kelurahan untuk penanggulangan TB diwilayahnya. Beberapa daftar pertanyaan yang minimal perlu jawab untuk kegiatan ini adalah:
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
27
NO
28
PERTANYAAN
1
Berapa jumlah Pasien TB di komunitas
2
Berapa jumlah Kader komunitas
3
Berapa jumlah tokoh agama yang sudah ditraining TB
4
Adakah klinik penyedia layananan TB (DOTS), sebutkan
5
Berapa jarak klinik dengan desa/ kelurahan
6
Bagaimana akses transportasi menuju ke klinik
7
Kegiatan TB apa yang sudah ada?
8
Apakah masyarakat peduli dengan penderita TB
9
Apa yang rencana aksi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? (digunakan untuk workshop)
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
JAWABAN
Analisa situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi agar dapat menentukan beberapa hal, antara lain: 1. 2. 3. 4.
Jenis dan bentuk kegiatan yang akan dipilih Pihak atau publik yang akan terlibat Tindakan dan strategi yang akan diambil Anggaran biaya yang diperlukan
Terkait dengan penanggulangan TB di masyarakat, setelah mendapatkan gambaran tentang hambatan akses pada pelayana TB maka pendirian Kelompok Masyarakat Peduli TB menjadi alternatif terbaik dalam pelayanan TB yang berbasis komunitas. HASIL YANG DIHARAPKAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Daftar masalah yang ditemukan di dalam masyarakat dan layanan kesehatan khususnya dalam penanggulangan TB Daftar penyebab masalah kesehatan, khususnya, dalam penanggulangan TB Harapan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang ditemukan Solusi masalah tentang akses masyarakat terhadap informasi, hubungan komunitas dan layanan kesehatan. Potensi yang ada di desa/ kelurahan yang dapat digunakan untuk menanggulangi TB dan pengembangan KMP TB Tersedianya rencana aksi untuk perbaikan layanan TB di masyarakat dan pelayanan kesehatan (Kesepakatan untuk membentuk KMP TB)
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
29
KELUARAN : • • •
•
Laporan tentang daftar problem pelayanan TB Data-data terkait TB ( Jumlah pasien TB, suspek TB, pasien sembuh , gagal ) Potensi yang ada dimasyarakat ( Kader komunitas yang ditraining, jumlah Tokoh agama yang ditraining, calon anggota KMP TB , daftar UPK Pemerintah dan Non Pemerintah) Rencana kerja atau Plan of Action yang akan di bahas dalam musyawarah masyarakat (workshop) dengan komunitas.
METODE: Dalam menggali informasi dari masyarakat, pendekatan yang diutamakan adalah pendekatan partisipatif dan diskusi kelompok. Informasi dari peserta sebanyak mungkin digali. Sebagai panduan untuk menganalisa hambatan referensi seperti Panduan Kader, Pedoman Nasional, Format pencatatan dan pelaporan sangatlah membantu. PESERTA: Perwakilan kader, pasien, mantan pasien, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta staf SR/SSR (staff program jika ada).
30
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
B. TAHAP PEMBENTUKAN/ PENDIRIAN : BENTUK KEGIATAN: MUSYAWARAH (WORKSHOP) UNTUK PENDIRIAN KMP TB
MASYARAKAT
Adanya daftar permasalahan yang teridentiikasi memerlukan komitmen masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karenanya masyarakat yang sudah terlibat dalam program sebelumnya perlu diberdayakan secara lebih efektif dan eisien. Untuk itu mereka perlu dilibatkan dalam proses pembentukan KMP TB. Keterlibatan mereka diperlukan agar KMP TB yang terbentuk dapat menjawab tantangan yang dihadapi di lapangan dengan mempertimbangkan kondisi baik masyarakat dan sumber daya ( potensi ) yang ada. Tujuan penyelenggaraan musyawarah ini adalah untuk mencari berbagai alternatif penanggulangan masalah yang ditemukan melalui kegiatan Telaah Mawas Diri (analisa situasi), yang dikaitkan dengan potensi yang dimiliki oleh warga desa/kelurahan. TUJUAN : 1. Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) 2. Mendorong KMP TB yang terbentuk agar aktif dalam membantu kader mencari sumber-sumber informasi bagi penderita TB dan membantu memutus rantai penularan secara cepat. 3. Membangun partisipasi aktif masyarakat secara lebih luas melalui KMP TB 4. Meningkatkan angka penemuan kasus TB 5. Mendorong kemandirian penanggulangan TB oleh KMP TB HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Adanya KMP TB aktif yang berperan dalam membantu tugas kader dalam penemuan suspek 2. Terbentuknya kepengurusan dan struktur KMP TB 3. Adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) berupa program kerja KMP TB dan perencanaan sumber dana yang diharapkan.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
31
INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Program kerja KMP TB dapat direalisasikan minmal 50% dari rencana 2. KMP TB aktif mengadakan pertemuan minimal 2 kali sebulan
Fasilitator ‘Aisyiyah Sleman, mendorong peserta untuk memberikan solusi-solusi yang dapat dilakukan oleh KMP TB untuk menyelesaikan masalah TB diwilayahnya. Solusi-solusi ini akan menjadi kegiatan dan masuk dalam rencana kerja KMP TB yang dibentuk dari pertemuan ini. (cikal bakal pendirian KMP TB ‘Aisyiyah Sleman, DI Yogyakarta)
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN: Pendekatan yang digunakan dalam workshop ini adalah dengan mendorong partisipasi peserta untuk mendiinisikan apa yang perlu dilakukan KMP TB dalam menanggulangi masalah TB. PESERTA Peserta berjumlah minimal 20 orang terdiri dari : • Perwakilan masing-masing kecamatan dan dapat aktif mengikuti aktivitas kelompok, minimal selama 1 periode (2 tahun) • Setiap peserta merupakan perwakilan kelompok, minimal
32
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
•
memiliki 10 orang warga dari kelompok komunitas aktif, yang bersedia dilibatkan dalam kegiatan program TB komunitas Bukan merupakan peserta dari workshop kelompok TB sebelumnya (beda kecamata/desa)
AGENDA WORKSHOP 1. Mempelajari permasalahan yang ditemukan dan solusi yang di tawarkan 2. Melakukan analisa SWOT dan PET untuk mengevaluasi potensi yang ada 3. Membentuk susunan pengurus 4. Menyusun program kerja 5. Menyusun anggaran dan sumber pendanaan kegiatan 6. Pelantikan Pengurus KELUARAN : • Adanya berita Acara pendirian KMP TB dengan adanya susunan pengurus yang disahkan lembaga berwenang (format berita Acara terlampir). • Adanya rincian plan of action/ rencana tindak lanjut • Adanya Lampiran Rincian Tugas Pengurus KMP TB (contoh terlampir)
Pelantikan pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Sumatera Utara
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
33
Pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Bandung, Jawa Barat
METODE: Dalam menggali informasi dari masyarakat, pendekatan yang diutamakan adalah pendekatan partisipatif dan diskusi kelompok. Informasi dari peserta sebanyak mungkin digali. Sebagai panduan untuk menganalisa hambatan referensi seperti Panduan Kader, Pedoman Nasional, Format pencatatan dan pelaporan sangatlah membantu.
34
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
C. TAHAP AKSI BENTUK KEGIATAN : PELAKSANAAN KEGIATAN-KEGIATAN KMP TB Tahapan ini KMP TB sudah dapat melaksanakan kegiatan dengan menggunakan dana yang digali sendiri oleh KMP TB meski masih sangat terbatas. Kegiatan KMP TB adalah hasil analisa situasi dalam hal penanggulangan TB di suatu wilayah. Kegiatan suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah atau daerah lainnya, tergantung dengan kondisi apakah harapan masyarakat terhadap penanggulangan masalah TB ini sudah sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada di wilayah tersebut. Perbedaan antara harapan dan fakta menjadi daftar masalah yang harus diselesaikan bersama-sama dalam dalam kegiatan-kegiatan TB. Beberapa hasil analisa situasi dapat diterjemahkan dalam kegiatan. TUJUAN: KMP TB yang telah berdiri dapat menunjukkan eksistensi kelompoknya HASIL YANG DIHARAPKAN: ada beberapa Kegiatan minimal yang dapat dilaksanakan KMP TB •
Menyediakan tempat informasi dan konsultasi TB KMP TB dapat menentukan tempat kegiatan KMP TB baik di salah satu rumah warga, balai desa atau balai kelurahan/ kecamatan. Pilihlah salah satu pojok atau ruang yang dapat dijadikan tempat informasi TB untuk memasang poster, leafleat, tabloid atau berbagai informasi tentangTB. Jangan lupa memberikan informasi pihak yang dapat dikontak jika ada warga yang mengalami gejala/ tanda-tanda TB.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
35
Anggota KMP TB ‘Aisyiyah Lampung mendampingi warga terduga TB melakukan pemeriksaan pada klinik DOTS non pemerintah
36
•
Menjemput bola suspek TB / menemukan suspek TB , dan mendampingi periksa di Fasyankes Pemerintah / Fasyankes non Pemerintah Terkait dengan KMP TB sebagai pusat informasi TB, maka tentunya ada pengelola atau KMP TB yang dapat dihubungi jika ada warga yang memiliki gejala TB atau ada jika ada laporan terkait warga yang memiliki gejala TB. Pengurus atau anggota KMP TB dapat melakukan penemuan suspek dan melakukan pendampingan untuk periksa ke Fasyankes baik pemerintah maupun non pemerintah dengan pelayanan DOTS.
•
Dukungan bagi pasien TB yang sedang dalam masa pengobatan agar tidak terjadi drop out, putus obat dll Pengobatan TB memerlukan waktu yang lama dan kedisiplinan yang tinggi agar pasien dapat menjalankan pengobatan hingga tuntas dan dinyatakan sembuh. Namun
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
tidak semua pasien dapat menjalani masa ini dengan baik. KMP TB melalui anggota-anggotanya dapat memberikan dukungan bagi pasien TB untuk menuntaskan pengobatan. KMP TB bisa membawa warga yang telah berhasil sembuh dari TB, untuk ikut memberikan dukungan bagi warga yang menjalani proses pengobatan. Atau KMP TB juga dapat mengajak tenaga kesehatan untuk datang kerumah pasien TB agar pasien mau menuntaskan pengobatan.
Kader komunitas yang juga pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Makasar mengajak tokoh masyarakat atau tokoh agama mendatangi pasien TB yang didampinginya agar semangat menjalani pengobatan TB.
•
Pendampingan psiko-spiritual pada pasien TB dan keluarganya Melalui program TB, banyak tokoh masyarakat dan Tokoh agama yang sudah terpapar dengan informasi TB dan proses penyembuhannya. KMP TB dapat mengajak para tokoh agama dan masyarakat ini untuk memberikan dukungan psiko spiritual bagi pasien TB. Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
37
Penyuluhan kader yang juga pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Medan kepada kelompok masyarakat yang rentan TB
Pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Makasar memberikan penyuluhan TB pada acara pengajian di rumah warga
38
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Maluku berkeliling menemui warga untuk mensosialisasikan pencegahan, penanggulangan dan pengobatan TB.
•
Sosialisasi TB/ penyuluhan Pengurus KMP TB dapat secara mandiri melakukan sosialiasi program TB langsung kepada masyarakat di wilayah sekitarnya atau melalui kegiatan-kegiatan yang telah ada di masyarakat seperti pengajian, pertemuan PKK, kegiatan pemuda dll.
•
Memberikan makanan tambahan bagi pasien Karena pasien TB yang sedang menjalani masa penyembuhan memerlukan dukungan gizi yang cukup, maka KMP TB dapat mengaglang kekuatan masyarakat disekitarnya untuk memberikan bantuan kepada pasien TB. Contohnya adalah dengan menggalang bantuan telur atau makanan bergizi lainnya dari beberapa toko atau warga yang kaya untuk diberikan pada pasien.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
39
Memberikan dukungan makanan tambahan bagi pasien TB yang Tidak mampu dilakukan oleh pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Jombang, Jawa Timur
Minang TB Care ‘Aisyiyah (KMP TB ‘Aisyiyah Padang), rutin menggali dana masyarakat untuk memberikan bantuan gizi tambahan bagi pasien TB
40
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
•
Kacanisasi/ gentengisasi Kuman Tb banyak berkembang biak pada rumah dengan ventilasi yang buruk dan kurang cahaya. Untuk itu, KMP TB dapat bergerak untuk mengurangi masalah TB dengan membantu memberikan bantuan genteng kaca pada rumah-rumah pasien TB yang kurang pencahayaan. Untuk mendapatkan genteng kaca, pengurus KMP TB bisa meminta bantuan pada pemilik toko-toko bangunan disekitar atau menggalang dana dari para donatur untuk dibelikan genteng kaca.
