P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Tujuan ●
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai AHP dalam Sistem Penunjang Keputusan
●
Mahasiswa dapat menerapkan Model AHP dalam Sistem Penunjang Keputusan
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
2
Pembahasan ●
AHP
●
Langkah-Langkah AHP
●
Case Studi
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
3
AHP SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
4
AHP ●
AHP (Analytical Hierarchy Process)
●
Dikembangkan Thomas L. Saaty (Ahli matematika).
●
Dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yg komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yg dihadapi sangat sedikit.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
5
●
●
AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple criteria. AHP dapat melakukan analisis secara simultan dan terintegrasi antara parameter-parameter yg kualitatif atau bahkan yg kuantitatif. SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
6
●
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
●
Suatu masalah yg kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompokkelompoknya dan kelompok-kelompok tersebut menjadi suatu bentuk hirarki.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
7
●
Perbedaan antara model AHP dengan pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis input-nya.
●
Model-model yg sudah ada umumnya memakai input yg kuantitatif (atau berasal dari data sekunder). Otomatis model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
8
●
Karena menggunakan input yg kualitatif (persepsi manusia), maka model ini dapat juga mengolah hal-hal kualitatif di samping hal-hal yg kuantitatif.
●
Jadi bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yg komprehensif, karena memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
9
Konsep Dasar ●
Merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan keputusan yg diambil bisa lebih obyektif.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
10
Prinsip Dasar ●
Dekomposisi ●
●
Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments) ●
●
Struktur masalah yg kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Membuat perbandingan berpasangan dari semua elemen yg ada untuk mendapatkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Sintesa Prioritas ●
Mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yg dipengaruhi kriteria.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
11
Kelebihan / Kekurangan ●
Kelebihan ●
●
●
●
Struktur yang berhierarki sebagai konskuensi dari kriteria yg dipilih sampai pada sub-sub kriteria yg paling dalam. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yg dipilih oleh para pengambil keputusan. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kekurangan ●
Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
●
Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yg keliru.
●
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yg terbentuk
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
12
Langkah-Langkah AHP SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
13
Step by Step AHP ●
Menyusun hirarki dari permasalahan yg dihadapi
●
Penilaian Kriteria dan Alternatif
●
Penentuan Prioritas
●
Konsistensi Logis
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
14
Menyusun Hirarkhi Permasalahan ●
Persoalan yg akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki sbb:
Struktur Hierarki AHP Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001) SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
15
Penilaian Kriteria dan Alternatif ●
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.
●
Menurut Saaty (2001), untuk berbagai persoalan, skala 1 s/d 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala Nilai Perbandingan Berpasangan Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
16
Penentuan Prioritas ●
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif.
●
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yg telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas yg dihitung dengan manipulasi matriks atau penyelesaian matematik.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
17
●
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya.
●
Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan.
●
Susunan dari elemen-elemen yang dibandingkan tersebut sbb : Matriks Perbandingan Berpasangan SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
18
Konsistensi Logis ●
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten dengan suatu kriteria yg logis.
●
Matriks bobot yg diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut : ●
Kardinal
: aij.ajk = aik
●
Ordinal
: Ai > Aj > Ak > Al maka Ai > Al
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
19
●
Hubungan tersebut dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut: ●
Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak 4 kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka anggur lebih enak 8 kali dari pisang.
●
Dengan melihat preferensi transitif, misalnya bila anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari pisang. SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
20
●
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsistensi sempurna.
●
Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
21
Penghitungan konsistensi logis ●
Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.
●
Menjumlahkan hasil kali per baris.
●
Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.
●
Hasil poin c dibagi jumlah elemen, akan didapatkan λmaks (PEV = Pricipal Eigen Value).
