Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI MELALUI PENGGUNAAN OBJEK LANGSUNG DAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA N 1 SAWAN Putu Ayu Mertasari Pinatih, I Nengah Suandi, I Nyoman Yasa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mengetahui dapat tidaknya penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas XI SMA IPB 1 Negeri 1 Sawan, (2) mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam keterampilan menulis paragraf deskripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, aktivitas siswa, dan respons siswa dalam penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis paragraf deskripsi siswa berkat diterapkannya model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata, yakni pada siklus I memperoleh skor rata-rata 75,86, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 80,55, (2) siswa terlihat aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan (3) siswa sangat setuju terhadap penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti lain disarankan untuk menerapkan model pembelajaran SAVI pada materi yang lain, puisi, misalnya. Kata kunci: SAVI, objek langsung, kartu kata, paragraf deskripsi.
ABSTRACT Classroom Action Research (CAR) was aims to (1) determine whether or not the application of the SAVI learning model with the direct object and word cards improve the writing skills of a paragraph description in class XI SMA Negeri 1 Sawan IPB 1, (2) determibe the activity of the students in the application of the SAVI learning model
1
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 with the use of the direct object and word cards in an effort to improve the skills of writing a paragraph description, and (3) describe the respons of the students in the application of the SAVI learning model with the use of direct object and word cards in the description of paragraph writing skills. Subjects in this study were teachers and students of class XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan. Object of this study was the increasing of the result, student activities, and student responses in the application of the SAVI learning model with the use of direct object and word cards. Data collections methods that used in this study was a method of testing, observation, questionnaire, and interviews. The data were analyzed using descriptive quantitative and qualitative techniques. The result of this study were (1) the achievement of mastery of learning outcomes students to write a paragraph description because the implementation of the SAVI learning model with the use of direct object and word cards, namely the first cycle gained an average score of 75,86, while in the second cycle the average value of the students was 80,55, (2) students were active in carrying out learning activities, and (3) students strongly greed to the application of the SAVI learning model with the use of direct object and word cards in learning to write a paragraph description. Based on these results, other researchers suggersted to apply the learning model on the other subjects, for exemple poems. Keywords : SAVI, direct object, word cards, paragraph description.
PENDAHULUAN Menulis merupakan suatu aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika), sehingga ketika menulis seluruh belahan otak bekerja secara maksimal (Bobbi de Porter, 2003:179). Oleh karena itu, ketika aktivitas menulis berlangsung diperlukan konsentrasi penuh untuk mendapatkan ide yang akan dituangkan ke dalam tulisan. Akhaidah (dalam Keraf, 1996:143) menyatakan bahwa menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan merupakan proses hasil belajar-mengajar dan ketekunan berlatih. Dikatakan sebagai proses karena kegiatan menulis bukan pekerjaan langsung dan kegiatan menulis ini memerlukan tahap-tahap dalam penyelesaiannya. Untuk mengetahui tahap-tahap tersebut, seorang penulis perlu memiliki pengetahuan yang banyak tentang menulis dan berlatih secara intensif. Dengan keterampilan menulis, seseorang dimungkinkan dapat mencapai kesuksesan dengan mudah dalam lapangan pekerjaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Keraf (1996:52) menyatakan, “Seseorang yang tidak mampu menulis dengan baik akan mengalami berbagai kendala dalam berkomunikasi”. Hal tersebut cukup
beralasan karena dalam lapangan pekerjaan seseorang dituntut untuk mampu menulis secara efektif. Keraf (1996: 34) mengatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan faktafakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif. Weaver (dalam Tarigan, 1986: 27) mengklasifikasikan bentuk menulis menjadi empat bentuk yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Keterampilan menulis paragraf deskripsi merupakan salah satu keterampilan yang penting dikuasai karena melalui deskriptif seseorang dapat memberikan gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian. Paragraf deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan, (Marahimin, 2005:45). Tujuan penulisan paragraf deskripsi adalah berusaha untuk memaparkan atau menggambarkan suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya dapat ‘melihat’ apa yang dilihatnya dan dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya. Menulis paragraf deskripsi diperlukan pengamatan yang tajam dengan semua alat-alat indranya, kemudian menuliskannya dengan katakata yang tepat atau dengan menggunakan perbandingan yang tepat.
