06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Kepahlawanan
1. Media Indonesia
7. Investor Daily
13. Bisnis Indonesia
19. Pikiran Rakyat
25.Vivanews
2. Jurnal Nasional
8. Republika
14. Indopos
20. Radar Banten
26. Tribun Timur
3. Seputar Indonesia
9. The Jakarta Post
15. Koran Jakarta
21. Bali Post
27. Jawa Post
4. Kompas
10. Sinar Harapan
16. Sriwijaya Post
22. Majalah Gatra
5. Jakarta Globe
11. Suara Pembaruan
17. Pos Kota
23. Majalah Tempo
6. Koran Tempo
12. Harian Kontan
18. Rakyat Merdeka
24. Detik.com
Overview: Jumlah Media Meliput
: 6 Media
Volume Pemberitaan
: 12 Artikel
Leading Media
: Harian Pelita
Leading Isu
: Bencana Alam
Sentimen Isu
: Negatif Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif Positif
:
Pengungsi Mengeluhkan Bantuan Belum Merata Netral
:
Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral Catatan : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Sementara untuk isu bertendensi positif terkait pemberitaan Kemensos adalah Pengungsi Mengeluhkan Bantuan Belum Merata seputar pemberitaan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie mendatangi korban banjir di Pekalongan, Jawa Tengah, yang mengungsi di Gedung Olahraga dan Kesenian Jetayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Selasa (4/2). Ada sekitar 300 jiwa yang mengungsi di gedung tersebut. Kepada Salim, pengungsi mengeluhkan soal bantuan yang masih kurang dan belum merata. Hal itu, seperti diungkapkan Mumi (65), warga Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara. Dia mengatakan, meskipun mendapat makanan sebanyak tiga kali sehari, makanan yang diberikan dinilai kurang dan sering telat. Dia juga mengeluhkan minimnya bantuan seli mut dan obat-obatan. Menanggapi hal itu, Salim berjanji akan membantu agar kebutuhan pengungsi terpenuhi. Bantuan juga diberikan kepada korban bencana alam di daerah-daerah lain. Pada kesempatan itu, Salim menyerahkan bantuan antara lain selimut dan paket barang kebutuhan dasar untuk keluarga. Berikut adalah kutipan pernyataan narasumber pada pemberitaan;
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Media Indonesia 8% Harian Pelita 25% Suara Pembaruan 17%
Jurnal Nasional 17%
Kompas 16%
Koran Tempo 17%
Kepahlawanan
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
8 7 6 5 4
8
3 2 1 1
1
1
1
0 Bencana Alam
Penyandang Disabilitas
Beras Masyarakat Miskin (Raskin)
Kemiskinan
Kepahlawanan
Kepahlawanan
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No 1
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 21, WIE/ GRE/EGI (05-022014)
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Judul / Topik Pengungsi Mengeluhkan Bantuan Belum Merata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie mendatangi korban banjir di Pekalongan, Jawa Tengah, yang mengungsi di Gedung Olahraga dan Kesenian Jetayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Selasa (4/2). Ada sekitar 300 jiwa yang mengungsi di gedung tersebut. Kepada Salim, pengungsi mengeluhkan soal bantuan yang masih kurang dan belum merata. Hal itu seperti diungkapkan Mumi (65), warga Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara. Dia mengatakan, meskipun mendapat makanan sebanyak tiga kali sehari, makanan yang diberikan dinilai kurang dan sering telat.
Kepahlawanan
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
Bencana Positif Alam
Serapan informasi yang perlu tindak lanjut. Langkah positif diambil oleh Mensos dengan mendatangi para korban dan berdialog.
Bencana Netral Alam
Perlu solusi yang tepat dalam persoalan yang berkembang pasca banjir melanda. Seluruh Kelurahan yang terendam selama banjir melanda harap menjadi perhatian serius kedepannya.
Dia juga mengeluhkan minimnya bantuan selimut dan obat-obatan. Menanggapi hal itu, Salim berjanji akan membantu agar kebutuhan pengungsi terpenuhi. Bantuan juga diberikan kepada korban bencana alam di daerah-daerah lain. Pada kesempatan itu, Salim menyerahkan bantuan antara lain selimut dan paket barang kebutuhan dasar untuk keluarga. Murni, warga Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara “Padahal, kami sering pusing deg-degan, takut melihat banjir yang menggenangi rumah.” 2
3
Kompas, hal 27, Priyombodo (05-022014) (Berita Foto) Jurnal Nasional, hal 31, Ahmad Nurullah
Korban Banjir Warga korban banjir luapan Kali Ciliwung mengemis di Jalan Layang Kampung Melaryu, Jakarta Selatan, Selasa (4/2). Banyak korban banjir mengharap belas kasihan pengguna jalan yang melintas. 21 Kelurahan di DKI Terendam Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, hujan deras yang turun sejak Selasa (4/2) malam hingga Rabu pagi mengakibatkan 21 kelurahan di Jakarta terendam banjir. Hari ini (kemarin, Red.), jumlah kelurahan yang terendam banjir bertambah menjadi 21 kelurahan. Sedangkan Selasa (4/2) kemarin, ada 19 kelurahan. Ini disebabkan hujan deras yang terus mengguyur Ibu Kota, kata Kepala Bidang Informatika BPBD DKI, Edy Junaedi Harahap, kepada Antara di Jakarta, Rabu (5/2). Menurut data BPBD DKI Jakarta, banjir hari ini (kemarin, Red.) merendam 21 kelurahan di sembilan kecamatan dan berdampak pada 96.593 warga.