Penyerahan bantuan genteng kaca kepada pasien TB oleh KMP Jakarta Barat
•
Pemeriksaan kesehatan khususnya TB. Jika KMP TB sudah semakin kuat maka KMP TB dapat bermitra dengan berbagai pihak seperti Puskesmas, Rumah Sakit, ikatan dokter atau ikatan bidan, mahasiswa kesehatan, untuk mengadakan pemeriksaan TB langsung di masyarakat.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
41
KMP Padang melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan TB dengan jemput bola di tengah masyarakat
•
Penguatan ekonomi bagi pasien TB , khususnya bagi pasien yang dhu’afa Banyak pasien TB berasal dari keluarga kurang mampu. Kekurangan gizi dan lingkungan perumahan yang kumuh menyebabkan kuman TB mudah menyerang warga yang tidak mampu. Untuk itu untuk membantu memberantas TB di masyarakat hinga ke akar persoalan, perlu diupayakan peningkatan ekonomi pasien. KMP TB dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu meningkatkan ekonomi pasien TB seperti memberikan berbagai pelatihan ketrampilan.
Keluaran: Kegiatan KMP TB dapat dikenal masyarakat
42
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Pelatihan menjahit bagi pasien TB dan Keluarganya oleh KMP TB ‘Aisyiyah Bandung, jawa Barat
D.TAHAP PEMBINAAN BENTUK KEGIATAN: 1. PENDAMPINGAN PEMBUATAN PROPOSAL Kemampuan penggalangan dana atau fundraising merupakan komponen yang sangat penting untuk keberhasilan suatu organisasi dengan tujuan : Pertama, menjaga keberlangsungan hidup KMP TB agar bisa terus beraktiitas dan memberikan kontribusinya di masyarakat; Kedua, perlu untuk memperluas jaringan dan pengembangan komunitas yang tentunya membutuhkan dana, dan Ketiga; mengurangi ketergantungan pada donor yang membiayai sebelumnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, maka masalah penggalangan dana bagi kegiatan KMP TB masih sangat lemah. Karenanya perlu upaya untuk meningkatkan kapasitas
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
43
dari masyarakat yang tergabung dalam KMP TB. Peningkatan kapasitas yang diperlukan dalam tahap awal adalah dalam hal pembuatan program-program kegiatan yang mampu mereka lakukan. Agar kegiatan-kegiatan itu mendapatkan dukungan sumber daya maka, kegiatan-kegiatan tersebut harus dapat di buatkan proposal. Proposal ini akan menjadi syarat awal bagi penggalangan dana selain dengan kapasitas pengetahuan penggalangan dana lainnya. Untuk keperluan ini maka dianggap perlu pelaksana program melakukan pendampingan bagi KMP TB dalam pembuatan proposal dan penggalian dana/sumberdaya (fundraising) TUJUAN • Untuk membantu KMP TB dalam mengembangkan proposal fundraising • Untuk mengembangkan kemampuan KMP TB dalam memobilisasi sumberdaya sosial & ekonomi dengan berjaringan dengan pemerintah beserta CBOs/NGOs/FBOs dalam rangka fundraising • Untuk membangun kemandirian dari Komunitas peduli TB dalam pengendalian penyakit TB OUTPUT • KMP TB memiliki kemampuan mengembangkan proposal program yang mungkin bisa dikerjasamakan dalam mengembangkan KMP TB • KMP TB/CBO/ Community TB Groups memiliki daftar sumberdaya social & ekonomi untuk memperluas program fundraisingnya • CBO/Community TB Groups dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk memperluas program penanggulangan TB di masyarakat.
44
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
INDIKATOR • KMP TB dapat membuat minimal 1 proposal program untuk penggalian dana (fundraising ) sebelum bertemu dengan CSR/ donatur 2. PERTEMUAN DENGAN DONOR/ PENGELOLA CSR UNTUK PENDANAAN PROGRAM KMP TB Dalam mengembangkan (KMP TB) menjadi kelompok mandiri dan berdaya, KMP TB perlu meperluas jaringan kerjanya. Untuk memperluas jaringan kerja dari kelompok TB, dibutuhkan sebuah komitmen dari pihak luar yang bertindak sebagai penyandang dana kegiatan atau program yang akan dilakukan KMP TB. Untuk mengukuhkan komitmen dari penyandang dana perlu diadakan pertemuan dengan donor dan pengelola CSR sehingga lahir kesepakatan kerjasama antara penyandang dana dengan KMP TB. TUJUAN: 1. Untuk mengembangkan jejaring dengan penyandang dana kegiatan/ Donor 2. Untuk memperoleh support dana yang bebas dan tidak mengikat 3. Untuk meningkatkan kemandirian KMP TB dalam mengendalikan penyakit TB di masyarakat HASIL YANG DIHARAPKAN 1. KMP TB memiliki jaringan kerja dengan donor / CSR 2. KMP TB memperoleh sumber dana / resources baru dari donor/ CSR lainnya 3. KMP TB dapat melanjutkan kerjasamanya dengan lembaga yang diundang (donor/CSR) hingga dapat menyelesaikan problem TB didaerahnya selama kurun waktu kerjasama minimal 2 tahun.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
45
METODE: Memaparkan hasil analisa situasi dan hasil workshop kepada calon donatur sehingga mereka mau memberikan dukungan dana untuk membantu pelaksanaan kegiatan ini. KELUARAN • Adanya rincian notulensi hasil pertemuan yang ditandatangangi pihak donor dan KMP TB tentang akan adanya kesepakatan bersama. • Adanya MOU / kesepakatan tertulis dari pihak donor untuk memberikan bantuan dana kepada KMP TB untuk mendukung beberapa kegiatan/ program KMP TB (MOU biasanya dikeluarkan oleh pihak donor dan KMP TB memperoleh salinannya sebagai bahan laporan).
Bekerja sama dengan Semen Padang, Minang TB Care ‘Aisyiyah (KMP TB ‘Aisyiyah di Padang) berhasil membangun sebuah rumah layak huni untuk pasien TB yang semula tinggal bersama keluarganya di sebuah kandang sapi (tampak disebelahnya). Foto menggambarkan pengurus KMP beranjangsana ke rumah pasien yang diberi bantuan rumah.
46
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
3. MEMBUAT JEJARING DENGAN ORGANISASI KOMUNITAS, LSM DAN ORGANISASI KEAGAMAAN LAINNYA YANG POTENSIAL Program KMP TB perlu disebarluaskan untuk memperoleh jaringan kerja/network yang bagus dengan organisasi potensial dilingkungan mereka. Hal ini untuk membangun keterbukaan dan jaringan kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang eksistensi KMP TB di wilayah tersebut dalam mengendalikan TB. TUJUAN 1. Untuk memperoleh jaringan kerja/ network baru dengan organisasi komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan organiasasi keagamaan potensial (memiliki peran strategis di masyarakat dan dapat berkolaborasi untuk mengembangkan sumberdaya yang mereka miliki demi penanggulangan TB). 2. Untuk memobilisasi sumberdaya sosial & ekonomi perlu membuat jejaring dengan organisasi komunitas, LSM atau organisasi keagamaan lainnya. 3. Untuk membangun kemandirian dari Komunitas peduli TB dalam pengendalian penyakit TB HASIL YANG DIHARAPKAN 1. KMP TB memiliki jaringan kerja/networking dengan organisasi komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan organiasasi keagamaan potensial untuk memperluas program yang mungkin bisa dikerjasamakan (missal: program penanggulangan kemiskinan bagi pasien TB, dapat difasilitasi oleh organisasi komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan organiasasi keagamaan yang punya program sama) 2. KMP TB memiliki daftar sumberdaya sosial & ekonomi untuk
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
47
3. 4.
memperluas programnya KMP TB dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk memperluas program penanggulangan TB di masyarakat. Adanya kerjasama antara KMP TB dengan Organisasi lainnya untuk memperkuat dan mempercepat penanggulangan TB.
KELUARAN: • Adanya laporan rutin kegiatan KMP TB yang ditandangani oleh Ketua KMP dan organisasi pendukung • Adanya laporan keuangan KMP TB yang ditandangani oleh Ketua KMP TB dan organisasi pendukung
48
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
49
Penutup
50
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
51
Organisasi KMP TB merupakan salah satu bentuk upaya dan kontribusi masyarakat bagi penanggulangan TB. Melalui organisasi ini, dapat ditumbuhkan kesadaran, pemahaman dan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap upaya penanggulangan TB, sehingga pada akhirnya dapat dikembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat, khsusnya dalam penanggulangan TB. Dalam proses menumbuh kembangkan KMP TB, kemitraan merupakan hal penting, karena melalui hal tersebut banyak diperoleh berbagai hal positif bagi upaya penanggulangan TB. Melalui pengembangan kemitraan, upaya penanggulangan TB menjadi lebih mudah, lebih murah, lebih cepat dan lebih banyak hasil yang diperoleh. KMP TB merupakan organisasi milik masyarakat,karena itu keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat menjadi sangat penting. Masyarakat berpotensi untuk berkontribusi, baik dalam kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, penghimpunan dana, termasuk penggerakan masyarakat itu sendiri, sehingga pada akhirnya masyarakat benar2 mandiri untuk melakukan penanggulangan TB. Kehadiran KMP TB yang dihasilkan oleh program Community TB Care diharapkan menjadi salah satu solusi agar upaya penanggulangan TB tidak sepenuhnya bergantung kepada pihak luar tapi karena kemandirian masyarakat itu sendiri.
52
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
53
54
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
LAMPIRAN
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
55
5
56
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
BERITA KMP TB
1
KMP TB di Medan Kompak, Dukungan Pun Mengalir
Memerangi penyakit Tuberkulosis (TB) tidak serta merta hanya dibebankan kepada pemerintah saja, partisipasi dan dukungan masyarakat luas juga menjadi ujung tombak agar penularan dan angka kesakitan akibat TB dapat segera diputus. Begitulah prinisp yang ditekankan kepada seluruh elemen Komunitas Masyarakat Peduli (KMP TB) yang ada di Medan yakni, KMP TB ‘Rajawali’ Medan Polonia, KMP TB’ Putri Hijau’ Medan Maimun dan KMP TB ‘Sejahtera’ Medan Marelan. Meskipun terjadi ‘pasang surut’ kinerja diantara internal pengurus KMP TB yang ada di Medan, namun berkat kerja sama dan kekompakan yang tercipta antara Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumut, Tim Community TB Care Aisyiyah Sumut, para kader dan juga tokoh agama, secara perlahan lahan dukungan dan kerja sama pihan lain kian mengalir, termasuk juga pemberian Paket Makanan Tambahan (PMT) yang berasal dari Forum Silaturahmi Isteri Karyawan Telkom (Forsikatel) Divre Sumut yang diperuntukkan untuk menunjang penyembuhan bagi pasien TB yang kurang mampu. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Recipient (SR) Sumut, Hj Radesnir saat memberikan sambutannya dihadapan ibu-ibu Forsikatel Divre Sumut sekaligus melakukan penyuluhan di mesjid Telkom tersebut , beberapa waktu lalu. Dihadapan perwakilan KMP TB yang turut hadir, Hj Radesnir berpesan untuk segera menyalurkan PMT tersebut diberikan kepada pasien yang benar benar kurang mampu, dan juga akan dilakukan home visit bersama untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien yang bersangkutan.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
57
Pelantikan pengurus KMP TB ‘Aisyiyah Sumatera Utara
Koordinator penyuluhan KMP TB ‘Sejahtera’ Medan Marelan, Rosliana mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Forsikatel, tentunya bantuan tersebut, sangat bermanfaat bagi pasien untuk mempercepat masa penyembuhan. Begitu juga diutarakan oleh Ketua KMP TB ‘Putri Hijau’Medan Maimun, Asnita menyebutkan, pihaknya juga tetap menjalin hubungan yang baik dengan aparatur pemerintah, terutama Kecamatan Medan Maimun sehingga program – program penanggulangan TB dapat difasilitasi oleh pihak Kecamatan dan Kelurahan. Sekeretaris KMP TB ‘ Rajawali’ Medan Polonia, Ana mengatakan, KMP TB nya tersebut juga sudah beberapa kali mengajukan proposal bantuan dana kepada pihak swasta, dan beberapa diantara berhasil mendapatkan bantuan dana fundrasing. Masing masing dari pengurus KMP TB ini pun kerab melakukan penyuluhan dan beberapa juga berhasil menemukan pasien positif dan merujuknya untuk berobat ke fasyankes terdekat. Ketua Forsikatel Divre Sumut, ibu Rini Eldifa menuturkan, bantuan PMT yang berupa susu, telur, kacang hijau, gula dan lain
58
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
lain ini merupakan bentuk empati yang mendalam mengingat banyaknya Aisyiyah Sumut menemukan pasien positif TB di Kota Medan, ditambah lagi pasien yang ditemukan berasal dari keluarga kurang mampu dan melihatnya pun merasa kasian karena badannya kurus. “Insya Allah, bantuan serupa akan kita berikan lagi, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pasien TB. Kami juga mengapresiasi niat dan usaha para kader dan KMP TB yang berjuang untuk memutus angka penularan TB di Kota Medan,” ujar Rini yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir. Sementara itu, Ketua PW Aisyiyah Sumut, Hj Elynita mengucapkan terima kasih kepada Forsikatel Divre Sumut yang sudah memberikan PMT kepada pasien miskin, dan ini menjadi tugas bersama antara kader dan KMP TB untuk mendistribusikannya langsung kepada yang berhak menerimanya. Selain itu, Elynita mengungkapkan, dukungan kepada KMP TB juga akan diberikan kepada Yayasan Budha Tzuchi Medan dalam bentuk PMT. “ Insya Allah, kalau KMP TB, kader, Tokoh Agama saling bersinergi dan kompak dengan Tim TB Care Aisyiyah Sumut, maka dukungan-dukungan yang lain akan berdatangan, tentunya semangat ini harus tetap kita jaga untuk penanggulangan TB di Kota Medan,” ucapnya.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
