PAK POS UMROH MURAH (1) Kerinduan Muslim
(Penulis dengan Latar Belakang Multazam Ka’bah pada jarak 2 meter)
Sebagai seorang muslim yang baik tentunya merindukan mengunjungi Baitulloh. Setiap kali mengunjungi handai taulan yang pulang dari tanah suci, hatiku berdebar-debar dan keinginanku meronta-ronta ingin secepatnya ditunaikan. Rindu ingin menyambangi arah sholat setiap muslim. Rindu melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah, mulai tempat kelahiran, saksi-saksi bisu perjuangan dan tempat dimana pusara Rosulullah SAW. Oleh karena itu, begitu terkumpul uang 50 juta pada tahun 2012, kusegera mendaftarkan diri dan istriku untuk menunaikan ibadah haji. 1
Rukun agama Islam yang ke lima. Kutakmau merasakan bahagianya bersujud simpuh di depan ka’bah tanpa didampingi istri tercinta. Orang yang selalu mendampingiku di kala suka, maupun lara, saat mengarungi ganasnya kehidupan, baik selama di kapal besar PT Pos Indonesia (Persero), maupun di lingkungan masyarakat yang tidak selalu menerima kami dengan tawa.
(Penulis sekeluarga Persiapan Miqot di ruang tunggu Kuala Lumpur International Airport)
Antrian haji begitu panjang. Daftar di tahun 2012, kemungkinan diberangkatkan tahun 2024, 12 tahun harus menunggu. Sementara luapan kerinduan mengitari ka’bah semakin tak terbendung. Kuatur waktu dan kurancang penyisihan harta. Kepada istri dan anak-anakku, kujanjikan yang telah menghafal al quran kuhadiahi umroh dan uang Rp. 200.000 per juz. Alhamdulillah pada 21 Juni 2012 pukul 6.00 – 12.30 wib istriku, Laila Masruroh telah sukses melaksanakan “Hafidzul Quran Kubra” selama 6,5 jam di pondok pesantren Al Fatah Temboro, Karangrejo, Magetan. Ini merupakan Hafidzul Quran Kubra kedua, sementara Hafidzul Quran Kubra yang pertama dilaksanakan pada tahun 1993, sebelum menikah dengan saya. Hafidzul Quran Kubra adalah prosesi seseorang membaca seluruh al quran secara hafalan dan didengarkan beberapa orang yang ditugaskan menyimak dengan seksama dan teliti dan siapa saja yang bersedia dalam waktu maksimal sehari. Disusul kemudian anak kedua, Indana Lazulfa Maulida pada 11 Juni 2014 melaksanakan setoran terakhir Hafidzul Quran Sughro kepada istriku di gubuk kami sendiri dan kemudian anak pertama, Syukrotin Maulidah At thoifuriyah melaksanakan setoran terakhir 2
Hafidzul Quran Sughro pada 3 November 2013 di Ndalem Umi Fida (istri pertama KH Ubaidillah Ahror, pemangku pondok pesantren Al Fatah Temboro, Karangrejo, Magetan). Tasyakuran kedua anakku diselenggarakan pada 11 November 2014 bada Isya di Ndalem Umi Fida dipimpin sendiri oleh KH Ubaidillah Ahror. Hafidzul Quran Sughro adalah prosesi pengujian hafalan se al quran secara bertahap sesuai dengan waktu yang mampu dijalani. Istri dan anak-anakku telah melaksanakan kewajibannya dengan baik. Mereka berhak atas hadiah yang kujanjikan. Saat ini giliran saya yang harus memenuhi janjiku kepada mereka. Bisa nggak kupenuhi janjiku ? Insya Alloh bisa !!! Istri dan anak-anakku saja diberi kemudahan menghafal seluruh Al quran oleh Alloh SWT, masak saya tidak diberi kemudahan untuk memberangkatkan mereka mengunjungi Rumah Nya ? Kusisihkan uang gajiku dari PT Pos Indonesia dan bonus yang