Pain and Anxiety Reduction of First Stage Maternity Mothers using SEFT Intervention
1)
2) 3)
Sri Mumpuni Yuniarsih1, Helwiyah Ropi2, Ida Maryati3 Sri Mumpuni Yuniarsih, Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan Helwiyah Ropi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Ida Maryati, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Email:
[email protected]
Abstrack Pain and anxiety are major problems in childbirth. Management of pain and anxiety made to smooth the process of childbirth. This study aimed to compare the effect of spiritual intervention and Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to reduce both pain and anxiety. The study design used was quasy experiment with consecutive sampling technique. The subjects involved were 36 mothers giving birth at health centers PONED Pekalongan which divided into two groups, SEFT intervention as intervension group and spiritual intervention as control group. The instrument used was numeric rating scale. Data were analyzed using the Mann Whitney U test, Wilcoxon and Independent t Test. The results showed there were differences in average decrease in pain and anxiety between two groups. SEFT intervention proven to reduce pain intensity of the first stage and maternal anxiety was better than spiritual intervention. Keywords: Anxiety, Pain childbirth, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).
memiliki
Pendahuluan Nyeri persalinan dan nyeri lain secara mendasar adalah pengalaman
peranan
penting
dalam
persepsi nyeri (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).
personal, pribadi, tidak dapat dibagi
Nyeri persalinan yang berat dan
maupun terbagi, hal ini menunjukkan
lama dapat mempengaruhi sirkulasi
bahwa nyeri sangat bersifat subyektif
feto-maternal maupun metabolisme
dan menunjukkan intensitas yang
dan dapat menyebabkan kematian
berbeda-beda, beberapa faktor seperti
janin (Mander, 2003).
budaya
dan
pengalaman
juga 150
Selain
itu
permasalahan
yang
sering dialami ibu saat persalinan adalah rasa cemas (Melachan &
SEFT ini adalah rasa khusyuk, ikhlas, dan pasrah. SEFT merupakan kombinasi antara
Waldenstrom, 2005; Munir, 2011).
kekuatan
Rasa cemas dan peningkatan hormon
(ketukan di beberapa titik akupuntur).
stres
nyeri
Intervensi SEFT telah dimanfaatkan
bertambah parah, perubahan denyut
untuk membantu menurunkan nyeri
jantung janin dan mengakibatkan
kronik dan akut seperti nyeri kanker
persalinan lama (Sundin, 2007; Munir
dan nyeri pascaoperasi sesar. Hakam,
2011). Kecemasan merupakan salah
2009; Wijayanti, 2010).
akan
satu
mengakibatkan
penyebab
depresi
spiritual
dan
tapping
Intervensi spiritual dalam hal ini
pascapersalinan
(Soet,
Brack
&
doa sudah sangat sering dilakukan
Dilorio,
Permasalahan
ini
dan tampak belum menunjukkan hasil
harus diatasi agar persalinan menjadi
yang optimal. SEFT menjadi sebuah
lancar dan memberikan pengalaman
alternatif
positif bagi ibu paska persalinan.
dibuktikan apakah intervensi ini dapat
2003).
Salah satu pendekatan perawat dalam
manajemen
nyeri
intervensi
yang
perlu
membantu menurunkan nyeri kala 1
adalah
dan kecemasan ibu bersalin lebih baik
dengan tehnik manajemen nyeri non
dibandingkan intervensi spiritual saja.
farmakologi.