59
2
Semangat Komunitas Peduli Tuberkulosis Di Kabupaten Ponorogo
Hingga kini dunia belum bisa terbebas dari TB bahkan Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 negara di dunia dengan kematian akibat TB. Upaya pemberantasa TB ini harus dilakukan bersinergi antara pemerintah dengan berbagai pihak dan organisasi masyarakat. ‘Aisyiyah sebagai Koordinator Penanggulangan TB oleh Civil Society di Indonesia melaksanakan Konsep Program “Community TB Care”menggunakan mekanisme organisasi dari Pimpinan Pusat disebut Principle Recipient (PR), di Pimpinan Wilayah disebut Sub Recipient (SR) dan di Pimpinan Daerah disebut Sub Sub Recipient (SSR). Semua SR dan SSR yang ditunjuk memiliki tugas yang sama yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyuluh, menemukan Suspek , mendampingi pengobatan Pasien TB dengan Strategi DOTS , mengadakan pelatihan kepada masyarakat seperti pelatihan kader, tokoh agama, tenaga kesehatan dan pemerintah dan sebagainya. Dengan memberikan berbagai pelatihan tersebut, harapannya masyarakat memiliki kepedulian dan akhirnya melakukan upaya-upaya penanggulangan TB. Semua kegiatan tersebut dari tahun 2009 sampai tahun 2014 menggunakan dana hibah dari Global Fund (Round 8) ini berlanjut tahun 2014 sampai Juni 2016 (Round 10-SSF). Dan setelah itu kita, ‘Aisyiyah ,harus melanjutkan amanah cantik ini secara mandiri. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Ponorogo yang sejak tahun 2009 sampai sekarang ditunjuk sebagai SSR juga telah bersiap diri untuk memandirikan masyarakat dalam penanggulan TB di Ponorogo. Upaya ini diwujudkan dengan mendorong masyarakat untuk membentuk Komunitas Masyarakat Peduli TB atau biasa disebut KMP TB. Yaitu kelompok masyarakat/ komunitas yang
60
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
terdiri dari berbagai unsur masyarakat , mantan pasien TB; Kader; Tokoh Agama; Tokoh Masyarakat dan masyarakat umum, yang terikat dalam satu kelompok dengan tujuan melakukan kegiatan penanggulangan TB di wilayahnya, KMP TB sangat dibutuhkan sebagai upaya menjamin “keberlanjutan program di tingkat masyarakat, mendukung pencapaian hasil program secara langsung dari masyarakat dengan menggunakan sumberdaya masyarakat sendiri, memperkuat masyarakat dengan melakukan mobilisasi di tingkat kebijakan lokal dengan mengajak orang yang berpengaruh untuk ikut berperan, menjadikan TB sebagai isu “TRENDI” dan BUKAN isu tabu. Semua ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sehat sejahtera yang peduli terhadap upaya penanggulangan TB secara mandiri, Untuk mencapai penanggulangan TB secara optimal dalam kemandirian, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Ponorogo telah membentuk dan mengembangkan 3 Komunitas Masyarakat Peduli TB yaitu di Kecamatan Badegan , di Kecamatan Babadan dan yang baru saja dikukuhkan pada Tanggal 24 September 2014 adalah KMP TB Kecamatan Jetis. KMP TB Ponorogo akan mendorong kepedulian para pengambil keputusan baik pemerintah dan atau dunia usaha terhadap upaya penanggulangan TB, meningkatkan jumlah temuan suspek, temuan penderita TB positif paru, temuan pasien drop out, meningkatkan angka kesembuhan dan mengurangi angka kematian karena TB. Proil KMP TB ‘MERAK’ Aisyiyah Ponorogo Kabupaten Ponorogo 1.
KMP TB “Merak” adalah hasil reshufle kepengurusan KMP TB sebelumnya yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Daerah Aisyiyah Ponorogo No. 050/SK-PDA/A/ IV/2013 tertanggal 8 April 2013.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
61
2.
Atas prakarsa SSR TB Aisyiyah Ponorogo, KMP TB Merak telah melakukan pertemuan dengan calon donatur pada tanggal 19 Juni 2013. Dilanjutkan dengan pertemuan dengan LSM dan organisasi potensial pada tanggal 21 Juni 2013.
3.
Pada rapat kepengurusan, disepakati nama KMP TB ini adalah “Merak” yang merupakan salah satu ikon kota Ponorogo sebagai Kota Reyog. Selain itu MERAK adalah akronim dari: • • • • •
M : Mari kita berantas TB E : Empati kita pada penderita TB R : Rujuk pasien TB ke PKM / RS Dots A : Awasi pengobatannya K : Kembangkan budaya hidup sehat
Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun 1.
Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap bulan. Diutamakan didesa-desa di Wilayah kecamatan Badegan, yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB. Baru kemudian meluas ke kecamatan lain, terutama yang banyak penderita TB. Penyuluhan pada masyarakat
62
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
2.
Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu, untuk periksa dahak ke PKM terdekat.
3.
Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup parah.
4.
Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.
5.
Gentengisasi dan plesterisasi untuk kamar pasien TB duafa, bila perlu diberi tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .
6.
Home visit dan penyuluhan di lingkungan.
7.
Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.
8.
Reward untuk Kader TB, setahun sekali.
9.
Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/ dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian ? Sub Dinas Peternakan.
10. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/ Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman. Kegiatan KMP TB yang Telah Dilaksanakan Sejak dicanangkan pada bulan Juli 2013, KMP TB Merak telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain: Penyuluhan /sosialisasi penanggulangan TB Pemberian sembako dan Home Visit serta pemberian Genting kaca pada pasien TB Beberapa kegiatan tersebut telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, yaitu:
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
63
• • • •
Donatur pribadi dari berbagai kalangan Rumah Sakit Swasta program Dots. Puskesmas dan Dinas/Instansi terkait. Organisasi Sosial, misalnya IIDI, PKK dan lain-lain
Dukungan yang berasal dari berbagai pihak tersebut bentuknya beragam. Mulai dari dana hingga tenaga. Untuk dana dari berbagai pihak telah terkumpul tiap bulannya Rp 2.775.000,00 yang telah digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut di atas.
Pemberian sembako, gentengkaca
Penyuluhan pada masyarakat
64
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
KMP TB Merak juga diikutsertakan dalam program mewujugkan Desa Bebas TB yang ada di Badegan yang Louncingnya dihadiri Bupati Ponorogo dan Dinkes Wilayah Jawa KMP TB Merak juga diikutsertakan dalam program mewujugkan Desa Bebas TB yang ada di Badegan yang Louncingnya dihadiri Bupati Ponorogo dan Dinkes Wilayah Jawa Timur. Mozaik Kegiatan KP TB ‘MERAK” Semua pengurus KMP TB Merak baru pertama ini terlibat secara langsung pada kegiatan penanggulangan TB. Ternyata wadah semacam KMP TB ini memang sangat perlu ada di masyarakat . Kemanfaatannya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat terutama para penderita TB.yang kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi lemah. Hal ini saya rasakan ketika saya ikut pada kegiatan Home visit dan pemberian sembako pada pasien TB. Saya tergerak untuk mengajak teman-teman saya di DPRD Ponorogo untuk mendukung kegiatan KMP TB ini. ( Eni Yulianti, SH, Pengurus KMP TB Merak Ponorogo dan anggota DPRD Ponorogo) KMP TB Kec. Babadan Aisyiyah Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jl. Raya Ponorogo Km 8, telp. (0352) 483227, Ponorogo Perkembangan dan kemajuan KMP TB Merak yang sangat membanggakan, mendorong Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah untuk membentuk kembali KMP yang baru dengan harapan akan dapat menjalankan tugas dan fungsi pemberantasan TB di wilayahnya dalam kemandirian. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 dilakukan pembentukan dan pengukuhan KMP TB Babadan.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
65
Sejarah KMP TB Kec Babadan
66
1.
KMP TB Kec. Babadan dibentuk tanggal : 18 Juni 2013 dan disahkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Daerah AIsyiyah Ponorogo No. 053/SK-PDA/A/IV/2013 tertanggal 24 Juni 2013.
2.
Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun
3.
Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap bulan. Diutamakan didesa-desa yang banyak penderita TB, yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB.
4.
Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu, untuk periksa dahak ke PKM terdekat.
5.
Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup parah.
6.
Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.
7.
Gentengisasi untuk kamar pasien TB duafa, bila perlu diberi tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
8.
Home visit dan penyuluhan di lingkungan.
9.
Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.
10. Reward untuk Kader TB, setahun sekali. 11. Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/ dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian ? Sub Dinas Peternakan. 12. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/ Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman. Kegiatan KMP TB yang Telah Dilaksanakan Sejak dicanangkan pada bulan Juni 2013, KMP TB tini akan melaksanakan kegiatan, antara lain: 1.
Pertemuan dengan Donor, yang bertujuan untuk mengembangkan network antara CBO (kelompok organisasi yang berbasis masyarakat) dengan Donor/CSR, disamping itu juga untuk memperoleh support dana dengan cara fundrising, yang bebas dan tidak mengikat
2.
Dengan adanya dana yang dapat diperoleh secara rutin diharapkan dapat meningkatkan kemandiriian KMP TB dalam mengendalikan penyakit TB di masyarakat
3.
Melaksanakan kegiatan sosialisasi TB kepada LSM Potensial,yang bertujuan untuk memperoleh jaringan kerja/ network baru dengan NGO/CBO/FBO (organisasi) potensial (Potensial : memiliki peran strategis di masyarakat dan dapat berkolaborasi untuk mengembangkan sumberdaya yang mereka miliki demi penanggulangan TB
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
67
KMP TB Kec. Jetis Aisyiyah Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jl. Moh. Na’im, Jetis - Ponorogo Sejarah KMP TB KMP TB Kec. Jetis dibentuk tanggal : 16 September 2014 dan disahkan melalui Surat Keputusan Pimpinan Daerah AIsyiyah Ponorogo No. 071/SK-PDA / A /IX/2014 Program Kerja KMP TB Selama 1 Tahun
68
1.
Penyuluhan TB ke masyarakat umum, minimal sekali setiap bulan. Diutamakan didesa-desa yang banyak penderita TB, yang belum tersosialisasi TB oleh kader TB.
2.
Pemberian bantuan transport bagi suspect yang tidak mampu, untuk periksa dahak ke PKM terdekat.
3.
Pendampingan bagi Pasien TB, terutama yang punya penyakit penyerta. Bila perlu bisa dilakukan PMO khusus, yaitu untuk pasien yang bukan ditemukan kader TB dengan kondisi cukup parah.
4.
Pemberian sembako dan PMT bagi Pasien TB duafa.
5.
Gentengisasi untuk kamar pasien TB duafa, bila perlu diberi tempat tidur, agar tidak tidur di lantai tanah .
6.
Home visit dan penyuluhan di lingkungan.
7.
Sosialisasi KMP TB di Radio, tiap 3 bulan sekali.
8.
Reward untuk Kader TB, setahun sekali.
9.
Pemberdayaan/ Peningkatan ekonomi bagi Pasien/mantan pasien TB, yaitu dengan memberikan ketrampilan, modal/ dana bergulir. Dalam hal ini KMP TB akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian ? Sub Dinas Peternakan.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
10. Memfasilitasi wadah bagi Pasien dan mantan Pasien TB/ Paguyuban TB, untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
69
3
Dukungan Mengalir Bagi KMP TB Sruweng, Kebumen
Keberhasilan memberantas penyakit yang mengancam masyarakat, apalagi penyakit menular, tidaklah hanya menjadi tugas Pemerintah. Pengendalian penyakit menular adalah tugas berat yang harus melibatkan eksponen masyarakat: tokoh agama, tokoh masyarakat, para petugas abdi Negara, mantan pasien dan keluarga pasien, serta masyarakat umum lainnya. Lantas,bagaimana bias menggerakkan mereka? Bagaimana bisa menyadarkan peran strategis mereka? Di sini perlu “kendaraan” perlu wahana yang menjadi medium pertemuan, diskusi dan sharing pengetahuan, sebelum akhir nya melakukan aksi nyata: melakukan sosialisasi pada masyarakat, mencari target (suspek) dan kemudian mendampingi menuju proses penyembuhan. Dan tentunya itu semua dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Inilah yang hendak dibidik oleh SR (Sub Recipient) Jawa Tengah dalam menginisiasi pendirian Kelompok Masyarakat Peduli TB (KMP TB) di daerah Sruweng. Meski baru dalam proses awal pendirian, namun keberadaan KMP TB ‘Aisyiyah Sruweng sudah mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah setempat dalam hal ini Camat. Menurut rencana, pada awal Maret, KMP TB ini akan secara resmi dideklarasikan pendiriannya. Bertempat di balai desa Sruweng, kegiatan ini akan dihadiri oleh stakeholder kecamatan. Meski baru berdiri, Keberadaan KMP TB ini juga mulai mendapatkan perhatian berbagai pihak. Pada acara pendeklarasian juga akan dilaksanakan pelayanan kesehatan Cuma-Cuma untuk kurang lebih 250 pasien yang didukung oleh RS PKU Sruweng.