kuterima dari Koppos7. Sejak kukelola tahun 2011, Koppos7 dengan persetujuan Rapat Anggota Tahunan (RAT) memberikan bonus kepada Pengurus dan Pengawas sebesar 10% dari laba bulanan, jika mampu memberikan margin kepada penabung sukarela minimal 0,5 %. Dari 10% tersebut, saya sebagai ketua berhak sekitar 25% nya, sedangkan pengurus lain dan pengawas diberikan sesuai dengan ketentuan yang disepakati (insya Alloh pada saat menulis artikel tentang Koppos7 akan kuceritakan secara detail. Silahkan kunjungi kami di http://koppos7.com ). Alhamdulillah sekitar awal Pebruari 2015, uang yang kusisihkan ditambah uang bantuan perumahan tahun 2015 dan perkiraan bagian laba Koppos7 tahun 2014 terkumpul uang sekitar 60 juta. Jika saya ikut umroh mengikuti travel yang ada, tentunya tidak bakalan cukup uang 60 juta untuk berempat. Mereka menawarkan umroh antara 1.950 USD sampai dengan 2.950 USD. Jika 1.950 USD dengan 1 USD setara Rp 13.250,- berarti setiap 1 paket umroh senilai Rp. 25.837.500,atau berempat senilai Rp. 103,350,000, belum lagi bekal yang harus dibawa selama di sana. Waah darimana tambahan uang tersebut. Tidak jadi donk, umroh berempat. Saya harus ingkar janji ? Tidak lah ! Saya harus memutar otak, sehingga bisa umroh berempat dengan dana tersebut. Jika perlu tambahan dana, jangan banyak-banyak, sehingga tidak terlalu berat membayar utang setelah umroh.
3
Pengurusan Visa
(Visa Umroh Penulis)
Masalah paling krusial dalam perjalanan umroh adalah masalah pengurusan visa. Pengurusan visa harus melalui perusahaan penerbit visa di Indonesia. Perusahaan penerbit visa di Indonesia harus mendapat rekomendasi dari perusahaan penerbit visa di KINGDOM OF SAUDI ARABIA (yang biasa dikenal dengan Muasasah). Muassasah ialah Penyelenggara Umroh di Saudi Arabia yang di tunjuk oleh Kementerian Haji Saudi utk menerbitkan MOFA. Setahun sebelum rencana pelaksanaan umroh, saya berusaha mencari travel yang bisa bantu urus visa umroh. Saya menanyakan beberapa relasi yang biasa mengelola jasa umroh. Saya berkeinginan urus visa terlebih dahulu, setelah visa keluar saya akan booking tiket pesawat dan hotel. Sebagian besar menyatakan siap bantu dengan biaya antara 50 – 100 US. Pada bulan Januari 2015, saya temui lagi pihak-pihak yang pernah menyatakan bahwa bisa bantu urus visa. Ternyata tidak satupun dari mereka yang bersedia bantu urus visa tanpa membeli paket yang lain. Diantara mereka yang memberikan tawaran yang ringan, ada yang urus visa dan tiket pesawat pp senilai 1050 US dan biaya visa 75 US dan ada yang tawarkan paket umroh murah 4
1.650 US dengan tiket pesawat mulai Medan – Bombay – Jeddah pp. Yang kuinginkan adalah pihak yang bersedia urus visa saja, sedangkan yang lain kucari sendiri. Saya ingin biaya-biaya yang kami keluarkan benar-benar minimal. Tiada pihak yang mengambil keuntungan dari perjalanan ibadahku ini. Akhirnya pada awal Pebruari 2015 Bapak Ahyat Surabaya mengarahkan ke Bapak Ahmad Bekasi, dia yang menguruskan visa umroh kelompoknya. Kelompok Bapak Ahyat berjumlah 8 orang pria melakukan umroh pada awal Januari 2015 dengan singgah terlebih dahulu pada acara “Pertemuan Kegiatan Tabligh Internasional di Dakka, Bangladesh”.
