Pengetahuan Manajemen & E-Bisnis
“MANAJEMEN E-COMMERCE / E-BUSINESS PADA SHOPBACK INDONESIA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Dosen: Prof. Ir. Rudy C Tarumingkeng, MScF, PhD
Disusun Oleh : Cahyo David 01-2015-011
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Manajemen dan E-Bisnis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Manajemen E-Commerce dan E-Business Pada Shopback Indonesia", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih.
Jakarta, 07 November 2016
"Penulis"
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Definisi E-commerse 1.1.1 Tujuan Aplikasi E-Commerce 1.1.2 Klasifikasi E-Commerce 1.1.3 Keuntungan Dan Kerugian E-Commerce 1.1.4 Kelemahan dan Kendala E-Commerce 1.1.5 Perlindungan Pembeli Dan Penjual 1.2 Definisi E-business 1.2.1 Pengertian E-Business 1.2.2 Contoh E-Business 1.3 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerce 1.4 Mengenai ShopBack Indonesia 1.4.1 Cara Kerja ShopBack Indonesia 1.4.2 Cara Mendapatkan Cash Back 1.4.3 Manfaat dan Ilustrasi Manfaat Bab 2 Analisis/Pembahasan Bab 3 Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
Semakin maraknya perkembangan teknologi saat ini membuat manusia berpikir untuk menciptakan segala sesuatunya supaya bisa dilakukan secara praktis menghewat waktu dan biaya. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tidak bisa dipungkiri sangat membantu dan bermanfaat bagi manusia. Jaman dahulu untuk mengirim kabar harus melalui surat yang dikirim lewat pos menggunakan kertas dan perangko, ataupun misalnya jika kita menginginkan barang-barang yang berupa produk dari luar negeri kita tidak bisa dengan mudah untuk mendapatkannya. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi semua hal tersebut bukanlah menjadi hal yang sulit lagi. Adanya kemajuan teknologi membuat segala sesuatunya menjadi mudah dan cepat. Berkirim surat saat ini dianggap sebagai sesuatu hal yang ketinggalan jaman dan tidak berfungsi lagi, karena jaman sekarang banyak orang sudah menggunakan surat elektronik atau yang lebih sering kita kenal dengan nama e- mail. Dengan adanya email, orang dapat mengirim kabar dengan cepat tanpa menunggu berhari- hari lamanya. Begitupun dengan berbelanja barang/produk dari luar negeri, dengan danya perkembangan teknologi kita tidak perlu lagi untuk mendatangi tempat yang jauh, cukup dengan mendapatkan informasi dari internet dan melakukan transaksi via internet, maka barang tersebut akan mudah untuk didapatkan. Salah satu dampak positif perkembangan teknologi adalah setiap orang bisa melakukan bisnis melalui internet, yang biasa kita kenal dengan nama E business. Dengan melakukan e business, seorang pebisnis bisa memperluas jangkauan pasarnya sampai ke seluruh dunia.
1.1 Definisi E-Commerce E-commerce memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati kendala ruang dan waktu. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, persaingan yang sebenarnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat
memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis ini. Dengan aplikasi e-commerce, seharusnya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun
dan
mengimplementasikan
sebuah
sistem e-commerce
bukan
merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi. Aplikasi e-commerce yang pertama kali dikembangkan adalah Electronic Funds Transfer (EFT) pada awal tahun 1970. Penggunaan aplikasi tersebut dibatasi hanya pada perusahaan-perusahaan besar dan lembaga keuangan. Aplikasi selanjutnya yang berkembang adalah Electronic Data Interchange (EDI), yaitu sebuah aplikasi transfer dokumen seperti invoice dan purchase order secara elektronik. Pengguna dari aplikasi EDI lebih banyak dibandingkan EFT, yakni meliputi manufaktur, retailer, dan service provider. Perkembangan e-commerce semakin meluas sejak tahun 1990-an. Ketika itu, hampir semua perusahaan skala menengah maupun besar memiliki website untuk menjual produk/jasa mereka. AOL, eBay, VeriSign, dan Checkpoint adalah contoh-contoh pengembangan aplikasi e-commerce pure online yang sukses. GE, IBM, Intel, dan Schwab adalah contoh pengembangan aplikasi partial e-commerce yang juga sukses. Namun, kesuksesan ini diikuti oleh kegagalan kebanyakan aplikasi e-commerce pada tahun 1999 walaupun ketika itu Amazon.com juga mulai bertumbuh pesat. E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet di mana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. Faktor kunci sukses dalam e-commerce dalam sebuah perusahaan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tetapi dengan tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang
baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor lainnya antara lain : 1. Menyediakan harga kompetitif. 2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah. 3. Menyediakan barang dan jasa yang lengkap dan jelas. 4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. 6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan. 7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