2
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Masalah yang dihadapi seseorang dalam menulis paragraf deskripsi adalah siswa merasa jenuh menulis paragraf deskripsi karena sudah mendapatkan materi tersebut sejak SMP, cara guru memberikan pembelajaran masih konvensional dan siswa tidak dapat membedakan paragraf deskripsi dengan paragraf lainnya. Hal ini terlihat dari hasil menulis paragraf deskripsi siswa yang cenderung ke paragraf persuasi. Selain itu, pemilihan dan penggunaan kata dan kalimat masih kurang tepat, kurang efektif, dan sulit mengungkapkan ide atau gagasan secara teratur dan sistematis. Kenyataan ini peneliti temukan pada siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan. Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Sawan, diperoleh informasi bahwa keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa masih di bawah KKM. Hal ini terbukti dari rata-rata menulis siswa yang belum mencapai KKM, yaitu 67,34 sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa diharapkan mencapai rata-rata 78. Seperti yang penulis ungkapkan di atas, masalah ini terjadi karena siswa belum paham terhadap materi paragraf deskripsi dengan baik, dan siswa merasa jenuh belajar menulis paragraf deskripsi, selain itu pemilihan kata-kata untuk menyusun paragraf deskripsi siswa kurang baik. Oleh karena itulah, diperlukan suatu metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan nilai menulis siswa. Di samping itu, muncul masalah yang lain, yaitu guru dalam proses belajarmengajar lebih banyak menggunakan teori daripada latihan. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tugas. Pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini dengan memberikan teori, ide pokok, atau kerangka karangan, kemudian menyuruh siswa mengembangkan ide pokok tersebut menjadi sebuah tulisan deskripsi. Cara semacam ini ternyata tidak berhasil karena siswa tidak mampu menggambarkan objek yang hanya dibayangkan saja, tanpa melihat langsung objek itu. Pembelajaran semacam ini membuat siswa merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran. Padahal dalam pembelajaran, ada beberapa komponen yang saling mendukung, yakni ada tujuan pembelajaran, materi, guru, siswa, dan media. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara guru dan siswa. Proses komunikasi ini diwujudkan melalui tukar-menukar pesan atau informasi berupa pengetahuan, keahlian, skill, ataupun pengalaman (Rohani, 1997:1). Namun hal ini kurang disadari oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran terlihat kurang bervariasi. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi, guru perlu menggunakan sarana yang membantu proses komunikasi, yakni berupa media. Dengan memanfaatkan media, guru dapat menarik perhatian siswa dalam mengembangkan gagasan dan menggambarkan suatu hasil pengembangan ke dalam bentuk tulisan deskripsi. Jika dilihat perkembangannya, media merupakan alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu ‘visual’, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar pada siswa. Sekarang ini media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai penyalur pesan dari pemberi pesan (guru) ke penerima pesan (siswa) sehingga media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara jelas (Sadiman, dkk. 2005:7). Berdasarkan masalah di atas, salah satu model pembelajaraan dan media yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata. Objek langsung dan kartu kata ini dimaksudkan sebagai media rancangan, yaitu media yang dipersiapkan dan dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat membantu dan mengembangkan daya berpikir siswa dalam menulis paragraf deskripsi tentunya tidak terlepas
3
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 4 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 dari langkah-langkah yang diterapkan berdasarkan model pembelajaran SAVI. Model pembelajaran SAVI ini merupakan model pembelajaran yang menggunakan seluruh bagian tubuh dan melibatkan seluruh alat indranya. Pada umumnya sesuatu yang bersifat abstrak relatif sulit untuk dideskripsikan secara jelas oleh siswa. Penggunaan objek langsung dengan kartu kata dipandang langkah yang terbaik untuk mengatasi kesulitan tersebut. Mckay (Rohani, 1997:17) menyatakan, “Cara terbaik dan termudah dikerjakan untuk mendeskripsikan objek tertentu ialah dengan berhadapan langsung, karena dengan media ini siswa dapat merasakan, mendengar, melihat secara langsung dengan konkret apa yang menjadi objek tulisannya”. Kartu kata dapat lebih memperdalam penguasaan siswa terhadap objek. Selain itu, kartu kata juga mampu memberikan arahan bagi siswa ketika menyusun atau mengorganisasikan gagasan yang terkait dengan objek. Adapun penelitian sejenis yang sesuai dengan penelitian ini adalah yang pertama penelitian yang disusun oleh Made Weda Satwika yang berjudul “Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X.7 SMA Negeri 2 Singaraja” pada tahun 2012. Persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama membahas mengenai aktivitas, hasil belajar siswa dan membahas tentang paragraf deskripsi. Perbedaannya adalah penelitian Made Weda Satwika membahas mengenai teknik menulis semiterpimpin, sedangkan penelitian ini membahas tentang model pembelajaran SAVI. Yang kedua penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rai Nuasih yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata terhadap Hasil Belajar Menulis Paragraf Persuasif di Kelas X SMA Negeri 1 Selemadeg” pada tahun 2012. Persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama membahas mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa. Perbedaannya adalah penelitian Rai Nuasih membahas tentang menulis paragraf persuasi, sedangkan
