PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT • Filsafat (Philosophia) : - Philo/Philos/Philein yang berarti cinta/pecinta/mencintai. - Sophia yang berarti kebijakan/kearifan/hikmah/hakekat kebenaran. • Jadi filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. • Hakekat adalah sesuatu hal yang adanya terlepas dari hal yang lain, adanya menurut dirinya sendiri dan tidak terikat oleh ruang, waktu, keadaan serta sifatnya tidak berubah. • Pandangan hidup / filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilainilai yang diyakini kebenaran, ketepatan dan manfaatnya -> menimbulkan tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan.
2
• Sebelum seseorang bersikap, bertingkah laku atau berbuat, terlebih dulu ia akan berpikir tentang sikap, perbuatan, tingkah laku mana yang sebaiknya dilakukan. • Hasil pemikiran ini merupakan suatu putusan dan putusan ini disebut nilai. • Setiap orang di dalam kehidupannya sadar/tidak sadar tentu memiliki filsafat hidup atau pandangan hidup. • Pandangan hidup/filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilainilai yang diyakini kebenaran, ketepatan dan manfaatnya -> menimbulkan tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan. • Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila. 3
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT : 1.
ALIRAN MATERIALISME Mengajarkan bahwa hakekat realitas kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia adalah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi dan terikat pada hukum alam yaitu hukum sebab akibat yang bersifat subyektif.
2. ALIRAN IDEALISME/SPIRITUALISME Mangajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Jadi hakekat diri dan kenyataan ialah akal budi (ide dan spirit). 3. ALIRAN REALISME Menggambarkan bahwa kedua aliran diatas yang saling bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan kanyataan atau realitas. Kehidupan seperti tampak pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Mereka hidup berkembang biak, tua, dan akhirnya mati pastilah lebih dari materi. Jadi menurut aliran ini realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi-non materi. Karenanya, realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual, jiwa, rohaniah). Khusus pada manusia nampak pada dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi.
4
KAJIAN FILSAFAT MELIPUTI : 1)
LOGIKA
: yakni apa yang disebut benar/salah.
2)
ETIKA
: yakni apa yang dianggap baik/buruk
3)
ESTETIKA
:
4)
METAFISIKA
: yakni tentang hakekat kebenaran zat, pikiran, serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum menjadi satu.
5)
POLITIK
: yakni kajian mengenai sosial/ pemerintahan yang ideal.
yakni apa yang dianggap mana yang termasuk jelek.
indah
dan
organisasi
5
CABANG-CABANG FILSAFAT YANG MEMPUNYAI KAJIAN FORMAL : 1) FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI) 2) FILSAFAT MORAL 3) FILSAFAT SENI 4) FILSAFAT POLITIK 5) FILSAFAT ILMU 6) FILSAFAT PENDIDIKAN 7) FILSAFAT HUKUM 8) FILSAFAT SEJARAH 9) FILSAFAT AGAMA 10) FILSAFAT KEDOKTERAN, DLL. 6
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT 1) Untuk pertimbangan pengambilan keputusan: setiap tindakan mempunyai konsekuensi yang akan mempengaruhi hidup kita sendiri maupun sesama manusia. Ini berarti bahwa manusia berbuat benar, baik dan adil (?) -> BERFILSAFAT. 2) Mengurangi salah faham dan konflik: setiap orang mempunyai cara pandang yang barbeda, karena adanya perbedaan pengalaman, lingkungan, pendidikan, bakat, cita-cita, dsb. Dengan berfilsafat kita akan lebih mudah mengerti posisi/cara berpikir orang lain (toleran) menghindari konflik. 3) Untuk mengantisipasi perkembangan dunia yang cenderung berubahubah: pandangan/pendapat manusia selalu berubah bingung, ketegangan psikis. Dalam hal ini hidup berfilsafat akan membantu manusia dalam usaha menenangkan dirinya, karena ia akan mengerti dan bijaksana sehingga hidupnya akan lebih tenang.