1.1.1 Tujuan Aplikasi E-Commerce Tujuan Aplikasi E-Commerce, antara lain: 1. Agar orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface- nya menggunakan web browser. 2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, dll). 3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : responsif (respon yang cepat dan ramah), dinamis, informatif dan komunikatif. 4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
1.1.2 Klasifikasi E-Commerce Kita mengenal adanya pure e-commerce dan partial e-commerce. Suatu e-commerce dikategorikan pure atau partial berdasarkan pada tingkat digitasi dari suatu produk yang diperdagangkan, proses, dan agen pengirimannya. Apabila segala aspek dalam sistem e-commerce itu digital maka dapat dikategorikan sebagai pure e-commerce. Selain itu, ciri lain dari pure e-commerce adalah organisasi penyelenggara
benar-benar
organisasi
online,
menggunakan
model
bisnis
new-economy organization, dan menjual produk atau jasanya hanya secara online. Sedangkan, partial e-commerce dicirikan dengan penggabungan antara aspek digital dan tradisional/fisik, penggunaan model bisnis click-and- mortar organization (penggabungan antara offline dan online), serta melakukan kegiatan-kegiatan bisnis utamanya di dunia nyata. E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang memiliki karakteristik berbeda-beda, antara lain: 1. Business to Business (B2B) B2B menyatakan bentuk jual-beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa perusahaan dan dilakukan secara elektronis. Dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual adalah sebuah perusahaan dan bukan perorangan. Biasanya transaksi ini dilakukan karena mereka telah saling mengetahui satu sama lain dan transaksi jual beli tersebut dilakukan untuk menjalin kerjasama antara perusahaan itu. Keuntungan yang didapatkan : a. Mempercepat transaksi antara penjual dan pembeli. b. Menurunkan biaya transaksi kedua belah pihak. c. Menciptakan pasar baru tanpa dibatasi oleh wilayah geografis. d. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penjual dan pembeli.
Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik:
a. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust). b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang- ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya. d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. Business to Business E-Commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pe laku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada format- format lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini. Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group. Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang sering disebut VAN (Value Added Network). Populernya jaringan komputer Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan nama EDI over Internet.
Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business e- commerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco
maju pesat dikarenakan
menggunakan teknologi informasi sehingga dapat
menjalankan just- in-time
manufacturing untuk produksi produknya.
2. Business to Consumer (B2C) B2C adalah bentuk jual-beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir yang dilakukan secara elektronis. Perusahaan-perusahaan terkenal yang melayani B2C antara lain adalah Dell (www.dell.com), Cisco (www.cisco.com), dan Amazon (www.amazon.com). Business to Consumer E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: A. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. B. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web. C. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. D. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Business to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam- macam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan“ electronic shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”. Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan
katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat- lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari- hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Contoh penggunaan web site untuk menjajakan produk dan servis antara lain: - Amazon http://www.amazon.com Amazon merupakan toko buku virtual yang menjual buku melalui web sitenya. - eBay http://www.ebay.com, merupakan tempat lelang on-line. - NetMarket http://www.netmarket.com, Yang merupakan direct marketing dari Cendant (hasil merge dari HFC, CUC International, Forbes projects). NetMarket akan mampu menjual 95% dari kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua servis di portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan eMail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal tersebut. Contoh portal antara lain: - Netscape Home
- My Yahoo 3. Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce) Dalam e-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan. 4. Consumen to consumen (C2C) Model perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen, yang dilakukan secara elektronis. Situs seperti eBay (www.ebay.co m) menyediakan sarana yang memungkinkan orang-orang dapat menjual atau membeli barang di antara mereka sendiri. Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat
juga disebut sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk da n jasa ke satu sama lain. a. Lelang C2C Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak.
