OPTIMASI VARIASI KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PEMBUATAN ALKOHOL PADA BUAH MENGKUDU Fatma Muksin, Dr. Weny J.A Musa M.Si*, Julhim S. Tangio S.Pd, M.Pd** Jurusan Pendidikan Kimia F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Fatma Muksin, 2013.”Optimasi Variasi Kosentrasi Ragi dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Alkohol Dari Buah Mengkudu (Morinda citriafolia Linn). Jurusan Pendidikan Kimia; Dosen Pembimbing : Dr. Weny J.A Musa M. Si dan Julhim S. Tangio, S.Pd, M.Si. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui kadar alkohol dari variasi kosentrasi ragi (4, 6, 8, 10 gr dan 12 gr) dan waktu fermentasi (24, 28 dan 72 jam) dari buah mengkudu (Morinda citriafolia Linn). Dari hasil penelitian diperoleh suatu hasil yang menunjukkan bahwa pada hidrolisi buah mengkudu kadar glukosa yang dihasilkan dari buah mengkudu sebesar 6%. Kadar glukosa dapat difermentasi dan peroleh adanya alkohol. Secara umum dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh kondisi optimum untuk pembuatan alkohol yaitu pada penambahan ragi 10% dan waktu fermentasi 48 jam dengan kadar alkohol yang didapat pada kondisi yang terbaik adalah 7,52 %. Kata Kunci : Mengkudu, Hidrolisis, Fermentasi dan Alkohol Pada
umumnya
sebagai
kimia, alkohol adalah istilah yang
media untuk produksi alkohol secara
umum
komersial pada industri fermentasi
apapun
alkohol di Indonesia dipakai tetes
hidroksil (OH) yang terikat pada
tebu (molase) yang bisa didapatkan
atom karbon, yang ia sendiri terikat
secara luas dan murah. Dalam bidang
untuk yang
senyawa memiliki
organik gugus
pada atom hidrogen dan atau atom
digunakan. Bahan yang mengandung
karbon lainnya.
gula
Produksi
alkohol
dari
biomassa, telah dilakukan orang
biasanya
menggunakan
teknologi yang sederhana, demikian juga halnya bahan berpati
sekurang kurangnya sudah 2.000
Secara alami alkohol dapat
tahun. Dengan adanya kenderaan
terjadi pada buah-buahan yang sudah
mobil dalam skala komersial pada
masak seperti durian dan nangka.
akhir abad yang lampau, alkohol
Bahan baku umumnya berasal dari
digunakan pula sebagai bahan bakar.
tanaman pangan, seperti singkong,
Setelah
ubi jalar, tebu, jagung, mengkudu
banyaknya
ditemukan
sumber bahan bakar minyak, maka pengunaan
alkohol
berkurang.
dan lain-lain (Susilowati, 2011). Di
menjadi
Dengan meningkatnya
daerah
tanaman
Gorontalo,
mengkudu
banyak
harga bahan bakar minyak, maka
ditemukan di pekarangan rumah atau
alkohol menjadi penting lagi (Juwita,
di pingiran jalan raya. Sebagian
2012).
masyarakat
menjadikan
tanaman
melalui
mengkudu sebagai pembatas rumah
proses fermentasi yang dilakukan
(pagar rumah) dan tidak di sadari
oleh khamir. Fermentasi merupakan
bahwa selain dijadikan sebagai pagar
proses pemecahan karbohidrat dan
rumah, buah mengkudu juga dapat di
asam amino dalam keadaan anaerob.
manfaatkan
sebagai
bahan
baku
Polisakarida
pembuatan
alkohol
karena
buah
Alkohol
diperoleh
mula-mula
dipecah
menjadi unit-unit gula sederhana,
mengkudu mengandung karbokhidrat
kemudian glukosa dipecah menjadi
atau pati.
senyawa tergantung
yang
lebih
sederhana
dari
jenis
fermentasi
Menurut Utami
Rio
(2002)
(2009),
dalam
kandungan
(Fardiaz, 1989 dalam Triwisari dkk,
karbohidrat dalam buah mengkudu
2009 ).
cukup tinggi, yaitu 51,67 gram. Dalam
proses
fermentasi
Selain itu juga mengandung protein,
alkohol perlu pertimbangkan terlebih
vitamin,
dahulu
kandugan
bahan
baku
yang
akan
lemak kimia
dan
beberapa
lainnya.