7
FILSAFAT PANCASILA, mengandung pengertian bagi adanya ilmu filsafat yang obyeknya Pancasila Dasar Negara Indonesia yang rumusannya tercantum di alinea IV Pembukuan UUD 1945. DALAM PENGERTIAN FILSAFAT, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara bagi bangsa Indonesia di manapun mereka berada.
8
NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT •
Sepanjang sejarah kehidupan bangsa Indonesia, warga masyarakat hidup dalam tata kehidupan yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui proses jamannya dan hal ini telah menjamin kelangsungan kehidupan berbangsa Indonesia.
•
Sila ke-2, mengandung nilai-nilai persamaan derajad, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta membela kebenaran dan keadilan.
•
Sila ke-3, mengandung nilai persatuan dan kesatuan bangsa, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara serta nilai cinta tanah air dan bangsa.
•
Sila ke-4, berbeda dengan demokrasi liberal disini lebih diutamakan musyawarah untuk mufakat.
•
Sila ke-5, mengandung nilai kegotong-royongan, nilai keadilan, nilai menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain, nilai etos kerja, dan nilai menghargai hasil karya orang lain. 9
POKOK-POKOK YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA 1)
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan tuntutan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama dan alam semesta.
2)
Pancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur oleh UUD 1945.
3)
Filasafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan uraian terinci dari proklamasi 17 Agustus 1945 dan merupakan kebulatan yang utuh.
4)
Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, tecermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
10
1) Nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan. 2) Nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyrakat Indonesia yang belum tertampung dalam pembukaan UUD’45 perlu diselidiki untuk memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila, dengan ketentuan: a. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai PANCASILA (pemilihan presiden secara langsung). b. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai Pancasila: demonstrasi yang merusak, penjarahan.
11
Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antar hubungan tersebut, sebagai berikut: 1. Hubungan Vertikal: adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Kuasa. Dalam hubungan ini manusia wajib melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sedangkan hak yang diterima manusia dari Tuhan Yang Maha Kuasa adalah rahmat yang tak terhingga diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa dan pembalasan amal baik di akhirat nanti. 2. Hubungan Horizontal: adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan tersebut melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang. 3. Hubungan Alamiah : adalah hubungan manusia dengan alam sekitar, manusia mempunyai hak memanfaatkan seluruh alam dengan segala isinya, sedangkan manusia mempunyai kewajiban melestarikan alam. 12
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT PANCASILA 1. Membantu dalam melengkapi, menyempurnakan, memperdalam pengetehuan dan pengertian kita terhadap Pancasila sebagai dasar filsafat negara, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. 2. Bermanfaat sebagai penentu sikap, sebagai filter terhadap sistem dan aliran-aliran filsafat yang ada. 3. Membantu menjembatani pemahaman nilai-nilai Pancasila seakan-akan konkret dalam pikiran kita. 4. Bermanfaat dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berkesadaran berbangsa dan bernegara yang tinggi, berwawasan nasional serta membangkitkan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa, tanah air dan negara serta membina semangat demokrasi Pancasila yang menghargai hak sesama warga negara. 5. Membantu pengertian kita terhadap wawasan Pancasila sebagai pendekatan dalam memahami hakekat hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
13
KESIMPULAN : SISTEM FILSAFAT PANCASILA MEMILIKI KRITERIA, SIFAT-SIFAT UNIVERSAL, DAN CIRI-CIRI KEHIDUPAN NASIONAL,
1) Sistematis, fundamental, universal, integral dan radikal mencari kebenaran hakiki. 2) Filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai sumber kesemestaan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 3) Monodualisme dan monopluralisme atau integralistik mengutamakan ke-Tuhanan, kesatuan, dan kekeluargaan.
yang
4) Satu kesatuan totalitas yang bulat dan utuh atas sila-sila Pancasila. 5) Memiliki corak universal, terutama sila I dan II serta corak nasional terutama sila III, IV, dan V.
14