Bencana Netral Alam
Edy Junaedi Harahap, Kepala Bidang Informatika BPBD DKI “Sebanyak 16.135 warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka masing-masing. Mereka tersebar di 62 lokasi pengungsian di wilayah Ibu Kota.” 4
Suara Pembaruan, hal a3, R-15 (05-022014)
Penanganan Bencana Masih Bersifat Reaktif Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi terjadi sejumlah bencana alam, seperti erupsi gunung api, longsor, banjir, puting beliung, dan kekeringan. Namun, penanganan bencana dan pemulihan korban bencana yang dilakukan pemerintah masih bersifat reaktif. Sudah saatnya negara ini membangun ketangguhan terhadap bencana. Hal itu dikatakan sosiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto kepada SP di Jakarta, Selasa (4/2). Dia memandang, penanganan bencana di Indonesia masih bersifat reaktif dan hanya memakai paradigma perlindungan dan pemenuhan kebutuhan pokok, yakni sandang, pangan, dan papan. Bagong Suyanto, sosiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya “Masalah korban bencana adalah bagaimana mereka bisa bangkit kembali dan siap menghadapi jika terjadi lagi bencana di kemudian hari.” Mukri Friatna, Manager Penanganan Bencana Ekologis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) “Dalam bencana alam, seperti erupsi gunung berapi, mitigasi yang harus dilakukan adalah merelokasi penduduk ke zona aman, kecuali masyarakat memiliki kemampuan dan ada jaminan dalam menyelamatkan diri, serta memastikan kesiapsiagaan, terutama setelah ada peringatan dini.”
Bencana Netral Alam
Kesiapan menghadapi bencana harus memiliki sistematis. Hal ini akan dapat meminimalisir segala dampak yang timbul dari bencana.
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No 5
Media, hal & jurnalis Suara Pembaruan, hal a13, 155 (05-022014)
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Judul / Topik Pengungsi Sinabung Tak Bermental Pengemis Para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) sangat menyesalkan sikap pemerintah, yang menuding pengungsi, terutama yang bermukim di luar radius 5 km dari lokasi Sinabung, malas dan tak mau pulang ke desanya karena ingin menikmati bantuan yang sangat memadai untuk para pengungsi. Tudingan seperti itu, bisa menimbulkan gejolak sosial. Tidak ada orang yang nyaman tinggal di pengungsian, tegas budayawan Sastroy Bangun kepada SP di Medan, Rabu (5/2).
Kepahlawanan
Isu
Tone Refleksi Pemberitaan
Bencana Netral Alam
Kondisi psikologis para pengungsi memerlukan suatu penyejuk yang diharapkan tidak memunculkan permasalahan lainnya diluar apa yang pengungsi alami.
Bencana Netral Alam
Perlu penanganan khusus untuk pengungsi, namun harus diiringi kenyamanan pengungsi yang sudah mulai merasakan depresi berada ditempat yang tidak biasanya.
Bencana Netral Alam
Serapan informasi ini dapat menjadi masukan dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang dialami para korban banjir.
Bencana Netral Alam
Kondisi seperti ini sangat penting diketahui untuk publik terkait kesiapan menanggulangi dan menghadapi bencana.