Data
tersebut
menunjukan
kemungkinan sebagai
kandungan
dapat
bahan
karboidratnya
cukup
tinggi
dan
dimanfaatkan baku
dalam
pembuatan alkohol. Tabel 1. Komposisi kandungan nutrisi dalam 100 gr buah mengkudu Jenis nutrisi
Jumlah
Kalori (kal) Vitamin A (IU) Vitamin C (mg) Niasin (mg) Tiamin (mg) Besi (mg) Kalsium (mg) Natrium (mg)
167 395,83 175 2,5 0,70 9,17 325 335
Kalium (mg) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
1,12 0,75 1,50 51,67
(Rio, 2002 dalam Utami 209)
duanya adalah polimer dari glukosa, diatas
yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan
kandungan
sisanya amilopektin. Amilosa terdiri
karbohidrat dalam 100 gr buah
atas 250-300 unit D-glukosa yang
mengkudu tergolong besar. Hal ini
terikat
memungkinkan
glikosidik,
Dari menunjukan
Tabel bahwa
buah
mengkudu
dapat difermentasi menjadi alkohol. Polisakarida
ini
terdapat
dengan
merupakan
ikatan
jadi
α
1,4-
molekulnya
rantai
terbuka.
Amilopektin juga terdiri atas molekul
banyak di alam, yaitu pada sebagian
D-glukosa
besar tumbuhan. Amilum atau dalam
mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan
bahasa
pati
sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik.
terdapat pada umbi, daun, batang dan
Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini
biji-bijian. Amilum terdiri atas dua
menyebabkan terjadinya cabang,
macam polisakarida yang kedua-
sehingga molekul amilopektin
sehari-hari
disebut
yang
sebagian
besar
berbentuk
rantai
terbuka
dan
bercabang. Sebagian dari struktur amilosa di gambarkan di bawah ini.
Molekul amilopektin lebih
proses dekomposisi kimia dengan
besar
daripada
menggunakan air untuk memisahkan
karena
terdiri
molekul dari
amilosa
1.000
unit
ikatan
kimia
dari
substansinya.
glukosa. Butir-butir pati tidak larut
Hidrolisis pati merupakan proses
dalam air dingin tetapi apabila
pemecahan molekul amilum menjadi
suspensi dalam air panas, akan
bagian-bagian
terjadi suatu larutan koloid yang
lebih sederhana seperti dekstrin,
kental. Amilum dapat dihidrolisis
isomaltosa, maltosa dan glukosa.
sempurna asam
dengan sehingga
glukosa.
Hidrolisis
Hidrolisis
menghasilkan juga
dapat
amilase. Dalam ludah dan cairan dikeluarkan
yang
menggunakan
dilakukan dengan bantuan enzim
yang
penyusunnya
oleh
pankreas
terdapat
amilase
yang
bekerja
terhadap
amilum
yang
terdapat
dalam makanan. Oleh enzim amilse, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β maltosa. Adapun struktur glukosa dalam amilopektin dapat dilihat pada Gambar berikut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar alkohol dari variasi kosentrasi ragi dan waktu fermentasi dari buah mengkudu.
asam
dalam
akhirnya
suasana
menghasilkan
pemecahan glikosidik, berlangsung dalam tiga tahap. Dalam tahap pertama,
proton
yang
bertindak
sebagai katalisator asam berinteraksi cepat dengan oksigen glikosida yang menghubungkan dua unit glukosa (I), membentuk Langkah
asam ini
konjugat diikuti
(II).
dengan
pemecahan yang lambat dari ikatan C-O yang menghasilkan zat antara kation
karbonium
siklis
(III).
Selanjutnya kation karbonium mulai mengadisi molekul air dengan cepat, membentuk hasil akhir (glukosa) yang stabil dan melepaskan proton.
