BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Limboto khususnya di kelas X AK 3 dengan jumlah siswa 28 orang, siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswa perempuan 18 orang, Serta 1 orang guru mitra. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian yang diperoleh berupa wawancara langsung untuk memperoleh beberapa hal terkait dengan masalah pembelajaran sehingga menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini. Selain itu ada pula data observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, dan data hasil evaluasi siswa pada setiap siklus. Setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini melalui model creative problem solving (CPS), diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Kegiatan Siklus I 1.
Tahap Perencanaan Dalam tahap ini peneliti meminta persetujuan kepada kepala sekolah
sehubungan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, kemudian melakukan observasi awal dan wawancara dalam rangka mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah dan menentukan faktor penyebabnya, menetapkan waktu
pelaksanaan
tindakan.
Setelah
itu peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal evaluasi 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Rencana
pembelajaran disusun berdasarkan model pembelajaran yang digunakan yaitu model creative problem solving. 2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 14 Mei 2013 di kelas X Akuntansi 3 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar
mengacu
pada
rencana
pelajaran
yang
telah
dipersiapkan. 3.
Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap obeservasi ini dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal evaluasi 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I Pengamatan penelitian ini dilakukan oleh guru mitra dalam proses pembelajaran berlangsung. Dimana dalam lembar observasi kegiatan guru terdiri dari 30 aspek, dengan kriterian penilaian yaitu: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang), 1 (tidak baik). Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 : Lembar observasi kegiatan guru siklus I No 1 2 3 4 5
Kriteria Aspek Tidak Baik Kurang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah
Jumlah Aspek 2 5 23 30
Presentase (%) 6,67 16,67 76,67 100
Berdasarkan tabel diatas, dari 30 aspek yang dinilai dalam lembar observasi kegiatan guru ini, ada 23 aspek yang memperoleh kriteria baik yaitu menarik perhatian siswa, memberikan apersepsi, memberikan motivasi awal, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan acuan bahan ajar, kejelasan artikulasi suara, variasi gerekan badan tidak mengganggu perhatian siswa, penguasaan materi pembelajaran, kesesuaian metode dengan bahan ajar, penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan, keterampilan dalam merespon pertanyaan siswa, kemampuan menggunakan media pembelajaran,
evaluasi
pembelajaran,
kemampuan
menutup
pembelajaran, dan mampu memberikan tugas kepada siswa baik individu maupun kelompok, kemudian yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 5 aspek yaitu memberikan motivasi awal, antusias dalam penampilan, ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu, membantu
meningkatkan
perhatian
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran, dan menginfomasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya. Sedangkan yang memperoleh kriteria kurang
berjumlah 2 aspek yaitu mobilitas posisi mengajar dan memberikan motivasi untuk selalu terus belajar. 2) Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I Dalam lembar observasi kegiatan siswa terdapat 26 aspek yang akan dinilai dan kriteria penilaiannya yaitu : sangat baik, baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 : Lembar observasi kegiatan siswa siklus I No 1 2 3 4
Kriteria Aspek Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah Aspek 2 11 9 4 26
Presentase (%) 7,69 42,31 34,61 15,39 100
Berdasarkan tabel lembar observasi kegiatan siswa diatas, dari 26 aspek yang dinilai ada 2 aspek dengan kriteria sangat baik yaitu Siswa
menempati
tempat
duduknya
masing-masing,
Siswa
memahami tugas masing-masing dalam kelompok, kemudian 11 aspek dengan kriteria baik yaitu kesiapan menerima pembelajaran, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, siswa merasa senang menerima pelajaran, adanya interaksi positif
antara siswa dan media pembelajaran, siswa tertarik pada materi yang
disajikan
dengan
media
pembelajaran,
siswa
merasa
terbimbing, siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang, kemudian yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 9 aspek yaitu Adanya interaksi positif antar siswa,
siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar, siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa rapi dan lengkap menyimpulkan hasil diskusi. Sedangkan kriteria kurang berjumlah 4 aspek yaitu aktif bertanya saat proses penjelasan materi, siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, dan siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas. 3) Hasil belajar siswa siklus I Tahap selanjutnya yaitu dengan dilakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan soal evaluasi siklus I yang terkait tentang materi yang diajar pada tahap tindakan siklus I. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu dari jumlah siswa 28 orang yang mencapai nilai 75 ke atas sejumlah 16 orang atau 57,14% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 75
berjumlah 12 orang atau 42,86%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis hasil belajar siswa di bawah ini. Tabel 5 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai
Jumlah sisw a
Presentase (%)
≥ 75
16
57,14
< 75
12
42,86
Jumlah
28
100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus I diperoleh dari jumlah siswa 28 yang memperoleh nilai di atas 75 berjumlah 16 orang atau 57,14% dan yang memperoleh nilai di bawah 75 berjumlah 12 orang atau 42,86%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 57,14% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 75%. Oleh sebab itu adanya perbaikan dan upaya tindak lanjut untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. 4. Refleksi Hasil Belajar Berdasarkan hasil pengamatan siklus I di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar seperti yang diharapkan, dimana dari jumlah siswa 28 orang yang mendapatkan nilai 75 ke atas berjumlah 16 orang atau 57,14% hal ini lebih kecil dari
