BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Dunia industri manufaktur khususnya industri pesawat terbang memiliki prospek bisnis yang semakin maju dan berkembang pesat. Data kebutuhan pesawat terbang yang dikelola oleh Airbus Company (http://www.airbus.com) mencatat bahwa Airbus Global Market Forecast (GMF) tahun 2015 – 2034 akan terus meningkat karena adanya pengaruh aspek demografi dan pertumbuhan ekonomi dunia. Airbus Company mengelola data dan memperbaharui informasi kebutuhan pesawat terbang jenis airbus di dunia, sehingga dapat diketahui jumlah order dan delivery dari setiap jenis pesawat airbus. Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) (http://www.iata.org/) memperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020. Hal ini pula yang mendasari bahwa transportasi udara dibutuhkan sebagai akses penghubung antar pulau di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan total penduduk hampir 300 juta jiwa (http://www.dukcapil.kemendagri.go.id). PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan dan pengembangan desain pesawat yang didirikan pada tanggal 26 April 1976. PT. Dirgantara Indonesia terbagi kedalam beberapa direktorat yang diantaranya adalah Directorate of Production dimana terbagi lagi kedalam beberapa divisi yang salah satunya adalah Division of Program Management & Planning. Divisi ini merupakan divisi yang bergerak di bidang perancangan, pembuatan, hingga perakitan sub-assembly kerangka pesawat terbang. Divisi ini mempunyai beberapa program yang salah satunya yaitu Program Spirit yang berfokus pada pembuatan komponen pesawat A320 dan A321 (single isle), A350 (REFF), dan A380 (IOEFL). Namun proyek utama program spirit adalah A320 sehingga dituntut dengan tidak adanya keterlambatan dalam pengiriman pesanan. Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge
1
Skin, Pylon, dan Dnose, dimana masing-masing komponen harus dibuat oleh PT.Dirgantara Indonesia Tabel I.1 Target dan Realisasi Part Leading Edge Skin, Pylon dan Dnose Part Pesawat A320
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Total Persentase
Leading Edge Skin Pylon Dnose Target Realiasasi Target Realiasasi Target Realiasasi 47 46 37 39 38 39 39 40 35 39 35 39 40 44 36 30 36 42 51 51 52 29 52 45 39 42 34 50 34 36 38 41 35 40 35 36 54 42 50 42 50 29 44 45 40 34 40 36 31 40 40 41 36 34 383 391 359 344 356 336 102% 96% 94%
(Sumber: Data Historis PT Dirgantara Indonesia per September 2015)
Gambar I.1 Target dan Realisasi Part Leading Edge Skin, Pylon dan Dnose Part Sayap A320
(Sumber : Data Historis PT Dirgantara Indonesia Januari - September 2015) Berdasarkan Tabel I.1 dan Gambar I.2 dapat dilihat bahwa masing-masing part pesawat A320 yaitu part Pylon dan Dnose belum terealisasi sepenuhnya dimana part Pylon hanya mencapai 96% dan Dnose 94% dari keseluruhan target produksi.
2
Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah part Dnose karena memiliki realisasi yang paling rendah diantara dua komponen lainnya. Kemudian komponen Dnose terbagi kedalam beberapa part yaitu Door FS Root, Bracket, Z Member. Kemudian untuk perbandingan delivery aktual dan target perminggunya dapat dilihat pada tabel I.2 dan gambar I.3 dibawah ini. Tabel I.2 Perbandingan Rata-rata delivery per minggu dan Target per minggu Nama Part Door FS Root Bracket Z Member
Rata-rata delivery Per minggu 4 8 16
Target per minggu 10 10 10
Rata-rata Delivery per Minggu dan Target per Minggu 18
16
16 14
10
10
12
10
10 8 6
8 4
4 2 0 Door FS Root
Bracket
Rata-rata delivery Per minggu
Z Member Target per minggu
Gambar I.2 Perbandingan Rata-rata delivery per minggu dan Target per minggu
Berdasarkan Tabel I.2 dan Gambar I.3 dapat dilihat pada part Door FS Root memiliki rata-rata delivery per minggu sebanyak 4 buah dari target per minggunya sebanyak 10 unit dimana terdapat kekurangan sebanyak 6 buah. Kemudian part Bracket memiliki rata-rata delivery per minggu sebanyak 4 buah dari target per minggunya sebanyak 10 unit dimana terdapat kekurangan sebanyak 2 buah. Lalu untuk part Z Member terdapat surplus sebanyak 6 buah karena memiliki rata-rata delivery per minggu sebanyak 16 buah dari target per minggunya sebanyak 10 unit. Maka dari itu, part Door FS Root dijadikan fokus penelitian karena memiliki kekurangan delivery terbesar setiap minggunya dibanding dua part lainnya.