Hidrolisis Menurut Purba (2009) dalam Rahmayanti (2010), hidrolisis adalah
(Wijayanti, 2005 dalam Elmazia, 2009).
khamir yang terlibat, sehingga kadar
FERMENTASI Dalam arti luas, fementasi adalah proses pemecahan gula-gula sederhana (glukosa atau fruktosa) menjadi etanol dan CO2 dengan melibatkan enzim yang dihasilkan pada ragi agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi tergantung pada banyak sedikitnya penambahan khamir dalam bahan. Sekian banyak jumlah ragi yang diberikan semakin banyak jumlah
alkohol meningkat. Menurut Prescot dan Dunn (1981) dalam Rahim (2009), etanol dapat diproduksi dari gula melalui fermentasi pada kondisi tertentu. Sedangkan
pati
dan
karbohidrat
lainnya dapat dihidrolisa menjadi gula kemudian difermentasi untuk membentuk etanol yang merupakan nama kimia untuk alkohol dengan rumus kimia C2H5OH.
dapat
3) Jenis mikroba. Mikroorganisme
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
yang mampu menguraikan pati
Ada
atau
senyawa-senyawa
mempengaruhi antara lain adalah :
polisakarida
menjadi
1) Media. Pada umumnya bahan
adalah sejenis khamir, dan yang
Fermentasi
pun
alkohol
faktor-faktor
dasar
yang
yang
mengandung
senyawa
organik
glukosa
dan
terutama
alkohol
paling banyak digunakan yaitu Sacharomycese cerevisicese.
dapat
4) Nutrisi. Selain sumber karbon,
substrat
khamir juga memerlukan sumber
dalam proses fermentasi alkohol.
N, vitamin dan mineral dalam
digunakan
2) Suhu.
pati
sebagai
Suhu
pertumbuhannya.
optimun
bagi
khamir
dan
5) pH. PH substrat atau media
aktivitasnya adalah 25oC-30oC.
fermentasi merupakan salah satu
Suhu
faktor
pertumbuhan
memegang
peranan
yang
menentukan
penting, karena secara langsung
kehidupan khamir. Salah satu
dapat mempengaruhi aktivitas
sifat
khamir
tidak
pertumbuhan dapat berlangsung
akan mempengaruhi
dengan baik pada kondisi sedikit
langsung
dan
secara
kadar alkohol yang dihasilkan.
khamir
adalah
bahwa
asam. pH ideal untuk fermentasi alkohol adalah pH 4 − pH6
(Sarsono, 1998 dalam fatmawati,
pemurnian
2004).
minyak
Alkohol
adalah
kelompok
senyawa yang mengandung satu atau
pada suatu senyawa alkana. Alkohol dikenali
umumnya
dengan
R-OH.
rumus Alkohol
merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan RO atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Pemisahan distilasi
yang
dengan
cara
didasarkan
pada
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan distilasi
melibatkan
diferensial
dari
penguapan
suatu
campuran
cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan
dan
pengembunan.
Beberapa teknik distilasi lebih cocok pekerjaan-pekerjaan
preparatif industri.
di
laboratorium
Sebagai
contoh
yang dan adalah
pemisahan
menjadi
fraksi-
dengan pemisahan cara
penguapan. Destilasi Bertingkat (fraksionasi)
lebih gugus fungsi hidroksil (-OH)
untuk
bumi
fraksinya,
Alkohol
dapat
alkohol,
Fraksionasi
atau
distilasi
bertahap dengan fefluks merupakan suatu seri proses tahapan penguapan flash yang tersusun dalam suatu seri uap dan cairan dari setiap tahap mengalir secara bolak-balik ketahap berikutnya. mengalir
Cairan ke
suatu
tahap
tahap
dibawahnya,
sedangkan uap mengalir naik dari suatu tahap ke tahap di atasnya. Dalam setiap tahap aliran uap (V) dan
aliran
bercampur
cairan
(L)
dan
masuk, mencapai
kesetimbangan, kemudian mengalir meninggalkan kesetimbangan. Distilasi
bertingkat
adalah
pemisahan cairan volatil dari bahan yang non-volatil atau pemisahan dua kompenen atau lebih cairan dengan menggunakan prinsip perbedaan titik didih.
Perlakuan
distilasi hubungan
teoritis
bertingkat antara
komponen-komponen
untuk
memerlukan titik cairan
didih atau
tekanan uap campuran dan komposisi komponen dalam campuran.
dengan aquadest 1000 ml sehingga
METODE PENELITIAAN Penelitian ini akan dilakukan selama ± 4 bulan bertempat di Laboratorium Pendidikan
Kimia Kimia
FMIPA
Jurusan
dan
biologi
Universitas
Negeri
Gorontalo.
yang
Selanjutnya diatur pH 2,3 dengan menambahkan HCl sambil diaduk hingga
homogen.