Metode
Intervensi
SEFT
merupakan salah satu intervensi non
Desain penelitian yang digunakan
farmakologi yang menekankan unsur
adalah Quasy Experiment dengan
spiritual. Kunci
utama intervensi 151
rancangan
pre
post
test
dengan
kelompok kontrol. Populasi adalah
Puskesmas
sertifikat dengan nomer 004210111
dalam
semua
pelatihan SEFT dan memperoleh
penelitian
ini
dari LoGos Institute. Penelitian juga
bersalin
di
telah
ibu
Bendan
dan
Kusuma
Bangsa Kota Pekalongan. Ibu dengan kesadaran penuh, dilatasi serviks 4-7
memperoleh
ijin
dari
BAPPEDA dan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. Setelah subyek menandatangani
cm, kehamilan cukup bulan dan
persetujuan
beragama Islam dijadikan sampel
peneliti menentukan subyek sebagai
dalam penelitian ini dengan mengisi
kelompok intervensi atau kelompok
informed consent yaitu sebanyak 36
kontrol. Kemudian peneliti meminta
orang, dengan rincian 18 orang
keluarga yang mendampingi untuk
menjadi kelompok intervensi dan 18
keluar dari ruangan selama peneliti
orang menjadi kelompok kontrol.
melakukan intervensi. Setelah itu
Kelompok
peneliti melakukan wawancara data
intervensi
diberikan
penelitian
tindakan SEFT sedang kelompok
kuesioner
kontrol diberikan intervensi spiritual
pengukuran
intensitas
dalam hal ini doa.
kecemasan
dengan
Instrumen yang digunakan untuk mengukur
nyeri
dan
kecemasan
umum
selanjutnya
dan
melakukan nyeri
dan
menggunakan
instrumen yang telah disiapkan. Nyeri diukur pada saat subyek mengalami
adalah menggunakan numeric rating
kontraksi
scale
sebagai
diukur sebelum melakukan intervensi.
mengikuti
Hasil pengukuran ini merupakan data
0-10
pengumpul
data
Peneliti telah
sedangkan
kecemasan
152
pre
test
intensitas
nyeri
dan
kecemasan.
mengucapkan
kalimat
pasrah, saya ikhlas”
Selanjutnya dilakukan intervensi dengan rincian sebagai berikut:
5) Subyek dipandu dalam melakukan 9 gamut prosedur
Kelompok intervensi:
6) Intervensi
1) Subyek berada dalam posisi miring kekiri.
diulang
sampai
30
menit. 7) Setelah selesai subyek dipandu
2) Subyek dibimbing mengucapkan
untuk menarik napas dalam sambil
kalimat set up, sambil ditekan sore
mengucapkan
spot (titik nyeri). Bunyi kalimat set
atau “terimakasih Tuhan”.
up:
“saya
“Ya
Allah/
Ya
Tuhan,
“Alhamdulillah”
Kelompok kontrol
walaupun saya merasakan sakit
1) Subyek dalam posisi miring ke kiri
karena
saya
2) Subyek dibimbing mengucapkan
menerima rasa sakit ini, saya
kalimat doa. Bunyi kalimat doanya
pasrahkan hilangnya rasa sakit ini
adalah
padaMu ya Allah/ Tuhan.”
walaupun saya merasakan sakit
akan
melahirkan,
3) Subyek dibimbing untuk tune in, fokus
pada
mengucapkan
akan
Allah/
Tuhan,
melahirkan
saya
sambil
menerima rasa sakit ini, saya
kalimat:
“saya
pasrahkan hilangnya rasa sakit ini padaMu ya Allah/ Tuhan”.
4) Subyek dilakukan tapping pada 18 utama
Ya
Allah
pasrah, saya ikhlas”
titik
karena
“
sambil
dibimbing
3) Intervensi
diulang
sampai
30
menit.