presentasi ketuntasan yang diharapkan yaitu 75% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas. Tahap refleksi ini merupakan tahap perbaikan dimana peneliti dan guru mitra bersama-sama melakukan pelaksanaan tindakan kelas atau melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Tahap refleksi ini dilakukan dengan melihat kembali hasil pengamatan dan hasil evaluasi siswa yang dilakukan pada siklus I. Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I maka ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran yaitu memberikan motivasi awal masih kurang, Antusisme dalam penampilan, mobilitas posisi mengajar atau posisi mengajar hanya monoton, Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, serta Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar. 4.1.2 Kegiatan Siklus II Sebagaimana hasil penelitian pada siklus I yang masih memiliki kelemahan sehingga perlu diadakannya tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Pada siklus II lebih ditekankan pada perbaikan siklus I yaitu pemberian motivasi kepada siswa, meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, dan Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan serta hal-hal lainnya yang masih perlu diperbaiki.
1.
Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan siklus II peneliti perlu membuat
perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Ada beberapa kegiatan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada siklus II ini yaitu membuat proses pembelajaran lebih aktif dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan dalam siklus II hampir sama dengan perangkat pembelajaran pada siklus I yaitu terdiri dari rencana pembelajaran 2, LKS 2, soal evaluasi 2, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Rencana
pembelajaran
disusun
berdasarkan
model
pembelajaran yang digunakan yaitu model creative problem solving. 2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 21 Mei 2013 di kelas yang sama pada siklus I yaitu kelas X Akuntansi3 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. 3.
Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap obeservasi ini dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal evaluasi 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Observasi terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama pada siklus I. 1) Hasil pengamatan kegiatan guru siklus II Kegiatan guru pada siklus II ini merupakan kelanjutan dari siklus I, Dimana dalam lembar observasi kegiatan guru pada siklus II ini sama dengan lembar observasi kegiatan guru pada siklus I yang terdiri dari 30 aspek, dengan kriterian penilaian yaitu: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang), 1 (tidak baik). Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 : Lembar observasi kegiatan guru siklus II No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Presentase (%)
1
Tidak Baik
-
-
2
Kurang
-
-
3
Cukup
-
-
4
Baik
21
70,00
5
Sangat Baik
9
30,00
Jumlah
30
100
Berdasarkan tabel diatas, dari 30 aspek yang dinilai dalam lembar observasi kegiatan guru ini, ada 9 aspek yang memperoleh kriteria sangat baik yaitu Memberikan motivasi awal, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Kejelasan artikulasi suara, Antusisme dalam penampilan, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran,
Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Sedangkan untuk kriteria baik berjumlah 21 aspek yaitu Menarik Perhatian siswa, Memberikan apersepsi, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Mobilitas posisi mengajar, Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, Kejelasan dalam memberikan contoh, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan
belajar,
Kesesuaian
metode
dengan
bahan
belajar
yang
disampaikan, Penyajian bahan belajaran sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan,
Memperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaan
media,
Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupunkelompok, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar. 2) Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II Dalam lembar observasi kegiatan siswa pada siklus II sama dengan lembar observasi yang terdapat pada siklus I yang terdapat
26 aspek yang akan dinilai dan kriteria penilaiannya yaitu : sangat baik, baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7 : Lembar observasi kegiatan siswa siklus II No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Presentase (%)
1
Sangat Baik
7
26,92
2
Baik
16
61,54
3
Cukup
3
11,54
4
Kurang
-
-
26
100
Jumlah
Berdasarkan tabel lembar observasi kegiatan siswa diatas, dari 26 aspek yang dinilai ada 7 aspek dengan kriteria sangat baik yaitu Siswa menempati tempat duduknya masing-masing, Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, siswa memahami tugas masing-masing dalam kelompok, dan Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang, kemudian yang memperoleh kriteria baik berjumlah 16 aspek yaitu kesiapan menerima pembelajaran, siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, adanya interaksi positif antar siswa, adanya interaksi positif antara siswa-guru serta siswa-materi pelajaran, aktif
mencatat
berbagai
penjelasan
yang
diberikan,
siswa
dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, siswa merasa senang menerima pelajaran, adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa merasa terbimbing, partisipasi setiap anggota kelompok yang baik, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa rapi dan lengkap
menyimpulkan
hasil
diskusi
dan
siswa
mampu
mengemukakan pendapatnya dengan lancar. Sedangkan kriteria cukup berjumlah 3 aspek yaitu siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas. 3) Hasil belajar siswa siklus II Tahap selanjutnya yaitu dengan dilakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan soal evaluasi siklus II yang terkait tentang materi yang diajar pada tahap tindakan siklus II. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu dari jumlah siswa 28 orang yang mencapai nilai 75 ke atas sejumlah 22 orang atau 78,57% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 berjumlah 6 orang atau 21,43%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis hasil belajar siswa di bawah ini.