Setelah
itu
dipanaskan selama 60 menit lalu disaring, kemudian didinginkan dan siap untuk difermentasi.
Alat Penelitian Alat
menjadi 20 % larutan mengkudu.
digunakan
pada
penelitian ini adalah erlenmeyer,
Analisis kadar glukosa dengan metode Luff-Schoorl
beaker gelas, pemanas, gelas ukur, Hasil
labu takar, selang, corong, pipet, kompor listrik, pendingin liebig, termometer, labu leher tiga, kertas saring, neraca analitik, pengaduk, satu set alat distilasi, kertas pH dan
buah
mengkudu diambil sebanyak 3 ml kemudian
diencerkan
dengan
aquadets sehingga 50 ml. Diambil 10 ml filtrat dan ditambahkan 10 ml larutan
alkoholmeter.
hidrolisis
luff
schoorl
dalam
erlenmeyer. Dibuat pula perlakuan
Bahan Penelitian
blangko yaitu 10 ml larutan luff Bahan yang digunakan dalam
schoorl dengan 25 ml aquadest.
penelitian ini adalah Buah mengkudu
Setelah itu ditambahkan beberapa
yang sudah matang. Adapun bahan
butir
lain yang digunakan seperti ragi roti,
dididihkan
aquadest, HCl 0.4 N, NaOH 1 N,
sesudah
KH2PO4.
cepat-cepat
Tahap Hidrolisis
ditambahkan 15 ml KI 30 % dan
Buah
mengkudu
batu
didih, diusahakan
mendidih.
kemudian, 2
menit
Selanjutnya
didinginkan
dan
dikupas,
dengan hati-hati ditambahkan 25 ml
dibersihkan, dipisahkan dari biji,
H2SO4 N. Kemudian dititrasi dengan
kemudian
natrium
diblender
sehingga
tiosulfat
sampai
warna
terbentuk bubur. Kemudian 200 gr
menjadii coklat muda, kemudian
bubur buah mengkudu dilarutkan
diberi
indikator
amilum
sampai
berubah warna lalu dititrasi kembali
alkoholmeter
sampai
langkah berikut :
larutan
menjadi
jernih.
Indikator Pati : Pati (± sendok) dilarutkan kemudian
dalam
100
dididihkan
ml
air
setelah
itu
didinginkan.
a. Menstandarisasi
langkah-
etanol
sandar
dengan kadar 96% b. Etanol hasil fermentasi dimasukan kedalam gelas ukur
Fermentasi menjadi alkohol Hasil hidrolisis dimasukan kedalam
dengan
erlenmeyer
dan
di
tambahkan 5 gram KH2PO4 dan di buat pH 4,5 dengan penambahan
c. Alkoholmeter dimasukan kedalam gelas ukur kemudian dibiarkan selama 5-10 menit. Distilasi (Distilasi Bertingkat)
NaOH 1 N, disterilkan dengan
Hasil fermentasi dimasukan
autoclave pada suhu 120 ͦ C. Setelah
kedalam labu alas bulat. Untuk
dingin
mendapatkan etanol murni dilakukan
dimasukan
Saccharomyces dikocok,
stater
cerevisiae
kemudian
dan
difermentasi
dengan
cara memisahkan
etanol
dengan senyawa lain yang terjadi
selang waktu yang ditentukan.
selama
Catatan : Penambahan ragi dalam
berlangsung. Tahap-tahap distilasi
berbagai variasi kosentrasi 4 gr, 6 gr,
bertingkat
8 gr, 10 gr
dilakukan distilasi tingkat pertama
dan 12 gr dan waktu
proses
suhu
fermentasi
yaitu, terlebih dahulu 100oC.
fermentasi 24 jam, 48 jam, 72 jam.
pada
Kadar Alkohol Menggunakan
destilasi tahap kedua destilat 78 0C
Alkoholmeter
untuk memperoleh etanol murni.
Selajutnya
Untuk menguji kadar etanol yang
dihasilkan
dugunakan
alat
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa yang dihasilkan dari buah mengkudu sebesar 6% sedangkan kadar pati yaitu 5,4%.