Kebanyakan
lelang
dilakukan
oleh
perantara,
seperti
eBay.com,
auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com. Selain itu banyak pelanggan yang melakukan lelangnya sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti lunak untuk menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online. b. Iklan Kecil Orang menjual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di koran dan majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai jenis iklan kecik yang lebih tradisional. Iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan hanya lokal. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dll. c. Layanan Personal Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat investasi, layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik, tetapi lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktory khusus. Beberapa gratis dan ada juga yang berbayar.
Consumen to Business (C2B) C2B merupakan transaksi jual beli yang terjadi antara individu sebagai penjual dengan sebuah perusahaan sebagai pembelinya. Beberapa situs telah berinisiasi untuk mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen ke pebisnis (Consumer-to-business atau C2B). contoh, Priceline.com Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu dan pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan
harga yang diinginkan dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional) Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce B2E (business to its employees).
7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C) Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi E-commerce. Unit- unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik. E-goverment
menawarkan
sejumlah
manfaat
potensial
:
E- goverment
meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E-goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah.
E-goverment juga memberikan peluan bagi masyarakat
untuk
memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi.
E-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori : a. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen). Lembaga pemerintah makin banyak yang menggunakan internet untuk menyediakan layanan pada warga.
b. Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business). Pemerintah menggunakan internet untuk menjual dan membeli dari perusahaan. c. Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi e-commerce intrapemerintah (transaksi antar pemerintah yang berbeda) serta berbagai layanan antar lembaga pemerintah yang berbeda. Transformasi dari pemberian layanan pemerintah tradisional ke implementasi penuh layanan pemerintah online dapat menjadi proses yang memakan waktu. Terdapat enam tahap dalam transformasi ke e- goverment : tahap 1. publikasi penyebaran informasi tahap 2. transaksi dua arah “secara resmi”, dengan sebuah departemen dalam waktu yang sama tahap 3. portal multiguna tahap 4. personalisasi portal tahap 5. pengelompokkan layanan umum tahap 6. integrasi penuh dan transformasi badan.
8. Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce) Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon seluller untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce.
1.1.3 Keuntungan dan Kerugian E-Commerce Keuntungan e-commerce di antaranya: 1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional. 2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). 3. Menurunkan biaya operasional (operating cost). 4. Melebarkan jangkauan (global reach). 5. Meningkatkan customer loyality. 6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi. 8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Jika dipandang dari pelaku-pelaku dalam e-commerce, keuntungannya yaitu: a. Bagi Perusahaan, memperpendek jarak, perluasan pasar, perluasan jeringan mitra bisnis dan efisiensi, dengan kata lain mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif, serta mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan pendapatan. b. Bagi Konsumen, efektif, aman secara fisik dan flexible. c. Bagi Masyarakat Umum, mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan, membuka peluang kerja baru, menguntungkan dunia akademis, meningkatkan kualitas SDM.
Selain itu dengan adanya teknologi internet, kelebihan nilai bisnis ini antara lain: a. Menghasilkan pendapatan baru melalui penjualan online. b. Memperkecil biaya melalui penjualan dan dukungan pelanggan secara online. c. Menarik pelanggan baru melalui pemasaran dan iklan web dan penjualan secara online. d. Membuat produk-produk baru agar segera bisa diakses melalui web.
2. Kerugian e-commerce di antaranya: a. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
b. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban. c. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam. d. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri. e. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut. f. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja , ketidakjujuran , praktek bisnis yang tidak benar , kesalahan faktor manusia kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik. Security Beberapa metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines : Kriptografi Public Key : merupakan sistem asimetris (tidak simetris) menggunakan beberapa key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi data dan private key untuk dekripsi data. Public key disebarkan ke seluruh dunia sementara private key tetap disimpan. Siapapun yang memiliki public key tersebut dapat mengenkripsi informasi yang hanya dapat d ibaca oleh seseorang yang memiliki private key walaupun anda belum pernah mengenal bahkan tidak tahu sama sekali siapa yang memiliki public key tersebut. Contoh : Elgamal , RSA , DSA. Keuntungan : memberikan jaminan keamanan kepada siapa saja yang melakuka n pertukaran informasi meskipun diantara mereka tidak ada persetujuan mengenai keamanan data terlebih dahulu maupun saling tidak mengenal satu sama lain. g. Meningkatkan INDIVIDUALISME, pada perdagangan elektronik seseorang dapat bertransaksi dan mendapatan barang/jasa yang diperlukan tanpa bertemu dengan siapapun. h. Terkadang Menimbulkan Kekecewaan, apa yang dilihat dilayar monitor komputer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata
i. Tidak MANUSIAWI, sering sekali seseorang pergi ke toko & MALL tidak sekedar ingin memuaskan kebutuhannya akan barang/ jasa tertentu, akan tetapi bisa juga untuk refreshing, ketemu teman dan keluarga dan sebagainya.
