e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROJEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 22 DAUH PURI Pande Putu Ayu Virga Yanti1, Drs. I Nengah Suadnyana, M.Pd2, Drs. DB.Kt.Ngr.Semara Putra, S.Pd., M.For3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,FIP1,2,3 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatan hasil belajar keterampilan IPA melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek, (2) meningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Data tentang hasil belajar keterampilan IPA dikumpulkan dengan lembar observasi berupa rubrik penilaian, sedangkan data motivasi belajar dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar keterampilan IPA mengalami peningkatan dari 59,42 pada pra siklus yang tergolong kategori cukup menjadi 73,14 pada siklus I yang tergolong kategori baik dan pada akhirnya dapat mencapai criteria yang sangat baik menjadi 82,0 pada siklus II. Sementara rata-rata motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 77,11 pada siklus I yang tergolong kategori cukup menjadi 82,8 pada siklus II dengan kategori tinggi Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri tahun ajaran 2014/2015. Kata Kunci: pendekatan saintifik Keterampilan IPA dan motivasi belajar
dengan
penilaian
projek,
hasil
Belajar
ABSTRACT This study is aimed at (1) improving the result of science skill through the implementation of scientific approach and project assessment, (2) improving the students’ learning motivation through the implementation of scientific approach and project assessment. This study was an action-based classroom research that was conducted in two cycles. The subject of this study were IVC grade students in SD Negeri 22 Dauh Puri in the academic year 2014/2015, with the total number of the students were 35 students, 18 males and 17 females. The data of the students’ science skill result were gained through the observation sheet in the form of assessment rubric, meanwhile the data of students’ learning motivation obtained through the questionnaire. The data were analyzed with analysis method descriptive quantitative. The result showed that the mean score of the students’ science skill was improved from 59.42 in pre-cycle which was categorized enough became 73.14 in
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 cycle I which was categorized good, and finally the students’ mean score could reach a very good category became 82.0 in cycle II. Meanwhile, the mean score of the students’ learning motivation also improved from 77.11 in cycle I, which was categorized enough became 82.8 in cycle II with high category. From the result of the study, it could be concluded that the implementation of scientific approach and project assessment could improved the result of the students’ skill in science and their learning motivation in IVC grade students at SD Negeri 22 Dauh Puri in the academic year 2014/2015. Key words: scientific approach, project assessment, result of the students’ science skill, learning motivation.
PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolahsekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan, sehingga di dalam pengajaran guru selalu ingin menemukan metode dan pndekatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Berhasilnya tujuan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih pendekatan atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa khususnya keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan pembelajaran dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Kurikulum KTSP yang sekarang telah disempurnakan menjadi kurikulum 2013, penyempurnaan kurikulum tidak sekedar untuk memperbaiki kesalahan atau menyempurnakan kekurangan, tetapi juga mencoba hal-hal baru, yaitu hal-hal yang secara konseptual, prosedural, dan kualitatif berbeda dengan yang biasa digunakan. Inovasi tidak selalu berkenaan dengan sesuatu yang asing. Hal yang sangat kompleks dan luas, serta baru bagi setiap pelaksana pendidikan. Inovasi juga berkenaan dengan hal-hal sederhana, ada kaitannya dengan yang sudah dilakukan, yaitu dengan pendekatan dan metode mengajar, cara membimbing siswa, cara menilai perkembangan siswa, menggunakan media, dan sumber belajar. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran dipayungi oleh sebuah tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga pemisahan antar mata pelajaran tidak terlalu jelas terlihat. Kurikulum 2013 pembelajaran dilaksanakan memalui Pendekatan Saintifik untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tigak tergantung pada informasi searah dari guru. Penerapan pendekatan Saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses IPA seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Oleh karena itu kondisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik diharapkan dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. (Daryanto, 2014:51) Strategi pembelajaran kurikulum 2013 juga berbasis pada penilaian Projek. Dengan penilaian Projek siswa dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Penilaian Projek memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Dengan penilaian Projek diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, dengan adanya motivasi belajar yang kuat dari siswa maka secara tidak langsung akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti permasalahan yang ditemukan pada SD Negeri 22 Dauh Puri, bahwa minat, motivasi dan hasil belajar IPA tema Cita - citaku siswa kelas IVC belum sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga perlu ditingkatkan. Hal itu disebabkan karena guru masih membelajarkan siswa lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dalam kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga siswa hanya dapat mendengarkan dan merasa bosan. Apa yang siswa dengarkan lewat begitu saja tanpa ada materi yang dipahami. Hal ini menyebabkan tidak adanya partisipasi aktif dari siswa dan tidak adanya interaksi atau umpan balik dari guru dan siswa. