6/2/2012
Peran Informasi Geospasial Untuk Penanggulangan Bencana
SISTEMATIKA PENDAHULUAN KEBIJAKAN BIG DALAM PEMBANGUNAN IGT KEBENCANAAN • APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA • •
Dr. Priyadi Kardono Kardono,, M.Sc.
[email protected]
Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik
•
PENUTUP: KESIMPULAN
Badan Informasi Geospasial (BIG BIG))
SITUASI KEBENCANAAN DI INDONESIA
PENDAHULUAN
• Indonesia berada di daerah rawan bencana, karena faktor geografi, tataan geologi (lempeng tektonik),, hidrologi, klimatolo tektonik) gi dan demografi demografi..
• Intensitas bencana semakin meningkat dan kompleks,, kompleks ditangani multisektor secara Distribusi titik pusat gempa bumi bersama,, bersama terpadu dan • Pola bencana alam:: alam musim hujan:: hujan terkoordinasi. terkoordinasi . banjir, longsor, banjir bandang bandang.. Musim kering kering:: kebakaran hutan/asap, kekeringan kekeringan.. Lainnya Lainnya:: gempa, letusan Gn Gn.. Api, banjir rob, ombak tinggi, dll dll..
Tataan Tektonik Indonesia • Data Geospasial merupakan salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas Penanggulangan Bencana (pra – pada saat - pasca bencana) • Pada saat pra bencana, data geospasial yang dibutuhkan dapat berupa berupa:: Peta Rawan Bencana/Multi Rawan Bencana, Peta Risiko Bencana, Peta Rencana Kontijensi, Peta Tata Ruang Wilayah • Data dan informasi geospasial tematik yang tersedia belum dalam satu referensi, sehingga perlu untuk penyamaan dalam satu referensi
Dampak Positif : Cekungan hidrokarbon Jalur mineralisasi Jalur gunungapi/panas bumi Tanah subur Pemandangan Indah
Dampak Negatif : Rawan bencana alam geologi (gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, tanah longsor)
1
6/2/2012
TSUNAMI HAZARD MAP
Lebih dari 21.000 km garis pantai terancam tsunami
Indonesia terdiri dari 3 lempeng tektonik besar yang sangat aktif
PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH INDONESIA
129 Gunungapi (13 % gunungapi di dunia tersebar di Indonesia Indonesia)), berpotensi meletus meletus,,
77 tipe A (“A” Type) Type)
65 gunungapi dimonitor melaluii 75 Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA)
WILAYAH RAWAN GEMPABUMI INDONESIA
(PVMBG, 2006)
WILAYAH RAWAN TSUNAMI INDONESIA
(PVMBG, 2006)
2
6/2/2012
Peta Multirawan Bencana
Peta Intensitas Gempa Bumi DIY & Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA
Peta Tingkat Risiko Bencana Banjir Kab. Purworejo
Perencanaan PB Pengurangan Risiko Pencegahan Pendidikan & Pelatihan Litbang Kebencanaan Penaatan Tata Ruang
Kesiapsiagaan
Pemulihan Sar/Pras
Kesiapsiagaan Peringatan Dini Mitigasi
BENCANA Pemulihan Sosial Ekonomi
Penyelamatan/ Evakuasi Pemenuhan Kebutuhan Minimun
Rekonstruksisi Rehabilitasi Damage and Losses Assessment
Bantuan darurat Inventarisasi Kerusakan & Kerugian
Penyelenggaraan PB Politik Situasi Tidak Ada Bencana
Sosial
Situasi Terdapat Potensi Bencana
Kajian Cepat Status Keadaan Darurat Penyelamatan & Evakuasi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perlindungan Pemulihan
Saat Tanggap Darurat
Rehabilitasi
Pascabencana Rekonstruksi
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IGT KEBENCANAAN
Bakosurtanal -> BIG
Kesiapsiagaan Peringatan Dini Mitigasi
Ekonomi
Penetapan Kebijakan
Pentahapan
Prabencana
Perencanaan PB Pengurangan Risiko Pencegahan Pendidikan & Pelatihan Litbang Kebencanaan Penaatan Tata Ruang
Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Kesehatan Kamtib Lingkungan
Lingkungan
3
6/2/2012
SEJARAH KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL (IG)
TRANSFORMASI BAKOSURTANAL MENJADI BIG
MENJAWAB KEBUTUHAN NEGARA DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN DAN PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
1948 RAAD EN DIRECTORIUM VOOR HET MEET EN KAARTEERW EZW N
1964 BADAN ATLAS NASIONAL
1969 BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
1969 - 2011 DEW AN DIREKTORIUM PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA
1951
BIG
BAKOSURTANAL DEW AN SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
1965 UU 24 Th 2011 21 April 2011
2011
Perpres 94 Th 2011 27 Desember 2011
Banyak pelaku, pelaku, banyak tema Perlunya Referensi Geospasial yang Seragam untuk Seluruh Instansi
Informasi geospasial dibuat oleh berbagai pelaku atau instansi yang berbeda; Perlu informasi geospasial dasar sebagai referensi tunggal semua informasi geospasial tematik.