1.1.4 Kelemahan dan Kendala E-Commerce Kelemahan dan Kendala E-Commerce Menurut survei yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli atau pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang. Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitornya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu- isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier
hal ini merupakan strategi
utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.”
1.1.5 Perlindungan Pembeli Dan Penjual 1. Perlindungan Pembeli a. Cari merek yang dapat dipercaya seperti Wal-Mart Online, Disney Online, Amazon.com. Pastikan bahwa situs tersebut asli dengan masuk secara langsung ke situs itu dan bukan dari link yang tidak dapat diverifikasi. b. Cari alamat dan nomor telepon perusahaan yang situsnya belum anda kenali, beserta nomor faksnya. Hubungi dan lakukan tanya jawab dengan para karyawannya. c. Periksalah penjual dari kamar dagang setempat atau Better Business Bureau (bbbonline.org). Carilah segel autentifikasi seperti TRUSTe. d. Selidiki seberapa aman situs penjual dengan mempelajari prosedur keamanan dan dengan membaca kebijakan privacy yang dimasukkan. e. Pelajari jaminan untuk uang kembali, garansi, serta perbaikan. f. Bandingkan harga dengan toko biasa. g. Tanyalah teman mengenai apa yang diketahuinya. h. Kolsultasi dengan lembaga perlindungan konsumen dan National Fraud Information Center (fraud.org).
i. Periksa consumerworld.org untuk daftar sumber yang dapat bermanfaat.
2. Perlindungan Penjual Para penjual online juga membutuhkan perlindungan. Mereka harus dilindungi dari pelanggan yang menolak untuk membayar, membayar dengan cek kosong, klaim pembeli bahwa barang dagangan tidak sampai, penggunaan nama mereka oleh pihak lain, penggunaan kata serta frase, slogan, dan alamat web milik mereka (perlindungan merek dagang). Fitur keamanan seperti autentikasi, nonrepudiasi, dan layanan escrow (wasiat yang disimpan pihak ketiga) memberikan perlindungan yang dibutuhkan. Penjual memiliki hak untuk menuntut secara hukum atas pelanggan yang dengan tanpa izin men-download piranti lunak dan atau pengetahuan yang berhak cipta serta menggunakannya atau menjualnya ke orang lain.
1.2 E-Bussiness 1.2.1 Definisi E-Bussiness E-business adalah E-business (Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik. Dalam penggunaan sehari- hari, E-business tidak hanya menyangkut e-commerce saja. Dalam hal ini, e-commerce lebih merupakan sub bagian dari E-business, sementara E-business
meliputi segala
macam fungsi dan kegiatan bisnis
menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet. Sebagai bagian dari E-business, e-commerce lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www
atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-commerce mempunyai goal untuk menambah revenu dari perusahaan. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari E-business (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. E–Business (Electronic Business) merupakan interaksi eksternal organisasi dengan para pemasok, pelanggan, investor, kreditor pemerintah, dan media massa juga termasuk penggunaan teknologi informasi untuk mendesain kembali proses internalnya. Ini akan memberikan pemahaman dasar kepada para akuntan dan professional sistem mengenai peluang dan resiko. Dengan menguasai ini, para akuntan dan professional sistem akan lebih siap untuk secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan, desain dan pengolahan langkah – langkah awal e – business organisasi.