Kadar pati yang diperoleh dari konversi kadar glukosa 6% dengan menggunakan rumus bahwa kadar kadar pati sama dengan 90% kadar glukosa.
Tabel 4. Kadar alkohol yang dihasilkan dengan penambahan ragi dan waktu fermentasi yanng berbeda Waktu fermentasi (jam)
Volume ragi (%) 4 6 8 10 12 4 6 8 10 12 4 6 8 10 12
24
48
72
Berdasarkan Perbandingan
pada
waktu
Tabel
4
fermentasi,
dan
Kadar alkohol (%) 3.23 4.30 5.37 6.45 4.30 5.37 6.45 6.45 7.52 4.84 2.68 4.30 4.84 5.37 2.15
menurun
pada
penambahan
kosentasi ragi 12 gr dengan kadar
volume ragi dan kadar alkohol diatas
alkohol
menunjukkan bahwa pada waktu 24
waktu 72 jam kadar alkohol tinggi
jam diperoleh kadar alkohol yang
5,37% pada kosentasi ragi 10 gr dan
paling
dengan
menurun pada kosentrasi ragi 12 gr
kosentrasi ragi 10 gr dan menurun
sebesar 2,15%. Untuk lebih jelasnya
pada kosentrasi ragi 12 gr dengan
dapat
kadar alkohol 4,30%. Pada waktu 48
pertumbuhan mikroba dari proses
jam diperoleh kadar alkohol tinggi
fermentasi.
tinggi
6,45%
7,52% dengan kosentasi ragi 10 gr
4,84%
dilihat
sedangkan
melalui
pada
grafik
8 Kadar Alkohol (%)
7 6 5
24 jam
4
48 jam
3 72 jam
2 1 0 0
5
10
15
Volume Ragi (gr)
Gambar 6. Grafik volume ragi terhadap kadar alkohol
Jumlah
mikroba
yang
kadar
alkohol
yang
dihasilkan
terdapat di dalam media fermentasi
semakin
tinggi.
Dimana
kadar
sangat berpengaruh terhadap kadar
alkohol
tertinggi
diperoleh
pada
alkohol yang dihasilkan. Dimana
penambahan volume ragi 10 gr
semakin
dengan waktu fermentasi 48 jam
banyak
mikroba
yang
ditambahkan maka kadar alkohol
yaitu
yang dihasilkan juga akan semakin
terlihat pada Tabel 4. Hal ini
bertambah.
dikarenakan
Hal
ini
disebabkan
7,52%
yang
selengkapnya
adanya
karena mikroba yang menguraikan
mikroba
glukosa menjadi alkohol semakin
mengubah glukosa menjadi alkohol.
bertambah.
dasarnya
Sedangkan kadar alkohol terendah
penambahan ragi yang berbeda pada
diperoleh pada penambahan ragi 4 gr
proses fermentasi untuk setiap bahan
dengan waktu fermentasi 72 jam
juga
besar
yaitu 2,68%. Hal ini dikarenakan
yang
jumlah mikroba yang mengubah
Pada
akan
terhadap
berpengaruh
kadar
alkohol
dihasilkan. Dari
glukosa Gambar
6
yang
aktivitas
menjadi
optimal
dalam
alkohol
terlalu
dapat
sedikit dan mikroba masih berada
diilustrasikan bahwa semakin banyak
pada fase adaptasi serta mikroba
jumlah ragi yang ditambahkan maka
belum
mampu
untuk
memecah
glukosa secara optimal sehingga
jumlah mikroba yang ada sehingga sehing
kadar alkohol yang dihasilkan masih
mikroba lebih cepat memasuki fase
terlalu rendah. Pada penambahan
kematian sebelum secara optimal dapat
volume ragi 12 gr dengan waktu
mengubah glukosa menjadi alkohol
fermentasi 72 jam kadar alkohol
akibatnya kadar alkohol yang dihasilkan
yang diperoleh menurun yaitu 2,15%
menurun.
Berdasarkan Tabel 4, grafik
dibandingkan dengan penambahan volume ragi 12 gr fermentasi
48
dengan waktu
jam.
Hal
ini
volume ragi terhadap kadar alkohol dapat
dilihat
pada
disebabkan jumlah nutrisi selama
Historgam
fermentasi tidak sebanding dengan
terhadap kadar alkohol.