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek. Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Daryanto, 2014:51). Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, (dalam Kosasih, 2013:72), proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta mengkreasikan). Menurut Daryanto (2014:53), pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakterisatik yaitu, berpusat pada siswa, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan dapat mengembangkan karakter siswa. Menurut Daryanto (2014:58), beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran yaitu, (1) pembelajaran berpusat pada siswa; (2) pembelajaran membentuk students self concept; (3) pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hokum dan prinsip; (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa; (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberpa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: (Daryanto, 2014:54) yaitu, untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secar sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, diperolehnya hasil belajar yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
tinggi, untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis dalam menulis artikel ilmiah dan untuk mengembangkan karakter siswa. Penilaian Projek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data (Daryanto, 2014:120). Kelebihan penilaian Projek (Kunandar, 2013:279) adalah siswa lebih bebas mengeluarkan ide, banyak kesempatan untuk berkreasi, mendidik siswa lebih mandiri dan bertanggung jawab, meringankan guru dalam pemberian materi pelajaran, dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, dan ada rasa tanggung jawab dari siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan. Pendekatan saintifik dengan penilaian Projek diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA. Menurut Agung, ( 2010:75) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakekatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan – tujuan instruksional. Dalam proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses penbelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotor. Pada dasarnya ciri-ciri perbuatan hasil belajar dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan baik dari segi kognitif, afektif, maupun dari segi psikomotor. Menurut Sudjana (2011:14) menyebutkan ciri-ciri hasil belajar, yaitu: (1) memiliki kepastian pengetahuan dan kecakapan intelektual, (2) adanya perbuatan prilaku afektif, sikap nilainilai dan apersepsi, (3) adanya perubahan
perilaku psikomotor (jasmani).”Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam ciri-ciri belajar menyangkut tiga aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perinciannya adalah (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian; (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab/reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan nilai/kompleks nilai; (3) Ranah Psikomotor, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Susanto (2013:12) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar yang disebut sebagai faktor internal dan factor eksternal yang bersumber dari luar diri manusia. Secara rinci faktor- faktor tersebut adalah (1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan; (2) Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga yang morat marit ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yanmg kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa. Keterampilan proses IPA penting dikembangkan pada siswa karena perkembangan ilmu dan teknologi semakin pesat sehingga guru tidak mungkin “menyajikan” semua materi kepada siswa. Adapun keterampilan-keterampilan proses
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dalam pendidikan IPA Sekolah Dasar menurut Darmodjo, (1992:51) yaitu, keterampilan mengobservasi, keterampilan mengobservasi, keterampilan mengintepretasi, keterampilan memprediksi, keterampilan membuat hipotesis, keterampilan mengendalikan variabel, keterampilan merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen, keterampilan menyimpulkan, keterampilan mengaplikasi, dan keterampilan mengkomunikasikan. Untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA juga diperlukan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam kegiatan proses pembelajaran peranan motivasi sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya seharihari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:26), motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar yang berpengaruh dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)
Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik (Uno, 2008: 23). Untuk itulah pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk meneliti “Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Penilaian Projek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan IPA dan Motivasi Belajar Siswa Kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri”. Berdasarkan pemaparan di atas adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar pada keterampilan IPA tema Cita-citaku siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri melalui penerapan Pendekatan Saintifik dengan penilaian Projek dan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri melalui penerapan Pendekatan Saintifik dengan penilaian Projek. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Wardhani (2007:14) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Kasihani (2006:10) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas/ sekolah tujuannya untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan siklus, prosedur PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat dari empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan dari
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
tindakan yang dilaksanakan pada sikus pertama, maka peneliti menentukan rancangan tindakan berikut pada silus kedua. Siklus kedua merupakan lanjutan dari siklus pertama, namun pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan kesulitan yang ditemukan dalam tindakan pada siklus pertama. Dengan menyusun kegiatan untuk siklus kedua, maka peneliti melanjutkan kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika pelaksanaan siklus kedua telah selesai dilaksanakan, apabila peneliti belum merasa puas dengan hasil dari siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan ke dalam siklus ketiga, yang cara pelaksanaanya sama dengan siklus sebelumnya sampai peneliti benar-benar mendapatkan hasil yang memuaskan. Untuk merekam proses pembelajaran serta data yang diperoleh, akan ditunjuk teman sejawat sebagai observer yang telah diajak berdiskusi tentang rancangan penelitian yang akan dilaksanakan (Iskandar,2012:48). Subjek dalam Penelitian Tindakan ini adalah siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri, Denpasar Utara tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Sedangkan objek penelitian ini adalah (1) Hasil belajar keterampilan IPA tema Cita-citaku siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri, Denpasar Utara melalui Penerapan Pendekatan Saintifik dengan penilaian Projek; dan (2) Motivasi belajar IPA tema Cita-citaku siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri, Denpasar Utara melalui Penerapan Pendekatan Saintifik dengan penilaian Projek Untuk penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua melakukan pengamatan data hasil belajar keterampilan IPA melalui rubrik penilaian dan pengambilan data hasi motivasi belajar siswa melali angket motivasi. Siklus I akan dilaksanakan pada Sub tema 1 dan Siklus II akan silaksanakan pada sub tema 2.
Penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila hasil dari siklus II masih kurang dari kriteria yang ditentukan dan masih adanya waktu yang tersisa. Model yang digunakan pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu model kurt Lewin. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan; (3) observasi dan (4) refleksi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: metode observasi dan metode kuesioner. Metode observasi digunakan untuk mengamati hasil belajar keterampilan IPA melalui rubrik penilaian. Menurut Arikunto (2009:30) observasi adalahsuatu teknik yang digunakan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Selain itu metode observasi adalah pengamatan langsung menggunakan alat indera untuk atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Sedangkan metode kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Sugiono (2009:199) menyatakan bahwa: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden”. Menurut menurut Neuman(dalam (Prasetyo, 2005:141) kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang mengukur variabel- variabel, hubungan diantara variabel yang ada/juga pengalaman/opini dari responden. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuesioner akan diolah dengan metode analisis deskriftif kuantitatif. Metode analisis deskriftif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. (Agung, 2010:67). HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan pada refleksi awal adalah data hasil belajar keterampilan IPA pra siklus siswa kelas IVC pada semester 1. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar keterampilan IPA sebelum penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek pada siklus I. Data ini digunakan untuk menguatkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan bahwa di kelas IVC masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai apa yang diharpakan sekolah. Berdasarkan data hasil belajar keterampilan IPA pra siklus diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar keterampilan IPA adalah 59,42 dan hanya 10 dari 35 siswa yang tuntas, dengan ketuntasan klasikal 28,57%. Berdasarkan analisis data hasil belajar keterampilan IPA pra siklus diperoleh skor rata-rata hasil belajar keterampilan IPA adalah 59,42 dan dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai PAP skala 4 hasil belajar keterampilan IPA berada pada kategori cukup. Ketuntasan klasikal hasil belajar keterampilan IPA pra siklus adalah 28,57%. Skor rata-rata hasil belajar keterampilan IPA dan ketuntasan klasikal hasil belajar keterampilan IPA pra siklus yang diperoleh pada refleksi awal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Siklus I Data hasil belajar keterampilan IPA dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 4. Rata-rata skor hasil belajar keterampilan IPA siswa pada siklus I adalah 73,14 dengan ketuntasan klasikal 74,28% yang berada dalam katerogi baik. Sedangkan data hasil motivasi belajar selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan
dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 5. Rata-rata skor motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 77,11 yang berada pada kategori cukup. Refleksi dilakukan setiap akhir siklus setelah observasi. Dalam refleksi dibahas kendala-kendala yang dihadapi dan merencang kegiatan selanjutnya yang digunakan untuk mengatasi kendalakendala tersebut. Secara umum pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek sudah berjalan sesuai dengan rencana, namun masih ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran yang perlu dijadikan pertimbangan untuk siklus berikutnya. Adapun masalah ataupun kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut (1) Siswa masih terlihat bingung karena belum terbiasa dengan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek yang diterapkan. Hal ini terjadi karena mereka sudah terbiasa belajar dengan metode ceramah yaitu mendengar penjelasan dari guru dan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru; (2) Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan peneliti kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti tidak dimanfaatkan dengan baik; (3) Banyak anggota kelompok kurang disiplin dalam melaksakan Projek dan mengerjakan LKS. Mereka enggan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, sehingga hanya 1 atau 2 orang saja yang bekerja menyelesaikan Projek atau LKS; (4) Siswa masih ragu-ragu mengajukan pendapat ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di atas maka peneliti di bantu guru bidang studi mengupayakan pemecahan masalah dengan menerapkan beberapa tindakan, yaitu sebagai berikut, (1) Memberikan penjelasan dan informasi serta mengarahkan siswa sesuai dengan sintak pembelajaran pendekatan saintifik dengan penilaian Projek; (2) Memberikan motivasi kepada siswa agar mereka memiliki keberanian untuk mengajukan pendapat ataupun menjawab pertanyaan dari guru; (3) Menuntun siswa dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
diskusi kelompok serta memberikan teguran kepada anggota kelompok yang kurang serius dalam mengerjakan Projek dan LKS. Beberapa tindakan yang telah diuraikan di atas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri pada siklus berikutnya. Siklus II Data hasil belajar keterampilan IPA dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 4. Rata-rata skor hasil belajar keterampilan IPA siswa pada siklus II adalah 82,0 dengan ketuntasan klasikal 88,57% yang berada dalam katerogi amat baik. Sedangkan data hasil motivasi belajar dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif yaitu menghitung mean (M) serta menentukan ketuntasan klasikal dengan dikonfersikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 5. Rata-rata skor motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 82,8 yang berada pada kategori tinggi. Secara umum kegiatan pembelajaran pada siklus II yang merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan tindakan siklus I sudah berjalan dengan baik. Yang menjadi kendala alam siklus I dapat terpecahkan pada siklus II. Dengan memberikan motivasi dan bimbingan secara intensif, siswa banyak mengalami kemajuan dan peningkatan kerjasama dalam kelompok, maupun dalam mengajukan ataupun menjawab pertanyaan guru. Jadi dengan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sangat signifikan, maka penelitian ini dapat dihentikan. Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek pada tema Citacitaku di SD Negeri 22 Dauh Puri yang diterapkan pada siswa kelas IVC yang berjumlah 35 orang sudah berjalan dengan
baik dan sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk mengatasi masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk proses pembelajaran dan pertemuan kedua digunakan untuk proses pembelajaran serta mengambil data hasil belajar keterampilan IPA melalui rubrik penilain dan data hasil motivasi belajar siswa melalui angket motivasi. Dalam proses pengamatan peneliti dibantu oleh guru kelas IVC dan seorang teman sejawat yang ditunjuk sebagai observer dalam penelitian ini. Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri paa Tema Citacitaku. Peningkatan terjadi dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar keterampilan IPA siswa mencapai 73,14 dengan kategori baik (B) dalam PAP skala empat. Sedangkan rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 77,11 dengan kategori cukup pada PAP skala lima. Hasil yang diperoleh ini tentu saja belum memenuhi target yang diharapkan, yaitu kategori amat baik untuk hasil belajar keterampilan IPA dan kategori tinggi untuk motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena ada beberapa kendala yang dihadapi pada siklus I. Kendalakendala tersebut, yaitu kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan ataupun pendapatnya serta kurangnya kerjasama dalam diskusi kelompok, hanya 1 atau 2 orang saja yang aktif bekerja menyelesaikan Projek ataupun LKS yang diberikan sedangkan yang lainnya hanya melihat temannya bekerja. Untuk mengatasi hal ini peneliti dibantu oleh guru kelas IVC mengupayakan solusinya yang akan digunakan juga sebagai pedoman pada siklus berikutnya. Solusi yang diambil yaitu dengan menekankan lagi langkah-langkah pendekatan saintifik dengan penilaian Projek yaitu dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan rasa percaya diri, sehingga dengan demikian siswa akan memiliki keberanian untuk bertanya maupun mengajukan pendapatnya. Untuk siswa yang tidak aktif