153
4) Setelah selesai subyek dibimbing mengucapkan
“Alhamdulillah”
atau “terimakasih Tuhan”. Setelah
dilakukan
Karakteristik
subyek
dalam
penelitian ini meliputi: umur, status gravida, pendidikan, dan suku yang
prosedur
merupakan data kategorik setelah
maka
dilakukan uji homogenitas dengan chi
dilakukan post test dengan mengukur
square menunjukkan kedua kelompok
intensitas
berada dalam kondisi setara atau
pelaksanaan
intervensi,
nyeri
pada
kontraksi
berikutnya dan kecemasan segera
homogen (p value<0,05)
setelah selesai intervensi. Setelah post
1) Perbedaan intensitas nyeri dan
test
selesai
dilakukan,
peneliti
kecemasan ibu bersalin kala I
meminta keluarga pendamping masuk
sebelum dan setelah intervensi
kembali
pada kelompok intervensi dan
dan
diajarkan
mengenai
intervensi SEFT agar bisa membantu
kontrol
subyek
Untuk
mengelola
nyeri
dan
kecemasannya. Penelitian
mengetahui
efektifitas
intervensi SEFT dalam penurunan ini
memperhatikan
intensitas nyeri dan kecemasan pada
beberapa prinsip etik yaitu dengan
masing-masing kelompok digunakan
memberikan perlakuan pada kedua
uji Wilcoxon karena data berdistribusi
kelompok,
tidak normal. Berikut ditampilkan
menjaga
subjek
dari
ketidaknyamanan jika saat dilakukan intervensi merasa terganggu maka
hasil uji analisis secara lebih rinci. Rerata
intensitas
nyeri
peneliti menghentikan intervensi.
kecemasan
sebelum
Hasil dan Pembahasan
intervensi terdapat perbedaan yang
dan
dan setelah
154
bermakna
baik
pada
kelompok
(p value < 0,05) (Tabel 1)
intervensi maupun kelompok kontrol Tabel 1. Perbedaan intensitas nyeri dan kecemasan sebelum dan setelah intervensi Sebelum Nyeri Cemas
Setelah
P value
Rerata SD Rerata SD 8.50 1.339 6.00 0.686 7.72 1.447 6.22 0.943 5.17 1.383 1.89 1.278 4.89 2.026 2.61 1.883
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
0.000 0.000 0.002 0.000
penurunan
kelompok kontrol dihitung dari skor
intensitas nyeri dan kecemasan
setelah perlakuan dikurangi skor
kala I ibu bersalin antara
sebelum perlakuan pada masing-
kelompok
masing subyek, hasilnya dapat dilihat
2) Perbedaan
intervensi
dan
pada tabel 2. Perubahan intensitas
kontrol Untuk
mengetahui
penurunan
intensitas
kecemasan
antara
perbedaan nyeri
nyeri setelah dilakukan intervensi
dan
pada kelompok intervensi diketahui
kelompok
sebanyak 18 subyek (100%) subyek
kelompok intervensi dan kelompok
mengalami
kontrol,
pada kelompok kontrol terdapat 4
penurunan kecemasan kelompok,
maka
perlu
intensitas pada
diketahui nyeri
dan
masing-masing
kemudian
juga
dibandingkan rerata penurunannya.
subyek
penurunan
yang
tidak
sedangkan
mengalami
perubahan/ penurunan nyeri, bahkan ada 1 subyek mengalami peningkatan nyeri.
Frekuensi penurunan intensitas nyeri antara kelompok intervensi dan 155
Tabel 2. Distribusi frekuensi penurunan nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol n= (36) Kelompok Intervensi
Nyeri
n 18 0 0
Menurun Tetap Meningkat
% 100 0 0
Rerata penurunan intensitas nyeri dapat
dilihat
Penurunan
pada
intensitas
Tabel nyeri
Kelompok Kontrol n 13 4 1
% 72,2 22,2 5,6
kontrol berkisar antara 0,73 s/d 2,27.
3.