1.2.2 Contoh E-Bussiness E-BANKING Apa itu e-banking? E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif. E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon. Marilah kita telaah satu persatu saluran dari e-Banking yang telah diterapkan bank-bank di Indonesia sebagai berikut;
1. ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri, ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
2. Phone Banking, ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO.
Namun
profilnya
kemudian
berkembang
untuk
transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
3. Internet Banking, ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l.
voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA. 4. SMS/m-Banking, saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada bank yang melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan akses banking menu – Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya. Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan. Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan- layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
1.3 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerce E-Commerce atau Electronic Commerce atau EC menjelaskan suatu proses dari penjualan, pembelian, transfer, melayani atau pertukaran produk, jasa atau informasi lewat jaringan komputer termasuk internet. E-Business atau Electronic Business mengarah kepada pengertian yang luas dari EC atau Electronic Commerce, tidak
hanya membeli atau menjual barang dan jasa tetapi juga pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner business, memimpin E-Learning, dan memimpin transaksi elektronik didalam suatu organisasi. Namun ada juga yang memandang bahwa E-Business bukan hanya sekedar membeli dan menjual tetapi juga lebih daripada itu seperti kegiatan kolaborasi dan intrabusiness. Menurut id.wikipedia.org, dikatakan bahwa perdagangan elektronik atau e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-business yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-marketing, atau online marketing, online transaction processing, electronic data interchange /EDI, dll. E-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaa n dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e- mail, dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini. E-Commerce lebih disediakan untuk menguragi biaya-biaya operasional yang selama ini dikeluarkan untuk trading. Kegiatan E-Commerce merubah semua kegiatan marketing. Dengan kata lain, kegiatan marketing lebih ditujukan ke dalam E-Commerce dan bukan hanya marketing, tetapi semua transaksi pembelian dan penjualan, dan lain- lainnya. Sehingga E-Commerce membuat human contact menjadi berkurang atau bisa dikatakan dihapuskan. Mengapa? Karena semuanya sudah ditangani secara online. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa E-Commerce merupakan tempat transaksi penjualan secara online. Untuk pembayaran bagi barang yang akan kita beli, dilakukan secara transfer, atau pembayaran secara online. E-Commerce merupakan subperangkat dari E-Business. Mengapa? Karena didalam E-business, terjadi perputaran bisnis yaitu trading.
Menurut searchcio.techtarget.com, E-Business atau Electronic Business bukan hanya sekedar pada pembelian dan penjualan tetapi juga pada pelayanan kepada para pelanggan atau konsumen dan adanya kolaborasi antara partner bisnis. Ruang lingkup daripada E-Business adalah ketika perusahaan dan individu melakukan komunikasi dengan client atau nasabah melalui email, tetapi seluruh kegiatan pemasaran dan penjualannya dilakukan melalui internet, sehingga memberikan keamanan fleksibilitas dan efisiensi yang dimana pembayarannya dengan mengunakan E-Gold yang dimana jenis pembayaran ini sudah diakui secara international dalam melakukan transaksi online.
Sedangkan
di
dalam
www.dudung.net/teknologi- informasi/10-pertanyan-tentang-e-commerce.html dikatakan bahwa kebanyakan orang mengangap bahwa E-Commerce hanyalah sebagai web shopping atau online Shopping. Padahal itu hanyalah sebahagian kecil dari pengertian luas dari E-Commerce, atau sekitar 20% dari keseluruhan kegiatan E-Commerce. Sebab E-Commerce sendiri pada dasarnya merupakan alat yang mempermudah untuk melakukan proses hubungan b isnis ke bisnis antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
1.4 Mengenai ShopBack Indonesia Didirikan pada tahun 2014, ShopBack adalah startup portal e-commerce dari Singapura yang memanfaatkan program komisi cashback. Hal ini memungkinkan pembeli online untuk mengambil kembali sebagian uang mereka ketika mereka membeli produk di e-commerce. Selain cashback, ShopBack juga memberikan promo, kupon diskon dan kode voucher untuk belanja online. Saat ini ShopBack telah merambah 5 negara (Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan India). ShopBack sudah berafiliasi secara resmi dengan lebih dari 300 e-commerce dari seluruh dunia termasuk Indonesia, seperti raksasa ritel online Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Matahari Mall, eBay, Blibli, Tiket.com, Zalora, Groupon, AliExpress, Agoda, dsb.