Gambar
waktu
7.
fermentasi
8
Kadar Alkohol (%)
7 6
Ragi 4 gr
5
Ragi 6 gr
4
Ragi 8 gr
3
Ragi 10 gr
2
Ragi 12 gr
1 0 24 jam
48 jam 72 jam Waktu Fermentasi (jam)
Gambar 7.. Histogram waktu fermentasi terhadap kadar alkohol
Ketika semakin
waktu
lama
fermentasi
maka
akan
berhubungan jumlah
dengan
glukosa
penurunan
dimana
memberikan kesempatan lebih lama
berfungsi
juga
mikroba selama proses fermentasi f
kepada epada
menguraikan alkohol
mikroba glukosa
sehingga
untuk menjadi
memungkinkan
sebagai
glukosa
Dari Gambar 7 di atas dapat diilustrasikan
tinggi.
bertambahnya
ini
tentunya
juga
bagi
berlangsung.
untuk diperoleh kadar alkohol yang Hal
nutrisi
bahwa waktu
dengan fermentasi
maka kadar alkohol yang dihasilkan
alkohol akibatnya kadar alkohol yang
juga semakin bertambah. Dimana
dihasilkan semakin menurun. Jadi, kadar alkohol optimum
kadar bioetanol paling kecil terjadi pada fermentasi 24 jam dengan
yang
penambahan volume ragi 4 gr yaitu
variasi kosentrasi ragi dan waktu
2,32% yang selengkapnya dapat
fermentasi yakni 7,52% terdapat
dilihat Tabel 2. Hal ini dikarenakan
pada variasi ragi 10 gr dan waktu
mikroba berada pada fase adaptasi
fermentasi 48 jam.
dan aktivitas mikroba juga belum
KESIMPULAN
optimal untuk menguraikan glukosa menjadi
alkohol.
Sedangkan
fermentasi
pada waktu
48
jam
dengan penambahan volume ragi 10 gr dihasilkan kadar alkohol paling tinggi yaitu 7,52%. Pada waktu 48 jam inilah mikroba berada pada fase eksponensial
dan
waktu
paling
optimum bagi mikroba untuk dapat menguraikan
glukosa
menjadi
12 gr dihasilkan kadar alkohol yaitu 2,15%. Pada waktu fermentasi 72 jam, mikroba telah memasuki fase kematian yang dapat dilihat adanya serbuk
putih
fermentasi.
di
Fase
atas
larutan
kematian
ini
disebabkan karena penurunan jumlah nutrisi
sehingga
mikroba
tidak
mampu mengubah glukosa menjadi
dari
fermentasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa daging buah mengkudu dapat diolah
menjadi
proses
alkohol
melalui
fermentasi, dengan kadar
alkohol optimum yang diperoleh 7,52% pada waktu fermentasi 48 jam dari kosentrasi ragi 10 gr. SARAN
alkoholl. Pada fermentasi waktu 72 jam dengan penambahan volume ragi
dihasilkan
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menyarankan
agar
peneliti
selanjutnya dapat memilih kosentasi ragi dan waktu fermentasi yang baik untuk dapat kadar alkohol yang lebih tinggi.
cara fermentasi. Gorontalo ;
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Mengkudu. PDF (online) diakses 2 mei 2013 http://www.google.co.id/sear ch?hl=id&source=hp&q=men gkudu.pdf&gbv=2&oq=meng kudu&gs_l=heirloomhp.1.5.0l10.12039.13747.0.21 490.8.8.0.0.0.0.1069.2968.3j2 j0j1j72.8.0...0.0...1ac.1.12.heirloom -hp.7Odnzd4pwJg
http://www.google.co.id/sear ch?q=definisi+alkohol.+pdf& hl=id&gbv=2&nfpr=&spell= 1&sa=X&ei=9JTwUbTWCsr irAf23IHQBg&ved=0CBcQv wU Elmazia, 2009. Pengaruh Dua Jenis Biji
Alpukat terhadap kandungan sirup glukosa melalui proses hidrolisis dengan HCl 3%. Medan : Universitas Sumatra Utara Fatmawati. 2004. Pemanfaatan kulit pisang
kepok
Kimia Organik jilid 1 Edisi Ketiga. Penerbit : Erlangga Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik jilid 2 Edisi Ketiga. Penerbit : Erlangga Juwita, Ratna. 2012. Studi Produksi Alkohol Dari Tetes Tebu (Saccharum Officinarum
L)
Selama
Universitas Hasanudin
(Online)Diakses 25 juli 2013
Dalam
Fessenden dan Fessenden. 1982.