Selisih Rerata penurunan intensitas
pada
nyeri menunjukkan bahwa kelompok
kelompok intervensi adalah 2,5 poin
intervensi
dengan
1,200
penurunan nyeri lebih banyak 1 poin
sedangkan pada kelompok kontrol
dibanding dengan kelompok kontrol.
rerata penurunan intensitas nyerinya
Hasil analisis dengan uji Independent
sebesar 1,5 poin dengan standar
T
deviasi
estimasi
perbedaan yang signifikan rerata
menunjukkan bahwa 95% diyakini
penurunan intensitas nyeri antara
rerata penurunan
kelompok
standar
1,543.
deviasi
Hasil
intensitas nyeri
Test
SEFT
didapatkan
intervensi
mengalami
hasil
ada
SEFT
kala I ibu bersalin setelah diberikan
dibandingkan kelompok kontrol (p
intervensi SEFT berkisar antara 1,90
value = 0,037, α = 0,05).
s/d 3,10 sedangkan pada kelompok
156
Tabel 3. Distribusi rerata penurunan intensitas nyeri antara kelompok intervensi kelompok kontrol (n= 36) Kelompok 1 2
Rerata
SD
Intervensi Kontrol
2,50 1,50
1,200 1,543
Selisih Rerata
1,00
Frekuensi penurunan intensitas kecemasan
antara
kelompok
Penurunan Nyeri 95%CI
P Value
1,90 s/d 3,10 0,73 s/d 2,27
0,037
perlakuan pada kelompok intervensi diketahui
sebanyak
subyek
intervensi dan kelompok kontrol
(100%)
dihitung dari skor post test dikurangi
penurunan
skor pre test pada masing-masing
kelompok kontrol terdapat 2 subyek
subyek, hasilnya dapat dilihat pada
yang tidak mengalami perubahan/
tabel
penurunan nyeri
4.
Perubahan
intensitas
setelah
dilakukan
kecemasan
subyek
18
mengalami
sedangkan
pada
Tabel 4. Distribusi frekuensi penurunan kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol n=(36) Nyeri
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
n
%
n
%
18
100
16
88,8
Tetap
0
0
2
11,2
Meningkat
0
0
0
0
Menurun
Perbandingan rerata penurunan
Rerata
penurunan
intensitas
intensitas kecemasan antara kedua
kecemasan pada kelompok intervensi
kelompok dapat dilihat di Tabel 5.
SEFT adalah 3,28 point dengan 157
standar deviasi 1,447 sedangkan
antara 2,56 s/d 4,00 sedangkan pada
pada
rerata
kelompok kontrol berkisar antara
penurunan intensitas kecemasannya
1,36 s/d 3,19. Hasil analisis dengan
sebesar 2,28 poin dengan standar
uji Mann-Whitney U didapatkan ada
deviasi
perbedaan yang signifikan rerata
kelompok
1,841.
kontrol
Hasil
estimasi
menunjukkan bahwa 95% diyakini
penurunan
rerata
antara
penurunan
intensitas
intensitas
kelompok
kecemasan SEFT
dan
kecemasan kala I ibu bersalin setelah
kelompok Spiritual (p value = 0,030,
diberikan intervensi SEFT berkisar
α= 0,05).
Tabel 5. Distribusi rerata penurunan intensitas kecemasan antara kelompok intervensi kelompok kontrol (n= 36) Kelompok 1 2
Rerata
Penurunan Kecemasan SD 95%CI
Intervensi Kontrol
3,28 2,28
1,447 1,841
Selisih Rerata
1,00
Spiritualitas
Pembahasan Intervensi SEFT terbukti mampu secara
signifikan
2,56 s/d 4,00 1,36 s/d 4,00
P Value 0,030
merupakan
satu
aspek penting dan tertinggi karena
menurunkan
hal ini berkaitan dengan hubungan
intensitas nyeri kala I ibu bersalin.
transenden dengan Tuhan, spiritual
hal ini dapat dilihat dari hasil
akan menuntun dan memberikan
penurunan
makna serta tujuan hidup seseorang
intensitas
kelompok intervensi.
nyeri
pada
(Mauk & Schimdt, 2004). Persalinan merupakan
suatu
pengalaman 158
spiritual yang luar biasa, peneliti
dapat berupa doa, dzikir, meditasi,
mengamati bahwa pada saat kondisi
yoga dan lain-lain.
nyeri bersalin secara otomatis subyek mengucapkan
kalimat-kalimat
spiritual
seperti
“astaghfirullohal’adzim”,
“ya,
Aspek spiritual subyek disentuh dengan
membimbing
mengucapkan dan
kalimat
keikhlasan
subyek kepasrahan
yang
akhirnya
Allah”, “Laa ilaaha ilallah”, “Allahu
membimbing mereka dalam kondisi
Akbar”
dan
persalinan mengingat
lain-lain.