PENGKAJI KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN (SURTA) PEMBINA DI BIDANG SURTA PEMBINA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
PENYELENGGARA SURTA DAN PEMBANGUNAN INFORMASI GEOSPASIAL DASAR (IGD) PEMBINA BIDANG SURTA DAN PEMBANGUNAN INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT) PENYELENGGARA INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL
URGENSI UU IG IG sangat diperlukan dalam mengelola sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yuridiksinya untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, antara lain : Pengelolaan sumberdaya alam Penanggulangan
bencana
Penataan ruang Penjagaan keutuhan wilayah NKRI Pemudahan memperoleh Informasi Geospasial Pengembangan Iptek dan Sumberdaya Manusia Efisiensi Pelayanan publik Pendorong inventasi ekonomi
UU NO 4 TAHUN 2011 tentang INFORMASI GEOSPASIAL
Perpres NO. 94 Tahun 2011 tentang BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)
Terdiri dari 12 Bab dan 71 Pasal
Terdiri dari 8 Bab dan 46 Pasal
Disiapkan sejak tahun 1991
Telah ditetapkan oleh Presiden RI pada tanggal 27
Telah disahkan oleh Presiden RI pada tanggal
Desember 2011
21 April 2011
Sebagai pengganti BAKOSURTANAL
Undang-undang ini tentang informasi
Mempunyai tugas melaksanakan tugas
geospasial untuk menunjang pembangunan
pemerintahan di bidang informasi geospasial
Indonesia Disahkan Presiden RI 21 April 2011 Disetujui DPR RI 5 April 2011
4
6/2/2012
Jenis Informasi Geospasial
Ketentuan Umum
Jaring Kontrol Geodesi
Posisi di muka bumi yang ditandai bentuk fisik tertentu data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
yang dijadikan sebagai kerangka acuan
Informasi Geospasial
Data Geospasial
Geospasial
Nasional
Atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambila n keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan.