1.4.1 Cara Kerja ShopBack Indonesia ShopBack merupakan situs dimana kamu bisa mencari dan mendapatkan penawaran & diskon menarik dari sekitar 300 toko, plus Cashback! Makna Cashback adalah pendapatan uang kembali. Ketika kamu berbelanja online melalui ShopBack, kami mengembalikan sebagian uang yang kamu bayar dalam bentuk Cashback. Ini berarti kamu bisa berhemat dengan mendapatkan uang ekstra yang tak terbatas setiap kali kamu belanja online melalui ShopBack.
Gambar Tampilan User Interface ShopBack Indonesia
1.4.2 Cara Mendapatkan Cash Back A. Daftar dan Login di ShopBack.co.id B. Pilih dan klik e-commerce yang diinginkan C. Belanja dan transaksi seperti biasanya D. Nominal cashback akan ditambahkan secara otomatis ke dalam akun ShopBack Anda dalam jangka waktu 48 jam, dan bisa dicek di menu ‘Rincian Cashback’ dengan status ‘Tertunda’.
E. Toko online tempat Anda belanja akan melakukan validasi dan status berubah menjadi ‘Bisa Diklaim’ F. Klik ‘Minta Pembayaran’ untuk transfer ke akun rekening bank pribadi Anda, setelah cashback memenuhi jumlah maksimal.
1.4.3 Manfaat dan Ilustrasi Manfaat
Ilustrasi manfaat: 1. Mau beli HP seharga Rp10.000.000 di Lazada 2. Sebelum membeli, masuk ke website Lazada nya lewat ShopBack.co.id 3. Lalu belanja seperti biasa di Lazada 4. Setelah selesai belanja di Lazada, GRATIS Rp 250.000 akan masuk ke akun ShopBack agan karena ada Cashback 2.5% dari ShopBack (Rp10.000.000 x 2.5% = Rp250.000) 5. Terakhir tinggal transfer uang cashbacknya ke akun rekening anda.
Gambar Tampilan Menu ‘Informasi Cashback ku’ pada website ShopBack.com
Bab 2 Analisis/Pembahasan Analisis SWOT pada Shopback Indonesia Strenght: •
Telah bekerja sama dengan berbagai macam e-commerce di Indonesia membuat shopback.com lebih cepat dikenal.
•
Keunggulan dalam memberikan keuntungan kepada customer melalui program cashback, yang dapat secara langsung dinikmati oleh customer dengan berbelanja online melalui shopback.com
Weakness: •
Keamanan dan penipuan membuat banyak orang khawatir dan enggan untuk menggunakan kartu kredit mereka dalam transaksi online.
•
Shopback merupakan bisnis e-commerce startup sehingga keberadaan Shopback.com belum banyak diketahui para pengguna online shop.
Opportunities: •
Jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah sekitar 254,9 juta jiwa membuat Indonesia menjadi lahan hijau untuk berkembangnya Shopback.com
•
Belum ada keunggulan yang diberikan Shopback.com dalam berupa cashback pada setiap transaksi pembelian melalui Shopback.com
Threats: •
Pergeseran industri yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis. Ini termasuk perubahan hukum dan peraturan di Indonesia.
•
Entry barrier yang rendah dalam membuat e-commerce juga merupakan ancaman. Sangat mudah untuk membuat e-commerce untuk bisnis.
Bab 3 Penutup
Kesimpulan dan Saran
Masuknya ShopBack ke Indonesia pada tahun 2016 merupakan kesempatan yang baik dan tepat dilakukan dalam menggarap pasar di Indonesia yang masih terus dapat berkembang jika melihat jumlah penduduk di Indonesia.
Perkembangan bisnis ke arah digital sudah mulai dapat dirasakan, sehingga potensi pasar dan peraturan dari pemerintah perlu terus diikuti dan dikaji sehingga bagi pelaku bisnis E-Commerce dan E-Business tidak terhambat dari hal tersebut.
ShopBack Indonesia perlu terus fokus meningkatkan kelengkapan produk, memperluas jangkauan dan menggandeng lebih banyak E-Commerce besar guna menyediakan kebutuhan masyarakat
Keamanan sistem menjadi suatu hal yang sangat penting disini, oleh karena itu sistem keamanan dari ShopBack Indonesia harus terus ditingkatkan dan diperbaharui, sehingga setiap customer yang bertransaksi di dalamnya merasa aman dan berkelanjutan menggunakan ShopBack Indonesia.