Peristiwa
khusyu’. Kondisi ini dianalogikan
membuat
subyek
sebagai kondisi meditatif yang dapat
berusaha
mempengaruhi perubahan fisiologis
Tuhan
dan
mendekatkan diri padaNya. Hal ini
seseorang.
juga digambarkan oleh Callister dan
penurunan frekuensi denyut jantung,
Khalaf (2003) bahwa wanita yang
nafas menjadi lambat, metabolisme
akan bersalin, apapun suku dan
menurun dan terjadi peningkatan
agama mereka, mereka menunjukkan
sirkulasi darah perifer. Selain itu
sikap untuk mendekatkan diri kepada
kondisi
Tuhan. Sikap tersebut menunjukkan
psikologis berupa rasa percaya diri,
bahwa
optimisme,
wanita
menghadapi membutuhkan
yang
sedang persalinan
dukungan
dan
Ibu
ini
akan
mengalami
menimbulkan
ketenangan
efek
dan
kedamaian (Jantos & Kiat, 2007; Breslin
&
bimbingan spiritual dari petugas
ketenangan
kesehatan. Bentuk intervensi spiritual
sebagian
Lewis, dapat besar
2008). dilihat
subyek
Efek bahwa setelah
diberikan perlakuan ekspresi mereka 159
menjadi lebih tenang, tidak berteriak
(endorphins,
histeris,
dynorphins)
banyak
melafadzkan
enchepalins (Ulett,
dan
1992
dalam
“dzikir” dan doa serta wajah dan otot
Lane, 2009). Selain itu tapping juga
tubuh tampak lebih rileks sehingga
dapat dianggap sebagai rangsangan
nyeri dan kecemasan dapat menurun
eksternal yang dapat menggangu
atau bahkan hilang.
pengiriman impuls nyeri ke pusat
Selain
efek
intervensi
spiritual SEFT
menggabungkan
tehnik
dalam
otak sehingga impuls nyeri yang
juga
terkirim ke otak semakin sedikit.
energy
Walaupun kedua intervensi dalam
psychology dalam hal ini berupa
penelitian
tapping pada 18 titik meredian
penurunan nyeri akan tetapi pada
utama.
kelompok intervensi SEFT dapat
Tindakan
tapping
ini
memberikan
dimungkinkan akan mempengaruhi
menurunkan
sistem saraf pusat. Menurut gate
dibanding dengan intervensi spiritual
control teory, jika pusat otak yang
saja.
lebih tinggi teraktivasi maka gerbang di
spinal
cord
akan
nyeri
lebih
efek
banyak
Penelitian ini secara kualitatif
menutup,
menginformasikan bahwa nyeri tidak
sehingga sensasi nyeri tidak akan
serta merta hilang akan tetapi mereka
sampai ke pusat otak dan tidak akan
menjadi lebih toleransi terhadap
diinterpretasikan
nyeri
sebagai
nyeri.
dan
melaporkan
bahwa
Tapping atau ketukan ringan ini
nyerinya lebih cepat hilang walaupun
dapat merangsang acupoint agar
kondisi uterus masih dalam masa
mengeluarkan
kontraksi, selaras dengan pernyataan
internal
opioids
160
Dezutter et al. (2011) bahwa kegiatan
menjadi lama (Mander, 2003; Judha
berdoa
dkk, 2012).
memiliki
arti
terhadap
toleransi seseorang terhadap nyeri.