penelitian ini membahas tentang menulis paragraf deskripsi. Yang ketiga penelitian yang dilakukan Gusti Ayu Widiastini yang berjudul ”Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 2 Blahbatuh” pada tahun 2013. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan Model Pembelajaran SAVI. Perbedaannya adalah penelitian Ayu Widiastini menerapkannya di materi pembelajaran puisi, sedangkan penelitian ini menerapkannya di materi pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan pengamatan tentang penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti belum melihat penelitian mengenai penerapan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam menulis paragraf deskripsi di tingkat SMA. Adapun SMA yang dipilih sebagai tempat penelitian ialah siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan. Alasan penelitian ini dilaksanakan di sekolah tersebut yaitu SMA Negeri 1 Sawan khususnya di kelas XI belum pernah dijadikan tempat penelitian yang berkenaan dengan penggunaan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dan pada kelas ini ada pokok bahasan mengenai menulis paragraf deskripsi. Selain itu, kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan merupakan kelas yang unggul, jika kelas unggulan nilai ratarata masih rendah, maka bagaimana dengan kelas-kelas yang lain. Terkait dengan hal itu peneliti tertarik melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Sawan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) peningkatan hasil belajar menulis paragraf deskripsi siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan dengan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata, (2) aktivitas belajar siswa dalam menulis paragraf deskripsi selama penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata, dan (3) respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan
4
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 5 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 kartu kata dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi melalui penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata pada siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan, (2) mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam keterampilan menulis paragraf deskripsi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi, metode dan instrument pengumpulan data, dan analisis data. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan yang berjumlah 39 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, aktivitas siswa, dan respons siswa dalam penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas guru dan siswa selama proses menulis paragraf deskripsi melalui penerapan model pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata dan wawancara untuk mengetahui respons siswa. Data kuantitatif berupa tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes menulis paragraf deskripsi, aktivitas, dan
respons siswa. Sesuai dengan data tersebut, penelitian ini menggunakan empat metode, yakni metode tes, observasi, metode angket/kuesioner, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik menulis paragraf deskripsi, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar angket/kuesioner respons siswa, dan pedoman wawancara terstruktur. Instrumen tes praktik menulis paragraf deskripsi digunakan dalam metode tes. Instrumen lembar observasi digunakan dalam metode observasi, instrumen lembar angket digunakan dalam metode angket/kuesioner, sedangkan pedoman wawancara digunakan dalam metode wawancara. Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis data. Analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Analisis penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu teknik dalam menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menginterpretasikan data yang diperoleh dari penelitian yang menggunakan katakata, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis bersifat kuantitatif. Dalam penelitian ini, data hasil tes menulis paragraf deskripsi dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif dan kuantitatif, aktivitas belajar siswa menulis paragraf deskripsi dengan penerapan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, kriteria keberhasilan belajar menulis paragraf deskripsi dengan diterapkan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata ditunjukkan dengan adanya keberhasilan pemerolehan skor rata-rata kelas pada kategori tuntas atau 75% dari
5
