RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
PALAEONTOLOGI KODE MATA KULIAH: ………
OLEH: Dr. SYAFRIZAL, MP.
PROGARAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
Nama Mata Kuliah
: Palaeontologi
Kode Mata Kuliah/SKS
: ………. / 3 SKS
Status Mata Kuliah
: Wajib
Prasyarat
: Biologi dasar (Ekologi dan Taksonomi), Geologi Dasar
Dosen Pengampu
: Dr. Syafrizal, MP. Ir Puspika, MT.
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah wajib pada Program S-1 Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Mulawarman, terdiri atas 3 SKS dan diberikan di semester … (Ganjil). Matakuliah ini dilaksanakan dalam bentuk kuliah 2 SKS dan
dalam bentuk
praktikum
1
SKS
dengan
penilaian
yang
berbeda.
Palaeontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mempelajari tentang Fosil dan spora, baik yang masih hidup maupun yang sudah menjadi fosil. Kajian Palaeontologi meliputi: sifat, ciri, cara penyebaran dan preservasinya. Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dari masa lampau dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi. Sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang, jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Totalitas fosil, baik yang sudah ditemukan maupun yang belum ditemukan dan penempatan mereka dalam formasi batuan yang mengandung fosil dan lapisan sedimen (strata) dikenal sebagai "catatan fosil", baik yang bersifat langsung maupun tak langsung. Contoh bukti langsung dari kehidupan prasejarah adalah tulang dinosaurus, sedangkan bukti tak langsung adalah jejak tapak kaki bewail yang terawetkan dalam lumpur, dan koprolit (material faeces). Dalam hal preservasi, maka proses-proses fisik, kimia, dan biologi dapat mempengaruhi ketahanan dan keawetan Fosil/spora setelah lepas dari tumbuhan. Mata kuliah ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu : Pertama, membahas tentang pengertian dan lingkup bahasan Palaeontologi. Kedua, membahas tentang Fosil: Morfologi, Struktur dan macam Fosil. Ketiga, membahas tentang metode dan
teknik dalam kajian Palaeontologi: Bahan, Alat dan Tehnik penyajian materi kajian Palaeontologi. Keempat, membahas tentang interaksi manusia dengan Palaeontologi menyangkut pemanfaatan : Palaeoekologi, Geoteknologi dan Sejarah geologi.
2. Tujuan Pembelajaran Tujuan mempelajari Palaeontologi adalah: Untuk rekonstruksi sejarah perlapisan batuan dunia. Hal ini dapat dilakukan karena fosil flora / fauna dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan atau hewan yang ada, dari waktu ke waktu, atau dengan kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompk kehidupan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tersebut punah. Untuk keperluan analisa Biostratigrafi dari waktu ke waktu. Untuk analisa endapan dari masa Karbon. Khususnya yang mengandung sisa tumbuhan), yang berpotensi dalam presiksi sifat-sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal. Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau
beserta
perubahan-perubahan
yang
terjadi,
dan
juga
untuk
mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan ternperatur rata-rata. Setelah mengikuti dan menyelesaikan kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan
pengetahuan
dan
pemahamannya
tentang
prinsip-prinsip
Palaeontologi dalam berbagai bidang pengetahuan yang berkaitan dengan fosil dalam memahami fenomena alam pada masa lampau dan masa datang.
3. Tujuan Instruksional Khusus Pengetahuan mengenai proses-proses Biologi dan geologi, diperlukan antara lain untuk rnengenali karakteristik lingkungan yang rnengandung fosil, habitat
tumbuhan atau hewan pada masa pra-sejarah dan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
populasinya
masing-masing.