Proses Fermentasi. Makasar :
Anonim, 2013. Alkohol.
Polisakarida
UNG
untuk
pembuatan alkohol dengan
Lukum, Astin. 2006. Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Jurusan pendidikan
kimia
FMIPA.
Gorontalo; UNG Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia.
Penerbit
:
Universitas Indonesia Rahmayanti, Dian. 2010. Pemodelan dan optimasi hidrolisa pati glukosa
dengan
metode
artificial
neural
network-
genetic algorithm (ann-ga). Semarang:Universitas Diponegoro (Online) (http://eprints.undip.ac.id/185 40/1/SKRIPSI.pdf Diakses 5 maret 2012)
Rahim. 2009. Produksi etanol oleh Saccharomyces
cerevisiae
memproduksi
etanol
oleh
saccharomyces
sereviisiae.
var. Ellipsoideus
Skripsi.
:
Dari Sirup Dekstrin Pati
pertanian
Sagu
.Diakses 2 mei 2013
(Metroxylon
sp.)
Bogor Bogor
Institut (online)
Menggunakan Metode aerasi
http://www.google.co.id/url?
penuh dan aerasi dihentikan.
q=http://repository.ipb.ac.id/b
Bogor : Institut pertanian
itstream/handle/123456789/1
Bogor
7537/F01HRS.pdf%3Fsequen
Retno dan Nuri.2011. Pembuatan
ce%3D1&sa=U&ei=BNCBU
Bioetanol Dari Kulit Pisang.
cu2JIPtrAfM9YC4CQ&ved=
Jurnal teknik kimia FTI UPN
0CB0QFjAB&usg=AFQjCN
“Veteran”
Gzx9LZYOzGEtC7ss6H_SC
:
Yogyakarta
(Online)
Fm9Aakg
Diakses 23 Desember 2011
Suparno. 1995. Kajian pemisahan
http://repository.upnyk.ac.id/
campuran
352/1/Pembuatan_Bioetanol
etanol
dari_Kulit_Pisang.pdf.
dengan distilasi bertingkat.
Septoniri Ragil, 2008. Perbedaan Kadar Glukosa Pada Onggok
aseton-butanolhasil
fermentasi
Bogor ; IPB Triwisari, Ulfana dan Diptasari.
yang Dihidrolisis
2009. Potensi limbah industri
dengan Asam Klorida, Asama
rumput laut sebagai bahan
Sulfat dan Asam Oksalat.
Baku alternatif pembuatan
Diakses tangal 20 juli
bioetanol
2013http://digilib.unimus.ac.i
Institut
d/files/disk1/107/jtptunimus-
(online) diakses 14 februari
gdl-ragilsepto-5315-2-
2012
bab2.pdf
http://repository.ipb.ac.id/bits
Sijabat. 2001. Pemanfaatan air
di
indonesia.
Pertanian
Bogor
tream/handle/123456789/199
kelapa sebagai media dasar
64/PKM-GT-09-IPB-DWI-
perumbuhan
Potensi-Limbah-
unutk
Industri...pdf?sequence=2 Susilowati, 2011. Pemanfaatan tongkol
jagung
sebagai
Dari Buah Mengkudu. Jurnal vol 4 No. 1 J urusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
bahan baku bioetanol
Industri UPN “veteran” Jawa
dengan
proses
Timur
H2SO4
dan
hirolisis fermentasi
Zulfikar, 2010. Sifat-sifat Alkohol.
saccharomyces cereviceae
(online) diakses 31 juli 2013
Semarang;
http://www.chem-is-
Universiras
Diponegoro (Online).
try.org/materi_kimia/kimia-
Diakes 14 februari 2012
kesehatan/senyawa-
http://eprints.undip.ac.id/321
hidrokarbon/sifat-sifat-
50/1/SUSILOWATI.pdf
alkohol/
Utami. 2009 . Pembuatan Etanol