(Cap Imigrasi KSA & Juanda Surabaya)
Pada tanggal 23 Pebruari 2015, kami melakukan pembicaraan dengan Bapak Ahmad. Untuk pengurusan visa umroh, Bapak Ahmad mempersyaratkan minimal 8 orang. Biaya visa 75 US dan biaya pengurusan visa Rp. 750.000 per orang. Dokumen-dokumen yang diperlukan sbb : passport minimal 6 bulan sebelum masa kaduluarsa, tiket pesawat pp, booking hotel minimal 1 hari di hotel bintang 3, foto 4 x6 1 lembar, Kartu Keluarga, Akte Nikah jika suami istri dan akte kelahiran untuk anak-anak yang belum menikah serta uang visa 75 US dan biaya operasional Rp 5
1.000.000 yang akan diperhitungkan pada saat pembayaran fee pengurusan visa yang telah disepakati. Direncanakan 10 Maret 2015, visa sudah diterbitkan dan diserahkan pada kami. Pada 10 Maret 2015, saya menanyakan kepada Bapak Ahmad bagaimana perkembangan visanya. Kata Bapak Ahmad, Mofa (Ministry of Foreign Affairs) sudah keluar dan dijadwalkan 16 Maret 2015 akan diantrikan ke Kedutaan Besar KINGDOM OF SAUDI ARABIA di Jakarta. MOFA merupakan voucher konfirmasi dari Kementerian Haji Saudi untuk calon Jamaah Umroh, berdasarkan quota yang tersedia. Sebelum mengajukan visa ke Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA), setiap Jamaah mesti telah memiliki MOFA. Jika memungkinkan akan diselipkan pada passportpassport yang akan dicap pada Jumat 13 Maret 2015. Pada tanggal 14 Maret 2015, saya mendapat kabar bahwa visa sudah terbit dan akan diantarkan sendiri oleh Bapak Ahmad ke Surabaya pada 18 Maret 2015 dengan KA Kertajaya dan akan kami jemput di Stasiun Lamongan pada pk 00.40. Sekitar pk 12.00 18 Maret 2015, saya dapat kabar bahwa perusahaan penerbit visa minta uang bendera travel yang digunakan sebesar 20 US per passport. Karena negosiasi agak alot, maka passport tidak bisa terbawa oleh Bapak Ahmad dan akan dikirim via pos keesokan harinya, walaupun uang bendera sudah dibayar. Ternyata sampai Kamis 19 Maret 2015 passport belum dikirim dari Jakarta dan dijanjikan diantar orang naik bis dan direncanakan tiba di terminal Bunder Gresik Jumat 20 Maret 2015 pk 07.00. Dia meminta biaya ongkos bis dikirim ke temannya di Jakarta sebesar Rp. 500.000. Malam Jumat itu, Bapak Ahmad meminta saya membuat surat pernyataan bahwa visa tidak digunakan untuk bekerja dan kembali sesuai dengan jadwal tiketnya. Surat pernyataan tersebut akan ditukar dengan passport. Pada pk 07.00 keesokan harinya, saya cek penerimaan passport, ternyata katanya bus macet di Rembang dan akan tiba di Terminal Bunder diperkirakan 10.00. Alhamdulillah akhirnya passport keluargaku dan keluarga Bapak Badrowi diterima di rumahku pukul 10.00, sementara passport sisanya akan diserahkan bada Jumatan di kantorku di Surabaya. Rasa penasaran dan khawatir visa dan passport tidak diterima sebelum keberangkatan pesawat selesai sudah. Bagaimana seandainya passport belum diterima, sementara kami telah mengeluarkan biaya cukup besar untuk tiket pesawat, hotel, visa dll ? Setelah passport kuterima dan kuperiksa, ternyata visa umroh sudah dicap (diterbitkan) sejak 10 Maret 2015.
6