gayaberat, horizontal dan vertikal yang terhubung satu sama lain dalam satu kerangka referensi. Saat ini, Indonesia memiliki
Informasi Geospasial Dasar (IGD)
200 titik kontrol geodesi
Peta Dasar (RBI, LPI, LLN) Jaring Kontrol Geodesi (JKHN, JKVN, JKGN)
Informasi Geospasial Tematik (IGT) Peta Sumberdaya Alam Peta Kebencanaan
IGT UNTUK KEBENCANAAN Informasi Geospasial Tematik (IGT) harus
mengacu
pada Informasi Geospasial Dasar (IGD) Seluruh IGT yang
digunakan untuk kebencanaan harus dalam satu referensi IGT Kebencanaan harus digunakan sebagai referensi pada peta RTRW
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA
Untuk penanggulangan bencana, setiap orang harus memberikan IGT yang dimilikinya apabila diminta oleh instansi berwenang dalam PB, mis. BNPB, BPBD (ps. 52)
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bencana alam diperlukan peran serta antara institusi pemerintah, swasta maupun masyarakat yang harus bekerja secara bersinergi. Oleh karena itu diperlukan suatu informasi geospasial tematik kebencanaan yang dapat memadukan seluruh informasi geospasial dalam penanggulangan bencana Kegiatan pembuatan peta dan penyusunan basis data rawan bencana alam telah dilaksanakan oleh Bakosurtanal /BIG sejak tahun 2006, yaitu : - Banjir - Tsunami - Longsor - Gempa bumi - Kekeringan - Abrasi
Jenis satelit PJ untuk inventarisasi dan evaluasi bencana ala alam m: 1. Resolusi Rendah: Landsat MSS, MOS (Marine Observation Satelite), NOAA-AVHRR(National Oceanic and Atmospheric Administration), GMS (Geometeorological Satellite), MODIS 2. Resolusi Menengah: Landsat (Thematic Mapper), Aster, SPOT (System Pour l'Observation de la Terre), ALOS. 3. Resolusi Tinggi: Ikonos, Quickbird, Earthview, GeoEye, dll. (Citra Resolusi Tinggi).
5
6/2/2012
RESOLUSI CITRA DAN SKALA PETA RESOLUSI SPASIAL CITRA
CONTOH CITRA
SKALA IDEAL (KOREKSI SISTEMATIK)
SKALA OPTIMAL (KOREKSI GEOMETRIK MENGIKUTI SISTEM KOORDINAT LOKAL)
>= 100 m
MODIS, NOAA-AVHRR
<= 1:1.000.000
Paling halus <= 1:250.000, dalam keadaan terpaksa, tidak ada data lain
50 – 100 m
Landsat MSS, MOS, ASTER TIR
1:500.000 – 1:1.000.000
1:250.000 – 1:500.000
25 – 50 m
Landsat TM/ETM+, ASTER SWIR
1:250.000 – 1:500.000
1: 100.000 – 1:250.000
10 – 25 m
SPOT 4 HRVIR, SPOT 5 HRG, ASTER VNIR, ALOS AVNIR
1:100.000 – 1:250.000
1:25.000 – 1: 100.000
1 – 10 m
ALOS PRISM, Formosat, IKONOS P/Multi, Quickbird Multi, SPOT-P
1:10.000 – 1:100.000
1:4.000 – 1:25.000, pengganti /pelengkap ground truth
<1m
Quickbird P/pansharpened, GeoEye
> 1:10.000
1:2.500 s/d 1:1,000 pengganti /pelengkap ground truth
KARAKTERISTIK SIG Kombinasi data spasial & non-spasial
Sumber: Projo Danoedoro
APLIKASI SIG & PENGINDERAAN JAUH UNTUK KEBENCANAAN
Lanjutan Karakteristik SIG.... Kemampuan manipulasi data untuk berbagai aplikasi
Manipulasi data untuk penyusunan IGT Kebencanaan Basemap data
Elevation
Land system
Land cover
Aplikasi SIG & PJ untuk Daerah Rawan Banjir Peta Sistem lahan yang
Informasi
Geospasial (IG) yang dibutuhkan untuk membangun basis data kebencanaan berupa : Informasi Geospasial Dasar (IGD), antara lain : Peta Rupabumi, Jaring Kontrol Geodesi Informasi Geospasial Tematik (IGT), antara lain : Peta tematik dasar: Peta Klas Lereng, Peta DAS, Peta Demografi, Peta Sistem Lahan, Peta Penutup Lahan Peta tematik lainnya: Peta Rawan Banjir Geomorfologi, Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Peta Wilayah Rawan Gempa Bumi, Peta Sebaran Gempa Bumi Merusak, Peta Rawan Bencana Abrasi, Peta Kejadian Banjir, Peta Curah Hujan Dasarian, Peta Sesar Aktif dan Sebaran pusat gempa bumi merusak, Peta Daerah Rawan Tsunami, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api, Peta Risiko Bencana, dll. Semua IG tersebut harus dalam satu referensi (referensi tunggal)
Lanjutan aplikasi SIG..... Peta Penutup Lahan
sudah di reklasifikasi menggunakan data slope dan interval ketinggian
6
6/2/2012
Lanjutan aplikasi SIG.....
