.IKGL'l2043,lA (E.listKhusus)212-216 DilerhitkdndiJakur!u
JurnalKedokteran Gigi Universilas lndonesia ISSN0854,164X
OSTEOTOMILE FORT IDALAM BEDAH ORTHOGNATIK Zulkarnain A,M*, Abdul Latif*, Pradono*,Andri AnggraeniW**
*Staf Pengajar BagianBedahMulut ar BagianOnhodonti StafPengaj RumahSakitCiptoMangunkusumo ZulkarnainA.M, Abdul Latif, Pradono,Andri AnggraeniW. Osteoromr le Forr / dalamBedah Onhongatik JurnalKedokteran GigiUniversrtas Indonesia. 2001i10(EdisiKhusus):242-246
Abstract Le FortI osteolonl! is thesurgeDin the nraksilr sinriLar ro rhelilc fracture ofrhelofi I In thc o|lho!nilhlcs||1'lo|\.lf|]orllosteoh1r1)is1hch(slt]l)i(.1illhceo||c!li(nlo|.\el]el'|lli1llcIls|(l1litnl relatilel) easy and middle and sufficient to reposisiand nrakslla. For the open bite case anteriory and posreringin the patient could be performed. Le Fort I osreoromyin the posteriorand the reposirionedpart ofmaksila tolvard posurideso it could be occlud€d,llnctional and festoredin rhe intendedaesrheric Key words: Le fort I oneoiomyr orthognthicsurger): verlical dimension
Pendahuluan Seorang pasien wanita kaukasian usia l0 tahun dengan open ,r€ anterior sampai dcngan posterior kelainan rclasi dental dan skclclal, telah dilakukan perawatan onho dan bedah orthognatik. Peralvaan orthodilakukanselamal8 bulan dilanjutkan pembedahan tindakan orlhognatik dengan Le Fort I osteotonl untuk koreksi open bite anterior dan posteriorpada pasienini. Perawatanonho dilanjutkan setelah 8 minggu pasca tindakan peribedahan orthognatik. l. Fort I asteotoml,adalahrelatif mudah dan cukop menadai untuk reposisi maksilal Inaksila dapat di-gerakankesegalaarah tcnnrsukrotasi '' " Kldang kala perlu dilakukan tiDdakan Le Fort I o:teotonjl dikombinasi dengansegmentalosteotonr
TemuIimiahKPPIKGXIII
untuk rnengkoreksi.r,"vdtr,"c (lengkung)
Dapat dilakukaD segnrcntal osteottrn)t 2 bagian.3 bagianatau4 bagianpadakasuskasus tertentu. letapi ini sangat berkaitan denganbenanbahnyaresiko komplikasi: untuk mengatasi hal ini peraEatan onhodontik yane adekuat scbelumDla dapatdilakuk;n..Iri al
TinjauanPustaka Bedah onhognatik adalah salah satu alternatif perawatano(hodonti yang dipilih dalan nrelakukan perawatan lcrhadap penderita-penderita dcngan kelainantertentuyang tidak dapat dirarvat dergan cara-cara perawatan orthodonti konvensional.Dalam laporaDkasus ini
Zulkanain A.M, Ab.lut Lat{, Pradono,Antlri AnggrueniW.
akandibahasperawatanterhadappenderita dengandiagnosamaloklusikla-sI skeletal dengan open Dte anterior dan sebagian posteriordimanatidak mungkin dilalcrkan pemwatanorthodontikonvensional, untuk itu dipilih tebnik operasi Le Fort I Le Fofl I osteotonr)iadalah suatu tindakan pembedahandenganmemotong makslla dai Piiforn opertura kar..nndan kjJ]isarnpaimaksilarytuberoziq'karan d^n kiri. r_2.r_5,6,7 osteotomidapat: Carispotongan 1. Tinggi di Zlgonatic buttress rcgion dan akanmendapattulangyang cukup UnbJkfiksasrigld (ng l lixation) 2. Berbentukrt? untuk menghindari perubahanvertil(al tefiadap inclined plane 3. Be$entuk garis lunrs diatas dari ujung akar (apc9 gigi-gigi RA sctclah dipindahkan ukuran dari clrzrcal tracitrg (cephalomet c trucing) ke daerahopcrasi.r' ij'6't(Gambar1)
Setelah posisi tcrpotong (down ftacture position) palatinus ma)rus arleri dibebaskan dari tulangyangmenutupinya dcnganHajek's forceps.l' r'56?3' (Cambar 2)
Gambar2 Pergerakan maksila ke anterior dan superiorantara5-6 mm dan 8-9 mm tidak diperlukanbonegraft, danakanstabil hasil 6(Gambar3) fi ksasinya.rJJJ
Gambar3
T€mu Ilmiah K?PIKG l.]II
243
OsteotomiLe tsort I dalan Bedah Ofihognatik