3
Pada proses produksi komponen pesawat A320 ditemukan beberapa waste berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada operator di lantai produksi komponen sayap A320 dimana 3 waste terbesar yaitu waste waiting, transportation, dan inventory. Berikut adalah hasil pengolahan kuesionernya: Tabel I.2 Rekap Kuesioner
Waste
%
Waiting
18,63%
Transportation
17,11%
Inventory
13,62%
Defect
13,18%
Motion
13,09%
Overproduction
12,51%
Excess Process
11,88%
Total
100,00%
Dari tabel I.2 didapatkan 3 waste tertinggi yaitu waiting sebanyak 18,63% , transportation 17,11% dan inventory sebanyak 13,62%. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan 3 waste tertinggi. Dalam penelitian ini hanya fokus terhadap waste inventory dimana waste waiting akan dibahas oleh Asyifa Fadhila Rizki (1102120128) dan waste transportation oleh Dini Intani (1102120132). Kemudian dari Value Stream Mapping (VSM) terlampir, terlihat adanya Work in Process (WIP) pada beberapa Workstation (WS). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti produksi yang terus-menerus tanpa memperhatikan workstation selanjutnya sehingga terjadi penumpukan. Selain itu, dapat terlihat queue time pada masing-masing workstation dimana queue time ini adalah waktu tunggu untuk dilakukan proses selanjutnya. Workstation dengan queue time terbesar adalah CNC Vertical Mach.Center HAAS VF-6/50 Area dengan queue time selama 28 Jam. Dari data tersebut, maka workstation inilah yang akan menjadi fokus penelitian.
4
Selanjutnya pada penelitian ini akan dilakukan proses perancangan usulan perbaikan sistem untuk mengurangi waste inventory di lantai produksi yang nantinya perbaikan ini akan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang yang sebelumnya telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana membuat rancangan perbaikan proses produksi komponen A320 untuk meminimasi waste inventory di lantai produksi PT.Dirgantara Indonesia dengan menggunakan pendekatan Lean Manufacturing yang diuraikan kedalam pertanyaaan-pertanyaan berikut: 1. Faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya waste inventory pada proses produksi part A320 Door FS Root di PT.Dirgantara Indonesia? 2. Perbaikan apakah yang dapat diusulkan sebagai upaya meminimasi waste inventory di workstation CNC Vertical Mach.Center HAAS VF-6/50 Area pada proses produksi part A320 Door FS Root di PT.Dirgantara Indonesia? I.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya waste inventory pada proses produksi part pesawat jenis A320 Door FS Root di PT.Dirgantara Indonesia. 2. Memberikan usulan perbaikan untuk meminimasi waste inventory pada proses produksi di workstation CNC Vertical Mach.Center HAAS VF-6/50 Area pada proses produksi part pesawat jenis A320 Door FS Root di PT.Dirgantara Indonesia. I.4 Batasan Penelitian Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Minimasi waste tidak secara keseluruhan, hanya dilakukan pada workstation dengan waktu queue time tertinggi. 2. Tidak membahas lebih lanjut mengenai biaya yang ada diperusahaan. I.5 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihakpihak yang bersangkutan,yaitu :
5
1. Perusahaan dapat meminimasi dan mengendalikan waste inventory PT. Dirgantara Indonesia khususnya di bagian workstation CNC Vertical Mach.Center HAAS VF-6/50 Area agar bisa melakukan perbaikan secara berkelanjutan. 2. Perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksinya sehingga proses produksi dapat meningkat. I.6 Sistematika Penelitian Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penelitian sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistem penelitian tugas akhir. Latar belakang adalah dasar yang dibutuhkan dalam membuat rancangan perbaikan proses produksi pesawat jenis A320 dalam meminimasi waste inventory di PT. Dirgantara Indonesia.
Bab II
Landasan Teori Bab ini berisi sumber teori atau literatur yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu teori pendekatan Lean manufacturing. Sumber teori atau literatur yang dapat digunakan beragam macamnya mulai dari buku, jurnal penelitian sebelumnya, maupun pembahasan hasil penelitian terdahulu.
Bab III
Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Lean
manufacturing dalam
memecahkan permasalahan yang dibahas, dan menjadi dasar utama agar penelitian mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bab IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini menampilkan data-data yang diperlukan dalam penelitian yang terbagi kedalam data primer dan sekunder. Data yang diperoleh bisa dalam bentuk wawancara, observasi, dan data yang diperoleh dari perusahaan. Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data sesuai dengan metodologi penelitian yang telah
6
disebutkan pada bab III untuk kemudian dilakukan analisis permasalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Bab V
Analisis Pada bab ini akan dilakukan analisis sesuai dengan pengolahan data dan usulan perbaikan yang telah dilakukan pada bab IV. Pada bab ini pula disebutkan apakah tujuan dari penelitian telah tercapai atau tidak dengan cara membandingkan kondisi aktual perusahaan dengan kondisi perusahaan setelah perbaikan.
Bab VI
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi hasil pengolahan data dan usulan perbaikan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga berisi saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.
7