70
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Dukungan dari pihak RS PKU tidak hanya itu, pihak RS juga menyediakan tempat bagi KMP TB untuk melaksanakan kegiatannya yang berlokasi di jalan. Raya Sruweng No. 5, Kebumen. Tempat kegiatan yang digunakan KMP TB ini adalah bagian dari RS PKU Muhammadiyah Sruweng. Selain dari RS PKU Muhammadiyah, dukungan juga sudah diterima dari LAZIZMU berupa bantuan dana operasional yang akan diberikan setiap tahun. Dukungan juga telah diberikan oleh beberapa donor lokal yang ada di wilayah KMP TB tersebut. Menurut Nurhidayati, Ketua KMP TB ‘Aisyiyah Sruweng, melihat keseriusan baik ‘Aisyiyah yang juga didukung oleh Muhammadiyah dalam memberantas masalah TB di Kecamatan Sruweng ini maka pihak kecamatan berjanji akan ikut menfasilitasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan KMP TB. Tugas utama KMP TB Sruweng ini menurut Nurhidayati adalah untuk menyebarkan informasi terkait TB di masyarakat. Selainitu, pengurus KMP TB juga bertugas melakukan penjaringan suspek TB. “Hal lain yang tak kalah penting adalah merujuk dan mendampingi suspek TB kesarana pelayanan kesehatan,” ujar Nurhidayati yang sehari-hari bekerja sebagai Wadir Keuangan RS PKU Sruweng. Meski kehidupan dan dukungan mulai tampak dari KMP TB Sruweng ini, namun dukungan program untuk memperkuat kelembagaan KMP TB hingga terus tumbuh secara mandiri dalam ikut mengendalikan TB di kecamatan Sruweng. Salah satu dukungan adalah memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan proposal dan mempertemukan dengan para donor yang potensial dalam mendukung kegiatan KMP TB kedepan. Dukungan lain adalah dengan menfasilitasi pertemuan antara KMP TB dengan mitra-mitra NGO lainnya sehingga keberadaan KMP TB dapat dikenal dan mendapat dukungan dari NGO lainnya.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
71
Program Kerja Kelompok Peduli TB: Berkomitmen untuk menjadi pengurus kelompok peduli tb dan memenuhi peran dan menjalankan tanggung jawab tersebut dibawah :
72
1.
Menyebarkan informasi TB di masyarakat
2.
Melakukan penjaringan suspek TB
3.
Merujuk suspek TB ke pusat layanan kesehatan
4.
Membantu pasien Dhuafa
5.
Hadir disetiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan paguyuban atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulang TB.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
4
Mengenal KMP TB “Sekar Langit” Metro Lampung
Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) “Sekar Langit” yang artinya bunga dilangit terbentuk atas inisiatif dan kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit TB mengingat banyaknya kasus ataupun penderita TB yang ditemukan. Pada tanggal 15 desember 2012, akhirnya terbentuklah KMP TB “Sekar Langit” yang difasilitasi oleh COMMUNITY TB CARE AISYIYAH LAMPUNG dan di SK kan oleh PDA kota Metro pada tanggal 17 Desember 2012. Sejak berdirinya KMP TB sudah banyak melakukan kegiatankegiatan dalam membantu program penanggulangan penyakit TB terutama di wilayah Tejo Agung dan Tejo Sari kota Metro baik melalui penyuluhan-penyuluhan ke masyarakat secara langsung maupun melakukan kampanye melalui brosur dan pamplet sehingga temuan suspek maupun BTA ada peningkatan. Pada bulan Desember 2013 KMP TB sekar langit dilibatkan pada perlombaan kesra sebagai inovasi unggulan kelurahan tejo agung dan mewakili kota metro untuk ikut serta pada tingkat provinsi dan berhak mengikuti lomba serupa untuk tingkat Nasional. Pemerintah Kota Metro menilai layak untuk melibatkan KMP TB sekar langit dalam lomba kesra dikarenakan KMP TB Sekar Langit merupakan kelompok berbasis masyarakat yang aktif dan masuk dalam inovasi unggulan. Keberhasilan KMP TB Sekar langit merupakan buah dari keaktifan dan kerja sama pengurus,Kader dan petugas kesehatan serta keterlibatan masyarakat melalui beberapa kegiatan yang
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
73
sudah dilakukan oleh KMP TB Sekar langit. Beberapa kegiatan yang aktif dilakukan diantaranya: penjaringan suspek dan BTA+, penyuluhan-penyuluhan baik secara perorangan maupun secara berkelompok (door to door, pengajian dan acara perkumpulan lainnya), melakukan kampanye dengan membagikan brosur dan memasang poster/spanduk, membuka stand TB pada acara-acara peringatan/ pameran. Faktor pendukung terbentuknya KMP TB Sekar Langit Beberapa unsur pendukung yang menjadi kekuatan terbentuknya Komunitas Masyarakat Peduli TB di wilayah Metro Timur diantaranya adalah adanya kemauan kader TB Aisyiah yang tinggi untuk berperan dalam program penanggulangan TB, selain itu disokong pula oleh kemauan dan Kepedulian tokoh masyarakat, tokoh agama dan penderita TB yang sudah sembuh. Selain dukungan dan kemauan masyarakat, dukungan juga mengalir dari Camat Metro Timur, Lurah Tejo Agung dan Tejo Sari dan lintar sektor lain termasuk dukungan dan peran serta dari Dinas Kesehatan Kota Metro khususnya Seksi Pengendalian Penyakit dengan memprioritaskan kegiatan yang mendukung program TB. Faktor fasilitas juga menjadi kekuatan dalam mendukung terbentuknya KMP TB dengan status Puskesmas yang sudah menjadi PPM, sehingga hasil pemeriksaan laboratorium bisa lebih cepat. Suatu proses penanggulangan TB tentunya ada beberapa kelemahan seperti Anggaran terbatas dan SDM yang kurang, hal itulah yang menjadi perjuangan pengurus dan kader untuk mendorong pemangku kepentingan agar lebih peduli ter hadap anggaran kesehatan terutama TB.
74
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Harapan KMP TB Sekar Langit Komitmen KMP TB Sekar Langit untuk terus berupaya memberantas TB terus di pegang teguh dengan tetap melakukan berbagai kegiatannya. Belajar dari pengalaman di lapangan banyak hal yang menjadi harapan KMP TB Sekar langit agar kedepan program penanggulangan TB di Lampung khususnya kota Metro bisa berhasil dengan baik diantaranya adalah perlu di setiap kecamatan dibentuk KMP-KMP serupa sehingga semakin besar wilayah cakupan penanggulangan TB. Dengan bertambahnya KMP TB maka diharapkan penemuan suspek atau penderita bisa semakin banyak atau semakin mudah mendeteksi penyakit TB. Harapan lainnya yaitu agar pemerintah daerah memasukan program TB dalam APBD, dengan adanya penganggaran dana khusus Tb diharapkan KMP-KMP yang terbentuk dapat dibantu dalam setiap kegiatannya. Kepedulian donatur atu pihak swasta juga menjadi harapan tersendiri bagi KMP TB sekar Langit, mengingat potensi CSR yang dimiliki swasta belum banyak yang diarahkan pada program kesehatan khususnya penanggulangan penyakit menular seperti TB.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
75
STRUKTUR ORGANISASI KOMUNITAS MASYARAKAT PEDULI TB “ SEKAR LANGIT “
Pembina
: 1. Dinas Kesehatan Kota Metro 2. PD Aisyiyah Kota Metro 3. Koordinator TB Care Aisyiyah Kota Metro Ketua : Widiyono Wakil Ketua : Ponisan Sekretaris : Parjiyem Bendahara : Retno Ida Puspita Departemen Penyuluhan & Infokom Ketua : Abdullah Anggota : - Sunartiningsih - Hartini - Ari Rosmala Dewi Departemen Hubungan Masyarakat Katua : Maryono Anggota : - Ngatinem - Tugiarni - Rubini - Jumirah - Wartiningsih - Sumaryati Departemen Mentoring dan Monitoring Ketua : Kanti Rahayu, A.Md.AK Anggota : - Kartini - Wakidi - Samilah
76
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
5
KMP TB Kecamatan Sleman, Yogyakarta
Sejarah KMP TB Kecamatan Sleman Pada hari Selasa, 4 Juni 2013 dilakukan analisis situasi terkait upaya-upaya yang telah dilakukan di bidang kesehatan utamanya dalam penanggulangan TB. Kegiatan tersebut melibatkan beberapa unsur diantaranya; kader kesehatan, kader TB ‘Aisyiyah, PKK, Kader Posyandu, Tokoh masyarakat/tokoh agama ( Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama ), Kesra Kecamatan Sleman, Puskesmas Sleman, PDA, Karang Taruna, LAZISMU PCM Sleman. Target atau tujuan besar dari pelaksanaan “Analisis Situasi untuk Mengidentiikasi dan Menentukan Hambatan Terhadap Akses atas Pelayanan TB” adalah untuk mengetahui tentang akses dan pelayanan terutama di Kecamatan Sleman. Dalam kegiatan tersebut masing-masing menyampaikan apa yang telah dilakukan di masyarakat dan harapan ke depan seperti apa utamanya dalam hal penanggulangan TB. Kemudian munculah 6 mimpi dari forum tersebut, yang antara lain : 1.
Pengetahuan Masyarakat membaik
2.
Pengkaderan (Kader) TB pada Generasi Muda
3.
PHBS di masyarakat meningkat
4.
Kesadaran masyarakat untuk berobat baik
5.
Membangun kerja sama dengan semua pihak
6.
Pemantauan TB baik
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
77
Sebelum kegiatan tersebut dialkukan telah dilakukan komunikasi dengan beberapa pihak terutama setelah kader melakukan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat, kemudian juga di Kecamatan Sleman mendapatkan dukungan positif dari berbagai pihak serta angka temuan kasus TB di Kecamatan Sleman juga termasuk tinggi maka muncullah kegiatan untuk menginisiasi berdirinya KMP TB. Sebagai upaya tindak lanjut dari kegitan KMP TB tahap 1 yaitu kegiatan Pertemuan Analisis Situasi untuk Mengidentiikasi dan Menentukan Hambatan Terhadap Akses atas Pelayanan TB maka dilkasanakan Workshop untuk menginisiasi KMP TB tahap 2 pada hari Rabu, 5 Juni 2013. Kegiatan ini dihadiri oleh Tim SR DIY, unsur Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama ( NU/Muhammadiyah ), Kader, PKK, Puskesmas, AMM, Karang Taruna, LAZISMU. Dalam kegiatan tersebut mensepakati bahwa untuk meujudkan beberapa harapan maka perlu adanya wadah tempat berkumpul agar program dapat berkelanjutan dan lebih sistematis maka kemudian menyimpulkan dalam bentuk Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman. Kepengurusan KMP TB Kecamatan Sleman Sejak terbentuk, sesuai dengan tujuannya, KMP TB dibentuk dengan nama Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman ini telah menyusun struktur organsiasi. KMP TB Kecamatan Sleman berdiri dengan Surat Keputusan/Berita Acara Namun dalam perjalanannya, Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman mengalami perkembangan dan saat ini sudah mendapatkan pengakuan dari pihak Camat Sleman. Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman seperti terlihat pada bagan memperlihatkan adanya garis koordinasi dan komunikasi baik dengan pihak pemerintah maupun stackeholder dengan seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara dibantu
78
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
oleh seksi-seksi sesuai dengan hasil kesepakatan dibentuk 3 seksi yaitu sie humas yang melibatkan dari semua unsur di tingkat desa di wilayah kecamatan Sleman, sie promosi, sie usaha. Program Kerja Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman
NO 1
2
KEGIATAN Penguatan Organisasi KMP •
Rapat Rutin
•
Koordinasi dengan Camat
•
Pertemuan koordinasi dengan Puskesmas
Sosialisasi TB •
Penyuluhan di dusun-dusun
•
Media campaign
•
Kunjungan pasien TB
•
Fundrishing
Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman pada saat terbentuk sepakat untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka mendukung pemberantasan TB di Kabupaten/Kecamatan Sleman seperti terlihat pada tabel disamping. Karena termasuk masih awal pembentukan maka KMP TB Kecamatan Sleman masih terus melakukan upaya koordinasi rutin. Dan dalam jangka panjang akan membuat semacam “pilot project” berupa dusun sehat bebas TB. Dengan program tersebut diharapkan mampu mendorong semua komponen masyarakat untuk melakukan aktivitas perilaku hidup bersih utamanya dalam hal penanggulangan TB. Sehingga nantinya dengan program tersebut jika bisa diwujudkan dalam satu dusun maka pola tersebut kemudian akan diduplikasi ke dusun-dusun lainnya secara terus menerus.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
79
Kegiatan Kelompok Peduli TB Kecamatan Sleman yang telah berjalan Berdasarkan rencana kerja yang telah di susun oleh KMP TB Kecamatan Sleman, dalam perkembangannya, kami telah mulai melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain: 1.