Kawat fiksasi yang digunakan+ 0,4 mm stainless steel, dipasang paila opelluna piriformis dan pada regio zygomatic Dattress. Fiksasi rigid sekarangini lebih sering digunakaDjuga titanium mesh da'i Leibinger atatr Witburg karena leblh mudahdikerjakandan diadaptasi.'r'i16' Dilakukan penjahitan tansalar dengan vicryl bila rcposisi superior atau anterior dari maksila, untuk mencegahmelebamya alar, juga harus dijahit VY di bibir atas dan mencegah penipisan rmtuk pemendekaa dari bibir atas (r€duksi). '::.*.' i6ambar4)
Gambar4
Kasus Pasienwanita kaukasianumur 30 tahun, datang ke bagian ortho RSCM untuk memperbaikisusunangiginya. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan hubunganmharlg atas dan rahang bawa]r rclasi; maloklusi klas I open bite anterior sampai dengan posterior d€ntal dan skeletal. DipasangD/dcertahun2001. Dan pasien diberitahukan akan dioperasi orthognatik Ze Fort I oskotomy. Unlrk kelainannya. Dilakukan koreksi perhitungan/tracingpada sefalometd dan dibuat template,dari hasil perhitunganid model kedanya didapatkan gambaran bahwa RA bagian posterior dinaikan 3 mm sisi kanan dan 2 mm sisi kiri lebih tilggi daripada bagian anterior dan 244
keseluruhanRA posisi kls Imolar dengan RB untuk mendapat oklusi dan prcfil normal Sebelum operasi, terlebih dahulu pemedtsaal-pemeriksaan dilakukan penunjang seperti : laboratorium, alamh, udn, thorax foto serta pembuatan studi model. Hasil pem€riksaanlab dalambatas normal. Kemudianstudy modeldipasang paJlaatliculator galetti diatu sesuaioklusi yangdiharapkan setelahoperaii. Prematur adapada model diberi tanda. kontakyang Posisi pasien telentang di meja operasi dibawa.hanestesiumum dengan tehnik ,/?a.eo tracheal tube, ekstr^oftl dan intra oral disucihamakandengansolutto premature kontak betadine, lalu dibebaskan dengafl diamond bur whe€]. Dilakukan incisi dari P1 lciri ke mediar, pada ftee gingival, ditengah-tengahspma nasalis, arah pisau sejajartulang, dipakai tulang. menembus scalpelNo.I 0, langsung Insisi dari Pl kanan ke median sampai bertemu denganinsisi dari kfti. Dengan rasparatoriumyang tajam sampai tulang ditelusuri mulai Pl sampai,tuber maksila kiri dan kanan dan dikuakkan; rasparatoriummemisahkanlap sampat apertura. Mukosa hidung dilepaskm perlekatannyabagian dasar dan median raspamlorium. sampai dmgan masuk semuanya."" rasparatorium Dilakukan pengukuran bagian C mulai dari insisal_L 32 mm, ukur bagian Ml mulaiilari oklusal | 26 nrm. Karena maksilar platre kanan dar kiri asalnya berbedadenganjarak 2 mm (pada regio molar),padasisi kanan3 mm. Dibuat titik identifitasi ukwan tersebutdenganround bur Dibuat 3 garis tegak lunrs gans potongal denganfissule. Hubungkantitik M dan titik C kAi dan kanan dengan fissure bur (berbentuk gais). Ossilati S saw digunakan dari M1 kiri sampai aperh[a dengan petunjuk garis tersebut. Demikian juga sisi kanan, bertemu diapertura. Untuk memisahkan septum nasi diketuk chisel septum nasi yang mengamhke palatum,sampaike posterior (sesuailengkung palatum). Pemotorgan rongga sirus ke arah poste or kiri dan kanan dengan gergaji yaag lebih besar. Dengan chisel tuber dipuku I sampai lamina pterygoid teryisah denganmaksila kiri dan kanar. Denganraspamtodum + Temu Ilmiah KPPIKG )flI
Zulkdrnun A lll, Ab.lutLdtil Ptudono AndliAnAtraeniW
tulangrnaksila Dibantu chiscl.dipisahkan sehinggamaksila ditekan dengaDtangan Forceps tulairg aiek's te$ebas. Dengan paiati rs maius disekeliling foranrcrr dibebaskanagarJanganterJePrr' maksila sinus di Septun dihaluskan sesuar dengan pengurangan tinggi maksila.supayadapat digerakkan daerahmolar ke dcpan. Dengany'ds?r'di supa]a dikikis, temporal di rnaksilaOS bantuan Dengan bagiar distal bisa ke alas ktve s !'orcep:. maksiladigeserke depan 1 5 rrm. DicocokanPosisiYang baru sampai sesuai. Prosesus apert$a diratakan. Dibuat lubang pada daerah molar unluk sangkutankawat 0.:1.darr tulang pada apertura untuk memasang titaniun meshdengattscrcr 