Intervensi
SEFT
menuntut
Peningkatan dan penurunan nyeri
pemberi pelayanan berada disamping
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
klien untuk memberikan asuhan
dalam penelitian ini terdapat satu
langsung dalam mengatasi nyeri.
subyek di kelompok Spiritual justru
Secara otomatis hal ini memberikan
mengalami peningkatan nyeri dari
ketenangan kepada subyek sehingga
skor nyeri 7 menjadi skor 8. Kondisi
ketakutannya akan kesendirian dan
tersebut dapat dipengaruhi kondisi
ketidakmampuan
kecemasan subyek. Diketahui bahwa
Brattberg (2008) dan William &
skor kecemasan subyek tersebut
Carey (2003) kalimat keikhlasan dan
tidak
kepasrahan
mengalami
penurunan,
dapat
yang
diulang-ulang
kecemasan sebelum dan sesudah
menjadi
intervensi berada tetap pada skor 5
menyebabkan
atau kategori cemas sedang. Kondisi
menjadi rileks dan santai, sehingga
ibu yang stres dan cemas akan
akan memberikan efek peningkatan
meningkatkan hormon katekolamin
energi,
dan
mengurangi hormon stres sehingga
adrenalin.
Adrenalin
yang
kalimat
diatasi.
afirmasi
kondisi
akan
seseorang
mengurangi
kelelahan,
meningkat ini akan menyebabkan
kecemasan
aliran
Kecemasan juga bersifat subyektif,
darah
ke
adekuat
sehingga
semakin
hebat
uterus
kurang
nyeri
terasa
dan
persalinan
sesuai
dengn
masing-masing
akan
menurun.
penilaian serta
individu
dipengaruhi 161
oleh alam bawah sadar. Kecemasan
memberikan pegalaman yang positif
juga dapat memperburuk rasa nyeri
bagi pasien.
begitupun sebaliknya nyeri yang
Simpulan
dapat
meningkatkan
kecemasan
Hasil penelitian ini menunjukkan
(Davis & Mc. Vicar, 2000 dalam
bahwa
Dolan et al., 2009), keduanya ibarat
memberikan dampak positif dalam
lingkaran setan yang harus diatasi.
penurunan nyeri dan kecemasan
Dalam
kedua
lebih baik dibandingkan intervensi
permasalahan ini diperlukan petugas
spiritual. Terdapat perbedaan yang
kesehatan yang memahami kondisi
signifikan dalam penurunan rerata
fisik
nyeri
mengatasi
maupun
psikologis
pasien.
intervensi
dan
SEFT
kecemasan
dapat
antara
Pelayanan persalinan di Puskesmas
kelompok intervensi dan kontrol.
PONED di laksanakan oleh dokter,
Hasil penelitian ini menunjukkan
bidan dan perawat sebagai tim yang
bahwa tapping (ketukan ringan di 18
harus saling berkolaborasi. Perawat
titik utama) benar-benar memiliki
yang
efek dalam menurunkan nyeri dan
mendampingi
pasien
saat
menghadapi persalinan hendaknya melakukan
asuhan
keperawatan
kecemasan. Hasil
penelitian
ini
bisa
pemenuhan kebutuhan aman dan
diaplikasikan pada populasi yang
nyaman
melaksanakan
berbeda khususnya di area kelompok
manajemen nyeri dan kecemasan
risiko tinggi (ibu hamil) dengan
menghadapi
agar
melakukan
dan
edukasi manajemen nyeri pada saat
persalinan
dengan
persalinan menjadi
nyaman
penelitian
pemberian
162
kehamilan terhadap lama bersalin. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penyusunan tupoksi bagi perawat yang bertugas dalam pelayanan persalinan. Rekomendasi Hasil
penelitian
digunakan
sebagai
pertimbangan
dalam
ini
dapat bahan
mengambil
kebijakan oleh kepala puskesmas dalam membuat standar prosedur pelayanan ibu bersalin khususnya di Puskesmas
PONED
Kota
Pekalongan.