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 6 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 jumlah siswa memperoleh skor 78. Kriteria ini juga sesuai dengan KKM yang dirancang oleh guru pada sekolah itu. Kriteria respons siswa senang mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan penerapan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata bila 75% siswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan penerapan model pembeajarn SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan di atas, penelitian ini dapat dihentikan. Siklus tindakan yang mampu mencapai kriteria keberhasilan ataupun ketercapaian KKM dianggap sebagai tindakan terbaik yang memenuhi kriteria keberhasilan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan ini difokuskan pada temuan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata, yaitu (1) tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis karya ilmiah siswa kelas XI IPB 1 SMA negeri 1 Sawan dengan penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata (2) pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menerapkan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata mampu meningkatkan aktivitas belajar yang berupa interaksi antarwarga belajar, (3) siswa memberikan respons posistif terhadap penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut. Temuan pertama yang menyangkut peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa dengan penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraf deskripsi. Pernyataan ini diperkuat dari perbandingan hasil tes mengemukakan pendapat secara lisan yang diperoleh siswa sebelum dilakukan
tindakan, pelaksanaan siklus I, sampai pelaksanaan tindakan siklus II. Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I dan pada siklus II Pelaksanaan Pratindakan Siklus I Siklus II
Skor ratarata kelas 67,34 75,86 80,55
Kategori Cukup Cukup Baik
Peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah penerapan model pembelajaran SAVI dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan model pembelajaran SAVI, siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, suasana belajar selama kegiatan pembelajaran nampak bebas, ceria, bergairah dan responsif (kondusif). Oleh karena itu, sikap positif siswa tercermin atau tampak dari prilaku positif siswa ketika mengikuti pembelajaran. Dengan arahan dan motivasi yang diberikan oleh guru, siswa mulai berani mengungkapkan pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut ketika disuruh oleh guru. Hal tersebut membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar menulis paragraf deskripsi. De Porter (2003:8) menyatakan bahwa kondisi yang menyenangkan merupakan dasar yang baik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya kesenangan dalam belajar, siswa cenderung akan merasa tertekan. Jika suasana belajar dalam keadaan tertekan, maka pembelajaran yang berkualitas akan sulit dicapai. Faktor kedua yang menyebabkan ada peningkatan hasil belajar adalah pemilihan dan penggunaan media objek langsung dan kartu kata yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa di sekolah. Penerapan media objek langsung dan kartu kata dapat memberikan peluang kepada siswa untuk menuangkan ide dan mengorganisasikan ide sesuai dengan
6
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 7 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 sudut pandang mereka dan tanpa ada tekanan dari guru sehingga aktivitas menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dengan menggunakan media objek langsung dan kartu kata yang berkaitan dengan kehidupan dan kegemaran, siswa menjadi tidak malas dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Siswa tidak malas dan tidak bosan mengikuti pelajaran karena siswa aktif bergerak untuk mengamati objek dan juga bebas berdiskusi mengenai objek ataupun materi paragraf deskripsi dengan teman kelompoknya sehingga siswa merasa nyaman dan tidak terbebani pada saat pembelajaran berlangsung. Ini menandakan bahwa pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung dan kartu kata, dapat merangsang minat siswa untuk belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk, 2006: 6) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pendapat Briggs tersebut sesuai dengan konsep model pembelajaran SAVI yang menekankan siswa untuk memanfaatkan seluruh indra yang dimiliki pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi, media objek langsung dan kartu kata sesuai digunakan dalam model pembelajaran SAVI. Faktor ketiga yang menyebabkan ada peningkatan hasil belajar adalah pemberian bimbingan dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru dalam membimbing siswa harus didasari hati yang ikhlas, sabar, dan tanpa pamrih. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum berhasil apalagi yang telah berhasil. Bimbingan yang diberikan guru dalam menulis paragraf deskripsi dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat segera teratasi karena bimbingan yang diberikan oleh guru. Guru yang baik adalah guru yang mampu memotivasi siswanya untuk belajar. Djamarah (2002: 182)
menyatakan “motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar berlangsung. Temuan pertama sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Made Weda Satwika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X.7 SMA Negeri 2 Singaraja”. Made Weda Satwika menunjukkan bahwa penerapan media kartu kata mampu meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa. Skor rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berada pada kategori tinggi. Temuan kedua adalah terdapat beberapa aktivitas yang ditempuh guru dalam menerapkan model pembelajaran SAVI berbantuan media objek langsung dan kartu kata dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran SAVI berbantuan media objek langsung dan kartu kata dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi, antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Model pembelajaran SAVI diaplikasikan pada saat siswa dan guru bersama-sama mengikuti kegiatan inti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Pada kegiatan awal, guru melakukan tanya jawab bersama siswa terkait materi dan aspek penilaian yang belum dipahami siswa. Guru juga harus memaparkan secara jelas pembuatan kerangka tulisan kepada siswa sebelum siswa diminta untuk membuat paragraf deskripsi. Setelah itu, aktivitas inti dilakukan dengan guru memberikan sugestif positif sehingga membangkitkan semangat belajar siswa, memfasilitasi kegiatan siswa menemukan ide/gagasan ke dalam kartu kata berdasarkan objek yang dipilih, memfasilitasi siswa berdiskusi