Menurutnya, sangat banyak persoalan yang dihadapi pengungsi saat akan kembali ke desanya, antara lain lahan pertanian yang rusak, rumah juga rusak, pendidikan buat anak-anaknya tak bisa berjalan dengan baik. Belum lagi masalah psikologis yang mengimpit warga karena trauma dengan bencana. Koordinator Pengungsi di Klasis GBKP Kabanjahe, Pendeta Agustinus Purba menyampaikan, banyak pengungsi mengalami depresi akibat bencana tersebut. Ini terlihat ketika pengungsi itu disapa, tetapi tidak menjawab. Sastroy Bangun, budayawan “Masyarakat Karo bukan bermental pengemis. Pengungsi justru kecewa terhadap pemerintah.” Agustinus Purba, Koordinator Pengungsi di Klasis GBKP Kabanjahe “Tatapan mereka kosong. Pengungsi sangat terpukul atas musibah tersebut.” 6
Harian Pelita, hal 15, ant/zis
Pengungsi Sukamakmur Bogor Mulai Alami Depresi Sejumlah warga Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang menjadi pengungsi longsor dan pergeseran tanah mulai mengeluhkan kesehatannya, bahkan beberapa adayang mengalami hipertensi hingga depresi. Pantauan Antara di Posko Kesehatan longsor dan pergerakan tanah di Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Senin malam, sebanyak 16 warga datang memeriksakan dirinya. Sebelumnya lanjut dr Yulia, salah satu warga yang datang berobat mengalami depresi karena memikirkan kondisi rumahnya dan tempat tinggalnya. Hampir sepekan lebih warga kampung Gombong, mengungsi karena kampung mereka dilanda longsor dan pergeseran tanah yang hampir setiap hari terjadi. Selain merusak rumah, sekolah dan tempat ibadah, juga merusak akses jalan sepanjang 400 meter sehingga akses warga antara kampung terputus. Sebanyak 66 rumah rusak berat hingga tidak bisa ditempati, 65 rusak sedang, dan 29 terancam. Total ada 138 bangunan dengan jumlah kepala keluarga yang mengungsi 160 atau 591 jiwa. Yulia Erma, petugas Puskesmas Sukamakmur “Ada tiga warga salah satunya manula hari ini berobat dan dia mengalami hipertensi. Saat ditanya apa punya gejala darah tinggi sebelumnya, pasien tersebut bilang tidak. Hanya sejak di pengungsian merasakan keluhan tersebut.” Mak Rum, Pengungsi “Kami kebingungan tinggal numpang di rumah orang lain beda rasanya tinggal di rumah sendiri.”
7
Koran Tempo, hal 26, Linda Hairani/ Praga Utama
Bolak-Balik, Mengungsi, Stres Menyerang Hujan deras datang tak pasti, banjir datang dan pergi. Para pengungsi pun diserang kegalauan karena harus bolak-balik mengungsi. Amir Syamsuddin, warga RT 04 RW 01 Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, mengaku sudah sempat kembali ke rumahnya untuk bersihbersih sejak banjir besar pada 13 Januari lalu. Menurut Amir, tempat penampungan yang dihuni sekitar 425 orang itu pernah kosong dari pengungsi. Namun air Kali Angke kembali meluap dan menggenangi permukiman penduduk dengan ketinggian 1-1,5 meter. Ali, Pengungsi “Saya mumet, tiap hari ngecek rumah, tapi air maslh saja tinggi.” Maman, Pengungsi “Saya sudah kehabisan uang, takutnya setelah surut keluarga tidak bisa makan.”
10
Harian Pelita, hal 16, isb
Stok Bantuan bagi Korban Bencana Masih Tersedia Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, menyatakan stock atau ketersediaan bahan pangan maupun bantuan bagi korban bencana saat ini masih cukup relatife aman untuk enam bulan kedepan. Hal tersebut disampaikan kepala pelaksana harian BPBD kabupaten Lebak, Kaprawi, kemarin. Ketersediaan bentuk barang bagi para korban diantaranya, kelengkapan bagi balita, paket sandang pangan, terpal pelastik pelindung, Kelengkapan dapur, selimut, handuk, sarimi dan beras. Kaprawi, Kepala Pelaksana harian BPBD Kabupaten Lebak “Semua kelengkapan, berada di Kantor BPBD, dan siap didistribusikan kalau memang dibutuhkan, termasuk penanganan darurat.”
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No Media, hal & jurnalis 8
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Judul / Topik
Kepahlawanan
Isu
Tone
Koran Tempo, hal 11, Jalan Soeharto, yang Mendukung dan Menolak Kepahla Netral Andri El Faruqi/ S wanan Inggih Soares Enam tahun sejak wafatnya Presiden kedua RI, Soeharto, hal ini masih terus menjadi polemik. Bukan hanya rencana penyematan gelar kepahlawanan yang terus diperdebatkan, tapi sejumlah daerah juga berdebat tentang layak-tidaknya nama Soeharto diabadikan sebagai nama jalan atau infrastruktur lain. Adalah Kota Padang, Sumatera Barat, salah satunya yang tengah menyiapkan nama jalan untuk Jenderal Besar TNI AD itu. WaIi Kota Padang Fauzi Bahar ngotot mengusulkan salah satu nama jalan itu di salah satu ruas jalan utama Kota Padang meski gagasannya menuai banyak kritik. Fauzi Bahar, WaIi Kota Padang “Banyak jasa Soeharto untuk negara ini. Jika tak ada Soeharto, listrik tak masuk ke rumah saya.”