Lanjutan aplikasi SIG..... Peta Curah Hujan Dasarian
Peta Lokasi Kejadian Banjir
Citra satelit MTSAT 5 Januari 2012, jam. 14.32 wib
Lanjutan aplikasi SIG.....
Deteksi Rawan bencana Meteorologi
Pemetaan Daerah Rawan Banjir Peta Lokasi Kejadian Banjir
Curah hujan
OVERLAY
Banjir Citra satelit MTSAT 7 Januari 2012, jam. 16.32 wib
Sumber: BMKG
Peta Sistem Lahan rawan banjir
Peta Curah hujan Dasarian
Lanjutan deteksi rawan bencana meteorologi meteorologi… …
PERENCANAAN WILAYAH BERBASIS KEBENCANAAN Prakiraan curah hujan bulanan (BMKG)
IGT kebencanaan digunakan sebagai masukan penyusunan rencana tata ruang wilayah:
Hasil analisis potensi banjir bulanan (Pokja Banjir)) Banjir
7
6/2/2012
Peta Risiko Bencana Gunungapi Merapi (Sebelum Letusan 2010)
ALUR PEMETAAN RISIKO BENCANA Peta Rawan Gempa Peta Rawan Longsor Peta Rawan Banjir
Peta multirawan bencana
Peta Rawan Tsunami Peta Rawan Abrasi
Peta Risiko Bencana Peta Penutup Lahan
Peta & Data Demografi
Metode:: Metode
Aplikasi GIS : • Koleksi data; peta
Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Bencana Letusan G. Merapi 2006 - 2010
(hardcopy, softcopy), citra satelit koordinasi lintas instansi • Input dari institusi
kompeten; BPPTK Merapi (Kawasan Rawan Bencana), PSBAUGM, Dir. Vulkanologi
• Cek lapangan; GPS recorded • Pemetaan digital;
plotting, digital tracking
• Distribusi hasil sosialisasi
Data Spasial
Updating Updat ing Data Topogra Topografi fi
Citra SPOT5; resolusi 2,5 m, akusisi 26 April 2006
8
6/2/2012
Data Spasial Peta Kawasan Rawan Bencana BPPTK Merapi
Data Non Spasial Skema Evakuasi Alur Pengungsi representasi tiap kabupaten//kecamatan kabupaten
Final Map
Data Geos Geospasial pasial Sket Map; beberapa desa sekitar G. Merapi
Data Non Spasial Skema Evakuasi Alur Pengungsi representasi tiap kabupaten//kecamatan kabupaten
Final Map
9
6/2/2012
Sosialisasi
Distribussi Peta Distribu • Posko Depsos • Satkorlak (Kabupaten Magelang
& Sleman) kecamatan • BPPTK Merapi dan beberapa Pos Pengamatan • Koramil • Polsek • PMI • LSM/Relawan • Satlak tiap
Total Maps Distribution: 75 sheets of RBI 1:25.000, BAKOSURTANAL 60 sheets of paper printed A0 size of Evacuation Maps 10 CD’s of softcopy layout map in PDF Format
Peta Zona KRB Merapi (update 5 November 2010)
Bencana Merapi 2010 • Koordinasi
dengan BNPB – UGM (PSBA, Satgas Mitigasi Bencana Merapi Fak. Teknis) – PU • Pemetaan Perkembangan Zona KRB • Saat ini men-support BNPB dalam penyediaan data spasial ‘blok bangunan / rumah’ untuk tujuan validasi dan penanganan tahap rehabilitasi dan rekontruksi
Peta Zona KRB Merapi (update 23 November 2010) MONITORING WILAYAH TERKENA DAMPAK BENCANA AWAN PANAS GUNUNG MERAPI KAB SLEMAN – PROV. DIY Menggunakan citra IKONOS dan SPOT 5 IKONOS (Sebelum bencana)
SPOT 5 (Sesudah bencana)
Permukiman
Sebaran awan panas
Sebaran Bangunan yang terkena awan panas