0.7 cln pada dilakukan sisi kiri dan kanan. Selanjutnya lic/r'/ 3r0 untuk dengan penjahitanlranslar d/d/ lnter Inencegah melebarn)a -iarak Juga untuk mencegah PeDlPIsao oan bibir atasdi j^l\i I/ y pldsties pemendekan FlaP mukosa sebanlak 3 jahitan. dcngaD diiahit dikenbalikan Jahitan c.rrrirour. Kemudiandi oclusikanRA dan RB, dicek bila masih ada Prenlature kJntdf: lalu Po.L throat dilcludflsn RA dan RB derrtsar Crfr"sa.rrnterrrrak'ila kawat fiksasi selama4 mrnggu Pd.ca bedah pasien Jirardl di itdl. larena I l ( . d i r n o n i r olfa n d a - l a n d\ d . l i p i r d a h k akne d a p a r k o n o i r ip a . r e n . t a h r l flr. r; lera$.rrarl ilan ulrlul diberikarl d pcra\alan drn pen!obalrrr 'elarrjLln) fa'nr . antibiolik.analgelik.anli inllar)rdsi a | l r i p r r e l r k db , l J p e rl J d a r r I n d k a r r . a i r . u | l l u k ' e l d n j u l n l ap a ' i e n Indkandn unluk nrdr h.rfl kelimadrpdl diprrldngkarr pd.'a bedalr ke-herubarldlan. Pad.rlrari pa.rendalangko||lrolpenama.dipefik5a: c r , l r n ! ' r a l r L U , : p e m h < r r g l a k a) ar rD P rudah Inefcdap.rlih iepenr semula lnlrd kawatfiksasi oral (l.O):oklusi diperiksa" luka dan jahitan dibersihkan Dilakukan i,.rrrtrolrrap mint'gJ. selelah '1 minggu dildkukan fontgen panorarrri. dat' cbephalometri. Fiksasi intermaksila dilepa'. drgantr ':engan ela'ri t ubbcr selama 2 minggu. Setelah ini pasien dikonsulkankcnrbali ke Bagian ortho perawatan selanlulrl)ajalrg uDtuk diperlukan sederhana.denganfiksasi p1rlr' dan rcrew akan diperoleh fiksasi )ang -r.rbil sena oklu\r. lung.r ddr perbailarr TemullmiahKPPIKGXIII
estetika )ang mernadai sesuai )ang dikehendaki:!!alaupuD dernikian lidak lertutup juga kernutlgkinan lerjadinya yailu pefdrmhNrr. komplikasi-lonrplikasi dumntum operasionernterobeknya aneri pala0IU\ Ina\u\. diatasi dengandirelan " ' " pemolongan tulang dengantarnpon.' tulang tidak ketebalan bila maksila. karena hilang dan banyak nemadai/ripis perrotongan. diatasi dengan transplaniasr tular)a dan filsa\i dengan P/a/.' ,r,rrl \-r€v-r:rs3! ir)feksi secarakeselurLlhaD tindakan dapat menyebabkao infeksi. dikontrol pemberian antibiotik tang a0eKual.
Kesimpulan pasienpra bedahdaDpada Persiapan maupunpascabedah waktu pembedahaD penting dilakukan sangat adalah pasien dilakukan bersanra Pcrawatan derrgan bagian ofthodonti dan bagian bedahmulut. Daftar Pustaka l L i n Tn g U . B e r d l . \ u r r n a l O t t h " d u n l r " Diaghasis and Treatmenl, Atnsleda ) , 9 9 3: 2 5 ' 2 8 V . U U n i v e r s i t yP r e s s 1 :. Hende[Son D. A Calau Atluls and Surgen Olthogtlatic Texhaak ol \ \ o l r e V c d r c d l P u blicdtion h e i d n d \ Ne Ltd. 1985 223-225.:36-237,246-?5i 3. Creebe RB et al. Surgical Ottholontic\ : Operctian Tethniqle ahrl lnslrunentioh A m ' r e - d r m .\ . l I n i ! e r s r D P r e \ \ . l c q j 63-81 4. Epker B.Ni Wolf ad LM. Dcnbl4.ial ')rthuJ"nti. \rtFiirt D. t. "r,rL , I Lrtc\t\4 tt LoLi'. Mo.D). lo80 )66281 5 Profit W.Rt White R P. ,S/ra,ctl U n h J - a t t ( T r ? r t n t n , S t . L o t r i sV o ' b ) l99l r248-263 b. K.rrini'hr R.V. lmpro!ed Makrrlar) Srabillt) With Modified Le Fort I lechnique. / .rJl \klrllu.rcrcl Srr(cl) 1983.4l:203-205 7. Moenning J.E €t al : Average Bloodloss and lhe Risk Of Requiring Perioperanve Blood lransfusion In 506 Orthognatrcs Surgical Procedures.I oral Mattllolacnl ,S/r.qet, 1995 5i:880-883 l.
145
Osteotomi Le Fon I dalam Beddh Orthagnalik
8. NewhouseR.F et al : Liie Threaienjng Hemorrhage From A L€ Fon I Osteotomy. .l Orul MaxillafucidlSuryer). 1 9 8 2 . 2l9l :7 - l l 9
146
F r a n c l sR . J o h n se t a l . C h a n g e sI n l ' a s i a l Movemenl After Maksilary osteotomies. I Otdl itt,r\illalacial Su/ge\. 1997.55 10.14-1048
Tenu IhniahKPPIKcXlll