Kegiatan audiensi/pertemuan dengan camat Sleman; Kegiatan ini dilakukan dalam upaya untuk melakukan komunikasi dan menyampaikan tentang keberadaan KMP TB di Kecamatan Sleman sehingga diharapkan ada dukungan dari pemangku kebijakan setempat.
2.
Kegiatan Rapat Pengurus KMP TB; Kegiatan dilakukan di Balai Desa Caturharjo yang merupakan salah satu wilayah kerja KMP TB dan tempat rapat difasilitasi oleh Kepala Desa. Rapat tersebut dilakukan guna memperkuat kepengurusan dan melakukan perencanaan kegiatan KMP TB.
3.
Penyuluhan-penyuluhan, dilakukan di dusun-dusun dengan melibatkan kader TB ‘Aisyiyah, Petugas Puskesmas maupun kader-kader tingkat dusun.
4.
Pertemuan dengan Donor/CSR, kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari program untuk keberlanjutan penanggulangan TB di masyarakat, dimana kegiatan tersebut telah dihadiri oleh pelaku usaha, Bank, perusahaan yang berada di Kecamatan Sleman.
Beberapa kegiatan yang telah tersebut telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat terlaksana. Pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan program kami hingga saat ini antara lain adalah; (1) Donatur pribadi dari berbagai kalangan, (2) pemerintah setempat baik camat/ kepala desa (3) perusahaan. Walaupun secara pengumpulan dana belum maksimal karena secara teknis menemui kendala,
80
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
misalnya untuk pihak bank harus melalui kebijakan di tingkat pusat sehingga tingkat cabang tidak bisa langsung mengambil keputusan, akan tetapi pada prinsipnya mereka mendukung adanya KMP TB tersebut dan memberikan banyak masukan bagaimana cara memperoleh dana-dana CSR tersebut. Dukungan yang berasal dari berbagai pihak tersebut bentuknya beragam, mulai dari tenaga dan dana. Untuk dana sendiri, dari berbagai pihak telah terkumpul sebesar Rp 750.000,- yang telah digunakan untuk beragam kegiatan tersebut di atas.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
81
6
KMP Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman
Selain KMP TB di Kecamatan Sleman, telah terbentuk juga wadah/ komunitas yang diberi nama Gerakan Peduli TB Kecamatan Moyudan. KMP TB Moyudan telah terbentuk pada hari Rabu,21 Agustus 2013 dengan nama Gerakan Peduli TB Kecamatan Moyudan. Proses yang dilakukan sebelum terbentuk adalah melakukan analisis situasi pada tanggal 20 Agustus 2013 yang menghasilkan rumusan-rumusan impian yaitu : 1.Sleman Bebas TB; 2. Terwujudnya kabupaten yang sehat ; 3. Pelayanan penanggulangan TB Secara maksimal ; 4. Peningkatan pengetahuan dan informasi penanggulangan TB secara berkelanjutan ; 5. Penanganan TB sejak dini ; 6. Kerjasama antar pihak terkait dalam penanggulangan TB. Selain rumusan impian tersebut di Moyudan juga telah banyak ditemukan kasus TB baru dan BTA positif sehingga menyadarkan semua pihak untuk ikut menanggulangi TB di masyarakat. Dari hasil rumusan tersebut kemudian dibuat workshop pada tanggal 21 Agustus 2013 di RM.Tempo Dulu. Kegiatan tersebut dilakukan guna memperoleh masukan lebih detail dan bagaimana langkah-langkah ke depannya agar Moyudan menjadi Kecamatan yang sehat dan bebas TB. Peserta workshop dihadiri oleh kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader PKK, PCA, Puskesmas, Klinik Pratama ‘Aisyiyah, AMM, Karang Taruna, Pihak Pemerintah Kecamatan Moyudan menyepakati untuk membuat sebuah forum bertemu/bersilaturrahim terutama dalam upaya penanggulangan TB. Dalam kegiatannya telah membentuk struktur kepengurusan walaupun relatif kelompok baru akan tetapi telah melakukan beberapa kegiatan: 1. Rapat pengurus, yang dilakukan di rumah ketua KMP TB dimana rapat tersebut untuk melengkapi struktur kepengurusan dan melakukan perencanaan kegiatan KMP TB diantaranya disepakati
82
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
2.
3.
4.
rapat rutin bulanan. Pertemuan/audiensi dengan Kepala Puskesmas Moyudan dalam rangka menyampaikan keberadaan KMP TB di Moyudan dan siap bersinergi dengan puskesmas dalam upaya penanggulangan KMP TB khususnya di Kecatan Moyudan. Kunjungan pasien, kunjungan ini dilakukan bersama-sama dengan gerakan ‘Aisyiyah Peduli TB sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat. Audiensi dengan Camat Moyudan, yang langsung ditemui oleh Bapak Joni suhartana selaku Camat Moyudan di ruang Camat dan mendapatkan dukungan secara langsung dan menyampaikan ucapan terima kasih karena dengan kegiatan-kegiatan seperti ini sangat membantu pemerintah. Rencana kegiatan KMP Moyudan NO
KEGIATAN
1
Sosialisasi tingkat desa
2
Sosialisasi tingkat dusun
3
Kajian data
4
MMD ( Musyawarah Desa )
5
Penyuluhan
6
Penjaringan suspek
7
Kunjungan ke Puskesmas
8
Monitoring dan Evaluasi 3 bulanan
9
Pertemuan rutin pengurus tiap 1 bulan sekali
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
83
5
84
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
TESTIMONI
Kesembuhan Pasien, Buat Kami Bahagia (Asriyah Ketua KMP TB Way Jepara, Lampung Timur)
ada awal berdiri KMP TB ini, kami belum memahami tujuan dari berdirinya KMP TB. Namun, karena dorongan dan bimbingan dari pelaksana program akhirnya kita bisa mendirikan KMP TB Mandiri ini. Melalui KMP TB ini, kita bisa terus melakukan berbagai sosialisai kepada masyarakat bahayanya penyakit TB. Artinya, dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Di KMP TB ini juga bisa dijadikan wadah silaturahim. Tidak saja itu, kita juga bisa merancang kegiatan, ditujukan untuk siapa, bekerja sama dengan siapa.
P
Agar KMP TB ini bisa berjalan dengan baik, kami juga melibatkan berbagai eleman masyarakat mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga pemuda. Setelah berkumpul dan memahami tujuan dari adanya KMP TB ini kami memberikan nama KMP TB Melati. Nama itu digunakan karena memang itulah semangat kita, agar benarbenar bisa mandiri. Di awal pembentukan KMP TB ini, kami tidak memiliki dana sama sekali. Namun, agar kegiatan bisa berjalan, kita melakukan penggalangan dana secara mandiri melalui iuran dari kader dan juga anggota secara sukarela. Dari iuran tersebut terkumpul dana sekitar Rp. 165.000,00. Dana awal tersebut digunakan untuk membeli kertas, beli buku untuk pencatatan keuangan dan stempel. Dari dana awal tersebut, kita terus melakukan sosialisasi adanya KMP TB. Alhamdulillah sampai saat ini sudah terkumpul sekitar Rp. 584.500,00. Dana tersebut kebanyakan dari kader dan juga anggota dan sebagian dari masyarakat yang mau membantu seikhlasnya. Dukungan dana juga datang dari kepala desa yang memang mendukung kegiatan-kegiatan kami. Kami juga mendapatkan dukungan dana dari BMT, Lembaga Kursus Komputer dan PDM yang
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
85
berada di daerah kami walaupun dukungan tersebut masih terkait dengan kegiatan-kegiatan insidental seperti ketika peluncuran KMP TB kami. Tapi ke depannya, sangat tergantung kepada kami semua. Sementara ini, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan masih banyak terkait sosialisasi program. Dalam pengajian di tingkat desa, misalnya, kita selalu memberitahukan tentang TB kepada jamaah. Kebetulan anggota pengajian tersebut berasal dari berbagai organisasi seperti LDII, NU, Muhammadiyah dan juga ‘Aisyiyah. Kemudian, kami juga melakukan sosialisasi keberbagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan seperti TK dan SD. Pada dasarnya, yang menarik dari program ini, tidak seperti kebanyakan program pemerintah yang masuk ke desa kami. Program-program pemerintah di sini lebih memprioritaskan pada pembangunan isik. Sedangkan program ini bicara tentang sumber daya manusia. Komitmen kita sangatlah kuat walaupun yang telah kami lakukan belumlah seberapa.Tapi, ketika mengetahui ada pasien sembuh, itu sudah cukup membuat kami bahagia. Salah satu contoh, kami pernah mendapati seorang pasien TB yang yang baru pulang dari Arab Saudi. Beliau sakit TB sehingga dipulangkan ke Indonesia. Kondisinya sangat memprihatinkan. Batuk yang nyaris tidak berhenti dan juga tubuh yang kurus dan lemah. Parahnya, pasien tersebut bukan dirawat oleh keluarganya, malah diceraikan oleh suaminya. Sedangkan keluarganya sendiri tinggal di tempat yang jauh sehingga tidak bisa dihubungi. Melihat keadaannya, kami tergerak untuk menolong. Kami hubungi beberapa tetangga yang memiliki ruang kosong yang bisa ditempati, itupun setelah kami memberikan informasi tentang TB secara lebih jelas sehingga tetangga tersebut mau memberikan ruangan tersebut. Untungnya, ada juga keluarga yang merasa iba dan akhirnya memberikan salah satu ruangan di rumahnya untuk ditempati. Namun persoalan belum selesai. Kondisi orang yang terkena TB tentunya sangat lemah. Jangankan untuk bekerja, untuk melakukan kegiatan sehari-hari saja sangat sulit. Hal tersebut, mendorong kami untuk
86
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
memikirkan bagaimana makan sehari-harinya atau bagaimana dengan kebutuhan lainnya. Akhirnya, kami mengadakan rapat dengan para tetangga dan kami bersepakat jika makannya ditanggung bersama secara bergantian. Alhamdulillah, setelah melakukan pengobatan, pasien tersebut dinyatakan sembuh. Sekarang, ia sudah bisa beraktivitas secara normal. Sudah bekerja dan bahkan sudah memiliki suami. Dia sudah tidak tinggal lagi di sini, karena langsung diajak ke tempat baru suaminya. Pengalaman itu tidak bisa kami lupakan karena melibatkan kerja keras kami dan tetangganya dengan harapan agar pasien bisa kembali beraktivitas secara normal. Kami juga punya pengalaman masuk ke daerah yang sulit ditembus. Masyarakat di daerah tersebut sangatlah tertutup. Bersebelahan dengan Taman Nasional Way Kambas. Karena salah satu pengurus KMP TB juga ada yang aktif di TPK PNPM Mandiri, beliaulah yang diutus untuk masuk ke daerah tersebut. Saking seringnya, orangorang di desa tersebut bertanya-tanya, mengapa ibu ini selalu bolakbalik ke daerah kami. Bahkan ada yang menganggap mungkin saya sedang menagih hutang ke salah satu keluarga di sana. Beberapa orang langsung bertanya kepada anggota kami, kemudian dijawab bahwa maksud kehadiran anggota kami untuk sosialisasi program TB kepada mereka. Perlahan namun pasti, masyarakat mulai mau membuka diri. Bahkan orang-orang secara langsung memberikan informasi kepada anggota kami jika ada salah satu anggota masyarakat di daerah tersebut yang memiliki gejala TB. Keluarga-keluarga yang pada awalnya merupakan keluarga pasien yang ditemukan di daerah tersebut juga diikutkan dalam pelatihan PMO.Ternyata, efek dari itu tidak sesederhana yang kami bayangkan. Langkah kecil itu berhasil mendorong orang-orang yang terlibat dalam pelatihan PMO— kebanyakan perempuan—bergerak dan mencari suspek lainnya yang ada di daerah tersebut. Mereka juga menjadi penggerak berbagai kegiatan yang diadakan di daerah tersebut termasuk dalam program
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
87
PNPM Mandiri. Dari mereka-mereka itulah berbagai program bisa digulirkan. Bagi kami, ini adalah pengalaman yang luar biasa, karena selain membantu pasien ternyata juga melahirkan para penggerak masyarakat di daerah tersebut. Alhamdulillah!
88
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
KMP TB Sangat Dibutuhkan Masyarakat (Alimudin Rewa, Ketua KMP TB Surya Bajeng, Gowa) aya memiliki pengalaman pahit ketika anak saya sakit dan akhirnya meninggal. Pengalaman itu memotivasi saya agar kejadian serupa tidak menimpa orang lain. Sehingga, sejumlah persoalan yang terkait langsung dengan kesehatan saya respons dengan baik, termasuk dalam persoalan TB. Apalagi di daerah kami banyak sekali orang yang terkena TB. Penyakit ini menjadi momok yang menakutkan di masyarakat. Sehingga, jika ada yang terkena penyakit ini, orang akan langsung menjauhi. Ini adalah tantangan yang saya temukan di masyarakat.