7
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 8 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 untuk mengembangkan topik/gagasan yang ada pada kartu kata, memfasilitasi siswa dengan lebih menekankan pada penyusunan kerangka paragraf deskripsi, memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas tentang paragraf deskripsi, memfasilitasi siswa untuk menyampaikan ide yang telah dibuat pada kartu kata, memfasilitasi siswa untuk membacakan hasil paragraf deskripsi mereka (satu kelompok satu orang), dan menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu. Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Meier (2000: 34) menyatakan bahwa prinsip dasar model pembelajaran SAVI berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa. Sebelum guru mengajar pada suatu kelas, seharusnya guru tersebut sudah mempelajari perbedaan tiap anak didiknya. Menurut Meier (2000: 37) guru harus memiliki anggapan bahwa (a) setiap siswa adalah unik. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang. (b) Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikiran anak tidak selalu sama dengan jalan pikiran orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak. (c) Dunia anak adalah dunia bermain, serta (d) Usia anak merupakan yang paling kreatif dalam hidup manusia. Sangat baik untuk mengaktifkan anak dalam kegiatan pembelajaran termasuk pada anak-anak yang kurang mampu. Temuan kedua ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu Widiastini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 2 Blahbatuh” menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode SAVI dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hal ini terjadi karena penerapan langkah-langkah pembelajaran
mengajak siswa berdiskusi secara langsung mengenai materi puisi maupun pembuatan puisi. Siswa menjadi aktif dalam proses belajar dan dapat bertukar pikiran antara siswa dengan siswa lain, maupun siswa dengan guru. Temuan ketiga, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Ini merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Rasa senang dan aktif tersebut dapat dilihat dari rata-rata respons yang diberikan oleh siswa dalam pembelajaran ini. Sebagian besar siswa memberikan respons yang sangat positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 47 (sangat setuju), kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 48 (sangat setuju) pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena divariasikan dengan penerapan model pembelajaran SAVI berbantuan media objek langsung dan kartu kata. Apabila individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu sikapnya, dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku yang ditampakkannya merupakan ekspresi sikap yang sebenarnya (Azwar, 2003: 18). Temuan ketiga ini didukung oleh respons yang diberikan siswa terhadap penerapan model pembelajaran SAVI melaui penggunaan objek langsung dan kartu katan pada angket respons, yaitu sebagian besar siswa merasa lebih memahami dan lebih mudah menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Meier (2000: 60) mengenai kelebihan model pembelajaran SAVI, yaitu membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual. Model pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata merupakan strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa dengan memadukan panca indra, gerak fisik untuk mengamati objek, dan aktivitas intelektual
8
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 9 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 siswa yang tercermin pada saat siswa menulis paragraf deskripsi. Sama halnya dengan pernyataan angket selanjutnya, yaitu sebagian besar siswa merasa tidak terbebani dan lebih kreatif dalam menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Meier (2000: 60) yang menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa sehingga membuat siswa tidak terbebani dalam pembelajaran. Selain itu, dalam penerapan model pembelajaran SAVI, sekitar sebagian besar siswa merasa lebih cepat menuangkan ide-ide dan lebih percaya diri dalam menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Meier (2000:62) menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan menuangkan ide/gagasan dan berani menjelaskan jawabannya sehingga siswa percaya diri dalam mengungkapkan ilmu yang telah dimiliki. Pendapat Meier sejalan dengan pendapat Prayitno (1995: 2) yang menyatakan bahwa jika seseorang memiliki rasa percaya diri di dalam lingkungannya, maka akan menjadi tidak gelisah, mampu dan percaya bahwa dia bisa, dan lebih nyaman dengan dirinya sendiri. Pernyataan selanjutnya menunjukkan semua siswa merasa tidak bosan menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Meier (2000: 63) yang menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI membuat suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan sehingga siswa tidak bosan untuk belajar. Selanjutnya, sebagian besar siswa bersemangat dan tertarik menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Meier (2000: 60) yang menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI memunculkan suasana belajar yang lebih baik, aktif,