Tabel 8: Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus II Nilai
Jumlah sisw a
Presentase (%)
≥ 75
22
78,57
< 75
6
21,43
Jumlah
28
100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas hanya mencapai 81,07. Sedangkan untuk rata-rata daya serap pada materi yang diajar hanya mencapai 81,07% dan untuk nilai 75 ke atas hanya mencapai 78,57%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 78,57% lebih besar dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 75%. 4.
Refleksi Hasil Tindakan Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. Pada siklus II guru telah menerapkan model creative problem solving dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Tetapi yang
perlu
diperhatikan
untuk
tindakan
selanjutnya
adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X Akuntansi 3 semester 2 SMK Negeri 1 Limboto bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi khususnya pada materi piutang dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving dimana indikator yang ingin dicapai yaitu 75%. Siswa yang menjadi subyek penelitian akan dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai 75 ke atas. Berdasarkan penelitian siklus I dapat dilihat bahwa dari 30 aspek yang dinilai dari pengamatan kegiatan guru dimana kriteria baik berjumlah
23 aspek atau 76,67%, kriteria cukup berjumlah 5 aspek atau 16,67%, dan untuk kriteria kurang berjumlah 2 aspek atau 6,67% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian untuk pengamatan aktivitas belajar siswa dari 26 aspek yang dinilai dimana kriteria sangat baik mencapai 2 aspek atau 7,69%, untuk kriteria baik mencapai 11 aspek atau 42,31%, untuk kriteria cukup mencapai 9 aspek atau 34,61% dan untuk kriteria kurang berjumlah 4 aspek atau 15,39% dimana data pengamatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 3. Pada tahap selanjutnya, untuk hasil belajar siswa dari jumlah 28 orang yang memiliki nilai 75 ke atas berjumlah 16 orang atau 57,14% dan untuk siswa yang memiliki nilai 75 ke bawah berjumlah 12 orang atau 42,86% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 5. Walaupun hasil penelitian pada siklus I cukup meningkat, tetapi peningkatan ini masih belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 75%. Untuk itu peneliti melakukan penelitian kembali pada siklus II dengan melihat kelemahan-kelamahan yang ditemukan pada siklus I dan akan diperbaiki pada siklus II. Hasil penelitian siklus II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I yaitu pada pengamatan aktivitas guru dimana dari 30 aspek yang dinilai untuk kriteria sangat baik mencapai 9 aspek atau 30,00% dan untuk kriterian baik mencapai 21 aspek atau 70,00% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 7. Selanjutnya untuk pengamatan kegiatan belajar siswa juga memiliki peningkatan dimana dari 26 aspek yang dinilai untuk kriteria
sangat baik berjumlah 7 aspek atau 26,92%, kriteria baik berjumlah 16 aspek atau 61,54% dan untuk kriteria cukup berjumlah 3 aspek atau 11,54% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 8. Kemudian yang terakhir yaitu data hasil belajar siswa dimana dari jumlah 28 orang yang memperoleh nilai 75 ke atas mencapai 22 orang atau 78,57% dan untuk siswa yang memperoleh nilai 75 ke bawah mencapai 6 orang atau 21,43% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 10. Dilihat dari hasil capaian siklus I dan siklus II maka penelintian tindakan kelas ini dikatakan berhasil karena telah meningkatnya hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran creative problem solving (CPS) dimana hasil belajar siswa dari 35,71% dapat mencapai 78,57% atau melebihi hasil capainya yang diharapkan yaitu 75%. Selain itu juga, pada observasi awal guru mengajar hanya menggunakan model konvensional sehingga siswa merasa jenuh dan sulit untuk menyerap materi, Akan tetapi ketika guru mengajar menggunakan model creative problem solving ( CPS) kejenuhan siswa dalam belajar dapat teratasi karena model ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan siswa. Maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Jika guru menggunakan model pembelajaran creative problem solving (CPS) pada materi piutang mata pelajaran akuntansi akan meningkat” telah teruji dan dapat diterima.