S
Namun demikian, setelah bergabung dengan program penanggulangan TB ‘Aisyiyah, hal tersebut sudah berkurang. Sekarang masyarakat sudah mulai mau memeriksakan diri ke Puskesmas jika merasakan gejala TB. Walaupun ada juga masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri ke Puskesmas karena masih menganggap bahwa penyakit ini merupakan guna-guna dan keturunan. Menghadapi orang yang seperti itu, kami melakukan berbagai pendekatan, dengan mengunjungi mereka agar mereka yakin bahwa anggapan tersebut tidaklah benar. Mengenai pendirian KMP TB itu sendiri, awalnya, kita diminta untuk mendirikan KMP TB. Setelah memahami maksud dan tujuan adanya KMP TB, kami bersepakat untuk mendirikan KMP TB. Waktu itu, kita udang tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, kader, pasien sembuh dan pimpinan Muhammadiyah dan juga organisasi otonom Muhammadiyah. Dalam pertemuan tersebut kami memilih siapa saja yang bisa menjadi pengurus dan juga apa saja yang akan dilakukan oleh KMP TB. Pendirian KMP TB tersebut ternyata mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Hal tersebut terlihat ketika peluncuran KMP TB, kehadiran masyarakat dalam kegiatan tersebut melebihi apa yang
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
89
kita rencanakan. Ini juga menambah keyakinan kami bahwa kehadiran kita dibutuhkan oleh masyarakat. Keyakinan tersebut juga diperkuat dengan adanya dukungan dari seorang pengusaha di sini yang bersedia memberikan makanan tambahan bagi pasien TB. Yaitu berupa makanan tambahan berupa telur sebanyak 30 rak bagi 30 orang pasien TB secara rutin. Pengusaha tersebut juga memberikan bantuan dalam acara-acara yang bersifat insidental seperti ketika peluncuran KMP TB bahkan menyediakan tempat agar acara tersebut dapat berlangsung dengan baik. Kami juga pernah memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak pasien TB. Untuk kegiatan tersebut, kita bekerja sama dengan majelis tarjih pimpinan daerah Muhammadiyah Bajeng. Kita juga diperbolehkan untuk menggunakan ambulance milik salah satu yayasan yang ada disini kapanpun kita membutuhkannya untuk menjalankan program ini. Anggota KMP TB juga dipercaya oleh pemerintah dan juga donatur untuk mengelola pembibitan pohon Jabong merah yang dibagikan kepada masyarakat untuk ditanam di daerah masing-masing. Masyarakat bisa melihat langsung apa yang kita lakukan dan merasakan secara langsung manfaat dari program ini. Kita berkeyakinan jika kita bekerja dengan baik maka masyarakat akan selalu mendukung. Ibarat pohon yang berbuah, kita juga akan mendapatkan kayunya. Agar program KMP TB ini berjalan dengan baik, kita juga membangun nuansa kekeluargaan dan kebersamaan, sebab anggota KMP TB disini beragam mulai dari tenaga kesehatan yang berdinas di puskesmas Bajeng, mahasiswa sampai masyarakat itu sendiri. Hal inilah yang menurut kami akan mempermudah berjalannya program, karena ada saling pengertian antar sesama anggota. Apa yang kita lakukan sekarang ini memang belum apa-apa, mungkin masih banyak kekurangannya. Namun, berkat program ini juga kecamatan Bajeng terangkat karena dalam acara TB Day saya didaulat menjadi kader terbaik kabupaten. Lantaran itu, saya diberi penghargaan oleh Bupati Gowa. Penghargaan tersebut diberikan karena
90
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
kami berhasil menyumbang capaian suspek dan juga kesembuhan terbanyak di kabupaten Gowa. Melayani dengan Hati (Mohammad Nasikin, Ketua KMP TB Melati Jayapura) Kelahiran KMP TB Melati diinisiasi oleh ‘Asyiyah. Perihal TB itu sendiri awalnya tidak kami pahami dengan seksama.Yang kami tahu, TB adalah penyakit menular, titik. Namun, setelah mendengar penjelasan yang lugas dari pelaksana program TB ‘Aisyiyah tentang penyakit TB disertai dengan sejumlah persoalan yang melingkupinya, akhirnya kami tertarik untuk bergabung dalam KMP TB. Kami merasakan adanya panggilan untuk terlibat mengingat kompleksnya masalah ini. Terlebih kebanyakan kami sudah banyak terlibat dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Kami merasa pengalaman tersebut jika digabungkan dengan TB akan semakin efektif, sebab HIV/AIDS ibarat saudara kandung walaupun lahir dari penyakit yang berbeda. Di awal pembentukan KMP TB Melati, kami melihat banyak unsur yang dilibatkan; mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, kader dan juga sejumlah aktivis LSM dari berbagai latar belakang garapan. Kami melihat hal tersebut sangatlah strategis dalam menunjang berjalannya program penanggulangan TB yang selama ini dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah. Setelah berkumpulnya sejumlah elemen tersebut, kami bersepakat untuk menamai KMP TB ini Melati. Melati merupakan singkatan dari melayani dengan hati. Nama itu diambil karena memang hal itulah yang ada di benak kami, terlebih tidak ada dana yang khusus disiapkan untuk menjalankan program ini ke depan. Kami harus berpikir keras agar program penanggulangan TB dapat berjalan dengan baik. Kenyataan tersebut, memaksa kami untuk membuat sebuah strategi. Strategi yang dibuatpun bukanlah strategi besar yang mulukmuluk, tetapi strategi yang secara langsung bisa diaplikasikan sesuai dengan potensi yang kami miliki. Dalam pertemuan tersebut, akhirnya disepakati bahwa hal yang paling mungkin dilakukan adalah dengan mengikutkan penyuluhan TB dalam kegiatan-kegiatan yang biasa
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
91
dilakukan oleh anggota KMP TB Melati. Jika anggota tersebut memiliki program penyuluhan HIV/AIDS di suatu daerah, misalnya, secara otomatis mereka akan juga memberikan penyuluhan tentang TB. Atau, jika anggota KMP TB Melati adalah seorang tokoh agama, dapat langsung memberikan informasi di kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di wilayah masing-masing. Atau, jika anggota KMP TB Melati tersebut merupakan aktivis di forum remaja, maka mereka akan langsung memberikan informasi TB kepada forum tersebut. Alhamdulillah, semua itu berjalan walaupun hanya sebatas penyuluhan. Bagi sebagian kami yang telah lama bergerak di bidang HIV/ AIDS, tentunya persoalan TB bukanlah hal asing karena kebanyakan penderita HIV/AIDS yang ditemukan di lapangan kebanyakan juga mengidap TB. Kami juga mendapat kesamaan isu seperti adanya stigma di masyarakat terkait orang-orang yang mengidap HIV/ AIDS dan orang yang mengidap TB. Sehingga, dengan kesamaan isu tersebut memudahkan kami untuk menyosialisasikan HIV/AIDS secara bersamaan dengan TB. Selain itu, model pendekatan yang kami gunakan juga tidak jauh berbeda. Di pedalaman Papua misalnya, kami pernah mendapati tokoh adat yang menolak program penyuluhan yang akan kami lakukan. Atas penolakan tersebut, kami melakukan pendekatan kepada tokoh adat tersebut, bahkan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik kami harus tinggal di wilayah tersebut karena tidak memungkinkan untuk pulang. Alhasil, beliau bersedia menerima kami dan kami bisa melaksanakan penyuluhan di wilayah tersebut. Kesempatan tersebut kami gunakan sebaik-baiknya untuk melaksanakan penyuluhan HIV/ AIDS dan juga penyuluhan TB. Kenyataan bahwa model pendekatan yang kami lakukan tidak berbeda dengan apa yang dikembangkan dalam penanggulangan TB membuat kami bersemangat untuk terus terlibat dan menjadi bagian penting program penanggulangan TB. Terlebih, tidak banyak orang yang memiliki kesempatan sebagaimana kami. Kami dituntut menjalankan sebuah program yang bermodalkan keyakinan bahwa
92
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
akan semakin banyak masyarakat yang terpapar informasi TB sehingga mereka sadar dan mengubah perilaku mereka. Uang penting tapi bukan segala-galanya. Pemberian nama KMP TB kami dengan nama Melati, ternyata memberikan dampak nyata pada gerakan anggota kami. Ibu Marta, misalnya, awal kehadiran beliau di KMP TB ini mewakili tokoh agama, ternyata, tidak saja menyasar persoalan-persoalan yang memiliki hubungan langsung dengan TB. Bahkan, sejumlah persoalan kesehatan lainnya juga menjadi konsen beliau. Bahkan, baginya, berbagai penolakan masyarakat yang pernah dia rasakan menjadi kekuatan untuk terus berkiprah di masyarakat. Pernah suatu hari, ketika beliau sedang melakukan penyuluhan tentang TB, ada salah satu anggota masyarakat yang mengadukan salah satu anggota keluarganya lumpuh. Konon katanya, itu efek dari guna-guna. Itu membuat beliau tergerak untuk melihat langsung kondisi pasien tersebut. Ternyata seorang anak yang sudah sangat tidak berdaya dan memiliki sejumlah gejala TB. Beliau mensinyalir bahwa anak tersebut terkena TB tetapi hal itu terus dibantah oleh keluarga dan tetap menyatakan bahwa hal itu adalah guna-guna. Hingga suatu saat, beliau membawa anak tersebut ke puskesmas, ternyata benar bahwa anak tersebut terkena penyakit TB. Kendati pada akhirnya berhasil disembuhkan, namun persoalan lumpuh yang dialami anak tersebut tidak bisa ditanggulangi. Akhirnya, keluarga tersebut meminta bantuan kepada beliau untuk mencarikan kursi roda. Permintaan tersebut dikabulkan. Beliau bergegas menuju dinas sosial agar membantu memberi kursi roda. Untungnya, dinas sosial bersedia membantu memberikan kursi roda, asal memenuhi syarat-syarat seperti foto, data orang tua dan juga kartu keluarga. Akhirnya anak tersebut bisa mendapatkan kursi roda. Yang sangat disayangkan dari kejadian tersebut, anak tersebut tetap dalam keadaan putus sekolah. Keluarga tidak berani menyekolahkan anak tersebut karena malu atau takut anak mereka dijauhi temantemannya.
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
93
Semangat yang diperlihatkan oleh Marta tentunya menjadi pembelajaran juga bagi kami. Ikhlas dan tuntas. Mungkin itulah katakata yang bisa menggambarkan bahwa jika mau menolong orang lain, diawali dengan keikhlasan dan juga dilakukan sampai selesai, tidak setengah-setengah. Melihat hal tersebut, kami menganggap penting untuk terus melahirkan orang-orang yang memiliki semangat seperti itu agar kita bisa saling belajar satu sama lain. Ke depan, perlu diadakan sejumlah pelatihan bagi tokoh masyarakat dan juga tokoh agama agar di kemudian hari mereka menjadi pendidik bagi kalangan mereka sendiri. Tentunya, kami juga membutuhkan pelatihan lanjutan agar kami lebih memahami bagaimana mengelola KMP TB ini dengan baik. Karena itu, dukungan dari ‘Aisyiyah sebagai inisiator lahirnya KMP TB Melati masih sangat diperlukan ke depan.
94
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Dana Sukarela Untuk Makanan Tambahan Pasien TB (Zaini M. Saleh Ketua KMP TB Darussalam) MP TB Darussalam dibentuk oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan dihadiri oleh aparat pemerintahan yang berada di kecamatan Darussalam. Kemunculan KMP TB ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan sejumlah kalangan terkait persoalan TB. Awalnya, memang gerakan penanggulangan TB ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Namun, berkat program ini, kesadaran masyarakat mulai muncul. Masyarakat yang tadinya luput dan merasa baik-baik saja dengan lingkungan di sekitarnya disadarkan dengan adanya fakta bahwa persoalan TB masih ada di antara mereka. Belum lagi persoalan penolakan warga yang belum memahami apa dan bagaimana TB. Sekarang semuanya jauh berbeda. Kita saling mendukung!