Refleksi Pemberitaan Polemik seperti ini sudah mulai terbangun di publik, semua hanya bisa menjadi serapan informasi yang layak untuk mendapatkan pertimbangan.
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No Media, hal & jurnalis 9
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Kepahlawanan
Judul / Topik
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
Harian Pelita, hal 16,
Sentani Terdapat 1.500 Penyandang Disabilitas
Penyan Netral
Jumlah
djo
Penyandang disabilitas (cacat tubuh) di Kabupaten Jayapura, Papua, tercatat sebanyak 1.500
dang
penyandang
orang, kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten
Disabili
disabilitas
Jayapura Harold Monim kepada Antara di Sentani, Rabu (5/2). Menurut Harold, pencatatan
tas
tersebut perlu
yang dilakukan oleh pihaknya hingga saat ini belum selesai hingga tuntas, sehinga di perkirakan
pendampingan
di wilayah pembangunan III dan IV juga mencapai atau hampir sama dengan jumlah
dan
penyandang disabilitas di wilayah pembangunan I dan II yaitu sekitar 1.500 orang.
pembinaan bersama dari
Harold Monim, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Jayapura “Yayasan-yayasan peduli penyandang disabilitas ini juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anggota sehingga telah menjalin kerjasama yang baik dengan Dinas Sosial.”
seluruh pihak terkait yang ada.
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No
Media, hal & jurnalis
11
Media Indonesia, hal 12, RS/N-2
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Judul / Topik Anak Cacat karena Kemiskinan Kemiskinan membuat tujuh anak dari dua keluarga di Dusun Merta Sari, Desa
Isu
Kepahlawanan
Tone
Refleksi Pemberitaan
Kemiskin Netral
Kemiskinan masih menjadi
an
masalah bersama yang
Pemecutan Kaja, Kota Denpasar, mengalami cacat fisik. Kemarin, Gubernur Bali
harus dientaskan. Salah
Made Mangku Pastika mengunjungi dan menyerahkan sumbangan kepada
satunya berdampak pada
keluarga itu. Pasangan Ni Nyoman Sarmini dan Nyoman Darma memiliki 5 anak,
masalah kesehatan
4 di antaranya cacat fisik, sedangkan Ni Nengah Sumerti dan Nyoman Sadra
karena kurangnya asupan
dikaruniai 4 anak, 3 di antaranya mengalami kelumpuhan. Para buruh angkut di
makanan yang layak.
Pasar Badung itu tinggal di kontrakan bersama tujuh kepala keluarga lain yang
Langkah positif diambil
juga miskin.
oleh Gubernur Bali dengan
Made Mangku Pastika, Gubernur Bali “Untuk solusi awal dan sementara, saya akan memberikan bantuan dana Rp1 juta per bulan dan beras 50 kg dari kantong pribadi. Ke depan, mereka akan diurus secara benar dan profesional, dengan anggaran dari APBD.”
memberikan bantuan yang setidaknya dapat membantu meringankan keluarga pasangan Ni Nyorman Sarmini dan Nyoman Darma.
06 Februari 2014 Over View
Leading Media
Leading Isu
Penyandang Disabilitas
Kemiskinan
Beras Masyarakat
No Media, hal & jurnalis 12
Jurnal Nasional, hal 10, Rusman
Bencana Alam 1
Bencana Alam 2
Kepahlawanan
Judul / Topik 22.741 KK di Pekanbaru Dapat Subsidi Raskin Walikota Pekanbaru, Provinsi Riau, Firdaus mengharapkan program subsidi beras untuk masyarakat miskin di Pekanbaru tidak terlalu lama berjalan. Program tersebut akan dihentikan apabila masyarakatnya sudah sejahtera. Saat ini tercatat, Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima program Raskin di Pekanbaru ini sama dengan tahun lalu, yaitu sebanyak 22.741 kepala keluarga. Tetapi, jika masyarakat Pekanbaru sudah sejahtera, program tersebut tidak diperlukan lagi. Peluncuran yang dilaksanakan di Kantor Lurah Tuah Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru itu, dihadiri ratusan warga Pekanbaru, terutama ibu -ibu rumah tangga yang datang bersama anaknya yang masih balita. Firdaus, Walikota Pekanbaru, Provinsi Riau “Kalau kita sudah sejahtera, tentu program ini tak diperlukan lagi. Tapi saat ini ekonomi kita
Isu Beras
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Harus terbangun
Masyara
komitmen dan
kat
sosialisasi yang
Miskin
kuat bahwa Raskin
(Raskin)
di bagikan kepada masyarakat yang belum sejahtera. Ketika sudah dianggap sejahtera, maka Raskin sudah tidak dapat diberikan kembali.
A Syamsuddin Agung, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Riau-Kepri “Bulog akan mengganti jika kualitas raskin tak sesuai ketentuan."