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
22
●
Hitung Consistency Index (CI)
CI = (λmaks – n) / n dimana : - n = banyaknya elemen - λmaks = PEV (Pricipal Eigen Value) ●
Hitung Concistency Ratio (CR)
CR = CI / RC dimana : – –
CI = Concictency Index RC = Index Random Concictency SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
23
●
Memeriksa konsistensi hierarki, ●
Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
●
Nilai indeks random konsitensi dapat dilihat pada Tabel berikut :
Nilai Indeks Random Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
24
Case Study SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
25
Case Study ●
Sandy mendapat baru saja mendapat peringkat juara umum,
●
Kedua orang tua Sandy pernah berjanji untuk membelikan sepeda motor baru sebagai pengganti sepeda "onthel"-nya sesuai dengan keinginan Sandy.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
26
●
Kriteria yg diinginkan Sandy adalah :
●
Pilihan yg diinginkan Sandy antara lain :
●
Desain yg bagus
●
Suzuki Satria FU,
●
Hemat BBM
●
Honda CS1, dan
●
Kualitas
●
Yamaha Jupiter MX
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
27
Penyelesaian ●
Tahap 1 : Kriteria
●
Tahap 2 : Perbandingan Pilihan
●
Tahap 3 : Penentuan Pilihan
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
28
Tahap 1 ●
Penentuan bobot masing-masing kriteria ●
Desain lebih penting 2 kali dari pada irit
●
Desain lebih penting 3 kali dari pada kualitas
●
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas
Pair Comparation Matrix
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
29
0.55 = ((1.00/1.83)+(2.00/3.67)+(3.00/5.50))/3 0.67 = 1.00 (I) / 1.50 (K)
0.50 = 1.00 (D) / 2.00 (I)
0.33 = 1.00 (D) / 3.00 (K)
5.50 = 3.00 + 1.50 + 1.00 3.00 = (1.83*0.55) + (3.67*0.27) + (5.50*0.18)
0.58 (RC) diperoleh dari standar pd slide 24
0.00 = 3 (PEV) - 3 (D,I,K) /3
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
0.00 = 0.00/0.58 30
Tahap 2 ●
Kebetulan Sandy memiliki teman yg memiliki motor yg sesuai dengan pilihan.
●
Setelah Sandy mencoba motor temannya tersebut Sandy memberikan penilaian (disebut sebagai pair-wire comparation),
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
33
●
●
●
Desain : ●
FU 4 kali desainnya lebih baik dari pada CS1
●
FU 3 kali desainnya lebih baik dari pada MX
●
CS1 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada MX
Irit : ●
FU 1/3 kali lebih irit daripada CS1
●
FU 1/4 kali lebih irit dari pada MX
●
CS1 1/2 kali lebih irit dari pada MX
pair-wire comparation
Kualitas : ●
FU 1/2 lebih baik kualitasnya dari CS1
●
FU 1/10 lebih baik kualitasnya dari MX
●
CS1 1/2 lebih baik kualitasnya dari MX SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
34
Desain
Irit
Kualitas
Hasil Pair Wair Comparation
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
35
Tahap 3 ●
Langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motor tersebut.
●
Untuk itu Sandy akan merangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yg disebut Overall composite weight, seperti berikut.
Hasil pada priority faktor slide 30 0.39 = (0.62*0.55)+(0.12*0.27)+(0.09*0.18)
Hasil dari masing2 kriteria (D,I,K) terhadap opsi MX pd slide 35
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
36
Kesimpulan ●
Dari hasil di atas di dapatkan bahwa : ●
FU (0.39)
●
CS1 (0.21)
●
MX (0.40)
●
Semakin besar nilai dari CW maka probabilitasnya semakin bagus ●
Pilihan : MX (0.40)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
38
Tugas SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
39
Tugas ●
Budi adalah seorang direktur dari PT. Angin Ribut, yaitu sebuah perusahaan yg bergerak dibidang distribusi barang,
●
Karena pekerjaan yg begitu padat jadwalnya, Budi memutuskan memilih/mengangkat Sekretaris pribadi dari beberapa karyawannya untuk membantu pekerjaannya.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
40
●
Kriteria : ●
●
Cerdas 2x lebih penting daripada Humoris.
●
Cerdas 4x lebih penting daripada Cantik.
●
Humoris 3x lebih penting daripada Cantik.
Pilihan Karyawan : ●
Annisa
●
Fitri
●
Shinta
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
41
●
●
●
Cantik : ●
Annisa 4 kali lebih catik dari pada Fitri
●
Annisa 2 kali lebih catik dari pada Shinta
●
Fitri 1/2 kali lebih catik dari pada Shinta
Humoris : ●
Annisa 2 kali lebih humoris dari pada Fitri
●
Annisa 3 kali lebih humoris dari pada Shinta
●
Fitri 2 kali lebih humoris dari pada Shinta
Cerdas : ●
Annisa 2 kali lebih cerdas dari pada Fitri
●
Annisa 1 kali lebih cerdas dari pada Shinta
●
Fitri 2 kali lebih cerdas dari pada Shinta SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
42
? ●
Mana yg harus dipilih untuk menjadi sekertaris ?
●
Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan minggu depan. ●
21 = 23 Mei 2016
●
22 = 23 Mei 2016
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
43
Note ●
Pengumpulan tugas -> sebagai syarat masuk pada pertemuan selanjutnya
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
44
Referensi ●
Turban E., Aronson, J.E., and Liang, T., P., 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems, 7th Edition, Prentice Hall.
●
Kusrini, 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta : Andi.
●
Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R., 2006, Fuzzy MultiAttribute Decision Making (Fuzzy MADM), Yogyakarta : Graha Ilmu.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
[email protected]
45