K
Sekarang, karena dukungan dari tokoh dan masyarakat secara umum kami semua semakin bisa berperan dengan baik. Sadar bahwa kami juga tidak memiliki dana untuk membatu meringankan beban pasien TB, akhirnya kami bersepakat untuk mengumpulkan dana secara sukarela. Alhamdulillah, sekarang sudah terkumpul dana 10 juta rupiah dalam enam bulan. Peran masyarakat dalam mengumpulkan dana tersebut bermacam-macam, sebagian memberi secara rutin tapi ada juga yang tidak rutin, tergantung ada tidaknya dana. Jumlahnya pun bervariasi, ada yang memberi Rp. 10.000, Rp. 20.000, atau Rp.100.000. Dana tersebut kami gunakan untuk membeli makanan tambahan seperti kacang ijo, susu, telur atau beras untuk makan pasien TB sehari-hari. Hal tersebut kami lakukan mengingat kebanyakan mereka adalah keluarga tidak mampu. Kita juga memberi tambahan ongkos transportasi untuk kader jika memang mereka tidak mendapatkan ongkos transportasi dari Puskesmas. Walaupun, biasanya mereka dapat sekitar Rp. 30.000, kerena memang para kader sangat membantu dan memiliki banyak peran di Puskesmas. Bisa dikatakan,
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
95
kerja sama kami luar biasa baik selama ini. Dan, mudah-mudahan terus berlanjut. Dukungan yang tidak kalah hebat adalah dari tokoh agama. Dengan sukarela mereka selalu memberikan informasi tentang TB dalam pengajian-pengajian rutin, dalam acara yasinan atau kapanpun mereka sempat memberikan informasi tersebut di mesjid, meunasah atau tempat lainnya. Sedikit banyak hal tersebut mempengaruhi individu atau keluarga yang ada di kecamatan Darussalam. Mudahmudahan ke depan kami tidak saja bergerak menangani penyakit TB, tapi semua penyakit yang menimpa orang-orang tidak mampu. Walaupun apa yang kami lakukan sekarang ini masih belum apa-apa, tapi bagi kami itu luar biasa. Sesuatu yang dulunya tidak pernah kami lakukan! Alhamdulillah, berkat dukungan dan kepercayaan dari pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan Darussalam, kami juga akan diberi satu ruangan untuk kantor di puskesmas Darussalam yang sekarang sedang direhab. Kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada kami tentunya harus dibarengi dengan kerja nyata. Kami harus mempertanggungjawabkan semua itu di hadapan mereka. Salah satu yang sudah kami bicarakan adalah membuat laporan bulanan kepada masyarakat dan juga membuat rekening KMP TB agar memudahkan masyarakat yang ingin ikut menyumbang melalui transfer bank. Selain itu, kami juga akan terus menginformasikan keberadaan kami seluas mungkin. Harapannya, akan lebih banyak lagi orang yang memahami tentang TB. Beberapa waktu lalu sudah ada wartawan yang menghubungi kami menanyakan aktivitas yang selama ini dilakukan. Mudah-mudahan ke depan kami juga bisa menginformasikan melalui TV lokal. Modal utama kami cuma ‘mulut’, berbicara sana-sini dengan sedikit pengetahuan dan tenaga untuk melangkahkan kaki bertemu dengan sebanyak mungkin orang. Kalau modal kami hanya itu, mengapa harus berhenti berbuat? Ini yang mesti kami pertahankan, sebab bagaimanapun butuh pengorbanan yang besar untuk bisa
96
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
berbuat untuk masyarakat. Jika ke lapangan, misalnya, para kader harus rela meninggalkan keluarga, anak dan suami. Tapi, alhamdulillah, mereka semua mendukung. Bahkan ada salah seorang kader yang untuk ongkos perjalanan mencari suspek harus meminta suami. Ada juga kader yang keluarganya tidak mendukung karena tahu bahayanya penyakit ini tapi terus berusaha menjadi bagian dalam upaya penanggulangan TB. Ada juga pasien yang mengetuk pintu rumah kader di tengah malam karena tidak tahu lagi harus berbuat apa terkait penyakit yang dirasakannya. Luar biasa! Namun demikian, semua kesulitan yang kami alami sering kali terobati jika pasien TB yang kami temukan kembali sehat dan dapat beraktivitas lagi mencari penghidupan. Mengingat hal tersebut, tidak jarang tetes air mata berlinang, kami sangat terharu walaupun apa yang kami lakukan belumlah seberapa. Menjadi bagian kecil dari kehidupan orang lain dengan membuat sedikit perubahan menjadikan kami lebih kuat. Apalagi masih banyak lagi keluarga yang membutuhkan bantuan. Pernah satu waktu, kami memberikan bantuan kepada seorang pedagang keliling yang menjual ikan dengan sepeda motor. Tidak banyak orang yang mau membeli ikan darinya. Semua orang menjauh karena melihat pedagang tersebut selalu batuk. Setelah dibujuk untuk berobat secara rutin di puskesmas dan pemberian makanan tambahan, akhirnya dia sembuh. Sekarang, pedagang tersebut sudah bisa berjualan kembali dengan kondisi yang sehat. Masyarakat banyak yang membeli darinya. Sekarang, dalam sehari minimal dia bisa mengantongi keuntungan Rp. 200.000,-. Alhamdulillah! Ke depan, semoga ada juga forum KMP TB di tingkat nasional agar kami bisa terus berkomunikasi dan berbagi pengalaman dengan teman-teman kami yang ada di seluruh Indonesia. Dengan demikian, semangat tolong menolong yang selama ini ada mudah-mudahan terus bertahan di hati kami, karena memang hal itulah yang diajarkan Allah SWT dan Rasul-Nya. Semoga apa yang kami lakukan juga menjadi ibadah kerena memang motivasi kita semua adalah ibadah. Semoga...
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
97
98
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kerajinan Tangan Untuk Isi Kas (Sultan, Ketua KMP TB Anugrah, Konawe) walnya, kebanyakan dari kami tidak memahami tentang TB, terlebih harus terlibat dalam KMP TB yang telah kami rintis sekarang ini. Namun, melihat keaktifan kader-kader ‘Aisyiyah yang ada di kecamatan, hati kami terketuk untuk mengetahui penyakit TB lebih lanjut dan membantu para kader untuk menemukan suspek. Selain itu, kami juga melihat para kader tersebut kewalahan dalam menangani orang-orang yang mengidap penyakit ini. It lantaran mereka bekerja mulai dari memberikan penyuluhan, mengajak suspek untuk berobat sampai mengawasi pasien yang dinyatakan positif terkena TB.
A
Yang kami tahu, para kader tersebut telah bekerja lama dalam upaya penanggulangan TB. Lalu kami diajak pelaksana program dan juga para kader untuk membentuk sebuah KMP TB. Ajakan tersebut kami respons dengan sangat antusias, terlebih ketika mengetahui bahwa dampak dari keaktifan kader TB begitu terasa di masyarakat. Di awal pembentukan KMP TB ini, kami mengundang perwakilan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat di kecamatan dan juga dari komunitas yang ada di kecamatan seperti dari Badan Koordinasi Majelis Taklim (BKMT), PKK, Karang Taruna dan Kelompok Tani. Responnya ternyata luar biasa, sampai akhirnya kami bersepakat untuk membentuk KMP TB. Bahkan, alhamdulillah, ketua BKMT dan ketua Kelompok Tani sekarang menjadi anggota KMP TB Anugrah. Kemudian, kami menamai KMP TB ini dengan Anugrah. Nama ini diambil karena memang kehadiran KMP TB ini merupakan anugrah. Menjadi wadah kami bisa saling tolong menolong tidak saja dalam urusan penyakit TB tetapi dalam hal lainnya juga. Kami juga menyusun kepengurusan KMP TB serta program kerja yang dilakukan di masa yang akan datang. Sadar bahwa anugrah ini mesti kami rawat dengan baik dan
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
99
organisasi ini berdiri atas dasar kesukarelaan dan keikhlasan, kami juga bersepakat untuk melakukan penggalangan dana melalui iuran bagi anggota KMP TB yang besarannya tidak kami tentukan, seikhlasnya. Sebab, bagaimanapun juga untuk menjalankan roda organisasi dibutuhkan dana. Selain itu, melihat kondisi wilayah kami yang sangat jauh dari perkotaan, juga memaksa kami untuk berpikir lebih kreatif agar KMP TB Anugrah bisa berjalan lebih baik dari waktu ke waktu. Untuk persoalan tersebut, kami juga bersepakat mengadakan arisan bulanan yang sebagian dananya disisihkan untuk menambah kas. Kami juga sangat beruntung karena ada kader yang memiliki kemampuan membuat kerajinan tangan dari cup minuman kemasan yang bisa dirubah menjadi tas. Kader-kader yang terlibat dalam KMP TB kemudian dilatih membuat kerajian tersebut. Keuntungan hasil penjualan kerajinan tersebut kemudian dibagi untuk keuntungan pribadi dan juga kas KMP TB. Hal ini tentunya sangat membantu para kader untuk mendapatkan penghasilan tambahan sambil tetap bershadaqah demi kepentingan yang lebih luas. Bahkan, kami juga menawarkan kegiatan ini kepada pasien TB jika memang menginginkan penghasilan tambahan. Alhamdulillah, ada yang mau terlibat walaupun masih sangat terbatas. Bahan baku utama kerajinan tersebut kami dapatkan dengan mengumpulkan cup minuman kemasan dimanapun kami temukan. Tidak saja ibu-ibu yang melakukan hal tersebut, bapak-bapakpun diminta untuk membantu mengumpulkan. Karena seringnya mengumpulkan sampah cup minuman kemasan, ada kader yang dianggap tukang sampah. Anggapan itu diabaikan kader tersebut sampai akhirnya orang yang menganggap kader tukang sampah melihat bahwa sampah yang dikumpulkan ternyata menjadi sebuah tas cantik yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti ke pasar bahkan untuk keperluan pesta. Yang lebih membanggakan lagi, ternyata apa yang kita lakukan diikuti oleh banyak orang khususnya dari pihak sekolah. Karena banyak
100
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
orang yang mengikuti kami, akhirnya kami sendiri kewalahan untuk mengumpulkan bahan baku utama pembuatan tas. Hal tersebut, menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Setelah terbentuknya KMP TB, salah satu kegiatan yang menjadi agenda rutin KMP TB yang telah disepakati adalah penyuluhan. Lagi-lagi, kami bersyukur karena anggota kami adalah perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat seperti BKMT, posyandu, PKK Kelompok Tani, dan pemuda informasi tentang TB di berbagai kegiatan yang mereka adakan dapat terus disampaikan. Dari kelompok-kelempok masyarakat tersebut, diharapkan dapat menularkan informasi TB kepada keluarga, tetangga atau masyarakat. selain itu, keterlibatan aparat kecamatan dan desa juga memudahkan kami untuk melakukan penyuluhan dalam kegiatan yang diadakan oleh mereka. Lain dari itu, kami juga melakukan pemberian makanan tambahan bagi pasien TB. Untuk kegiatan ini kami menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh anggota KMP TB. Walaupun apa yang kami berikan belumlah seberapa tapi bagi kami itu merupakan hal luar biasa mengingat penggalangan dana yang kami lakukan masih sangat terbatas. Yang terpenting dari semua itu, bahwa apapun bentuk kepedulian kita terhadap pasien TB mesti diwujudkan secara nyata, tidak saja melalui uang bahkan tenaga dan juga kerelaan memberian informasi merupakan bukti nyata bahwa kita memang peduli. Semangat seperti inilah yang memang harus ada dalam upaya penanggulangan TB di komunitas. Kami berharap semangat itu juga hadir di KMP TB yang kami rintis. Oleh karena itu, kami menganggap bahwa KMP TB ini bukan saja organisasi tetapi juga rumah kami agar bisa saling tolong menolong dalam kebaikan. Di KMP TB ini, kami sangat terbuka, saling menghargai satu sama lain dan sangat menghindari perdebatan-perdebatan yang tidak perlu. Kami juga memiliki banyak pekerjaan rumah agar KMP TB ini dapat terus eksis dan maju. Beberapa strategi yang telah kami bicarakan bersama adalah bagaimana agar KMP TB ini dapat berkolaborasi
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
101
dengan program PNPM yang ada di kecamatan. Untuk menuju ke sana kami membutuhkan banyak tenaga, pikiran dan dukungan moril karena untuk mencapai hal tersebut akan banyak tantangan yang akan kami hadapi. Dengan kata lain, dibutuhkan kesabaran dan konsistensi agar terwujud. Kami yakin, semakin maju KMP TB ini, maka akan semakin banyak orang yang tertolong, karena KMP TB ini didirikan untuk kepentingan masyarakat luas tanpa pamrih. Keberadaan KMP TB Anugrah yang masih seumur jagung ini tentunya masih membutuhkan banyak dukungan, khususnya dari ‘Aisyiyah yang merupakan inisiator terbentuknya KMP TB Anugrah. Dukungan tersebut bukan berarti bahwa kami sangat tergantung, tetapi agar kita mendapatkan bimbingan agar KMP TB ini dapat lebih maju. Bahkan, jika bisa, ada semacam forum yang memungkinkan kami berbagi pengalaman dengan anggota KMP TB lainnya, yang menurut para pelaksana program tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Kebutuhan akan dukungan tersebut tentunya bukan tanpa dasar, sebab apa yang selama ini dilakukan khususnya oleh kader TB memang betul-betul dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kami sebagai anggota KMP TB, dapat melihat hal tersebut dengan jelas. Dan, kami menghendaki itu menjadi bagian dari gerakkan KMP TB. Perubahan yang bisa kami amati secara langsung dari apa yang telah dilakukan oleh kader salah satunya adalah munculnya kesadaran untuk menjaga lingkungan. Beberapa pasien TB yang kebanyakan rumahnya tidak memiliki ventilasi yang baik dan tidak masuk cahaya matahari sudah mulai berubah. Bahkan, kebiasaan merokok di dalam rumah yang biasa dilakukan masyarakat sudah mulai berkurang. Ini pekerjaan luar biasa, kami berharap bisa berkiprah seperti apa yang dilakukan para kader.
102
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
103
CONTOH BERITA ACARA
104
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
1. Berita Acara Pendirian KMP TB: BERITA ACARA PEMBENTUKAN PAGUYUPAN / KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI (KMP) TB Kecamatan: ........................................ Nama-nama yang tertera dibawah ini beserta jabatan masing-masing: Pelindung : Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: : : :
Penasehat Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: : : :
Ketua Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: : : :
Sekretaris Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: : : :
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
105
Bendahara Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: : : :
Seksi-Seksi Seksi Penyuluhan dan Pendampingan Masyarakat: 1. 2. 3. Seksi Pencari Suspek: 1. 2. 3. Humas: 1. 2. 3. Berkomitmen untuk menjadi Pengurus Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) dan memenuhi peran dan menjalankan tanggungjawab tersebut dibawah ini: 1. 2. 3. 4.