10
6/2/2012
Lokasi:: Lokasi
Analisis Citra Satellite Anali Tutupan Lahan Sub DAS Bahorok Taman Nasional Gn. Leuser
Sub DAS Bahorok Bahorok,, Kabupaten Langkat Langkat,, Provinsi Sum Sumut ut
2 November 2003
Komplek Wisata Bukit Lawang
Data Data Digital RBI BAKOSURTANAL
Multi-temporal Monitoring 2001-2003
Citra Landsat7 ETM+ multiseries 2001-2003
RS-GIS Prediksi Tutupan Permukaan Sub DAS Batas Kawasan Ekosistem Leuser
05 Agustus 2001
05 Agustus 2002
11
6/2/2012
Analysis Transect Dengan Data DEM
05 Agustus 2003
3D DEM Visuali Visualisasi sasi Sub DAS Bahorok
3D Visualisa Visualisassi Landsat7 ETM+ Th 2003 Sub DAS Bahorok Outlet of Bahorok river at Bahorok Mountain
Sungai Bahorok
Bukit Lawang
Integrasi Te Integras Tekknolog nologii Remote Sensing dan GIS Untuk Analisis Ekos osiistem DAS DAS,, Study Kasus Banjir Bandang Kecamatan Panti dan Rambepuji, Kabupaten Jember,, Jawa Timur Jember 2 January 2006
Bukit Lawang
Lokasi: Lo kasi: Sub DAS Dinoyo Dinoyo--Gunung Pasang Pasang,, Jember
12
6/2/2012
DEM (digital elevation model) konstruksi Data
Data Digital Data RBI BAKOSURTANAL
RASTER DATA Aerial Photograph Pankromatik B/W 1993
Kontur Data: Digital RBI - BAKOSURTANAL
Landsat7 ETM+ Image 2002 dan 2003
RS-GIS ASTER Image V-NIR L1B 2004
Ecosystem Analysis Digital Contour 12,5m ci
DEM ESRI 25 cell grid
DEM ER Maper 25 cell grid
Plotting of Landslide Area: filed survei found 1 landslide location at Desa Kaliputih, and 2 landslide area based on other team information. Landslide Areal
Kali Putih Prototype slope data produced from DEM data RBI 1:25,000, database and field slope evaluation shows high accuration.
Digital Interpretation Result of Vegetation Object High Coverage ~ Forest High Coverage Landsat, April 2003
ASTER, June 2004
Kali Putih
Penutup
This is use radius spectral Interpretation technique with value r=10 at Landsat7 etm+ and r=5 at ASTER imageries. This result can not be used as reference, as this research still need further detailed field survey this model is quite often used for disaster rapid mapping.
13
6/2/2012
Kesimpulan
Terima Kasih
UU Informasi Geospasial merupakan landasan nasional IG di Indonesia di masa datang Single reference menjadi kunci pokok pembenahan IG di Indonesia Teknolofi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan analisis kebencanaan. Informasi geospasial tematik (IGT) kebencanaan yang berupa jenis bencana bencana,, lokasi lokasi,, sebaran bencana bencana,, dan faktor faktor--faktor penyebab terjadinya bencana sangat diperlukan dalam upaya penanggulangan bencana alam secara komprehensif IGT kebencanaan seharusnya digunakan sebagai masukan penyusunan RTRW, dalam rangka mitigasi bencana.
Badan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta Bogor Km.46 - Cibinong http://maps.ina--sdi.or.id http://maps.ina
14