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dalam kelompok, peneliti dapat menegur siswa tersebut dan memberikan arahanarahan yang dapat membangkitkan minat/perhatiannya (interest) dan juga selalu memberikan pujian kepada siswa yang telah berhasil mengerjakan tugasnya. Hasil refleksi pada siklus I di atas digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus II. Dengan menerapkan hasil refleksi tersebut, pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar yang signifikan. Ratarata ketuntasan klasikal hasil belajar keterampilan IPA pada siklus II mencapai 88,57% dengan kategori amat baik. Hasil belajar keterampilan IPA siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari kategori baik menjadi amat baik. Peningkatan juga terjadi pada motivasi belajar siswa mencapai 82,8 dengan kategori tinggi. Dengan demikian, secara klasikal hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri pada tema Cita-citaku sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu mencapai 80% ke atas yang tergolong amat baik pada hasil belajar keterampilan IPA dan tergolong tinggi pada motivasi belajar siswa. Jadi, secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah berhasil dan tidak lagi muncul kendalakendala seperti pada siklus I. Siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan implementasi pendekatan saintifik dengan penilaian Projek. Hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak lagi ragu-ragu ataupun malu-malu menyampaikan pendapat, bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang di ajukan peneliti. Dalam diskusi kelompok siswa juga sudah mampu bekerjasama sehingga tidak lagi hanya 1 atau 2 orang saja yang bekerja menyelesaikan Projek maupun LKS yang diberikan. Pada siklus II ini siswa menunjukkan motivasi belajar yang tinggi dan mampu mengaitkan materi pelajaran yang diberikan dengan pengalaman mereka sehari-hari serta mampu menyimpulkan konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan pemaparan di atas, penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan hasil
belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri, hal ini dikarenakan memang pendekatan saintifik dengan penilaian Projek sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang pembelajarannya dipayungi oleh sebuah tema, sehingga siswa dapat menggali informasi sendiri mulai dari mengamati hingga mengkomunikasikan hasil pengamatannya. Selain itu dengan penilaian Projek siswa juga dapat menghasilkan suatu produk dalam jangka waktu atau periode tertentu mulai dari pengumpulan data hingga penyajian data. Selain itu dengan menerapkan pendekatan saintifik siswa dapat bebas berkreasi, mengembangkan minat dan bakat, serta dapat memperoleh informasi darimana saja , tidak hanya dari guru. Penerapan pendekatan sintifik dengan penilaian Projek akan membawa siswa ke dalam dunia nyata dan dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mencermati peningkatan yang terjadi baik ditinjau dari hasil belajar keterampilan IPA maupun motivasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri tahun pelajaran 2014/2015. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar keterampilan IPA pada siklus I sebesar 73,14 dengan ketuntasan klasikal 74,28% sedangkan rata-rata hasil belajar keterampilan IPA pada siklus II sebesar 82 dengan ketuntasan klasikal 88,57% . Dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pedoman PAP skala 4, hasil belajar keterampilan IPA pada siklus I termasuk kategori baik dan pada siklus II meningkat menjadi kategori amat baik; (2) Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVC SD Negeri 22 Dauh Puri tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 77,11 sedangkan rata-rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 82,8. Dalam pedoman PAP skala 5, motivasi belajar siswa pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi kategori tinggi. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Kepada kepala sekolah dan guru agar dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan IPA dan motivasi belajar siswa; (2) kepada peneliti lain untuk dapat mengembangkan pendekatan saintifik dengan penilaian Projek dengan menyempurnakan langkahlangkah pembelajaran pada pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Daftar Pustaka Agung,
A.A. Gede. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Singaraja.
Arikunto, Suharsimi Prof. Dr. 2009. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Hanafiah
Haris
dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
dan Jihad. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Iskandar, Sriani.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Indonesia: Depdikbud.
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. GP Press Group. Kasihani, Kasbolah dan Sukarnyana I Wayan. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK ). Malang: Universitas Negeri Malang. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.. Bandung: Bumi Aksara Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Koyan, Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media. Sani,
Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik Implementasi Kurikulum Jakarta. Bumi Aksara.
2013. Untuk 2013.
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Jakarta. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wardhani, I GAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Universitas Terbuka. Wina,
Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015