106
Menyebarkan informasi TB di Masyarakat Melakukan penjaringan tersangka TB Merujuk tersangka TB ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Hadir pada setiap pertemuan yang berhubungan dengan kegiatan paguyuban atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan TB
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Demikian, berita acara ini kami susun dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk ikut bekerjasama dan berkomitmen dalam menanggulangi TB di masyarakat. Kami yang membuat pernyataan : Pengurus Kelompok Masyarakat Peduli (KMP TB) Kecamatan ....................................
.................,..........20...
Ketua
Sekretaris
Bendahara
(________________)
(________________)
(________________)
Penasehat
Pelindung
(________________)
(________________)
________________ Merupakan berita acara untuk membantu KMP TB melegalisasikan organisasinya di tingkat lokal. Berita acara ini dapat ditindaklanjuti dengan memberikan kekuatan hukum melalui SK pemerintah daerah atau melalui badan yang memiliki wewenang ii Bisa memilih salah satu nama iii Seksi boleh ditambahkan sesuai dengan kebutuhan KMP TB iv Dokumen dibuat rangkap asli rangkap 3 yang diperuntukkan: 1. Untuk pengurus Kelompok Mayarakat Peduli (KMP) TB 2. Untuk penggung jawab program di tingkat SR/SSR 3. Penanggung jawab program di tingkat PR untuk dilaporkan sebagai dokumentasi
i
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
107
DAFTAR KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI TB (KMP TB) YANG DIDIRIKAN OLEH COMMUNITY TB CARE ‘AISYIYAH 2012/2015
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Banda Aceh
1
K
2 NAD KWP TB 'Aisyiyah
Aceh Besar
3 4
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Medan
5 6
SUMUT
7 8
KWP TB 'Aisyiyah
Deli Serdang
9
Kota Palembang
10
SUMSEL
11 12 KWP TB 'Aisyiyah
Kota Padang
SUMBAR
14 KWP TB 'Aisyiyah
108
13
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kab. Pariaman
15
K
K
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KETUA
KMP TB Kec. Baiturrahman
30-Jun-12
Azman Ramli
KMP TB Banda Aceh
1-Mar-12
Drs. H. M. Ansari Yahya
KMP TB Ingin Jaya
20-Feb-11
Mahdi Daud
KMP TB Kec. Darussalam
2-Jan-13
Zaini M. Saleh
KMP TB Rajawali TB Care Kec. Medan Polonia
11-Jun-12
Yatimin
Putri Hijau TB Care
Asnita
KMP TB Maimun
2014
KMP TB Sejahtera (Kec. Medan Marelan
2014
KMP TB Siaga (Tj. Morawa)
2014
KMP TB Musi TB Komunitas Kec. Kertapati
10-Feb-12
Rasmiati
KMP TB Siguntang
24-Sep-12
Shobirin S Ali, SH
KMP TB Kemuning Sehat (Palembang)
2014
Minang TB Care (MTC) Padang 1
3-Nov-10
Drs. Marhadi Efendi, M.Si
Minang TB Care (MTC) Padang 2
11-Jan-13
Solsafad, A.Md, S.Pd
Minang TB Care (MTC) Pariaman
31-Dec-12
H. Helmi Darlis, SH, S.Pn
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
109
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
KWP TB 'Aisyiyah
Bandar lampung
16
K
17 KWP TB 'Aisyiyah
Kota Metro
18 19
KWP TB 'Aisyiyah
Lampung Timur
20 21
LAMPUNG 22 KWP TB 'Aisyiyah
Lampung Tengah
23 24
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Lampung Selatan
25
KWP TB 'AISYIYAH
Tulang Bawang Barat
26
KWP TB 'Aisyiyah
Pesawaran
27
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Bandung
30 31
K
32 KWP TB 'AISYIYAH
Kab. Bandung Barat
33 34 35
PBNU JABAR
36 Kota Bandung
37
GARUT
38
K
39
LKC
110
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Tasikmalaya
40
Kota Bekasi
41
K
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KMP TB Sehati (Bandar Lampung)
2014
KMP TB Dayamas Siger
2014
KETUA
KMP TB Metro
15-Dec-12
Widiono
KMP TB Seruan Hati Nurani
21 Okt 13
Marsono
19 Juni 2013
Braja Asri Way Jepara
15-Dec-11
Ahmad Tholib
TB MANDIRI KMP TB Asy-Syifa KMP TB Lentera Hati (Lampung Timur)
2014
Surya Sendang
5 Juni 2013
KMP TB Sehati
2014
KMP TB Seandanan
2014
KMP TB Gotong Royong
2014
KMP TB Jendela Hati
2014
Aceng Nurdin
KMP TB Amanah
22-Dec-11
Kusmaya
KMP TB Ikhlas Kec. Bojong Loa Kidul
20-Sep-12
Tin Supriatin
KMP TB Darwis
20-Sep-12
Teguh Mulyadi
KMP TB Amanah Sukaraja
2014
KMP TB Ikhlas Cibaduyut
2014
KMP TB Amanatusyifa
2-Dec-11
Titin Kartini
KMP TB Laskar Peduli TB Indonesia
11-Dec-11
Dede Lili Sudarsono
KMP TB Kencana
2014
"KMP TB Karangpawitan (Garut) KMP TB Gempita (Kab. Garut)"
2014
KMP TB Gempita
2014
KMP TB Sejahtera Cigalontang KMP TB LKC Bekasi
6-Jul-05 22-Dec-11
Usman Ismail Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
111
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
KWP TB 'Aisyiyah IU
Kota Jakpus
42
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Jakbar
43 44
DKI
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Jakut
45
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Jaktim
46
KWP TB 'Aisyiyah IU
Kota Jaksel
47 48
KWP TB 'Aisyiyah
Jakarta Timur
49
KWP TB 'Aisyiyah
Jakarta Utara
50
PKPU
Kota Jaktim
51 52 53
SR Yarsi
54 BANTEN
KWP TB 'Aisyiyah
Tangsel
55
PPTI
Kota Semarang (ppti)
56
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Semarang
57 58
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Kebumen
JATENG
59 60
KWP TB 'Aisyiyah
Tegal
61 62
PBNU
Kab. Demak
63 64
112
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
K
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KETUA
KMP TB Jakarta Pusat
17 Desember 2012
Dra. Hj. Syamsidar Siregar
KMP TB Jakarta Barat
27 Desember 2012
Dra. Vina Tarigan
KMP TB Jakarta Utara
31 Desember 2012
Hj. St. Qadriyah
KMP TB Jakarta Timur
15 Desember 2012
Madani , Spdi
KMP TB Jakarta Selatan
17 Desember 2012
Dra. Hj. Ramiah
KMP TB Kec Jagakarsa
21-Sep-13
Nurbaiti
kec. Cipayung
15 des 2013
Madani, SPd. I
Kec Koja
31 Des 2012
Hj. St. Qadriyah
KMP TB Kelurahan Tengah
25-Nov-11
Rochmat
KMP TB Cab Kembangan
Kel. Kebon Pala
2014
Kec. Johar Baru
21-Nov-13
Kel Utan Panjang
M. Yusuf
2014 20 Mei 2013
Hj. Mardiana, S.Pd
Bangetayu Wetan
12-Sep-12
Mulyo Widayah
KMP TB Kelurahan Bandarharjo
13-Nov-12
Muh. Djahri
KMP TB Kec. Puring
9-Apr-12
Hj. Wisnu Maningsih
KMP TB Kec. Sempor
10-Dec-12
Latiyem
KMP TB Kec. Tarub Kel. Setu
28-Jun-12
Andi Setiawan, A.Md
KMP TB Kec. Talang
30-Sep-12
Fatkhuroji
KMP TB Karang Rejo
30-Jun-12
K Zahri
KMP TB Botosengong
30-Jun-12
KMP TB Balerejo
30-Jun-12
TB Fatmah
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
113
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
65 66
K
67
DIY
KWP TB 'Aisyiyah
Jombang
68
LKNU
Tuban
69
KWP TB 'Aisyiyah
Kendal
70
KWP TB 'Aisyiyah
Sleman
71
KWP TB 'Aisyiyah
Sleman
72
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Ponorogo
73
KWP TB 'Aisyiyah
Malang
74
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Malang
75
JATIM
76 KWP TB 'Aisyiyah
kab. Ponorogo
KWP TB 'Aisyiyah
77 78 79
PBNU
Kota Makassar
80 81
KWP TB 'Aisyiyah
Makassar Panakukang
82 83
SULSEL
84 85 KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Pinrang
86 87
114
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
K
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KETUA
KMP TB Sidomulyo
30-Jun-12
KMP TB Desa Purworejo Kec. Bonang
28-Nov-12
Ali Khaid
Kec. Sleman
5 Juni 2013
Sri Wahyuni
Sinar Terang
1-Nov-13
Isman
Kec. Tuban
10-Agust-13
Luscha Ernawati
Pegandong
8-Nov-13
Bambang Setyo Budi
KMP TB 'Aisyiyah Kab Sleman
3-Jan-12
Hj. Martiningsih, Bsw
Kec. Moyudan
22-Agust-13
Samardinah
kec. Tuban
11 Mei 2013
Hyan Oktodia Basuki
Kec. Kepanjen
21-Sep-13
Ade Hidayat
kec. Lawang
16-Apr-13
Eko Purwanto, S.Kep
kab. Jombang
25 Juni 2013
dr. Hariyanti
kab. ponorogo
8-Apr-13
Hj. Titi Listyorini, SH
kab. Ponorogo
24 Juni 2013
H. Sukatmiran, Bsc
KMP TB LKNU (Talo)
2012
Drs. M. Thaha Azis
KMP TB Mariso
2012
KMP TB Sipakainga
2011
Ir. Patta Giling
CTBT Tamamanaung
2012
Baharuddin Baso, S.Ag
KMP TB Asteb Makassar
2012
H. Muh. Syahrir Tawang
KMP TB Hambes Makassar
2012
Hasanuddin, S.Sog
KMP TB Asyifa TB
17-Feb-12
Johnny Abd. Rahman
KMP TB Mappatabe
17-Feb-12
Abd. Wahid Nara, S.Pd., M.Pd
KMP TB Massipa
16-Mar-12
Muhammad Abdi Mas
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
115
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
88 KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Sidrap
89
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Konawe
90
Ke
91 92 93 94 95
SULTERA KWP TB 'Aisyiyah
Konawe selatan
96
KWP TB 'Aisyiyah
Kab. Bima
97
Bima
98
Mataram
99 100
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Kupang
101
PERDHAKI
Kota Kupang
102 103
NTT PERDHAKI
Kab. Timor Tengah Sel
104 105 106
116
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
K
K
K
K
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KETUA
Kelompok Peduli TB Kelurahan Kadidi
23-Dec-12
Drs. Abdullah
Kelompok Peduli TB Desa Allakuang
23-Dec-12
Hasan Kadir
KMP TB Berkah Kec. Unaaha
10-Dec-11
Yohanis
KMP TB Mendidoha Kec. Wonggeduku
10-Dec-11
Azis Madjid
KMP TB Morini Kec. Abuki
10-Dec-11
Barni
KMP TB Anugrah Kec. Onembute
10-Dec-11
Sultan
KMP TB Waraka Kec Meluhu
10-Dec-11
Busran
KMP TB Ranomeeto PDA Kab. Konawe
18-Mar-12
Mustakim, A.ma
KMP TB 'Aisyiyah AKB Muna
5-Dec-11
La Ode Daine
TB Fatmah
22 Mei 2013
Syamsiah Abdul Hamid
Kec. Asoka
29-Okt-13
Nurdiana H. Abdul Hamid
Kec. Selaparang
9-Sep-13
Drs. Agus Suryadi
Saling Kangen
18-Mei-13
Dyas Sukur
KMP TB Kupang
5-Dec-11
Paulina T. Ina, S.Pd
KMP TB Kupang
5-Dec-11
Oktovianus Nerabu, SE
KMP TB Zona KIIE
20-Mar-12
Joel Taneo
Zona Amanatun Selatan
20-Mar-12
Edelmeri Sales
Zona Amanuban Timur
10-Sep-12
Noh Anabanu
KMP TB Teluk Ambon
7-Aug-12
Djamaludin Mewar
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
117
PROPINSI
SR/SSR
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TOTAL KMP
KWP TB 'Aisyiyah
Kota Ambon
107
MALUKU
108 KWP TB 'Aisyiyah
PAPUA
118
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
Kota Jayapura
109
Jayapura
110
H MP
NAMA KMP
WAKTU PENDIRIAN
KETUA
KMP TB Sirimau
2-Jul-12
Nizham Idary Toekan
KMP TB Melati JayapuraPapua
9-Jul-12
Lukas Lukito Lioe, S.Psi
10-Sep-13
Maskun
5-Jul-05
Sri Lestari
Jopalala Kec. Pd. Aren
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah
119
120
Kelompok Masyarakat Peduli Tuberkulosis (KMP TB) Community TB Care ‘Aisyiyah