Pengetahuan
dan
pemahaman
mengenai struktur dalam (anatorni) organ tumbuhan/hewan diperlukan dalam mempelajari kaitan antara struktur anatomi dengan habitat di masa lampau, indikasi perubahan iklim dan kondisi lingkungan, rekonstruksi fosil dan perkembangan evolusi organ dari fosil tersebut. Dasar pengetahuan Sistematik Tumbuhan dan hewan sangat diperlukan dalam menentukan
hubungan
kekerabatan
antara
fosil
tumbuhan/hewan
dengan
tumbuhan/hewan yang masih hidup di masa kini, dan dalam upaya rekonstruksi sejarah evolusi dunia tumbuhan/hewan. Analisis Palaeontologi merupakan metode yang paling penting dalam rekonstruksi struktur batuan dan lingkungan masa lampau, karena: Sifat Fosil yang sangat awet atau tahan terhadap kerusakan akibat proses diagenesis. Fosil dapat diperoleh dari sedimen dalam jumlah yang sangat banyak sehingga memungkinkan untuk diuji secara kuantitatif / statistik. Analisis Fosil dapat digunakan untuk: a. Untuk menentukan umur batuan atau fosil-fosil yang ditemukan dalam batuan mempunyai selang waktu tertentu.dengan membandingkan urutan perlapisan(batuan sedimen)dan kandungan fosilnya dapat ditentukan umur relatif suatu lapisan terhadap yang lain.untuk menentukan umurbatuan kita gunakan plankton. b. Untuk mengkorelasi batuan korelasi adalah prinsip menghubungkan lapisan yang sama pada batuan.dengan melihat kumpulan fosil yang sama pada satu lapisan yang lain,maka dapat dihubungkan suatu garis kesamaan waktu pembentukan batuan tersebut. c. Menentukan lingkungan pengendapanBeberapa binatang dapat dipelajari lingungan hidupnya(misalnya laut dalam,air payau,darat,dsb)hal ini akan membantu
didalam
merekonstruksi
paleografi
dan
pembentukan
batuannya.untuk menentukan lingkungan pengendapan kita gunakan benkton.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Substansi/Sub pokok Bahasan Pertemuan Topik/Pokok keBahasan I. Pengertian dan lingkup bahasan Palaeontologi 1 (2 x 50’) 2 (2 x 50’)
Pendahuluan
Evolusi
- Sejarah dan Palaeontologi - Istilah-istilah Palaeontologi
Metode
Defenisi Cerama dalam h
- Pengertian dan Proses Evolusi - Evolusi tumbuhan - Evolusi Hewan
Cerama h, Diskusi
3 (2 x 50’)
Taksonomi Tumbuhan dan hewan
- Keanekaragaman - Taxonomi; - tumbuhan - hewan
Cerama h, Diskusi
4 (2 x 50’)
Konsep Palaeontologi
- Mengenal fosil. - Proses terjadinya fosil. - Persilangan monohibrid dan dihibrid dari percobaan Mendel. - Pengertian dan persilangan tentang testcross dan backcross.
Cerama h, Diskusi, Latihan Soal.
II.
Fasilitas / Media Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
Fosil: Morfologi, Struktur dan macam Fosil
5 (2 x 50’)
6 (2 x 50’)
Sel Reproduksi Tumbuhan
Fosil (Pollen)
- Ruang lingkup Palaeontologi - Macam dan tipe organ reproduksi pada tumbuhan. - Morfologi dan anatomi organ reproduksi tumbuhan - mekanisme pewarisan sifat melalui proses Polinasi Struktur dan (pollen);
Morfologi
- Bentuk dan ukuran - Ornamentasi - Macam dan tipe (pollen).
Fosil
Fosil
Cerama h, Latihan Soal
Cerama h, Diskusi, Tanya Jawab
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
7 (2 x 50’)
Spora
8 (2 x 50’)
9
Struktur dan Morfologi spora;
- Bentuk dan ukuran - Ornamentasi - Macam dan tipe spora
Cerama h
Polinasi dan agen polinasi
- Pewarisan Ekstrakromosomal - Berangkai dan Pindah Silang - Pemetaan Kromosom
Cerama h,Disiku si
Ujian Tengah Semester
Semua Materi Tengah Semester
Ujian Tertulis
Metode dan Teknik kajian Palaeontologi - Bahan, Alat dan Tehnik penyajian Cerama 10 Preparasi materi kajian Palaeontologi h (2 x 50’)
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Soal Tertulis, Lembar Jawaban
III.
- DNA sebagai bahan genetik
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
11 (2 x 50’)
Analisis Palaeontologi
- Transformasi bahan genetik - Replikasi DNA - Sintesis protein
Cerama h, Latihan Soal
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
12 (2 x 50’)
Materi/Bahan Genetik
- Mahasiswa Mahasiswa dapat Cerama memahami hubungan antara h, gen dan protein. Diskusi - Proses sintesis protein pada organisme.
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
IV.
Peran serta manfaat Palaeontologi
13 (2 x 50’)
Konsep dan Rekayasa Palaeontologi
- Pengertian dan mekanisme Cerama terjadinya mutasi. h - Macam-macam mutasi dan pemanfaatan mutasi - Hubungan ilmu Palaeontologi dengan ilmu lainnya
14 (2 x 50’)
Konsep dan Rekayasa Palaeontologi
- Proses perbaikan DNA. Cerama - Mekanisme kloning dan cara h manipulasi DNA pada organisma.