menarik, dan efektif sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Siswa merasa lebih berkonsentrasi dalam menulis paragraf deskripsi dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Meier (2000:64) yang menyatakan bahwa model pembelajaran SAVI memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa. Temuan ketiga ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu Widiastini (2013). Gusti Ayu Widiastini menunjukan bahwa berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, siswa merasa senang dan terbantu dalam menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran SAVI. Rasa senang dan terbantu tersebut dikarenakan model pembelajaran SAVI karena siswa membangun sendiri pengetahuannya sehingga memunculkan suasana belajar yang baik, menarik, dan efektif. Terkait dengan tanggapan siswa kelas VII E di SMP Negeri 2 Blahbatuh terhadap penerapan model pembelajaran SAVI, skor rata-rata tanggapan siswa, yaitu 66,88 yang berada pada kategori positif. Itu berarti siswa sebagian besar merespon positif kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Jadi, penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan media objek langsung dan kartu kata dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, guru dapat mengaplikasikan model pembelajaran SAVI melalui penggunaan media objek langsung dan kartu kata. Model pembelajaran SAVI dan media objek langsung dan kartu kata dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan
9
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 10 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan. Hal tersebut terlihat dari perolehan skor tes menulis paragraf deskripsi siswa pada siklus I dan II yang mengalami peningkatan dan mencapai KKM, yaitu 78. Pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II. Perolehan skor rata-rata yang dicapai siswa pada refleksi awal adalah 67,34, skor rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I adalah 75,86, dan perolehan skor pada siklus II adalah 80,55. Pada siklus I, tingkat penguasaan siswa terhadap tulisan pada aspek isi 77%, organisasi 77%, kosakata 76 %, tata bahasa 76%, dan ejaan 67%. Pada siklus II, tingkat penguasaan siswa terhadap kelima aspek ini mengalami peningkatan, yaitu pada aspek isi 81%, organisasi 83%, kosakata 83 %, tata bahasa 78%, dan ejaan 80%. Kedua, aktivitas belajar siswa kelas XI IPB 1 SMA Negeri 1 Sawan dengan penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata berlangsung terlihat lebih aktif dibandingkan saat mengikuti pembelajaran tanpa penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Hal ini dapat ditunjukkan, bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I, yaitu 36,8 tergolong aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan sebesar 5,78, sehingga menjadi 42,58. Ketiga, penerapan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata pada pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa ternyata menumbuhkan respons positif siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa memberikan respons yang positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada
siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 47 (sangat setuju), kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 48 (sangat setuju) pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena diterapkan dengan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, guru hendaknya menerapkan model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis paragraf deskripsi karena model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan berdiskusi yang baik bagi siswa, merangsang siswa lebih peka terhadap objek yang ada di sekitar, memberi siswa kesenangan dalam pembelajaran, dan dapat dijadikan strategi mengajar yang efektif. Dengan demikian siswa akan lebih aktif, tertarik dan lebih memahami paragraf deskripsi yang akan dibuat. (2) Dalam dunia pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan khususnya, besar harapan peneliti agar model pembelajaran SAVI menggunakan objek langsung dan kartu kata ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lain, seperti pada mata pelajaran Bahasa Daerah Bali, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, atau pada mata pelajaran lain yang melibatkan keterampilan menulis dan panca indra. Masih banyak hal yang belum dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Edisi ke 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike. 2003. Quantum Learning:
10
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 11 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 1996. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah. Marahimin, Ismail. 2005. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Meier, D. 2000. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kafia. Nuasih, Ni Wayan Rai. 2012.” Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata terhadap Hasil Belajar Menulis Paragraf Persuasif di Kelas X SMA Negeri 1 Selemadeg”. Singaraja : Undiksha (tidak terbit). Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, Arief S, 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Satwika, Made Weda. 2012. “Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X.7 SMA Negeri 2 Singaraja”. Singaraja: Undiksha (tidak terbit) Sudjana. 2010. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis. Bandung: Angkasa. Widiastini, Gusti Ayu. 2012. ”Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 2 Blahbatuh”. Singaraja: Undiksha. (Skripsi tidak diterbitkan)
11