Daftar Pustaka Bobak, I,M., Lowdermilk, D,L., Jensen, M,D. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas, Edisi 4, Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. Brattberg,G. (2008).Self Administered EFT (Emotional Freedom Techniques) in individuals with fibromyalgia: a randomized trial. Integrative Medicine, 7 (4), 30-35. Breslin, M, & Lewis, C.A. (2008). Theoretical models of the nature of player and health: A
review. Mental Health, religion and Culture, 11 (1), 921. Callister, L.C., Khalaf, I., Semenic, S., Kartchner & Julkunen, K.V. (2003). The pain of childbirth: perceptionsof culturally diverse women. Pain Management Nursing, 4(4), 145-154. Church, D, & Brooks, J.A. (2010). The effect of a brief emotional freedom techniques self intervention on anxiety, depression, pain and cravings in health care workers. Integrative medicine, 9(5), 40-43. Dezutter,J., Wachholtz, A., & Corveleyn, J. (2011). Prayer and pain: the mediating role of positive re-appraisal. Journal behavior Medicine. Diunduh 19 Februari, 2013 dari http://www.kuleuven.be/thoma s/images/cms/Elisabeth/Dezutt er%20Prayer%20and%20Pain. pdf Dolan, J., Young, S., Roche, P., Hislop, J., & Kinsella, J. (2009) Labour pain: the hidden influences of anxiety and social deprivation. Pain News, 2009 (Spring). pp. 4749. Gyekye, O.F., & M’Phil. (2008). Pain Management: The Role of the Nurse. West African Journal of Nursing, 19(1), 5054. Hakam, M., Yetti, K., & Hariyati, R. T. S. (2009). Pengaruh intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) 163
dalam mengurangi rasa nyeri pasien kanker, Makara, Kesehatan, 13 (2), 95-99. Jantos, M., & Kiat, H. (2007). Prayer as medicine: how much we learned. MJA, 186 (10), 51-53. Judha, M., Sudati., & Fauziah, A. (2012). Teori pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Lane, J.R. (2009). The neurochemistry of counterconditioning: acupressure desensitization in psychotherapy. Energy psychology, 1(1), 31-34 Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mauk, K.L., & Schmidt, N.A. (2004). Spiritual Care in Nursing Practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Melachan, H & Waldenstorm, U. (2005). Childbirth experience in Australia of women born in Turkey, Vietnam and Australia. Birth,32 (4), 272282. Munir, M. (2011). Hubungan kecemasan ibu dengan lama persalinan kala II di bidan praktek swasta Kabupaten Tuban.Sain Med, 3 (2), 46-49. Orbach-Zinger, S., Ginosar, Y., Sverdlik, J., Treitel, C., MacKersey, K., Bardin, R., Peleg, D., et al. (2012). Partner’s presence during initiation of epidural labor analgesia does not decrease maternal stress: a prospective randomized controlled trial. Anesthesia and analgesia,
114(3), 654–60. doi:10.1213/ANE.0b013e3182 41f4f3 Polit, D, F., Beck,C,T., & Hungler, B, P. (2006). Essentialof nursing research: Method appraisal and utilization.6th ed. Philadelphia: Lippincott. Williams & Wilkins. Soet, J.E., Brack, G.A, & Dilorio, C. (2003). Prevalence and predictor of womens’s experience of psychological trauma during childbirth. Birth, 30 (1), 36-46. Sundin, J. (2007). Birth Skills: proven pain-management for your labour and birth. Australia: Arena an imprint of Allen & Unwin. Tzeng, Y.L., & Su, T. J. (2008). Low Back Pain during labor and related factor. Journal of Nursing Research, 16 (3), 231241. Wijayanti, F. (2010). Efektivitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Paska-operasi Sectio Caesarea. Diunduh 26 November, 2012 dari http://garuda.kemdiknas.go.id/j urnal/ Williams,D.A, & Carey, M. (2003) You Really Need To Relax: Effective Method. Diunduh 18 Februari, 2013, dari ht://www.med.umich.edu/
164