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Laptop, LCD viewer, Whiteboar d
15 (2 x 50’)
16
Palaeontologi Populasi
- Faktor-faktor yang Cerama mempengaruhi frekuensi gen h, dan keanekaragaman genetik Diskusi dalam populasi. - Mekanisme terjadinya fosil.
Ujian Akhir Semester
Semua Materi Satu Semester
Ujian Tertulis
Laptop, LCD viewer, Whiteboar d Soal Ujian, Lembar Jawaban.
C. PERENCANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN 1. Hasil Pembelajaran Hasil Pembelajaran selama satu semester dievaluasi dengan kriteria penilaian untuk mengetahui keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, dengan mengikuti penilaian sbb: Aspek Penilaian
Unsur Penilaian
Presentase (%)
Kuliah
Ujian Tengah Semester (UTS) Ujian Akhir Semester (UAS) Pemahaman dan Soft Skill Kreativitas dalam diskusi, membuat resume, kedisiplinan pengumpulan tugas, presentasi, partisipasi di kelas, dsb Praktikum Responsi dan Ujian Praktikum Jumlah
30 40 15
15 100
2. Penilaian (assessment) : Selanjutnya jumlah skor yang dicapai mahasiswa dikonversikan ke dalam huruf A,B,C,D,E dengan ketentuan sebagai berikut: Skor Yang Dicapai
Nilai
≥ 80 70-79.9 60-69.9 40-59.9 < 40
A B C D E
D. DAFTAR PUSTAKA Banks, H. P. 1972., Fundamentals of Botany Series ; Evolution and Plant of The Past, The Mac Millan Press Ltd. 170 pp. Erdtman, G. 1943. An Introduction to Pollen Analysis, Chronica Botanica New Series of Plant Science Books, Vol. XII, The Ronald Press Company, New York. 239 h. Erdtman, G. 1952. An Introduction to Pollen Analysis, Chronica Botanica New Series of Plant Science Books, Vol. I, Almqvista & Wiksell, Stockholm.539h. Erdtman, G. 1957. Pollen and Spore Morphology/Plant Taxonomy: Gymonspermae, Pteridophyta, Bryophyta (An Introduction to Palynology II). The Ronald Press Company, New York. 456 h. Faegri, K and J. Iversen. 1988. Textbook of Pollen Analysis. 4th ed. Hafner Press a Division of Mac-Millan Publishing Co, New York. 328 h. Flenley, J.R. 1979. The Equatorial Rain Forest. A Geological History. Butterworths, Page Bros (Norwich), England. 153 h. Hesse, M.; H. Halbritter; R. Zetter; M. Weber; R. Buchner; A. Frosch-Radivo and S. Ulrich. 2009. Pollen Terminology: An Illustrated Handbook. SpringerVerlag/Wien, Austria. 266 h. Kapp, R.C. 1969. How to Know Pollen and Spore. W.H.C. Brown Company Publisher, Dubuque. 249 h. Moore, P.D. & J.A. Webb., 1978., An illustrated Guide to Pollen Analysis, Departement of Plant Sciences, King College. London. 897 pp. Raup, D. M and S. M. Stanley., 1971., Principles of Paleontology., W. H. Freeman and Co. San Fransisco. p. 193-218. Sanford, M.T. 2003. Producing Pollen. Department of Entomology and Nematology, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of Florida. ENY118. http://www.edis.ifas.ufl.edu. Selley, R. C. 1978. Ancient Sedimentary Environment, Second Edition. Chapman and Hall Ltd. London. Shukla, A. C and Misra, S. P. 1982. Essential of Paleobotany, Second Revised Edition. Vikas Publisher, PVT Ltd. New Delhi. 365 pp.
Syafrizal. 2006. Identifikasi Polen dan Spora pada Perlapisan Batubara Formasi Balikpapan di Kec. Loa Buah, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. FMIPA Universitas Mulawarman. PDM-P2M, Dirjen Dikti Dep. Pendidikan Nasional. Syafrizal. 2012. Karakteristik Morfologi dan Analisis Tumbuhan Sumber Pakan Lebah Kelulut. Disertasi Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Tschudy, R. 1968. Morphology of Pollen and Spore, John Willey and Sons. New York. 397 pp.